Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSIPEMBELIAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN BELANJA MODAL PENGADAAN JASA KONSTRUKSI REHABILITASI GEDUNG RUANG VIP RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER APBD TAHUN ANGGARAN 2013 Panitia PANITIA PENGADAAN BARANG DAN J

PEMERINTAH KABUPATEN JEMBER

RUMAH SAKIT DAERAH BALUNG

Jl. Rambipuji No.19, Telp.(0336) 621595 Fax. (0336) 623877

BALUNG – JEMBER

ADENDUM DOKUMEN PENGADAAN Nomor: 903/Adendum 1-196.b/Pan/35.09.611/2013 Tanggal: 26 Agustus 2013

untuk

PENGADAAN JASA KONSTRUKSI

Pekerjaan BELANJA MODAL PENGADAAN KONSTRUKSI/PEMBELIAN BANGUNAN SARANA DAN PRASARANA KESEHATAN BELANJA MODAL PENGADAAN JASA KONSTRUKSI REHABILITASI GEDUNG RUANG VIP RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER APBD TAHUN ANGGARAN 2013

Panitia PANITIA PENGADAAN BARANG DAN JASA RSD BALUNG KABUPATEN JEMBER

Tahun Anggaran: 2013

BAB I. UMUM....................tetap

BAB II. PENGUMUMAN PEMILIHAN LANGSUNG DENGAN PASCAKUALIFIKASI.........BERUBAH

Adendum Pengumuman pelelangan yang tercantum dalam aplikasi SPSE

Pada Aplikasi SPSE nama pekerjaan

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013

Pada Aplikasi SPSE nama pekerjaan BERUBAH menjadi:

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013

BAB III INSTRUKSI KEPADA PESERTA (IKP)

A. UMUM............tetap

1. Lingkup Pekerjaan ............tetap

2. Sumber Dana ............tetap

3. Peserta Pelelangan ............tetap

4. Larangan Korupsi, Kolusi, dan Nepotisme (KKN) serta Penipuan ............tetap

5. Larangan Pertentangan Kepentingan ............tetap

6. Pendayagunaan Produksi Dalam Negeri ............tetap

7. Satu Penawaran Tiap Peserta ............tetap

B. DOKUMEN PENGADAAN

8. Isi Dokumen Pengadaan ............tetap

9. Bahasa Dokumen Pengadaan ............tetap

10. Pemberian Penjelasan ............tetap

11. Perubahan Dokumen Pengadaan .............tetap

12. Perubahan Waktu ............tetap

C. PENYIAPAN DOKUMEN PENAWARAN DAN KUALIFIKASI 13. Biaya dalam Penyiapan Penawaran dan Kualifikasi

............tetap

14. Bahasa Penawaran ............tetap 15. Dokumen Penawaran

............tetap 16. Harga Penawaran

............tetap

17. Mata Uang Penawaran dan Cara Pembayaran ............tetap 18. Masa Berlaku Penawaran dan Jangka Waktu Pelaksanaan

............tetap 19. Pengisian Dokumen Isian Kualifikasi

............tetap 20. Pakta Integritas

............tetap 21. Jaminan Penawaran (dipersyaratkan)

............tetap 22. Bentuk Dokumen Penawaran

............tetap

D. PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN 23. Penyampulan dan Penandaan Sampul Penawaran

............tetap

24. Penyampaian Dokumen Penawaran ............tetap

25. Batas Akhir Waktu Pemasukan Penawaran ............tetap

E. PEMBUKAAN DAN EVALUASI PENAWARAN 26. Pembukaan Penawaran

............tetap

27. Evaluasi Penawaran ............tetap

28. Evaluasi Kualifikasi ...........tetap

29. Pembuktian Kualifikasi ............tetap

F. PENETAPAN PEMENANG PELELANGAN 30. Penetapan dan Pengumuman Pemenang

............tetap 31. Sanggahan

............tetap 32. Sanggahan Banding

............tetap

G. PENUNJUKAN PEMENANG 33. Penunjukan Penyedia/Jasa

............tetap

34. BAHP dan Kerahasiaan Proses ............tetap

H. PELELANGAN GAGAL 35. Pelelangan Gagal

............tetap

I. JAMINAN PELAKSANAAN 36. Jaminan Pelaksanaan

............tetap J. PENANDATANGANAN KONTRAK 37. Penandatanganan Kontrak

............tetap

BAB IV. LEMBAR DATA PEMILIHAN ..................BERUBAH

LEMBAR DATA PEMILIHAN ................BERUBAH

A. LINGKUP

1. Panitia Pengadaan : ...........tetap

PEKERJAAN

2. Alamat Panitia Pengadaan : ...........tetap

3. Website : ...........tetap

4. Website LPSE : ...........tetap

5. Nama paket pekerjaan:

Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013.

Uraian singkat pekerjaan : Melanjutan Kegiatan Pembangunan Gedung PAT yaitu Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013

Nama Paket Tetap : Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013

Uraian Singkat Pekerjaan Berubah : Dalam rangka peningkatan fungsi gedung eks Melati Kelas III (Gedung Ruang VIP) yaitu Merehabilitasi Gedung Ruang VIP menjadi Pusat Pelayanan Mata di RSD Balung Kabupaten Jember.

6. Jangka waktu penyelesaian pekerjaan: ............tetap

7. HPS : ............tetap

B. SUMBER DANA

...........tetap

C. METODE

...........tetap

PEMILIHAN

D. PESERTA YANG

...........tetap

DAPAT MENGIKUTI PEMILIHAN

E. PEMBERIAN

...........tetap

PENJELASAN DOKUMEN PENGADAAN

F. DOKUMEN

...........tetap

PENAWARAN

G. MATA UANG

...........tetap

PENAWARAN DAN CARA PEMBAYARAN

H. MASA

...........tetap

BERLAKUNYA

PENAWARAN

I. JAMINAN

...........tetap

PENAWARAN J. JADWAL

...........tetap

PEMASUKAN DOKUMEN PENAWARAN

K. BATAS AKHIR

...........tetap

WAKTU PENYAMPAIAN PENAWARAN

L. PEMBUKAAN

...........tetap

PENAWARAN

M. EVALUASI

...........tetap

PENAWARAN N. SANGGAHAN,

...........tetap

SANGGAHAN BANDING DAN PENGADUAN

O. JAMINAN

...........tetap

SANGGAHAN BANDING

P. JAMINAN

...........tetap

PELAKSANAAN Q. JAMINAN

...........tetap UANG MUKA

Bab V. LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

LEMBAR DATA KUALIFIKASI (LDK)

A. Lingkup

Nama Panitia : ............tetap.

Kualifikasi

Alamat Panitia : ............tetap

Website: ............tetap

Website LPSE : ............tetap

Nama Paket Pekerjaan : Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013

B. Persyaratan

............tetap

Kualifikasi

BAB VI BENTUK DOKUMEN PENAWARAN

A. PERUBAHAN BENTUK SURAT PENAWARAN (CONTOH) [KOP BADAN USAHA]

Nomor : _______, _____________ 20___ Lampiran :

Kepada Yth.: Panitia Pengadaan Barang/Jasa RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013. Jl. Rambipuji No. 19 Balung-Jember

di Balung-Jember

Perihal : Penawaran Pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013.

