PERAN PERSATUAN BANGSA BANGSA PBB DALAM

“PERAN PERSATUAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM MENYELESAIKAN
KONFLIK YAMAN DAN ARAB SAUDI”
Organisasi Institusi Internasional
Dosen : Sugito, S.IP., M.Si.

KELOMPOK 1
NURSHANTI LAILA PUTRI ADETYA

(20160510038)

RIFIAL FEBRIANTO ALIT

(20160510098)

CHIKITA EKA MAHARANI

(20160510118)

BIMA ANSHARI H

(20160510251)


FADHILAH AZZAHRAH NAWAWI

(20160510352)

KELAS F
ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2017

PERAN PERSATUAN BANGSA-BANGSA (PBB) DALAM MENYELESAIKAN
KONFLIK YAMAN DAN ARAB SAUDI
A. Pendahuluan
Pada Maret 2015, Otoritas Arab Saudi memulai serangan militer besar-besaran di
Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi yang merupakan sekutu Iran dan bertujuan
mengambil alih pemerintahan. Saat itu, Arab Saudi menuding Iran sengaja memanfaatkan
Houthi untuk mengkudeta PemerintahYaman yang kala itu dipimpin oleh Presiden Abd
Rabbuh Mansur. Kebijakan Arab Saudi. Rivalitas Arab Saudi di Yaman mengundang tanda
tanya karena di negara miskin tersebut sikap Pemerintah Saudi begitu keras dengan

melakukan kampanye militernya. Sikap yang dianggap oleh beberapa pengamat dipandang
tak lazim mengingat selama ini Saudi cenderung menlakukan pendekatan damai dalam
menyelesaikan konflik [ CITATION Ahm16 \l 1057 ]. Menanggapi berbagai permasalahan
yang terjadi di Timur Tengah terutama pada konflik yang terjadi di Yaman, Dewan
Keamanan Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) mengambil sikap dengan mengadakan
pertemuan membahas pemberontakan yang terjadi di Yaman.
Tulisan ini akan membahas hasil diskusi kelompok kami tentang peran PBB dalam
menyelesaikan konflik di Yaman dan Arab Saudi. Kelompok kami mencoba menelaah
bagaimana proses pembuatan resolusi atau kebijakan terkait konflik yang terjadi demi
mewujudkan tujuan utama dari PBB yaitu perdamaian.
B. Pembahasan
Salah satu tujuan PBB adalah mempertahankan perdamaian dan keamanan
internasional. Sejak berdirinya, PBB telah diminta untuk mencegah pertikaian agar tidak
meningkat menjadi peperangan, untuk membujuk pihak-pihak menggunakan meja konferensi
dan bukannya kekuatan persenjataan atau untuk membantu memulihkan kembali perdamaian
ketika konflik meletus. Selama puluhan tahun, PBB telah membantu mengakhiri konflik,
seiring melalui tindakan Dewan Keamanan (organ utama dalam menanggulangi masalahmasalah perdamaian dan keamanan internasional)
Selama 1990, telah terjadi perubahan-perubahan besar dalam pola konflik dan dalam
cara bagaimana komunitas internasional memberikan tanggapan terhadap konflik. Salah satu
penyebabnya adalah bahwa lebih dari 90 persen dari konflik belakangan ini berlangsung

didalam negara dan bukannya antar negara. Oleh karena itu, PBB telah membentuk kembali
dan meningkatkan jangkauan perannya yang berada di bawah komandonya, dengan
memberikan tekanan pada pencegahan konflik. PBB secara terus-menerus mengadaptasi
operasi-operasi pengawasan perdamaian untuk menjawab tantangan baru dalam usahanya ini
banyak melibatkan organisasi-organisasi regional untuk memperkuat perdamaian pasca
konflik. Konflik-konflik sipil telah memunculkan masalah yang kompleks dengan kaitannya
dengan masyarakat internasional. [ CITATION Kof05 \l 1057 ]

