PENGARUH PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHAD
PENGARUH PENGANGGURAN DAN INFLASI TERHADAP
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TRENGGALEK
Rovia Nugrahani Pramesthi
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi berbagai faktor. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pengangguran dan
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2009.
Untuk mengetahui hipotesis penelitian digunakan model ekonometrika dengan metode OLS
(Ordinary Least Square), yang diestimasi dengan menggunakan program Eviews 7. Dari
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel pengangguran dan inflasi berdasarkan hasil
uji bersama-sama, semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada taraf signifikansi 5% dengan
probabilitas 0,005515. Sedangkan secara individu , variabel pengangguran berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun
2002-2011 dengan koefisien -0,000146367013214. Variabel inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2011
dengan koefisien 0,194404646804.
ABSTRACT
Economics of growth in Trenggalek District influenced various factor. Especial target of this
research is to know how of unemployment and inflation to economics of growth in
Trenggalek District year 2002-2011. To prove research hypothesis used model of
econometrica with method of OLS (Ordinary Least Square), estimated by using program of
Eviews version 7. From result of analysis can be concluded that unemployment variable and
inflation variable to result of test by simultant, all variable by simultant have an effect on
significant to economics of growth Trenggalek District level of significansi 5% with
probability 0,005515. While individualy, enemployment variable have an effect on negative
and signifikan economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient 0,000146367013214. Inflation variable have an effect on positive and signifikan to
economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient
0,194404646804.
Keyword: Growth of Economics in Trenggalek District, Unemployment, Inflation and Ordinary
Least Square Model.
Pembangunan
suatu
rupa sehingga setiap tahap semakin
proses perubahan menuju ke arah yang
mendekati tujuan. Pembangunan harus
lebih baik dan terus menerus untuk
dilakukan
mencapai
mewujudkan
berkesinambungan sesuai prioritas dan
masyarakat yang berkeadilan, berdaya
kebutuhan masing-masing daerah dengan
saing,
akar dan sasaran pembangunan nasional
tujuan
maju
Kesatuan
merupakan
yakni
dalam
Republik
wadah
Negara
Indonesia.
yang
Pembangunan harus diarahkan sedemikian
1
secara
telah
terpadu
ditetapkan
dan
melalui
Salah
pembangunan jangka panjang dan jangka
satu
mempengaruhi
pendek.
Perkembangan
adalah
pertumbuhan
faktor
pertumbuhan
pengangguran.
yang
ekonomi
Pengangguran
ekonomi kabupaten Trenggalek selama
merupakan masalah yang sangat sulit
dekade 10 tahun terakhir (periode 2002-
dihindari oleh suatu Negara maupun
2011) mengalami fluktuatif. Pertumbuhan
daerah, karena pengangguran ini dapat
ekonomi di Kabupaten Trenggalek hanya
menimbulkan
mencapai kisaran 3 – 5 persen dari tahun
tindakan
2002-2006. Kenaikan terjadi pada tahun
ekonomi. Kondisi ini dapat menyebabkan
2007
tingkat
yaitu
sebesar
5,19
persen,
masalah
kriminalitas
kesejahteraan
sosial
dan
dan
seperti
masalah
daya
beli
pertumbuhan ekonomi ini adalah yang
masyarakat menurun. Semakin rendah
tertinggi sejak krisis.
angka pengangguran maka akan semakin
Pada tahun 2011,
makmur kehidupan masyarakat suatu
pertumbuhan
Negara, begitu pula sebaliknya.
ekonomi Kabupaten Trenggalek mencapai
angka tertinggi, yakni sebesar 6,55 persen
Permasalahan strategis di Kabupaten
dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan
Trenggalek tidak jauh berbeda dengan
terjadi pada semua sektor ekonomi,
pemerintah pusat (problem nasional),
dengan pertumbuhan tertinggi disektor
yakni
pertanian
pengangguran dan secara demografis,
.
Meskipun
pertumbuhan
masih
tingginya
ekonomi dinyatakan tinggi namun masih
Trenggalek
banyak permasalahan yang harus dihadapi
mempunyai tingkat kepadatan penduduk
di Kabupaten Trenggalek, salah satunya
yang
yaitu pembangunan. Dimana keberhasilan
kepadatan
pembangunan ekonomi tersebut tercermin
Trenggalek berdasarkan hasil registrasi
dalam
penduduk (2011) mencapai 813.418 jiwa.
penanganan
ketimpangan
tersebut
relatif
tinggi.
penduduk
wilayah
Bahkan
di
yang
tingkat
Kabupaten
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat
pendapatan serta pengentasan kemiskinan.
Pembangunan
tergolong
jumlah
tentunya
Statistik) Kabupaten Trenggalek Jumlah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
pengangguran di Kabupaten Trenggalek
tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang
pada
tinggi.
fluktuasi setiap tahunya. Diketahui bahwa
2
periode
2002-2011
mengalami
pada
tahun
Kabupaten
persen.
2002
pengangguran
Trenggalek
Ditahun
sebesar
2004
di
diantaranya yaitu inflasi yang disebabkan
6,18
oleh tarikan permintaan dan inflasi yang
disebabkan
pengangguran
oleh
desakan
biaya.
mengalami kenaikan menjadi 6,37 persen.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat
Kenaikan
karena
Statistik) Kabupaten Trenggalek diperoleh
perekonomian makro mulai mengalami
data tentang tingkat inflasi yaitu dari
kenaikan
tahun
periode 2002-2011. Tingkat inflasi di
2005-2011
Kabupaten Trenggalek masih tergolong
pengangguran di Kabupaten Trenggalek
ringan karena berkisar di bawah 10 persen
dari tahun ke tahun jumlah pengangguran
pertahun, dan relatif stabil selama sepuluh
mengalami penurunan. Pencapaian ini tak
tahun. Inflasi terendah terjadi pada tahun
lepas dari upaya pemerintah Kabupaten
2002 yaitu sebesar 3,26 persen. Akan
Trenggalek
tetapi
ini
disebabkan
harga
berikutnya
BBM.
yaitu
tahun
dalam
Pada
memberantas
pada
tahun
2005
inflasi
pengangguran dan kemiskinan. Sehingga
menunjukkan peningkatan yaitu sebesar
pengangguran yang ada di kabupaten
10,56 persen.
Trenggalek
mengalami
Berdasarkan latar belakang masalah di
penurunan.
dengan
atas maka masalah yang akan di bahas dan
penelitian yang dilakukan oleh Wardhana
dicari jawabannya dalam penelitian ini
(2006)
adalah
Dengan
demikian
yang
berbeda
mengemukakan
bahwa
(1)
Bagaimanakah
tingkat pengangguran kurang dipengaruhi
pengangguran
oleh PDB.
ekonomi di Kabupaten Trenggalek, (2)
ekonomi adalah
pertumbuhan
Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap
Masalah lain yang berkaitan dengan
pertumbuhan
terhadap
pengaruh
pertumbuhan
inflasi.
ekonomi
di
Kabupaten
Inflasi merupakan gejala ekonomi yang
Trenggalek, (3) Bagaimanakah pengaruh
sulit dihindari dalam suatu perekonomian,
pengangguran
yang
pertumbuhan
dapat
menimbulkan
efek
baik
dan
inflasi
ekonomi
di
terhadap
Kabupaten
maupun buruk. Secara umum inflasi dapat
Trenggalek, (4) kebijakan apakah yang
diartikan sebagai kenaikan harga secara
dibuat untuk mengurangi pengangguran
umum dan berlangsung secara terus
dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.
menerus. ada berbagai macam inflasi,
3
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut
Sukirno
(2008
:
423),
kekayaan
alam
lainya
pengaruh
yang
penting
mempunyai
terhadap
berarti
pertumbuhan ekonomi. Karena dengan
perkembangan fiskal produksi barang dan
keberadaan tanah dan kekayaan alam
jasa yang berlaku di suatu Negara.
dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
Selain itu dikatakan pula bahwa jumlah
satu indikator untuk menilai kinerja suatu
dan mutu tenaga kerja juga berpengaruh.
perekonomian
untuk
Dalam hal ini, seseorang yang memiliki
pembangunan.
kualitas sumberdaya yang baik dapat
pertumbuhan
ekonomi
khususnya
menganalisis
Peningkatan
hasil
pertumbuhan
meningkatkan
ekonomi
mencerminkan perkembangan ekonomi di
sehingga
suatu
pendapatanya.
daerah.
Pertumbuhan
ekonomi
produktifitas
berpengaruh
kerjanya,
terhadap
menurut Murni (2009 : 169) pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi dimana
PDRB Sebagai Indikator Pertumbuhan
terjadinya
Ekonomi
perkembangan
mencerminkan
output
adanya
perkapita
dan
GNP
yang
pertumbuhan
Sukirno (2008 : 33) menyatakan
meningkatnya
bahwa PDRB adalah nilai barang-barang
dan jasa yang dalam suatu daerah yang
standar hidup masyarakat.
diproduksi milik Negara tersebut dalam
satu tahun tertentu. Berdasarkan data yang
Faktor Pertumbuhan Ekonomi
diperoleh dari BPS kota Trenggalek
Menurut Sukirno (2008 : 429) faktorfaktor
penting
yang
terdapat 9 sektor menurut lapangan
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan
usahanya,
kekayaan alam. Jumlah dan mutu dari
pertambangan dan penggalian, (3) industri
penduduk dan tenaga kerja , barang-
pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih,
barang modal dan tingkat teknologi,
(5)
sistem sosial, serta sikap masyarakat luas
perdagangan, hotel dan restoran, (7)
pasar
angkutan
sebagai
sumber
pertumbuhan.
yaitu
bangunan
dan
(1)
dan
pertanian,
konstruksi,
komunikasi,
(8)
(2)
(6)
jasa
Berdasarkan pernyataan tersebut maka
keuangan dan persewaan (9) perusahaan
dapat
jasa.
dikatakan
bahwa
tanah
dan
4
bahwa ada kelebihan pekerja sebanyak 2
Pengangguran
Menurut
Sukirno
(2008
:
13)
orang. Kelebihan inilah yang disebut
pengangguran adalah seseorang yang
pengangguran
sudah digolongkan dalam angkatan kerja,
Pengangguran musiman : adalah keadaan
yang
pengangguran pada masa-masa tertentu
secara
pekerjaan
aktif
pada
sedang
dalam suatu tahunan. Contohnya adalah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh
masa menunggu petani dalam musim
pekerjaan yang diinginkan. Searah dengan
panen, pada saat ini petani yang tidak
pendapat
memiliki
Murni
tingkat
b)
upah
diatas
suatu
mencari
tersembunyi.
(2006:
197)
pekerjaan
sampingan
akan
pengangguran adalah orang-orang yang
menjadi
usianya berada dalam usia angkatan kerja
menganggur (under unemployment) :
dan sedang mencari pekerjaan.
keadaan dimana pengangguran dimana
pengangguran.
c)
Setengah
seorang pekerja melakukan kerja jauh
lebih rendah dari jam kerja yang normal.
