LAPORAN PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA MAK
PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA MAKANAN
Hari/ tanggal
: Selasa - Rabu/ 7 – 9 November 2017
Waktu
: 13.00 – 16.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Pratikum
: Untuk mengetahui angka kuman pada sampel makanan mie
A. TINJAUAN PUSTAKA
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah maupun
dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan, karena itu
makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia. Sebaliknya makanan
juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan demikian penanganan
makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Makanan yang diproduksi dan
diedarkan harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu, atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang
menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan
makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk,
cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan
yang tidak bersih.
Mengingat bahwa makanan dan minuman yang digunakan kemungkinan mengandung
bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab
makanan dan minuman harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk
pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan dan minuman di
laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan dan minuman yang diperiksa
tersebut mengandung bakteri patogen atau tidak. Dalam prakteknya, pengujian
makanan dan minuman secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri
bentuk koli.
Perhitungan Bakteri pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan makanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan
hasil pemeriksaan.
Dalam praktikum ini bahan makanan yang akan diperiksa angka kumannya adalah
mie. Metode perhitungan angka kuman yang digunakan dalam praktikum
pemeriksaan mie ini adalah metode Angka Lempeng Totcara.
Angka kuman atau angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan adanya
mikroorganisme pathogen atau nonpathogen menurut pengamatan secara visual atau
dengan kaca pembesar pada media penanaman yang diperiksa, kemudian dihitung
berdasarkan lemkpeng dasar untuk standar test terhadap bakteri atau jumlah bakteri
mesofil dalam satu gram atau 1 cm2.
Pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan yang digunakan untuk menghitung
jumlah kuman baik dalam makanan dan minuman. Faktor pengenceran disetiap
langkah selalu konstan. Sebuah pengenceran dalam praktikum ini dilakukan sebanyak
lima kali. Pembuatan pengenceran bertujuan untuk mendapatkan jumlah koloni yang
ideal yaitu antara 30 sampai 300 koloni. Untuk pemeriksaan kuman sendiri terdapat
dua metode, yaitu metode tuang dan metode sebaran atau taburan. Metode tuang
dengan prinsip kuman yang berada dalam sampel dengan tingkat pengenceran tertentu
dicampur secara merata pada suhu tertentu. Sedangkan metode sebaran adalah kuman
yang berada dalam sampel dengan tingkat pengenceran tertentu
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. 5 buah tabung reaksi
b. 2 buah beaker glass
c. 6 pipet volume
d. 6 cawan petridish
e. Bulb
f. Penjepit tabung
g. Alumunium Foil
h. Neraca Analitik
i. Kapas
j. Cawan Mortar
k. Stamper
2. Bahan
a. Media
b. Sampel makanan
c. Aquadest
C. PROSEDUR KERJA
Sterilisasi alat dan bahan yang digunakan
A. Tabung reaksi
Pipet 9 ml aquadest pada pengenceran 10-1 - 10-5
Pipet 10 ml aquadest pada blanko
Tutup dengan kapas
B. Pipet volume
C. Beaker glass
D. Cawan mortar dan stamper
E. Petridish
F. Srerilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121º C pada tekanan 15 psi selama
15 menit
Pembuatan Media
Timbang Media PCA dengan perhitungan sbb:
1 petridish = ±5−10 ml PCA
1 Sampel = 4 petridish X 10 ml
= 40 ml
23,5
PCA
=
X 40
1000
= 0,94 gram
Tambahkan 40 ml aquadest, panaskan hingga mendidihkan, angkat dan tutup dengan
aluminum foil.
Penanaman Bakteri
a. Siapkan sempel makanan yang akan di periksa
b. Aduk hingga tercampur rata
c. Ambil 5 gram sempel haluskan dengan mortar dan stamper
d. Masukan kedalam beaker glass lalu larutkan dengan aquadest sebanyak 45 ml,
ratakan
e. Siapkan 6 tabung reaksi yang berisi aquadest steril dan 4 cawan petridish steril
f. Ambil 1 ml sampel makan yang telah dilarutkan ke tabung pengenceran 10−1 ,
g.
h.
i.
j.
k.