P a g e 2 | 10

Dalam membangun perdamaian dan keamanan dunia, organ-organ PBB seperti Dewan
Keamanan, Majelis Umum dan Sekretaris Jendral memainkan peran penting. Dewan
Keamanan adalah organ utama PBB yang mempunyai tanggung jawab utama untuk
mempertahankan perdamaian dan keamanan. Berdasarkan Piagam PBB, negara-negara
anggota diwajibkan menyelesaikan pertikaian mereka dengan cara damai sehingga tidak
mengancam perdamaian, keamanan dan keadilan internasional. Mereka harus menahan diri
untuk tidak mengancam atau menggunakan kekerasan terhadap negara manapun dan akan
menyerahkan pertikaian apapun kepada Dewan Keamanan PBB.
C. Tujuan didirikannya Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
Tujuan didirikannya PBB tertuang dalam Preambule serta Pasal 1 Piagam PBB.

Preambule berisi 4 tujuan utama PBB yaitu pertama, menyelamatkan generasi mendatang
dari bencana perang. Hal ini dilakukan karena dampak perang yang terjadi sangat merugikan
bagi semua orang. Kedua, memperteguh kepercayaan pada hak-hak asasi manusia, harkat dan
derajat diri manusia dan persamaan hak bagi pria dan wanita, serta bagi semua bangsa baik
besar maupun kecil. Ketiga, menciptakan keadaan yang memungkinkan terpeliharanya
keadilan dan penghormatan kewajiban yang timbul dari perjanjian internasional dan sumber
hukum internasional yang lain, hal ini dimaksudkan bahwa PBB sebagai organisasi
internasional dapat mengontrol perilaku negara dan memberikan reward and punishmant
bergantung pada pola perilaku negara. Keempat, mendorong kemajuan sosial dan tingkat
kehidupan yang lebih baik, menurut teori Norman Angel kemajuan yang terjadi akibat
adanya interdependensi atau ketergantungan antara satu negara dengan yang lain dapat
meminimalisir peluang terjadinya perang dimasa mendatang.[CITATION Ist94 \l 1057 ]
Adapun tujuan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang tercantum dalam Pasal 1 Piagam
ialah memelihara perdamaian dan keamanan; mengembangkan hubungan bersahabat antar
bangsa; , mengusahakan kerjasama internasional dalam memecahkan permasalahan yang
bersifat ekonomi, sosial, kebudayaan dan kemanusiaan serta memajukan dan mendorong
penghormatan hak asasi dan kebebasan dasar manusia; menyelaraskan tindakan bangsabangsa dalam mencapai tujuan bersama tersebut. Dalam melaksanakan tujuan-tujuan tersebut
di atas, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) membaginya dalam 6 organ utama yaitu, Majelis
Umum, Dewan Keamanan, Dewan Ekonomi dan Sosial, Dewan Perwalian, Mahkamah
Internasional, dan Sekretariat. [ CITATION Ist94 \l 1057 ]

D. Struktur Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB)
Konferensi San Francisco menghasilkan suatu piagam yang di dalam Bab III Pasal 17
menyebutkan bahwa organ utama PBB sebagai berikut : Pertama, Majelis Umum (General
Assembly) terdiri atas semua negara anggota PBB yang mengadakan sidang umum tiap satu
tahun mulai hari Selasa minggu ketiga bulan September. Dalam sidang tersebut tiap negara
mengirimkan lima wakil, tetapi hanya membawa satu suara (Pasal 5 dan 18 Piagam PBB).
Sidang istimewa diadakan jika dikehendaki oleh Dewan Keamanan atau sebagian besar
anggota PBB. Kedua, Dewan Keamanan (Security Council) terdiri atas lima belas anggota,
lima anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap. Anggota tetap meliputi Amerika Serikat,
P a g e 3 | 10

Rusia, Inggris, Prancis, dan Cina. Kelima anggota tersebut memiliki hak veto, yaitu hak
untuk menolak atau membatalkan keputusan Dewan Keamanan PBB. Sementara anggota
tidak tetap dipilih setiap dua tahun sekali oleh Majelis Umum.