Jenis Pengangguran
Seorang
Menurut Sukirno ( 2008 : 330),
dapat
digolongkan
setengah
pengangguran
menganggur jika dalam bekerja tidak
berdasarkan jam kerja dapat digolongkan
lebih dari 20 jam dalam seminggu atau 3
menjadi
hari dalam seminggu. d) Pengangguran
macam-macam
empat,
yaitu
pengangguran
musiman,
terbuka (open unemployment) : tenaga
setengah pengangguran dan pengangguran
kerja yang benar-benar tidak mempunyai
terbuka. a) Pengangguran tersembunyi
pekerjaan.
adalah : pengangguran yang terjadi karena
termasuk
adannya keadaan dimana suatu jenis
banyak karena memang belum mendapat
kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga
pekerjaan meskipun sudah berusaha untuk
kerja yang jumlahnya melebihi dari yang
mencapai pekerjaan.
tersembunyi,
pengangguran
Pengangguran
pengangguran
yang
terbuka
sangat
diperlukan. Contohnya, dalam kegiatan
produksi yang dapat berjalan efektif dan
Inflasi
efisien dengan 6 pekerjaan saja, namun
Inflasi merupakan masalah utama di
dalam kenyataanya dikerjakan oleh 8
banyak
orang pekerja. Dari penjelasan ini terlihat
menyebabkan kenaikan tingkat harga.
5
Negara
berkembang.
Inflasi
Inflasi tinggi menyebabkan daya beli mata
mematikan
uang suatu Negara semakin turun.
hiperinflasi menyerang.
Menurut Sukirno (2001:15) adalah
mengambil
alih
ketika
Penelitian Terdahulu
Bick (2010) dalam Threshold Effects
suatu proses kenaikan harga-harga yang
perekonomian.
of Inflation on Economic Growth in
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi
Developing Countries, menyatakan bahwa
disini merupakan suatu proses kenaikan
terjadi hubungan yang signifikan antara
harga
inflasi dengan pertumbuhan ekonomi.
berlaku
dalam
suatu
dimana
kenaikan
tersebut
Alim (2007) dalam jurnal ekonomi
berpengaruh atau berlaku di dalam suatu
perekonomian.
nasional yang berjudul “Analisis Faktor
Jenis-jenis Inflasi
Penentu
Pengangguran
di
Indonesia
Menurut Samuelson dan Nordhaus
Periode 1980-2007”. Hasil penelitian ini
(2005:312) menjelaskan bahwa inflasi
menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan
dilihat dari tingkat derajat atau kejadian
ekonomi,
parah antara lain: a) Inflasi moderat
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
(Moderat
pengangguran
Inflation),
yaitu
ditandai
naiknya harga secara lambat dan dapat
Sedangkan
diramalkan.
signifikan.
Kita
dapat
menyebutnya
pengeluaran
terbuka
inflasi
pemerintah
di
tidak
Indonesia.
berpengaruh
Amir (2007) dalam penelitian yang
sebagai laju inflasi satu pertahun, karena
stabil
berjudul “Pengaruh Tingkat Inflasi dan
masyarakat percaya pada uang. b) Inflasi
Pertumbuhan Terhadap Pengangguran di
Ganas (Galloping Inflation), yaitu inflasi
Indonesia Pada Tahun 1980-2005”. Dari
dalam dua digit atau tiga digit seperti 20,
penelitian tersebut diketahui bahwa tidak
100, atau 200 persen pertahun. Inflasi
ada pengaruh yang nyata antara inflasi
ganas timbul, maka timbul juga gangguan
dengan pengangguran tetapi pertumbuhan
yang serius terhadap perekonomian. c)
ekonomi mempunyai pengaruh signifikan
Hiperinflasi,
terhadap pengangguran di Indonesia.
apabila
Nampak
barang-barang
yaitu
selamat
melambung
relatif
ketika
dari
ketegangan
ekonomi
inflasi
ketiga
yang
Metode Penelitian
Jenis
dan
penelitian
yang
digunakan
penulis adalah jenis penelitian eksploratif.
6
Penelitian eksploratif yaitu penelitian
hasil wawancara dengan pihak-pihak yang
yang bertujuan menghimpun informasi
bersangkutan. Dalam pengumpulan data
awal
upaya
ini, yang menjadi subyek wawancara
menetapkan masalah dan merumuskan
adalah Kepala Bidang Sosial BPS (Badan
hipotesis. Kemudian uji hipotesis yang
Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek).
digunakan
Sedangkan
yang
akan
membantu
adalah
analisis
regresi
obyek
wawancara
adalah
berganda (multiple regression analysis).
perkembangan
Dalam penelitian ini, yang merupakan
yang meliputi pengangguran dan inflasi
variabel dependen adalah pertumbuhan
pada periode 2002-2011. Sedangkan Data
ekonomi, sedangkan variabel independen
sekunder
adalah
pengumpulan data yang tidak langsung
pengangguran
dan
inflasi
di
pertumbuhan
merupakan
ekonomi
metode
memberikan data pada pengumpul data,
Kabupaten Trenggalek.
misalnya lewat orang lain atau lewat
Populasi dalam penelitian ini adalah
dan
dokumen. Frekuensi data yang digunakan
kabupaten
dalam penelitian ini adalah data runtut
Trenggalek. Sedangkan Sampel dalam
waktu (time series). Pengambilan data
penelitian ini adalah data mengenai
sekunder
pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan
penelitian ini bersumber dari luar yaitu
ekonomi
pada
badan yang bertugas mengumpulkan data
Pusat
yang relevan dalam berbagai masalah.
data
pengangguran,
pertumbuhan
tahun
ekonomi
Inflasi
kabupaten Trenggalek
2002-2011
dari
Badan
memperoleh
dalam
dokumen, yaitu dari BPS (Badan Pusat
Metode pengumpulan data adalah
cara
diperlukan
Data sekunder yang diperoleh berupa
Statistik (BPS).
suatu
yang
yang
data
digunakan
suatu
objek
Statistik). Data yang digunakan dalam
untuk
penelitian
yang
ini
adalah
data
jumlah
kemudian digunakan untuk menyusun
pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
hasil
ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
penelitian.
Jenis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Variabel dalam penelitian ini terdiri
data primer dan data sekunder. Data
dari variabel dependen (terikat) dan
primer adalah data yang langsung dari
variabel independen (bebas). Variabel
sumber pertama di lapangan dan diperoleh
terikat
7
pada
penelitian
ini
adalah
pertumbuhan ekonomi dan variabel bebas
yang baik atau dikenal dengan
pada penelitian ini adalah pengangguran
(Best Linear Unbias Estimator). Asumsi-
dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.
asumsi
Pada penelitian ini teknik analisis data
uji
normalitas,
heteroskedastisitas,
uji
uji
linearitas,
Hasil Penelitian
uji
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan
uji regresi berganda dimana bertujuan
mengetahui
mencakup
no-autocorrelation.
multikolinearitas serta uji autokorelasi dan
untuk
tersebut
homoscedastic, no-multicollinierity, dan
yang digunakan adalah uji asumsi klasik
meliputi
dasar
BLUE
berpengaruh
karena
atau
dalam
model
regresi
perlu
tidaknya variabel bebas terhadap variabel
memperhatikan adanya penyimpangan-
terikat dan seberapa besar pengaruhnya
penyimpangan atas asumsi klasik, karena
dengan tingkat signifikansi sebesar 5
pada hakekatnya jika asumsi klasik tidak
persen
regresi
dipenuhi maka variabel-variabel yang
dalam
menjelaskan akan menjadi tidak efisien.
(α
berganda
=
5%).
yang
Formula
digunakan
1. Uji Normalitas
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas bertujuan untuk
Y = a + β1X1 + β2X2 + e1
menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual
Dimana:
Y
: Pertumbuhan Ekkonomi
memiliki distribusi normal atau tidak.
a
: konstanta
Seperti diketahui bahwa uji t dan F
β1,2
: Koefisien Regresi
mengasumsikan bahwa nilai residual
X1
: Pengangguran
mengikuti
X2
: Inflasi
Pengujian normalitas menggunakan
e1
: variabel error
teknik analisis Jarque-Bera dan untuk
Model
beberapa
regresi
asumsi
linear
dasar
perhitungannya
memiliki
yang
program
harus
dipenuhi untuk menghasilkan estimasi
8
distribusi
normal.
menggunakan
Eviews
7.
Tabel 1.1
Uji Normalitas
3
Series: Residuals
Sample 2002 2011
Observations 10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
2
1
Jarque-Bera
Probability
0
-0.75
-0.50
-0.25
0.00
0.25
0.50
0.75
1.11e-16
0.000875
0.817459
-0.710311
0.498551
0.149332
1.948071
0.498231
0.779490
1.00
Hasil uji normalitas dengan J-B
variabel independen tidak signifikan
test didapatkan nilai Probablilitasnya
secara statistik tidak mempengaruhi
sebesar 0,779490. Dengan demikian,
variabel dependen, maka ada indikasi
karena nilai probabilitasnya sebesar
tidak terjadi heteroskedastisitas.
0,779490>α (5%), maka disimpulkan
Berikut
data berdistrubusi secara normal.
bertujuan
apakah
hasil
terhadap
uji
model
regresi pada penelitian ini.
heteroskedastisitas
menguji
adalah
heteroskedastisitas
2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
ini
Tabel 1.2, menunjukkan hasil
dalam
perhitungan
uji
heteroskedastisitas
white
model regresi terjadi ketidaksamaan
dengan
varience
satu
menghasilkan kesimpulan tidak ada
pengamatan ke pengamatan yang lain.
masalah heteroskedastisitas atau dapat
Model regresi yang baik adalah tidak
dikatakan
terjadi heteroskedastisitas dan untuk
homoskedastisitas. Hal ini dibuktikan
mengetahui adanya heteroskedastisitas
dengan nilai probabilitas observasi R2
dengan menggunakan uji White. Jika
sebesar 0.2105 lebih besar dari 0.05
dari
residual
9
menggunakan
data
uji
bersifat
Tabel 1.2
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
1.995806
7.138571
1.658129
Prob. F(5,4)
Prob. Chi-Square(5)
Prob. Chi-Square(5)
0.2614
0.2105
0.8941
multikolinearitas. Dalam penelitian ini
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan
cara yang digunakan adalah matrik
untuk mengetahui apakah ada korelasi
korelasi (correlation matrix) agar
antar variabel bebas (independen).
diketahui korelasi antar variabel bebas
Untuk pengujian ini dapat dilihat pada
dalam
nilai R-square pada setiap variabel
mengetahui
independent nya. Apabila nilai R-
multikolinearitas
square pada variabel independent
dengan cara menghitung koefisien
lebih kecil dari R-square pada hasil
korelasi antar variabel bebas
analisis
regresi
maka
variabel
independen
data
tidak
satu
persamaan.
ada
Untuk
tidaknya
dapat
gejala
dilakukan
pada
terjadi
Tabel 1.3
Uji Multikolinearitas
PG
1.000000
0.187962
PG
IN
Dari
hasil
disimpulkan
pengangguran
tersebut
bahwa
dapat
IN
0.187962
1.000000
4. Uji Linearitas
variabel
Uji
linearitas
berguna
untuk
dan inflasi sebesar
mengetahui kebenaran bentuk empiris
0.187962. Karena nilai korelasi antar
yang digunakan dan menguji variabel
variabel kurang dari 1 atau -1, maka
yang relevan untuk dimasukkan dalam
dapat
model empiris. Uji linearitas dalam
dikatakan
“lolos
uji
multikolinearitas”.
penelitian ini digunakan uji Ramsey
10
(Ramsey
RESET
test),
Berdasarkan
dimana
Tabel
1.4
dapat
kriterianya bila probabilitas F hitung >
dilihat bahwa hasil uji Ramsey reset
α (5%), maka spesifikasi model sudah
menunjukkan
benar. Berikut hasil perhitungan uji
sebesar 0.7255 > α yang berarti data
linearitas menggunakan Eviews 7
lolos uji linearitas.
nilai
signifikansi
dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Uji Linearitas
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: PE C PG IN
Omitted Variables: Squares of fitted values
t-statistic
F-statistic
Likelihood ratio
Value
0.368057
0.135466
0.223265
Df
6
(1, 6)
1
Probability
0.7255
0.7255
0.6366
5. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi atau
Berikut hasil pengujian autokorelasi
hubungan yang terjadi antara anggota-
dapat dilihat pada Tabel 1.5.
anggota dari serangkaian pengamatan
Pada tabel 4.8 didapatkan nilai
yang tersusun dalam rangkaian waktu
Durbin-watson Test sebesar 2.095765.
