PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN EM4 Effectiv

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

ISSN 1979-8911

PENGARUH TINGKAT PENGGUNAAN EM4 (Effective Microorganisms-4)
PADA FERMENTASI LIMBAH PADAT BIOETANOL TERHADAP
KANDUNGAN PROTEIN DAN SERAT KASAR

Yani Suryani*, Iman Hernaman, dan Neng Hilma Hamidah

Abstrak
Upaya penggunaan bahan bakar nabati atau yang sering disebut bioetanol sebagai
pengganti bahan bakar minyak fosil sedang ditingkatkan. Selain lebih ramah
lingkungan, mampu diproduksi secara terus menerus, juga bahan yang digunakan
untuk membuat bioetanol sangat banyak terdapat di alam termasuk bermacammacam limbah. Salah satu bahan baku pembuatan bioetanol yang sudah banyak
digunakan adalah singkong. Proses pembuatan bioetanol menghasilkan limbah baik
padat ataupun cair. Keberadaan limbah padat bioetanol biasanya dimanfaatkan
untuk pakan ternak. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kandungan
protein dan menurunkan serat kasar limbah padat bioetanol sehingga bisa
dijadikan pakan yang lebih baik untuk pertumbuhan hewan ternak. Limbah
bioetanol difermentasi dengan EM4 (Effective Microorganisms 4). Rancangan yang

digunakan adalah rancangan acak lengkap pada faktorial 5 x 2 dengan 5 kali
pengulangan. Faktor pertama adalah perlakuan EM-4, yaitu A=0%, B=0.25%,
C=0.5%, D=0.75%, dan E=1%. Masing-masing unit percobaan menggunakan 250
g sampel limbah. Faktor kedua adalah lamanya fermentasi yaitu selama 4 hari dan
8 hari.Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan terbaik yaitu penambahan
EM-4 sebanyak 1% yang difermentasi selama 4 hari adalah yang terbaik, dengan
kandungan protein 3.53% dan kandungan serat kasar 13.19%.
Kata-kata kunci: Effective Microorganisms-4 (EM-4), fermentasi, limbah bioetanol,
pakan ternak, protein, serat kasar

Pendahuluan

nabati. Bioetanol merupakan salah

Sampai

sekarang

semakin


terasa,

upaya

yang

krisis

energi

sehingga

banyak

dilakukan

untuk

mendapatkan energi alternatif yang
terbarukan.


Salah

satunya

yaitu

bioetanol. Bioetanol

adalah

etanol

yang

dengan

cara

diproduksi


fermentasi mengunakan bahan baku

satu jenis sumber energi yang sedang
dipacu

pengembangannya

oleh

Pemerintah Indonesia [1]. Saat ini
Indonesia

sedang

menargetkan

pembangunan dan konsumsi energi
hingga tahun 2025 yaitu mengambil
porsi biofuel atau bahan bakar nabati

seberasr 5% dari total energi yang

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

dikonsumsi.

Hal

tersebut

ISSN 1979-8911

telah

meningkatkan

nilai

kecernaan,


dituangkan dalam Peraturan Presiden

menambah rasa dan aroma, serta

No.5 tahun 2006 [2]. Dari sekian

meningkatkan kandungan vitamin dan

banyak bahan organik yang bisa

mineral [5]. Fermentasi bermanfaat

digunakan

sebagai upaya peningkatan kualitas

untuk

pembuatan


bioetanol, yang sering digunakan

nutrisi

adalah

tersebut diantaranya fermentasi oleh

singkong.

merupakan

Singkong

limbah.

Hasil

penelitian


umbi-umbian

yang

konsorsium Saccharomyces cerevisiae

karbohidrat

cukup

dan Trichoderma viride sebanyak 4%

mengandung

tinggi, kemudian karbohidrat akan

telah

diubah menjadi gula oleh enzim, dan


kandungan

gula akan diuah menjadi alkohol oleh

bioetanol dari 2,47% menjadi 2,91% -

mikroorganisme [3]. Namun, dalam

4,88% dan menurunkan kandungan

pengolahan

menyisakan

serat kasar dari 2,65% menjadi 2,50%

ataupun

- 2,07% setelah difermentasi selama 8


padat.Jumlah produksi bioetanol di

hari [6]. Fermentasi limbah padat

Indonesia yang dihasilkan dari 1 ton

bioetanol

biomassa singkong yang dijadikan

Trichoderma

bahan untuk produksi bioetanol akan

peningkatan kadar protein menjadi

menghasilkan bioetanol sekitar 166,6

2,478% dan penurunan serat kasar


liter (16,6%), sehingga limbah padat

menjadi

yang dihasilkan dari produksi bioetnol

sebelumnya

adalah 83,4% [4]. Biasanya limbah

penelitian fermentasi menggunakan

padat bioetanol dimanfaatkan untuk

mikroorganisme selain kapang/jamur.