Ketiga, Dewan Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Councill dipilih dalam
sidang umum untuk masa tiga tahun dan bersidang sedikitnya tiga kali dalam setahun, jumlah
anggotanya 54 negara berdasarkan amendemen tahun 1971 yang berlaku tahun 1975.
Keempat, Dewan Perwalian (Trusteeship Council) terdiri atas anggota yang menguasai
daerah perwalian, anggota tetap Dewan Keamanan dan sejumlah anggota yang dipilih selama

tiga tahun dalam sidang umum. Kelima, Mahkamah Internasional (International Court of
Justice) anggotanya dipilih oleh Majelis Umum dan Dewan Keamanan PBB. Masa tugasnya
adalah sembilan tahun dan berkedudukan di Den Haag (Belanda). Keenam, Sekretariat
(Secretariat) dipimpin oleh seorang sekretaris jenderal. Sekretaris jenderal diangkat oleh
Majelis Umum atas usul dari Dewan Keamanan.[ CITATION Ang13 \l 1057 ]
E. Proses Pembuatan Kebijakan dalam Dewan Keamanan Persatuan BangsaBangsa (PBB)
Menurut Pasal 23 Piagam PBB yang telah diamandemen, Dewan Keamanan PBB
terdiri atas 15 negara anggota. Dari 15 negara anggota ini, 5 negara diantaranya merupakan
negara anggota tetap yaitu Amerika serikat, Rusia, Perancis, China, dan Inggris dan 10
negara lainnya merupakan negara yang merupakan anggota tidak tetap. Kelima anggota tetap
ini memiliki
status luar biasa (eksepsional) tidak hanya berdasarkan atas
kepermanenannyasaja akan tetapi juga oleh alasan-alasan hak-hak suara khusus terutama hak
“veto”.
Dalam penyelesaian sengketa internasional, Dewan Kemanan memiliki fungsi yaitu
pertama, Fungsi berdasarkan Bab VI yaitu pertama, mengadakan penyelidikan atas sengketa
dan menentukan apakah suatu situasi tampaknya akan membahayakan perdamaian dan
kemanan internasional. Kedua, fungsi Dewan Kemanan memberikan rekomendasi kepada
para pihak dengan tujuan untuk menyelesaikan sengketa secara damai (Pasal 33 ayat (2) dan
P a g e 4 | 10


Pasal 38). Rekomendasi terdiri atas: pertama, rekomendasi yang berisi syarat-syarat
penyelesaian sengketa tertentu (Pasal 36). Kedua, rekomendasi kepada para pihak untuk
menyelesaikan sengketanya secara damai. Ketiga, rekomendasi terhadap penyelesaian
sengketa berdasarkan atau menurut ketentuan yang berlaku di organisasi regional ( Bab VII) [
CITATION JGM95 \l 1057 ].
PBB bukanlah organisasi supra-negara atau supra-nasional, hal ini tercermin dalam
pasal 2 ayat (1) Piagam PBB bahwa badan tersebut didirikan atas dasar prinsip persamaan
kedaulatan diantara semua anggotanya. Karena itu, walaupun Dewan Keamanan dikatakan
mempunyai kekuasaan yang berlebihan (ultra vires), hal ini bukanlah berarti kekuasaannya
tidak terbatas, melainkan ada pembatasan-pembatasan secara hukum.
Dewan Keamanan tidak dapat bertindak di luar ketentuan- ketentuan yang telah
ditetapkan Piagam PBB, yakni semua tindakan Dewan Keamanan yang dilakukan termasuk
tindakan dalam rangka pengenaan sanksi ekonomi maupun militer haruslah tetap didasarkan
atas prinsip-prinsip dan tujuan PBB yaitu tetap menghormati persamaan kedaulatan hak
negara untuk mempertahankan kemerdekaan politik dan keutuhan wilayah suatu negara.
Dalam rangka memelihara perdamaian dan keamanan internasional melalui langkah- langkah
secara kolektif untuk mengatasi adanya ancaman dan pelanggaran perdamaian maupun
tindakan agresi terhadap suatu negara. Tindakan Dewan Kemanan tersebut haruslah
didasarkan pada prinsip-prinsip keadilan dan hukum internasional tanpa merugikan

