ENAM SASARAN KESELAMATAN PASIEN

  

Sasaran Keselamatan Pasien

(SKP)

RS ISLAM KLATEN

  ENAM SASARAN KESELAMATAN

PASIEN

  • Sasaran I : Ketepatan identifkasi pasien
  • Sasaran II: Peningkatan komunikasi yang efektif
  • Sasaran III: Peningkatan keamanan obat yang perlu diwaspadai (high-alert)
  • Sasaran lV: Kepastian tepat-lokasi, tepat- prosedur, tepat-pasien operasi
  • • Sasaran V: Pengurangan risiko infeksi terkait

    pelayanan kesehatan
  • Sasaran VI: Pengurangan risiko pasien jatuh

  SASARAN I : KETEPATAN

IDENTIFIKASI PASIEN

  Rumah sakit mengembangkan suatu

pendekatan untuk memperbaiki /

meningkatkan ketelitian

identifkasi pasien.

  • DAPATKAH SEORANG STAF RS

YANG TAK PATUH SPO

  WRONG IDENTIFICATION  WRONG PERSON OPERATION

PETUGAS HARUS

  MELAKUKAN

IDENTIFIKASI PASIEN SAAT:

  1. pemberian obat 2. pemberian darah / produk darah 3. pengambilan darah dan spesimen lain untuk pemeriksaan klinis

  4. Sebelum memberikan pengobatan

5. Sebelum memberikan

KEBIJAKAN IDENTITAS PASIEN

1. Identifkasi pasien:

  1. harus mengikuti pasien kemanapun (gelang identitas) 2. tak mudah/bisa berubah.

  2. Identifkasi Pasien : menggunakan dua identitas dari minimal tiga identitas 1. nama pasien (  e KTP) 2. tanggal lahir atau 3. nomor rekam medis

  • !!!! dilarang identifkasi dg nomor kamar pasien atau lokasi

IDENTITAS PASIEN

  1. Nama pasien dalam e KTP

  1. Nama pasien dalam e KTP

  2. Tanggal lahir

  2. Tanggal lahir

  3. Nomer rekam medis

  3. Nomer rekam medis Permenkes 1691/2011, Tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit. Lampiran Hal 6.

  IDENTITAS TAMBAHAN YG

DIMUNGKINKAN

  1. NIK: Nomer induk

  1. NIK: Nomer induk

Kependudukan dalam eKTP

Kependudukan dalam eKTP

  

2. NIT : Nomer identitas tunggal

  

2. NIT : Nomer identitas tunggal

dalam kartu BPJS dalam kartu BPJS

  3. Bar code

  3. Bar code

WARNA GELANG PASIEN

  • Biru: Laki Laki • Pink: Perempuan GELANG PENANDA:
  • Merah: Alergi • Kuning: Risiko Jatuh • Ungu : Do Not Resucitate

  SPO

CARA IDENTIFIKASI PASIEN

  Petemuan Pertama seorang petugas dengan pasien:

  1. Secara verbal: Tanyakan nama pasien

  2. Secara visual: Lihat ke gelang pasien dua dari tiga identitas, cocokkan dengan perintah dokter Pertemuan berikutnya dapat lihat secara visual saja ke gelang pasien, dua identitas dari tiga identitas

  SASARAN II : PENINGKATAN KOMUNIKASI YANG EFEKTIF

  • Rumah sakit mengembangkan

    pendekatan untuk meningkatkan

    efektivitas komunikasi antar para

    pemberi layanan.

  • Rumah sakit mengembangkan

    pendekatan untuk meningkatkan

    efektivitas komunikasi antar para

    pemberi layanan.

