Pengaruh Karakteristik Sosial Ekonomi Konsumen Terhadap Preferensi Konsumen Beras (Studi Kasus : Kecamatan Medan Johor)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia. Hal ini mengingat
hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan
pokoknya. Itu sebabnya Indonesia merupakan konsumen pangan dengan bahan
pangan beras terbesar. Selain itu, beras sangat berpengaruh bagi perekonomian
Indonesia karena lebih dari 60 % penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani
penghasil beras. Dengan demikian beras tidak hanya dibutuhkan untuk
dikonsumsi tetapi juga merupakan sumber pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja ( Aji dan Widodo, 2010 ).
Bustaman (2003) menyatakan bahwa beras juga sangat penting terkait jumlah
produsen dan konsumennya di Indonesia. Dari sisi produsen, usahatani padi di
Indonesia melibatkan 25,4 juta rumah tangga. Sedangkan dari sisi konsumen,
sekitar 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga miskin dipergunakan untuk
membeli beras. Saat ini lebih dari 90 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi
beras sebagai makanan pokok. Dari sisi gizi dan nutrisi, beras relatif unggul dari
pangan lain. Seluruh bagian beras dapat dimakan, dengan kandungan energi 360
kalori dan protein 6,8 gr per 100 gr. Pangsa beras pada konsumsi energi per kapita
mencapai 54,3 persen. Artinya, lebih dari setengah dari energi yang kita gunakan
bersumber dari beras. Selain itu, sekitar 40 persen sumber protein juga dipenuhi
dari beras. Ini menunjukkan posisi beras yang sangat strategis sebagai penopang
ketahanan pangan di Indonesia.
1
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sutrisno (2000) dalam Selamet (2003), segmen konsumen beras berbeda
antara konsumen dengan pendapatan atas, menengah dan bawah. Namun secara
umum sekitar 60% preferensi masyarakat masih memilih beras yang murah
dengan kualitas yang rendah sampai sedang, sementara sisanya sekitar 40%
memilih beras dengan kualitas yang bagus.
Tabel 1. Rata - Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
Barang (rupiah) tahun 2013-2014
Kelompok
Barang
Makanan
Padi-padian
2014
2013
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
53.934
85.889
70.167
62.399
90.908
76.866
2.181
2.929
2.561
3.065
3.526
3.299
Ikan
48.208
46.121
47.148
58.492
49.371
53.864
Daging
11.614
9.278
10.427
15.435
10.030
12.692
Telur dan susu
25.377
16.241
20.736
30.914
18.077
24.400
Sayur-sayuran
34.873
38.203
36.564
33.402
33.902
33.656
5.354
5.574
5.466
7.054
5.644
6.338
Buah-buahan
18.412
12.217
15.265
19.982
13.881
16.886
Minyak dan lemak
13.523
16.474
15.022
17.499
17.786
17.645
Bahan minuman
12.224
14.175
13.215
12.945
13.594
13.274
Bumbu-bumbuan
5.028
5.861
5.451
5.527
5.977
5.756
Konsumsi lainnya
Makanan ,minuman
jadi
Tembakau dan Sirih
4.215
4.399
4.309
5.220
4.994
5.106
84.570
4. 658
66.835
86.293
55.084
70.455
43.965
56.233
50.197
58.091
59.282
58.695
363.478 363.252
363.363
416.319
382.056
398.932
Umbi-umbian
Kacang-kacangan
Jumlah Makanan
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut
kelompok barang (rupiah) tahun 2013 hingga tahun 2014 dimana padi-padian
menempati posisi kedua dalam rata-rata pengeluaran per kapita per bulan menurut
kelompok barang setelah makanan dan minuman jadi. Berdasarkan Tabel 1 dapat
dikatakan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita untuk padi-padian di desa lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran di kota. Pada tahun 2014 terjadi
2
Universitas Sumatera Utara
peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk kelompok barang
padi-padian.
Tingginya konsumsi padi dapat dikatakan sebagai gambaran tingkat konsumsi
beras. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya konsumsi beras yaitu
jumlah penduduk yang semakin meningkat. Selain jumlah penduduk, faktor yang
mempengaruhi konsumsi beras adalah budaya dalam masyarakat yaitu belum
makan jika belum mengkonsumsi nasi, meskipun kebutuhan karbohidratnya telah
terpenuhi dari makanan lain.
Menurut Sutrisno (2007), kebutuhan konsumen beras berbeda antar konsumen,
dimana kebutuhan konsumen tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dari masing
masing konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pendapatan, umur, kondisi
kesehatan, status, pekerjaan, dan sebagainya. Adanya perbedaan karakteristik
tersebut akan bepengaruh juga terhadap preferensi konsumen beras.
