PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM SYSTEM PENJUA

Jahroni

PENGGUNAAN TEKNOLOGI DALAM SYSTEM PENJUALAN ONLINE
UNTUK MENINGKATKAN KEPUASAN PADA USAHA MIKRO, KECIL
DAN MENENGAH INDUSTRI TAS DAN KOPER (INTAKO) SIDOARJO
Jahroni *
ABSTRACT

Online businesses can not be separated from aspects of Customer Relationship
Management to create relationships through technology that refers to a
relationship long-term nature. It is based on the understanding that producers
and consumers are increasingly aware that they are interdependent with each
other. On the one hand, consumers need a product in an effort to meet their
needs, while on the other hand, producers need to sell their products for
survival. Awareness of the existence of interdependence is what will bring every
party that interacts in internet businesses will behave in such a way that the
process of interaction and transactions can take place in a healthy and
accountable.
The sampling technique used in this study is is proportional random sampling.
Samples were taken based on the consumer population group buyers bags and
suitcases in the Micro, Small and Medium-month period from June to September

2014 industrial bags and suitcases Sidoarjo. Analysis of the data in this study
using the test Structural Equation Modeling (SEM).
Based on the results of the study concluded that the percieved ease of use
significantly influence the perceived usefulness. percieved ease of use a
significant effect on satisfaction. percieved ease of use have a significant effect
on the usage intention, percieved usefulness significant effect on satisfaction ..
Key word : percieved ease of use, percieved usefulness, dan satisfaction
PENDAHULUAN
Usaha bisnis secara online tidak dapat dipisahkan dari aspek Customer
Relationship Management untuk menciptakan hubungan melalui teknologi
yang mengacu pada hubungan yang sifatnya jangka panjang. Hal ini
didasarkan pada pemahaman bahwa antara produsen dan konsumen
semakin sadar bahwa mereka saling tergantung satu dengan yang lain. Di
satu sisi konsumen memerlukan produk dalam usaha memenuhi
kebutuhannya, sementara di lain pihak produsen perlu menjual produknya
untuk
kelangsungan
hidupnya.
Kesadaran
akan

adanya
saling
ketergantungan inilah yang akan membawa setiap pihak yang berinteraksi
dalam internet bisnis akan berperilaku sedemikian rupa sehingga proses
interaksi dan transaksi dapat berlangsung secara sehat dan dapat
dipertanggungjawabkan.
Strategi
bisnis
dengan
menggunakan
Customer Relationship
Management banyak terkait dengan strategi bisnis yang lain seperti teknologi,
relationship benefit. Technology Acceptance Model memberikan informasi atau
hasil yang sangat umum saja tentang minat dan perilaku pemakai sistem
dalam menerima sistem teknologi informasi. Technology Acceptance Model
hanya menjelaskan alasan mengapa pemakai menggunakan sistem yaitu
percaya bahwa sistem mudah digunakan (perceived easy of use) dan
bermanfaat (perceived usefulness).
Davis et al., (1989) mendefinisikan percieved ease of use sebagai
keyakinan akan kemudahan penggunaan yaitu tingkatan dimana user

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 1

Jahroni

percaya bahwa teknologi/sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah
dan bebas dari masalah. Kemudahan penggunaan website tidak selalu
disediakan oleh perusahan bagi konsumen supaya mudah melakukan
pembelanjaan secara online. Masih banyak perusahaan yang melakukan
bisnis online sekedar melakukan penawaran di facebook atau menggunakan
blog di wordpress, tanpa memperhatikan kaidah-kaidah bisnis online secara
professional yaitu menyediakan menu-menu khusus untuk melakukan
pesanan, pembayaran dan penawaran-penawaran produk secara khusus.
Keyakinan konsumen untuk tetap berhubungan dengan penyedia jasa
layanan online dapat juga meningkatkan intensitas penggunaan teknologi
informasi sebagai sarana transaksi keuangan (usage intention) (Thorsten et al.,
2002; Rebecca and Kevin P. Gwinner, 2003; Tracey and Timothy, 2010). Masih
banyak perusahaan online yang belum menggunakan database konsumen
yang melakukan transaksi pembelian pertama untuk memfollowup konsumen
tersebut supaya dapat melakukan pembelian ulang.
Hasil penelitian Chang Kim (2007) dan Jiun Sheng (2007)

menunjukkan bahwa kesuksesan teknologi informasi ditentukan oleh
bagaimana pengembangan teknologi tersebut dapat memberikan kontribusi
kepuasan kepada para pengguna teknologi secara individu maupun
organisasi, sehingga dengan memberikan kontribusi positif kepada para
peggunanya dapat mempengaruhi intensitas penggunaan teknologi tersebut
yang ditunjukkan oleh semakin sering dan semakin lamanya menggunakan
teknologi informasi. Namun pada kenyataannya, perusahaan online belum
memberikan kesesuaian harga produk tas dan koper yang ditawarkan secara
online dibanding kualitas, sehingga konsumen merasa tidak puas dan tidak
akan melakukan pembelian ulang.
Warisan budaya yang dimiliki Indonesia antara lain produk tas dan
koper . Namun, tas dan koper
Indonesia beberapa tahun terakhir
menghadapi persaingan ketat dengan produksi dari sejumlah negara seperti
Malaysia, Thailand, Singapura, Afrika Selatan dan Polandia. Usaha kerajinan
Tas dan koper Indonesia mencapai 48.287 unit dengan menyerap tenaga
kerja 792.300 orang setara dengan nilai produksi Rp 2,9 triliun dan nilai
ekspor US$ 110 juta berlokasi di 17 provinsi sebagai basis produksi, agar
generasi muda lebih mencintai tas dan koper asal negeri sendiri, maka harus
diupayakan agar Tas dan koper menjadi salah satu kebanggaan. Tas dan

koper harus dijadikan high fashion dunia. Harus dijadikan trend dan yang
digandrungi kaum muda, Jultin Ginandjar Kartasasmita (bisnisukm.com,
2010).
Berdasarkan permasalahan maka hal itu perlu diuji dengan judul
penggunaan teknologi dalam system penjualan online untuk meningkatkan
kepuasan pada Usaha Mikro, Kecil dan Menengah di Jawa Timur. Tas dan
koper merupakan warisan budaya Indonesia yang disyahkan oleh UNESCO
pada tanggal 2 Oktober 2009, dan di Indonesia tanggal 2 Oktober 2009
dicanangkan sebagai hari tas dan koper maka dengan penelitian ini sebagai
suatu bentuk keikut sertaan peneliti untuk ikut partisipasi melestarikan dan
mencintai tas dan koper. Tas dan koper memberikan kontribusi yang tinggi
terhadap peningkatan keberadaan UMKM, dengan menggunakan teknologi
Informasi sebagai media pemasaran dengan menjalin hubungan secara jangka
panjang dengan konsumen agar diperoleh kesesuain antara pemasar dengan
konsumen sehingga konsumen merasakan puas dan pemasar mendapatkan
implikasinya yaitu usage intention.
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 2