  KOMUNIKASI EFEKTIF DALAM ANTAR PEMBERI PELAYANAN

DIDALAM RS (SKP 2)

  1. Melakukan “Read Back” Terhadap Instruksi Yang

  1. Melakukan “Read Back” Terhadap Instruksi Yang

Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon

Diterima Secara Lisan Maupun Melalui Telpon

Atau Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis Atau Melaporkan Hasil Pemeriksaan Kritis (TULBAKON) (TULBAKON)

  2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang

  2. Buat Standar : Singkatan, Akronim, Simbol Yang Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang Berlaku Di RS dan singkatan yang dilarang

  3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan /

  3. Buat Standar Komunikasi Pada Saat Operan / Hand Overs Communication (SBAR) Hand Overs Communication (SBAR)

  4. Ketepatan Membuat Laporan

  4. Ketepatan Membuat Laporan

KOMUNIKASI YG SERING SALAH DAN MEMBAHAYAKAN

  LAPORAN KONDISI PASIEN TERKINI SBAR Memberikan perintah pengobatan/tindakan

  TULBAKON Dr DPJP

  

Komunikasi yang mudah terjadi kesalahan

Terjadi pada saat:  Perintah diberikan secara lisan  Perintah diberikan melalui telpon  Saat pelaporan kembali hasil pemeriksaan kritis.

  

Perintah Lisan/Lewat

Telepon

   

ISI PERINTAH

NAMA LENGKAP DAN TANDA TANGAN PEMBERI PERINTAH

   NAMA LENGKAP DAN TANDA

  1. Tulis Lengkap TANGAN PENERIMA PERINTAH TANGGAL DAN JAM

  2. Baca Ulang-

   Eja untuk NORUM/LASA

  3. Konfrmasilis an dan tanda tangan

  

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)

NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

   hidroxyzine

  • hidralazine
  • cerebyx
  • vinblastine
  • chlorpropamide
  • glipizide
  • daunorubicine

   celebrex

   vincristine

   chlorpromazine

   glyburide

   doxorubicine

CONTOH HASIL PEMERIKSAAN KRITIS

  

SBAR

  I INTRODUCTION

  INDIVIDU YANG TERLIBAT DALAM HANDOFF MEMPERKENALKAN DIRI, PERAN DAN TUGAS , PROFESI S SITUATION KOMPLAIN, DIAGNOSIS, RENCANA

  PERAWATAN DAN KEINGINAN DAN

KEBUTUHAN PASIEN

B BACKGROUND TANDA-TANDA VITAL, STATUS MENTAL ,

DAFTAR OBAT-OBATAN DAN HASIL LAB

  

A ASSESSMENT PENILAIAN SITUASI SAAT INI OLEH PROVIDER

R REKOMENDATION MENGIDENTIFIKASI HASIL LAB YG TERTUNDA DAN APA YANG PERLU DILAKUKAN SELAMA BEBERAPA JAM BERIKUTNYA DAN REKOMENDASI LAIN UNTUK PERAWATAN Q/A QUESTION N KESEMPATAN BAGI TANYA-JAWAB DALAM

ANSWER PROSES HANDOFF

  SASARAN III : PENINGKATAN

KEAMANAN OBAT YANG PERLU DIWASPADAI (HIGH-ALERT)

  • Rumah sakit

  Obat high alert mengembangkan

  (yang harus suatu pendekatan diwaspadai): obat yang dapat untuk menimbulkan memperbaiki

  KTD atau kejadian sentinel keamanan obat- bisa salah obat yang perlu digunakan diwaspadai (high-

OBAT HIGH ALERT

  • Obat yang persentasinya tinggi dalam

  

menyebabkan terjadi kesalahan/error

dan/atau kejadian sentinel (sentinel event)

  • • Obat yang berisiko tinggi menyebabkan

  dampak yang tidak diinginkan (adverse outcome)

  • Obat-obat yang (Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip/NORUM, atau Look-Alike

  Sound-Alike / LASA)

DAFTAR OBAT HIGH ALERT

  1 Amiodarone IV

  2 Colcichine Injection

  3 Heparin, Low moluculer weigt injection

  4 Heparin Unfractionated IV

  5 Insulin SC dan IV

  6 Lidocaine IV

  7 Magnesium SUlfat Injecion

  8 Methotrxate oral non oncologic use

  9 Netiride

  10 Nitroprusside sodium for injection

  11 Potasium Cloride for injection concentrate

  12 Potasium Phospate injection

  13 Sodium Chloride injection hypertonic >0.9% HIGH

  ALERT Look-Alike High Alert Drugs

  HIGH ALERT ELEKTROLIT KONSENTRAT 1. kalium/potasium klorida = > 2 mEq/ml 2. kalium/potasium fosfat => 3 mmol/ml

