ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS PADA GASTRIT

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
PADA GASTRITIS
A. Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama

:

Usia

:

Jenis kelamin

:

Jenis pekerjaan

:

Alamat


:-

Suku/bangsa

:

Agama

:-

Tanggal MRS

:-

No. Registrasi

:-

Tingkat pendidikan: Bagi orang/keluarga yang tingkat pendidikannya rendah/minim

mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh penyakit ini,
bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan
yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.
2. Keluhan utama
Keluhan utama pasien dengan penyakit gastritis biasanya nyeri di ulu hati atau
nyeri didaerah Epigastrium dan perut sebelah kanan bawah.Nyeri yang dialami
dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu
sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa
takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis.
3. Riwayat kesehatan
a. Riwayat penyakit sekarang
Pasien dengan gastritis biasanya mengeluh nyeri.Nyeri yang dialami
dipengaruhi oleh pengalaman, persepsi, toleransi dan reaksi orang terhadap nyeri itu
sendiri. Individu memberi respon yang berbeda terhadap nyeri, ada yang disertai rasa
takut, gelisah, dan cemas sedangkan yang lain penuh dengan toleransi dan optimis.
Pasien gastritis biasanya juga mengalami mual dan muntah.Mual dan muntah
dikendalikan oleh pusat muntah pada dasar ventrikel otak keempat.Pusat muntah

dibagian dorsal lateral dari formasio retikularis medula oblongata, yaitu pada tingkat
nukleus motorik dorsal lateral dari syaraf vagus.Pusat ini terletak dekat dengan pusat

salivasi, vasomotor dan pernafasan. Alat keseimbangan dapat terserang akibat proses –
proses sentral atau perifer. Peranan dari pusat muntah adalah mengkoordinir semua
komponen komplek yang terlibat dalam proses muntah.
Terjadinya muntah didahului oleh salivasi dan inspirasi dalam sfinter
esophagus akan relaksasi, laring dan palatum mole tingkat dan glotis menutup.
Selanjutnya diafragma akan berkontraksi dan menurun serta dinding perut juga
berkontraksi mengakibatkan suatu tekanan pada lambung dan sebagian isinya
dimuntahkan. Peristiwa ini didahului oleh statis lambung, kontraksi duodenum, dan
antrum lambung.Mual dirasakan sebagai sensasi tidak enak diepigastrium, dibelakang
tenggorokan dan perut.Sensasi mual biasanya disertai dengan berkurangnya motilitas
lambung dan meningkatnya kontraksi duodenum.
Terdapat lima penyebab muntah yang utama diantaranya adalah penyakit
psikogenik, proses – proses sentral, proses sentral tidak langsung, penyakit perifer dan
iritasi lambung atau usus. Konsekuensi dari muntah yang berat dan lama akan
meningkatkan dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit serta gangguan asam basa.
b. Riwayat penyakit dahulu
Perawat menanyakan kepada pasien tentang masalah masa lalu pada sistem
Gastrointestinal.Pernahkan pasien dirawat dirumah sakit?Untuk melanjutkan pengkajian
keperawatan riwayat pasien, perawat mencatat status kesehatan umum pasien serta
gangguan dan perbedaan gastrointestinal sebelumnya.Obat – obatan, dapatkan informasi

lengkap tentang obat yang diresepkan dan yang dijual bebas, baik saat ini dan yang
digunakan sebelumnya.Tanyakan tentang penggunaan Aspirin, dan obat antiinflamasi
nonsteroid (NSAID) yang dapat memperberat gastritis.
c. Riwayat penyakit keluarga
Riwayat kesehatan keluarga tentang penyakit Gastrointestinal yang dapat
mempengaruhi masalah kesehatan saat ini dan masa lalu pasien.
4. Pemeriksaan Fisik Review of system (ROS)
Keadaan umum

: tampak kesakitan pada pemeriksaan fisik terdapat nyeri tekan di
kwadran epigastrik.

B1(breath)

: takhipnea

B2 (blood)

: takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian perifer
lambat, warna kulit pucat.


B3 (brain)

: sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi,
nyeri epigastrum.

B4 (bladder)
B5 (bowel)

: oliguria, gangguan keseimbangan cairan.
: anemia, anorexia, mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap
makanan pedas.

B6 (bone)

: kelelahan, kelemahan

5. Fokus Pengkajian
1. Aktivitas / Istirahat
Gejala


:kelemahan, kelelahan

Tanda

:takikardia, takipnea / hiperventilasi (respons terhadap aktivitas)

2. Sirkulasi
Gejala

: kelemahan, berkeringat

Tanda

: hipotensi (termasuk postural), takikardia, disritmia (hipovolemia /
hipoksemia), nadi perifer lemah, pengisian kapiler lambat / perlahan
(vasokonstriksi), warna kulit pucat, sianosis (tergantung pada jumlah
kehilangan darah), kelemahan kulit / membran mukosa, berkeringat
(menunjukkan status syok, nyeri akut, respons psikologik)


3. Integritas ego
Gejala

: faktor stress akut atau kronis (keuangan, hubungan kerja), perasaan tak
berdaya.

Tanda

: tanda ansietas, misalnya gelisah, pucat, berkeringat, perhatian
menyempit, gemetar, suara gemetar.

4. Eliminasi
Gejala

: riwayat perawatan di rumah sakit sebelumnya karena perdarahan
gastroenteritis (GE) atau masalah yang berhubungan dengan GE,
misalnya luka peptik atau gaster, gastritis, bedah gaster, iradiasi
area gaster. Perubahan pola defekasi / karakteristik feses.

