ABORSI DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
ABORSI DALAM TINJAUAN HUKUM ISLAM
Nilda Susilawati, M. Ag
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu
Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu 38613
e-mail: nildaqila@gmail.com
Abstract : Abortion in Islamic Perspective. Abortion is an act of ending the pregnancy or an act of
conception before the embrio survive outside the mother’s womb. The islamic scholars are of different
opinion regarding the verdict of abortion for the fetus before the soul is blowed. The reason why some
of Islamic scholars are allowing the abortion is that there is no killing on it, because it has no soul yet.
But the other of islamic scholars are prohibited the abortion because it is similiar to killing the baby,
except in the urgent condition. Most of Islamic scholars agreed that if the baby soul has been revealed,
then it is prohibited to do an abortion, because the baby is a live, and it is similar to an act of killing a
living human. And the sentence is to pay kafarat and diat and ghirrah that is to free the faithful
servant. And if he is unable to do that he must fast for two months continously, as mentioned in surat
an-nisa’ verse 92
Keywords: abortion, Islamic law
Abstrak: Aborsi dalam Tinjauan Hukum Islam. Aborsi merupakan tindakan mengakhirkan
kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ulama berbeda pendapat
tentang hukum melakukan aborsi sebelum usia bayi ditiupkan ruhnya. Sebagian ulama membolehkan
dengan alasan tidak ada nyata yang dibunuh, sedangkan sebagian yang lain mengharamkannya karena
dianggap membunuh bayi, kecuali dalam kondisi darurat dan hajat. Dalam hal usia bayi telah
ditiupkan ruhnya, sepakat para ulama tentang pengharamannya, karena melakukan aborsi saat bayi
telah ditiupkan ruhnya atau bernyawa, sama halnya dengan menghilangkan nyawa atau membunuh.
Hukuman bagi pelaku membayar kafarat disamping diat dan ghirrah yaitu memerdekan seorang budak
beriman, jika tidak dapat maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut sebagaimana yang diatur
dalam surat an-nisa’ ayat 92.
Kata Kunci: aborsi, hukum Islam
Pertumbuhan anak yang dimulai
Pendahuluan
Anak merupakan anugrah yang
dari proses perkembangan janin dalam
diberikan sang pencipta kepada hambanya.
rahim dalam beberapa fase kemudian
Memeliharanya
berkembang
kewajiban,
makhluk
merupakan
karena
hidup
perlindungan
anak
yang
dan
suatu
hingga
lahirnya
bayi
merupakan
membutuhkan waktu yang cukup lama,
membutuhkan
hingga dibutuhkan perhatian dan usaha
kasih
sayang.
agar pertumbuhan janin bisa berkembang
Perkembangan kehidupan seorang anak
dengan sempurna sebagaimana terdapat
sangat ditentukan oleh tindakan orang tua
dalam firman Allah surat al-Hajj ayat 5:
untuk menjadikannya berkembang dengan
baik.
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan
Sesungguhnya
Kami
telah
menjadikan kamu dari
tanah,
kemudian
mani,
dari
setetes
kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang
yang sudah ditentukan, kemudian
Kami kehendaki sampai waktu
Kami keluarkan kamu sebagai
bayi,
kebangkitan
kemudian dari segumpal darah,
tentang
(dari kubur), Maka (ketahuilah)
kemudian
berangsur-
angsur)
(dengan
kamu
sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang
diwafatkan
114
dan
(adapula)
di
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
antara kamu yang dipanjangkan
kontroversi pendapat ulama tentang aborsi
umurnya sampai pikun, supaya
terutama dalam hal aborsi yang dilakukan
Dia
sebelum janin ditiupkan roh maupun
tidak
mengetahui
lagi
sesuatupun yang dahulunya telah
setelah ditiupkan roh.
diketahuinya. dan kamu Lihat
bumi ini kering, kemudian apabila
telah
Kami
turunkan
air
di
Pembahasan
1. Aborsi
Mentruasi
atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah
dan
berbagai
merupakan istilah bahasa Inggris
menumbuhkan
macam
regulation
yang
tumbuh-
telah
diterjemahkan
oleh
Dokter Arab menjadi istilah wasail
tumbuhan yang indah.
al-ijhadh
(cara
penggungguran
Kehadiran anak dalam keluarga
kandungan yang masih muda),
untuk sebagian orang merupakan hal yang
sedangkan abortus diterjemahkan
sangat didambakan, dengan melakukan
menjadi istilah isqath al-hamli
berbagai usaha untuk memperoleh anak.
(pengguguran
Namun sebagian wanita lain ada juga yang
sudah tua atau sudah bernyawa).
tidak medambakan anak, hal ini bisa
Keduanya
disebabkan oleh banyak faktor seperti
merupakan praktek pengguguran
faktor ekonomi, kesehatan, karir maupun
kandungan.1
kandungan
menurut
yang
Mahjuddin
korban
perkosaan.
Menurut Sardikin Ginaputra
ini
mendorong
dan Maryono sebagaimana yang
seseorang untuk melakukan aborsi, yang
dikutip Kutbuddin Aibak, aborsi
sangat beresiko terhadap janinnya maupun
ialah mengakhirkan kehamilan atau
dirinya sendiri.
hasil konsepsi sebelum janin dapat
kehamilan
akibat
Seringkali
kondisi
dijadikan
hidup di luar kandungan. Menurut
alternatif untuk keluar dari masalah yang
Maryono Reksodiputra, aborsi ialah
dihadapi, sehingga sering kali orang
pengeluaran
mengabaikan resiko yang akan dihadapi
rahim sebelum waktunya (sebelum
hingga bisa berujung kepada kematian.
dapat lahir secara ilmiah)2
Melakukan
aborsi
hasil konsepsi dari
Tindakan ini berimplikasi hukum terhadap
pelakunya maupun orang yang yang
membantu dalam
melakukan aborsi.
Dalam Islam tindakan aborsi menjadi
perhatian,
hingga
muncul
berbagai
1
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah Berbagai
Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini,
(Jakarta: Kalam Muia, 2005), h.76
2
Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji Masagung,
1994), h. 78
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
menurut
Abdul
Ninth New Colegiate sebagaimana
aborsi
adalah
yang dikutip Maria menyebutkan
kandungan dan perampasan hak
bahwa aborsi adalah keluarnya
hidup janin atau perbuatan yang
janin secara spontan atau paksa
dapat memisahkan janin dari rahim
yang
ibu.
Dalam
biasa
minggu
kamus
dilakukan
ke-12
kehamilan.
