PENGARUH PAPARAN PESTISIDA DAN LOGAM BER
PENGARUH PAPARAN PESTISIDA DAN LOGAM BERAT TIMBAL (Pb)
TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)
THE INFLUENCE OF EXPOSURE TO PESTICIDES AND HEAVY METAL LEAD (Pb)
OF HISTOPATOLOGY AN ORGAN OF A FISH CARP (Cyprinus Carpio)
Abduyana Purwidyo, Indah Nurwulan, Muchamad Zais Syahri
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor
Email: Zaisyahri25@gmail.com
ABSTRAK
Lingkungan memiliki faktor penting terhadap kehidupan organisme yang ada di dalamnya
seperti ikan. Lingkungan yang tercemar dapat mempengaruhi organ-organ yang sensitif dari
ikan terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
histopatologi organ insang, usus, hati, dan ginjal pada ikan mas terpapar bahan toksik
dibandingkan dengan ikan mas yang tidak terpapar bahan toksik (kontrol). Preparat
histopatologi ikan mas yang digunakan pada penelitian ini adalah preparat histopatologi ikan
mas akibat pemaparan pestisida yang berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran tahun 2009 dan preparat histopatologi ikan
mas hasil penelitian akibat pemaparan logam berat Pb. Berdasarkan pengamatan
histopatologi pada masing-masing jaringan ikan mas yang meliputi jaringan hati, ginjal, usus,
dan insang ikan mas menunjukkan bahwa terjadi kerusakan dan perubahan jaringan untuk
preparat histopatologi ikan mas patologis diantaranya terjadi necrosis, hyperplasia,
hypertropi, atropi dan pada preparat histopatologi ikan mas kontrol jaringan ikan mas berada
dalam keadaan normal dan utuh.
Kata kunci : Bahan Toksik, Hitopatologis, Ikan Mas, Lingkungan, Organ Ikan.
ABSTRACT
Environment having important factor on the lives of an organism that is in them like a fish.
The tainted environment can affect the organs sensitive in respect of fish on changes in
environment. Research aims to understand histopatologi organ gills picture, the intestines,
hearts, and kidney in carp exposed to material toxic compared with carp which are not
exposed to material toxic ( control of ). Preparat histopatologi carp used in this research is
preparat histopatologi carp due to exposure pesticides derived by the biology the faculty math
and science the university padjadjaran 2009 and preparat histopatologi carp the results of the
study due to exposure to heavy metal pb. Based on observations histopatologi in each tissue
carp which includes of heart tissue, the kidneys, the intestines, and gills carp shows that
damage occurs and change a network for preparat histopatologi carp pathological of them
happened necrosis, hyperplasia, hypertropi, atropi and on preparat histopatologi carp control
tissue carp be in a state of normal and intact.
Keywords : A toxic substance, carp, environment, hitopatologis, organs of fish.
1
PENDAHULUAN
2
Kehidupan
mahluk
hidup
ukuran untuk efek racun suatu bahan
terjadi di
(kimia) pada sekelompok hewan uji. Jika
lingkunganya. Lingkungan yang bebas
dalam hal ini hewan uji dipandang sebagai
mudah dimasuki bahan-bahan yang tidak
subjek, respon berupa kematian tersebut
diketahui
Menurut
merupakan suatu respon diskretik. Ini
Darmono (1995) wilayah perairan adalah
berarti hanya ada dua macam respon yaitu
zona bebas dimana banyak effluent yang
ada atau tidak ada kematian (Deisy dkk
masuk baik secara langsung melalui pipa-
2010).
tergantung dari apa yang
misalnya
Limbah.
pipa pembuangan atau run off dari aliran
bawah tanah. Banyak zat-zat kimia yang
masuk ke sungai diantaranya adalah dari
limbah-limbah
industri
yang
banyak
memakai bahan kimia, atau limbah dari
kegiatan
akuakultur
menghasilkan
yang
limbah
biasanya
bahan-bahan
organik. Zat-zat tersebut diatas dapat
menimbulkan
efek
terhadap
perairan
tempat pembuangan limbah tersebut. Efek
yang ada dapat mengakibatkan kualitas
suatu perairan menurun atau efek terhadap
organisme air yang terpapar langsung
dengan zat racun yang terlarut di perairan.
Efek keracunan yang terjadi dapat bersifat
akut, sub-akut, khronis, delayed. Hal ini
ditentukan
oleh
waktu,
lokasi
organ
(lokal/sistemik). Kemampuan racun untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk
kedalam tubuh dan lokasi organ yang
rentan disebut toksisitas.
Toksisitas adalah suatu keadaan
yang
menandakan
adanya
efek
toksik/racun yang terdapat pada bahan
sebagai sediaan single dose atau campuran.
Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai
Limbah yang masuk ke perairan
seperti limbah yang berasal dari pertanian
maupun dari industri yakni pestisida
maupun logam berat dapat memberikan
efek negatif pada perairan ataupun biota
perairannya. Pestisida merupakan suatu
substansi kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang digunakan untuk
memberantas ataupun mencegah hama.
Pestisida
tersebut
walaupun
sangat
berguna, namun disisi lain tanpa disadari
akan menimbulkan dampak yang negatif
seperti menurunnya kualitas air serta
timbulnya keracunan pestisida. Meskipun
bahan kimia tersebut hanya dimaksudkan
untuk mematikan suatu jenis hama tertentu
tetapi pada hakekatnya bersifat racun untuk
semua mahluk hidup.
Kehadiran
logam
berat
pada
perairan, terutama yang bersumber dari
kegiatan
industri
seperti
pabrik
atau
industri, di mana logam berat banyak
digunakan sebagai bahan baku maupun
sebagai bahan penolong. Sifat beracun dan
berbahaya dari logam berat ditunjukan oleh
sifat fisik dan kimia bahan baik dari segi
bahan pencemar dalam jaringan terutama
kuantitas maupun kuantitasnya. Masuknya
di organ-organ yang sensitif terhadap
limbah ini ke perairan telah menimbulkan
pencemaran lingkungan perairan.
pencemaran
terhadap
memberikan
efek
perairan,
histopatologi
dapat
digunakan sebagai biomarker histopatologi
perairan tersebut. Efek dari pencemaran
yang berguna dalam kegiatan monitoring
yang berasal dari bahan toksik tersebut
lingkungan
dapat berakibat kerusakan organ-organ
organ tersebut yang memiliki fungsi
pada makhluk hidup ataupun menyebabkan
penting dalam metabolisme tubuh sehingga
kematian. Hal ini sesuai menurut Dahuri
dapat digunakan sebagai diagnosis awal
dan
terjadinya gangguan kesehatan pada suatu
(1998)
pada
Analisa
biota
Arumsyah
toksik
serta
menjelaskan
masuknya bahan pencemar ke dalam
dengan mengamati
organ-
organisme (Martinez and Marina 2007).
perairan dapat mempengaruhi kualitas
Tujuan dari penelitian ini adalah
perairan, apabila bahan yang masuk ke
untuk mengetahui gambaran histopatologi
perairan melebihi ambang batas, maka
organ insang, usus, hati, dan ginjal pada
daya dukung lingkungan akan menurun.
ikan
mas
terpapar
bahan
toksik
Oleh karena itu dalam pencegahan
dibandingkan dengan ikan mas yang tidak
dan pengobatan penyakit ikan akibat
terpapar bahan toksik (kontrol). Hewan uji
pemaparan
selain
pada penelitian ini merupakan ikan mas
terhadap
yaitu ikan yang memiliki sensitivitas yang
lingkungan, juga perlu diketahui hal-hal
cukup tinggi terhap pemaparan bahan
yang berkaitan dengan timbulnya penyakit
toksik.
dilakukan
limbah
perairan
pengendalian
ikan. Menurut Geonarso (1988) dalam
toksik dari beberapa polutan kimia dalam
DATA DAN PENDEKATAN
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
suatu lingkungan dapat di uji dengan
tanggal
25
November
menggunakan spesies yang terdapat pada
Laboratorium
Menejemen
lingkungan tersebut, salah satunya adalah
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
ikan. Ikan sebagai salah satu biota air dapat
Kelautan Universitas Padjadjaran. Alat
dijadikan sebagai salah satu indikator
yang digunakan pada saat penelitian
pencemaran yang terjadi di dalam perairan.
diantaranya adalah mikroskop binokuler
Bahan pencemar masuk kedalam tubuh
yaitu mikroskop dengan 2 lensa yang
organisme dapat melalui rantai makanan
berfungsi untuk mengamati obyek, minyak
sehingga menyebabkan terakumulasinya
imersi sebagai olesan pada mikroskop yang
Cahaya (2003) untuk mengetahui efek
2015
pada
di
Sumberdaya
berfungsi untuk memperjelas obyek dan
menggunakan
melindungi mikroskop, dan Atlas “Fish
bertahap).
histopatology”. Sedangkan bahan yang
dalam alkohol: 70% , 90%, 95% hingga
digunakan pada saat penelitian yaitu
100% yang dimana fungsi Alkohol untuk
preparat histopatologi ikan mas akibat
menarik air.