Jahroni


RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka
permasalahan yang akan diangkat dalam penelitian ini adalah:
a. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap perceived usefulness
konsumen yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online
pada industri tas dan koper Sidoarjo ?
b. Apakah perceived ease of use berpengaruh terhadap satisfaction konsumen
yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online pada
industri tas dan koper Sidoarjo ?
c. Apakah perceived usefulness berpengaruh terhadap satisfaction konsumen
yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online pada
industri tas dan koper Sidoarjo ?
TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin di
capai dari penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap perceived
usefulness konsumen yang melakukan pembelian produk tas dan koper
secara online pada industri tas dan koper Sidoarjo.
b. Untuk mengetahui pengaruh perceived ease of use terhadap satisfaction
konsumen yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online

pada industri tas dan koper Sidoarjo
c. Untuk mengetahui pengaruh perceived usefulness terhadap satisfaction
konsumen yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online
pada industri tas dan koper Sidoarjo.
TINJAUAN PUSTAKA
Technology Acceptance Model
Tujuan utama Technology Acceptance Model (TAM) seperti yang
dinyatakan oleh Davis adalah untuk menjelaskan faktor yang mempengaruhi
dalam penerimaan teknologi informasi dengan jangkauan luas dari teknologi
informasi dan populasi dari pengguna. Dalam Technology Acceptance Model,
penggunaan sistem aktual ditentukan oleh perilaku niat dalam
menggunakan, yang pada gilirannya ditentukan bersama dengan sikap
terhadap penggunaan dan kegunaan yang dirasakan.
Melalui banyaknya literatur diketahui technology acceptance model
dapat diterapkan dalam berbegai situasi. Perolehan suatu pemahaman atas
kondisi sebelumnya akan memungkinkan pengembangan desain dalam
penelitian yang lebih berarti dan intervensi-intervensi pelatihan untuk
meningkatkan penerimaan teknologi pengguna dan penggunaan. Selanjutnya,
dimasukkannya variabel eksternal sebagaimana diusulkan dalam technology
acceptance model (Davis, Bagozzi and Warshaw, 1989) akan meningkatkan

kekuatan penjelas dari model (Venkatesh and Davis, 1996)
Percieved Ease of Use
Davis et al., (1989) mendefinisikan percieved ease of use sebagai
keyakinan akan kemudahan penggunaan yaitu tingkatan dimana user
percaya bahwa teknologi/sistem tersebut dapat digunakan dengan mudah
dan bebas dari masalah. Intensitas penggunaan dan interaksi antara
pengguna dengan sistem juga dapat menunjukkan kemudahan penggunaan.
Sistem yang lebih sering digunakan menunjukkan bahwa sistem tersebut
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 3

Jahroni

lebih dikenal, lebih mudah dioperasikan dan lebih mudah digunakan oleh
penggunanya.
Davis et al., (1989) memberikan beberapa indikator Percieved Ease of
Use antara lain:
a.
ease of learn
b.
controllable

c.
clear and understandable
d.
flexible
e.
ease to become skillful
f.
ease to use
Untuk variabel percieved ease of use Iqbaria and Iivari (1995) juga telah
menguji dalam penelitiannya apakah penerimaan penggunaan mikro
komputer dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan yang diharapkan oleh
sipengguna atau karena tekanan sosial. Temuan studi Iqbaria and Iivari
(1994) membuktikan bahwa teknologi informasi digunakan bukan mutlak
karena adanya tekanan sosial, sehingga dapat disimpulkan bahwa
penggunaan teknologi informasi bukan karena adanya unsur tekanan, tetapi
karena memang mudah digunakan.
Berdasarkan telaah teoritis dan hasil-hasil pengujian empiris, dapat
disimpulkan bahwa penerimaan penggunaan tekologi informasi juga turut
dipengaruhi oleh kemudahan penggunaan teknologi informasi, ini merupakan
refleksi psikologis pengguna yang lebih bersikap terbuka terhadap sesuatu

yang sesuai dengan apa yang dipahaminya dengan mudah. Kemudahan
tersebut dapat mendorong seseorang untuk menerima menggunakan tekologi
informasi.
Percieved Usefulness
Davis et al., (1989) mendefinisikan perceived usefulness sebagai
keyakinan akan kemanfaatan yaitu tingkatan dimana user percaya bahwa
penggunaan teknologi/sistem akan meningkatkan performa mereka dalam
bekerja. Berdasarkan definisi tersebut dapat diartikan bahwa kemanfaatan
dari penggunaan komputer dapat meningkatkan kinerja, prestasi kerja orang
yang menggunakannya. Menurut Thompson et al., (1991) kemanfaatan
teknologi informasi merupakan manfaat yang diharapkan oleh pengguna
teknologi informasi dalam melaksanakan tugasnya. Pengukuran kemanfaatan
tersebut berdasarkan frekuensi penggunaan dan keragaman aplikasi yang
dijalankan. Thompson et al., (1991) juga menyebutkan bahwa individu akan
menggunakan teknologi informasi jika mengetahui manfaat positif atas
penggunaannya.
Iqbaria and Iivari, (1994) dalam studinya menguji apakah penerimaan
penggunan mikro komputer dipengaruhi oleh kemanfaatan yang diharapkan
si pengguna atau karena tekanan sosial. Tekanan sosial yang dimaksudkan
seperti tekanan dari seorang supervisor kepada bawahannya untuk

menggunakan teknologi informasi. Temuan studi Iqbaria and Iivari, (1994)
membuktikan bahwa teknologi informasi digunakan bukan mutlak karena
adanya tekanan sosial, sehingga dapat disimpulkan penerimaan penggunaan
teknologi informasi tersebut dipengaruhi oleh kemanfaatan penggunaan
teknologi informasi.

