DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Ke
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT)
BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Kelas V SDN Kadumerak 5 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
p
Oleh Ema Nurliany
1101536
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
KAMPUS SERANG
2015
(2)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS
COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER
(NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA
(LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
(Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Kelas V SDN Kadumerak 5 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang)
Oleh
Ema Nurliany
Sebuah Skripsi yang Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar
©Ema Nurliany 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
Juni 2015
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
(3)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
(4)
iv
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Peneitian ini dilatarbelakangi oleh kenyataan lapangan yang menunjukan bahwa dalam proses pembelajaan ditemukan beberapa permasalahan. Kurangnya mempersiapkan rancangan pembelajaran yang dipersiapkan oleh guru menyebabkan siswa kurang memahami konsep dalam pembelajaran IPA. Akibatnya hasil belajar siswa di bawah KKM yang ditentukan. Selain itu pemilihan buku teks yang digunakan untuk siswa belajar dikelas kurang tepat. Ada beberapa kekurangan yang terdapat dalanm buku yang akan menyebabkan siswa mengalami konflik kognitif bahkan akan mengalami kesulitan belajar. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1) Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan analisis buku teks pada materi sifat-sifata cahaya. 2) Mendeskripsikan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi sifat-sifat cahaya berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. 3) Menengkatkan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran model Cooperative Learning Tipe
Number Head Together (NHT). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah metode penelitian PTK yang mengimplementasikan metode penelitian Didactical
Design Research (DDR). Penelitian ini menggunakan 2 siklus dimana setiap siklusnya terdiri
dari rencana, tindakan, observasi, dan refleksi yang bertujuan untuk memperbaiki proses dan hasil pembelajaran yang kurang maksimal. Instrumen penelitian ini menggunakan observasi dan tes. Hasil penelitian yang telah dilakukan bahwa nilai rata-rata hasil hasil belajar siswa pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 60,5 dan presentase 40% dan pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 82 dan presentase 100%. Dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran sifat-sifat cahaya berbasis Cooperative Learning tipe Number Head Together (NHT) berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) kelas v semester 2 mengalami peningkatan pada tiap siklusnya.
Kata Kunci : Desain Pembelajaran, Sifat-Sifat Cahaya, Cooperative Learning Tipe Number
(5)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Learning Design Qualities of Light-Based Cooperative Learning Type Number Head Together (NHT) Based Analysis of Student Learning Difficulties (Learning Obstacle) Class V Semester 2
Abstract
This study was made from observations show that in the process of pembelajaan found several problems. Lack of preparing a draft study prepared by the teachers lead the students do not understand the concept in science learning. As a result of student learning outcomes under specified KKM. Besides the selection of textbooks used for student learning in class is less precise. There are some drawbacks that are dalanm book that will cause students to experience cognitive conflict will even have difficulty learning. The purpose of this study were: 1) to analyze students' learning difficulties based on the analysis of textbooks on the material properties of light. 2) Describe the instructional design and implementation on the material properties of the light based on the analysis of students' learning difficulties. 3) Menengkatkan student learning outcomes in the implementation of cooperative learning instructional design model of Type of Number Head Together (NHT). The method used in this study is a research method that implements PTK didactical research methods Design Research (DDR). This study uses two cycles where each cycle consists of planning, action, observation, and reflection that aims to improve the process and learning outcomes are less than the maximum. The instrument of this study using observation and tests. Results of the research that has been done that the average value of the results of student learning outcomes in cycle 1 students' average score was 60.5 and the percentage of 40% and the second cycle of the average value and the percentage of students reached 82 100%. It can be concluded that the design of learning the properties of light-based Cooperative Learning type Number Head Together (NHT) is based on the analysis of students' learning difficulties (learning obstacle) v class 2nd semester increased in each cycle.
Keywords: Learning scheme would, Qualities of Light, Student Difficulty in learning (Learning Obstacle).
(6)
v
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………....i
KATA PERSEMBAHAN………...……iii
ABSTRAK……….……iv
DAFTAR ISI………...v
DAFTAR TABEL……….…...vii
DAFTAR GAMBAR………..….. x
DAFTAR BAGAN………... xii
DAFTAR GRAFIK………...xiii
DAFTAR LAMPIRAN………...…xiv
BAB 1 PENDAHULUAN……….……....1
A. Latar Belakang Masalah………...1
B. Rumusan Masalah Penelitian………....3
C. Tujuan Penelitian………...3
D. Manfaat Penelitian………..…...4
E. Definisi Operasional……….……5
BAB II RANCANGAN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA A. KajianTeoritis………..……...8
1. Hakikat Pembelajaran IPA di SekolahDasar………..……...8
2. Didactical Design Research (DDR)………10
3. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) ………..12
(7)
vi
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4. MateriSifat-Sifat Cahaya….………...13
B. KajianHasilPenelitian………...16
C. Kerangka Berfikir………...………...18
D. Hipotesis Tindakan………...19
BAB III METODE PENELITIAN……….20
A. Metode Penelitian………...………20
B. Prosedur Penelitian………..23
C. Prosedur Tindakan………...26
D. Teknik Pengumpulan Data………...30
E. Analisis Data………39
F. Subjek dan Lokasi Penelitian……….………..41
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN………42
A. Persiapan Penelitian………...42
B. Pelaksanaan Penelitian………...42
1. PraSiklus………42
2. Siklus 1………...47
3. Siklus II………...68
C. Rekapitulasi Hasil Penelitian………....87
D. Pembahasan Hasil Penelitian………....99
E. Jawaban Hipotesis Tindakan………97
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN………... 105
A. Simpulan………...105
B. Saran ………...106 DAFTAR PUSTAKA
(8)
vii
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Hal 1. Tabel 3.1 Siklus PTK yang Menerapkan DDR………….………...24
2. Tabel 3.2 Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran
Cooperative Learning
Tipe Number Head Together (NHT)………...….……....31 3. Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Materi Sifat-Sifat Cahaya………...34 4. Tabel 4.1 Hasil Belajar Siswa Pada Prasiklus………...45 5. Tabel 4.2 Standar Kompetensi dan Kompetensi
Dasar IPA KelasV Semester II
Materi sifat-sifat cahaya………..…………...46 6. Tabel 4.3 Prediksi Resspon Siswa Mempelajari
Sifat-Sifat Cahaya Pada
Siklus I……….50 7. Tabel 4.4 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Respon Siswa
pada Saat Percobaan Cahaya
Merambat Lurus……….……….….………...61 8. Tabel 4.5 Hasil Pengamatan Guru Terhadap
Respon Siswa pada Saat Percobaan Cahaya
Menembus Benda Bening………...………...62 9. Tabel 4.6 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Respon
Siswa pada Saat Percobaan Pemantulan Cahaya………......63 10.Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Materi
Sifat-sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
(9)
viii
