PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI DAN PEMASA

1

PENINGKATAN KUALITAS PRODUKSI DAN PEMASARAN INDUSTRI
HANDYCRAFT BATIK KAYU DI KARANGANYAR MELALUI
PENGEMBANGAN DESAIN, INTRODUKSI ALAT, DAN
PEMBUATAN WEBSITE
Prof. Dr. Hj. Rahmawati, M.Si, Ak
Email: rahmaw2005@yahoo.com
Dra. Sri Seventi P, M.Si.
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dr. Sarah Rum Handayani, M.Hum.
Fakultas Sastra dan seni rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta
Prof. Soenarto, M.Sc. M.A. Ph.D
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta
Abstraksi
Batik adalah salah satu produk tekstil tradisi budaya bangsa Indonesia dalam
perkembangannya tidak hanya diproduksi dengan media kain, namun juga dikembangkan
prosesnya melalui media kayu. Berkaitan dengan mutu pendidikan diperlukan uluran tangan
dari Perguruan Tinggi sesuai dengan Tri Darma Perguruan Tinggi yaitu dengan upaya untuk
mendorong produk-produk ekspor yang menjadi unggulan daerah tersebut. Mitra dalam
kegiatan IPTEKS ini adalah UKM (usaha kecil menengah) yang memproduksi handycraft

batik berbahan baku kayu di Kabupaten Karanganyar. Pengembangan transfer Desain Batik
kepada para UKM dilakukan untuk pengembangan inovasi produk agar laku di pasar ekspor.
Jaringan kemitraan dibangun dalam rangka memfasilitasi para UKM lebih memperdalam
penguasaan Desain Batik yang diterapkan pada handycraft khususnya batik kayu.
Puri Art adalah UKM yang hendak dibina, yang bergerak di bidang industri batik
kayu milik Bapak Sumartoyo SE berlokasi di Perum Bulu No. 4-5 RT 06 RW XVII Jaten,
Karanganyar, Solo. Tujuan dari kegiatan ini adalah melaksanakan program peningkatan
kualitas produksi dan pemasaran industri baik kayu melalui pengembangan desain, introduksi
alat dan permesinan, penataan showroom, dan pembuatan website. Ada beberapa masalah
yang dihadapi UKM saat ini yang memerlukan pemecahan yaitu (berdasarkan survey
pendahuluan yang telah dilakukan oleh penulis pada UKM handycraft di Karanganyar, Solo,
dan Yogyakarta): masalah Internal meliputi menggunakan peralatan manual, perolehan bahan
baku, permodalan, inovasi desain yang terbatas, dan manajemen keuangan, yang meliputi
juga administrasi keuangan/pembukuan. Belum semua UKM melakukan pencatatan dengan
baik, masalah upah, dan belum semua UKM memilahkan antara harta usaha dengan harta
pribadi.
Hasil pelaksanaan kegiatan Iptekda XV LIPI Tahap I di UKM “PURI ART” dapat
disimpulkan, bahwa:
1. Kegiatan penyerahan dan introduksi pengoperasian alat produksi, meliputi blower
penyedot air, bur duduk, dan kompresor sedang terjadi peningkatan keterampilan

pengoperasian alat kerja baru. Hal tersebut berpengaruh pada perilaku kerja operator
yang berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kerjanya lebih efisien.
2. Penataan ulang showroom menggunakan rak pajang kaca dari segi estetikanya lebih
tertata rapi dan menarik.

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 1

2

3. Terjadi peningkatan keahlian dalam desain batik kayu yang bermacam-macam, sehingga
terjadi peningkatan kualitas produk.
4. Lebih aktif menawarkan proposal kerjasama dalam rangka pemasaran produk
diantaranya: pesanan souvenir, meja catur, kursi, dakon dll.
Kata kunci: peningkatan produksi, pemasaran, batik kayu, Puri art.

