SISTEM OPERASI DAN POLA PEMELIHARAAN GEN

SISTEM OPERASI DAN POLA PEMELIHARAAN GENERATOR
TRANSFORMER 7 X 4700 KVA PLTMG 20 MW RENGAT
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
pada Jurusan Teknik Elektro Fakultas Sains dan Teknologi

UIN SUSKA RIAU
Oleh :
IMAM SANTOSO
11355103296

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU
PEKANBARU
2016

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNYA lah penulis dapat

menyelesaikan laporan kerja praktek dengan judul”SISTEM OPERASI
DAN POLA PEMELIHARAAN GENERATOR TRANSFORMER 7X4700
KVA”. Hasil kerja praktek yang merupakan laporan praktek penulis yang
dilaksanakan di PLTMG 20 MW Rengat.
Dalam melaksanakan kerja praktek, banyak sekali manfaat yang
diperoleh penulis selama di perusahaan. Disamping mendapatkan ilmu
dan wawasan tentang dunia kerja. Penulis dapat membantu perusahaan
dengan menerapkan berbagai macam ilmu dan teori yang telah penulis
dapatkan selam kuliah. Jadi dengan adanya kerja praktek yang diberikan
kepada masasiswa, hal ini sangat penting guna mendapatkan pengalaman
kerja dan mampu menyesuaikan diri di dunia kerja nantinya.
Penulis berusaha membuat sebaik mungkin laporan kerja praktek
ini, namun penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan kerja
praktek masaih banyak kesalahan dan kekurangan baik penyusunan kata
maupun kalimat, yang menyebabkan laporan ini jauh dari sempurna.
Penulis banyak mendapatkan bantuan berupa saran dan motivasi daari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ucapkan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya, antara lain kepada:
1. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga, terima kasih atas
dukungan dan doa yang diberikan sehingga penulis dapat

melaksanakan kerja praktek dengan baik.
2. Bapak DR. Alex Wenda ST.M.Eng, selaku Ketua Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
3. Ibu Ewi Ismaredah, M.Kom, selaku Sekretaris Jurusan Teknik Elektro.

4. Bapak Aulia Ullah,ST.,M.Eng selaku koordinator Kerja Praktek yang telah banyak
membantu penulis dalam laporan Kerja Praktek.
5. Bapak Hasdi Radiles. ST.MT selaku dosen pebimbing Kerja Praktek yang telah
meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam membimbing dan memberikan
petunjuk yang sangat berguna dalam menyelesaikan laporan Kerja Praktek.
6. Bapak S. Ady Candra selaku Plant Manager yang memberikan
kesempatan kepada penulis untuk dapat melaksanakan Kerja
Praktek di PLTMG 20 MW Rengat.
7. Bapak Bahrowi Adi Wijaya selaku Pembimbing Kerja Praktek yang selalu
meluangkan waktu dan senantiasa memberikan pengetahuan serta berbagai
pengalaman mengenai dunia kerja.
8. Semua staf kepegawaian di PLTMG 20 MW Rengat yang telah memberikan
pengarahan kepada kami.
9. Rekan seperjuangan melaksanakan Kerja Praktek di PLTMG 20 MW Rengat yang
senantiasa membantu.

10. Dan semua pihak yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak
langsung dalam mengerjakan laporan Hasil Kerja Praktek ini.
Penulis menyadari bahwa laporan Kerja Praktek ini masih banyak kekurangan. Oleh
karena itu, penulis meminta maaf atas segala kesalahan dan dengan kerendahan hati penulis
meminta saran dan kritikan yang bersifat membangun untuk perbaikan dimasa dating. Penulis
berharap semoga laporan Kerja Praktek (KP) ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca,
khususnya rekan-rekan mahasiswa lainnya.

Pekanbaru, Maret 2016
Penulis

Imam Santoso

SISTEM OPERASI DAN POLA PEMELIHARAAN
GENERATOR TRANSFORMER 7 X 4700 KVA PLTMG 20
MW RENGAT
Imam Santoso
NIM: 11355103296
Tanggal Seminar:


Jurusan Teknik Elektro
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau
Jl. Soebrantas No. 155 Pekanbaru

ABSTRAK
Transformator tenaga merupakan peralatan utama dalam sistem penyaluran tenaga listrik. Transformator tenaga
berfungsi menyalurkan tenaga (daya listrik) dengan menaikkan tegangan dari pembangkit kedalam saluran
transmisi. Untuk meminimalisir gangguan atau kegagalan operasi, maka dilakukan pengontrolan sistem operasi
dan pola pemeliharaan tranformator. Dalam pola pemeliharan transformator dilakukan monitoring transformator
dan pengujian transformator. Adapun yang di monitoring adalah temperatur tansformator, temperatur bushing
transformator dan monitoring pembebanan transformator. Kemudian untuk pengujian pada transformator
dilakukan pengujian resistansi winding (megger test), DGA (Dissolved Gas Analysis), furan dan pengujian
Break Down Voltage (BDV Test Adapun tujuan monitoring transformator dan pengujian transformator adalah
untuk mengetahui gangguan atau kegagalan operasi sedini mungkin, supaya operasional pembangkit listrik di
PLTMG 20 MW Rengat terus dapat beroperasi.
Kata kunci : Transformator tenaga, monitoring , pengujian

SYSTEM OPERATION AND MAINTENANCE PATTERN GENERATOR
TRANSFORMER 4700 KVA PLTMG 7 X 20 MW Rengat

Imam Santoso
NIM 11355103296
Date of Seminar:

Department of Electrical Engineering
Faculty of Science and Technology
Islamic University of Sultan Sharif Kasim Riau
Jl. Soebrantas.No. 155 Pekanbaru

ABSTRACT
Power transformers is the main equipment in the electrical power distribution system. Power transformers
function of channeling the energy (electric power) to raise the voltage of the generator into the transmission line.
To minimize disruption or failure of the operation, then the control system operation and maintenance patterns
tranformator. In the maintenance of transformers and transformer monitoring carried transformer testing. As for
which monitoring is tansformator temperature, bushing temperature monitoring of transformers and transformer
loading. Then to test the transformer testing resistance winding (megger test), DGA (Dissolved Gas Analysis),
furan and testing Break Down Voltage (BDV Test The purpose of monitoring transformer and transformer testing
is to determine the breakdown or failure of the operation as early as possible, so that plant operation PLTMG 20
MW of electricity in Rengat continue to operate.
Keywords: power transformers, monitoring, testing


DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN PERUSAHAAN........................................................................ii
LEMBAR PENGESAHAN JURUSAN...............................................................................iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................................................iv
ABSTRAK............................................................................................................................vi
ABSTRACT ..........................................................................................................................vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................................viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................................x
DAFTAR TABEL..................................................................................................................xi
DAFTAR RUMUS .........................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................................xiii
BAB I LATAR BELAKANG
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................I-1
1.2 Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek......................................................................I-1
1.3 Batasan masalah...................................................................................................I-1
1.4 Kegiatan Kerja Praktek........................................................................................I-2
1.5 Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek...............................................................I-2
1.6 Sistematika Penulisan Laporan............................................................................I-3

BAB II SASARAN DAN MANFAAT
2.1 Sasaran...............................................................................................................II-1
2.2 Manfaat..............................................................................................................II-2
BAB III PLTMG 20 MW RENGAT-RIAU PT WIJAYA KARYA(Persero) Tbk
3.1. Sejarah Singkat PLTA Kota Panjang..............................................................III-1
3.2. Visi dan Misi Perusahaan...............................................................................III-3
3.3. Struktur Organisasi.........................................................................................III-4
3.4. Lokasi Perusahaan..........................................................................................III-5
BAB IV TEORI
4.1. Bagian Utama Transformator.........................................................................IV-1
4.2. Klasifikasi Transformator .............................................................................IV-2

4.3. Inti Besi .........................................................................................................IV-3
4.4. Belitan Transformator.....................................................................................IV-4
4.5. Minyak Transformator....................................................................................IV-5
4.6. Bushing Transformator...................................................................................IV-6
4.7. Tap Changer....................................................................................................IV-7
4.8. Pengujian Transformator................................................................................IV-8
BAB V SISTEM OERASI PLTMG 20 MW RENGAT
5.1. Suplai Bahan Bakar pada PLTMG 20 MW Rengat.........................................V-1

5.2. Gas Train..........................................................................................................V-3
5.3. Gas Engine.......................................................................................................V-5
5.4. Sistem pada Engine..........................................................................................V-7
5.5. Proses Starting Engine...................................................................................V-10
5.6. Sistem Jaringan Kelistrian PLTMG 20 MW Rengat.....................................V-12
BAB VI POLA PEMELIHARAAN GENERATOR TRANSFORMER
6.1. Pola pemeliharaan Transformator..................................................................VI-1
6.1.1. Monitoring Temperatur Transformator......................................................VI-2
6.1.2. Monitoring Transformator Bushing Transformator...................................VI-3
6.1.3. Monitoring Pembebanan Transformator....................................................VI-3
6.2. Pengujian Transformator................................................................................VI-6
6.2.1. Pengujian Resistansi Winding (Megger Test) ............................................VI-8
6.2.2 Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis)................................................VI-11
6.2.3. Pengujian Furan........................................................................................VI-15
6.2.4 Pengujian Tegangan Tembus ....................................................................VI-17
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
7.1. Kesimpulan....................................................................................................VI-1
7.2. Saran...............................................................................................................VI-2
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

4.1. Transformator daya 4700 kVA.....................................................................IV-1
4.2. Inti besi dan Laminasi Transformator..........................................................IV-3
4.3. Belitan Transformtor Tipe Core...................................................................IV-4
4.4. Belitan Transformtor Tipe Shel....................................................................IV-5
4.5. Bushing Transformator..................................................................................IV-7
4.6. Tap Changer.................................................................................................IV-7
5.1. P&ID Sistem MRS.........................................................................................V-1
5.2. PCV1 dan PCV 2...........................................................................................V-2
5.4. Gas Train........................................................................................................V-3
5.5. P&ID Aliran Gas Entry..................................................................................V-4
5.6. Engine Jenbacher...........................................................................................V-5
5.7. Langkah Hisap...............................................................................................V-5
5.8. Langkah Kompresi.........................................................................................V-6
5.9. Langkah Tenaga .............................................................................................V-6

5.10. Langkah Buang ............................................................................................V-7
5.11. Schematic Diagram Fule Gas System ..........................................................V-8
5.12. Schematic Proses Oil Sistem ........................................................................V-9
5.13. Cooling Water ............................................................................................V-10
5.14. Selector Switch Manual .............................................................................V-11
5.15. Selector Switch Auto ..................................................................................V-11
5.16. Synchronizing Generator .......................................................................... V-12
5.17. SLD MV Swichger diPLTMG 20 MW Rengat ..........................................V-13
6.1. Thermogun Sanfix........................................................................................VI-2
6.2. Thermal Camera ...........................................................................................VI-4
6.3. Power Meter PAC 3200 ................................................................................VI-6
6.4. Kyoritsu Model 3125 ...................................................................................VI-9
6.5. Delta Connection …………………………………………………………VI-10
6.6. Wye Connection ………………………………….……………………….VI-10
6.7. Proses Purifikasi Minyak Transformator ………………………………...VI-19

DAFTAR TABEL
Tabel

Halaman

1.1. Jadwal Kegiatan Kerja Praktek…………………………………….………....I-2
4.1.Spesifikasi Traformator Daya 4700 kVA ......................................................IV-1
4.2. Standart Hasil Pengujian Kekuatan Dielektrik.............................................IV-2
6.1. Data Spesifikasi Thermogun Sanfix..............................................................VI-2
6.2. Hasil Monitoring Temperatur Transformator ...............................................VI-3
6.3. Data Spesifikasi Thermal Camera ................................................................VI-4
6.4. Hasil Monitoring Temperatur Bushing Transformator……………………..VI-5
6.5. Hasil Pembebanan Transformator …...…………………….……………….VI-7
6.6. Data Spesifikasi Kyoritsu Model 3125......………….……………………...VI-9
6.7. Standart Nilai Polarization ………………………………………………..VI-10
6.8. Hasil pengukuran Isolasi Transformator.....................................................VI-11
6.9. Hasil Pengujian Dissolved Gas Analysis (DGA) ........................................VI-13
6.10. Akumulasi Gas CO dan CO2 .....................................................................VI-

14
6.11. Batas konsentrsi gas individual dan TDCG standart IEEE C57.104-1991
……………………………………………………………………………VI-14
6.12. Kondisi Transformer berdasarkan Standart IEEE C57.104-1991
……………………………………………………………...…………….VI-15
6.13. Hasil Pengujian Furan ..............................................................................VI-16
6.14. Hasil Test Ketahanan Tegangan Tembus (Breakdown Voltage) …….….VI-18

DAFTAR RUMUS
Rumus

Halaman

4.1. Rumus Polaritas (IP)................................................................................................IV-9
4.2. Rumus estimasi DP………………………………………………………………..IV-10
4.3. Rumus %Eprl……………………………………………………………………...IV-10

