PERAN KOMISI PENGAWAS DALAM MONITORING I

PERAN KOMISI PENGAWAS DALAM MONITORING
IMPLEMENTASI SUMPAH DAN KODE ETIK ADVOKAT
OLEH :

SARAH SERENA
(Anggota Bidang Humas dan Publikasi DPN PERADI)

I.

Pendahuluan

Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (Rakernas PERADI) ke3 pada jaman kepemimpinan Dr. H. Fauzie Yusuf Hasibuan, S.H.,M.H selaku Ketua
Umum, pada tanggal 11 s/d 13 Desember 2017, di Hotel Royal Ambarrukmo,
Yogyakarta, meninggalkan sebuah catatan penting yakni penting nya Peran Komisi
Pengawas sebagai Perpanjang tangaan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan
Advokat Indonesia.
Kehadiran Komisi Pengawas tersebut tentu sangat membantu Dewan
Pimpinan Nasional dalam mengawasi pelaksanaan tugas profesi advokat yang
berada di bawah naungan Perhimpunan Advokat Indonesia (PERADI). Saat
Perhimpunan Advokat Indonesia dibawah pimpinan Bpk. Dr. H. Fauzie Yusuf
Hasibuan, S.H., M.H. telah memilki 102 Dewan Pimpinan Cabang (DPC), 37 Korwil

(Koordinator Wilayah) serta 67 Pusat Bantuan Hukum (PBH) dengan total jumlah
anggota 60000 advokat yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.
Profesi advokat, menjadi profesi yang menarik banyak peminat, baik yang
tua maupun yang muda, terbukti banyak nya pensiunan pegawai negeri sipil
maupun angkatan baik kepolisian maupun tantara, yang memilih profesi sebagai
advokat setelah mereka pensiun. Namun demikian, tak jarang pula banyak advokat
1

lupa bahwa dalam pelaksanaan tugas profesi, mereka terikat dengan yang
a a ya “u pah Ad okat da Kode Etik Ad okat. Hal i ilah ya g e uat
it a ad okat di ata pu lik e jadi te o e g , sei i g de ga
e i gkat ya
ju lah ad okat ya g te ta gkap ka e a g atifikasi atau penyuapan demi
memenangkan perkara nya.
Berdasar informasi dari Wakil Sekjen Peradi, yakni Rivai Kusuma Negara,
sepanjang tahun 2017, ada 108 advokat yang telah ditindak oleh Dewan
Kehormatan Peradi karena dianggap terbukti melanggar Kode Etik dan Sumpah
Advokat.1 Kondisi ini dianggap sangat memprihatikan bagi para peserta Rakernas
Peradi, sebab advokat sesuai dengan khittoh nya adalah p ofesi ya g ulia , alias
officium nobile. Halmana dala

a gka e jaga ke uliaa p ofesi te se ut,
seharusnya para advokat menghindari segala tindakan maupun perbuatan yang
dapat e o e g a a aik p ofesi te se ut. Pe jagaa te hadap it a profesi
ad okat se e a ya e upaka e tuk da ipada i pele e tasi su pah ad okat
itu sendiri sebagaimana yang tercantum dalam Berita Acara Sumpah Advokat yang
diterbitkan oleh Pengadilan Tinggi dimana advokat tersebut berada
Pela gga a te hadap su pah ad okat tersebut sempat ramai dibicarakan
saat rapat komisi di Rapat Kerja Nasional Perhimpunan Advokat Indoneesia.
“ehi gga ada pe iki a u tuk e pe kuat su pah ad okat te se ut de ga
e etapka ada ya Pakta I teg itas U tuk Pa a Adokat. Pe iki a tersebut
muncul seiring dengan tidak konsisten nya para advokat untuk melaksanakan tugas
p ofesi ya sesuai de ga su pah ya se di i saat di su pah se agai ad okat
oleh Ketua Pengadilan Tinggi terkait.
Kehadi a Pakta I teg itas , oleh pa a Pese ta ‘apat Komisi, diharapkan
a pu
e do o g pa a ad okat u tuk
elaksa aka
su pah ya saat
melaksanakan tugas profesi sebagai advokat, dalam kerangka mengembalikan citra
ad okat se agai P ofesi ya g ulia atau offi iu

o ile. Na u pada saat
rapat pleno, usula te se ut ditolak, de ga alasa sudah ada su pah ad okat
dala
e ita a a a su pah , sehi gga tidak pe lu lagi ada pakta i teg itas
ad okat. Akhirnya diputuskan bahwa cukup sumpah advokat saja, tidak perlu ada
pakta integritas untuk para advokat.
1

