DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Se

(1)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS

KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE

PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

SKRIPSI

(PenelitianTindakan Kelas MenerapkanDidactical Design

ResearchPadaSiswaKelas III Semester 2 di SD NegeriPerengKecamatanTaktakan

Kota Serang)

DiajukanuntukMemenuhiSebagiandari SyaratuntukMemperolehGelarSarjanaPendidikan

Program StudiPendidikan Guru SekolahDasar

Oleh

INTAN PERMATA SARI 1106142

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS SERANG


(2)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN

BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF

TIPE

LEARNING CYCLE

PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3

SEMESTER 2

Oleh Intan Permata Sari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas IlmuPendidikan Prodi S1 PGSD

© IntanPermata Sari 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2015

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian, dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.


(3)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2


(4)

iii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRAK

INTAN PERMATA SARI (2015) “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 (Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Pada Siswa Kelas III Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang)” Kampus Serang 2015.

Diperoleh gambaran bahwa siswa mengalami kesulitan belajar dalam pelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas III. Hal ini dapat di lihat dari hasil observasi yang dilakukan peneliti bahwa banyak siswa yang tidak bisa menjawab pertanyaan jika di beri pertanyaan mengenai materi pelajaran. Terbukti hasil belajar siswa tentang materi gerak benda masih rendah dengan rata-rata sebesar (30) dari KKM 62 untuk mata pelajaran IPA.

Adapun rumusan masalah sebagai berikut (1) Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi oleh Peneliti? (2) Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa oleh Peneliti? (3) Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle?

Tujuan yang hendak di capai dalam penelitian ini adalah: (1) Menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda. (2) Mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. (3) Peningkatan hasil belajar siswa melalui pelaksanaan desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada materi gerak benda. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) model Kemmis dan McTaggart menerapkan Didactical Design

Research (DDR). PTK menerapkan DDR dilaksanakan dalam dua siklus langkah

dalam tiap siklusnya adalah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Instrumen yang digunakan ada dua yakni observasi dan tes.

Dari hasil penelitian terhadap proses pembelajaran terjadi peningkatan di tiap siklusnya. Pada siklus I mendapat rata-rata nilai sebesar 3,25 (baik). Meningkat menjadi 3,75 pada siklus II (sangat baik). Perubahan terjadi karena pada siklus II aktifitas siswa dan guru mulai aktif dan saling membangun. Hasil tes belajar siswa dalam menjawab soal tentang materi gerak benda juga mengalami peningkatan di tiap tahapnya. Pada tahap pre tes, hasil belajar siswa masih kurang yakni hanya mendapat rata-rata sebesar 30. Kemudian diberi desain pembelajaran model

learning cycle pada siklus I menjadi 50,59. Meningkat dari pra siklus namun

masih di bawah KKM. Lalu pada siklus II meningkat lagi menjadi 80 sudah mencapai KKM yang ditentukan.

Berdasarkan pengolahan dan analisis di atas, maka dapat disimpulkan sebagai berikut jika guru menggunakan Desain Pembelajaran Model Kooperatif Tipe

Learning Cycle maka akan membantu mengatasi kesulitan belajar siswa dalam

memahami materi gerak benda pada siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa. Penelitian ini direkomendasikan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan, bahwa pemberian desain pembelajaran model learning cycle sangat bermanfaat demi tercapainya tujuan dan hasil belajar yang maksimal.


(5)

iv Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu ABSTRACT

INTAN PERMATA SARI (2015) “Based Learning Design Analysis Based Learning Difficulties Students Cooperative Learning Model Learning Cycle In Motion Content Objects Class 3 Semester 2 (Research Action Class Didactical Applying Design Research In Grade III Semester 2 Elementary School in the District Pereng Taktakan Serang)” 2015 Serang Campus.

Obtained a description that students have difficulty learning in science lessons on the motion of material objects in class III. This can be seen from the results of observations conducted by researchers that many students can not answer the question if in the given questions concerning the subject matter. Proven results of student learning about the movement of the material is still low with an average of (30) from KKM 62 for science subjects.

The formulation of the problem as follows: (1) How can students' learning difficulties in the movement of the material identified by the researchers? (2) How the instructional design and implementation of cooperative learning model learning cycle is formed based on the analysis of students' learning difficulties by researchers? (3) How is student learning outcomes in the implementation of cooperative learning model design learning cycle?

Goals to be achieved in this research are: (1) Analyzing the students' learning difficulties in the movement of the material. (2) Describe the results of cooperative learning instructional design cycle that are made based on the analysis of students' learning difficulties. (3) Improved student learning outcomes through the implementation of cooperative learning design learning cycle on the motion of material objects.

The method used in this research is classroom action research (PTK) Kemmis models and McTaggart apply didactical Design Research (DDR). PTK implement DDR conducted in two cycles each cycle is a step in the planning, implementation, observation, and reflection. Instruments used that have two observation and tests.

From the results of a study of the learning process there was an increase in each cycle. In cycle I got an average score of 3.25 (good). Increased to 3.75 in the second cycle (very good). Changes occur because the second cycle of activities of students and teachers become active and mutually build. The test results of students in answering questions about the movement of materials also increased in each stage. At the stage of pre-test, student learning outcomes is still lacking that only gets an average of 30. Then given instructional design model of learning cycle in the first cycle to 50.59. Increased from pre-cycle but still below the KKM. Then on the second cycle increased to 80 has reached KKM specified. Based on the processing and analysis of the above, it can be concluded as follows if the teacher uses Design Learning Model Cooperative Learning Cycle mode it will help students overcome learning difficulties in understanding the motion of the material to students and improve student learning outcomes. This research was recommended to teachers, principals, and the superintendent of education, that the provision of instructional design model of learning cycle is very useful for the achievement of objectives and learning outcomes are maximized.


(6)

vii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR ISI

LEMBAR HAK CIPTA LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN

ABSTRAK ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR BAGAN ... x

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR DIAGRAM ...xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Definisi Operasional ... 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teoritis ... 7

B. Kajian Penelitian Terdahulu ... 14

C. Kerangka Berpikir ... 16

D. Hipotesis Penelitian ... 16


(7)

viii Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

A. PTK Menerapkan DDR ………. ... 17

B. Prosedur Penelitian ... 23

C. Teknik Pengumpulan Data ... 27

D. Teknik Pengolahan Data ... 33

E. Subjek dan Lokasi Penelitian ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Persiapan Penelitian ... 36

B. Pelaksanaan Penelitian ... 36

C. Rekapitulasi Hasil Penelitian ... 78

D. Pembahasan Hasil Penelitian ... 83

E. Jawaban Hipotesis ... 86

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ... 87

B. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 90 LAMPIRAN-LAMPIRAN


(8)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sekolah adalah salah satu tempat pembentukan karakter anak yang mumpuni. Pihak-pihak yang terkait dalam pembentukan karakter maupun pola pikir anak pun, ikut andil didalamnya. Pembelajaran yang tepat, buku sumber yang sesuai dengan tahap perkembangan berpikir anak, guru sebagai tolak ukur esensial yang mengajarkan materi ajar, semuanya begitu potensial dalam keberhasilan pendidikan anak.

IPA dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memiliki tujuan khusus mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA itu sendiri, lingkungan, teknologi, dan masyarakat, mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, serta meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan lingkungan alam (Mulyasa, 2008, hlm. 16).

Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Anak usia SD berkisar 6 sampai dengan 11 tahun. Usia tersebut dalam teori Piaget termasuk dalam tingkat operasional konkrit (7-11 tahun). Tingkat ini merupakan permulaan berpikir rasional. Anak belum dapat berurusan dengan materi abstrak, seperti hipotesis dan proposisi verbal (Dahar, 2006, hlm. 138). Teori tersebut menyimpulkan bahwasanya anak usia SD sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong pemahaman konsep suatu materi pelajaran dan melewati kesulitan belajarnya.

Kesulitan belajar siswa tentu perlu dipikirkan oleh guru cara mengatasinya. Hasil analisis kesulitan belajar atau learning obstacle pada buku teks Amin dan Priyono (2009) BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk


(9)

2

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

SD/MI Kelas III, Peneliti menemukan tidak adanya pengertian gerak benda. Hal ini akan mengakibatkan siswa mengalami kesulitan belajar dalam pemahaman konsep materi apa itu gerak benda. Wawancara pada siswa kelas 3 SD N Pereng pada tanggal 11 Maret 2015, menemukan hasil bahwa materi gerak benda yang disampaikan guru hanya sebatas menyuruh salah satu siswa untuk mencatat di papan tulis sajian dari buku teks dari halaman sekian sampai sekian kemudian diikuti oleh siswa lainnya. Setelah selesai menulis dari buku teks, guru menjelaskan sedikit dengan metode ceramah. Ketika di tanya apa itu gerak benda, siswa masih kesulitan untuk menerangkannya kembali.

Pembelajaran sejatinya memiliki aturan terstruktur yang di atur dalam kurikulum dan Standar Kompetensi (SK) serta Kompetensi Dasar (KD) yang diinginkan. SK dan KD ini adalah acuan dalam setiap pembelajaran. Materi IPA Gerak Benda kelas 3 semester 2 memiliki kompetensi dasar adalah siswa mampu menyimpulkan hasil pengamatan bahwa gerak benda dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Bentuk dan ukuran inilah yang menjadikan faktor benda menjadi mengalami banyak macamnya, seperti benda yang menggelinding, benda yang berputar, dan benda yang memantul serta hal-hal yang mempengaruhi fenomena-fenomena tersebut. Adanya kesenjangan antara cara mengajar guru dan kurikulum yang menginginkan adanya percobaan dalam pembelajran gerak benda menimbulkan adanya kesulitan. Karena pada hasil wawancara, siswa belum mampu mencapai SK dan KD yang ditentukan. Sedangkan untuk dapat mencapai SK dan KD tersebut maka perlu di buat suatu desain yang optimal dan media percobaan.

Desain pembelajaran dalam konsep penelitian ini, peneliti memakai model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle. Pembelajaran kooperatif mengedepankan cara kerja yang berkelompok. Sedangkan learning cycle menurut David (dalam Huda, 2013, hlm. 265-266) mendetailkan LC sebagai siklus empat tahap. Dimana siswa: (1) memiliki sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebut dan responnya terhadap pengalaman


(10)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) diasimilasikan ke dalam konsep kerangka konseptual; (4) yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang berbeda.

Uraian di atas mengalurkan proses penelitian, bahwa yang akan peneliti lakukan adalah membuat desain pembelajaran berbasis model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle. Desain dirujukan pada proses analisis kesulitan belajar (learning obstacle) teridentifikasi melalui kegiatan repersonalisasi dari beberapa buku teks.

Sekolah dasar adalah awal dari pondasi tahap berpikir ke level selanjutnya. Maka itu, penting bagi pendidik untuk mampu menganalisis dengan jeli materi apa yang sekiranya pantas untuk diajarkan sekarang atau nanti untuk memperkuat pondasi berpikir siswa. Model pembelajaran, observasi sekolah dan kelas, pemuatan formulasi desain yang optimal berdasar analisis kesulitan belajar inilah yang membuat peneliti tertarik

mengambil judul penelitian “Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis

Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka pertanyaan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda teridentifikasi oleh peneliti?

2. Bagaimana desain pembelajaran dan pelaksanaan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terbentuk berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa oleh Peneliti?

3. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle?


(11)

4

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin di capai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda kelas 3 semester 2.

2. Untuk mendeskripsikan hasil desain pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle yang di buat berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa.

3. Untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam pelaksanaan desain pembelajaran kooperatif tipe learning cycle terhadap pemahaman konsep dan hasil belajar siswa pada materi gerak benda kelas 3 semester 2.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini secara umum agar bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan dan meningkatkan kualitas pembelajaran IPA di SD. Sedangkan, secara khusus hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi tiga subjek, yakni:

1. Bagi Peneliti:

a. Menambah wawasan baru tentang model pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle.

b. Menyediakan masalah, proses, dan hasil identifikasi kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda.

c. Menyediakan contoh metodologi penelitian mengenai bagaimana merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa. 2. Bagi Guru:

a. Menyediakan contoh bagaimana merancang pembelajaran berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa pada materi gerak benda.


(12)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Menambah, mengembangkan, dan menyediakan gambaran bagaimana desain pembelajaran dengan model kooperatif tipe

learning cycle untuk meningkatkan pemahaman konsep dan hasil

belajar siswa. 3. Bagi Siswa:

a. Meningkatkan hasil belajar siswa pada materi gerak benda.

b. Memfasilitasi siswa untuk menemukan sendiri pemahaman konsep mengenai gerak benda di IPA.

c. Memberikan kegiatan pembelajaran untuk siswa.

E. Definisi Operasional

Dalam penelitian ini terdapat beberapa subjek yang digunakan dalam penelitian yaitu:

1. Desain Pembelajaran

Desain pembelajaran menurut Gagne (1992) (dalam Sanjaya, 2012,

hlm. 66) menjelaskan bahwa “desain pembelajaran di susun untuk

membantu proses belajar siswa, di mana proses belajar itu memiliki tahapan segera dan tahapan jangka panjang Selanjutnya, Gagne juga menyimpulkan desain pembelajaran berkaitan dengan faktor eksternal yang

pengaturan lingkungan dan kondisi memungkinkan siswa dapat belajar”.

2. Analisis Kesulitan Belajar (Learning Obstacle)

“Kesulitan belajar merupakan suatu konsep multidisipliner yang digunakan di lapangan ilmu pendidikan, psikologi, maupun ilmu

kedokteran” (Mulyono, 2012, hlm. 1). Namun, dalam Penelitian Disain

Didaktis atau Didactical Design Research (DDR) kesulitan belajar memiliki istilah lain. Learning Obstacle (LO) atau dalam terjemah Indonesia kesulitan belajar merupakan situasi yang dialami oleh siswa secara alamiah.


(13)

6

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Model pembelajaran merupakan landasan praktik pembelajaran hasil penurunan teori psikologis pendidikan dan teori belajar yang dirancang berdasarkan analisis terhadap implementasi kurikulum dan implikasinya pada tingkat operasional di kelas (Suprijono, 2009, hlm. 45). Pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009, hlm. 54).

4. Learning Cycle (LC)

Learning Cycle (LC) atau dalam terjemahan Indonesia berarti siklus

belajar merupakan salah satu strategi pembelajaran kooperatif yang di dalamnya beberapa kelompok kecil siswa dengan level kemampuan akademik yang berbeda-beda saling bekerja sama untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran.