PENDAHULUAN
Analisis Situasi
Batik adalah salah satu budaya Indonesia yang diakui di mata dunia, dan pada tanggal

2 Oktober 2009 Batik Indonesia secara resmi diakui UNESCO dengan dimasukkan ke dalam
Daftar Representatif sebagai Budaya Tak Berwujud Warisan Manusia (Representative List of
the Intangible Cultural Heritage of Humanity) dalam Sidang ke-4 Komite Antar-Pemerintah
(Fourth Season of the Intergovernmental Committee) tentang Warisan Budaya tak Berwujud
di Abu Dhabi. DEPBUDPAR menyatakan masuknya Batik Indonesia dalam UNESCO
Representative List of Intangible Cultural Heritage of Humanity merupakan pengakuan
internasional terhadap salah satu mata budaya Indonesia, sehingga diharapkan dapat
memotivasi dan mengangkat harkat para perajin batik dan mendukung usaha meningkatkan
kesejahteraan rakyat. Oleh karenanya seluruh komponen masyarakat bersama pemerintah
melakukan langkah-langkah secara berkesinambungan untuk perlindungan termasuk
peningkatan kesadaran akan pentingnya budaya bangsa yang salah satunya adalah batik yang
telah diakui oleh dunia internasional.
Batik sebagai salah satu produk tekstil tradisi budaya bangsa Indonesia dalam
perkembangannya tidak hanya diproduksi dengan media kain, namun juga dikembangkan
prosesnya melalui media kayu. Batik dalam perjalanannya juga mengalami perkembangan
corak, teknik dan proses pengerjaan, dan fungsi akibat perjalanan masa dan berbagai
sentuhan budaya lain. Batik dibangun atas dasar elemen artistik yang memenuhi unsur-unsur
dan prinsip-prinsip desain motif batik yang berkembang sesuai dengan tuntutan zaman.
UKM Batik Kayu “PURI ART” yang akan dibina bergerak khusus di bidang industri
batik kayu milik Bapak Sumartoyo, SE berlokasi di Perum Bulu No 4-5 Rt 06 RW XVII

Jaten, Karanganyar, Solo.

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 2

3

Produksi rata-rata UKM Batik Kayu “PURI ART” setiap tahunnya adalah sebagai
berikut :
1. Meja Catur paling kecil berukuran 1 m x 1 m berbahan kayu jati mencapai 60 meja/tahun
harga jual berkisar Rp 1.600.000,- – 2.700.000,- atau Rp96.000.000,- – 162.000.000,/tahun.
2. Gelang ukuran lebar mulai 2 sampai 4 cm mencapai 2000 – 2500 buah, harga jual Rp
25.000,-/buah atau Rp 50.000.000,- – 62.500.000,-/tahun.
3. Piring mencapai 1200 – 2000 bua, harga jual Rp 45.000,- atau Rp54.000.000,- –
90.000.000/tahun.
4. Mangkok mencapi 1200 – 2000 buah, harga jual Rp 40.000, atau Rp48.000.000,- –
80.000.000,-/tahun.
5. Kursi Lengkung berbahan kayu jati mencapai 500 – 1500 buah harga jual Rp 350.000,atau Rp 175.000.000,- – 525.000.000,-/tahun.
6. Pernik-pernik interior :

a. Asbak mencapai 1500 – 2000 buah harga jual Rp 35.000,- atau Rp52.500.000,- –
70.000.000,-/tahun.
b. Gajah ukuran kecil dan besar mencapai 1.500 – 2.000 buah harga jual Rp 30.000,- Rp 45.000,- atau Rp 45.000.000,- – 90.000.000,-/tahun.
c. Ikan ukuran kecil dan besar mencapai 1.500 – 2.000 buah harga jual Rp 25.000,- - Rp
30.000,- atau Rp 37.500.000,- – 60.000.000,-/tahun.
d. Tempat Lilin mencapai 1.500 – 2.000 buah harga jual Rp 40.000,- atau Rp
60.000.000,- - 80.000.000,-/tahun.
e. Tempat Tisu ukuran kecil dan besar mencapai 1.500 – 2.000 buah harga jual Rp
75.000,- - 125.000,- atau Rp 112.500.00,- - Rp 250.000.000,-/tahun.
f. Pigura ukuran kecil dan besar mencapai 1.000 – 1.500 buah harga juala Rp 45.000,- Rp 125.000,- atau 45.000.000,- - Rp 187.500.000,-/tahun.
g. Topeng berbagai macam ukuran mencapai 1.500 – 2.000 buah harga jual Rp 25.000,- Rp 60.000,- atau Rp 37.500.000,- - Rp 120.000.000,-/tahun.
Omzet UKM “PURI ART” rata-rata per bulan mencapai Rp 60.000.000,- (Enam
puluh juta rupiah). Teknik pemasaran yang dilakukan sekarang, yaitu memajang produk pada
showroom yang dimiliki oleh UKM, produk disetor kepada agen-agen, dan produk
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 3