Peradi Memonitori Pengacara Setya Novanto, http://nasional.kompas.com/read/2017/11/20/16245531/peradimemonitor-pengacara-setya-novanto

2

Namun demikian, penulis merasa tertarik untuk mengkaji sejauh mana
sumpah advokat dapat diterapkan oleh para advokat, dan bagaimana peran komisi
pengawas untuk melakukan monitoring terhadap para advokat tersebut untuk
melaksanakan tugas profesinya sesuai dengan sumpah yang tercantum dalam
Berita Acara Sumpah tersebut.
Namun, sebelum penulis melanjutkan pembahasan soal ini, perlu penulis
sampaikan bahwa makalah ini bukan makalah ilmiah, ini hanyalah makalah biasa
yang penulis buat untuk sekedar membuka wacana saja kita saja se agai ad okat

u tuk elaksa aka tugas p ofesi sesuai de ga su pah.

II.

Pakta Integritas dan Sumpah Advokat

Pakta Integritas (bahasa Inggris: Integrity Pact) adalah pernyataan atau janji
kepada diri sendiri tentang komitmen melaksanakan seluruh tugas, fungsi,
tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan perundangundangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan
nepotisme2. Pakta Integritas dituangkan ke dalam sebuah Dokumen Pakta
Integritas. “e e ta a ya g di aksud de ga “u pah
e u ut Ka us Besa
Bahasa Indonesia adalah : n 1 pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan
bersaksi kepada Tuhan atau kepada sesuatu yang dianggap suci (untuk menguatkan
kebenaran dan kesungguhannya dan sebagainya): perkataannya itu dikuatkan
dengan --; 2 pernyataan disertai tekad melakukan sesuatu untuk menguatkan
kebenarannya atau berani menderita sesuatu kalau pernyataan itu tidak benar; 3
janji atau ikrar yang teguh (akan menunaikan sesuatu): 3

Sementara itu, sumpah dalam Bahasa arab, disebut dengan al-aimanu, al-halfu, alqasamu. Al-aimanu ja a da i kata al-yamiinu (tangan kanan) karena orang Arab di

zaman Jahiliyah apabila bersumpah satu sama lain saling berpegangan tangan
kanan. Kata al-yamiinu secara etimologis dikaitkan dengan tangan kanan yang bisa
berarti al-quwwah (kekuatan), dan al-qasam (sumpah). Dengan demikian
2
3

http://www.wikiapbn.org/pakta-integritas/#
https://kbbi.web.id/sumpah

3

pengertian al-yuamiinu merupakan perpaduan dari tiga makna tersebut yang
selanjutnya digunakan untuk bersumpah. Dikaitkan dengan kekuatan (al-quwwah),
karena orang yang ingin mengatakan atau menyatakan sesuatu dikukuhkan dengan
sumpah sehingga pernyataannya lebih kuat sebagaimana tangan kanan lebih kuat
dari tangan kiri. Lafal sumpah tersebut harus menggunakan huruf sumpah (alqasam) yaitu: waw, ba dan ta. seperti; walLahi, bilLahi, talLahi.
Sedangkan para ulama mempunyai perbedaan pendapat terkait dengan hukum
bersumpah, sebagaimana berikut dibawah ini : 4
1. Pendapat dari Imam Malik
Menurut Imam Malik akan hukum asal sumpah yaitu Jaiz ( boleh ), namun bisa

menjadi sunnah apabila dimaksudkan untuk menekankan suatu masalah
keagamaan atau untuk mendorong orang melakukan sesuatu yang diperintahkan
agama, atau melarang orang berbuat sesuatu yang diperintahkan agama, atau
melarang orang berbuat sesuatu yang dilarang agama Jika sumpah hukumnya
mubah, maka melanggarnya pun mubah, tetapi harus membayar kafarat (denda),
kecuali jika pelanggaran sumpah itu lebih baik.
2. Pendapat dari Imam Hambali
Iman Hambali berpendapat bahwa hukum bersumpah itu tergantung kepada
keadaannya. Bisa wajib, haram, makruh, sunnah ataupun mubah. Jika yang
disumpahkan itu menyangkut masalah yang wajib dilakukan, maka hukum
bersumpahnya adalah wajib. Sebaliknya jika bersumpah untuk hal-hal yang
diharamkan, maka hukum bersumpahnya juga sunnah dan seterusnya.
3. Pe dapat dari I a

“yafi’i

Menurut Imam Syafa'i hukum asal sumpah adalah makruh, namun juga bisa
sunnah, wajib, haram dan juga mubah. Tergantung pada keadaaanya.