Webster
dalam
Audah,
pengguguran
Sementara
menurut
al-
dari
Ghazaku, aborsi adalah pelenyapan
lengkap
nyawa yang ada di dalam janin atau
pertama
Defini
Qadir
mengenai hal tersebut tercakup
merusak
dalam Grolier Family Ensiclopedia
dikonsepsi (al-maujud al-hashil).
yang
menyebutkan
pengertian
Jika tes urin ternyata hasil positif,
aborsi
adalah
penghentian
itulah awal dari kehidupan. Dan,
kehamilan
dengan
jika
cara
sesuatu
dirusak
yang
maka
sudah
hal
itu
menghilangkan atau merusak janin
merupakan
sebelum masa kelahiran, yang bisa
(jinayah)
dilakukan dengan cara spontan atau
mengatakan: “pengguguran setelah
dikeluarkan
terjadinya pembuahan merupakan
janin
dengan
cara
paksa.3
perbuatan
pelanggaran
pidana
sebagaimana
beliau
jinayah,
dikarenakan
fase kehidupan tersebut bertingkat.
Pengertian aborsi menurut
berbeda
Fase pertama adalah terpancarnya
dengan ahli fikih, karena tidak
sperma ke dalam sperma ke dalam
menetapkan usia maksimal, baik
vagina yang kemudian bertemu
pengguguran kandungan dilakukan
dengan ovum perempuan. Setelah
dalam usia kehamilan nol minggu,
terjadi konsepsi, berarti sudah
20 minggu maupun lebih dari itu
mulai
dianggap sama sebagai aborsi.
tersebut terus berkembang), dan
Pengerian aborsi menurut para ahli
jika
fikih seperti yang dijelaskan oleh
jinayah.4
kedokteran
tersebut
ada
dirusak
kehidupan
maka
(sel-sel
tergolong
Ibrahim Al-Nakhai: Aborsi adalah
pengguguran janin dari rahim ibu
hamil
baik
sudah
2. Macam-macam Aborsi
Ada
berbentuk
dua
macam
abortus
(pengguguran) yaitu:
sempurna atau belum. Begitu juga
3
4
MariaUlfa Anshor, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta;
Kompas Media Nusantara, h. 36
MariaUlfa Anshor, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta;
Kompas Media Nusantara, h. 36
116
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
1. Abortus
spontan
Sedangkan
(spontaneus
menstrual
abortus), ialah abortus yang
regulation secara harfiah artinya
tidak
pengaturan
di
spontan
sengaja.
bias
penyakit
Abortus
karena
bulan/haid, tetapi dalam prakteknya
kecelakaan
dilakukan terhadap wanita yang
terjadi
sifilis,
merasa terlambat waktu menstruasi
dsbnya.
2. Abortus
menstruasi/datang
yang
di
dan
sengaja
berdasarkan
pemeriksaan
(abortus provocatus/induced pro
laboratorium ternyata positif hamil
abortion). Abortus ini ada dua
dan mulai mengandung, kemudian
macam yaitu:
ia minta agar dibereskan janinnya.
artificialis
Maka jelaslah bahwa menstrual
therapicus, yakni abortus
regulation itu pada hakikatnya
yang dilakukan oleh dokter
adalah
atas dasar indikasi medis.
criminalis sekalipun dilakukan oleh
Misalnya
dokter. Karena itu, abortus dan
a. Abortus
jika
kehamilan
diteruskan
menstrual
bisa
membahayakan
jiwa
adalah
mendorong
berat dan penyakit ginjal
melakukan
yang berat.
kandungan
pembunuhan
seorang
dokter
pengguguran
pada
seorang
ibu.
Faktor-faktor itu antara lain:
povocatus
yakni
pada
Adapun beberapa faktor yang
berat, seperti TBC yang
criminalis,
itu
janin secara terselubung.6
yang
b. Abortus
provicatus
regulation
hakikatnya
si
calon ibu, karena misalnya
penyakit-penyakit
abortus
• Indikasi medis, yaitu seorang
abortus
yang dilakukan tanpa dasar
dokter
indikasi
medis.
misalnya
kandungan seorang ibu, karena
abortus
yang
dilakukan
untuk
meniadakan
hubungan
perkawinan
seks
atau
dalam
hasil
pandangannya
nyawa
wanita (ibu) yang bersangkutan
diluar
tidak
untuk
kandungannya
mengakhiri kehamilan yang
tidak dikehendaki.
menggugurkan
dapat
tertolong
bila
dipertahankan.
Hal ini karena seoarang ibu
5
tersebut mengidap penyakit yang
berbahaya, antara lain: penyakit
5
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Kontemporer,
6
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Kontemporer,
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
jantung,
paru-paru,
Perbedaan
ginjal,
dikalangan ulama didasarkan dari
hipertensi dan sebagainya.
• Indikasi
sosial,
pengguguran
pendapat
kandungan
yaitu
sejarah pada masa Rasulullah, telah
itu
terjadi suatu pertengkaran atau
dilakukan karena didorong oleh
perkelahian
faktor
wanita dari suku Huzail. Salah
kesulitan
finansial.
antara
dua
Misalnya: karena seorang ibu
satunya
yang
tengah
sudah
dilempar
batu
dan
menghidupi
beberapa
orang
hamil
mengenai
orang anak padahal ia tergolong
perutnya. Akibatnya, janin atau
orang miskin, karena wanita
bayi
yang hamil itu di sebabkan hasil
meninggal.
pemerkosaan seorang pria yang
tersebut
tidak mau bertanggung jawab,
Rasulullah,
karena malu dikatakan dihamili
tersebut
oleh pria yang bukan suaminya
dikenakan sanksi hukum ghurrah
dan sebagainya.7
yaitu
dalam
kandungannya
Ketika
persoalan
disampaikan
kepada
pembuat
jarimah
(yang
seperdua
melempar)
puluh
diyat.
Ketetapan inilah yang kemudian
diadopsi oleh para fukaha untuk
3. Hukum aborsi dalam Islam
berbeda
pendapat
menetapkan sanksi hukum terhadap
menetapkan
hukum
orang yang melakukan aborsi tanpa
melakukan aborsi, terutama dalam
alasan yang sah atau tindak pidana
usia bayi belum ditiupkan roh. Ada
terhadap pengguguran kehamilan.8
Ulama
dalam
ulama
yang
dengan
mengharamkannya
merupakan
suatu
tegas
Apabila
karena
janin
tetapi ada sebagian ulama yang
pendapat.
ulama
yang
ada makluk yang bernyawa. Selain
8
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Ada
al-Nihayah dengan alasan belum
dalam
kondisi darurat.