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 4

Jahroni

Attitude Towards Using
Attitude towards Using atau sikap terhadap penggunaan didefinisikan
oleh Davis et al., (1989) adalah sikap terhadap penggunaan teknologi/sistem
yang berbentuk penerimaan atau penolakan sebagai dampak bila seseorang
menggunakannya di dalam pekerjaannya. Sikap terhadap perilaku juga
didefinisikan oleh Mathieson (1991) sebagai evaluasi pemakai tentang
ketertarikannya menggunakan sistem. Peneliti lain menyatakan bahwa faktor
sikap (attitude) sebagai salah satu aspek yang mempengaruhi perilaku
individual. Sikap seseorang terdiri atas unsur kognitif (cognitive) yaitu cara
pandang, afektif (affektive), dan komponen-komponen yang berkaitan dengan
perilaku (behavioral components).
Behavioral Intention
Behavioral Intention adalah kecenderungan perilaku untuk tetap
menggunakan suatu teknologi. Tingkat penggunaan sebuah teknologi
komputer pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatiannya terhadap
teknologi tersebut, misalnya keinginan menambah peripheral pendukung,
motivasi untuk tetap menggunakan, serta keinginan untuk memotivasi
pengguna lain. Kecenderungan perilaku ini dipengaruhi oleh persepsi
kemanfaatan dan sikap terhadap penggunaan (Davis et al., 1989)
Actual Usage
Actual Usage atau pemakaian aktual adalah kondisi nyata penggunaan
teknologi. Dalam konteks penggunaan sistem teknologi informasi, perilaku
adalah pengunaan sesungguhnya dari teknologi (Jogiyanto, 2007).
Dikonsepkan dalam bentuk pengukuran terhadap frekuensi dan durasi waktu
penggunaan teknologi. Seseorang akan puas menggunakan sistem jika
mereka meyakini bahwa sistem tersebut mudah digunakan dan akan
meningkatkan produktifitas mereka, yang tercermin dari kondisi nyata
penggunaan (Wibowo, 2007).
Behavior banyak diganti dengan nama percieved usage. Davis et al.,
(1989) menggunakan pengukuran actual usage, dan Igbaria (1994)
menggunakan pengukuran persepsi pemakaian yang diukur sebagai jumlah
waktu yang digunakan untuk berinteraksi dengan suatu teknologi dan
frekuensi penggunaannya.
a. Satisfaction
Usmara (2003) menyatakan Satisfaction adalah perbandingan antara
kinerja yang diterima dengan standard perbandingan ekspektasi, ideal,
pesaing, janji pemasar dan norma. Kepuasan dan ketidakpuasan merupakan
perbandingan antara harapan kinerja sebelum membeli dan persepsi kinerja
yang diterima konsumen setelah membeli. Satisfaction menurut Kotler (2002)
adalah tingkat perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil
yang ia rasakan dengan harapannya. Engel (2001) mendefinisikan masalah
Satisfaction sebagai
evaluasi purnabeli dimana alternatif yang dipilih
sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan pelanggan, sedangkan
ketidakpuasan timbul apabila outcome tidak memenuhi harapan. Jadi pada
dasarnya Satisfaction itu merupakan perbedaan antara harapan konsumen
dengan kinerja aktual yang dirasakan.
Indikator dalam Satisfaction secara universal menurut Dutka (1995) adalah:

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 5

Jahroni

1. Attributes related to the product
a. Value-price relationship adalah faktor sentral dalam menentukan
kepuasan konsumen yang merupakan hubungan antara harga yang
ditetapkan oleh badan usaha untuk dibayar oleh konsumen terhadap
nilai yang diperoleh konsumen. Apabila nilai yang diperoleh konsumen
melebihi apa yang dibayar, maka suatu dasar yang penting dari
kepuasan konsumen telah tercipta.
b. Product quality: merupakan penilaian dari mutu suatu produk.
c. Product benefit merupakan manfaat yang dapat diperoleh konsumen
dalam menggunakan suatu produk yang dihasilkan oleh suatu badan
usaha dan kemudian dapat dijadikan dasar positioning yang
membedakan badan usaha tersebut dengan badan usaha lainnya.
d. Product features merupakan ciri-ciri tertentu yang dimiliki oleh suatu
produk sehingga berbeda dengan produk yang ditawarkan pesaing.
e. Product design merupakan proses untuk merancang gaya dan fungsi
produk yang menarik dan bermanfaat.
f. Product reliability menunjukkan keakuratan dan keterandalan produk
yang dihasilkan oleh suatu badan usaha dalam jangka waktu tertentu.
g. Consistency menunjukkan konsistensi produk atau jasa yang
dihasilkan.
h. Range of products or service merupakan macam dari produk/jasa yang
ditawarkan oleh badan usaha.
2. Attributes related to service
a. Guarantee or warranty adalah jaminan yang diberikan oleh suatu badan
terhadap produk yang dapat dikembalikan bila kinerja produk tersebut
tidak memuaskan.
b. Delivery menunjukkan kecepatan, dan ketepatan dari proses pengiriman
produk dan jasa yang diberikan badan usaha terhadap konsumennya.
c. Complaint handling adalah penanganan terhadap keluhan yang
dilakukan oleh konsumen terhadap badan usaha.
d. Resolution of problems adalah kemampuan badan usaha memperhatikan
dengan serius dan memecahkan masalah yang dihadapi oleh konsumen.
3. Attributes related to purchase
a. Courtesy adalah kesopanan, perhatian, pertimbangan, keramahan yang
dilakukan karyawan badan usaha dalam melayani konsumen.
b. Communication adalah proses penyampaian informasi yang dilakukan
oleh karyawan badan usaha kepada konsumennya.
c. Ease or convenience of acquisition adalah kemudahan untuk
mendapatkan pengetahuan tentang produk dari badan usaha.
d. Company reputation adalah reputasi yang dimiliki suatu badan usaha
dapat mempengaruhi pandangan konsumen terhadap badan usaha
tersebut yang akan mengurangi ketidakpastian dan resiko dalam
keputusan pembelian.
e. Company competence adalah kemampuan suatu badan usaha untuk
mewujudkan permintaan yang diajukan oleh konsumen dalam
memberikan pelayanan.
b. Hubungan Perceived Ease of Use Terhadap Perceived Usefulness
Pengguna teknologi informasi mempercayai bahwa teknologi informasi
yang lebih fleksibel, mudah dipahami dan mudah pengoperasiannya (Davis et
al., 1989). antara lain : menjadikan pekerjaan lebih mudah, mempertinggi
efektivitas, mengembangkan kinerja pekerjaan (Chin and Todd, 1991). Hasil
penelitian Sally Rao and Indrit Throshani (2007) membuktikan bahwa
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 6