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Dengan berkembangnya teknologi yang semakin meningkat, kebutuhan energy listrik
dari tahun ke tahun terus mengalami peningkatan yang sangat pesat. Di samping itu belum di
temukannya energy terbarukan yang dapat mendistribusikan energy listrik ke masyarakat luas.
Untuk itu Perusahaan Listrik Negara (PLN) terus meningkatkan daya listrik untuk memenuhi
kebutuhan listrik yang meningkat di masyarakat salah satunya adalah berkerjasama dengan
PLTMG 20 MW Rengat. PLTMG 20 MW Rengat – Riau merupakan salah satu unit operasi
PT Wijaya Karya (persero) Tbk, yang bergerak di bidang investasi pembangkit daya listrik.
Dalam keseharian operasi PLTMG 20 MW Rengat, tentunya melakukan beberapa
kegiatan rutin pola menitenance , pengecekan , dan operasi lainnya. Salah satunya adalah
monitoring sistem operasi agar tetap beroperasi pada batas yang diizinkan , kemudian
pemeliharaan

transformator

yang

meliputi

monitoring

traformator

dan

pengujian

transformator. Adapun tujuan monitoring transformator dan pengujian transformator adalah
untuk mengetahui gangguan atau kegagalan operasi sedini mungkin, supaya operasional
pembangkit listrik kususnya PLTMG 20 MW Rengat terus dapat beroperasi.
1.2. Tujuan dan Manfaat Kerja Praktek
Dalam kerja praktek ini memiliki berbagai tujuan yaitu sebagai berikut:
1. Mengenal Unit operasi PLTMG 20 MW Rengat – Riau PT Wijaya Karya (tbk).
2. Mengetahui sistem operasi PLTMG 20 MW Rengat .
3. Mengetahui pola perawatan generator transformer 7 x 4700 KVA PLTMG 20 MW
Rengat.
1.3. Batasan Masalah
Kegiatan kerja praktek ini membahas tentang, sistem operasi pembangkit listrik
PLTMG 20 MW Rengat. Dalam penulisan laporan ini tidak membahas secara detail tetapi,
pembahasan secara keseluruhan setiap proses dalam tahapan sistem dan cara kerja
transformator untuk

mengoptimalkan produksi daya listrik dengan melakukan tahapan

perawatan transformator ,monitoring dan pengujian transformator. Analisa pengujian hanya
transormator dua .

1.4. Kegiatan Kerja Praktek.
Kerja praktek ini dilaksanakan di Unit operasi PLTMG 20 MW Rengat – Riau PT
Wijaya Karya (Persero) tbk , selama satu bulan yaitu dari tanggal 2 Februari – 2 Maret 2016 .
Waktu pelaksanaan kerja praktek adalah pada hari kerja perusahaan mulai senin
sampai sabtu ( 6 hari dalam satu minggu ). Jam kerja dan jam istirahat :



NO
1

Senin – sabtu : pukul 08.00 sd 17.00 WIB.
Istrirahat : pukul 11.30 sd 13.00 WIB.

Tabel 1.1. Jadwal kegiatan kerja praktek
MINGGU KEKEGIATAN
1
2
3
Observasi Lapangan dan Pengenalan Unit

4

Operasi PLTMG 20 MW Rengat
Pengamatan Lapangan dan Pemahaman
Mengenai Sistem Operasi PLTMG 20 MW
2

Rengat.
Pengumpulan Data Mengenai Pola
Pemeliharaan Trafo pada PLTMG 20 MW

3

Rengat.

4

Penyusunan Laporan Dan Presentasi

1.5. Metodologi Pelaksanaan Kerja Praktek
Kerja Praktek ini dilaksanakan dengan metode-metode kerja sebagai berikut:


Wawancara terhadap staf dan karyawan pada PLTMG 20 MW Rengat – Riau PT



Wijaya Karya (Persero) tbk.
Mempelajari sistem operasi pembangkit listrik mulai dari pendistribusian bahan bakar





sampai pada pendistribusian daya listrik ke PLN.
Pengamatan langsung ke lapangan jaringan Distribusi.
Membantu kegiatan maintenance .
Melaksanakan inspeksi dan pemeliharaan .

1.6. Sistematika Penulisan Laporan

Sistematika penulisan laporan ini akan dibagi menjadi beberapa bab, antara lain :
1. BAB I : PENDAHULUAN
Membahas tentang latar belakang, tujuan, metodelogi, serta sistematika penulisan
laporan.
2. BAB II : MANFAAT dan SARAN
Membahas tentang manfaat dan saran yang ditujukan kepada mahasiswa,universitas
dan tempat kerja praktek.
3. BAB III : UNIT OPERASI PLTMG 20 MW RENGAT – RIAU PT WIJAYA KARYA
(Persero) Tbk.
Membahas tentang sejarah perusahaan , lokasi perusahaan , visi misi dan
struktur organisasi.
4. BAB IV : TEORI
Membahas tentang fungsi dari transformator, bagian-bagian inti dari transformator dan
pengertian dari sistem pengujian yang dilakukan pada transformator.
5. BAB V SISTEM OPERASI PLTMG 20 MW RENGAT
Membahasa tentang sistem operasi Gas engine type JGS 620 N-L di PLTMG 20 MW
Rengat.
6. BAB VI POLA PERAWATAN GENERATOR TRANSFORMER 7 X 4700 KVA
PLTMG 20 MW RENGAT
Mambahas tentang pola perawatan transformator.
7. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN
Membahsa tentang kesimpulan kegiatan selama operasi sistem dan pola pemeliharaan
transformator 7 x 4700 kVa di PLTMG 20 MW Rengat. dan memberikan saran
konstruktif terhadap kemajuan perusahaan.

BAB II
SASARAN DAN MANFAAT
2.1. Sasaran
2.1.1 Bagi Mahasiswa
Sasaran kerja praktek ini bagi mahasiswa antara lain adalah:
a. Mempersiapkan mahasiswa sebelum terjun ke dunia profesinya setalah lulus
pendidikan S1 di jurusan Teknik Elektro.
b. Mahasiswa belajar untuk menjadi seseorang pekerja yang handal sebelum nantinya
akan benar-benar menjadi seorang karyawan.
c. Mengimplementasi pengetahuan yang didapat pada perkuliahan terhadap dunia kerja.
d. Mahasiswa dapat mengetahui proses sistem pembangkit PLTMG 20 MW Rengat .

e. Mahasiswa dapat belajar dengan mengamati prosedur cara kerja dan menganalisa
permasalahan danbagaimana cara mengatasinya.
2.1.2. Bagi Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau.
Sasaran kerja praktek bagi Teknik Elektro UIN Suska Riau antara lain.
a. Menjalin komunikasi produktif antara Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau dengan
dunia kerja.
b. Membuka peluang penelitian bagi dosen-dosen pembimbing Kerja Praktek (KP)
terkait implementasi bidang ilmu Teknik Elektro di dunia kerja.
2.1.3. Bagi Institusi Tempat Kerja Praktek (KP)
Sasaran kerja praktek bagi institusi tempat kerja praktek antara lain adalah:
a. Melakukan penjaringan atau seleksi awal untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja baru.
b. Menjalin kerja sama produktif dengan Perguruan Tinggi khususnya dengan Jurusan
Teknik Elektro UIN Suska Riau.
c. Peluang mencari solusi dari masalah yang berhubungan dengan masalah teknik yang
belum sempat dikerjakan karena kesibukan rutin.

