Pengaruh Jaringan Komunikasi Terhadap Kepuasan Komunikasi Chapter III V

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
3.1.1 Sejarah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
PT. PLN (Persero) Udiklat Tuntungan adalah sebuah perusahaan bagian dari
PT PLN (Persero) yang berperan dalam mengembangkan sumber daya manusia
(SDM) yang kompeten dan mampu menjadi pilar tokoh perusahaan. PT. PLN
(Persero) Pusdiklat Learning Unit Tuntungan berdiri sejak tahun 1973,
berdasarkan Kep Dir PLN No. 033.K/DIR/1973 tanggal 22 Agustus 1973 sebagai
tindak lanjut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Tenaga Listrik No.
01/PRT/1973, dengan menetapkan struktur organisasi dan tugas-tugas pokok
lembaga pendidikan dan pelatihan.
Dengan melalui penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan akan menambah
pemuasan kebutuhan mengubah potensi yang masih terpendam menjadi
kemampuan yang nyata dengan memadukan antara struktur dan operasional akan
menghasilkan :
1. Cakrawala

pandangan

yang


makin

luas

untuk

memahami

dan

mengantisipasi perubahan dan perkembangan yang pasti akan terjadi.
2. Produktifitas yang semakin tinggi.
3. Tanggung jawab dan wewenang yang lebih besar.
Hingga saat ini PT. PLN (Persero)Udiklat Tuntungan memiliki Kantor
Induk di Jakarta dan memiliki 10 Akademi, 3 Unit Learning Center serta 1 Unit
Assesment Center dan 1 unit Sertifikasi yang tersebar di seluruh wilayah
Indonesia, unit tersebut adalah : Udiklat Bogor (Project Academy), Udiklat
Jakarta (Leadership Academy & Corporate Culture Academy), Udiklat Semarang
(Transmission & Live Maintenance Academy), Udiklat Pandaan (Distribution &

Commerce Academy), Udiklat Makassar (Renewable Energy Academy), Udiklat

Universitas Sumatera Utara

Surabaya (Primary Energi & Generation Academy), Udiklat Palembang
(Corporate Enabler Academy), Udiklat Tuntungan, Udiklat Padang, Udiklat
Banjarbaru sebagai Unit Learning Center.
Sebagai

salah

satu

sarana

untuk

membangun,

meningkatkan


mengembangkan serta memelihara kemampuan dan keterampilan pegawai,
khususnya dilingkungan PT PLN (Persero) , sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No. 18 tahun 1979 yang dituangkan pada Surat Keputusan Direksi Perusahaan
Umum Listrik Negara No. 088/DIK/1981 dan disahkandengan Keputusan Menteri
Pertambangan dan Energi No. 1034/KEPPRES/PERTAMBEN/1981 maka PT PLN
(Persero) Pusdiklat Learning Unit Tuntungan mendapat tugas merencanakan,

mengatur, memberikan pendidikan dan pelatihan dibidang Tenik dan Non-Teknik.
Dalam hal ini juga dilengkapi dengan unsur pelaksana yaitu Unit Pendidikan dan
Pelatihan (Udiklat) yang tersebar diseluruh wilayah Indonesia, salah satunya
adalah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.
Adapun maksud dari program pembelajaran ialah sebagai acuan dalam
rangka mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kualitas insan PLN
melalui penyelenggaraan pembelajaran dan assesmen untuk mewujudkan nilai
tambah

bagi

pemangku


kepentingan.

Sedangkan

tujuan

dari

program

pembelajaran ialah untuk menyiapkan insan PLN yang professional, bersemangat
dan berintegritas guna mendukung penciptaan nilai korporasi yang berkelanjutan.
Ada enam program pembelajaran di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yaitu :
1. Program Pembelajaran Calon Pegawai Baru : Pembelajaran Calon
Pegawai Baru adalah pembelajaran yang diberikan kepada seseorang
sebagai proses seleksi pegawai untuk dapat diangkat menjadi pegawai
baru. Pembelajaran Calon Pegawai Baru, terdiri dari :
 Program Pembelajaran Prajabatan


 Program Kerjasama Pendidikan (Co-Orporative Education)

 Program Kerjasama dengan Lembaga Tinggi

Universitas Sumatera Utara

2. Program Pembelajaran Kepemimpinan
Program pembelajaran kepemimpinan adalah program pembelajaran yang
dilaksanakan

untuk

merealisasikan

kebutuhan

Kompetensi

Inti,


Kompetensi Peran dan Kompetensi Bidang yang dipersyaratkan dalam
Kebutuhan Kompetensi Jabatan (KKJ) Struktural Fungsional yang
diproyeksikan. Program Pembelajaran Kepemimpinan terdiri dari :
 Pendidikan Eksekutif (EF)

 Pembelajaran untuk memenuhi kompetensi peran, termasuk juga
kompetensi utama dan kompetensi bidang yang dipersyaratkan
pada setiap jenjang jabatan structural.

 Pendidikan Spesialis Stratejik (SSE)

 Pembelajaran untuk memenuhi kompetensi peran, termasuk juga
kompetensi utama dan kompetensi bidang yang dipersyatatkan
pada setiap jenjang jabatan fungsional.

 Pelatihan Kepemimpinan Berbasis Web/Jaringan/Internet

 Pembelajaran untuk memelihara kompetensi pegawai yang telah
mengikuti Pendidikan Eecutive (PE), namun belum memangku
jabatan structural.


 Program Pengembangan Kapabilitas Kepemimpinan

 Pembelajaran untuk memelihara kompetensi pegawai yang telah
memangku jabatan structural

3. Program Pembelajaran Profesi dan Sertifikasi
Program Pembelajaran Profesi merupakan pembelajaran untuk memenuhi
kompetensi bidang yang dipersyaratkan pada setiap jabatan dan profesi di
perseroan. Program Pembelajaran Profesi dirancang untuk selarass dengan
program Sertifikasi Personel/Kompetensi yang diakui secara nasional dan
internasional.
Program Pembelajaran Profesi dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:
 In Class Training

 Ujian dan Project Assignment

Universitas Sumatera Utara

4. Program Pembelajaran Penunjang

Program Pembelajaran Penunjang adalah program pembelajaran untuk
menambah kompetensi yang dipersyaratkan dalam Kebutuhan Kompetensi
Jabatan (KKJ) Program Pembelajaran Penunjang, dapat dilaksanakan
melalui:

 Pendidikan Formaal

 Workshop / Lokakarya / Seminar
 Pengelolaan Pengetahuan

5. Program Pembelajaran Inisiatif Stratejik Korporat
Sebuah Program pembelajaran untuk menngkatkan kinerja unit/korporat
dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Program ini merupakan
penugasan dan dapat ditujukan hanya untuk unit atau pegawai tertentu.
6. Program Pembekalan Masa Purna Bakti
Pembelajaran Pembekalan Masa Purna Bakti adalah pembelajaran untuk
memberikan pengetahuan dan keterampilan dalam menghadapi masa
pensiun.
3.1.2 Visi dan Misi PT (PLN) Persero Udiklat Tuntungan
Visi Perusahaan

Menjadi pusat pendidikan setara kelas dunia dalam menyiapkan insan PLN di
Regional Sumatera* yang professional, besemangat dan berintegritas dalam
mendukung penciptaan korporasi yang berkelanjutan
Misi Perusahaan
Mengembangkan, memelihara dan meningkatkan kualitas insan PLN di
Regional Sumatera* melalui penyelenggaraan pembelajaran untuk mewujudkan
nialai tambah bagi stakeholder
*keterangan : Unit Induk Pembangunan I, Unit Induk Pembangunan II,
Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, Wilayah Aceh dan Wilayah Sumatera
Utara.