(data time series) maupun tersusun
Karena nilai statistik hitung d ada
dalam rangkaian ruang atau disebut
diantara dU dan 4-dU yang bernilai
data cross sectional. Salah satu
1.54
pengujian yang umum digunakan
disimpulkan tidak adanya masalah
untuk mengetahui adanya autokorelasi
autokorelasi.
adalah uji statistik Uji durbin-Watson.
11
dan
2.46
sehingga
dapat
Tabel 1.5
Uji Autokorelasi
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.773679
0.709016
0.565304
2.236977
-6.702088
11.96476
0.005515
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
4.789000
1.047966
1.940418
2.031193
1.840837
2.095765
analisis regresi linear berganda. Di bawah
ini akan dibahas hasil analisi regresi
berganda menggunakan uji t dan analisis
regresi berganda menggunakan uji F yang
dilakukan dengan bantuan program
Eviews 7. Hasil pengujian hipotesis
menggunakan teknik analisis regresi
dijelaskan
pada
tabel
1.6.
Uji Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan dan
pengujian hipotesis yang ada pada
penelitian ini perlu dilakukan analisis
statistik terhadap data yang telah
diperoleh.
Analisis
statistik
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 1.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
PG
IN
6.191977
-0.000146
0.194405
0.742746
3.19E-05
0.076942
8.336603
-4.588996
2.526653
0.0001
0.0025
0.0394
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.773679
0.709016
0.565304
2.236977
-6.702088
11.96476
0.005515
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
12
4.789000
1.047966
1.940418
2.031193
1.840837
2.095765
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas
probabilitas
(signifikansi)
pengujian hipotesis yang meliputi uji t,
0,0025. Dengan demikian Ha
uji F dan koefisien determinasi disajikan
diterima.
di bawah ini:
probabilitas kurang dari α 0,05
1. Uji t (Secara parsial)
(0,0025 ˂ 0,05). Berarti dapat
Karena
disimpulkan
Uji T digunakan untuk menguji
bahwa
hubungan variabel-variabel bebas
pengangguran
terhadap
signifikan
variabel terikat
secara
variabel
terhadap
pertumbuhan
pada
Kabupaten Trenggalek.
kepercayaan
nilai
berpengaruh
parsial. Dengan kriteria pengujian
tingkat
=
ekonomi
di
b. Inflasi
(confidence interval) 95% (α = 5%),
sebagai berikut: 1) Hо diterima, jika
Hipotesis pengaruh variabel inflasi
nilai probabilitas (signifikansi) >
terhadap pertumbuhan ekonomi di
0,05. 2) Ha diterima, jika nilai
Kabupaten
probabilitas (signifikansi) ˂ 0,05.
digunakan adalah: 1)Hо : b2 =
a. Pengangguran
berarti inflasi tidak berpengaruh
Hipotesis
signifikan
pengaruh
Trenggalek
terhadap
yang
pertumbuhan
variabel pengangguran terhadap
ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
pertumbuhan
2) Ha : b2 ≠ 0 berarti inflasi
ekonomi
di
yang
berpengaruh
digunakan adalah: 1) Hо : b1 =
pertumbuhan
0 berarti pengangguran tidak
Kabupaten
Trenggalek.
berpengaruh signifikan terhdap
perhitungan
melalui
pertumbuhan
di
Eviews 7 untuk variabel tingkat
Kabupaten Trenggalek. 2) Ha :
inflasi diperoleh nilai probabilitas
b1 ≠ 0 berarti pengangguran
sebesar 0,0394. Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap
Ha
pertumbuhan
di
probabilitas kurang dari α 0,05
Kabupaten Trenggalek. Hasil
(0,0394 ˂ 0,05). Berarti dapat
perhitungan melalui program
disimpulkan
bahwa
inflasi
Eviews
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kabupaten
7
Trenggalek
ekonomi
ekonomi
untuk
variabel
pengangguran diperoleh nilai
13
signifikan
terhadap
ekonomi
diterima,
karena
di
Hasil
program
nilai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
menjelaskan
Trenggalek.
dependen amat terbatas. Nilai yang
variabel
mendekati satu berarti variabel-
2. Uji F
Dari hasil pengujian data maka
variabel independen memberikan
diperoleh hasil hasil Uji F, hasil
semua informasi yang dibutuhkan
pengujian data di atas diperoleh data
untuk
dengan nilai Prob (F-statistic) ˂ α
dependen.
yaitu sebesar 0,005515, dengan
penelitian ini diperoleh nilai sebesar
demikian Ha diterima, karena nilai
0.773679.
probabilitas kurang dari α 0,05
variabel
dependen
memprediksi
Hasil
uji
variabel
R2
pada
Hasil Estimasi Regresi Berganda
(0,005515 ˂ 0,05) maka dari kedua
yaitu
PE=6.19197667154-0.000146367013214*PG
+0.194404646804*IN
pengangguran dan inflasi secara
Dari persamaan tersebut, hasil hasil
bersama-sama berpengaruh terhadap
yang dapat dijelaskan adalah sebagai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
berikut:
Trenggalek. “Maka peneliti berhasil
membuktikan bahwa pengangguran
3.
variasi
1) Nilai
Konstanta
sebesar
dan inflasi berpengaruh signifikan
6.19197667154
terhadap pertumbuhan ekonomi di
pengangguran dan inflasi bernilai
Kabupaten Trenggalek pada tahun
nol (0) maka tingkat pertumbuhan
2002-2011.
ekonomi sebesar 6.19197667154.
Koefisien Determinasi
artinya
jika
2) B1 = - 0.000146367013214 artinya
Koefisien Determinasi adalah
jika
variabel
pengangguran
bagian dari variasi total dalam
bertambah
variabel dependen yang dijelaskan
variabel inflasi tetap maka tingkat
oleh
pertumbuhan ekonomi (Y) akan
variasi
dalam
variabel
independen. Disebut juga dengan R-
mengalami
squared dan dinotasikan dengan R2.
1
persen
penurunan
sedangkan
sebesar
0.000146367013214 persen. Tanda
Nilai koefisien determinasi adalah
negatif (-) menunjukkan adanya
2
antara nol dan satu. Nilai R yang
hubungan yang berbanding terbalik
kecil berarti kemampuan variabel –
atau
variabel
pengangguran dengan pertumbuhan
independen
dalam
14
berlawanan
antara
ekonomi, yaitu jika pengangguran
pertumbuhan
ekonomi
(Y)
akan
tinggi maka tingkat pertumbuhan
mengalami penurunan sebesar 0,0001.
ekonomi akan rendah.
Tanda negatif (-) menunjukkan adannya
hubungan
yang berbanding terbalik
jika inflasi bertambah 1 persen
antara
pengangguran
sedangkan pengangguran tetap maka
pertumbuhan
tingkat pertumbuhan ekonomi (Y)
pengangguran tinggi maka pertumbuhan
akan mengalami kenaikan sebesar
ekonomi akan turun.
3) B2 = +0.194404646804
0.194404646804
artinya
persen.
ekonomi,
Penelitian
Tanda
dengan
yaitu
tersebut
jika
didukung
positif (+) menunjukkan adanya
dengan teori yang disampaikan Murni
hubungan yang searah antara inflasi
(2006:202)
dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu
pengangguran
jika
pertumbuhan ekonomi menurun karena
inflasi
tinggi
maka
pertumbuhan ekonomi akan tinggi.
yaitu
meningkatnya
dapat
membuat
daya beli masyarakat turun, sehingga
mengakibatkan kelesuan bagi pengusaha
untuk
Pembahasan
Pengaruh
Pengangguran
pendapat
terhadap
pertumbuhan
Trenggalek
hanya
ekonomi.
Agar
berorientasi
terhadap
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga
ekonomi di Kabupaten Trenggalek. Hal
pengurangan pengangguran dengan cara
ini dibuktikan dengan uji t yang
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
menunjukkan nilai signifikansi sebesar
Hasil penelitian ini sesuai dengan
0,0025 ˂ α (0,05).
estimasi
terdapat
maka dibutuhkan kebijakan yang tidak
berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
Hasil
bahwa
pertumbuhan ekonomi tetap terjaga
Dari hasil penelitian menunjukkan
pengangguran
tersebut
Berdasarkan
pengaruh antara pengangguran dengan
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
bahwa
berinvestasi.
penelitian
menunjukkan
yang
dilakukan
oleh
Wardhana (2006) dalam jurnal Ekonomi
bahwa koefisien regresi pengangguran
dan
sebesar -0,000146367013214, hal ini
Bisnis
Indonesia
berjudul
“Pengangguran Struktural di Indonesia”
menunjukkan jika tingkat pengangguran
: keterangan dari Analisis SVAR dalam
meningkat sebesar 1 persen, sedangakan
Kerangka
variabel inflasi tetap maka tingkat
15
Hysteresis”,
menunjukkan
Sehingga
bahwa tingkat pengangguran kurang
didukung
dipengaruhi oleh PDB.
Pengaruh
Inflasi
penelitian
dengan
disampaikan oleh
terhadap
tersebut
teori
yang
Sukirno (2000:11)
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
dimana kebijakan ekonomi terutama
Trenggalek
kebijakan
moneter
suatu
Negara,
berusaha agar inflasi tetap berada pada
Dari hasil penelitian menunjukkan
berpengaruh
taraf inflasi merayap. Inflasi dapat
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
menimbulkan efek yang baik dalam
ekonomi
perekonomian. Keuntungan perusahaan
bahwa
tingkat
inflasi
di Kabupaten Trenggalek.
Pengujian dilakukan
dengan
meningkat
uji t.
dan
akan menggalakkan
Dilihat dari persamaan regresi model
investasi. Sehingga kesempatan kerja
regresi diperoleh nilai t untuk variabel
dan
X2 (Inflasi) nilai probabilitas adalah
mendorong
sebesar
ekonomi.
0,0394
dengan
tingkat
bahwa
berpengaruh
Threshold
Effect
signifikan
terhadap
Economic
Growth
dan
pertumbuhan
Bick
inflasi
variabel
meningkat
kepada
Menurut
signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat
disimpulkan
pendapatan
(2010)
of
dalam
Inflation
in
on
Developing
Countries, menyatakan bahwa terjadi
pertumbuhan ekonomi.
menunjukkan
hubungan yang signifikan antara inflasi
bahwa koefisien regresi inflasi sebesar
dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi
+0,194404646804, hal ini menunjukkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
jika tingkat inflasi meningkat sebesar
Bick (2010) menunjukkan hasil yang
1%, sedangakan variabel pengangguran
sama
tetap
pertumbuhan
menunjukkan bahwa inflasi memiliki
ekonomi (Y) akan mengalami kenaikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan
sebesar
ekonomi.
Hasil
maka
estimasi
tingkat
0,19.