2.2. Manfaat
Manfaat yang dapat di ambil dari kerja praktek di PLTMG 20 MW Rengat ini adalah :
Bagi Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau:
a. Menciptakan tenaga kerja yang berjiwa besar dan berbudi luhur dalam menyesuaikan
diri terhadap kemajuan IPTEK.
b. Menjalin komunikasi produktif antara Jurusan Teknik Elektro UIN Suska Riau dengan
dunia kerja.
Bagi PLTMG 20 MW Rengat :
a. Melakukan penjaringan atau seleksi awal untuk mengisi kebutuhan tenaga kerja
baru.
b. Menjalin kerja sama produktif dengan Perguruan Tinggi khususnya dengan Jurusan
Teknik Elektro UIN Suska Riau.

c. Peluang mencari solusi dari masalah yang berhubungan dengan masalah teknik
yang belum sempat dikerjakan karena kesibukan rutin.

BAB III
UNIT OPERASI PLTMG 20 MW RENGAT – RIAU PT WIJAYA KARYA (Persero)
Tbk.
3.1. Sejarah Perusahaan
WIKA dibentuk dari proses nasionalisasi perusahaan Belanda bernama Naamloze
Vennotschap Technische Handel Maatschappij en Bouwbedijf Vis en Co. atau NV Vis en Co.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 2 tahun 1960 dan Surat Keputusan Menteri Pekerjaan
Umum dan Tenaga Listrik (PUTL) No. 5 tanggal 11 Maret 1960, dengan nama Perusahaan
Negara Bangunan Widjaja Karja. Kegiatan usaha WIKA pada saat itu adalah pekerjaan
instalasi listrik dan pipa air. Pada awal dasawarsa 1960-an, WIKA turut berperan serta dalam
proyek pembangunan Gelanggang Olah Raga Bung Karno dalam rangka penyelenggaraan
Games of the New Emerging Forces (GANEFO) dan Asian Games ke-4 di Jakarta.
Seiring berjalannya waktu, berbagai tahap pengembangan kerap kali dilakukan untuk terus
tumbuh serta menjadi bagian dari pengabdian WIKA bagi perkembangan bangsa melalui jasajasa konstruksi yang tersebar di berbagai penjuru negeri.
Perkembangan signifikan pertama adalah di tahun 1972, dimana pada saat itu nama
Perusahaan Negara Bangunan Widjaja Karja berubah menjadi PT Wijaya Karya. WIKA
kemudian berkembang menjadi sebuah kontraktor konstruksi dengan menangani berbagai
proyek penting seperti pemasangan jaringan listrik di Asahan dan proyek irigasi Jatiluhur.
Satu dekade kemudian, pada tahun 1982, WIKA melakukan perluasan divisi dengan
dibentuknya beberapa divisi baru, yaitu Divisi Sipil Umum, Divisi Bangunan Gedung, Divisi
Sarana Papan, Divisi Produk Beton dan Metal, Divisi Konstruksi Industri, Divisi Energy, dan
Divisi Perdagangan. Proyek yang ditangani saat itu diantaranya adalah Gedung LIPI, Gedung
Bukopin, dan Proyek Bangunan dan Irigasi. Selain itu, semakin berkembangnya anak-anak
perusahaan di sektor industri konstruksi membuat WIKA menjadi perusahaan infrastruktur
yang terintegrasi dan bersinergi.
Keterampilan para personel WIKA dalam industri konstruksi telah mendorong Perseroan
untuk memperdalam berbagai bidang yang digelutinya dengan mengembangkan beberapa
anak perusahaan guna dapat berdiri sendiri sebagai usaha yang spesialis dalam menciptakan

produknya masing-masing. Pada tahun 1997, WIKA mendirikan anak perusahaannya yang
pertama, yaitu PT Wijaya Karya Beton, mencerminkan pesatnya perkembangan Divisi Produk
Beton WIKA saat itu.
Kegiatan PT Wijaya Karya Beton saat itu diantaranya adalah pengadaan bantalan jalan rel
kereta api untuk pembangunan jalur double-track Manggarai, Jakarta, dan pembangunan
PLTGU Grati serta Jembatan Cable Stayed Barelang di Batam. Langkah PT Wijaya Karya
Beton kemudian diikuti dengan pendirian PT Wijaya Karya Realty pada tahun 2000 sebagai
pengembangan Divisi Realty. Pada tahun yang sama didirikan pula PT Wijaya Karya Intrade
sebagai pengembangan Divisi Industri dan Perdagangan.
Semakin berkembangnya Perseroan, semakin tinggi pula tingkat kepercayaan masyarakat
terhadap kemampuan Perseroan. Hal ini tercermin dari keberhasilan WIKA melakukan
penawaran saham perdana (Initial Public Offering/IPO) pada tanggal 27 Oktober 2007 di
Bursa Efek Indonesia (saat itu bernama Bursa Efek Jakarta). Pada IPO tersebut, WIKA
melepas 28,46 persen sahamnya ke publik, sehingga pemerintah Republik Indonesia
memegang 68,42 persen saham, sedangkan sisanya dimiliki oleh masyarakat, termasuk
karyawan, melalui Employee/Management Stock Option Program (E/MSOP), dan Employee
Stock Allocation (ESA).
Sementara itu, langkah pengembangan Divisi menjadi anak perusahaan yang berdiri di atas
kaki sendiri terus dilakukan. Pada tahun 2008 WIKA mendirikan anak perusahaan PT Wijaya
Karya Gedung yang memiliki spesialisasi dalam bidang usaha pembangunan high rise
building. WIKA juga mengakuisisi 70,08 persen saham PT Catur Insan Pertiwi yang bergerak
di bidang mechanical-electrical. Kemudian nama PT Catur Insan Pertiwi dirubah menjadi PT
Wijaya Karya Insan Pertiwi. Pada tahun 2009, bersama dengan PT Jasa Sarana dan RMI,
mendirikan PT Wijaya Karya Jabar Power yang bergerak dalam pembangunan Pembangkit
Listrik Tenaga Panas bumi (PLTP).
Di pertengahan tahun 2009, WIKA bersama perusahaan lain berhasil menyelesaikan Jembatan
Suramadu, sebuah proyek prestisius yang menghubungkan pulau Jawa dengan pulau Madura.
Kini proyek tersebut telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat luas.