Universitas Sumatera Utara

Logo
Gambar 3.1
Logo PT PLN (Persero)

Sumber : PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
Berikut penjelasan logo :
1. Bidang Persegi Panjang Vertikal

Menjadi

bidang

dasar

bagi

elemen-elemen

lambang

lalnnya,

melambangkan bahwa PT PLN (Persero) merupakan wadah atau
organisasi yang terorganisir dengan sempurna. Berwarna kuning untuk
menggambarkan pencerahan, seperti yang diharapkan PLN bahwa listrik
mampu menciptakan pencerahan bagi kehidupan masyarakat. Kuning juga
melambangkan semangat yang menyala-nyala yang dimiliki tiap insan
yang berkarya di perusahaan ini.

2. Petir atau Kilat
Melambangkan listrik yang terkandung di dalamnya sebagai produk jasa
utama yang dihasilkan oleh perusahaan. Selain itu petir pun mengartikan
kerja cepat dan tepat pada insan PT PLN (Persero) dalam memberikan
solusi

terbaik

bagi

para

pelanggannya.

Warnanya

yang

merah

melambangkan kedewasaan PLN sebagai perusahaan listrik pertama di
Indonesia dan kedinamisan gerak laju perusahaan beserta setiap insane

Universitas Sumatera Utara

perusahaan serta keberanian dalam menghadapi tantangan perkembangan
jaman.
3. Tiga gelombang
Memiliki gaya rambat energi listrik yang dialirkan oleh tiga bidang usaha
utama yang digeluti perusahaan, yaitu pembangkitan, penyaluran dan
distribusi yang seiring sejalan dengan kerja keras para insan PT PLN
(Persero) guna menampilkan kesan konstan (sesuatu yang tetap) seperti
halnya listrik yang tetap diperlukan di dalam kehidupan manusia.
Disamping itu biru juga melambangkan keandalan yang dimiliki insaneinsan perusahaan dan memberikan layanan terbaik bagi pelanggannya.
3.1.3Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan yang
beralamat di jalan Lapangan Golf No. 35 Tuntungan-Pancur Batu Deli Serdang,
Medan 20353, Sumatera Utara, Indonesia.
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan yaitu metode korelasional yang bertujuan
untuk meneliti hubungan atau pengaruh antara variabel x terhadap y. Metode
korelasional digunakan untuk : (1) mengukur hubungan di antara berbagai
variabel, (2) meramalkan variabel tak bebas dari penetahuan kita tentang variabel
bebas, dan (3)

meratakan jalan untuk

membuat

rancangan penelitian

eksperimental. (Rakhmat, 1993 : 27)
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris “population” yang berarti jumlah
penduduk. Namun dalam penelitian, populasi penelitian adalah keseluruhan
(universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuhtumbuhan, udara, gejala, nilai peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga
objek-objek ini dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin, 2011 : 109).
Populasi dari penelitian ini adalah karyawan PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
yaitu berjumlah 73 orang.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 3.1
Populasi Pegawai PLN
Karyawan
Pegawai tetap
Admin
Satpam
Jasa CS
Pemeliharaan
Koperasi
Jumlah Total

Jumlah
31 orang
9 orang
11 orang
15 orang
4 orang
3 orang
73 orang

Sumber : PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan 2017.
Total Sampel
Menurut Sugiyono (2008 : 116) sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Sedangkan menurut Arikunto
(2008 : 116) penentuan pengambilan sampel sebagai berikut : apabila kurang dari
100 lebih baik diambil semua hingga penelitian populasi. Jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20%-55% atau lebih tergantung sedikit
banyaknya. Dengan demikian jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 73
orang.
3.4 Teknik Pengumpulan Data
Dalam setiap penelitian, proses pengumpulan data merupakan tahap yang
sangat penting. Karena data dijadikan sebagai bahan mentah untuk diolah dan
dianalisis lebih jauh dalam upaya mengungkapkan dan memecahkan masalah
penelitian. Data yang dikumpulkan itu haruslah bersifat objektif dan tidak bias.
Karena itu, perlu digunakan instrument atau alat pengumpulan data yang sesuai
dan terpercaya (Kholil, 2006 : 96). Teknik pengumpulan data adalah cara-cara
yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data sehingga dapat menghasilkan
data yang valid. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah :

Universitas Sumatera Utara

1. Penelitian Lapangan
Pengumpulan data di lapangan melalui kegiatan survey di lokasi penelitian
yang dilakukan melalui kuesioner. Kuesioner, sebagai alat pengumpul data
adalah sejumlah pertanyaan tertulis, yang harus dijawab secara tertulis
pula oleh responden. Sehubungan dengan itu, kuesioner dapat disebut juga
sebagai wawancara / interview. (Nawawi, 1995 : 120).
2. Study Kepustakaan (Library Research)
Study kepustakaan adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan
studi penelaahan terhadap buku-buku, literature-literatur, catatan-catatan,
dan laporan-laporan yang ada hubungannya dengan masalah yang
dipecahkan. (Nazir, 1988 : 111).
3.5 Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema
dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Data yang
diperoleh dari hasil penelitian akan dianalisis dalam beberapa tahap analisis yaitu:
1. Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal merupakan suatu analisis yang dilakukan dengan
membagi-bagikan variabel penelitian ke dalam kategori-kategori yang
dilakukan atas dasar frekuensi. Data-data yang terkumpul baik lewat studi
kepustakaan dan kuesioner akan disusun dan kemudian disajikan dalam
bentuk analisis tabel tunggal. Tabel tunggal merupakan langkah awal
dalam menganalisis data yang terdiri dari kolom. Sejumlah frekuensi dan
presentase untuk setiap kategori (Singarimbun, 2008 : 266).
2. Analisis Tabel Silang
Teknik yang digunakan untuk menganalisis dan mengetahui variabel yang
satu memiliki hubungan dengan variabel lainnya sehingga dapat diketahui
apakah variabel tersebut bernilai positif atau negative (Singarimbun, 2008
: 273).

Universitas Sumatera Utara

3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis adalah salah satu fungsi untuk menyederhanakan data
sehingga mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji
hipotesis. Analisis hubungan adalah analisis yang menggunakan uji
statistic inferensial dengan tujuan melihat derajat hubungan diantara dua
variabel. Kekuatan hubungan menunjukkan derajat hubungan ini disebut
koefisien asosiasi (korelasi).