homogenkan lalu pipet 1 ml dari pengenceran 10−1 kepengenceran 10−2
Lakukan hal serupa hingga pengenceran 10−4
Ambil 3 pengenceran terakhir
Tuang 10 ml media PCA ke dalam 4 cawan petridish, beri label dan ratakan
Pipet 1 ml blanko ke cawan petridish blanko
Pipet 1 ml sampel dari pengenceran 10−4 masukkan ke petridish berlebel
−4
10
l. Pipet 1 ml sempel dari pengenceran 10−5 masukkan ke petridish berlabel
10−5
m. Pipet 1 ml sampel dari pengenceran 10−6 masukkan ke petridish berlebel
−6
10
n. Tunggu beberapa menit hingga media dingin dan padat, didekat lampu Bunsen
o. Inkubasi pada suhu 37 ℃ selama 2 x 24 jam dengan posisi terbalik
Cara Perhitungan Coloni Bakteri
Analisis hasil percobaan dinilai dari jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media
agar. Terdapat dua macam cara perhitungan yaitu :
1. Total Plate Count
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau
berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Unit
(CFU’s) per ml. Syarat untuk menghitung adalah sebagai berikut :
- Satu koloni dihitung 1 koloni
- Dua koloni bertumpuk dihitung 1 koloni
- Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
2. Standar Plate Count (SPC)
Koloni yang dihitung menggunakan cara SPC memilki syarat khusus berdasarkan
statistic untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan. Perhitungan mengacu
pada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pilih cawan yang ditumbuhi koloni 30 – 300 koloni. > 300 = Too Numerous
To Count (TNTC) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung), < 30 Too
Few To Count (TFTC).
b. Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit. Pembulatan ke atas
dilakukan pada angka seperseratus lebih besar dari 5
c. Bila diperoleh 300 pada semua pengenceran, maka yang dilaporkan hanya
pengenceran tertinggi saja
e. Jika terdapat 2 cawan dengan jumlah koloni 30-300, dan hasil bagi antara
tertinggi dan terendah ≤ 2, maka yang dilaporkan adalah nilai rata-rata
keduanya
f. Jika terdapat 2 cawan dengan jumlah koloni 30-300, dan hasil bagi antara
tertinggi dan terendah > 2, maka yang dilaporkan adalah cawan dengan
pengenceran terendah saja
g. Apabila pada setiap pengenceran dilakukan 2 cawan petri (duplo), maka
jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata keduanya.
102
234
650
15
650
290
140
175
208
103
20
175
1
450
40
35
15
20
104
5
10
5
325
5
1
5
2
SPC
2,3 x 104
1,7 x 105
1,5 x 103
3,3 x 106
3,5 x 104
1,4 x 104
(35.000/14.000)/2 = 1,9
x 104
D. HASIL
Hasil perhitungan angka kuman pada makanan :
Ket
20 dan 5 TFTC
650 = TNTC, 10 = TFTC
ketiganya < 30
ketiganya >300
40.000/29.000 < 2
35.000/14.000 > 2
Percobaan Duplo
¿
{( Σ petridish 10−1−blk ) x 10+ ( Σ petridish10−3−blk ) x 1000+¿ ( Σ petridish 10−4−blk ) x 10000
Jumlah koloni bakteri
Blanko = 336
10-2
= 314
-3
10
= 355
10-4
= 215
102
103
104
SPC
Ket
314
355
215
2,5 × 106
314 dan 355 TNTC
E. PEMBAHASAN
Cara memilih cawan yang digunakan sebagai perhitungan angka kuman adalah
dengan cara dipilih jika terdapat koloni 30 – 300 maka cawan tersebut yang dipilih
jika tidak ada, maka dicari cawan dengan koloni < 30 dan jika tidak ada maka dicari
cawan dengan koloni > 300. Blanko terdapat 336 koloni sehingga tidak digunakan
untuk menghitung karena blanko di atas 10 tidak digunakan untuk dihitung. Pada
pemeriksaan makanan yang kami lakukan terdapat 1 cawan dengan koloni 30-300
maka yang kami pilih adalah cawan 10 -4 maka yang dilaporkan Standar Plate Count
(SPC) adalah 2,5 × 106
A. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan
Bahwa sampel makanan mie yang diambil dari rumah salah satu warga
di Desa Muaraputih Dusun Mujimulyo RT 04 Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan memiliki angka kuman sebesar 5196
koloni jadi setelah di bandingkan dengan kualitas makanan sesuai
dengan ketentuan Permenkes 942 tahun 2003. Makanan tersebut belum
aman untuk dikonsumsi atau tidak layak untuk dikonsumsi.
