PENGERTIAN DAN SEJARAH PERKEMBANGAN PSIK

PENGERTIAN DAN SEJARAH
PERKEMBANGAN PSIKOLOGI AGAMA

Tugas Mata kuliah : Psikologi Agama
Dosen Pengampu : Iredho Fani Reza, S.Psi.I., MA.Si

Meitri Anandia sari

1513500019

Semester/Kelas : I / PI 1

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM
FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM
UIN RADEN FATAH PALEMBANG
2015
A. Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama merupakan gabungan dari dua kata yaitu psikologi dan
agama. Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda.

1. Pengertian Psikologi.

Psikologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani Psychology yang merupakan
gabungan dan kata psyche dan logos. Psyche berarti jiwa dan logos berarti ilmu.
Secara harafiah psikologi diartikan sebagal ilmu jiwa. Istilah psyche atau jiwa
masih sulit didefinisikan karena jiwa itu merupakan objek yang bersifat abstrak,
sulit dilihat wujudnya, meskipun tidak dapat dimungkiri keberadaannya. Dalam
beberapa dasawarsa ini istilah jiwa sudah jarang dipakai dan diganti dengan istilah
psikis.
Psikologi menurut para ahli :


Pengertian Psikologi menurut Ensiklopedi Nasional Indonesia Jilid 13
(1990), Psikologi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang baik yang dapat dilihat secara langsung maupun yang tidak
dapat dilihat secara langsung.



Pengertian Psikologi menurut Dakir (1993), psikologi membahas
tingkah laku manusia dalam hubungannya dengan lingkungannya.




Pengertian Psikologi menurut Muhibbin Syah (2001), psikologi
adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku terbuka dan
tertutup pada manusia baik selaku individu maupun kelompok, dalam
hubungannya dengan lingkungan. Tingkah laku terbuka adalah tingkah
laku yang bersifat psikomotor yang meliputi perbuatan berbicara,
duduk , berjalan dan lain sebgainya, sedangkan tingkah laku tertutup
meliputi berfikir, berkeyakinan, berperasaan dan lain sebagainya.

Dari beberapa definisi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian
psikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku manusia, baik
sebagai individu maupun dalam hubungannya dengan lingkungannya. Tingkah
laku tersebut berupa tingkah laku yang tampak maupun tidak tampak, tingkah
laku yang disadari maupun yang tidak disadari.
Dapat diketahui bahwa pengertian psikologi merupakan ilmu tentang tingkah
laku. Pada hakekatnya tingkah laku manusia itu sangat luas, semua yang dialami
dan dilakukan manusia merupakan tingkah laku. Semenjak bangun tidur sampai
tidur kembali manusia dipenuhi oleh berbagai tingkah laku. Dengan
demikian objek ilmu psikologi sangat luas.

2. Pengertian Agama

Agama merupakan sebuah koleksi terorganisir dari sebuah keyakinan,
pandangan dunia dan sistem budaya yang menghubungkan orang-orang dengan
tatanan/urutan kehidupan. Begitu banyak agama yang memiliki narasi, simbol dan
sejarah suci yang ditujukan untuk menjelaskan makna hidup dan / atau
menjelaskan alam semesta atau asal usul dari kehidupan. Meyakini sebagai
keyakinan mereka tentang sifat -sifat manusia, hukum agama atau gaya hidup yang
lebih disukai. Menurut beberapa perkiraan, ada sekitar 4.200 agama di seluruh
dunia. Praktik keagamaan juga dapat mencakup ritual, memberitakan, peringatan
atau menyembah dewa, dewa atau dewi, pengorbanan, festival, pesta, trance,
inisiasi, jasa penguburan, layanan pernikahan, doa, musik, meditasi, seni, tari,
pelayanan masyarakat atau aspek lain dari budaya manusia.


Menurut A.M. saefuddin (1987), menyatakan bahwa agama merupakan
kebutuhan manusia yang paling esensial yang besifat universal. Karena
itu, agama merupakan kesadaran spiritual yang di dalamnya ada satu
kenyataan di luar kenyataan yang namfak ini, yaitu bahwa manusia
selalu mengharap belas kasihan-Nya, bimbingan-Nya, serta belaianNya, yang secara ontologis tidak bisa diingkari, walaupun oleh manusia

yang mengingkari agama (komunis) sekalipun.