4


dipasarkan di wilayah Solo, Jakarta, Bali, Surabaya, Yogyakarta dan kota lainnya. Sedangkan
untuk manca negara, produk telah dikirim ke Malaysia, Singapura, Jepang, Kamboja, dan
China.
Desain merupakan kendala umum yang dihadapi oleh UKM “PURI ART” yang
selalu membutuhkan produk-produk inovatif. Terbatasnya tenaga kerja yang mempunyai
keahlian dalam bidang pengembangan desain batik perlu dibantu dengan pengembangan
desain batik yang dapat diimplementasikan ke berbagai produk, termasuk batik kayu.
Sumber Daya Manusia (SDM) UKM dari aspek tingkat pendidikan sebagian besar
hanya lulusan SD/SLTP. Tenaga kerja UKM 90% adalah kaum perempuan di atas 20 tahun
sebagai pembatik dan sebagian kecial (10%) adalah kaum laki-laki. Pekerjaan utama
karyawan laki-laki adalah melakukan pekerjaan pembubutan, pewarnaan, pelorodan, dan
pekerjaan akhir (finishing touch) termasuk pengemasan produk.
Modal kerja yang digunakan oleh UKM bersumber dari modal pribadi. Besarnya
modal kerja pribadi yang tersedia cenderung hanya cukup untuk membayar upah tenaga
kerja, bahan baku, dan bahan pembantu pada awal produksi. Pembayaran oleh para agen
umumnya dilakukan secara kredit juga merupakan kendala bagi UKM untuk memenuhi
kebutuhan bahan baku secara kontinyu Untuk itu, UKM mengharapkan adanya bantuan
modal kerja guna memenuhi kelangsungan pengadaan kebutuhan bahan baku maupun bahan
pembantu agar produksi tidak berhenti.
Makna eksistensi UKM terhadap lingkungannya cukup tinggi. Hal ini ditunjukkan

dari cara perekrutan tenaga kerja yang sebagian besar berasal dari warga desa tetangganya.

Perumusan Masalah
Berdasarkan analisis situasi di atas, maka permasalahan yang dihadapi oleh UKM
“PURI ART” dapat dirumuskan bahwa UKM belum berani mengeksplorasi desain motif
yang dapat diterapkan pada produk batik kayu, kurangnya peralatan produksi yang belum
dimiliki, antara lain mesin bubut cakram, mesin penyedot air (pada kayu), mesin amplas,
mesin finishing, dan kompresor.

KERANGKA TEORI
Strategi Peningkatan Produktivitas Industri Kreatif

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 4

5

Pembangunan merupakan program yang direncanakan untuk melakukan perubahanperubahan dengan sengaja melalui pengembangan sistem ekonomi yang memberi peluang bagi
usaha kecil untuk berkiprah dalam perekonomian nasional akan mendorong tumbuhnya

perekonomian berbasis wirausaha yang selanjutnya akan mendorong munculnya usaha-usaha
baru. Usaha kecil umumnya berskala kecil tetapi menyerap tenaga kerja dalam jumlah basar.
Pembangunan di Indonesia pelaksanaan pembangunan didasarkan atas nilai dan norma demokrasi
Pancasila, yang mengikut sertakan seluruh rakyat Indonesia. Pembangunan Nasional dilaksnakan
dalam pemahaman dan cakupan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya, karena
pembangunan di Indonesia demokrasi panscasila maka tujuan pembangunan itu adalah mencapai
perbaikan hidup seluruh rakyat Indonesia. Salah satu Strategi pemberdayaan usaha kecil dikenal
dengan strategi edukasi yang berupa proses pemberian pendidikan, pengetahuan serta kecakapan
hidup (life skills) kepada masyarakat usaha kecil. Menurut Brolling (1989) Life skills adalah
interaksi berbagai pengetahuan dan kecakapan yang sangat penting dimiliki seseorang sehingga
mereka dapat hidup mandiri.. Brolling mengelompokkan Life skills kedalam tiga kelompok
kecakapan hidup sehari-hari (dialy living skills). Kecakapan pribadi/ social (personal skills) dan
kecakapan untuk bekerja (accaptional skills). Kecakapan hidup pada dasarnya merupakan suatu
upaya pendidikan untuk meningkatkan kecakapan hidup setiap warga Negara. Pengertian
kecakapan hidup adalah kecakapan yang dimiliki oleh seseorang untuk berani menghadapi
problema hidup dan kehidupan dengan wajar serta menemukan solusi sehingga akhirnya mampu
mengatasinya. Penyelenggaraan pendidikan kecakapan hidup utamanya dalam rangka
pengentasan kemiskinan dan penanggulangan pengangguran lebih ditekankan pada upaya
pembelajaran yang bisa memberikan penghasilan (learning for earning).
Tujuan dari pendidikan kecakapan hidup diantaranya adalah untuk meningkatkan