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada Siklus I...47
11. Tabel 4.8 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Materi Sifat Cahaya Merambat Lurus, Cahaya Menembus Benda Bening dan Cahaya
dapat Dipantulkan Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head
Together (NHT) pada Siklus I.……….…………....67 12. Tabel 4.9 Hasil Analisis Prediksi Respon Siswa,
Respon Ketika Siswa Melakukan Percobaan
dan Antisipasi Didaktis Guru………..69 13.Tabel 4.10 Prediksi Respon Siswa Mempelajari Sifat-Sifat
Cahaya pada Siklus II……….………....………74 14.Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Guru Terhadap
Respon Siswa pada Saat Percobaan
Pembiasan Cahaya………..………..………..83 15.Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Respon Siswa
pada Saat percobaan Pembuktian Perpaduan Beberapa Warna Cahaya Menjadi Cahaya
Putih pada Cakram Warna….……….………....84 16. Tabel 4.14 Hasil Observasi Aktivitas Guru pada Materi
Sifat-sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Number Head Together (NHT)
pada Siklus II………...………..…….87 17. Tabel 4.15 Hasil Tes Belajar Siswa Pada Materi
Sifat Cahaya dapat Dibiaskan dan Cahaya Putih Terdiri dari Beberapa Warna Melalui Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
(10)
ix
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Number Head Together (NHT)
pada Siklus I………..………..……....90 18.Tabel 4.16 Hasil Pengamatan Guru Terhadap Respon
Siswa pada Saat Percobaan ………...….92 19.Tabel 4.17 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Guru pada
Pembelajaran Berbasis Pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Number Head Together
(NHT) padaSiklus 1 dan Siklus II……….94 20.Tabel 4.18 Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa Pada Materi
Sifat-Sifat Cahaya dengan Menerapkan
Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Number Head Together (NHT) Dari Siklus 1
(11)
x
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Hal 1. Gambar 2.1 Segitiga Didaktis Kansanen yang Sudah dimodifikasi…. …..11 2. Gambar 3.1 Segitiga Didaktis Kansanen yang sudah dimodifikasi…...22 3. Gambar 4.1 Repesonalisasi Terhadap Buku Teks Kelas V
Semester 2 pada Materi Sifat-Sifat Cahaya (Cahaya Merambat Lurus
Halaman 162-163)………...43
4. Gambar 4.2 Repesonalisasi Terhadap Buku Teks Kelas V Semester 2 pada Materi Sifat-Sifat Cahaya
(Cahaya Dapat Dipantulkan Halaman 165)………...…………...44 5. Gambar 4.3 Peta Konsep Materi Ajar Sifat-Sifat Cahaya………….……..47 6. Gambar 4.4 Chapter Design pembelajaran sifat-sifat cahaya
pada siklus I……….48
7. Gambar 4.5 Lesson Design Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya
pada Siklus 1………..…...49
8. Gambar 4.6 Guru Sedang Melakukan Kegiatan Apersepsi pada Materi Sifat-Sifat Cahaya dengan
Mengarahkan Cahaya Senter
Ke Papan Tulis………..………...52 9. Gambar 4.7 Siswa Dibagi Ke Dalam Beberapa Kelompok
Heterogen………...54
10. Gambar 4.8 Siswa Sedang Melakukan Diskusi Kelompok Tentang Percobaan Sifat Cahaya
dapat Merambat Lurus………...54 11. Gambar 4.9 Guru mengarahkan dan Membimbing Jalannya
Percobaan yang Dilakkan Siswa Tentang
(12)
xi
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
12. Gambar 4.10 Siswa Sedang Membedakan Antara
Benda Bening dan Benda Gelap……….………..56 13.Gambar 4.11 Siswa Melakukan Pengamatan Sifat Bayangan
Benda yang Dipantulkan dari Cermin Data…….……...58 14.Gambar 4.12 Siswa Melakukan Pengamatan Sifat Bayangan
Benda yang Dipantulkan Dari Sendok
Makan pada Bagian Cekung dan Cembung………58 15.Gambar 4.13 Siswa yang Dipanggil Berdasarkan
Nomor Kepala Mempresentasikan Hasil
Jawaban Kelompok………......59 16.Gambar 4.14 Guru Menanggapi Hasil Jawaban Siswa………...60 17.Gambar 4.15 Capter Design Siklus II………..……….72 18.Gambar 4.16 Leasson Design Pembelajaran Sifat-Sifat
Cahaya pada Siklus 1I……….73
19.Gambar 4.17 Siswa Mengamati Peristiwa Pembiasan
Di Kehidupan Sehari-Hari………..76 20.Gambar 4.18 Siswa Sedang Melakukan Percobaan
Di Luar Kelas Mengenai Peristiwa Pembentukan Pelangi dengan Bantuan
Sinar Matahari……….78 21.Gambar 4.19 Siswa Sedang Melakukan Percobaan
Di Dalam Kelas Mengenai Peristiwa
Pembentukan Pelangi dengan Bantuan Senter HP…………79 22.Gambar 4.20 Guru Bersama Siswa Mengamati Gelembung
Sabun Terdiri dari Beberapa……….……...80 23.Gambar 4.21 Setiap Kelompok Melakukan Percobaan
Tentang Konsep Perpaduan Beberapa Warna Cahaya Menjadi Cahaya Putih pada
(13)
xii
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
24.Gambar 4.22 Siswa Mempresentasikan Jawaban Hasil
(14)
xiii
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR BAGAN
Hal 1. Bagan 2.1 Peta Konsep Materi Sifat-Sifat Cahaya……...…….……..……13 2. Bagan 3.1 Modifikasi alur siklus PTK Model Kemmis
dan McTaggart dengan Penerapan DDR………...25 3. Bagan 3.2 Modifikasi Alur Siklus PTK Model
Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja, Dkk) dengan Penerapan DDR dalam Pembelajaran sifat-sifat cahaya
dengan Menggunakan Model Pembelajaran
(15)
xiv
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GRAFIK
Hal 1. Grafik 4.3 Presentase Rekapitulasi Hasil Observasi
Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT)
pada Mater Sifat-Sifat Cahaya dari Siklus 1
Sampai Siklus II………...…………. …..96 2. Grafik 4.4 Presentase Rekapitulasi Hasil Observasi
Penerapan Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT)
pada Materi Gerak Benda
(16)
xv
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
1. Foto-foto kegiatan Pra Siklus-Siklus II
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus 1-Siklus II 3. Hasil Kerja Siswa Siklus 1-Siklus II
4. Hasil Tes Belajar Siswa Siklus 1-Siklus II 5. Kunci Jawaban
6. Jawaban Siswa
7. Lembar Kerja Siswa Siklus 1-Siklus II 8. Kunci Jawaban LKS
9. Surat Pengangkatan Pembimbing Penulisan Tugas Akhir/Skripsi 10.Surat Permohonan Izin Mengadakan Studi Lapangan/Observasi 11.Surat Keterangan Penelitian Dari SD Negeri Kadumerak 5
(17)
1
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Penelitian
Pendidikan merupakan suatu upaya untuk membentuk sumber daya manusia (SDM) yang memiliki kemampuan, berbudi pekerti luhur dan berkualitas.“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa” (Sagala, 2012, hlm.11).
“Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan” (Mulyasa, 2011, hlm. 110). Pendidikan IPA di sekolah dasar sangatlah penting untuk dipelajari oleh siswa karena dengan belajar IPA diharapkan generasi bangsa akan terbiasa dengan proses kemampuan untuk menemukan sendiri informasi pengetahuan, dapat menemukan solusi pemecahan masalah dan membangun sendiri pemahaman dari konsep yang dipelajarinya.
Dalam proses belajar siswa sudah memiliki pengetahuan awal yang dibangun dari pengalaman anak dan dari kepercayaan anak terhadap kebenaran konsep awal yang diterimanya. Dalam Proses pembelajaran guru sebaiknya tidak lagi semata-mata sebagai sumber utama yang memberikan pengetahun, namun siswa lah yang aktif dan menjadi fokus utama dalam pembelajaran yang mampu membangun sendiri pemahaman dan konsep-konsep dalam belajar baik secara individu ataupun berkelompok. Untuk menciptakan proses pembelajaran yang berpusat pada siswa dan melatih kerjasama dalam kelompok belajar maka model pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) cocok untuk dijadikan model pembelajaran. “Model pembelajaran ini melatih siswa untuk bisa memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat” (Huda, 2014, hlm.203).
(18)
2
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Selain model pembelajaran suatu desain pembelajaran menjadi salah satu yang menentukan keberhasilan siswa dalam belajar. Dalam membuat desain pembelajaran diperlukan rancangan yang bagus sesuai kebutuhan belajar siswa dan desain pembelajaran yang baik tersebut diharapkan dapat menjadi solusi untuk meminimalisir kesulitan belajar siswa.
Menganalisis kesulitan belajar siswa menjadi langkah awal yang mendasar untuk menentukan suatu rancangan desain pembelajaran yang bagus, maka peranan guru sebagai designer pembelajaran harus melakukan analisis kesulitan-kesulitan siswa terlebih dahulu.