kepentingan nasional suatu negara sesuai dengan Pasal 1 ayat (1) dan Pasal 24 ayat (2)
Piagam PBB.
Dalam melakukan pemungutan suara dalam forum Dewan Keamanan PBB,
dilaksanakan berdasar Pasaal 27 Piagam PBB yaitu pertama, Setiap anggota Dewan
Keamanan memiliki satu suara. Kedua, Keputusan-keputusan Dewan Keamanan mengenai
masalah-masalah prosedural harus ditetapkan dengan suara setuju dari 9 anggota. Ketiga,
Keputusan-keputusan Dewan Keamanan mengenai hal-hal lainnya diputuskan dengan
melalui suara setuju dari 9 anggota termasuk suara bulat dari anggota tetap. Dengan
ketentuan bahwa, dalam keputusan-keputusan berdasarkan Bab VI, dan menurut Pasal 52
ayat 3, pihak yang bersengketa tidak diperkenankan memberikan suaranya. [ CITATION
Ade15 \l 1057 ]
F. Konflik Yaman dan Arab Saudi
Perang Yaman terjadi antara dua pihak yang masing-masing mengklaim sebagai
pemerintah yang sah. Pihak pertama mendukung pemerintahan Abd Rabbuh Mansur Hadi
dan berbasis di Aden, inilah kubu yang didukung sekutu pimpinan Saudi. Sementara itu,
pihak kedua adalah kelompok Houthi yang disokong mantan Presiden Yaman Ali Abdullah
Saleh dengan dibantu sekutunya, Iran. Menyebabkan Lebih dari 8.670 orang 60 persen di
antaranya warga sipil terbunuh dan 49.960 lainnya terluka akibat serangan udara dan
pertempuran di darat sejak koalisi pimpinan Saudi mengintervensi perang di negara tersebut
pada Maret 2015. Yaman sangat bergantung dengan impor hampir pada semua kebutuhan.

P a g e 5 | 10

Namun, situasi konflik membuat pasokan makanan, bahan bakar atau obat-obatan tak dapat
masuk [ CITATION Kha17 \l 1057 ].
Sikap Arab Saudi terhadap internasional selalu mengedepankan upaya perdamaian.
Melihat situasi yang terjadi di Yaman sikap Arab Saudi tidak seperti biasanya. Arab Saudi
turun langsung kedalam konflik tersebut. Bahkan Arab Saudi melakukan intervensi dengan
menggunakan militer untuk menghentikan pemberontak Houthi yang semakin meluas.
Pemerintah Arab Saudi mengindikasikan ke khawatiran terhadap kemungkinan
berkuasanya kelompok Al-Houthi dan meluasnya pengaruh revolusi Islam Iran di tengah
negara yang bergejolak ini. Arab Saudi berulang kali menuduh Iran menyokong kelompok
pemberontak.
Serangan pertama terhadap kelompok Houthi dikomandoi langsung oleh Arab Saudi
dengan melancarkan 2300 serangan udara sebagai respon dari permintaan bantuan langsung
dari Presiden Yaman Abed Rabbo Manshor Hadi. Serangan tersebut diberi nama sandi
“Decisive Storm”. Pada tanggal 21 April 2015, operasi “Decisive Storm” dihentikan atas
instruksi langsung dari Presiden Yaman. Serangan tersebut dikatakan berhasil untuk memberi
pelajaran kelompok Houthi untuk menghentikan penyerangan
G. Resolusi Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait konflik di Yaman
Persatuan Bangsa-Bangsa (PBB) telah mengeluarkan 2 resolusi menanggapi kasus yang