  ! 3. natrium/sodium klorida > 0.9%

  HIGH 4. magnesium sulfat => 50% atau lebih pekat

  ALER T

  

LASA (LOOK ALIKE SOUND ALIKE)

NORUM ( NAMA OBAT RUPA MIRIP)

   hidrOXYzine

  • hidraALAzine
  • ceREBYx
  • vinBLASTine
  • chlorproPAMID E • glipiZIde
  • DAUNOrubicin

   ceLEBRex

   vinCRIStine

   chlorproMAZINE

   glYBURIde

   dOXOrubicine

  Look Alike Sound Alike LAS A LAS A

  Look alike LAS A

  LAS A LASA

CONTOH STIKER OBAT HIGH ALERT PADA

  SASARAN IV : KEPASTIAN TEPAT-LOKASI, TEPAT-PROSEDUR, TEPAT-PASIEN OPERASI

  • Rumah sakit mengembangkan suatu pendekatan untuk memastikan

  tepat-lokasi, tepat-prosedur, dan tepat- pasien. PASTIKAN LOKASI OPERASI DENGAN PENANDAAN

  

Gambar ilustrasi KP

Seorang veteran Angkatan Udara AS

Benjamin Houghton (47 tahun).

  

Pengecilan testis kiridi

West Los Angeles VA Medical Center

OPERASI SALAH SISI

  KEBIJAKAN PENANDAAN LOKASI PERASI

  

1. Penandaan dilakukan pada semua kasus termasuk

sisi (laterality), multipel struktur (jari tangan, jari kaki, lesi), atau multipel level (tulang belakang)

  2. Perlu melibatkan pasien

  3. Tak mudah luntur terkena air/alkohol / betadine

  4. Mudah dikenali

  5. Digunakan secara konsisten di RS

6. dibuat oleh operator /orang yang akan melakukan

tindakan,

  7. Dilaksanakan saat pasien terjaga dan sadar jika

memungkinkan, dan harus terlihat sampai saat

CONTOH PENANDAAN

  KARS

BEBERAPA PROSEDUR YANG TIDAK MEMERLUKAN PENANDAAN:

  • Kasus organ tunggal (misalnya operasi jantung, operasi caesar)
  • Kasus intervensi seperti kateter jantung
  • Kasus yang melibatkan gigi
  • Prosedur yang melibatkan bayi prematur di mana penandaan akan

KEBIJAKAN VERIFIKASI

  PRAOPERATIF :

  

1. Verifkasi lokasi, prosedur, dan pasien yang

benar

  2. Pastikan bahwa semua dokumen, foto,

hasil pemeriksaan yang relevan tersedia,

diberi label dan dipampang dg baik

  3. Verifkasi ketersediaan peralatan khusus dan/atau implant 2 implant yg dibutuhkan

  4. Tahap Time out : 1. memungkinkan semua pertanyaan/kekeliruan diselesaikan 2. dilakukan di tempat tindakan, tepat sebelum dimulai, 3. melibatkan seluruh tim operasi

TIME OUT

  PANDUAN Sebelum Induksi Anestesi:

  1. Identifkasi pasien, prosedur, informed consent sudah dicek ?

  2. Sisi operasi sudah ditandai ?

  

3. Mesin anestesi dan obat-obatan lengkap ?

4. pulse oxymeter terpasang dan berfungsi ?

  5. Allergi ?

  6. Kemungkinan kesulitan jalan nafas atau aspirasi

  7. Risiko kehilangandarah >= 500ml

  PANDUAN Sebelum Insisi Kulit (Time- out):Apakah …….

  1. Konfrmasi anggota tim (nama dan peran)

  

2. Konfrmasi nama pasien , prosedur dan lokasi

incisi

  3. Antibiotik propillaksi sdh diberikan dalam 60 menit sebelumnya

  4. Antisipasi kejadian kritis:

  

1. Dr Bedah: apa langkah, berapa lama, kmk blood

lost ?

