BAB V AKHLAK DALAM KELUARGA

BAB V
AKHLAK DALAM KELUARGA
BIRRUL WALIDAIN
Istilah Birrul Walidain tediri dari dua kata Birru dan al-Walidain. Birru atau Al-birru
artinya kebajikan dan al-walidain artinya kedua orang tua atau ibu bapak. maka, Birrul
Walidain maknanya berbuat kebajikan kepada kedua orang tua.
Pemberian istilah birrul walidain ini berasal langsung dari rasulullah saw. Dalam sebuah
riawayat disebutkan bahwa Abdullah ibnu mas’ud seorang sahabat nabi yang terkenal
bertanya kepada Rasulullah saw tentang amalan apa yang paling disukai oaleh Allah SWT,
beliu menyebutkan: pertama, shalat tepat pda waktunaya; kedua, birrul walidain dan ketiga,
jihat fisabilillah. Teks lengkapnya sebagai berikut:
A.

:‫عل مييهه مومسل لممم‬
‫ مسأ مل ي ه‬:‫عن يهه مقامل‬
‫ت الن لمهب لمى مص لملى اللهه م‬
‫عبيهداللهه بيهن مميسهعيوددمرهضمي اللهه م‬
‫عبيهدال لمريحمهن م‬
‫عين ا مهبيى م‬
‫م‬
‫ه‬

‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫م‬
‫م‬
‫ ثهمم‬:‫ت‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ق‬
.
‫ن‬
‫ي‬
‫د‬
‫ل‬
‫وا‬
‫ي‬
‫ل‬
‫را‬
‫ب‬
:

‫ل‬
‫قا‬
:
‫ي‬
‫ا‬
‫م‬
‫ث‬
:
‫ت‬
‫ي‬
‫ل‬
‫ق‬
.
‫ها‬
‫ت‬
‫ق‬
‫و‬
‫لى‬
‫ع‬
‫ة‬

‫صل‬
‫ال‬
:
‫ل‬
‫قا‬
‫لى؟‬
‫عا‬
‫ت‬
‫ه‬
‫الل‬
‫لى‬
‫ا‬
‫ب‬
‫ح‬
‫ا‬
‫ل‬
‫ه‬
‫م‬
‫ع‬
‫ي‬

‫ل‬
‫ا‬
‫ي‬
‫ه‬
‫م‬
‫ه‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ه ه ل م له م‬
‫م‬
‫ه له م م ي ه‬
‫م له‬
‫ه‬
‫لم ه م‬
‫مي م‬
‫مم‬
‫ا م له م م‬
‫ل اللهه)متفق عليه‬

‫)ا م لهي؟ ا مل يهجمهاهد هفى مسهبيي ه‬

“Diriwayatkan dari Abu Abdirrahman Abdullah Ibnu Mas’ud ra, dia berkata: aku
bertanaya kepada Nabi saw: apa amalan yang paling disukai oleh Allah SWT? Beliu
manjawab: “shalat tepat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: kenudian apa? Beliu
menjawab “birrul walidain” kemudian aku bertanya lagi: seterusnya apa? Beliu
menjawab: “ jihat fi sabilillah.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Semakna dengan Birrul Walidain, Al-Qur’an Al–Karim menggunakan istilah ihsan (wa
bi al-walidain), seperti yang terdapat anatara lain didalam surat Al-Isra’ ayat 23:
23 :‫حمساننا )السراء‬
‫)مومقمضى مربلهمك ا م لملاتميعبههديوآاه لملآاه لمياهه موهبال يموالهمدييهن اه ي‬
“dan tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya…” (QS. AlIsra’ 17:23)
Kedudukan Birrul Walidain
Bukti utama bahwa birrul walidain merupakan salah satu ajaran islam yang paling tinggi
setelah berbuat taat kepada allah SWT adalah firman Allah SWT yang tertuang dalam AlQur’an. Dengan tegasnya Allah swt mengulang-ulang perintah birrul walidain mmenempati
urutan kedua setelah allah swt. Ada beberapa alasan yang membuktikan hal tersebut, antara
lain:
1. Perintah ikhsan kepada ibu bapak diletakkan oleh Allah Swt di dalam Al-Qur’an langsung
sesudah perintah beribadah hanya kepadanya semata-mata atau sesudah larangan

mempersekutukan nya. Allah berfirman:
83 :‫حمساننا )البقرة‬
‫)مواهيذا ممخيذمناهميمثامق بمهنى اهيسمرآهءييمل ملاتميعبههديومن اه لملااللمه موهبال يمولهمدييهن اه ي‬
“Dan ingatlah ketika kami mengambil janji dari bani israil yaitu: “janganlah kamu
menyembah selain Allah, dan berbuat baiklah kepada ibu bapak …” (QS. Al-Baqarah 2:
83)
36 :‫حمساننا )النساء‬
‫)موا ي‬
‫عبههدوااللمه موملاتهيشهرهك هبهه مشيينئاموهبال يموالهمدييهن اه ي‬
“sembahlah allah dan janganlah kamu mempersekutukannya dengan sesuatupun dan
berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak…” (an-nisa’ 4:36)

151:‫حمساننا)النعام‬
‫عل مييك هيم ا م لملاتهيشهرك هيوا هبهه مشيينئاموهبال يموالهمدييهن اه ي‬
‫))هقيل تممعا ل ميواا هتيهل ممامح لمرمم مربلهك هيم م‬
“katakanlah: “marilah kubacakan apa yang diharamkan atas kamu oleh tuhanmu, yaitu:
jangnlah kamu mempersekutukan sesuatu dengan Dia, berbuatbaiklah terhadap kedua
orang ibu bapak…” (QS. Al-an’am 6: 151)
2. Allah SWT mewasiatkan kepada umat manusia untuk berbuat ihsan kepada ibu bapak.
Allah berfirman:

8 :‫)مومو ل مصي يمناال يهإن يمسامن هبموالهمدييه هحيسننا)العنكبوت‬
“dan kami wasiatkan (wajibkan ) kepada umat manusia supaya berbuat kebaikan kepada
dua ibu bapak…” (QS. Al-ankabut 29: 8)
15 :‫)مومو ل مصي يمناال يهإن يمسامن هبموالهمدييه اهيحمساننا)الحقاف‬
“kami wasiatkan (wajibkan) kepada umat manusia supaya berbuat kebaikan kepada dua
orang tua…” (QS. Al-Ahkaf 46: 15)
3. Allah SWT meletakkan perintah berterima kasih kepada ibu bapak langsunng sesudah
perintah berterima kasih kepada Allah SWT. Allh berfirman:

‫ مواهل م لمي‬،‫عاممييهن ا مهن ايشك هيرهلى مولهمديمك‬
‫عملى مويهدن هفمصاهله هفى م‬
‫ محممل متيهه ا ه لهمهه مويهننا م‬،‫مومو لمصييمناال يهإن يمسامن هبموالهمدييه‬
14:‫)ال يممهصي يهر )لقمان‬

“dan kami perintahkan kepada manusia (supaya berbuat baik) kepda dua oran ibu
bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah, dan
menyusukannya dalam dua tahun. Besyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman 31:14)
4. Rasulullah meletakkan birrul walidain sebagai amalan nomor dua terbaik sesudah shalat
tepat pada waktunya.


