ASUHAN KEPERAWATAN PADA BB LR
ASUHAN KEPERAWATAN PADA BBLR
A.
Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan
: ……………………………………
2. Tempat tgl lahir/usia
: ……………………………………
3. Jenis kelamin
: ……………………………………
4. A g a m a
: ……………………………………
5. Pendidikan
: …………………………………..
6. Alamat
: ……………………………………
7. Tgl masuk
: ................................. (jam ............)
8. Tgl pengkajian
: ……………………………………
9. Diagnosa medik
: ……………………………………
10. Rencana terapi
: ……………………………………
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a.
Nama
: ……………………………
b. U s i a
: ……………………………
c.
: ……………………………
Pendidikan
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : ………………………
e.
Agama
f.
Alamat
: ……………………………………
: ……………………………………
2. Ibu
a.
Nama
b. U s i a
c.
Pendidikan
: ……………………………………
: ……………………………………
: ……………………………………
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: ………………………
e.
Agama
f.
Alamat
II.
: ……………………………………
: ……………………………………
Riwayat kesehatan masa sekarang
Bayi dengan berat badan < 2.500 gram
III.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan
seperti kelainan kardiovaskular
a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis
b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan
sebelumnya
c. Apakah ibu seorang perokok
d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat
IV.
Apgar skore
System penilaian ini untuk mengevaluasi status kardiopulmonal
dan persarafan bayi. Penilaian dilakukan 1 menit setelah lahir
dengan penilaian 7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga sedang),
dan 0-3 (asfiksia berat) dan diulang setiap 5 meint hingga bayi
dalam keadaan stabil.
Tanda
Frekwensi
0
1
2
Tidak ada
< 100
> 100
Usaha bernapas
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Tonus otot
Lumpuh
jantung
Ekstremitas fleksi
Gerakan katif
sedikit
Refleks
Tidak bereaksi
Gerakan sedikit
Reaksi melawan
Seluruh tubuh biru
Tubuh kemeraha,
Seluruh tubuh
atau pucat
ekstremitas biru
kemerahan
Warna kulit
V.
Pemeriksaan cairan amnion
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan
pada cairan amnion tentang jumlah volumenya, apabila volumenya
> 2000 ml bayi mengalami polihidramnion atau disebut hidramnion
sedangkan apabila jumlahnya < 500 ml maka bayi mengalami
oligohidramnion
VI.
Pemeriksaan plasenta
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan plasenta
seperti adanya pengapuran, nekrosis, beratnya dan jumlah korion.
Pemeriksaan ini penting dalam menentukan kembar identik atau
tidak.
VII.
Pemeriksaan tali pusat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan
dalam tali pusat seperti adanya vena dan arteri, adanya tali simpul
atau tidak.
VIII.
Pengkajian fisik
a. Aktifitas/istirahat
Status sadar, bayi tampak semi koma saat tidur malam,
meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM), tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat dan tidak teratur dalam batas
normal (120 – 160 detik per menit). Murmur jantung yang
dapat didengar dapat menandakan duktus arterious (PDA)
c. Pernapasan
Mungkin dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik
intermiten atau periodik (40 – 60 kali/menit), Pernapsan cuping
hidung, retraksi suprasternal atau substernal, juga derajat
sianosis yang mungkin ada. Adanya bunyi ampela pada
auskultasi, menandakan sindrom distres pernapasan (RDS)
d. Neurosensori
Sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan
karena
ketidakadekuatan
pertumbuhan
mungkin
terlihat
Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung,
hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju, tonus
otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah
dan atas serta keterbatasan gerak, Pelebaran tampilan mata.
e. Makanan/cairan
Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan
lingkar kepala
Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya
jaringan subkutan
Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha
Ketidakstabilan metabolik dan hipoglikemia / hipokalsemia
f. Genitounaria
Jelaskan setiap abnormalitas genitalia. Jelaskan jumlah
(dibandingkan engnaberta badan), warna, pH, temuan lab-stick,
dan berat jenis kemih (untuk menyaring kecukupan hidrasi)
Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam
mengkaji hidrasi).
g. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan
Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar
pada tali pusat dengan warna kehijauan
Menangis mungkin lemah
h. Seksualitas
Labia monira wanita mungkin lebih besar dari labia mayora
dengan klitoris menonjol
Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau
tidak pada skrotum.
i. Suhu tubuh
Tentukan suhu kulit dan aksila.
Tentukan dengan suhu lingkungan.
j. Pengkajian kulit
Terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah,
tanda irirtasi, lepuh, abrasi, atau daerah terkelupas, terutama
dimana peralatan pemantau, infuse atau alat lain bersentuhan
dengan kulit; periks, dan tempat juga dan catat setiap preparat
kulit yang dipakai (misal: plester povidone – iodine).
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, lembut, bersisik,
terkelupas, dll.
Terngkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir
Tentukan apakah kateter infuse IV atau jarum terpasang
dengan benar, dan periksa adanya tanda infiltrasi.
jelaskan pipa infus parenteral: lokasi, tipe (arterial, vena,
perifer, umbilicus, sentral, vena perifer sentral); tipe infuse
(obat, salin, dekstrosa, elektrolit, lipid, nutrisi parenteral total);
tipe pompa infuse dan kecepatan aliran; tipe kateter atau
jarum; dan tempat insersinya.
IX.
Pengkajian psikologis
Orang tua klien tampak cemas dan khawatir melihat kondisi
bayinya, dan orang tua klien berharap bayinya cepat sembuh.
X.
Pemeriksaan reflex
a. Refleks berkedip: dijumpai namun belum sempurna
b. Tanda babinski: jari kaki mengembang dan ibu jari kaki sedikit
dorsofleksi
c.
Merangkak: bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan
kaki, namun belum sempurna
d. Melangkah: kaki sedikt bergerak keatas dan kebawah saat
disentuhkan ke permukaan
e. Ekstrusi: lidah ekstensi kearah luar saat disentuh dengan spatel
lidah
f. Gallant’s: punggung sedikti bergerak kearah samping saat
diberikan goresan pada punggungnya
g. Morro’s: dijumpai namun belum sempurna
h. Neck righting : belum ditemukan
i. Menggengngam: bayi menunjukkan refleks menggenggam namun
belum sempurna
j. Rooting: byi memperlihatkan gerakan memutar kearah pipi yang
diberikan sedikit goresan
k. Kaget (stratle)
: bayi memberikan respon ekstensi dan fleksi
lengan yang belum sempurna
l. Menghisap: bayi memperlihatkan respon menghisap yang belum
sempurna
m. Tonick neck: belum dilakukan karena refleks ini hanya terdapat
pada bayi yang berusia > 2 bulan
XI.