Memasuki tahun 2010, WIKA berhadapan dengan lingkungan usaha yang berubah dengan
tantangan lebih besar. Untuk itu, WIKA telah menyiapkan Visi baru, yaitu VISI 2020 untuk
menjadi salah satu perusahaan EPC dan Investasi terintegrasi terbaik di Asia Tenggara. Visi ini
diyakini dapat memberi arah ke segenap jajaran WIKA untuk mencapai pertumbuhan yang
lebih optimal, sehat dan berkelanjutan.
Sepanjang tahun 2012, WIKA berhasil menuntaskan proyek power plant yang terdiri dari:
Pembangkit Listrik Tenaga Gas Borang, 60MW, Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
Rengat, 21MW, Pembangkit Listrik Tenaga Diesel Ambon, 34MW.
Pada tahun 2013 Perseroan mendirikan usaha patungan PT Prima Terminal Peti Kemas
bersama PT Pelindo I (Persero) dan PT Hutama Karya (Persero), mengakuisisi saham PT
Sarana Karya (Persero) (“SAKA”) yang sebelumnya dimiliki oleh Pemerintah Republik
Indonesia, mendirikan usaha patungan PT WIKA Kobe dan PT WIKA Krakatau Beton melalui
Entitas Anak WIKA Beton, dan melakukan buyback saham sebanyak 6.018.500 saham dengan
harga perolehan rata-rata Rp1.706,77,-

3.2. Visi dan Misi
3.2.1. Visi
Menjadikan salah satu perusahaan terbaik di bidang Engineering Procurement &
Construction (EPC) dan Investasi terintegrasi di Asia Tenggara.
3.2.2. Misi


Menyediakan produk-produk Energi, Industri dan Infrastruktur Terpadu yang
Unggul.



Memenuhi Harapan Pemangku Kepentingan Utama.



Menjalankan Praktik Etika Bisnis untuk Menjadi Warga Usaha yang Baik dan
Memelihara Keberlanjutan Perusahaan.



Ekspansi Strategis Keluar Negeri.

3.3. Struktur Organisasi

BAB IV
TEORI DASAR
4.1. Bagian Utama Transformator.
Transformator daya ( POWER TRANSFORMATOR ) adalah alat yang digunakan
untuk menaikkan atau menurunkan tegangan. Bagian utama pada traformator adalah inti besi,
belitan transformator, minyak trafo ,bushing, tap changer, dan peralatan bantu pendingin
transformator. PLTMG 20 MW Rengat memiliki 7 unit generator transformator. Adapun
transformator yang digunakan pada PLTMG 20 MW Rengat dapat dilihat pada Gambar 4.1,
dimana tiap unit trafo memiliki kapasitas sebesar 4700 kVa. Dengan input transformator 11
kV yang merupakan output dari generator dan outputnya 20 kV untuk kejaringan distribusi.

Gambar 4.1 Transformator daya 4700 kVA
(Sumber Imam Santoso)
Tabel 4.1 Adapun spesifikasi transformator daya 4700 kVA yang digunakan di PLTMG 20
MW Rengat.
PHASE
FREQUENCY
kVA

Hz

3
50
4700

TAG NUMBER
YEAR OF MANUFACTURE
STANDARD

BAT02
2011
IEC

VOLT
AMPERE

HV
LV
HV
LV
%

20000
11000
135.67
246.68
7.5
A

IMPEDANCE
INSULATION CLASS
BIL
(kV)
HV
HV. TAP VOLT
21000
20500
20000
19500
19000
Sumber: PLTMG 20 MW Rengat (2016)

TYPE OF COOLING
VECTOR GROUP
TEMP. RISE OIL/WINDING ᵒc
TRANSFORMER OIL
Liter
TRANSFORMER WEIGHT Kg
UNTANKING WEIGHT
Kg
LI 125 AC 50 / LI 75 AC 28
HV. TAP AMPERE
129.22
132.36
135.67
139.15
142.83

60076
ONAN
YNd5
60/65
3580
11550
4900
SW.POS
1
2
3
4
5

4.1.1 KLASIFIKASI TRANSFORMATOR
Transformator mempunyai banyak macam-macamnya, baik berdasarkan fungsi
pemakaiannya maupun jumlah perbandingan penyusunan intinya . Kalsifikasi tersebut dapat
dijabarkan sebagai berikut:[4]
A. Berdasarkan perbandingan jumlah lilitan primer dan sekunder
a) Transformator step up
Transformator step up yaitu transformator yang mengubah tegangan bolak-balik
rendah menjadi tinggi, transformator ini mempunyai jumlah lilitan kumparan
sekunder lebih banyak daripada jumlah lilitan primer (Ns > Np).[4]
b) Transformator step down
Transformator step down yaitu transformator yang mengubah tegangan bolakbalik tinggi menjadi rendah, transformator ini mempunyai jumlah lilitan
kumparan primer lebih banyak daripada jumlah lilitan sekunder (Np > Ns). [4]
B. Berdasarkan pemakaianya:
a) Transformator elektronik
Transformator biasa digunakan pada peralatan-peralatan elektronik yang
membutuhkan daya DC yang relatif sangat kecil. Sehingga untuk mensuplai

daya tersebut diperlukan adanya transformator yang mengubah tegangan tinggi
dari jala-jala PLN menjadi tegangan rendah yang dibutuhkan oleh alat tersebut.
[4]
b) Transformator tenaga (distribusi)
Transformator tenaga adalah suatu peralatan tenaga listrik yang berfungsi untuk
menyalurkan tenaga atau daya listrik dari tegangan tinggi ke tegangan rendah
atau sebaliknya (mentransformasikan tegangan). Dalam operasi umumnya, trafotrafo tenaga ditanahkan pada titik netralnya sesuai dengan kebutuhan untuk
sistem pengamanan, sebagai contoh transformator 150/70 kV ditanahkan secara
langsung di sisi netral 150 kV, dan transformator 70/20 kV ditanahkan dengan
tahanan di sisi netral 20 kV nya.[4]
4.1.1. Inti Besi
Inti besi pada trafo berfungsi untuk mempermudah jalan fluksi magnetic yang
ditimbulkan oleh arus listrik melalui kumparan. Inti besi terbuat dari lempengan-lempengan
baja yang berisolasi untuk mengurangi panas (sebagai rugi-rugi baja). Gambar 4.2 merupakan
contoh inti besi pada trafo .