Sehubungan dengan pengumuman Pemilihan Langsung dengan Pascakualifikasi dan Dokumen Pengadaan nomor: _________________ tanggal ______________ dan setelah kami pelajari dengan saksama Dokumen Pengadaan dan Berita Acara Pemberian Penjelasan [serta adendum Dokumen Pengadaan], dengan ini kami mengajukan penawaran untuk pekerjaan Belanja Modal Pengadaan Konstruksi/Pembelian Bangunan

Sarana dan Prasarana Kesehatan Belanja Modal Pengadaan Jasa Konstruksi Rehabilitasi Gedung Ruang VIP RSD Balung Kabupaten Jember APBD Tahun Anggaran 2013 sebesar Rp_______________ (__________________________).

Penawaran ini sudah memperhatikan ketentuan dan persyaratan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut di atas.

Penawaran ini berlaku selama _______( ______ ) hari kalender terhitung sejak batas akhir pemasukan dokumen penawaran.

Sesuai dengan persyaratan Dokumen Pengadaan, bersama Surat Penawaran ini kami lampirkan:

1. Hasil pemindaian (scan) Jaminan Penawaran asli;

2. File/scan daftar kuantitas dan harga;

3. File/scan dokumen penawaran teknis yang terdiri dari:

a. Metode Pelaksanaan;

b. Jadwal Waktu Pelaksanaan;

c. Daftar Personil Inti;

d. Jenis, kapasitas, komposisi, dan jumlah peralatan utama minimal yang dibutuhkan;

e. Spesifikasi Teknis (apabila dibutuhkan); dan

f. [Bagian Pekerjaan yang akan disubkontrakkan, apabila ada].

4. [Formulir rekapitulasi perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), apabila memenuhi syarat untuk diberikan preferensi harga]; dan

5. Dokumen Kualifikasi

6. Perubahan Dokumen lain yang dipersyaratkan :

a. Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak

sedang dihentikan kegiatan usahanya;

b. Surat Pernyataan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

c. Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen yang disampaikan;

d. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam LDP;

e. Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Seluruh Peraturan yang berlaku;

f. Pra RK3.

Dengan disampaikannya Surat Penawaran ini, maka kami menyatakan sanggup dan akan tunduk pada semua ketentuan yang tercantum dalam Dokumen Pengadaan.

PT/CV........................ [pilih yang sesuai dan cantumkan nama]

.......................... Jabatan

B. BENTUK DOKUMEN PENAWARAN TEKNIS

Dokumen Penawaran Teknis

[Cantumkan dan jelaskan secara rinci hal-hal berikut. Jika diperlukan, keterangan dapat dicantumkan dalam lembar tersendiri/tambahan]

7. Pra RK3K. 1). Penjelasan Metode Penanganan Keselamatan Kerja yang akan dilaksanakan

apabila terjadi kecelakaan kerja ditempat kerja (disi sesuai contoh tabel CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K);

2). Struktur Organisasi Program Keselamatan Kerja Perusahaan dalam Pelaksanaan Proyek;

3). Surat Pernyataan Kesanggupan untuk Pelaksanaan Program K3; 4). Surat Pernyataan Kesanggupan membuat/mengurus JAMSOSTEK untuk

seluruh tenaga kerja Proyek tanpa terkecuali; 5). Surat Penugasan Personil Sebagai Koordinator Keselamatan Kerja pada

Pelaksanaan Proyek yang akan dilaksanakan.

Perubahan Nomor 7 (No.7 ) Dokumen Penawaran Teknis yang dimaksud bukan Pra RK3 tetapi yang dimaksud adalah Dokumen lain yang dipersyaratkan dengan perincian sebagai berikut:

7. Dokumen lain yang dipersyaratkan : 1). Surat Pernyataan bahwa perusahaan yang bersangkutan dan manajemennya tidak dalam pengawasan pengadilan, tidak pailit, kegiatan usahanya tidak sedang dihentikan kegiatan usahanya;

2). Surat Pernyataan bahwa salah satu dan/atau semua pengurus dan badan usahanya tidak masuk dalam Daftar Hitam;

3). Surat Pernyataan Kebenaran Dokumen yang disampaikan; 4). Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan dengan baik dan

sesuai dengan jangka waktu yang ditentukan dalam LDP; 5). Surat Pernyataan Kesanggupan Mematuhi Seluruh Peraturan yang berlaku

6). Pra RK3K:

1) Penjelasan Metode Penanganan Keselamatan Kerja yang akan dilaksanakan apabila terjadi kecelakaan kerja ditempat kerja (disi sesuai contoh tabel CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA KONTRAK (PRA-RK3K);

2) Struktur Organisasi Program Keselamatan Kerja Perusahaan dalam Pelaksanaan Proyek;

3) Surat Pernyataan Kesanggupan untuk Pelaksanaan Program K3;

4) Surat Pernyataan Kesanggupan membuat/mengurus JAMSOSTEK untuk seluruh tenaga kerja Proyek tanpa terkecuali;

5) Surat Penugasan Personil Sebagai Koordinator Keselamatan Kerja pada Pelaksanaan Proyek yang akan dilaksanakan.

Catatan:

** Peralatan dan personil yang disampaikan dalam penawaran hanya untuk 1 (satu) paket pekerjaan yang dilelangkan, apabila memerlukan peralatan dan personil untuk paket pekerjaan lain harus dari peralatan dan personil yang berbeda.

** Untuk pemenuhan JAMSOSTEK wajib dilengkapi bagi pemenang lelang.

Bab IX. Bentuk Dokumen Kontrak

CONTOH BENTUK PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK 125 (PRA-RK3K)............Tetap

C. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI BANK..................tetap Contoh

D. BENTUK JAMINAN PENAWARAN DARI ASURANSI/PERUSAHAAN PENJAMINAN..................tetap

Contoh

E. FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI..................tetap

FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI BADAN USAHA..................tetap

(Formulir Isian Kualifikasi telah disediakan dalam aplikasi SPSE) ..................tetap

BAB VII. PETUNJUK PENGISIAN FORMULIR ISIAN KUALIFIKASI..................tetap

(Petunjuk Pengisian Formulir Isian Kualifikasi mengikuti Petunjuk Pengoperasian ( User

Guide) aplikasi SPSE) ..................tetap

BAB VIII. TATA CARA EVALUASI KUALIFIKASI..................tetap

BAB IX. BENTUK KONTRAK ..................tetap

BAB X. SYARAT-SYARAT UMUM KONTRAK (SSUK) ..................tetap

BAB XI. SYARAT-SYARAT KHUSUS KONTRAK (SSKK) ..................tetap

Lampiran A – Syarat-Syarat Khusus Kontrak Personil Inti dan Peralatan..................tetap