Tanda


:
a) nyeri tekan abdomen, distensi
b) bunyi usus : sering hiperaktif selama perdarahan, hipoaktif setelah
perdarahan.

c) karakteristik feses : diare, darah warna gelap, kecoklatan atau
kadang-kadang merah cerah, berbusa, bau
busuk (steatorea), konstipasi dapat terjadi
(perubahan diet, penggunaan antasida).
d) haluaran urine : menurun, pekat.
5. Makanan / Cairan
Gejala

:
a) anoreksia, mual, muntah (muntah yang memanjang diduga
obstruksi pilorik bagian luar sehubungan dengan luka duodenal).
b) masalah menelan : cegukan
c) nyeri ulu hati, sendawa bau asam, mual atau muntah


Tanda

: muntah dengan warna kopi gelap atau merah cerah, dengan atau tanpa
bekuan darah, membran mukosa kering, penurunan produksi mukosa,
turgor kulit buruk (perdarahan kronis).

6. Neurosensi
Gejala
Tanda

: rasa berdenyut, pusing / sakit kepala karena sinar, kelemahan.
: tingkat kesadaran dapat terganggu, rentang dari agak cenderung tidur,
disorientasi / bingung, sampai pingsan dan koma (tergantung pada
volume sirkulasi / oksigenasi).

7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala

:
a) nyeri, digambarkan sebagai tajam, dangkal, rasa terbakar, perih,

nyeri hebat tiba-tiba dapat disertai perforasi. Rasa ketidaknyamanan /
distres samar-samar setelah makan banyak dan hilang dengan makan
(gastritis akut)
b) nyeri epigastrum kiri sampai tengah / atau menyebar ke punggung
terjadi 1-2 jam setelah makan dan hilang dengan antasida (ulkus
gaster)
c) nyeri epigastrum kiri sampai / atau menyebar ke punggung terjadi
kurang lebih 4 jam setelah makan bila lambung kosong dan hilang
dengan makanan atau antasida (ulkus duodenal)

d) tak ada nyeri (varises esofegeal atau gastritis)
e) faktor pencetus : makanan, rokok, alkohol, penggunaan obatobatan tertentu (salisilat, reserpin, antibiotik, ibuprofen), stresor
psikologis.
Tanda

: wajah berkerut, berhati-hati pada area yang sakit, pucat, berkeringat,
perhatian menyempit.

8. Keamanan
Gejala

Tanda

: alergi terhadap obat / sensitif misal : ASA
: peningkatan suhu, spider angioma, eritema palmar (menunjukkan sirosis /
hipertensi portal)

9. Penyuluhan / Pembelajaran
Gejala

: adanya penggunaan obat resep / dijual bebas yang mengandung ASA,
alkohol, steroid. NSAID menyebabkan perdarahan GI. Keluhan saat ini
dapat diterima karena (misal : anemia) atau diagnosa yang tak berhubungan
(misal: trauma kepala), flu usus, atau episode muntah berat. Masalah
kesehatan yang lama misal : sirosis, alkoholisme, hepatitis, gangguan
makan (Doengoes, 1999, hal: 455).

6. Pemeriksaan Diagnostik
a. Pemeriksaan darah
Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah.Hasil tes
yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu
dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi.Tes darah
dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung
karena gastritis.
b. Uji napas urea
Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H.
Pylori dalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2).CO2 cepat diabsorbsi
melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.
c. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak.Hasil yang
positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya
darah dalam feses.Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.
d. Endoskopi saluran cerna bagian atas
Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas
yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah
selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung
dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop
dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan
dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit
sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium
untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit.Pasien biasanya
tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari
anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam.Hampir tidak ada resioko akibat tes
ini.Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat
menelan endoskop.
e. Rontgen saluran cerna bagian atas
Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya.
Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini
akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.
f. Analisis Lambung
Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk
menegakkan diagnosis penyakit lambung.Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam
lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur
BAO( basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan
diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam
jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).
g. Analisis stimulasi
Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum
acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau
pentagastrin.Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul pada pasien dengan Gastritis yaitu:

a.

Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung sekunder karena stress

psikologi
b.

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurangnya intake

makanan
c.

Kekurangan volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan

intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah)
d.

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan imunitas menurun dan proses penyakit

e.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi.

f.

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi pada mukosa lambung

C. Perencanaan
No

DIAGNOSA

.
1.

KEPERAWATAN
Nyeri
berhubungan
1.

INTERVENSI
Selidiki

RASIONAL
keluhan
1.

Untuk

dengan iritasi mukosa nyeri, perhatikan lokasi, letak
lambung

sekunder itensitas

karena stress psikologi

nyeri,

Tujuan:

Anjurkan

pasien
2.

dilakukan segera saat mulai

tenang

menurunkan

tegangan

Pantau tanda-tanda otot

dan vital

3.

Respon autonomik

keadaan umum cukup

meliputi,

baik

pada TD, nadi, RR,
4.

Kriteria Hasil:
1.

berhubungan

akibat nyeri pada klien dengan

penghilangan

Klien serta keluarganya
yang
Klien

nyeri
4.

dirasakan

berkurang atau hilang 5.

perubahan

Jelaskan sebab dan yang

mengungkapakan nyeri

2.

nyeri

pemulihan otot dengan

selama 2 x 24 jam nyeri
dapat

Intervensi dini pada
memudahkan

keperawatan

dapat berkurang, pasien
3.

dan

yang akan dilakukan

untuk melaporkan nyeri kontrol

Setelah
tindakan

nyeri

dan memudahkan intervensi

skala nyeri
2.

mengetahui

Dengan sebab dan
akibat nyeri diharapkan

Anjurkan

istirahat klien

tidak selama fase akut

berpartisipasi

dalam perawatan untuk

menyeringai kesakitan 6.
3.