Tanda
positif
(+)
dengan
Inflasi
menunjukkan adannya hubungan yang
penelitian
dapat
ini
yang
menyebabkan
dengan
kenaikan produksi. Alasanya dalam
pertumbuhan ekonomi, yaitu jika inflasi
keadaan inflasi biasanya kenaikan harga
tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan
barang
tinggi.
sehingga keuntungan perusahaan naik.
searah
antara
inflasi
mendahului
kenaikan
upah,
Namun apabila laju inflasi itu cukup
16
tinggi (hyperinflasi)dapat mempunyai
demikian dapat disimpulkan bahwa
akibat
penurunan
pengaruh tingkat pengangguran dan
output. Dalam keadaan inflasi yang
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
tinggi nilai uang riil turun dengan
di
drastis, masyarakat cenderung tidak
signifikan.
sebaliknya,
yaitu
Kabupaten
Trenggalek
adalah
transaksi
Dari variabel bebas (pengangguran
mengarah ke barter, yang biasanya
dan inflasi) terhadap variabel terikat
diikuti dengan turunya produksi barang.
(pertumbuhan
Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan
pengaruh sebesar 77 persen. Sedangkan
output, tetapi bisa juga dibarengi dengan
sisanya sebesar 23 persen dipengaruhi
penurunan
dalam
oleh variabel lain dimana keduanya
keadaan yang pernah terjadi biasanya
mempunyai pengaruh yang signifikan.
mempunyai
uang
kas,
output.
Tetapi
ekonomi)
Hubungan
nilai inflasi lebih besar akan menaikkan
mempunyai
pengangguran
dan
output, dan itu akan membuat pengusaha
pertumbuhan ekonomi yang bersifat
atau perusahaan untuk berinvestasi atau
negatif dimana jika pengangguran naik
menanamkan modal mereka. Hal ini
maka pertumbuhan ekonomi akan turun.
dilakukan
Menurut
dengan
harapan
investor
sukirno
(2000:471)
tersebut mendapatkan keuntungan yang
pertumbuhan
lebih karena adanya kenaikan harga
pertumbuhan yang sangat pesat, tidak
tersebut.
akan berlangsung secara terus menerus.
Tetapi
Pengaruh Pengangguran dan Inflasi
ekonomi,
pertumbuhan
terutama
ekonomi
bisa
menjadi semakin lambat dan kegiatan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
ekonomi mengalami kemunduran yang
Kabupaten Trenggalek
dapat dilihat dari berlakunya tingkat
Dari hasil pengolahan data dengan
pertumbuhan yang negatif. Sehingga
Eviews 7 diperoleh hasil uji F terlihat
pengangguran akan semakin meningkat,
bahwa
yang
nilai
signifikansinya
adalah
diakibatkan
oleh
tindakan
sebesar 0,005515 ˂ α (0,05). Maka dapat
perusahaan-perusahaan
dikatakan variabel pengangguran dan
operasinya dan mengurangi penggunaan
inflasi
tenaga kerja.
secara
bersama-sama
Tersedianya kesempatan kerja yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten
Trenggalek.
mengurangi
sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
Dengan
17
tersedia merupakan tanggung jawab
tersebut tidak terlalu besar. Inflasi
penting suatu perekonomian. Dalam
seperti ini menimbulkan efek yang baik
suatu
dalam
perekonomian
yang
bersifat
perekonomian.
Keuntungan
laizzer-faire atau sistem pasaran bebas.
perusahaan meningkat dan akan lebih
Di samping itu kebijakan pemerintah
banyak
sangat
Sehingga
penting
artinya
dalam
menggalakkan
investasi.
kesempatan
kerja
dan
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan
pendapatan meningkat dan mendorong
penciptaan
pertumbuhan
kesempatan
Pemerintah
yang
stabil
kerja.
dan
ekonomi,
Sukirno
(2000:11).
yang
perkembangan
Sehingga pengangguran dan inflasi
sektor swasta, mempunyai peranan yang
merupakan dua faktor penting yang
sangat penting dalam mengembangkan
mendorong
kegiatan
memperluas
Pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
kesempatan kerja. Namun demikian
ekonomi memiliki kaitan yang sangat
usaha-usaha mengembangkan kegiatan
erat. Jika salah satu ketiganya tidak
ekonomi dan meluaskan kesempatan
sesuai dengan yang diharapkan maka
kerja
dapat
akan menghambat satu sama lain. Oleh
mewujudkan hasil yang diharapkan,
karena itu, pengangguran, inflasi dan
yaitu menciptakan kesempatan kerja
pertumbuhan
penuh tanpa inflasi.
mendukung satu sama lain.
berusaha
membantu
ekonomi
tidak
dan
selalu
akan
Hubungan inflasi dan pertumbuhan
Kebijakan
ekonomi yang bersifat positif dimana
pertumbuhan
ekonomi
ekonomi.
harus
untuk
saling
mengurangi
Pengangguran dan Inflasi
jika inflasi naik maka pertumbuhan
ekonomi juga akan naik. Di kebanyakan
Beberapa kebijakan yang diciptakan
Negara, inflasi bersifat inflasi merayap
untuk mengurangi pengangguran yaitu
atau
seperti
inflasi
sederhana.
Kebijakan
berikut:
1)Pemerintah
ekonomi, terutama kebijakan moneter
memberikan
sesuatu Negara biasanya akan berusaha
pengetahuan
agar inflasi tetap berada pada taraf
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan
inflasi merayap. Inflasi seperti ini akan
Menengah
mengurangi pendapatan riil pekerja-
melakukan pembenahan, pembangunan
pekerja bergaji tetap, tetapi kemerosotan
dan pengembangan kawasan-kawasan,
18
bantuan
dan
wawasan,
kemampuan
(UKM),
2)
jiwa
Segera
2.
khususnya daerah yang tertinggal dan
Inflasi berpengaruh positif terhadap
terpencil,3) Dengan memperlambat laju
pertumbuhan
pertumbuhan
ketika inflasi
penduduk
4)
Segera
bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sehingga
Beberapa kebijakan yang diciptakan
dapat
untuk mengurangi inflasi di Kabupaten
yaitu
sebagai
agar
1)Mendorong
menaikkan
2)Menekankan
pertumbuhan ekonomi.
Saran
upah,
Berdasarkan
3)Pemerintah melakukan pengawasan
4)Pemerintah
Secara
masing
kenaikan harga.
mempunyai
juga
mempunyai
pengaruh
signifikan. Melihat kondisi di atas, ada
beberapa saran yang diberikan yaitu:
Simpulan dan Saran
1.
Simpulan
Berdasarkan
analisis
penelitian
variabel
berjalan dan berkembang dengan
ini
baik. Dimana segi finansial juga
harus
terhadap
dengan
pertumbuhan
ekonomi.Artinya
ketika
tinggi
memperhatikan
Kabupaten Trenggalek ini dapat
menunjukkan bahwa Pengangguran
negatif
lebih
kembali sebagaimana UMKM di
sebagai berikut:
dari
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
seharusnya
dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan
pengangguran
bersama-sama
pengaruh signifikan, dan secara masing-
ini diharapkan agar tidak terjadinya
berpengaruh
pembahasan
pengangguran (X1) dan inflasi (X2)
melakukan
distribusi secara langsung. Dimana hal
1. Hasil
hasil
dan analisis data, menunjukkan bahwa
harga dan sekaligus menetapkan harga
maksimal.
bahwa
salah satu penyebab dari kenaikan
produksinya.
tingkat
dikatakan
pengangguran dan inflasi adalah
berikut:
pengusaha
hasil
meningkat maka
3. Pengangguran dan inflasi secara
mengembangkan
potensi kelautan dan pertanian.
Trenggalek
Artinya
pertumbuhan ekonomi tetap tinggi.
(meminimalisirkan menikah pada usia
dini),
ekonomi.
maka
lebih
cara
diperhatikan
yaitu
pemberian
atau
peminjaman
modal
kepada
masyarakat.
Dengan
pinjaman
modal dari pemerintah masyarakat
pertumbuhan ekonomi juga akan
rendah.
19
akan
lebih
mudah
dalam
Jakarta:Erlangga.
menjalankan UMKM tersebut.
2.
Boediono, 2012. Teori Pertumbuhan
Ekonomi
Edisi
Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Diharapkan pemerintah Kabupaten
Trenggalek dapat mengendalikan
Boediono, 2008. Ekonomi Moneter Edisi
Kelima. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
tingkat inflasi.
3.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
juga harus melakukan maksimalisasi
dan
pengembangan
Arsyad,
sektor-sektor
komoditi yang sudah ada terutama
sektor yang menjadi penyokong
utama
dalam
perekonomian
Samuelson. 2001. Ekonomi Makro.
Jakarta: Media Global.
di
Kabupaten Trenggalek seperti sektor
Fair
pertanian..
Case. 2007. Prinsip-prinsip
Ekonomi Edisi 8. Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi
Modern.
Jakarta.
PT
RajaGrafindo Persada.
DAFTAR RUJUKAN
Murni Asfia. 2006. Ekonomika Makro.
Bandung, Refika Aditama
Sukirno,
Lincolin. 2010. Ekonomi
Pembangunan
Edisi
5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wardhana, Darendra dan Dhanie
Nugroho. 2006. Pengangguran
Struktural
di
Indonesia:
keterangan dari Analisis SVAR
dalam rangka Hysteresis. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Amri Amir. 2007. “Pengaruh inflasi
dan pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran di
Indonesia”. Jurnal Inflasi dan
Pengangguran Vol. 1 no. 1,
2007, Jambi.
Sadono. 2008. Ekonomi
Pembangunan. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
Suparmoko,
2007.
Ekonomi
Pembangunan. Yogyakarta:
Andi Offset
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan
Problematika
dan
Pendekatan.
Jakarta: Salemba Empat.
Bick,
Tambunan,
TH
Tulus,
2001.
Perekonomian
Indonesia
Beberapa Masalah Penting.
Jakarta:Ghalia Indonesia
Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga.
20
Alexander. 2010. Threshold
Effects
of
Inflation
on
Economic
Growth
in
Developing Countries.
PERTUMBUHAN EKONOMI DI KABUPATEN TRENGGALEK
Rovia Nugrahani Pramesthi
Fakultas Ekonomi, Unesa, Kampus Ketintang Surabaya
ABSTRAK
Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek dipengaruhi berbagai faktor. Tujuan utama
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimanakah pengaruh pengangguran dan
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2009.
Untuk mengetahui hipotesis penelitian digunakan model ekonometrika dengan metode OLS
(Ordinary Least Square), yang diestimasi dengan menggunakan program Eviews 7. Dari
hasil analisis dapat disimpulkan bahwa variabel pengangguran dan inflasi berdasarkan hasil
uji bersama-sama, semua variabel secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada taraf signifikansi 5% dengan
probabilitas 0,005515. Sedangkan secara individu , variabel pengangguran berpengaruh
negatif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun
2002-2011 dengan koefisien -0,000146367013214. Variabel inflasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Trenggalek pada tahun 2002-2011
dengan koefisien 0,194404646804.
ABSTRACT
Economics of growth in Trenggalek District influenced various factor. Especial target of this
research is to know how of unemployment and inflation to economics of growth in
Trenggalek District year 2002-2011. To prove research hypothesis used model of
econometrica with method of OLS (Ordinary Least Square), estimated by using program of
Eviews version 7. From result of analysis can be concluded that unemployment variable and
inflation variable to result of test by simultant, all variable by simultant have an effect on
significant to economics of growth Trenggalek District level of significansi 5% with
probability 0,005515. While individualy, enemployment variable have an effect on negative
and signifikan economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient 0,000146367013214. Inflation variable have an effect on positive and signifikan to
economics of growth in Trenggalek District year 2002-2011 with coefficient
0,194404646804.
Keyword: Growth of Economics in Trenggalek District, Unemployment, Inflation and Ordinary
Least Square Model.