Tahap ketiga clearing yaitu meng-
pemaparan
pestisida
(Biologi
FMIPA
Unpad, 2009) dan preparat histopatologi
ikan
mas
akibat
pemaparan
akibat
pertama-
tama
preparat
organ
pengamatan
insang
tersebut
(secara
direndam
ganti Alkohol dlm jaringan dengan xylene
yang berguna untuk menarik alkohol.
Infiltrasi untuk memindahkan jaringan ke
histopatologi, yaitu mengamati preparat
histologi
Jaringan
seri
Tahap keempat yaitu Embedding dan
pemaparan logam berat Pb.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan prosedur
dilakukan
Alkohol
(gill),
ginjal
(kidney), hati (hepar), dan usus (intestine)
ikan uji yang normal dan yang telah diberi
dalam parafin cair (dilakukan pada suhu
60ºC,
xylene larut dlm parafin cair),
Parafin mengisi rongga dlm sel sehingga
tidak terjadi perubahan bentuk pada saat
pemotongan dengan Microtome (alat utk
pemaparan
bahan
toksik.
Perlakuan
memotong jaringan dlm ukuran µ).
Tahap kelima yaitu Sectioning
selanjutnya
membandingkan
perbedaan
dengan cara pertama pemotongan dengan
diantara keduanya berdasarkan parameter
microtome (alat untuk memotong jaringan
warna, ukuran, ada tidaknya neukrosis atau
dengan ketebalan 7 – 10 µm). Kedua
tanda, dan karakter khusus lainnya. Setelah
pemotongan jangan sampai putus-putus,
itu, mendokumentasikan masing-masing
harus
preparat histologi organ hewan uji (kontrol
seperti pita (Sequence). Kemudian pilih
dan patogen).
Pelaksanaan prosedur selanjutnya
bagian
berurutan
dijadikan
awetan
dengan
histopatologi, yaitu pengambilan jaringan
meletakkan pada objek glass.
Tahap keenam yaitu
staining
tertentu pada ikan lalu diamati dan
dengan cara preparat yg telah menempel
dimasukan ke dalam larutan fiksasi.
Fiksasi itu sendiri yaitu tahap awal
pada object glass dengan bantuan hot plate
pengawetan
pembuatan
organ
dengan
preparat
larutan
“Fiksatif” contohnya yaitu Larutan bouin,
Formal Salin, Helly, Zenker, Carnoy,
Suska. Tahap keduanya yaitu dehidrasi
untuk menghilangkan air dari jaringan/sel
sebagai
tadi,
yang
membentuk
akan
dilakukan
tertentu
sehingga
preparat
diwarani
dengan
(Haemotoxylen-Eosin).
pewarna
Setelah
HE
selesai
proses pewarnaan lalu menutup gelas objek
dengan cover glass yg telah diberi canada
balsam atau entelan sebagai perekat.
Tahapan
ketujuh
yaitu
melakukan
Pengamatan dengan bantuan mikroskop.
Analisis Data
Analisa
histopatologi
dapat
digunakan
sebagai
biomarker
untuk
mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui
perubahan struktur yang terjadi pada
organ-organ yang menjadi sasaran utama
dari bahan pencemar seperti insang, hati,
ginjal
dan
Kemudian
sebagainya
(Dutta
1996).
ini
untuk
histopatologi
mengetahui akibat dari terpaparnya bahan
organ
terpapar
memperlihatkan
bahan
adanya
toksik
perubahan
histopatologi yang bervariasi mulai dari
perubahan ringan sampai berat dan juga
ditemukan adanya agen patogen baik
bakterial
maupun
parasit
akibat
dari
paparan bahan toksik. Namun untuk
pengamatan pada berbagai organ yang
tidak terpapar bahan toksik (kontrol), tidak
mengalami perubahan histopatologi secara
signifikan.
Adanya preparat yang terpapar
toksik di dalam jaringan ikan.
bahan toksik dengan yang tidak (kontrol)
HASIL DAN DISKUSI
dapat
Hasil pengamatan preparat secara
digunakan
secara
fungsional
untuk
perbandingan
maupun
secara
histopatologi pada berbagai organ yaitu
sturukturalnya,
sehingga
dapat
organ ginjal (ren), hati (hepar), usus
memudahkan dalam penelitian kali ini.
(intestinum), dan insang dari ikan mas
Secara garis besar hasil penelitian yang
yang diperiksa menunjukkan bahwa semua
telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Histopatologi Pada Organ Ginjal (Ren), Hati (Hepar), Usus
(Intestinum), dan Insang Dari Ikan Mas.
ORGAN
PARAMETER
KONTROL
PATOLOGIS
Hati (Hepar) Ikan
Mas
(Pos 5)
Ginjal (Ren) Ikan
Mas
(Pos 1)
Warna
Pucat
Merah
Ukuran
Normal
Pembengkakan
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Tidak Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Usus (Intestinum)
Ikan Mas
(Pos 2)
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Tidak Ada
Karakter khusus
Hiploplasia
Hiperplasia
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Warna
Ungu pekat
Ungu Sangat gelap
Ukuran
Lebih besar
Agak besar
Tanda hitam /
nekrosis
Terdapat banyak
nekrosis
Terdapat banyak
nekrosis
Karakter khusus
Rongga tidak terlalu
banyak
Rongga akibat sel
yang mati sangat
banyak
Insang Ikan Mas
(Pos 3)
Hati dan Insang Ikan
Mas
(Pos 4)
Histopatologi Hati Ikan Mas
Dalam penelitian ini salah satu
organ yang digunakan yaitu hati. Hati
yang terpapar bahan toksik dengan yang
tidak terpapar (kontrol).
sebagai salah satu organ yang dapat
Hasil pengamatan pada hati yang
diamati kerusakan jaringannya, karena hati
normal atau kontrol (Gambar 1-a) pada
merupakan
penting
yang
gambar di bawah ini yaitu pada jaringan
untuk
proses
hati ikan mas kontrol belum adanya
pencernaan. Hati merupakan organ yang
perubahan baik warna (pucat) maupun
sangat rentan terhadap pengaruh zat kimia
ukuran, namun terlihat gejala adanya
dan menjadi organ sasaran utama dari efek
nekrosis yang menyebabkan terbentuknya
racun zat kimia atau toksikan (Velmurugan
rongga. Warna terlihat pucat, ukuran hati
et al 2007). Gambar di bawah ini
masih normal dan ada sedikit gejala
menunjukan
gambaran
nekrosis. Struktur sel masih agak teratur,
histopatologi pada organ hati ikan mas
namun ada rongga yang di akibatkan
mensekresikan
organ
bahan
perbandingan
kematian sel. Namun secara garis besar
pada preparat jaringan hati ikan mas yang
hepatosit, inti sel dan sinusoid pada
kontrol dalam keadaan normal. Hal ini
komposisi lobulus hati (Velmurugan et al
dapat ditandai bentuk histologi yang
2007).
normal dengan penampakan vena sentralis,
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Preparat Hati Patologis dan (b) Preparat Hati Normal/Kontrol.
Pada pengamatan terhadap preparat
mentolerir kerusakan yang diakibatkan
jaringan hati ikan mas yang patologis
oleh zat toksik tersebut. Hal tersebut juga
(Gambar 1-b) terdapat perbedaan berupa
didukung oleh Hinton dan Lauren, 1990
kerusakan
hati
dalam penelitian Patung et al (2008) yang
dibandingkan dengan jaringan hati pada
melaporkan bahwa dengan terpaparnya
perlakuan kontrol. Hal ini ditunjukkan
suatu
adanya
yang
terjadinya pembengkakan hepatosit sebagai
mati
akibat langsung dari zat toksik yang
dan
perubahan
kerusakan
mengakibatkan
sel
jaringan
adanya
sel-sel
jaringan
maka
menyebabkan
(nekrosis) dan tidak ada penggantian sel
berpengaruh
sehingga terbentuknya rongga di dalam
transpor ion. Pada sel hati patologis, terjadi
jaringan tersebut.
hiperplansia yang mengakibatkan sinusoid
Terjadinya
disebabkan
sehingga
nekrosis
karena
sel
membrannya.
sel
dapat
membengkak
kehilangan
Pembengkakan
menyempit
langsung pada mekanisme
sehingga
aliran
darah
terganggu dan terdapat banyak nekrosis
integritas
yang menyebabkan rongga pada jaringan
sel
hati tersebut.
atau
degenerasi vakuola bersifat reversibel
Hal
ini
sesuai
penelitian
sehingga apabila paparan zat toksik tidak
histopatologi hati menurut Widyaningrum
berlanjut maka sel dapat kembali normal.
dan Suharyanti (2010), dengan adanya zat
Namun
toksik maka dapat mempengaruhi struktur
jika
pengaruh
zat
toksik
berlangsung lama maka sel tidak dapat
histologi
hati
sehingga
dapat
mengakibatkan
patologis
hati
seperti
bahan beracun yang terbawa dalam sistem
pembengkakan sel, rangkaian nekrosis atau
sirkulasi, mengatur keseimbangan, air dan
bridging necrosis, degenarasi intralobular
elektrolit
dan fokal nekrosis, fibrosis, dan cirrhosis.
mempertahankan keseimbangan asam-basa
Ginjal merupakan salah satu organ
yang dijadikan sebagai bahan penelitian.