  

2. Dr anestesi: apa ada patients spesifc corcern ?

  3. Perawat : Sterilitas , instrumen ?

  5. Imaging yg diperlukan sdh dipasang ?

PANDUAN SEBELUM PASIEN MENINGGALKAN KAMAR OPERASI

  UT

1. Perawat melakukan konfrmasi secara

  N O verbal, bersama dr dan anestesi

  SIG

  1. Nama prosedur,

  2. Instrumen, gas verband, jarum dihitung harus lengkap

  3. Speciment telah di beri label identitas

  

4. Apa ada masalah peralatan yang harus

ditangani

2. Dokter kpd perawat dan anesesi, apa

  

suatu pendekatan untuk

mengurangi risiko infeksi yang

terkait pelayanan kesehatan.

  SASARAN V : PENGURANGAN RISIKO INFEKSI TERKAIT PELAYANAN KESEHATAN

  • Rumah sakit mengembangkan

  • Luka Operasi Terinfeks i MRSA

  SETIAP STAF KLINIS HARUS MENCUCI TANGAN SESUAI STANDAR WHO, DAN MENERAPKAN FIVE MOMENT

FOR HAND HYGINE

  Contoh: PENGGGUNAAN JEMBATAN KELEDAI, UNTUK MEMUDAHKAN MENGINGAT URUTAN ENAM AREA DALAM HAND-

  WASH/RUB

  • TE LAPAK TANGAN

  TEPUNG SELACI PUPUT

  • PUNG GUNG TANGAN
  • SELA
    • SELA JARI

  LAMA CUCI TANGAN:

  • PUNGGUNG JARI-JARI (GERAKAN

  HAND RUB : 20-30 DETIK KUN CI )

  HAND WASH 40-60 DETIK

  • SEKELILING IBU JARI

  (PU TAR- PUTAR)

  • KUKU DAN UJUNG JARI

  (PUT AR- PUTAR)

PERMUKAAN YG BIASA TERKONTAMINASI MRSA

  CUCI TANGAN DAN PENGGUNAAN SARUNG TANGAN • Penggunaan sarung tangan tidak menggantikan cuci tangan. • Cuci tangan harus dilakukan pada saat yang tepat tanpa harus ada indikasi untuk pemakaian sarung tangan. • Lepaskan sarung tangan untuk cuci tangan, ketika indikasi   terjadi saat mengenakan sarung tangan. • Buang sarung tangan setelah setiap selesai tugas dan cuci tangan karena sarung tangan dapat membawa kuman.

  • •Pemakaian sarung tangan hanya bila (Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW ,

  WHEN?) diindikasikan menurut Standard dan

  PEMAKAIAN SARUNG TANGAN STERIL

  • Prosedur bedah
  • Pemeriksaan vagina
  • prosedur radiologi invasif
  • melakukan akses vaskular dan prosedur (central line)
  • Menyiapkan/mencampur total parenteral nutrition
  • Menyiapkan/mecampur kemoterapi.

  PEMAKAIAN

SARUNG TANGAN PEMERIKSAAN DALAM SITUASI KLINIK

  

Potensi menyentuh darah, cairan tubuh, sekresi, ekskresi dan

item yang terlihat kotor oleh cairan tubuh.

DIRECT PATIENTS EXPOSURE:

  

Kontak dengan darah; kontak dengan selaput lendir dan kulit

yang tidak utuh; potensi adanya organisme sangat menular dan berbahaya; situasi darurat atau epidemi, memasang dan melepas infus, mengambil darah; menghentian venous line; Pemeriksaan panggul dan vagina; suctioning non-closed systems of endotracheal tubes.

INDIRECT PATIENT EXPOSURE:

  Mengosongkan pot tumpahan; Menangani dan mencuci instrumen; penanganan limbah; membersihkan tumpahan cairan tubuh.

