KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM LINGKUNGAN PE

TTIIN
AU
UA
AN
N PPU
USSTTA
AK
KA
A
NJJA

KOMUNIKASI NONVERBAL DALAM LINGKUNGAN PERAWATAN
KESEHATAN
Eddy Syahrial
Staf Pengajar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku
PKIP FKM-USU

ABSTRACT
The role of nonverbal communication in communication process of total health. The
nonverbal communication is wordless communication, a process as vocal and nonvocal or
either by intentional or unintentional. The nonverbal communication several purposes in

communication process to express the feeling, to regulate the interaction, to validate the
verbal messages, to maintain self-image, and to maintain the relationship.
Despite of myths of ten accompanying the perceptions of individual regarding nonverbal
behavior, nonverbal communication is closely related to verbal communication, this is
one of so many elements composing the communication process of human being, not make
human beings transparent (openly), and nonverbal behavior has many meanings.
Five main dimensions of nonverbal communication are: kinesics, proxemic,
paralinguistic, touch, and factors of environment and physic. Kinesics is an observation
regarding the movement of body and covering subcategories like signal, illustrator,
display of effects, and adapter. And even facial expression and vision are two another
nonverbal fields of ten considered to be part of kinesics.
The main second dimension of nonverbal communication is proxemic, an observation
regarding the ways human uses and interprets the space in their interaction. Proxemic
focuses on ways in which peoples manage their territorial problems and invasion of
personal space, and how various types of distance to effect the communication.
Voices and vocal clues accompanying the verbal communication uttered are the part of
paralinguistic, third dimension of nonverbal communication. Touch, plays a special role
in growth and development of human in building the interpersonal relationship and in
process of recovery included in fourth dimension and fifth dimension of nonverbal
communication; environmental and physical factors can be analyzed trough perceptive

types formed by peoples about their environment and the way of this perception to effect
the interaction in the environment. The effect of voice, object order, and structural clue
are important factors in creating and decreasing an environment for an effective health
communication.
Key words: Nonverbal communication, communication process of total health
PENDAHULUAN
Pada tahun-tahun belakangan ini bidang
komunikasi nonverbal telah menerima banyak
perhatian. Bestseller seperti Body Language
oleh Julius Fast (1970) dan Dress for Success
oleh John Molloy (1975) telah membantu
mempopulerkan
pentingnya
komunikasi

nonverbal. Kini, orang-orang berkepentingan
untuk mampu memahami dan menjelaskan
perilaku nonverbal mereka sendiri dan juga
orang lain. Para profesional perawatan
kesehatan juga memiliki kepentingan yang sama

dalam komunikasi nonverbal (Blondis &
Jackson, 1982; Friedman, 1979; McCorkle,
1974; dan Weiss, 1979).

197

Begitu banyak perhatian yang diberikan
pada perilaku nonverbal karena orang-orang
mengakui bahwa perilaku nonverbal tersebut
memainkan peranan kunci dalam seluruh proses
komunikasi. Birdwhistell (1970), misalnya yang
meneliti bidang pergerakan tubuh, menyatakan
bahwa 65 hingga 70% makna sosial dari seluruh
interaksi disalurkan oleh perilaku nonverbal.
Mehrabian (1971), penulis lain yang terkenal
mengenai komunikasi nonverbal, mengestimasi
bahwa 93% makna dalam suatu pesan dapat
dijelaskan melalui komunikasi nonverbal.
Meskipun besarnya persentase ini yang hanya
merupakan estimasi, namun mengindikasikan

bahwa perilaku nonverbal adalah aspek sentral
dari komunikasi manusia.
Untuk memahami kompleksitas transaksi
kesehatan di antara para profesional, klien, dan
anggota keluarga, seseorang perlu menyadari
kontribusi yang dibuat oleh dimensi nonverbal
dari proses komunikasi. Transaksi kesehatan,
sebagaimana
dijelaskan
dalam
model
komunikasi kesehatan terdiri dari komponen
verbal dan nonverbal.
PENTINGNYA KOMUNIKASI NONVERBAL
DALAM PERAWATAN KESEHATAN
Komunikasi nonverbal memiliki relevansi
khusus dalam perawatan kesehatan terutama
karena pasien memberikan perhatian yang serius
terhadap komunikasi nonverbal dari para
profesional dan para profesional, pada sisi lain