2. Saran
Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih berhati-hati dalam melakukan
pratikum agar tidak ada alat yang pecah dan pratikum dapat
berjalan sesuai prosedur.
Hendaknya mahasiswa teliti dalam memilih makanan.
Bagi Kampus
Perlengkapan pratikum harap dilengkapi untuk setiap kelompok
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani pratikum.
Bagi Masyarakat
Agar masyarakat peduli dan lebih berhati-hati dalam memilih
makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya.
Agar masyarakat lebih teliti lagi dalam mamasak maupun
menyajikan makanan yang dihidangkan.
B. DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciran-
rakyat.com. Diakses tanggal 26 Maret 2010.
Budiyanto, Moch Agus Krisno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang :
UMM Press.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
Anwar, S. 1985. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
BPOM RI.2008. InfoPOM: Pengujian Mikrobiologi Pangan. Online.
www.infoPOM.go.id. diakses pada 14 Oktober 2014.
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BADAN
REPUBLIK
INDONESIA. 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan
Kimia Dalam Makanan. www.infoPOM.go.id. diakses pada 14 Oktober
2014.
Departemen Kesehatan RI. 1991. Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Makanan dan Minuman. Jakarta: Depkes RI Press
Djide Natsir, 2004. Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi
Farmasi. Makassar: Universitas Hasanuddin
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Jutono, J. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Mansauda, Karlah L. R., Fatimawali & Kojong Novel .2014. Analisis
Cemaran Bakteri Coliform Pada Saus Tomat Jajanan Bakso Tusuk Yang
Beredar Di Manado. Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi. III(2):37-44.
Online ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/.../4300 diakses pada
29 Oktober 2014
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Food and Drug Administration, 1998. Bacteriological Analitycal Manual.
8th Editon. FRIEDHEIM, E.,AND MICHAELIS, L. 2001 J. Biol. Chem,
91. 55-368, Cit. PORTER, J. R. Microbiology,Wistreci Lechtman,1979.
Heriyenni, dkk. 2001. Mikrobilogi pangan. Bahan online tersedia
http://gz208pdg.blogspot/2011/05/,odul-4-isolasi-pangan.html, diakses 8
Juni 2016.
Irianto, Koes. 2010. Mikrobiologi Medis: Pencegahan : Pangan :
Lingkungan, Bandung: CV. Alfabeta.
Yushananta, Prayudhy, 2012. Diktat Mata Kuliah Mikrobiologi, Jurusan
Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Tanjungkarang
Winarmo FG. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1. Bogor : M-Brio Press.
Hari/ tanggal
: Selasa - Rabu/ 7 – 9 November 2017
Waktu
: 13.00 – 16.00 WIB
Tempat
: Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Pratikum
: Untuk mengetahui angka kuman pada sampel makanan mie
A. TINJAUAN PUSTAKA
Makanan dan minuman adalah semua bahan baik dalam bentuk alamiah maupun
dalam bentuk buatan yang dimakan manusia kecuali air dan obat-obatan, karena itu
makanan merupakan satu-satunya sumber energi bagi manusia. Sebaliknya makanan
juga dapat menjadi media penyebaran penyakit. Dengan demikian penanganan
makanan harus mendapat perhatian yang cukup. Makanan yang diproduksi dan
diedarkan harus memenuhi syarat-syarat keselamatan, kesehatan, standar mutu, atau
persyaratan yang ditetapkan oleh Menteri untuk tiap jenis makanan.
Upaya pengamanan makanan dan minuman pada dasarnya meliputi orang yang
menangani makanan, tempat penyelenggaraan makanan, peralatan pengolahan
makakan dan proses pengolahannya. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi
terjadinya keracunan makanan, antara lain adalah higienis perorangan yang buruk,
cara penanganan makanan yang tidak sehat dan perlengkapan pengolahan makanan
yang tidak bersih.
Mengingat bahwa makanan dan minuman yang digunakan kemungkinan mengandung
bakteri patogen maka sebelum digunakan harus diperiksa terlebih dahulu, sebab
makanan dan minuman harus bebas dari bakteri-bakteri patogen tersebut. Untuk
pemeriksaan tersebut diperlukan pengujian bakteriologis makanan dan minuman di
laboratorium. Pengujian ini dapat menentukan makanan dan minuman yang diperiksa
tersebut mengandung bakteri patogen atau tidak. Dalam prakteknya, pengujian
makanan dan minuman secara bakteriologis untuk menentukan ada tidaknya bakteri
bentuk koli.