Anjurkan

teknik mengurangi nyeri

TTV dalam batasan distruksi dan relaksasi 5.
normal

4.

yang

Intensitas

nyeri

berkurang 1-10)

Berikan

situasi
6.

lingkungan
tidur,

peningkatan

aktivitas

dengan cepat

oleh

Menurunkan tegangan
meningkatkan

relaksasi,

dan

meningkatkan

rasa

kontrol dan kemampuan

8.

Kolaborasi dengan koping
tim

medis

dalam
7.

pemberian tindakan



diperberat

yang otot,

Menunjukkan rileks, kondusi
istirahat

nyeri

gerakan

berkurang (skala nyeri
7.
5.

Mengurangi

Memberikan
dukungan

(fisik,

emosional,
meningkatkan

rasa

kontrol,

dan

kemampuan koping)
8.

Menghilangkan atau
mengurangi

2.

Nutrisi

kurang

kebutuhan

dari
1.

Anjurkan

pasien
1.

keluhan

nyeri klien
Menjaga

nutrisi

tubuh untuk makan dengan pasien tetap stabil dan

berhubungan

dengan porsi yang sedikit tapi mencegah

kurangnya

intake sering

makanan

2.

Berikan

makanan
2.
3.

tindakan

keperawatan

selama

3x24

kebutuhan

Untuk mempermudah
pasien menelan

Tujuan:
dilakukan
3.

mual

muntah

yang lunak
Setelah

rasa

Lakukan oral hygiene

Kebersihan

mulut

dapat merangsang nafsu
makan pasien

jam
nutrisi
4.

pasien terpenuhi

Timbang BB dengan
4.
teratur

Mengetahui
perkembangan

status

nutrisi pasien
Kriteria hasil:
1.

Keadaan

5.

Observasi

tekstur,
5.

umum turgor kulit pasien

Mengetahui
nutrisi pasien

status

cukup

6.

2.

Turgor kulit baik

3.

BB meningkat

4.

Kesulitan

cairan

volume
1.

kebutuhan

Penuhi

nutrisi

yang

Intake cairan yang

Anjurkan adekuat

untuk

dengan (dewasa

:

minum

akan

mengurangi

resiko

40-60 dehidrasi pasien.

tidak cc/kg/jam).

adekuat dan output cair
2.
berlebih

kebutuhan
1.

dari individual.
tubuh klien

berhubungan

yang

keseimbangan
pasien

kurang

intake

output nutrisi

Mengetahui

menelan

berkurang
Kekurangan

3.

Observasi intake dan
6.

Berikan

(mual tambahan

dan muntah)

IV

cairan
2.

Mengganti kehilangan

sesuai cairan dan memperbaiki

indikasi.

keseimbangan

cairan

dalam fase segera.
Tujuan:
Setelah
tindakan

dilakukan
keperawatan
3.

Awasi tanda-tanda
3.

Menunjukkan status

selama 1x24 jam intake vital, evaluasi turgor dehidrasi
cairan adekuat.

kulit, pengisian kapiler kemungkinan
dan membran mukosa.

kebutuhan

Kriteria Hasil:
Mukosa bibir lembab4.

2.

Turgor kulit baik

3.

Pengisian kapiler baik ranitidine
Input

dan

Kolaborasi pemberian penggantian cairan.
cimetidine

dan
4.

output

untuk

Resiko tinggi infeksi
1.
berhubungan

berfungsi
menghambat

dengan gejala infeksi sistemik infeksi pada pasien

proses penyakit

Setelah

dan

sekresi asam lambung
Monitor tanda dan
1.
Mengetahui adanya

imunitas menurun dan dan lokal

Tujuan:

Cimetidine
ranitidine

seimbang
4.

untuk

peningkatan

1.

4.

atau

2.

3.
dilakukan

2.

Pasien tidak semakin

terhadap stres
keadaannya
kerentanan infeksi
Monitor

Batasi pengunjung

3.

Mengetahui
kulit pasien

dengan
turgor

tindakan keperawatan,

4.

Mencegah

pasien tidak mengalami
4.
Inspeksi kulit dan kekurangan nutrisi pada
infeksi lebih lanjut
membran
mukosa tubuh pasien
terhadap

kemerahan,
5.
panas dan drainase

Kriteria hasil:
1.

Pasien bebas dari
5.
tanda dan gejala infeksi
Tidak ada rubor, color,
6.
dolor,
tumor
dan
fungsiolesa.

2.

Menunjukan
7.
kemampuan
untuk
mencegah

timbulnya

Dorong

masukan

nutrisi yang cukup

6.
Mempercepat proses
masukan penyembuhan
cairan yang cukup
Dorong

7.

Keluarga mengetahui

diadakannya
Dorong pasien untuk kapan
imunisasi
istirahat
8.

infeksi
3.

Mencegah dehidrasi

Keluarga mengetahui
manfaat imunisasi

8.
Menunjukan perilaku

Informasikan kepada

keluarga kapan jadwal
9.
Menjaga
dan
4.
Personal hygiene imunisasi (DPT, Polio, mencegah dari bakteri
pasien terpenuhi baik Campak, Rubella)
dan
mikroorganisme
hidup sehat

9.
sacara mandiri maupun

Jelaskan keuntungan yang
imunisasi

dibantu keluarga.

dapat

memperburuk penyakit
10. Mengurangi inflamasi

10.