- Personil Inti yang ditugaskan: [cantumkan nama, uraian detil tanggung jawab kerja, minimum kualifikasi, dan jumlah orang bulan] ..................tetap

- Peralatan yang digunakan: [cantumkan jenis peralatan khusus yang disyaratkan untuk pelaksanaan pekerjaan] ..................tetap

12

Bab XII. Spesifikasi Teknis..................tetap Bab XIII. Daftar Kuantitas dan Harga..................tetap

BAB XIV. BENTUK DOKUMEN LAIN ..................tetap

A. BENTUK SURAT PENUNJUKAN PENYEDIA/ JASA (SPPBJ) ..................tetap

B. BENTUK SURAT PERINTAH MULAI KERJA (SPMK) ..................tetap

C. BENTUK SURAT-SURAT JAMINAN..................tetap

ii

..................tetap

..................tetap

..................tetap

SYARAT – SYARAT TEKNIS PASAL 1 RUANG LINGKUP PEKERJAAN

Lingkup Pekerjaan yang dimaksud dalam Rencana kerja dan syarat – syarat ini meliputi ruang lingkup pekerjaan, antara lain :

 Pekerjaan Persiapan  Pekerjaan Tanah  Pekerjaan Pasangan  Pekerjaan Beton  Pekerjaan Plesteran dan Benangan  Pekerjaan Kayu  Pekerjaan Kunci dan Kaca  Pekerjaan Lantai  Pekerjaan Plapon  Pekerjaan Rangka Penutup Atap  Pekerjaan Kusen Aluminium dan Dinding Partisi  Pekerjaan Cat  Pekerjaan Instalasi Tata Udara  Pekerjaan Sanitair  Pekerjaan Instalasi Listrik

Secara lengkap seluruh jenis pekerjaan tersebut dapat disesuaikan/dilihat dan tercantum pada Bill of Quantity

PASAL 2 PERATURAN TEKNIS UMUM.

Untuk pelaksanaan pekerjaan ini digunakan lembar-lembar ketentuan – ketentuan dan Peraturan seperti yang tercatum dalam Normalisasi Indonesia ( NI ), Standart Industri Indonesia ( SII ) dan Peraturan – Peraturan Nasional lainnya yang termasuk segala perubahan-perubahannya hingga kini, antara lain seperti :

a. Pedoman Pelaksanaan APBD / PERPRES NO. 54 Tahun 2010.

b. Peraturan Beton Indonesia SKSNI T15 – 1991 – 03

c. Peraturan Muatan Indonesia PMI-NI -18-1970.

d. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.8-1970).

e. Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI ) 1971.

f. Standart Industri Indonesia ( SNI ).

g. Peraturan Umum Instalasi Listrik Indonesia (PUIL) 1987.

h. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1972).

i. Pedoman Plumbing Indonesia 1979. j. Peraturan Perburuhan Indonesia (tentang pengerahan tenaga kerja) antara lain tentang larangan memberi kesempatan kerja kepada anak-anak dibawah umur. k. Surat Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum KEP. 174/MEN/ 86, Tanggal 4 maret 1986 104/KPTS/1986 tentang : Keselamatan dan Kesehatan Kerja pada tempat kegiatan konstruksi.

l. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 1990, tanggal 15 Desember 1990

Tentang : Pertambangan bahan galian golongan C di Propinsi Jawa Timur m. Surat Gubernur Nomor : 188/18274/104/1993, tanggal 27 Desember 1993.

Tentang : Petunjuk teknis pemungutan retribusi hasil produksi pertambangan bahan galian golongan C di Propinsi Jawa Timur.

n. Peraturan Pemerintah Daerah No.12 tahun 2006 dan Peraturan Bupati No.49 tahun 2006 tentang Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB )

PASAL 3 PENJELASAN RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini beserta gambar kerjanya digunakan sebagai pedoman dasar ketentuan dalam melaksanakan pekerjaan ini. Gambar – gambar detail merupakan

bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana Kerja dan Syarat-syarat ini.

B. Jika terdapat perbedaan – perbedaan antara Gambar kerja dengan Rencana Kerja dan Syarat ini, maka Pemborong berkewajibkan menanyakan secara tertulis kepada Perencana / Direksi, dan Pemborong diwajibkan mentaati keputusan Perencana / Direksi yang

bersangkutan.

C. Jika ada perbedaan antara gambar rencana dan gambar detail, maka gambar detail yang menjadi pedoman.

D. Apabila ukuran-ukuran jumlah yang diperlukan dan bahan-bahan yang dipakai dalam RKS tidak sesuai dengan gambar, maka RKS yang menjadi Pedoman.

E. Apabila terdapat skala gambar dan ukuran gambar yang tidak sesuai, maka ukuran dengan angka yang dipergunakan.

F. Sebelum melaksanakan pekerjaan Pemborong diharuskan meneliti kembali semua dokumen yang ada ( Gambar Kerja dan Syarat-syarat ) untuk disesuaikan dengan Berita Acara Rapat Penjelasan.

PASAL 4 PEKERJAAN PERSIAPAN

4.1 Keterangan Umum

Bagian ini mencakup sarana-sarana pelengkap untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan

4.2 Keadaan Lokasi Kontraktor yang memenangkan lelang tidak berhak mengadakan keberatan apapun atas keadaan lokasi proyek,sebelum menghitung anggaran / biaya.

4.3 Pengukuran / ueitzeit dan pasangan bowplang a.Ketetapan letak bangunan diukur dibawah pengawasan konsultan pengawas dengan patok

permanen yang dipancang kuat-kuat dan tidak boleh dibongkar sebelum mendapat ijin dari konsultan pengawas.

b.Kontraktor wajib menyediakan Theodolith berikut juru ukurnya agar dapat senantiasa

memantau posisi titik-titik struktur yang penting dan piel bangunan. c.Kontraktor sebelum memulai pekerjaan pemasangan bowplang, agar terlebih dahulu membersihkan lokasi dari puing-puing yang ada disekitar bangunan yang akan dibangun. d.Papan bowplang terbuat dari kayu meranti.Untuk patok dengan ukuran 5/7 cm serta penyipat datar dari papan ukuran 3/20 cm yang bagian atasnya diserut/diketam hingga merupakan garis lurus,dipasang diluar galian dengan jarak dari as galian 1,5 m atau sesuai keadaan dengan ketinggian piel / duga lantai yang telah ditentukan pada gambar pelaksanaan.

e. Duga saluran / Drainase ditetapkan sama dengan gambar pelaksanaan atau ditentukan kemudian dalam rapat pengukuran.

f. Bila terjadi tidak kesesuaian antara batas-batas letak tanah yang tersedia dengan apa yang tertera didalam gambar,maka kontraktor harus segera memberitahukan secara tertulis kepada pejabat pembuat komitmen dan direksi untuk mendapat persetujuan.