Learning Cycle dalam pembelajaran kooperatif memiliki empat tahapan yakni, “(1) mengalami; (2) refleksi; (3) interpretasi; (4) prediksi”

(Huda, 2013, hlm. 266-268). Penggagas LC, David Kolb mendetailkan LC sebagai siklus empat tahap. Dimana siswa:

(1) pada proses mengalami, memiliki sesuatu yang konkret atau memiliki pengalaman tertentu yang bisa menjadi dasar bagi; (2) observasi dan refleksi mereka atas pengalaman tersebut dan responnya terhadap pengalaman itu sendiri. Observasi ini kemudian; (3) interpretasi yang diasimilasikan ke dalam konsep kerangka konseptual atau pengetahuan sebelumnya yang dimiliki siswa; (4) dan prediksi yang diuji dan diterapkan dalam situasi-situasi yang berbeda (Huda, 2013, hlm. 265-266).

5. Gerak Benda

Gerak dalam KKBI memiliki definisi uraian peralihan tempat atau kedudukan, baik hanya sekal maupun berkali-kali. Sedangkan benda menurut KBBI adalah segala yang ada di alam yang berwujud atau berjasad (bukan roh); zat (misal air, minyak). Jadi, bisa Peneliti simpulkan


(14)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

bahwa gerak benda adalah perubahan arah kedudukan benda yang menempati ruang dan mengalami perpindahan tempat.


(15)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB III

METODE PENELITIAN

Dalam penelitian ini, Peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang didalamnya juga terdapat tahapan dari metode penelitian Didactical Design Research (DDR). Berikut penjelasan rincinya.

A. Metode Penelitian

1. Penelitian Tindakan Kelas (PTK)

Masalah pembelajaran di kelas sangat kompleks hanya untuk dijadikan bahan cerita saja. Masalah-masalah di kelas tentu hanya mampu dirasakan oleh guru sebaga subjek yang berada dalam fenomena lingkungan masalahnya sendiri. Akhir-akhir ini banyak penelitian yang dilakukan oleh guru yang melakukan penelitian terhadap masalah dikelasnya sendiri. Penelitian tersebut kemudian dikenal dengan Penelitian Tindakan Kelas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) di maksud untuk memperbaiki dan meningkatkan mutu praktik pembelajaran yang dilaksanakan guru demi tercapainya tujuan pembelajaran, memperbaiki, dan meningkatkan kinerja-kinerja pembelajaran yang dilaksanakan, mengidentifikasi, menemukan solusi, dan mengatasi masalah pembelajaran di kelas. PTK yakni sebagai “suatu bentuk peneltian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan tertentu agar dapat memperbaiki dan meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara professional” (Nur`aeni, 2012 hlm. 7).

Wibawa (dalam Taniredja dkk, 2012 hlm. 15) mangatakan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan “suatu penelitian yang mengangkat masalah-masalah aktual yang dihadapi oleh guru di lapangan.” Sehingga


(16)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PTK adalah penelitian yang lebih menekankan pada masalah di kelas, pembelajaran, dan dihadapi oleh guru.

a. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas

Hopkins (dalam Taniredja dkk. 2012 hlm. 17) prinsip PTK yakni.

1) Menyelenggarakan pembelajaran yang baik dan berkualitas.

2) Meneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran yang tidak menuntut kekhususan waktu maupun metode pengumpulan data. 3) Kegiatan peneliti merupakan bagian integral dari pembelajaran. 4) Masalah yang ditangani adalah masalah-masalah pembelajaran

yang riil.

5) Konsistensi sikap dalam memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran sangat diperlukan.

6) Cakupan permasalahan penelitian tindakan tidak seharusnya dibatasi pada masalah pembelajaran di kelas, tetapi dapat diperluas pada tataran di luar kelas.

b. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas

Menurut Wardani, Wihardit, dan Nasoetion (Taniredja dkk, 2012 hlm. 20) karakteriktik PTK dibagi menjadi empat.

1) Adanya masalah dalam PTK dipicu oleh munculnya kesadaran pada diri guru bahwa praktik yang dilakukan selama ini di kelas mempunyai masalah yang perlu diselesaikan;

2) Self-reflective inquiry yang artinya peneliti melalui refkleksi diri;

3) Dilakukan di dalam kelas;

4) Bertujuan untuk memperbaiki pembelajaran.

PTK dengan model Kemmis dan McTaggart membagi empat tahapan dalam penelitiannya yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.


(17)

19

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

c. Tujuan Penelitian Tindakan Kelas

Dari banyak uraian teori sebelumnya tetang PTK, peneliti simpulkan bahwa tahapan dari PTK tujuan utamanya adalah melakukan perbaikan dan peningkatan layanan keprofesionalan guru dalam menangani proses belajar mengajar.

Dalam penelitian ini, peneliti kemudian menggunakan metode penelitian PTK yang menerapkan Didactical Design Research (DDR)

berupa uraian kualitatif. “Penelitian kualititatif adalah metode

penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) di mana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan

snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiyono, 2013, hlm. 15).

2. Didactical Design Research (DDR)

Pertama, aspek kejelasan masalah di lihat dari model sajian maupun keterkaitan dengan konsep yang diajarkan. Masalah yang dihadapkan kepada siswa disajikan dalam dua cara yaitu model kongkrit dan model ilustrasi berupa gambar terstruktur. Ketiga, aspek keterkaitan antar situasi didaktis yang tercipta pada setiap sajian masalah berbeda. Untuk menjaga konsistensi proses berpikir, guru menggunakan konteks yang sama secara konsisten. Dan keempat, aspek pengembangan intuisi matematis.

Dalam mengembangkan proses pembelajaran, guru senantiasa memberi kesempatan bagi siswa untuk mengawali aktivitas belajar secara individual. Interaktivitas yang dikembangkan guru lebih didasarkan atas kebutuhan siswa dalam mencapai tingkat


(18)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

perkembangan potensialnya yakni pada saat mereka menghadapi kesulitan belajar (learning obstacle).

Menyadari bahwa situasi didaktis dan pedagogis yang terjadi dalam suatupembelajaran merupakan peristiwa yang sangat kompleks, maka guru perlumengembangkan kemampuan untuk bisa memandang peristiwa tersebut secara komprehensif, mengidentifikasi dan menganalisis hal-hal penting yang terjadi, serta melakukan tindakan tepat sehingga tahapan pembelajaran berjalan lancar dan sebagai hasilnya siswa belajar secara optimal.

Kemampuan yang perlu dimiliki guru tersebut selanjutnya akan disebut sebagai metapedadidaktik yang dapat diartikan sebagai kemampuan guru untuk: (1) memandang komponen-komponen segitiga didaktis yang dimodifikasi yaitu ADP, HD, dan HP sebagai suatu kesatuan yang utuh, (2) mengembangkan tindakan sehingga tercipta situasi didaktis dan pedagogis yang sesuai kebutuhan siswa, (3) mengidentifikasi serta menganalisis respon siswa sebagai akibat tindakan didaktis maupun pedagogis yang dilakukan, (4) melakukan tindakan didaktis dan pedagogis lanjutan berdasarkan hasil analisis respon siswa menuju pencapaian target pembelajaran (Suryadi, 2010). Karena metapedadidaktik ini terkait dengan suatu peristiwa pembelajaran, maka hal ini dapat digambarkan sebagai sebuah limas dengan titik puncaknya adalah guru yang memandang alas limas sebagai segitiga didaktis yang dimodifikasi.