Gambar 4.2 Inti besi dan laminasi trafo [2]
4.1.2 Belitan Transformator

Belitan transformator adalah lilitan kawat berisolasi yang membentuk suatu kumparan
atau gulungan. Kumparan trafo terdiri dari kumparan primer dan kumpaaran sekunder yang
diisolasi baik terhadap inti besi . Kumpaaran tersebut sebagai alat transformasi tegangan dan
arus.
Berdasarkan letak kumparan terhadap inti besi trafo maka transformator dapat
dibedakan menjadi dua tipe belitan, yaitu tipe core dan tipe shell.
a. Tipe Core
Tipe ini kumparan primer dan kumparan sekunder digulung menjadi satu kumparan
utuh. Kelebihan dari tipe ini adalah dapat mengurangi kebocoran fluks pada inti,
volume inti menjadi lebih kecil disbanding shell type sehingga diperoleh rugi-rugi inti
yang lebih kecil serta proses konstruksi yang lebih sederhana dibandingkan dengan
shell type. Konstruksi belitan trafo tipe core dapat dilihat pada gambar 4.3.

Gambar 4.3 Tipe Core
Sumber : http://images.slideplayer.info
b. Tipe Shell
Tipe ini kumparan digulung menjadi dua bagian terpisah antara sisi kumparan primer
dan sekunder. Pada tipe shell ini fluks bocor pada trafo ini lebih besar dibandingkan
core type karena terdapat dua bagian belitan yang terpisah. Gambar 4.4 merupakan
contoh belitan trafo dengan tipe shell.

Gambar 4.4 Tipe Shell
Sumber : http://images.slideplayer.info

4.1.3. Minyak Transformator
Minyak transformator merupakan salah satu media isolasi cair yang digunakan sebagai
isolasi sekaligus pendingin pada transformator . Sistem pendinginan trafo terdapat beberapa
jenis diantaranya adalah :
a. ONAN ( Oil Natural Air Natural )
Sistem pendingin trafo ONAN adalah sistem pendingin menggunakan sirkulasi
minyak dan sirkulasi udara secara alamiah. Sirkulsi minyak yang terjadi
disebabkan oleh perbedaan berat jenis antara minyak yang dingin dengan minyak
yang panas.
b. ONAF ( Oil Natural Air Force )
Sistem

pendingin

ini

menggunakan

sirkulasi

minyak

secara

alami

sedangkan sirkulasi udaranya secara buatan, yaitu dengan menggunakan
hembusan kipas angin yang digerakkan oleh motor listrik. Pada umumnya operasi
trafo dimulai dengan ONAN atau dengan ONAF tetapi hanya sebagian kipas
angin yang berputar. Apabila suhu trafo sudah semakin meningkat, maka kipas
angin yang lainnya akan berputar secara bertahap.
c. OFAF ( Oil Force Air Force )

Pada

sistem

ini

sirkulasi

minyak

digerakkan

dengan

menggunakan

kekuatan pompa, sedangkan sirkulasi udara mengunakan kipas angin.
Untuk proses pendinginan pada trafo daya di PLTMG 20 MW Rengat meggunakan
ONAN ( Oil Natural Air Natural ). Untuk menjaga dan mengetahui minyak trafo dalam
kondisi normal maka, di lakukan pengujian minyak trafo diantaranya, pengujian DGA dan
pengujian tegangan tembus. Adapun fungsi dari pengujian tersebut adalah untuk
mengantisipasi kerusakan pada trafo.
4.1.4 Bushing Transformator
Bushing

transformator

adalah

sebuah

konduktor

yang

berfungsi

untuk

menghubungkan kumparan transformator dengan rangkaian luar yang diberikan selubung
isolasi. Isolator juga berfungsi sebagai penyekat antara konduktor dengan tangki
transformator. Adapun gambar bushing dapat di lihat pada gambar 4.3.
Jenis-jenis bushing yang diaplikasikan pada tegangan tinggi seperti transformator dan
breaker dibuat berbagi macam prinsip seperti [5] :
a. Composite bushing, merupakan sebuah bushing yang isolasinya terdiri dari 2 atau
lebih lapisan coaxial yang berbeda material isolasinya.
b. Compound-Filled bushing, bushing dengan space antara isolasi utama dan konduktor
diisi dengan senyawa yang memiliki sifat isolasi.
c. Condenser bushing, merupakan bushing dengan lapisan-lapisan pengantar silender
yang disusun berdasarkan coaxial antara material konduktor dan isolatornya. Panjang
dan diameter silender di desain sedemikian rupa untuk mengatur distribusi medan
listrik dan permukaan luar dan dalam bushing.
d. Dry or unfilled type bushing, terdiri dari tabung porselin yang tidak ada pengisi antara
lapisan luar dan konduktor. Bushing jenis ini biasanya digunakan pada tegangan 25 kV
kebawah.
e. Oil-filled bushing, busing dengan celah antara isolasi dan permukaan dalam konduktor
diisi oleh minyak isolasi.
f. Oil Immersed bushing, bushing yang tersusun dari sistem isolasi utama yang meredam
bushing dalam kolam minyak isolasi.

g. Oil-impregnated paper-insulated bushing, bushing yang berada dalam struktur internal
yang berbuat dari material selulosa impregnated dengan minyak.
h. Resin-bonded, paper insulated bushing, bushing yang isolasi utamanya terdiri diri
material selulosa yang dicampur resin.
i. Solid (ceramic) bushing, bushing dengan isolasi utama terdiri diri keramik.

Gambar 4.5 Bushing Trafo
(Sumber Imam Santoso)
4.1.5 Tap Changer
Tap
mendapatkan

changer

adalah

tegangan

alat

operasi

perubah
sekunder

perbandingan
yang

lebih

transformasi
baik

untuk

(diinginkan)

dari tegangan jaringan /primer yang berubah-ubah. Ada 2 jenis tap changer pada trafo, yaitu
off Load Tap Changer (dioprasikan saat trafo tidak ada beban) dan On Load Changer
(beroperai saat trafo berbeban dan dapat dioperasikan secara manual atau otomatis). Gambar
4.4 dapat dilihat bentuk OLTC dan LTC. [2]

off Load Tap Changer

On Load Changer

Gambar 4.6 Tap Changer Transformator [2]
5.1. Pengujian Transformator
Pengujian transformator bertujuan untuk mengetahui kondisi traformator dalam
kondisi normal beroperasi atau tidak. Dalam pengujian transformator diharapkan dapat
mengetahui kerusakan transformator sedini mungkin dan mmencegah terjadinya kegagalan
operasi. Adapun pengujian yang di lakukan di PLTMG 20 MW Rengat adalah sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.

Pengujian resistansi winding .
Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis).
Pengujian furan.
Pengujian Tegangan Tembus Minyak Isolasi (BreakDown Voltage).