Menurut Stine dan Brown (1996) fungsi
ginjal antara lain untuk zat-zat ekskresi
tidak
dibutuhkan
tubuh
dan
menghasilkan hormon rennin. Pada hasil
Histopatologi Ginjal Ikan Mas
yang
dalam
tubuh
seperti
senyawa nitrogen, asam urat dan bahan-
pengamatan histopatologi ginjal ikan mas
memperlihatkan hasil yang berbeda antara
preparat kontrol dengan preparat patologis.
Gambaran
histopatologi
dari
hasil
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2
dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Preparat Ginjal Patologis dan (b) Preparat Ginjal Normal/Kontrol.
Berdasarkan pengamatan jaringan
diantaranya yaitu adanya pembekakan atau
ginjal ikan mas kontrol (Gambar 2-b)
pembesaran jaringan (hiperplasia), adanya
menujukkan bahwa jaringan ginjal kontrol
tanda hitam pada sel ginjal (necrosis).
memiliki warna yang cerah dengan ukuran
Kerusakan atau histopatologi yang dapat
normal dan tidak menunjukkan adanya
terjadi pada organ ginjal yaitu dapat berupa
gejala nekrosis. Secara garis besar, preparat
Atrophy,
masih dalam keadaan normal atau tidak
peradangan Glomerulus, Gumpalan darah,
terkena paparan bahan toksik yang dapat
Jaringan ikat, nekrosis, Claudy Swelling ().
merusak jaringan.
Pada kerusakan berupa hyperplasia yaitu
Pada pengamatan terhadap jaringan
Hipertrophy,
hyperplasia,
pertambahan ukuran dimana karena adanya
ginjal yang patologis (Gambar 2-a) adanya
penyumbatan
beberapa
toksik, sebelumnya hyperplasia terjadi
perubahan
dan
kerusakan,
akibat pemberian
bahan
karena adanya penambahan jumlah volume
tertinggi biasanya dalam organ detoksikasi
akibat
(hati) dan organ ekskresi (ginjal).
adanya
penyumbatan
antar
permukaan glomerulus. Selain itu terjadi
iritasi ,warna berubah menjadi warna ungu
tua.
Dalam hal ini dapat ditemukan
perubahan histopatologis pada jaringan
ginjal dapat disebabkan karena ginjal
merupakan salah satu jaringan yang mudah
terakumulasi bahan toksik yang masuk ke
dalam tubuh ikan, sehingga apabila adanya
bahan toksik terabsorbsi ke dalam tubuh
ikan, maka akan terlihat perubahan atau
kerusakan pada jaringan ginjal ikan.
Kemudian menurut Palar (1994) akumulasi
Histopatologi Usus Ikan Mas
Organ selanjutnya yang dijadikan
bahan
penelitian
yaitu
usus.
Usus
merupakan salah satu organ yang sering
terpapar oleh agea-agen penyakit. Pada
kondisi
perairan
yang
tercemar,
menyebabkan biota air terpapar oleh bahan
pencemar
adanya
tersbut
dan
perubahan
menyebabkan
pada
pengamatan
histopatologi usus Ikan Mas. Gambaran
histopatologi usus Ikan Mas yang kontrol
maupun yang terkena paparan toksik dapat
dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Preparat Usus Patologis dan (b) Preparat Usus Normal/Kontrol.
Pada pengamatan preparat usus
Histologi
ikan
(Gambar
tidak
pengamatan didapatkan warna yang cerah,
adanya
kerusakan
tanda
setelah
patologis
ikan mas dengan kontrol (Gambar 3-a),
didapatkan
3-b)
usus
sejumlah jaringan. Pada gambar terlihat
terdapat
warna tampak cerah, ukuran usus normal
pembengkakan pada jaringan yang di
dan padat sehingga memadati ruangan
akibatkan iritasi awal sebelum terjadinya
jaringan usus. Sel juga masih tersebar di
kematian sel dan adanya perubahan yang
seluruh permukaan dan tidak tampak
signifikan
terjadinya necrosis.
menjadi lebih renggang pada bagian tengah
terjadi
hitam,
dilakukannya
dimana
dan
adanya
permukaan
gambar tersebut. Terdapatnya tanda hitam
di bagian usus depan sedikit mengalami
pada jaringan organ tersebut sesuai dengan
kerusakan (Priosoetyanto 2010).
pernyataan Priosoetyanto (2010) yang
menyatakan salah satu kerusakan pada
histologi usus ikan mas menujukkan
adanya tanda hitam, yaitu kematian sel
pada jaringan usus ikan.
Pada gambar yang menunjukkan
adanya perubahan dan kerusakan organ
hati ikan yang diamati dapat disebabkan
oleh bakteri pathogen atau adanya bahan
toksik (logam berat atau pestisida) yang
masuk ke dalam tubuh ikan, logam berat
pada konsentrasi tertentu dapat merusak
jaringan dalam organ-organ tubuh ikan
misalnya pada organ insang, hati dan usus
(Camargo dan Martinez 2007). Kerusakan
sel di jaringan usus ikan terutama terjadi
pada tunika mukosanya adalah di usus
tengah dan usus belakang, sedangkan pada
Histopatologi Insang Ikan Mas
Penelitian
selanjutnya
yaitu
pengamatan terhadap histopatologi insang
Ikan Mas. Insang ikan merupakan respirasi
utama yang bekerja dengan mekanisme
difusi permukaan dari gas-gas respirasi
(oksigen dan karbondioksida) antara darah
dan air, dengan demikian perubahanperubahan lingkungan perairan akan secara
langsung
berdampak
(Saputra
2013).
kepada
Insang
struktur
ikan
rentan
terhadap parasit, bakteri dan penyakit
jamur
serta
sangat
sensitif
terhadap
perubahan fisik dan kimiawi yang ada pada
media air. Gambaran hasil penelitian
histopatologi
insang
Ikan
Mas
yang
didapatkan dapat dilihat pada Gambar 4
dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Preparat Insang Patologis dan (b) Preparat Ginjal Normal/Kontrol.
Pada hasil pengamatan kontrol
terlihat cerah, ukuran normal. Ukuran
(Gambar 4-a) pada jaringan insang ikan
lamela sama besar dan tidak terlihat
mas belum terjadi perubahan. Susunan
kerusakan
lamela teratur dan rapih, warna masih
dikarenakan organ tidak terkena bahan
disetiap
lamela.
Hal
ini
toksik secara terus-menerus yang dapat
tinggi, anemia, hiperplasia dari sel-sel
menyebabkan kerusakan organ.
epitel insang, penebalan dan fusi lamela
Pada pengamatan terhadap preparat
insang patologis (Gambar 4-a) terjadi
perbedaan yang signifikan. Pada hasil
pengamatan terjadi sejumlah kerusakan
jaringan pada lamela primer dan lamela
sekunder ikan, dimana terjadi hiperplasia.
Hiperplasia gill lamela adalah pertambahan
ukuran (hiperplasia) lamela insang akibat
peningkatan jumlah sel. Hiperplasia sel-sel
lamela
insang
merupakan
perubahan
patologis yang paling umum terjadi pada
insang. Hiperplasia terjadi pada tingkat
iritasi yang lebih rendah dan biasanya
disertai peningkatan jumlah sel-sel mukus
di dasar lamela dan mengakibatkan fusi
dari
lamela.
Hiperplasia
juga
mengakibatkan penebalan jaringan epitel
di ujung filamen yang memperlihatkan
bentuk seperti pemukul bisbol (clubbing
distal) atau penebalan jaringan epitelium
yang terletak di dekat dasar lamela (basal
hiperplasia). Hiperplasia ini dapat terjadi
akibat stimuli kimia dari polutan-polutan,
infeksi parasit, bakteri, defisiensi asam
pantotenat
dan
bentuk
pencemaran
lingkungan yang lain, misalnya pH yang
rendah (Feist 2003, Olurin et al 2006).
Penyakit-penyakit
insang
yang
disebabkan oleh paparan limbah berbahaya
dapat
menyebabkan
kondisi-kondisi
patologis khusus, misalnya pertumbuhan
yang buruk, hemoragi, kematian yang
(Palar 2004).
Histopatologi Insang dan Hati Ikan Mas
Akibat Terpapar Logam Berat
Logam berat merupakan senyawa
toksik yang erat hubungannya dengan
pencemaran dalam lingkungan akuatik. Hal
ini
sangat
perlu
diperhatikan
karena
kualitas air merupakan faktor vital bagi
kondisi budidaya perairan. Keberadaan
logam dalam perairan berasal dari limbah
domestik, industri, kendaraan bermotor,
presipitasi, terbawa oleh aliran air, dan
berbagai
peristiwa
lainnya
yang
menyebabkan logam dapat berakumulasi
di dalam perairan dan berakibat buruk
terhadap organisme di dalamnya. Senyawa
toksik timbal (Pb) merupakan logam berat
bersifat toksik terhadap tumbuhan, hewan
dan manusia (Pazra 2008) yang
paling
banyak menimbulkan dampak pencemaran.
Gambaran histopatologi insang dan hati
ikan mas hasil penelitian dapat dilihat pada
Gambar 5.
