ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN
Sasaran Keselamatan Pasien
(SKP)
RS ISLAM KLATEN
ENAM SASARAN KESELAMATAN
PASIEN
- Sasaran I : Ketepatan identifkasi pasien
- Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
- Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
- Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat- prosedur, tepat-pasien operasi
• Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait
pelayanan kesehatan- Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh
SASARAN I : KETEPATAN
IDENTIFIKASI PASIEN
Rumah sakit mengembangkan suatu
pendekatan untuk memperbaiki /
meningkatkan ketelitian
identifkasi pasien.
- DAPATKAH SEORANG STAF RS
YANG TAK PATUH SPO
WRONG IDENTIFICATION WRONG PERSON OPERATION
PETUGAS HARUS
MELAKUKAN
IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:
1. pemberian obat 2. pemberian darah / produk darah 3. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis
4. Sebelum memberikan pengobatan
5. Sebelum memberikan
KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN
1. Identifkasi pasien:
1. harus mengikuti pasien kemanapun (gelang identitas) 2. tak mudah/bisa berubah.
2. Identifkasi Pasien : menggunakan dua identitas dari minimal tiga identitas 1. nama pasien ( e KTP) 2. tanggal lahir atau 3. nomor rekam medis
- !!!! dilarang identifkasi dg nomor kamar pasien atau lokasi
IDENTITAS PASIEN
1. Nama pasien dalam e KTP
1. Nama pasien dalam e KTP
2. Tanggal lahir
2. Tanggal lahir
3. Nomer rekam medis
3. Nomer rekam medis Permenkes 1691/2011, Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Lampiran Hal 6.
IDENTITAS TAMBAHAN YG
DIMUNGKINKAN
1. NIK: Nomer induk
1. NIK: Nomer induk
Kependudukan dalam eKTP
Kependudukan dalam eKTP
2. NIT : Nomer identitas tunggal
2. NIT : Nomer identitas tunggal
dalam kartu BPJS dalam kartu BPJS3. Bar code
3. Bar code
WARNA GELANG PASIEN
- Biru: Laki Laki • Pink: Perempuan GELANG PENANDA:
- Merah: Alergi • Kuning: Risiko Jatuh • Ungu : Do Not Resucitate
SPO
CARA IDENTIFIKASI PASIEN
Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:
1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien
2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter Pertemuan berikutnya dapat lihat secara visual saja ke gelang pasien, dua identitas dari tiga identitas
SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF
- Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.
- Rumah sakit mengembangkan
pendekatan untuk meningkatkan
efektivitas komunikasi antar para
pemberi layanan.
KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ANTAR PEMBERI PELAYANAN
DIDALAM RS (SKP 2)
1. Melakukan “Read Back” Terhadap Instruksi Yang
1. Melakukan “Read Back” Terhadap Instruksi Yang
Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon
Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon
Atau Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis Atau Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis (TULBAKON) (TULBAKON)2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang
2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /
3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan / Hand Overs Communication (SBAR) Hand Overs Communication (SBAR)
4. Ketepatan Membuat Laporan
4. Ketepatan Membuat Laporan
KOMUNIKASI YG SERING SALAH DAN MEMBAHAYAKAN
LAPORAN KONDISI PASIEN TERKINI SBAR Memberikan perintah pengobatan/tindakan
TULBAKON Dr DPJP
Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan
Terjadi pada saat: Perintah diberikan secara lisan Perintah diberikan melalui telpon Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.