Dalam mempelajari konsep-konsep IPA di Sekolah Dasar maka sudah pasti ada kesulitan-kesulitan belajar yang dialami siswa. Berdasarkan hasil observasi dilapangan pada tanggal 20 Februari 2015 di SDN Kadumerak 5 menunjukian bahwa pelaksanaan pembelajaran IPA kurang menarik hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan metode ceramah yang mengakibatkan pembelajaran hanya berpusat pada guru. Selain itu, pembelajaran tidak didukung dengan penggunaan media dan peraktikikum. Selain itu berdasarkan observasi yang sudah dilakukan peneliti masih ada beberapa siswa yang kurang bisa mengungkapkan pendapat, siswa kurang merasa ingin tahu terhadap materi yang dipelajari. Hal ini akan mempengaruhi pada hasil belajar siswa yang kurang baik, dari hasil tes awal nilai rata-rata siswa masih di bawah KKM yaitu 62.
Dalam kurikulum KTSP standar kompetensi pada Bab Energi dan Perubahannya, di kelas V semester 2 adalah menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model. Sedangkan kompetensi dasar yang harus bisa dikuasai siswa adalah mendeskripsikan sifat-sifat cahaya. Untuk mengetahuikesulitan belajar siswa tersebut salah satunya dapat dilakukan denganmenganalisis buku teks yang digunakan siswa, buku teks yang peneliti analisis adalahbuku paketSD/MI Kelas V (2012) yang ditulis oleh Haryanto ada beberapa kesulitan yang dialami oleh siswa diantaranya pendeskripsian sifat-sifat cahaya kurang jelas Oleh karena itu, dari permasalahan di atas penulis tertarik untuk membuat
suatu penelitian yang berjudul “Desain Pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya
(19)
3
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2”.
Dan semoga penelitian ini diharapkan dapat menjadi solusi dan acuan yang baik ketika guru atau calon guru untuk membuat desain pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah Bagaimana Desain Pembelajaran Sifat-sifat Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2.
Berdasarkan rumusan masalah, pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimana kesulitan belajar siswa teridentifikasi dari buku teks pada materi
sifat-sifat cahaya?
2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi sifat-sifat cahaya berdasarkan analisisi kesulitan belajar?
3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan desain pembelajaran sifat-sifat cahaya berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head
Together (NHT) berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (Learning Obstacle)
kelas V semester 2.
Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah:
1. Menganalisis kesulitan belajar siswa berdasarkan analisis buku teks pada materi sifat-sifata cahaya.
(20)
4
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Mendeskripsikan desain pembelajaran dan pelaksanaan pada materi sifat-sifat cahaya berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
3. Menengkatkan hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran model Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT).
D. Manfaat Penulisan
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi Peneliti
a. Menambah pengetahuan dalam pembelajaransifat-sifat cahaya melalui model Cooperative Learning Tipe Number Head Together.
b. Menyediakan hasil identifikasi kesulitan belajar siswa pada materi sifat-sifat cahaya.
c. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana merancang pembelajran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
2. Bagi Siswa Sekolah Dasar
a. Dengan rancangan penelitian ini, daiharapkan dapat memfasilitasi siswa dalam bekerjasama secara berkelompok untuk memahami materi sifat-sifat cahaya.
b. Memberikan kesempatan bagi siswa agar bisa belajar secara aktif, kreatif dan kritis.
c. Meningkatkan hasil belajar siswa melalui model Cooperative Learning Tipe Number Head Together
3. Bagi Guru Sekolah Dasar
a. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam merancang pembelajaran yang bermanfaat bagi para guru dalam mengajarkan Ilmu Pengetahuan Alam pada konsep cahaya di kelas V Sekolah Dasar berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.
b. Menyediakan gambaran bagaimana desain pembelajaran dengan model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) terhadap hasil
(21)
5
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
E. Definisi Operasional
Untuk menghindari terjadinya salah penafsiran terhadap istilah-istilah yang terdapat dalam rumusan masalah penelitian ini, perlu dikemukakan definisi operasional sebagai berikut:
1. Desain Pembelajaran
“Desain adalah sebuah istilah yang diambil dari kata design (Bahasa
Inggris) yang berarti perencanaan atau rancangan. Ada pula yang mengartikan denagan Persiapan”. Ahmadi dan Amri (2014, hlm. 59). “Desain pembelajaran didefinisikan sebagai prosedur yang terorganisasi dimana tercakup langkah-langkah dalam menganalisis, mendisain, mengembangkan, mengimplementasikan dan mengadakan evaluasi”. (Riyanto, 2010, hlm. 20).Selain itu Gagne (dalam Ahmadi dan Amri 2014, hlm. 59) menjelaskan
bahwa “Desain pembelajaran disusun untuk membantu proses belajar siswa, di
mana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang”. Berdasarkan pandangan tersebut dapat disimpulkan bahwa desain pembelajaran adalah serangkaian langkah-langkah untuk membuat suatu rancangan program pembelajaran yang mencangkup analisis, proses merancang, pengembangan, penerapan dan evaluasi. Oleh karena itu, suatu desain pembelajaran penting bagi seorang guru untuk menjalankan tugas mengajar supaya guru dapat menyusun perencanaan pembelajaran dengan baik.
2. Sifat-sifat Cahaya
Sifat-sifat cahaya merupakan salah satu sub materi dalam pelajaran IPA kelas V semester 2, yang membahas tentang sifat yang dapat merambat lurus, cahaya dapat dipantulkan, cahaya menembus benda bening dan cahaya dapat
(22)
6
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
dibiaskan. “Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang dapat ditangkap oleh mata. Cahaya berasal dari semua benda yang menghasilkan cahaya sendiri atau yang disebut sumber cahaya”. Octavia dan Sally (2013, hlm100). sifat-sifat dari cahaya diantaranya yaitu:
a. Cahaya merambat lurus
Jika kita memerhatikan cahaya matahari, tampak bahwa berkas cahayanya merambat dengan lurus. Cahaya matahari yang masuk ke dalam ruangan atau celah-celah rumah yang gelap akan tampak seperti garis-garis putih yang lurus.
b. Cahaya menembus benda bening
benda yang dapat ditembus oleh cahaya disebut benda bening. Benda-benda yang tidak dapat ditembus oleh cahaya disebut Benda-benda gelap.
c. Cahaya dapat dipantulkan
Pemantulan cahaya terbagi kedalam dua bagian yaitu pemantulan teratur dan pemantulan baur. Pemantulan teratur terjadi jika cahaya merngenai benda datar atau licin seperti kaca atau cermin. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang permukaannya tidak rata atau kasar.
d. Cahaya dapat dibiaskan
Cahaya dapat dibiaskan apabila cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda. Bila cahaya merambat melalui dua medium yang berbeda, misalnya dari udara ke air maka cahaya tersebut mengalami pembiasan atau pembelokan.
3. Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT)
Menurut kamus bahasa indonesia (Dalam Ahmadi & Amri 2014, hlm. 57) “Model adalah pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau dihasilkan”.
“Model pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan pembelajaran, merancang bahan dan membimbing tindakan atau aksi pengajar dalam setting
(23)
7
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pembelajaran di kelas atau setting lainnya”. Ahmadi dan Amri (2014, hlm. 57). Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) merupakan variasi dari diskusi kelompok. Menurut Salavin metode yang dikembangkan oleh Russ Frank (Huda, 2014, hlm. 204) ini cocok untuk memastikan akuntabilitas individu dalam diskusi kelompok dalam. Model pembelajaran ini melatih siswa untuk bisa memberikan kesempatan pada siswa untuk saling berbagi gagasan dan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat.