5.1.1. Pengujian Resistansi winding
Pengukuran ini bertujuan untuk mengetahui kondisi isolasi antara belitan dengan
ground atau antara dua belitan. Metoda yang umum dilakukan adalah dengan memberikan
tegangan dc dan merepresentasikan kondisi isolasi dengan satuan megohm. Tahanan isolasi
yang diukur merupakan fungsi dari arus bocor yang menembus melewati isolasi atau melalui
jalur bocor pada permukaan eksternal. Pengujian tahanan isolasi dapat dipengaruhi suhu,
kelembaban dan jalur bocor pada permukaan eksternal seperti kotoran pada bushing atau
isolator. Megaohm meter biasanya memiliki kapasitas pengujian 500, 1000, 2500 atau 5000 V
dc.[12]

Gambar 4.7 Alat ukur Resistensi Winding
(Sumber Imam Santoso)
5.1.1.1. Index Polarisasi
Tujuan dari pengujian index polarisasi adalah untuk memastikan peralatan tersebut
layak dioperasikan atau bahkan untuk dilakukan over voltage test. Indeks yang biasa
digunakan dalam menunjukan pembacaan tahanan isolasi trafo dikenal sebagai dielectric
absorption, yang diperoleh dari pembacaan berkelanjutan untuk periode waktu yang lebih
lama dengan sumber tegangan yang konstan.
Pengujian berkelanjutan dilakukan dalam selama 10 menit, tahanan isolasi akan
mempunyai kemampuan untuk mengisi kapasitansi tinggi ke dalam isolasi trafo, dan
pembacaan resistansi akan meningkat lebih cepat jika isolasi bersih dan kering. Rasio
pembacaan 10 menit dibandingkan pembacaan 1 menit dikenal sebagai Polarization Index (PI)
atau Indeks Polarisasi (IP).[12]
Jika nilai Indeks Polaritas (IP) terlalu rendah ini mengindikasikan bahwa isolasi telah
terkontaminasi. Besarnya Indeks Polaritas (IP) dapat dirumuskan sebagai berikut:
PI =

Pengukuran Ris 10 menit
Pengukuran Ris 1 menit

(4.1)

5.1.2. Pengujian DGA (Dissolved Gas Analysis)
Trafo sebagai peralatan tegangan tinggi tidak lepas dari kemungkinan mengalami
kondisi abnormal, dimana faktor utama

berasal dari internal maupun external trafo.

Ketidaknormalan ini akan menimbulkan dampak terhadap kinerja trafo. Secara umum,
dampak/ akibat ini dapat berupa overheat, corona dan arcing.
Salah satu metoda untuk mengetahui ada tidaknya ketidaknormalan pada trafo adalah
dengan mengetahui dampak dari ketidaknormalan trafo itu sendiri. Untuk mengetahui dampak
ketidaknormalan pada trafo digunakan metoda DGA (Dissolved gas analysis).
Pada saat terjadi ketidaknormalan pada trafo, minyak isolasi sebagai rantai
hydrocarbon akan terurai akibat besarnya energi ketidaknormalan dan akan membentuk gas –
gas hidrokarbon yang larut dalam minyak isolasi itu sendiri. Pada dasarnya DGA adalah
proses untuk menghitung kadar / nilai dari gas-gas hidrokarbon yang terbentuk akibat
ketidaknormalan. Dari komposisi kadar / nilai gas – gas, maka dapat diprediksi dampak
ketidak normalan apa yang ada di dalam trafo. Gas yang dideteksi dari hasil pengujian DGA
adalah H2 (hidrogen), CH4 (Methane), N2 (Nitrogen), O2 (Oksigen), CO (Carbon
monoksida), CO2 (Carbondioksida), C2H4 (Ethylene), C2H6 (Ethane), C2H2 (Acetylene).
[12]

5.1.3. Pengujian Furan
Isolasi kertas merupakan bagian dari sistem isolasi trafo. Isolasi kertas berfungsi sebagai
media dielektrik, menyediakan kekuatan mekanik dan spacing. Panas yang berlebih dan byproduct dari oksidasi minyak dapat menurunkan kualitas isolasi kertas. Proses penurunan
kualitas isolasi kertas merupakan proses depolimerisasi. Pada proses depolimerisasi, isolasi
kertas yang merupakan rantai hidrokarbon yang panjang akan terputus / terpotong – potong
dan akhirnya akan menurunkan kekuatan tensile dari isolasi kertas itu sendiri. Proses
depolimerisasi akan selalu diiringi oleh terbentuknya gugus furan. Nilai furan yang terbentuk
akan sebanding dengan penurunan tingkat DP (degree of polimerization).
Dari informasi besarnya kandungan gugus furan yang dalam hal ini hanya 2Fal (2Furfural) yang terdeteksi, dapat diketahui estimasi atau perkiraan kondisi DP yang dialami
isolasi kertas dan estimasi sisa umur kertas isolasi tersebut (Estimated percentage of
remaining life – %Eprl).[12]
DP=

[ log 10 ( 2 Fal ppb∗0,88 )−4,51]
−0,0035

(4.2)

%Eprl = 100-

{

log 10 ( DP ) −2,903
−0,00602

}

(4.3)

Rumus perhitungan estimasi DP & %Eprl.[12]
Hasil pengujian Furan mengindikasikan rata – rata kondisi DP isolasi kertas. Pada saat hasil
uji Furan telah mendekati nilai End of Expected Life isolasi kertas, perlu dilakukan pengujian
DP secara langsung pada sampel isolasi kertas sebagai verifikasi kondisi isolasi kertas.

5.1.4. Pengujian Tegangan Tembus Minyak Isolasi (BreakDown Voltage).
Merupakan pengujian untuk mengetahui pada tegangan berapa isolasi minyak trafo
mengalami breakdown ( tegangan tembus). Metode pengujian yang dapat dilakukan antara
lain ASTM D-1816 dan ASTM D-877. Standart nilai hasil pengujian untuk kedua metode
tersebut adalah [3]:
Tabel 4.2 Standar IEEE C57.106 pengujian kekuatan dielektrik.
Metode
ASTM D-1816 ( 1 mm)
ASTM D - 877 ( 1 mm)

288 kV
26
30

Terdapat beberapa metode pengukuran tegangan tembus pada minyak berdasarkan standar,
dimana setiap metode pengujian menggunakan bentuk dan jarak antar elektroda.:
1.

IEC 60156-02 Tahun 1995, jarak elektroda mushroom dengan elektroda 2,5mm (yang

umum digunakan di PLN).
2. ASTM D1816 - 12 (VDE electrode) jarak elektroda mushroom dengan elektroda 1 atau
2 mm.
3. ASTM D877 - 02 Tahun 2007 (Disc-electrodes) jarak elektroda silindrical dengan
electrode 2.54 mm.
Semakin tinggi nilai hasil pengujian tegangan tembus miyak trafo, maka kekuatan
isolasi minyak juga akan semakin bagus. Tegangan tembus minyak mengalami penurunan

seiring dengan bertambahnya partikel-partikel hasil oksidasi dan kandungan air dalam
minyak. Dalam membuat analisa kondisi isolasi selain hasil pengujian kekuatan dielektrik
harus diperhatikan juga kandungan air dan oksigen. Kombinasi antara dua zai ini dalam energi
panas akan mengakibatkan kerusakan pada isolasi kertas sebelum nilai kekuatan dielektrik
dibawah standar.