Dengan penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala
ordinal. Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistik “Spearman’s Rho Rank
Order Correlation” dengan bantuan SPSS. Rumus koefisien korelasi tata jenjang
oleh Spearman adalah sebagai berikut :

Keterangan :

�ℎ� = 1 −

6 ∑� 2
� − (� 2 − 1)

Rho : koefisien korelasi rank-order
d

: perbedaan antara pasangan jenjang



: sigma atau jumlah

N

: jumlah individu dalam sampel

1&6 : bilangan konstan. (Kriyantono, 2006 : 174)
Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk
melihat hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.
Jika �� 0.05 maka Ho diterima dan Ha ditolak.
Menghitung besarnya sumbangan atau peran variabel bebas variabel
tergantung dapat diukur dengan rumus koefisien determinasi.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
KD = r2×100%
Keterangan :
KD = Koefisien Determinan
r

= koefisien korelasi rank order

BAB IV

Universitas Sumatera Utara

HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data
Peneliti menempuh beberapa tahapan penelitian dalam pengumpulam data.
Tahapan tersebut sebagai berikut :
4.1.1 Tahap Awal
Penelitian diawali dengan meminta surat izin penelitian dari bagian
pendidikan FISIP USU, untuk memohon izin melakukan penelitian di PT
PLN (Persero) Udiklat Tuntungan.
4.1.2 Pengumpulan Data
Bab ini merupakan uraian dari hasil penelitian yang dilakukan.
Berdasarkan data yang ada, maka untuk menghitung jumlah sampel
digunakan total sampling yang apabila sampel kurang dari 100 maka akan
diambil semua, sehingga diperoleh 73 orang responden yang digunakan
sebagai sampel dalam penelitian ini.
Peneliti turun ke lapangan sebanyak dua kali untuk menyebarkan
kuesioner yang telah dipersiapkan. Kuesioner pertama yang disebarkan pada
tanggal 25 April 2017 sebanyak 31 buah untuk dibagikan kepada responden
PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan. Lalu pada tanggal 26 April 2017
peneliti kembali turun ke lapangan untuk menyebarkan kuesioner sebanyak
42 buah kuesioner.
4.2 Teknik Pengumpulan Data
Tahap Pengolahan Data dimulai setelah seluruh data penelitian telah
terkumpul dan terangkum di dalam kuesioner. Tahap-tahap tersebut adalah
sebagai berikut :

a. Penomoran Kuesioner
kuesioner yang telah dikumpulkan diberi nomor urut sebagai pengenal
(01-73).

Universitas Sumatera Utara

b. Editing
Yaitu proses yang dilakukan dengan memeriksa dan mengoreksi kembali
seluruh jawaban dari koresponden. Hal ini dilakukan untuk memperjelas
setiap jawaban yang kurang jelas dan menghindari terjadinya kesilapan
pengisian data dalam kotak kode yang telah disediakan.
c. Coding
Yaitu proses pemindahan jawaban responden ke dalam kotak kode yang
tersedia dalam kuesioner dalam bentuk angka (skor). Inventarisasi tabel :
data mentah yang diperoleh dimasukkan ke dalam lembar FC (Foltron
Cobol) sehingga membentuk satu kesatuan.
d. Inventarisasi Variabel
Pemindahan variabel dari kode ke dalam lembaran Foltron Cobol (FC).
Tujuan dari lembaran FC dilampirkan dalam skripsi sebagai bahan
kontrol jika kemungkinan terdapat sajian atau deskripsi data dan
pembahasan data yang meragukan.
e. Tabulasi Data
Yaitu proses memindahkan variabel responden dari lembaran FC ke
dalam kerangka tabel. Adapun tabel yang disajikan berbentuk tabel
tunggal dan tabel silang.
f. Uji Hipotesis
Dalam penelitian ini digunakan rumus uji statistic yang telah ditentukan
yaitu uji korelasi tata jenjang Spearman.
4.3 Analisis Tabel Tunggal
Analisis tabel tunggal dilakukan dengan membagi variabel penelitian ke
dalam kategori yang ditentukan atas dasar tabel frekuensi. Analisis tabel tunggal
dalam penelitian ini meliputi keseluruhan variabel penelitian, yakni variabel bebas
(Pengaruh Jaringan Komunikasi Formal) dan variabel terikat (Kepuasan
Komunikasi Pegawai di PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan).

4.3.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan untuk mengetahui latar
belakang responden. Karakteristik yang dipakai adalah usia, jenis kelamin,
pendidikan, jabatan, masa kerja.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.1
Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin

Frekuensi

Persentase

laki-laki

55

75,3%

perempuan

18

24,7%

73

100%

Total
Sumber : P01/FC.01

Pada tabel 4.2, menunjukkan identitas responden berdasarkan jenis
kelamin. Dari 73 responden, jenis kelamin laki-laki sebanyak 55 responden
(75,3%) dan jenis kelamin perempuan sebanyak 18 responden (24,7%).
Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak adalah laki-laki. Hal ini
disebabkan karena lebih dibutuhkannya kaum laki-laki, laki-laki lebih
mendominasi dalam setiap pekerjaan dan pekerjaannya lebih banyak turun
ke lapangan.
Tabel 4.2
Identitas Responden Berdasarkan Usia
Usia

Frekuensi

Persentase

20-29 tahun

36

49,3%

30-39 tahun

21

28,8%

40-49 tahun

8

11,0%

>49 tahun

8

11,0%

73

100%

Total
Sumber : P.2/FC.02

Pada tabel 4.1, menunjukkan identitas responden berdasarkan usia.
Dari 73 responden, usia 20-29 tahun sebanyak 36 responden (49,3%), usia
30-39 tahun sebanyak 21 responden (28,8%), usia 40-49 tahun sebanyak 8
responden (11,0%), dan usia >49 tahun sebanyak 8 responden (11,0%) juga.
Berdasarkan tabel di atas, responden terbanyak berada diusia 20-29 tahun.
Hal ini disebabkan karena PT PLN (Persero) Udiklat Tuntungan
membutuhkan pegawai muda yang mempunyai wawasan baru dan kreatif.
Tabel 4.3
Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Universitas Sumatera Utara

Pendidikan Terakhir

Frekuensi

Persentase

SMA

45

61,6%

Diploma

9

12,3%

Sarjana

17

23,3%

Pasca sarjana

2

2,7%

Total
Sumber : P3/FC.03

73

100%

Pada tabel 4.3, menunjukkan identitas responden berdasarkan
pendidikan terakhir. Dari 73 responden, Pendidikan terakhir SMA sebanyak
45 responden (61.6%), Sarjana 17 responden (23,3%), Diploma 9 responden
(12,3%), dan Pasca Sarjana 2 responden (2,7%). Berdasarkan tabel di atas,
responden dengan pendidikan terakhir terbanyak adalah SMA. Hal ini
disebabkan karena mayoritasnya adalah pegawai tidak tetap seperti admin,
satpan, cleaning servis (cs), pemeliharaan, dan koperasi yang pendidikannya
rata-rata SMA.
Tabel 4.4
Identitas Responden Berdasarkan Jabatan
Jabatan
koperasi
pemeliharaan
jasa cs
satpam
admin
pegawai tetap
Total
Sumber : P04/FC.04