Pemeriksaan diagnostik
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb/Ht mungkin
dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemia
c. AGD: menentukan derajat keparahan distres bila ada
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsem
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia
f. Urinalis : mengkaji homeostasis
g. Jumlah trombosit: trombositopenia mungkin meyertai sepsis
h. EKG, EEG, USG, angiografik: defek kongenital atau
komplikasi
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan
BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau
kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur
(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan
berkeringat, cadangan metabolik buruk
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal
lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan
berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress
fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan
dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan
dengan orang tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
C.
Intervensi
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau
kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektif
Kriteria hasil:
1. Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
2. Membran mukosa merah muda
Intervensi
Mandiri:
Rasional
1. Membantu
dalam
1.
Kaji
frekwensi
dan
pernapasan,
2.
pola
perputaran pernapasan normal
adanya apnea dan perubahan
dari serangan apnetik sejati,
frekwensi jantung
terutama sering terjadi pad
Isap
jalan
napas
sesuai
Posisikanm
dengan
bayi
gulungan
dibawah
gestasi minggu ke-30
2.
pada
abdomen atau posisi telentang
bahu
3.
akan
obat-obatan
memperberat
episode apnea, khususnya bila
yang
depresi
ditemukan
adanya
asidosis
metabolik
hipoksia,
atau
hiperkapnea
4. Magnesium sulfat dan narkotik
menekan pusat pernapasan dan
aktifitas SSP
Pantau
pemeriksaan
5.
Hipoksia, asidosis netabolik,
laboratorium sesuai indikasi
hiperkapnea,
hipoglikemia,
Berikan
hipokalsemia
dan
oksigen
sesuai
indikasi
3.
memudahkan
untuk
Kolaborasi :
2.
ini
pernapasan dan menurunkan
pernapasan pada bayi
1.
Posisi
popok
Tinjau ulang riwayat ibu
terhadap
Menghilangkan mukus yang
neyumbat jalan napas
menghasilkan hiperekstensi
4.
periode
perhatikan
kebutuhan
3.
membedakan
Berikan obat-obatan yang
sesuai indikasi
sepsis
memperberat serangan apnetik
6.
Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida
dapat
meningkatkan funsi pernapasan
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur
(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan
berkeringat, cadangan metabolik buruk).
Tujuan : termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan
Kriteria hasil :
1.
Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 – 37,50C)
Intervensi
Mandiri :
1.
Kaji
Rasional
1. Hipotermia
suhu
dengan
cenderung
stres
karena
dingin, penggunaan simpanan lemak
pada
tidak dapat diperbaruai bila ada dan
awalnya,
selanjutnya periksa suhu
penurunan
aksila atau gunakan alat
meningkatkan
termostat dengan dasar
penurunan kadar O2.
dan
penyebar
2.
hangat.
tempatkan
inkubator
3.
merasa
bayi
memeriksa suhu rektal
terbuka
2.
membuat
sensivitas untuk
kadar
Mempertahankan
CO2
atau
lingkungan
termonetral, membantu mencegah
bayi
atau
pada
dalam
stres karena dingin
3.
Hipertermi dengan peningkatan
keadaan hangat
laju metabolisme kebutuhan oksigen
pantau sistem pengatur
dan glukosa serta kehilangan air
suhu , penyebar hangat
dapat terjadi bila suhu lingkungan
(pertahankan batas atas
terlalu tinggi.
pada 98,6°F, bergantung
4.
Penurunan
keluaran
dan
4.
5.
pada ukuran dan usia
peningkatan
berat
bayi)
dihubungkan
dengan
kaji haluaran dan berat
perfusi ginjal selama periode stres
jenis urine
karena rasa dingin
pantau
berat
penambahan
badan
5.
urine
penurunan
Ketidakadekuatan penambahan
berturut-
berat badan meskipun masukan
turut. Bila penambahan
kalori adekuat dapat menandakan
berat
bahwa
badan
tidak
kalori
digunakan
untuk
adekuat, tingkatkan suhu
mempertahankan suhu lingkungan
lingkungan
tubuh,
sesuai
indikasi.
6.
jenis
memerlukan
peningkatan suhu lingkungan.
Perhatikan
6.
perkembangan
warna
kemerahan,
Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat
berlanjut pada kerusakan otak bila
takikardia,
letargi,
sehingga
diaforesis,
apnea
atau
aktifitas kejang.
tidak teratasi.
7.
Stres
dingin
meningkatkan
kebutuhan terhadap glukosa dan
oksigen serta dapat mengakibatkan
masalah
asam
basa
bila
bayi
mengalami metabolisme anaerobik
Kolaborasi :
1.
pantau
laboratorium
bila kadar oksigen yang cukup tidak
pemeriksaan
tersedia.
Peningkjatan
kadar
sesuai
bilirubin indirek dapat terjadi karena
indikasi (GDA, glukosa
pelepasan asam lemak dari meta
serum,
elektrolit
dan
bolisme lemak coklat dengan asam
kadar bilirubin)
lemak bersaing dengan bilirubin
2. berikan obat-obat sesuai
dengan
indikasi
pada pada bagian ikatan di albumin.
8.
fenobarbital
Membantu
mencegah
kejang
berkenaan dengan perubahan fungsi
SSP yang disebabkan hipertermi
9.
Memperbaiki asidosis yang dapat
terjadi
pada
hiportemia
dan
hipertermia
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal
lemah, dan refleks lemah.
Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan
Kriteria hasil :
Ø Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat
Ø Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam
kurva normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30
gram/hari.
Intervensi
Mandiri :
1.
Kaji
Rasional
Ø Menentukan
maturitas
metode
pemberian
refleks makan yang tepat untuk bayi
berkenaan dengan pemberian Ø Pemberian makan pertama bayi
makan (misalnya : mengisap, stabil
memiliki
peristaltik
dapat
menelan, dan batuk)
2.
Auskultasi
dimulai 6-12 jam setelah kelahiran.
adanya
bising Bila distres pernapasan ada cairan
usus, kaji status fisik dan parenteral di indikasikan dan cairan
statuys pernapasan
3.
Kaji
berat
peroral harus ditunda
badan
dengan Ø Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari,
kemudian pertumbuhan.
Bayi
dokumentasikan pada grafik kelebihan
pertumbuhan bayi
4. Pantau
masuka
SGA
cairan
dengan
ekstrasel
kemungkinan kehilangan 15% BB
dan
dan lahir.
Bayi
SGA
mungkin
telah
pengeluaran. Hitung konsumsi mengalami penurunan berat badan
kalori dan elektrolit setiap hari
5.
Kaji
tingkat
perhatikan
fontanel,
dealam
uterus
atau
mengalami
hidrasi, penurunan simpanan lemak/glikogen.
turgor Ø Memberikan
informasi
tentang
kulit, berat jenis urine, kondisi masukan aktual dalam hubungannya
membran mukosa, fruktuasi dengan perkiraan kebutuhan untuk
berat badan.