4.4 Air kerja dan Listrik kerja Yang dimaksud dengan air kerja adalah air untuk pencapuran dalam pelaksanaan pekerjaan.Air untuk adukan beton sebelumnya harus dimintakan persetujuan konsultan pengawas disertai hasil test laboratorium.

Kontraktor harus menyediakan instalasi listrik dan air kerja atas biaya kontraktor sendiri.

4.5 Kantor kontraktor,gudang. Kontraktor menyiapkan Kantor,gudang dalam tapak seperti yang ditentukan guna pelaksanaan pekerjaan sesuai kontrak.

Kontraktor harus menjamin sedemikian rupa sehingga seluruh fasilitas / bahan yang diperlukan dapat terhindar dari kerusakan.

4.6 Papan Pemberitahuan

Kontraktor atas biaya sendiri harus mendirikan sebuah papan pemberitahuan di tempat yang akan ditentukan oleh konsultan pengawas / Managemen konstruksi.

Tulisan dan gambar pada papan harus sesuai dengan persyaratan yang ditentukan oleh Dinas Pekerjaan Umum setempat.

4.7 Obat P.P.P.K ( P3K )

Kontraktor wajib menyiapkan obat-obatan dan keperluan lain yang berhubungan dengan pertolongan pertama kepada kecelakaan ( P3K ) yang selalu siap dipergunakan.

4.8 Keamanan dan tata tertib lapangan. Kontraktor diwajibkan mengadakan pengamanan lokasi pekerjaan antara lain mengadakan penjagaan siang-malam,penerangan malam,penyediakan pemadam kebakaran sesuai ketentuan dan jaring-jaring pengamanan sesuai kebutuhan pelaksanaan pekerjaan.

Kontraktor agar menjaga tata tertib lapangan dan hanya orang-orang berkepentingan dengan proyek saja yang diperbolehkan masuk lokasi pekerjaan.Semua hal kejadian yang tidak diinginkan agar dilaporkan kepada konsultan pengawas.

4.9 Pembersihan Kontraktor wajib membersihkan lokasi proyek dari kotoran-kotoran yang disebabkan oleh kegiatan pekerjaan dan semua kotoran harus dibuang keluar lokasi proyek sesuai tempat yang ditunjuk oleh direksi dengan biaya kontraktor sendiri.

PASAL 5 PEKERJAAN TANAH

5.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Galian Tanah Pondasi. Pekerjaan ini meliputi galian tanah untuk pondasi plat,pondasi menerus maupun pondasi setempat dan struktur lainnya yang terletak didalam atau diatas tanah, seperti yang tercantum didalam gambar rencana atau sesuai dengan kebutuhan agar Kontraktor pekerjaannya dapat dilaksanakan dengan lancar, benar dan aman.

5.2. Syarat – syarat Pelaksanaan :

1. Level Galian. Galian tanah harus dilaksanakan sesuai dengan level yang tercantum didalam gambar rencana. Kontraktor harus mengetahui dengan pasti hubungan antara level bangunan terhadap muka tanah asli dan jika hal tersebut belum jelas maka hal ini segera didiskusikan bersama Konsultan Pengawas sebelum galian dilaksanakan. Kesalahan yang dilakukan akibat hal ini menjadi tanggung jawab Kontraktor.

2. Urugan Kembali. Pengurugan kembali bekas galian harus dilakukan sesuai dengan yang diisyaratkan pada bab mengenahi urugan dan pemadatan. Pekerjaan pengurugan kembali ini hanya boleh dilakukan setelah diadakan pemeriksaan dan mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

3. Pemadatan Dasar Galian. Dasar galian harus rata/water pass dan bebas dari akar-akar tanaman atau bahan-bahan organis lainnya. Selanjutnya dasar galian harus dipadatkan sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

PASAL 6 PEKERJAAN URUGAN PASIR

6.1. Lingkup Pekerjaan.

1. Tenaga kerja, Bahan dan Alat. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan baik dan sesuai dengan gambar dan spesifikasi.

2. Lokasi Pekerjaan. Pekerjaan ini dilakukan diatas dasar galian tanah, dibawah lapisan lantai keramik serta

lantai kerja dan dipergunakan untuk semua struktur beton yang berhubungan langsung dengan tanah.

6.2. Persyaratan Bahan

1. Bahan Urugan Pasir. Pasir yang digunakan harus terdiri dari butir-butir yang bersih, tajam dan keras, bebas dari lumpur, tanah lempung, dan organis. Bahan ini harus mendapatkan persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas.

2. Air Kerja. Air yang digunakan harus bersih dan tidak mengandung minyak, asam alkali dan bahan organis lainnya, serta dapat diminum. Sebelum digunakan air harus diperiksa di laboratorium pemeriksaan bahan yang sah. Jika hasil uji ternyata tidak memenui syarat, maka Kontraktror wajib mencari air kerja yang memenuhi syarat.

6.3. Syarat – syarat Pelaksanaan :

1. Tebal Pasir Urug.

Jika tidak tercantum dalam gambar kerja, maka dibawah lantai kerja harus diberi Lapisan pasir urug tebal 10 cm. Pemadatan harus dilaksanakan sehingga dapat menerima beban yang bekerja.

2. Tebal Pasir Batu (Sirtu). Sirtu digunakan untuk peninggian elevasi muka lantai tebal 30 cm diatas urugan tanah

3. Cara Pemadatan..

Pemadatan dilakukan dengan disiram air dan selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat yang disetujui Konsultan Pengawas. Pemadatan dilakukan hingga mencapai tidak kurang dari 98% dari kepadatan optimum Laboratorium. Pemadatan harus dilakukan pada kondisi galian yang memadai agar dapat menghasikan kepadatan yang baik. Kodisi galian tersebut harus dipertahankan sampai pekerjaan pemadatan selesai dilakukan. Pemadatan harus diulang kembai jika keadaan tersebut diatas tidak memenuhi.

3. Persetujuan. Pekerjaan selanjutnya dapat dikerjakan bilamana pekerjaan urugan tersebut sudah mendapat persetujuan tertulis dari Konsultan Pengawas / Direksi.

PASAL 7 PEKERJAAN PASANGAN DAN PLESTERAN

7.1. Bahan :

a. Semen Portland / pc. Semen untuk pekerjaan batu belah, batu bata, dinding dan plesteran sama dengan yang

digunakan untuk pekerjaan beton, yaitu kualitasnya sama dan dari produk yang sama pula.

b. Pasir. Pasir yang digunakan harus pasir yang berbutir tajam dan keras.

Kadar lumpur yang terkandung dalam pasir tidak boleh lebih besar dari 5 %. Pasir harus memenuhi persyaratan PUBB 1970 atau NI-3.

c. Batu kali.  Batu kali yang digunakan adalah batu kali belah, bersudut runcing, bewarna abu- abu hitam, keras dan tidak porous.  Sebelum pelaksanaan Kontraktor harus memberikan contoh material batu kali untuk mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas / Direksi.

d. Batu bata ( batu merah ).  Batu merah harus mempunyai rusuk-rusuk yang tajam dan siku, bidang-bidang sisinya harus datar / rata, tidak menunjukan retak-retak, pembakarannya harus merata dan matang. batu merah tersebut ukurannya harus sama, keluaran dari satu tempat pembakaran dan memenuhi persyaratan NI - 10 dan PUBB 1970.