pakan ternak, tetapi kualitas nutrisi

EM4

limbah padat bioetanol kurang baik.

tambahan

Proses

fermentasi

bisa

dijadikan

mikroorganisme yang dapat mencerna

sebagai

upaya

biologis

untuk

selulosa, pati, gula, protein, lemak

gizi,

khususnya bakteri Lactobacillus sp.

mengurangi, atau menghilangkan zat

untuk mengoptimalkan pemanfaatan

antinutrisi dari bahan pakan tertentu

zat-zat makanan [7].

dengan penggunaan mikroorganisme.

informasi di atas, dalam penelitian ini

Proses

dilakukan fermentasi limbah bioetanol

limbah,

bioetanol
baik

memperbaiki

cair

kualitas

fermentasi

juga

dapat

terbukti
protein

singkong

meningkatkan
pada

oleh

viride

2,060%
belum

merupakan
yang

limbah

jamur

mengalami

[4].

Namun
dilakukan

suatu
terdiri

bahan
dari

Berdasarkan

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

menggunakan

EM-4

ISSN 1979-8911

(Effective

campuran

CuSO4,

K2SO4,

H2SO4

Microorganisms 4) yang diharapkan

pekat, NaOH 40%, asam borax 5%,

mampu meningkatkan kualitas nutrisi

HCl, aseton, dan kertas saring bebas

limbah bioetanol menjadi pakan yang

lemak.

lebih baik.

Rancangan Penelitian
Rancangan yang digunakan adalah

Metodologi Penelitian

rancangan acak lengkap pada faktorial

Lokasi dan Waktu Penelitian

5 x 2 dengan 5 kali pengulangan.

Penelitian ini dilaksanakan di
Laboratorium
Universitas
Gunung

Mikrobiologi
Islam

Djati

Ternak

Sunan

Bandung

Laboratorium
Ruminansia

Negeri

dan

Nutrisi

Ternak

Kimia

Makanan

dan

Universitas

Faktor pertama adalah penambahan
EM-4

yaitu

C=0.5%,

A=0%,

D=0.75%,

Masing-masing

B=0.25%,
dan

unit

E=1%.

percobaan

menggunakan 250 g sampel limbah
bioetanol.

Faktor

kedua

adalah

Padjadjaran.

lamanya fermentasi yaitu selama 4

Waktu penelitian dilaksanakan pada

hari dan 8 hari.Adapun parameter

November 2015 – Januari 2016.

yang

Alat dan Bahan Penelitian

protein dan serat kasar pada limbah

Alat-alat yang digunakan antara
lain autoklaf, oven, toples, sendok,
thermometer,

pH

meter,

diamati

padat

adalah

bioetanol

kandungan

yang

difermentasi.

batang

pengaduk, Erlenmeyer, gelas ukur,

Prosedur dan Teknik Penelitian

gelas

Aktifasi EM4

kimia,

timbangan

telah

analitik,

mikropipet, pipet tetes, spatula, jarum,

EM-4 yang digunakan adalah EM-4

labu Kjeldhal, lemari asam, destilator,

untuk

gelas piala, alat vakum, eksikator,

peternakan

tanur

mengandung

listrik.

Bahan-bahan

yang

peternakan.
volume

EM-4

untuk

1

liter

Lactobacillus casei

digunakan dalam penelitian ini antara

1,5 x 106 cfu/mL, Saccharomyces

lain EM-4 peternakan, limbah padat

cerevisiae 1,5 x 106 cfu/mL, dan

bioetanol, akuadest, alkohol 70%,

Rhodopseudomonas palustris 1,0 x

plastik

106 cfu/mL. EM-4 terlebih dahulu

anti

panas,

kertas

label,

almunium foil, plastik wrap, gula

diaktifkan

yaitu

dengan

merah, sarung tangan, tip, katalis

mencampurkan sebanyak 30 mL EM-

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

ISSN 1979-8911

4 dengan 30 gram gula merah sebagai

Analisis Kandungan Protein

nutrisi bakteri, kemudian ditambah

Analisis kandungan protein dilakukan

akuadest steril sampai 1000 mL dalam

dalam

Erlenmeyer. Lalu disimpan pada suhu

destruksi,

ruang dengan kondisi anaerob selama

Menimbang sampel

24 jam [8].

sudah dioven dan dicatat sebagai A g.