Jahroni

kemudahan menggunakan layanan mobile technology setiap harinya
meningkatkan kemanfaatan untuk browsing internet melalui fasilitas yang
disediakan oleh mobile technology. Alasan yang mendasar adalah konsumen
yakin bahwa berbelanja secara online mudah dikontrol sehingga konsumen
akan mendapatkan manfaat produk yang terbaik dan harga yang termurah.
c. Hubungan Perceived Ease of Use Terhadap Satisfaction
Kemudahan mempelajari bagaimana cara menggunakan mobile
internet Satisfaction menggunakan mobile internet (Joon Hong and James
Thong, 2006). Penelitian Grace T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009)
menunjukkan bahwa Perceived ease of use berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen yang melalukan pembelanjaan online. Kemudahan dalam
mengoperasionalkan teknologi untuk melakukan pembelanjaan online
menjadikan konsumen puas karena mendapatkan garansi untuk produk yang
tidak sesuai pesanan.
d. Hubungan Perceived Usefulness Terhadap Satisfaction
Joon Hong and James Thong (2006) membuktikan bahwa Perceived
usefulness berpengaruh terhadap Satisfaction penggunaan mobile internet.
Konsumen yang menggunakan mobile internet menyatakan bahwa hidup
menjadi lebih mudah dengan adanya mobile internet dan mobile internet
sangat bermanfaat bagi kehidupan mereka. Karena mobile internet
bermanfaat maka konsumen merasa senang dan puas.
Hasil penelitian Grace T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009) menunjukkan
bahwa variable Perceived usefulness berpengaruh terhadap kepuasan
konsumen yang melalukan pembelanjaan online. Konsumen yakin bahwa
membeli tas dan koper secara online adalah efisien waktu, dan mendapatkan
kemudahan untuk mengevaluasi harga. Karena membeli tas dan koper
secara online memberikan banyak manfaat maka konsumen puas pada
pembelian produk tas dan koper secara online
Kerangka Konseptual

Gambar 1
Kerangka Konseptual

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 7

Jahroni

HIPOTESIS
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan penelitian, kajian teoritik dan
empirik serta kerangka konseptual yang diuraikan diatas maka hipotesis pada
penelitian adalah :
a. Perceieved ease of use berpengaruh terhadap perceieved usefulness
konsumen yang melakukan pembelian produk tas dan koper secara online
pada industri tas dan koper Sidoarjo.
b. Perceieved ease of use berpengaruh terhadap satisfaction konsumen yang
melakukan pembelian produk tas dan koper secara online pada industri
tas dan koper Sidoarjo.
c. Perceieved usefulness berpengaruh terhadap satisfaction konsumen yang
melakukan pembelian produk tas dan koper secara online pada industri
tas dan koper Sidoarjo.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian
Penelitian ini dirancang sebagai penelitian explanatory, karena
bertujuan untuk menjelaskan pengaruh hubungan-hubungan sebab dan
akibat diantara variabel-variabel di dalam permasalahan penelitian yang
telah diidentifikasi secara jelas (Zigmund, 1997: 39-41). Penelitian ini
bertujuan untuk menjelaskan hubungan antar variabel yang dihipotesiskan,
yaitu antara perceieved ease of use terhadap Perceieved usefulness dan
satisfaction pada konsumen pembeli produk tas dan koper online pada
industri tas dan koper Sidoarjo. Jenis data pada penelitian ini adalah data
cross-section yaitu pengambilan data pada waktu tertentu bukan jangka
panjang (longitudinal).
Teknik Penyampelan
Ukuran sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah 150
konsumen pembeli produk tas dan koper online di industri tas dan koper
Sidoarjo, dengan kriteria:
1. Konsumen membeli secara online ke pada industri tas dan koper Sidoarjo
yang memproduksi tas dan koper .
2. Membeli lebih dari satu kali pada industri tas dan koper Sidoarjo.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini
adalah purposive sampling. Sampel yang diambil berdasarkan kelompok
populasi konsumen pembeli produk tas dan koper online pada industri tas
dan koper Sidoarjo periode bulan Desember.
Variabel Penelitian
Variabel laten adalah variabel yang nilainya ditentukan oleh variabel
terukur atau indikator. Sesuai dengan latar belakang judul, rumusan
masalah, tujuan dan hipotesis, dalam penelitian ini terdapat 3 variabel laten,
yaitu: perceived ease of use (X1), perceived usefulness (X2), satisfaction (Y1)
dan usage intention (Y2)
1. Variabel eksogen
Yaitu suatu variabel yang variasi nilainya akan mempengaruhi variasi nilai
variabel yang lain dalam model dan tidak pernah dipengaruhi oleh variabel
yang lain. Di dalam studi ini variabel eksogennya adalah: perceived ease of
use (X).
2. Variabel endogen
Yaitu suatu variabel yang variasi nilainya tergantung pada variasi nilai
dari satu atau beberapa variabel lain. Untuk variabel endogen dalam studi
ini ada dua macam yaitu:
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 8

Jahroni

3. Variabel endogen intervening
Yaitu suatu variabel yang berada di antara variabel eksogen dan endogen.
Pada penelitian ini variabel intervening adalah perceived usefulness (X1)
4. Variabel endogen tergantung
Variabel yang hanya dipengaruhi dan tidak dapat mempengaruhi variabel
yang lain disebut variabel endogen tergantung. Pada penelitian ini variabel
endogen tergantung yaitu Satisfaction (Y1)
Untuk lebih jelasnya pada Tabel 2 adalah variabel dan indikator
penelitian yang terdiri dari: Technology Acceptance Model dan Marketing
outcome
Tabel 2
Variabel Dan Indikator Penelitian
Variabel
Perceived ease of
use (X1)
Perceived of
usefulness
(X2)
Satisfaction
(Y1)

Indikator
Mudah dan jelas (X1.1)
Kontrol (X1.2)
Fleksibel (X1.3)
Efektif (X2.1)
Bermanfaat (X2.2)
Efisien (X2.3)
Attributes related to the product
(Y1.1)
Attributes related to service
(Y1.2)
Attributes related to purchase
(Y1.3)

Sumber : Peneliti 2011

Jumlah
butir
4
2
2
3
2
2
7
3
3

Literatur
pendukung

Davis (1989) ;
Joon Hong,
(2006)
Davis (1989) ;
Joon Hong,
(2006)
Thorsten
(2002),
Rebecca
(2003), Joon
Hong (2006),
Tymothy
(2010)

Teknik Analisis Data
Analisis yang digunakan untuk menjawab hipotesis dalam penelitian
ini menggunakan Model Persamaan Struktur atau Structural Equation Model
(SEM) dengan menggunakan paket program Amos 21,0 dan SPSS versi 15.0.
Structural Equation Model (SEM) adalah teknik teknik multivariate yang
mengkombinasikan aspek-aspek multiple regression (menguji hubungan saling
ketergantungan) dan faktor analysis (menunjukkan konsep-konsep tak
terukur faktor dengan banyak variabel) untuk mengestimasi hubungan saling
ketergantungan secara simultan (Hair et al. 1998). SEM menganalisis struktur
kovarian yang terdiri dari dua bagian, yaitu model pengukuran (measurement
model) dan model persamaan struktural (structural model) (Cooper and Emory,
1995 dan Hair et al. 1998). Hair et al. (1998) mengungkapkan bahwa model
pengukuran adalah sub model dalam SEM yang menetapkan indikator untuk
setiap konstruk dan menilai realibilitas setiap konstruk untuk mengestimasi
hubungan kausal.
Menurut Solimun (2006: 68), ada tujuh tahap yang harus dilakukan
apabila menggunakan Structural Equation Model yaitu :
1. Pengembangan model teoritis.
2. Pengembangan diagram jalur (Path Diagram).
3. Konversi diagram path kedalam persamaan struktural
4. Memilih matriks input dan estimasi model.
5. Kemungkinan munculnya masalah identifikasi.
6. Evaluasi kriteria goodness-of- fit
7. Interpretasi hasil analisis SEM
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 9

