PENGARUH KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA IND
PENGARUH KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Dosen pengampu: Muh.Qomarudin,M.Hum
Lukluk Rahmawati
NIM: C1011025
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
PENGARUH KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIADI ERA GLOBALISASI
Lukluk Rahmawati
NIM: C1011025
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
Email: [email protected]
Pendahuluan
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para
pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan
meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya
melalui jangkauan luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan)keberbagainegara.Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang
cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian
Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan
Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di lain sisi peluang dan tantangan
terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era
globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media
massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan
tantang eksternal, baik linguistis maupun non-linguistis.
Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga memiliki kedudukan
yaitu sebagai bahasa nasional.Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimulai saat
dicetuskanyaSumpahPemudatanggal28Oktober1928.
Dalam kaitanya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat
penting yaitu:
1.lambang kebanggan kebangsaan
2.lambang identitas nasional
3.alat perhubung ananta warga, antardaerah, danantarbudaya,
4.alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latarbelakang sosialbudaya
dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Apakah kedudukan-kedudukan seperti di atas itu masih layak disandang oleh bahasa
Indonesia untuk sekarang ini? Sementara saat ini banyak orang Indonesia yang lebih menyukai
mahir berbahasa Inggris dibandingkan berbahasa Indonesia. Seolah-olah mereka merasa dirinya
lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan
fasih,walaupunpenguasaanbahasaIndonesianyakurangsempurna.
Jika semua ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bahasa Indonesia tetap akan menjadi
lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, dsb. Karena fenomena-fenomena
seperti itu akan mengakibatkan orang-orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata,
istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing. Selain itu, orang Indonesia akan menghargai
bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”,
“terlalu asing”, atau “hiper asing”. Dan yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia belajar
dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai bahasaIndonesiaapaadanya.
Oleh sebab itu, mari kita perjuangkan bahasa Indonesia agar tetap pada fungsi dan
kedudukannya. Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia
tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak
cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini
sangat besar kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak
jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi
dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
A.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum
pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa
daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB
XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di
bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak
langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya
akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus
berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya,
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh
karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir
karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan
antar warga, antar daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing –
masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping
bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia
tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih
dariunsur–unsurbahasalain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat
perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa
nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah
pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu
dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air
kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai
suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-beda
kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai
– nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas
kepentingandaerahataugolongan.Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm
dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen – dokumen dan
putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan
kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara ,
bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai
taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di
daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar
yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga
pendidikan dasar.Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan
pemerintah . Didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan
saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat
perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Akhirnya, didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan
teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga ia memikili cirri – ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari
kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat
untuk menyatakan nilai – nilai sosial budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik,
baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa
menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia
berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat
memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk
sebuah konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat
dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis
bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang
keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan
komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu
harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi
mengandung banyak segi yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu
dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk
mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak
disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis
atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi
kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan
berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar
atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa
bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik
melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati
dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya,
atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.
Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
masa depan kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil
bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang
lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk
merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan
semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokanbentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan
integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys
Keraf, 1997 : 5).
d.Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan
buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan
radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa
yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
B. PENGARUH DAN TANTANGAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia. Pengaruh itu antara lain akan terlihat di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi dunia pendidikan adalah identitas bangsa.
Apabila berbicara mengenai identitas bangsa, kita akan berbicara juga tentang
kebudayaan, dan mau tidak mau kita juga akan mempersoalkan bahasa. Makagiansar (1990)
menekankan perlu adanya kesadaran tentang identitas budaya, Salim (1990) juga menyatakan
upaya mempertahankan identitas merupakan prioritas yang harus diperjuangkan mati-matian
dengan ciri utama keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
Jika kita melihat sisi positifnya perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang
cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun juga sangat menggembirakan.eksistensi bahasa
Indonesia semakin mencuat ketika bahasa Indonesia mulai diminati orang asing baik yang ada
di Indonesia maupun di luar negri.Banyak darinegara asing telah membuka program bahasa
Indonesia (Indonesian Language Studies). Hal ini terbukti berdasarkan data di Pusat Bahasa
terdapat 139 lembaga pengajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing (BIPA) di luar
Indonesia. Lembaga pengajaran BIPA tersebut tersebar di 73 negara, antara lain seperti:
Australia, Amerika, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris, Rusia, Korea, dan Cina.
Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat, di sisi lain Pengaruh arus
globalisasi dalam identitas bangsa tercermin antara lain dari sikap lebih mengutamakan
penggunaan bahasa asing daripada bahasa indonesia, misalnya dalam penamaan kompleks
perumahan, dan sikap mementingkan kegiatan tertentu, seperti demi kegiatan pengembangan
pariwisata dan bisnis.
Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika tidak ada upaya
pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan pelestarian bahasa dan sastra indonesia
disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Widada, M.Hum.
(Solopos, 22 oktober 2010). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekarang ini tidak sedikit
orang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal yang wajar
berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita
secara konkret dapat menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia di semua
aspek kehidupan.
Demikian Peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.
Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas
dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa
pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat.
Tantangan eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris)
berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat
bahasa Inggris.
1) Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya manusia
memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu, termsuk
keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa. Oleh karena itu, para pemegang
kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan peluang sebaikbaiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang ada, peluang berikut
kiranya perlu dipertimbangkan.
a. Adanya Dukungan Luas
Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke waktu
memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini disebabkan oleh adanya
dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat kita lihat dengan
terbitnya surat dan program berikut.
1) Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28
Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan
Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
3) Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan
Bahasa Asing;
4) Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar; dan
5) Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
b.Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal diakai oleh
media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang
memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa
yang banyak, media massa mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam
pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu, pembinaan
bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna menangkal
informasi yang menggunakan kata dan istilah yang menyalahi kaidah kebahasaan.
Kalangan memdia massa harus diyakinkan bahwa mereka juga pembinan bahasa
seperti kita.
2) Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah memperlihatkan
perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di seputar itu tidak ada
hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang serius. Pada masa-masa
mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan kepada berbagai
tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan sungguh-sungguh akan menjadi
kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat usaha tersebut.
Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh sumber
daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa antara lain
juga bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang
memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masa
mendatang dituntut lebih profesional lagi dibidangnya. Kemajuan atau perkembangan
dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi
menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat
Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai
konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern.
Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam
berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi,
keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia
harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang
diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap positif
terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap
merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari
sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak,
walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bahasa
Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah
menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah
memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu
dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi
kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam hubungannya dengan bahasa
Indonesia secara jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia
masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris)
memang kita akui, dan hal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah kita
tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat
mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajar
dengan bahasa-bahasa asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise), dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar
bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat
Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada anggota
masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik
dan benar, sebagai bagian dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sebagai
persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai persyaratan promosi
jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di bidang masingmasing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika tidak ada upaya
pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan pelestarian bahasa dan sastra indonesia
disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Widada, M.Hum.
(Solopos, 22 oktober 2010). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekarang ini tidak
sedikit orang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal yang wajar
berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana
kita secara konkret dapat menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia
di semua aspek kehidupan.
kesimpulan
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai
bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa
Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia yang baik. Tidak boleh saling tunjuk satu dengan yang lain, akan tetapi bagaimana
upaya kita secara bergotong-royong untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa
Indonesia pengaruh dan tantangannya terhadap komukasi global.Setiap warga negara
Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan mengembangkan bahasa
Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini, antara lain dengan meningkatkan
kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi ini, yang sangat ketat dengan
persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa,
kacaulah pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara
Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa
cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah
barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang
mengaku berbangsa Indonesia.
Oleh karena itu, masing-masing pihak mempunyai peran yang sangat penting untuk
senantiyasa mengembangkan dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai penggerak agar
eksistensi bahasa Indonesia do era global tetap terjaga. Upaya pengembangan bahasa
Indonesia secara berkesinambungan akan mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat
Indonesia untuk bangga kepada bahasa Indonesia. Dengan demikian, impian untuk
mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan dapat terwujud apabila kita
senantiasa mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai
dengan konteks pemakaiannya.
Daftar pustaka
Muslich,masnur.2010.Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.Jakarta: Bumi Aksara
Rohmadi,muhammad dan Sri nugraheni,aninditya.2011.BelajarBahasaIndonesia:Upaya
Terampil dan Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media
http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/fungsi-dan-peran-bahasa-indonesiadalam-era-globalisasi/Surakarta, 30 mei 2012 / 00:50
http://highpecundang.blogspot.com/2009/09/bahasa-indonesia-di-era
globalisasi_25.htmlSurakarta,30mei2012/00:40
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/bahasa-pada-era-globalisasi/Surakarta, 30 mei
2012 / 02:15
BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Dosen pengampu: Muh.Qomarudin,M.Hum
Lukluk Rahmawati
NIM: C1011025
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
PENGARUH KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIADI ERA GLOBALISASI
Lukluk Rahmawati
NIM: C1011025
JURUSAN SASTRA ARAB
FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA
2012
Email: [email protected]
Pendahuluan
Era globalisasi yang ditandai dengan arus komunikasi yang begitu dahsyat menuntut para
pengambil kebijakan di bidang bahasa bekerja lebih keras untuk lebih menyempurnakan dan
meningkatkan semua sektor yang berhubungan dengan masalah pembinaan bahasa. Sebagaimana
dikemukakan oleh Featherston (dalam Lee, 1996), globalisasi menembus batas-batas budaya
melalui jangkauan luas perjalanan udara, semakin luasnya komunikasi, dan meningkatnya turis
(wisatawan)keberbagainegara.Melihat perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang
cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun sangat menggembirakan. Data terakhir
menunjukkan setidaknya 52 negara asing telah membuka program bahasa Indonesia (Indonesian
Language Studies). Bahkan, perkembangan ini akan semakin meningkat setelah terbentuk Badan
Asosiasi Kelompok Bahasa Indonesia Penutur Asing di Bandung tahun 1999. Walaupun
perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat di satu sisi, di lain sisi peluang dan tantangan
terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula. Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era
globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas dari berbagai pihak, termasuk peran media
massa. Sementara itu, tantangannya dapat dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan
tantang eksternal, baik linguistis maupun non-linguistis.