Pembangunan
suatu
rupa sehingga setiap tahap semakin
proses perubahan menuju ke arah yang
mendekati tujuan. Pembangunan harus
lebih baik dan terus menerus untuk
dilakukan
mencapai
mewujudkan
berkesinambungan sesuai prioritas dan
masyarakat yang berkeadilan, berdaya
kebutuhan masing-masing daerah dengan
saing,
akar dan sasaran pembangunan nasional
tujuan
maju
Kesatuan
merupakan
yakni
dalam
Republik
wadah
Negara
Indonesia.
yang
Pembangunan harus diarahkan sedemikian
1
secara
telah
terpadu
ditetapkan
dan
melalui
Salah
pembangunan jangka panjang dan jangka
satu
mempengaruhi
pendek.
Perkembangan
adalah
pertumbuhan
faktor
pertumbuhan
pengangguran.
yang
ekonomi
Pengangguran
ekonomi kabupaten Trenggalek selama
merupakan masalah yang sangat sulit
dekade 10 tahun terakhir (periode 2002-
dihindari oleh suatu Negara maupun
2011) mengalami fluktuatif. Pertumbuhan
daerah, karena pengangguran ini dapat
ekonomi di Kabupaten Trenggalek hanya
menimbulkan
mencapai kisaran 3 – 5 persen dari tahun
tindakan
2002-2006. Kenaikan terjadi pada tahun
ekonomi. Kondisi ini dapat menyebabkan
2007
tingkat
yaitu
sebesar
5,19
persen,
masalah
kriminalitas
kesejahteraan
sosial
dan
dan
seperti
masalah
daya
beli
pertumbuhan ekonomi ini adalah yang
masyarakat menurun. Semakin rendah
tertinggi sejak krisis.
angka pengangguran maka akan semakin
Pada tahun 2011,
makmur kehidupan masyarakat suatu
pertumbuhan
Negara, begitu pula sebaliknya.
ekonomi Kabupaten Trenggalek mencapai
angka tertinggi, yakni sebesar 6,55 persen
Permasalahan strategis di Kabupaten
dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan
Trenggalek tidak jauh berbeda dengan
terjadi pada semua sektor ekonomi,
pemerintah pusat (problem nasional),
dengan pertumbuhan tertinggi disektor
yakni
pertanian
pengangguran dan secara demografis,
.
Meskipun
pertumbuhan
masih
tingginya
ekonomi dinyatakan tinggi namun masih
Trenggalek
banyak permasalahan yang harus dihadapi
mempunyai tingkat kepadatan penduduk
di Kabupaten Trenggalek, salah satunya
yang
yaitu pembangunan. Dimana keberhasilan
kepadatan
pembangunan ekonomi tersebut tercermin
Trenggalek berdasarkan hasil registrasi
dalam
penduduk (2011) mencapai 813.418 jiwa.
penanganan
ketimpangan
tersebut
relatif
tinggi.
penduduk
wilayah
Bahkan
di
yang
tingkat
Kabupaten
Berdasarkan data BPS (Badan Pusat
pendapatan serta pengentasan kemiskinan.
Pembangunan
tergolong
jumlah
tentunya
Statistik) Kabupaten Trenggalek Jumlah
dipengaruhi oleh berbagai macam faktor
pengangguran di Kabupaten Trenggalek
tidak hanya pertumbuhan ekonomi yang
pada
tinggi.
fluktuasi setiap tahunya. Diketahui bahwa
2
periode
2002-2011
mengalami
pada
tahun
Kabupaten
persen.
2002
pengangguran
Trenggalek
Ditahun
sebesar
2004
di
diantaranya yaitu inflasi yang disebabkan
6,18
oleh tarikan permintaan dan inflasi yang
disebabkan
pengangguran
oleh
desakan
biaya.
mengalami kenaikan menjadi 6,37 persen.
Berdasarkan data dari BPS (Badan Pusat
Kenaikan
karena
Statistik) Kabupaten Trenggalek diperoleh
perekonomian makro mulai mengalami
data tentang tingkat inflasi yaitu dari
kenaikan
tahun
periode 2002-2011. Tingkat inflasi di
2005-2011
Kabupaten Trenggalek masih tergolong
pengangguran di Kabupaten Trenggalek
ringan karena berkisar di bawah 10 persen
dari tahun ke tahun jumlah pengangguran
pertahun, dan relatif stabil selama sepuluh
mengalami penurunan. Pencapaian ini tak
tahun. Inflasi terendah terjadi pada tahun
lepas dari upaya pemerintah Kabupaten
2002 yaitu sebesar 3,26 persen. Akan
Trenggalek
tetapi
ini
disebabkan
harga
berikutnya
BBM.
yaitu
tahun
dalam
Pada
memberantas
pada
tahun
2005
inflasi
pengangguran dan kemiskinan. Sehingga
menunjukkan peningkatan yaitu sebesar
pengangguran yang ada di kabupaten
10,56 persen.
Trenggalek
mengalami
Berdasarkan latar belakang masalah di
penurunan.
dengan
atas maka masalah yang akan di bahas dan
penelitian yang dilakukan oleh Wardhana
dicari jawabannya dalam penelitian ini
(2006)
adalah
Dengan
demikian
yang
berbeda
mengemukakan
bahwa
(1)
Bagaimanakah
tingkat pengangguran kurang dipengaruhi
pengangguran
oleh PDB.
ekonomi di Kabupaten Trenggalek, (2)
ekonomi adalah
pertumbuhan
Bagaimanakah pengaruh inflasi terhadap
Masalah lain yang berkaitan dengan
pertumbuhan
terhadap
pengaruh
pertumbuhan
inflasi.
ekonomi
di
Kabupaten
Inflasi merupakan gejala ekonomi yang
Trenggalek, (3) Bagaimanakah pengaruh
sulit dihindari dalam suatu perekonomian,
pengangguran
yang
pertumbuhan
dapat
menimbulkan
efek
baik
dan
inflasi
ekonomi
di
terhadap
Kabupaten
maupun buruk. Secara umum inflasi dapat
Trenggalek, (4) kebijakan apakah yang
diartikan sebagai kenaikan harga secara
dibuat untuk mengurangi pengangguran
umum dan berlangsung secara terus
dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.
menerus. ada berbagai macam inflasi,
3
Pertumbuhan Ekonomi
Menurut
Sukirno
(2008
:
423),
kekayaan
alam
lainya
pengaruh
yang
penting
mempunyai
terhadap
berarti
pertumbuhan ekonomi. Karena dengan
perkembangan fiskal produksi barang dan
keberadaan tanah dan kekayaan alam
jasa yang berlaku di suatu Negara.
dapat meningkatkan pendapatan mereka.
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah
Selain itu dikatakan pula bahwa jumlah
satu indikator untuk menilai kinerja suatu
dan mutu tenaga kerja juga berpengaruh.
perekonomian
untuk
Dalam hal ini, seseorang yang memiliki
pembangunan.
kualitas sumberdaya yang baik dapat
pertumbuhan
ekonomi
khususnya
menganalisis
Peningkatan
hasil
pertumbuhan
meningkatkan
ekonomi
mencerminkan perkembangan ekonomi di
sehingga
suatu
pendapatanya.
daerah.
Pertumbuhan
ekonomi
produktifitas
berpengaruh
kerjanya,
terhadap
menurut Murni (2009 : 169) pertumbuhan
ekonomi adalah suatu kondisi dimana
PDRB Sebagai Indikator Pertumbuhan
terjadinya
Ekonomi
perkembangan
mencerminkan
output
adanya
perkapita
dan
GNP
yang
pertumbuhan
Sukirno (2008 : 33) menyatakan
meningkatnya
bahwa PDRB adalah nilai barang-barang
dan jasa yang dalam suatu daerah yang
standar hidup masyarakat.
diproduksi milik Negara tersebut dalam
satu tahun tertentu. Berdasarkan data yang
Faktor Pertumbuhan Ekonomi
diperoleh dari BPS kota Trenggalek
Menurut Sukirno (2008 : 429) faktorfaktor
penting
yang
terdapat 9 sektor menurut lapangan
mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi adalah tanah dan
usahanya,
kekayaan alam. Jumlah dan mutu dari
pertambangan dan penggalian, (3) industri
penduduk dan tenaga kerja , barang-
pengolahan, (4) listrik, gas dan air bersih,
barang modal dan tingkat teknologi,
(5)
sistem sosial, serta sikap masyarakat luas
perdagangan, hotel dan restoran, (7)
pasar
angkutan
sebagai
sumber
pertumbuhan.
yaitu
bangunan
dan
(1)
dan
pertanian,
konstruksi,
komunikasi,
(8)
(2)
(6)
jasa
Berdasarkan pernyataan tersebut maka
keuangan dan persewaan (9) perusahaan
dapat
jasa.
dikatakan
bahwa
tanah
dan
4
bahwa ada kelebihan pekerja sebanyak 2
Pengangguran
Menurut
Sukirno
(2008
:
13)
orang. Kelebihan inilah yang disebut
pengangguran adalah seseorang yang
pengangguran
sudah digolongkan dalam angkatan kerja,
Pengangguran musiman : adalah keadaan
yang
pengangguran pada masa-masa tertentu
secara
pekerjaan
aktif
pada
sedang
dalam suatu tahunan. Contohnya adalah
tertentu, tetapi tidak dapat memperoleh
masa menunggu petani dalam musim
pekerjaan yang diinginkan. Searah dengan
panen, pada saat ini petani yang tidak
pendapat
memiliki
Murni
tingkat
b)
upah
diatas
suatu
mencari
tersembunyi.
(2006:
197)
pekerjaan
sampingan
akan
pengangguran adalah orang-orang yang
menjadi
usianya berada dalam usia angkatan kerja
menganggur (under unemployment) :
dan sedang mencari pekerjaan.
keadaan dimana pengangguran dimana
pengangguran.
c)
Setengah
seorang pekerja melakukan kerja jauh
lebih rendah dari jam kerja yang normal.
Jenis Pengangguran
Seorang
Menurut Sukirno ( 2008 : 330),
dapat
digolongkan
setengah
pengangguran
menganggur jika dalam bekerja tidak
berdasarkan jam kerja dapat digolongkan
lebih dari 20 jam dalam seminggu atau 3
menjadi
hari dalam seminggu. d) Pengangguran
macam-macam
empat,
yaitu
pengangguran
musiman,
terbuka (open unemployment) : tenaga
setengah pengangguran dan pengangguran
kerja yang benar-benar tidak mempunyai
terbuka. a) Pengangguran tersembunyi
pekerjaan.
adalah : pengangguran yang terjadi karena
termasuk
adannya keadaan dimana suatu jenis
banyak karena memang belum mendapat
kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga
pekerjaan meskipun sudah berusaha untuk
kerja yang jumlahnya melebihi dari yang
mencapai pekerjaan.
tersembunyi,
pengangguran
Pengangguran
pengangguran
yang
terbuka
sangat
diperlukan. Contohnya, dalam kegiatan
produksi yang dapat berjalan efektif dan
Inflasi
efisien dengan 6 pekerjaan saja, namun
Inflasi merupakan masalah utama di
dalam kenyataanya dikerjakan oleh 8
banyak
orang pekerja. Dari penjelasan ini terlihat
menyebabkan kenaikan tingkat harga.
5
Negara
berkembang.
Inflasi
Inflasi tinggi menyebabkan daya beli mata
mematikan
uang suatu Negara semakin turun.
hiperinflasi menyerang.