Huda (2014. hlm. 203) menyatakan bahwa langkah-langkah Model Pembelajaran Number Heads Together adalah sebagai berikut:
a. Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.
b. Masing-masing siswa dalam kelompok diberi nomor.
c. Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya.
d. Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
e. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
f. Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Number Head Together (NHT) ini adalah suatu model pembelajaran yang
menerapkan pada kegiatan diskusi kelompok yang menitik beratkan pada kemampuan masing-masing siswa untuk bisa berbagi gagasan, ide dan menjawab pertanyaan yang tepat yang memiliki karakteristik penerapan pemberian nomor pada masing-masing siswa dalam kelompok dan tiap nomor yang dipanggil oleh guru secara acak mempresentasikan jawaban yang tepat berdsarkan diskusi masing-masing kelompok.
4. Kesulitan Belajar (Learning Obstacle)
Kesulitan belajar (Learning Obstacle) merupakan situasi yang dialami oleh siswa secara alamiah. Menurut Brousseau (Suratno. 2009) menyatakan bahwa
“terdapat tiga faktor penyebab munculnya kesulitan belajar, yaitu hambatan
ontogeni (akibat kesiapan mental belajar yang kurang), hambatan didaktis (akibat pengajaran guru), dan hambatan epistimologis (akibat pengetahuan siswa terhadap konteks yang terbatas)”.
(24)
8
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi Kesulitan belajar adalah suatu kondisi ketidakmampuan siswa dalam proses belajar untuk memahami materi dan kesulitan dalam perkembangan peserta didik.
(25)
20
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian
Agar proses penelitian dapat berjalan dengan mudah dan terarah maka dibutuhkan suatu metode penelitian yang sesuai dengan desain riset yang akan diteliti. Penelitian ini menggunakan metode penelitian PTK yang mengimplementasikan metode penelitian Didactical Design Research (DDR). “Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian refleksif diri kolektif yang dilakukan oleh peserta-pesertanya dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran dan keadilan praktif pendidikan dan praktik sosial mereka serta pemahaman mereka terhadap praktik-praktik mereka dan terhadap situasi tempat praktik-praktik tersebut dilakukan” Carr dan Kemmis, (dalam buku Kunandar 2013. hlm. 43).
Menurut Kunandar (2013, hlm. 44) ada tiga prinsip dalam penelitian tindakan kelas yaitu:
1. Adanya partisipasi dari peneliti dalam suatu program atau kegiatan.
2. Adanya tujuan untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan melalui penelitian tindakan tersebut.
3. Adanya tindakan tretment untuk meningkatkan kualitas suatu program atau kegiatan.
“Tujuan utama penelitian tindakan kelas adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di kelas dan meningkatkan kegiatan nyata guru dalam kegiatan nyata guru dalam kegiatan pembagian profesinya.” (Kunandar 2013:45)
Jadi Penelitian Tindakan Kelas adalah penelitian yang menitik beratkan pada proses penelitian guru terhadap peningkatan mutu praktik pembelajaran di kelas dengan cara melakukan kegiatan perencanaan, melaksanakan hasil perencanaan, dan merefleksi hasil tindakan.
(26)
21
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Metode penelitian Didactical Design Research (DDR) menurut Suryadi (2010, hlm.12) metode penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang menitik beratkan pada proses pengembangan situasi didaktis, analisis situasi belajar yang terjadi sebagai respon atas situasi didaktis, yang dikembangkan serat keputusan-keputusan yang diambil guru selama proses pembelajaran berlangsung.
Selain itu Suryadi (dalam buku Suryadi & Suratno, 2014, hlm. 134) mengemukakan pula bahwa “Proses berpikir guru dalam konteks pengajaran dan pembelajaran yang berkembang di Eropa Sejak tahun 2007 dirumuskan sebuah kerangka berfikir reflektif. Kerangka tersebut meliputi tiga hal, yakni berfikir sebelum, pada saat dan setelah pengajaran dan pembelajaran”. Ketiga proses berpikir tersebut mencerminkan kerangka pengembangan kurikulum pada level implementasi praktis (enacted curriculum) di kelas (pembelajaran) dan disebut sebagai penelitian Didactical Design Reaserch (DDR).
Melalui kegiatan Lesson Study para guru dibimbing untuk terus
meningkatkan kapasitasnya sebagai pendidik profesional. Siklus Plan-Do-See menyediakan aktivitas berpikir guru yang alamiah sejalan dengan aktivitas rutin sehari-hari. Namun demikian, potensi tersebut dirasakan belum terwujud secara optimal (Suratno, 2012).
Hubungan guru, siswa dan materi tidak bisa dipisahkan dari proses pembelajran maka Hubungan Guru-Siswa-Materi digambarkan oleh Kansanen dalam Suryadi (2013. Hlm. 9) sebagai sebuah Segitiga Didaktik yang menggambarkan hubungan didaktis (HD) antara siswa dan materi, serta hubungan pedagogis (HP) antara guru dan siswa. Ilustrasi segitiga didaktik dari Kansanen tersebut belum memuat hubungan guru-materi dalam konteks pembelajaran. Dalam pandangan penulis, hubungan didaktis dan pedagogis tidak bisa dipandang secara parsial melainkan perlu dipahami secara utuh karena pada kenyataannya kedua hubungan tersebut dapat terjadi secara bersamaan. Dengan demikian, seorang guru pada saat merancang sebuah situasi didaktis, sekaligus juga perlu memikirkan prediksi respons siswa atas situasi tersebut serta antisipasinya sehingga tercipta situasi didaktis baru.
(27)
22
Antisipasi tersebut tidak hanya menyangkut hubungan siswa-materi, akan tetapi juga hubungan guru-siswa baik secara individu maupun kelompok atau kelas. Atas dasar hal tersebut, maka pada segitiga didaktis Kansanen perlu ditambahkan suatu hubungan antisipatif guru-materi yang selanjutnya bisa disebut sebagai Antisipasi Didaktis dan Pedagogis (ADP)
Gambar 3.1
Segitiga Didaktis yang Dimodifikasi
Dari gambar segitiga didaktis diatas dapat diartikan bahwa hubungan antara guru, materi dan siswa memiliki keterkaitan.
Didactical Design Research (DDR). Penelitian Disain Didaktis pada
dasarnya terdiri atas tiga tahapan yaitu:
1. analisis situasi didaktis sebelum pembelajaran yang wujudnya berupa Disain Didaktis Hipotetis termasuk ADP,
2. analisis metapedadidaktik, dan
3. analisis retrosfektif yakni analisis yang mengaitkan hasil analisis situasi didaktis hipotetis dengan hasil analisis metapedadidaktik. Dari ketiga tahapan ini akan diperoleh Disain Didaktis Empirik yang tidak tertutup kemungkinan untuk terus disempurnakan melalui tiga tahapan DDR tersebut.
(28)
23
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Jadi Penelitian Tindakan Kelas meiliki kesamaan komponen dalam prosedur penelitian metode DDR yaitu adanya perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi.
B. Prosedur Penelitian
Model PTK Kemmis dan Mc Taggart pada hakekatnya berupa perangkat atau untaian-untaian dengan atu perangkat terdiri dari empat komponen yaitu meliputi beberapa tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan serta refleksi.yang keempatnya merupakan satu siklus”. (Tukirah Taniredja, dkk. 2012. Hlm. 24). Tahapan-tahapan tersebut dalam Didactical Design Research yaitu prospektif, metapedadidaktik dan retrospektif. Sedangkan tahapan PTK yang diterapkan DDR yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, perencanaan (prospektif), pelaksanaan & pengamatan (metapedadidaktik) dan refleksi (retrospektif).
Berikut ini merupakan penjelasan tahapan-tahapan (siklus) Penelitian Tindakan Kelas yang telah diterapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian ini.
(29)
24
Tabel 3.1
Siklus PTK yang Menerapkan DDR Siklus PTK model Kemmis
Prasiklus Perencanaan Pelaksanaan Refleksi Siklus DDR
Praimplementasi Lesson Design
Implementasi Refleksi
Proses Pemetaan Kurikulum
Pembuatan maind map dari materi ajar Analisis penyajian
buku teks Repersonalisasi
Learning Obstacle Prediksi respon siswa
Chapter Desain Lesson Design
Fleksibilitas Unity
Coherence (observasi kelas)
Bagaimana hubungan antara desain desain
dengan implementasi pembelajaran
1. Perencanaan (Prospektif)
Pada tahap ini peneliti merumuskan perencanaan yang akan dilakukan pada tahap selanjutnya. Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam pembelajaran yang telah ditemukan. Dalam tahap ini peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat
(30)
25
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung.