Bahasa Indonesia dalam kehidupan berbangsa dan bernegara juga memiliki kedudukan
yaitu sebagai bahasa nasional.Kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dimulai saat
dicetuskanyaSumpahPemudatanggal28Oktober1928.
Dalam kaitanya sebagai bahasa nasional bahasa Indonesia memiliki fungsi yang sangat
penting yaitu:
1.lambang kebanggan kebangsaan
2.lambang identitas nasional
3.alat perhubung ananta warga, antardaerah, danantarbudaya,
4.alat yang memungkinkan penyatuan berbagai suku bangsa dengan latarbelakang sosialbudaya
dan bahasanya masing-masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Apakah kedudukan-kedudukan seperti di atas itu masih layak disandang oleh bahasa
Indonesia untuk sekarang ini? Sementara saat ini banyak orang Indonesia yang lebih menyukai
mahir berbahasa Inggris dibandingkan berbahasa Indonesia. Seolah-olah mereka merasa dirinya
lebih pandai daripada yang lain karena telah menguasai bahasa asing (Inggris) dengan
fasih,walaupunpenguasaanbahasaIndonesianyakurangsempurna.
Jika semua ini terus berlanjut bukan tidak mungkin bahasa Indonesia tetap akan menjadi
lambang kebanggaan nasional, lambang identitas nasional, dsb. Karena fenomena-fenomena
seperti itu akan mengakibatkan orang-orang Indonesia lebih suka menggunakan kata-kata,
istilah-istilah, dan ungkapan-ungkapan asing. Selain itu, orang Indonesia akan menghargai
bahasa asing secara berlebihan sehingga ditemukan kata dan istilah asing yang “amat asing”,
“terlalu asing”, atau “hiper asing”. Dan yang lebih parah lagi, banyak orang Indonesia belajar
dan menguasai bahasa asing dengan baik tetapi menguasai bahasaIndonesiaapaadanya.
Oleh sebab itu, mari kita perjuangkan bahasa Indonesia agar tetap pada fungsi dan
kedudukannya. Dalam era globalisasi ini, jati diri bahasa Indonesia perlu dibina dan
dimasyarakatkan oleh setiap warga negara Indonesia. Hal ini diperlukan agar bangsa Indonesia
tidak terbawa arus oleh pengaruh dan budaya asing yang jelas-jelas tidak sesuai dan bahkan tidak
cocok dengan bahasa dan budaya bangsa Indonesia. Pengaruh dari luar atau pengaruh asing ini
sangat besar kemungkinannya terjadi pada era globalisasi ini. Batas antarnegara yang sudah tidak
jelas dan tidak ada lagi, serta pengaruh alat komunikasi yang begitu canggih harus dihadapi
dengan mempertahankan jati diri bangsa Indonesia, termasuk jati diri bahasa Indonesia.
A.
KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia mempunyai kedudukan yang sangat penting, seperti tercantum
pada ikrar ketiga Sumpah Pemuda yang berbunyi Kami Putra dan Putri Indonesia
menjunjung bahasa persatuan , bahasa Indonesia. Ini berarti bahwa bahasa Indonesia
berkedudukan sebagai bahasa nasional ; kedudukannya berada diatas bahasa – bahasa
daerah. Selain itu , didalam undang – undang dasar 1945 tercantum pasal khusus ( BAB
XV , pasal 36 ) mengenai kedudukan bahasa Indonesia yang menyatakan bahwa bahasa
Negara ialah bahasa Indonesia. Pertama, bahsa Indonesia berkedudukan sebagai bahasa
nasional sesuai dengan sumpah pemuda 1928; kedua, bahasa Indonesia berkedudukan
sebagai bahasa Negara sesuai dengan undang – undang dasar 1945.
Derasnya arus globalisasi di dalam kehidupan kita akan berdampak pula pada
perkembangan dan pertumbuhan bahasa sebagai sarana pendukung pertumbuhan dan
perkembangan budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam era globalisasi itu, bangsa
Indonesia mau tidak mau harus ikut berperan di dalam dunia persaingan bebas, baik di
bidang politik, ekonomi, maupun komunikasi. Konsep-konsep dan istilah baru di dalam
pertumbuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) secara tidak
langsung memperkaya khasanah bahasa Indonesia. Dengan demikian, semua produk budaya
akan tumbuh dan berkembang pula sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi itu, termasuk bahasa Indonesia, yang dalam itu, sekaligus
berperan sebagai prasarana berpikir dan sarana pendukung pertumbuhan dan perkembangan
iptek itu.
Menurut Sunaryo (2000 : 6), tanpa adanya bahasa (termasuk bahasa Indonesia) iptek
tidak dapat tumbuh dan berkembang. Selain itu bahasa Indonesia di dalam struktur budaya,
ternyata memiliki kedudukan, fungsi, dan peran ganda, yaitu sebagai akar dan produk
budaya yang sekaligus berfungsi sebagai sarana berfikir dan sarana pendukung pertumbuhan
dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Tanpa peran bahasa serupa itu, ilmu
pengetahuan dan teknologi tidak akan dapat berkembang. Implikasinya di dalam
pengembangan daya nalar, menjadikan bahasa sebagai prasarana berfikir modern. Oleh
karena itu, jika cermat dalam menggunakan bahasa, kita akan cermat pula dalam berfikir
karena bahasa merupakan cermin dari daya nalar (pikiran).