Preferensi merupakan motif atau alasan konsumen untuk berperilaku membeli,
dimana preferensi konsumen akan menggambarkan bagaimana seorang konsumen
dapat membandingkan kelompok-kelompok item yang berbeda yang tersedia
untuk dibeli.
Terdapat berbagai karakteristik sosial ekonomi konsumen, baik itu umur,
pendidikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga dan sebagainya.
Dengan demikian, penting untuk mengkaji bagaimana pengaruh karakteristik
sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras. Penelitian ini akan
membahas karakteristik sosial ekonomi konsumen beras dan bagaimana pengaruh
karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras.
3
Universitas Sumatera Utara
Perilaku dan prefrensi konsumen dalam pembelian bahan pangan termasuk beras
berkembang seiring kemajuan tersebut. Peningkatan pendapatan masyarakat
mengakibatkan peningkatan tuntutan terhadap mutu. Di sisi lain, perubahan
demografi seperti tingkat pendidikan, tingkat urbanisasi, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja wanita disertai kemajuan transportasi dan komunikasi saat ini,
mempengaruhi preferensi konsumen. Konsumen lebih menekankan pada
keseimbangan mutu, gizi, dan estetika. Sedangkan meningkatnya partisipasi
angkatan kerja wanita, khususnya daerah perkotaan mendorong konsumen
memilih bahan pangan yang dikemas sedemikian rupa sehingga mereka merasa
nyaman dalam berbelanja, mudah dimasak, dan mudah menyiapkannya.
Keanekaragaman varietas tersebut juga memberi keragaman sifat dan mutu beras
yang dihasilkan. Peningkatan produksi untuk memenuhi pasaran menyebabkan
konsumen lebih leluasa memilih mutu beras yang dikehendaki (Damardjati, 1982
dalam Ambarinanti, 2007). Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis
beras, kemasan, harga, rasa, dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh
lingkungan budaya, kelas sosial, daya beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk
perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal ini menuntut para produsen untuk
menyediakan produk beras yang sesuai dengan keinginan konsumen, khususnya
segmen pasar yang dituju.
Selama ini pemerintah berusaha keras pada peningkatan kuantitas dan
produktivitas beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun selain
peningkatan kuantitas, preferensi dan kepuasan yang terus berkembang menuntut
adanya peningkatan pada kualitas beras yang selama ini dikonsumsi. Untuk
4
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan beras yang sesuai dengan harapan konsumen, langkah awal yang
harus diperhatikan produsen adalah pengetahuan mengenai perilaku konsumen.
Pengetahuan mengenai preferensi perlu dilakukan agar setiap keputusan yang
diambil tidak bertentangan dengan harapan konsumen, mengingat semua
keputusan konsumsi ada ditangan konsumen. Sedangkan pengetahuan mengenai
kepuasan konsumen perlu diketahui agar dapat ditingkatkan kinerja produk yang
dinilai konsumen masih kurang memuaskan.
Dengan demikian, perlunya meneliti sikap dan prefensi konsumen yang dapat
dijadikan sebagai informasi pasar yang penting bagi sektor agribisnis sebagai
masukan untuk rencana peningkatan potensi ekonomis dan pemasaran beras
dengan baik khususnya di Kecamatan Medan Johor Kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan
Medan Johor?
2.
Bagaimana preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
3.
Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap
preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
5
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di
Kecamatan Medan Johor.
2.
Untuk menganalisis preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
3.
Untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen
terhadap preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun mannfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi produsen dan pengusaha
beras dalam menjalankan usaha berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan
preferensi konsumen terhadap atribut beras.
2.
Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan
kebijakan perberasan.
3.
Sebagai sumber referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komoditas beras.
6
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Beras adalah salah satu komoditas penting bagi Indonesia. Hal ini mengingat
hampir seluruh masyarakat Indonesia mengkonsumsi beras sebagai makanan
pokoknya. Itu sebabnya Indonesia merupakan konsumen pangan dengan bahan
pangan beras terbesar. Selain itu, beras sangat berpengaruh bagi perekonomian
Indonesia karena lebih dari 60 % penduduk Indonesia berprofesi sebagai petani
penghasil beras. Dengan demikian beras tidak hanya dibutuhkan untuk
dikonsumsi tetapi juga merupakan sumber pendapatan dan penyerapan tenaga
kerja ( Aji dan Widodo, 2010 ).