Perintah Lisan/Lewat
Telepon
ISI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH
NAMA LENGKAP DAN TANDA
1. Tulis Lengkap TANGAN PENERIMA PERINTAH TANGGAL DAN JAM
2. Baca Ulang-
Eja untuk NORUM/LASA
3. Konfrmasilis an dan tanda tangan
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
hidroxyzine
- hidralazine
- cerebyx
- vinblastine
- chlorpropamide
- glipizide
- daunorubicine
celebrex
vincristine
chlorpromazine
glyburide
doxorubicine
CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS
SBAR
I INTRODUCTION
INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN TUGAS , PROFESI S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA
PERAWATAN DAN KEINGINAN DAN
KEBUTUHAN PASIEN
B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL ,DAFTAR OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB
A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER
R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAMANSWER PROSES HANDOFF
SASARAN III : PENINGKATAN
KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)
- Rumah sakit
Obat high alert mengembangkan
(yang harus suatu pendekatan diwaspadai): obat yang dapat untuk menimbulkan memperbaiki
KTD atau kejadian sentinel keamanan obat- bisa salah obat yang perlu digunakan diwaspadai (high-
OBAT HIGH ALERT
- Obat yang persentasinya tinggi dalam
menyebabkan terjadi kesalahan/error
dan/atau kejadian sentinel (sentinel event)• Obat yang berisiko tinggi menyebabkan
dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)
- Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike
Sound-Alike / LASA)
DAFTAR OBAT HIGH ALERT
1 Amiodarone IV
2 Colcichine Injection
3 Heparin, Low moluculer weigt injection
4 Heparin Unfractionated IV
5 Insulin SC dan IV
6 Lidocaine IV
7 Magnesium SUlfat Injecion
8 Methotrxate oral non oncologic use
9 Netiride
10 Nitroprusside sodium for injection
11 Potasium Cloride for injection concentrate
12 Potasium Phospate injection
13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9% HIGH
ALERT Look-Alike High Alert Drugs
HIGH ALERT ELEKTROLIT KONSENTRAT 1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml
! 3. natrium/sodium klorida > 0.9%
HIGH 4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat
ALER T
LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)
NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)
hidrOXYzine
- hidraALAzine
- ceREBYx
- vinBLASTine
- chlorproPAMID E • glipiZIde
- DAUNOrubicin
ceLEBRex
vinCRIStine
chlorproMAZINE
glYBURIde
dOXOrubicine
Look Alike Sound Alike LAS A LAS A
Look alike LAS A
LAS A LASA
CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA
SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI
- Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan
tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien. PASTIKAN LOKASI OPERASI DENGAN PENANDAAN
Gambar ilustrasi KP
Seorang veteran Angkatan Udara AS
Benjamin Houghton (47 tahun).
Pengecilan testis kiridi
West Los Angeles VA Medical Center
OPERASI SALAH SISI
KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI PERASI
1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk
sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)2. Perlu melibatkan pasien
3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine
4. Mudah dikenali
5. Digunakan secara konsisten di RS
6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan
tindakan,7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika
memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat
CONTOH PENANDAAN
KARS
BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK MEMERLUKAN PENANDAAN:
- Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
- Kasus intervensi seperti kateter jantung
- Kasus yang melibatkan gigi
- Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan
KEBIJAKAN VERIFIKASI
PRAOPERATIF :
1. Verifkasi lokasi, prosedur, dan pasien yang
benar2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto,
hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,
diberi label dan dipampang dg baik3. Verifkasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan
4. Tahap Time out : 1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan 2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, 3. melibatkan seluruh tim operasi
TIME OUT
PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:
1. Identifkasi pasien, prosedur, informed consent sudah dicek ?
2. Sisi operasi sudah ditandai ?
3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?
4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?
5. Allergi ?
6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi
7. Risiko kehilangandarah >= 500ml
PANDUAN Sebelum Insisi Kulit (Time- out):Apakah …….
1. Konfrmasi anggota tim (nama dan peran)
2. Konfrmasi nama pasien , prosedur dan lokasi
incisi3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya
4. Antisipasi kejadian kritis:
1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood
lost ?
2. Dr anestesi: apa ada patients spesifc corcern ?
3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?
5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?
PANDUAN SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI
UT
1. Perawat melakukan konfrmasi secara
N O verbal, bersama dr dan anestesi
SIG
1. Nama prosedur,
2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap
3. Speciment telah di beri label identitas
4. Apa ada masalah peralatan yang harus
ditangani2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa
suatu pendekatan untuk
mengurangi risiko infeksi yang
terkait pelayanan kesehatan.
SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN
- Rumah sakit mengembangkan
- Luka Operasi Terinfeks i MRSA
SETIAP STAF KLINIS HARUS MENCUCI TANGAN SESUAI STANDAR WHO, DAN MENERAPKAN FIVE MOMENT
FOR HAND HYGINE
Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, UNTUK MEMUDAHKAN MENGINGAT URUTAN ENAM AREA DALAM HAND-
WASH/RUB
- TE LAPAK TANGAN
TEPUNG SELACI PUPUT
- PUNG GUNG TANGAN
- SELA
- SELA JARI
LAMA CUCI TANGAN:
- PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN
HAND RUB : 20-30 DETIK KUN CI )
HAND WASH 40-60 DETIK
- SEKELILING IBU JARI
(PU TAR- PUTAR)
- KUKU DAN UJUNG JARI
(PUT AR- PUTAR)
PERMUKAAN YG BIASA TERKONTAMINASI MRSA
CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN • Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan. • Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang tepat tanpa harus ada indikasi untuk pemakaian sarung tangan. • Lepaskan sarung tangan untuk cuci tangan, ketika indikasi terjadi saat mengenakan sarung tangan. • Buang sarung tangan setelah setiap selesai tugas dan cuci tangan karena sarung tangan dapat membawa kuman.
•Pemakaian sarung tangan hanya bila (Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW ,
WHEN?) diindikasikan menurut Standard dan
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL
- Prosedur bedah
- Pemeriksaan vagina
- prosedur radiologi invasif
- melakukan akses vaskular dan prosedur (central line)
- Menyiapkan/mencampur total parenteral nutrition
- Menyiapkan/mecampur kemoterapi.
PEMAKAIAN
SARUNG TANGAN PEMERIKSAAN DALAM SITUASI KLINIK
Potensi menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan
item yang terlihat kotor oleh cairan tubuh.DIRECT PATIENTS EXPOSURE:
Kontak dengan darah; kontak dengan selaput lendir dan kulit
yang tidak utuh; potensi adanya organisme sangat menular dan berbahaya; situasi darurat atau epidemi, memasang dan melepas infus, mengambil darah; menghentian venous line; Pemeriksaan panggul dan vagina; suctioning non-closed systems of endotracheal tubes.INDIRECT PATIENT EXPOSURE:
Mengosongkan pot tumpahan; Menangani dan mencuci instrumen; penanganan limbah; membersihkan tumpahan cairan tubuh.
PEMAKAIAN SARUNG TANGAN TIDAK DI
INDIKASIKAN (kecuali KONTAK untuk tindakan pencegahan)
- Tidak ada potensi terpapar darah atau cairan tubuh, atau lingkungan yang terkontaminasi, mengukur tekanan darah, suhu dan denyut nadi; melakukan suntikan IM maupun SC ; memandikan dan memakaikan pakaian pasien; mengangkut pasien; merawat mata dan telinga (tanpa sekresi); manipulasi vasculas line tanpa ada kebocoran darah.
- TIDAK KONTAK LANGSUNG DENGAN PASIEN;
Menggunakan telepon; menulis rekam medis; memberikan
obat oral; mendistribusikan atau mengumpulkan nampanmakanan pasien ; menghapus dan mengganti linen untuk
tempat tidur pasien; menempatkan peralatan ventilasi non-invasif dan kanula oksigen; memindahkan perabotan
(Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , pasien
WHEN?)
mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.
SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH
• Rumah sakit mengembangkan
suatu pendekatan untuk
BAYI BARU LAHIR TEWAS TERSERET DI LORONG RS
FAKTOR RISIKO
SKALA SKO
Ya
15
Lupa akan keterbatasan/
20 Status Mental Menyadari Kemampuan
Terganggu
10
Lemah
20 Gaya Berjalan Normal/ Bedrest/ kursi roda
R Riwayat jatuh Tidak
30 Menggunakan Infus/ Heparin lock/ Pengencer darah
Kursi/ Perabot
15
Kruk/ Tongkat
Tidak ada/ Bedrest/ Dibantu perawat
15 Menggunakan alat- alat bantu
Ya
25 Diagnosa Sekunder Tidak
Ya
Tidak
CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE
PARAMETER KRITERIA NILA
4
2 SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY
3
1
2
3
Dalam 24 jam Dalam 48 jam > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose
2. Penggunaan medikamentosa
1. Pembedahan/ sedasi / anestesi
1 Respons terhadap:
2
3
I SKOR Usia
< 3 tahun 3 – 7 tahun 7 – 13 tahun ≥ 13 tahun
2
3
1 Gangguan kognitif Tidak menyadari keterbatasan dirinya Lupa akan adanya keterbatasan Orientasi baik terhadap diri sendiri
2
3
4
1 Diagnosis Diagnosis neurologi Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.) Gangguan perilaku / psikiatri Diagnosis lainnya
2
1 Jenis kelamin Laki-laki Perempuan
2
3
4
1 Faktor lingkungan Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah Pasien diletakkan di tempat tidur Area di luar rumah sakit
SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING
Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai SkorYa/ tidak apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?