Menurut Sukirno (2001:15) adalah
mengambil
alih
ketika
Penelitian Terdahulu
Bick (2010) dalam Threshold Effects
suatu proses kenaikan harga-harga yang
perekonomian.
of Inflation on Economic Growth in
Sehingga dapat disimpulkan bahwa inflasi
Developing Countries, menyatakan bahwa
disini merupakan suatu proses kenaikan
terjadi hubungan yang signifikan antara
harga
inflasi dengan pertumbuhan ekonomi.
berlaku
dalam
suatu
dimana
kenaikan
tersebut
Alim (2007) dalam jurnal ekonomi
berpengaruh atau berlaku di dalam suatu
perekonomian.
nasional yang berjudul “Analisis Faktor
Jenis-jenis Inflasi
Penentu
Pengangguran
di
Indonesia
Menurut Samuelson dan Nordhaus
Periode 1980-2007”. Hasil penelitian ini
(2005:312) menjelaskan bahwa inflasi
menyimpulkan bahwa laju pertumbuhan
dilihat dari tingkat derajat atau kejadian
ekonomi,
parah antara lain: a) Inflasi moderat
berpengaruh signifikan terhadap tingkat
(Moderat
pengangguran
Inflation),
yaitu
ditandai
naiknya harga secara lambat dan dapat
Sedangkan
diramalkan.
signifikan.
Kita
dapat
menyebutnya
pengeluaran
terbuka
inflasi
pemerintah
di
tidak
Indonesia.
berpengaruh
Amir (2007) dalam penelitian yang
sebagai laju inflasi satu pertahun, karena
stabil
berjudul “Pengaruh Tingkat Inflasi dan
masyarakat percaya pada uang. b) Inflasi
Pertumbuhan Terhadap Pengangguran di
Ganas (Galloping Inflation), yaitu inflasi
Indonesia Pada Tahun 1980-2005”. Dari
dalam dua digit atau tiga digit seperti 20,
penelitian tersebut diketahui bahwa tidak
100, atau 200 persen pertahun. Inflasi
ada pengaruh yang nyata antara inflasi
ganas timbul, maka timbul juga gangguan
dengan pengangguran tetapi pertumbuhan
yang serius terhadap perekonomian. c)
ekonomi mempunyai pengaruh signifikan
Hiperinflasi,
terhadap pengangguran di Indonesia.
apabila
Nampak
barang-barang
yaitu
selamat
melambung
relatif
ketika
dari
ketegangan
ekonomi
inflasi
ketiga
yang
Metode Penelitian
Jenis
dan
penelitian
yang
digunakan
penulis adalah jenis penelitian eksploratif.
6
Penelitian eksploratif yaitu penelitian
hasil wawancara dengan pihak-pihak yang
yang bertujuan menghimpun informasi
bersangkutan. Dalam pengumpulan data
awal
upaya
ini, yang menjadi subyek wawancara
menetapkan masalah dan merumuskan
adalah Kepala Bidang Sosial BPS (Badan
hipotesis. Kemudian uji hipotesis yang
Pusat Statistik Kabupaten Trenggalek).
digunakan
Sedangkan
yang
akan
membantu
adalah
analisis
regresi
obyek
wawancara
adalah
berganda (multiple regression analysis).
perkembangan
Dalam penelitian ini, yang merupakan
yang meliputi pengangguran dan inflasi
variabel dependen adalah pertumbuhan
pada periode 2002-2011. Sedangkan Data
ekonomi, sedangkan variabel independen
sekunder
adalah
pengumpulan data yang tidak langsung
pengangguran
dan
inflasi
di
pertumbuhan
merupakan
ekonomi
metode
memberikan data pada pengumpul data,
Kabupaten Trenggalek.
misalnya lewat orang lain atau lewat
Populasi dalam penelitian ini adalah
dan
dokumen. Frekuensi data yang digunakan
kabupaten
dalam penelitian ini adalah data runtut
Trenggalek. Sedangkan Sampel dalam
waktu (time series). Pengambilan data
penelitian ini adalah data mengenai
sekunder
pengangguran, inflasi, dan pertumbuhan
penelitian ini bersumber dari luar yaitu
ekonomi
pada
badan yang bertugas mengumpulkan data
Pusat
yang relevan dalam berbagai masalah.
data
pengangguran,
pertumbuhan
tahun
ekonomi
Inflasi
kabupaten Trenggalek
2002-2011
dari
Badan
memperoleh
dalam
dokumen, yaitu dari BPS (Badan Pusat
Metode pengumpulan data adalah
cara
diperlukan
Data sekunder yang diperoleh berupa
Statistik (BPS).
suatu
yang
yang
data
digunakan
suatu
objek
Statistik). Data yang digunakan dalam
untuk
penelitian
yang
ini
adalah
data
jumlah
kemudian digunakan untuk menyusun
pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
hasil
ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
penelitian.
Jenis
data
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Variabel dalam penelitian ini terdiri
data primer dan data sekunder. Data
dari variabel dependen (terikat) dan
primer adalah data yang langsung dari
variabel independen (bebas). Variabel
sumber pertama di lapangan dan diperoleh
terikat
7
pada
penelitian
ini
adalah
pertumbuhan ekonomi dan variabel bebas
yang baik atau dikenal dengan
pada penelitian ini adalah pengangguran
(Best Linear Unbias Estimator). Asumsi-
dan inflasi di Kabupaten Trenggalek.
asumsi
Pada penelitian ini teknik analisis data
uji
normalitas,
heteroskedastisitas,
uji
uji
linearitas,
Hasil Penelitian
uji
Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik perlu dilakukan
uji regresi berganda dimana bertujuan
mengetahui
mencakup
no-autocorrelation.
multikolinearitas serta uji autokorelasi dan
untuk
tersebut
homoscedastic, no-multicollinierity, dan
yang digunakan adalah uji asumsi klasik
meliputi
dasar
BLUE
berpengaruh
karena
atau
dalam
model
regresi
perlu
tidaknya variabel bebas terhadap variabel
memperhatikan adanya penyimpangan-
terikat dan seberapa besar pengaruhnya
penyimpangan atas asumsi klasik, karena
dengan tingkat signifikansi sebesar 5
pada hakekatnya jika asumsi klasik tidak
persen
regresi
dipenuhi maka variabel-variabel yang
dalam
menjelaskan akan menjadi tidak efisien.
(α
berganda
=
5%).
yang
Formula
digunakan
1. Uji Normalitas
penelitian ini adalah sebagai berikut:
Uji Normalitas bertujuan untuk
Y = a + β1X1 + β2X2 + e1
menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual
Dimana:
Y
: Pertumbuhan Ekkonomi
memiliki distribusi normal atau tidak.
a
: konstanta
Seperti diketahui bahwa uji t dan F
β1,2
: Koefisien Regresi
mengasumsikan bahwa nilai residual
X1
: Pengangguran
mengikuti
X2
: Inflasi
Pengujian normalitas menggunakan
e1
: variabel error
teknik analisis Jarque-Bera dan untuk
Model
beberapa
regresi
asumsi
linear
dasar
perhitungannya
memiliki
yang
program
harus
dipenuhi untuk menghasilkan estimasi
8
distribusi
normal.
menggunakan
Eviews
7.
Tabel 1.1
Uji Normalitas
3
Series: Residuals
Sample 2002 2011
Observations 10
Mean
Median
Maximum
Minimum
Std. Dev.
Skewness
Kurtosis
2
1
Jarque-Bera
Probability
0
-0.75
-0.50
-0.25
0.00
0.25
0.50
0.75
1.11e-16
0.000875
0.817459
-0.710311
0.498551
0.149332
1.948071
0.498231
0.779490
1.00
Hasil uji normalitas dengan J-B
variabel independen tidak signifikan
test didapatkan nilai Probablilitasnya
secara statistik tidak mempengaruhi
sebesar 0,779490. Dengan demikian,
variabel dependen, maka ada indikasi
karena nilai probabilitasnya sebesar
tidak terjadi heteroskedastisitas.
0,779490>α (5%), maka disimpulkan
Berikut
data berdistrubusi secara normal.
bertujuan
apakah
hasil
terhadap
uji
model
regresi pada penelitian ini.
heteroskedastisitas
menguji
adalah
heteroskedastisitas
2. Uji Heteroskedastisitas
Pengujian
ini
Tabel 1.2, menunjukkan hasil
dalam
perhitungan
uji
heteroskedastisitas
white
model regresi terjadi ketidaksamaan
dengan
varience
satu
menghasilkan kesimpulan tidak ada
pengamatan ke pengamatan yang lain.
masalah heteroskedastisitas atau dapat
Model regresi yang baik adalah tidak
dikatakan
terjadi heteroskedastisitas dan untuk
homoskedastisitas. Hal ini dibuktikan
mengetahui adanya heteroskedastisitas
dengan nilai probabilitas observasi R2
dengan menggunakan uji White. Jika
sebesar 0.2105 lebih besar dari 0.05
dari
residual
9
menggunakan
data
uji
bersifat
Tabel 1.2
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedasticity Test: White
F-statistic
Obs*R-squared
Scaled explained SS
1.995806
7.138571
1.658129
Prob. F(5,4)
Prob. Chi-Square(5)
Prob. Chi-Square(5)
0.2614
0.2105
0.8941
multikolinearitas. Dalam penelitian ini
3. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas dilakukan
cara yang digunakan adalah matrik
untuk mengetahui apakah ada korelasi
korelasi (correlation matrix) agar
antar variabel bebas (independen).
diketahui korelasi antar variabel bebas
Untuk pengujian ini dapat dilihat pada
dalam
nilai R-square pada setiap variabel
mengetahui
independent nya. Apabila nilai R-
multikolinearitas
square pada variabel independent
dengan cara menghitung koefisien
lebih kecil dari R-square pada hasil
korelasi antar variabel bebas
analisis
regresi
maka
variabel
independen
data
tidak
satu
persamaan.
ada
Untuk
tidaknya
dapat
gejala
dilakukan
pada
terjadi
Tabel 1.3
Uji Multikolinearitas
PG
1.000000
0.187962
PG
IN
Dari
hasil
disimpulkan
pengangguran
tersebut
bahwa
dapat
IN
0.187962
1.000000
4. Uji Linearitas
variabel
Uji
linearitas
berguna
untuk
dan inflasi sebesar
mengetahui kebenaran bentuk empiris
0.187962. Karena nilai korelasi antar
yang digunakan dan menguji variabel
variabel kurang dari 1 atau -1, maka
yang relevan untuk dimasukkan dalam
dapat
model empiris. Uji linearitas dalam
dikatakan
“lolos
uji
multikolinearitas”.
penelitian ini digunakan uji Ramsey
10
(Ramsey
RESET
test),
Berdasarkan
dimana
Tabel
1.4
dapat
kriterianya bila probabilitas F hitung >
dilihat bahwa hasil uji Ramsey reset
α (5%), maka spesifikasi model sudah
menunjukkan
benar. Berikut hasil perhitungan uji
sebesar 0.7255 > α yang berarti data
linearitas menggunakan Eviews 7
lolos uji linearitas.
nilai
signifikansi
dapat dilihat pada tabel 1.4.
Tabel 1.4
Uji Linearitas
Ramsey RESET Test
Equation: UNTITLED
Specification: PE C PG IN
Omitted Variables: Squares of fitted values
t-statistic
F-statistic
Likelihood ratio
Value
0.368057
0.135466
0.223265
Df
6
(1, 6)
1
Probability
0.7255
0.7255
0.6366
5. Uji Autokorelasi
Autokorelasi adalah korelasi atau
Berikut hasil pengujian autokorelasi
hubungan yang terjadi antara anggota-
dapat dilihat pada Tabel 1.5.
anggota dari serangkaian pengamatan
Pada tabel 4.8 didapatkan nilai
yang tersusun dalam rangkaian waktu
Durbin-watson Test sebesar 2.095765.