PEMAKAIAN SARUNG TANGAN TIDAK DI

  INDIKASIKAN (kecuali KONTAK untuk tindakan pencegahan)

  • Tidak ada potensi terpapar darah atau cairan tubuh, atau lingkungan yang terkontaminasi, mengukur tekanan darah, suhu dan denyut nadi; melakukan suntikan IM maupun SC ; memandikan dan memakaikan pakaian pasien; mengangkut pasien; merawat mata dan telinga (tanpa sekresi); manipulasi vasculas line tanpa ada kebocoran darah.
  • TIDAK KONTAK LANGSUNG DENGAN PASIEN;

    Menggunakan telepon; menulis rekam medis; memberikan

    obat oral; mendistribusikan atau mengumpulkan nampan

    makanan pasien ; menghapus dan mengganti linen untuk

    tempat tidur pasien; menempatkan peralatan ventilasi non-invasif dan kanula oksigen; memindahkan perabotan

  (Sumber : WHO. Hand hygine WHY,HOW , pasien

  WHEN?)

  mengurangi risiko pasien dari cedera karena jatuh.

  SASARAN VI : PENGURANGAN RISIKO PASIEN JATUH

  • • Rumah sakit mengembangkan

    suatu pendekatan untuk

BAYI BARU LAHIR TEWAS TERSERET DI LORONG RS

FAKTOR RISIKO

SKALA SKO

  Ya

  15

  Lupa akan keterbatasan/

  20 Status Mental Menyadari Kemampuan  

  Terganggu

  10  

  Lemah

  20 Gaya Berjalan Normal/ Bedrest/ kursi roda  

   

  R Riwayat jatuh Tidak  

  30 Menggunakan Infus/ Heparin lock/ Pengencer darah

  Kursi/ Perabot

  15  

    Kruk/ Tongkat

  Tidak ada/ Bedrest/ Dibantu perawat

  15 Menggunakan alat- alat bantu

  Ya

  25 Diagnosa Sekunder Tidak  

  Ya

  Tidak  

  CONTOH: ASESMEN RISIKO JATUH MORSE FALL SCALE

PARAMETER KRITERIA NILA

  4

  2 SKALA RISIKO JATUH HUMPTY DUMPTY

  3

  1

  2

  3

   Dalam 24 jam  Dalam 48 jam  > 48 jam atau tidak menjalani pembedahan / sedasi/ anestesi  Penggunaan multipel: sedatif, obat hipnosis, barbiturat, fenotiazin, antidepresan, pencahar, diuretik, narkose

  2. Penggunaan medikamentosa

  1. Pembedahan/ sedasi / anestesi

  1 Respons terhadap:

  2

  3

  I SKOR Usia

   < 3 tahun  3 – 7 tahun  7 – 13 tahun  ≥ 13 tahun

  2

  3

  1 Gangguan kognitif  Tidak menyadari keterbatasan dirinya  Lupa akan adanya keterbatasan  Orientasi baik terhadap diri sendiri

  2

  3

  4

  1 Diagnosis  Diagnosis neurologi  Perubahan oksigenasi (diagnosis respiratorik, dehidrasi, anemia, anoreksia, sinkop, pusing, dsb.)  Gangguan perilaku / psikiatri  Diagnosis lainnya

  2

  1 Jenis kelamin  Laki-laki  Perempuan

  2

  3

  4

  1 Faktor lingkungan  Riwayat jatuh / bayi diletakkan di tempat tidur dewasa  Pasien menggunakan alat bantu / bayi diletakkan dalam tempat tidur bayi / perabot rumah  Pasien diletakkan di tempat tidur  Area di luar rumah sakit

  

SKALA RISIKO JATUH ONTARIO MODIFIED STRATIFY - SYDNEY SCORING

Parameter Skrining Jawaban Keterangan Nilai Skor

    Ya/ tidak apakah pasien mempunyai glaukoma, katarak, atau degenerasi makula?

  1 menggunakan kursi roda 2 imobilisasi

  3 Mobilitas       mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) berjalan dengan bantuan 1 orang (verbal / fsik)

  1 memerlukan bantuan yang nyata (2 orang) 2 tidak dapat duduk dengan seimbang, perlu bantuan total

                  memerlukan sedikit bantuan (1 orang) / dalam pengawasan

    Transfer (dari tempat tidur ke kursi dan kembali ke tempat tidur) mandiri (boleh menggunakan alat bantu jalan) jumlahkan nilai transfer dan mobilitas. Jika nilai total 0-3, maka skor = 0. jika nilai total 4- 6, maka skor = 7              

  (frekuensi, urgensi, inkontinensia, nokturia)   Ya/ tidak ya = 2

    Ya/ tidak Kebiasaan berkemih apakah terdapat perubahan perilaku berkemih?

        apakah pasien mengeluh adanya penglihatan buram?