Ø Kaji
tanda-tanda
digunakan dalam penyesuaian diet.
hipoglikemia; Ø Peningkatan kebutuhan metabolik
takipnea dan pernapasan tidak teratur, dari bayi SGA dapat meningkatkan
apnea, letargi, fruktuasi suhu, dan kebutuhan
cairan.
Keadaan
bayi
diaphoresis. Pemberian makan buruk, hiperglikemia dapat mengakibatkan
gugup,
menangis,
nada
tinggi, diuresi pada bayi. Pemberian cairan
gemetar, mata terbalik, dan aktifitas intravena mungkin diperlukan untuk
kejang.
memenuhi
peningkatan
kebutuhan,
tetapi harus dengan hati-hati ditangani
Kolaborasi :
untuk menghindari kelebihan cairan
Ø Pantau pemeriksaan laboratorium Ø Karena glukosa adalah sumber
sesuai indikasi
utama dari bahan bakar untuk otak,
·
Glukas serum
kekurangan
·
Nitrogen urea darah, kreatin, kerusakan
osmolalitas
urine
serum/urine,
dapat
menyebabkan
SSP
elektrolit permanen.hipoglikemia
bermakna
secara
meningkatkan
mobilitas
Ø Berikan suplemen elektrolit sesuai mortalitas serta efek berat yang lama
indikasi misalnya kalsium glukonat bergantung
10%
pada
durasi
masing-
masing episode.
Kolaborasi :
Ø Hipoglikemia dapat terjadi pada
awal 3 jam lahir bayi SGA saat
cadangan
glikogen
dengan
cepat
berkurang dan glukoneogenesis tidak
adekuat karena penurunan simpanan
protein obat dan lemak.
Ø Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
berhubungan
dengan
penurunan
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat malnutrisi.
Ø Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA
suplemen
dapat
untuk
memerlukan
mempertashankan
homeostasis.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
tidak efektif
Tujuan : pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi
Kriteri hasil :
Ø Suhu 350C
Ø Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ø Leukosit 5.000 – 10.000
Intervensi
Mandiri :
Rasional
Ø Untuk
Ø Kaji adanya tanda – tanda infeksi
adanya tanda-tanda terjadinya infeksi
mengetahui
lebih
dini
Ø Lakukan isolasi bayi lain yang Ø Tindakan yang dilakukan untuk
menderita infeksi sesuai kebijakan meminimalkan terjadinya infeksi yang
insitusi
lebih luas
Ø Sebelum dan setelah menangani Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
bayi, lakukan pencucian tangan
Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
Ø Yakinkan semua peralatan yang Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
kontak dengan bayi bersih dan steril
Ø Cegah personal yang mengalami
yang berlanjut pada bayi
infeksi menular untuk tidak kontak
langsung dengan bayi.
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan
berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
Tujuan : cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
Ø bebas dari tanda dehidrasi.
Ø Menunjukkan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi
Mandiri :
Rasional
Ø Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
Ø Bandingkan
masukan
dan sementara kebutuhan terapi cairan
pengeluaran urine setiap shift dan kira-kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
keseimbangan
kumulatif
setiap pertama, meningkat sampai 120-140
periodik 24 jam
ml/kg/hari
pada
hari
ketiga
Ø Pantau berat jenis urine setiap postpartum. Pengambilan darah untuk
selesai berkemih atau setiap 2-4 jam tes menyebabkan penurunan kadar Hb/
dengan
menginspirasi
urine
dari Ht.
popok bayi bila bayi tidak tahan Ø Meskipun imaturitas
dengan kantong penampung urine.
ketidaknyamanan
Ø Evaluasi turgor kulit, membran mengonsentrasikan
mukosa,
anterior.
dan
keadaan
ginjal dan
untuk
urine
biasanya
fontanel mengakibatkan berat jenis yang rendah
pada
bayi
preterm
(
rentang
Ø Pantau tekanan darah, nadi, dan normal1,006-1,013).
Kadar
yang
tekanan arterial rata-rata (TAR)
rendah menandakan volume cairan
Kolaborasi :
berlebihan dan kadar lebih besar dari
Ø Pantau pemeriksaan laboratorium 1,013 menandakan ketidakmampuan
sesuai dengan indikasi Ht
masukan cairan dan dehidrasi.
Ø Berikan infus parenteral dalam Ø Kehialangan
atau
perpindahan
jumlah lebih besar dari 180 ml/kg, cairan yang minimal dapat dengan
khususnya
pada
PDA,
displasia cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat
bronkopulmonal (BPD), atau entero oleh turgor kulit yang buruk, membran
coltis nekrotisan (NEC)
mukosa kering, dan fontanel cekung.
Ø Berikan tranfusi darah.
Ø Kehilangan
25%
volume
darah
mengakibatakan syok dengan TAR <
25 mmHg menandakan hipotensi.
Ø Dehidrasi meningkatkan kadar Ht
diatas normal 45-53% kalium serum
Ø Hipoglikemia dapat terjadi karena
kehilangan melalui selang nasogastrik
diare atau muntah.
Ø Penggantian
cairan
darah
menambah volume darah, membantu
mengenbalikan vasokonstriksi akibat
dengan hipoksia, asidosis, dan pirau
kanan ke kiri melalui PDA dan telah
membantu
dalam
penurunan
komplikasi
enterokolitis
nekrotisan
dan displasia bronkopulmonal.
Ø Mungkin
perlu
untuk
mempertahankan kadar Ht/Hb optimal
dan menggantikan kehilangan darah.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress
fisiologis imatur.
Tujuan : pasien mendapatkan asuhan untuk mencegah cedera dan
memeprtahankan aliran darah sistemik dan otak memadai, glukosa dan
oksigen
otak
adekuat;
tidak
memperlihatkan
adanya
perdarahan
intaventrikular.
Kriteria hasil:
Ø Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan tekanan intrakranial
atau perdarahan intraventrikel.