ketrampilan dan sikap warga belajar dibidang usaha tertentu sesuai dengan bakat serta minatnya
atau berusaha mandiri yang dapat meningkatkan kualitas hidupnya. Pendidikan kecakapan hidup
diharapkan akan memeberikan manfaat positif bagi warga belajar bagi masyarakat dan
pemerintah.
Manfaat bagi warga belajar adalah: :a) Warga belajar memiliki ketrampilan untuk
meningkatkan ketrampilan dan sikap warga untuk mampu bekerja dan berusaha mandiri. b)
Memiliki penghasilan yang dapat menghidupi diri sendiri dan keluarganya. c) Memberikan
kemampuan yang dirasakan bermanfaat bagi orang lain. Manfaat bagi Masyarakat adalah
mengurangi pengangguran, menciptakan lapangan pekerjaan bagi orang lain serta mengurangi
kesenjangan social. Sedangkan manfaat bagi Pemerintah adalah:meningkatkan kualitas Sumber

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 5

6

Daya Manusia di daerah, mencegah urbanisasi, menumbuhkan usaha ekonomi masyarakt serta
menekan kerawanan social. Smallbone et.al (dalam Rahmawati dan Nurlaela, 2009) menyatakan
bahwa usaha kecil yang akan tetap bertahan adalah usaha kecil yang memiliki strategi usaha yang

berorientasi dengan kebutuhan pasar. Penelitian Srorey (dalam Rahmawati dan Nurlaela, 2010)
menunjukkan bahwa usaha kecil yang mampu berkembang adalah usaha kecil yang giat dalam
pengembangan produk baru, pengembangan pasar dan memperkuat pelayanannya atas dasar
motif kepuasan pelanggan. Salah satu langkah dalam mengukur keberhasilan adalah melakukan
penlilaian kinerja. Kinerja dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil atau tingkat
pencapaian tujuan organisasi ( Rue & Byars, 1997). Menurut Porter (dalam Trimurti dan
Nurlaela, 2008) Menurut Hofstede (dalam Riyanti, 2003), tentang pengaruh budaya terhadap
dunia usaha Hofstede mengidentifikasi empat ciri yang menonjol pada budaya Asia, termasuk
Indonesia, yakni power distance, uncertainty avoidance, collectivism-individualism, serta
masculinity-feminity. Ada segi-segi tertentu dari ciri-ciri tersebut yang menghambat
pembentukan perilaku berwirausaha yang inovatif (Meng & Liang, 1996: Hofstetde, 1991).
Menurut Aik Meng dan Wee Liang (Dalam Rahmawati dan Nurlaela, 2010), kewirausahaan
merupakan salah satu kunci pertumbuhan ekonomi dan mesin pembangunan, sementara
Zulkarnain (dalam Rahmawati, Nurlaela dan Trimurti, 2009) mengatakan lahirnya wirausaha
baru dan berkembangnya wirausaha unggul dapat mendorong berkembangnya sektor ekonomi
rakyat yang produktif. Kesinambugan hidup perusahaan sangat tergantung pada ketahanan para
wirausaha dalam meraih keungulan bersaing melalui kemampuan berpikir kreatif dan berprilaku
inovatif.