(data time series) maupun tersusun
Karena nilai statistik hitung d ada
dalam rangkaian ruang atau disebut
diantara dU dan 4-dU yang bernilai
data cross sectional. Salah satu
1.54
pengujian yang umum digunakan
disimpulkan tidak adanya masalah
untuk mengetahui adanya autokorelasi
autokorelasi.
adalah uji statistik Uji durbin-Watson.
11
dan
2.46
sehingga
dapat
Tabel 1.5
Uji Autokorelasi
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.773679
0.709016
0.565304
2.236977
-6.702088
11.96476
0.005515
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
4.789000
1.047966
1.940418
2.031193
1.840837
2.095765
analisis regresi linear berganda. Di bawah
ini akan dibahas hasil analisi regresi
berganda menggunakan uji t dan analisis
regresi berganda menggunakan uji F yang
dilakukan dengan bantuan program
Eviews 7. Hasil pengujian hipotesis
menggunakan teknik analisis regresi
dijelaskan
pada
tabel
1.6.
Uji Hipotesis
Untuk menjawab permasalahan dan
pengujian hipotesis yang ada pada
penelitian ini perlu dilakukan analisis
statistik terhadap data yang telah
diperoleh.
Analisis
statistik
yang
digunakan dalam penelitian ini adalah
Tabel 1.6
Hasil Analisis Regresi Berganda
Variable
Coefficient
Std. Error
t-Statistic
Prob.
C
PG
IN
6.191977
-0.000146
0.194405
0.742746
3.19E-05
0.076942
8.336603
-4.588996
2.526653
0.0001
0.0025
0.0394
R-squared
Adjusted R-squared
S.E. of regression
Sum squared resid
Log likelihood
F-statistic
Prob(F-statistic)
0.773679
0.709016
0.565304
2.236977
-6.702088
11.96476
0.005515
Mean dependent var
S.D. dependent var
Akaike info criterion
Schwarz criterion
Hannan-Quinn criter.
Durbin-Watson stat
12
4.789000
1.047966
1.940418
2.031193
1.840837
2.095765
Berdasarkan hasil analisis regresi diatas
probabilitas
(signifikansi)
pengujian hipotesis yang meliputi uji t,
0,0025. Dengan demikian Ha
uji F dan koefisien determinasi disajikan
diterima.
di bawah ini:
probabilitas kurang dari α 0,05
1. Uji t (Secara parsial)
(0,0025 ˂ 0,05). Berarti dapat
Karena
disimpulkan
Uji T digunakan untuk menguji
bahwa
hubungan variabel-variabel bebas
pengangguran
terhadap
signifikan
variabel terikat
secara
variabel
terhadap
pertumbuhan
pada
Kabupaten Trenggalek.
kepercayaan
nilai
berpengaruh
parsial. Dengan kriteria pengujian
tingkat
=
ekonomi
di
b. Inflasi
(confidence interval) 95% (α = 5%),
sebagai berikut: 1) Hо diterima, jika
Hipotesis pengaruh variabel inflasi
nilai probabilitas (signifikansi) >
terhadap pertumbuhan ekonomi di
0,05. 2) Ha diterima, jika nilai
Kabupaten
probabilitas (signifikansi) ˂ 0,05.
digunakan adalah: 1)Hо : b2 =
a. Pengangguran
berarti inflasi tidak berpengaruh
Hipotesis
signifikan
pengaruh
Trenggalek
terhadap
yang
pertumbuhan
variabel pengangguran terhadap
ekonomi di Kabupaten Trenggalek.
pertumbuhan
2) Ha : b2 ≠ 0 berarti inflasi
ekonomi
di
yang
berpengaruh
digunakan adalah: 1) Hо : b1 =
pertumbuhan
0 berarti pengangguran tidak
Kabupaten
Trenggalek.
berpengaruh signifikan terhdap
perhitungan
melalui
pertumbuhan
di
Eviews 7 untuk variabel tingkat
Kabupaten Trenggalek. 2) Ha :
inflasi diperoleh nilai probabilitas
b1 ≠ 0 berarti pengangguran
sebesar 0,0394. Dengan demikian
berpengaruh signifikan terhadap
Ha
pertumbuhan
di
probabilitas kurang dari α 0,05
Kabupaten Trenggalek. Hasil
(0,0394 ˂ 0,05). Berarti dapat
perhitungan melalui program
disimpulkan
bahwa
inflasi
Eviews
berpengaruh
signifikan
terhadap
Kabupaten
7
Trenggalek
ekonomi
ekonomi
untuk
variabel
pengangguran diperoleh nilai
13
signifikan
terhadap
ekonomi
diterima,
karena
di
Hasil
program
nilai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
menjelaskan
Trenggalek.
dependen amat terbatas. Nilai yang
variabel
mendekati satu berarti variabel-
2. Uji F
Dari hasil pengujian data maka
variabel independen memberikan
diperoleh hasil hasil Uji F, hasil
semua informasi yang dibutuhkan
pengujian data di atas diperoleh data
untuk
dengan nilai Prob (F-statistic) ˂ α
dependen.
yaitu sebesar 0,005515, dengan
penelitian ini diperoleh nilai sebesar
demikian Ha diterima, karena nilai
0.773679.
probabilitas kurang dari α 0,05
variabel
dependen
memprediksi
Hasil
uji
variabel
R2
pada
Hasil Estimasi Regresi Berganda
(0,005515 ˂ 0,05) maka dari kedua
yaitu
PE=6.19197667154-0.000146367013214*PG
+0.194404646804*IN
pengangguran dan inflasi secara
Dari persamaan tersebut, hasil hasil
bersama-sama berpengaruh terhadap
yang dapat dijelaskan adalah sebagai
pertumbuhan ekonomi di Kabupaten
berikut:
Trenggalek. “Maka peneliti berhasil
membuktikan bahwa pengangguran
3.
variasi
1) Nilai
Konstanta
sebesar
dan inflasi berpengaruh signifikan
6.19197667154
terhadap pertumbuhan ekonomi di
pengangguran dan inflasi bernilai
Kabupaten Trenggalek pada tahun
nol (0) maka tingkat pertumbuhan
2002-2011.
ekonomi sebesar 6.19197667154.
Koefisien Determinasi
artinya
jika
2) B1 = - 0.000146367013214 artinya
Koefisien Determinasi adalah
jika
variabel
pengangguran
bagian dari variasi total dalam
bertambah
variabel dependen yang dijelaskan
variabel inflasi tetap maka tingkat
oleh
pertumbuhan ekonomi (Y) akan
variasi
dalam
variabel
independen. Disebut juga dengan R-
mengalami
squared dan dinotasikan dengan R2.
1
persen
penurunan
sedangkan
sebesar
0.000146367013214 persen. Tanda
Nilai koefisien determinasi adalah
negatif (-) menunjukkan adanya
2
antara nol dan satu. Nilai R yang
hubungan yang berbanding terbalik
kecil berarti kemampuan variabel –
atau
variabel
pengangguran dengan pertumbuhan
independen
dalam
14
berlawanan
antara
ekonomi, yaitu jika pengangguran
pertumbuhan
ekonomi
(Y)
akan
tinggi maka tingkat pertumbuhan
mengalami penurunan sebesar 0,0001.
ekonomi akan rendah.
Tanda negatif (-) menunjukkan adannya
hubungan
yang berbanding terbalik
jika inflasi bertambah 1 persen
antara
pengangguran
sedangkan pengangguran tetap maka
pertumbuhan
tingkat pertumbuhan ekonomi (Y)
pengangguran tinggi maka pertumbuhan
akan mengalami kenaikan sebesar
ekonomi akan turun.
3) B2 = +0.194404646804
0.194404646804
artinya
persen.
ekonomi,
Penelitian
Tanda
dengan
yaitu
tersebut
jika
didukung
positif (+) menunjukkan adanya
dengan teori yang disampaikan Murni
hubungan yang searah antara inflasi
(2006:202)
dengan pertumbuhan ekonomi, yaitu
pengangguran
jika
pertumbuhan ekonomi menurun karena
inflasi
tinggi
maka
pertumbuhan ekonomi akan tinggi.
yaitu
meningkatnya
dapat
membuat
daya beli masyarakat turun, sehingga
mengakibatkan kelesuan bagi pengusaha
untuk
Pembahasan
Pengaruh
Pengangguran
pendapat
terhadap
pertumbuhan
Trenggalek
hanya
ekonomi.
Agar
berorientasi
terhadap
pertumbuhan ekonomi saja, tetapi juga
ekonomi di Kabupaten Trenggalek. Hal
pengurangan pengangguran dengan cara
ini dibuktikan dengan uji t yang
menciptakan lapangan pekerjaan baru.
menunjukkan nilai signifikansi sebesar
Hasil penelitian ini sesuai dengan
0,0025 ˂ α (0,05).
estimasi
terdapat
maka dibutuhkan kebijakan yang tidak
berpengaruh
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
Hasil
bahwa
pertumbuhan ekonomi tetap terjaga
Dari hasil penelitian menunjukkan
pengangguran
tersebut
Berdasarkan
pengaruh antara pengangguran dengan
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
bahwa
berinvestasi.
penelitian
menunjukkan
yang
dilakukan
oleh
Wardhana (2006) dalam jurnal Ekonomi
bahwa koefisien regresi pengangguran
dan
sebesar -0,000146367013214, hal ini
Bisnis
Indonesia
berjudul
“Pengangguran Struktural di Indonesia”
menunjukkan jika tingkat pengangguran
: keterangan dari Analisis SVAR dalam
meningkat sebesar 1 persen, sedangakan
Kerangka
variabel inflasi tetap maka tingkat
15
Hysteresis”,
menunjukkan
Sehingga
bahwa tingkat pengangguran kurang
didukung
dipengaruhi oleh PDB.
Pengaruh
Inflasi
penelitian
dengan
disampaikan oleh
terhadap
tersebut
teori
yang
Sukirno (2000:11)
Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten
dimana kebijakan ekonomi terutama
Trenggalek
kebijakan
moneter
suatu
Negara,
berusaha agar inflasi tetap berada pada
Dari hasil penelitian menunjukkan
berpengaruh
taraf inflasi merayap. Inflasi dapat
signifikan terhadap tingkat pertumbuhan
menimbulkan efek yang baik dalam
ekonomi
perekonomian. Keuntungan perusahaan
bahwa
tingkat
inflasi
di Kabupaten Trenggalek.
Pengujian dilakukan
dengan
meningkat
uji t.
dan
akan menggalakkan
Dilihat dari persamaan regresi model
investasi. Sehingga kesempatan kerja
regresi diperoleh nilai t untuk variabel
dan
X2 (Inflasi) nilai probabilitas adalah
mendorong
sebesar
ekonomi.
0,0394
dengan
tingkat
bahwa
berpengaruh
Threshold
Effect
signifikan
terhadap
Economic
Growth
dan
pertumbuhan
Bick
inflasi
variabel
meningkat
kepada
Menurut
signifikansi 5% (0,05), sehingga dapat
disimpulkan
pendapatan
(2010)
of
dalam
Inflation
in
on
Developing
Countries, menyatakan bahwa terjadi
pertumbuhan ekonomi.
menunjukkan
hubungan yang signifikan antara inflasi
bahwa koefisien regresi inflasi sebesar
dengan pertumbuhan ekonomi. Jadi
+0,194404646804, hal ini menunjukkan
hasil penelitian yang dilakukan oleh
jika tingkat inflasi meningkat sebesar
Bick (2010) menunjukkan hasil yang
1%, sedangakan variabel pengangguran
sama
tetap
pertumbuhan
menunjukkan bahwa inflasi memiliki
ekonomi (Y) akan mengalami kenaikan
pengaruh positif terhadap pertumbuhan
sebesar
ekonomi.