Gambar 3.1

Metapedadidaktik Dilihat Dari Sisi ADP, HD, dan AP a. Prosedur Penelitian


(19)

21

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Metode penelitian yang di pakai Peneliti adalah gabungan dari Penelitian Tindakan Kelas dan Didactical Design Research. Untuk memberikan gambaran bagaimana Peneliti akan melakukan penelitian, maka di buat bagan yang menerapkan kedua jenis penelitian tersebut sebagai langkah-langkah penelitian.

Tabel 3.1

Prosedur Langkah Penelitian PTK Menerapkan DDR

Perencanaan Pelaksanaan Pengamatan Refleksi

Praimplementasi (Prosfektif) Lesson Design (Metapedadidaktik) Implementasi (Analisis Metapedadidaktik) Refleksi (Retrospektif)  Pemetaan

kurikulum

Membuat peta konsep materi

 Membuat RPP yang sesuai tujuan SK dan KD materi,

kegiatan yang

konkrit, prediksi respon siswa, dan antisipasi guru

 Prediksi Respon Siswa

Evaluasi materi

 Kriteria analisis

Kesatuan (utuh)

 Keluwesan

 Kesinambungan

 Bagaimana

hubungan antara

desain dengan

implementasi

Kesulitan

belajar↔metapedadi

daktik

 Prediksi

antisipasi↔terjadi

Perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi adalah tahapan penelitian bagian dari PTK model Kemmis dan McTaggart. Sedangkan dalam tahapan prosfektif, metapedadidaktik dan retrosfektif merupakan bagian dari DDR. Berikut adalah penjelasan tahapan-tahapan Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical Design Research yang digunakan dalam penelitian.

1) Perencanaan (Prosfektif)

Pada tahap ini, Peneliti mendesain Peneliti menjelaskan bagaimana tindakan yang akan dilakukan untuk mengatasi permasalahan dalam


(20)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pembelajaran yang telah ditemukan. Peneliti menentukan titik fokus peristiwa yang perlu diperhatikan secara khusus untuk diamati. Kemudian membuat instrumen untuk mengumpulkan data tentang peristiwa yang terjadi selama tindakan berlangsung.

2) Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini Peneliti mengimplementasi semua dari apa yang telah direncanakan pada tahap perencanaan.

3) Pengamatan (Metapedadidaktik)

Pada tahap ini, perencanaan yang telah dilakukan sebelumnya diterapkan pada pembelajaran. Pelaksanaan harus sesuai dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya, berlaku wajar dan tidak di buat-buat. Ketika pelaksanaan tindakan, Peneliti sekaligus mengamati proses pembelajaran yang sedang terjadi.

4) Refleksi (Retrospektif)

Tahap terakhir adalah refleksi yaitu mengemukakan kembali terhadap apa yang sudah dilakukan pada tahap sebelumnya. Peneliti mengevaluasi kekurangan-kekurangan yang ditemukan pada saat tindakan berlangsung. Peneliti juga mengevaluasi hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik.

Tahapan yang telah diuraikan adalah unsur-unsur untuk membentuk sebuah siklus. Rangkaian kegiatan siklus tersebut dapat di lihat pada gambar siklus PTK menerapkan DDR yang telah dimodifikasi.


(21)

23

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu Gambar 3.2 Siklus PTK Menerapkan DDR Modifikasi

B. Prosedur Penelitian

Penelitian ini menggunakan PTK model Kemmis dan McTaggart dengan langkah penlitian yakni pra siklus, lalu masuk ke siklus dengan empat tahapan perencanaan, pelaksanaan pengamatan, dan relfeksi yang akan dilaksanakan dalam dua siklus.

Diawali dengan pra siklus yaitu melakukan repersonalisasi. Repersonalisasi yakni menganalisis beberapa buku teks IPA kelas 3 dengan penekanan pada materi gerak benda. Dari repersonalisasi Peneliti mengetahui bagaimana cara penyajian buku teks, apakah alur pembelajarannya sesuai, apakah ada sajian yang menyulitkan. Selanjutnya Peneliti mengamati cara mengajar guru dalam proses pembelajaran IPA tentang gerak benda di kelas. Observasi kelas akan membantu Peneliti memperoleh data tentang bagaimana proses pembelajaran pada materi gerak benda.

Data yang diperoleh yaitu, hasil analisis repersonalisasi buku teks, observasi bagaimana cara guru mengajar di kelas, bagaimana hubungan siswa, materi, guru dalam segitiga Kansanen terbentuk antara prediksi respon siswa dengan antisipasi didaktis pedagogiss. Kegiatan pra siklus dilakukan untuk mengetahui situasi asli pembelajaran IPA pada materi gerak benda di kelas 3.

Refleksi (Retrosfektif)

Perencanaan (Prosfektif)

Observasi (Metapedadidaktik)

Pelaksanaan (Prosfektif)


(22)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Data-data yang diperoleh kemudian dirumuskan untuk menjadi sebuah desain pembelajaran yang siap di implementasi ke kelas penelitian. Analisis tersebut adalah persiapan melakukan tindakan pada siklus 1.

Berikut ini adalah proses Penelitian Tindakan Kelas model Kemmis dan McTaggart dengan penerapan Didactical Design Research yang telah dimodifikasi agar mudah dalam memahaminya alur langkah-langkah penelitian.


(23)

25

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Alur PTK Dalam Pembelajaran IPA Pada Materi Gerak Benda Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Koperatif Tipe Learning Cycle (Modifikasi PTK model Kemmis & Mc Taggart dalam Tukiran Taniredja, dkk

dengan penerapan DDR)

Bagan 3.1 Alur PTK Modifikasi Pengamatan (Metapedadidaktik)

 Mengamati kemajuan dan LO yang dialami siswa dalam pembelajaran tersebut.

PRA SIKLUS

SIKLUS I Observasi (Repersonalisasi)

 Mengamati cara guru dalam menyajikan materi.

 Menganalisis buku teks.

 Mengumpulkan data hasil temuan.

Refleksi (Retrospektif)

Merumuskan permasalahan yang ditemukan pada proses KBM.

Perencanaan (Prospektif)  Membuat desain pembelajaran

(RPP) IPA tentang gerak benda dengan model learning cycle.

 Mempersiapkan pedoman observasi untuk guru.

Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Menerapkan desain pembelajaran (RPP) dalam pembelajaran IPA tentang gerak benda model

learning cycle.

Refleksi (Retrospektif)

 Mengevaluasi kemajuan hasil belajar dan LO setelah penerapan desain pembelajaran

 Menganalisis hubungan antara prospektif dengan metapedadidaktik

 Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah penerapan desain pembelajaran

 Hasil refleksi digunakan untuk menentukan langkah lebih lanjut dalam upaya mengkaji tujuan penelitian

Jika hasil pembelajaran belum

maksimal, maka melakukan

perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk siklus berikutnya.


(24)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

1. Pra Siklus

a. Observasi (Repersonalisasi)

Repersonalisasi berisi kegiatan menganalisis penyajian buku teks IPA pada materi gerak benda dan mengamati cara guru mengajarkan materi gerak benda di kelas.

b. Refleksi (Retrosfektif)

Melakukan diskusi dengan guru kelas 3 terkait permasalahan ketika mengajar di kelas, merumuskan permasalahan yang ditemukan dari hasil repersonalisasi juga jenis kesulitan belajar (learning obstacle)-nya. Selanjutnya mengungkapkan solusi dengan merumuskan perencanaan pada siklus 1 dengan berorientasi pada desain pembelajaran model

learning cycle dengan analisis pemetaan kurikulum.

