PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU PAI PADA SEKO

PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU PAI PADA SEKOLAH
PEDOMAN PELAKSANAAN PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU PAI PADA SEKOLAH
Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
Direktorat Jenderal Pendidikan Islam
Kementerian Agama Islam RI Tahun 2010

A.
B.
C.
D.
A.
B.
C.
1.
2.
3.
4.
5.
D.
E.
A.

B.
A.
B.
1.
2.
3.
C.

BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang
Landasan
Tujuan
Sasaran
BAB II TUGAS GURU PAI
Ruang Lingkup
Jam Kerja
Uraian Tugas Guru PAI
Merencanakan Pembelajaran
Melaksanakan Pembelajaran
Menilai Hasil Pembelajaran

Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Melaksanakan Tugas Tambahan
Beban Tatap Muka
Penyebab Kekurangan Jam Mengajar
BAB III PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU PAI
Alternatif Pemenuhan
Kondisi Khusus dengan Persetujuan Dirjen Pendis
BAB IV PENGHITUNGAN BEBAN KERJA GURU PAI
Pertimbangan Beban Kerja
Analisis Penghitungan
Prinsip Penghitungan
Format Penghitungan
SK Kepala Sekolah tentang Tugas Mengajar Guru PAI
Analisis Penghitungan Tugas Kegiatan ekstrakurikuler PAI
BAB V PENUTUP
Lampiran 1
: SK Kepala Sekolah Tentang Tugas Ekstra Kurikuler PAI
Lampiran 2
: Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penyelenggaraan
Ekstrakurikuler PAI pada Sekolah


BAB I
A.
1.

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Undang-undng Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen antara lain menyatakan bahwa guru
sebagai tenaga pendidik profesional harus memiliki sertifikat yang dikeluarkan oleh Lembaga Pendidik
dan Tenaga Kependidikan (LPTK) Perguruan Tinggi terakreditasi yang ditunjuk oleh pemerintah.

2.

3.

4.

5.


6.

B.
1.
2.
3.
4.
5.

6.
7.
8.
9.
10.

Selanjutnya, kepada guru yang telah memenuhi persyaratan lainnya, pemerintah memberikan tunjangan
profesi setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok.
Pasal 52 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru, dan pasal 1 Peraturan
Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 Tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan
Pengawas Satuan Pendidikan mengamanatkan bahwa beban kerja guru paling sedikit ditetapkan 24 (dua

puluh emapt) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat puluh) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
pada satu atau lebih satuan pendidikan yang memiliki izin pendirian dari Pemerintah atau Pemerintah
Daerah.
Pada kenyataannya, Guru Pendidikan Agama Islam (GPAI) yang bertugas di sekolah, baik TK, SD, SMP,
SMA/SMK, dan sekolah lain di bawah binaan Kementerian / Lembaga selain Kementerian Pendidikan
Nasional banyak yang tidak bisa atau kesulitan untuk memenuhi ketentuan kewajiban melaksanakan
beban kerja mengajar sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dalam satu minggu
Pada umumnya ketidakmampuan para GPAI memenuhi ketentuan beban mengajar tersebut, karena
mereka hanya memberikan pelajaran agama dalam bentuk intrakurikuler. Padahal pembelajaran
pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah selain harus diberikan melalui kegiatan intrakurikuler, juga dapat
diberikan melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Dalam peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/12A/2009 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah, bagian ke-8 (delapan) dinyatakan
bahwa Guru PAI yang melaksanakan bimbingan kegiatan ekstrakurikuler PAI dapat menggunakan jumlah
jam bimbingan kegiatan tersebut untuk memenuhi ketentuan kewajiban guru dalam melaksanakan beban
kerja sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran tatap muka dalam satu minggu
Bahwa dalam rangka melaksanakan pasal 52, pasal 53, pasal 54 Peraturan Pemerintah Nomor 74
Tahun 2008 tentang Guru, pasal 3 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang
Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan, Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru dan Pengawas Satuan Pendidikan, dan peraturan Direktur

Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/12A/2009 sebagaimana disebutkan pada poin 4 (empat) tersebut
di atas, perlu disusun Buku Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru PAI pada Sekolah.
Landasan
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Undang-undang Nomor 14 Tahun 2004 tentang Guru dan Dosen
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan, Susunan
Organisasi, dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia, sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Peraturan Presiden Nomor 94 Tahun 2006
Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang Standar Isi Untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 36 tahun 2007 tentang Penyaluran Tunjangan Profesi
bagi Guru
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun 2009 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru
dan Pengawas Satuan Pendidikan
peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor : DJ.I/12A/2009 tentang Penyelenggaraan Kegiatan
Ekstrakurikuler Pendidikan Agama Islam (PAI) pada Sekolah


C.

Tujuan
Secara umum, Buku Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru PAI pada Sekolahini
disusun sebagai acuan bagi para pihak terkait di daerah yang mempunyai tugas dan tanggung jawab
dalam Pengelolaan Pendidikan agama Islam (PAI) di sekolah, serta pihak yang terkait dalam proses
pelaksanaan penetapan penghitungan beban kerja guru PAI, pelaksanaan pembayaran atau penyaluran
tunjangan profesi guru PAI.