:‫عل مييهه مومسل لممم‬
‫ مسأ مل ي ه‬:‫عن يهه مقامل‬
‫ت الن لمهب لمى مص لملى اللهه م‬
‫عبيهداللهه بيهن مميسهعيوددمرهضمي اللهه م‬
‫عبيهدال لمريحمهن م‬
‫عين ا مهبيى م‬
‫م‬
‫ه‬
:‫ت‬
‫ا م لهي ال يمعممهل ا ممح له‬
‫ هقل ي ه‬.‫ هب لهرال يموالهمدييهن‬:‫ مقامل‬:‫ ثهلمم ا م لهي‬:‫ت‬
‫ هقل ي ه‬.‫عملى مويقهتمها‬
‫ ال لمصلهة م‬:‫ب املى اللهه تممعاملى؟ مقامل‬
‫ل اللهه)متفق عليه‬
‫)ثهمم ا م لهي؟ ا مل يهجمهاهد هفى مسهبيي ه‬

“diriwayatkan dari abu abu abdirrahman ibn mas’ud ra, dia berkata: “aku bertanya
kepada nabi saw: apa amalamalan yang paling di sukai oleh Allah SWT? Beliu
manjawab: “shalat tepat pada waktunya”. Aku bertanya lagi: kenudian apa? Beliu

menjawab “birrul walidain” kemudian aku bertanya lagi: seterusnya apa? Beliu
menjawab: “ jihat fi sabilillah.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
5. Rasulullah saw meletakkan ‘uququl qalidain (durhaka kepada dua orang ibu bapak )
sebagi dosa besar nomor dua sesudah syirik.

:‫عل مييهه مومسل لممم‬
‫قا ممل مرهسيوهل اللهه مص لملى اللهه م‬:‫عن يهه مقامل‬
‫حاهرهث رهضمى اللهه م‬
‫مو م‬
‫عين ا مهبيى بمك يمرمة ن مهفييهع بيهن ال ي م‬
‫ مومكامن‬.‫عهقيوهق ال يموالهمدييهن‬
‫ ا مل يهإيشمراهك هباللهه مو ه‬:‫ مقامل‬،‫ ميا مرهسيومل اللهه‬،‫ بمملى‬:‫ هقل يمنا‬.‫أ مملاأ هن م هبلئهك هيم هبا مك يبمهرال يك ممبا هئهر؟ ثمملا نثا‬
‫ت )متفق عليه‬
‫ ل مييتمهه مسك م م‬:‫ مفمما مزامل يهك مهلرهرمهامح لمتى هقل يمنا‬.‫ مومقيوهل ال لهزيوهرمومشمهامدهة اللزيوهر‬،‫ ا مملا‬:‫جل ممس مفمقامل‬
‫)همتلمهكنئامف م‬

“diriwatkan oleh Abu Bakar Nufa’ Ibn Al-Harits ra, dia berkata: “Rasulullah saw
bersabda: “tidaklah aku akan beritahukan kepada kalian dosa-dosa yang paling besar?
Beliu mengulangi lagi pertanyaan tersebut tiga kali. Kemudian para sahabat mengiakan.
Lalu Rasulullah saw menyebutkan: yaitu mempersekutukan Allah dan durhaka kepada

ibu bapak”. Kemudian belliu merubah posisi duduknya yang semula bersitelekan
menjadi duduk biasa dan berkata lagi: “begitu juga perkataan dan sumpah palsu.” Beliu
mangulangi lagi hal yang demikian hingga kami menngharapkan mudah-mudahan beliu
tidak menambahnya lagi.” (HR. Muttafqun ‘alaihi)

6. Rasulullah saw mengaitkan keridhaan dan kemsahan allah swt dengan keridhaan dan
lemarahan orang tua. Beliu bersabda:
‫خهط ال يموا لههد)رواه الترمذي‬
‫ب هفى مس م‬
‫ مومس م‬،‫ب هفى هرمضى ال يموالههد‬
‫خهط ال لمر ه ل‬
‫)هرمضى ال لمر ه ل‬
“keridhaan rabb (Allah)ada pada keridhaan orang tua, dan kemrahan rabb (allah) ada
pada kemarahan orang tua.” (HR. Tirmidzi)
Demikianlah Allah dan Rasul-nya mnempatkan orang tua pada posisi tempat yang angat
istimewa sehingga berbuat baik kepada keduanya menempati tempat yang sangat maulia, dan
sebaliknya durhaka kepada keduanya juga menempati posisi yang sangat hina.
Penulis meggaris bawahi kata ihsan Berdasarkan lima ayat Al-Qur’an di atas yaitu: (QS.
Al-Baqarah 2:83), (an-nisa’ 4:36), (QS. Al-an’am 6: 151), (QS. Al-Ahkaf 46: 15), (QS. Alankabut 29: 8).yang memperkenalkan birrul walidain dengan istilah ihsan dan husn. Dua kata
itulah yang di tampilkan Al-Qur’an untuk menjelaskan perintah berbuat kebajikan kepada

orang tua.
Lalu, apakah makna ihsan atau husn di dalam ayat tersebut? Berikut ini adalah
penjelesannya.
Ihsan adalah isim masdar dari kata ‫حهسن‬
‫ يه ي‬-‫ أ ميحسن‬yang bermakna “menjadikan sesuatu
lebih baik. Jadi, Ihsan adalah berbuat kebaikan, kedermawanan, atau kemurahan hati. Ihsan
adalah puncak segala kebaikan. kata ihsan lebih luas dari pada sekedar memberi nikmat atau
nafkah. Kata ihsan lebih tinggi dari sekedar membalas kebaikan orang lain atau memberi
sesuatu kepada orang lain. Kata ihsan lebih tinggi dari pada adil. Sebab, adil hanyalah
memberi sesuatu seuai dengan hak masing-masing. Oleh karena itu, huungan anak dengan
orang tua tidak bisa dipandang sebagai sekedar usaha balas budi anak kepda orang tua.
Ihsan berarti memprlakukan pihak lain lebih baik dari pelakunya terhadap kita, memberi
lebih banyak dari pada yang harus kita beri. Dan mengambil lebih sedikit dari yang harus kita
ambil. Jadi, dalam ihsan terdapat nilai tambah yang melampui kadar pepenuhan kewajiban.
Dalam konteks berbakti kepada orang tua, seorang anak harus memberi sesuatu yang
lebih baik dan lebih banyak dari pada yang elah diberikan orang tua. Criteria “baik” tentu
meliputi aspek matrial maupun mental. Misalnya, anak menunjukkan ekspersi senag dan
berkata dengan santun ketika mendengar orang tua memanggilnya atau mengatakan sesuatu
kepadanya. Dia tidak menjawab atau menanggapi sekedarnya saja, tetapi memberi respon
yang lebih baik dari pada yang dilakukan orang tua. Dalam contoh lain, orang tua memberi
ongkos kepada anak untuk belajar di luar kota maka sang anak harus menjaga pemberian
tersebut (sebagai amanah)sebaik mungkin dengan cara belajar secara maksimal dan
mempersembahkan segala yang ia peroleh untuk orang tuanya tersebut. Ketika sudah sukses
dan memperoleh pekerjaan anak juga harus lebih pengertian dengan memperhatikan
kebutuhan orang tua, baik dari segi nafkah lahir maupun batin. Jangan sampai pemberian
kepada orang tua didahului oleh permintaan maupun penderitaan orang tua.
Jika orang tua berbuat zalim, anak tidak boleh membalas kezaliman tersebut. Ia harus
sabar dan tetap menjaga perasaan orang tua. Sabar disinai tentu bukan hanya berdiam diri
saja, melaikan juga elakukan usaha agar orang tua terbebas dari dari silkap zalim tersebut.
Berbuat ihsan (berbuat kebajikan) kepada orang tua atau dengan kata lain yang semakna
dengan berbuat kebajikan yaitu berbakti kepada orang tua, berarti harus menjalin hubungan
baik denga orang tua dengan didasari cinta dan rendah diri, bukan didasari rasa takut
mendapat ancaman atau takut tidak dipenuhi kebtuhannya. Jadi, perbuatan bakti tersebut haru