Jahroni

Pengujian hipotesis dilakukan pada keenam hipotesis (H1 sampai H6)
dengan melihat nilai probabilitas eror pada setiap jalurnya. Jika nilai prob <
0,05 maka hipotesis tersebut diterima, sebaliknya jika prob > 0,05 maka
hipotesis ditolak.
ANALISIS HASIL PENELITIAN
Pada tahap awal dilakukan uji validitas dan reliabilitas pada item di setiap
variabel penelelitian sesuai dengan yang dijelaskan di tabel 3,4,5,. Hasil
selengkapnya uji validitas dan reliabilitas sebagai berikut.
Tabel 3 Uji Validitas dan Reliabilitas Perceived Ease of Use (X1)

Reliabilitas

Item
Korelasi
Prob
Keterangan
berbelanja secara online mudah dan jelas (X1.1)
X1.1.1
0,7584
6,429.10-035
7,298.10-041
X1.1.2
0,7972
Valid
X1.1.3
0,8032
6,690.10-042
-032
X1.1.4
0,7402
1,662.10
berbelanja secara online berfungsi sebagai pengontrol (X1.2)
X1.2.1
0,5950
1,287.10-018
Valid
7,541.10-032
X1.2.2
0,7350
berbelanja secara online fleksibel (X1.3)
X1.3.1
0,6962
2,029.10-027
Valid
3,618.10-028
X1.3.2
0,7032
0,8732
Reliabel

Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai probabilitas keempat item pembentuk berbelanja secara online
mudah dan jelas lebih kecil dari taraf signifikansi ( ) 0,05, berarti keempat
item tersebut valid. Jadi keempat item tersebut dapat digunakan untuk
mengukur indikator berbelanja secara online mudah dan jelas.
2. Nilai probabilitas kedua item pembentuk berbelanja secara online
berfungsi sebagai pengontrol lebih kecil dari taraf signifikansi ( ) 0,05,
berarti kedua item tersebut valid. Jadi kedua item tersebut dapat
digunakan untuk mengukur indikator berbelanja secara online berfungsi
sebagai pengontrol.
3. Nilai probabilitas kedua item pembentuk berbelanja secara online fleksibel
lebih kecil dari taraf signifikansi () 0,05, berarti kedua item tersebut valid.
Jadi kedua item tersebut dapat digunakan untuk mengukur indikator
berbelanja secara online fleksibel.
Tabel 4. Uji Validitas dan Reliabilitas Perceived Usefulness (X2)
Item

Reliabilitas

Korelasi
Prob
pembelanjaan online efektif (X2.1)
X2.1.1
0,6833
4,176.10-026
5,799.10-043
X2.1.2
0,8092
2,131.10-028
X2.1.3
0,7053
pembelanjaan online bermanfaat (X2.2)
X2.2.1
0,7223
2,519.10-030
3,532.10-034
X2.2.2
0,7530
pembelanjaan online efisien (X2.3)
X2.3.1
0,6328
1,573.10-021
7,125.10-023
X2.3.2
0,6487
0,8324

Keterangan
Valid
Valid
Valid

Reliabel

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 10

Jahroni

Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Nilai probabilitas ketiga item pembentuk pembelanjaan online efektif lebih
kecil dari taraf signifikansi () 0,05, berarti ketiga item tersebut valid. Jadi
ketiga item tersebut dapat digunakan untuk mengukur indikator
pembelanjaan online efektif.
2. Nilai probabilitas kedua item pembentuk pembelanjaan online bermanfaat
lebih kecil dari taraf signifikansi () 0,05, berarti kedua item tersebut
valid. Jadi kedua item tersebut dapat digunakan untuk mengukur
indikator pembelanjaan online bermanfaat.
3. Nilai probabilitas kedua item pembentuk pembelanjaan online efisien
lebih kecil dari taraf signifikansi () 0,05, berarti kedua item tersebut
valid. Jadi kedua item tersebut dapat digunakan untuk mengukur
indikator pembelanjaan online efisien.
Tabel 5. Uji Validitas dan Reliabilitas Satisfaction (Y1)

Reliabilitas

Item
Korelasi
Prob
attributes related to the product (Y1.1)
Y1.1.1
0,6745
3,100.10-025
3,134.10-026
Y1.1.2
0,6846
Y1.1.3
0,6955
2,403.10-027
Y1.1.4
0,7268
7,557.10-031
Y1.1.5
0,6850
2,865.10-026
Y1.1.6
0,7994
3,006.10-041
Y1.1.7
0,6522
3,530.10-023
attributes related to service (Y1.2)
Y1.2.1
0,7225
2,407.10-030
3,657.10-034
Y1.2.2
0,7529
4,638.10-028
Y1.2.3
0,7022
attributes related to purchase (Y1.3)
Y1.3.1
0,7121
3,750.10-029
5,138.10-036
Y1.3.2
0,7662
7,495.10-034
Y1.3.3
0,7505
0,9207

Keterangan

Valid

Valid

Valid
Reliabel

1. Nilai probabilitas tujuh item pembentuk indikator attributes related to the
product lebih kecil dari taraf signifikansi ( ) 0,05, berarti tujuh item
tersebut valid. Jadi tujuh item tersebut dapat digunakan untuk mengukur
indikator attributes related to the product.
2. Nilai probabilitas tiga item pembentuk indikator attributes related to
service lebih kecil dari taraf signifikansi ( ) 0,05, berarti tiga item tersebut
valid. Jadi tiga item tersebut dapat digunakan untuk mengukur indikator
attributes related to service.
3. Nilai probabilitas tiga item pembentuk indikator attributes related to
purchase lebih kecil dari taraf signifikansi ( ) 0,05, berarti tiga item
tersebut valid. Jadi tiga item tersebut dapat digunakan untuk mengukur
indikator attributes related to purchase.
Uji hipotesis dilakukan dengan melihat koefisien jalur dan nilai p value
pada tingkat signifikansi 0,05. Lebih jelasnya pada Tabel 6 berikut ini:

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 11

Jahroni

Tabel 6
Pengujian Hipotesis Hasil Model Persamaan Struktural Pada Konsumen
Yang Berbelanja Secara Online Di Website industri tas dan koper Sidoarjo
No
1.
2.
3

Hipotesis

Koefisien
Jalur

C.R.

pvalue

0.485

6.145

0.000

Perceived ease of use (X1)
terhadap Satisfaction (Y1)