Intervensi
Ø Kurangi rangsangan lingkungan
Ø Organisasikan
asuhan
Rasional
Ø Respons
stres,
selama peningkatan tekanan darah, dapat
jamsibuk normal sebanyak mungkin
miningkatkan resiko peningkatan TIK
Ø Tutup dan buka kelambu dan Ø Untuk meminimalkan
lampu tidur
terutama
gangguan
tidur dan kebisingan intermiten yang
Ø Tutup inkubator dengan kain dan sering
pasang tanda “jangan diganggu”
Ø Kaji
dan
tangani
Ø Untuk memungkinkan jadwal siang
nyeri dan malam
menggunakan metode farmakologis Ø Untuk mengurangi cahaya dan
dan non-farmakologis
Ø Kenali
tanda
stres
tidak membangunkan periode istirahat
fisik
dan bayi
stimulasi berlebih
Ø Nyeri meningkatkan tekanan darah
Ø Hindari obat dan larutan hipertonis
Ø Untuk segera memberi intervensi
Ø Pertahankan
oksigenasi
adekuat
Ø Hindari
yang yang memadai
Ø Akan meningkatkan tekanan darah
memutar
samping tiba-tiba
kepala
ke otak
Ø Hipoksia akan meningkatkan aliran
darah otak tekanan intrakranial
Ø Akan
mengurangi
aliran
arteri
karotis dan oksigenasi ke otak
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
Tujuan: pasien tidak memperlihatkan adanya nyeri yang dirasakan
Kriteria hasil :
Ø Pasien tidak merintih/menagngis kesakitan
Ø Pasien tidak memperlihatkan tanda nyeri atau tanda nyeri yang minimal
Intervensi
Rasional
Ø Kaji keefektifan upaya kontrol Ø Beberapa
upaya
(misalnya
nyeri non farmakologis
Ø Dorong
orang
menggosok)
tua
dapat
meningkatkan
untuk distres bayi prematur
memberikan upaya kenyamanan bila Ø Sebagai
mungkin
orang
tua
bayi,
kenyamanan lebih efektif diberikan
Ø Tunjukkan sikap sensitif dan kasih langsung
sayang pada bayi
oleh orang tua
kepada
bayinya
Ø Seorang bayi sangat membutuhkan
kasih sayang, khususnya dari orang tua
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan
dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan
dengan orang tua.
Intervensi
Ø Berikan nutrisi yang maksimal
Ø Berikan
periode
istrahat
teratur tanpa gangguan
Ø Kenali
tanda
stimulus
Rasional
Ø Untuk menjamin penambahan berat
yang badan dan pertunbuhan otak yang
tetap
yang Ø Untuk
mengurangi
panggunaan
berlebihan (terkejut, menguap, aversi O2 dan kalori yang tidak perlu
aktif, menangis)
Ø Untuk membiarkan istirahat bayi
Ø Tingkatkan interaksi orang tua- denagn tenang
bayi
Ø Sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan normal
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
Tujuan: bayi mempertahanmkan integritas kulit
Kriteria hasil:
Ø Kulit tetap bersih dan utuh
Ø Tidan terlihat adanya tanda-tanda terjedinya iritasi
Intervensi
Ø Observasi tekstur dan warna kulit.
Rasional
Ø Untuk mengetahui adanya kelainan
Ø Jaga kebersihan kulit bayi.
pada kulit secara dini
Ø Ganti pakaian setiap basah.
Ø Meminimalkan kontak kulit bayi
Ø Jaga kebersihan tempat tidur.
dengan zat-zat yang dapat merusak
Ø Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
kulit pada bayi
Ø Untuk
meminimalisir
terjadinya
iritasi pada kulit bayi
Ø Untuk mencegah kerusakan kulit
pada bayi
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
Tujuan: keluarga mendapat informasi tentang kemajuan kondisi bayinya
Kriteria hasil:
Ø Orang tua/ keluarga mengekpresikan perasaan dan keprihatinan
mengenai bayi dan prognosis serta memperlihatkan pemahaman dan
kjeterlibatan dalan asuhan
Intervensi
Rasional
Ø Kaji tingkat pemahaman klien Ø Belajar tergantung pada emosi dan
berikan instruksi /informasi pada kesiapan fisik dan diingatkan pada
klien
maupun keluarga tentang tahapan individu
penyakitnya, baik tertulis atau lisan.
Ø Jelaskan
proses
Ø Menurunkan
ansietas
dan
dapat
penyakit menimbulkan perbaikan partisipasi pada
individu. Dorong orang terdekat rencana pengobatan.
menanyakan pertanyaan
Ø Jelaskan
tentang
dosis
Ø Meningkatkan
obat, program
pengobatan
frekwensi, tujuan pengobatan dan penghentian
alasan
tentang
kepeda keluarga
pemberian
dan
obatsesuai
dalam
mencegah
perbaikan
obat kondisi pasien.
Ø Mencegah/menurunkan
Ø Kaji potensial efek samping ketidaknyaman
pengobatan
kerjasama
sehubungan
dengan
terapi dan meningkatkan kerjasam dalam
program
D.
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai denga yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarakan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
E.
Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.
A.
Pengkajian
I. Biodata
A. Identitas Klien
1. Nama/Nama panggilan
: ……………………………………
2. Tempat tgl lahir/usia
: ……………………………………
3. Jenis kelamin
: ……………………………………
4. A g a m a
: ……………………………………
5. Pendidikan
: …………………………………..
6. Alamat
: ……………………………………
7. Tgl masuk
: ................................. (jam ............)
8. Tgl pengkajian
: ……………………………………
9. Diagnosa medik
: ……………………………………
10. Rencana terapi
: ……………………………………
B. Identitas Orang tua
1. Ayah
a.
Nama
: ……………………………
b. U s i a
: ……………………………
c.
: ……………………………
Pendidikan
d. Pekerjaan/sumber penghasilan : ………………………
e.
Agama
f.
Alamat
: ……………………………………
: ……………………………………
2. Ibu
a.
Nama
b. U s i a
c.
Pendidikan
: ……………………………………
: ……………………………………
: ……………………………………
d. Pekerjaan/Sumber penghasilan: ………………………
e.
Agama
f.
Alamat
II.
: ……………………………………
: ……………………………………
Riwayat kesehatan masa sekarang
Bayi dengan berat badan < 2.500 gram
III.
Riwayat kesehatan keluarga
Apakah anggota keluarga pernah mengalami sakit keturunan
seperti kelainan kardiovaskular
a. Apakah ibu pernah mengalami sakit kronis
b. Apakah ibu pernah mengalami gangguan pada kehamilan
sebelumnya
c. Apakah ibu seorang perokok
d. Jarak kehamilan atau kelahiran terlalu dekat
IV.
Apgar skore
System penilaian ini untuk mengevaluasi status kardiopulmonal
dan persarafan bayi. Penilaian dilakukan 1 menit setelah lahir
dengan penilaian 7-10 (baik), 4-6 (asfiksia ringan hingga sedang),
dan 0-3 (asfiksia berat) dan diulang setiap 5 meint hingga bayi
dalam keadaan stabil.
Tanda
Frekwensi
0
1
2
Tidak ada
< 100
> 100
Usaha bernapas
Tidak ada
Lambat
Menangis kuat
Tonus otot
Lumpuh
jantung
Ekstremitas fleksi
Gerakan katif
sedikit
Refleks
Tidak bereaksi
Gerakan sedikit
Reaksi melawan
Seluruh tubuh biru
Tubuh kemeraha,
Seluruh tubuh
atau pucat
ekstremitas biru
kemerahan
Warna kulit
V.