Fermentasi Limbah

Sampel

Limbah padat bioetanol pertama-tama

kedalam

disterilkan terlebih dahulu dengan

ditambahkan 2 g

cara diautoklaf selama 15 menit

CuSO4 : K2SO4 (1:5) dan 20 mL asam

dengan suhu 1210C dan tekanan 1

sulfat pekat. Setelah itu dipanaskan

atm. Kemudian dibiarkan di suhu

dalam nyala api kecil di lemari asam,

ruangan

Limbah

bila sudah tidak berbuih destruksi

masing-masing di timbang seberat

dilanjutkan dengan nyala api besar.

250 g dan ditambahkan EM-4 sesuai

Destruksi sudah dianggap selesai bila

perlakuan, yaitu EM-4 0%, EM-4

larutan sudah berwarna hijau jernih.

0,25%, EM-4 0,5%, EM-4 0,75%, dan

Kemudian

EM-4 1% masing-masing perlakuan

disiapkan selengkapnya. Larutan hasil

diaduk sampai rata di dalam toples

desktruksi dipindahkan kedalam labu

steril menggunakan tangan. Setelah

didih kemudian bilas dengan aquades

rata campuran dimasukkan kedalam

sebanyak 200 mL dan tambahkan batu

plastik yang telah diberi lubang

didih.

dengan cara menusukkan jarum di

menambahkan NaOH 40% sebanyak

permukaan

Fermentasi

60 mL melalui corong samping.

dibiarkan terjadi di suhu ruang selama

Kemudian Erlenmeyer dipasangkan

4 dan 8 hari [6]. Setelah proses

yang telah diisi asam borax 5%

fermentasi (4 hari dan 8 hari) produk

sebanyak 10 mL untuk menangkap

fermentasi

dan

gas amoniak dan telah diberi indikator

selanjutnya di oven pada suhu 600C

campuran sebanyak 3 tetes. Destilasi

selama 24 jam atau panas sinar

dilakukan sampai semua N dalam

matahari lebih kurang 4 hari [9].

larutan dianggap telah tertangkap oleh

Produk fermentasi digiling dan siap

asam borax yang ditandai dengan

untuk di analisis kimia.

menyusutnya larutan dalam labu didih

sampai

dingin.

plastik.

diambil

100

g

tiga

tahap

yaitu

proses

destilasi,

dan

titrasi.

kering yang

kemudian
labu

Larutan

dimasukkan

Kjeldhal

lalu

katalis campuran

dinginakan.Destilator

dibasakan

dengan

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

sebanyak

2/3

ISSN 1979-8911

bagian

terhitung dari mulai mendidih. Setelah

sudah

pemanasan selesai dilakukan, matikan

Erlenmeyer

keran kondensor dan sampel siap

sebanyak 15 mL). Hasil destilasi

untuk disaring. Kertas saring diameter

dititrasi dengan asam klorida yang

4,5 cm bebas lemak yang telah dioven

sudah diketahui normalitasnya yang

ditimbang

dicatat sebagi B. Titik titrasi dicapai

sebagai A g. Seperangkat alat vakum

dengan ditandai dengan perubahan

yang terdiri dari pompa vakum,

warna hijau ke abu-abu. Jumlah

filtering flask, dan corong buncher

larutan HCl yang terpakai dicatat

disiapkan. Kemudian kertas saring

sebagai C ml. Selanjutnya kandungan

diletakan pada corong buncher dan

protein dihitung dalam persen dengan

saring sampel hasil pemanasan dengan

rumus sebagai berikut:

bantuan vakum, bilas berturut-turut

(sekurang-kurangnya
tertampung

dalam

dan

dicatat

beratnya

dengan akuades panas sebanyak 100
0.014 x 6.25 x B x C
A

% protein =

mL, asam sulfat 1,25% sebanyak 50
mL, dan aseton sebanyak 50 mL.
Kertas

Analisis Kandungan Serat Kasar
Sampel

sisa

ekstraksi

lemak

Kemudian dimasukkan ke dalam gelas
khusus.

Selanjutnya,

ditambahkan H2SO4 1,25% sebanyak
50 mL, kemudian sampel berisi asam
sulfat ditempatkan di atas kompor
listrik

dam

pasangkan

kondensor

refluks di atasnya, dididihkan selama
30

menit

terhitung

saat

dan

residunya

dimasukkan kedalam cawan porselin,

ditimbang dan dicatat sebagai B g.
piala

saring

mulai

mendidih. Setelah itu ditambahkan
NaOH 1,24% sebanyak 100 mL
kedalam gelas piala yang masih
terdapat larutan sampel yang dimasak.
Pemanasan dilakukan selama 30 menit

kemudian dikeringkan dalam oven
bersuhu 100-1050C selama 1 jam,
dinginkan dalam eksikator selama 15
menit, ditimbang dan dicatat sebagai
C gram. Setelah dingin, panaskan
dalam hot plate sampai tidak berasap,
kemudian masukkan ke dalam tanur
listrik 600-7000C selama 6 jam.
Dinginkan dalam eksikator selama 30
menit, ditimbang dan dicatat sebagai
D g.Kandungan serat kasar dihitung
dalam persen dengan rumus sebagai
berikut:

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

ISSN 1979-8911

( C−D− A )
100
Bx
100 −%LK

% serat kasar =

5

x

8

Analisis Data
data

parameter

menggunakan

masing-masing

2.65

2.71

2.83

3.02

3.53

1

2.69

2.49

2.74

2.93

2.79

2

2.27

2.41

2.74

2.82

3.14

3

2.65

2.54

2.59

2.83

2.73

4

2.29

2.54

2.84

2.77

2.65

5

2.28

2.63

2.85

3.01

2.84

2.44

2.52

2.75

2.87

2.83

kandungan protein produk fermentasi

dan

yang paling rendah adalah perlakuan

lama

A (kontrol) dengan lama fermentasi 8

fermentasi maka terdapat pengaruh

hari yaitu kandungan protein sebesar

yang berbeda nyata. Jika berbeda

2.44%. Sedangkan kandungan protein

nyata maka dilanjutkan dengan uji

produk fermentasi yang paling tinggi

DMRT (Duncan’s Multiple Range

adalah perlakuan E (penambahan EM-

Test) dengan taraf kepercayaan 95%

4

(α=0.05).

sebanyak

1%)

dengan

lama

fermentasi 4 hari yaitu kandungan
protein

Hasil dan Diskusi

setelah

3.53%.

Untuk

dengan perlakuan, maka dilakukan

Rata-rata kandungan protein
bioetanol

sebesar

mengetahui pengaruh lama fermentasi

Kandungan Protein Limbah Bioetanol

limbah

3.66

Berdasarkan tabel di atas,

95%. Jika nilai signifikansi (sig.) <
perlakuan

3.06

analisis

Varians) dengan taraf kepercayaan
pada

2.73

Rata-rata

ragam atau ANOVA (Analisys of

0.05

2.65

Rata-rata

100 %

Analisis

2.65

analisis

proses

sidik

menunjukkan

ragam.

protein

Hasil

dipengaruhi

fermentasi dapat dilihat pada Tabel 1

secara nyata (P0,05).

Peningkatan

merombak limbah, semakin banyak

kandungan

mikroorganisme yang berperan dalam

protein diduga substrat kompleks yang

proses perombakan maka semakin

ada pada limbah bioetanol sudah

banyak

banyak

substrat

yang

terurai.

diurai

menjadi

molekul-

akan

molekul lain yang lebih sederhana

produk

oleh mikroorganisme melalui jalur

fermentasi yang dihasilkan. Semakin

katabolisme. Kemudian energi yang

lama

dihasilkan

Sedangkan

lama

berpengaruh

fermentasi

terhadap

fermentasi

jumlah

produk

akan

digunakan

untuk

fermentasi akan semakin banyak,

mensintesis

namun lama fermentasi mempunyai

sederhana sehingga mampu disintesis

waktu

kembali

maksimum

tertentu

untuk

molekul-molekul

menjadi

molekul-molekul

mendapatkan produk fermentasi yang

kompleks lain yang salah satunya

optimum.

yaitu protein [10].

Karena adanya perbedaan yang
nyata dari perlakuan, maka untuk
mengetahui perbedaan masing-masing
perlakuan dilanjutkan dengan analisis
uji berganda Duncan.

karena aktivitas metabolisme kapang
Saccharomyces

cerevisiae

yang

menghasilkan enzim amilase untuk
komponen-komponen

kompleks seperti karbohidrat yang ada

Kandungan Protein

dalam limbah bioetanol. Dari berbagai

Rata-rata

jenis mikroorganisme dalam EM-4,

kandungan

Signifikansi

A

protein (%)
2.54

a

B

2.61

a

C

2.79

b

D

2.94

c

E

3.18

d

n

kandungan

protein pada limbah bioetanol diduga

mengurai

Tabel 2. Pengaruh Perlakuan terhadap

Perlakua

Peningkatan

Saccharomyces

cerevisiae

diduga

lebih banyak menghasilkan enzim
amilase daripada Lactobacillus dan
Rhodopseudomonas. Enzim amilase
ini digunakan dalam menghidrolisis
berbagai

jenis

sumber

amilum

menjadi senyawa-senyawa sederhana
seperti maltose, glukosa [11].

Edisi Juni 2016 Volume X No. 1

Biosintesis

protein

ISSN 1979-8911

melalui

amino

katabolisme yaitu pada jalur siklus

piruvat

untuk
yang

proses

Faktor lama waktu fermentasi

mengoksidasi

hasil

analisis

sidik

ragam

selama

menunjukkan perbedaan yang nyata

glikolisis pada glukosa menjadi CO2

(P