 Pekerjaan pasangan dinding batu merah harus menggunakan bata kwalitas baik dengan persetujuan Direksi/ Konsultan pengawas, dilaksanakan sesuai gambar rencana dengan spesi 1 Pc : 4 Psr dan diplester dengan campuran 1 Pc : 4 Psr.

 Sebelum dipasang semua bata harus direndam/disiram air hingga jenuh selanjutnya batu bata harus basah/disiram bila akan dipasang.

 Pekerjaan pasangan batu bata dan plesteran dengan perekat 1 Pc : 3 Psr meliputi bagian-bagian:

1. Pasangan bata dari permukaan balok sloof sampai 40 cm diatas lantai.

2. Pasangan bata yang langsung menempel pada kusen ataupun beton.

3. Semua pasangan bata yang langsung berhubungan dengan air.

4. Permukaan beton/exposed sudut tembok (Benangan) dan pinggiran tembok digunakan spesi 1 Pc : 2 pasir.

 Pasangan harus terjamin terpasang dengan tegak lurus, dengan batas ketinggian untuk tiap kali pemasangan maksimal 1.00 M.

7.2. Macam-macam adukan :

a. Adukan untuk pasangan dan plesteran dibuat dengan macam-macam perbandingan campuran seperti tersebut dibawah ini :

No Perbandingan

Penggunaan

1 1 pc : 3 psr

1. Pasangan transram yang kedap air diatas sloof s/d 40 cm diatas nol lantai (sesuai

dengan gambar).

2. Pasangan Rollag

3. Plesteran dinding batu bata point 1 juga plesteran penutup pekerjaan beton pada daerah kedap air.

2 1 pc : 5 Psr

Pasangan pondasi batu kali. Pasangan tembok tidak kedap air

3 1 pc : 4 Psr

7.3. Syarat-syarat pelaksanaan :

7.3.1. Pemasangan batu kali belah :  Sebelum dipasang terlebih dahulu dibuat profil-profil pondasi dari bambu atau dari kayu pada setiap pojok galian yang berbentuk dan ukurannya sesuai dengan

penampang yang dimaksud dalam gambar rencana.  Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh pasangan batu kali belah dipasang dengan perekat menggunakan campuran 1 pc : 5 Psr dan diberaben dengan perekat yang sama pada seluruh bidang sisinya.

 Untuk pengikat sloof , maka pada bagian pondasi batu kali dibuat stek-stek sedalam

30 cm tiap 1.00 m dengan diameter besi 12 mm.

7.3.2. Pemasangan batu bata :  Batu bata yang akan dipasang harus direndam kedalam air hingga jenuh dan sebelum dipasang harus bebas dari segala jenis kotoran. Cara pemasangannya tidak

boleh bareh (sambungan batu bata dalam satu garis lurus dengan sambungan diatasnya), dan batu bata yang pecah tidak boleh melebihi 10 %. Pemasangan dalam

1 hari tidak melebihi dari 1 meter tingginya.  Untuk pasangan setengah batu yang luasnya lebih dari 12 m2 harus diberi kerangka penguat dari beton bertulang dengan pembesian tulang utama 4 Ø 12 mm dan

beugel Ø 8 - 15 cm. Pemasangan batu bata tidak boleh diterobos perancah.  Kecuali disebut lain pada gambar rencana,maka seluruh pasangan batu bata dipasang dengan perekat dengan campuran 1 pc : 4 psr

7.3.3. Plesteran dinding dan sponeng / plesteran sudut :  Semua dinding yang diplester harus bersih dari kotoran dan sebelum pemasangan disiram dengan air dan dibuat kepala plesteran ( klabangan ) dengan tebal sama

dengan ketebalan plesteran yang direncanakan. Tebal paling sedikit 1,5 cm dan paling tebal 2 cm, plesteran yang baru saja selesai tidak boleh langsung difinis / diondrong / diselesaikan. Penyelesaian plesteran menggunakan pasta semen yang sejenis.

 Selama proses pengeringan plesteran harus disiram dengan air agar tidak terjadi retak-retak rambut akibat proses pengeringan yang terlalu cepat dan campuran yang

dipergunakan harus sesuai dengan daftar.  Semua pekerjaan plesteran harus rata dan halus dan merupakan bidang yang tegak

lurus dan siku (90°) tidak terjadi retak-retak, jika terjadi retak pemborong harus segera memperbaikinya.

 Pekerjaan plesteran tembok dilaksanakan pada seluruh pekerjaan tembok baik yang tampak langsung maupun tidak langsung antara lain pasangan tembok diatas langit-

langit, tembok gevel bagian dalam dan lain sebagainya.  Kecuali disebut lain pada gambar rencana, maka seluruh plesteran menggunakan campuran 1 pc : 4 Psr.

PASAL 8 PEKERJAAN BETON BERTULANG

8.1. Lingkup Pekerjaan :

a. Bagian ini mencakup segala sesuatu yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan beton sesuai dengan spesifikasi teknis.

b. Pekerjaan yang tercakup dalam bagian ini adalah :  Bahan, alat bantu, memasang, cetakan, pembesian, dan pemeliharaan.  Perencanaan, Pelaksanaan dan Pembongkaran cetakan-cetakan beton.  Penyelesaian dan pemeliharaan beton.  Semua jenis pekerjaan yang menunjang pekerjaan beton termasuk pengangkutan,

penyimpanan bahan-bahan.  Penyediaan alat bantu, seperti :

1. Alat pengaduk semen (Ready Mix / Beton Molen).

2. Alat penggetar beton (Vibrator).

3. Pompa air

4. Alat pencetak kubus beton dan Slum test.

8.2. Syarat-syarat Umum

a. Persyaratan-persyaratan konstruksi Beton, istilah teknik serta syarat-syarat pelaksanaan beton secara umum menjadi satu kesatuan dalam bagian dokumen ini.

b. Kecuali tercantum lain dalam spesifikasi ini maka semua pekerjaan beton harus sesuai dengan standart dibawah ini:  Standarat Industri Indonesia.

 Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SKSNI T15 - 1991 - 03).  Peraturan Muatan Indonesia tahun 1970 NI – 18  Peraturan Tahan Gempa 1982.  American Society For Testing & Material (ASTM).

c. Semua material yang digunakan harus mendapat persetujuan dari direksi lapangan.