Pemeriksaan cairan amnion
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan
pada cairan amnion tentang jumlah volumenya, apabila volumenya
> 2000 ml bayi mengalami polihidramnion atau disebut hidramnion
sedangkan apabila jumlahnya < 500 ml maka bayi mengalami
oligohidramnion
VI.
Pemeriksaan plasenta
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menentukan keadaan plasenta
seperti adanya pengapuran, nekrosis, beratnya dan jumlah korion.
Pemeriksaan ini penting dalam menentukan kembar identik atau
tidak.
VII.
Pemeriksaan tali pusat
Pemeriksaan ini dilakukan untuk menilai ada tidaknya kelainan
dalam tali pusat seperti adanya vena dan arteri, adanya tali simpul
atau tidak.
VIII.
Pengkajian fisik
a. Aktifitas/istirahat
Status sadar, bayi tampak semi koma saat tidur malam,
meringis atau tersenyum adalah bukti tidur dengan gerakan
mata cepat (REM), tidur sehari rata-rata 20 jam.
b. Sirkulasi
Nadi apikal mungkin cepat dan tidak teratur dalam batas
normal (120 – 160 detik per menit). Murmur jantung yang
dapat didengar dapat menandakan duktus arterious (PDA)
c. Pernapasan
Mungkin dangkal, tidak teratur, dan pernapasan diafragmatik
intermiten atau periodik (40 – 60 kali/menit), Pernapsan cuping
hidung, retraksi suprasternal atau substernal, juga derajat
sianosis yang mungkin ada. Adanya bunyi ampela pada
auskultasi, menandakan sindrom distres pernapasan (RDS)
d. Neurosensori
Sutura tengkorak dan fontanel tampak melebar, penonjolan
karena
ketidakadekuatan
pertumbuhan
mungkin
terlihat
Kepala kecil dengan dahi menonjol, batang hidung cekung,
hidung pendek mencuat, bibir atas tipis, dan dagu maju, tonus
otot dapat tampak kencang dengan fleksi ekstremitas bawah
dan atas serta keterbatasan gerak, Pelebaran tampilan mata.
e. Makanan/cairan
Disproporsi berat badan dibandingkan dengan panjang dan
lingkar kepala
Kulit kering pecah-pecah dan terkelupas dan tidak adanya
jaringan subkutan
Penurunan massa otot, khususnya pada pipi, bokong, dan paha
Ketidakstabilan metabolik dan hipoglikemia / hipokalsemia
f. Genitounaria
Jelaskan setiap abnormalitas genitalia. Jelaskan jumlah
(dibandingkan engnaberta badan), warna, pH, temuan lab-stick,
dan berat jenis kemih (untuk menyaring kecukupan hidrasi)
Periksa berat badan (pengukuran yang paling akurat dalam
mengkaji hidrasi).
g. Keamanan
Suhu berfluktuasi dengan mudah
Tidak terdapat garis alur pada telapak tangan
Warna mekonium mungkin jelas pada jari tangan dan dasar
pada tali pusat dengan warna kehijauan
Menangis mungkin lemah
h. Seksualitas
Labia monira wanita mungkin lebih besar dari labia mayora
dengan klitoris menonjol
Testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin banyak atau
tidak pada skrotum.
i. Suhu tubuh
Tentukan suhu kulit dan aksila.
Tentukan dengan suhu lingkungan.
j. Pengkajian kulit
Terangkan adanya perubahan warna, daerah yang memerah,
tanda irirtasi, lepuh, abrasi, atau daerah terkelupas, terutama
dimana peralatan pemantau, infuse atau alat lain bersentuhan
dengan kulit; periks, dan tempat juga dan catat setiap preparat
kulit yang dipakai (misal: plester povidone – iodine).
Tentukan tekstur dan turgor kulit: kering, lembut, bersisik,
terkelupas, dll.
Terngkan adanya ruam, lesi kulit, atau tanda lahir
Tentukan apakah kateter infuse IV atau jarum terpasang
dengan benar, dan periksa adanya tanda infiltrasi.
jelaskan pipa infus parenteral: lokasi, tipe (arterial, vena,
perifer, umbilicus, sentral, vena perifer sentral); tipe infuse
(obat, salin, dekstrosa, elektrolit, lipid, nutrisi parenteral total);
tipe pompa infuse dan kecepatan aliran; tipe kateter atau
jarum; dan tempat insersinya.
IX.
Pengkajian psikologis
Orang tua klien tampak cemas dan khawatir melihat kondisi
bayinya, dan orang tua klien berharap bayinya cepat sembuh.
X.
Pemeriksaan reflex
a. Refleks berkedip: dijumpai namun belum sempurna
b. Tanda babinski: jari kaki mengembang dan ibu jari kaki sedikit
dorsofleksi
c.
Merangkak: bayi membuat gerakan merangkak dengan lengan dan
kaki, namun belum sempurna
d. Melangkah: kaki sedikt bergerak keatas dan kebawah saat
disentuhkan ke permukaan
e. Ekstrusi: lidah ekstensi kearah luar saat disentuh dengan spatel
lidah
f. Gallant’s: punggung sedikti bergerak kearah samping saat
diberikan goresan pada punggungnya
g. Morro’s: dijumpai namun belum sempurna
h. Neck righting : belum ditemukan
i. Menggengngam: bayi menunjukkan refleks menggenggam namun
belum sempurna
j. Rooting: byi memperlihatkan gerakan memutar kearah pipi yang
diberikan sedikit goresan
k. Kaget (stratle)
: bayi memberikan respon ekstensi dan fleksi
lengan yang belum sempurna
l. Menghisap: bayi memperlihatkan respon menghisap yang belum
sempurna
m. Tonick neck: belum dilakukan karena refleks ini hanya terdapat
pada bayi yang berusia > 2 bulan
XI.
Pemeriksaan diagnostik
a. Jumlah darah lengkap: penurunan pada Hb/Ht mungkin
dihubungkan dengan anemia atau kehilangan darah
b. Dektrosik: menyatakan hipoglikemia
c. AGD: menentukan derajat keparahan distres bila ada
d. Elektrolit serum: mengkaji adanya hipokalsem
e. Bilirubin: mungkin meningkat pada polisitemia
f. Urinalis : mengkaji homeostasis
g. Jumlah trombosit: trombositopenia mungkin meyertai sepsis
h. EKG, EEG, USG, angiografik: defek kongenital atau
komplikasi
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa yang bisa ditegakkan oleh seorang perawat pada bayi dengan
BBLR yaitu:
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau
kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolic
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur
(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan
berkeringat, cadangan metabolik buruk
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal
lemah, dan refleks lemah.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
tidak efektif
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan
berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress
fisiologis imatur.
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan
dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan
dengan orang tua.
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
C.