2. Siklus I

a. Perencanaan (Prospektif)

Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu membuat peta kurikulum dari standar kompetensi dan kompetensi dasar materi gerak benda serta peta konsep materi gerak benda untuk membuat desain pembelajaran (RPP) serta memfasilitasi solusi dari faktor yang menyebabkan timbulnya kesulitan belajar siswa. RPP disesuaikan dengan langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe learning cycle.

b. Pelaksanaan (Metapedadidaktik)

Proses ini merupakan tahap implementasi dari desain pembelajaran yang telah direncanakan dan dibuat pada kegiatan perencanaan untuk siklus I.

Adapun langkah-langkah dalam model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle, yaitu:


(25)

27

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

 Guru memberikan bola pada tiap kelompok siswa. Kelompok terdiri dari lima orang. Tiga siswa perempuan dan dua siswa laki-laki.

 Guru memberikan intruksi pada siswa untuk menggunakan media bola mengamati gerak benda yang jatuh, berputar, menggelinding, dan memantul.

2) Refleksi

 Setelah mengamati keempat jenis gerak benda, guru dan siswa berinteraksi untuk menyimpulkan hasil percobaan.

3) Interpretasi

 Menghubungkan pengalaman belajar yang telah dilakukan dengan teori dalam kehidupan sehari-hari.

4) Prediksi

 Siswa di minta menuliskan hasil dari pembelajaran di lembaran folio bergaris yang disediakan guru.

 Memungkinkan individu untuk memperoleh pemahaman baru dan menerjemahkannya ke dalam prediksi-prediksi tentang apa yang terjadi selanjutnya atau tindakan apa yang seharusnya di ambil berdasarkan pengalaman belajar yang telah mereka lakukan.

c. Pengamatan (Metapedadidaktik)

Kegiatan observasi dimaksudkan untuk melakukan pengamatan pelaksanaan yang telah dilakukan pada siklus I, apakah kegiatan pelaksanaan sesuai dengan yang direncanakan, bagaimana hasil evaluasi perbandingan antara learning obstacle awal dan learning

obstacle setelah penerapan desain pembelajaran model learning cycle

ataukah ada permasalahan baru. d. Refleksi (Retrospektif)


(26)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2) Mengkategorikan jenis learning obstacle yang muncul setelah penerapan desain pembelajaran model pembelajaran learning cycle. 3) Melakukan perbaikan dan menyusun desain pembelajaran baru untuk

siklus berikutnya jika hasil penelitian di anggap kurang memuaskan atau belum meningkat.

C. Teknik Pengumpulan Data

Menurut Sugiyono (2012, hlm. 308) teknik pengumpulan data merupakan “langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data”. Dalam penelitian dengan judul Desain Pembelajaran Berdasarkan Analisis Kesulitan Belajar Siswa Berbasis Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Learning Cycle Pada Materi Gerak Benda Kelas 3 Semester 2 di SD

Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, peneliti menggunakan teknik pengumpulan data dengan observasi dan juga tes.

1. Observasi

Menurut Nasution (dalam Sugiyono, 2012 hlm. 310) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Observasi Langsung, dimana cara mengumpulkan data yang dilakukan melalui pengamatan dan pencatatan gejala-gejala yang tampak pada objek penelitian yang pelaksanaannya langsung pada tempat dimana suatu peristiwa, keadaan atau situasi yang terjadi.

Pada penelitian ini, jenis observasi yang digunakan adalah observasi terstruktur. Observasi terstruktur ialah obserasi yang telah di rancang secara sistematis, tentang apa yang aka diamati, kapan, dan dimana tempatnya (Sugiyono, 2012 hlm. 205). Ditandai dengan perekaman data relatif sederhana. Peneliti mengobservasi aktivitas belajar mengajar dan peningkatan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA pada materi gerak benda. Sehingga,


(27)

29

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

peneliti dapat mengetahui kesulitan belajar (learning obstacle) yang terjadi untuk kemudian adanya kesulitan tersebut diatasi dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle pada materi gerak benda. Adapun hal-hal yang akan di observasi tercantum dalam tabel di bawah ini.

Tabel 3.2

Aktivitas Guru Dalam Pembelajaran IPA Materi Gerak Benda Dengan Model Pembelajaran Learning Cycle

No Aspek yang

Di Observasi Indikator

Indikator Muncul

Nilai 0 -4

1 Tahap Mengalami

a. Mengkondisikan siswa menjadi kelompok belajar. b. Memfasilitasi siswa dengan media bola dan kotak

bekas dan lainnya.

c. Membimbing siswa untuk membedakan jenis gerak benda dengan media bola.

d. Membimbing siswa untuk menentukan faktor yang mempengaruhi gerak benda dengan media kotak bekas dan lainnya.

2 Tahap Refleksi a. Tanya jawab dengan siswa dari materi yang telah dipelajari.

b. Tanya jawab dengan siswa bagaimana mempelajari gerak benda.

c. Tanya jawab dengan siswa apa kegunaan dari belajar gerak benda.

d. Siswa menjelaskan konsep gerak benda dengan kata-kata sendiri di lembar folio.

3 Tahap Interpretasi

a. Siswa menggeneralisasikan sebuah contoh dari gerak benda.

b. Setiap kelompok mengidentifikasi jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.

c. Membimbing siswa menuju konsep yang tepat mengenai jenis dan faktor yang mempengaruhi gerak benda.

d. Menghubungkan teori materi dengan pengalaman belajar

4 Tahap Prediksi a. Membimbing siswa membuat kesimpulan agar siswa memperoleh pemahaman baru


(28)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

b. Membimbing siswa menerjemahkan pemahaman baru ke dalam prediksi dikehidupan sehari-hari c. Guru memberikan evaluasi hasil pembelajaran

dengan Lembar Kerja Siswa (LKS) d. Guru memeriksa LKS

Jumlah Rata-Rata

2. Tes

Menurut Sudijono (2011, hlm. 67), tes adalah

“Cara (yang dapat dipergunakan) atau prosedur (yang perlu ditempuh) dalam rangka pengkuran dan penilaian di bidang pendidikan, yang berbentuk pemberian tugas atau serangkaian tugas baik berupa pertanyaan-pertanyaan (yang harus dijawab), atau perintah-perintah (yang harus dikerjakan) oleh testee, sehingga (atas data yang diperoleh dari hasil pengukuran tersebut) dapat dihasilkan nilai yang melambangkan tingkah laku atau prestasi testee; nilai mana dapat dibandingkan dengan nilai-nilai yang dicapai oleh testee lainnya atau dibandingkan dengan nilai

standar tertentu.”

Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang sudah diberikan. Dan untuk mendapatkan hasil dari tujuan penelitian yang dilaksanakan.

Pada penelitian ini, tes dilakukan untuk mengetahui hasil belajar siswa siswa terhadap pembelajaran IPA materi gerak benda. Tes berupa soal objektif yakni Pilihan Ganda sebanyak 15 soal atau lima soal uraian singkat yang berbeda-beda. Setelah melalui tahap penyusunan tes, maka digunakan kriteria penskoran. Hal ini tentu untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar siswa dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa pada tiap siklus dengan kriteria penilaian sebagai berikut:

a. Setiap soal dengan jawaban benar sesuai kunci jawaban bernilai satu. Jika salah maka bernilai nol.

b. Nilai akhir di hitung dengan menjumlahkan semua skor yang diperoleh di bagi dengan skor maksimum (20) dan dikalikan 100.