Frekuensi
3
4
15
11
9
31
73

Persentase
4,1%
5,5%
20,5%
15,1%
12,3%
42,5%
100%

Pada tabel 4.4, menunjukkan identitas responden berdasarkan jabatan.
Dari 73 responden, jabatan sebagai pegawai tetap sebanyak 31 responden
(42,5%), jasa cs 15 responden (20,5%), satpam 11 responden (15,1%),
admin 9 responden (12,3%), pemeliharaan 4 responden (5,5%), dan koperasi
3 responden (4,1%). Berdasarkan tabel di atas, responden dengan jabatan
terbanyak adalah sebagai pegawai tetap.
Tabel 4.5

Universitas Sumatera Utara

Identitas Responden Berdasarkan Masa Kerja
Masa Kerja

Frekuensi

Persentase

15 tahun

20

27,4%

73

100%

Total
Sumber : P5/FC.5

Pada tabel 4.5, menunjukkan identitas responden berdasarkan masa
kerja. Dari 73 responden, masa kerja 5-10 tahun sebanyak 27 responden
(37,0%), 11-15 tahun 23 responden (31,5%), >15 tahun 20 responden
(27,4%), dan 11-15 tahun 3 responden (4,1%). Berdasarkan tabel di atas,
responden dengan masa kerja terbanyak adalah 5-10 tahun. Hal ini
disebabkan karena sering terjadinya perpindahan pegawai ke cabang lain.
4.3.2 Pengaruh Jaringan Komunikasi Formal
Pada bagian ini, data yang disajikan yakni segala sesuatu yang
berhubungan dengan pengaruh jaringan komunikasi formal.
Tabel 4.6
Bentuk Komunikasi diskusi yang di lakukan Pimpinan terhadap Pegawai
Kategori
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P06/FC.06

Frekuensi
14
39
20
73

Persentase
19,2%
53,4%
27,4%
100%

Pada tabel 4.6, menunjukkan bentuk komunikasi diskusi yang di
lakukan Pimpinan terhadap Pegawai. Terdapat 39 responden (53,4%)
menjawab sering, 20 responden (27,4%) menjawab sangat sering, 14
responden (19,2%) menjawab jarang dan tidak ada satupun responden yang
menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi
diskusi sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak
39 responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi diskusi yang

Universitas Sumatera Utara

dilakukan pimpinan terhadap pegawai dikarenakan bentuk komunikasi
diskusi lebih teratur dan terarah dalam mendapatkan suatu pengertian,
kesepakatan, serta keputusan bersama.
Tabel 4.7
Bentuk Komunikasi Wawancara yang dilakukan Pimpinan terhadap
Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P07/FC.07

Frekuensi
5
36
24
8
73

Persentase
6,8%
49,3%
32,9%
11,0%
100%

Pada tabel 4.7, menunjukkan bentuk komunikasi wawancara yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 36 responden (49,3%)
menjawab jarang, 24 responden (32,9%) menjawab sering, 8 responden
(11,0%) menjawab sangat sering, dan 5 responden (6,8%) menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi wawancara jarang
dilakukan oleh pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 36
responden menjawab jarang. Jarangnya bentuk komunikasi wawancara yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai disebabkan oleh

Tabel 4.8
Bentuk Komunikasi Telepon yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total

Frekuensi
2
21
34
16
73

Persentase
2,7%
28,8%
46,6%
21,9%
100%

Universitas Sumatera Utara

Sumber : P08/FC.08
Pada tabel 4.8, menunjukkan bentuk komunikasi telepon yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 34 responden (46,6%)
menjawab sering, 21 responden (28,8%) menjawab jarang, 16 responden
(21,9%) menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi telepon sering
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 34 responden
menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi telepon yang dilakukan
pimpinan terhadap pegawai dikarenakan mudahnya dalam memberi dan
menerima pesan/informasi dalam bentuk suara atau tulisan walaupun
dibatasi oleh jarak.
Tabel 4.9
Bentuk Komunikasi Ceramah yang dilakukan Pimpinan terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P09/FC.09

Frekuensi
3
9
44
17
73

Persentase
4,1%
12,3%
60,3%
23,3%
100%

Pada tabel 4.9, menunjukkan bentuk komunikasi ceramah yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 44 responden (60,3%)
menjawab sering, 17 responden (23,3%) menjawab sangat sering, 9
responden (12,3%) menjawab jarang, dan 3 responden (4,1%) menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi ceramah
sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 44
responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi ceramah yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai dikarenakan di dalam ceramah
terdapat pesan berupa nasehat untuk memotivasi pegawai dan petunjukpetunjuk dalam melaksanakan tugas.
Tabel 4.10
Bentuk Komunikasi Laporan Lisan yang dilakukan Pimpinan terhadap
Pegawai

Universitas Sumatera Utara

Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P10/FC.10

Frekuensi
10
15
37
11
73

Persentase
13,7%
20,5%
50,7%
15,1%
100%

Pada tabel 4.10, menunjukkan bentuk komunikasi laporan lisan yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37 responden (50,7%)
menjawab sering, 15 responden (20,5%) menjawab jarang, 11 responden
(15,1%) menjawab sangat sering, dan 10 responden (13,7%) menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi laporan lisan
sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 37
responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi laporan lisan
yang

di

lakukan

pimpinan

terhadap

pegawai

dikarenakan

cara

berkomunikasi ini sangat tepat untuk menyampaikan hal-hal penting dan
suatu umpan balik atas kegiatan yang dilaksanakan.

Tabel 4.11
Bentuk Komunikasi Laporan Tertulis yang dilakukan Pimpinan terhadap
Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P11/FC.11

Frekuensi
9
15
35
14
73

Persentase
12,3%
20,5%
47,9%
19,2%
100%

Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 4.11,menunjukkan bentuk komunikasi laporan tertulis yang
dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 35 responden (47,9%)
menjawab sering, 15 responden (20,5%) menjawab jarang, 14 responden
(19,2%) menjawab sangat sering, dan 9 responden (12,3%) menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi laporan tertulis
sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 35
responden menjawab sering. Seringnya bentuk komunikasi laporan tertulis
yang di lakukan pimpinan terhadap pegawai merupakan salah satu
hubungan wewenang dan tanggung jawab yang ada diantara pimpinan dan
pegawai.
Tabel 4.12
Bentuk Komunikasi Panduan Pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan
Pimpinan terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P12/FC.12
Pada

tabel

Frekuensi
3
9
46
15
73

4.12,menunjukkan

Persentase
4,1%
12,3%
63,0%
20,5%
100%
bentuk

komunikasi

panduan

pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai.
Terdapat 46 responden (63,0%) menjawab sering, 15 responden (20,5%)
menjawab sangat sering, 9 responden (12,3%) menjawab jarang, dan 3
responden (4,1%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa
bentuk komunikasi panduan pelaksanaan pekerjaan sering dilakukan
pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 46 responden menjawab
sering. Seringnya bentuk komunikasi panduan pelaksanaan pekerjaan yang
di lakukan pimpinan terhadap pegawai bertujuan untuk memperoleh hasil
kerja yang paling efektif. Dengan adanya panduan pelaksanaan pekerjaan
tersebut, lebih memudahkan pimpinan dalam menertibkan pekerjaan
pegawai.
Tabel 4.13

