PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT TAHUN

PERANG SAUDARA DI AMERIKA SERIKAT
TAHUN 1861-1865

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU SOSIAL
JURUSAN SEJARAH
MARET 2016

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ..................................................................................................... i
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang dan Proses terjadinya Perang Saudara di Amerika
Serikat tahun 1861-1865.................................................................. 3
2.2 Dampak Perang Saudara di Amerika Serikat tahun 1861-1865........ 8
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 11

3.2 Saran ................................................................................................. 11
DAFTAR RUJUKAN ....................................................................................... 12

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perang Saudara atau yang biasa disebut dengan The Civil War merupakan
salah satu peristiwa yang terjadi antara warga negara Amerika Utara dan Amerika
Selatan. Peperangan ini terjadi antara tahun 1861-1865. Wijaya (tanpa tahun: 4)
menjelaskan bahwa “Dalam usaha untuk mengembangkan wilayah kekuasaan
kaum kulit putih, kaum pribumi Indian dikabarkan telah dijadikan korban. Melalui
kekuatan militer, pemusnahan, penyingkiran serta pembangunan daerah reservasi,
kaum pribumi Indian disingkirkan. Diskriminasi terhadap kaum berwarna
merupakan salah satu sebab terjadinya perang saudara antara negara bagiannegara bagian Utara dan Selatan”
Pihak Utara (Union) menginginkan penghapusan perbudakan karena
dianggap sebagai pelanggaran Deklarasi Amerika Serikat sedangkan pihak Selatan
(Konfederasi) menginginkan untuk tetap mempertahankan sistem perbudakan
untuk tenaga perkebunan yang merupakan basis perekonomian mereka. Perbedaan

pandang ini menimbulkan perang yang berkelanjutan. Perang berlangsung selama
empat tahun dan pada akhirnya perang saudara ini dapat diakhiri dengan
kemenangan pihak Utara dalam menghapuskan perbudakan di Amerika.
Meskipun perbudakan berhasil dihapuskan setelah kekalahan negara
selatan, namun tetap saja diskriminasi warna kulit masih terjadi hingga
pertengahan abad ke 20. Perang saudara telah membawa dampak yang
berkepanjangan. Soetopo (2010: 39) “Perang telah meninggalkan warisan
kebencian setempat yang telah dipertajam oleh kebijakan rekontruksi yang keras
menyusul kemenangan pihak utara”.
Proses munculnya diskriminasi warna kulit hingga perkembangan
diskriminasi tersebut menarik untuk dikaji lebih dalam lagi, karena tidak jarang di
dalam masyarakat kita sendiri praktek diskriminasi masih ada di dalam kehidupan
sehari-hari. Dari latar belakang yang telah dipaparkan penulis menyimpulkan
makalah dengan judul Perang Saudara di Amerika Serikat pada tahun 1861-1865.

1

2

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah dipaparkan, maka rumusan masalahnya
adalah sebagai berikut:
A. Bagaimana Latar Belakang dan Proses terjadinya Perang Saudara di
Amerika Serikat tahun 1861-1865?
B. Bagaimana Dampak Perang Saudara di Amerika Serikat tahun 18611865?
1.3 Tujuan
Dari rumusan yang telah dipaparkan, maka tujuannya adalah sebagai
berikut:
A. Mengetahui latar belakang dan proses terjadinya Perang Saudara di
Amerika Serikat pada tahun 1861-1865
B. Mengetahui dampak dari Perang Saudara di Amerika Serikat pada
tahun 1861-1865

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang dan Proses terjadinya Perang Saudara di Amerika
Serikat tahun 1861-1865
Diawali karena adanya penggolongan penduduk Amerika pada masa
kolonial. Pada masa itu penduduk dibuat menjadi beberapa golongan atau kelas,
yang mirip dengan susunan kelas yang ada di Inggris. Seperti yang dijelaskan oleh