Pada pengamatan preparat ginjal
patologi (Gambar 5-a) dapat terlihat bahwa
organ tersebut terpapar oleh logam berat
(Pb). Ginjal rentan mengalami kerusakan
akibat daya toksik logam. Pada ginjal
terdapat lisosom, lisosom adalah tempat
akumulasi dari endoproduk dari Lipid
peroksida yang disebut lipofuschim. Di
ginjal lipofuschim akan berikatan dengan
logam. Jaringan ginjal ikan lebih rapuh dan
logam dengan cara logam diikat tidak kuat
konsistensinya lebih lunak. Ginjal lebih
oleh grup asam di luar granula dan
sensitif terhadap limbah toksik karena
mempunyai
menjaga
ginjal mempunyai peran utama dalam
dalam
ekskresi metabolisme, pencernaan dan
logam
tempat
kemampuan
keseimbangan
sitoplasma
kation-kation
atau
dengan
cara
penyimpanan
berbagai
unsur.
diperangkap dalam bentuk tidak beracun
Menurut Natalia (2007) ginjal berfungsi
dipusat
perkembangan
granula.
Hal
untuk filtrasi dan mengekskresi bahan yang
tersebut
menyebabkan
ginjal
sering
tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk
mengalami kerusakan oleh daya toksik
logam berat yang toksik.
(a)
(b)
Gambar 5. (a) Preparat Ginjal Patologis dan (b) Preparat Insang Patologis.
Sedangkan
pada
pengamatan
preparat insang (Gambar 5-b) terlihat
bahwa adanya kerusakan pada organ
tersebut. Hal ini diakibatkan pemaparan
bahan toksik logam berat sehingga terjadi
perubahan fisiologis dari seluruh organ
tubuh diatas yang telah diamati. Kerusakan
ini berupa hyperplasia yaitu pertambahan
ukuran
di
mana
karena
adanya
penyumbatan
akibat
pemberian
bahan
toksik, sebelumnya hyperplasia terjadi
karena adanya penambahan jumlah volume
akibat
adanya
penyumbatan
antar
permukaan glomerulus. Selain itu terjadi
iritasi, warna berubah menjadi warna ungu
tua.
Kandungan logam berat (Pb) dapat
naik dan terabsorbsi ke dalam tubuh ikan
melalui
respirasi pada
insang, rantai
makanan sampai masuk ke saluran cerna,
atau melalui kulit. Dengan begitu Pb
mudah terikat dengan protein di dalam
jaringan
tubuh
sehingga
mengganggu
berbagai fungsi fisiologis, menurunkan
system
kekebalan
terjadinya mortalitas
tubuh,
sampai
(Darmono 1995).
Logam berat (Pb) yang masuk ke daerah
estuaria atau berhasil terbawa ke tambak,
akan berpotensi mempengaruhi kesehatan
ikan, seperti terhadap ikan mas yang hidup
organ ginjal (ren), hati (hepar), usus
pada habitat tersebut.
(intestinum), dan insang dari ikan mas.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, bahan pencemar yang masuk
kedalam
tubuh
menyebabkan
organisme
dapat
terakumulasinya
bahan
pencemar dalam jaringan terutama di
organ-organ
yang
pencemaran
sensitif
lingkungan
terhadap
perairan.
Penelitian terhadap organ-organ ikan mas
yang meliputi jaringan hati, ginjal, usus,
dan insang ikan mas menunjukkan bahwa
pada pengamatan preparat kontrol berbeda
dengan preparat yang terserang bahan
toksik (patologis). Secara garis besar pada
pengamatan
preparat
kontrol
terlihat
normal baik dari ukuran, warna, dan
sebagainya. Sedangkan pengamatan pada
preparat
patologis
kerusakan
dan
jaringan
perubahan
terjadi
jaringan
diantaranya terjadi necrosis, hyperplasia,
hypertropi, dan atropi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan kali ini, praktikan
mengucapkan terima kasih kepada Tim
Dosen terutama Pak Mochamad Untung K.
Agung, S.Kel. M.Si dan kepada Tim
Asisten laboratorium, serta kepada rekanrekan semua pihak yang telah membantu
dalam
pembuatan
jurnal
penelitian
mengenai pengamatan histopatologi pada
DAFTAR PUSTAKA
B.
Velmurugan
et
al.,
2007.
Histopathology
Of
LambdaCyhalothrin On Tissues (Gill,
Kidney, Liver And Intestine) Of
Cirrhinus Mrigala. Environmental
Toxicology and Pharmacology vol 24
(286–291), 7 july 2007.
Dahuri, R. 1998. Pengaruh Pencemaran
Limbah Industri Terhadap Potensi
Sumberdaya Laut. Makalah Pada
Seminar
Teknologi
Pengolahan
Limbah Industri Dan Pencemaran
Laut. Agustus 1998. SPPT Jakarta
Darmono. 1995. Logam dalam Sidstem
Biologi Makhluk Hidup. UI Press,
Jakarta.
Deisy dkk. 2010. Uji Toksisitas Oli Bekas
Terhadap Tanaman Kacang Hijau.
Program studi pendidikan biologi
Universitas Ahmad Dahlan.
Duffus, H. J. 1980. Environment
Toxicologi. Department of brewing
and Biological Science. Hariot-Watt.
University Edinberg.
Feist S Thain J dan Forlin C. 2003.
Molecular, or cellular Process and
The Health of The Individual. p 147152. In A. J Lawrence and K. L
Hemingway (Eds.). Effects of
Pollution on Fish. Blackwell
Publishing. UK.
Geonarso, D. 1988. Perubahan faal ikan
sebagai
Indikator
kehadiran
insektisida dan Detergen dalam air.
Disertasi. ITB. Bandung.
Hinton DE, Lauren DJ. 1990. Integrative
Histopathological
Effects
Of
Environmental Stressors On Fishes.
American
Fisheries
Symposium; 8: 51–66.
Society
Marina M. P. Camargo and Cláudia B. R.
Martinez. 2007. Histopathology of
gills, kidney and liver of a
Neotropical fish caged in an urban
stream. Laboratory of Animal
Ecophysiology.
Department
of
Physiological
Sciences
State
University of Londrina (UEL).
Neotropical Ichthyology, 5(3):327336.
Martinez, C.B.R, and Marina, M.P.C.
2007. Histopathology Of Gills,
Kidney and Liver of A Neotropical
Fish Caged In An Urban Stream.
Neotropical Ichthyology, 5 (3): 327336.
Natalia, M., 2007. Pengaruh Pb terhadap
Struktur Insang Ikan Mas (Cyprinus
carpio, L). Jurnal Perikanan dan
Kelautan 12, 1 (2007): 42-47.
Palar,
H. 1994. Pencemaran
dan
Toksikologi Logam Berat. Rineka
Cipta. Bandung
Palar,
H. 2004. Pencemaran dan
Toksikologi dan Logam Berat.
Rineka Cipta Jakarta. 152 hlm.
Pazra,
D.
F.,
2008.
Gambaran
Histopatologi Insang, Otot, dan
Usus Pada Ikan Lele (Clarias sp)
Asal Dari Daerah Bogor. Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor.
Priosoetyanto B.P, dkk. 2010. Gambaran
Histopatologi Insang, Usus, dan
Otot Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus) yang Berasal dari
Daerah Ciampea, Bogor. Indonesian
Journal of Veterinary Science dan
Medicine Vol II No.1, Desember
2010.
Saputra, H. M., Marusin N., dan Santoso P.
2013. Struktur Histologi Insang dan
Kadar Hemoglobin Ikan Asang
(Osteochilus hasseltii C.V) di Danau
Singkarak dan Maninjau, Sumatera
Barat. J. Bio. UA. 2303-2162.
Stine,
K.E. and T.M. Brown.1996.
Principles
of
Toxicologi.
CRCressInc. Lewis publ.
Triadayani, A. E., Aryawati R., dan
Diansyah, G. 2010. Pengaruh
Logam Berat (Pb) Terhadap
Jaringan Hati Ikan Kerapu Bebek
(Cromileptes altivelis). Maspari
Journal 01 halaman 42-47.
Widyaningrum, T., dan Suharyanti T.
Pengaruh Merkuri Klorida Terhadap
Pertumbuhan dan Histopatologi
Ginjal Ikan Nila (Oreochromis
niloticus, Linn). Seminar Nasional
Pendidikan Biologi: Biologi, Sains,
Lingkungan dan Pembelajarannya
Menuju Pembangunan Karakter.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Penelitian Histopatologi
Prosedur Pengamatan Histopatologi
Amati preparat histologi
Organ insang, ginjal, hati, dan usus
(kontrol dan patologis)
Bandingkan perbedaan
Parameter warna, ukuran, tanda, dan karakter khusus lainnya
Dokumentasi preparat histologi
Kontrol dan patologis
Prosedur Pembuatan Preparat Histopatologi
Prosedur pembuatan preparat hispatologi
Pengambilan jaringan
Fiksasi
Clearing
Embedding dan Infiltrasi
Sectioning
Staining
Pengamatan dengan bantuan Mikroskop
TERHADAP HISTOPATOLOGI ORGAN IKAN MAS (Cyprinus Carpio)
THE INFLUENCE OF EXPOSURE TO PESTICIDES AND HEAVY METAL LEAD (Pb)
OF HISTOPATOLOGY AN ORGAN OF A FISH CARP (Cyprinus Carpio)
Abduyana Purwidyo, Indah Nurwulan, Muchamad Zais Syahri
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang KM 21, Jatinangor
Email: Zaisyahri25@gmail.com
ABSTRAK
Lingkungan memiliki faktor penting terhadap kehidupan organisme yang ada di dalamnya
seperti ikan. Lingkungan yang tercemar dapat mempengaruhi organ-organ yang sensitif dari
ikan terhadap perubahan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran
histopatologi organ insang, usus, hati, dan ginjal pada ikan mas terpapar bahan toksik
dibandingkan dengan ikan mas yang tidak terpapar bahan toksik (kontrol). Preparat
histopatologi ikan mas yang digunakan pada penelitian ini adalah preparat histopatologi ikan
mas akibat pemaparan pestisida yang berasal dari Jurusan Biologi Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Padjadjaran tahun 2009 dan preparat histopatologi ikan
mas hasil penelitian akibat pemaparan logam berat Pb. Berdasarkan pengamatan
histopatologi pada masing-masing jaringan ikan mas yang meliputi jaringan hati, ginjal, usus,
dan insang ikan mas menunjukkan bahwa terjadi kerusakan dan perubahan jaringan untuk
preparat histopatologi ikan mas patologis diantaranya terjadi necrosis, hyperplasia,
hypertropi, atropi dan pada preparat histopatologi ikan mas kontrol jaringan ikan mas berada
dalam keadaan normal dan utuh.
