ASKEP PADA KLIEN DENGAN CA MAMMAE Ca Mam

ASKEP PADA KLIEN DENGAN
CA MAMMAE
Ca Mammae
Defenisi
Carsinoma adalah massa jaringan abnormal dengan pertumbuhan berlebihan
dan

tidak

ada

koordinasi

dengan

sel

normal

(Wills,


1995).

Ca mammae adalah sel mammae yang mengalami proliferasi dan diferensiasi
abnormal serta tumbuh secara otonom, menyebabkan infltrasi ke jaringan
sekitar sambil merusak dan menyebar ke bagian tubuh lain.
Etiologi
Sebab-sebab keganasan pada mammae masih belum diketahui secara pasti
(Price & Wilson, 1995: 1142), namun ada beberapa teori yang menjelaskan
tentang penyebab terjadinya Ca mammae, yaitu:


Mekanisme hormonal

Steroid endogen (estradiol & progesterone) apabila mengalami perubahan
dalam lingkungan seluler dapat mempengaruhi faktor pertumbuhan bagi ca
mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589).


Virus


Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan adanya massa
abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.


Genetik

- Ca mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya “linkage
genetic” autosomal dominan (Reeder, Martin, 1997).
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan
(Reeder, Martin, 1997).
- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta
mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).


Defsiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan

jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Faktor resiko Ca mammae, terdiri dari: (Murray,2002)

1.

wanita

2.

Usia (resiko Ca mammae meningkat pada wanita yang berusia > 50

tahun)
3.

mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2; mutasi pada gen tumor p 53

4.

Riwayat pribadi ca mammae/kelainan mammae pada mammae


sebelahnya
5.

riwayat keluarga, ibu atau saudara perempuan kandung (+) kanker

6.

Ras ( wanita kulit putih kebih beresiko dari wanita kulit hitam)

7.

Riwayat penyinaran/roentgen pada daerah dada pada wakut anak-anak

atau remaja sebagai terapi untuk karsinoma yang lain
8.

Hasil biopsi mammae

-


hyperplasia atipikal

-

penyakit proliperatif mammae tanpa sel atipikal atauhiperplasia biasa

-

perubahan fbrokistik tanpa perubahan proliferatif

9.

Nullipara

10.

Hamil pertama sesudah usia 30 tahun

11.


Menarche dini (usia < 12 tahun)

12.

Menopause pada usia lanjut (. 30 tahun sesudah menarche)

13.

Penggunaan terapi hormone pengganti jika progesteron diresepkan.

14.

Gaya hidup, diet tinggi lemak dan protein, rendah serat.

Asupan kalori yang berlebihan terutama yang berasal dari lemak binatang
dan kebiasaan makan makanan yang kurang serat meninggikan resiko
terhadap berbagai keganasan seperti kanker mammae dan kanker colon,
namun hal tersebut belum terbukti ( Syamsuhidayat,R & Wim de jong, 1997:
165 )
Studi terbaru menunjukkan hubungan yang lemah atau tidak menyeluruh

antara diet tinggi lemak dan Kanker mamma ( Smeltzer & Bare, 2002:
1590).
Smeltzer menambahkan kontrasepsi oral, alcohol, pengangkatan ovarium
pada usia lebih dari 40tahun sebagai faktor resiko kanker mammae
Tipe Kanker mammae berdasarkan gambaran histopatologi
-

Karsinoma duktal menginfitrasi, adalah tipe histopatologi yang paling

umum, merupakan 75 % dari semua jenis kanker payudara. Kanker ini sangat
jelas karena keras saat palpasi. Kanker jenis ini biasanya bermetastasis ke
nodus aksila. Prognosisnya lebih buruk disbanding dengan tipe kanker
lainnya.
-

Karsinoma lobular menginfltrasi, jarang terjadi, biasanya terjadi pada

suatu area penebalan yang tidak baik pada mammae bila disbanding dengan
tipe duktal menginfltrasi. Tipe ini umumnya multisentris, dengan demikian
dapat terjadi penebalan beberapa area pada salah satu atau kedua

mammae. Karsinoma duktal menginfltrasi dan lobular menginfltrasi
mempunyai keterlibatan nodus aksilar yang serupa, meskipun tempat
metastasisnya berbeda. Karsinoma duktal biasanya menyebar ke tulang,
paru, hepar dan otak, sementara lobular biasanya bermetastasis ke
permukaan meningeal atau tempat-tempat yang tidaki lazim lainnya.
-

Karsinoma modular, (6 %) tumbuh dalam kapsul, dapat menjadi besar

tetapi meluas dengan lambat, sehingga progosis seringkali lebih baik.
-

Karsinoma musinus, (3 %) penghasil lender, juga tumbuh dengan lambat.