7
sebelum
Muhammad Ramli dalam kitabnya
suatu pembunuhan. Kecuali bila
dilakukan
yaitu
membolehkan abortus antara lain
ruh, maka tidak dianggap sebagai
yang
(embrio),
berumur 4 bulan, ada beberapa
bahkan
memakruhkan, karena belum ada
aborsi
dilakukan
sebelum diberi ruh/ nyawa pada
pembunuhan,
membolehkan
aborsi
Imâm al-Faraj Jamâl al-Din ‘Abd alRahmân bin Muhammad al-Jauzi al-Qurasy alBaghdâdi, ditahqiq oleh Ziyad Hamdan, Kitâb alAhkâm al-Nisa, (Bayrut: Dâr al-Fikr, 1989), h. 185
Kontemporer,
118
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
itu
ada
juga
memandangnya
janin
yang
berarti sudah ada kehidupan bagi si
karena
bayi. Karena itu melakukan aborsi
mengalami
sama halnya dengan membunuh.
ulama
makruh,
sedang
pertumbuhan Ada juga ulama yang
Sebagaimana
mengharamkan antara lain Ibnu
firman Allah surat al-Isra’ ayat 33:
dan al-Ghazali dalam kitabnya
9
Syekhul Islam al-Hafizh Ibnu
Hajar dalam kitab Fathul Bari
menjelaskan
bahwa
hukum
obat
untuk
menggunakan
menggugurkan (merusaka) nutfah
(embrio) sebelum ditiupkannya ruh.
Barang siapa yang mengatakan hal
itu dilarang, maka itulah yang lebih
layak,
dan
orang
disamakan dengan ‘azl. Tetapi
kedua
kasus
dibedakan,
ini
dapat
bahwa
juga
tindakan
perusakan nutfah itu lebih berat,
karena ‘azl dilakukan sebelum
terjadinya
sebab
sedangkan
yang
membolehkannya, maka hal itu
(kehidupan),
perusakan
dalam
Hajar dalam kitabnya al-Tuhfah
Ihya’Ulumuddin.
dijelaskan
nutfah
dilakukan setelah terjadinya sebab
kehidupan (anak).10
Artinya:
Dalam kondisi janin telah
ditiupkan
sepakat
ruhnya,
tentang
para
ulama
keharamannya,
karena bila telah ditiupkan ruh,
dan janganlah kamu
membunuh
jiwa
diharamkan
yang
Allah
(membunuhnya),
melainkan dengan suatu
(alasan) yang benar. dan
9
Kutbuddin, Fiqh Kontemporer,
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
10
Yusuf al-Qardhawi, Fatwa-fatwa
Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
h. 441
Barangsiapa
secara
zalim,
dibunuh
Maka
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
Sesungguhnya
Kami
terhadap manusia yang diancam
telah memberi kekuasaan
dengan hukuman qisas atau diat
kepada
apabila dimaafkan. Alasan mazhab
ahli
warisnya,
tetapi
janganlah
ahli
Zahiri dalam menetapkan sanksi
waris
itu
melampaui
hukum ini11 adalah firman Allah
batas dalam membunuh.
dalam surat an-Nisa’ ayat 92:
Sesungguhnya ia adalah
orang
yang
mendapat
pertolongan.
(al-Isra’:
33)
setelah ditiupkan rohnya, menurut
kewajiban
fikih
adalah
membayar
gurrah
yang menggugurkan kandungannya
hali
Sanksi hukum bagi wanita
sebagian
(budak laki-laki atau perempuan).
Demikian juga yang melakukannya
adalah orang lain dan sekalipun
suami
sendiri.
Di
samping
membayar gurrah, sebagian ulama
fikih, diantaraya mazhab Zahiri,
berpendapat bahwa pelaku aborsi
juga dikenai sanksi hukum kafarat,
jika tidak mampu wajib berpuasa
bulan
berturut-turut,
dan
apabila masih tidak mampu juga,
wajib
miskin
membayar
makan
sebanyak
60
fakir
orang.
pembunuhan
aborsi
dengan
atas pemikiran bahwa aborsi dalam
ini
Pembayaran kafarat ini didasarkan
hal
yaitu memerdekakan budak dan
dua
termasuk
11
Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi
Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996), h. 9
sengaja
120
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
tersalah
memerdekakan
seorang
serta membayar diat yang
diserahkan
kepada
keluarganya
(si
terbunuh
itu), kecuali jika mereka
(keluarga
terbunuh)
bersedekah.
jika
ia
(si
terbunuh) dari kaum (kafir)
yang ada Perjanjian (damai)
antara
ia
hamba sahaya yang beriman
(hendaklah)
mereka
dengan
kamu, Maka (hendaklah si
pembunuh) membayar diat
keluarganya (si terbunuh)
yang
kepada
serta memerdekakan hamba
sahaya
yang
Barangsiapa
beriman.
yang
memperolehnya,
diserahkan
tidak
Maka
hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-
taubat dari pada Allah. dan
mengetahui
turut
untuk
adalah
penerimaan
Allah
lagi
Maha
Maha
Bijaksana.
Artinya: dan tidak layak bagi
Kebolehan membunuh yang
seorang mukmin membunuh
seorang
lain),
mukmin
kecuali
(yang
karena
dimaksud syara’ menurut ulama
tafsir
yaitu
seperti
qishash
tersalah (tidak sengaja), dan
membunuh orang murtad, rajam
barangsiapa
dan sebagainya, bukan membunuh
seorang
membunuh
mukmin
karena
dalam kondisi normal atau tidak
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
ada sebab yang dibenarkan oleh
mubah
(boleh).
Kebolehan
ini
syara’.
adalah adalah guna menyelamatkan
Menurut Masfuk Zuhdi, yang
nyawa ibu. Dalam keadaan seperti
benar adalah sebagaimana yang
ini, ibu tidak dikorbankan untuk
diuraikan oleh Mahmud Syaltut
menyelamatkan bayi, sebab ibu
bahwa sejak bertemunya sel sperma
adalah asal bagi terjadinya bayi.
dan
Dasar pendapat ini adalah hadits
ovum,
maka
pengguguran
adalah suatu kejahatan dan haram
yang
hukumnya, sekalipun janin belum
Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu
diberi nyawa, sebab sudah ada
Majah. Dalam hadits ini Rasulullah
kehidupan pada kandungan yang
SAW menganjurkan agar orang
sedang mengalami pertumbuhan
jangan
dan persiapan untuk makhluk baru
membahayakan diri sendiri atau
yang bernyawa bernama manusia
orang lain. Selain itu kaidah fikih
yang
dihormati
juga mengatakan apabila terdapat
eksisitensinya. Lebih jahat dan
dua hal yang merugikan, padahal
makin
tidak mungkin dihindari keduanya,
dilindungi
besar
dan
dosanya,
apbila
diriwayatkan
berbuat
harus
oleh
Imam
sesuatu
ditentukan
yang
penggugurannya dilakukan setelah
maka
janin bernyawa, dan lebih besar
kepada
lagi dosanya jika sudah dibunuh
kerugiannya. Pada kasus aborsi
atau dibuang bayi yang baru lahir
dalam
tersebut.12
pemikiran Ahmad Azhar Basyir,
yang
keadaan
lebih
pilihan
ringan
darurat,
dalam
Aborsi yang yang dilakukan
yang lebih ringan kerugiannya
karena darurat seperti ada uzur
adalah dengan menyelamatkan ibu
yang tidak bisa dihindari, yang
dan mengorbankan janin. Menurut
dalam istilah fikih disebut keadaan
Mahmud Syaltut keadaan amat
darurat,
mendesak
seperti
apabila
janin
seperti
sudah
dibiarkan tumbuh dalam rahim
termasuk
akan
dalam keadaan darurat, aborsi dapat
berakibat
kematian
ibu.