Universitas Sumatera Utara

Bentuk Komunikasi Kelompok (Rapat) yang dilakukan Pimpinan terhadap
Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P13/FC.13

Frekuensi
1
9
40
23
73

Persentase
1,4%
12,3%
54,8%
31,5%
100%

Pada tabel 4.13,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (rapat)
yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 40 responden (54,8%)
menjawab sering, 23 responden (31,5%) menjawab sangat sering, 9
responden (12,3%) menjawab jarang, dan 1 responden (1,4%) menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok
(rapat) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak
40 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok (rapat)
serimg dilakukan untuk menyebarkan informasi, memberi solusi dari
permasalahan yang ada, dan membangun kesepakatan terhadap suatu
keputusan. Hal ini sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai agar pihakpihak tertentu mampu mengambil langkah yang baik.

Tabel 4.14
Bentuk Komunikasi Kelompok (Briefing) yang dilakukan Pimpinan
terhadap Pegawai
Kategori
Frekuensi
tidak pernah
3
jarang
12
sering
35
sangat sering
23
Total
73
Sumber : P14/FC.14

Persentase
4,1%
16,4%
47,9%
31,5%
100%

Pada tabel 4.14,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (briefing)
yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 35 responden (47,9%)

Universitas Sumatera Utara

menjawab sering, 23 responden (31,5%) menjawab sangat sering, 12
responden (16,43%) menjawab jarang, dan 3 responden (4,1%) menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok
(briefing) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari
sebanyak 35 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok
(briefing) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai kapan pun saat
dibutuhkan. Hal ini dilakukan sekitar 10 sampai dengan 20 menit dengan
pesan yang singkat, jelas, dan padat.
Tabel 4.15
Bentuk Komunikasi Kelompok (Orientasi) yang dilakukan Pimpinan
terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P15/FC.15

Frekuensi
2
30
34
7
73

Persentase
2,7%
41,1%
46,6%
9,6%
100%

Pada tabel 4.15,menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (orientasi)
yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 34 responden (46.6%)
menjawab sering, 30 responden (41,1%) menjawab jarang, 7 responden
(9,6%) menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak
pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk komunikasi kelompok
(orientasi) sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Dilihat dari
sebanyak 34 responden menjawab sering. Bentuk komunikasi kelompok
(orientasi) yang sering dilakukan pimpinan terhadap pegawai yaitu pelatihan
dan pengembangan.
Tabel 4.16
Bentuk Komunikasi Kelompok (Diskusi Kelompok) yang dilakukan
Pimpinan terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering

Frekuensi
2
20
37

Persentase
2,7%
27,4%
50,7%

Universitas Sumatera Utara

sangat sering
Total
Sumber : P16/FC.16

14
73

19,2%
100%

Pada tabel 4.16, menunjukkan bentuk komunikasi kelompok (diskusi
kelompok) yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37
responden (50,7%) menjawab sering, 20 responden (27,4%) menjawab
jarang, 14 responden (19,2%) menjawab sangat sering, dan 2 responden
(2,7%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk
komunikasi kelompok (diskusi kelompok) sering dilakukan pimpinan
terhadap pegawai. Dilihat dari sebanyak 37 responden menjawab sering.
Bentuk komunikasi kelompok (diskusi kelompok) yang sering dilakukan
pimpinan terhadap pegawai yaitu proses pemecahan masalah dengan cara
berpikir kelompok.

Tabel 4.17
Bentuk Komunikasi Kelompok (Workshop) yang dilakukan Pimpinan
terhadap Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P17/FC.17

Frekuensi
5
37
23
8
73

Persentase
6,8%
50,7%
31,5%
11,0%
100%

Pada tabel 4.17, menunjukkan bentuk komunikasi kelompok
(workshop) yang dilakukan pimpinan terhadap pegawai. Terdapat 37
responden (50,7%) menjawab jarang, 23 responden (31,5%) menjawab

Universitas Sumatera Utara

sering, 8 responden (11,0%) menjawab sangat sering, dan 5 responden
(6,8%) menjawab tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa bentuk
komunikasi kelompok (workshop) jarang dilakukan pimpinan terhadap
pegawai. Dilihat dari sebanyak 37 responden menjawab jarang. Bentuk
komunikasi kelompok (workshop)
Tabel 4.18
PimpinanBerkomunikasi dengan Para Pegawai
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P18/FC.18

Frekuensi
1
1
49
22
73

Persentase
1,4%
1,4%
67,1%
30,1%
100%

Pada tabel 4.18, menunjukkan pimpinan yang berkomunikasi dengan
para pegawai. Terdapat 49 responden (67,1%) menjawab sering, 22
responden (30,1%) menjawab sangat sering, 1 responden (1,4%) menjawab
jarang, dan 1 responden (1,4%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa pimpinan sering berkomunikasi dengan para pegawai.
Dilihat dari sebanyak 49 responden menjawab sering. Seringnya pimpinan
berkomunikasi dengan para pegawai dilihat dari interaksi setiap hari,
hubungan kontak, dan proses kerjasama.
Tabel 4.19
Proses Komunikasi antara Pimpinan dengan Pegawai
Kategori
kurang baik
baik
sangat baik
Total
Sumber : P19/FC.19

Frekuensi
10
37
26
73

Persentase
13,7%
50,7%
35,6%
100%

Pada tabel 4.19, menunjukkan proses komunikasi antara pimpinan
dengan pegawai. Terdapat 37 responden (50,7%) mengatakan baik, 26
responden (35,6%) mengatakan sangat baik, 10 responden (13,7%)
mengatakan kurang baik, dan tidak ada satupun responden yang mengatakan

Universitas Sumatera Utara

tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa proses komunikasi antara pimpinan
dengan pegawai berjalan baik. Dilihat dari sebanyak 37 responden
mengatakan baik. Proses komunikasi yang berjalan baik antara pimpinan
dengan pegawai ditandai dengan adanya pengiriman dan penerimaan pesan.
Tabel 4.20
Sikap Pimpinan ketika Melakukan Komunikasi dengan Pegawai
Kategori
kurang baik
baik
sangat baik
Total
Sumber : P20/FC.20