Kata kunci : Bahan Toksik, Hitopatologis, Ikan Mas, Lingkungan, Organ Ikan.
ABSTRACT
Environment having important factor on the lives of an organism that is in them like a fish.
The tainted environment can affect the organs sensitive in respect of fish on changes in
environment. Research aims to understand histopatologi organ gills picture, the intestines,
hearts, and kidney in carp exposed to material toxic compared with carp which are not
exposed to material toxic ( control of ). Preparat histopatologi carp used in this research is
preparat histopatologi carp due to exposure pesticides derived by the biology the faculty math
and science the university padjadjaran 2009 and preparat histopatologi carp the results of the
study due to exposure to heavy metal pb. Based on observations histopatologi in each tissue
carp which includes of heart tissue, the kidneys, the intestines, and gills carp shows that
damage occurs and change a network for preparat histopatologi carp pathological of them
happened necrosis, hyperplasia, hypertropi, atropi and on preparat histopatologi carp control
tissue carp be in a state of normal and intact.
Keywords : A toxic substance, carp, environment, hitopatologis, organs of fish.
1
PENDAHULUAN
2
Kehidupan
mahluk
hidup
ukuran untuk efek racun suatu bahan
terjadi di
(kimia) pada sekelompok hewan uji. Jika
lingkunganya. Lingkungan yang bebas
dalam hal ini hewan uji dipandang sebagai
mudah dimasuki bahan-bahan yang tidak
subjek, respon berupa kematian tersebut
diketahui
Menurut
merupakan suatu respon diskretik. Ini
Darmono (1995) wilayah perairan adalah
berarti hanya ada dua macam respon yaitu
zona bebas dimana banyak effluent yang
ada atau tidak ada kematian (Deisy dkk
masuk baik secara langsung melalui pipa-
2010).
tergantung dari apa yang
misalnya
Limbah.
pipa pembuangan atau run off dari aliran
bawah tanah. Banyak zat-zat kimia yang
masuk ke sungai diantaranya adalah dari
limbah-limbah
industri
yang
banyak
memakai bahan kimia, atau limbah dari
kegiatan
akuakultur
menghasilkan
yang
limbah
biasanya
bahan-bahan
organik. Zat-zat tersebut diatas dapat
menimbulkan
efek
terhadap
perairan
tempat pembuangan limbah tersebut. Efek
yang ada dapat mengakibatkan kualitas
suatu perairan menurun atau efek terhadap
organisme air yang terpapar langsung
dengan zat racun yang terlarut di perairan.
Efek keracunan yang terjadi dapat bersifat
akut, sub-akut, khronis, delayed. Hal ini
ditentukan
oleh
waktu,
lokasi
organ
(lokal/sistemik). Kemampuan racun untuk
menimbulkan kerusakan apabila masuk
kedalam tubuh dan lokasi organ yang
rentan disebut toksisitas.
Toksisitas adalah suatu keadaan
yang
menandakan
adanya
efek
toksik/racun yang terdapat pada bahan
sebagai sediaan single dose atau campuran.
Jumlah kematian hewan uji dipakai sebagai
Limbah yang masuk ke perairan
seperti limbah yang berasal dari pertanian
maupun dari industri yakni pestisida
maupun logam berat dapat memberikan
efek negatif pada perairan ataupun biota
perairannya. Pestisida merupakan suatu
substansi kimia dan bahan lain serta jasad
renik dan virus yang digunakan untuk
memberantas ataupun mencegah hama.
Pestisida
tersebut
walaupun
sangat
berguna, namun disisi lain tanpa disadari
akan menimbulkan dampak yang negatif
seperti menurunnya kualitas air serta
timbulnya keracunan pestisida. Meskipun
bahan kimia tersebut hanya dimaksudkan
untuk mematikan suatu jenis hama tertentu
tetapi pada hakekatnya bersifat racun untuk
semua mahluk hidup.
Kehadiran
logam
berat
pada
perairan, terutama yang bersumber dari
kegiatan
industri
seperti
pabrik
atau
industri, di mana logam berat banyak
digunakan sebagai bahan baku maupun
sebagai bahan penolong. Sifat beracun dan
berbahaya dari logam berat ditunjukan oleh
sifat fisik dan kimia bahan baik dari segi
bahan pencemar dalam jaringan terutama
kuantitas maupun kuantitasnya. Masuknya
di organ-organ yang sensitif terhadap
limbah ini ke perairan telah menimbulkan
pencemaran lingkungan perairan.
pencemaran
terhadap
memberikan
efek
perairan,
histopatologi
dapat
digunakan sebagai biomarker histopatologi
perairan tersebut. Efek dari pencemaran
yang berguna dalam kegiatan monitoring
yang berasal dari bahan toksik tersebut
lingkungan
dapat berakibat kerusakan organ-organ
organ tersebut yang memiliki fungsi
pada makhluk hidup ataupun menyebabkan
penting dalam metabolisme tubuh sehingga
kematian. Hal ini sesuai menurut Dahuri
dapat digunakan sebagai diagnosis awal
dan
terjadinya gangguan kesehatan pada suatu
(1998)
pada
Analisa
biota
Arumsyah
toksik
serta
menjelaskan
masuknya bahan pencemar ke dalam
dengan mengamati
organ-
organisme (Martinez and Marina 2007).
perairan dapat mempengaruhi kualitas
Tujuan dari penelitian ini adalah
perairan, apabila bahan yang masuk ke
untuk mengetahui gambaran histopatologi
perairan melebihi ambang batas, maka
organ insang, usus, hati, dan ginjal pada
daya dukung lingkungan akan menurun.
ikan
mas
terpapar
bahan
toksik
Oleh karena itu dalam pencegahan
dibandingkan dengan ikan mas yang tidak
dan pengobatan penyakit ikan akibat
terpapar bahan toksik (kontrol). Hewan uji
pemaparan
selain
pada penelitian ini merupakan ikan mas
terhadap
yaitu ikan yang memiliki sensitivitas yang
lingkungan, juga perlu diketahui hal-hal
cukup tinggi terhap pemaparan bahan
yang berkaitan dengan timbulnya penyakit
toksik.
dilakukan
limbah
perairan
pengendalian
ikan. Menurut Geonarso (1988) dalam
toksik dari beberapa polutan kimia dalam
DATA DAN PENDEKATAN
Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan
suatu lingkungan dapat di uji dengan
tanggal
25
November
menggunakan spesies yang terdapat pada
Laboratorium
Menejemen
lingkungan tersebut, salah satunya adalah
Perairan Fakultas Perikanan dan Ilmu
ikan. Ikan sebagai salah satu biota air dapat
Kelautan Universitas Padjadjaran. Alat
dijadikan sebagai salah satu indikator
yang digunakan pada saat penelitian
pencemaran yang terjadi di dalam perairan.
diantaranya adalah mikroskop binokuler
Bahan pencemar masuk kedalam tubuh
yaitu mikroskop dengan 2 lensa yang
organisme dapat melalui rantai makanan
berfungsi untuk mengamati obyek, minyak
sehingga menyebabkan terakumulasinya
imersi sebagai olesan pada mikroskop yang
Cahaya (2003) untuk mengetahui efek
2015
pada
di
Sumberdaya
berfungsi untuk memperjelas obyek dan
menggunakan
melindungi mikroskop, dan Atlas “Fish
bertahap).
histopatology”. Sedangkan bahan yang
dalam alkohol: 70% , 90%, 95% hingga
digunakan pada saat penelitian yaitu
100% yang dimana fungsi Alkohol untuk
preparat histopatologi ikan mas akibat
menarik air.
Tahap ketiga clearing yaitu meng-
pemaparan
pestisida
(Biologi
FMIPA
Unpad, 2009) dan preparat histopatologi
ikan
mas
akibat
pemaparan
akibat
pertama-
tama
preparat
organ
pengamatan
insang
tersebut
(secara
direndam
ganti Alkohol dlm jaringan dengan xylene
yang berguna untuk menarik alkohol.