Soetopo (2010:3)
Golongan teratas, disebut golongan aristokrat, terdiri dari
pedagang dan pemilik perkebunan yang kaya dan menguasai
kehidupan ekonomi,politik, agama dan perilaku panutan. Sebgian
besar dari penduduk Amerika terdiri dari petani merdeka, pemilik
toko, seniman dan pengrajin, dan profesional. Golongan ketiga
adalah para pekerja harian, buruh tani, pembantu rumah tangga.
Diluar itu masih ada para budak Negro.
Perdagangan budak-budak Afrika berkembang selama masa pemerintahan
kolonial untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja yang luas di
Amerika. Dalam Black (2004 : 189) menyebutkan bahwa “antara tahun
1783 dan 1860 di Amerika Serikat berkembang dua masyarakat wilayah
yang sangat berbeda, di Utara tumbuh masyarakat Industri dan di Selatan
tumbuh masyarakat agraris”.
Untuk wilayah Amerika Serikat ini mereka tumbuh sebagai
masyarakat industri yang sudah menjalankan sistem kredit dan perbankan
liberal danjuga protektif, namun sangat bertentangan dengan masyarakt di
wilayah Amerika Selatan, dalam masyarakat di Amerika Selatan ini
mereka tumbuh sebagai masyarakat agraris, disana mereka menentang
penjualan tanah milik umum, berpajak import tinggi, dan juga masih

memperbolehkan perbudakan.
Amerika Serikat tumbuh secara cepat dalam wilayah dan
penduduk, yang terjadi antara tahun 1800-1870, Soetopo (2010 : 31).
Maka dari itu ditahun 1860 Amerika Serikat terpecah menjadi beberapa
negara bagian bebas , dalam Black (2004 : 189) “ 18 negara bagian ‘bebas’
terutama di Utara dan 15 negara bagian ‘budak’ terutama di Selatan”.
Akibat inilah munculya masalah perbudakan antara Amerika Serikat
dengan Amerika Selatan, peristiwa tersebut biasa disebut dengan perang
saudara/ perang budak, dalam Brinkley (2007:368) “ wich would
3

guarantee the permanent existence of slavery in the slave states and would
satisfy

3

4

Southern demands on such issues as fugitive slaves and slavery in the
District of Columbia”.

Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865
dilatarbelakangi oleh adanya keinginan Amerika utara untuk
menghapuskan perbudakan, namun di sisi lain Amerika Selatan menolak
penghapusan perbudakan dengan beberapa pertimbangan. Pada bulan
Maret 1861 negara-negara bagian Selatan dengan resmi menyatakan
terpisah dari Union. Pada masa itu pemerintahan berada di bawah
kepemimpinan Abraham Lincoln. Pisahnya Negara selatan dari Union
membuat presiden Lincoln berupaya keras untuk mengembalikan
keutuhan Amerika Serikat. Lincoln menyatakan bahwa dirinya akan
menggunakan cara-cara kekerasan (militer) untuk mempertahankan
kesatuan AS, dalam Usis (tanpa tahun 103) “ rakyat masing-masing pihak
memasuki peperangan dengan harapan besar akan mencapai kemenangan
yang cepat”.
Perang saudara ini merupakan perpecahan nasional yang terjadi didalam
negara yang sedang tumbuh ini, dalam Soetopo (2010 : 33) “ perpecahan nasional
yang timbul di negara bagian Selatan yang memperkerjakan budak-budak nergo,
perbudakan jelas tidak sesuai dengan harapan ideal dan tradisi bangsa Amerika”.
Pernyataan tersebut mendapat dukungan dari partai Demokrat di. Utara yang
dipimpin oleh Stephen Douglas. Pernyataan perang yang diakukan ini bukanlah
pelanggaran terhadap Hak Kongres untuk menyatakan perang sebab perang yang