Frekuensi
7
39
27
73

Persentase
9,6%
53,4%
37,0%
100%

Pada tabel 4.20, menunjukkan sikap pimpinan ketika melakukan
komunikasi dengan pegawai. Terdapat 39 responden (53,4%) mengatakan
baik, 27 responden (37,0%) mengatakan sangat baik, 7 responden (9,6%)
mengatakan kurang baik, dan tidak ada satu pun responden yang
mengatakan tidak baik. Hal ini menunjukkan bahwa sikap pimpinan baik
ketika melakukan komunikasi dengan pegawai. Dilihat dari sebanyak 39
responden mengatakan baik. Sikap pimpinan yang baik ini dapat
memastikan bahwa pesan yang disampaikan dapat diterima dengan baik.
Sikap pimpinan yang baik ini salah satunya adalah menjadi pendengar yang
baik ketika berkomunikasi dengan pegawai.
Tabel 4.21
Pesan/informasi Disampaikan Pimpinan Lewat Tulisan
Kategori
kurang jelas
jelas
sangat jelas
Total
Sumber : P21/FC.21

Frekuensi
10
40
23
73

Persentase
13,7%
54,8%
31,5%
100%

Pada tabel 4.21, menunjukkan pesan/informasi yang disampaikan
pimpinan lewat tulisan. Terdapat 40 responden (54,8%) mengatakan jelas,
23 responden (31,5%) mengatakan sangat jelas, 10 responden (13,7%)

Universitas Sumatera Utara

mengatakan kurang jelas, dan tidak ada satu pun responden yang
mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa pesan/informasi yang
disampaikan pimpinan lewat tulisan sudah jelas. Dilihat dari sebanyak 40
responden mengatakan jelas. Pesan/informasi lewat tulisan ini berupa
buletin, memo, dan materi. Adanya pesan/informasi lewat tulisan akan
mempengaruhi pegawai yang semula tidak tahu, yang tadinya tidak
mengerti, dan yang tadinya bingung menjadi jelas.
Tabel 4.22
Pesan/informasi Disampaikan Pimpinan Secara Lisan
Kategori
tidak mengerti
kurang mengerti
mengerti
sangat mengerti
Total
Sumber : P22/FC.22

Frekuensi
1
2
56
14
73

Persentase
1,4%
2,7%
76,7%
19,2%
100%

Pada tabel 4.22, menunjukkan pesan/informasi disampaikan pimpinan
secara lisan. Terdapat 56 responden (76,7%) mengatakan mengerti, 14 responden
(19,2%) mengatakan sangat mengerti, 2 responden (2,7%) mengatakan kurang
mengerti, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak mengerti. Hal ini
menunjukkan bahwa pesan/informasi yang disampaikan pimpinan secara lisan
sudah dimengerti oleh pegawai. Dilihat dari sebanyak 56 responden mengatakan
mengerti. Penyampaian pesan/informasi secara lisan dapat dilakukan melalui
mimik wajah, gesture, bahasa tubuh bahkan sentuhan. Dengan demikian,
pesan/informasi secara lisan justru lebih efektif dan mudah dimengerti oleh
pegawai.
Tabel 4.23
Dilibatkan Dalam Pengambilan Keputusan Dalam Perusahaan
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total

Frekuensi
22
24
23
4
73

Persentase
30,1%
32,9%
31,5%
5,5%
100%

Universitas Sumatera Utara

Sumber : P23/FC.23
Pada tabel 4.23, menunjukkan keterlibatan dalam pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Terdapat 24 responden (32,9%) menjawab
jarang, 23 responden (31,5%) menjawab sering, 22 responden (30,1%)
menjawab tidak pernah, dan 4 responden (5,5%) menjawab sangat sering.
Hal ini menunjukkan bahwa pegawai jarang dilibatkan dalam pengambilan
keputusan dalam perusahaan. Dilihat dari sebanyak 24 responden menjawab
jarang. Jarangnya pengambilan keputusan yang melibatkan pegawai
dikarenakan keputusan menjadi salah satu peranan pimpinan dengan
menentukan pilihan dari beberapa alternatif dalam mencapai tujuan yang
diinginkan. Namun pegawai dilibatkan dalam kegiatan berdiskusi dalam
pengambilan keputusan.

Tabel 4.24
Diberikan Kesempatan Menyampaikan Keluhan kepada Pimpinan tentang
Masalah Pekerjaan/Rekan Kerja
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P24/FC.24

Frekuensi
4
27
35
7
73

Persentase
55%
37,0%
47,9%
9,6%
100%

Pada tabel 4.24, menunjukkan pemberian kesempatan dalam menyampaikan
keluhan kepada pimpinan tentang masalah pekerjaan/rekan kerja. Terdapat 35
responden (47,9%) menjawab sering, 27 responden (37,0%) menjawab jarang, 7
responden (9,6%) menjawab sangat sering, dan 4 responden (55%) menjawab
tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering diberikan kesempatan
dalam menyampaikan keluhan kepada pimpinan tentang masalah pekerjaan/rekan

Universitas Sumatera Utara

kerja. Dilihat dari sebanyak 35 responden menjawab sering. Seringnya diberikan
kesempatan dalam menyampaikan keluhan kepada pimpinan tentang masalah
pekerjaan/rekan kerja dapat mengatasi bentuk keluhan secepat mungkin sebelum
menjadi masalah.
Tabel 4.25
Penerimaan Keluhan Disampaikan Kepada Pimpinan Mengenai Masalah
Pekerjaan/Rekan Kerja.
Kategori
tidak diterima
jarang diterima
diterima
selalu diterima
Total
Sumber : P25/FC.25

Frekuensi
1
12
50
10
73

Persentase
1,4%
16,4%
68,5%
13,7%
100%

Pada tabel 4.25, menunjukkan penerimaan keluhan yang disampaikan
kepada pimpinan mengenai masalah pekerjaan/rekan kerja. Terdapat 50
responden

(68,5%)

mengatakan

diterima,

12

responden

(16,4%)

mengatakan jarang diterima, 10 responden (13,7%) mengatakan selalu
diterima, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak diterima. Hal ini
menunjukkan bahwa keluhan yang disampaikan kepada pimpinan mengenai
masalah pekerjaan/rekan kerja sudah diterima. Dilihat dari sebanyak 50
responden mengatakan diterima. Diterimanya keluhan tersebut dapat
mencapai penyelesaian masalah secara tepat dam cepat.
Tabel 4.26
Memberikan Ide dan Saran Dalam Rapat Kepada Pimpinan
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P26/FC.26

Frekuensi
5
36
26
6
73

Persentase
6,8%
49,3%
35,6%
8,2%
100%

Pada tabel 4.26, menunjukkan pemberian ide dan saran dalam rapat
kepada pimpinan. Terdapat 36 responden (49,3%) menjawab jarang, 26