Bustaman (2003) menyatakan bahwa beras juga sangat penting terkait jumlah
produsen dan konsumennya di Indonesia. Dari sisi produsen, usahatani padi di
Indonesia melibatkan 25,4 juta rumah tangga. Sedangkan dari sisi konsumen,
sekitar 30 persen dari total pengeluaran rumah tangga miskin dipergunakan untuk
membeli beras. Saat ini lebih dari 90 persen penduduk Indonesia mengkonsumsi
beras sebagai makanan pokok. Dari sisi gizi dan nutrisi, beras relatif unggul dari
pangan lain. Seluruh bagian beras dapat dimakan, dengan kandungan energi 360
kalori dan protein 6,8 gr per 100 gr. Pangsa beras pada konsumsi energi per kapita
mencapai 54,3 persen. Artinya, lebih dari setengah dari energi yang kita gunakan
bersumber dari beras. Selain itu, sekitar 40 persen sumber protein juga dipenuhi
dari beras. Ini menunjukkan posisi beras yang sangat strategis sebagai penopang
ketahanan pangan di Indonesia.
1
Universitas Sumatera Utara
Menurut Sutrisno (2000) dalam Selamet (2003), segmen konsumen beras berbeda
antara konsumen dengan pendapatan atas, menengah dan bawah. Namun secara
umum sekitar 60% preferensi masyarakat masih memilih beras yang murah
dengan kualitas yang rendah sampai sedang, sementara sisanya sekitar 40%
memilih beras dengan kualitas yang bagus.
Tabel 1. Rata - Rata Pengeluaran per Kapita Sebulan Menurut Kelompok
Barang (rupiah) tahun 2013-2014
Kelompok
Barang
Makanan
Padi-padian
2014
2013
Kota
Desa
Kota+Desa
Kota
Desa
Kota+Desa
53.934
85.889
70.167
62.399
90.908
76.866
2.181
2.929
2.561
3.065
3.526
3.299
Ikan
48.208
46.121
47.148
58.492
49.371
53.864
Daging
11.614
9.278
10.427
15.435
10.030
12.692
Telur dan susu
25.377
16.241
20.736
30.914
18.077
24.400
Sayur-sayuran
34.873
38.203
36.564
33.402
33.902
33.656
5.354
5.574
5.466
7.054
5.644
6.338
Buah-buahan
18.412
12.217
15.265
19.982
13.881
16.886
Minyak dan lemak
13.523
16.474
15.022
17.499
17.786
17.645
Bahan minuman
12.224
14.175
13.215
12.945
13.594
13.274
Bumbu-bumbuan
5.028
5.861
5.451
5.527
5.977
5.756
Konsumsi lainnya
Makanan ,minuman
jadi
Tembakau dan Sirih
4.215
4.399
4.309
5.220
4.994
5.106
84.570
4. 658
66.835
86.293
55.084
70.455
43.965
56.233
50.197
58.091
59.282
58.695
363.478 363.252
363.363
416.319
382.056
398.932
Umbi-umbian
Kacang-kacangan
Jumlah Makanan
Sumber : Badan Pusat Statistik, 2015
Pada Tabel 1 dapat dilihat rata-rata pengeluaran per kapita sebulan menurut
kelompok barang (rupiah) tahun 2013 hingga tahun 2014 dimana padi-padian
menempati posisi kedua dalam rata-rata pengeluaran per kapita per bulan menurut
kelompok barang setelah makanan dan minuman jadi. Berdasarkan Tabel 1 dapat
dikatakan bahwa rata-rata pengeluaran per kapita untuk padi-padian di desa lebih
besar dibandingkan dengan rata-rata pengeluaran di kota. Pada tahun 2014 terjadi
2
Universitas Sumatera Utara
peningkatan pengeluaran rata-rata per kapita per bulan untuk kelompok barang
padi-padian.
Tingginya konsumsi padi dapat dikatakan sebagai gambaran tingkat konsumsi
beras. Salah satu faktor yang menyebabkan tingginya konsumsi beras yaitu
jumlah penduduk yang semakin meningkat. Selain jumlah penduduk, faktor yang
mempengaruhi konsumsi beras adalah budaya dalam masyarakat yaitu belum
makan jika belum mengkonsumsi nasi, meskipun kebutuhan karbohidratnya telah
terpenuhi dari makanan lain.
Menurut Sutrisno (2007), kebutuhan konsumen beras berbeda antar konsumen,
dimana kebutuhan konsumen tersebut dipengaruhi oleh karakteristik dari masing
masing konsumen. Karakteristik konsumen meliputi pendapatan, umur, kondisi
kesehatan, status, pekerjaan, dan sebagainya. Adanya perbedaan karakteristik
tersebut akan bepengaruh juga terhadap preferensi konsumen beras.