seperti
ini
darurat
dan
dibenarkan oleh syariat Islam.13
Ulama sepakat bahwa aborsi dalam
keadaan
keadaan
ini
Apabila
hukumnya
aborsi
dilakukan
karena sebab-sebab lain yang sama
12
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, Jakarta: Haji Masagung,
1994, h. 82 dalam Katbuddin Aibak, Kajian Fikih
Kontemporer, h. 89
13
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum
Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 9
122
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
sekali tidak terkait dengan keadaan
mukanya, dan ia sangat
darurat, seperti menghindarkan rasa
marah. ia menyembunyikan
malu atau karena faktor ekonomi,
dirinya dari orang banyak,
maka hukumnya haram. Alasannya
disebabkan buruknya berita
firman Allah surat an-Nahl ayat 58-
yang
59.
kepadanya. Apakah ia akan
memeliharanya
tanah
Alangkah
buruknya apa yang mereka
tetapkan itu.
Dalam
ayat
di
atas
menceritakan kebiasaan orang Arab
jahiliah
mendapat
yang
anak
merasa
malu
perempuan,
sehingga mereka sampai hati untuk
mengubur
hidup-hidup
anak
mereka karena malu. Ulama fikih
menganalogikan
apa
yang
dilakukan orang-orang jahiliah ini
dengan menggugurkan kandungan
(hidup-hidup)?.
ketahuilah,
akan
menguburkannya ke dalam
kehinaan
ataukah
dengan
menanggung
disampaikan
karena rasa malu. Tindakan aborsi
karena
pertimbangan
faktor
ekonomi juga dikecam14 dalam
firman Allah surat al-Isra’ ayat 31,
sebab dalam surat al-Hud ayat 6
Allah SWT menyatakan:
Artinya: dan apabila seseorang dari
mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah)
14
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum
Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 9
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
tulang
dan
tempat
penyimpanan ialah rahim.
sulbi
Ayat di atas dimaksud untuk
mempertegas
sebagai
keberadaan
hamba
yang
anak
telah
dipersiapkan oleh Allah rezkinya.
dijadikan alasan oleh seseorang
Faktor
dan
ada
Penutup
suatu
Tindakan aborsi yang dilakukan oleh
binatang melata pun di
sebagian masyarakat merupakan tindakan
bumi melainkan Allah-lah
yang akan merusak janin dan dirinya,
yang memberi rezkinya,
dan
Dia
sehingga menimbulkan resiko yang bisa
mengetahui
berakibat kepada kematian. Memelihara
tempat berdiam binatang
itu
dan
janin menjadi sebuah keharusan, kecuali
tempat
berada pada kondisi darurat atau hajad
penyimpanannya.
setelah
semuanya tertulis dalam
dilakukan
Perbedaan
di
dan
medis dan ulama.
Mahfuzh).
melata
penelitian
pengkajian mendalam terutama oleh tim
kitab yang nyata (Lauh
Yang
dapat
jaminan rezki dari Allah.
tidak
tidak
untuk melakukan aborsi, karena ada
Artinya:
ekonomi
dimaksud
binatang
sini
segenap
ialah
ulama
tentang
hukum
melakukan aborsi menjadi dasar dalam
melakukan
tentang
makhluk Allah yang bernyawa.
tindakan.
keharaman
Ulama
sepakat
melakukan
aborsi
dalam kondisi janin telah ditiupkan ruh,
Menurut sebagian ahli tafsir yang
karena adanya ruh dalam tubuh merupakan
dimaksud dengan tempat berdiam
sesuatu yang hidup, maka membunuhnya
di sini ialah dunia dan tempat
diharamkan.
penyimpanan ialah akhirat. dan
Namun
sebagaian
ulama
berbeda dalam hal janin belum ditiupkan
menurut sebagian ahli tafsir yang
ruh.
lain maksud tempat berdiam ialah
karena
124
Sebagian
janin
ulama
telah
mengharamkan
mengalami
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
pertumbuhan, hingga melakukan aborsi
sama halnya dengan membunuh. Namun
sebagian yang lain memakruhkan dan
memubahkan karena dianggap belum ada
Perempuan, Jakarta; Kompas Media
Nusantara
Dahlan, Abdul Aziz (ed), Ensiklopedi
Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996
kehidupan pada janin.
Menghormati
keberadaan
janin
Kutbuddin, Fiqh Kontemporer,
Yogyakarta: Teras, 2009
dengan memiliharanya hingga tubuh dan
lahir menjadi bayi merupakan tindakan
yang mulia. Memberikan kehidupan yang
memang selayaknya dikehendaki oleh sang
Mâm al-Faraj Jamâl al-Din ‘Abd alRahmân bin Muhammad al-Jauzi alQurasy al-Baghdâdi, ditahqiq oleh
Ziyad Hamdan, Kitâb al-Ahkâm alNisa, Bairut: Dâr al-Fikr, 1989
pencipta. Mengambil resiko yang lebih
kecil harus didahulukan dari resiko yang
lebih besar, kecuali dalam hal-hal yang
memang dibenarkan oleh syara’.
Referensi
Anshor, Maria Ulfa, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan
Hak
Reproduksi
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah Berbagai
Kasus yang Dihadapi Hukum Islam
Masa Kini, Jakarta: Kalam Mulia,
2005
Qardhawi,
Yusuf,
Fatwa-fatwa
Kontemporer, jilid II, Jakarta, Gema
Insani Press, 1996
Zuhdi, Masfuk, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji
Masagung, 1994)
Nilda Susilawati, M. Ag
Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu
Jl. Raden Fatah Pagar Dewa Bengkulu 38613
e-mail: nildaqila@gmail.com
Abstract : Abortion in Islamic Perspective. Abortion is an act of ending the pregnancy or an act of
conception before the embrio survive outside the mother’s womb. The islamic scholars are of different
opinion regarding the verdict of abortion for the fetus before the soul is blowed. The reason why some
of Islamic scholars are allowing the abortion is that there is no killing on it, because it has no soul yet.