terjadi di Yaman yaitu resolusi pertama dikeluarkan pada tanggal 14 April 2015 nomor
S/RES/2216 (2015) berjudul Middle East (Yemen) menghasilkan resolusi terkait embargo
senjata dimana memutuskan bahwa semua negara anggota harus segera mengambil tindakan
untuk mencegah pasokan, penjualan atau pengiriman langsung atau tidak langsung, atau
untuk manfaat Ali Abdullah Saleh, Abdullah Yahya Al Hakim, Abd Al-Khaliq Al-Huthi,
individu dan entitas yang ditunjuk oleh Komite yang dibentuk sesuai dengan paragraf 19
resolusi 2140 (2014) (selanjutnya disebut "Komite") sesuai dengan paragraf 20 (d) dari
resolusi ini, individu dan entitas yang terdaftar di dalamnya lampiran resolusi ini, dan yang
bertindak atas nama mereka atau atas arahan mereka di Yaman dari atau melalui wilayah
mereka atau oleh warganya, atau menggunakan bendera mereka di kapal atau pesawat
terbang, senjata dan materi terkait dari semua jenis, termasuk senjata dan amunisi, kendaraan
dan peralatan militer, peralatan paramiliter, dan cadangan bagian untuk hal tersebut, dan
bantuan teknis, pelatihan, keuangan atau lainnya bantuan, terkait dengan kegiatan militer atau
penyediaan, pemeliharaan atau penggunaan apapun senjata dan materi terkait, termasuk
penyediaan personil tentara bayaran bersenjata apakah atau tidak yang berasal dari wilayah
mereka.
Panggilan pada Negara-negara Anggota, di Amerika khususnya negara tetangga
Yaman, untuk memeriksa sesuai dengan otoritas nasional dan undang-undang mereka dan
konsisten dengan hukum internasional khususnya hukum laut dan internasional yang relevan
perjanjian penerbangan sipil, semua muatan ke Yaman, di wilayah mereka, termasuk

pelabuhan laut dan bandara, jika Negara yang bersangkutan memiliki informasi yang masuk
P a g e 6 | 10

akal alasan untuk meyakini kargo berisi barang-barang pasokan, penjualan, atau
pengalihannya dilarang oleh paragraf 14 dari resolusi ini untuk tujuan memastikan ketat
pelaksanaan ketentuan tersebut.
Memutuskan untuk mengotorisasi semua negara anggota untuk, dan bahwa semua
negara anggota harus pada saat ditemukannya barang, penjualan atau pengalihan yang
dilarang oleh paragraf 14 resolusi ini, diambil dan dibuang (seperti melalui penghancuran,
rendering tidak bisa dioperasi, disimpan atau dipindahkan ke suatu negara selain yang berasal
atau tujuan Amerika untuk pembuangan) dan memutuskan bahwa semua anggota negara
harus bekerja sama dalam upaya tersebut;
Membutuhkan setiap negara anggota ketika melakukan inspeksi sesuai dengan paragraf
15 dari resolusi ini untuk segera mengirimkan laporan tertulis awal kepada Komite yang
khususnya berisi penjelasan tentang alasan untuk inspeksi, hasil pemeriksaan, dan apakah
kerjasama diberikan atau tidak, dan jika barang terlarang untuk pasokan, penjualan, atau
pemindahan ditemukan, lanjut membutuhkan seperti negara-negara anggota untuk tunduk
kepada Komite dalam waktu 30 hari berikutnya ditulis laporan yang berisi rincian yang
relevan tentang pemeriksaan, penyitaan, dan pembuangan, dan rincian transfer yang relevan,
termasuk deskripsi barang, asal barang dan tujuan yang dimaksud, jika informasi ini tidak ada
dalam laporan awal. [ CITATION Sec15 \l 1057 ]
Resolusi Konflik Yaman yang kedua dikeluarkan pada tanggal 24 Februari 2016
dengan nomor S/RES/2266 (2016) berjudul The situation in the Middle East (Yemen) yang
menegaskan kembali komitmennya yang kuat terhadap kesatuan, kedaulatan, independensi
dan integritas teritorial Yaman mengekspresikan keprihatinan terhadap tantangan politik,
keamanan, ekonomi dan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Yaman, termasuk
kekerasan yang terus berlanjut, dan ancaman yang timbul dari transfer ilegal, mengacaukan
akumulasi dan penyalahgunaan senjata, mengulangi seruannya untuk semua pihak di Yaman
untuk mematuhi penyelesaian perbedaan mereka melalui dialog dan konsultasi, menolak
tindakan kekerasan untuk mencapai tujuan politik, dan menahan diri dari provokasi,
menegaskan kembali kebutuhan semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan
hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia
internasional yang berlaku, mengekspresikan dukungan dan komitmennya terhadap pekerjaan
utusan khusus untuk Yaman kepada Sekretaris Jenderal, Ismail Ould Cheikh Ahmed, untuk
mendukung proses transisi Yaman, mengungkapkan keprihatinannya yang serius bahwa
daerah-daerah di Yaman berada di bawah kendali Al Qaida di Jazirah Arab (AQAP) dan
tentang dampak negatif dari kehadiran mereka, ideologi ekstrem ekstremisme dan tindakan
terhadap stabilitas di Yaman dan wilayah tersebut, termasuk dampak kemanusiaan yang
menghancurkan pada populasi sipil, mengungkapkan keprihatinan atas meningkatnya
kehadiran dan potensi pertumbuhan masa depan negara Islam di Irak dan Levant (ISIL yang
juga dikenal sebagai Da'esh) di Yaman dan menegaskan kembali tekadnya untuk menangani
semua aspek ancaman yang ditimbulkan oleh AQAP, ISIL (Da'esh), dan semua individu,
kelompok, usaha dan entitas terkait lainnya,
Individu yang terkait dengan ISIL (Da'esh) dan Al-Qaida Sanksi Daftar dan
menekankan dalam hal ini kebutuhan untuk implementasi yang kuat dari tindakan di ayat 2
resolusi 2253 (2015) sebagai alat yang signifikan dalam memerangi aktivitas teroris di
Yaman, Memperhatikan pentingnya implementasi yang efektif dari rezim sanksi yang
P a g e 7 | 10