terjadi di AS adalah perang dalam negara bukan perang antar dua negara.
Adanya perang saudara yang pro dan kontra di sebabkan karena adanya
kebijakan pelarangan perbudakan dikarenakan , Amerika Selatan merupakan
pemasok utama pabrik tekstil Inggris Soetopo ( 2010:35). Dalam hal ini dimana
Amerika selatan masih terus membutuh kan buruh guna untuk mengerjakan
pintalan yang untuk membuat kapas. Maka dari itu pada tahun 1800 ekspor kapas
mereka meningkat dan pada tahun 1859 ekspor kapas itu meningkat pesat,begitu
pula para buruhnyapun juga mengikuti perkembangan yang pesat, sebab
permintaan semakin banyak, dan pabrik akan membutuhkan banyak pekerjaan.
Para buruh dari Afrika ini bermukim di Amerika Selatan dan di Mississipi
dan jumlahnya melebihi dari jumlah warga kulit putih. Perekonomiann Amerika
Selatan pun juga terpengaruh antara kapas dan buruh, nahkan dengan Amerika

5

utara, dari situlah dalam Gavian (1945 : 278) menyebutkan “Confilcting economic
interests of North and South”
Wilayah utara menentang terjadinya perbudakan, sedangkan
wilayah selatan pro perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang anti
perbudakan itu menggunakan beberapa alasan, di antaranya bahwasannya

perbudakan sesama umat manusia jelas bertentangan dengan Declaration
of Independence. Semua manusia mendapatkan hak yang sama baik dalam
bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun budaya. Lloyd
Garrison dalam menentang perbudakan berdasarkan pada prinsip tersebut
yakni setiap umat manusia mendapat hak kebebasan dan persamaan.
William Ellery Channing dalam menentang perbudakan didasarkan ajarn
teologi dan prinsip moral bahwa setiap manusia tidak boleh dipersamakan
dengan barang.
Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan
yang pro dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro
yang bekerja di perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik daripada
kebebasan yang diberikan kulit putih di utara. Rakyat kulit putih di bagian
selatan yakin bahwa perbudakan penting untuk menjamin supermasi
orang-orang kulit putih dan merupakan sumber penghasilan negara yang
didasarkan atas sistem perkebunan yang memerlukan tenaga kerja yang
banyak.
Tokoh-tokoh yang pro dengan perbudakan memiliki dasar untuk
mempertahankan budak diantaranya adalah William Harper yang
mengatakan bahwa perbudakan dapat menyebabkan manusia menjadi
beradab. Tokoh lain adalah para pendeta di wilayah Amerika Serikat

bagian selatan diantaranya seperti Dr.B.M. Palmer, Uskup Stephen Eliet
dan James Thronwell yang didasarkan atas interpretasi kitab injil bahwa
Tuhan telah menganugerahkan tanah kepada orang-orang kulit putih di
wilayah selatan sedangkan Tuhan menciptakan bangsa Negro sebagai
pekerja kasar, kotor, dan jenis-jenis pekerjaan berat (Krisnadi, 2012: 160)
Tokoh intelektual lain yang pro dengan perbudakan adalah George
Fitzhugh yang menganalisis dari segi sosial. Ia mengungkapkan kritik
terhadap kebebasan dan kemerdekaan yang terdapat di amerika utara
bahwa tidak terdapat seorang manusia pun yang memiliki hak-hak

5

kebebasan selama masyarakat itu sendiri tidak mengakui dan
membenarkan tindakannnya. Alasan-alasan yang

6

mengatasnakamakan agama dan sosial sebenarnya merupakan alasan untuk
mempertahankan posisi ekonomi yang sebagian besar bergantung pada tenaga
kerja orang-orang kulit hitam.