Ajarkan

kepada

pengunjung

untuk

mencuci tangan setiap
kali masuk dan keluar
dari ruangan klien.
11. Kolaborasi : Berikan
antibiotik

jika

diperlukan
5.

Kurang

pengetahuan
1.

berhubungan

Beri

pendidikan
1.

Memberikan

dengan kesehatan (penyuluhan) pengetahuan

kurangnya informasi.

tentang penyakit

dimana

klien

dasar
dapat

Tujuan:

2.

Setelah

membuat

pilihan

Beri kesempatan klien informasi

tentang

dilakukan atau

keluarga

tindakan

keperawatan bertanya

pasien

mendapatkan
3.

informasi

yang

untuk kontrol
kesehatan.

Beritahu

tentang
2.

untuk

Kriteria hasil:

4.

Klien

Evaluasi

pengenalan

/

tingkat pencegahan

dini

dapat pengetahuan klien

terhadap

komplikasi

menyebutkan

seperti ulkus peptik dan

pengertian

pendarahan

2.

Penyebab

3.

Tanda dan gejala

4.

Perawatan

dan
1.

berhubungan
proses

Observasi tanda 1.


dengan tanda vital

infeksi

pada
2.

mukosa lambung

2.
Berikan minuman per
oral

3.
Tujuan:

3.
Kompres dengan air
hangat

Setelah

dilakukan
4.

Kolaborasi pemberian

tindakan keperawatan, Antipiretik
pasien tidak mengalami
5.
Monitor masukan dan
peningkatan suhu tubuh keluaran cairan dalam
24 jam
Kriteria hasil:
Suhu tubuh dalam
batas normal
Suhu

tubuh

pada

lambung.

pengobatan.
Hipertermi

1.

periodik

kesembuhan meningkatkan

klien.

6.

Pengkajian / evaluasi

tepat pentingnya obat-obatan secara

dan efektif.

1.

masalah

normal

berkisar antara 36 – 37

Mengetahui tandatanda vital pasien
Menurunkan

suhu

tubuh pasien
Mengetahui adanya
dehidrasi pada pasien

derajat celsius
2.

Menjelaskan tindakan
untuk

mengurangi

peningkatan suhu tubuh
Tindakan

untuk

mengurangi
peningkatan

suhu

tubuh.
3.

Tidak ada perubahan
warna kulit.
Warna

kulit

tidak

sianosis,

turgor

kulit

baik.
4.

Denyut nadi normal

5.

Respirasi normal

6.

Cairan

seimbang

(intake dan out put)
dalam 24 jam
7.

Tekanan darah dalam
batas normal

4.4
No.

Evaluasi
Diagnosa Keperawatan

Evaluasi
S : anak mengatakan nyeri yang

1.

Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa
lambung sekunder karena stress psikologi

dirasakan mulai berkurang
O : pasien terlihat lebih rileks
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
S : keluarga pasien mengatakan
nafsu makan pasien berkurang dan
sering kali mengeluh mual dan

2.
Nutrisi

kurang

dari

kebutuhan

tubuh muntah

berhubungan dengan kurangnya intake makanan

O : pasien sering terlihat muntah
beberapa kali dalam sehari
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi
S : Anak mengatakan bahwa dirinya

Kekurangan
3.

volume

cairan

kurang

dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake
yang tidak adekuat dan output cair yang
berlebih (mual dan muntah)

sudah tidak merasa mual
O : kondisi umum pasien baik,
turgor kulit baik, tidak tampak
lemah
A : masalah teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
S : Keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien mengeluh perih pada

4

Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan
imunitas menurun dan proses penyakit

bagian perut
O : pasien terlihat memegang perut,
wajah terlihat pucat dan gelisah
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi

S : keluarga pasien mengatakan
cukup paham dengan kondisi pasien
dan
5

Kurang

pengetahuan

berhubungan

dengan

kurangnya informasi.

mengerti

dilakukan

apa

saat

yang

pasien

harus
merasa

kesakitan
O : keluarga pasien terlihat tanggap
saat pasien mengeluh kesakitan
A : masalah teratasi
P : hentikan intervensi
S : keluarga pasien mengatakan
bahwa pasien tidak demam

6.

Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi
pada mukosa lambung

O : suhu 37 C
A : masalah teratasi
P : intervensi dihentikan

ASUHAN KEPERAWATAN PADA GASTRITIS

No. Register
:
Ruang
:
Tanggal/Jam MRS
:
Tanggal Pengkajian :
Diagnosa Medis
:
1.

2.

101.8680
Bougenvile
28 September 2012/ 21.00 WIB
29 September 2012
Gastritis

IDENTITAS
a.
Biodata Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Agama
Suku/bangsa
Pendidikan
Pekerjaan
Alamat
b.
Penanggung Jawab
Nama
Umur
Jenis Kelamin
Agama
Pekerjaan
Hubungan dengan px
Alamat

:
:
:
:
:

Tn. S
Laki-laki
65 tahun
Islam
Indonesia
: SMA
: Swasta
: Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda

:
:
:
:
:
:
:

Ny. N
33 tahun
Perempuan
Islam
Ibu Rumah Tangga
Istri
Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda

RIWAYAT KESEHATAN
a.
Keluhan Utama
Pasien mengeluh nyeri perut.
b.

c.

Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa
nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas
serta terasa panas. Rasa nyerinya berada di skala 7 dari skala nyeri 0-10 menurut
Bourbanis. Menurut Bourbanis skala 7 menggambarkan nyeri berat terkontrol
dimana terkadang tidak dapat mengikuti perintah tetapi respon terhadap tindakan,
dapat menunjukkan nyeri tetapi tidak dapat mendiskripsikannya, tidak dapat diatasi
dengan alih posisi nafas panjang dan distraksi.Pasien mengatakan merasa lebih baik
jika dibuat berbaring.Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu
makan pasien menurun. Pasien mengatakan keluhan ini terjadi hampir seminggu
sampai akhirnya dia dibawa ke IGD RSUD Bangli pada tanggal 28 September 2012
pukul 21.00 WIB.
Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan bahwa pernah dirawat dengan penyakit yang sama (gastritis)
pada tanggal 5 April 2009, dan diberi obat Antasida.
d.

3.

Riwayat Penyakit Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan seperti
Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.

POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI
a.
Nutrisi
Di Rumah
: makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis
dalam 1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan
terhadap makanan, pasien minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap
hari.
Di Rumah Sakit
: pasien mengatakan pagi hanya makan bubur habis
1/4 porsi karena pasien merasa mual setiap kali mau makan dan
sehabis makan pasien sering muntah. Pasien minum air putih habis
4-5 gelas (1000-1200cc) setiap hari.
b.

Eliminasi
Di Runah

: pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan
dalam BAB.
Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien
tidak ada kesulitan dalam BAK.
Di Rumah Sakit
: pasien mengatakan selama dirawat di rumah sakit klien
BAB dengan frekuensi 1x sehari, konsistensi keras (berbentuk bulatbulat kecil), warna hitam, bau khas dan pasien mengeluh sulit untuk
BAB.
Pasien mengatakan BAK dengan frekuensi 5-6x sehari warna
kekuningan, bau khas dan tidak ada keluhan dalam BAK.
c.

Istirahat dan Tidur
Di Rumah
:pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidur pukul
22.00 WIB dan bangun pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.
Di Rumah Sakit
:pasien mengatakan tidur selama 9jam mulai pukul 21.00
WIB, kalau malam sering terbangun karena suasana yang panas,
pasien bangun pukul 06.00 WIB.

d.

Aktifitas Fisik
Di Rumah
: pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan
orang lain maupun alat bantu.
Di Rumah Sakit
: pasien mengatakan bisa melakukan aktivitas sehari-hari sesuai
kemampuan, pasien ke kamar mandi dibantu oleh keluarga, pasien
tidak mengalami kesulitan dalam melakukan personal hygiene,
pasien mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena
perut terasa sakit saat bergerak.

e.

Personal Hygiene

Di Rumah

: pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, keramas 2
kali dalam seminggu, ganti baju 1 kali sehari, dan tidak ada
gangguan apapun.
Di Rumah Sakit
: pasien diseka oleh keluarga 2 kali sehari yaitu pagi dan sore
dengan tidak memakai sabun.
4.

5.

DATA PSIKOSOSIAL
a.
Status Emosi
Emosi pasien stabil.
b.

Konsep Diri
Body Image : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan
membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh
Self Ideal
: pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan
mendapat perhatian yang cukup dari keluarga
Self Eksterm : pasien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang ke
rumah
Role
: pasien sebagai kepala keluarga.
Identity
: pasien bernama Tn. “S” dengan usia 35 tahun yang
beralamatkan di Bojong Menteng Rt. 03/ IX Kelurahan Pasir Kuda

c.

Interaksi Sosial
Hubungan pasien dengan perawat serta pasien lain dalam satu ruangan baik.
Pasien juga keluarga juga baik.

d.

Spiritual
Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tidak bisa
menjalankan sholat lima waktu. Pasien hanya dapat berdoa demi kesembuhannya.

PEMERIKSAAN FISIK
a.
Keadaan Umum
Keadaan umum kurang
b.
c.

d.

Kesadaran
CM (Composmentis)
Tanda-Tanda Vital
TD : 120/80 mmHg
N
: 80 x/menit

4-5-6
S : 37°C
RR : 20 x/menit

Kepala
Kulit Kepala
Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.
Wajah
Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema.
Mata
Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik.
Hidung
Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung.

Telinga
Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
Mulut
Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan
gusi.
e.

Leher
Tidak terdapat pembesaran tiroid.

f.

Dada dan Thorak
Inspeksi
: bentuk simetris
Palpasi
: tidak ada benjolan dan nyeri tekan
Perkusi
: suara jantung pekak, suara paru sonor
Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2)

g.

Abdomen
Inspeksi
:
Palpasi
:
Perkusi
:
Auskultasi :

simetris, datar
ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)
timpani
bising usus ± 8x/menit

h.

Ekstremitas
Ekstremitas atas
: terpasang infus RL 20 tpm (tetes per menit) pada tangan
kiri, tidak terdapat oedem.
Ekstremitas bawah : tidak terdapat luka, tidak terjadi kelumpuhan, dan tidak
oedem.

i.

Genetalia
Tidak terpasang kateter.