Perhitungan Bakteri pada pemeriksaan suatu produk, jumlah bakteri akan
menggambarkan mutu bahan baku, proses pembuatan dan tingkat kerusakan suatu
bahan makanan. Metode perhitungan sangat banyak, hanya biasanya metode yang
dipilih adalah disesuaikan dengan kepentingan pemeriksaan, kecepatan dan ketepatan
hasil pemeriksaan.
Dalam praktikum ini bahan makanan yang akan diperiksa angka kumannya adalah
mie. Metode perhitungan angka kuman yang digunakan dalam praktikum
pemeriksaan mie ini adalah metode Angka Lempeng Totcara.
Angka kuman atau angka lempeng total adalah angka yang menunjukkan adanya
mikroorganisme pathogen atau nonpathogen menurut pengamatan secara visual atau
dengan kaca pembesar pada media penanaman yang diperiksa, kemudian dihitung
berdasarkan lemkpeng dasar untuk standar test terhadap bakteri atau jumlah bakteri
mesofil dalam satu gram atau 1 cm2.
Pengenceran bertahap dari suatu zat dalam larutan yang digunakan untuk menghitung
jumlah kuman baik dalam makanan dan minuman. Faktor pengenceran disetiap
langkah selalu konstan. Sebuah pengenceran dalam praktikum ini dilakukan sebanyak
lima kali. Pembuatan pengenceran bertujuan untuk mendapatkan jumlah koloni yang
ideal yaitu antara 30 sampai 300 koloni. Untuk pemeriksaan kuman sendiri terdapat
dua metode, yaitu metode tuang dan metode sebaran atau taburan. Metode tuang
dengan prinsip kuman yang berada dalam sampel dengan tingkat pengenceran tertentu
dicampur secara merata pada suhu tertentu. Sedangkan metode sebaran adalah kuman
yang berada dalam sampel dengan tingkat pengenceran tertentu
B. ALAT DAN BAHAN
1. Alat
a. 5 buah tabung reaksi
b. 2 buah beaker glass
c. 6 pipet volume
d. 6 cawan petridish
e. Bulb
f. Penjepit tabung
g. Alumunium Foil
h. Neraca Analitik
i. Kapas
j. Cawan Mortar
k. Stamper
2. Bahan
a. Media
b. Sampel makanan
c. Aquadest
C. PROSEDUR KERJA
Sterilisasi alat dan bahan yang digunakan
A. Tabung reaksi
Pipet 9 ml aquadest pada pengenceran 10-1 - 10-5
Pipet 10 ml aquadest pada blanko
Tutup dengan kapas
B. Pipet volume
C. Beaker glass
D. Cawan mortar dan stamper
E. Petridish
F. Srerilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121º C pada tekanan 15 psi selama
15 menit
Pembuatan Media
Timbang Media PCA dengan perhitungan sbb:
1 petridish = ±5−10 ml PCA
1 Sampel = 4 petridish X 10 ml
= 40 ml
23,5
PCA
=
X 40
1000
= 0,94 gram
Tambahkan 40 ml aquadest, panaskan hingga mendidihkan, angkat dan tutup dengan
aluminum foil.
Penanaman Bakteri
a. Siapkan sempel makanan yang akan di periksa
b. Aduk hingga tercampur rata
c. Ambil 5 gram sempel haluskan dengan mortar dan stamper
d. Masukan kedalam beaker glass lalu larutkan dengan aquadest sebanyak 45 ml,
ratakan
e. Siapkan 6 tabung reaksi yang berisi aquadest steril dan 4 cawan petridish steril
f. Ambil 1 ml sampel makan yang telah dilarutkan ke tabung pengenceran 10−1 ,
g.
h.
i.
j.
k.