4


Syarat, dan macam-macam sumpah, http://anakpresidenjokowi.blogspot.co.id/2015/07/sumpah-pengertianhukum-syarat-dan.html

4

4. Pendapat dari Imam Hanafi
Me u ut I a Ha afi asal huku
e su pah adalah jaiz , tetapi le ih aik tidak
terlalu banyak melakukan sumpah. Jika seseorang bersumpah akan melakukan
maksiat, wajib ia melanggar sumpahnya. Jika seseorang bersumpah akan
meninggalkan maksiat maka ia wajib melakukan sesuai dengan sumpahnya.
Adapun rukun sumpah menurut Nashruddin baidan, ada empat, yaitu :5









Muqsim atau orang yang melakukan sumpah
Muqsam Bih yaitu sesuatu untuk dijadikan landasan atau dasar sumpah
Adat Qasam atau perlengkapan untuk bersumpah
Mu sa Alaih yaitu sesuatu ya g disu pahka

Sumpah akan dikatakan sah apabila memenuhi syarat-syarat berikut ini :
1. Menyebut asma Allah SWT atau salah satu sifatnya.
2. Orang yang bersumpah sudah mukallaf. 6
3. Tidak dalam keadaan terpaksa dan disengaja dengan niat untuk
bersumpah.
Menurut Mazhab Hanafi sumpah itu ada tiga macam, yaitu :

1.

Al-yamin al-laghwu yaitu sumpah yang diucapkan tanpa ada niat untuk
bersumpah. Pelanggaran atas sumpah ini tidak berdosa dan tidak wajib
membayar kafarat.

2.


Al-yamin al- u akkidah yaitu su pah ya g di iatka u tuk e su pah.
Sumpah semacam ini wajib dilaksanakan. Jika dilanggar harus membayar
kafarat

5

Ibid
Pengertian Mukallaf : muslim yang dikenai kewajiban atau perintah dan menjauhi larangan agama (pribadi
muslim yang sudah dapat dikenai hukum). Seseorang berstatus mukallaf bila ia telah dewasa dan tidak mengalami
gangguan jiwa maupun akal. (https://id.wikipedia.org/wiki/Mukallaf).

6

5

3.

Al-yaminal-gamus yaitu sumpah palsu yang mengakibatkan hak-hak orang
tak terlindungi atau sumpah fasik dan khianat. Sumpah semacam termasuk
dosa besar. 7


Lalu agai a a de ga su pah ad okat , bila ditinjau dari Mazhab Hanafi
te se ut ? Apakah ia te asuk Al-yamin al-laghwu , ataukah ia te asuk Al-yamin
al- u akkidah ?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut, tentu kita harus mengacu kepada
Undan-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, yakni Pasal 4 ayat 1. Dalam Pasal
te se ut dikataka se agai e ikut : Ad okat wajib bersumpah menurut
agamanya atau berjanji dengan sungguh sungguh di sidang terbuka Pengadilan
Ti ggi di ilayah do isili huku ya. Hal a a ayat Pasal te se ut le ih la jut
menyatakan sebagai berikut : Sumpah atau janji sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), lafalnya adalah sebagai berikut :
De i Allah, saya e su pah/saya e ja ji :
-

-

-

-


7

Bahwa saya akan memegang teguh dan mengamalkan Pancasila sebagai
dasar negara dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia.
Bahwa saya untuk memperoleh pforesi ini, langsung atau tidak langsung,
menggunakan nama atau cara apa pun juga, tidak memberikan atau
menjanjikan barang sesuatu kepada siapa pun juga.
Bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi, sebagai pemberi jasa hukum,
akan bertindak jujur, adil, dan bertanggung jawab berdasarkan hukum dan
keailan.
Bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar
penadilan, tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim,
pejabat pengadilan, atau pejabat lainnya agar memenangkan atau
menguntungan bagi perkara Klien yang akan saya tangani.
Bahwa saya akan menjaga tingkah laku saya dan akan menjalankan
kewajiban saya, sesuai dengan kehormatan, martabat dan tanggung jawab
saya sebagai Advokat.

Syarat, dan macam-macam sumpah, loc.cit.