1.
2.

3.
4.
D.

1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.

Secara khusus, buku ini bertujuan untuk:
Mengoptimalkan pelaksanaan tugas guru Pendidikan Agama Islam yang bertugas di sekolah
Membantu dan memudahkan guru PAI, pengawas, PAI, Kandepag Kabupaten/kota, dan Kanwil Depag
dalam menjalankan tugas dan fungsinya terkait dengan penghitungan, memenuhi, dan menetapkan
beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran tatap muka dalam satu minggu bagi guru.
Meningkatkan akuntabilitas pelaksanaan pembayaran tunjangan profesi kepada guru PAI
Untuk pertimbangan distribusi guru PAI di tingkat satuan pendidikan atau di tingkat kabupaten/kota
Sasaran
Buku Pedoman Pelaksanaan Pemenuhan Beban Kerja Guru PAI pada Sekolah ini disusun dan
diterbitkan untuk menjadi acuan bagi para pihak terkait di daerah, seperti :
Kanwil Departemen Agama
Dinas Pendidikan Provinsi
Kandepag Kabupaten / kota
Dinas Pendidikian Kabupaten / kota
Pengawas PAI satuan pendidikan
Kepala sekolah

Guru PAI
BAB II

A.

TUGAS GURU PAI

Ruang Lingkup
Pasal 35 ayat (1) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen menyebutkan bahwa
kewajiban guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencanakan pembelajaran, melaksanakan
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih peserta didik serta melaksanakan
tugas tambahan. Pasal 35 ayat (2) Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
menyatakan bahwa beban kerja guru mengajar sekurang-kurangnya 24 jam tatap muka dan sebanaykbanyaknya 40jam tatap muka dalam satu (1) minggu.

B.

Jam Kerja
Guru PAI sebagai tenaga profesional dalam melaksanakan tugasnya berkewajiban memenuhi jam kerja
yang setara dengan beban kerja pegawai lainnya yaitu 37,5 jam kerja (@60 menit) dalam 1 (satu)
minggu. Dalam melaksanakan tugasnya, guru PAI harus mengacu pada jadwal kegiatan tahunan atau

kalender akademik pendidikan dan jadwal pelajaran.

Kegiatan tatap muka dalam satu tahun dilakukan kurang lebih 38 minggu atau 19 minggu dalam satu
semester. Kegiatan tatap muka guru PAI dialokasikan dalam jadwal pelajaran yang disusun secara
mingguan, dan ditetapkan oleh kepala sekolah.
C.

Uraian Tugas Guru PAI

1. Merencanakan Pembelajaran
Guru PAI wajib membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada awal tahun atau awal
semester, sesuai dengan rencana kerja sekolah. Kegiatan penyusunan RPP ini diperkirakan berlangsung
selama 2 (dua) minggu atau 12 hari kerja. Kegiatan ini diperhitungkan sebagai bagian yang menyatu
dengan kegiatan tatap muka.
2. Melaksanakan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan interaksi edukatif antara peserta didik dengan guru. Kegiatan ini
adalah kegiatan tatap muka dalam ruang belajar tertentu, dengan tahapan kegiatan:
a. Kegiatan awal tatap muka
b. Kegiatan tatap muka
c. Membuat resume proses tatap muka

3. Menilai Hasil Pembelajaran
Menilai hasil pembelajaran merupakan serangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan
menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna untuk menilai peserta didik maupun
dlama pengambilan keputusan lainnya dalam rangka peningkatan mutupendidikan agama Islam.
4. Membimbing dan Melatih Peserta Didik
Membimbing dan melatih peserta didik dapat dibedakan menjadi tiga yaitu membimbing atau melatih
peserta didik dalam pembelajaran, intrakurikuler, dan ekstrakurikuler.
a. Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran PAI

Bimbingan dan latihan pada kegiatan pembelajaran adalah Bimbingan dan latihan yang dilakukan
menyatu dengan proses pembelajaran atau tatap muka di kelas
b. Bimbingan dan latihan pada kegiatan intrakurikuler PAI

Bimbingna kegiatan intrakurikuler terdiri dari remedial dan pengayaan mata pelajaran yang diampu guru

Kegiatan remedial merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang belum
menguasai kompetensi PAI yang harus dicapai

Kegiatan pengayaan merupakan kegiatan bimbingan dan latihan kepada peserta didik yang telah
mencpaai kompetensi PAI

Pelaksanaan bimbingan dan latihan intrakurikuler dilakukan dalam kelas atau di luar kelas pada jadwal
khusus, disesuaikan dengan kebutuhan, tidak harus dilaksanakan dengan jadwal tetap setiap minggu