Preferensi merupakan motif atau alasan konsumen untuk berperilaku membeli,
dimana preferensi konsumen akan menggambarkan bagaimana seorang konsumen
dapat membandingkan kelompok-kelompok item yang berbeda yang tersedia
untuk dibeli.
Terdapat berbagai karakteristik sosial ekonomi konsumen, baik itu umur,
pendidikan, jumlah anggota keluarga, pendapatan rumah tangga dan sebagainya.
Dengan demikian, penting untuk mengkaji bagaimana pengaruh karakteristik
sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras. Penelitian ini akan
membahas karakteristik sosial ekonomi konsumen beras dan bagaimana pengaruh
karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap preferensi konsumen beras.
3
Universitas Sumatera Utara
Perilaku dan prefrensi konsumen dalam pembelian bahan pangan termasuk beras
berkembang seiring kemajuan tersebut. Peningkatan pendapatan masyarakat
mengakibatkan peningkatan tuntutan terhadap mutu. Di sisi lain, perubahan
demografi seperti tingkat pendidikan, tingkat urbanisasi, dan tingkat partisipasi
angkatan kerja wanita disertai kemajuan transportasi dan komunikasi saat ini,
mempengaruhi preferensi konsumen. Konsumen lebih menekankan pada
keseimbangan mutu, gizi, dan estetika. Sedangkan meningkatnya partisipasi
angkatan kerja wanita, khususnya daerah perkotaan mendorong konsumen
memilih bahan pangan yang dikemas sedemikian rupa sehingga mereka merasa
nyaman dalam berbelanja, mudah dimasak, dan mudah menyiapkannya.
Keanekaragaman varietas tersebut juga memberi keragaman sifat dan mutu beras
yang dihasilkan. Peningkatan produksi untuk memenuhi pasaran menyebabkan
konsumen lebih leluasa memilih mutu beras yang dikehendaki (Damardjati, 1982
dalam Ambarinanti, 2007). Banyaknya pilihan produk beras baik berupa jenis
beras, kemasan, harga, rasa, dan hal lainnya serta perbedaan dan pengaruh
lingkungan budaya, kelas sosial, daya beli, motivasi, dan gaya hidup membentuk
perilaku konsumen yang berbeda-beda. Hal ini menuntut para produsen untuk
menyediakan produk beras yang sesuai dengan keinginan konsumen, khususnya
segmen pasar yang dituju.
Selama ini pemerintah berusaha keras pada peningkatan kuantitas dan
produktivitas beras untuk mencukupi kebutuhan dalam negeri. Namun selain
peningkatan kuantitas, preferensi dan kepuasan yang terus berkembang menuntut
adanya peningkatan pada kualitas beras yang selama ini dikonsumsi. Untuk
4
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan beras yang sesuai dengan harapan konsumen, langkah awal yang
harus diperhatikan produsen adalah pengetahuan mengenai perilaku konsumen.
Pengetahuan mengenai preferensi perlu dilakukan agar setiap keputusan yang
diambil tidak bertentangan dengan harapan konsumen, mengingat semua
keputusan konsumsi ada ditangan konsumen. Sedangkan pengetahuan mengenai
kepuasan konsumen perlu diketahui agar dapat ditingkatkan kinerja produk yang
dinilai konsumen masih kurang memuaskan.
Dengan demikian, perlunya meneliti sikap dan prefensi konsumen yang dapat
dijadikan sebagai informasi pasar yang penting bagi sektor agribisnis sebagai
masukan untuk rencana peningkatan potensi ekonomis dan pemasaran beras
dengan baik khususnya di Kecamatan Medan Johor Kota Medan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut :
1.
Bagaimana karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di Kecamatan
Medan Johor?
2.
Bagaimana preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
3.
Bagaimana pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen terhadap
preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor?
5
Universitas Sumatera Utara
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah:
1.
Untuk menganalisis karakteristik sosial ekonomi konsumen beras di
Kecamatan Medan Johor.
2.
Untuk menganalisis preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
3.
Untuk menganalisis pengaruh karakteristik sosial ekonomi konsumen
terhadap preferensi konsumen beras di Kecamatan Medan Johor.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun mannfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi produsen dan pengusaha
beras dalam menjalankan usaha berdasarkan karakteristik sosial ekonomi dan
preferensi konsumen terhadap atribut beras.
2.
Sebagai masukan dan pertimbangan bagi pemerintah dalam pengambilan
kebijakan perberasan.
3.
Sebagai sumber referensi dan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk
mengadakan penelitian lebih lanjut tentang komoditas beras.
6
Universitas Sumatera Utara