METODOLOGI

Metode atau pola pemecahan masalah yang diterapkan untuk pemecahan
permasalahan UKM-1 adalah sebagai berikut:
1) Pelatihan mengembangkan desain batik kayu dan pembuatan pola batik kayu
yang bagus
2) Pemanfaatan mesin bubut cakram dan penyedot air
3) Pemanfaatan mesin amplas
4) Pemanfaatan mesin finishing
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 6

7

5) Penataan showroom
6) Pembuatan website
7) Pemasaran melalui website
Dari permasalahan tersebut, alternatif solusi yang ditawarkan bagi UKM handycraft adalah
sebagai berikut:
1. Diperlukan training/pelatihan sistem teknologi desain batik berbahan baku akar
bambu dan kayu.
2. Training/pelatihan pengembangan sikap mental berwirausaha.
3. Training/pelatihan manajemen keuangan bagi peserta.
4. Training/pelatihan penyusunan Business Plan bagi peserta
5. Training/pelatihan Pengelolaan Usaha
6. Sukses Story dengan menghadirkan praktisi bisnis terkait.
Untuk itu diperlukan berbagai rancangan pelaksanaan kegiatan, evaluasi dan pelaksana
kegiatan sebagai berikut:
a). Rancangan Pelaksanaan Kegiatan:
1). Persiapan: kegiatan yang dilakukan mencakup,




Menyusun materi dan instrumen.
Koordinasi dengan stakeholder terkait, seperti: instansi atau pemerintah desa



maupun UMKM yang menjadi mitra dalam penelitian ini.



Sebelas Maret yang terkait maupun dari praktisi teknis terkait.

Koordinasi dengan tim pengajar yang meliputi dosen-dosen dari Universitas

Penyusunan bahan/modul/materi pelatihan.

2). Pemberian pelatihan: pelatihan diberikan, dalam bentuk, in house training maupun
out house training.

a. Pelatihan kewirausahaan: diberikan oleh Dosen Universitas Sebelas
Maret dalam bentuk in house training maupun out house training.
b. Pelatihan teknis, pembuatan produk handycraft batik kayu yang
diberikan oleh praktisi teknis.
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 7

8

c. Pelatihan manajemen keuangan dalam bentuk pelatihan praktis,
penyusunan business plan, pengelolaan usaha di lakukan dalam in
house training oleh Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas

Maret.
d. Success Story menghadirkan pembicara praktisi di bidang usaha
terkait.
e. Pendampingan teknis produksi, pengelolaan usaha, manajemen
keuangan, serta melakukan pembentukan jaringan usaha untuk
pemasaran hasil produksi ke depan.
4). Evaluasi kegiatan.
b). Pelaksana Kegiatan adalah:





Dosen-dosen materi terkait dari Fakultas Ekonomi maupun dari Universitas
Sebelas Maret.
Praktisi teknis.
Praktisi dari industri terkait.

Adapun teknologi proses produksi baik pada UKM-1 adalah sebagai berikut:
1) Penyediaan bahan batik kayu
2) Pembuatan desain batik kayu
3) Pembuatan pola
4) Pembuatan handycraft
5) Finishing
6) Pengemasan
7) Pemasaran
Teknologi proses produksi apabila digambarkan secara skematis adalah sebagai
berikut:

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 8

9

Penyediaan bahan baku

Pembuatan desain

Pembuatan Pola

Penerapan Motif desain batik tertentu (yang diusulkan)

Pemrosesan
Dibutuhkan alat: mesin, kayu, dan bahan pembantu

Sentuhan Akhir / Finishing touch

Pengemasan

Pemasaran
- showroom
- agen
- pedagang kulakan
- website
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 9