Infiltrasi untuk memindahkan jaringan ke
histopatologi, yaitu mengamati preparat
histologi
Jaringan
seri
Tahap keempat yaitu Embedding dan
pemaparan logam berat Pb.
Prosedur Penelitian
Pelaksanaan prosedur
dilakukan
Alkohol
(gill),
ginjal
(kidney), hati (hepar), dan usus (intestine)
ikan uji yang normal dan yang telah diberi
dalam parafin cair (dilakukan pada suhu
60ºC,
xylene larut dlm parafin cair),
Parafin mengisi rongga dlm sel sehingga
tidak terjadi perubahan bentuk pada saat
pemotongan dengan Microtome (alat utk
pemaparan
bahan
toksik.
Perlakuan
memotong jaringan dlm ukuran µ).
Tahap kelima yaitu Sectioning
selanjutnya
membandingkan
perbedaan
dengan cara pertama pemotongan dengan
diantara keduanya berdasarkan parameter
microtome (alat untuk memotong jaringan
warna, ukuran, ada tidaknya neukrosis atau
dengan ketebalan 7 – 10 µm). Kedua
tanda, dan karakter khusus lainnya. Setelah
pemotongan jangan sampai putus-putus,
itu, mendokumentasikan masing-masing
harus
preparat histologi organ hewan uji (kontrol
seperti pita (Sequence). Kemudian pilih
dan patogen).
Pelaksanaan prosedur selanjutnya
bagian
berurutan
dijadikan
awetan
dengan
histopatologi, yaitu pengambilan jaringan
meletakkan pada objek glass.
Tahap keenam yaitu
staining
tertentu pada ikan lalu diamati dan
dengan cara preparat yg telah menempel
dimasukan ke dalam larutan fiksasi.
Fiksasi itu sendiri yaitu tahap awal
pada object glass dengan bantuan hot plate
pengawetan
pembuatan
organ
dengan
preparat
larutan
“Fiksatif” contohnya yaitu Larutan bouin,
Formal Salin, Helly, Zenker, Carnoy,
Suska. Tahap keduanya yaitu dehidrasi
untuk menghilangkan air dari jaringan/sel
sebagai
tadi,
yang
membentuk
akan
dilakukan
tertentu
sehingga
preparat
diwarani
dengan
(Haemotoxylen-Eosin).
pewarna
Setelah
HE
selesai
proses pewarnaan lalu menutup gelas objek
dengan cover glass yg telah diberi canada
balsam atau entelan sebagai perekat.
Tahapan
ketujuh
yaitu
melakukan
Pengamatan dengan bantuan mikroskop.
Analisis Data
Analisa
histopatologi
dapat
digunakan
sebagai
biomarker
untuk
mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui
perubahan struktur yang terjadi pada
organ-organ yang menjadi sasaran utama
dari bahan pencemar seperti insang, hati,
ginjal
dan
Kemudian
sebagainya
(Dutta
1996).
ini
untuk
histopatologi
mengetahui akibat dari terpaparnya bahan
organ
terpapar
memperlihatkan
bahan
adanya
toksik
perubahan
histopatologi yang bervariasi mulai dari
perubahan ringan sampai berat dan juga
ditemukan adanya agen patogen baik
bakterial
maupun
parasit
akibat
dari
paparan bahan toksik. Namun untuk
pengamatan pada berbagai organ yang
tidak terpapar bahan toksik (kontrol), tidak
mengalami perubahan histopatologi secara
signifikan.
Adanya preparat yang terpapar
toksik di dalam jaringan ikan.
bahan toksik dengan yang tidak (kontrol)
HASIL DAN DISKUSI
dapat
Hasil pengamatan preparat secara
digunakan
secara
fungsional
untuk
perbandingan
maupun
secara
histopatologi pada berbagai organ yaitu
sturukturalnya,
sehingga
dapat
organ ginjal (ren), hati (hepar), usus
memudahkan dalam penelitian kali ini.
(intestinum), dan insang dari ikan mas
Secara garis besar hasil penelitian yang
yang diperiksa menunjukkan bahwa semua
telah dilakukan dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Histopatologi Pada Organ Ginjal (Ren), Hati (Hepar), Usus
(Intestinum), dan Insang Dari Ikan Mas.
ORGAN
PARAMETER
KONTROL
PATOLOGIS
Hati (Hepar) Ikan
Mas
(Pos 5)
Ginjal (Ren) Ikan
Mas
(Pos 1)
Warna
Pucat
Merah
Ukuran
Normal
Pembengkakan
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Tidak Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Usus (Intestinum)
Ikan Mas
(Pos 2)
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Tidak Ada
Karakter khusus
Hiploplasia
Hiperplasia
Warna
Cerah
Pucat
Ukuran
Normal
Mengembang
Tanda hitam /
nekrosis
Ada
Ada
Karakter khusus
Normal
Hiperplasia
Warna
Ungu pekat
Ungu Sangat gelap
Ukuran
Lebih besar
Agak besar
Tanda hitam /
nekrosis
Terdapat banyak
nekrosis
Terdapat banyak
nekrosis
Karakter khusus
Rongga tidak terlalu
banyak
Rongga akibat sel
yang mati sangat
banyak
Insang Ikan Mas
(Pos 3)
Hati dan Insang Ikan
Mas
(Pos 4)
Histopatologi Hati Ikan Mas
Dalam penelitian ini salah satu
organ yang digunakan yaitu hati. Hati
yang terpapar bahan toksik dengan yang
tidak terpapar (kontrol).
sebagai salah satu organ yang dapat
Hasil pengamatan pada hati yang
diamati kerusakan jaringannya, karena hati
normal atau kontrol (Gambar 1-a) pada
merupakan
penting
yang
gambar di bawah ini yaitu pada jaringan
untuk
proses
hati ikan mas kontrol belum adanya
pencernaan. Hati merupakan organ yang
perubahan baik warna (pucat) maupun
sangat rentan terhadap pengaruh zat kimia
ukuran, namun terlihat gejala adanya
dan menjadi organ sasaran utama dari efek
nekrosis yang menyebabkan terbentuknya
racun zat kimia atau toksikan (Velmurugan
rongga. Warna terlihat pucat, ukuran hati
et al 2007). Gambar di bawah ini
masih normal dan ada sedikit gejala
menunjukan
gambaran
nekrosis. Struktur sel masih agak teratur,
histopatologi pada organ hati ikan mas
namun ada rongga yang di akibatkan
mensekresikan
organ
bahan
perbandingan
kematian sel. Namun secara garis besar
pada preparat jaringan hati ikan mas yang
hepatosit, inti sel dan sinusoid pada
kontrol dalam keadaan normal. Hal ini
komposisi lobulus hati (Velmurugan et al
dapat ditandai bentuk histologi yang
2007).
normal dengan penampakan vena sentralis,
(a)
(b)
Gambar 1. (a) Preparat Hati Patologis dan (b) Preparat Hati Normal/Kontrol.
Pada pengamatan terhadap preparat
mentolerir kerusakan yang diakibatkan
jaringan hati ikan mas yang patologis
oleh zat toksik tersebut. Hal tersebut juga
(Gambar 1-b) terdapat perbedaan berupa
didukung oleh Hinton dan Lauren, 1990
kerusakan
hati
dalam penelitian Patung et al (2008) yang
dibandingkan dengan jaringan hati pada
melaporkan bahwa dengan terpaparnya
perlakuan kontrol. Hal ini ditunjukkan
suatu
adanya
yang
terjadinya pembengkakan hepatosit sebagai
mati
akibat langsung dari zat toksik yang
dan
perubahan
kerusakan
mengakibatkan
sel
jaringan
adanya
sel-sel
jaringan
maka
menyebabkan
(nekrosis) dan tidak ada penggantian sel
berpengaruh
sehingga terbentuknya rongga di dalam
transpor ion. Pada sel hati patologis, terjadi
jaringan tersebut.
hiperplansia yang mengakibatkan sinusoid
Terjadinya
disebabkan
sehingga
nekrosis
karena
sel
membrannya.
sel
dapat
membengkak
kehilangan
Pembengkakan
menyempit
langsung pada mekanisme
sehingga
aliran
darah
terganggu dan terdapat banyak nekrosis
integritas
yang menyebabkan rongga pada jaringan
sel
hati tersebut.
atau
degenerasi vakuola bersifat reversibel
Hal
ini
sesuai
penelitian
sehingga apabila paparan zat toksik tidak
histopatologi hati menurut Widyaningrum
berlanjut maka sel dapat kembali normal.
dan Suharyanti (2010), dengan adanya zat
Namun
toksik maka dapat mempengaruhi struktur
jika
pengaruh
zat
toksik
berlangsung lama maka sel tidak dapat
histologi
hati
sehingga
dapat
mengakibatkan
patologis
hati
seperti
bahan beracun yang terbawa dalam sistem
pembengkakan sel, rangkaian nekrosis atau
sirkulasi, mengatur keseimbangan, air dan
bridging necrosis, degenarasi intralobular
elektrolit
dan fokal nekrosis, fibrosis, dan cirrhosis.
mempertahankan keseimbangan asam-basa
Ginjal merupakan salah satu organ
yang dijadikan sebagai bahan penelitian.