homogenkan lalu pipet 1 ml dari pengenceran 10−1 kepengenceran 10−2
Lakukan hal serupa hingga pengenceran 10−4
Ambil 3 pengenceran terakhir
Tuang 10 ml media PCA ke dalam 4 cawan petridish, beri label dan ratakan
Pipet 1 ml blanko ke cawan petridish blanko
Pipet 1 ml sampel dari pengenceran 10−4 masukkan ke petridish berlebel
−4
10
l. Pipet 1 ml sempel dari pengenceran 10−5 masukkan ke petridish berlabel
10−5
m. Pipet 1 ml sampel dari pengenceran 10−6 masukkan ke petridish berlebel
−6
10
n. Tunggu beberapa menit hingga media dingin dan padat, didekat lampu Bunsen
o. Inkubasi pada suhu 37 ℃ selama 2 x 24 jam dengan posisi terbalik
Cara Perhitungan Coloni Bakteri
Analisis hasil percobaan dinilai dari jumlah koloni bakteri yang tumbuh pada media
agar. Terdapat dua macam cara perhitungan yaitu :
1. Total Plate Count
Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari satu sel mikroorganisme karena
beberapa mikroorganisme tertentu cenderung membentuk kelompok atau
berantai. Berdasarkan hal tersebut digunakan istilah Coloni Forming Unit
(CFU’s) per ml. Syarat untuk menghitung adalah sebagai berikut :
- Satu koloni dihitung 1 koloni
- Dua koloni bertumpuk dihitung 1 koloni
- Beberapa koloni yang berhubungan dihitung 1 koloni
2. Standar Plate Count (SPC)
Koloni yang dihitung menggunakan cara SPC memilki syarat khusus berdasarkan
statistic untuk memperkecil kesalahan dalam perhitungan. Perhitungan mengacu
pada standar atau peraturan yang telah ditentukan. Syarat-syarat sebagai berikut :
a. Pilih cawan yang ditumbuhi koloni 30 – 300 koloni. > 300 = Too Numerous
To Count (TNTC) atau TBUD (Terlalu Banyak Untuk Dihitung), < 30 Too
Few To Count (TFTC).
b. Jumlah koloni yang dilaporkan terdiri dari 2 digit. Pembulatan ke atas
dilakukan pada angka seperseratus lebih besar dari 5
c. Bila diperoleh 300 pada semua pengenceran, maka yang dilaporkan hanya
pengenceran tertinggi saja
e. Jika terdapat 2 cawan dengan jumlah koloni 30-300, dan hasil bagi antara
tertinggi dan terendah ≤ 2, maka yang dilaporkan adalah nilai rata-rata
keduanya
f. Jika terdapat 2 cawan dengan jumlah koloni 30-300, dan hasil bagi antara
tertinggi dan terendah > 2, maka yang dilaporkan adalah cawan dengan
pengenceran terendah saja
g. Apabila pada setiap pengenceran dilakukan 2 cawan petri (duplo), maka
jumlah yang dilaporkan adalah nilai rata-rata keduanya.
102
234
650
15
650
290
140
175
208
103
20
175
1
450
40
35
15
20
104
5
10
5
325
5
1
5
2
SPC
2,3 x 104
1,7 x 105
1,5 x 103
3,3 x 106
3,5 x 104
1,4 x 104
(35.000/14.000)/2 = 1,9
x 104
D. HASIL
Hasil perhitungan angka kuman pada makanan :
Ket
20 dan 5 TFTC
650 = TNTC, 10 = TFTC
ketiganya < 30
ketiganya >300
40.000/29.000 < 2
35.000/14.000 > 2
Percobaan Duplo
¿
{( Σ petridish 10−1−blk ) x 10+ ( Σ petridish10−3−blk ) x 1000+¿ ( Σ petridish 10−4−blk ) x 10000
Jumlah koloni bakteri
Blanko = 336
10-2
= 314
-3
10
= 355
10-4
= 215
102
103
104
SPC
Ket
314
355
215
2,5 × 106
314 dan 355 TNTC
E. PEMBAHASAN
Cara memilih cawan yang digunakan sebagai perhitungan angka kuman adalah
dengan cara dipilih jika terdapat koloni 30 – 300 maka cawan tersebut yang dipilih
jika tidak ada, maka dicari cawan dengan koloni < 30 dan jika tidak ada maka dicari
cawan dengan koloni > 300. Blanko terdapat 336 koloni sehingga tidak digunakan
untuk menghitung karena blanko di atas 10 tidak digunakan untuk dihitung. Pada
pemeriksaan makanan yang kami lakukan terdapat 1 cawan dengan koloni 30-300
maka yang kami pilih adalah cawan 10 -4 maka yang dilaporkan Standar Plate Count
(SPC) adalah 2,5 × 106
A. KESIMPULAN DAN SARAN
1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan
Bahwa sampel makanan mie yang diambil dari rumah salah satu warga
di Desa Muaraputih Dusun Mujimulyo RT 04 Kecamatan Natar
Kabupaten Lampung Selatan memiliki angka kuman sebesar 5196
koloni jadi setelah di bandingkan dengan kualitas makanan sesuai
dengan ketentuan Permenkes 942 tahun 2003. Makanan tersebut belum
aman untuk dikonsumsi atau tidak layak untuk dikonsumsi.