But the other of islamic scholars are prohibited the abortion because it is similiar to killing the baby,
except in the urgent condition. Most of Islamic scholars agreed that if the baby soul has been revealed,
then it is prohibited to do an abortion, because the baby is a live, and it is similar to an act of killing a
living human. And the sentence is to pay kafarat and diat and ghirrah that is to free the faithful
servant. And if he is unable to do that he must fast for two months continously, as mentioned in surat
an-nisa’ verse 92
Keywords: abortion, Islamic law
Abstrak: Aborsi dalam Tinjauan Hukum Islam. Aborsi merupakan tindakan mengakhirkan
kehamilan atau hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan. Ulama berbeda pendapat
tentang hukum melakukan aborsi sebelum usia bayi ditiupkan ruhnya. Sebagian ulama membolehkan
dengan alasan tidak ada nyata yang dibunuh, sedangkan sebagian yang lain mengharamkannya karena
dianggap membunuh bayi, kecuali dalam kondisi darurat dan hajat. Dalam hal usia bayi telah
ditiupkan ruhnya, sepakat para ulama tentang pengharamannya, karena melakukan aborsi saat bayi
telah ditiupkan ruhnya atau bernyawa, sama halnya dengan menghilangkan nyawa atau membunuh.
Hukuman bagi pelaku membayar kafarat disamping diat dan ghirrah yaitu memerdekan seorang budak
beriman, jika tidak dapat maka harus berpuasa dua bulan berturut-turut sebagaimana yang diatur
dalam surat an-nisa’ ayat 92.
Kata Kunci: aborsi, hukum Islam
Pertumbuhan anak yang dimulai
Pendahuluan
Anak merupakan anugrah yang
dari proses perkembangan janin dalam
diberikan sang pencipta kepada hambanya.
rahim dalam beberapa fase kemudian
Memeliharanya
berkembang
kewajiban,
makhluk
merupakan
karena
hidup
perlindungan
anak
yang
dan
suatu
hingga
lahirnya
bayi
merupakan
membutuhkan waktu yang cukup lama,
membutuhkan
hingga dibutuhkan perhatian dan usaha
kasih
sayang.
agar pertumbuhan janin bisa berkembang
Perkembangan kehidupan seorang anak
dengan sempurna sebagaimana terdapat
sangat ditentukan oleh tindakan orang tua
dalam firman Allah surat al-Hajj ayat 5:
untuk menjadikannya berkembang dengan
baik.
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
Artinya: Hai manusia, jika kamu dalam
keraguan
Sesungguhnya
Kami
telah
menjadikan kamu dari
tanah,
kemudian
mani,
dari
setetes
kemudian dari segumpal daging
yang sempurna kejadiannya dan
yang tidak sempurna, agar Kami
jelaskan kepada kamu dan Kami
tetapkan dalam rahim, apa yang
yang sudah ditentukan, kemudian
Kami kehendaki sampai waktu
Kami keluarkan kamu sebagai
bayi,
kebangkitan
kemudian dari segumpal darah,
tentang
(dari kubur), Maka (ketahuilah)
kemudian
berangsur-
angsur)
(dengan
kamu
sampailah kepada kedewasaan,
dan di antara kamu ada yang
diwafatkan
114
dan
(adapula)
di
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
antara kamu yang dipanjangkan
kontroversi pendapat ulama tentang aborsi
umurnya sampai pikun, supaya
terutama dalam hal aborsi yang dilakukan
Dia
sebelum janin ditiupkan roh maupun
tidak
mengetahui
lagi
sesuatupun yang dahulunya telah
setelah ditiupkan roh.
diketahuinya. dan kamu Lihat
bumi ini kering, kemudian apabila
telah
Kami
turunkan
air
di
Pembahasan
1. Aborsi
Mentruasi
atasnya, hiduplah bumi itu dan
suburlah
dan
berbagai
merupakan istilah bahasa Inggris
menumbuhkan
macam
regulation
yang
tumbuh-
telah
diterjemahkan
oleh
Dokter Arab menjadi istilah wasail
tumbuhan yang indah.
al-ijhadh
(cara
penggungguran
Kehadiran anak dalam keluarga
kandungan yang masih muda),
untuk sebagian orang merupakan hal yang
sedangkan abortus diterjemahkan
sangat didambakan, dengan melakukan
menjadi istilah isqath al-hamli
berbagai usaha untuk memperoleh anak.
(pengguguran
Namun sebagian wanita lain ada juga yang
sudah tua atau sudah bernyawa).
tidak medambakan anak, hal ini bisa
Keduanya
disebabkan oleh banyak faktor seperti
merupakan praktek pengguguran
faktor ekonomi, kesehatan, karir maupun
kandungan.1
kandungan
menurut
yang
Mahjuddin
korban
perkosaan.
Menurut Sardikin Ginaputra
ini
mendorong
dan Maryono sebagaimana yang
seseorang untuk melakukan aborsi, yang
dikutip Kutbuddin Aibak, aborsi
sangat beresiko terhadap janinnya maupun
ialah mengakhirkan kehamilan atau
dirinya sendiri.
hasil konsepsi sebelum janin dapat
kehamilan
akibat
Seringkali
kondisi
dijadikan
hidup di luar kandungan. Menurut
alternatif untuk keluar dari masalah yang
Maryono Reksodiputra, aborsi ialah
dihadapi, sehingga sering kali orang
pengeluaran
mengabaikan resiko yang akan dihadapi
rahim sebelum waktunya (sebelum
hingga bisa berujung kepada kematian.
dapat lahir secara ilmiah)2
Melakukan
aborsi
hasil konsepsi dari
Tindakan ini berimplikasi hukum terhadap
pelakunya maupun orang yang yang
membantu dalam
melakukan aborsi.
Dalam Islam tindakan aborsi menjadi
perhatian,
hingga
muncul
berbagai
1
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah Berbagai
Kasus yang Dihadapi Hukum Islam Masa Kini,
(Jakarta: Kalam Muia, 2005), h.76
2
Masfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji Masagung,
1994), h. 78
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
menurut
Abdul
Ninth New Colegiate sebagaimana
aborsi
adalah
yang dikutip Maria menyebutkan
kandungan dan perampasan hak
bahwa aborsi adalah keluarnya
hidup janin atau perbuatan yang
janin secara spontan atau paksa
dapat memisahkan janin dari rahim
yang
ibu.
Dalam
biasa
minggu
kamus
dilakukan
ke-12
kehamilan.