6

-

Bahwa saya tidak akan menolak untuk melakukan pembelaan atau memberi
jasa hukum di dalam suatu perkara yang menurut hemat saya merupakan
bagian daripada tanggung jawab sebagai seorang Advokat.

Jika kita mengacu kepada kalimat dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-undang
Advokat No.18 Tahun 2003, yang berbunyi sebagai berikut : Advokat wajib
bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh sungguh di sidang
terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya, maka kita akan
e e uka kata
e ja ji de ga su gguh-su gguh.
Bila a a pe kataa
te se ut di tafsi ka se a a g a
atikal ,
aka pe kataa te se ut dapat
ditafsi ka se agai se uah iat dala
e su pah. Oleh ka e a ya su pah
advokat te asuk su pah Al-yamin al- u akkidah yaitu su pah ya g di iatka
untuk bersumpah. Sumpah semacam ini wajib dilaksanakan. Jika dilanggar harus
membayar kafarat.
Be dasa kepada hal te se ut, aka te lihat ah a pakta i teg itas
merupakan salah satu be tuk i ple e tasi su pah ya g e ikaita de ga
hukum, untuk melaksanakan seluruh tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang dan
peran sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan kesanggupan untuk tidak
melakukan korupsi, kolusi, dan nepotisme . Dimana Pakta Integritas dituangkan ke
dalam sebuah Dokumen Pakta Integritas. De ga de ikia , “u pah Ad okat itu
se di i sudah e upaka Pakta I teg itas Ad okat, u tuk elaksa aka seluruh
tugas, fungsi, tanggung jawab, wewenang dan peran sesuai dengan peraturan
perundang-undangan dan kesanggupan untuk tidak melakukan korupsi, kolusi, dan
nepotisme dalam pelaksanaan tugas profesinya. Sehingga dengan demikian, berita
a a a su pah ad okat itu se di i dapat dikataka se agai doku e pakta
i teg itas ad okat dala pelaksa aa tugas p ofesi ya
Akan tetapi, walau berita acara sumpah advokat setara dengan dokumen
pakta intergritas, namun dalam prakteknya hal tersebut belum mampu menjadi
pencegah bagi para advokat untuk tidak melanggar sumpah mereka sendiri selaku
advokat. Terbukti dengan meningkat nya jumlah advokat yang melanggar sumpah
tersebut sepanjang tahun 2017. Mereka melangar sumpah untuk tidak menjanjikan
barang sesuatu termasuk menjanjikan kemenangan pada klien nya, dan mereka
juga melanggar sumpah untuk tidak memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada
hakim, pejabat pengadilan, atau pejabat lainnya agar memenangkan atau
7

menguntungan bagi perkara Klien yang mereka tangani. Terbukti dengan semakin
meningkat nya jumlah advokat yang tertangkap melakukan gratifikasi ataupun
suap dalam pelaksanaan tugas profesi nya.
Adanya fenomena pelanggaran sumpah aquo, menjadi sebuah pertanyaan
se di i, apakah pa a ad okat te se ut e a g e su gguh su gguh de ga
su pah ya pada saat disu pah e dasa ka kete tua Pasal ayat U da gundang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, ataukah mereka bersumpah hanya sebatas
fo alitas iasa ta pa dise tai de ga
iat u tuk e su gguh-su gguh alias
sumpah Al-yamin al-laghwu menurut Mazhab Hanafi, yaitu sumpah yang diucapkan
tanpa ada niat untuk bersumpah. Pelanggaran atas sumpah ini tidak berdosa dan
tidak wajib membayar kafarat.
Jika benar demikian, tentu hal tersebut sangat berbahaya. Karena dengan
demiikian, kemuliaan profesi advokat akan semakin tercoreng akibat maraknya
pela gga a su pah oleh pa a ad okat de i keu tu ga p i adi ad okat
tersebut. Atas dassaar itulah, maka perlu ada Lembaga yang mengingatkan para
ad okat ila a a su pah ya g telah e eka u apka pada saat disu pah,
uka lah su pah fo alita elaka , elai ka su pah ya g pu ya ko sekue si
hukum bilamana dilanggar baik sengaja ataupun tidak sengaja.

III.