  Riwayat jatuh   apakah pasien datang ke rumah sakit karena jatuh?  Ya / tidak Salah satu jawaban ya = 6  

  Salah satu jawaban ya = 1    

    Ya/ tidak Penglihatan     apakah pasien memakai kacamata?   Ya/ tidak

    Ya/ tidak apakah pasien mengalami agitasi? (ketakutan, gelisah, dan cemas)

        apakah pasien disorientasi? (salah menyebutkan waktu, tempat, atau orang)

    Ya/ tidak Salah satu jawaban ya = 14    

    Ya/ tidak Status mental     apakah pasien delirium? (tidak dapat membuat keputusan, pola pikir tidak terorganisir, gangguan daya ingat)

      jika tidak, apakah pasien mengalami jatuh dalam 2 bulan terakhir ini?

  3

ASSESMENT RESIKO JATUH GERIATRI

  USIA Skor RIWAYAT JATUH Skor AKTIFITAS Skor Tidak pernah Mandiri Kurang dari 60 tahun Antara 60-69 tahun

  1 Pernah jatuh < 1 tahun

  1 ADL dibantu sebagian

  2 Lebih dari 70 tahun

  2 Pernah jatuh < 1 bulan

  2 ADL dibantu penuh

  3 Jatuh pada saat dirawat

  3 sekarang MOBILITAS/MOTORIK Skor KOGNITIF Skor POLA BAB/BAK Skor Mandiri Orientasi baik Teratur

  1 Kesulitan mengerti perintah

  2 Inkontinensia

  1 Menggunakan alat bantu

  2 Gangguan memori 2 urine/faeses

  2 Koordinasi/keseimbangan buruk Bingung/Disorientasi

  3 Nokturia

  3 Urgensi/Frequensi

Pilihan di bawah ini dapat di jumpai lebih dari satu

DEFISIT SENSORIS Skor PENGOBATAN Skor KOMORBIDITAS Skor

  Kacamata bukan biofokal Kurang dari 4 jenis & tidak

  1 Diabetes/Cardiac/ISK

  1 1 termasuk yang tsb dibawah

  2 Gangguan SSP/Stroke/

  2 Kacamata biofokal

  1 Antihipertensi/Hipoglikemik/

  3 Parkinson

  3 Gangguan pendengaran

  2 Antidepressan/Neurotropik Pascabedah 0-24 jam Kacamata multifocal Katarak/Glaukoma

  2 Sedatif/Psikotropika/

  3 Narkotika/ Hampir tidak melihat/buta Infus epidural/Spinal/Diuretik/ Laxativ

  Pedoman Pencegahan Pasien Resiko Jatuh Resiko Rendah Dan Scor Resiko Sedang Resiko Tinggi

  

Skor 0 - 5 Skor 6-13 Skor ≥14

  1. Pastikan ‘bel’

  1. Lakukan langkah

  1. Lakukan SEMUA mudah dijangkau pencegahan untuk langkah pencegahan resiko rendah untuk resiko rendah dan sedang

  2. Roda tempat tidur

  

2. Pasangkan gelang

  2. Kunjungi dan pada posisi terkunci khusus (warna monitor pasien kuning) sebagai tanda setiap 1 jam

resiko pasien jatuh

  3. Posisikan tempat

  3. Tempatkan tanda

  3. Tempatkan tidur pada posisi resiko pasien jatuh pasien di kamar

terendah pada daftar nama yang paling dekat

pasien (warna kuning) dengan nurse station (jika memungkinkan)

