HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DENGAN USIA MENARCHE PADA ANAK USIA 12-15 TAHUN

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

HUBUNGAN KONSUMSI SUSU DENGAN USIA MENARCHE PADA ANAK
USIA 12-15 TAHUN
Fadhilla Chrisanti1) , Verawati Sudarma2)
Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
2) Bagian Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti
E-mail: fadhlilac@gmail.com

1) Progam

ABSTRAK
Menarche merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita.
Prevalensi menarche di usia dini terus meningkat. Menarche dini meningkatkan
risiko penyakit jantung, stroke dan keganasan. Susu mengandung makro dan
mikronutrien seperti karbohidrat, lemak, protein dan beberapa vitamin yang
dibutuhkan tubuh. Indeks massa tubuh (IMT) merupakan salah satu indicator

untuk menunjukkan status gizi, obesitas yang ditandai dengan peningkatan
lemak tubuh diduga berhubungan dengan onset menarche. Penelitian ini
dilakukan untuk mengetahui hubungan antara konsumsi susu dan menarche
dini. Penelitian menggunakan studi analitik observasionaldengan pendekatan
cross sectional yang mengikutsertakan 160 subjek di SMP Islam PB Soedirman
Jakarta. Data dikumpulkan dengan cara wawancara menggunakan kuesioner
riwayat usia menarche, konsumsi susu disertai pengukuran tinggi dan dan
berat badan menggunakan microtoise dan timbangan berat badan. Analisis
data menggunakan uji Chi square dan diolah dengan program SPSS V.21
dengan tingkat kemaknaan yang digunakan besarnya 0,05. Uji statistik
menunjukkan tidak adanya hubungan antara konsumsi susu dengan usia
menarche (p = 0,961) demikian juga tidak didapatkan hubungan antara indeks
massa tubuh (IMT) dengan usia menarche (p = 0,113). Konsumsi susu dan
indeks massa tubuh tidak berhubungan dengan kejadian menarche dini.
Faktor-faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian menarche dini harus
dieksplorasi lebih lanjut.
Kata Kunci: konsumsi susu, usia menarche. indeks massa tubuh, symposium, nasional
PENDAHULUAN
Menarche merupakan pembentukan atau permulaan fungsi menstruasi.(1)Menarche
merupakan menstruasi yang pertama kali dialami wanita yang secara fisik ditandai

dengan keluarnya darah dari vagina akibat peluruhan lapisan endometrium.(2) Usia
menarche bervariasi dari rentang umur 10-16 tahun, akan tetapi usia menarche dapat
dikatakan normal apabila terjadi pada usia 12-14 tahun.(2) Hasil Riskesdas 2010
menunjukkan rata-rata usia menarche di Indonesia adalah 13 tahun (20,0%) dengan
kejadian lebih awal pada usia kurang dari 9 tahun dan ada yang lebih lambat sampai 20
tahun. Secara nasional rata-rata usia menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5% anak
Indonesia, dengan prevalensi menarche dini mencapai 20,9% (3)
Peningkatan standar kehidupan berdampak pada penurunan usia menarche ke usia yang
lebih muda (menarche dini). Indonesia menempati urutan ke 15 dari 67 negara dengan
penurunan usia menarche mencapai 0,145 tahun per dekade.(2) Menarche dini disebutkan
berdampak pada hormone-related cancers dan penyakit kardiovaskular.(4)