6.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
WBC (SEL DARAH PUTIH) : 9,51 . 103m/l (4,00 – 10,00)
RBC (eritrosit) : 5,39 . 106m/l (3,50 – 5,50)
HGB (hemoglobin) : 14,3 g/dl (11,0 – 16,0)
HCT (hemotokrit) : 42,8% (37,0 – 50,0)
MCV (Volume Korpuskular rerata) : 79,4 fl (80,0 – 50,0)
MCH : 26,5 pg (27,0 – 100,0)
MCHC : 33,0 g/dm (32,0 – 31,0)
RDW : 12,9% (1,5 – 36,0)
PLT : 207 . 103m/l (150 – 450)
MPV : 7,0 fl (7,0 – 11,0)
PDW : 16,1 (15,0 – 17,0)

7.

TERAPI DAN PENATALAKSANAAN
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi :
Cefotaxime (1gr)

Ranitidine (2x1 mg)
Oral
:
Antasida
(3x500 mg)

8.
ANALISA DATA

Nama
Umur

: Tn. “S”
: 65 tahun

NO.

PENGKAJIAN

2.
3.
1.
2.
3.
1.

: 101.8680
: Bougenvile

ETIOLOGI
Peradangan pada
dinding mukosa
lambung (gaster)

MASALAH
Gangguan rasa
nyaman (Nyeri)

DS :
Tn.“S” sering merasa mual dan
muntah
Tn.“S” mengatakan kalau dia
hilang selera makan
Tn.“S” sering merasa kenyang
DO :
Diagnosa Medis dari Tn.“S”
adalah Gastritis
Tn.“S” tampak lemah dan
tidak berenergi
Kesadaran Tn.“S” Composmentis

Pemenuhan nutrisi
tidak adekuat

Gangguan pola
makan: kurang dari
kebutuhan tubuh

DS:
Tn.“S” mengatakan di rumah
sakit BAB dengan konsistensi feses
keras

Kurang aktivitas

Konstipasi

29
DS:
Septembe 1. Tn. “S” mengatakan kalau daerah
r 2012
ulu hatinya terasa panas dan
terbakar
2. Tn.“S” mengatakan kalau
nyerinya hilang timbul jika
epigastrium di tekan
3. Tn.“S” mengeluh sering merasa
mual dan muntah
DO:
1. Diagnosa medis dari Tn.“S”
adalah gastritis
2. Skala nyeri klien 7 dari skala (010)
3. Nyeri tekan pada daerah ulu hati
(epigastrium) Tn.“S”
1.

No.Reg
Ruang

2.

Tn. “S” mengatakan lebih
banyak berbaring di tempat
DO:
1. Palpasi abdomen : teraba keras di
perut sebelah kiri bawah
2. Auskultasi pada
abdomen: peristaltik ± 4x/mnt
3. tidur karena perut terasa sakit
saat bergerak
DS:
1.Tn.“S” mengatakan hal yang
dipikirkan terhadap penyakitnya
adalah penyakit jantung karena di
ulu hati terasa perih, panas dan
kemeng-kemeng.
DO:
1.Tn.“S” tampak bingung
terhadap penyakitnya

Kurang informasi

Kurang
pengetahuan

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama
Umur
NO
.
1.

: Tn. “S”
: 65 tahun

No.Reg
Ruang

: 101.8680
: Bougenvile

TGL/JAM

DIAGNOSA KEPERAWATAN

29
September
2012

Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10))
berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)
DS:
1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa panas dan terbakar
2.Tn.“S” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di
tekan
3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
DO:
1.Diagnosa medis dari Tn.“S” adalah gastritis
2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)
3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium) Tn.“S”

2.

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan
pemenuhan nutrisi tidak adekuat
DS :
1.Tn.“S” mengatakan sering merasa mual dan muntah
2.Tn.“S” mengatakan kalau dia hilang selera makan
3.Tn.“S” mengatakan sering merasa kenyang
DO :
1.
Diagnosa Medis dari Tn.“S” adalah Gastritis
2.
Tn.“S” tampak lemah dan tidak berenergi
3.
Kesadaran Tn.“S” Composmentis

3.

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas
DS:
1.
Tn.“S” mengatakan di rumah sakit BAB dengan konsistensi feses keras
2.
Tn. “S” mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut
terasa sakit saat bergerak
DO:
1.
Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri bawah
2.
Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

4.

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
DO:
1.
Tn.“S” mengatakan bingung terhadap penyakitnya
DS:
1.
Tn.“S” mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah
penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
Nama
Umur

: Tn. “S”
: 65 tahun

NO.

TGL/JAM

DIAGNOSA
KEPERAWATAN

1.

29
September
2012

Gangguan rasa
nyaman (Nyeri)
berhubungan
dengan peradangan
pada dinding
mukosa lambung
(gaster)

No.Reg
Ruang
TUJUAN/
KRITERIA
HASIL
Rasa Nyeri klien
berkurang dengan
tidak
ada peradangan
atau iritasi pada
mukosa lambung
Tn.S dalam
waktu 2 x 24 jam
dengan kriteria:
1.Skala Nyeri
Tn.S berkurang
2.Tn.S tidak
merasa
nyeri pada
epigastrium
(uluhati)
3.Tn.S tidak
meringis (tidak
nyeri tekan
abdomen)

: 101.8680
: Bougenvile

INTERVENSI

RASIONAL

1.Catat keluhan
nyeri,
termasuk lokasi,
lamanya,
intensitas (skala
0-10)
2.Kaji ulang
faktor yang
meningkatkan
atau
menurunkan
nyeri
3.Berikan
makanan sedikit
tapi sering
sesuai indikasi
untuk pasien
4.Bantu latihan
rentang
gerak aktif
/pasif
5.Berikan
perawatan oral
sering dan
tindakan
kenyamanan
(pijatan
punggung,
perubahan posisi
)
Kolaborasi:
1.Berikan obat
sesuai indikasi,
misal : Antasida
2.Antikolinergik
(misal : belladon
na, atropin)