benar-benar tulus untuk kedua orang tua, tidak di sertai motifmotif mencari keuntungan atau
keterpaksaan.
Berkaitan dengan hal tersebut, perintah untuk berabakti kepada orang tua disampaikan
oleh Al-Qur’an sangat tegas, dan mengsankan. Perintah tersebut sungguh tersusun dengan
sangat indah sehingga terjemahannya pun tidak bisa mengambarkan kemesraan hubungan
orang tua sebagaimana ditujukkan bahsa Al-Qur’an. Itulah Al-Qur’an, yang jika kita baca
secara terus menerus akan menimbulkan kesan yang semakin mendalam. Romantisme yang
diusung Al-Qur’an dalam menggambarkan interaksi antara anak dengan orang tua tidak dapat
ditandingi oleh kalimat yang dikarang maestro satra manapun. Diawali dengan perintah
mendekatkan diri kepada allah SWT, dengan beribadah. Allah merangkainya dengan perintah
berbuat baik kepada orang tua sampai mereka lanjut usia, ketika mereka telah beruban dan
berada dalam keadaan yang lemah, ketika tenaga mereka tidak sekuat saat mereka muda dan
sangat khawatir jika anak-anaknya tidak berbakti kepadanya. Anak dilarang berkata “uf” dan
membentak. Sebaliknya, anak diajak untuk berkata dengan kata yang mulia dan berdo’a
seraya mengingat momori masa kecilnya dulu yang penuh dengan kenangan indah bersama
orang tua karena tidak mungkin ia memiki rasa benci kepda orang tua.
Bentuk-Bentuk Birrul Walidain
Banyak cara bagi seorang anak untuk adapat mewujudkan birrul walidain tersebut, antara
lain:
Al-Qur’an dan Hadis merupakan pdoman hidup manusia, barang siapa berpegang kepda
keduanya maka tidak akan sesat, yakni akan selamat serta bahagia di dunia dan di akhirat.di
atas telah di uraikan tentang ayaat-ayat dan hadits yang berkaitan dengan perintah berbuat
kebajikan atau berbakti kepada kedua orang tua, dalam hal ini akan diuraikan bentuk-bentuk
birrul walidain. Banyak cara bagi seorang anak untuk adapat mewujudkan birrul walidain
tersebut, antara lain:
1. Menginguti keinginan dan saran orang tua dalam berabagai aspek kehidupan, baik masalh
pendidikan, pekerjaan, jodoh maupun masalah lainya. Tentu dengan satu catatan pentiang:
selama keinginan dan saran-saran itu sesuai dengan ajaran Islam. Apabila bertentangan
atau tidak sejalan dengan ajaran Islam, anak tidaklah punya kewajiban untuk
mematuhinya. Bahkan harus menolaknya dengan cara yang baik, seraya berusaha
meluruskannya. Hal demikian sesuai tuntunan Al-Qura’an:

‫على مأن تهيشهرمك هبي مما ل مييمس ل ممك هبهه هعل يمم مفل تههطيعههمما مومصاهحبيههمما هفي ال لهدن يميا مميعهرونفا مواتلمهبيع‬
‫موهإن مجامهمدامك م‬
‫ه‬
‫م‬
‫كم هبمما هكنتهيم تميعممهلومن‬
‫ب هإل م لمي ثهلمم هإل م لمي مميرهجهعك هيم مفأن م هبلئه ه‬
‫مسهبيمل ممين أمنا م‬

“Dan jiaka keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan aku seseatu yang
tidak ada pengetahuan tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan
pergaulilah keduanya di dunia dengan baik dan ikutilah jalan orang yang kembali
kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu
apa yang telah kamu kerjakan…” (QS. Lukman 31: 15)
Juga sesuai dengan penegasan dari Rasulullah saw:
‫عهة هفى ال يمميعهريو ه‬
‫ف )رواه مسلم‬
‫ اهن لممماال ل مطا م‬،‫عمة هفى مميعهصيمهة اللهه‬
‫)ل ممطا م‬
“Tidak ada ketaatan dalam maksiat kepada allah, ketaatan hanyalah semata dalam hal
yang ma’ruf.” (HR. Muslim)

Dalam halini muncul problem, bagaiman kalau terjadi perbedaan pendapat dan keinginan
antara orang tua dan anak-anak dalam hal-hal yang bersifat ijtihadiyyah. Misalnya dalam
menentukan perguruan tinggi mana yang akan dimasuki, menentukan tempat kerja, tau
yang seperti yang banyak terjadi yaitu perbedaan dalam menentukan jodoh.dalam kasus
menent ukan jodoh, misalnya, seiring seirama solusi yang di ambil oleh si anak adalah
mneikah tanpa memberi taahu orang tua. Kalau hal itu dilkukan oleh seorang muslimah,
disamping dia melakukan pelanggaran akhlaq, juga pelanggaran hokum (fiqih), karena
seorang wanita haaarus dinikahkan oleh walinya, atau petugas yang mendapatkan
perwakilan dari walinya. Sedangkan kalau dilkukan oleh seorang pemuda muslim, dari
segih hukuk (fiqih) tidak ada yan dilanggarnya (nikahnya sah ), tapi bagaimana dari sedi
akhlaq? Bukankan dalam hal yang bubah, seorang anak dituntut untuk patuh kepada
kedua orang tuanya, alasan yang sering di kemukakan untuk membenarkan tindakannya
itu umumnya adalah tidak mau mengukir janji, tidak mau mengecewakan calon istri
(karena sudah terlanjur janji ) atau alasan-alasan lainnya. Problem seperti itu muncul
karena slah langkah sejak awal. Mengapa untuk memutuskankan hal yang begitu penting
dalam kehidupan (memilih jodoh ) tidak mengajak kedua orang tua bermusyawarah.
Baru kalau sudah terbentur, mengaku tiadak mau mengecewakan calon istrinya. Apakah
dia lebih mengutamakan mengecewakan kedua orang tua yang begitu besar jasanya,
disbanding mengecewakan seorang wanita yang baru saja dia kenal dalam waktu yang
relatif singkat? Dalam kasus seperti di atas itulah akhlaq seorang anak tehadap orang
tuanya diuji. Maukah dia menomor duakan keinginannya demi untuk melaksanakan
birrul walidain.
Namun demikian perlu juga dicatat, bahwa orang tua yang bijaksana tidak akan begitu
saja memaksakan keinginannya kepada anaknya, disamping memang tidak ada orang tua
yang tidak menginginkan yang terbaik untuk anaknya. Disinilah diperlukan diaog dan
keterbukaan. Hendaknya anak berusaha dengan maksimal dan argumentatif menjelaskan
pilihannya tersebut, disamping mencoba secara tidak apriori memahami
argumentasipilihan orang tua. Tetu saja kedua orang tua harus membuka diri dan
berusaha juga untuk memehami pilihan anak.
2. Menghormati dan memeulaiakan kedua orang tua dengan penuh rasa terimakasih sayang
atas jasa keduanya yang tidak munkian bisa dinilai dengan apapun. Ibu yang
mengandung dengan susah paayah dengan penuh penderitaan. Ibu yang melahirkan,
menyusui, mengasuh, mearawat dan membesarkan.bapak yang membanting tulang
mencari nafkah untuk ibu dan anak-anaknya. Bapak yang menjadi pekindung untuk
mendapatkan rasa aman. Allah SWT kepada kita untuk berterima kasih kepada ibu bapak
setelah bersyukur kepada-Nya:

‫ مواهل م لمي‬،‫عاممييهن ا مهن ايشك هيرهلى مولهمديمك‬
‫عملى مويهدن هفمصاهله هفى م‬
‫ محممل متيهه ا ه لهمهه مويهننا م‬،‫مومو لمصييمناال يهإن يمسامن هبموالهمدييه‬
14:‫)ال يممهصي يهر )لقمان‬

“dan kami perintahkan kepada manusia (supaya berbuat baik) kepda dua oran ibu
bapaknya; ibunya yang telah mengandungnya dalam keadaan lemah, dan
menyusukannya dalam dua tahun. Besyukurlah kepada-Ku dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.” (QS. Lukman 31:14)

Banyak cara untuk amenunjukkan rasa hormat kepada orang tua, antara lain
memanggilnya dengan panggilan yang menujukkan hormat, bebicara dengan lemah lembut,
tidak mengucapkan kata-kata kasar (apalagi kalau mereka berdua sudah lanjud usia), pamit
kalau meninggalkan rumah (kalu tinggal serumah ), member khabar tentang keadaan kita dan
menanyakan keadaan keduanya lewat surat atau telpon (bila tidak tinggal serumah). Allah
berfirman:

‫م‬
‫م‬
‫عند م م‬
‫ما‬
‫ما فمل م ت م ه‬
‫مآ أ ه ف‬
‫ن ك‬
‫ك ال رك كب ممر أ م‬
‫ما ومهقل ل لهه م‬
‫ف ومل م ت من رهمررهه م‬
‫قل ل لهه م‬
‫ما أور ك كل مهه م‬
‫حد ههه م‬
‫إك ل‬
‫ما ي مب رل هغم ل‬
‫ح الذ ذ ب‬
‫ما مرب لمياكني‬
‫ما موا ر‬
‫ل ك‬
‫خ ك‬
‫ب ارر م‬
‫مةك ومهقل لر ب‬
‫ن اللر ر‬
‫جمنا م‬
‫ما م‬
‫ما ك م م‬
‫مه ه م‬
‫ح ر‬
‫ح م‬
‫ض ل مهه م‬
‫ري م‬
‫ف ر‬
‫م م‬
‫قمورل م ك م ك‬
24-23 :‫صكغيمرا)السراء‬
‫) م‬
“jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjud
dengan pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada
keduanya perkataan “ah” dan jangalah kamu membentak mereka dan ucapkanlah
kepada mereka perkataan yang mulia Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka
berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: “Wahai Tuhanku, kasihilah mereka
keduanya, sebagaimana mereka berdua Telah mendidik Aku waktu kecil.” (QS. Al-Isra’
17: 23-24)
3. Membantu ibu bapak secara fisik dan matrial. Misalnya sebelum berkeluarga dan mampu
berdiri sendiri anak-anak membantu orang tua ( terutama ibu) mengerjakan pekerjaan
rumah; dan setelah berkeluarga atau berdiri sendiri membantu orang tua secara financial,
baik untuk membeli pakain, makanan, minuman, apalagi untuk berobat. Rasulullah saw
menjelaskan bahwa betapapun banyaknya engkau mengeluarkan uang untuk membantu
orang tuamu tidak sebanding dengan jasanya kepadamu.
‫جهرى مول ممدمولهمدهه هإ لملا أ مين يم ه‬
‫جمدهه مميمل هيونكامفي ميشتمهري مهه مفي هيعهتمقهه )روه مسلم‬
‫)ملايم ي‬
“tidak dapat seorang anak membalas budi kebbialan ayahnya, kecuali jika mendapatkan
ayahnya terbawa menjadi hamba sahaya, kemudian di tebus dan dimerdekakanya.” (HR.
Muslim)
Rasullah juga menjelaskan bahwa orang tua (lebih-lebih lagi ibu) harus mendapatkan
perioritas utama untuk dibantu dibandingkan dengan dengan orang lain. Hal itu diunkapkan
beliu tatkala menjawab pertanyaan seorang sahabat:

،‫ أ ه لهممك‬:‫ ثهلمم ممين؟ مقامل‬:‫ مقامل‬،‫ أ ه لهممك‬:‫ ثهلمم ممين؟ مقامل‬:‫ مقامل‬،‫ أ ه لهممك‬:‫حابمهتى؟ مقامل‬
‫ممين ا ممح لهق ال لمناهس هب ه‬
‫حيسهن مص م‬
‫ أ مبهيومك )رواه البجارومسلم‬:‫ن؟ مقامل‬
‫ ثهلمم مم ي‬:‫)مقامل‬

“siapakah yang paling berhak aku bantu dengan sebaik-baiknya? Jawab nabi: “ibumu”
kemudian siapa? Jawab nabi : “ibumu” kemudian siapa? Jawab nabi: “ibumu”
kemudian siapa? Jawab nabi: “ibumu” lal siapa lagi? Jawab nabi: “bapakmu” (HR.
Bukhari dan Muslim)
4. Mendo’akan ibu bapak semoga diberi oleh Allah SWT keampunan, rahmat dan lain-lain
sebagainya. Allah SWT menukilkan dalam al-qur’an do’a nabi nuh memintakan
keampunan untuk orang tuanya, dan perintah kepdada setiap anak untuk memohonkan
rahmat allah bagi orang tuanya.
28 :‫)نوح‬...‫ي‬
‫)مرهلبى ا ي‬
‫غهفيرهلى مولهموالهمد لم‬
“ya tuhanku, amppunilah aku, ibu bapak…” (QS. Nuh 71: 28)
24 :‫حيمههمما ك مممامربل مميا هنى مصهغي ينرا )السراء‬
‫ب اير م‬
‫)مويخهفيض ل مههممامجمنامح ال لهذ ل هل هممن ال لمريحممهة موهقيل مر ه ل‬

“ Dan rendahkan lah dirimu terhadap meeka berdua dengan penuh kasih sayang dan
ucapkanlah: “wahai tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagamana mereka berdua
telah mendidik aku waktu keci.” (qs. Al-isra’ 17:24)
5. Setealh orang atua meninggal dunia, birrul walidain masih bisa di teruskan dengan cara
antara lain:
a. Menyelenggarakan janazahnya dengan sebaik-baiknya
b. Melunasi hutangnnya
c. Melaksanakan wasiatnya
d. Meneruskan silaturrahim yang dibinanya wktu hidup
e. Memuliakan sahabat-sahabatnya
f. Mendo’akannya
Seorang laki-laki dari bani salimah dating bertnya kepada rasululllah saw:

‫علييههمما‬
‫ مهيل بمهقمى همين بمهلر ا مبممو لمي مش م‬،‫ميامرهسيوهل اللهه‬
‫ ال لمصل مهة م‬،‫ ن ممعيم‬:‫ئ ا مبم لهرههممابميعدمميوهتههمما؟ مقامل‬
‫موال يهإيسهتيغمفاهر‬
‫عيههدههمماهمين بميعهدههمماموهصل مهة ال لمر ه‬
‫حهم ا مل ل مهتى ملاتهيومصهل هإ ل ملاهبههممامواهك يمراهم مصهدي يهقههمما)رواه أبوداود‬
‫)ل مههممامواهن يهفاهذ م‬