diberlakukan sesuai dengan resolusi 2140 (2014) dan resolusi 2216 (2015), termasuk peran
kunci yang dapat dimainkan oleh Negara-negara Anggota dalam hal ini, dan mendorong
upaya untuk meningkatkan kerjasama, mengingat ketentuan paragraf 14 resolusi 2216 (2015)
yang memberlakukan embargo senjata yang ditargetkan, dengan susah payah tertekan oleh
terus memburuknya situasi kemanusiaan yang menghancurkan di Yaman, mengungkapkan
keprihatinan serius pada semua halangan terhadap penyampaian bantuan kemanusiaan yang
efektif, termasuk pembatasan pengiriman barang-barang vital kepada penduduk sipil Yaman,
menekankan perlunya diskusi oleh Komite yang dibentuk sesuai dengan paragraf 19 resolusi
2140 (2014) ("Komite"), dari rekomendasi yang terdapat dalam laporan Panel of Experts,
Menentukan bahwa situasi di Yaman terus merupakan ancaman bagi perdamaian dan
keamanan internasional [ CITATION Sec16 \l 1057 ]

H. Kesimpulan
PBB (persatuan bangsa-bangsa) adalah suatu organisasi internasional yang menaungi
beberapa Negara dibawahnya. Awal mula terbentuknya PBB adalah menciptakan perdamaian
didunia, agar dunia terbebas dari berbagai macam konflik yang menghantui, dan PBB
berhasil menjalankan misinya selama beberapa tahun, yaitu mengakhiri konflik melalui
Dewan Keamananlah PBB berhasil menanggulangi konflik-konflik tersebut. Selain misi yang
telah berhasil dilaksanakan, PBB memiliki tujuan yang paling utama dalam didirikannya itu
sendiri yaitu sebagai penyelamat dari bencana perang, dan memuliaakan HAM disetiap
penjuru dunia, dan untuk siapapun tanpa terikat diskriminasi,
Berbicara tentang tujuan PBB, beberapa tahun lalu terdapat Konflik antara Yaman
dan Arab Saudi tepatnya pada tahun 2015. Konflik itu menyebabkan ribuan hingga puluhan
warga sipil terluka bahkan terbunuh akibat serangan udara dan pertempuran pada saat itu,
yang menyebabkan konflik pada saat itu adalah ketika otoritas Arab Saudi memulai serangan
militer besar-besaran di Yaman untuk memerangi pemberontak Houthi yang merupakan
sekutu Iran dan bertujuan mengambil alih pemerintahan. Sikap Arab Saudi pada saat itu
terhadap internasional selalu mengedepankan upaya ketentraman.
Melihat situasi yang terjadi di Yaman tindakan yang dilakukan Arab Saudi adalah
mulai turun tangan kedalam konflik tersebut. Setelah terjadinya konflik pemberontakan
tersebut, diadakannya serangan Decisive Storm yang berhasil membuat Houthi menghentikan
pemberontakan tersebut. Setelah kejadian itu terjadi, PBB mengeluarkan resolusi dalam
konflik Yaman dan Arab Saudi tersebut, yaitu The situation in the Middle East (Yemen) yang
menegaskan kembali komitmennya yang kuat terhadap kesatuan, kedaulatan, independensi
dan integritas teritorial Yaman mengekspresikan keprihatinan terhadap tantangan politik,
keamanan, ekonomi dan kemanusiaan yang sedang berlangsung di Yaman, termasuk
kekerasan yang terus berlanjut, dan ancaman yang timbul dari transfer ilegal, menolak
tindakan kekerasan untuk mencapai tujuan politik, dan menahan diri dari provokasi, serta
menegaskan kembali kebutuhan semua pihak untuk mematuhi kewajiban mereka berdasarkan
hukum internasional, termasuk hukum humaniter internasional dan hukum hak asasi manusia
internasional yang berlaku.
P a g e 8 | 10