277

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343


Pubertas diatur oleh berbagai hormon yang terutama berhubungan dengan lemak
sehingga dari beberapa penjabaran diatas bahwa asupan makanan dan minuman dapat
mempengaruhi keadaan hormon didalam tubuh. Dan diduga terdapat hubungan antara
konsumsi susu dengan usia menarche. Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian
menarche dini antara lain adalah; asupan (asupan lemak, protein, kalsium, serat, dsb),
aktivitas fisik, IMT, riwayat usia menarche ibu, dan ras.(2,7)
Keanekaragaman konsumsi makanan dan faktor genetik merupakan indikator utama
waktu menarche terutama sebagai pemicu keluarnya Gonadotropin Releazing Hormone
(GnRH). Beberapa penelitian menyebutkan bahwa asupan zat gizi yang meliputi asupan
lemak, protein (hewani dan nabati), serat dan kalsium berperan penting sebagai penentu
usia menarche.(2)
Salah satu sumber gizi dan protein adalah susu. Indonesia termasuk ngara dengan
konsumsi susu yang rendah. Menurut Dirjen Industri Agro, Kementerian Perindustrian,
Panggah Susanto, konsumsi susu per kapita masyarakat Indonesia saat ini baru mencapai
11,09 liter per tahun, masih jauh di bawah konsumsi per kapita negara-negara ASEAN
lainnya yang mencapai lebih dari 20 liter per kapita per tahun.(5) Namun, penelitian
Nielsen pada tahun 2014 menunjukkan masyarakat Indonesia rata-rata hanya
mengonsumsi sekitar 12 liter susu per tahun.(6)
Susu mengandung karbohidrat, lemak, protein dan beberapa vitamin yang dibutuhkan
tubuh. Susu juga mengandung asam amino esensial dan protein penyusun hormon.

Konsumsi susu yaitu dapat memenuhi kebutuhan gizi, menghasilkan hormon melatonin,
mencegah osteoporosis serta menguatkan tulang dan gigi. Sedangkan efek konsumsi susu
dapat menimbulkan alergi dan diare terutama pada bayi.
Hasil penelitian Man Ki Kwok dkk menunjukkan bahwa konsumsi susu berhubungan
dengan onset usia menarche dan munculnya tanda-tanda pubertas.(4) Sementara menurut
penelitian Jenny L. Carwile dkk, menunjukkan konsumsi susu pada anak usia diatas 9
tahun tidak dapat menentukan usia menarche.(7)
Berdasarkan hal tersebut dan berdasarkan beberapa penelitian yang sudah ada, maka
peneliti akan meneliti tentang hubungan konsumsi susu dengan usia menarche pada anak
usia 12-15 tahun.
METODE
Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah metode analitik observasionaldengan
pendekatan rancangan potong silang. Penelitian ini mengikutsertakan siswi di SMP Islam
PB Soedirman Jakarta. Kriteria inklusi dari penelitian ini, terdiri atas : seluruh siswi
berusia 12-15 tahun, rutin mengonsumsi susu sejak usia 5 tahun dan menanda tangani
informed consent. Kriteria ekslusi penelitian ini, yaitu terdiagnosis penyakit ginekologis
(tumor, pubertas prekoks, keganasan), penyakit sistemik (diabetes melitus, kelainan
endokrin, hipotiroid, anoreksia, penyakit yang menyebabkan gangguan penyerapan),
kelainan kongenital dan genetik (sindroma Turner, sindroma Kallmann), dan atlet
(kecuali atlet renang). Jumlah sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 160

orang.
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini adalah data primer, dimana dilakukan
dengan wawancara tertulis (kuesioner) dan pemeriksaan dan pengukuran berat badan,
tinggi badan dan IMT. Kuesioner yang digunakan terdiri atas riwayat konsumsi susu
278

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

harian dan riwayat usia menarche, dan menggunakan micrtotoise untuk mengukur tinggi
badan, timbangan untuk mengukur berat badan lalu dihitung sehingga didapatkan IMT
subjek.
Penelitian ini menggunakan analisis univariat dan bivariat menggunakan uji Chi square
untuk menentukan hubungan konsumsi susu dan IMT dengan usia menarche pada anak
usia 12-15 tahun. Tahapan pengolahan dan analisis data dilakukan dengan program
komputer Statistical Pogram for Social Science (SPSS) V.21.
HASIL

Subyek terbanyak berusia 13 tahun yaitu sebesar 33,1%. Sebanyak 50,6% subyek
mengalami menstruasi dini. Umumnya subyek kurang mengonsumsi susu (91,3%) dan
IMT yang normal didapatkan pada 71,9% subyek. (Tabel 1)
Tabel 1. Distribusi karateristik subjek penelitian
Variabel
Jumlah
(n = 160)
Usia (tahun)
12
49
13
53
14
51
15
7
Usia Menarche
Dini
81
Normal

79
Konsumsi Susu
Kurang
146
Cukup
14
Indeks Massa Tubuh
Underweight
10
Normal
115
Overweight/obesitas
35

Persentase (%)