(29)

31

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Nilai akhir = � � ℎ x 100

Adapun kisi-kisi soal dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 3.3

Kisi-Kisi Soal Yang Terdiri Dari 25% Jumlah Soal Mudah, 50% Jumlah Soal Sedang Dan 25% Jumlah Soal Sukar

No Standar Kompetensi

Kompetensi

Dasar Indikator

Tingkat Kesulitan

K1 K2 K3

Jum lah PG Isia

n PG

Isia

n PG

Isia n

1

Energi dan

Perubahann ya

4. Memahami berbagai cara gerak benda, hubungannya dengan energi dan sumber energi .

4.1

Menyimpulk

an hasil

pengamatan bahwa gerak benda

dipengaruhi oleh bentuk dan ukuran. Menjelaskan hasil pengamatan melalui percobaan jenis-jenis gerak benda. Misalnya, menggelinding, jatuh, berputar, dan memantul.

Mudah 1,3 2

Sedang 4,

5 2

Sukar 13,

14 10 5 4

2 Mengidentifikas i faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda.

Mudah 2,

12 1 15 4

Sedang 11 2 4 3

Sukar 9 3 2

3 Mengaitkan percobaan gerak benda dengan benda atau media lainnya.

Mudah 6 1

Sedang 7,8 2

Sukar


(30)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Jumlah 5 10 5 20

Jawablah soal di bawah ini sesuai pengetahuanmu!

1. Benda yang gerakannya berputar adalah ….

a. Air c. Kaca

b. Roda d. Kertas

2. Benda yang menggelnding harus berbentuk ….

a. Segi Empat c. Lingkaran

b. Persegi d. Segitiga

3. Gerak yang selalu menuju ke arah Bumi adalah …. a. Gerak berputar c. Gerak jatuh b. Gerak memantul d. Gerak meluncur

4. Gambar di bawah ini yang menunjukkan gerak berputar …. a.

b.

c.

d.

5. Gerak jatuh bola voli, membentur lantai, dan kembali ke atas di sebut ….

a. Memantul c. Berputar

b. Melayang d. Mengalir


(31)

33

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Kerikil c. Penghapus

b. Kelerang d. Pensil

7. Sepeda dapat pindah tempat karena memanfaatkan gerak ….

a. Jatuh c. Menggelinding

b. Mengalir d. Memutar

8. Jika bola dan balok digelindingkan di lantai bersama-sama, maka balok

sulit bergerak. Hal ini karena gerak benda dipengaruhi oleh ….

a. Bentuk benda c. Berat benda

b. Luas permukaan d. Ringan benda

9. Kendaraan dapat melaju dengan cepat di jalan beraspal daripada jalan

berlumpur karena ….

a. Permukaan jalan beraspal lebih halus daripada jalan berlumpur b. Permukaan jalan beraspal lebih kasar daripada jalan berlumpur c. Permukaan jalan yang halus lebih kasar daripada jalan berlumpur d. Permukaan jalan halus lebih mulus daripada jalan berlumpur 10. Benda yang bergerak ditandai dengan ….

a. Perubahan wujud c. Perubahan bentuk b. Perubahan tempat d. Perubahan arah

11. Bola yang digelindingkan di atas permukaan yang datar akan ….

a. Bergerak cepat c. Bergerak lambat

b. Berhenti d. Tidak bergerak

12. Benda yang mudah bergerak adalah ….

a. Limas c. Lngkaran

b. Segitiga d. Bergerigi

c.

13.Ciri-ciri benda bergerak menggelinding adalah ….

a. Melompat lurus ke atas c. Berputar sambil berpindah b. Meluncur lurus ke bawah d. Melayang di atas permukaan 14. Benda yang dapat memantul biasanya terbuat dari ….

a. Plastik c. Kaca


(32)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15. Benda di bawah ini yang paling sulit menggelinding adalah ….

a. Bola kayu c. Bola kasti

b. Bola bekel d. Bola kertas

Isilah soal di bawah ini dengan jawaban singkat dan benar!

1. Alat yang di pasang pada kendaaraan mobil agar dapat bergerak di sebut ... 2. Mendorong sebuah benda lebih mudah dilakukan pada lantai yang

permukaannya ….

3. Meja lebih sulit digerakkan di banding dengan kursi. Hal ini membuktikan

bahwa gerak benda dipengaruhi oleh ….

4. Kelereng lebih … menggelinding di tikar daripada di lantai. 5. Gerak memantul terjadi jika benda … benda lain.

Kunci Jawaban Pilihan Ganda

1. B 6. B 11. A

2. C 7. D 12. C

3. C 8. A 13. C

4. C 9. A 14. D

5. A 10. B 15. D

Isian Singkat

1. Ban 3. Berat Benda 5. Membentur

2. Datar 4. Sulit

D. Teknik Pengolahan Data

Pengolahan data atau analisis data dilakukan sesuai dengan teknik pengumpulan datanya, yaitu:

1) Analisis data hasil observasi

Data hasil observasi disajikan dalam bentuk tabel atau dalam bentuk laporan observasi untuk memudahkan dalam


(33)

35

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

membaca data, selanjutnya dianalisis untuk mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran IPA pada materi gerak benda dengan mode pembelajaran kooperatif tipe learning cycle berlangsung.

Rumus tabel observasi pembelajaran IPA dengan model

learning cycle pada materi gerak benda. Keterangan Nilai

Observasi Pembelajaran:

Nilai 4 = Jika 4 indikator yang muncul Nilai 2 = Jika 2 indikator yang muncul Nilai 3 = Jika 3 indikator yang muncul Nilai 1 = Jika 1 indikator yang muncul

Nilai Rata-Rata = ℎ � �

� (16)

(Sudjana, 2009, hlm. 109)

Skala nilai yang digunakan adalah 0-4 dengan ketentuan sebagai berikut: 3,5 – 4,0 = Baik Sekali

3,0 – 3,5 = Baik 2,5 – 3,0 = Cukup 2,0 – 2,5 = Kurang

Dibawah 2,0 = Sangat Kurang (Rakhmat dan Solehudin, 2006, hlm. 67)

2) Analisis data hasil tes

Data hasil tes akan disajikan dalam bentuk tabel yang sebelumnya diolah perhitungan skor yang di dapat siswa pada soal tes yang diberikan dengan menggunakan rumus:

= ℎ �

ℎ 100


(34)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Pemberian skor terhadap soal-soal tes setiap tujuan penelitian dan menjumlahkan skor yang diperoleh setiap siswa. Kemudian, skor siswa tersebut dikumpulkan untuk di buat rata-rata pada setiap siklus dengan ketentuan rumu rata-rata belajar siswa yakni:

− = � ℎ

ℎ�

(Sudjana, 2009, hlm. 109)

E. Subjek dan Lokasi Penelitian

1. Subjek Penelitian

Dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan DDR ini, subjeknya adalah kegiatan dan siswa dalam pembelajaran IPA kelas 3 (tiga) semester genap di SD Negeri Pereng dengan jumlah siswa sebanyak 34 siswa. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 17 siswa dan siswa perempuan sebanyak 17 siswa.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi dalam penelitian tindakan kelas ini di SD Negeri Pereng yang bertempat di Jl. Taktakan, Serang-Banten. Alasan memilih lokasi tersebut karena Peneliti juga melakukan PPL (Program Pengalaman Lapangan) di SD tersebut selama bulan Maret-Mei sehingga memudahkan penelitian karena sekolah sudah menjadi mitra. Selain itu, Peneliti dapat lebih mengenal karakteristik anak sehingga memudahkan dan melancarkan tahapan-tahapan metode Penelitian Tindakan Kelas dengan penerapan Didactical Design Research pada materi gerak benda dengan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle.