0.342

3.785

0.004

Perceived usefulness (X2)
terhadap Satisfaction (Y1)

0.278

2.987

0.017

Perceived ease of use (X1)
terhadap Perceived usefulness
X2)

Sumber : lampiran

Hasil Pengujian
Hipotesis
H1 = arah positif
dan berpengaruh
signifikan
H2 = arah positif
dan berpengaruh
signifikan
H3 = arah positif
dan berpengaruh
signifikan

Gambar 2
Hasil Analisis Model Persamaan Struktural
2 = 0,342
CR = 3,785 (s)

Satisfaction
(Y1)

CR 3
= = 0,
2, 27
98 8
7
(s)

1 = 0,485
CR = 6,145 (s)

Perceived Ease of Use
(X1)

Perceived Usefulness
(X2)

Berdasarkan Tabel 6 dan Gambar 2 maka diperoleh hasil pengujian
hipotesis sebagai berikut:
Hipotesis 1
Hipotesis pertama (H1) menyatakan bahwa percieved ease of use (X1)
berpengaruh signifikan terhadap perceived usefulness (X2). Nilai probabilitas
error (p value) sebesar 0,000, karena probabilitas error berada di bawah nilai
signifikan 0,05 maka hipotesis pertama (H1) tersebut setelah dikaji secara
kuantitatif dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Nilai koefisien jalur
antara percieved ease of use terhadap perceived usefulness sebesar 0,485,
menunjukkan besarnya pengaruh persepsi konsumen atas kemudahan yang
dialami konsumen pada saat berbelanja produk tas dan koper secara online
terhadap persepsi konsumen akan kegunaan sistem informasi yang
dikembangkan oleh toko tas dan koper online melalui website pada saat
melakukan belanja online sebesar 0,486.
Uji Hipotesis 2
Hipotesis kedua (H2) menyatakan bahwa percieved ease of use (X1)
berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction (Y1). Nilai probabilitas error (p
value) sebesar 0,004, karena probabilitas error lebih kecil dari nilai signifikan
0,05 maka hipotesis kedua (H2) tersebut setelah dikaji secara kuantitatif
dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Nilai koefisien jalur antara
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 12

Jahroni

percieved ease of use terhadap satisfaction sebesar 0,342, menunjukkan
besarnya pengaruh persepsi konsumen atas kemudahan yang dialami
konsumen pada saat berbelanja produk tas dan koper secara online melalui
website yang sudah disediakan oleh toko tas dan koper online terhadap
tingkat kepuasan konsumen setelah melakukan pembelanjaan online melalui
website toko tas dan koper sebesar 0,342.
Uji Hipotesis 3
Hipotesis ketiga (H3) menyatakan bahwa Perceived usefulness (X2)
berpengaruh signifikan terhadap Satisfaction (Y1). Nilai probabilitas error (p
value) sebesar 0,017, karena probabilitas error lebih kecil dari nilai signifikan
0,05 maka hipotesis ketiga (H3) tersebut setelah dikaji secara kuantitatif
dalam penelitian ini dinyatakan signifikan. Nilai koefisien jalur antara
Perceived usefulness terhadap Satisfaction sebesar 0,278, menunjukkan
besarnya pengaruh persepsi konsumen akan kegunaan sistem informasi yang
dikembangkan oleh toko tas dan koper online melalui website terhadap
tingkat kepuasan konsumen setelah melakukan pembelanjaan online melalui
website toko tas dan koper sebesar 0,278.
PEMBAHASAN
Pengaruh Percieved Ease of Use Terhadap Percieved Usefulness
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa percieved ease of use
berpengaruh signifikan terhadap percieved usefulness, karena nilai critical
ratio 6,145 lebih besar dari 1,96. Hal ini berarti semakin tinggi percieved ease
of use maka semakin tinggi pula percieved usefulness. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Davis (1989) menyatakan penggunaan sistem
tersebut meningkatkan efektivitas kerja dan memberikan kemudahan dalam
penggunaan. Berdasarkan hasil penelitian ini, penggunaan sistem penjualan
online disertai dengan prosedur cara berbelanja sampai proses pembayaran
dapat memberikan kemudahan bagi konsumen untuk mengoperasionalkan
website yang disediakan oleh toko tas dan koper .
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sally Rao and Indrit Throshani (2007) dan yang menyatakan
bahwa kemudahan menggunakan layanan mobile technology setiap harinya
meningkatkan kemanfatan untuk browsing internet melalui fasilitas yang
disediakan oleh mobile technology. Berdasarkan hasil penelitian ini,
responden juga memanfaatkan handphone untuk melakukan pembelanjaan
online, karena teknologi terkini setiap handphone sudah menyediakan
layanan opera mini untuk melakukan browsing. Apalagi dengan adanya Black
Berry atau handphone berteknologi android akan semakin membuktikan
bahwa kemudahan yang difasilitasi oleh teknologi informasi akan semakin
meningkatkan kemanfaatan bagi konsumen dalam melakukan pembelanjaan
online.
Pengaruh Percieved Ease of Use Terhadap Satisfaction
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa percieved ease of use
berpengaruh signifikan terhadap satisfaction, karena nilai critical ratio 3,785
lebih besar dari 1,96. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Grace
T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009) dan Joon Hong and James Thong (2006).
Perceived ease of use berpengaruh terhadap kepuasan konsumen yang
melalukan pembelanjaan online. Kemudahan dalam mengoperasionalkan
teknologi untuk melakukan pembelanjaan online menjadikan konsumen
puas. Salah satu peraturan penting yang harus diingat oleh toko online
adalah bahwa toko online masih berurusan dengan pelanggan. Apa yang
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 13