1 menggunakan kursi roda 2 imobilisasi
3 Mobilitas mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fsik)
1 memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2 tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total
memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan
Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur) mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4- 6, maka skor = 7
(frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia) Ya/ tidak ya = 2
Ya/ tidak Kebiasaan berkemih apakah terdapat perubahan perilaku berkemih?
apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?
Riwayat jatuh apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh? Ya / tidak Salah satu jawaban ya = 6
Salah satu jawaban ya = 1
Ya/ tidak Penglihatan apakah pasien memakai kacamata? Ya/ tidak
Ya/ tidak apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)
apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)
Ya/ tidak Salah satu jawaban ya = 14
Ya/ tidak Status mental apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)
jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?
3
ASSESMENT RESIKO JATUH GERIATRI
USIA Skor RIWAYAT JATUH Skor AKTIFITAS Skor Tidak pernah Mandiri Kurang dari 60 tahun Antara 60-69 tahun
1 Pernah jatuh < 1 tahun
1 ADL dibantu sebagian
2 Lebih dari 70 tahun
2 Pernah jatuh < 1 bulan
2 ADL dibantu penuh
3 Jatuh pada saat dirawat
3 sekarang MOBILITAS/MOTORIK Skor KOGNITIF Skor POLA BAB/BAK Skor Mandiri Orientasi baik Teratur
1 Kesulitan mengerti perintah
2 Inkontinensia
1 Menggunakan alat bantu
2 Gangguan memori 2 urine/faeses
2 Koordinasi/keseimbangan buruk Bingung/Disorientasi
3 Nokturia
3 Urgensi/Frequensi
Pilihan di bawah ini dapat di jumpai lebih dari satu
DEFISIT SENSORIS Skor PENGOBATAN Skor KOMORBIDITAS SkorKacamata bukan biofokal Kurang dari 4 jenis & tidak
1 Diabetes/Cardiac/ISK
1 1 termasuk yang tsb dibawah
2 Gangguan SSP/Stroke/
2 Kacamata biofokal
1 Antihipertensi/Hipoglikemik/
3 Parkinson
3 Gangguan pendengaran
2 Antidepressan/Neurotropik Pascabedah 0-24 jam Kacamata multifocal Katarak/Glaukoma
2 Sedatif/Psikotropika/
3 Narkotika/ Hampir tidak melihat/buta Infus epidural/Spinal/Diuretik/ Laxativ
Pedoman Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Resiko Rendah Dan Scor Resiko Sedang Resiko Tinggi
Skor 0 - 5 Skor 6-13 Skor ≥14
1. Pastikan ‘bel’
1. Lakukan langkah
1. Lakukan SEMUA mudah dijangkau pencegahan untuk langkah pencegahan resiko rendah untuk resiko rendah dan sedang
2. Roda tempat tidur
2. Pasangkan gelang
2. Kunjungi dan pada posisi terkunci khusus (warna monitor pasien kuning) sebagai tanda setiap 1 jam
resiko pasien jatuh
3. Posisikan tempat
3. Tempatkan tanda
3. Tempatkan tidur pada posisi resiko pasien jatuh pasien di kamar
terendah pada daftar nama yang paling dekat
pasien (warna kuning) dengan nurse station (jika memungkinkan)4. Pagar pengaman
4. Beri tanda resiko Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh
Tgl/ LANGKAH jam
1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan
2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip
3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien
4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang
5. Pastikan lorong bebas hambatan
6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien
7. Pasang Bedside rel
CONTOH LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN RISIKO
JATUH
9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait
10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan
11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi
12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang
13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh
14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga
ELEMEN PENDUKUNG UPAYA
- Proses terintegrasi : mengembangkan kebijakan/ menyusun SOP
- Melaksanakan proses assessment dan reassessment risiko jatuh
- Monev pelaksanaan program pencegahan pasien jatuh
• Mengembangkan sistem pelaporan
ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN
SEKIAN
TERIMA KASIH