Menurut Sutan Takdir Alisyahbana (1992), agama adalah suatu system
kelakuan dan perhubungan manusia yang pokok pada perhubungan
manusia dengan rahasia kekuasaan dan kegaiban yang tiada terhingga
luasnya, dan dengan demikian member arti kepada hidupnya dan
kepada alam semesta yang mengelilinginya.



Menurut Sidi Gazalba (1975), menyatakan bahwa religi (agama) adalah
kecendrungan rohani manusia, yang berhubungan dengan alam
semesta, nilai yang meliputi segalanya, makna yang terakhir, hakekat
dari semuanya itu.

Bertitik tolak dari pengertian agama berdasarkan asal katanya tersebut menurut
Harun Nasution, intisarinya adalah ikatan. Karena itu agama mengandung arti ikatan
yang harus dipegang dan dipatuhi manusia. Ikatan dimaksudkan berasal dari suatu

kekuatan yang lebih tinggi dari manusia sebagai kekuatan gaib yang tak dapat

ditangkap dengan pancaindera, namun mempunyai pengaruh yang besar sekali
terhadap kehidupan manusia sehari-hari. Secara definitif, menurut Harun Nasution,
agama adalah :
1. Pengakuan terhadap adanya hubungan manusia dengan kekuatan gaib yang
harus dipatuhi.
2. Pengakuan terhadap adanya kekuatan gaib yang mengusai manusia.
3. Mengikat diri pada suatu bentuk hidup yang mengandung pengakuan pada
suatu sumber yang berada di luar diri manusia dan yang mempengaruhi
perbuatan-perbuatan manusia.
4. Kepercayaan pada suatu kekuatan gaib yang menimbulkan cara hidup
tertentu.
5. Suatu system tingkah laku (code of conduct) yang berasal dari sesuatu
kekuatan gaib.
6. Pengakuan terhadap adanya kewajiban-kewajiban yang diyakini bersumber
pada suatu kekuatan gaib.
7. Pemujaan terhadap kekuatan gaib yang timbul dari perasaan lemah dan
perasaan takut terhadap kekuatan misterius yang terdapat dalam alam
sekitar manusia.

8. Ajaran-ajaran yang diwahyukan Tuhan kepada manusia melalui seorang
Rasul.
Selanjutnya Harun Nasution merumuskan ada empat unsur yang terdapat
dalam agama, yaitu :
a. Kekuatan gaib yang diyakini berada di atas kekuatan manusia. Didorong
oleh kelemahan dan keterbatasannya, manusia merasa berhajat akan
pertolongan dengan cara menjaga dan membina hubungan baik dengan
kekuatan gaib tersebut. sebagai realisasinya adalah sikap patuh terhadap
perintah dan larangan kekuatan gaib itu.
b. Keyakinan terhadap kekuatan gaib sebagai penentu nasib baik dan nasib
buruk manusia. Dengan demikian manusia berusaha untuk menjaga
hubungan baik ini agar kesejahteraan dan kebahagiaannya terpelihara.
c. Respon yang bersifat emosionil dari manusia. Respon ini dalam
realisasinya terlihat dalam bentuk penyembahan karemna didorong oleh
perasaan takut (agama primitif) atau pemujaan yang didorong oleh

perasaan cinta (monoteisme), serta bentuk cara hidup tertentu bagi
penganutnya.
d. Paham akan adanya yang kudus (sacred) dan suci. Sesuatu yang kudus dan
suci ini ada kalanya berupa kekuatan gaib, kitab yang berisi ajaran agama,

maupun tempat-tempat tertentu.
3. Pengertian Psikologi Agama
Psikologi agama terdiri dari dua paduan kata, yakni psikologi dan agama.
kedua kata ini mempunyai makna yang berbeda. Psikologi diartikan sebagai ilmu
yang mempelajari gejala jiwa manusia yang normal, dewasa dan beradab
(Jalaluddin, 1979: 77). Sedangkan agama memiliki sangkut paut dengan
kehidupan batin manusia. Menurut Harun Nasution, agama berasal dari kata AlDin yang berarti undang-undang atau hukum, religi (latin) atau relegere berarti
mengumpulkan dan membaca. Kemudian religare berarti mengikat. Dan kata
agama terdiri dari (“A” tidak, “gama”pergi) yang berarti tidak pergi, tetap ditempat
atau diwarisi turun temurun.
Menurut Prof. Dr. Yahya jaya, MA Psikologi agama adalah ilmu tentang
pengaruh agama terhadap kehidupan jiwa dan kejiwaan manusia, sikap dan
tingkah laku, serta hubungan komunikasi dan interaksi dengan tuhan dan
lingkunagn. Psikologiagama adalah ilmu yang mengkaji tentang proses
pertumbuhan dan perkembangan jiwa keberagamaan manusia dalam semua tingkat
perkembangan dan segala kemungkinan evolusinya.
Dari definisi tersebut, psikologi agama meneliti dan menela’ah kehidupan
beragama pada seseorang dan mempelajari berapa besar pengaruh keyakinan
agama itu dalam sikap dan tingkah laku, serta keadaan hidup pada umumnya,
selain itu juga mempelajari pertumbuhan dan perkembangan jiwa agama pada