Di dalam kedudukannya sebagai bahasa nasional, bahasa Indonesia berfungsi sebagai
(1) Lambang kebanggaan kebangsaan, (2) lambang identitas nasional, (3) alat perhubungan
antar warga, antar daerah, dan antar budaya,dan (4) alat yang memungkinkan penyatuan
berbagai – bagai suku bangsa dengan latar belakang social budaya dan bahasanya masing –
masing kedalam kesatuan kebangsaan Indonesia.
Sebagai lambang identitas nasional, bahasa Indonesia kita junjung disamping
bendera dan lambang Negara kita. Di dalam melaksanakan fungsi ini bahasa Indonesia
tentulah harus memiliki identitasnya sendiri pula sehingga ia serasi dengan lambang
kebangsaan kita yang lain. Bahasa Indonesia dapat memiliki identitasnya hanya apabila
masyarakat pemakainya membina dan mengembangkannya sedemikian rupa sehingga bersih
dariunsur–unsurbahasalain.
Fungsi bahasa Indonesia yang ketiga – sebagai bahasa nasional – adalah sebagai alat
perhubungan antar warga , antar daerah, dan antar suku bangsa. Berkat adanya bahasa
nasional kita dapat berhubungan satu dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalah
pahaman sebagai akibat perbedaan latar belakang social budaya dan bahasa tidak perlu
dikhawatirkan.kita dapat bepergian dari pelosok yang satu ke pelosok yang lain di tanah air
kita dengan hanya memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satu-satunya alat komunikasi.
Fungsi bahasa Indonesia yang keempat dalam kedudukannya sebagai bahasa
nasional, adalah sebagai alat yang memungkinkan terlaksananya penyatuan berbagai – bagai
suku bangsa yang memiliki latar belakang social budaya dan bahasa yang berbeda-beda
kedalam satu kesatuan kebangsaan yang bulat. Didalam hubungan ini bahasa Indonesia
memungkinkan berbagai bagai suku bangsa itu mencapai keserasian hidup sebagai bangsa
yang bersatu dengan tidak perlu meninggalkan identitas kesukuan dan kesetiaan kepada nilai
– nilai sosial budaya serta latar belakang bahasa daerah yang bersangkutan. Lebih dari itu,
dengan bahasa nasional itu kita dapat meletakkan kepentingan nasional jauh diatas
kepentingandaerahataugolongan.Didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa
Indonesia berfungsi sebagai (1) bahasa resmi kenegaraan , (2) bahasa pengantar didalm
dunia pendidikan, (3) alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan, dan (4) alat pengembangan kebudayaan, ilmu
pengetahuan dan teknologi.
Sebagai bahasa resmi kenegaraan , bahasa Indonesia dipakai didalam segala upacara,
peristiwa dan kegiatan kenegaraanbaik dalam bentuk lisan maupun dalam bentuk tulisan.
Termasuk kedalam kegiatan – kegiatan itu adalah penulisan dokumen – dokumen dan
putusan – putusan serta surat – surat yang dikeluarkan oleh pemerintah dan badan – badan
kenegaraan lainnya, serta pidato-pidato kenegaraan.
Sebagai fungsinya yang kedua didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara ,
bahasa Indonesia merupakan bahasa pengantar di lembaga – lembaga pendidikan mulai
taman kanak – kanak sampai dengan perguruan tinggi diseluruh Indonesia , kecuali di
daerah – daerah, seperti daerah aceh, batak , sunda , jawa , Madura , bali , dan Makassar
yang menggunakan bahasa daerahnya sebagai bahasa pengantar sampai dengan tahun ketiga
pendidikan dasar.Sebagai fungsinya yang ketiga didalam kedudukannya sebagai bahasa
Negara, bahasa Indonesia adalah alat perhubungan pada tingkat nasional untuk kepentingan
perencanaan dan pelaksanaan pembangunan nasional dan untuk kepentingan pelaksanaan
pemerintah . Didalam hubungan dengan fungsi ini, bahasa Indonesia dipakai bukan saja
sebagai alat komunikasi timbal – balik antara pemerintah dan masyarakat luas, dan bukan
saja sebagai alat perhubungan antar daerah dan antar suku , melainkan juga sebagai alat
perhubungan didalam masyarakat yang sama latar belakang sosial budaya dan bahasanya.
Akhirnya, didalam kedudukannya sebagai bahasa Negara, bahasa Indonesia
berfungsi sebagai alat pengembangan kebudayaan nasional , ilmu pengetahuan , dan
teknologi . didalam hubungan ini bahasa Indonesia adalah satu – satunya alat yang
memungkinkan kita membina dan mengembangkan kebudayaan nasional sedemikian rupa
sehingga ia memikili cirri – ciri dan identitasnya sendiri , yang membedakannya dari
kebudayaan daerah. Pada waktu yang sama , bahasa Indonesia kita pergunakan sebagai alat
untuk menyatakan nilai – nilai sosial budaya nasional kita.
Disamping itu, sekarang ini fungsi bahasa Indonesia telah pula bertambah besar.