30,6
33,1
31,9
4,4

50,6
49,4
91,3
8,8
76,3
71,9
21,9

Hasil analisis hubungan berdasarkan uji Chi square antara konsumsi susu dan usia
menarche pada anak usia 12-15 tahun tidak adanya hubungan yang secara statistic
bermakna (p=0,961), demikian juga antara IMT dan usia menarche (p= 0,113) (Tabel 2)
Tabel 2.Hubungan antara konsumsi susu dan IMT dengan usia menarche pada anak usia
12-15 tahun.
Variabel
Konsumsi Susu
Kurang
Cukup
IMT
Underweight
Normal

Overweight/obesitas

Usia Menarche
Dini
Normal
n
%
n
%

Total
N

pValue*

74
7

50,7%
50%


72
7

49,3%
50%

146
14

0,961

2
59
20

1,3%
36,9%
12,5%


8
56
15

5,0%
35,0%
9,4%

10
115
35

0,113

279

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

*Chi square
PEMBAHASAN
Penelitian ini menunjukan presentase menarche dini sebesar 50,6% dan 49,4% usia
menarche subjek normal. Angka ini lebih besar dari data Riskesdas 2010 yang
menunjukkan presentase menarche dini sebesar 20,9%.(3) Secara nasional rata-rata usia
menarche 13-14 tahun terjadi pada 37,5% anak Indonesia. Menarche dini pada studi ini
sesuai dengan penelitian yang dilakukan Jose RL. Batubara dkk yang menyatakan bahwa
masih ada anak Indonesia yang mengalami menarche pada usia 9 tahun.(13) Tingginya
angka kejadian menarche dini dapat disebabkan membaiknya standar kehidupan di
Indonesia, terutama di perkotaan, yang merupakan tempat dilaksanakannya penelitian
ini. Indonesia menempati urutan ke 15 dari 67 negara dengan penurunan usia menarche
mencapai 0.145 tahun per dekade.(2)
Hasil penelitian ini menunjukkan persentasi konsumsi susu kurang mencapai 91,2%. Hal
ini sesuai dengan data dari Kementerian Perindustrian maupun penelitian Nielsen
sebelumnya. Berbagai faktor diperkirakan menjadi penyebab rendahnya konsumsi susu,
antara lain faktor social budaya, pola berpikir dan polahidup, dan harga susu yang cukup
mahal.
Penelitian ini menunjukan anak dengan IMT underweight sebesar 6,3%, IMT normal
sebesar 71,9% dan anak dengan IMT overweight/obesitas mencapai 21,9%. Masalah gemuk
di Indonesia tertinggi ada pada anak usia 5-12 tahun yaitu sebesar 18,8%.(14 Sedangkan
prevalensi gemuk pada remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar 10%, terdiri dari
8,3% gemuk dan 2,5%sangat gemuk (obesitas). DKI Jakarta termasuk salah satu dari 13
provinsi dengan prevalensi gemuk tertinggi secara nasional, selain Jawa Timur,
Kepulauan Riau, Sumatera Selatan, Kalimantan Barat, Bangka Belitung, Bali, Kalimantan
Timur, Lampung, Sulawesi Utara dan Papua.(14) Fenomena masalah gizi di Indonesia saat
ini terutama pada anak usia 12-15 tahun memasuki masalah gizi ganda. Artinya, masalah
gizi kurang/buruk masih belum teratasi sepenuhnya, sementara sudah muncul masalah
gizi lebih/obesitas. Dan kedua masalah tersebut dapat menimbulkan penyakit serta
dampak jangka panjangnya masing-masing.(15)
Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan konsumsi susu dengan usia menarche
pada anak usia 12-15 tahun, didapatkan nilai p pada uji Chi square 0,961 (p>0,05) yang
artinya tidak terdapat hubungan bermakna antara konsumsi susu dengan usia menarche
pada anak usia 12-15 tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Carwile dkk, yang dilakukan pada 5.583 subjek usia 9-14 tahun di Amerika.
Penelitian tersebut menyatakan bahwa konsumsi susu pada anak usia diatas 9 tahun
tidak dapat menentukan usia menarche.(7) Penelitian tersebut bahkan menggunakan
metode food frequency questionnaires (FFQ) untuk menganalisa asupan subjek secara
lengkap.
Berbeda dengan penelitian lain, penelitian yang dilakukan oleh Kwok dkk di Hongkong
pada 8.327 anak usia 6 bulan, 3 tahun dan 5 tahun kelahiran tahun 1997 yang
mengonsumsi susu/ASI menunjukkan bahwa konsumsi susu berhubungan dengan onset
usia menarche dan munculnya tanda-tanda pubertas.(4) Perbedaan hasil dengan penelitian
tersebut mungkin disebabkan perbedaan rentang usia subjek, dan penggunaan indikator
pubertas yaitu kriteria Marshall dan Tanner.(4)
Hasil penelitian ini juga berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Tehrani
dkk pada 134 anak usia 4-12 tahun di Tehran, Iran. Penelitian Tehrani dkk menunjukan
280