Universitas Sumatera Utara

responden (35,6%) menjawab sering, 6 responden (8,2%) menjawab sangat
sering, dan 5 responden (6,8%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa responden jarang memberikan ide dan saran dalam
rapat kepada pimpinan. Dilihat dari sebanyak 36 responden menjawab
jarang. Jarangnya pemberian ide dan saran dalam rapat kepada pimpinan
mungkin dikarenakan adanya keterbatasan dalam pengetahuan. Namun hal
ini tidak berarti bahwa pegawai tidak berpartisipasi dalam rapat.
Tabel 4.27
Pertanyaan-Pertanyaan dijawab Oleh Pimpinan
Kategori
Frekuensi
tidak baik
5
kurang baik
5
baik
48
sangat baik
15
Total
73
Sumber : P27/FC.27

Persentase
6,8%
6,8%
65,8%
20,5%
100%

Pada tabel 4.27, menunjukkan pertanyaan-pertanyaan yang dijawab
oleh pimpinan. Terdapat 48 responden (65,8%) menjawab baik, 15
responden (20,5%) menjawab sangat baik, 5 responden (6,8%) menjawab
kurang baik, dan 5 responden (6,8%) lainnya menjawab tidak baik. Hal ini
menunjukkan bahwa pertanyaan-pertanyaan dijawab dengan baik oleh
pimpinan. Dilihat dari sebanyak 48 responden menjawab baik. Pertanyaanpertanyaan yang dijawab dengan baik oleh pimpinan dapat mengurangi
kesulitan pegawai.
Tabel 4.28
Berkomunikasi Dengan Pimpinan Saat Bekerja
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P28/FC.28

Frekuensi
2
21
38
12
73

Persentase
2,7%
28,8%
52,1%
16,4%
100%

Universitas Sumatera Utara

Pada tabel 4.28, menunjukkan pegawai berkomunikasi dengan
pimpinan pada saat bekerja. Terdapat 38 responden (52,1%) sering, 21
responden (28,8%) jarang, 12 responden (16,4%) sangat sering, dan 2
responden (2,7%) tidak pernah. Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering
berkomunikasi dengan pimpinan saat bekerja. Dilihat dari sebanyak 38
responden menjawab sering. Berkomunikasi dengan pimpinan pada saat
bekerja akan mempermudah pekerjaan dan memperlancar arus komunikasi
ke atas.

Tabel 4.29
Berkomunikasi dengan Pimpinan ketika Menemui Masalah
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P29/FC.29

Frekuensi
4
23
38
8
73

Persentase
5,5%
31,5%
52,1%
11,0%
100%

Pada tabel 4.29, menunjukkan komunikasi dengan pimpinan ketika
menemui masalah. Terdapat 38 responden (52,1%) menjawab sering, 23
responden (31,5%) menjawab jarang, 8 responden (11,0%) menjawab
sangat sering, dan 4 responden (5,5%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai sering berkomunikasi dengan pimpinan ketika
menemui masalah. Dilihat dari sebanyak 38 responden menjawab sering.
Seringnya berkomunikasi dengan pimpinan ketika menemui masalah
merupakan cara yang efektif bagi pegawai untuk mengurangi kesulitan
hingga memecahkan masalah.

Universitas Sumatera Utara

Tabel 4.30
Berkomunikasi dengan Pimpinan ketika Masalah Tak Mampu Diselesaikan
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P30/FC.30

Frekuensi
2
29
34
8
73

Persentase
2,7%
39,7%
46,6%
11,0%
100%

Pada tabel 4.30, menunjukkan komunikasi dengan pimpinan ketika
masalah tak mampu diselesaikan. Terdapat 34 responden (46,6%) menjawab
sering, 29 responden (39.7%) menjawab jarang, 8 responden (11,0%)
menjawab sangat sering, dan 2 responden (2,7%) menjawab tidak pernah.
Hal ini menunjukkan bahwa pegawai sering berkomunikasi dengan
pimpinan ketika masalah tak mampu diselesaikan. Dilihat dari sebanyak 34
responden menjawab sering. Pegawai sering berkomunikasi dengan
pimpinan ketika masalah tak mampu diselesaikan, karena pegawai percaya
bahwa aka nada solusi dari masalah tersebut hingga dapat diselesaikan
dengan baik oleh pimpinan.
Tabel 4.31
Pimpinan Menyelesaikan Masalah Pekerjaan Pegawai
Kategori
tidak bisa
kurang bisa
bisa
sangat bisa
Total
Sumber : P31/FC.31

Frekuensi
3
13
46
11
73

Persentase
4,1%
17,8%
63,0%
15,1%
100%

Pada tabel 4.31, menunjukkan pimpinan menyelesaikan masalah
pekerjaan pegawai. Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan bisa, 13
responden (17,8%) mengatakan kurang bisa, 11 responden (15,1%)
mengatakan sangat bisa, dan 3 responden (4,1%) mengatakan tidak bisa. Hal
ini menunjukkan bahwa pimpinan bisa menyelesaikan masalah pekerjaan
pegawai. Dilihat dari sebanyak 46 responden mengatakan bisa. Dengan

Universitas Sumatera Utara

demikian pegawai sudah merasa yakin dan percaya dengan kualitas yang
dimiliki pimpinan mereka. Sedangkan bagi pimpinan, setiap masalah
pekerjaan merupakan anak tangga yang harus dilalui untuk mencapai
puncak kesuksesan.
Tabel 4.32
Pimpinan Menyelesaikan Konflik antara Rekan Kerja
Kategori
tidak bisa
kurang bisa
bisa
sangat bisa
Total
Sumber : P32/FC.32

Frekuensi
1
14
46
12
73

Persentase
1,4%
19,2%
63,0%
16,4%
100%

Pada tabel 4.32, menunjukkan pimpinan menyelesaikan konflik antara
rekan kerja. Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan bisa, 14 responden
(19,2%) mengatakan kurang bisa, 12 respomden (16,4%) mengatakan
sangat bisa, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak bisa. Hal ini
menunjukkan bahwa pimpinan bisa menyelesaikan konflik antara rekan
kerja. Dilihat dari sebanyak 46 responden mengatakan bisa. Konflik diantara
rekan kerja sudah menjadi hal yang biasa dalam dunia kerja. Dengan
demikian pimpinan diharapkan bertanggung jawab untuk menyelesaikan
konflik diantara mereka. Kemampuan pimpinan dalam menyelesaikan
konflik antara rekan kerja adalah salah satu kunci sukses kepemimpinan.
Tabel 4.33
Menyatakan Pikiran dan Perasaan tentang Pekerjaan dengan Pimpinan
Kategori
tidak pernah
jarang
sering
sangat sering
Total
Sumber : P33/FC.33

Frekuensi
3
33
31
6
73

Persentase
4,1%
45,2%
42,5%
8,2%
100%

Pada tabel 4.33, menyatakan pikiran dan perasaan tentang pekerjaan
dengan pimpinan. Terdapat 33 responden (45,2%) menjawab jarang, 31

Universitas Sumatera Utara

responden (42,5 %) menjawab sering, 6 responden (8,2%) menjawab sangat
sering, dan 3 responden (4,1%) menjawab tidak pernah. Hal ini
menunjukkan bahwa pegawai jarang menyatakan pikiran dan perasaan
tentang pekerjaan dengan pimpinan. Dilihat dari sebanyak 33 responden
menjawab jarang. Sikap ini umumnya tidak baik karena kurangnya rasa
keterbukaan satu sama lain. sikap ini menyebabkan pegawai merasa jenuh
dan perusahaan tidak akan berkembang.