Bahasa Indonesia berfungsi sebagai bahasa media massa . media massa cetak dan elektronik,
baik visual, audio, maupun audio visual harus memakai bahasa Indonesia. Media massa
menjadi tumpuan kita dalam menyebarluaskan bahasa Indonesia secara baik dan benar.
Di dalam kedudukannya sebagai sumber pemerkaya bahasa daerah , bahasa Indonesia
berperanana sangat penting. Beberapa kosakata bahasa Indonesia ternyata dapat
memperkaya khasanah bahasa daerah, dalam hal bahasa daerah tidak memiliki kata untuk
sebuah konsep. Bahasa Indonesia sebagai alat menyebarluaskan sastra Indonesia dapat
dipakai. Sastra Indonesia merupakan wahana pemakaian bahasa Indonesia dari segi estetis
bahasa sehingga bahasa Indonesia menjadi bahasa yang penting dalam dunia internasional.
Menurut Gorys Keraf (1997 : 1), Bahasa adalah alat komunikasi antara anggota
masyarakat berupa simbol bunyi yang dihasilkan oleh alat ucap manusia. Mungkin ada yang
keberatan dengan mengatakan bahwa bahasa bukan satu-satunya alat untuk mengadakan
komunikasi. Mereka menunjukkan bahwa dua orang atau pihak yang mengadakan
komunikasi dengan mempergunakan cara-cara tertentu yang telah disepakati bersama.
Lukisan-lukisan, asap api, bunyi gendang atau tong-tong dan sebagainya. Tetapi mereka itu
harus mengakui pula bahwa bila dibandingkan dengan bahasa, semua alat komunikasi tadi
mengandung banyak segi yang lemah.
Menurut Felicia (2001 : 1), dalam berkomunikasi sehari-hari, salah satu alat yang
paling sering digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Begitu
dekatnya kita kepada bahasa, terutama bahasa Indonesia, sehingga tidak dirasa perlu untuk
mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia secara lebih jauh. Akibatnya, sebagai pemakai
bahasa, orang Indonesia tidak terampil menggunakan bahasa. Suatu kelemahan yang tidak
disadari.
Komunikasi lisan atau nonstandar yang sangat praktis menyebabkan kita tidak teliti
berbahasa. Akibatnya, kita mengalami kesulitan pada saat akan menggunakan bahasa tulis
atau bahasa yang lebih standar dan teratur. Pada saat dituntut untuk berbahasa’ bagi
kepentingan yang lebih terarah dengan maksud tertentu, kita cenderung kaku. Kita akan
berbahasa secara terbata-bata atau mencampurkan bahasa standar dengan bahasa nonstandar
atau bahkan, mencampurkan bahasa atau istilah asing ke dalam uraian kita. Padahal, bahasa
bersifat sangat luwes, sangat manipulatif. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk
kepentingan dan tujuan tertentu. Lihat saja, bagaimana pandainya orang-orang berpolitik
melalui bahasa. Kita selalu dapat memanipulasi bahasa untuk kepentingan dan tujuan
tertentu. Agar dapat memanipulasi bahasa, kita harus mengetahui fungsi-fungsi bahasa.
a. Bahasa sebagai Alat Ekspresi Diri
Kita memilih cara berbahasa yang berbeda kepada orang yang kita hormati
dibandingkan dengan cara berbahasa kita kepada teman kita. Pada saat menggunakan
bahasa sebagai alat untuk mengekspresikan diri, si pemakai bahasa tidak perlu
mempertimbangkan atau memperhatikan siapa yang menjadi pendengarnya, pembacanya,
atau khalayak sasarannya. Ia menggunakan bahasa hanya untuk kepentingannya pribadi.
Fungsi ini berbeda dari fungsi berikutnya, yakni bahasa sebagai alat untuk
berkomunikasi.
b. Bahasa sebagai Alat Komunikasi
Komunikasi merupakan akibat yang lebih jauh dari ekspresi diri. Komunikasi
tidak akan sempurna bila ekspresi diri kita tidak diterima atau dipahami oleh orang lain.
Dengan komunikasi pula kita mempelajari dan mewarisi semua yang pernah dicapai oleh
nenek moyang kita, serta apa yang dicapai oleh orang-orang yang sezaman dengan kita.
Sebagai alat komunikasi, bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan
perasaan kita dan memungkinkan kita menciptakan kerja sama dengan sesama warga. Ia
mengatur berbagai macam aktivitas kemasyarakatan, merencanakan dan mengarahkan
masa depan kita.
c. Bahasa sebagai Alat Integrasi dan Adaptasi Sosial
Bahasa disamping sebagai salah satu unsur kebudayaan, memungkinkan pula
manusia memanfaatkan pengalaman-pengalaman mereka, mempelajari dan mengambil
bagian dalam pengalaman-pengalaman itu, serta belajar berkenalan dengan orang-orang
lain. Anggota-anggota masyarakat hanya dapat dipersatukan secara efisien melalui
bahasa. Bahasa sebagai alat komunikasi, lebih jauh memungkinkan tiap orang untuk
merasa dirinya terikat dengan kelompok sosial yang dimasukinya, serta dapat melakukan
semua kegiatan kemasyarakatan dengan menghindari sejauh mungkin bentrokanbentrokan untuk memperoleh efisiensi yang setinggi-tingginya. Ia memungkinkan
integrasi (pembauran) yang sempurna bagi tiap individu dengan masyarakatnya (Gorys
Keraf, 1997 : 5).
d.Bahasa sebagai Alat Kontrol Sosial
Sebagai alat kontrol sosial, bahasa sangat efektif. Kontrol sosial ini dapat
diterapkan pada diri kita sendiri atau kepada masyarakat. Berbagai penerangan,
informasi, maupun pendidikan disampaikan melalui bahasa. Buku-buku pelajaran dan
buku-buku instruksi adalah salah satu contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial.