seseorang, serta faktor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut (Zakiyah
Darajat dikutip oleh Jalaluddin, 2004: 15).
Psikologi sebagai ilmu terapan (applied science) berkembang sejalan dengan
kegunaannya. Psikologi agama adalah salah satu cabang ilmu psikologi yang
masih muda. Dalam memberikan definisi tentang psikologi agama, para ahli
mengalami kesulitan, karena psikologi agama menggunakan dua kata, yaitu
psikologi dan agama, yang keduanya mempunyai pengertian yang berbeda.
Sementara untuk mendefinisikan agama tidaklah mudah, apalagi di dunia saat ini

kita temukan kenyataan bahwa agama amat beragam. Dan pandangan seseorang
terhadap agama ditentukan oleh pemahamannya terhadap ajaran agama itu sendiri.
Walau demikian, bukan berarti makna agama itu tidak ada.
Secara garis besarnya dapat dikatakan bahwa, psikologi agama berusaha
meneliti secara mendalam mengenai apa dan bagaimanakah manusia itu di kala ia
berhadapan

dengan

sesuatu


yang

dianggapnya

sebagai

zat

yang

adikodrati (supernatural). Jadi tujuan psikologi agama adalah untuk mencapai
pengertian tentang manusia itu sendiri.
Jadi dalam kajian psikologi agama, persoalan agama tidak ditinjau dari makna
yang terkandung dalam pengertian yang bersifat definitif. Pengertian agama
dalam kajian dimaksud lebih bersifat umum, yaitu mengenai proses kejiwaan
terhadap agama serta pengaruhnya

dalam kehidupan pada, umumnya.

Bagaimanapun abstraknya bidang yang menjadi lapangan penelitian psikologi

agama, namun aspek-aspek yang dipelajari itu prosesnya dapat diamati sebagai
pendorong bagi seseorang dalam bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan
keyakinan yang dianutnya. Secara individual, baik kesadaran beragama maupun
pengalaman beragama dapat mempengaruhi seseorang.

B. Sejarah Perkembangan Psikologi Agama
Untuk menetapkan secara pasti kapan psikologi agama mulai dipelajari
memang terasa agak sulit. Baik dalam kitab suci, maupun sejarah tentang agamaagama tidak terungkap secara jelas mengenai hal itu. Namun demikian, walaupun
tidak secara lengkap, ternyata permasalahan yang menjadi ruang lingkup kajian
psikologi agama banyak dijumpai baik melalui informasi kitab suci agama maupun
sejarah agama.
Perhatian secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia,
sejak kesadaran manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup. Perilaku
manusia yang berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak menyita
perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan secara ilmiah
lewat Psikologi Agama.
1.

Psikologi Agama Pada abad ke-19


Pada pertengahan abad ke-19, mentalitas modern yang tumbuh sejak abad ke16, siap untuk berkembang secara penuh. Dimana pada abad pertengahan tersebut,
manusia dipandang menduduki tempat utama dalam kosmos. Bumi dianggap sebagai
pusat alam raya dan segala hal yang paling indah dan tinggi. Tetapi teori Copernicus
tentang matahari sebagai pusat alam raya dan teleskop Galileo, ditambah lagi
pengaruh pemikiran baru Rene Descartes dan Isaac Newton, menjadi awal
bergeraknya kekuatan baru.
Terbitnya buku origin of spesies, buah karya Darwin tahun 1859, dapat disebut
sebagai langkah simbolis yang mengisyaratkan bahwa hidup manusia sendiri dapat
diamati dengan diteliti serta dibuat hipotesis secara rasonal.
Setelah dua puluh tahun sesudah terbitya buku Darwin , Prof. Wilhem Wundt
(1832-1920), dari Universitas Leipziq, Jerman, mendirikan laboratorium untuk
merancang dan memanfaatkan metode eksperimental yang disesuaikan unuk studi
tentang perilaku manusia. Tahun 1879 disebut-sebut sebagai tahun kelahiran
psikologi ilmiah modern.
2. Psikologi Agama Abad ke-20
Sumber-sumber Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di
lapangan Psikologi Agama dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan sosiolog
seperti Stanley Hall. Disamping itu disekitar pergantian abad ke-19 dan ke-20
terbitnya