Hasil
maka
estimasi
tingkat
0,19.
Tanda
positif
(+)
dengan
Inflasi
menunjukkan adannya hubungan yang
penelitian
dapat
ini
yang
menyebabkan
dengan
kenaikan produksi. Alasanya dalam
pertumbuhan ekonomi, yaitu jika inflasi
keadaan inflasi biasanya kenaikan harga
tinggi maka pertumbuhan ekonomi akan
barang
tinggi.
sehingga keuntungan perusahaan naik.
searah
antara
inflasi
mendahului
kenaikan
upah,
Namun apabila laju inflasi itu cukup
16
tinggi (hyperinflasi)dapat mempunyai
demikian dapat disimpulkan bahwa
akibat
penurunan
pengaruh tingkat pengangguran dan
output. Dalam keadaan inflasi yang
inflasi terhadap pertumbuhan ekonomi
tinggi nilai uang riil turun dengan
di
drastis, masyarakat cenderung tidak
signifikan.
sebaliknya,
yaitu
Kabupaten
Trenggalek
adalah
transaksi
Dari variabel bebas (pengangguran
mengarah ke barter, yang biasanya
dan inflasi) terhadap variabel terikat
diikuti dengan turunya produksi barang.
(pertumbuhan
Inflasi bisa dibarengi dengan kenaikan
pengaruh sebesar 77 persen. Sedangkan
output, tetapi bisa juga dibarengi dengan
sisanya sebesar 23 persen dipengaruhi
penurunan
dalam
oleh variabel lain dimana keduanya
keadaan yang pernah terjadi biasanya
mempunyai pengaruh yang signifikan.
mempunyai
uang
kas,
output.
Tetapi
ekonomi)
Hubungan
nilai inflasi lebih besar akan menaikkan
mempunyai
pengangguran
dan
output, dan itu akan membuat pengusaha
pertumbuhan ekonomi yang bersifat
atau perusahaan untuk berinvestasi atau
negatif dimana jika pengangguran naik
menanamkan modal mereka. Hal ini
maka pertumbuhan ekonomi akan turun.
dilakukan
Menurut
dengan
harapan
investor
sukirno
(2000:471)
tersebut mendapatkan keuntungan yang
pertumbuhan
lebih karena adanya kenaikan harga
pertumbuhan yang sangat pesat, tidak
tersebut.
akan berlangsung secara terus menerus.
Tetapi
Pengaruh Pengangguran dan Inflasi
ekonomi,
pertumbuhan
terutama
ekonomi
bisa
menjadi semakin lambat dan kegiatan
terhadap Pertumbuhan Ekonomi di
ekonomi mengalami kemunduran yang
Kabupaten Trenggalek
dapat dilihat dari berlakunya tingkat
Dari hasil pengolahan data dengan
pertumbuhan yang negatif. Sehingga
Eviews 7 diperoleh hasil uji F terlihat
pengangguran akan semakin meningkat,
bahwa
yang
nilai
signifikansinya
adalah
diakibatkan
oleh
tindakan
sebesar 0,005515 ˂ α (0,05). Maka dapat
perusahaan-perusahaan
dikatakan variabel pengangguran dan
operasinya dan mengurangi penggunaan
inflasi
tenaga kerja.
secara
bersama-sama
Tersedianya kesempatan kerja yang
mempengaruhi pertumbuhan ekonomi di
Kabupaten
Trenggalek.
mengurangi
sesuai dengan jumlah tenaga kerja yang
Dengan
17
tersedia merupakan tanggung jawab
tersebut tidak terlalu besar. Inflasi
penting suatu perekonomian. Dalam
seperti ini menimbulkan efek yang baik
suatu
dalam
perekonomian
yang
bersifat
perekonomian.
Keuntungan
laizzer-faire atau sistem pasaran bebas.
perusahaan meningkat dan akan lebih
Di samping itu kebijakan pemerintah
banyak
sangat
Sehingga
penting
artinya
dalam
menggalakkan
investasi.
kesempatan
kerja
dan
mempengaruhi kegiatan ekonomi dan
pendapatan meningkat dan mendorong
penciptaan
pertumbuhan
kesempatan
Pemerintah
yang
stabil
kerja.
dan
ekonomi,
Sukirno
(2000:11).
yang
perkembangan
Sehingga pengangguran dan inflasi
sektor swasta, mempunyai peranan yang
merupakan dua faktor penting yang
sangat penting dalam mengembangkan
mendorong
kegiatan
memperluas
Pengangguran, inflasi dan pertumbuhan
kesempatan kerja. Namun demikian
ekonomi memiliki kaitan yang sangat
usaha-usaha mengembangkan kegiatan
erat. Jika salah satu ketiganya tidak
ekonomi dan meluaskan kesempatan
sesuai dengan yang diharapkan maka
kerja
dapat
akan menghambat satu sama lain. Oleh
mewujudkan hasil yang diharapkan,
karena itu, pengangguran, inflasi dan
yaitu menciptakan kesempatan kerja
pertumbuhan
penuh tanpa inflasi.
mendukung satu sama lain.
berusaha
membantu
ekonomi
tidak
dan
selalu
akan
Hubungan inflasi dan pertumbuhan
Kebijakan
ekonomi yang bersifat positif dimana
pertumbuhan
ekonomi
ekonomi.
harus
untuk
saling
mengurangi
Pengangguran dan Inflasi
jika inflasi naik maka pertumbuhan
ekonomi juga akan naik. Di kebanyakan
Beberapa kebijakan yang diciptakan
Negara, inflasi bersifat inflasi merayap
untuk mengurangi pengangguran yaitu
atau
seperti
inflasi
sederhana.
Kebijakan
berikut:
1)Pemerintah
ekonomi, terutama kebijakan moneter
memberikan
sesuatu Negara biasanya akan berusaha
pengetahuan
agar inflasi tetap berada pada taraf
kewirausahaan kepada Usaha Kecil dan
inflasi merayap. Inflasi seperti ini akan
Menengah
mengurangi pendapatan riil pekerja-
melakukan pembenahan, pembangunan
pekerja bergaji tetap, tetapi kemerosotan
dan pengembangan kawasan-kawasan,
18
bantuan
dan
wawasan,
kemampuan
(UKM),
2)
jiwa
Segera
2.
khususnya daerah yang tertinggal dan
Inflasi berpengaruh positif terhadap
terpencil,3) Dengan memperlambat laju
pertumbuhan
pertumbuhan
ketika inflasi
penduduk
4)
Segera
bersama-sama berpengaruh terhadap
pertumbuhan ekonomi. Sehingga
Beberapa kebijakan yang diciptakan
dapat
untuk mengurangi inflasi di Kabupaten
yaitu
sebagai
agar
1)Mendorong
menaikkan
2)Menekankan
pertumbuhan ekonomi.
Saran
upah,
Berdasarkan
3)Pemerintah melakukan pengawasan
4)Pemerintah
Secara
masing
kenaikan harga.
mempunyai
juga
mempunyai
pengaruh
signifikan. Melihat kondisi di atas, ada
beberapa saran yang diberikan yaitu:
Simpulan dan Saran
1.
Simpulan
Berdasarkan
analisis
penelitian
variabel
berjalan dan berkembang dengan
ini
baik. Dimana segi finansial juga
harus
terhadap
dengan
pertumbuhan
ekonomi.Artinya
ketika
tinggi
memperhatikan
Kabupaten Trenggalek ini dapat
menunjukkan bahwa Pengangguran
negatif
lebih
kembali sebagaimana UMKM di
sebagai berikut:
dari
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
seharusnya
dan
pembahasan dapat diambil kesimpulan
pengangguran
bersama-sama
pengaruh signifikan, dan secara masing-
ini diharapkan agar tidak terjadinya
berpengaruh
pembahasan
pengangguran (X1) dan inflasi (X2)
melakukan
distribusi secara langsung. Dimana hal
1. Hasil
hasil
dan analisis data, menunjukkan bahwa
harga dan sekaligus menetapkan harga
maksimal.
bahwa
salah satu penyebab dari kenaikan
produksinya.
tingkat
dikatakan
pengangguran dan inflasi adalah
berikut:
pengusaha
hasil
meningkat maka
3. Pengangguran dan inflasi secara
mengembangkan
potensi kelautan dan pertanian.
Trenggalek
Artinya
pertumbuhan ekonomi tetap tinggi.
(meminimalisirkan menikah pada usia
dini),
ekonomi.
maka
lebih
cara
diperhatikan
yaitu
pemberian
atau
peminjaman
modal
kepada
masyarakat.
Dengan
pinjaman
modal dari pemerintah masyarakat
pertumbuhan ekonomi juga akan
rendah.
19
akan
lebih
mudah
dalam
Jakarta:Erlangga.
menjalankan UMKM tersebut.
2.
Boediono, 2012. Teori Pertumbuhan
Ekonomi
Edisi
Pertama.
Yogyakarta: BPFE Yogyakarta
Diharapkan pemerintah Kabupaten
Trenggalek dapat mengendalikan
Boediono, 2008. Ekonomi Moneter Edisi
Kelima. Yogyakarta: BPFE
Yogyakarta.
tingkat inflasi.
3.
Pemerintah Kabupaten Trenggalek
juga harus melakukan maksimalisasi
dan
pengembangan
Arsyad,
sektor-sektor
komoditi yang sudah ada terutama
sektor yang menjadi penyokong
utama
dalam
perekonomian
Samuelson. 2001. Ekonomi Makro.
Jakarta: Media Global.
di
Kabupaten Trenggalek seperti sektor
Fair
pertanian..
Case. 2007. Prinsip-prinsip
Ekonomi Edisi 8. Erlangga.
Sukirno, Sadono. 2000. Makro Ekonomi
Modern.
Jakarta.
PT
RajaGrafindo Persada.
DAFTAR RUJUKAN
Murni Asfia. 2006. Ekonomika Makro.
Bandung, Refika Aditama
Sukirno,
Lincolin. 2010. Ekonomi
Pembangunan
Edisi
5.
Yogyakarta: UPP STIM YKPN.
Wardhana, Darendra dan Dhanie
Nugroho. 2006. Pengangguran
Struktural
di
Indonesia:
keterangan dari Analisis SVAR
dalam rangka Hysteresis. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis Indonesia.
Amri Amir. 2007. “Pengaruh inflasi
dan pertumbuhan ekonomi
terhadap pengangguran di
Indonesia”. Jurnal Inflasi dan
Pengangguran Vol. 1 no. 1,
2007, Jambi.
Sadono. 2008. Ekonomi
Pembangunan. Yogyakarta:
BPFE Yogyakarta
Suparmoko,
2007.
Ekonomi
Pembangunan. Yogyakarta:
Andi Offset
Suryana, 2000. Ekonomi Pembangunan
Problematika
dan
Pendekatan.
Jakarta: Salemba Empat.
Bick,
Tambunan,
TH
Tulus,
2001.
Perekonomian
Indonesia
Beberapa Masalah Penting.
Jakarta:Ghalia Indonesia
Todaro, Michael P. 2006. Pembangunan
Ekonomi di Dunia Ketiga.
20
Alexander. 2010. Threshold
Effects
of
Inflation
on
Economic
Growth
in
Developing Countries.