Ceramah agama atau dakwah merupakan contoh penggunaan bahasa sebagai alat kontrol
sosial. Lebih jauh lagi, orasi ilmiah atau politik merupakan alat kontrol sosial.
Kita juga sering mengikuti diskusi atau acara bincang-bincang (talk show) di televisi dan
radio. klan layanan masyarakat atau layanan sosial merupakan salah satu wujud
penerapan bahasa sebagai alat kontrol sosial. Semua itu merupakan kegiatan berbahasa
yang memberikan kepada kita cara untuk memperoleh pandangan baru, sikap baru,
perilaku dan tindakan yang baik. Di samping itu, kita belajar untuk menyimak dan
mendengarkan pandangan orang lain mengenai suatu hal.
B. PENGARUH DAN TANTANGAN BAHASA INDONESIA DI ERA GLOBALISASI
Arus globalisasi tentu saja akan mempengaruhi seluruh aspek kehidupan dan
penghidupan manusia. Pengaruh itu antara lain akan terlihat di bidang pendidikan dan
kebudayaan. Salah satu pokok yang dihadapi dunia pendidikan adalah identitas bangsa.
Apabila berbicara mengenai identitas bangsa, kita akan berbicara juga tentang
kebudayaan, dan mau tidak mau kita juga akan mempersoalkan bahasa. Makagiansar (1990)
menekankan perlu adanya kesadaran tentang identitas budaya, Salim (1990) juga menyatakan
upaya mempertahankan identitas merupakan prioritas yang harus diperjuangkan mati-matian
dengan ciri utama keseimbangan antara aspek material dan spiritual.
Jika kita melihat sisi positifnya perkembangan bahasa Indonesia di dalam negeri yang
cukup pesat, perkembangan di luar negeri pun juga sangat menggembirakan.eksistensi bahasa
Indonesia semakin mencuat ketika bahasa Indonesia mulai diminati orang asing baik yang ada
di Indonesia maupun di luar negri.Banyak darinegara asing telah membuka program bahasa
Indonesia (Indonesian Language Studies). Hal ini terbukti berdasarkan data di Pusat Bahasa
terdapat 139 lembaga pengajaran Bahasa Indonesia untuk orang asing (BIPA) di luar
Indonesia. Lembaga pengajaran BIPA tersebut tersebar di 73 negara, antara lain seperti:
Australia, Amerika, Jepang, Jerman, Belanda, Inggris, Rusia, Korea, dan Cina.
Walaupun perkembangan bahasa Indonesia semakin pesat, di sisi lain Pengaruh arus
globalisasi dalam identitas bangsa tercermin antara lain dari sikap lebih mengutamakan
penggunaan bahasa asing daripada bahasa indonesia, misalnya dalam penamaan kompleks
perumahan, dan sikap mementingkan kegiatan tertentu, seperti demi kegiatan pengembangan
pariwisata dan bisnis.
Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika tidak ada upaya
pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan pelestarian bahasa dan sastra indonesia
disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Widada, M.Hum.
(Solopos, 22 oktober 2010). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekarang ini tidak sedikit
orang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal yang wajar
berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana kita
secara konkret dapat menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia di semua
aspek kehidupan.
Demikian Peluang dan tantangan terhadap bahasa Indonesia semakin besar pula.
Berbagai peluang bahasa Indonesia dalam era globalisasi ini antara lain adanya dukungan luas
dari berbagai pihak, termasuk peran media massa. Sementara itu, tantangannya dapat
dikategorikan atas dua, yaitu tantangan internal dan tantang eksternal. Tantang internal berupa
pengaruh negatif bahasa daerah berupa kosakata, pembentukan kata, dan struktur kalimat.
Tantangan eksternal datanga dari pengaruh negatif bahasa asing (teruatama bahasa Inggris)
berupa masuknya kosakata tanpa proses pembentukan istilah dan penggunaan struktur kalimat
bahasa Inggris.
1) Berbagai Peluang bagi Pengembangan Bahasa Indonesia
Pada masa-masa mendatang, terutama pada era global ini, sumber daya manusia
memegang peranan yang sangat menentukan kadar keberhasilan sesuatu, termsuk
keberhasilan pembinaan dan pengembangan bahasa. Oleh karena itu, para pemegang
kebijakan dan pelaksana di lapangan harus pandai-pandai memanfaatkan peluang sebaikbaiknya, sekecil apa pun peluang itu. Di antara sekian peluang yang ada, peluang berikut
kiranya perlu dipertimbangkan.
a. Adanya Dukungan Luas
Telah dikemukakan bahwa pembinaan bahasa Indonesia dari waktu ke waktu
memperlihatkan perkembangan yang menggembirakan.Hal ini disebabkan oleh adanya
dukungan, terutama dari pemerintah. Dukungan tersebut dapat kita lihat dengan
terbitnya surat dan program berikut.