Beban kerja instrakurikuler sudah diperhitungkan masukdalam beban kerja tatap muka
c. Bimbingan dan latihan pada kegiatan ekstrakurikuler PAI
Kegiatan ekstrakurikuler PAI dapat ditetapkan sebagai kegiatan yang bersifat pilihan atau bersifat wajib
yang harus diikuti oleh peserta didik. Penetapan kegiatan ekstrakurikuler PAI dilakukan oleh Kepala

1)

2)

3)

4)

5)

6)

Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten / Kota sesuai kesepakatan dengan Dinas Pendidikan
Kabupaten / Kota dengan mempertimbangkan kebutuhan. Situasi kondisi dan potensi daerahnya.
Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PAI dilakukan dalam kelas dan / atau ruang / tempat lain sesuai
jadwal mingguan yang telah ditentukan.
Jenis-jenis kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dapat diperhitungkan setara dengan kegiatan tatap muka,
antara lain:
Pembiasaan Akhlak Mulia (SALAM)
Pembiasaan Akhlak Mulia (SALAM) adalah kegiatan mengkondisikan yang dilakukan oleh sekolah secara
rutin dan berkelanjutan melalui guru PAI dalam membangun karakter (character building) keagamaan dan
akhlak mulai peserta didik sebagai proses internalisasi nilai-nilai keagamaan sebagai upaya mendidik dan
melatih agar peserta didik terbiasa berbicara, bersikap dan berperilaku terpuji dalam kehidupan
keseharian.
Contohnya, guru Agama Islam membimbing penyelenggaraan membaca Quran, membaca asmaul
husna atau shalat dhuha yang dilakukan di sekolah setiap hari 15 menit sebelum pelajaran pertama
dimulai. Kemudian, pada setiap waktu zhuhur, para siswa diajak melakukan salat berjamaah dan
memberi taushiyah selama 10 menit. Contoh lain adalah : pada pagi hari tertentu, sebelum para siswa
memasuki halaman sekolah, guru agama Islam menyambut kedatangan siswa di halaman dengan
mengucapkan salam dan menyalami satu per satu.
Pesantren Kilat (SANLAT)
Pesantren kilat adalah kegiatan pesantren yang dilakukan pada saat liburan sekolah, dengan waktu yang
relatif singkat di bulan Ramadan atau di luar bulan Ramadan. Pelaksanaan pesantren kilat bisa dilakukan
selama 3, 5, 7 hari atau disesuaikan dengan kebutuhan, situasi, kondisi, dan potensi sekolah. Inti dari
pembimbingan pesantren kilat ini adalah menanamkan keimanan, ketaqwaan dengan ceramah,
pembiasaan tadarus al quran, salat wajib berjamaah, salat malam dan diskusi kelompok serta
pembiasaan untuk berderma pada yatim piatu, fakir dan miskin.
Tuntas Baca Tulis Al Quran (TBTQ)
Tuntas Baca Tulis Al Quran (TBTQ) adalah kegiatan khusus yang dilakukan oleh sekolah melalui guru
PAI di luar jam intrakurikuler dalam rangka mendidik, membimbing dan melatih baca tulis al-quran,
khususnya bagi peserta didik yang belum memiliki kompetensi baca tulis al-quran. Kegiatan TBTQ bisa
dilakukan 1 (satu) atau 2 (dua) kali dalam satu minggu. Waktu dan tempatnya disesuaikan dengan
kebutuhan, situasi, kondisi dan potensi sekolah.
Ibadah Ramadhan (IRAMA)
Kegiatan ibadah Ramadan (IRAMA) adalah kegiatan serangkaian ibadah di bulan Ramadan yang wajib
maupun sunat, yang dilakukan oleh peserta didik selama bulan Ramadan, mulai malam pertama salat
tarawih sampai dengan kegiatan perayaan hari raya idul fitri di bulan syawal. Kegiatan ini dilakukan
dalam bentuk penugasan oleh guru PAI kepada seluruh peserta didik yang beragama Islammelalui buku
panduan atau format kegiatan ibadah yang harus diisi oleh siswa diketahui dan ditandatangani oleh
pihak-pihak terkait dan orang tua.
Pekan Keterampilan dan Seni PAI (PENTAS PAI)
Pekan Keterampilan dan Seni PAI (PENTAS PAI) adalah wahana kompetisi peserta didik
9TK/SD/SMP/SMA/SMK) dalam berbagai jenis keterampilan dan seni PAI yang diselenggarakan mulai
tingkat sekolah, gugus, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi sampai dengan tingkat nasional. Guru PAI
dapat menjadi pembina dan pendamping siswa dalam proses persiapan dan pelaksanaan kegiatan
Pentas PAI.
Rohani Islam (ROHIS)
Kegiatan Rohani Islam (ROHIS) adalah sub seksi keimanan dan ketakwaan kepada Tuhan Yang Maha
Esa yang ada dalm struktur OSIS di SMP, SMA, dan SMK. Fungsi utama kegiatan Rohis adalah sebagai