2. Tindakan
Pada tahapan ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pada pembelajaran. Tindakan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, sebagai upaya perbaikan.
3. Pengamatan (Metapedadidaktik)
Pada tahapan ini Peneliti mengamati proses pembelajaran yang sedang terjadi.
4. Refleksi (Retrospektif)
Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.
Bagan 3.1
Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart dengan Penerapan DDR.
Perencanaan (Prosfektif)
Tindakan
Pengamatan (Metapedadidaktik) Refleksi
(31)
26
C. Prosedur Tindakan
Tindakan (Metapedadidaktik) Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang sifat-sifat cahaya Pengamatan
Mengamati situasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru sebagai observer Mengamati cara guru menyajikan materi
yang ada dalam buku pegangan Repersonalisasi buku teks
Refleksi
Merumuskan yang ditemukan pada proses pembelajaran
Perencanaan (Prospektif) Melakukan pretest pada siswa untuk
mengetahui pengetahuan awal siswa Membuat Chapter Design
Membuat desain pembelajaran (RPP) IPA tentang sifat-sifat cahaya
Siklus 2
Siklus 1
Refleksi (Retrospektif)
Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik
Mengkategorikan tipe learning obstacle baru setelah penerapan desain pembelajaran Hasil refleksi digunakan untuk menentukan
langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian
Pengamatan (Metapedadidaktik) Mengamati, apakah ada kesulitan dan kemajuan yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut
(32)
27
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
1. Prasiklus a. Observasi
1) Repersonalisasi Learning Obstacle pada Buku Teks
Tahapan ini merupakan suatu tahapan awal yang dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui kesulitan belajar siswa melalui analisis materi yang akan dipelajari oleh siswa. Pada tahapan ini peneliti membaca buku IPA siswa dan mencoba menjadi siswa kelas V Sekolah Dasar yang sedang belajar materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan menjalankan kegiatan tersebut menjadi langkah awal untuk menganalisis kesulitan belajar siswa ketika memahami materi tentang sifat-sifat cahaya.
2) Observasi kelas
Dari hasil observasi yang dilakukan terhadap pembelajaran IPA di kelas V SDN Kadumerak 5, peneliti mengamati kegiatan guru salama proses kegiatan pembelajaran mengenai materi yang didajarkan yaitu pada materi sifat-sifat cahaya.
3) Pretest
Langkah ini merupakan tahapan penilaian dengan memberikan soal ujian kepada siswa untuk mengetahui pemahaman dan pengetahuan awal mengenai materi sifat-sifat cahaya. Peneliti melakukan pretest kepada siswa kelas V Sekolah Dasar mengenai sifat-sifat cahaya. Siswa mengerjakan soal pilihan ganda sebanyak 20 dengan klasifikasi kesulitan soal mulai dari sukar, sedang dan mudah. Tiap soal yang dijawab dengan benar maka akan diberi skor 1. 4) Refleksi
Jika hasil pembelajaran belum maksimal, maka melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk siklus berikutnya
Bagan 3.2
Modifikasi Alur Siklus PTK Model Kemmis dan McTaggart (dalam Takirah Taniredja, Dkk.) dengan Penerapan DDR dalam pembelajaran Sifat-Sifat Cahaya Berbasis model
(33)
28
Pada tahapan ini peneliti dan guru mitra melkukan diskusi mengenai kesulitan belajar siswa berdasarkan hasil observasi yang peniliti lakukan ketika kegiatan pembelajaran IPA materi sifat-sifat cahaya berlangsung. Dari kegiatan refleksi ini akan didapatkan suatu masukan yang dapat menentukan tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. Apabila hasil tindakan belum maksimal, maka peneliti an dilanjutkan ke siklus berikutnya.
2. Siklus 1
a. Tahap Perencanaan
Tahapan perencanaan ini meliputi kegiatan: 1) Tahap Pembuatan Chapter Design
Tahap ini merupakan rancangan peta konsep materi yang sesuai dengaan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang ada di dalam kurikulum.Peneliti membuat rancangan peta konsep untuk materi sifat-sifat cahaya. Dalam peta konsep yang dibuat memuat materi yang akan diajarkan beserta analisis keterkaitan materi ajar di kelas IV, V dan VI serta kelas VIII SMP. Apakah materi sifat-sifat cahaya tersebut sudah perah dipelari atau belum di kelas tersebut.
2) Pembuatan Lesson Design
Tahap ini merupakan sebuah rancangan pembelajaran atau yang disebuut
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang memuat Komponen RPP hampir sama dengan RPP pada uumumnya, didalamnya terdapat standar kompetensi, kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, materi esensial, media belajar, tahapan kegiatan pembelajaran, terdapat pula prediksi respon siswa disertai dengan antisipasi didaktis guru dan kegiatan evaluasi. Peneliti membuat RPP yang meliputi serangkaian kegiatan mulai dari analisis SK dan KD, menganalisis tujuan pembelajaran agar desain RPP mencangkup tujuan dari pembelajarn, analisis materi esensial, menentukan metode pembelajaran dan media sesuai kebutuhan penyampaian materi. Peneliti juga memprediksikan respon siswa yang akan mempelajari
(34)
sifat-29
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sifat cahaya berdasarkan disain pembelajaran yang sudah peneliti rancang hal ini untuk menentukan antisipasi didaktik apa yang harus diberikan oleh peneliti untuk membantu ketika siswa mengalami kesulitan belajar.
3) Prediksi respon siswa merupakan suatu analisis memprediksikan situasi belajar siswa berdasarkan respon siswa ketika mempelajari materi tentang sifat-sifat cahaya. Dengan memperhatikan respon siswa, akan membantu peneliti untuk menentukan apakah siswa mengalami kesulitan atau tidak dan membantu pula untuk memberikan antisipasi didaktis pada siswa.
b. Tahap Tindakan
Pada tahapan tindakan ini meliputi kegiatan menerapkan desain pembelajran yang sudah dibuat peneliti sekaligus untuk mengamati kesulitan belajar selama proses pembelajran berlangsung. Terdapat tiga komponen yang terintegrasi yaitu kesatuan, fleksibilitas, dan koherensi. Maksud dari kesatuan, fleksibilitas dan koherensi dalam tahapan penelitian ini adalah: 1) kesatuan (unity) adalah kesatuan utuh dari komponen-komponen situasi
didaktis.
2) fleksibilitas (flexibility) adalah intervensi guru dalam mengantisipasi dan mengembangkan alur belajar siswa.
3) koherensi (coherence) adalah keterpaduan logis antar situasi didaktis (situasi aksi-formulasi-validasi) yang dikembangkan.
Langkah-langkah yang dilakukan pada tahap ini yaitu:
a) menerapkan desian pembelajran (RPP) yang menerapkan model pembelajaran kooperatife learning tipe Number Head Together (NHT). Adapun langkah-langkah pembelajraan dengan menerapkan model pembelajaran pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number
Head Together (NHT) adalah sebagai berikut:
(1) Siswa dibagi ke dalam kelompok-kelompok.
(35)
30
(3) Guru member tugas/pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya.
(4) Setiap kelompok mulai berdiskusi untuk menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
(5) Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
(6) Siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
(7) Tahap pengamatan merupakn tahapan melakukan analisis kesulitan dan kemajuan siswa dalam belajar yang baru selama proses pembelajaran berlangsung dengan menerapkan model pembelajaran Cooperatife Learning Tipe Number Head
Together (NHT).
c. Tahap Refleksi
Pada tahapan ini meliputi kegiatan menganalisis hubungan antara desain dengan implementasi pembelajaran.
D. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Dalam penelitian yang berjudul Desain Pembelajaran Konsep Cahaya Berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara observasi kelas dan tes.
Teknik pengumpulan data dengan, observasi, wawancara dan juga tes. 1. Observasi
“Observasi adalah kegiatan pengamatan (pengambilan data) untuk memotret seberapa jauh efek tindakan telah mencapai sasaran” (Kunandar, 2013, hlm. 143). Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Observasi Langsung, cara mengumpulkan data yang dilakukan yaitu
(36)
31
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian secara langsung, mengobservasi keadaan atau situasi yang terjadi di tempat penelitian. Selain itu peneliti juga melakukan observasi terhadap guru dan siswa. Observasi guru dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas guru dalam proses mengajarkan sifat-sifat cahaya. sedangkan observasi siswa dimaksudkan untuk mengetahui aktifitas siswa selama proses pembelajaran dan untuk mengetahui kesulitan siswa ketika mempelajari sifat-sifat cahaya.
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Aktivitas Guru pada Materi Sifat-Sifat Cahaya Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Learning Tipe Number Head
Together (NHT).
No Indikator Nilai
1 2 3 4
1 Kegiatan Orientasi
a. Menentukan unit pebelajaran b. Menarik perhatian siswa c. Menumbuhkan motivasi siswa d. Menyampaikan tujuan
pembelajaran
2 Kegiatan penyajian materi, metode, media pembelajaran
a. Kejelasan materi
b. Metodebelajar Cooperative Learning Tipe Number Head
(37)
32
Together (NHT)
c. Penggunaan alat peraga yang sesuai
3 Kegiatan belajar mengajar
a. Guru membagi Siswa ke dalam kelompok-kelompok.
b. Guru memberi nomor pada Masing-masing siswa dalam kelompok
c. Guru memberi tugas untuk semua kelompok
d. Guru memberi pertanyaan pada masing-masing siswa dalam kelompok untuk mengerjakannya. e. Guru memberikan kesempatan kepada Setiap kelompok untuk memulai diskusi menemukan jawaban yang dianggap paling tepat dan memastikan semua anggota kelompok mengetahui jawaban tersebut.
f. Guru memanggil salah satu nomor secara acak.
g. Guru memberikan kesempatan kepada siswa dengan nomor yang dipanggil mempresentasikan jawaban dari hasil diskusi kelompok mereka.
Jumlah skor Nilai rata-rata Tingkat penguasaan
Keterangan : 1 = Kurang 2 = Cukup 3 = Baik
(38)
33
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
4 = Sangat Baik
Skor maksimal = Jumlah deskriptor x Nilai tertinggi
Presentasi Pencapaian = Skor yang diperoleh
skor maksimal X 100% =
Nilai rata-rata = skor yang diperoleh jumlah deskriptor
=
Kriteria penilaian kemampuan mengajar guru dalam pendekatan pembelajaran
Cooperative Tipe Number Head Together.
2. Tes
“Tes adalah pengambilan data yang berupa informasi mengenai pengetahuan, sikap, bakat dan lainnyadapat dilakukan dengan tes atau pengukuran bekal atau hasil belajar dengan berbagai prosedur penelitian” (Kunandar, 2013, hlm.186).
Dalam penelitian ini menggunakan tes tertulis. Peneliti memilih tes tertulis yang berbentuk tes objektif yaitu dibuat dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) yang berjumlah 10 soaldengan 4 pilihan jawaban yaitu a, b,c, dan d., dan 10 soal isian singkat Setiap soal diberi skor 1 pada jawaban yang benar.
Kriteria pengkategorian nilai hasil belajar siswa sebagai berikut; 85-100 = Baik Sekali (A)
65-84 = Baik (B) 45-64 = Cukup (C) 25-44 = Kurang (D) 0-24 = Gagal (E)
(39)
34
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Soal Pretest Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam Kelas / Semester : V / 2
Standar Kompetensi : Menerapkan sifat-sifat cahaya melalui kegiatan membuat suatu karya atau model.
Kompetensi Dasar
Indikator Tingkat Kesulitan
Ingatan Pemahaman Aplikasi
Jumlah PG Isian PG Isian PG Isian
Menjelaskan Sifat-Sifat Cahaya
Mengidentifikasi cahaya merambat lurus (sifat-sifat cahaya)
Mudah 1 1
Sedang 2 1
(40)
35
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Membedakan sifat cahaya yang mengenai berbagai benda (bening, berwarna, dan gelap). Mudah
1,4 2
Sedang 5, 6 2
Sukar
Mendeskripsikan sifat-sifat cahaya yang mengenai cermin datar , cermin cekung, dan cermin cembung.
Mudah
7 7 2 3
Sedang 3 3 2
Sukar 5 1 Menunjukkan contoh peristiwa pembiasan cahaya dalam kehidupan sehari-hari melalui percobaan.
Mudah 4 8 2
Sedang 8 9 2
Sukar 10 1
Menunjukkan bukti bahwa cahaya putih terdiri dari berbagai warna. Mudah Sedang
6 10 2
Sukar
9 1
(41)
36
A. Isilah soal di bawah ini dengan memberi tanda (X) pada a, b, c, d dengan jawaban yang benar!
1. Dibawah ini manakah yang bukan termasuk sifat-sifat cahaya……. a. Cahaya merambat lurus c. cahaya dapat diuraikan
b. Cahaya dapat dipantulkan d. cahaya dapat menembus dinding 2. Peristiwa yang merupakan bukti cahaya merambat lurus adalah…
a. Terbentuknya pelangi saat turun hujan b. Pemantulan cahya pada cermin
c. Rambatan cahaya matahari lurus ketika melewati genting kaca d. Cahaya menembus benda bening
3. Jarak bayang-bayang ke cermin sama dengan jarak benda ke cermin. Itu adalah salah satu sifat bayang-bayang pada….
a. Cermin datar b. Cermin cekung c. Cermin cembung
(42)
37
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
d. Cermin lengkung
4. Peristiwa di bawah ini yang tidak menunjukan pembiasan cahaya adalah…..
a. Pelangi b. Fatamorgana
c. Terbentuknya bayang-bayang d. Dasar kolam tampak lebih dangkal
5. Jika cahaya mengenai cermin datar maka sifat bayangan dari cermin tersebuut adalah…
a.maya, tegak, sama besar b. nyata tegak diperkecil c. maya, tegak lebih, besar d. maya, terbalik, lebih besar
6. di bawah ini manakh yang menunjukan peristiwa cahaya terdiri dari beberapa warna…
a. fatamorgana b. pelangi c. gerhana d. hujan
7. permukaan air kolam jika dilihat dari atas kolam akan nampak terlihat.. a. dalam
b. surut c. dangkal d. sedang
8. kaca spion termasuk kedalam cermin…. a. lengkung
b. cekung c. datar d. cembung
(43)
38
9. dibawah ini manakah yang termasuk kedalam warna pelangi a. jingga kuning, abu-abu, nila, hijau
b. coklat, biru, hijau unggu, c. merah kuning, biru, hitam, putih
d. merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila, ungu
10.jika sebuah pensil dimasukan kedalam segelas air bening maka pinsil akan nampak terlihat
a. patah b. lurus c. tegak d.terbalik
A. Isilah titik-titik di bawah ini dengan jawaban yang benar!
1. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda….
2. Jika berkas cahaya seajar jatuh pada permukaan yang licin, maka akan terjadi pemantulan….
3. Benda terlihat lebih besar jika dipantulkan oleh cermin…..
4. Benda-benda yang dapat meneruskan cahaya secara sempurna disebut… 5. Pemantulan baur terjadi jika cahaya mengenai benda yang
permukaannya…
6. Cahaya dapat menembus air yang jernih karena air yang jernih termasuk benda…….
7. Benda terlihat lebih besar daripada benda aslinya jika dipantulkan oleh cermin………
8. Pada saat melihat dari permukaan air, dasar bak mandi tampak ……….. dari pada ukuran sebenarnya
(44)
39
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
9. Pembiasan cahaya menghasilkan warna-warna cahaya. Peristiwa itu disebt……
10.Cahaya putih matahari jika diuraikan akan menghasilkan warna…….