-

Karsinoma duktal-tubular,(2%) jarang terjadi, karena metastasis aksilaris

secara histology tidak lazim maka prognosisnya sangat baik.
-


Karsinoma infamantori, tipe karsinoma mammae yang jarang(1-2 %) dan

menimbulkan gejala-gejala yang berbeda dari karsinoma mammae yang lain.
Tumor ini nyeri tekan dan sangat nyeri, mammae secara abnormal keras dan
membesar. Kulit diatas tumor merah dan agak hitam. Sering terjadi edema
dan retraksi papilla mammae. Gejala ini dengan cepat berkembang
memburuk dan biasanya mendorong pasien mencari bantuan medis
dibanding pasien lain dengan massa kecil pada mammae. Preparat
kemotherapi berperan penting dalam pengendalian kemajuan penyakit ini
disamping radiasi dan pembedahan.
Klasifkasi penyebaran TNM
T
TX
TIS

: tumor primer tidak dapt ditentukan
: Karsinoma insitu dan penyakit Paget pada papilla tanpa teraba tumor

TO


: tidak ada bukti adanya tumor primer

T1

: tumor < 2 cm

T2

: tumor 2-5 cm

T3
T4

: tumor >5 cm
: tumor dengaa penyebaran langsung ke dinding toraks atau ke kulit

dengan
tanda udem, tukak, peau d’ orange
N

NX

: kelenjer regional tidak dapat ditentukan

NO

: tidak teraba kelenjer aksila

N1

: teraba kelenjer aksila homolateral yang tidak melekat

N2

: teraba kelenjer aksila homolateral yang melekat satu sama lain atau

melekat
pada jaringan sekitarnya
N3

: terdapat kelenjer mamaria internal homolateral

M
MX

: tidak dapat ditentukan metastasis jauh

MO

: tidak ada metastasis jauh

M1

: terdapat metastasis jauh termasuk ke kelenjer supraklavikular

Keterangan:
Lekukan pada kulit, retraksi papilla atau perubahan lain pada kulit kecuali
yang terdapat pada T4 bisa terdapat pada T1, T2, atau T3 tanpa mengubah
klasifkasi.
Dinding thorak adalah iga, otot interkostal, dan m. seratus anterior tanpa otot
pektoralis.
Patofsiologi
Kanker mammae merupakan penyebab utama kematian pada wanita karena
kanker (Maternity Nursing, 1997: 254). Penyebab pasti belum diketahui,
namun ada beberapa teori yang menjelaskan bagaimana terjadinya
keganasan pada mammae, yaitu:
o

Mekanisme hormonal, dimana perubahan keseimbangan hormone

estrogen dan progesterone yang dihasilkan oleh ovarium mempengaruhi
factor pertumbuhan sel mammae (Smeltzer & Bare, 2002: 1589). Dimana
salah satu fungsi estrogen adalah merangasang pertumbuhan sel mammae .
Suatu penelitian menyatakan bahwa wanita yang diangkat ovariumnya pada
usia muda lebih jarang ditemukan menderita karcinoma mammae, tetapi hal
itu tidak membuktikan bahwa hormone estrogenlah yang, menyebabkan
kanker mammae pada manusia. Namun menarche dini dan menopause
lambat ternyata disertai peninmgkatan resiko Kanker mammae dan resiko
kanker mammae lebih tinggi pada wanita yang melahirkan anak pertama
pada usia lebih dari 30 tahun.
o

Virus, Invasi virus yang diduga ada pada air susu ibu menyebabkan

adanya massa abnormal pada sel yang sedang mengalami proliferasi.
o

Genetik

- Kanker mammae yang bersifat herediter dapat terjadi karena adanya
“linkage genetic” autosomal dominan.
- Penelitian tentang biomolekuler kanker menyatakan delesi kromosom 17
mempunyai peranan penting untuk terjadinya transformasi malignan.