10

Pada usulan ini akan dilaksanakan program pelatihan pengembangan desain batik
kayu, pengembangan desain batik dan pengembangan pola, untuk itu pada proposal ini akan
dilampirkan pula silabus pelatihan, modul pelatihan, informasi tentang target grup serta
jumlah target grup.
Pengembangan industri handycraft yang meliputi: desain batik kayu, pembuatan pola,
pembuatan hiasan dan finishing touch dengan standar intemasional yang diintroduksikan
merupakan hasil karya Dosen di Jurusan Kriya Seni/Tekstil. Hasil karya dosen tersebut
banyak dijadikan sumber inspirasi perancangan karya bagi mahasiswa dalam mengerjakan
proyek/Tugas Akhir maupun Skripsi sampai visualisasi desain dapat dipamerkan sebagai satu
perwujudan olah kreativitas untuk khalayak, seperti pada event-event pagelaran seni di
tingkat lokal Surakarta maupun nasional, juga di ajang bergengsi lomba perancangan desain
motif batik dan lomba pembuatan handycraft. Dalam desain batik, pembuatan pola dan
sampai finishing membutuhkan alat mesin seperti yang diintroduksikan dalam proposal ini.
Dengan adanya program ini diharapkan terjadi peningkatan kualitas produksi serta
kuantitas produksinya. Dengan meningkatnya kualitas produk (desain batik kayu dan desain
hiasan yang lebih baik, pola yang mengikuti standar intemasional, penataan showroom yang
menarik perhatian konsumen serta pemasaran ditambah melalui website) diharapkan pasar
akan lebih cepat menyerap produk dan terjadi perluasan pasar, sehingga kuantitas produksi
diharapkan dapat meningkat sebesar 10% pada tahun pertama. Laju penambahan kuantitas
produksi dapat diatasi dengan introduksi peralatan dan permesinan, yang semula bersifat
manual menjadi modern.
Bahan baku yaitu dari kayu yang dibatik sama seperti dengan proses membatik kain
(kayu dihaluskan, di batik dengan malam, diwarnai, dilorot, dan finishing).
Analisis dan Diskusi
Teknologi yang telah diintroduksikan kepada UKM adalah sebagai berikut:
1. Pada tanggal 25 maret 2013 telah diselenggarakan pengenalan beberapa peralatan
produksi kepada UKM batik kayu “PURI ART”. Total pengadaan peralatan produksi
tahap 1 sebesar Rp 15.115.000,- (Lima belas juta seratus lima belas ribu rupiah)
terdiri atas:
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 10

11

No.

Uraian

Harga satuan

Jumlah

(Rp)

(Rp)

2

1.345.000

2.690.000

1

1.035.000

1.035.000

1

1.390.000

1.390.000

1 paket

10.000.000

10.000.000

JUMLAH

15.115.000

Jumlah

Vacuum cleaner W pro
2015
1

2

Bur duduk wrot like 13
MM
Kompressor

portabel

wipro
3
Bahan mentah kayu jati
dan sengon
4

2. Penyuluhan dan pelatihan pengembangan desain batik kayu serta penjelasan
kemungkinan pemanfaatan desain batik kayu hasil karya tim.
3. Demo dan uji coba pemakaian mesin.
4. Memfasilitasi kerjasama dengan UKM penghasil kayu dan akar bambu.
5. Membantu UKM untuk ikut pameran INA CRAFT di Jakarta tanggal 22 sampai 28
April 2013.
6. Membuatkan papan nama agar lebih dikenal di masyarakat.
7. Membuatkan poster untuk dipajang di pamera.
8. Membantu tentang penataan showroom.

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 11

12

Tahapan pelaksanaan meliputi pengenalan teknologi dan pengoperasian teknologi
yang dilakukan sebagai berikut.
1. Persiapan kegiatan dan penyusunan perangkat kegiatan.
2. Mengadakan kegiatan sosialisasi kepada UKM “PURI ART” dalam rangka pelaksanaan
Program Iptekda LIPI XV tahun 2013 Tahap I meliputi penjelasan tentang pelaksanaan
teknologi dan pengoperasian teknologi.
3. Pelatihan tentang penataan showroom pada UKM “PURI ART” dengan materi utama
cara pemanfaatan showroom berukuran kecil, cara memajang produk menggunakan
displai yang lebih menarik bagi para pengunjung.
4. Kegiatan pemasaran telah meningkat karena pekerjaan lebih cepat selesai dengan adanya
peralatan yang diintroduksikan. Pada bulan Maret mendapatkan pesanan untuk souvenir
yaitu gantungan kunci dengan berbagai model sebanyak 500 buah, pesanan dari Dubai,
Batik Keris Solo, Batik Mirota Yogyakarta, Solo Pos, dan lain-lain.
5. UKM telah melakukan kegiatan pameran INA CRAFT di Jakarta dengan banyak
memajang produk-produknya. Persiapan pameran membutuhkan waktu sekitar 3 bulan
sejak februari 2013.
KESIMPULAN
Kesimpulan dan saran dari kegiatan Iptekda XV LIPI Tahap I tahun 2013 adalah
sebagai berikut.
Hasil pelaksanaan kegiatan Iptekda XV LIPI Tahap I di UKM “PURI ART” dapat
disimpulkan, bahwa:
1. Kegiatan penyerahan dan introduksi pengoperasian alat produksi, meliputi blower
penyedot air, bur duduk, dan kompresor sedang terjadi peningkatan keterampilan
pengoperasian alat kerja baru. Hal tersebut berpengaruh pada perilaku kerja operator
yang berupaya meningkatkan produktivitas dan kualitas kerjanya lebih efisien.
2. Penataan ulang showroom menggunakan rak pajang kaca dari segi estetikanya lebih
tertata rapi dan menarik.
3. Terjadi peningkatan keahlian dalam desain batik kayu yang bermacam-macam, sehingga
terjadi peningkatan kualitas produk.