“Ya rasulullah, adakah sesuatu kebikan yang masih dapat saya kerjakan unatuk ibu
bapak saya sesudah keduanya meninggala dunia? Rsulullah menjawab: “Ada, yaitu:
menshalatkan janazahnya, memintakan ampun baginya, menunaikan janjinya,
meneruskan silaaturrahimnknya dan memuliakan shabatnya.” (HR. Abu Daud)

Dan demikianlah beberapa bentuk birrul walidain yang bisa kita lakukan terhadap kedua
orang tua baik yang masih hidup,maupun yang sudah maninggal dunia.
Uququl Wallidain
Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa Allah SWT menempatkan perintah untuk
birrul walidain langsung sesudah perintah untuk beribadah kepda-Nya, maka sebaliknya
Allah SWT pun menempatkan uququl walidain sebagai dosa besar yang menempatai ranking
kedua sesudah syirik.
Jika ditinjau dari segi bahasa kata “uquq” artinya memotong (seperti halnya aqiqah yaitu
memotong kambing). Uququl walidain adalah gangguan yang ditimbulkan oleh seorang anak
kepada kedua orang tuanya baik perkataan maupun perbuatan. Jadi, Uququl walidain artitnya
mendurhakai kedua orang tua. Istilah ini pun berasal dari rasulullah saw, sebagaimana
disebutkan dalam salah satu hadits:
‫ن ال يمغهميوهس)رواه البخار‬
‫عهقيوهق ال يموالهمدييهن مومقتيهل الن لميفهس موال ييمهميي ه‬
‫ ا مل يهإيشمراهك هباللهه مو ه‬:‫)ا مل يك ممباهئهر‬
“dosa-soasa besar adalah: mempersekutukan allah, durhaka kepada kedua orang tua,
membunuh orang dan sumpah palsu,” (HR. Bukhari)
Durhaka kepsda orang tua adalah dosa besar yang sangat dibenci oleh Allah SWT,
sehingga azabnya disegrkan allah di dunia ini. Hal itu dinyatakan oleh Rasululah saw:

‫جل ههه لهمصاهحهبهه هفى‬
‫ك ه لهل ال لهذن هيو ه‬
‫ب يهمؤهلخهراللهه تممعالى ممامشامءهمن يمها هإ لملا ه‬
‫ مفهإ لمن اللمه تممعالى يهمع ه ل‬،‫عهقيوهق ال يموالهمدييهن‬
‫حمياهة ال لهدينيا ممقبيمل ال يمممما ه‬
‫ت )رواه الطبرنى‬
‫)ال ي م‬

“Semua dosa-dosa diundurkan oleh allah (azabnya) sampai waktu yang dikehendakiNya kecuali durhaka kepada kedua orang tua, maka sesungghnya allah menyerkan
(azabnya) untuk pelaunya di waktu hidup di dunia ini sebelum dia meninggal.” (HR.
Hakim)
Dalam hadits lain rasulullah sawmenjelaskan bahwa Allah SWT tidak akan meridhai
seseorang sebelum dia mendapatkan keridhaan dari kedua orang tuanya:
‫خهط ال يموا لههد)رواه الترمذي‬
‫ب هفى مس م‬
‫ مومس م‬،‫ب هفى هرمضى ال يموالههد‬
‫خهط ال لمر ه ل‬
‫)هرمضى ال لمر ه ل‬
“Keridhaan Rab( Allah) ada pada keridhaan orang tua, dan kemarahan rabb(allah) ada
pada kemarahan orang tua.” (Hr. Tirmizi)
Kita tentu dapat memahami kenapa Rasulullah saw mengaikan keridhaan Allah dengan
keridhaan orang tua dan memasukkannya kedalam kelompok dosadosa besar, bahkan
azabnya disegrakan di dunia; hal itu mengingat betapa istimewanya kedudukan oran tua
dalam ajaran Islam sebagaiman sudah diuraikan di atas. Dan juga mengingat betapabesarnya
jasa kedua orang tua terhadap anaknya. Jasa itu tidak bisa dig anti dengan apapun. Misalkan
ada seorang ibu setelah melahirkan anak, dia pergi meninggalakan dia tidak peduli lagi
dengannya. Begitu juga kalau ada seorang bapak yang tidak bertanggung jawab sama dekali
tehadap anak-anaknya, bahkan tidak pernah melihatnya lagi setelah anak itu lahir. Sekalipun
perbuatan ibu bapak seperti itu jelas-jelas salah dan tercela, tapi seorang anak tetap saja tidak
boleh memungkiri bahwa mereka adah ibu bapaknya, dan untuk itu di tuntut untuk berbuat
baik kepda mereka. Apalagi kalau ibu bapakanya melaksanakan kewajibannya sebagai orang
tua dengan sebaik-baiknya. Wajar kalau Allah mengaitkan keridhaan dan kemarahannya
dengan kemarahan dan keridhaan orang tua.
Kita perlu membaca dan merenungkannya kembali kisah anak-anak yang surhaka kepda
orang tuanya, betapapun ringannya bentuk pendurhakaannya itu, dan betapapun rajinnya dia
beribadah sepeti kisah Juraij dan Alaqamah. Juraij yang menjadi korban fitnah orang yang iri
hati kepadanya karena dia tidak mengindahkan panggilan ibunya, dan Alqamah yang tidak
bisa menirukan talqin kalimat suci la ilaha illallah menjelang ajalnya Karena dosanya
mengutmakan istrinya daripada ibu kandungnya sendiri. Dan banyak lagi kisah-kisah lain
yang bisa dijadiakan pelajaran berharga, baik kidah-kisah nyata , maupun hanya sekedar
lagenda seperti hikayat Si Malinkundang Anak Durhaka, atau Sampuraga dan lain-lainnya.
Adapun bentuk-bentuk durhaka terhadap orang tua bemacam-macam bentuknya atara
lain:
a. Menimbulkan ganguan terhadap orang tua, baik perkataan maupun perbuatan yang
membuat orang tua sedih atau sakit hati
b. Membentak atau menghardik orang tua
c. Bahkil atau kikir, tidak mengurus orang tuanya, bahkan lebih mementingkan yang lain
aripada mengurus orang tuanya, padahal orang tuanya sangat membutuhkan.
Seandainya memberi nafkahpun, dilakukan dengan penuh perhitungan

d. Bermuka masam dan cemberut di hadapan orang tua, merendahkan orang tua,
engatakan bodoh, “kolot”, dan lain-lain
e. Menyuruh orang tua, misalnya menyapu, mencuci atau menyiapkan makanan
f. Menyebut kejelekan orang tua di hadapan orang banyak atau mencemarkan nama baik
orang tua
g. Malu mengakui orang tuanya
h. Berkata “ah” atau “cis” dan tidak memenuhi panggilan orang tua, lebih-lebih lagi bila
salah satu diantara keduanya sudah lanjut usia sebagai mana yng telah dijealaskan di
dalam Al-Qur’an:

‫م‬
‫م‬
‫عند م م‬
‫ما‬
‫ما فمل م ت م ه‬
‫مآ أ ه ف‬
‫ن ك‬
‫ك ال رك كب ممر أ م‬
‫ما ومهقل ل لهه م‬
‫ف ومل م ت من رهمررهه م‬
‫قل ل لهه م‬
‫ما أور ك كل مهه م‬
‫حد ههه م‬
‫إك ل‬
‫ما ي مب رل هغم ل‬
23:‫ما)السراء‬
‫ري م‬
‫)قمورل م ك م ك‬
“Jika salah seorang diantara keeduanya atau kedua-duanya berumur lanjut dalam
peliharanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mangatakan kepada keduanya perataan
“ah” dan janganlah kamu membentak mereka, dan ucapkan kepda mereka perkataan
yang mulia.” (QS. Isra’ 17: 23)
i. Dan masih banyak lagi contoh-contoh perbuatan durhaka kepada orang tua.
Demikianlah, sebagai penutup bahasan tentang birrul walidain ini marilah kita berdo’a
kepada allah SWT :

‫غهفيرهلى مولهموالهمد لمي موايرمحيمههمما ك مممامربلمميا هنى مصهغيينرا‬
‫با ي‬
‫مر ه ل‬
“ ya allah ampunilah dosa-dasaku dan dosa-dosa ibu bapakku, dan kasihanilah
keduanya sebagaimana mereka mengsihiku di waktu aku masih kecil”.
A. HAK, KEWAJIBAN DAN KASIH SAYANG SUAMI ISETRI
Pernikahan merupakan sarana untuk melahirkan generasi umat manusia yang mempunyai
tugas kekhalifahan untuk memakmurkan bumi. Selain itu, pernikahan juga bertujuan untuk
mewujudkan rumah tangga yang rukun, penuh cinta dan kasih sayang (sakinah, mawaddah).
Kehidupan seperti ini merupakan kebutuhan yang telah menjadi fitrah atau naluri setiap
manusia. Allah berfirman di dalm surat Ar-Rum ayat 21.

‫ن هفي مذلهمك‬
‫موهمين ﺁمياهتهه أ مين مخل ممق ل مك هيم همين أ من يهفهسك هيم أ ميزموانجا لهتميسك ههنوا هإل مييمها مومجمعمل بميين مك هيم مممودﱠنةمومريحممنة هإ ﱠ‬
21 :‫م ي متممفكﱠهرون )الروم‬
‫)ﻵميا د‬
‫ت لهمقيو د‬

“Dan diantara kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu istri-istri dan jenismu
sendiri, supaya kamu mendapatkan kehidupan yang tentram (sakinah), dan dijadikanNya di antara kamu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu
benar-benar erdapat tanda-tanda bagi kaum yang kafir.” (qs. Ar-rum 30: 21)

Dalam ayat di atas allah swt menjelaskan bahwa yang berperan membuat keluarga yang
menjadi sakinah ada dua faktor, petama mawaddan dan kedua rahmah. Dalam bahsa
Indonesia padanan dan kedua kata itu adalah kasih sayang sebagaimana terlihat dalam
terjamahan ayat di atas. Tapi kalau ada yang bertanya apa beda antara kasih dan sayang,
mungkin tidak semua kita bisa dengan tepat dan cepat bisa menjelaskannya. Menurut hemat
penulis merujuk beberapa sumber mawaddah, lahir dari sesuatu yang bersifat jasmani

(kecantikan kegagahan)sedangkan rahmah lahir dari sesuatu yang bersifat rohani (hubungan
batin). Dalam intrkasi yang terjadi atara suami istri, kedua faktor itu berperan. Pada pasangan
muda yang laki-laki masih gagah dan yang wanita masih cantik yang leih sominan asadah
faktor rahmah. Kita tidak boleh mengabaiakan salah satu dari dua faktor tersebut. Idealnya
memang kedua faktor tersebut harus berjalan bersama-sama, tapi kondisisi itu tidak bisa
dipertahankan terus, karena kondosi fisik tidak bisa dipertahankan terus menerus seperti watu
muda, dia akan tunduk kepada sunnatullah; yang muda akan tua, yang kencang jadi keriput,
yang hitam jadi putih dan seterusnya. Berseda dengan hubungan batin, sikap saling
menghormati dan saling menghargai tentu bisa di pertahankan sepanjang kehidupan.
Dalam konteks ini, penulis punya dugaan kuat bahwa yang dianaggap oleh kaula muda
sekarang ini dengan cinta tidak leih dar mawaddah, sebab rasa cinta yang muncul yang
muncul lebih banyak di sebabkan oleh faktor fisik , bukan faktor rohani.
Apa yang ingin disampaikan dengan kenyataan di atas adalah bahwa kehidupan keluarga
yang tentram tidak hanya ditentukan oleh faktor mawaddah semata-mata, tetap juga faktor
rahmah. Oleh sebab itu perlu diperingatkan kepada muda mudi yang sudah berniat untuk
membina kehidupan keluarga untuk berhati-hati, tidak mudah teergiur atau tergoda dengan
ungkapan-ungkapan “cinta” yang dioral yang calon pasan hidupnya. Bukankah pengalaman
menunjukkan banyak pasangan yang sebelumnya sudah mengikat cinta bertahun-tahun tapi
hanya bida mempertahankan keutuhan keluarga setahun dua tahun atau bahkan ada yang
Cuma berbilang bulan saja.
Empat Kriteria Memilih Pasangan
Karena membina keluarga tidaklah hanya moadal cinta dalam pengertian mawaddah
semata-mata sebagaimana sudah di uraikan di atas tetapi haruslah berdasarkan mawadddah
dan rahmah. Maka sekalilagi kita ingtkan perlu berhati-hati dalam memilih pasangan hidup.
Ikutilah bimbingan yang diberikan rasulullah saw tentang kriteria apa yang dipakai oleh lakilaki dalam mentukan calon istri atau sebaliknya oleh seorang wanita untuk menentukan
menerima atau menolak lamaran yang masuk. dalam salah satu hadis Rasulullah saw
memberikan tuntunan:

‫م‬
‫دا م‬
‫فرر ب ك م‬
‫ك‬
‫دين كمها مفاظ ر م‬
‫ذا ك‬
‫مال كمها ومل ك ك‬
‫ت يم م‬
‫ت ال ب‬
‫سب كمها ومل ك م‬
‫مال كمها ومل ك م‬
‫ت هن رك م ه‬
‫ح م‬
‫ح الن ب م‬
‫ن ت مركب م ر‬
‫ج م‬
‫ساهء كلررب معع ل ك م‬
‫دي ك‬
‫))رواه البخارومسلم وابوداود‬