Kunci Jawaban Soal Pilihan Ganda
1. c
2. c
3. a
4. a
5. a
6. b
7. a
8. d
9. d
10. c
Soal Isian 1. benda bening 2. teratur 3. cembung 4. benda bening 5. kasar
6. bening 7. cembung 8. dangkal
9. dispersi cahaya
10. me ji ku hi bi ni u (warna pelangi)
E. Analisis Data
Data yang diperoleh dalam penelitian ini berdasarkan hasil observasi dan hasil belajar siswa. Adapun langkah-langkah pengolahan data tersebut yaitu: 1. Pengolahan Data Hasil Observasi
(45)
40
Pada kegiatan observasi ini kegiatan yang diamati adalah aktivitas belajar siswa. Sebelum data diolah terlebih dahulu membuat aspek-aspek yang dinilai.Setiap aspek dibuat kriteria pengamatan dan melakukan pengamatan di kelas V SDN Kadumerak 5 terhadap aktivitas yang diamati baru dikumpulkan.
Rumus tabel observasi hasil belajar dalam pembelajaran IPA dengan model
Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) pada materi sifat-sifat
cahaya.
Nilai: 1 = Kurang 3 = Baik 2 = Cukup 4 = SangatBaik
� �� � � − � � = �� � � ℎ
� � � (Sumber: Cece Rakhmat dan Solehudin, 2006 hlm. 67)
2. Pengolahan Data dari Tes Hasil Belajar Siswa
Untuk memperoleh data yang reliable dengan tes yang akan diberikan yaitu tes objektif bentuk pilihan ganda sebanyak 10 butir soal dan soal isian singkat sebanyak 5 soal.
Makaskor tes hasil belajar siswa ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
S = nilai yang diharapkan (dicari)
R = jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N = skor maksimum dari tes tersebut
(Purwanto Ngalim, 2009, hlm. 112)
S =
(46)
41
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Adapun nilai rata-rata kelas ditentukan dengan rumus:
Keterangan:
X = rata-rata (mean) ∑X = jumlah seluruh skor N = banyaknya subjek
(Sudjana Nana, 2010, hlm. 109)
F. Subjek dan Lokasi Penelitian 1. Subyek Penelitian
Yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah Siswa Sekolah Dasar Kelas V SDN Kadumerak 5 pada mata pelajaran IPA khususnya materi sifat-sifat cahaya. Jumlah murid kelas V di SDN Kadumrak 5 berjumlah 20 orang, yang terdiri dari laki-laki 10 siswa perempuan 10 siswa.
2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan oleh peneliti di kelas V SDN Kadumerak 5 Kecamatan Karangtanjung Kabupaten Pandeglang. Adapun alasanpenelitian ini dilakukan di SD tersebut yaitu:
1. Lokasi dekat dengan peneliti sehingga lebih memudahkan peneliti untuk melakukan penelitian.
X =
∑�(47)
42
2. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep cahaya.
3. Pada sekolah tersebut nilai siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya masih di bawah KKM.
(48)
105
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadumerak 5, dalam meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan analisis Learning Obstacle pada materi Sifat-sifat cahaya dengan menerapkan desain pembelajaran melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Number Head Tigether (NHT) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti digolongkan ke dalam kesulitan belajar tipe didaktis. Kesulitan belajar (Learning Obstacle) teridentifikasi dari hasil repersonalisasi buku teks yang digunakan siswa pada materi sifat-sifat cahaya terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa ketika memahami materi dari buku tersebut. dalam buku ini cermin diartikan sebagai benda licin yang permukaannya mengkilap dan licin ini membuat siswa bingung dan memaknai bahwa semau benda licin yang mengkilap itu adalah cermin pengertian ini masih bersifat umum belum mencirikan makna sebenarnya dari cermin itu sendiri. Selain itu ada penjelasan dari materi yang kurang jelas seperti pada materi cahaya merambat lurus. Ketika siswa mempelajari cahaya merambat lurus dari buku teks siswa mengalami kesulitan karena kejelasan dari cahaya merambat lurus tidak dijelaskan secara rinci hanya ada contohya saja.
2. Penelitian ini membantu guru untuk bisa membuat Desain pembelajaran dan meningkatkan hasil aktivitas guru tiap siklusnya pada materi sifat-sifat cahaya berdasarkan analisisi kesulitan belajar. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pada penelitian ini dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus 1 mencapai 2.85 dengan presentase 71.4% dan siklus II mencapai nilai rata-rata 3,43 dengan presentase 85, 7%. Hal ini digolongkan kedalam kategori baik.
(49)
106
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil belajar siswa pada maetri sifat-sifat cahaya dengan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Number Head Tigether (NHT) berdasarkan analisis
kesulitan belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 49.5 dengan presentase 25% dari jumlah siswa 20 orang. Rata-rata nilai pada tahap prasiklus ini belum mencapai KKM yang ditentukan. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 60,5 dengan presentase 40%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 74.5 dengan presentase 100 % skor tersebut tergolong kedalam kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya dengan nilai baik. Desain pembelajaran model pembelajaranin Cooperative Learning Tipe Number Head Tigether (NHT) ini membantu siswa lebih bisa membangun sendiri pemahaman dan konsep-konsep dalam belajar baik secara individu maupun berkelompok. Karena model pembelajaran berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) ini Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Heads) ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-idedan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan seangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaan dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat peneliti menyampaikan saran kepada:
1.Guru
a. Melalui kegiatan KKG hasil penelitian ini disosialisasikan keada seluruh guru, untuk mempersiapkan desain pembelajaran yang baik. Guru juga harus memikirkan respon siswa pada saat proses pembelajaran. Agar mengetahui kekurang saat mengajar.
b. Sebelum proses pembelajaran di kelas dimulai, sebaiknya guru mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran,
(50)
107
107
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik sebelum pembelajaran dimulai, pada saat pembelajaran dimulai serta setelah pembelajaran selesai.
c. Guru sebaiknya berperan sebagai fasititator dan mediator, sehingga anak ikut berperan aktif dalam pembelajaran.
d. Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Karena model pembelajaran dapat memacu kemajuan hasil belajar siswa
e. Dalam penggunaan media pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan benda-benda yang konkrit.
f. Guru sebaiknya mempunyai buku teks siswa lebih dari 1 dan menganalisis kekurangan dari buku teks yang digunakan. Hal ini juga dapat berperan penting dalam hasil belajar siswa.
2. Kepala Sekolah
Desain pembelajaran sifat-sifat cahaya berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka kepada kepala sekolah selaku penanggung jawab disekolah mendukung para guru untuk bisa mebuat dan menerapkan desain pembelajaran berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle).
3. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan penelitan ini masih ditemukan beberapa kekurangan diantaranya dalam kegiatan tahapan pelaksanaan desain pembelajaran masih ada yang belum maksimal seperti dalam tahap apersepsi kurang diperdalam dan dalam kegiatan percobaan harus bisa lebih mengondisikan situasi kelas. Maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan diskusi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajara IPA di masa yang akan datang.
(51)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, K. & Amri, S. (2014). Pengemvangan & Model Pembelajaran Tematik
Integratifi. Prestasi Pustakarya: Jakarta
Diaz. Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle dan
Learning Trajectory. (Skripsi). S1. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Haryanto. (2012). Sains untuk SD/MI Kelas V. Erlangga.
Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Malang: Pustaka Belajar.
Jati & Priyambodo. (2009). Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer dan
Informatika. Yogyakarta: C. V Andi Ofset.
Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Nyata, Pujiyati, I., & Taniredja, T. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk
Pengembanagn Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
(1)
2. Pada sekolah tersebut siswa mengalami kesulitan dalam memahami konsep cahaya.
3. Pada sekolah tersebut nilai siswa dalam mata pelajaran IPA khususnya pada materi sifat-sifat cahaya masih di bawah KKM.