dua

buah

buku,

yaitu

buku

Edwin

Diller

Starbuck

The Psychologyof Religion, diterbitkan tahun 1899, dan kedua bukunya William
James The Varieties of Religious Experience yang terbit 1902. Kedua karya itu sangat
penting dalam perintisan penyelidikan fenomena keagamaan dari segi psikologi.
Kemudian, pada awal abad ke-20 para penulis dan peniliti bertumpu pada karya
Starbuck dan James-memberi identitas pada munculnya istilah “Psikologi Agama”.
Perkembangan Psikologi Agama di wilayah Timur (Islam) sebenarnya telah
lebih dulu dilakukan atau dihasilkan dibandingan di dunia Barat. Seperti dalam kurun
waktu yang lebih awal Ibnu Tufail (1110-1185 M) dan juga Al Ghazali (1059-1111)
dalam tulisan – tulisannya telah membahas apa yang menjadi perbincangan di dunia
Barat disebut sebagai Psikologi Agama Kemudian pada abad 20, mulai berkembang
di dunia Islam tentang kajian Psikologi Agama, antara lain Dr. Abdul Mun’in Abdul
Aziz Al-Malighy misalnya pada tahun 1955 menulis buku dengan judul Tatawwur
al-Syu’ur al-Diny ‘Inda Tifl wa al-Murahiq yang di terbitkan Dar al-Ma’arif, Cairo,
membahas masalah perkembangan rasa agama pada anak-anak dan remaja. Dan

berdasarkan konteks kejiwaan, buku ini dapat dianggap sebagai awal dari munculnya
kajian psikologi agama di kalangan ilmuwan muslim modern.
Karya lain yang lebih khusus mengenai psikologi agama adalah Ruh al-Din alIslamy (Jiwa Agama Islami) karangan Alif Abd al-Fatah tahun 1956. Demikian pula
pada tahun 1963 terbit buku Al-Shihah al-Nafsiyah karangan Moustafa Fahmy. Dan
banyak lagi karya karya ilmuan muslim tentang psikologi agama. Dapat dipahami
bahwa tampaknya memang perkembangan psikologi agama di dunia Islam baru
tampak sekitar abad ke-20.
3. Psikologi Agama di Indonesia
Di indonesia, perkembangan psikologi agama dipelopori oleh tokoh-tokohyang
memiliki latar belakang profesi sebagai ilmuwan, agamawan, bidang-bidang
kedokteran. Diantara karya-karya awal yang berkaitan dengan psikologi agama
adalah buku Agama dan Kesehatan Badan/Jiwa (1965), tulisan prof. dr. H. Aulia.
Kemudian tahun 1975, K.H. S.S. Djam’an menulis buku Islam dan Psikosomatik.
DR. Nici

Syukur

Lister,

menurut

buku Pengalaman

dan Motivasi Beragama:Pengantar Psikologi Agama.
Di lingkungan perguruan tinggi, Psikologi Agama mulai dikenal tahun 1970an, yaitu oleh Prof. Dr. Zakiah, Darajat dan Prof. Dr A. Mukti Ali yang dikenal
sebagai pelopor pengembangan psikologi agama di lingkungan IAIN di Indonesia.
Pesatnya perkembangan Psikologi Agama pada era dewasa ini ditunjang oleh
kajiannya yang mencakup kehidupan pribadi dan kelompok maupun perkembangan
usia manusia, juga mengarah menjadi ilmu Psikologi Terapan yang banyak
manfaatnya. Sekarang banyak terbit buku, jurnal, majalah tentang psikologi agama
yang banyak dimanfaatkan dalam berbagai lembaga.