Kesimpulan pertentangan perbudakan ini dapat disimpulkan bahwa
adanya kepentingan politik. Krisnadi (2012: 158) memaparkan bahwa
“Negara di bagian utara yang menentang perbudakan mempunyai tendensi
politik yakni mempertahankan bentuk Union sedangkan negara di Selatan
lebih condong pada bentuk pemerintahan Konfederasi”
Kegiatan anti perbudakan ini sebenarnya sudah terjadi pada
pertengahan abad XVIII, tokohnya adalah Johns Wolman dan Anthony
Benezet. Sebelum 1800, orang-orang abolisi hitam Prince Hall, Benyamin
Banneker, Ablosom Jenes dan Richard Allan mulai menyuarakan anti
perbudakan dan mendirikan the Free African Society of Philadelphia. Para
pemimpin gerakan abolisi hitam berusaha membantu ke arah pembebasan
bangsanya yang masih menjadi budak. Pusat gerakan abolisi hitam
terdapat di daerah Philadelpia yang merupakan organisasi lokal dan
regional yang didirikan pada abad XIX. Untuk menyuarakan anti
perbudakan ini, organisasi ini menerbitkan surat kabar orang-orang kulit
hitam yang berjudul Freedom’s Journal pada 1827 yang dirintis oleh
Samoel Cornish.
Pemimpin-pemimpin gerakan anti perbudakan ini juga membentuk
gerakan abolisi yang terorganisir dengan baik yang terkenal dengan nama
the Underground Railroad. Gerakan ini terdapat di daerah Indiana, Illinois,

Ohio dan Pennsylvania. Gerakan itu membantu para budak untuk
melarikan diri pada malam hari. Untuk melarikan diri, mereka biasanya
menyamar menjadi sebagai pengasuh anak-anak dengan cara membawa
bayi-bayi kulit putih agar tidak dicurigai atau dengan menyamar menjadi
wanita atau sebaliknya.
Frazier dalam (Krisnadi, 2012: 164-165) menceritakan pelarian
budak ini adalah sebagai berikut. Semenjak lalu lintas perdagangan banyak
dilakukan pada waktu malam, para pelarian sering dimasukkan ke kotak
barang-barang sebagai muatan oleh orang-orang yang telah ditunjuk dalam
gerakan tersebut yang selanjutnya diselamatkan dengan kereta-kerta atau
kapal. Organisasi dari gerakan ini memiliki semacam stasiun-stasiun

6

sebagai pos-pos pemberhentian dan juga terdapat kondektur-kondektur
yang sekaligus menjadi penunjuk jalan sepanjang

7

rute-rute yang ditentukan. Jarak antara stasiun yang satu dengan yang lain sekitar
10-20 mil, hal ini bertujuan agar pelarian dapat beristirahat dan menunggu malam
berikutnya. Pada siang hari biasanya mereka ditempatkan di gudang-gudang
barang atau di atas atap-atap rumah.
Selama periode 1800-1850, wilayah selatan tercatat telah
kehilangan seratus ribu budak yang seharga tidak kurang dari tiga puluh
juta dolar. Untuk mengantisipasi hal tersebut, orang-orang kulit putih di
selatan menyerukan untuk menangkapi pemimpin-pemimpin dan anggota
dari organisasi tersebut. Dalam usahanya itu, mereka juga sering
melakukan pengejaran terhadap budak-budak yang melarikan diri ke utara
dengan menyamar sebagai pembicara anti perbudakan, Mereka kemudian
berhasil mengetahui tempat-tempat pelarian para budak.
Pada tahun 1861, 11 negara dibagian selatan diantaranya Alabama,
Arkansas, Florida, Georgia, Louisinia, Missisipi, Karolina Utara, Karolina
Selatan, Tennese, Texas, dan Virginia menyatakan bahwa dirinya sebagai
negara Konfederensi yang tidak mengakui negara Federal. Hal ini
menyebabkan pecahnya perang. Abraham Lincon yang pada waktu itu
menjabat sebagai presiden berusaha untuk mempertahankan kesatuan AS
dengan cara melakukan aksi militer. Hal ini dilakukan agar negara-negara
konfederasi bertekuk lutut.
Baik dalam jumlah penduduk maupun kekuatan persenjataan pihak
utara melebihi pihak selatan dengan jumlah perbandingan 3: 1.
Pertempuran besar dalam perang Saudara terjadi di Bull Rum (Virginia)
pada tanggal 21 Juli 1861. Untuk sementara pihak selatan memperoleh
kemenangan. Mereka memiliki sejumlah jenderal perang yang tangguh.
Selama 17 bulan petama, pihak selatan memenagkan kebanyakan
pertempuran dengan didukung bantuan dari Inggris. Sementara itu,
kejenuhan perang dan kekalahan menurunkan semangat juang pihak utara.
Namun kondisi ini tidaklah lama karena Kongres menetapkan berbagai
keputusan anti perbudakan dan penyitaan. Pada September 1862, presiden
Lincon mengumumkan proklamasi Emansipasi sementara yang
menegaskan kepada semua budak di negara bagian memberontak sampai
pada 1 Januari 1863 akan dibebaskan.