Intervensi
1. Pola nafas yang tidak efektif yang berhubungan dengan imaturitas pusat
pernapasan, keterbatasan perkembangan otot penurunan otot atau
kelemahan, dan ketidakseimbangan metabolik
Tujuan : setelah dilakukan tindakan, pola napas kembali efektif
Kriteria hasil:
1. Neonatus akan mempertahankan pola pernapasan periodik
2. Membran mukosa merah muda
Intervensi
Mandiri:
Rasional
1. Membantu
dalam
1.
Kaji
frekwensi
dan
pernapasan,
2.
pola
perputaran pernapasan normal
adanya apnea dan perubahan
dari serangan apnetik sejati,
frekwensi jantung
terutama sering terjadi pad
Isap
jalan
napas
sesuai
Posisikanm
dengan
bayi
gulungan
dibawah
gestasi minggu ke-30
2.
pada
abdomen atau posisi telentang
bahu
3.
akan
obat-obatan
memperberat
episode apnea, khususnya bila
yang
depresi
ditemukan
adanya
asidosis
metabolik
hipoksia,
atau
hiperkapnea
4. Magnesium sulfat dan narkotik
menekan pusat pernapasan dan
aktifitas SSP
Pantau
pemeriksaan
5.
Hipoksia, asidosis netabolik,
laboratorium sesuai indikasi
hiperkapnea,
hipoglikemia,
Berikan
hipokalsemia
dan
oksigen
sesuai
indikasi
3.
memudahkan
untuk
Kolaborasi :
2.
ini
pernapasan dan menurunkan
pernapasan pada bayi
1.
Posisi
popok
Tinjau ulang riwayat ibu
terhadap
Menghilangkan mukus yang
neyumbat jalan napas
menghasilkan hiperekstensi
4.
periode
perhatikan
kebutuhan
3.
membedakan
Berikan obat-obatan yang
sesuai indikasi
sepsis
memperberat serangan apnetik
6.
Perbaikan kadar oksigen dan
karbondioksida
dapat
meningkatkan funsi pernapasan
2. Resiko termoregulasi inefektif yang berhubungan dengan SSP imatur
(pusat regulasi residu, penurunan massa tubuh terhadap area permukaan,
penurunan lemak sebkutan, ketidakmampuan merasakan dingin dan
berkeringat, cadangan metabolik buruk).
Tujuan : termoregulasi menjadi efektif sesuai dengan perkembangan
Kriteria hasil :
1.
Mempertahankan suhu kulit atau aksila (35 – 37,50C)
Intervensi
Mandiri :
1.
Kaji
Rasional
1. Hipotermia
suhu
dengan
cenderung
stres
karena
dingin, penggunaan simpanan lemak
pada
tidak dapat diperbaruai bila ada dan
awalnya,
selanjutnya periksa suhu
penurunan
aksila atau gunakan alat
meningkatkan
termostat dengan dasar
penurunan kadar O2.
dan
penyebar
2.
hangat.
tempatkan
inkubator
3.
merasa
bayi
memeriksa suhu rektal
terbuka
2.
membuat
sensivitas untuk
kadar
Mempertahankan
CO2
atau
lingkungan
termonetral, membantu mencegah
bayi
atau
pada
dalam
stres karena dingin
3.
Hipertermi dengan peningkatan
keadaan hangat
laju metabolisme kebutuhan oksigen
pantau sistem pengatur
dan glukosa serta kehilangan air
suhu , penyebar hangat
dapat terjadi bila suhu lingkungan
(pertahankan batas atas
terlalu tinggi.
pada 98,6°F, bergantung
4.
Penurunan
keluaran
dan
4.
5.
pada ukuran dan usia
peningkatan
berat
bayi)
dihubungkan
dengan
kaji haluaran dan berat
perfusi ginjal selama periode stres
jenis urine
karena rasa dingin
pantau
berat
penambahan
badan
5.
urine
penurunan
Ketidakadekuatan penambahan
berturut-
berat badan meskipun masukan
turut. Bila penambahan
kalori adekuat dapat menandakan
berat
bahwa
badan
tidak
kalori
digunakan
untuk
adekuat, tingkatkan suhu
mempertahankan suhu lingkungan
lingkungan
tubuh,
sesuai
indikasi.
6.
jenis
memerlukan
peningkatan suhu lingkungan.
Perhatikan
6.
perkembangan
warna
kemerahan,
Tanda-tanda hip[ertermi ini dapat
berlanjut pada kerusakan otak bila
takikardia,
letargi,
sehingga
diaforesis,
apnea
atau
aktifitas kejang.
tidak teratasi.
7.
Stres
dingin
meningkatkan
kebutuhan terhadap glukosa dan
oksigen serta dapat mengakibatkan
masalah
asam
basa
bila
bayi
mengalami metabolisme anaerobik
Kolaborasi :
1.
pantau
laboratorium
bila kadar oksigen yang cukup tidak
pemeriksaan
tersedia.
Peningkjatan
kadar
sesuai
bilirubin indirek dapat terjadi karena
indikasi (GDA, glukosa
pelepasan asam lemak dari meta
serum,
elektrolit
dan
bolisme lemak coklat dengan asam
kadar bilirubin)
lemak bersaing dengan bilirubin
2. berikan obat-obat sesuai
dengan
indikasi
pada pada bagian ikatan di albumin.
8.
fenobarbital
Membantu
mencegah
kejang
berkenaan dengan perubahan fungsi
SSP yang disebabkan hipertermi
9.
Memperbaiki asidosis yang dapat
terjadi
pada
hiportemia
dan
hipertermia
3. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan yang berhubungan dengan
penurunan simpanan nutrisi, imaturitas produksi enzim, otot abdominal
lemah, dan refleks lemah.
Tujuan : nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan
Kriteria hasil :
Ø Bayi mendapat kalori dan nutrien esensial yang adekuat
Ø Mempertahankan pertumbuhan dan peningkatan berat badan dalam
kurva normal dengan penambahan berat badan tetap, sedikitnya 20-30
gram/hari.
Intervensi
Mandiri :
1.
Kaji
Rasional
Ø Menentukan
maturitas
metode
pemberian
refleks makan yang tepat untuk bayi
berkenaan dengan pemberian Ø Pemberian makan pertama bayi
makan (misalnya : mengisap, stabil
memiliki
peristaltik
dapat
menelan, dan batuk)
2.
Auskultasi
dimulai 6-12 jam setelah kelahiran.
adanya
bising Bila distres pernapasan ada cairan
usus, kaji status fisik dan parenteral di indikasikan dan cairan
statuys pernapasan
3.
Kaji
berat
peroral harus ditunda
badan
dengan Ø Mengidentifikasikan adanya resiko
menimbang berat badan setiap derajat dan resiko terhadap pola
hari,
kemudian pertumbuhan.