Peran Komisi Pengawas

Sebagaimana telah diuraikan diatas, dalam kerangka menjaga citra profesi
ad okat se agai P ofesi ya g Mulia , alias Offi iu No ile , dipe luka se uah
Lembaga yang bertugas untuk mengingatkan para advokat untuk konsisten
terhadap sumpah yang telah mereka ucapkan saat menjadi Advokat. Berdasarkan
hal tersebut, maka kehadiran Lembaga ini menjadi teramat penting . Oleh karena
itulah, Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia (DPN Peradi),
pada bulan Juni 2017 membentuk Komisi Pengawas berdasarkan ketentuan pada
Pasal 34 ayat 1 , Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat
Indonesia, Nomor : Kep.504/PERADI/DPN/VIII/2015 tertanggal 21 Agustus 2015
tentang Perubahan Pertama Anggaran Dasar Perhimpunan Advokat Indonesia.

8

Dala Pasal
ayat
a uo dikataka se agai e ikut : pe ga asa
advokat sehari-hari dilakukan oleh Komisi Pengawas yang dibentuk oleh Dewan
Pi pi a Nasio al Pe hi pu a Ad okat I do esia. Pasal tersebut merupakan
implementasi Pasal 13 ayat 1 Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, yang
e u yi se agai e ikut : Pelaksa aa pe ga asa seha i-hari dilakukan oleh
Komisi Pnegawas yang dibentuk oleh Organisasi Advokat.
Berdasarkan ketentuan Pasal tersebut diatas, pembentukan Komisi
Pengawas oleh Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia
merupakan implementasi daripada Pasal 13 ayat 1 Undang-undang Nomor 18
Tahun 2003 tentang Advokat. Oleh karena itu pula, maka dapat dikatakan
bilamana Komisi Pengawas merupakan Perpanjangan tangan daripada Dewan
Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat untuk mengawasi pelaksanaan tugas
profesi para advokat. Halmana pengawasan itu sendiri merupakan mandat dari
Pasal 12 ayat 1 Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003 yang berbunyi
se agai e ikut : Pengawasan terhadap Advokat, dilakukan oleh Organisasi
Ad okat. DI a a ayat Pasal te se ut le ih la jut e yataka se agai e ikut :
pe ga asa se agai a a di aksud pada ayat
e tujua aga Ad okat dala
menjalankan profesinya selalu menjunjung tinggi kode etik profesi advokat,
sumpah advokat dan peraturan perundang-undang.8
Pe egasa te hadap su pah ad okat te se ut te tua g dala Pasal
Kode Etik Ad okat ya g e u yi se agai e ikut : Ad okat I do esia, adalah
warga negara Indonesia, yang bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, bersikap
satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan kebenaran, diandasi moral yang
tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam melaksanakan tugas nya menjunjung tinggi
hukum, Undang-undang Dasar Republik Indonesia, Kode Etik Advokat serta sumpah
ja ata ya.
Untuk memastikan pelaksanaan sumpah jabatan tersebut, maka Pasal 3
hu uf
Kode Etik Ad okat e yataka se agai e ikut : Ad okat dala
melakukan tugas nya, tidak bertujuan semata-mata untuk memperoleh imbalan
materi, tetapi le ih e guta aka tegak ya Huku , Ke e a a da Keadila .
Pasal ini tentu nya berkaitan dengan sumpah advokat yang berbunyi sebagai
berikut : Bahwa saya dalam melaksanakan tugas profesi di dalam atau di luar
penadilan, tidak akan memberikan atau menjanjikan sesuatu kepada hakim,
8

Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, www. eodb.ekon.go.id/download/peraturan/ undangundang/
UU_18_2003.pd