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

bahwa terdapat hubungan antara konsumsi susu dengan usia menarche dan pada anak
dengan konsumsi susu lebih memiliki risiko mengalami menarche dini lebih tinggi.(11)
Penelitian ini melakukan kontrol pada asupan energi dan protein yang diduga dapat
mempengaruhi hasil penelitian. (11)
Penelitian ini mendapat hasil tidak adanya hubungan antara usia menarche dengan
konsumsi susu diduga karena berbagai faktor yang juga mempengaruhi usia menarche.
Menurut Carwile dkk, susu merupakan asupan yang kompleks, berisi berbagai makro
dan mikronutrien sehingga susu dapat mempercepat usia menarche, tapi dapat juga
memperlambat, sehingga ketika digabungkan, tidak berpengaruh apa-apa. Pengaruh
hormon IGF-1 terhadap usiamenarche juga belum dapat dipastikan apakah memang
pengaruh karena hormon tersebut atau karena konsumsi susunya. Penggunaan usia
menarche sebagai indikator pubertas juga perlu diperhatikan karena menarche termasuk
tahap akhir dari proses pubertas, dan mungkin saja terdapat perubahan hasil jika
menggunakan indikator pubertas lainnya.(7) Usia menarche tidak hanya dipengaruhi oleh
asupan, namun dipengaruhi juga oleh riwayat usia menarche ibu, aktivitas fisik, dan juga
jenis susu yang diminum itu sendiri. Faktor-faktor lain ini tidak diteliti dan ditanyakan
pada penelitian ini.(8,9)
Berdasarkan penelitian mengenai hubungan antara IMT dan usia menarche pada anak usia
12-15 tahun, didapatkan nilai p pada uji Chi square0,113 (p>0,05) yang artinya tidak
terdapat hubungan bermakna antara IMT dengan usia menarche pada anak usia 12-15
tahun. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian oleh Widyaningtyas dkk pada 71
subjek kelas 10 dan 11 yang menunjukkan tidak terdapatnya hubungan antara usia
menarche dan obesitas yang dipengaruhi juga oleh aktivitas fisik.(18) Widyaningtyas dkk
menggunakan pengukuran persen lemak tubuh menggunakan Bioelectrical Impedance
Analysis (BIA) dan analisa asupan makanan (energi, karbohidrat, protein, lemak)
menggunakan semi quantitative food frequency. (10)
Penelitian dari Munda dkk pada anak SD dan SMP di Manado menunjukan bahwa
terdapat hubungan antara IMT dengan usiamenarche. Dari total subjek 196 anak,
didapatkan 158 anak memiliki IMT underweight dan normal sedangkan 38 anak lainnya
memiliki IMT overweight. Penelitian tersebut menunjukan bahwa anak dengan gizi
overweight lebih cepat mengalami menstruasi dibandingkan anak yang berstatus gizi
normal dan underweight.(12)
IMT memang digunakan sebagai penanda obesitas, tetapi akan lebih baik jika
menggunakan kadar lemak tubuh. Tidak adanya hubungan antara usiamenarche dengan
IMT diduga karena berbagai faktor yang juga mempengaruhi dan terkait dengan IMT
seperti aktivitas fisik dan total asupan seperti kalori, lemak, karbohidrat dan protein.
Aktivitas fisik dan analisis asupan tidak diteliti dalam penelitian ini yang mungkin dapat
mempengaruhi hasil tersebut.(9)
KESIMPULAN
Hasil penelitian ini menunjukkan tidak adanya hubungan antara konsumsi susu dan IMT
dengan usia menarche pada anak usia 12-15 tahun. Masih terdapat berbagai faktor yang
mungkin mempengaruhi usia menarche antara lain asupan lemak, komposisi lemak tubuh
dan aktifitas fisik yang perlu diteliti lebih lanjut. , maka dapat disimpulkan bahwa, tidak
terdapat hubungan yang bermakna antara konsumsi susu dan IMT dengan usia menarche
pada anak usia 12-15 tahun. Namun bagi remaja perempuan usia 9-15 tahun tetap
281