Menurut Stine dan Brown (1996) fungsi
ginjal antara lain untuk zat-zat ekskresi
tidak
dibutuhkan
tubuh
dan
menghasilkan hormon rennin. Pada hasil
Histopatologi Ginjal Ikan Mas
yang
dalam
tubuh
seperti
senyawa nitrogen, asam urat dan bahan-
pengamatan histopatologi ginjal ikan mas
memperlihatkan hasil yang berbeda antara
preparat kontrol dengan preparat patologis.
Gambaran
histopatologi
dari
hasil
penelitian dapat dilihat pada Gambar 2
dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 2. (a) Preparat Ginjal Patologis dan (b) Preparat Ginjal Normal/Kontrol.
Berdasarkan pengamatan jaringan
diantaranya yaitu adanya pembekakan atau
ginjal ikan mas kontrol (Gambar 2-b)
pembesaran jaringan (hiperplasia), adanya
menujukkan bahwa jaringan ginjal kontrol
tanda hitam pada sel ginjal (necrosis).
memiliki warna yang cerah dengan ukuran
Kerusakan atau histopatologi yang dapat
normal dan tidak menunjukkan adanya
terjadi pada organ ginjal yaitu dapat berupa
gejala nekrosis. Secara garis besar, preparat
Atrophy,
masih dalam keadaan normal atau tidak
peradangan Glomerulus, Gumpalan darah,
terkena paparan bahan toksik yang dapat
Jaringan ikat, nekrosis, Claudy Swelling ().
merusak jaringan.
Pada kerusakan berupa hyperplasia yaitu
Pada pengamatan terhadap jaringan
Hipertrophy,
hyperplasia,
pertambahan ukuran dimana karena adanya
ginjal yang patologis (Gambar 2-a) adanya
penyumbatan
beberapa
toksik, sebelumnya hyperplasia terjadi
perubahan
dan
kerusakan,
akibat pemberian
bahan
karena adanya penambahan jumlah volume
tertinggi biasanya dalam organ detoksikasi
akibat
(hati) dan organ ekskresi (ginjal).
adanya
penyumbatan
antar
permukaan glomerulus. Selain itu terjadi
iritasi ,warna berubah menjadi warna ungu
tua.
Dalam hal ini dapat ditemukan
perubahan histopatologis pada jaringan
ginjal dapat disebabkan karena ginjal
merupakan salah satu jaringan yang mudah
terakumulasi bahan toksik yang masuk ke
dalam tubuh ikan, sehingga apabila adanya
bahan toksik terabsorbsi ke dalam tubuh
ikan, maka akan terlihat perubahan atau
kerusakan pada jaringan ginjal ikan.
Kemudian menurut Palar (1994) akumulasi
Histopatologi Usus Ikan Mas
Organ selanjutnya yang dijadikan
bahan
penelitian
yaitu
usus.
Usus
merupakan salah satu organ yang sering
terpapar oleh agea-agen penyakit. Pada
kondisi
perairan
yang
tercemar,
menyebabkan biota air terpapar oleh bahan
pencemar
adanya
tersbut
dan
perubahan
menyebabkan
pada
pengamatan
histopatologi usus Ikan Mas. Gambaran
histopatologi usus Ikan Mas yang kontrol
maupun yang terkena paparan toksik dapat
dilihat pada Gambar 3 dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 3. (a) Preparat Usus Patologis dan (b) Preparat Usus Normal/Kontrol.
Pada pengamatan preparat usus
Histologi
ikan
(Gambar
tidak
pengamatan didapatkan warna yang cerah,
adanya
kerusakan
tanda
setelah
patologis
ikan mas dengan kontrol (Gambar 3-a),
didapatkan
3-b)
usus
sejumlah jaringan. Pada gambar terlihat
terdapat
warna tampak cerah, ukuran usus normal
pembengkakan pada jaringan yang di
dan padat sehingga memadati ruangan
akibatkan iritasi awal sebelum terjadinya
jaringan usus. Sel juga masih tersebar di
kematian sel dan adanya perubahan yang
seluruh permukaan dan tidak tampak
signifikan
terjadinya necrosis.
menjadi lebih renggang pada bagian tengah
terjadi
hitam,
dilakukannya
dimana
dan
adanya
permukaan
gambar tersebut. Terdapatnya tanda hitam
di bagian usus depan sedikit mengalami
pada jaringan organ tersebut sesuai dengan
kerusakan (Priosoetyanto 2010).
pernyataan Priosoetyanto (2010) yang
menyatakan salah satu kerusakan pada
histologi usus ikan mas menujukkan
adanya tanda hitam, yaitu kematian sel
pada jaringan usus ikan.
Pada gambar yang menunjukkan
adanya perubahan dan kerusakan organ
hati ikan yang diamati dapat disebabkan
oleh bakteri pathogen atau adanya bahan
toksik (logam berat atau pestisida) yang
masuk ke dalam tubuh ikan, logam berat
pada konsentrasi tertentu dapat merusak
jaringan dalam organ-organ tubuh ikan
misalnya pada organ insang, hati dan usus
(Camargo dan Martinez 2007). Kerusakan
sel di jaringan usus ikan terutama terjadi
pada tunika mukosanya adalah di usus
tengah dan usus belakang, sedangkan pada
Histopatologi Insang Ikan Mas
Penelitian
selanjutnya
yaitu
pengamatan terhadap histopatologi insang
Ikan Mas. Insang ikan merupakan respirasi
utama yang bekerja dengan mekanisme
difusi permukaan dari gas-gas respirasi
(oksigen dan karbondioksida) antara darah
dan air, dengan demikian perubahanperubahan lingkungan perairan akan secara
langsung
berdampak
(Saputra
2013).
kepada
Insang
struktur
ikan
rentan
terhadap parasit, bakteri dan penyakit
jamur
serta
sangat
sensitif
terhadap
perubahan fisik dan kimiawi yang ada pada
media air. Gambaran hasil penelitian
histopatologi
insang
Ikan
Mas
yang
didapatkan dapat dilihat pada Gambar 4
dibawah ini.
(a)
(b)
Gambar 4. (a) Preparat Insang Patologis dan (b) Preparat Ginjal Normal/Kontrol.
Pada hasil pengamatan kontrol
terlihat cerah, ukuran normal. Ukuran
(Gambar 4-a) pada jaringan insang ikan
lamela sama besar dan tidak terlihat
mas belum terjadi perubahan. Susunan
kerusakan
lamela teratur dan rapih, warna masih
dikarenakan organ tidak terkena bahan
disetiap
lamela.
Hal
ini
toksik secara terus-menerus yang dapat
tinggi, anemia, hiperplasia dari sel-sel
menyebabkan kerusakan organ.
epitel insang, penebalan dan fusi lamela
Pada pengamatan terhadap preparat
insang patologis (Gambar 4-a) terjadi
perbedaan yang signifikan. Pada hasil
pengamatan terjadi sejumlah kerusakan
jaringan pada lamela primer dan lamela
sekunder ikan, dimana terjadi hiperplasia.
Hiperplasia gill lamela adalah pertambahan
ukuran (hiperplasia) lamela insang akibat
peningkatan jumlah sel. Hiperplasia sel-sel
lamela
insang
merupakan
perubahan
patologis yang paling umum terjadi pada
insang. Hiperplasia terjadi pada tingkat
iritasi yang lebih rendah dan biasanya
disertai peningkatan jumlah sel-sel mukus
di dasar lamela dan mengakibatkan fusi
dari
lamela.
Hiperplasia
juga
mengakibatkan penebalan jaringan epitel
di ujung filamen yang memperlihatkan
bentuk seperti pemukul bisbol (clubbing
distal) atau penebalan jaringan epitelium
yang terletak di dekat dasar lamela (basal
hiperplasia). Hiperplasia ini dapat terjadi
akibat stimuli kimia dari polutan-polutan,
infeksi parasit, bakteri, defisiensi asam
pantotenat
dan
bentuk
pencemaran
lingkungan yang lain, misalnya pH yang
rendah (Feist 2003, Olurin et al 2006).
Penyakit-penyakit
insang
yang
disebabkan oleh paparan limbah berbahaya
dapat
menyebabkan
kondisi-kondisi
patologis khusus, misalnya pertumbuhan
yang buruk, hemoragi, kematian yang
(Palar 2004).
Histopatologi Insang dan Hati Ikan Mas
Akibat Terpapar Logam Berat
Logam berat merupakan senyawa
toksik yang erat hubungannya dengan
pencemaran dalam lingkungan akuatik. Hal
ini
sangat
perlu
diperhatikan
karena
kualitas air merupakan faktor vital bagi
kondisi budidaya perairan. Keberadaan
logam dalam perairan berasal dari limbah
domestik, industri, kendaraan bermotor,
presipitasi, terbawa oleh aliran air, dan
berbagai
peristiwa
lainnya
yang
menyebabkan logam dapat berakumulasi
di dalam perairan dan berakibat buruk
terhadap organisme di dalamnya. Senyawa
toksik timbal (Pb) merupakan logam berat
bersifat toksik terhadap tumbuhan, hewan
dan manusia (Pazra 2008) yang
paling
banyak menimbulkan dampak pencemaran.
Gambaran histopatologi insang dan hati
ikan mas hasil penelitian dapat dilihat pada
Gambar 5.