8

Keunggulan pihak selatan adalah memiliki jenderal yang tangguh
seperti Jenderal Lee yang berhasil memaksimalkan kekuatan selatan dan
membendung kekuatan utara. Sedangkan kelemahan utara adalah tidak
memiliki pemimpin Jenderal yang kompeten. Selama periode perang,
kebanyakan peperangan tersebut dimenangkan pihak sleatan. Namun pada
akhirnya, Jenderal Lee menyerah kepada Jenderal Grant pada 9 April 1865
di gedung Pengadilan Appromattox, Virginia. Faktor kemenangan pihak
utara ini disebabkan oleh jumlah kekuatan militer yang besar, pada
akhirnya mereka berhasil memblokade semua pelabuhan yang berada di
wilayah selatan, menguasai jalur perdagangan laut.
Seusai Perang Saudara, Presiden Lincoln mempersiapkan
pengembalian bentuk federasi, membubarkan konfederasi, serta
mengampuni sejumlah tokoh yang terlibat mempertahakan bentuk negara
konfederasi. Enam hari seusai Perang Saudara, pada 15 April 1865 ketika
ia tengah menikmati pertunjukan seni di Ford’s Theater Ford, Washington
D.C, presiden Lincoln ditembak oleh John Wilkes Booth hingga tewas
(Krisnadi, 2012: 175).
2.2 Dampak Perang Saudara tahun 1861-1865
Setelah berakhirnya peristiwa perang tersebut pastilah terdapat
dampak yang ditimbulkan. Ada beberapa dampak akibat perang saudara
Amerika tersebut baik berupa dampak positif maupun dampak negatifnya.
Adapun dampak positif yang diakibatkan dari perang dunia antara lain :
1. Semakin kuatnya rasa kesatuan Amerika Serikat dibandingkan keadaan
sebelum perang. Hal ini dikarenakan perang dimenangkan oleh pihak Utara
sehingga Amerika Serikat (pemerintahan Federal) serta adanya rekonstruksi
maka dapat membuktikan bertahannya kesatuan negara-negara bagian yang
berada di dalamnya.
2. Amerika memungkinkan berkembang menjadi negara adikuasa. Hal ini
dikarenakan pada tahun 1865 para imigran mulai memasuki dan memadati
Amerika Serikat sehingga kota-kota besarpun mulai bermunculan. Selain itu
juga tambang-tambang bermunculan seperti batu, baja dan minyak. Yang
mana penggalian tambang-tambang tersebut digunakan untuk menunjang
perindustrian. Sehingga perindutrian di Amerika pun berkembang maju dan