wahana kegiatan pembinaan keagamaan bagi peserta didik yang beragama Islam. Kegiatan ROHIS di
sekolah pembina dan pendampingnya adalah guru PAI sekolah yang bersangkutan.
7) Peringatan Hari Besar Islam (PHBI)
8) Kegiatan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) adalah kegiatan memperingati Hari Besar Islam, berfungsi
sebagai syiar Islam yang memberikan pengetahuan dan sikap, sekaligus memberikan pengalaman pada
siswa mengelola kegiatan PHBI. Pelaksanaan PHBI di sekolah adalah tugas guru PAI bersama-sama
dengan siswa ROHIS.
Catatan: kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler tersebutdi atas dapat diperhitungkansetara dengan kegiatan
tatap muka. Jenis kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilaksanakan oleh guru PAI pada satuan pendidikan
harus dibuat jadwal kegiatan pelaksanaannya sehingga terlihat kinerjanya baik dari segi kuantitatif
maupun kualitatif.Kegiatan ekstrakurikuler PAI harus ditetapkan melalui SK kepala satuan pendidikan,
serta disusun menjadi program mingguan, semesteran, atau tahunan sekolah.
5. Melaksanakan Tugas Tambahan
Guru PAI yang mendapat tugas tambahan, ditetapkan beban kerja mengajarnya sebagai berikut:
Bagi Guru PAI yang diberi tugas tambahan sebagai kepala satuan pendidikan memiliki beban mengajar
paling sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
b. Bagi Guru PAI yang diberi tugas tambahan sebagai wakil kepala satuan pendidikan memiliki beban
mengajar paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
c. Bagi Guru PAI yang diberi tugas tambahan sebagai kepala perpustakaan memiliki beban mengajar
paling sedikit 12 (dua belas) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
d. Bagi Guru PAI yang ditugaskan pada satuan pendidikan inklusi atau pendidikan terpaduadalah paling
sedikit 6 (enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu
a.

Tabel 1 Jenis Tugas Tambahan Guru

No
1
2
3
4
D.

Jenis Tugas Tambahan
Kepala Sekolah
Wakil Kepala Sekolah
Kepala Perpustakaan
Guru Sekolah Inklusi

Wajib
Mengajar
(Minimal)
6
12
12
6

Ekuivalensi
Jabatan
18
12
12
18

Beban Tatap Muka
Kegiatan guru PAI dikategorikan dalam kegiatan tatap muka dan bukan tatap muka dicantumkan dalam
Tabel 2. Dalam tabel tersebut juga dicantumkan ekuivalensi jam untuk kegiatan tatap muka selain
kegiatan tatap muka di kelas.
Tabel 2. Jenis Kegiatan Guru PAI dan Beban Tatap Muka

No

Jenis Kegiatan Guru

Kategori
TM
BT

Ekuivalensi
Jam /

Ket

M
1

Merencanakan
Pembelajaran
2 Melaksanakan
Pembelajaran
a. Kegiatan awal tatap muka
b. Kegiatan tatap muka di
kelas
c. Membuat resume tata muka
3 Menilai hasil pembelajaran
a. Penilaian Tes
b.Penilaian Sikap
4 Membimbing dan melatih
a. Bimbingan pada tatap muka
b. Bimbingan intrakurikuler
c. Bimbingan ektrakurikuler
5 Melaksanakan
Tugas
Tambahan
a. Kepala Sekolah
b. Wakil Kepala sekolah
c. Kepala Perpustakaan
d. Guru Sekolah Inklusi

V

Minggu *)

V
V
V
V
V
V
V
V
V

18
12
12
18

Catatan :
TM = Tatap Muka, BTM = Buka Tatap Muka
*) = beban kerja tidak dikalikan jumlah rombongan belajar
E.

1.
2.
3.
4.

Penyebab Kekurangan Jam Mengajar
Seorang guru PAI tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal sebanyak 24 (dua puluh empat) jam
tatap muka dalam satu minggu di pada satuan administrasi pangkalnya atau tempat tugasnya, dapat
disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
Karena jumlah peserta didik dan rombongan belajar terlalu sedikit
Keterbatasan jumlah jam pelajaran PAI dalam kurikulum
Jumlah guru PAI pada satuan pendidikan tertentu melebihi jumlah jam pelajaran yang ada
Satuan pendidikan pada daerah terpencil atau satuan pendidikan inklusi, khusus, atau terpadu.

BAB III PEMENUHAN BEBAN KERJA GURU PAI
A.

Alternatif Pemenuhan
Guru PAI pada satuan pendidikan yang tidak dpat memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) mingu dapat memilih alternatif kegiatan sebagai berikut:

1.

Mengajar pada satuan pendidikan formal lain

a.
b.
(1)
(2)
(3)
(4)

2.