sangat bersandar pada komunikasi nonverbal
pasien.
Para pasien dan anggota keluarga sangat
sensitif
terhadap
komunikasi
nonverbal
profesional karena berbagai alasan (Fiedman,
1979).
1. Lingkungan
perawatan
kesehatan
menimbulkan rasa takut yang besar dan
ketidakpastian pada pasien dan para anggota
keluarga.
2. Adakalanya pasien meyakini bahwa para
profesional kesehatan tidak benar-benar
jujur terhadap mereka.
3. Pasien dan anggota keluarga terkadang akan
bersandar pada observasi nonverbal sebagai

alat yang cepat memperoleh informasi,
bahkan sebelum terjadinya interaksi verbal.
Akhirnya pasien sering sangat bersandar
pada komunikasi nonverbal jika mereka
merasakan bahwa dokter terlalu sibuk atau tidak

198

dapat didekati. Dalam situasi-situasi ini pasien
akan menggunakan petunjuk-petunjuk nonverbal
untuk menambah informasi yang hilang atau
tidak dapat dipahami dari interaksi verbal.
SIFAT KOMUNIKASI NONVERBAL
Apakah komunikasi nonverbal itu? Apakah
komunikasi
tanpa
kata-kata?
Apakah
komunikasi tanpa suara? Apakah komunikasi
meliputi perilaku yang memiliki makna yang

tidak dimkasudkan bagi orang lain? Jawaban
terhadap pertanyaan-pertanyaan seperti ini telah
menjadi subjek perdebatan di antara para
peneliti
komunikasi
nonverbal,
karena
komunikasi nonverbal meliputi tingkatan yang
luas dari perilaku manusia yang saling tumpang
tindih.
Knapp (1978a) menegaskan bahwa “Istilah
nonverbal secara umum digunakan untuk
menjelaskan semua peristiwa komunikasi
manusia yang melebihi kata-kata yang
diucapkan atau ditulis.” Para penulis lain telah
mengkarakterisasikan secara sama perilaku
nonverbal sebagai perilaku yang memiliki
kualitas umum untuk tidak diorganisasikan oleh
sebuah sistem bahasa (Eisenberg dan Smith,
1971 hal.20).

Menurut Motensen (1972) nonverbal
meliputi aspek-aspek nonlinguistik atau
ekstranguistik dari perilaku yang memberikan
kontribusi terhadap makna pesan, pergerakan
tubuh, gerak isyarat tubuh, proksemik, ekspresi
wajah kontak mata, postur, dan berbagai
petunjuk
paralinguistik
tertentu
yang
berhubungan dengan kualitas vokal dan intonasi.
Pada dasarnya, komunikasi nonverbal
adalah komunikasi tanpa kata-kata dan meliputi
pesan yang diciptakan melalui gerakan tubuh,
penggunaan ruang, dan penggunaan bunyi, dan
suara. Meskipun komunikasi nonverbal tidak
meliputi bahasa, komunikasi nonverbal dapat
bersifat vokal ataupun nonvokal. Ini dapat
terdengar mengherankan, karena komunikasi
nonverbal biasanya dianggap sebagai yang

diam. Meskipun demikian suara vokal yang
adalah bukan bahasa atau kata-kata tergolong ke
dalam kategori komunikasi nonverbal. Sebagai
contoh, rintihan atau jeritan rasa nyeri oleh
pasien di bawah tekanan akan menjadi
komunikasi nonverbal vokal, sementara senyum
atau mengerutkan dahi pada wajah profesional

Komunikasi Nonverbal dalam Lingkungan (197-200)
Eddy Syahrial

kesehatan akan menjadi komunikasi nonverbal
nonvokal.

DIMENSI-DIMENSI
NONVERBAL

KOMUNIKASI

TUJUAN KOMUNIKASI NONVERBAL

Tujuan komunikasi nonverbal adalah
pembagian informasi yang efektif antara
partisipan dalam sebuah interaksi. Komunikasi
nonverbal melaksanakan beberapa fungsi yang
dapat diidentifikasikan dalam proses komunikasi
yang meliputi:
1. Ekspresi perasaan dan emosi.
2. Pengaturan interaksi.
3. Validasi pesan verbal.
4. Pemeliharaan gambaran diri.
5. Pemeliharaan hubungan.
MITOS
MENGENAI
NONVERBAL