“Seorang wanita dinikahi berdasarkan empat pertimbangan; karena harta, keturunan,
kecantikan dan agamnya. Peganglah yang memiliki agama niscaya kedua tanagnmu tidak
akan terlepas.” (HR. Bukhari, Muslim, Dan Abu Daud)
Demikianlah rasulullah saw memberikan nasehat kepada sahabat dan kaum muslimin
pada umumnya dengan berururutan. Hadis tersebut menjelaskan bahwa ada empat kriteria
tentang siapa dan orang yang bagaimana yang akan dijadikan sebagai pendamping hidup.
Rasulullah saw memulainya dengan menyebutkan tiga kriteria yang mengikuti
kecenderungan atau naluri setiap orang yaitu: tentang kekakayaan, kecantikan dan

keturunnan, kemudian diakhiri dengan satu riteria pokok yang tidak boleh ditawar-tawar
yaitu agama.
Pertama, taentang kekayaan atau harta benda. Adanya uang dan harta sesuatu yang baik
dan bagus. Tatapi tidak boleh dipandang sebagai tujuan dari perkawinan. Kekayaan bukanlah
kesempurnaan bagi manusia. Ia bukanlah sesuatu yang pokok bagi kehidupan suami isteri,
bagi kesenangan da cinta mereka berdua, dan dalam mendapatkan tujuan yang utama dari
perkawinan. Namun sebaiknya si peria dan wanita berada dalam satu tarap ekonomi, agar
keserasian lebih mudah tercipta di antara meareka beardua. Bila tarap ekonomi mereka
berdua berbeda, hal ini bisa menimbulkan problema-problema moral dan angan-angan
berlebihan yang menyusahkan hidup. Namun masalah ini berlaku bagi setiap individu. Hal ini
berkaitan dengan kadar keimanan, kecerdasan , kepandaian dan kemuliaan keluarga.
Kedua, tentang kencantikannya. Sesungguhnya kecantikan isteri adalah sifat yang hakiki,
ini tidak boleh di abaikan seorang peria menyukai isteri yan cantik dan mempesona, begitu
juga seorang wanita menyukai seorang suami yang tampan dan gagah. Isalm tidak
menentang tuntutan dan keinginan yang ini. Karena iulah Islam membolehkan seorang peria
dan wanita saling melihat satu sama lain sebelum menikah. Rasulullah saw bersabda:

‫جمما‬
‫عين مشيعهرمها ك ممم يميسأ م هل م‬
‫اهمذا أ ممرامد أمحهد ك هيم أ مين يمتممز لمومج ا ي لممير أ ممة مفل ييميسأ م ل م‬
‫عين مويجههمها مفهأ لمن ال لمشيعمر أمحهد ال ي م‬
‫))ل ميين رواه ابن ماجه‬
“jika salah seorang dari kalian hendak mengawini seorang wanita, tanyalah temtang
rambutnya sebagaiman ia perlu bertanya tentang wajahnya, karena rambut itusudah
salah satu kecantikan.” (HR. Ibnu Majah). (Abdullah Shonhaja,dkk, 1994: 602)
Ketiga, tentang keturunan atau nasab. Kemuliaan keluarga merupakan salah satu sifat
yang perlu di peratikan dalam memilih pasanhan hidup, karena beberapa alasan: (1) anak
perempuan yang tumbuh dalam keleluarga yang mulia akan menjadi perempuan yang mulia,
terhormat dan agung. (2) kelurga yang mulia terhadap pengantin peria dan wanita lebih baik,
lebih sopan dibanding dengan keluarga yang hina dan rendah. Mereka memiliki adab, cara,
dan norma-norma akhlak yang kuat. (3) manusia lazimnya akan berhubungan dengan
keluarga isterinya. Sebaliknya, jika keluarga itu hina dan tidak terhormat, niscaya menemui
penderitaan dan siksaan dari pergaulan dengan mereka.
Keempat, tentang agama, rasulullah menempatkan agama diurutan yang paling terakhir
pada hadis tersebut di atas, namun dengan embel-embel kalimat yang paling utama hal ini
menandakan bahwa agamalah yang paling pokok, karena sebaik-baik pilihan yang paling
utama di antara keempat perkara tersebut adalah agama tanpa maksud mengesampingkan
ketiga hal yang lainnya. dari faktor agama inilah yang akan menentukan kebahagiaan dan
kedamain dalam kehidupan rumah tangga. Bahkan dalam surat Al-Baqarah ayat 221
dinyatakan bahawa sekalipun wanita itu setatusnya hanyalah hamba sehaya namun kalau dia
mukmin lebih bagus dan lebih baik untuk di jadikan pendamping hidup daripada wanita
merdeka yang indah mempesona dan cantik menwan namun dia seorang muysrik.
Sebagaimana firman Allah SWT.

‫حواال يهميشهرمكا ه‬
‫حواال يهميشهرهكييمن‬
‫ موملاتمن يهك ه‬،‫جبمتيك هيم‬
‫ مول مأ ممممة هميؤهمن ممةمخييمرهمين هميشهرك مدة مول ميوا م ي‬،‫ت مح لمتى يهيؤهم لمن‬
‫موملاتمن يهك ه‬
‫ع م‬
221 :‫جبمك هيم )البقره‬
‫ مول ممعبيمدهميؤهممن مخييمرهمين هميشهردك مول ميوأ م ي‬،‫)مح لمتي يهيؤهمن هيوا‬
‫ع م‬
“Dan janganlah kamu nikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman.
Sesungguhnya wanita budak yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik,walaupun dia
menarik hatimu. Dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan
wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya budak yang mukmin
lebih baik dari orang yang musyrik, walaupun dia menarik hatimu.
Buya Hamka mengumpamakan kekayaan, keturunan dan kecantikan masing-masing
dengan angka nol, sedangkan agama denagan angka satu. Angka nol berapapun banyaknya
tidak akan bernilai tanpa ada angka satu. Sebaliknya, sekalipun tidak ada angka nol angka
satu sudah mmberikan nilai. Misalanya dapat wanita shalihah dan kaya nilainya
sepuluh.shalihaah dan keturunan baik-baik nilainya seratus. Shalihah kaya dan keturunan
baik-baik dan cantik nilainya sseribu. Bila ada angka satu, angka-angka nol di belakangnya
jadi berharga. Tapi tanpa angka satu , semua angka nnol berapa buah pun berderet-deret tidak
ada nnilainya. Buya Hamka menamakan teorinya ini dengan teori seribu.
Kenapa ketaatan seorang kepada agama yang paling menentukan? Jawabannya
sederhana sekali; hanya dengan islamlah seseorang dapat mengerti bahwa penikahan adalah
ibadah semata-mata mencari ridha Allah SWT, sekalipun dengan perikahan banyak hikmah
yang bisa di petik seperti: penyaluran kebutuhan biologis, memelihara diri dari dosa, menjaga
masyarakat dari kerusakan dan dekadensi moral, memperkokoh hubungan antar keluarga dan
antar golongan, menjaga kelestarian keturunan umat manusia, dan lain-lain sebagainya.
Dengan Isalamlah seorang dapat memahami hak dan kewajibannya masing-masing dalam
berumah tangga. Sehingga bila suami istri masing-masing saling memahami tujuan dan
hikmah pernikahan serta mengerati dan mau menjlankan hak dan kewajiban mereka masingmasing, maka keluarga tadi akan menjadi keluarga yang harmonis, segala sesuatu berjalan
lancer, dan tentu saja pada akhirnya akan membuahkan ketenteraman.
Hak Bersama Suami Istri
Apabila akat nikah sudah sah dan perkawinan telah berjalan, maka akan menimbulkan
akibat hukum serta menimbulkan pula hak dan kewajiban suami isteri. Dalam hubungan
suami istri disamping hak masing-masig ada juga hak bersama yaitu (1) hak tamattu badani,
(menikmati hubungan sebadan dan segala kesenagan badani lainnlya), (2) hak saling
mewarisi, (3) hak nasab anak (4) hak ma’asyarah bi al makruf (saling menyenangkan dan
membahagiakan ). Karena nomor empat akan diuraikan tersendiri maka di bawah ini penulis
akan uraikan secara ringkas tiga nomor pertama.
1. Hak Tamattu’ Badani
Salah satu hikamah perkawinan adalah bersama suami istri satu sama lain dapat
saling menikmati huungan sek sual yang halal, bahkan berpahla. Islam memamang
mengakui bahwa setiap manusia normal membutuhkan penyaluran nafsu birahi erhadap
lawan jenisnya. Islam tidak memerangi nafsu tersebut tetapi juga tidak membiarkannya