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

dianjurkan untuk mengonsumsi makanan bergizi seimbang, cukup mengonsumsi susu
dan menjaga berat badan yang normal untuk menjaga kesehatan secara umum.
UCAPAN TERIMA KASIH
Peneliti mengucapkan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan penelitian ini diantaranya pihak dari SMP Islam PB Soedirman Jakarta
yang telah membantu dan mengizinkan untuk melakukan penelitian di SMP Islam PB
Soedirman Jakarta, seluruh siswi SMP Islam PB Soedirman Jakarta yang telah bersedia
menjadi responden penelitian sehingga penelitian bias berjalan lancar dan selesai tepat
waktu.
DAFTAR PUSTAKA
Dorland WAN. Kamus Saku Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, 2011
Susanti AV, Sunarto. Faktor Risiko Kejadian Menarche Dini Pada Remaja di SMPN 30
Semarang. Universitas Diponegoro;2012
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset KesehatanDasar 2010. Kementrian
Kesehatan
RI.
2010.
Available
at:
http://terbitan.litbang.depkes.go.id/penerbitan/index.php/lpb/catalog/book/18
Kwok MK, Leung GM, Lam TH, Schooling MC. Breastfeeding, Childhood Milk
Consumption, and Onset of Puberty.Pediatrics.2012;130(3):631-9
Konsumsi
Susu
Masih
11,09
Liter
per-Kapita.
Available
http://www.kemenperin.go.id/artikel/8890/Konsumsi-Susu-Masih-11,09-Liter-perKapita. Diakses pada 2 Mei 2017.

at:

Indonesian
Don’t
Drink
Enough
Milk:
Study.
Available
at:
http://jakartaglobe.id/news/indonesians-dont-drink-enough-milk-study/. Diakses pada
2 Mei 2017.
Carwile JL, Willett WC, Wang M, Rich-Edwards J, Frazier AL, Michels KB. Milk
Consumption after Age 9 Does Not Predict Age at Menarche.The journal of nutrition.
2015:1900-8
Elks CE, et al. Thirty New Loci For Age at Menarche Identified by Meta-Analysis of
Genome-Wide Association Studies.Nat Genet. 2010 Dec;42(12):1077-85
Karapanou O, Papadimitriou A. Determinant of Menarche. Reproductive Biology and
Endocrinology. 2010;8:115
Widyaningtyas SA. Hubungan Usia Menarche Dengan Obesitas Pada Remaja Putri di
SMA Theresiana 1 Semarang. Universitas Diponegoro;2011
Tehrani FR, Moslehi N, Asghari G, Gholami R, Mirmiran P, Azizi F. Factors Influencing
Menarcheal Age: Results From the Cohort of Tehran Lipid and Glucose Study. Int J
Endocrinol Metab. 2014;12(3):1-6
Munda SS, Wagey FW, Watania J. Hubungan Antara IMT dengan Usia Menarche Pada
Siswi SD dan SMP di Kota Manado. Universitas Sam Ratulangi;2012
282

Seminar Nasional Pakar ke 1 Tahun 2018
Buku 1

ISSN (P) : 2615 - 2584
ISSN (E) : 2615 - 3343

Batubara JRL, Soesanti F, Delemarre van de WaalH. Age at Menarche in Indonesian Girls:
A National Survey. Acta Med Indones-Indones J Intern Med. 2010;42(2):78-81
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar 2013. Kementrian
Kesehatan
RI.
2013.
Available
at:
http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil%20Riskesdas%202013.p
df
Sartika RAD. Faktor Risiko Obesitas Pada Anak 5-15 Tahun di Indonesia. Makara
Kesehatan. 2011;15(1)

283

Dokumen yang terkait

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25