Komunikasi nonverbal adalah sebuah
fenomena yang kompleks dan multisegi. Para
peneliti secara umum telah membagi bidang
komunikasi nonverbal menjadi 5 (lima) kategori
yang berbeda, yaitu:

1. Kinestik.
2. Proksemik.
3. Paralinguistik.
4. Sentuhan.
5. Faktor-faktor fisik dan lingkungan.
DIMENSI-DIMENSI KINESTIK
KOMUNIKASI NONVERBAL

DARI

KOMUNIKASI

Beberapa mitos telah diidentifikasikan
mengenai ruang lingkup dan pentingnya elemenelemen nonverbal dalam proses komunikasi
manusia (Knapp, 1980). Mitos-mitos ini telah
berkembang sebagai akibat kepentingan populer
yang meluas akhir-akhir ini dalam komunikasi
nonverbal. Adalah penting untuk menghilangkan
beberapa mitos ini sehingga mereka tidak
memberikan gambaran yang tidak akurat
mengenai peranan yang dimainkan komunikasi
nonverbal dalam komunikasi manusia. Ada 4
(empat) mitos yang diidentifikasikan Knapp:
1. Mitos isolasi.
Menyatakan bahwa komunikasi nonverbal
terpisah dan jauh dari aspek-aspek lain dari
proses komunikasi.
2. Kunci terhadap mitos keberhasilan.
Kunci
terhadap
mitos
keberhasilan
menyatakan bahwa komunikasi nonverbal
adalah
kunci
terhadap
komunikasi
antarpribadi yang berhasil.
3. Mitos transparansi.
Dalam banyak cara buku-buku nonverbal
tipe baru populer dapat direspon secara
langsung untuk mitos transparansi-konsepsi
bahwa perilaku nonverbal kita membuat kita
menjadi transparan (terbuka) sepenuhnya
terhadap orang lain.
4. Mitos makna tunggal.
Merupakan mitos untuk menganggap bahwa
setiap petunjuk nonverbal memiliki makna
tunggal yang bersifat khusus.

Komunikasi Nonverbal dalam Lingkungan (197-200)
Eddy Syahrial

Kinestik adalah penelitian mengenai gerak
tubuh sebagai suatu bentuk komunikasi. Ini
adalah bentuk komunikasi nonverbal yang lebih
familiar dan meliputi bidang-bidang seperti
gerak isyarat tubuh, postur tubuh, gerakan
tubuh, ekspresi wajah, dan gerakan mata. Sistem
kategorisasi
untuk
perilaku
kinestik
dikembangkan oleh Ekman dan Friesen (1969)
yang membagi perilaku nonverbal ke menjadi 5
(lima) tipe, yaitu:
1. Tanda (emblem).
Adalah tindakan nonverbal yang dapat
diterjemahkan secara langsung ke dalam
pesan-pesan verbal tertentu yang memiliki
makna khusus (Ekman dan Friesen (1969).
2. Ilustrator.
Adalah gerkan tubuh yang memiliki
hubungan satu demi satu dengan pesan yang
dikomunikasikan secara verbal.
3. Tampilan affek.
Dapat diekspresikan secara senagaj maupun
secara tidak sengaja, dan mereka dapat
mendukung atau menetang pesan-pesan
verbal.
4. Regulator.
Regulator digunakan untuk menyesuaikan
dan mempertahankan aliran komunikasi
dalam sebuah percakapan.
5. Adaptor
Digunakan oleh seseorang ketika dia terlibat
dalam sebuah percakapan dengan orang lain,
adaptor sering digunakan apabila seseorang
sendirian tidak seperti regulator.
DAFTAR PUSTAKA

199

Booth, R.Z. Conflict resolution, 1981, Nursing
Outlook, 30(8), 447-453.
Brown, C.T., & Keller, P.W. 1979, Monologue
to dialogue: An exploration of interpersonal
communication. Englewood Cliffs, N.J:
Prentice-Hall, Inc.
Peter
Guy
Northouse,
1985,
Health
Communication A Handbook for Health
Profesionals.
Departement
of
Communication Arts and Sciences

200

Western Nichigan University. PrenticeHall, INC., Englewood Clifs, New Jersey
07632.
Knutson, T., Lashbrook, V., & Heemer, A.,
1976, The dimension of small group
conflict: A factor analytic study. Paper
presented to the annual meeting of the
International Communication Association,
Portland, Oregon.

Komunikasi Nonverbal dalam Lingkungan (197-200)
Eddy Syahrial