Jahroni

memuaskan pelanggan dalam lingkungan offline juga akan memuaskan
pelanggan pada waktu online. Terlalu sering, toko online terlampau terpikat
pada internet dan kemampuan teknisnya sehingga lupa bahwa toko online
berurusan dengan orang yang sama yang dilayani secara offline. Toko online
mendelegasikan tanggung jawab untuk pengembangan dan pengelolaan
websitenya pada staf teknis yang terfokus pada teknologi bukan pada
pelanggan.
Berdasarkan teori Customer Relationship Management pengaruh
percieved ease of use terhadap satisfaction merupakan aplikasi lingkup
customer relationship management operasional dan analitis yaitu dapat
memberikan solusi yang lebih tepat waktu, bahkan bersifat amat personal
bagi segala permasalahan konsumen sehingga semakin meningkatkan
kepuasan mereka. Untuk memberikan solusi yang lebih cepat dan personal,
toko tas dan koper online menyediakan fasilitas hubungi kami atau contact
us.
Pengaruh Percieved Usefulness Terhadap Satisfaction
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa perceived usefulness
berpengaruh signifikan terhadap satisfaction, karena nilai critical ratio 2,987
lebih besar dari 1,96. Hal ini dapat diartikan peningkatan perceived
usefulness berpengaruh pada peningkatan satisfaction. Hasil penelitian ini
mendukung hasil penelitian Grace T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009). Joon
Hong and James Thong (2006) membuktikan bahwa perceived usefulness
berpengaruh terhadap Satisfaction penggunaan mobile internet. Konsumen
yang menggunakan mobile internet menyatakan bahwa hidup menjadi lebih
mudah dengan adanya mobile internet dan sangat bermanfaat bagi kehidupan
mereka. Karena mobile internet bermanfaat maka konsumen merasa senang
dan puas.
Internet memang memungkinkan pelanggan untuk mengakses produk
atau jasa inti yang dibutuhkan. Internet juga memberikan layanan
pendukung dengan memampukan pelanggan mengakses informasi atau
mentransfer dana atau pembelian produk. Internet pada umumnya juga
memampukan pelayanan yang diberikan secara efisien dan cepat, pelayanan
tersebut juga akurat secara teknis. Internet menciptakan nilai dalam bentuk
akses dan kenyamanan. Kepuasan pelanggan melalui pemberian sejumlah
manfaat kepada pelanggan secara online dapat dipastikan dengan dukungan
layanan seperti konfirmasi pemesanan, ketersediaan inventaris, memberikan
informasi pelanggan tentang kondisi stok barang, memberitahukan biaya
pengiriman sebelum pelanggan memberi.
Temuan Studi
Temuan empiris dalam penelitian ini sebagai berikut:
a. Didasarkan pada Technology Acceptance Model (TAM) yang dikembangkan
oleh Davis (1989), hasil penelitian ini memberikan kontribusi pada
pengembangan TAM. Kontribusi yang diberikan adalah pada awalnya TAM
bertujuan untuk menjelaskan hubungan kausal antara keyakinan, sikap
pengguna, niat dan perilaku actual, berdasarkan hasil penelitian ini,
menunjukkan bahwa TAM melalui variabel perceived usefulness dan
perceived ease of use dapat memberikan keuntungan kepada konsumen
karena adanya hubungan jangka panjang antara konsumen dengan
penyedia jasa penjualan online (relational benefit).
b. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa marketing outcome tidak hanya
dipengaruhi oleh relational benefit saja namun juga dipengaruhi oleh
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 14

Jahroni

Technology Acceptance Model (TAM) dan Technology Acceptance Model
(TAM) berpengaruh terhadap relational benefit. Hasil penelitian ini
mengembangkan hasil penelitian Thorsten dan Gwinner (2002), Rebecca
Yen (2003) dan Tracey (2010). Penggunaan teknologi untuk penjualan
online dengan kemudahan dan kemanfaatannya dapat digunakan untuk
meningkatkan keuntungan yang diterima oleh konsumen hasil pembinaan
hubungan jangka panjang sekaligus dapat digunakan juga untuk
meningkatkan kepuasan konsumen dan pembelian ulang produk secara
online.
c. Didasarkan pada hasil penelitian Joon Hong and James Thong (2006),
Yujong Hwang (2007), dan Grace T.R. Lin and Chia-Chi Sun (2009), dapat
diargumentasikan bahwa Technology Acceptance Model berpengaruh
terhadap marketing outcome. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat
diargumentasikan bahwa melalui keyakinan akan kemudahan (perceived
ease of use) dan kemanfaatan (perceived usefulness) Technology Acceptance
Model dapat digunakan untuk meningkatkan kepuasan konsumen dan
niat membeli kembali. Hasil peneliti menunjukkan bahwa Technology
Acceptance Model tidak hanya dapat digunakan untuk meningkatkan
kepuasan konsumen secara langsung, namun Technology Acceptance
Model dapat digunakan juga untuk meningkatkan keuntungan (benefit)
yang diperoleh konsumen hasil pembinaan hubungan jangkan panjang
antara konsumen dan penyedia jasa online.
Keterbatasan Studi
Sampel yang terambil memiliki karakteristik yang tidak homogen
sehingga mengandung keterbatasan dalam upaya menganalisa perilaku
konsumen. Variasi waktu pengambilan data pada setiap sampel berbeda-beda
berdampak pada jawaban yang bervariasi ada yang nyaman, kurang nyaman,
tergesa-gesa dalam mengisi kuesioner. Terlepas dari keterbatasan tersebut
penelitian ini memberikan kontribusi berarti dalam pengujian paradigma
pemasaran relationship dan pemahaman integrative antara paradigma
tersebut dengan teknologi acceptance model dan marketing outcome.
SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka simpulan pada
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Hasil penelitian menunjukkan percieved ease of use berpengaruh
signifikan terhadap perceived usefulness. Hasil penelitian ini mendukung
hasil penelitian Sally Rao and Indrit Throshani (2007). Kemudahan
mempelajari dan kejelasan prosedur belanja secara online (percieved ease
of use) akan memberikan manfaat pada konsumen untuk dapat
menemukan produk tas dan koper yang terbaik (percieved usefulness)
b. Hasil penelitian menunjukkan percieved ease of use berpengaruh
signifikan terhadap satisfaction. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Grace T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009) dan Joon Hong and
James Thong (2006). Kemudahan dalam mengoperasionalkan teknologi
untuk melakukan pembelanjaan online menjadikan konsumen puas
karena mendapatkan garansi untuk produk yang tidak sesuai pesanan.
c. Hasil penelitian menunjukkan percieved ease of use berpengaruh
signifikan terhadap usage intention. Hasil penelitian ini mendukung hasil
penelitian Joon Hong and James Thong (2006) dan Edwin Cheng et al.,
(2005) dan Grace T.R Lin and Chia-Chi Sun (2009). Konsumen yakin
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 15