Bayi
dokumentasikan pada grafik kelebihan
pertumbuhan bayi
4. Pantau
masuka
SGA
cairan
dengan
ekstrasel
kemungkinan kehilangan 15% BB
dan
dan lahir.
Bayi
SGA
mungkin
telah
pengeluaran. Hitung konsumsi mengalami penurunan berat badan
kalori dan elektrolit setiap hari
5.
Kaji
tingkat
perhatikan
fontanel,
dealam
uterus
atau
mengalami
hidrasi, penurunan simpanan lemak/glikogen.
turgor Ø Memberikan
informasi
tentang
kulit, berat jenis urine, kondisi masukan aktual dalam hubungannya
membran mukosa, fruktuasi dengan perkiraan kebutuhan untuk
berat badan.
Ø Kaji
tanda-tanda
digunakan dalam penyesuaian diet.
hipoglikemia; Ø Peningkatan kebutuhan metabolik
takipnea dan pernapasan tidak teratur, dari bayi SGA dapat meningkatkan
apnea, letargi, fruktuasi suhu, dan kebutuhan
cairan.
Keadaan
bayi
diaphoresis. Pemberian makan buruk, hiperglikemia dapat mengakibatkan
gugup,
menangis,
nada
tinggi, diuresi pada bayi. Pemberian cairan
gemetar, mata terbalik, dan aktifitas intravena mungkin diperlukan untuk
kejang.
memenuhi
peningkatan
kebutuhan,
tetapi harus dengan hati-hati ditangani
Kolaborasi :
untuk menghindari kelebihan cairan
Ø Pantau pemeriksaan laboratorium Ø Karena glukosa adalah sumber
sesuai indikasi
utama dari bahan bakar untuk otak,
·
Glukas serum
kekurangan
·
Nitrogen urea darah, kreatin, kerusakan
osmolalitas
urine
serum/urine,
dapat
menyebabkan
SSP
elektrolit permanen.hipoglikemia
bermakna
secara
meningkatkan
mobilitas
Ø Berikan suplemen elektrolit sesuai mortalitas serta efek berat yang lama
indikasi misalnya kalsium glukonat bergantung
10%
pada
durasi
masing-
masing episode.
Kolaborasi :
Ø Hipoglikemia dapat terjadi pada
awal 3 jam lahir bayi SGA saat
cadangan
glikogen
dengan
cepat
berkurang dan glukoneogenesis tidak
adekuat karena penurunan simpanan
protein obat dan lemak.
Ø Mendeteksi perubahan fungsi ginjal
berhubungan
dengan
penurunan
simpanan nutrien dan kadar cairan
akibat malnutrisi.
Ø Ketidakstabilan metabolik pada bayi
SGA/LGA
suplemen
dapat
untuk
memerlukan
mempertashankan
homeostasis.
4. Resiko infeksi yang berhubungan dengan pertahanan imunologis yang
tidak efektif
Tujuan : pasien tidak memperlihatkan adanya tanda infeksi
Kriteri hasil :
Ø Suhu 350C
Ø Tidak ada tanda-tanda infeksi
Ø Leukosit 5.000 – 10.000
Intervensi
Mandiri :
Rasional
Ø Untuk
Ø Kaji adanya tanda – tanda infeksi
adanya tanda-tanda terjadinya infeksi
mengetahui
lebih
dini
Ø Lakukan isolasi bayi lain yang Ø Tindakan yang dilakukan untuk
menderita infeksi sesuai kebijakan meminimalkan terjadinya infeksi yang
insitusi
lebih luas
Ø Sebelum dan setelah menangani Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
bayi, lakukan pencucian tangan
Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
Ø Yakinkan semua peralatan yang Ø Untuk mencegah terjadinya infeksi
kontak dengan bayi bersih dan steril
Ø Cegah personal yang mengalami
yang berlanjut pada bayi
infeksi menular untuk tidak kontak
langsung dengan bayi.
5. Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan
berat ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan
lemak, ginjal imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
Tujuan : cairan terpenuhi
Kriteria hasil :
Ø bebas dari tanda dehidrasi.
Ø Menunjukkan penambahan berat badan 20-30 gram/hari.
Intervensi
Mandiri :
Rasional
Ø Pengeluaran harus 1-3 ml/kg/jam,
Ø Bandingkan
masukan
dan sementara kebutuhan terapi cairan
pengeluaran urine setiap shift dan kira-kira 80-100 ml/kg/hari pada hari
keseimbangan
kumulatif
setiap pertama, meningkat sampai 120-140
periodik 24 jam
ml/kg/hari
pada
hari
ketiga
Ø Pantau berat jenis urine setiap postpartum. Pengambilan darah untuk
selesai berkemih atau setiap 2-4 jam tes menyebabkan penurunan kadar Hb/
dengan
menginspirasi
urine
dari Ht.
popok bayi bila bayi tidak tahan Ø Meskipun imaturitas
dengan kantong penampung urine.
ketidaknyamanan
Ø Evaluasi turgor kulit, membran mengonsentrasikan
mukosa,
anterior.
dan
keadaan
ginjal dan
untuk
urine
biasanya
fontanel mengakibatkan berat jenis yang rendah
pada
bayi
preterm
(
rentang
Ø Pantau tekanan darah, nadi, dan normal1,006-1,013).
Kadar
yang
tekanan arterial rata-rata (TAR)
rendah menandakan volume cairan
Kolaborasi :
berlebihan dan kadar lebih besar dari
Ø Pantau pemeriksaan laboratorium 1,013 menandakan ketidakmampuan
sesuai dengan indikasi Ht
masukan cairan dan dehidrasi.
Ø Berikan infus parenteral dalam Ø Kehialangan
atau
perpindahan
jumlah lebih besar dari 180 ml/kg, cairan yang minimal dapat dengan
khususnya
pada
PDA,
displasia cepat menimbulkan dehidrasi, terlihat
bronkopulmonal (BPD), atau entero oleh turgor kulit yang buruk, membran
coltis nekrotisan (NEC)
mukosa kering, dan fontanel cekung.
Ø Berikan tranfusi darah.
Ø Kehilangan
25%
volume
darah
mengakibatakan syok dengan TAR <
25 mmHg menandakan hipotensi.
Ø Dehidrasi meningkatkan kadar Ht
diatas normal 45-53% kalium serum
Ø Hipoglikemia dapat terjadi karena
kehilangan melalui selang nasogastrik
diare atau muntah.
Ø Penggantian
cairan
darah
menambah volume darah, membantu
mengenbalikan vasokonstriksi akibat
dengan hipoksia, asidosis, dan pirau
kanan ke kiri melalui PDA dan telah
membantu
dalam
penurunan
komplikasi
enterokolitis
nekrotisan
dan displasia bronkopulmonal.
Ø Mungkin
perlu
untuk
mempertahankan kadar Ht/Hb optimal
dan menggantikan kehilangan darah.