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, dapat diberi tugas mengajar pada satuan pendidikan formal lain yang bukan
administrasi pangkalnya, abik negeri maupun swasta yang memiliki izin pendirian dari pemerintah atau
pemerintah daerah dalam wilayah kabupaten/kota yang bersangkutan sesuai dengan sertifikat
pendidiknya, dengan ketentuan sebagai berikut:
Guru PAI yang diberi tugas mengajar pada satuan pendidikan lain wajib melaksanakan paling sedikit 6
(enam) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu pada satuan administrasi pangkalnya
Pemberian tugas mengajar bagi guru PAI pada satuan pendidikan lain diterbitkan oleh:
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota untuk sekolah negeri
Pejabat yang diberi tugas mengelola satuan pendidikan pada Kementerian / lembaga pemerintah non
kementerian di luar Kementerian Pendidikan Nasional
Kepala satuan pendidikan atau penyelenggara satuan pendidikan, sesuai dengan kewenangannya
setelah mendaat persetujuan dariKepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama untuk satuan pendidikan khusus
Catatan : Pemberian tugas sebagaimana dimaksud pada huruf (b) di atas, didasarkan pada kesepakatan
bersama antara Kanwil Kemenag, Kantor Kementerian Agama Kabupaten / Kota dengan Dinas
Pendidikan Provinsi, Dinas Pendidikan Kabuoaten / kota, Kantor Kementerian penyelenggara satuan
pendidikan, dan penyelenggara pendidikan.
Membina kegiatan ekstrakurikuler PAI

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, dapat diberi tugas membina kegiatan ekstrakurikuler PAI pada satuan pendidikan
formal administrasi pangkalnya, atau tempat di mana guru tersebut bertugas. Kegiatan ekstrakurikuler
PAI yang dapat diperhitungkan untuk memenuhi beban kerja guru PAI antara lain melaksanakan kegiatan
Pembiasaan akhlak Mulia (SALAM), Pesantren Kilat (SANLAT), Tuntas Baca Tulis Al-quran (TBTQ),
Ibadah Ramadhan (IRAMA), Pekan Keterampilan dan Seni PAI (PENTAS PAI), Rohani Islam (ROHIS),
dan Peringatan Hari Besar Islam (PHBI) dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Pemberian tugas membina kegiatan ekstrakurikuler PAI diterbitkan melalui SK kepala satuan pendidikan
yang bersangkutan, diketahui oleh pengawas PAI wilayah binaannya
b. Pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler PAI seperti tersebut di atas, mengacu pada buku panduan kegiatan
ekstrakurikuler yang telah diterbitkan oleh Direktorat Pendidikan Agama Islam pada Sekolah
c. SK kepala satuan pendidikan sebagaimana dimaksud huruf (a) di atas, berlaku untuk 1 (satu) tahun
pelajaran atau minimal 1 (satu) semester disertai lampiran dengan menyebutkan komponen: jenis
kegiatan ekstrakurikuler, jadwal waktu pelaksanaan, durasi waktu kegiatan, perhitungan jumlah jam
pelajaran perminggu, dan nama guru PAI yang ditugaskan. Contoh SK terlampir.
3.

Menjadi guru inti/instruktur/tutor KKG-PAI/MGMP PAI

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, jika yang bersangkutan sebagai guruinti/instruktur/tutor KKG-PAI/MGMP PAI di
wilayahnya, maka dapat diperhitungkan sebagai alternatif pemenuhan beban kerja, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Status sebagai guru inti/instruktur/tutor KKG-PAI/MGMP PAI diterbitkan melalui SK Kepala Kantor
Kemenag Kabupaten / Kota

b.

c.

4.

SK Kepala Kantor Kemenag sebagaimana dimaksud huruf (a) di atas, dibuat sesuai ketentuan yang
berlaku, dan harus menjelaskan tentang jadwal, waktu, dan tugas guru PAI yang bersangkutan dalam
melakukan pembinaan, bimbingan dan pelatihan.
Alternatif pemenuhan beban kerja sebagai guru inti/instruktur/tutor KKG-PAI/MGMP PAIditempuh setelah
alternatif upaya pemenuhan melalui pont (1) dan (2) tersebut di atas tidak dapat mencukupi.
Membina pengembangan diri peserta didik

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, dapat dipenuhi melalui kegiatan membina pengembangan diri peserta didik dalam
bentuk kegiatan pelayanan sesuai dengan bakat, minat, kemampuan, sikap dan perilaku siswa dalam
belajar serta kehidupan pribadi, sosial, dan pengembangan karir diri.
Contohnya: pelayanan kepada peserta didik yang memiliki bakat berpidato, qari /qariah, kaligrafi, seni
Islam, dan lain sebagainya. Ketentuan untuk hal tersebut adalah sebagai berikut:
a. Pemberian tugas kegiatan pelayanan tersebut di atas diterbitkan melalui SK atau surat tugas kepala
satuan pendidikan yang bersangkutan diketahui oleh pengawas PAI wilayah binaannya.
b. SK kepala satuan pendidikan yang bersangkutan sebagaimana dimaksud huruf (a) di atas, berlaku untuk
1 (satu) tahun pelajaran atau minimal 1 (satu) semester dengan menyebutkan tugas dan tanggung jawab
serta jadwal waktu pelaksanaannya
c. Alternatif pemenuhan beban kerja sebagaimana poin (a) di atas, ditempuh setelah alternatif upaya
pemenuhan melalui pont (1) dan (2) tersebut di atas tidak dapat mencukupi.
5.