A. Kesimpulan
Psikologi agama merupakan gabungan dari dua kata yaitu psikologi dan
agama. Kedua kata ini memiliki pengertian yang berbeda.
1. Pengertian Psikologi Agama
Secara umum psikologi mencoba meneliti dan mempelajari sikap dan tingkah
laku manusia sebagai gambaran dari gejala-gejala kejiwaan yang berada
dibelakangnya. Karena jiwa itu sendiri bersifat abstrak, maka untuk mempelajari
kehidupan kejiwaan manusia hanya mungkin dilihat dari gejala yang tampak,
yaitu pada sikap dan tingkah laku yang ditampilkannya.
Agama adalah ikatan yang harus dipegang dan dipenuhi manusia. Ikatan adalah
kekuatan yang lebih tinggi dari manusia yang tidak dapat ditangkap pancaindra,
namun mampu mewarnai kehidupan.
Psikologi agama merupakan cabang dari psikologi yang meneliti dan
mempelajari tingkah laku manusia dalam hubungan dengan pengaruh keyakinan
terhadap

agama

yang

dianutnya

serta dalam

kaitannya

dengan

perkembangan usia masing-masing.
2. Sejarah Psikologi Agama
Perhatian secara psikologis terhadap agama setua kehidupan umat manusia,
sejak kesadaran manusia tumbuh orang telah memikirkan tentang arti hidup.
Perilaku manusia yang berkaitan dengan dunia ketuhanan ternyata telah banyak
menyita perhatian para ahli dan pada abad ke-19 perhatian tersebut dilakukan
secara ilmiah lewat Psikologi Agama.
Pada pertengahan abad ke-19, mentalitas modern yang tumbuh sejak abad ke16, siap untuk berkembang secara penuh. Dimana pada abad pertengahan tersebut,
manusia dipandang menduduki tempat utama dalam kosmos.
Sumber-sumber Barat mengungkapkan bahwa penelitian ilmiah modern di
lapangan Psikologi Agama dimulai sejak adanya kajian para antropolog dan
sosiolog seperti Stanley Hall. Disamping itu disekitar pergantian abad ke-19 dan
ke-20

terbitnya

dua

buah

buku,

yaitu

buku

Edwin

Diller

Starbuck

The Psychology of Religion, dan kedua bukunya William James The Varieties of
Religious Experience. Kedua karya itu sangat penting dalam perintisan
penyelidikan fenomena keagamaan dari segi psikologi.
Perkembangan Psikologi Agama di wilayah Timur (Islam) sebenarnya telah
lebih dulu dilakukan atau dihasilkan dibandingan di dunia Barat. Seperti dalam

kurun waktu yang lebih awal Ibnu Tufail dan juga Al Ghazali dalam tulisan –
tulisannya telah membahas apa yang menjadi perbincangan di dunia Barat disebut
sebagai Psikologi Agama Kemudian pada abad 20, mulai berkembang di dunia
Islam tentang kajian Psikologi Agama, antara lain Dr. Abdul Mun’in Abdul Aziz
Al-Malighy menulis buku dengan judul Tatawwur al-Syu’ur al-Diny ‘Inda Tifl wa
al-Murahiq, membahas masalah perkembangan rasa agama pada anak-anak dan
remaja. Dan berdasarkan konteks kejiwaan, buku ini dapat dianggap sebagai awal
dari munculnya kajian psikologi agama di kalangan ilmuwan muslim modern.
Di indonesia, perkembangan psikologi agama dipelopori oleh tokohtokoh yang memiliki latar belakang profesi sebagai ilmuwan, agamawan, bidangbidang kedokteran. Diantara karya-karya awal yang berkaitan dengan psikologi
agama

adalah

buku Agama

dan Kesehatan Badan/Jiwa(1965),

tulisan

prof. dr. H. Aulia. Kemudian tahun 1975, K.H. S.S. Djam’an menulis buku Islam
dan Psikosomatik.

DR. Nici

Syukur

Lister,

menurut

buku Pengalaman

dan Motivasi Beragama: Pengantar Psikologi Agama.
Pesatnya perkembangan Psikologi Agama pada era dewasa ini ditunjang oleh
kajiannya

yang

mencakup

kehidupan

pribadi

dan

kelompok

maupun

perkembangan usia manusia, juga mengarah menjadi ilmu Psikologi Terapan yang
banyak manfaatnya.

DAFTAR PUSTAKA

http://belajarpsikologi.com/pengertian-psikologi/
http://anafuadah.blogspot.co.id/2015/06/v-behaviorurldefaultvmlo.htm
http://www.gurupendidikan.com/3-pengertian-agama-menurut-para-ahli-keagamaan/
http://jurnalapapun.blogspot.co.id/2014/03/pengertian-dan-definisi-agama-menurut.html
http://allaisyahsee.blogspot.co.id/2015/03/pengertian-ruang-lingkup-nilai-dan.html