(35)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, terjadi perubahan-perubahan yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

Dari hasil penelitian tentang analisis kesulitan belajar IPA teridentifikasi melalui kegiatan observasi kegiatan mengajar guru di kelas dan repersonalisasi dua buku teks. Adapun proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle baik untuk guru dan siswa pada saat penelitian terlihat peningkatan pada tiap siklusnya. Karena pembelajaran learning cycle mengedepankan adanya percobaan dan materi gerak benda dipelajari melalui percobaan. Pada tahap siklus I, implementasi hasil desain pembelajaran untuk aktifitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,25 (baik) dengan target maksimal 4. Siklus II terjadi perubahan mulai terlihat yang tadinya pasif menjadi aktif dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan yakni menggunakan desain model pembelajaran kooperatif tipe

learning cycle dan siswa merasa senang sehingga berdampak pada nilai

rata-rata yang di dapat untuk siklus II yang mengalami kenaikan menjadi 3,75 (sangat baik).

Sedangkan untuk hasil belajar siswa dapat di lihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa di SD Negeri Pereng mulai dari pra siklus dengan jumlah rata-rata sebesar 30. Sangat minim sekali dari KKM yang ditentukan yakni sebesar 62. Kemudian berlanjut pada hasil belajar siklus I dengan rata-rata hasil belajar siswa di dapat setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle sebesar 50,59 namun respon


(36)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar yang di dapat semakin meningkat dengan memperoleh rata-rata sebesar 80. Sudah mencapai KKM di SD Negeri Pereng yakni 62. Dari peningkatan kenaikan nilai hasil belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan desain pembelejaran model kooperatif tipe learning cycle yang didasarkan pada analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) pada materi gerak benda dikatakan berhasil terhadap hasil pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas bahwa pembelajaran yang dilakukan sebelum adanya tindakan, kegiatan siswa sangat pasif dan setelah memperoleh pelaksanaan desain pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti maka kegiatan belajar pun semakin aktif dan menyenangkan sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Uraian di atas bahwasanya pembelajaran dengan menggunakan media konkrit untuk memahami teori IPA pada materi gerak benda sangat membantu konsep pemahaman anak antara teori dengan pengalaman belajar, dan prediksi di kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan temuan peneliti dan kegiatan refleksi yang telah dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical

Design Research diajukan beberapa saran untuk dijadikan dasar dalam

pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu.

1. Guru di Sekolah Dasar

Untuk meningkatkan kinerja guru sebagai merupakan jabatan profesional, sebaiknya guru terus berusaha meningkatkan pengetahuan, berusaha mempelajari model-model pembelajaran serta berusaha meningkatkan kreatifitas diri dan kreatifitas yang dimiliki siswa melalui penggunaan desain pembelajaran model learning cycle, terlebih untuk materi gerak benda.


(37)

89

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya selalu menghargai prestasi guru dan mendorong para guru untuk mencoba dan menerapkan model-model pembelajaran yang dapat mendukung kegaiatn belajar mengajar di dalam kelas agar lebih maksimal dan aktif lagi serta memfasilitasi sekolah dengan beragam sarana dan prasarana media pembelajaran lebih maksimal lagi.

3. Bagi Pengawas Pendidikan UPTD Pendidikan Kecamatan Taktakan Kota Serang

Penelitian ini disosialisasikan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan, bahwa pemberian desain pembelajaran model

learning cycle sangat bermanfaat demi tercapainya tujuan dan hasil

belajar yang maksimal lewat kegiatan penataran KKG (Kelompok Kerja Guru) agar berdampak lebih pada pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian model pembelajaran learning cycle berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) yang lebih khusus lagi seperti analisis didaktis, ontogeni, dan epistemologi karena dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas dan menerapkan analisis tipe learning


(38)

90 Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Kesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan

Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, C & Priyono, A. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI

Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di

Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Dahar Ratna, W. (2011). Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia

Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Desiyawati, F. (2012). (Skripsi). Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning

Cycle) Pada Konsep Gaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa.

Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Serang: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru). Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:

Pustaka Belajar.

Ismatulloh. (2010). (Skripsi). Meningkatkan Pembelajaran Sains dan Hasil

Belajar Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Pada Konsep Pesawat Sederhan. Serang: Universitas Pendidikan

Indonesia Kampus Serang.


(39)

91

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustopa, Z, dkk. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas

III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nur`aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.

Purwanto, M. (2009). Prinsp-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori & aplikasi paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suratno, T. (2013). Rekontekstualisasi Lesson Study di Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya (UNESA) “Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013”, 05 Oktober 2013.

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional

Matematika dan Pendidikan Matematika (2010): “Peningkatan

Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya


(40)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taniredja, T, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mengembangkan

Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Warningsih, W. (2012). (Skripsi). Pengaruh Penerapan Model Learning

Cycle 5E Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Crebon: IAIN Syekh

Nurjati.

Yusnandar, E. (2012). Belajar dan pembelajaran di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


(1)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan penelitian yang peneliti lakukan di SD Negeri Pereng Kecamatan Taktakan Kota Serang, terjadi perubahan-perubahan yang dirasakan oleh guru dan siswa dalam kegiatan belajar mengajar sehingga peneliti membuat kesimpulan sebagai berikut:

Dari hasil penelitian tentang analisis kesulitan belajar IPA teridentifikasi melalui kegiatan observasi kegiatan mengajar guru di kelas dan repersonalisasi dua buku teks. Adapun proses pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle baik untuk guru dan siswa pada saat penelitian terlihat peningkatan pada tiap siklusnya. Karena pembelajaran learning cycle mengedepankan adanya percobaan dan materi gerak benda dipelajari melalui percobaan. Pada tahap siklus I, implementasi hasil desain pembelajaran untuk aktifitas guru mendapatkan nilai rata-rata sebesar 3,25 (baik) dengan target maksimal 4. Siklus II terjadi perubahan mulai terlihat yang tadinya pasif menjadi aktif dikarenakan guru dan siswa sudah terbiasa dengan pembelajaran yang dilakukan yakni menggunakan desain model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle dan siswa merasa senang sehingga berdampak pada nilai rata-rata yang di dapat untuk siklus II yang mengalami kenaikan menjadi 3,75 (sangat baik).

Sedangkan untuk hasil belajar siswa dapat di lihat dari peningkatan rata-rata hasil belajar siswa di SD Negeri Pereng mulai dari pra siklus dengan jumlah rata-rata sebesar 30. Sangat minim sekali dari KKM yang ditentukan yakni sebesar 62. Kemudian berlanjut pada hasil belajar siklus I dengan rata-rata hasil belajar siswa di dapat setelah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe learning cycle sebesar 50,59 namun respon


(2)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

siswa sudah mulai aktif dalam pembelajaran. Sedangkan pada siklus II rata-rata hasil belajar yang di dapat semakin meningkat dengan memperoleh rata-rata sebesar 80. Sudah mencapai KKM di SD Negeri Pereng yakni 62. Dari peningkatan kenaikan nilai hasil belajar tersebut maka dapat disimpulkan bahwa penggunaan desain pembelejaran model kooperatif tipe learning cycle yang didasarkan pada analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) pada materi gerak benda dikatakan berhasil terhadap hasil pembelajaran.