- mutasi gen BRCA 1 dan BRCA 2 biasanya ditemukan pada klien dengan
riwayat keluarga kanker mammae dan ovarium (Robbin & kumar, 1995) serta
mutasi gen supresor tumor p 53 (Murray, 2002).
o

Defsiensi imun

Defesiensi imun terutama limfosit T menyebabkan penurunan produksi
interferon yang berfungsi untuk menghambat terjadinya proliferasi sel dan
jaringan kanker dan meningkatkan aktivitas antitumor .
Gangguan proliferasi tersebut akan menyebabkan timbulnya sel kanker pada
jaringa epithelial dan paling sering pada system duktal. Mula-mula terjadi
hyperplasia sel dengan perkembangan sel atipikal. Sel ini akan berlanjut
menjadi karsinoma in situ dan menginvasi stroma. Kanker butuh waktu 7
tahun untuk dapat tumbuh dari sebuah sel tunggal menjadi massa yang
cukup besar untuk bias diraba. Invasi sel kanker yang mengenai jaringan
yang peka terhadap sensasi nyeri akan menimbulkan rasa nyeri, seperti
periosteum dan pelksus saraf. Benjolan yang tumbuh dapat pecah dan terjadi
ulserasi pada kanker lanjut.
Pertumbuhan sel terjadi irregular dan bisa menyebar melalui saluran limfe
dan melalui aliran darah. Dari saluran limfe akan sampai di kelenjer limfe
menyebabkan terjadinya pembesaran kelenjer limfe regional. Disamping itu
juga bisa menyebabkan edema limfatik dan kulit bercawak (peau d’ orange).
Penyebaran yang terjadi secara hematogen akan menyebabkan timbulnya
metastasis pada jaringan paru, pleura, otak tulang (terutama tulang
tengkorak, vertebredan panggul)
Pada tahap terminal lanjut penderita umumnya menderita kehilangan
progersif lemak tubuh dan badannya menjadi kurus disertai kelemahan yang
sangat, anoreksia dan anemia. Simdrom yang melemahkan ini dinyatakan
sebagai kakeksi kanker.
Manifestasi Klinis
Tanda dini
-

Benjolan tunggal tanpa yang agak keras dengan batas kurang jelas

-

Benjolan biasanya terjadi pada mammae sebelah kiri bagian kuadran

lateral atas.
-

Kelainan mammogrf tanpa kelainan pada palpasi

Tanda lama
-

Retraksi kulit / retraksi areola

-

Retraksi atau inversi putting

-

Pengecilan mammae ( pengerutan)

-

Pembesaran mammae

-

Kemerahan

-

Edema

-

Fiksasi pada kulit atau dinding thorak

Tanda akhir
-

Tukak

-

Kelenjer supraklavikula dapat diraba

-

Metastasis tulang, paru, hati, otak, pleura/tempat lain

Stadium Klinis Kanker mammae
Tahap I terdiri atas tumor yang kurang dari 2 cm, tidak mengenai nodus
limfe, tidak terdeteksi adanya metastasis
Tahap II terdiri atas tumor yang lebih besar 2cm tetapi kurang dari 5 cm,
dengan nodus limfe tidak terfksasi positif atau negatif dan tidak terdeteksi
adanya metastasis.
Tahap III terdiri dari tumor lebih besar dari 5 cm atau tumor dengan
sembarang ukuran yang menginvasi kulit atau dinding, dengan nodus limfe
terfksasi positif dalam area klavikular dan tanpa bukti adanya metastasis
jauh
Tahap IV terdiri atas tumor dalam sembarang ukuran dengan nodus limfe
normal atau kankreosa dan adanya metastasis jauh.
Metastasis Kanker mammae
Letak

Gejala dan tanda utama

Otak
Pleura
Paru
Hati
Tulang
-

tengkorak

-

vertebre

-

iga

-

tulang panjang

Nyeri kepala, mual muntah, epilepsi, ataksia, paresis,

parastesia
Efusi, sesak nafas
Biasanya tanpa gejala
Kadang-kadang tanpa gejala, massa, ikterus obstruksi

Nyeri, kadang tanpa keluhan
Kempaan sumsum tulang
Nyeri, patah tulang
Nyeri, patah tulang
Deteksi dan diagnosa Ca mammae
-