lepas tanpa kendali. Islam mengtur penylurannya secara halal dan baik melaluai ikatan
perkawinan.
Karena sifanya hak mersama, tentu juga sekaligus menjadi kewajiban bersama. Artinya
hubungan seksual bukanlah semata kewajjiban suami kepada istri, tetapi juga merupakan
kewajiban istri kepada suami. Suami tidak boleh mengabaikan kewajiban inisebagaiman
istri tidak bole menolak keinginan suami
2. Hak saling mewarisi
Hubungan saling mewarisi terjadi karena sua sebab: perama, kaeran hubungan
darah; kedua, hubungan perkawinan. Dalam hubungan perkawinan ini yang mendapat
warisan hanya halpsangan suami istri. Suami mewarisi istri dan istri mewarisi suami.
Dalam srat an-nisa’ ayat 12 dijelaskan bahwa suami mendapat ½( seengah)dari harta
warisan bila Istri punya anakdan1/4 (seperempat) bila istri punya anak. Sebalikanya istri
dapat ¼ (seperempat) bila suami tidak punya anak, dan 1/8 (seperdelapan0 bila suami
punaya anak.

‫ همين‬،‫ مفهإين مكامن ل مهه لمن مول ممدمفل مك ههم ال لهربههع هم لمماتممرك يمن‬.‫مول مك هيم هنيصهف مما تممرمك أ ميزمواهجك هيم اهين ل ميم يمك هين ل مهه لمن مول ممد‬
‫ مفهإين مكامن ل مك هيم مول ممد مفل مهه لمن‬.‫ مول مهه لمن ال لهربههع هم لمماتممرك يتهيم هإين ل ميم يمك هين ل مك هيم مول ممد‬،‫بميعهدموهصيلمدة يهيوهصييمن هبمهاا ميومدييدن‬
13 :‫ن)النساء‬
‫ همين بميعهد موهصيلمدة تهيوهصيومن هبمهاا ميومديي د‬،‫)الثلههمهن هم لمما تممرك يتهيم‬

“Dan bagimu ( suami-suami) seperdua dari harta yang di tinggalakan oleh istriistrimua, jika mereka taidak mempuyai anak. Jika istri-istrimu tidak mempunyai anak,
mka kamu mendapat seperempat dari harta yang ditinggalkannya sesudah di penuhi
wasiat yang mereka buat atau (dan)sesudah dibayar hutangnya. Para istri memperoleh
sepermpaat harta yang kamu tinggalkan jika kamu tidak mempunyai anak. Jika kamu
mempunyai maka para istri memperoleh seperdelapan dari harta kamu tinggalkan
sesudah dipenuhi wasiat yang kamu buat(dan) sesudah dibayar hutang-hutangnya.” (QS.
An-Nisa’ 4: 12)
Hubungan saling mewarisi hanya berlaku dalam perlawinan yang sah menurut syari’at
islam dan sesame muslim.bila perkawinannya tidak sah, atau salah seorang tidak muslim
baik dari awal atau ditengah pperkawinan maka haknya batal.
3. Hak Nasab Anak
Anak yang di lahirkan dalam hubungan perkawianan adalah anak berbeda, walupun
secara formal islam mengajarkan supaya anak dinisbahkan kepada bapaknya, sebagai
seorang anak disebut fulan ibn fulan, atau fulan bintu fulan, bukan fulan ibn fulan atau
fulanah bintu fulanah. Apapun yang terjadi kemudian (misalnya pecaraian) seatus anak
tetap anak berbeda masing-masing tidak dapat mengkelaim lebih berhak terhadap anak
tersebut, walaupun pengadilan dapat memilih dengan siapa anak ikut. Perlu juga
diingatkan disini bahwa penisbahan seorang anak kepada bapaknya secara formal tetep
berlaku sekalipun bgi anak perempauan setelah menikah. Anak perempuan kalau sudah
menikah tidak diajarkan oleh islam untuk manisbahkan dirinya kepada suami yang
menjadi terdisi sebagian masyarakat kita.
Kewajiban Suami Kepada Istri
Hak istri atau kawajiban suami kepada istri ada 4: (1) membayar mahar, (2) memberikan
nafkah (3) mengaili istri dengan sebaik-baiknya (ihsan al-asyarah), dan (4) membimbing dan
membina keagamaan istri.

1. Mahar
Mahar adalah pemberian wajib dari suami untuk istri. Suami tidak boleh
memamfaatkannya kecuali seizin dan serela istri. (QS. An-Niasa’ 4: 20-21). Jumlah
minimal dan maksimal mahar tidak ditentukan oleh syara’. Tergantung kmampuan suami
dan kerelaan istri. Yang penting ada nilainya. Bahkan boleh dengan sepasang sandal, atau
mengajarkanbeberapa ayat Al-Qur’an, atau masuk islam, seperti yang pernah terjadi
dizaman rasulullah saw:

‫ مفمقامل مرهسيوهل اللهه مص لملى‬.‫عملى ن ميعل مييهن‬
‫ت م‬
‫عاهمهربيهن مرهبمعمة أ م لمن اهيممرأ منة همين بمهنى مفمزامرمة تممز لمومج ي‬
‫عين م‬
‫هرهومي م‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫ه‬
‫جامز)رواه أءحمدوابن‬
‫عين ن ميفسك موممالك هبن ميعل مييهن؟ مفمقال م ي‬
‫ أمرضييت م‬:‫عل مييه مومسل لمم‬
‫اللهه م‬
‫ مفأ م‬.‫ ن ممعيم‬:‫ت‬

‫)ماجه‬
“Dirwayatkan dari amir ibn rabi,ah bahwa seorang wanitadari bani fazarah kawin
dengan sepasang sandal. Lalu rasulullah bertanya: “Apakah engkau rela dari diri dan
hartamu dengan sepasang sandal?” perempuan itu menjawab: “Ya”.lalu rasulullah
membolehkannya.” (HR. Ahmad, Ibn Majah Dan Tirmidzi).

:‫ت‬
‫عل مييهه مومس لملم مجائمتيهه هإيممرأ مةممفمقال م ي‬
‫عين مسيههل بيهن مسيعدد المساهعهدا م لمن مرهسيومل اللهه مص لملى اللهه م‬
‫هرهومي م‬
‫ مز لمويجهنييمها هإين‬،‫ ميامرهسيومل اللهه‬:‫مفمقامم مرهجمل مفمقامل‬.‫ت هقميانماهطهويينلا‬
‫هإهلنى مومهبم ه‬،‫ميامرهسيومل اللهه‬
‫مفمقامم ي‬.‫ت ن ميفهسى ل ممك‬
‫ئ تهيصهدهقمهااه لمياهه؟‬
‫ مهيل هعن يمدمك همين مش م‬:‫عل مييهه مومس لملم‬
‫مرهسيوهل اللهه مص لملى اللهه م‬:‫ فمقا ممل‬.‫ل ميم يمك هين ل ممك هبمهامحامجمة‬
‫ مما هعن يهدى‬:‫مفمقامل‬
‫م‬
‫م‬
‫م‬
‫ت موملاهإمزامر‬
‫عمطييتممهاهإمزامرمك مجل ميس ه‬
‫ هإن لممك هإ لمن أ ي‬:‫عل مييهه مومسل لمم‬
‫مرهسيوهل اللهه مصلل