9

meluas, hal ini karena didorong juga oleh beberapa pendapatan baru dan
peningkatan jumlah penduduk tersebut. Kemudian berkembang juga fasilitas
umum seperti kereta api yang telah melintasi benua dan menghubungkan
pantai. Selain itu Amerika Serikat juga mengisi daerah-daerahnya yang
koaong mulai dari pantai Atlantik dan Pasifik yang mencapai 76 juta hingga
tahun 1900, hal ini terjadi peningkatan dua kali lipat sebelum tahun 1865.
Sehingga benua tersebut mulai kebanyakan penghuni, yang akhirnya
mendorong terjadinya imperilaisme yang dilakukan oleh orang-orang
Amerika tersebut dengan negara-negara Eropa.
3. Amerika Serikat mampu mempertahankan prinsip demokrasi. Hal ini
disebabkan oleh penbghancuran perbudakan di Amerika sendiri. Selain
mampu mempertahankan prinsip demokrasi tersebut Amerika Serikat juga
mampu membuktikan bahwa negara Amerika adalah negara yang mampu
menjunjung tinggi HAM. Setelah berakhirnya perang saudara amerika telah
mampu meletakkan dasar-dasar negara dan telah terbentuk serta berkembang
corak umum dari Individualisme Demokrasi. Selain itu dengan di
hapuskannya perbudakan Amerika telah mampu membuktikan bahwa
merupakan negara yang menjungjung tinggi hak asasi manusia (HAM).
4. Kemudian sesudah perang saudara berakhir keadaan Amerika memungkinkan
untuk berkembang jadi negara adikuasa. Dalam buku ”Dari Koloni Djadi
Salah Satu Negara Besar” karangan Franklin Escher, Jr. Dijelaskan
bahwasanya setelah tahun 1865 keadaan telah berubah. Para imihgran mulai
masuk membanjiri negara-negara di AS. Kota-kota besar mulai bermunculan.
Tambang-tambang telah bermunculan seperti batu, baja dan minyak, yang
mana adanya pengalian tmbang ini ditujukan untuk mendukung perindustrian
(memberi bahan dan tenaga terhadap perindustrian). Perindustrian maju dan
meluas karena di dorong oleh pendapatan-pendapatan baru dan meningkatnya
jumlah penduduk.Fasilitas umum seperti jalan kereta api telah menjalar
kemana-mana melintasi benua dan menghubungkan pantai. Tenaga listrik di
pergunkan untuk penerangan, menjalankan mesin-mesin. AS mengisi daerahdaerahnya yang kosong dari pantai atlantik dan pasifik mencapai jumlah 76
juta sampai tahun 1900, dua kali lipat sebelum tahun 1865. Bahkan di katakan