1) Instruksi Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, Nomor 20, tanggal 28
Oktober 1991, tentang Pemsyarakatan Bahasa Indonesi dalam Rangka Pemantapan
Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
2) Instruksi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Nomor
I/U/1992, tanggal 10 April 1992, tentang Peningkatan Usaha Pemasyarakatan
Bahasa Indonesia dalam Memperkukuh Persatuan dan Kesatuan Bangsa;
3) Surat Menteri Dalam Negeri kepada Gubernur, Bupati, dan Walikoa seluruh
Indonesia, Nomor 1021/SJ, tanggal 16 Maret 1995, tentang Penertiban Pangginaan
Bahasa Asing;
4) Pencangan Disiplin Nasional oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 Mei 1995
yang salah satu butirnya adalah penggunaan bahasa Indonesia dengan baik dan
benar; dan
5) Kegiatan Bulan Bahasa yang dilakukan setiap bulan Oktober, yang dipelopori oleh
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.
b.Peran Serta Media Massa
Tidak dapat disangkal bahwa media massa memberikan andil bagi pembinaan
dan pengembangan bahasa Indonesia. Kata dan istilah baru, baik yang bersumber
dari bahasa daerah maupun dari bahasa asing, pada umumnya lebih awal diakai oleh
media massa, apakah di media surat kabar, radio, atau televisi. Media massa memang
memiliki kelebihan. Di samping memiliki jumlah pembaca, pendengar, dan pemirsa
yang banyak, media massa mempunyai pengaruh yang besar di kalangan masyarakat.
Oleh karena itu, media massa merupakan salah satu mitra kerja yang penting dalam
pelancaran dan penyebaran informasi tentang bahasa. Seiring dengan itu, pembinaan
bahasa Indonesia di kalangan media massa mutlak diperlukan guna menangkal
informasi yang menggunakan kata dan istilah yang menyalahi kaidah kebahasaan.
Kalangan memdia massa harus diyakinkan bahwa mereka juga pembinan bahasa
seperti kita.
2) Berbagai Tantangan dan Upaya Penanggulangannya
Masalah pembinaan dan pengembangan bahasa selama ini telah memperlihatkan
perkembangan yang menggembirakan. Hal ini tidak berarti di seputar itu tidak ada
hambatan atau tantangan yang memerlukan penanganan yang serius. Pada masa-masa
mendatang pembinaan dan pengembangan bahasa dihadapkan kepada berbagai
tantangan yang apabila hal itu tidak ditangani dengan sungguh-sungguh akan menjadi
kerikil-kerikil tajam yang dapat menghambat usaha tersebut.
Tantangan-tantangan yang patut dipertimbangan itu antara lain sebagai berikut:
a. Sumber Daya Manusia (SDM)
Keberhasilan suatu program dan usaha sangat banyak ditentukan oleh sumber
daya manusianya. Keberhasilan pembinaan dan pengembangana bahasa antara lain
juga bergantung kepada manusia pelaksananya. Sehubungan dengan itulah, sosok yang
memegang kendali dalam pembinaan dan pengembangan bahasa padamasa-masa
mendatang dituntut lebih profesional lagi dibidangnya. Kemajuan atau perkembangan
dalam segala sektor kehidupan sebagai dampak kemajuan ilmu dan teknologi
menuntut fungsi optimal bahasa Indonesia sebagai saranan komunikasi masyarakat
Indoesia. Bahasa Indonesia dituntut lebih efektif dan efisien dalam mewadahi berbagai
konsep yang diperlukan masyarakat Idonesia yang semakin terbuka dan modern.
Bahasa Indonesia juga harus bisa memenuhi keperluan masyarakat pemakainya dalam
berbagai bidang, seperti politik, ekonomi, pendidikan, pengetahuan, teknologi,
keamanan, dan kebudayaan (Moeliono, 1985). Dengan kata lain, bahasa Indonesia
harus bisa mewujudkan jati dirinya sebagai bahasa modern, sebagaimana yang
diamanatkan Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) (Lihat GBHN 1998).
b. Bahasa Asing dan Gengsi Sosial
Salah satu butir tujuan pembinaan bahasa Indonesia ialah membina sikap positif
terhadap bahasa Indonesia. Hal ini memberikan isyarat bahwa masalah sikap
merupakan faktor yang paling menentukan keberhasilan pembinaan tersebut. Dari
sikap positif inilah akan tumbuh kecintaan dan kebanggaan berbahasa Indonesia.
Sikap positif terhadap bahasa Indonesia akhit-akhir ini memang sudah menampak,
walaupun belum seperti yang kita harapkan. Hal ini berarti bahwa pembinaan bahasa
Indonesia yang telah dilaksanakan oleh pemerintah dalam berbagai bentuknya telah
menmpakkan hasil yang cukup menggembirakan. Bahasa Indonesia telah
memperlihatkan peranannya dalam kehidupan bangsa Indonesia, baik sebagai sarana
komunikasi maupun sebagai pendukung ilmu pengetahuan dan teknologi. Hal ini perlu
dipertahankan bahkan ditingkatkan supaya bahasa Indonesia benar-benar menjadi
kebanggan kita sebagai bangsa Indonesia.