1.nyeri tidak selalu
ada tetapi bila ada
harus dibandingkan
dengan gejala nyeri
pasien
sebelumnya,dimana
dapat membantu
mendiagnosa etiologi
perdarahan dan
terjadinya komplikasi.
2.membantu dalam
membuat diagnosa
dan kebutuhan terapi.
3.makanan
mempunyai
efek penetralisir
asam, juga
menghancurkan
kandungan
gaster.Makan sedikit
mencegah distensi dan
haluaran gastrin
4. menurunkan
kekakuan sendi,
meminimalkan nyeri
ketidaknyamanan.
5.Napas bau karena
tertahanya sekret
mulut menimbulkan
tak nafsu makan dan
dapat meningkatkan
mual. Gingivitis dan
masalah gigi dapat
meningkat
1.menurunkan
keasaman
gaster dengan absorbsi
atau dengan
menetralisir kimia

2.diberikan pada
waktu tidur
untuk menurunkan
motilitas
gaster,menekan
produksi asam,
memperlambat
pengosongan gaster,
dan menghilangkan
nyeri nokturnal.
2.

Gangguan pola
makan: kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan pemenuhan
nutrisi
tidak adekuat

Pola Makan dari
Tn.S teratur
dengan cukup
memenuhi
kebutuhan nutrisi
dalam waktu 2 x
24 jam dengan
kriteria:
1.Klien tidak
mual
2.Klien tidak
merasa nyeri
akibat gastritis
atau iritasi dari
mukosa lambung

1.Timbang berat
badan sesuai
indikasi
2.Aukultasi
bising usus
3.Berikan
makanan
dalam jumlah
kecil dan dalam
waktu yang
sering dan
teratur
4.Tentukan
makanan yang
Tidak membent
uk gas.
5.Berikan
perawatan oral
teratur, sering
dan teratur
termasuk minya
k untuk bibir

3.

Konstipasi
berhubungan
dengan kurang
aktivitas

BAB dari Tn.S
lancar dengan
bisa melakukan
aktivitas (banyak
gerak) ditempat
tidur dalam
waktu 2 x 24 jam
dengan kriteria:
1.Feses lunak
(normal)

1.Ajarkan alih
baring setiap 2
jam sekali
2.Anjurkan pada
klien
untuk minum
banyak (10-12
gelas)
3.Anjurkan pada
klien

1.Mengevaluasi
keefektifan atau
kebutuhan mengubah
pemberian nutrisi
2.Membantu dalam
menentukan respon
untuk makan
atau berkembangnya
komplikasi
3.Meningkatkan
proses pencernaan dan
toleransi pasien
terhadap nutrisi yang
diberikan dan dapat
meningkatkan
kerjasama pasien saat
makan
4.Dapat
mempengaruhi nafsu
makan/pencernaan
dan membatasi
masukan nutrisi
5.Mencegah
ketidaknyamanan
karena mulut kering
dan bibir pecah yang
disebabkan
oleh pembatasan
cairan
1.Banyak aktivitas
bisa merangsang
gerakan peristaltik
2.Banyak minum
untuk mencairkan
feses
3.Serat sangat
berfungsi
untuk melancarkan
proses defekasi karena

2.Mudah proses
defekasi

4.

Kurang
pengetahuan berhu
bungan dengan
kurang informasi

untuk makan
tinggi serat
(pepaya)
4.Kolaborasi
pemberian obat
laksatif.
Tn.S mengetahui 1.Kaji tingkat
masalah yang dia pengetahuan
alami dengan
tentang
memberikan
penyakitnya
informasi
2.Berikan
terhadap masalah pendidikan
dari Tn.S dalam
kesehatan
waktu 1 x 24 jam tentang
dengan kriteria:
penyakitnya
1.Tn.S tahu
3.Motivasi klien
tentang penyakit
untuk melakuka
dan tidak salah
n anjuran
persepsi
dalam pendidika
2.Tn.S tidak
n kesehatan
bingungterhadap 4.Beri
masalahkesehatan kesempatan
yang diaalami
untuk
klien bertanya
tentang
penyakitnya

serat bisa melunakan
konsistensi feses
4.Untuk melancarkan
proses defekasi
1.Untuk mengetahui
sampai
mana pengetahuan
klien sehingga
memudahkan untuk
memberikan penyuluh
an
2.Untuk menambah
informasi
3.Untuk menambah
semangat dan
harapanya klien mau
melakukan hal positif
untuk kesehatan
4.Untuk menambah
pengetahuan klien

TINDAKAN KEPERAWATAN
Nama
Umur
Tanggal/jam
29
September
2012 / 10.00
WIB

29
September
2012/ 19.00
WIB

30
September
2012/ 10.00
WIB

: Tn. “S”
: 65 tahun
Dx
Implementasi
I 1. Menjelaskan pendekatan pada px dan
keluarga dengan BHSP
2. Menjelaskan pada px dan keluarga
tentang penyebab nyeri px dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan
3.
Melibatkan keluarga px dalam
pelaksanaaan asuhan keperawatan
4. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
5. Memberikan makanan sedikit tapi
sering sesuai indikasi untuk pasien
6. Menganjurkan pasien untuk mengubah
posisi
7. Memberikan perawatan oral
8. Melakukan kolaborasi dengan tim
dokter dalam pemberian obat
9. Melakukan pemeriksaan TTV
T : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37 C
1. Memberikan makan sedikit tapi sering
2. Memberikan lingkungan yang tenang
dan nyaman
3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
4. Memberikan perawatan oral
5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan
nafas dalam
6. menganjurkan px untuk mengubah
posisi
7. melakukan observasi TTV
T : 110/70 mmHg
RR : 20x/menit
N : 84x/menit
S : 37,5 C