Pada pengamatan preparat ginjal
patologi (Gambar 5-a) dapat terlihat bahwa
organ tersebut terpapar oleh logam berat
(Pb). Ginjal rentan mengalami kerusakan
akibat daya toksik logam. Pada ginjal
terdapat lisosom, lisosom adalah tempat
akumulasi dari endoproduk dari Lipid
peroksida yang disebut lipofuschim. Di
ginjal lipofuschim akan berikatan dengan
logam. Jaringan ginjal ikan lebih rapuh dan
logam dengan cara logam diikat tidak kuat
konsistensinya lebih lunak. Ginjal lebih
oleh grup asam di luar granula dan
sensitif terhadap limbah toksik karena
mempunyai
menjaga
ginjal mempunyai peran utama dalam
dalam
ekskresi metabolisme, pencernaan dan
logam
tempat
kemampuan
keseimbangan
sitoplasma
kation-kation
atau
dengan
cara
penyimpanan
berbagai
unsur.
diperangkap dalam bentuk tidak beracun
Menurut Natalia (2007) ginjal berfungsi
dipusat
perkembangan
granula.
Hal
untuk filtrasi dan mengekskresi bahan yang
tersebut
menyebabkan
ginjal
sering
tidak dibutuhkan oleh tubuh, termasuk
mengalami kerusakan oleh daya toksik
logam berat yang toksik.
(a)
(b)
Gambar 5. (a) Preparat Ginjal Patologis dan (b) Preparat Insang Patologis.
Sedangkan
pada
pengamatan
preparat insang (Gambar 5-b) terlihat
bahwa adanya kerusakan pada organ
tersebut. Hal ini diakibatkan pemaparan
bahan toksik logam berat sehingga terjadi
perubahan fisiologis dari seluruh organ
tubuh diatas yang telah diamati. Kerusakan
ini berupa hyperplasia yaitu pertambahan
ukuran
di
mana
karena
adanya
penyumbatan
akibat
pemberian
bahan
toksik, sebelumnya hyperplasia terjadi
karena adanya penambahan jumlah volume
akibat
adanya
penyumbatan
antar
permukaan glomerulus. Selain itu terjadi
iritasi, warna berubah menjadi warna ungu
tua.
Kandungan logam berat (Pb) dapat
naik dan terabsorbsi ke dalam tubuh ikan
melalui
respirasi pada
insang, rantai
makanan sampai masuk ke saluran cerna,
atau melalui kulit. Dengan begitu Pb
mudah terikat dengan protein di dalam
jaringan
tubuh
sehingga
mengganggu
berbagai fungsi fisiologis, menurunkan
system
kekebalan
terjadinya mortalitas
tubuh,
sampai
(Darmono 1995).
Logam berat (Pb) yang masuk ke daerah
estuaria atau berhasil terbawa ke tambak,
akan berpotensi mempengaruhi kesehatan
ikan, seperti terhadap ikan mas yang hidup
organ ginjal (ren), hati (hepar), usus
pada habitat tersebut.
(intestinum), dan insang dari ikan mas.
SIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah
dilakukan, bahan pencemar yang masuk
kedalam
tubuh
menyebabkan
organisme
dapat
terakumulasinya
bahan
pencemar dalam jaringan terutama di
organ-organ
yang
pencemaran
sensitif
lingkungan
terhadap
perairan.
Penelitian terhadap organ-organ ikan mas
yang meliputi jaringan hati, ginjal, usus,
dan insang ikan mas menunjukkan bahwa
pada pengamatan preparat kontrol berbeda
dengan preparat yang terserang bahan
toksik (patologis). Secara garis besar pada
pengamatan
preparat
kontrol
terlihat
normal baik dari ukuran, warna, dan
sebagainya. Sedangkan pengamatan pada
preparat
patologis
kerusakan
dan
jaringan
perubahan
terjadi
jaringan
diantaranya terjadi necrosis, hyperplasia,
hypertropi, dan atropi.
UCAPAN TERIMAKASIH
Pada kesempatan kali ini, praktikan
mengucapkan terima kasih kepada Tim
Dosen terutama Pak Mochamad Untung K.
Agung, S.Kel. M.Si dan kepada Tim
Asisten laboratorium, serta kepada rekanrekan semua pihak yang telah membantu
dalam
pembuatan
jurnal
penelitian
mengenai pengamatan histopatologi pada
DAFTAR PUSTAKA
B.
Velmurugan
et
al.,
2007.
Histopathology
Of
LambdaCyhalothrin On Tissues (Gill,
Kidney, Liver And Intestine) Of
Cirrhinus Mrigala. Environmental
Toxicology and Pharmacology vol 24
(286–291), 7 july 2007.
Dahuri, R. 1998. Pengaruh Pencemaran
Limbah Industri Terhadap Potensi
Sumberdaya Laut. Makalah Pada
Seminar
Teknologi
Pengolahan
Limbah Industri Dan Pencemaran
Laut. Agustus 1998. SPPT Jakarta
Darmono. 1995. Logam dalam Sidstem
Biologi Makhluk Hidup. UI Press,
Jakarta.
Deisy dkk. 2010. Uji Toksisitas Oli Bekas
Terhadap Tanaman Kacang Hijau.
Program studi pendidikan biologi
Universitas Ahmad Dahlan.
Duffus, H. J. 1980. Environment
Toxicologi. Department of brewing
and Biological Science. Hariot-Watt.
University Edinberg.
Feist S Thain J dan Forlin C. 2003.
Molecular, or cellular Process and
The Health of The Individual. p 147152. In A. J Lawrence and K. L
Hemingway (Eds.). Effects of
Pollution on Fish. Blackwell
Publishing. UK.
Geonarso, D. 1988. Perubahan faal ikan
sebagai
Indikator
kehadiran
insektisida dan Detergen dalam air.
Disertasi. ITB. Bandung.
Hinton DE, Lauren DJ. 1990. Integrative
Histopathological
Effects
Of
Environmental Stressors On Fishes.
American
Fisheries
Symposium; 8: 51–66.
Society
Marina M. P. Camargo and Cláudia B. R.
Martinez. 2007. Histopathology of
gills, kidney and liver of a
Neotropical fish caged in an urban
stream. Laboratory of Animal
Ecophysiology.
Department
of
Physiological
Sciences
State
University of Londrina (UEL).
Neotropical Ichthyology, 5(3):327336.
Martinez, C.B.R, and Marina, M.P.C.
2007. Histopathology Of Gills,
Kidney and Liver of A Neotropical
Fish Caged In An Urban Stream.
Neotropical Ichthyology, 5 (3): 327336.
Natalia, M., 2007. Pengaruh Pb terhadap
Struktur Insang Ikan Mas (Cyprinus
carpio, L). Jurnal Perikanan dan
Kelautan 12, 1 (2007): 42-47.
Palar,
H. 1994. Pencemaran
dan
Toksikologi Logam Berat. Rineka
Cipta. Bandung
Palar,
H. 2004. Pencemaran dan
Toksikologi dan Logam Berat.
Rineka Cipta Jakarta. 152 hlm.
Pazra,
D.
F.,
2008.
Gambaran
Histopatologi Insang, Otot, dan
Usus Pada Ikan Lele (Clarias sp)
Asal Dari Daerah Bogor. Fakultas
Kedokteran Hewan Institut Pertanian
Bogor.
Priosoetyanto B.P, dkk. 2010. Gambaran
Histopatologi Insang, Usus, dan
Otot Ikan Mujair (Oreochromis
mossambicus) yang Berasal dari
Daerah Ciampea, Bogor. Indonesian
Journal of Veterinary Science dan
Medicine Vol II No.1, Desember
2010.
Saputra, H. M., Marusin N., dan Santoso P.
2013. Struktur Histologi Insang dan
Kadar Hemoglobin Ikan Asang
(Osteochilus hasseltii C.V) di Danau
Singkarak dan Maninjau, Sumatera
Barat. J. Bio. UA. 2303-2162.
Stine,
K.E. and T.M. Brown.1996.
Principles
of
Toxicologi.
CRCressInc. Lewis publ.
Triadayani, A. E., Aryawati R., dan
Diansyah, G. 2010. Pengaruh
Logam Berat (Pb) Terhadap
Jaringan Hati Ikan Kerapu Bebek
(Cromileptes altivelis). Maspari
Journal 01 halaman 42-47.
Widyaningrum, T., dan Suharyanti T.
Pengaruh Merkuri Klorida Terhadap
Pertumbuhan dan Histopatologi
Ginjal Ikan Nila (Oreochromis
niloticus, Linn). Seminar Nasional
Pendidikan Biologi: Biologi, Sains,
Lingkungan dan Pembelajarannya
Menuju Pembangunan Karakter.
LAMPIRAN
Lampiran 1. Prosedur Penelitian Histopatologi
Prosedur Pengamatan Histopatologi
Amati preparat histologi
Organ insang, ginjal, hati, dan usus
(kontrol dan patologis)
Bandingkan perbedaan
Parameter warna, ukuran, tanda, dan karakter khusus lainnya
Dokumentasi preparat histologi
Kontrol dan patologis
Prosedur Pembuatan Preparat Histopatologi
Prosedur pembuatan preparat hispatologi
Pengambilan jaringan
Fiksasi
Clearing
Embedding dan Infiltrasi
Sectioning
Staining
Pengamatan dengan bantuan Mikroskop