10

benua tidak cukup, sehingga mendorong mereka untuk berlomba-lomba
dalam melakukan imperialisme dengan negara-negara Eropa.
Selain mengkibatkan dampak negatif seperti yang dipaparkan
diatas, terdapat juga beberapa dampak negatif yang diakibatkan. Antara
lain:
1. Hancurnya perekonomian Selatan, hal ini dikarenakan oleh rusaknya
perkebunan-perkebunan akibat perang yang berlangsung selama 4 tahun.
Pada saat perang berlangsing tidak jarang telah merusak alam yang di sekitar
medan perang. Misalnya saja pada masyarakat di Amerika Selatan yang
perekonomiannya bergantung pada alam merupakan suatu permasalahan yang
cukup besar, seperti di Selatan uang dan obligasi federal tidak berharga lagi.
2. Perang yang terjadi selama 4 tahun tersebut telah menghabiskan tenaga kerja
dan menimbulkan pertumpahan darah serta menghilangkan harta benda
seperti kehilangan rumah, ternak dan alat pengangkutan. Adapun korban yang
meninbggal dari pihak federal sekitar 360.000 yang mana kurang lebih sama
dengan korban Perang Dunia II.
3. Berpisahnya 11 negara bagian di Selatan pada waktu peristiwa pecahnya
perang. Hal ini dikarenakan rekonstruksi lunak yang dilakukan oleh Lincoln
ditentang oleh kongres dengan alasan jika mereka yang memisahkan diri
maka harus dihukum seberat-beratnya.
4. Timbulnya rasa kebencian dari pihak Amerika Selrikat bagian Selatan
terhadap orang-orang Negro yang mendapat persamaan kedudukan dengan
orang kulit putih.
Selain itu menurut (Mass,dkk. 2005 : 169) perang saudara di Amerika tersebut
telah menjadi dasar penyatuan kembali partai Demokrat karena fokus perlawanan
pihak Utara berpusat pada partai demokrat. Sehingga dari hal tersebut melahirkan
adanya partai demokrat Perdamaian, yang mana elemen dari mereka yang lebih
ekstrim disebut sebagai “Copperheads”.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perang saudara di Amerika serikat tahun 1861-1865 dilatarbelakangi oleh
adanya pertentangan antara pihak Amrika Utara dan Selatan dalam menyikapi
perbudakan. Sikap orang kulit putih di utara yang anti perbudakan itu didasarkan
prinsip Declaration of Independence. Semua manusia mendapatkan hak yang
sama baik dalam bidang pendidikan, politik, agama, ekonomi, sosial maupun
budaya. Sedangkan sebagian besar warna kulit putih di wilayah selatan yang pro
dengan perbudakan mengganggap bahwa orang-orang Negro yang bekerja di
perkebunan-perkebunan kehidupannya lebih baik.
Pada tahun 1861, 11 negara dibagian selatan menyatakan bahwa
dirinya sebagai negara Konfederensi yang tidak mengakui negara Federal.
Hal ini menyebabkan pecahnya perang. Perang dilakukan selama periode
1861-1865. Kondisi itu menyebabkan keadaan yang tidak stabil di AS.
Perang itu berakhir pada tahun 1865 dengan menyerahnya Jenderal Lee
(pihak selatan) pada Jenderal Grant pada 9 April 1865 di gedung
Pengadilan Appromattox, Virginia. Seusai Perang Saudara, Presiden
Lincoln mempersiapkan pengembalian bentuk federasi, membubarkan
konfederasi, serta mengampuni sejumlah tokoh yang terlibat
mempertahakan bentuk negara konfederasi.
Perang Saudara ini menyebabkan dampak disegala bidang baik
dalam dampak negatif maupun positif. Dampak positif diantaranya adalah
kemajuan AS di segala sektor, Amerika memungkinkan berkembang
menjadi negara adikuasa, Amerika Serikat mampu mempertahankan
prinsip demokrasi dan mempertahakan HAM. Dampak negatifnya antara
lain menghabiskan tenaga kerja dan menimbulkan pertumpahan darah
serta menghilangkan harta benda seperti kehilangan rumah, ternak dan alat
pengangkutan.
3.2 Saran
Dari pembahasan yang telah dipaparkan oleh penulis,
penulis menyadari bahwasannya masih banyak kekurangan
dalam makalah ini. Untuk itu penulis mengharapkan

11

masukan dan saran yang bersifat membangun dari semua
pihak untuk perbaikan makalah ini

11

DAFTAR RUJUKAN
Black, Jeremy. 2004. Atlas sejarah dunia. Terjemahan: aruminingsih & henny
wirawan Jakarta: Erlangga.
Brinkley. A. 2007. A Survey American History. New York : MC. Graw Hill.
Gavian, R. W. & William, A. H. 1945. The American Story. Boston : D.C. Heath
and Company.
Krisnadi. 2012. Sejarah Amerika Serikat. Yogyakarta: Ombak
Mass, dkk. 2005. Sejarah Amerika Serikat. Departemen Luar Negeri Amerika
Serikat : Biro Program Informasi Internasional.
Soetopo. 2010. Sejarah Amerika. Diktat. Malang : Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan Universitas Negeri Malang.
USIS, tanpa tahun, Garis Besar Sejarah Amerika, Jakarta: Departemen
Penerangan Amerika Serikat.
Wijaya, D. Pengantar sejarah Amerika.
https://www.academia.edu/7212665/Pengantar_Sejarah_Amerika diakses
pada tanggal 28 februari 2016, pukul 18:59

12