Pemeriksaan mammae sendiri

-

Riwayat medis

-

Pemeriksaan fsik: visual dan palpasi

-

Mammagraf

-

Aspirasi ajrum halus

-

Biopsi

Efek psikologis kanker mamae
Pentingnya waktu yang tersedia sejak terdignosanya kanker mammae hingga
mendapat pengobatan merupan waktu yang rentang terhadap stress pada
beberapa wanita, adapun faktor – aktor yang mempngaruhi resiko terjadi
stress emosional antara lain :


Rasa tidak percaya diri



Informasi yang tidak lengkap



Kesulitan dalam membuat keputusan



Ketidaksesuaian jadwal untuk konsultasi denghan para ahli

Terapi Medis


Pengobatan Lokal Ca Mammae terdiri dari :

-

Bedah kuratif

Bedah kuratif didasarkan pada stadium klinis Ca mammae, karakteristik
histologik tumor, pertimbagan lain seperti umur dan status kesehatan
Bedah kuratif ini terdiri dari :
a.

Bedah radikal (Halsted)

b.

Bedah radikal yang diubah (Patey)

c.

Bedah konservatif meliputi eksisi luas, diseksi aksila dan penyinaran

mammae
-

Bedah paliatif

-

Radioterapi

Radioterapi pada Kanker Mammae biasanya digunakan pada terapi kuratif
dengan mempertahankan mammae dan sebagai terapi tambahan atau terapi
paliatif


Pengobatan sistemik Kanker mamma

-

Kemoterapi

Merupakan terapi sistemik yang digunakan bila ada penyebaran secara

sistemik dan juga sebagai terapi ajuvan. Kemoterapi diberikan pada klien
yang padanya ditemukan metastasis disebuah atau beberapa kelenjer pada
pemeriksaan histology pascabedah mastektomi. Tujuannya adalah untuk
menghancurkan mikrometastasis didalam tubuh
-

Terapi hormonal

Indikasi pemberian terapi hormonal adalah bila penyakit telah sistemik
berupa metastasis jauh. Terapi hormonal biasanya diberikan sebelum
kemoterapi, karena efek terapinya lebih lama dan efek sampingnya kurang,
tetapi tidak semua Kanker Mammae peka terhadap terapi hormonal. Terapi
estrogen Bloker diresepkan apabila pada tumor tersebut reseptor
esrtogennya positif, artinya pertumbuhan tumor / karsinoma distimulasi oleh
estrogen. Contoh estrogen bloker adalah Tamoxifen (Nolvadex), Raloxifene
(Evista)
-

Imunoterapi

Trastuzumab (Herceptin), terapi antibody monoclonal pertama yang
direkomendasikan untuk karsinoma mammae. Beberapa tumor menghasilkan
protein HER-2 secara berlebihan. Transtuzumab menghambat efek protein
merangsang pertumbuhan sel kanker.
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN
CA MAMMAE
Pengkajian
1.

Aktivitas/istirahat

Gejala : Kelemahan dan atau keletihan, perubahan pola istirahat dan jam
kebiasaan tidur pada malam hari: adanya faktor-faktor yang mempengaruhi
tidur mis, nyeri, ansietas, berkeringat malam, pekerjaan atau profesi dengan
pemajanan karsinogen lingkungan, tingkat stres tinggi.
2.

Sirkulasi

Gejala : palpitasi, nyeri dada pada pengerahan kerja
Kebiasaan : perubahan pada tekanan darah
3.

Integritas ego

Gejala : faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara
mengatasi sters (mis, merokok, minum alkohol, menunda mencari
pengobatan, keyakinan religius/spritual), menyangkal diagnosis , perasaan
tidak berdaya, putus asa, tidak mampu tidak bermakna, rasa bersalah,
kehilangan kontrol, depresi.
Tanda : menyangkal, menarik diri dan marah
4.

Eliminasi

Gejala : perubahan pola eliminasi mis : diare
Tanda : perubahan pada bisisng usus, distensi abdomen
5.

Makanan/cairan

Gejala : kebiasaan diet buruk (mis: rendah serat, tinggi lemak, adiktif, bahan
pengawet) anoreksia, mual/ muntah. Intoleransi makanan. Perubahan pada
berat badan hebat, kakesia, berkurangnya masa otot
Tanda : perubahan pada kelembaban/turgor kulit: edema
6.

Neurosensori

Gejala : pusing, sinkope
7.