Menjadi tutor program Paket A, B, C, atau Paket C Kejuruan

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, jika yang bersangkutan bertugas sebagai tutor Paket A, B, C, atau Paket C
Kejuruan, maka dapat diperhitunkan sebagai alternatif pemenuhan beban kerja, dengan ketentuan
sebagai berikut:
a. Status sebagai tutor program Paket A, B, C, atau Paket C Kejuruan, diterbitkan melalui SK Kepala
Kantor Kemenag Kabupaten / Kota
b. Mata pelajaran yang ditutorialkan oleh guru PAI harus sesuai dengan sertifikat pendidiknya
c. SK Kepala Kantor Kemenag Kabupaten / Kota sebagaimana dimaksud huruf (a) di atas, dibuat sesuai
ketentuan yang berlaku, dan harus menjelaskan tentang jadwal, waktu, dan tugas guru PAI yang
bersangkutan dalam melakukan tutorial.
6.

Membina pendidikan keagamaan di masyarakat

Bagi guru PAI yang tidak memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dalam 1 (satu) minggu, dapat dipenuhi melalui kegiatan membina, membimbing dan melatih pendidikan
keagamaan di masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Status sebagai pembina pendidikan agama pada lembaga pendidikan keagamaan di masyarakat,
semacam pendidikan diniyah yang pesertanya adalah anak-anak usia sekolah. Keberadaan lembaga
pendidikan kegamaan tersebut telah diakui oleh instansi berwenang, yang dalam hal ini kementerian
agama tingkat kabupaten / kota. Status sebagai pembina pendidikan agama tersebut juga harus
dibuktikan melalui SK atau surat keterangan dari yayasan, pengurus masjid, majelis taklim, diketahui
Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) setempat

b.
c.

SK atau surat keterangan dimaksud sebagaimana huruf (a) di atas, harus menjelaskan tentang tugas dan
tanggung jawab guru PAI yang bersangkutan disertai dengan jadwal waktu pelaksanaannya
Alternatif pemenuhan beban kerja sebagai pembina pendidikan agama pada lembaga pendidikan
keagamaan di masyarakat, ditempuh setelah alternatif upaya pemenuhan melalui pont (1) dan (2)
tersebut di atas tidak dapat mencukupi.

7.

Melakukan kegiatan pembelajaran perbaikan (remedial teaching)
Kegiatan pembelajaran perbaikan (remedial teaching) dapat dijadikan sebagai alternatif pemenuhan
beban kerja guru PAI minimal 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam satu (1) minggu, dengan
ketentuan sebagai berikut:
a. Ada surat tugas dari kepala satuan pendidikan untuk melakukan remedial teaching disertai jadwal waktu
pelaksanaannya
b. Alternatif pemenuhan beban kerja melalui remedial teaching ditempuh setelah alternatif upaya
pemenuhan melalui pont (1) dan (2) tersebut di atas tidak dapat mencukupi.
B.

a.

b.
(1)
(2)
(3)

Kondisi Khusus dengan Persetujuan Dirjen Pendis
Ada kondisi tertentu bagi guru PAI yang sulit untuk memenuhi beban kerja mengajar minimal 24 (dua
puluh empat) jam tatap muka dalam satu (1) minggu. Kondisi yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Bertugas pada satuan pendidikan khusus
Satuan pendidikan khusus yang dimaksud adalah penyelenggaraan satuan pendidikan inklusi, terpadu,
dan layanan khusus, berada di daerah terpencil, terbelakang, masyarakat adat yang terpencil, dan/atau
mengalami bencana alam, bencana sosial, dan tidak mampu secara ekonomi
Dibutuhkan atas pertimbangan kepentingan nasional.
Guru PAI yangdibutuhkan atas dasar pertimbangan kepentingan nasional, adalah:
Guru PAI yang bertugas pada satuan pendidikan Indonesia di luar negeri
Guru PAI yang tidak dapat diberi tugas pada satuan pendidikan lain untuk mengajar sesuai dengan
sertifikat pendidiknya dengan alasan kesulitan akses dibandingkan dengan jarak dan waktu
Guru PAI yang ditugaskan menjadi guru PAI di negara lain atas dasar kerjasama antar negara
Catatan : kondisi khusus bagi guru PAI tersebut di atas, harus dimintakan persetujuan Dirjen Pendidikan
Islam untuk memperoleh ekuivalensi atas dasar usulan Kepala kantor Kemenag Kabupaten / Kota
kepada Kepala Kanwil Kementerian Agama
BAB IV PENGHITUNGAN BEBAN KERJA GURU PAI

A.