8.3. Syarat-syarat Bahan

a. Air. Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam alkali, garam,

bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan, dan harus memenuhi NI-2 PBI-1971. Bila dipandang perlu Perencana/MK dapat meminta kepada Kontraktor supaya air yang dipakai diperiksa dilaboratorium pemeriksaan yang resmi dan sah atas biaya Kontraktor.

b. Semen :

 Digunakan Portland Cement jenis I menurut NI-8 tahun 1972 dan memenuhi S-400 menurut Standart Cement Portland yang digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia

(NI 8 tahun 1972).  Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam satu zak semen,

tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan campuran.  Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat yang lembab agar semen tidak mengeras. Tempat penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling tinggi 2 m. Setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan menurut urutan pengiriman.

c. Pasir Beton Pasir beton harus berupa butir-butir tajam dan keras, bebas dari bahan-bahan organis,

lumpur dan sejenisnya serta memenuhi komposisi butir serta kekerasan sesuai dengan syarat-syarat yang tercantum dalam PBI-1971.

d. Kerikil :  Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta mempunyai gradasi dan

kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam PBI 1971.  Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton dengan komposisi material yang

tepat.

e. Besi Beton (Baja Tulangan) :  Besi beton yang digunakan adalah besi beton Ulir dengan mutu U-32 (tegangan

leleh karakteristik minimum 3200 kg/cm2), ukuran dan jumlah besi yang dipakai disesuaikan dengan gambar detail struktur.

 Kontraktor harus dapat memberikan sertifikat dari pabrik besi beton yang menyatakan bahwa kekuatan besi beton tersebut sesuai dengan spesifikasi.  Baja tulangan dengan mutu meragukan harus diperiksa di lembaga pemeriksaan bahan-bahan yang diakui. Seluruh biaya untuk itu sepenuhnya menjadi tanggung

jawab Pemborong.  Daya lekat baja tulangan harus dijaga dari kotoran, lemak, minyak, karat lepas dan bahan lainnya. Besi beton harus disimpan dengan tidak menyentuh tanah dan tidak boleh disimpan di udara terbuka dalam jangka waktu panjang.

 Membengkok dan meluruskan tulangan harus dilakukan dalam keadaan batang dingin. Tulangan harus dipotong dan dibengkokkan sesuai gambar dan harus

diminta persetujuan Direksi terlebih dahulu. Jika Pemborong tidak berhasil memperoleh diameter besi sesuai dengan yang ditetapkan dalam gambar, maka dapat dilakukan penukaran dengan diameter yang terdekat dengan catatan:

1. Harus ada persetujuan Direksi

2. Jumlah besi persatuan panjang atau jumlah besi ditempat tersebut tidak boleh kurang dari yang tertera dalam gambar (dalam hal ini yang dimaksud adalah jumlah luas penampang). Biaya tambahan yang diakibatkan oleh penukaran

diameter besi menjadi tanggung jawab pemborong.

f. Cetakan dan Acuan :  Begisting harus direncanakan sedemikian rupa sehingga tidak ada perubahan bentuk nyata dan cukup dapat menampung beban sementara sesuai dengan jalannya kecepatan pembetonan.

 Bahan yang digunakan untuk cetakan dan acuan harus bermutu baik sehingga hasil akhir konstruksi mempunyai bentuk, ukuran dan batas-batas yang sesuai dengan

yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat yang ditunjukkan oleh gambar rencana dan uraian pekerjaan. Bahan begisting dapat

 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan. Pembongkaran Begisting harus hati-hati sedemikian rupa sehingga tidak

menyebabkan cacat pada permukaan beton, tetap dihasilkan sudut-sudut yang tajam dan tidak pecah.

 Bekas cetakan yang terpendam dalam tanah harus dicabut dan dibersihkan sebelum dilaksanakan pengurukan tanah kembali.  Rencana cetakan beton menjadi tanggung jawab Pelaksana sepenuhnya. Cetakan harus sesuai dengan betuk, ukuran dan batas-batas bidang dari hasil beton yang direncanakan, serta tidak bocor dan harus kaku untuk mencegah terjadinya

perpindahan tempat atau kelongsoran dari penyangga.  Permukaan cetakan harus cukup rata dan halus serta tidak boleh ada lekukan, lubang-lubang atau terjadi lendutan. Sambungan pada cetakan diusahakan lurus dan

rata dalam arah horizontal maupun vertikal, terutama untuk permukaan beton yang tidak difinishing (exposse).

 Tiang-tiang penyangga harus direncanakan sedemikian rupa agar dapat memberikan penunjang seperti yang dibutuhkan tanpa adanya “overstress” atau perpindahan tempat pada beberapa bagian konstruksi yang dibebani. Struktur dari tiang penyangga harus cukup kuat dan kaku untuk menunjang berat sendiri dan beban- beban diatasnya selama masa pelaksanaan.

 Cetakan beton dapat dibongkar dengan persetujuan tertulis dari Pengawas, atau jika umur beton telah melampaui waktu sebagai berikut :

a. Bagian sisi samping kolom, balok dan dinding 3 hari.

b. Balok tanpa beban konstruksi

7 hari.

c. Balok dengan beban konstruksi

21 hari.

d. Plat lantai, atap dan tangga

21 hari.

 Permukaan beton harus bersih dari sisa kayu cetakan dan pada bagian konstruksi yang terpendam dalam tanah, cetakan harus dicabut dan dibersihkan sebelum

pengurugan dilakukan. Cacat dan perubahan bentuk yang tidak sesuai rencana, Pelaksana wajib memperbaiki sesegera mungkin.

g. Mutu Beton

Mutu beton yang digunakan adalah kekuatan beton K-175 kg/cm2 untuk beton praktis dan K-225 kg/cm2 untuk beton struktur, dan harus memenuhi persyaratan yang ditentukan dalam PBI-1971.

h. Pengujian Mutu/Test Beton :

Kontraktor harus melaksanakan Test Beton ( Mix Design) terlebih dahulu sebelum melaksanakan pekerjaan Beton , dengan ukuran sesuai syarat-syarat/ketentuan PBI- 1971. menggunakan :

1. Mix Design

2. Slump Test

3. Tes Kubus Laboratorium yang melakukan test Beton harus memiliki Kapabilitas yang dapat

dipertanggung jawabkan atau ditentukan kemudian oleh Pihak Proyek.

i. Pengambilan contoh uji :

1. Untuk satu mutu beton yang dikerjakan dalam satu hari, pengambilan contoh tidak kurang dari 1 (satu) contoh yang terdiri dari 2 (dua) buah benda uji.

2. Pengambilan contoh dari benda uji ditetapkan setiap 10 m3 atau 10 kali adukan beton.

3. Nilai hasil uji merupakan rata-rata dari 2 (dua) buah hasil uji kuat tekan benda uji dari contoh yang sama yang diuji pada umur 28 hari atau umur yang ditetapkan

untuk menetapkan fer. j. Peralatan Pekerjaan Beton

Minimal harus tersedia peralatan sebagai berikut :  Beton Molen (concrete mixer)

 Alat Penggetar beton (vibrator)  Alat untuk Slum Test  Alat untuk percobaan khusus  Dan lain-lain yang dianggap perlu dalam keadaan siap pakai dan jumlah yang

cukup. k. Admixtures (Bahan tambahan)

1. Kuat beton karakteristik yang disyaratakan (fc) didalam pekerjaan ini tidak boleh kurang dari 14,5 Mpa untuk beton praktis dan 22,5 Mpa untuk beton struktur. Untuk beton struktur kuat tekan ini harus dibuktikan dengan sertifikasi pengujian

laboratorium struktur.