BAB V
SISTEM OPERASI PLTMG 20 MW RENGAT
5.1. Suplai Bahan Bakar pada PLTMG 20 MW Rengat
5.1.1 Metering Regulating Station (MRS)
Metering Regulating Station ( MRS ) merupakan stasiun bahan bakar gas di PLTMG
20 MW Rengat. Metering Regulating Station ( MRS ) di suplai oleh PT TGI
(TRANSPORTASI GAS INDONESIA) dengan takanan gas yang dialirkan sebesar 70-60 bar.
Didalam Metering Regulating Station ( MRS ) terdapat komponen-komponen yang berfungsi
untuk menurunkan tekanan aliran gas, adapun keluaran gas dari Metering Regulating Station (
MRS ) yang akan di gunakan oleh engine. Sekema sistem P & ID Metering Regulating Station
( MRS ) dapat dilihat pada gambar 5.1. Proses aliran gas pada MRS adalah sebagai berikut,
suplai gas dari PT TGI di alirkan pada ESDV (Emergency Shut Down Valve) 10 yang
berfungsi untuk memutus aliran gas jika terjadi bahaya, pada kondisi shutdown selanjutnya
gas di alirkan melalui filter 30 yang berfungsi menyaring partikel-pertikel yang terkandung
dalam gas. Kemudian sebelum dan setelah PCV 1 terdapat Press. Indicator 50 yang berfungsi
untuk memonitoring tekanan aliran gas pada Metering Regulating Station ( MRS ).
Selanjutnya gas dialirkan pada PCV 1 dan PCV 2 yang berfungsi untuk menurunkan tekanan
aliran gas pada Metering Regulating Station ( MRS ).

Gambar 5.1 P & ID Sistem MRS [1]
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat
Keterangan :
10

: ESDV

60

: Press. Relief Valve/Safety Valve

20

: Diff. Press. Indicator

70

: Press. Control Valve (PCV 2)

30

: Filter

80

: Press. Indicator

40

: Press. Control Valve (PCV 1)

90

: Temperature Indicator

50

: Press. Indicator

100

: Press. Relief Valve/Safety Valve

5.1.2 Prinsip kerja PCV 1 dan PCV2
PCV ( Press. Control Valve ) bekerja sesuai dengan aliran gas yang di perlukan oleh
engine, semakin banyak engine beroperasi maka semakin besar debit gas yang tersalurkan.
PCV 1 berfungsi untuk menstabilkan aliran gas dan dapat disetting jika aliran gas berlebihan,
dapat dilihat pada Gambar .2 merupakan konfeyer pada PCV 1. Adapun parameter
pengukuran PCV 1 terbaca x1000 terlihat pada gambar 5.2, kemudian keluaran tekanan gas
dari PCV 1 sebesar 30 bar .

Gambar 5.2 Komponen yang ada didalam (PCV1) Center
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat
Selain PCV 1 terdapat juga PCV 2 yang di lengkapi regulator, yang berfungsi untuk
menstabilkan aliran gas. Pengaturan gas pada PCV 2 adalah x 100 psig kemudian, tekanan gas
yang diturunkan PCV 2 adalah dari 30 bar menjadi 8 bar. Gambar 5.3 berikut mengelihatkan
komponen yang ada di PCV 2(center)

Gambar 5.3 komponen yang ada di dalam PCV 2 (center)
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat

5.2. Gas Train
Merupakan saluran pipa gas yang digunakan engine dan berfungsi untuk mensuplai
gas yang dibutuhkan engine dengan tekanan sebesar 1,2 bar perunit.Komponen-komponen
yang terdapat pada gas train sebagai berikut.

Gambar 5.4 Skema Gas Train [1]
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat
Keterangan :
F

: Filter

YCI

: Valve with position controller

PI

: Pressure control

YCS

: Valve Open/Closed

PS

: Pressure switch

YCZ

: Valve Open/Closed safety relevant

US

: Leak testing

QC

:Volumeter

Komponen-komponen pada gas train dapat dilihat pada gambar 5.4 adapun fungsinya
adalah sebagai berikut, valve YCS berfungsi untuk membuka dan menutup aliran gas secara
manual. Selanjutnya, gas di alirkan melalui filter F yang berfungsi untuk menyaring partikelpartikel yang terkandung didalam gas. Didalam gas train terdapat juga komponen pressure

control PI yang berfungsi untuk memonitoring tekanan gas yang mengalir pada gas train.
Kemudian valve YCZ dan Valve YCI merupakan valve buka/tutup otomatis dengan sistem
hidrolitc dengan pengaman yang fungsinya membuka/menutup aliran gas saat terjadi ketidak
normalan tekanan aliran gas dan menurunkan tekanan aliran gas. Tahapan selanjutnya, gas di
alirkan ke pada double solenoid valve YCZ yang berfungsi untuk membuka dan menutup
katup aliran gas saat kondisi emergency atau sebagai safety valve aliran gas. Adapun keluaran
aliran gas pada gas train adalah 1,2 bar. Dari gambar 5.4, Teckjet atas YCI merupakan alat
untuk mengatur kebutuhan bahan bakar gas pada engine. Keluaran dari gas train atas di
alirkan ke turbo by pass , prechamber dan turbo charger sebagaimana ditunjukkan pada
Gambar 5.5.

Gambar 5.5 P & ID Aliran Gas entry
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat

5.3. Gas Engine

Gambar 5.6 engine Jenbacher
Sumber Imam Santoso
Gas engine merupakan perangkat yang berfungsi sebagai penggerak generator dengan
cara memanfaatkan gas alam sebagai bahan bakar, PLTMG 20 MW Rengat menggunakan
tujuh gas engine. Pada dasarnya engine GE JENBACHER adalah engine 4 langkah atau yang
sering disebut 4 tak.
Prinsip kerja engine 4 tak (4 langkah) adalah sebagai berikut:
1. Langkah Hisap
Pada proses ini Valve intake (hisap) akan membuka dan piston bergerak ke bawah,
dengan bergeraknya piston dari atas ke bawah maka udara yang ada dalam intake
manifold akan terhisap memenuhi ruang bakar terlihat pada gambar 5.7. [1]

Gambar 5.7 langkah hisap
Sumber : PLTMG 20 MW Rengat

2. Langkah Kompresi
Dimulai ketika campuran udara/bahan bakar dinyalakan oleh busi. Dengan cepat
campuran yang terbakar ini merambat dengan terjadilah ledakan yang tertahan ol