Webster
dalam
Audah,
pengguguran
Sementara
menurut
al-
dari
Ghazaku, aborsi adalah pelenyapan
lengkap
nyawa yang ada di dalam janin atau
pertama
Defini
Qadir
mengenai hal tersebut tercakup
merusak
dalam Grolier Family Ensiclopedia
dikonsepsi (al-maujud al-hashil).
yang
menyebutkan
pengertian
Jika tes urin ternyata hasil positif,
aborsi
adalah
penghentian
itulah awal dari kehidupan. Dan,
kehamilan
dengan
jika
cara
sesuatu
dirusak
yang
maka
sudah
hal
itu
menghilangkan atau merusak janin
merupakan
sebelum masa kelahiran, yang bisa
(jinayah)
dilakukan dengan cara spontan atau
mengatakan: “pengguguran setelah
dikeluarkan
terjadinya pembuahan merupakan
janin
dengan
cara
paksa.3
perbuatan
pelanggaran
pidana
sebagaimana
beliau
jinayah,
dikarenakan
fase kehidupan tersebut bertingkat.
Pengertian aborsi menurut
berbeda
Fase pertama adalah terpancarnya
dengan ahli fikih, karena tidak
sperma ke dalam sperma ke dalam
menetapkan usia maksimal, baik
vagina yang kemudian bertemu
pengguguran kandungan dilakukan
dengan ovum perempuan. Setelah
dalam usia kehamilan nol minggu,
terjadi konsepsi, berarti sudah
20 minggu maupun lebih dari itu
mulai
dianggap sama sebagai aborsi.
tersebut terus berkembang), dan
Pengerian aborsi menurut para ahli
jika
fikih seperti yang dijelaskan oleh
jinayah.4
kedokteran
tersebut
ada
dirusak
kehidupan
maka
(sel-sel
tergolong
Ibrahim Al-Nakhai: Aborsi adalah
pengguguran janin dari rahim ibu
hamil
baik
sudah
2. Macam-macam Aborsi
Ada
berbentuk
dua
macam
abortus
(pengguguran) yaitu:
sempurna atau belum. Begitu juga
3
4
MariaUlfa Anshor, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta;
Kompas Media Nusantara, h. 36
MariaUlfa Anshor, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan Hak Reproduksi Perempuan, Jakarta;
Kompas Media Nusantara, h. 36
116
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
1. Abortus
spontan
Sedangkan
(spontaneus
menstrual
abortus), ialah abortus yang
regulation secara harfiah artinya
tidak
pengaturan
di
spontan
sengaja.
bias
penyakit
Abortus
karena
bulan/haid, tetapi dalam prakteknya
kecelakaan
dilakukan terhadap wanita yang
terjadi
sifilis,
merasa terlambat waktu menstruasi
dsbnya.
2. Abortus
menstruasi/datang
yang
di
dan
sengaja
berdasarkan
pemeriksaan
(abortus provocatus/induced pro
laboratorium ternyata positif hamil
abortion). Abortus ini ada dua
dan mulai mengandung, kemudian
macam yaitu:
ia minta agar dibereskan janinnya.
artificialis
Maka jelaslah bahwa menstrual
therapicus, yakni abortus
regulation itu pada hakikatnya
yang dilakukan oleh dokter
adalah
atas dasar indikasi medis.
criminalis sekalipun dilakukan oleh
Misalnya
dokter. Karena itu, abortus dan
a. Abortus
jika
kehamilan
diteruskan
menstrual
bisa
membahayakan
jiwa
adalah
mendorong
berat dan penyakit ginjal
melakukan
yang berat.
kandungan
pembunuhan
seorang
dokter
pengguguran
pada
seorang
ibu.
Faktor-faktor itu antara lain:
povocatus
yakni
pada
Adapun beberapa faktor yang
berat, seperti TBC yang
criminalis,
itu
janin secara terselubung.6
yang
b. Abortus
provicatus
regulation
hakikatnya
si
calon ibu, karena misalnya
penyakit-penyakit
abortus
• Indikasi medis, yaitu seorang
abortus
yang dilakukan tanpa dasar
dokter
indikasi
medis.
misalnya
kandungan seorang ibu, karena
abortus
yang
dilakukan
untuk
meniadakan
hubungan
perkawinan
seks
atau
dalam
hasil
pandangannya
nyawa
wanita (ibu) yang bersangkutan
diluar
tidak
untuk
kandungannya
mengakhiri kehamilan yang
tidak dikehendaki.
menggugurkan
dapat
tertolong
bila
dipertahankan.
Hal ini karena seoarang ibu
5
tersebut mengidap penyakit yang
berbahaya, antara lain: penyakit
5
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Kontemporer,
6
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Kontemporer,
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
jantung,
paru-paru,
Perbedaan
ginjal,
dikalangan ulama didasarkan dari
hipertensi dan sebagainya.
• Indikasi
sosial,
pengguguran
pendapat
kandungan
yaitu
sejarah pada masa Rasulullah, telah
itu
terjadi suatu pertengkaran atau
dilakukan karena didorong oleh
perkelahian
faktor
wanita dari suku Huzail. Salah
kesulitan
finansial.
antara
dua
Misalnya: karena seorang ibu
satunya
yang
tengah
sudah
dilempar
batu
dan
menghidupi
beberapa
orang
hamil
mengenai
orang anak padahal ia tergolong
perutnya. Akibatnya, janin atau
orang miskin, karena wanita
bayi
yang hamil itu di sebabkan hasil
meninggal.
pemerkosaan seorang pria yang
tersebut
tidak mau bertanggung jawab,
Rasulullah,
karena malu dikatakan dihamili
tersebut
oleh pria yang bukan suaminya
dikenakan sanksi hukum ghurrah
dan sebagainya.7
yaitu
dalam
kandungannya
Ketika
persoalan
disampaikan
kepada
pembuat
jarimah
(yang
seperdua
melempar)
puluh
diyat.
Ketetapan inilah yang kemudian
diadopsi oleh para fukaha untuk
3. Hukum aborsi dalam Islam
berbeda
pendapat
menetapkan sanksi hukum terhadap
menetapkan
hukum
orang yang melakukan aborsi tanpa
melakukan aborsi, terutama dalam
alasan yang sah atau tindak pidana
usia bayi belum ditiupkan roh. Ada
terhadap pengguguran kehamilan.8
Ulama
dalam
ulama
yang
dengan
mengharamkannya
merupakan
suatu
tegas
Apabila
karena
janin
tetapi ada sebagian ulama yang
pendapat.
ulama
yang
ada makluk yang bernyawa. Selain
8
Kutbuddin,
Fiqh
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
Ada
al-Nihayah dengan alasan belum
dalam
kondisi darurat.