Pertimbangan Beban Kerja
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, satuan
waktu kegiatan tatap muka untuk 1 (satu) jam pelajaran pada masing-masing satuan pendidikan
dicantumkan dalam tabel sebagai berikut,
Tabel 3. Alokasi Satuan Waktu 1 (Satu) Jam Tatap Muka

No
1

Jenis Sekolah
SD / SDLB

Alkasi Waktu
Satu Jam Tatap
Muka (menit)

Jumlah Jam
tatap Muka per
Minggu



2
3
4

Kelas I s.d. III
Kelas IV s.d. VI
SMP / Sederajat
SMA / sederajat
SMK / sederajat

35
35
40
45
45

29 s.d. 32
34
34
38 s.d. 39
38 s.d. 39

Beban kerja guru PAI yang dapat dihitung sebagai pemenuhan beban kerja mengajar 24 (dua puluh
empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu adalah jumlah jam kerja guru apabila mengajar pada mata
pelajaran sesuai dengan sertifikat pendidiknya. Guru PAI yang memiliki sertifikat pendidik sebagai guru
PAI, maka jam kerja yang dapat dihitung adalah jumlah jam mengajar guru tersebut pada mata pelajaran
PAI saja.
Bagi guru PAI yang tidak memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, harus
dicarikan penyelesaian masalahnya sesuai dengan kondisi, ketentuan dan kewenangan pihak yang
berhak menagmbil keputusan. Bagi guru PAI yang memenuhi beban kerja minimal 24 (dua puluh empat)
jam tatap muka dalam 1 (satu) minggu, dibuatkan surat keputusan tugas mengajar oleh kepala satuan
pendidikan yang bersangkutan untuk 1 (satu) tahun pelajaran atau minimal 1 (satu) semester, kemudian
dituangkan dalam program kegiatan tahunan sekolah, semesteran, atau mingguan.

B.

Analisis Penghitungan

1. Prinsip Penghitungan
Perhitungan beban kerja mengajar guru PAI pada satuan pendidikan dilakukan dengan cara
mendistribusikan julah jam pelajaran PAI yang ada pada guru PAI di sekolah yang bersangkutan. Jumlah
jam mata pelajaran PAI didistribusikan kepada guru pengampu yang ada secara seimbang.
Jika ada guru PAI yang mendapat tugas tambahan, maka diberi beban kerja tatap muka sesuai ketentuan
dalam Tabel 1, sehingga jam tatap muka yang seharusnya dimiliki dapat didistribusikan kepada guru PAI
yang lain.
2. Format Penghitungan
Format penghitungan beban kerja mengajar guru PAI pada prinsipnya tidak ditentukan bentuknya.
Analisis penghitungan dapat menggunakan jadwal mingguan yang dimiliki sekolah atau menggunakan
format lain. Hasil akhir dari penghitungan jumlah beban tugas mengajar guru PAI, kemudian dicantumkan
dalam surat Keputusan (SK) tugas mengajar yang diterbitkan oleh kepala satuan pendidikan.
Format dan analisis penghitungan ini berlaku juga untuk penghitungan kegiatan alternatif pemenuhan
beban kerja guru PAI, seperti mengajar pada satuan pendidikan formal lain, membina kegiatan
ekstrakurikuler, membina KKG PAI / MGMP PAI, tutor program Paket A, B, C atau Paket C Kejuruan,
membina pengembangan diri peserta didik, membina pendidikan keagamaan di masyarakat dan
membinaremedial teaching.
3. SK Kepala Sekolah tentang Tugas Mengajar Guru PAI

SK tugas guru PAI yang diterbitkan oleh kepala satuan pendidikan pada awal tahun pelajaran, dibuat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku di sekolah dan kabupaten / kota di mana sekolah itu berada.
Dalam SK harus mencantumkan mata pelajaran, jam tatap muka, dan tugas tambahan apabila ada.
C.

Analisis Penghitungan Tugas Kegiatan Ekstrakurikuler PAI

1.

Prinsip Penghitungan

Prinsip penghitungan pelaksanaan tugas kegiatan ekstrakurikuler PAI di sekolah adalah sebagai berikut:
a. Semua kegiatan ekstrakurikuler yang tercantum dalam Peraturan Dirjen Pendidikan Islam Nomor
DJ.I/12.A/2009 dapat diperhitungkan setara dengan kegiatan intrakurikuler, dalam rangka memenuhi
ketentuan kewajiban guru dalam melaksanakan beban kerja sekurang-kurangnya 24 jam pelajaran dalam
satu minggu
b. Penghitungan waktu yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler PAI sama dengan kegiatan
intrakurikuler
c. Setiap kegiatan ekstrakurikuler PAI yang dilaksanakan oleh guru harus ditetapkan melalui SK kepala
satuan pendidikan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
2.
a.

Contoh Penghitungan
Kegiatan Tuntas Baca Tulis Al Quran (TBTQ)
Ahmad, S.Ag, guru PAI SMP, setiap hari senin dan kamis membimbing kegiatan TBTQ, masing-masing
selama 80 menit di luar jam intrakurikuler. Dengan demikian, maka kegiatan membimbing TBTQ yang
dilaksanakan oleh Ahmad, S.Ag adalah 160 menit, sehingga dapat diperhitungkan setara dengan 4 jam
pelajaran dalam satu minggu untuk memenuhi beban kerjanya

b.