9

pejabat pengadilan, atau pejabat lainnya agar memenangkan atau
e gu tu ga bagi perkara Klie ya g aka saya ta ga i.
Advokat yang konsisten dengan sumpahnya tersebut, pasti akan lebih
mengutamakan tegaknya hukum, kebenaran dan keadilan, namun lain halnya
de ga ad okat ya g le ih e guta aka
ate i, iasa ya huku , ke e a a
dan keadilan di kesampingkan, karena itu lah mengapa semakin meningkat jumlah
advokat yang tertangkap akibat gratifikasi ataupun suap.
Kehadiran Komisi Pengawas tentu sangat berarti untuk mengatasi fenomena
tersebut. Hal ini berangkat tujuan dibentuknya komisi itu sendiri, yang mana
tercantum dalam Pasal 34 ayat 2 Keputusan Dewan Pimpinan Nasional
Perhimpunan Advokat Indonesia, Nomor : Kep.504/PERADI/DPN/VIII/2015
tertanggal 21 Agustus 2015 tentang Perubahan Pertama Anggaran Dasar
Perhimpunan Advokat Indonesia, ya g e u yi se agai e ikut : pe ga asa
yang dilakukan oleh komisi Pengawas sebagaimana dimakud dalam Pasal 34 ayat
(1) Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia, Nomor:
Kep.504/PERADI/DPN/VIII/2015 tertanggal 21 Agustus 2015 tentang Perubahan
Pertama Anggaran Dasar Perhimpunan Advokat Indonesia, bertujuan untuk
mengingatkan para advokat agar dalam menjalankan tugas profesinya selalu
menjujung tinggi sumpah advokat, kode etik, serta peraturan perundanganundangan tentang advokat. 9
Berkaitan dengan tugas Komisi Pengawas tersebut, wakil sekjen Dewan
Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia, yakni Rivai Kusuma Negara
menyatakan bahwa tugas Komisi Pengawas adalah melakukan monitoring /
pemantauan, termasuk juga melakukan pembinaan dengan cara memanggil
langsung advokat tersebut untuk dibina / di ingatkan untuk konsisten
melaksanakan sumpah dank ode etik advokat dalam pelaksanaan tugas profesinya.
Akan tetapi, apabila setelah dibina / di ingatkan tersebut, advokat yang
bersangkutan masih juga tidak menunjukkan perubahan sikap, maka Komisi
Pengawas akan melaporkan advokat tersebut kepada Dewan Kehormatan
Perhimpunan Advokat Indonesia. Dimana berdasarkan laporan dari Komisi
Pengawas, advokat tersebut akan dikenakan sanksi oleh Dewan Kehormatan

9

Keputusan Dewan Pimpinan Nasional Perhimpunan Advokat Indonesia, Nomor : Kep.504/PERADI/DPN/VIII/2015
tertanggal 21 Agustus 2015 tentang Perubahan Pertama Anggaran Dasar Perhimpunan Advokat Indonesia,

10

Perhimpunan Advokat Indonesia. Halmana menurut wasekjen Peradi tersebut, ada
empat model sanksi yakni :teguran ringan, keras, skorsing hingga pemecatan.10
Pengaturan mengenai sanksi tersebut tercantum dengan jelas dalam Pasal 7
ayat 1 Undang-undang Advokat Nomor 18 Tahun 2003, yang menyatakan jenis
tindakan yang dikenakan terhadap advokat dapat berupa :
a. Teguran lisan
b. Teguran tertulis
c. Pemberhentian sementara dari profesinya selama 3 (tiga) sampai 12 (dua
belas) bulan,
d. Pemberhntian tetap dari profesinya.
IV.

Penutup

Kesimpulan :
Advokat Indonesia, adalah warga negara Indonesia, yang bertakwa kepada
Tuhan yang Maha Esa, bersikap satria, jujur dalam mempertahankan keadilan dan
kebenaran, diandasi moral yang tinggi, luhur dan mulia, dan yang dalam
melaksanakan tugas nya menjunjung tinggi hukum, Undang-undang Dasar Republik
I do esia, Kode Etik Ad okat se ta su pah ja ata ya.
Advokat wajib bersumpah menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh
sungguh di sidang terbuka Pengadilan Tinggi di wilayah domisili hukumnya. Bila di
tafsi ka se a a g a
atikal , aka pe kataa
e su gguh-su gguh , tersebut
dapat ditafsirkan sebagai se uah iat dala
e su pah. Sehingga bila merujuk
kepada Mazhab Hanafi, su pah ad okat te asuk su pah Al-yamin alu akkidah yaitu su pah ya g di iatka u tuk e su pah. “u pah se a a i i
wajib dilaksanakan. Jika dilanggar harus membayar kafarat.
Dengan demikian, pelanggaran atas kode etik advokat yang merupakan
pejabaran dari sumpah advokat mengakibatkan advokat tersebut harus dikenakan
sanksi dalam rangka menjaga kemuliaan profesi advokat. Atas dasar itu, maka
kehadiran Komisi Pengawas sangatlah penting. Karena komisi tersebut berperan

10

Peradi Memonitori Pengacara Setya Novanto, loc.cit.

11

untuk mengingatkan para advokat agar tetap konsisten dalam menjalankan
sumpah jabatannya sebagai advokat dengan mematuhi kode etik advokat
Saran :
Untuk menjadi advokat yang bermartabat, tetaplah konsisten terhadap
sumpah advokat dengan cara melaksanakan tugas profesi sesuai dengan kode etik
advokat dan peraturan perundangan undangan tentang advokat.

12