No.Reg
Ruang

: 101.8680
: Bougenvile

Respon
Px kooperatif

TTD

Px kooperatif
Px
dan
keluarga
kooperatif dan bersedia
Px kooperatif
Px merasa diperhatikan
Px
bersedia
melaksanakannya
Px merasa senang
Px kooperatif

dan

Px merasa diperhatikan

Px kooperatif
Px merasa senang
Px kooperatif
Px merasa diperhatikan
Px kooperatif
Px kooperatif
Px merasa diperhatikan

1. Memberikan makan sedikit tapi sering
2. Memberikan lingkungan yang tenang Px kooperatif
dan nyaman
3. Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri
Px merasa senang
4. Memberikan perawatan oral

5. menganjurkan tekhnik relaksasi dengan
nafas dalam
6. menganjurkan px untuk mengubah
posisi
7. melakukan observasi TTV
T : 120/80 mmHg
RR : 20x/menit
N : 80x/menit
S : 37,3 C

Px kooperatif
Px merasa diperhatikan
Px kooperatif
Px kooperatif
Px merasa diperhatikan

CATATAN KEPERAWATAN
Nama
Umur

: Tn. “S”
: 35 tahun

No.Reg
Ruang

: 101.8680
: Bougenvile

Tanggal/jam
Catatan perawat
29 September  Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan keluarga
2012/ 10.00  Memberikan makanan sedikit tapi sering
WIB
 Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
 Melakukan TTV
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi
:
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)
Memberikan makanan sedikit tapi sering
Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
Mengajarkan teknik relaksasi pada px
Melakukan observasi TTV
Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
Injeksi
:
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)


29 September 
2012/ 19.00 

WIB



30 September  Memberikan makanan sedikit tapi sering
2012/ 10.00  Menganjurkan px untuk mengubah posisinya
WIB
 Mengajarkan teknik relaksasi pada px
 Melakukan observasi TTV
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi
:
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida (3x500 mg)

TTD

FLOW SHEET (LEMBAR OBSERVASI)
Nama
Umur

: Tn. “S”
: 35 tahun

Tanggal/ jam
TTV

KDM :
1.Makan / minum
2.Eliminasi
3.Istirahat
4.Aktivitas
5.Personal Hygiene
Data fokus

No.Reg
Ruang
29 September
2012/10.00 WIB
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C

29 September 2012
19.00 WIB
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C

1/4 porsi/4-5 gelas
BAB 1x / BAK 5-6x
9jam
+
Perut terasa nyeri,
panas, mual dan
muntah

1/4 porsi /5-6 gelas
BAB 1x/4-6x
9jam
+
+
Nyeri perut
berkurang, mual dan
muntah berkurang

: 101.8680
: Bougenvile

30 September 2012/
10.00 WIB
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C

½ porsi/6-7 gelas
BAB 1x / 3-5x
8jam
+
+
Keadaan px
membaik, nyeri perut
berkurang, tidak
mual dan muntah,
nafsu makan
bertambah
Program Theraphy  Infus RL 20 tpm
 Infus RL 20 tpm
 Infus RL 20 tpm
(tetes per menit)
(tetes per menit)
(tetes per menit)
 Injeksi
:
 Injeksi
:
 Injeksi
:
Cefo (1gr)
Cefo (1gr)
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1
Ranitidine
Ranitidine
mg)
(2x1 mg)
(2x1 mg)
 Oral :
 Oral :
 Oral :
Antasida (3x500
Antasida
(3x500 Antasida
(3x500
mg)
mg)
mg)
Resume

EVALUASI
Nama
Umur

: Tn. “S”
: 35 tahun

No
.
1

Tanggal/
jam
29
September
2012/10.00

2

29
September
2012/19.00

No.Reg
Ruang
Diagnosa
Dx I

: 101.8680
: Bougenvile

Evaluasi
DS:
1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa
nyeri, panas dan terbakar
2.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya berkurang
3.Tn.“S” mengeluh sering mual dan muntah
O : keadaan lemah
Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37 C
A : nyeri , masalah belum teratasi
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida
(3x500 mg)
DS:
1.Tn. “S” mengatakan kalau daerah ulu hatinya masih
terasa nyeri.
2.Tn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan
3.Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas
T : 110/70 mmHg
N : 84x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,5 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida
(3x500 mg)

3.

30
September
2012/10.00

1.Tn. “S” mengatakan kalau nyerinya masih terasa di
daerah ulu hati
2.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya sudah
bertambah
3.Tn.“S” mengatakan sudah tidak merasa mual dan
muntah
O : keadaan cukup
Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas
T : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR: 20x/menit
S : 37,3 C
A : masalah teratasi sebagian
P : R dilanjutkan
 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)
 Injeksi :
Cefo (1gr)
Ranitidine (2x1 mg)
 Oral :
Antasida
(3x500 mg)

Dokumen yang terkait

PENGARUH PEMBERIAN SEDUHAN BIJI PEPAYA (Carica Papaya L) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN PADA TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus strain wistar) YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

23 199 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY TERHADAP SIKAP TENTANG KORUPSI PADA MAHASISWA

11 131 124