Kegiatan Pembiasaan Akhlak Mulia
Siti Sholihah,S.Pd.I, guruPAI SD, setiap hari senin s.d. sabtu membimbing kegiatan pembiasaan akhlak
mulia (tadarusan), masing-masing selama 15 menit sebelum kegiatan KBM. Dengan demikian maka
kegiatan membimbing Pembiasaan Akhlak Mulia yang dilaksanakan oleh Siti Sholihah, S.Pd.I adalah 90
menit, sehingga dapat diperhitungkan setara dengan 2,5 jam pelajaran dalam satu minggu untuk
memenuhi beban kerjanya

c.

Kegiatan Rohani Islam
Lukman Hakim, M.Ag, guru PAI SMA, setiap sabtu membimbing kegiatan keagamaan mulai pukul 09.00
s.d. 12.00. Dengan demikian, maka kegiatan bimbingan keagamaan (ROHIS) yang dilaksanakan Lukman
Hakim, M.Ag adalah 180 menit, sehingga dapat diperhitungkan setara dengan 4 jam pelajaran dalam
satu minggu untuk memenuhi beban kerjanya
Catatan: setiap kegiatan alternatif pemenuhan beban kerja guru PAI yang sudah ditetapkan jadwal waktu
pelaksanaannya dan menjadi kegiatan rutin mingguan, semesteran dan tahunan guru PAI yang
bersangkutan, kemudian dihitung secara keseluruhan dan disetarakan dengan alokasi waktu tatap muka
sesua tabel 3 tersebut di atas.
BAB V

PENUTUP

Pemenuhan beban kerja mengajar guru PAI sekurang-kurangnya 24 (dua puluh empat) jam tatap muka
dan sebanyak-banyaknya 40 (empat puluh) dalam satu minggu merupakan sebuah konsekuensi yang

harus dilakukan oleh seorang guru PAI untuk memperoleh tunjangan profesi. Ini sebagai upaya agar tidak
terjadi ketimpangan jam mengajar antar guru di sekolah yang satu dan sekolah yang lain. Di samping itu
untuk mengantisipasi tidak optimalnya pemberdayaan guru PAI, maka diperlukan penghitungan dan
pemetaan guru PAI di setiap kabupaten / kota dengan lebih baik.
Keberhasilan implementasi pemenuhan beban kerja mengajar guru PAI sangat bergantung pada
pemahaman, kesadaran, keterlibatan, dan upaya sungguh-sungguh dari segenap unsur yang terkait,
serta dukungan pemerintah dan masyarakat. Keberhasilan pelaksanaan pemenuhan beban kerja guru
PAI juga menjadi harapan bagi pembangunan pendidikan, pembangunan guru profesional yang mampu
menghasilkan insan Indonesia yang cerdas, beriman, bertakwa dan berakhlak mulia.
Dengan telah terbitnya Peraturan Direktorat Jenderal Pendidikan Islam tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru Pendidikan Islam dan buku pedoman pelaksanaannya, dihimbau agar Kantor Wilayah Departemen
Agama dan Kantor Departemen Agama Kabupaten / Kota sesuai kesepakatan dengan Dinas Pendidikan
Provinsi danDinas PendidikanKabupaten / Kota harus melaksanakan perencanaan kebutuhan dan
redistribusi guru PAI baik di tingkat satuan pendidikan maupun di tingka Kabupaten / Kota.
Lampiran 1

: SK Kepala Sekolah Tentang Tugas Ekstrakurikuler PAI
Surat Keputusan Kepala Sekolah......
Nomor : .........
Tentang
Tugas Kegiatan Ekstrakurikuler PAI Tahun Pelajaran ......

Menimbang

Pertama

Dengan rahmat Tuhan Yang Maha Esa
Kepala sekolah .............. Dinas Pendidikan Kabupaten / Kota ................ Provinsi .............
: a.
Bahwa proses belajar mengajar merupakan inti proses
penyelenggaraan pendidikan pada satuan pendidikan;
b.
Bahwa untuk menjamin kelancaran proses belajar perlu
ditetapkan
pembagian tugas mengajar dan tugas tambahan bagi guru;
c.
..........
d.
.............
Mengingat
: a.
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional
b.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan
c.
Peraturan Pemerintah Nomor 55 tahun 2007 Tentang Pendidikan
Agama dan Pendidikan Keagamaan
d.
Peraturan Direktur Pendidikan IslamNomor DJ.I/12.A/2009
tentang
Penyelenggaraan Kegiatan Ekstrakurikuler PAI di Sekolah
MEMUTUSKAN
Menetapkan
: TUGAS KEGIATAN EKSTRAKURIKULER PAI TAHUN ...........
: Tugas kegiatan ekstrakurikuler tahun pelajaran ..... meliputi kegiatan : (1)...

(2)... (3)... (4)...
Kedua
Ketiga

: Tugas guru PAI dalam melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler PAI tersebut
tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir
: Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan

Ditetapkan di :
Tanggal
:
Kepala Sekolah,

..........................
NIP...
Lampiran 2
: Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Penyelenggaraan
Ekstrakurikuler PAI pada Sekolah

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124