7
sebelum
Muhammad Ramli dalam kitabnya
suatu pembunuhan. Kecuali bila
dilakukan
yaitu
membolehkan abortus antara lain
ruh, maka tidak dianggap sebagai
yang
(embrio),
berumur 4 bulan, ada beberapa
bahkan
memakruhkan, karena belum ada
aborsi
dilakukan
sebelum diberi ruh/ nyawa pada
pembunuhan,
membolehkan
aborsi
Imâm al-Faraj Jamâl al-Din ‘Abd alRahmân bin Muhammad al-Jauzi al-Qurasy alBaghdâdi, ditahqiq oleh Ziyad Hamdan, Kitâb alAhkâm al-Nisa, (Bayrut: Dâr al-Fikr, 1989), h. 185
Kontemporer,
118
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
itu
ada
juga
memandangnya
janin
yang
berarti sudah ada kehidupan bagi si
karena
bayi. Karena itu melakukan aborsi
mengalami
sama halnya dengan membunuh.
ulama
makruh,
sedang
pertumbuhan Ada juga ulama yang
Sebagaimana
mengharamkan antara lain Ibnu
firman Allah surat al-Isra’ ayat 33:
dan al-Ghazali dalam kitabnya
9
Syekhul Islam al-Hafizh Ibnu
Hajar dalam kitab Fathul Bari
menjelaskan
bahwa
hukum
obat
untuk
menggunakan
menggugurkan (merusaka) nutfah
(embrio) sebelum ditiupkannya ruh.
Barang siapa yang mengatakan hal
itu dilarang, maka itulah yang lebih
layak,
dan
orang
disamakan dengan ‘azl. Tetapi
kedua
kasus
dibedakan,
ini
dapat
bahwa
juga
tindakan
perusakan nutfah itu lebih berat,
karena ‘azl dilakukan sebelum
terjadinya
sebab
sedangkan
yang
membolehkannya, maka hal itu
(kehidupan),
perusakan
dalam
Hajar dalam kitabnya al-Tuhfah
Ihya’Ulumuddin.
dijelaskan
nutfah
dilakukan setelah terjadinya sebab
kehidupan (anak).10
Artinya:
Dalam kondisi janin telah
ditiupkan
sepakat
ruhnya,
tentang
para
ulama
keharamannya,
karena bila telah ditiupkan ruh,
dan janganlah kamu
membunuh
jiwa
diharamkan
yang
Allah
(membunuhnya),
melainkan dengan suatu
(alasan) yang benar. dan
9
Kutbuddin, Fiqh Kontemporer,
(Yogyakarta: Teras, 2009) h. 83
10
Yusuf al-Qardhawi, Fatwa-fatwa
Kontemporer, (Jakarta: Gema Insani Press, 1996),
h. 441
Barangsiapa
secara
zalim,
dibunuh
Maka
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
Sesungguhnya
Kami
terhadap manusia yang diancam
telah memberi kekuasaan
dengan hukuman qisas atau diat
kepada
apabila dimaafkan. Alasan mazhab
ahli
warisnya,
tetapi
janganlah
ahli
Zahiri dalam menetapkan sanksi
waris
itu
melampaui
hukum ini11 adalah firman Allah
batas dalam membunuh.
dalam surat an-Nisa’ ayat 92:
Sesungguhnya ia adalah
orang
yang
mendapat
pertolongan.
(al-Isra’:
33)
setelah ditiupkan rohnya, menurut
kewajiban
fikih
adalah
membayar
gurrah
yang menggugurkan kandungannya
hali
Sanksi hukum bagi wanita
sebagian
(budak laki-laki atau perempuan).
Demikian juga yang melakukannya
adalah orang lain dan sekalipun
suami
sendiri.
Di
samping
membayar gurrah, sebagian ulama
fikih, diantaraya mazhab Zahiri,
berpendapat bahwa pelaku aborsi
juga dikenai sanksi hukum kafarat,
jika tidak mampu wajib berpuasa
bulan
berturut-turut,
dan
apabila masih tidak mampu juga,
wajib
miskin
membayar
makan
sebanyak
60
fakir
orang.
pembunuhan
aborsi
dengan
atas pemikiran bahwa aborsi dalam
ini
Pembayaran kafarat ini didasarkan
hal
yaitu memerdekakan budak dan
dua
termasuk
11
Abdul Aziz Dahlan (ed), Ensiklopedi
Hukum Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve,
1996), h. 9
sengaja
120
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
tersalah
memerdekakan
seorang
serta membayar diat yang
diserahkan
kepada
keluarganya
(si
terbunuh
itu), kecuali jika mereka
(keluarga
terbunuh)
bersedekah.
jika
ia
(si
terbunuh) dari kaum (kafir)
yang ada Perjanjian (damai)
antara
ia
hamba sahaya yang beriman
(hendaklah)
mereka
dengan
kamu, Maka (hendaklah si
pembunuh) membayar diat
keluarganya (si terbunuh)
yang
kepada
serta memerdekakan hamba
sahaya
yang
Barangsiapa
beriman.
yang
memperolehnya,
diserahkan
tidak
Maka
hendaklah ia (si pembunuh)
berpuasa dua bulan berturut-
taubat dari pada Allah. dan
mengetahui
turut
untuk
adalah
penerimaan
Allah
lagi
Maha
Maha
Bijaksana.
Artinya: dan tidak layak bagi
Kebolehan membunuh yang
seorang mukmin membunuh
seorang
lain),
mukmin
kecuali
(yang
karena
dimaksud syara’ menurut ulama
tafsir
yaitu
seperti
qishash
tersalah (tidak sengaja), dan
membunuh orang murtad, rajam
barangsiapa
dan sebagainya, bukan membunuh
seorang
membunuh
mukmin
karena
dalam kondisi normal atau tidak
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
ada sebab yang dibenarkan oleh
mubah
(boleh).
Kebolehan
ini
syara’.
adalah adalah guna menyelamatkan
Menurut Masfuk Zuhdi, yang
nyawa ibu. Dalam keadaan seperti
benar adalah sebagaimana yang
ini, ibu tidak dikorbankan untuk
diuraikan oleh Mahmud Syaltut
menyelamatkan bayi, sebab ibu
bahwa sejak bertemunya sel sperma
adalah asal bagi terjadinya bayi.
dan
Dasar pendapat ini adalah hadits
ovum,
maka
pengguguran
adalah suatu kejahatan dan haram
yang
hukumnya, sekalipun janin belum
Ahmad bin Hanbal dan Imam Ibnu
diberi nyawa, sebab sudah ada
Majah. Dalam hadits ini Rasulullah
kehidupan pada kandungan yang
SAW menganjurkan agar orang
sedang mengalami pertumbuhan
jangan
dan persiapan untuk makhluk baru
membahayakan diri sendiri atau
yang bernyawa bernama manusia
orang lain. Selain itu kaidah fikih
yang
dihormati
juga mengatakan apabila terdapat
eksisitensinya. Lebih jahat dan
dua hal yang merugikan, padahal
makin
tidak mungkin dihindari keduanya,
dilindungi
besar
dan
dosanya,
apbila
diriwayatkan
berbuat
harus
oleh
Imam
sesuatu
ditentukan
yang
penggugurannya dilakukan setelah
maka
janin bernyawa, dan lebih besar
kepada
lagi dosanya jika sudah dibunuh
kerugiannya. Pada kasus aborsi
atau dibuang bayi yang baru lahir
dalam
tersebut.12
pemikiran Ahmad Azhar Basyir,
yang
keadaan
lebih
pilihan
ringan
darurat,
dalam
Aborsi yang yang dilakukan
yang lebih ringan kerugiannya
karena darurat seperti ada uzur
adalah dengan menyelamatkan ibu
yang tidak bisa dihindari, yang
dan mengorbankan janin. Menurut
dalam istilah fikih disebut keadaan
Mahmud Syaltut keadaan amat
darurat,
mendesak
seperti
apabila
janin
seperti
sudah
dibiarkan tumbuh dalam rahim
termasuk
akan
dalam keadaan darurat, aborsi dapat
berakibat
kematian
ibu.