Tabel 4.34
Opini/Pendapat Menurut Atasan
Kategori
kurang dimengerti
kurang dimengerti
dimengerti
sangat dimengerti
Total
Sumber : P34/FC.34

Frekuensi
3
12
48
10
73

Persentase
4,1%
16,4%
65,8%
13,7%
100%

Pada tabel 4.34, menunjukkan opini/pendapat menurut atasan.
Terdapat 48 responden (65,8%) mengatakan dimengerti, 12 responden
(16,4%) mengatakan kurang dimengerti, 10 responden (13,7%) mengatakan
sangat dimengerti, dan 3 responden (4,1%) mengatakan kurang dimengerti.
Hal ini menunjukkan bahwa opini/pendapat yang diberikan pegawai
dimengerti menurut atasan. Dilihat dari sebanyak 48 responden mengatakan
dimengerti. Respon yang positif ini menunjukkan bahwa hubungan
komunikasi pegawai dengan pimpinan sudah berjalan baik.
Tabel 4.35
Opini/ Pendapat Mendapat Tanggapan dari Pimpinan
Kategori

Frekuensi

Persentase

Universitas Sumatera Utara

tidak baik
kurang baik
baik
sangat baik
Total
Sumber : P35/FC.35

1
13
45
14
73

1,4%
17,8%
61,6%
19,2%
100%

Pada tabel 4.35, menunjukkan opini/pendapat mendapat tanggapan
dari pimpinan. Terdapat 45 responden (61,6%) mengatakan baik, 14
responden (19,2%) mengatakan sangat baik, 13 responden (17,8%)
mengatakan kurang baik, dan 1 responden (1,4%) mengatakan tidak baik.
Hal ini menunjukkan bahwa opini/pendapat yang disampaikan mendapat
tanggapan baik dari pimpinan, dilihat dari sebanyak 45 responden
mengatakan baik. Berhubungan dengan tabel sebelumnya, opini/pendapat
yang dimengerti menurut atasan dan opini/pendapat yang mendapat
tanggapan baik dari pimpinan merupakan respon yang positif juga.
Tabel 4.36
Tanggapan dari Pimpinan terhadap Opini/Pendapat Pegawai
Kategori
tidak membantu
kurang membantu
membantu
sangat membantu
Total
Sumber : P36/FC.36

Frekuensi
5
11
34
23
73

Persentase
6,8%
15,1%
46,6%
31,5%
100%

Pada Tabel 4.36, menunjukkan tanggapan dari pimpinan terhadap
opini/pendapat pegawai. Terdapat 34 responden (46,6%) mengatakan
membantu, 23 responden (31,5%) mengatakan sangat membantu, 11
responden (15,1%) mengatakan kurang membantu, dan 5 responden (6,8%)
mengatakan tidak membantu. Hal ini menunjukkan bahwa tanggapan dari
pimpinan terhadap opini/pendapat dari pegawai mampu membantu
mengurangi tekanan dan frustasi pegawai akibat pekerjaan. Dilihat dari
sebanyak 34 responden mengatakan membantu. Beban pekerjaan yang
dialami pegawai setiap harinya tentu berbeda-beda. Tanggapan yang baik

Universitas Sumatera Utara

dari pimpinan terhadap opini/pendapat pegawai menjadi salah satu hal
positif yang membantu mengurangi tekanan dan frustasi akibat pekerjaan.
Tabel 4.37
Menemui Pimpinan
Kategori
tidak sulit
kurang sulit
sulit
sangat sulit
Total
Sumber : P37/FC.37

Frekuensi
36
17
12
8
73

Persentase
49,3%
23,3%
16,4%
11,0%
100%

Pada tabel 4.37, menunjukkan proses menemui pimpinan. Terdapat 36
responden (49,3%) mengatakan tidak sulit, 17 responden (23,3%)
mengatakan kurang sulit, 12 responden (16,4%) mengatakan sulit, dan 8
responden (11,0%) mengatakan sangat sulit. Hal ini menunjukkan bahwa
mayoritas responden tidak mengalami kesulitan dalam menemui pimpinan.
Dilihat dari sebanyak 36 responden yang mengatakan tidak sulit.
Ketidaksulitan dalam menemui pimpinan sudah menunjukkan bahawa tidak
adanya kesenjangan yang jauh antara pimpinan dan pegawai.
Tabel 4.38
Mendapat Informasi dari Rekan sekerja dalam Perusahaan
Kategori
tidak mudah
kurang mudah
mudah
sangat mudah
Total
Sumber : P38/FC.38

Frekuensi
3
5
47
18
73

Persentase
4,1%
6,8%
64,4%
24,7%
100%

Pada tabel 4.38, menunjukkan mendapat informasi dari rekan sekerja
dalam perusahaan. Terdapat 47 responden (64,4%) mengatakan mudah, 18
responden (24,7%) mengatakan sangat mudah, 5 responden (6,8%)
mengatakan kurang mudah, dan 3 responden (4,1%) mengatakan tidak
mudah. Hal ini menunjukkan bahwa responden mudah mendapatkan
informasi dari rekan sekerja dalam perusahaan. Dilihat dari sebanyak 47

Universitas Sumatera Utara

responden mengatakan mudah. Kemudahan dalam mendapatkan informasi
dari rekan sekerja dalam perusahaan menunjukkan bahwa hubungan sesama
rekan sekerja sudah dibina dengan baik.
Tabel 4.39
Pesan/informasi dari Rekan sekerja
Kategori
tidak jelas
kurang jelas
jelas
sangat jelas
Total
Sumber : P39/FC.39

Frekuensi
1
6
46
20
73

Persentase
1,4%
8,2%
63,0%
27,4%
100%

Pada tabel 4.39, menunjukkan pesan atau informasi dari rekan sekerja.
Terdapat 46 responden (63,0%) mengatakan jelas, 20 responden (27,4%)
mengatakan sangat jelas, 6 responden (8,2%) mengatakan kurang jelas, dan
1 responden (1,4%) mengatakan tidak jelas. Hal ini menunjukkan bahwa
pesan/informasi dari rekan sekerja sudah jelas. Dilihat dari 46 responden
mengatakan jelas. Pada tabel sebelumnya, terdapat kemudahan dalam
mendapatkan informasi dari rekan sekerja. Tidak hanya kemudahan dalam
mendapatkan informasi yang harus di harapkan, namun yang lebih penting
adalah kejelasan dari pesan/informasi dari rekan sekerja tersebut.
Tabel 4.40
Intensitas Komunikasi dengan Rekan S