6. Resiko cedera akibat bervariasinya aliran darah otak, hipertensi atau
hipotensi sistemik, dan berkurangnya nutrient seluler (glukosa dan
oksigen) yang berhubungan dengan system sraf sentral dan respons stress
fisiologis imatur.
Tujuan : pasien mendapatkan asuhan untuk mencegah cedera dan
memeprtahankan aliran darah sistemik dan otak memadai, glukosa dan
oksigen
otak
adekuat;
tidak
memperlihatkan
adanya
perdarahan
intaventrikular.
Kriteria hasil:
Ø Pasien tidak memperlihatkan tanda peningkatan tekanan intrakranial
atau perdarahan intraventrikel.
Intervensi
Ø Kurangi rangsangan lingkungan
Ø Organisasikan
asuhan
Rasional
Ø Respons
stres,
selama peningkatan tekanan darah, dapat
jamsibuk normal sebanyak mungkin
miningkatkan resiko peningkatan TIK
Ø Tutup dan buka kelambu dan Ø Untuk meminimalkan
lampu tidur
terutama
gangguan
tidur dan kebisingan intermiten yang
Ø Tutup inkubator dengan kain dan sering
pasang tanda “jangan diganggu”
Ø Kaji
dan
tangani
Ø Untuk memungkinkan jadwal siang
nyeri dan malam
menggunakan metode farmakologis Ø Untuk mengurangi cahaya dan
dan non-farmakologis
Ø Kenali
tanda
stres
tidak membangunkan periode istirahat
fisik
dan bayi
stimulasi berlebih
Ø Nyeri meningkatkan tekanan darah
Ø Hindari obat dan larutan hipertonis
Ø Untuk segera memberi intervensi
Ø Pertahankan
oksigenasi
adekuat
Ø Hindari
yang yang memadai
Ø Akan meningkatkan tekanan darah
memutar
samping tiba-tiba
kepala
ke otak
Ø Hipoksia akan meningkatkan aliran
darah otak tekanan intrakranial
Ø Akan
mengurangi
aliran
arteri
karotis dan oksigenasi ke otak
7. Nyeri yang berhubungan dengan prosedur, diagnosis dan tindakan.
Tujuan: pasien tidak memperlihatkan adanya nyeri yang dirasakan
Kriteria hasil :
Ø Pasien tidak merintih/menagngis kesakitan
Ø Pasien tidak memperlihatkan tanda nyeri atau tanda nyeri yang minimal
Intervensi
Rasional
Ø Kaji keefektifan upaya kontrol Ø Beberapa
upaya
(misalnya
nyeri non farmakologis
Ø Dorong
orang
menggosok)
tua
dapat
meningkatkan
untuk distres bayi prematur
memberikan upaya kenyamanan bila Ø Sebagai
mungkin
orang
tua
bayi,
kenyamanan lebih efektif diberikan
Ø Tunjukkan sikap sensitif dan kasih langsung
sayang pada bayi
oleh orang tua
kepada
bayinya
Ø Seorang bayi sangat membutuhkan
kasih sayang, khususnya dari orang tua
8. Resiko gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang berhubungan
dengan kelahiran premature, lingkungan NICU tidak alamiah, perpisahan
dengan orang tua.
Intervensi
Ø Berikan nutrisi yang maksimal
Ø Berikan
periode
istrahat
teratur tanpa gangguan
Ø Kenali
tanda
stimulus
Rasional
Ø Untuk menjamin penambahan berat
yang badan dan pertunbuhan otak yang
tetap
yang Ø Untuk
mengurangi
panggunaan
berlebihan (terkejut, menguap, aversi O2 dan kalori yang tidak perlu
aktif, menangis)
Ø Untuk membiarkan istirahat bayi
Ø Tingkatkan interaksi orang tua- denagn tenang
bayi
Ø Sangat penting untuk pertumbuhan
dan perkembangan normal
9. Resiko gangguan integritas kulit yang berhubungan dengan imobilitas,
kelembaban kulit.
Tujuan: bayi mempertahanmkan integritas kulit
Kriteria hasil:
Ø Kulit tetap bersih dan utuh
Ø Tidan terlihat adanya tanda-tanda terjedinya iritasi
Intervensi
Ø Observasi tekstur dan warna kulit.
Rasional
Ø Untuk mengetahui adanya kelainan
Ø Jaga kebersihan kulit bayi.
pada kulit secara dini
Ø Ganti pakaian setiap basah.
Ø Meminimalkan kontak kulit bayi
Ø Jaga kebersihan tempat tidur.
dengan zat-zat yang dapat merusak
Ø Lakukan mobilisasi tiap 2 jam.
kulit pada bayi
Ø Untuk
meminimalisir
terjadinya
iritasi pada kulit bayi
Ø Untuk mencegah kerusakan kulit
pada bayi
10. Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya
ditandai dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat
kondisi bayinya, dan berharap agar bayinya cepat sembuh.
Tujuan: keluarga mendapat informasi tentang kemajuan kondisi bayinya
Kriteria hasil:
Ø Orang tua/ keluarga mengekpresikan perasaan dan keprihatinan
mengenai bayi dan prognosis serta memperlihatkan pemahaman dan
kjeterlibatan dalan asuhan
Intervensi
Rasional
Ø Kaji tingkat pemahaman klien Ø Belajar tergantung pada emosi dan
berikan instruksi /informasi pada kesiapan fisik dan diingatkan pada
klien
maupun keluarga tentang tahapan individu
penyakitnya, baik tertulis atau lisan.
Ø Jelaskan
proses
Ø Menurunkan
ansietas
dan
dapat
penyakit menimbulkan perbaikan partisipasi pada
individu. Dorong orang terdekat rencana pengobatan.
menanyakan pertanyaan
Ø Jelaskan
tentang
dosis
Ø Meningkatkan
obat, program
pengobatan
frekwensi, tujuan pengobatan dan penghentian
alasan
tentang
kepeda keluarga
pemberian
dan
obatsesuai
dalam
mencegah
perbaikan
obat kondisi pasien.
Ø Mencegah/menurunkan
Ø Kaji potensial efek samping ketidaknyaman
pengobatan
kerjasama
sehubungan
dengan
terapi dan meningkatkan kerjasam dalam
program
D.
Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang sesuai denga yang telah
direncanakan, mencakup tindakan mandiri dan kolaborasi.
Tindakan mandiri adalah tindakan keperawatan berdasarkan analisis dan
kesimpulan perawat dan bukan atas petunjuk tenaga kesehatan lain.
Tindakan kolaborasi adalah tindakan keperawatan yang didasarakan oleh
hasil keputusan bersama dengan dokter atau petugas kesehatan lain.
E.
Evaluasi
Merupakan hasil perkembangan ibu dengan berpedoman kepada hasil dan
tujuan yang hendak dicapai.