Dari hasil penelitian di atas bahwa pembelajaran yang dilakukan sebelum adanya tindakan, kegiatan siswa sangat pasif dan setelah memperoleh pelaksanaan desain pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti maka kegiatan belajar pun semakin aktif dan menyenangkan sehingga berpengaruh pada hasil belajar siswa yang mengalami peningkatan. Uraian di atas bahwasanya pembelajaran dengan menggunakan media konkrit untuk memahami teori IPA pada materi gerak benda sangat membantu konsep pemahaman anak antara teori dengan pengalaman belajar, dan prediksi di kehidupan sehari-hari.

B. Saran

Berdasarkan temuan peneliti dan kegiatan refleksi yang telah dilakukan dalam Penelitian Tindakan Kelas menerapkan Didactical Design Research diajukan beberapa saran untuk dijadikan dasar dalam pengembangan kegiatan belajar mengajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yaitu.

1. Guru di Sekolah Dasar

Untuk meningkatkan kinerja guru sebagai merupakan jabatan profesional, sebaiknya guru terus berusaha meningkatkan pengetahuan, berusaha mempelajari model-model pembelajaran serta berusaha meningkatkan kreatifitas diri dan kreatifitas yang dimiliki siswa melalui penggunaan desain pembelajaran model learning cycle, terlebih untuk materi gerak benda.


(3)

89

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Bagi Kepala Sekolah

Hendaknya selalu menghargai prestasi guru dan mendorong para guru untuk mencoba dan menerapkan model-model pembelajaran yang dapat mendukung kegaiatn belajar mengajar di dalam kelas agar lebih maksimal dan aktif lagi serta memfasilitasi sekolah dengan beragam sarana dan prasarana media pembelajaran lebih maksimal lagi.

3. Bagi Pengawas Pendidikan UPTD Pendidikan Kecamatan Taktakan Kota Serang

Penelitian ini disosialisasikan kepada guru, kepala sekolah, dan pengawas pendidikan, bahwa pemberian desain pembelajaran model learning cycle sangat bermanfaat demi tercapainya tujuan dan hasil belajar yang maksimal lewat kegiatan penataran KKG (Kelompok Kerja Guru) agar berdampak lebih pada pendidikan.

4. Bagi peneliti selanjutnya, untuk melakukan penelitian model pembelajaran learning cycle berdasarkan analisis kesulitan belajar siswa (learning obstacle) yang lebih khusus lagi seperti analisis didaktis, ontogeni, dan epistemologi karena dalam penelitian ini, peneliti tidak membahas dan menerapkan analisis tipe learning obstacle secara detail hanya learning obstacle secara didaktis umum .


(4)

90 Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M. (2012). Anak Kesulitan Belajar Teori, Diagnosis, dan Remediasinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Amin, C & Priyono, A. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional. Barlia, L. (2010). Teori Pembelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di

Sekolah Dasar. Subang: Royyan Press.

Dahar Ratna, W. (2011). Teori-Teori Belajar&Pembelajaran. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Departemen Pendidikan Indonesia. (2008). Kamus Besar Bahasa Indonesia Pusat Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Desiyawati, F. (2012). (Skripsi). Penggunaan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Pada Konsep Gaya Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa. Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.

Heriawan, A, dkk. (2012). Metodologi Pembelajaran Kajian Teoritis Praktis. Serang: LP3G (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru). Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Malang:

Pustaka Belajar.

Ismatulloh. (2010). (Skripsi). Meningkatkan Pembelajaran Sains dan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Model Siklus Belajar (Learning Cycle) Pada Konsep Pesawat Sederhan. Serang: Universitas Pendidikan Indonesia Kampus Serang.


(5)

91

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Mustopa, Z, dkk. (2009). BSE Ilmu Pengetahuan Alam untuk SD/MI Kelas III. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

Nur`aeni. (2012). Metode Penelitian Pendidikan di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.

Purwanto, M. (2009). Prinsp-Prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, C & Solehudin. (2006). Pengukuran dan Penelitian Hasil Belajar. Bandung: CV. Andira.

Sanjaya, W. (2012). Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Sudijono, A. (2011). Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

Sudjana, N. (2010). Penilaian Hasil Belajar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suprijono, A. (2009). Cooperative learning teori & aplikasi paikem. Surabaya: Pustaka Pelajar.

Suratno, T. (2013). Rekontekstualisasi Lesson Study di Indonesia. Makalah disajikan pada Seminar Nasional FMIPA Universitas Negeri Surabaya (UNESA) “Peran Lesson Study dalam Menyongsong Implementasi Kurikulum 2013”, 05 Oktober 2013.

Suryadi, D. (2010). Penelitian Pembelajaran Matematika Untuk Pembentukan Karakter Bangsa. Prosiding Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan Matematika (2010): “Peningkatan Kontribusi Penelitian dan Pembelajaran Matematika dalam Upaya


(6)

Intan Permata Sari, 2015

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING CYCLE PADA MATERI GERAK BENDA KELAS 3 SEMESTER 2

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Taniredja, T, dkk. (2012). Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mengembangkan Profesi Guru Praktik, Praktis, dan Mudah. Bandung: Alfabeta.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2014). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: UPI PRESS.

Warningsih, W. (2012). (Skripsi). Pengaruh Penerapan Model Learning Cycle 5E Terhadap Sikap dan Prestasi Belajar Matematika Siswa Kelas VIII Pada Pokok Bahasan Kubus dan Balok. Crebon: IAIN Syekh Nurjati.

Yusnandar, E. (2012). Belajar dan pembelajaran di SD. Serang: Ikhwan Mandiri Press.


Dokumen yang terkait

Upaya Peningkatkan Hasil Belajar Kimia Siswa Melalui Model Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) Pada Konsep Sistem Koloid

0 7 280

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe kepala bernomor struktur dalam meningkatkan hasil belajar IPS pada siswa SMPN 3 kota Tangerang selatan

1 12 173

DESAIN PEMBELAJARAN GERAK BENDA BERBASIS MODEL INKUIRI BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA KELAS 3 SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas 3 SD Negeri Dalembalar 2 Kecamatan Cimanuk Kabupaten Pandeg

0 5 35

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BANJIR BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM ASSIST INDIVIDUALIZATION BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARING OBSTACLE) SD KELAS V: Penelitian Tindakan Kelas yang menerapkan Didactical Design Research di kelas V SD neg

0 0 35

DESAIN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT CAHAYA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA (LEARNING OBSTACLE) KELAS V SEMESTER 2: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research Di Ke

1 5 52

DESAIN PEMBELAJARAN COOPERATIVE LEARNING TIPE SNOWBALL THROWING PADA KONSEP DAUR AIR BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas V SDN Tak

0 4 44

DESAIN PEMBELAJARAN GAYA BERBASIS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Pangradin 02 Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor.

1 3 44

DESAIN PEMBELAJARAN KONSEP BUNYI BERBASIS MODEL INKUIRI TERBIMBING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR (LEARNING OBSTACLE) SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR NEGERI RANCA TALES: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN

0 1 45

DESAIN PEMBELAJARAN BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA BERBASIS COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) PADA KONSEP GAYA MAGNET di KELAS IV SEKOLAH DASAR: Suatu Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research (DDR) di

3 3 52

DESAIN PEMBELAJARAN ENERGI BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING BERDASARKAN ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA: Penelitian Tindakan Kelas Menerapkan Didactical Design Research di Kelas IV SDN Gedeg Kecamatan Taktakan Kota Serang.

0 2 39