Jika kita berbicara tentang gengsi sosial dalam hubungannya dengan bahasa
Indonesia secara jujur masih memerlukan penanganan yang serius, baik yang
menyangkut pembinaan maupun pengembangannya. Gengsi sosial bahasa Indonesia
masih kalah tinggi dengan gengsi sosial bahasa asing (terutamabahasa Inggris)
memang kita akui, dan hal ini merupakan tantangan. Namun, hal ini janganlah kita
tinggal diam dan pesimis. Sebaliknya, kita harus nelakukan upaya-upaya yang dapat
mengangkat gengsi sosial atau martabat bahasa Indonesia sehingga dapat sejajar
dengan bahasa-bahasa asing yang sudah maju,mempunyai nama (prestise), dan
berpengaruh besar di kalangan masyarakat.Salah satu cara yang bisa dilakukan agar
bahasa Indonesia mempunyai gengsi sosial yang tinggi di kalangan masyatakat
Indonesia adalah memberikan penghargaan yang proporsional kepada anggota
masyarakat yang mampu berbahasa Indonesia (baik lisan maupun tulis) dengan baik
dan benar, sebagai bagian dari porestasi yang bersangkutan. Misalnya, sebagai
persyaratan pengangkatan pegawai negeri atau karyawan, sebagai persyaratan promosi
jabatan, pemberian royalti yang layak kepada penulis/pengarang di bidang masingmasing dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Maka ungkapan bahwa bahasa indonesia berpotensi hilang jika tidak ada upaya
pengembangan, pembinaan, perlindungan, dan pelestarian bahasa dan sastra indonesia
disampaikan oleh Kepala Balai Bahasa Provinsi Jawa Tengah, Drs. Widada, M.Hum.
(Solopos, 22 oktober 2010). Lebih lanjut ia mengatakan bahwa sekarang ini tidak
sedikit orang lebih bangga menggunakan bahasa Inggris daripada bahasa Indonesia.
Kekhawatiran akan hilangnya bahasa Indonesia sebagai sesuatu hal yang wajar
berdasarkan kenyataan yang ada. Akan tetapi yang perlu dipikirkan adalah bagaimana
kita secara konkret dapat menumbuhkembangkan dan melesdtarikan bahasa Indonesia
di semua aspek kehidupan.
kesimpulan
Tanggung jawab terhadap perkembangan bahasa Indonesia terletak di tangan pemakai
bahasa Indonesia sendiri. Baik buruknya, maju mundurnya, dan tertatur kacaunya bahasa
Indonesia merupakan tanggung jawab setiap orang yang mengaku sebagai warga negara
Indonesia yang baik. Tidak boleh saling tunjuk satu dengan yang lain, akan tetapi bagaimana
upaya kita secara bergotong-royong untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa
Indonesia pengaruh dan tantangannya terhadap komukasi global.Setiap warga negara
Indonesia harus bersama-sama berperan serta dalam membina dan mengembangkan bahasa
Indonesia itu ke arah yang positif. Usaha-usaha ini, antara lain dengan meningkatkan
kedisiplinan berbahasa Indonesia pada era globalisasi ini, yang sangat ketat dengan
persaingan di segala sektor kehidupan. Maju bahasa, majulah bangsa. Kacau bahasa,
kacaulah pulalah bangsa. Keadaan ini harus disadari benar oleh setiap warga negara
Indonesia sehingga rasa tanggung jawab terhadap pembinaan dan pengembangan bahasa
Indonesia akan tumbuh dengan subur di sanubari setiap pemakai bahasa Indonesia. Rasa
cinta terhadap bahasa Indonesia pun akan bertambah besar dan bertambah mendalam. Sudah
barang tentu, ini semuanya merupakan harapan bersama, harapan setiap orang yang
mengaku berbangsa Indonesia.
Oleh karena itu, masing-masing pihak mempunyai peran yang sangat penting untuk
senantiyasa mengembangkan dan melestarikan bahasa Indonesia sebagai penggerak agar
eksistensi bahasa Indonesia do era global tetap terjaga. Upaya pengembangan bahasa
Indonesia secara berkesinambungan akan mampu memberikan inspirasi bagi masyarakat
Indonesia untuk bangga kepada bahasa Indonesia. Dengan demikian, impian untuk
mewujudkan bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional akan dapat terwujud apabila kita
senantiasa mencintai dan menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar sesuai
dengan konteks pemakaiannya.
Daftar pustaka
Muslich,masnur.2010.Bahasa Indonesia pada Era Globalisasi.Jakarta: Bumi Aksara
Rohmadi,muhammad dan Sri nugraheni,aninditya.2011.BelajarBahasaIndonesia:Upaya
Terampil dan Menulis Karya Ilmiah. Surakarta: Cakrawala Media
http://fredypurbayadhyfha.wordpress.com/2012/04/24/fungsi-dan-peran-bahasa-indonesiadalam-era-globalisasi/Surakarta, 30 mei 2012 / 00:50
http://highpecundang.blogspot.com/2009/09/bahasa-indonesia-di-era
globalisasi_25.htmlSurakarta,30mei2012/00:40
http://nellahutasoit.wordpress.com/2012/04/21/bahasa-pada-era-globalisasi/Surakarta, 30 mei
2012 / 02:15