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 12

13

4. Lebih aktif menawarkan proposal kerjasama dalam rangka pemasaran produk
diantaranya: pesanan souvenir, meja catur, kursi, dakon dll.

UKM batik kayu “PURI ART” menyatakan berterimakasih atas terselenggaranya
kegiatan Iptekda XV LIPI ini dan sangat mendukung apabila di masa mendatang bisa
diselenggarakan program multi tahunan.
Ackowledgement: ucapan terima kasih kepada IPTEKDA LIPI yang telah mendanai
penelitian ini dan artikel sudah dipresentasikan pada seminar nasional FEB UNS tahun
2013 di Hotel Kusuma Sahid Solo.
REFERENSI
Agusty, Ferdinand, 2003, Keunggulan Diferensiasif Dan Kinerja Pemasaran, Jurnal
Bisnis Strategi, Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro , Semarang
Dwivedi, Anju, 2004, Metodologi Pelatihan Partisipatif, Penerbit Pondok Edukasi,
Yogyakarta.
Djoemena, Nian S., 2000, Lurik Garis Garis Bertuah, The Magig Stripes, Penerbit
Djambatan, Jakarta.
Genova, 2002, Mengenal Lebih Dekat : Kewirausahaan, Jurnal Ekonomi Perusahaan,
STIE IIBI, Jakarta
Gist: Bavetta & Stevan, 1990, Transfer Training Method: Its Influence on Skill
Generalisation, Skill Repeeetition and Performance Level, Personel
Psycology.
Hall, C. M. 1996.
Longman.

Special Interest Tourism: An Introduction to tourism. Melbourne:

Kuncoro, Mudrajat , 2001, Analisis Profil Masalah Industri Kecil dan Rumah Tangga :
Study Kasus Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, Jurnal Ekonomi Pembangunan
Vol . 6 No. 1, 2001, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.
Meredith, Geoffrey G., 1996, Kewirausahaan Teori dan Praktek, Pustaka Binaman
Presindo, Jakarta.
Nawawi, Handari dan Murtini, Mimi, 1996, Penelitian Terapan, Gajah Mada University
Press, Yogyakarta.
Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 13

14

Nusantoro, Adi, 2002, Memberdayakan Ekonomi Rakyat Untuk Pembangunan
Ekonomi Indonesia, Jurnal Ekonomi dan Bisnis, UGM, Yogyakarta.
Nyo, Agustien dan Subandi, Endang, 1999, Pengetahuan Barang Tekstil, Direktorat
Pendidikan Menengah Kejuruan, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
Nasir, Muhammad dan Handoyo, Agus, 2003, Pengaruh Orientasi Wirausaha Terhadap
Kinerja Perusahaan Kecil Dengan Lingkungan dan Strategi Sebagai Variabel
Moderat, (Studi Kasus Pada Industri Aneka di Kota Semarang), Jurnal Bisnis
Strategi Vo. 12 Desember 2003, Universitas Diponegoro Semarang.
Pramono, Rachmadi, 2001, Organisasi Pembelajaran Bagi Usaha Kecil dan Menengah
Permasalahan dan Peluang. Jurnal Administrasi dan Bisnis Vol 1 No.2, 2001,
Unika Atma Jaya Jakarta.
Rahmawati, Nurlaela, Celviana, Trimurti, 2009, Model of Training in Tecnological Weave
Enterprenuership Fasten Strategies to Improve Business performen in Jabakan Bayat
Klaten, Indonesia The 1st Innovation Confrence on entrepreneurship, and Small
Businness ICIES, ITB, Bandung.
Suryana, Agus, 2005, Seni Mendesain Pelatihan, Penerbit Progres, Jakarta

Penelitian ini didanai oleh dana IPTEKDA LIPI tahun 2013

Page 14