Nyeri/ketidaknyamanan

Gejala : nyeri dengan derajat bervariasi misalnya dengan ketidaknyamanan
ringan sampai nyeri berat (tidak dihubungkan dengan proses penyakit).
8.

Pernafasan

Gejala : merokok (tembakau, mariyuana, hidup dengan sseseorang
merokok). Pemajanan abses.
9.

Keamanan

Gejala : pemajanan pada kimia, toksik, karsinogen. Pemajanan matahari
lama/berlebihan
Tanda : demam, ruam kulit, ulserasi
10.

Seksualitas

Gejala : masalah seksual misalnya : dampak pada hubungan, perubahan
pada tingkat kepuasan, nuli gravida, pasangan seks multipel, aktivitas
seksual dini. Herpes genital.
11.

Interaksi sosial

Gejala : ketidak adekuatan/ kelemahan sistem pendukung. Riwayat
perkawinan (berkenaan dengan kepuasaan dirumah, dukungan atau
bantuan). Masalah tentang fungsi/tanggung jawab peran
Pemeriksaan Diagnostik
1.

Scan (mis, MRI, CT, gallium) dan ultrasound. Dilakukan untuk diagnostik,

identifkasi metastatik dan evaluasi.
2.

biopsi : untuk mendiagnosis adanya BRCA1 dan BRCA2

3.

Penanda tumor

4.

Mammograf

5.

sinar X dada

6.
Diagnosa keperawatan
1.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,

mis; anoreksia
2.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan

3.

Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pengangkatan bedah

jaringan
4.

Ansietas berhubungan dengan diagnosa, pengobatan, dan prognosanya

.
5.

Kurang pengetahuan tentang Kanker mammae berhubungan dengan

kurang pemajanan informasi
6.

Gangguan body image berhubungan dengan kehilangan bagian dan

fungsi tubuh
7.

Potensial disfungsi seksual berhubungan dengan kehilangan bagian

tubuh, perubahan dalam citra diri
Perencanaan
Diagnosa keperawatan :
1.

Ansietas berhubungan dengan diagnosa kanker payudara,, pengobatan

dan
prognosisnya.
Tujuan : Penurunan stress emosional, ketakutan dan ansietas.
Intervensi

Rasionalisasi

●Mulai lakukan persiapan emosional paseien
dan pasangannya secepatnya setelah
diinforamsikan tentang diagnosa tentative
●Kaji pengalaman pribadi,dan pengetahuan
tentang kanker payudara, mekanisme koping
saat krisis, sistem pendukung dan perasaan
mengenai diagnosa.
●Informasikan klien tentang riset terakhir dan modalitas pengobatan terbaru
mengenai kanker peyudara.
●Uraikan pengalaman – pengalaman yang akan dialami klien dan dorong
klien untuk mengajukan pertanyaan.
●Lengkapi klien dengan sumber – sumber yang tersedia untuk memfasilitasi
penyembuhan.
koping

●Hal ini memberdayakan klien untuk mengarahkan respon

●Faktor-faktor yang sanghat mempengaruhi
prilaku dan kemempuan klien menghadapi
diagnosa, pembedahan, dan pengobatan tindak
lanjut. Jika klien mempunyai saudara atau teman
dekat yang meninggal akibat kanker payudara,
kemungkianan ia akan bwerespon secara berbeda
dari klien yang mempunyai teman yang selamat
dari kanker payudara dan mempunyai kualitas
hidup yang sangat baik.
●Pilihan yang meningkat dan perbaikanhasil secara statistik maupun secara
kosmetiksangat mengurangi ketakutan dan meningkatkan penerimaan
rencana pengobatan.
●Ketakutan dan ketidaktahuan menurun.
●Informasi tentang protestik baru, spesialisasi
rekonstuksi, dan sumber – sumber lainnya
menguatkan bahwa perhatian yang besartelah
diberikan pada meode pengobatan terbaru untuk
kanker payudara.
2.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan pembedahan,

mis; anoreksia
Tujuan : Penambahan berat badan progresif kearah tujuan dengan
normalisasi nilai
laboratorium dan bebas tanda malnutrisi
Intervensi

Rasionalisasi

Mandiri
● Pantau masukan makanan setiap hari
● Ukur tinggi, berat badan dan kelipatan kulit
Trisep. Pastikan jumlah penurunan berat
badan saat ini. Timbang berat badan setiap
hari atau sesuai indikasi
● Dorong klien untuk dapat makan tinggi
kalori kaya nutrient, dengan masukan
cairan adekwat
● Kontrol factor-faktor lingkungan (mis; bau
tidak sedap atau kebisingan). Hindari
terlalu manis, berlemak atau makan pedas.