(2)
105 Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari hasil penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan di kelas V SD Negeri Kadumerak 5, dalam meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan analisis Learning Obstacle pada materi Sifat-sifat cahaya dengan menerapkan desain pembelajaran melalui model pembelajaran Cooperative Learning Tipe
Number Head Tigether (NHT) dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Berdasarkan hasil analisis kesulitan belajar siswa yang dilakukan oleh peneliti digolongkan ke dalam kesulitan belajar tipe didaktis. Kesulitan belajar (Learning Obstacle) teridentifikasi dari hasil repersonalisasi buku teks yang digunakan siswa pada materi sifat-sifat cahaya terdapat beberapa kesulitan yang dialami siswa ketika memahami materi dari buku tersebut. dalam buku ini cermin diartikan sebagai benda licin yang permukaannya mengkilap dan licin ini membuat siswa bingung dan memaknai bahwa semau benda licin yang mengkilap itu adalah cermin pengertian ini masih bersifat umum belum mencirikan makna sebenarnya dari cermin itu sendiri. Selain itu ada penjelasan dari materi yang kurang jelas seperti pada materi cahaya merambat lurus. Ketika siswa mempelajari cahaya merambat lurus dari buku teks siswa mengalami kesulitan karena kejelasan dari cahaya merambat lurus tidak dijelaskan secara rinci hanya ada contohya saja.
2. Penelitian ini membantu guru untuk bisa membuat Desain pembelajaran dan meningkatkan hasil aktivitas guru tiap siklusnya pada materi sifat-sifat cahaya berdasarkan analisisi kesulitan belajar. Peningkatan hasil observasi aktivitas guru pada penelitian ini dapat dilihat nilai rata-rata pada siklus 1 mencapai 2.85 dengan presentase 71.4% dan siklus II mencapai nilai rata-rata 3,43
(3)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
3. Hasil belajar siswa pada maetri sifat-sifat cahaya dengan model pembelajaran
Cooperative Learning Tipe Number Head Tigether (NHT) berdasarkan analisis
kesulitan belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklus. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata pra siklus siswa hanya mendapatkan nilai rata-rata 49.5 dengan presentase 25% dari jumlah siswa 20 orang. Rata-rata nilai pada tahap prasiklus ini belum mencapai KKM yang ditentukan. Pada siklus 1 nilai rata-rata siswa mencapai 60,5 dengan presentase 40%. Pada siklus II nilai rata-rata siswa mencapai 74.5 dengan presentase 100 % skor tersebut tergolong kedalam kategori baik. Hal tersebut menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan tiap siklusnya dengan nilai baik. Desain pembelajaran model pembelajaranin Cooperative Learning Tipe Number Head Tigether (NHT) ini membantu siswa lebih bisa membangun sendiri pemahaman dan konsep-konsep dalam belajar baik secara individu maupun berkelompok. Karena model pembelajaran berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) ini Teknik belajar mengajar kepala bernomor (Numbered Heads) ini memberikan kesempatan pada siswa untuk saling membagikan ide-idedan mempertimbangkan jawaban yang paling tepat. Selain itu, teknik ini juga mendorong siswa untuk meningkatkan seangat kerjasama mereka. Teknik ini bisa digunakan untuk semua mata pelajaan dan untuk semua tingkatan usia anak didik.
B. Saran
Berdasarkan pembahasan temuan dari hasil penelitian, maka rekomendasi yang dapat peneliti menyampaikan saran kepada:
1.Guru
a. Melalui kegiatan KKG hasil penelitian ini disosialisasikan keada seluruh guru, untuk mempersiapkan desain pembelajaran yang baik. Guru juga harus memikirkan respon siswa pada saat proses pembelajaran. Agar mengetahui kekurang saat mengajar.
b. Sebelum proses pembelajaran di kelas dimulai, sebaiknya guru mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan proses pembelajaran,
(4)
107
107 Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
baik sebelum pembelajaran dimulai, pada saat pembelajaran dimulai serta setelah pembelajaran selesai.
c. Guru sebaiknya berperan sebagai fasititator dan mediator, sehingga anak ikut berperan aktif dalam pembelajaran.
d. Dalam proses pembelajaran guru sebaiknya memilih model pembelajaran yang tepat bagi siswa. Karena model pembelajaran dapat memacu kemajuan hasil belajar siswa
e. Dalam penggunaan media pembelajaran, guru sebaiknya menggunakan benda-benda yang konkrit.
f. Guru sebaiknya mempunyai buku teks siswa lebih dari 1 dan menganalisis kekurangan dari buku teks yang digunakan. Hal ini juga dapat berperan penting dalam hasil belajar siswa.
2. Kepala Sekolah
Desain pembelajaran sifat-sifat cahaya berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle) Kelas V Semester 2 terbukti dapat meningkatkan hasil belajar siswa, maka kepada kepala sekolah selaku penanggung jawab disekolah mendukung para guru untuk bisa mebuat dan menerapkan desain pembelajaran berbasis Cooperative Learning Tipe Number Head Together (NHT) Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa (Learning Obstacle).
3. Peneliti selanjutnya
Untuk peneliti selanjutnya, dikarenakan penelitan ini masih ditemukan beberapa kekurangan diantaranya dalam kegiatan tahapan pelaksanaan desain pembelajaran masih ada yang belum maksimal seperti dalam tahap apersepsi kurang diperdalam dan dalam kegiatan percobaan harus bisa lebih mengondisikan situasi kelas. Maka hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan diskusi untuk diteliti lebih lanjut sebagai upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan pada pembelajara IPA di masa yang akan datang.
(5)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, K. & Amri, S. (2014). Pengemvangan & Model Pembelajaran Tematik
Integratifi. Prestasi Pustakarya: Jakarta
Diaz. Desain Didaktis Konsep Garis Singgung Lingkaran pada Pembelajaran Matematika di Sekolah Menengah Pertama Berdasarkan Learning Obstacle dan
Learning Trajectory. (Skripsi). S1. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung
Haryanto. (2012). Sains untuk SD/MI Kelas V. Erlangga.
Huda, M. (2013). Model-model pengajaran dan pembelajaran. Malang: Pustaka Belajar.
Jati & Priyambodo. (2009). Fisika Dasar untuk Mahasiswa Ilmu Komputer dan
Informatika. Yogyakarta: C. V Andi Ofset.
Kunandar. (2013). Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
Pengembangan Profesi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Mulyasa, E. (2011). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. PT Remaja Rosdakarya.
Nyata, Pujiyati, I., & Taniredja, T. (2012). Penelitian Tindakan Kelas untuk
Pengembanagn Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.
Purwanto, N. (2009). Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosdakarya.
(6)
Ema Nurliany, 2015
DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Riyanto, Y. (2010). Paradigma Baru Pembelajaran Sebagai Referensi Bagi
Pendidik dalam Implementasi Pembelajaran yang Efektif dan Berkualitas.
Jakarta: Fajar Interpratama Offset.
Sagala, S. (2012). Konsep dan Makna Pembelajaran. Alfabeta: Bandung.
Sally, K.V. & Oktavia, S. (2013). Belajar Sains 5. Yudistira: Jakarta
Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Rosdakarya.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian pendidikan pendekatan kuantitatif,
kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2013). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan
Karakter Bangsa. Yogyakarta.
Suryadi, D. & Suratnoo, T. (2013). Metapedadidaktik Dan Didactical Design
Research (DDR) Dalam Implementasi Kurikulum Dan Praktik Lesson Study.
UPI.
Suryadi, D. & Suratnoo, T. (2014). Kemandirian Pendidik Kisah Pendidik
Reflektif dan Profesional Pembelajaran. Bandung: Sekolah Pascasarjana
Universitas Pendidikan Indonesia.
Trianto (2011). Model-model pembelajaran inovatif. Jakarta: Prestasi Pustaka. Yusnandar, E. (2012). Belajar dan pembelajaran di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.