DAFTAR ISI

Annan, K. (2005). Basic Facts About United Nations. United Nation Information Centre, 74.
Fanani, A. (2016). Rivalitas Arab Saudi-Iran di Yaman Era Arab Spring 2010-2016.
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 3.
Farida, K. (2017, November 9). PBB: Yaman Terancam Alami Bencana Kelaparan Terbesar
di
Dunia.
Retrieved
from
global.liputan6.com:
http://global.liputan6.com/read/3156548/pbb-yaman-terancam-alami-bencanakelaparan-terbesar-di-dunia
Fisher, E. (2011, April 6). United Nations Security Council (UNSC) reform and international
political decision making: a theoretical approximation. Retrieved from
cidempanama.org: http://cidempanama.org/wp-content/uploads/2011/04/6-06-UNSCEloy_Fisher.pdf.
Istanto. (1994). Hukum Internasional. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya Yokyakarta.
J.G.Merrills. (1995). International Dispute Settlement. Cambridge: Cambridge U.P.
Kurniawati, Y. (2017). Peran Dewan Keamanan PBB dalam rangka penyelesaian konflik di
Afrika Tengah. Universitas Hasanuddin Makassar.
Nugroho, M. (2016). Pola Intervensi Arab Saudi Dalam Konlik Yaman. Retrieved from
repository.umy.ac.id: http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/7797/h.
%20BAB%20IV.pdf?sequence=8&isAllowed=y.
Sanjaya, A. (2015). Resolusi Dewan Keamanan PBB Prosedur Pembuatan dan Kekuatan
Mengikat.
Retrieved
from
www.landasanteori.com:
http://www.landasanteori.com/2015/10/resolusi-dewan-keamanan-pbb-prosedur.html
Satrio, A. (2008). Peran PBB dalam proses penyelesaian Konflik. Retrieved from
www.lontar.ui.ac.id:
http://www.lontar.ui.ac.id/file?file=digital/118802-T+25115Peran+organisasi-Analisis.pd
Security Council. (2015, April 14). 15-05874 (E). Retrieved from www.un.org:
http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/2216(2015)
Security council. (2016, Februari 24). The situation in the Middle East (Yemen). Retrieved
from
http://www.un.org:
http://www.un.org/en/ga/search/view_doc.asp?symbol=S/RES/2266(2016)
Sopiana, A. (2013, Maret 23). Struktur Organisasi PBB. Retrieved from
http://www.sridianti.com: http://www.sridianti.com/struktur-organisasi-pbb.html
United Nations. (2007). Intergovernmental Negotiations and Decision Making at The United
Nations : A Guide Second Auditon. New York: United Nations.
P a g e 9 | 10

VOA Indonesia. (2017, Mei 19). Perang Saudara dan Campur Tangan Arab Saudi di Yaman
. Retrieved from www.voaindonesia.com: https://www.voaindonesia.com/a/perangsaudara-dan-campur-tangan-arab-saudi-di-yaman/3861609.html

P a g e 10 | 10