  4. Pagar pengaman

  4. Beri tanda resiko Contoh Langkah Pencegahan Pasien Risiko Jatuh

  Tgl/ LANGKAH jam

  1. Anjurkan pasien meminta bantuan yang diperlukan

  2. Anjurkan pasien untuk memakai alas kaki anti slip

  3. Sediakan kursi roda yang terkunci di samping tempat tidur pasien

  4. Pastikan bahwa jalur ke kamar kecil bebas dari hambatan dan terang

  5. Pastikan lorong bebas hambatan

  6. Tempatkan alat bantu seperti walkers/tongkat dalam jangkauan pasien

  7. Pasang Bedside rel

CONTOH LANGKAH PENCEGAHAN PASIEN RISIKO

  JATUH

  9. Pertimbangkan efek puncak obat yang diresepkan yang mempengaruhi tingkat kesadaran, dan gait

  10. Mengamati lingkungan untuk kondisi berpotensi tidak aman, dan segera laporkan untuk perbaikan

  11. Jangan biarkan pasien berisiko jatuh tanpa pengawasan saat di daerah diagnostik atau terapi

  12. Pastikan pasien yang diangkut dengan brandcard / tempat tidur, posisi bedside rel dalam keadaan terpasang

  13. Informasikan dan mendidik pasien dan / atau anggota keluarga mengenai rencana perawatan untuk mencegah jatuh

14. Berkolaborasi dengan pasien atau keluarga

ELEMEN PENDUKUNG UPAYA

  • Proses terintegrasi : mengembangkan kebijakan/ menyusun SOP
  • Melaksanakan proses assessment dan reassessment risiko jatuh
  • Monev pelaksanaan program pencegahan pasien jatuh
  • • Mengembangkan sistem pelaporan

ASESMEN RISIKO JATUH RAWAT JALAN

  

SEKIAN

TERIMA KASIH

Dokumen yang terkait

STUDI PENGGUNAAN ANTIBIOTIKA EMPIRIS PADA PASIEN RAWAT INAP PATAH TULANG TERTUTUP (Closed Fracture) (Penelitian di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

11 138 24

STUDI PENGGUNAAN SPIRONOLAKTON PADA PASIEN SIROSIS DENGAN ASITES (Penelitian Di Rumah Sakit Umum Dr. Saiful Anwar Malang)

13 140 24

STUDI PENGGUNAAN ACE-INHIBITOR PADA PASIEN CHRONIC KIDNEY DISEASE (CKD) (Penelitian dilakukan di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Muhammadiyah Lamongan)

15 136 28

STUDI PENGGUNAAN ANTITOKSOPLASMOSIS PADA PASIEN HIV/AIDS DENGAN TOKSOPLASMOSIS SEREBRAL (Penelitian dilakukan di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang)

13 158 25

HASIL PENELITIAN KETERKAITAN ASUPAN KALORI DENGAN PENURUNAN STATUS GIZI PADA PASIEN RAWAT INAP DI BANGSAL PENYAKIT DALAM RSU DR SAIFUL ANWAR MALANG PERIODE NOVEMBER 2010

7 171 21

KEPEKAAN ESCHERICHIA COLI UROPATOGENIK TERHADAP ANTIBIOTIK PADA PASIEN INFEKSI SALURAN KEMIH DI RSU Dr. SAIFUL ANWAR MALANG (PERIODE JANUARI-DESEMBER 2008)

2 106 1

HUBUNGAN ANTARA IKLIM KESELAMATAN KERJA DENGAN KINERJA KARYAWAN DI PT SEMANGGI AGUNG SEJAHTERA KABUPATEN TULUNGAGUNG

1 36 20

ERBANDINGAN PREDIKSI LEEWAY SPACE DENGAN MENGGUNAKAN TABEL MOYERS DAN TABEL SITEPU PADA PASIEN USIA 8-10 TAHUN YANG DIRAWAT DI KLINIK ORTODONSIA RUMAH SAKIT GIGI DAN MULUT UNIVERSITAS JEMBER

2 124 18

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN DENGAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN DI RSIA SRIKANDI IBI JEMBER TAHUN 2014

7 61 112

INTERVENSI OBAT NEUROPROTEKTIF DITINJAU DARI PERBAIKAN GCS DAN CER TERHADAP PASIEN CVA Hemorrhagic DI RSD dr. SOEBANDI JEMBER

1 82 18