2. Saran
Bagi Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa lebih berhati-hati dalam melakukan
pratikum agar tidak ada alat yang pecah dan pratikum dapat
berjalan sesuai prosedur.
Hendaknya mahasiswa teliti dalam memilih makanan.
Bagi Kampus
Perlengkapan pratikum harap dilengkapi untuk setiap kelompok
sehingga tidak mengalami kesulitan dalam menjalani pratikum.
Bagi Masyarakat
Agar masyarakat peduli dan lebih berhati-hati dalam memilih
makanan dan minuman yang akan dikonsumsinya.
Agar masyarakat lebih teliti lagi dalam mamasak maupun
menyajikan makanan yang dihidangkan.
B. DAFTAR PUSTAKA
BPOM. 2008. Pengujian Mikrobiologi Pangan. http://www.pilciran-
rakyat.com. Diakses tanggal 26 Maret 2010.
Budiyanto, Moch Agus Krisno. 2002. Mikrobiologi Terapan. Malang :
UMM Press.
Fardiaz, Srikandi. 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. PT. Raja Grafindo
Persada : Jakarta.
Anwar, S. 1985. Sanitasi Makanan dan Minuman pada Institusi
Pendidikan Tenaga Sanitasi. Jakarta: Departemen Kesehatan RI
BPOM RI.2008. InfoPOM: Pengujian Mikrobiologi Pangan. Online.
www.infoPOM.go.id. diakses pada 14 Oktober 2014.
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BADAN
REPUBLIK
INDONESIA. 2009. Penetapan Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dan
Kimia Dalam Makanan. www.infoPOM.go.id. diakses pada 14 Oktober
2014.
Departemen Kesehatan RI. 1991. Petunjuk Pemeriksaan Mikrobiologi
Makanan dan Minuman. Jakarta: Depkes RI Press
Djide Natsir, 2004. Mikrobiologi Farmasi. Laboratorium Mikrobiologi
Farmasi. Makassar: Universitas Hasanuddin
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan I. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka
Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada
Jutono, J. 1980. Pedoman Praktikum Mikrobiologi Umum. Yogyakarta:
Departemen Mikrobiologi Fakultas Pertanian UGM.
Mansauda, Karlah L. R., Fatimawali & Kojong Novel .2014. Analisis
Cemaran Bakteri Coliform Pada Saus Tomat Jajanan Bakso Tusuk Yang
Beredar Di Manado. Pharmacon: Jurnal Ilmiah Farmasi. III(2):37-44.
Online ejournal.unsrat.ac.id/index.php/pharmacon/.../4300 diakses pada
29 Oktober 2014
Waluyo, L. 2004. Mikrobiologi Umum. Malang: UMM Press.
Food and Drug Administration, 1998. Bacteriological Analitycal Manual.
8th Editon. FRIEDHEIM, E.,AND MICHAELIS, L. 2001 J. Biol. Chem,
91. 55-368, Cit. PORTER, J. R. Microbiology,Wistreci Lechtman,1979.
Heriyenni, dkk. 2001. Mikrobilogi pangan. Bahan online tersedia
http://gz208pdg.blogspot/2011/05/,odul-4-isolasi-pangan.html, diakses 8
Juni 2016.
Irianto, Koes. 2010. Mikrobiologi Medis: Pencegahan : Pangan :
Lingkungan, Bandung: CV. Alfabeta.
Yushananta, Prayudhy, 2012. Diktat Mata Kuliah Mikrobiologi, Jurusan
Kesehatan Lingkungan, Poltekkes Tanjungkarang
Winarmo FG. 2004. Keamanan Pangan Jilid 1. Bogor : M-Brio Press.