Jahroni

bahwa berbelanja dengan sistem online mudah, jelas dan menyenangkan,
karena itu konsumen melakukan pembelian ulang produk tas dan koper
secara online.
d. Hasil penelitian menunjukkan percieved usefulness berpengaruh signifikan
terhadap satisfaction. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Joon
Hong and James Thong (2006). Penyediaan menu detail produk tas dan
koper sangat bermanfaat bagi konsumen dalam meningkatkan kepuasan
konsumen melakukan pilihan produk tas dan koper yang ditawarkan,
menentukan corak dan warna produk tas dan koper .
e. Hasil penelitian menunjukkan percieved usefulness berpengaruh signifikan
terhadap usage intention. Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian
Joon Hong and James Thong (2006) dan Janelle Rose and Gerard Fogarty
(2006). Tersedianya link ke facebook sebagai social media memberikan
manfaat kepada konsumen untuk mempersingkat waktu dalam
merekomendasikan pembelian tas dan koper online kepada teman-teman.
f. Hasil penelitian menunjukkan satisfaction berpengaruh signifikan
terhadap usage intention. Kepuasan akan keleluasaan untuk memilih
produk tas dan koper yang ditawarkan secara online dapat meningkatkan
niat untuk menggunakan media online untuk mencari motif baru produk
tas dan koper .
SARAN
Berdasarkan hasil penelitian pengaruh perceived ease of use terhadap
perceived usefulness, relational benefit dan marketing outcome konsumen
produk tas dan koper , menunjukkan bahwa model secara keseluruhan
memenuhi syarat dan dapat diterima, karena itu saran peneliti difokuskan
pada variable-variabel tersebut.
1. Dalam meningkatkan perceived ease of use maka desain web lebih
diarahkan pada bagaimana caranya supaya konsumen mendapat
kemudahan dalam berbelanja online produk tas dan koper . Hal ini dapat
dilakukan dengan memberikan kejelasan prosedur belanja yang
ditampilkan di dalam website mulai dari memilih barang, melihat harga
sampai memasukkan barang yang akan dibeli ke dalam keranjang
belanja. Menampilkan foto sekaligus harga pada setiap produk yang
dijual, sehingga konsumen lebih mudah mempertimbangkan harga
dengan motif tas dan koper yang ditampilkan untuk memperoleh harga
yang diharapkan dengan kualitas produk yang bagus.
2. Kemanfaatan berbelanja online (perceived usefulness) dapat dibangun
dengan cara memberikan sejarah layanan sehingga tidak terjadi
pertanyaan yang berulangkali misal motif, warna yang disuka.
3. Kepuasan konsumen (satisfaction) dalam berbelanja online dapat
ditingkatkan dengan keleluasaan dalam melakukan pilihan produk,
pengiriman tepat waktu,
4. Saran untuk peneliti selanjutnya
a. Hasil penelitian ini mengembangkan model konseptual baru Technology
Acceptance Relational Benefit Marketing Outcome Model. Technology
Acceptance Model pada penelitian ini tidak menyertakan variable
eksternal sebagai mediator dari dampak karakteristik sistem dan
kualitas output yang dirasakan pada perilaku penggunaan.
b. Hasil penelitian ini memberikan temuan implementasi Customer
Relationship Management Model pada TAM-Relational Benefit dan
Marketing Outcome melalui tiga ruang lingkup kajian yaitu operasional,
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 16

Jahroni

strategis dan analitis. Namun penelitian ini belum mengkaji secara
empirik ketiga lingkup kajian tersebut pada TAM-Relational Benefit dan
Marketing Outcome. Agenda penelitian mendatang dapat dilakukan
penelitian untuk menjelaskan secara empirik ketiga ruang lingkup
kajian CRM yaitu operasional, strategis dan analitis terhadap TAMRelational Benefit dan Marketing Outcome.
c. Meneliti penelitian berkaitan dengan perbandingan pemasaran secara
online dan secara konvensional (offline).
DAFTAR PUSTAKA
Chin W Wynne and Todd Peter, 1991. on The Use Usefullness, Ease of Use of
Structural Equation Modeling in MIS Research : a Note of Caution.
Management Information System Quarterly, 21-33.
Davis FD, 1989. Perceived Usefullness, Perceived Ease of Use of Information
Technology. Management Information System Quarterly, 21-37.
--------, Bagozzi, RP and Warshaw, PR, 1989. User Acceptance of Computer
Technology: a Comparison of Two Theoretical Models, Management
Science, Vol. 35, no. 8, pp. 982-1003.
Dutka, Alan, 1995. AMA Handbook of Customer Satisfaction. The American
Marketing Association.
Engel, James F.,et al,. 2005. Perilaku Konsumen, Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama
Hair, Joseph F., Anderson, Raph E, Tatham, Ronal L and Black, William C.
1998. Multivariate Analysis, Fifth Edition, Prentice Halll International
Inc.
Hong, J , Thong, J and Yan, KT , 2006. Understanding continued information
technology usage behavior: a comparison of three models in the context
of mobile internet, Decision Support Systems, Vol. 42, pp. 1819-1834.
Hwang, Yujong and Dan J. Kim, 2007. Customer self-service systems: The
Effects of perceived Web quality with service contents on enjoyment,
anxiety, and e-trust, Decision Support Systems, Vol. 43, pp.746 760.
Igbaria M, 1994. an Examination of The Factors Contributing to Micro
Computer
Techenology
Acceptance,
Journal
of
Information
system,ElsievGr Science, USA.
Jogiyanto, 2007. Sistem Informasi Keperilakuan, Edisi 1. Yogyakarta: Andi
Offset.
Rao, Sally and Troshani, Indrit, 2007. a Conceptual Framework And
Propositions For The Acceptance Of Mobile Services, Journal of
Theoretical and Applied Electronic Commerce Research, August, vol. 2,
pp. 61-73, Universidad de Talca, Curicó, Chile.
Sheng , Jiun, 2007. The Influence of Technology Readiness on Satisfaction
and Behavioral Intentions toward Self-Service Technologies, Computers
in Human Behavior, 23 pp. 1597 1615.
Solimun, 2006. Structural Equation Modelling, LISREL, dan AMOS, Malang:
Fakultas MIPA, Universitas Brawijaya, Malang.
Thompson Ronald, Howell, Higgins, 1991. "Personal Computing: Toward a
Conceptual Model of Utilization". Management Information System
Quarterly, 21(3).
Thorsten, Kevin P. Gwinner and Dwayne, Gremler, 2002. Understanding
Relationship Marketing Outcomes An Integration of Relational Benefits
Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 17

Jahroni

and Relationship Quality, Journal of Service Research, Volume 4, No.
3, February, 230-247.
Tracey S. Dagger and Timothy K. O Brien, 2010. Does Experience Matter?
Differences In Relationship Benefits, Satisfaction, Trust, Commitment
And Loyalty For Novice And Experienced Service Users, European
Journal of Marketing, Vol. 44 No. 9/10, 2010, pp. 1528-1552.
Usmara, 2003. Strategi Baru Manajemen Pemasaran, PT. Amara Books,
Yogyakarta.
Venkatesh, V and Davis, FD, 1996. A Theoretical Extension of The Technology
Acceptance Model: Four Longitudinal Field Studies', Management
Science, vol. 46, no. 2, pp. 186-204.
Wibowo, Arif, 2007. Kajian Tentang Perilaku Pengguna Sistem Informasi
dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM), Jurnal
Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur.
Yen Rebecca , Hsiu Ju and Gwinner, Kevin P., 2003. Internet Retail Customer
Loyalty : the mediating role of relational benefits, International Journal
of Service Industry Management, Vol. 14 No. 5, 2003, pp. 483-500.
* Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sunan Giri

Ebis, Volume 7 Nomor 1 Januari 2015 | 18