2. Beton harus dirancang proposi campurannya agar menghasilkan kuat tekan rata-rata minimal (fer) sebesar, fer = fe + 1,64 s, dengan s adalah standart deviasi dalam Mpa,

dan jumlah uji minimal 30 buah + benda uji berbentuk silinder (pasal 5.3.1. 1b SK BI 1989/Tata cara Perancangan dan Pelaksanaan Konstruksi Beton 1989, dan SK SNI T-5-1990-03.

3. Untuk pembetonan pada umumnya tidak diharuskan menggunakan admixtures, kalau diperlukan diusulkan kepada Konsultan Pengawas.

8.4. Macam Pekerjaan Beton meliputi :

a. Pekerjaan Kolom Praktis (sesuai gambar)

b. Pekerjaan Kolom Type K.1 ( sesuai gambar )

c. Pekerjaan Kolom Type K.2 (sesuai gambar)

d. Pekerjaan Sloof (sesuai gambar )

e. Pekerjaan Balok Pintu Tempert (sesuai gambar)

f. Pekerjaan Kolom Pintu Tempert (sesuai gambar)

g. Pekerjaan Ring Balok Type R.1 (sesuai gambar)

h. Pekerjaan Ring Balok Type R.2 (sesuai gambar)

i. Pekerjaan Ring Balok Type R.3 (sesuai gambar) j. Pekerjaan Balok Ring Gewel ( sesuai gambar) k. Pekerjaan Plat Latai (sesuai gambar) l. Pekerjaan Plat Leuvel (sesuai gambar) m. Pekerjaan Beton Rabat (sesuai gambar)

8.5. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Pekerjaan Beton:

a. Pengerjaan Beton bertulang disesuaikan ukuran dan perletakannya dengan gambar. Semua pekerjaan beton bertulang harus mengikuti SKSNI T15-1991-03. Pembesian

kolom beton harus dilaksanakan sesuai gambar dengan penulangan yang ada dan apabila digambar kurang jelas harap dikonsultasikan terlebih dahulu pada pengawas.

b. Pekerjaan beton bertulang terdiri dari pembuatan campuran adukan beton sesuai dengan mutu beton yang diinginkan, mengangkut adukan, membuat cetakan/

begesting/acuan, mengecor merawat beton, membongkar cetakan setelah waktu yang ditentukan dan memelihara beton sampai dengan proses pengerasan sehingga beton mencapai spesifikasi yang ditentukan.

c. Sebelum adukan beton dituangkan/dicor, kayu-kayu begisting harus bersih dari kotoran-kotoran, minyak, benda-benda terlebih dahulu secepatnya.

d. Pengadukan beton baru dilakukan dengan mesin pengaduk beton (beton molen) selama sekurang-kurangnya 5 menit setelah semua agregat dimasukkan dalam drum pengaduk.

e. Pengecoran suatu unit atau bagian dari pekerjaan harus dilanjutkan tanpa berhenti atau tidak boleh terputus tanpa adanya persetujuan dari Direksi/ Konsultan pengawas.

f. Sebelum melaksanakan pekerjaan pengecoran beton pada bagian utama dari pekerjaan, pemborong harus memberitahukan kepada Direksi secara tertulis untuk mendapatkan persetujuannya, sehingga setiap pekerjaan pengecoran beton harus dapat ijin tertulis dan mendapat pengawasan dari Direksi/Konsultan Pengawas.

8.6. Perawatan Beton

a. Jika tidak digunakan semen dengan kekuatan awal yang tinggi, maka beton harus dipertahankan dalam kondisi lembab paling sedikit 168 jam setelah penuangan, kecuali bila dilakukan perawatan dipercepat sebagaimana disebut dalam pasal

5.11.3. Tata Cara Perancangan dan Peklaksanaan Konstruksi Beton 1989.

b. Jika digunakan kekuatan awal yang tinggi, maka beton tersebut dipertahankan didalam kondisi lembab paling sedikit 72 jam, kecuali jika dilakukan perawatan yang dipercepat.

PASAL 9 PEKERJAAN PENUTUP ATAP

9.1.Umum

a. Pekerjaan ini meliputi pengadaan dan pemasangan kerangka atap penutup dari Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat dan talang untuk bagian bangunan tertentu seperti yang dijelaskan dalam gambar rencana.

b. Standart.  PUBI

: Persyaratan Umum Bahan Bangunan Indonesia 1982 (NI-3).  ASTMA : 870 – 74.

 SII

: Standart Industri Indonesia.

9.2.Lingkup Pekerjaan.

a. Sebelum melaksanakan pemasangan rangka atap ,pihak kontraktor diwajibkan untuk menyiapkan Theodolite yang akan dipergunakan untuk pengukuran elevasi atau duga atap penutup Void.

b. Pemasangan penutup atap lengkap dengan segala accesoriesnya, paku, skrup, atau pengait lainnya dan pekerjaan lain yang berhubungan , sesuai gambar.

c. Bahan / Materal. - Bahan Utama : Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat. - Mutu

: Kualitas 1 (satu) mempunyai warna yang sama antara satu dengan yang lainnya, kekuatan bahan lentur dan berat per buah sesuai spesifikasi pabrik dan dibuktikan dengan dokumen Hasil Uji Kualitas (Mutu 1)

- Resistence : Konsisten terhadap NI-11 (Normalisasi Genteng Keramik

Indonesia), PUBI – 1982 pasal 28, SII 002-80

9.3.Pelaksanaan Pekerjaan.

a. Sebelum

pelentong/vlampress maupun Polycarbonat,Kontraktor harus mengajukan contoh terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan dari Pihak Direksi.

mendatangkan

Genteng

b. Kecuali dengan ijin tertulis dari Direksi Lapangan, Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pemasangan Genteng pelentong/vlampress dan Polycarbonat sebelum kerangka Kuda-kuda Kayu dan kerangka Pipa hollow terpasang.

c. Sebelum pemasangan penutup atap, Kontraktor harus memastikan bahwa kerangka Kuda-kuda Kayu dan Kerang pipa hollow telah terpasang dengan rata, kemiringan telah benar, jarak gording sesuai dengan gambar yang direncanakan.

d. Pemasangan penutup atap,untuk Genteng menggunakan genteng lama ( genteng bekas pembongkaran bangunan lama ) dan sebagian dari kekurangannya menggunakan genteng baru yang sejenis dengan genteng lama,baik urut-urutannya maupun jarak overlapping dan toleransi yang diperkenankan harus sesuai dengan petunjuk yang dikeluarkan pabrik.

e. Jarak pemasangan penutup atap dan pemotongannya diarea talang agar seminim mungkin, supaya tidak menggangu pandangan.