seperti
ini
darurat
dan
dibenarkan oleh syariat Islam.13
Ulama sepakat bahwa aborsi dalam
keadaan
keadaan
ini
Apabila
hukumnya
aborsi
dilakukan
karena sebab-sebab lain yang sama
12
Masjfuk Zuhdi, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, Jakarta: Haji Masagung,
1994, h. 82 dalam Katbuddin Aibak, Kajian Fikih
Kontemporer, h. 89
13
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum
Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 9
122
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
sekali tidak terkait dengan keadaan
mukanya, dan ia sangat
darurat, seperti menghindarkan rasa
marah. ia menyembunyikan
malu atau karena faktor ekonomi,
dirinya dari orang banyak,
maka hukumnya haram. Alasannya
disebabkan buruknya berita
firman Allah surat an-Nahl ayat 58-
yang
59.
kepadanya. Apakah ia akan
memeliharanya
tanah
Alangkah
buruknya apa yang mereka
tetapkan itu.
Dalam
ayat
di
atas
menceritakan kebiasaan orang Arab
jahiliah
mendapat
yang
anak
merasa
malu
perempuan,
sehingga mereka sampai hati untuk
mengubur
hidup-hidup
anak
mereka karena malu. Ulama fikih
menganalogikan
apa
yang
dilakukan orang-orang jahiliah ini
dengan menggugurkan kandungan
(hidup-hidup)?.
ketahuilah,
akan
menguburkannya ke dalam
kehinaan
ataukah
dengan
menanggung
disampaikan
karena rasa malu. Tindakan aborsi
karena
pertimbangan
faktor
ekonomi juga dikecam14 dalam
firman Allah surat al-Isra’ ayat 31,
sebab dalam surat al-Hud ayat 6
Allah SWT menyatakan:
Artinya: dan apabila seseorang dari
mereka diberi kabar dengan
(kelahiran) anak perempuan,
hitamlah (merah padamlah)
14
Abdul Aziz Dahlan, Ensiklopedi Hukum
Islam, (Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 1996), h. 9
MIZANI Vol. 25, No. 2, Agustus 2015
tulang
dan
tempat
penyimpanan ialah rahim.
sulbi
Ayat di atas dimaksud untuk
mempertegas
sebagai
keberadaan
hamba
yang
anak
telah
dipersiapkan oleh Allah rezkinya.
dijadikan alasan oleh seseorang
Faktor
dan
ada
Penutup
suatu
Tindakan aborsi yang dilakukan oleh
binatang melata pun di
sebagian masyarakat merupakan tindakan
bumi melainkan Allah-lah
yang akan merusak janin dan dirinya,
yang memberi rezkinya,
dan
Dia
sehingga menimbulkan resiko yang bisa
mengetahui
berakibat kepada kematian. Memelihara
tempat berdiam binatang
itu
dan
janin menjadi sebuah keharusan, kecuali
tempat
berada pada kondisi darurat atau hajad
penyimpanannya.
setelah
semuanya tertulis dalam
dilakukan
Perbedaan
di
dan
medis dan ulama.
Mahfuzh).
melata
penelitian
pengkajian mendalam terutama oleh tim
kitab yang nyata (Lauh
Yang
dapat
jaminan rezki dari Allah.
tidak
tidak
untuk melakukan aborsi, karena ada
Artinya:
ekonomi
dimaksud
binatang
sini
segenap
ialah
ulama
tentang
hukum
melakukan aborsi menjadi dasar dalam
melakukan
tentang
makhluk Allah yang bernyawa.
tindakan.
keharaman
Ulama
sepakat
melakukan
aborsi
dalam kondisi janin telah ditiupkan ruh,
Menurut sebagian ahli tafsir yang
karena adanya ruh dalam tubuh merupakan
dimaksud dengan tempat berdiam
sesuatu yang hidup, maka membunuhnya
di sini ialah dunia dan tempat
diharamkan.
penyimpanan ialah akhirat. dan
Namun
sebagaian
ulama
berbeda dalam hal janin belum ditiupkan
menurut sebagian ahli tafsir yang
ruh.
lain maksud tempat berdiam ialah
karena
124
Sebagian
janin
ulama
telah
mengharamkan
mengalami
Nilda : Aborsi dalam Hukum Islam
pertumbuhan, hingga melakukan aborsi
sama halnya dengan membunuh. Namun
sebagian yang lain memakruhkan dan
memubahkan karena dianggap belum ada
Perempuan, Jakarta; Kompas Media
Nusantara
Dahlan, Abdul Aziz (ed), Ensiklopedi
Hukum Islam, Jakarta: Ichtiar Baru
Van Hoeve, 1996
kehidupan pada janin.
Menghormati
keberadaan
janin
Kutbuddin, Fiqh Kontemporer,
Yogyakarta: Teras, 2009
dengan memiliharanya hingga tubuh dan
lahir menjadi bayi merupakan tindakan
yang mulia. Memberikan kehidupan yang
memang selayaknya dikehendaki oleh sang
Mâm al-Faraj Jamâl al-Din ‘Abd alRahmân bin Muhammad al-Jauzi alQurasy al-Baghdâdi, ditahqiq oleh
Ziyad Hamdan, Kitâb al-Ahkâm alNisa, Bairut: Dâr al-Fikr, 1989
pencipta. Mengambil resiko yang lebih
kecil harus didahulukan dari resiko yang
lebih besar, kecuali dalam hal-hal yang
memang dibenarkan oleh syara’.
Referensi
Anshor, Maria Ulfa, Fikih Aborsi; Wacana
Penguatan
Hak
Reproduksi
Mahjuddin, Masail Fiqhiyah Berbagai
Kasus yang Dihadapi Hukum Islam
Masa Kini, Jakarta: Kalam Mulia,
2005
Qardhawi,
Yusuf,
Fatwa-fatwa
Kontemporer, jilid II, Jakarta, Gema
Insani Press, 1996
Zuhdi, Masfuk, Masail Fiqhiyah; Kapita
Selekta Hukum Islam, (Jakarta: Haji
Masagung, 1994)