● Ciptakan suasana makan yang
menyenangkan. Dorong pasien untuk
berbagi makanan dengan keluarga
● Dorong penggunaan teknik relaksasi,
visualisasi, bimbingan imajinasi.
● Dorong komunikasi terbuka mengenai
masalah anoreksia
Kolaborasi
● Berikan obat-obat sesuai indikasi
● Rujuk pada ahli diet / tim pendukung nutrisi
● Mengidentifkasi kekuatan/defesiensi nutrisi
● Membantu dalam mengidentifkasi malnutrisi
protein-kalori.
● Kebutuhan jaringan metabolic ditingkatkan
begitu juga cairan ( untuk menghilangkan
produk sisa).
● Dapat menekan respon mual / muntah
● Membuat waktu makan lebih menyenangkan,
yang dapat meningkatkan masukan.
● Dapat mencegah awitan atau menurunkan
beratnya mual, anoreksia, dan memungkinkan
pasien meningkatkan masukan oral.
●Sering sebagai sumber distress emosi, khususnya
untuk orang terdekat yang menginginkan untuk
member makan pasien dengan sering. Bila
pasien menolak, orang terdekat dapat merasakan
ditolak/frustasi
● Mempercepat proses penyembuhan.
● Memberikan rencana diet khusus untuk
memenuhi kebutuhan individu dan menurunkan
masalah berkenaan dengan malnutrisi

3.

Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses pembedahan

Tujuan : Klien dapat mengekspresikan penurunan nyeri / rasa ketidak
nyamanan
Intervensi

Rasionalisasi

● Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi,
lamanya, intensitas (skala 0 – 10 )
perhatikan petunjuk verbal dan non verbal
● Diskusikan sensasi masih adanya payudara
Normal
● Bantu pasien menemukan posisi nyaman
●Berrikan tindakan kenyamanan dasar
(contoh ; perubahan posisi pada punggung
atau sisi yang tak sakit, pijatan punggung)
dan aktifasi terapeutik. Dorong ambulasi
dini dan penggunaan teknik relaksasi,
bimbingan imajinasi, sentuhan terapeutik
● Tekan / sokong dada saat latihan batuk/
nafas dalam.
● Berikan obat nyeri yang tepat pada jadwal
teratur sebelum nyeri berat dan sebelum
aktivitas di jadwalkan.
● Membantu dalam mengidentifkasi derajat
ketidaknyamanan dan kebutuhan untuk /
keefektifan analgesic.
● Memberikan keyakinan bahwa sensasi bukan
imajinasi dan penghilangannya dapat dilakukan
● Peninggian lengan, ukuran baju, dan adanya
drain mempengaruhi kemampuan psien untuk
rileks dan tidur / istirahat secara efektif
● Meningkatkan relaksasi, membantu untuk
memfokuskan perhatian, dan dapat
meningkatkan kemampuan koping.
● Memudahkan partisipasi pada aktivitas tanpa
timbul ketidak nyamanan.
● Mempertahankan tingkat kenyamanan dan memungkinkan pasien untuk

latihan lengan dan untuk ambulasi tanpa nyeri yang menyertai upaya
tersebut
IMPLEMENTASI
Setelah perawat melakukan pengkajian, penentuan diagnosa dan
penyusunan intervensi perawat bisa langsung melaksanakan intervensi yang
disusunnya dan didokumentasikan
EVALUASI
Untuk mengetahui apakah tujuan dan kriteria hasil yang kita inginkan sudah
tercapai sehingga masalah yang ada dapat diatasi, dan menilai apakah
implementasi yang kita lakukan sudah ideal, atau perlu menuju tahap lanjut.

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

ANALISIS KOMPARATIF PENDAPATAN DAN EFISIENSI ANTARA BERAS POLES MEDIUM DENGAN BERAS POLES SUPER DI UD. PUTRA TEMU REJEKI (Studi Kasus di Desa Belung Kecamatan Poncokusumo Kabupaten Malang)

23 307 16

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25