PASAL 10 PEKERJAAN KAYU

10.1. Lingkup pekerjaan :

a. Meliputi penyediaan secara lengkap akan tenaga, alat-alat dan bahan-bahan yang berhubungan dengan pekerjaan kayu ( kasar dan halus ) dalam hubungannya dengan

gambar.

b. Pekerjaan kayu Gedung Ruang VIP meliputi :  Pekerjaan Kerangka Atap Gedung.  Pekerjaan Ventilasi Kusen Pintu dan Jendela.  Pekerjaan Steiger Begesting.  Pekerjaan Cetakan untuk Beton Bertulang.

10.2.Kualitas, kelembaban dan pengawet / pelindung kayu :

a. Kualitas : Semua kayu untuk jenis yang ditentukan harus dari kualitas yang baik, tidak ada getah,

mata kayu yang lepas atau mati, susut pinggir-pinggir, bekas dimakan bubuk dan cacat- cacat lainnya.

b. Kelembaban : Kelembaban untuk pekerjaan kayu halus 15 %, untuk pekerjaan kayu kasar harus kurang

dari 15 %.

c. Pelapisan pengawet / pelindung :

1. Untuk semua pekerjaan kayu halus harus diberi lapisan meni sebelum dicat kayu.

2. Untuk bagian-bagian yang dipotong untuk sambungan, maka bagian yang dimaksud diberi lapisan meni kayu.

3. Untuk bagian-bagian yang menempel pada dinding terlebih dahulu dilapisi meni kayu dan diberi penguat angker besi beton Ø 10 mm dan diberi alur kapur.

10.3.Jenis kayu :

a. Sebelum kayu terpasang, contoh kayu harus dikirimkan terlebih dahulu untuk mendapatkan persetujuan Direksi / Pengawas Lapangan.

b. Kayu Kamper digunakan untuk :

1. Ventilasi Pintu dan Jendela.

2. Kerangka Atap Gedung.

c. Kayu Meranti merah dipakai pada bangunan ini antara lain pada :

1. Tiang-tiang untuk steiger begesting.

2. Papan cetakan untuk beton bertulang.

d. Kayu Kruing dipakai pada bangunan ini antara lain untuk :

1. Sirap talang.

e. Kayu yang ditentukan pada butir di atas memakai kualitas kayu gergaji mesin. 10.4.Ukuran kayu :

Semua ukuran dalam gambar adalah ukuran jadi, yaitu ukuran kayu setelah dikerjakan dan terpasang, adapun untuk batas toleransi diperkenankan maximum (tidak lebih ) dari 3 mm. Ukuran-ukuran kayu pada umumnya :

NO KEGUNAAN KAYU PADA

UKURAN DALAM CM

KETERANGAN

1 Ventilasi Penyambungan Tiang 3/10,6/12,6/15,8/12 Kayu kamper / Kolom Selasar

2 Sirap talang

Kayu kruing

Pelaksanaan pekerjaan : Pemasangan kerangka kuda-kuda kayu dan gording menggunakan kayu lama ( kayu bekas yang masih baik dari hasil pembongkaran bangunan lama ) dan sebagian dari kekurangannya menggunakan kayu baru yang sejenis dengan kayu lama,baik urut- urutannya maupun jarak dan toleransi yang diperkenankan harus sesuai dengan petunjuk dalam gambar.

PASAL 11 PEKERJAAN KUSEN ALUMUNIUM DAN PARTISI

11.1.Lingkup Pekerjaan

1. Menyediakan tenaga kerja, bahan – bahan, peralatan dan alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang baik dan

sempurna.

2. Pekerjaan ini meliputi seluruh kusen pintu / jendela seperti yang dinyatakan / ditunjukan dalam gambar

11.2.Persyaratan Bahan Kusen Alumunium untuk Pintu dan Jendela yang digunakan  Bahan

: Dari bahan alumunium framing system

 Bentuk Profil

: Sesuai dengan gambar

 Warna Profil

: Warna Putih 4 ”

 Pewarnaan : Colour Anadized 18 micron, tebal minimum 1.0 mm  Nilai Deformasi : Di – ijinkan maksimal 2 mm Kusen Metal Stud dan Runner U untuk Partisi yang digunakan  Bahan : Dari bahan aluminium framing system

 Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar  Warna Profil : Warna Silver 3”  Pewarnaan : Color Anadized 18 micron, tebal minimum 1.0 mm

 Nilai Deformasi : Di – ijinkan maksimal 2 mm Engsel Tanam untuk Kusen Aluminium yang digunakan  Bahan : Dari bahan Galvanised  Bentuk Profil : Sesuai dengan gambar

 Warna Profil : Warna Silver  Pewarnaan : Color Anadized 18 micron,tebal minimum 5 mm  Nilai Deformasi : Di – Ijinkan maksimal 2 mm

11.3. Persyaratan bahan yang digunakan harus memenuhi uraian dan syarat – syarat dari pekerjaan Alumunium serta memenuhi ketentuan – ketentuan dari pabrik yang bersangkutan.

11.4 Konstruksi kusen alumunium yang dikerjakan seperti yang ditunjuk dalam detail gambar termasuk bentuk dan ukurannya.

11.5 Bahan yang akan diproses fabrikasi harus diseleksi terlebih dahulu sesuai dengan bentuk toleransi ukuran, ketebalan, kesikuan, kelengkungan dan pewarnaan yang dipersyaratkan.

11.6 Untuk keseragaman warna disyaratkan sebelum proses fabrikasi profil – profil harus diseleksi secermat mungkin. Kemudian pada waktu proses fabrikasi pintu, jendela dan

partisi, profil harus sesuai dengan yang telah ditetapkan.

11.7 Accessories Sekrup, pengikat dan alat penggantung yang dihubungkan dengan alumunium harus

ditutup caulting dan sealant, angkur – angkur untuk rangka kusen alumunium ditutup dari besi plat tebal 2 – 3mm, dengan lapisan zink tidak kurang dari 13 mikron

11.8 Bahan Finishing Tratment untuk permukaan kusen yang bersangkutan dengan bahan alkaline, seperti beton

aduk atau plester dan bahan lainnya harus diberi lapisan finishing dari aquer yang jernih atau anti corrosive treatment dengan insutatting varmish seperti asphalitic varmish atau bahan insulation lainnya.

11.9 Untuk sekeliling tepi kusen pada bagian luar dan bagian dalam ruangan yang berbatasan dengan dinding agar ditutup dengan sealant, supaya kedap air dan kedap

udara serta kedap suara.

11.10 Tepi bawah ambang kusen exterior agar dilengkapi flashing untuk penahan air hujan.

PASAL 12 PEKERJAAN PENGGANTUNG DAN PENGUNCI

12.1 Lingkup Pekerjaan

a. Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantu lainya untuk melaksanakan pekerjaan sehingga dapat tercapai hasil pekerjaan

yang baik dan sempurna.