METLIT PENGARUH RELIGIUSITAS KARAKTER P

PENGARUH RELIGIUSITAS, KARAKTER PERSONAL, DAN
PENGALAMAN AUDITOR TERHADAP INDEPENDENSI AUDITOR
(STUDI KASUS PADA AKUNTAN PUBLIK MUSLIM)

NIM

: 2013320042

Nama

: Annisa Nur Fitriyah

Nama Dosen : M. Nur A. Birton, S.E., Ak., M.Si
Mata Kuliah

: Metodologi Penelitian

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Saat ini independensi auditor semakin dipertanyakan. Publik meragukan keteguhan sikap
tidak keberpihakan auditor ditengah pusaran konflik kepentingan.
Tahun 2001, publik dikejutkan dengan rilis Securities Exchange Commision (SEC) yang
menyatakan bahwa KPMG-SSH dan senior partner-nya diduga telah melakukan penyuapan
terhadap pejabat kantor pajak di Jakarta terkait dengan kewajiban pajak PT Eastman Christensen
(klien) (hukumonline.com, 2001). Selanjutnya, tahun 2001 juga menjadi tahun buruk bagi dunia
profesi khususnya akuntan publik dengan bangkrutnya Enron (klien) yang diikuti oleh ditutupnya
Arthur Andersen (Majalah Akuntan Indonesia, 2015). Tidak hanya itu, di tahun 2012 publik
kembali dikejutkan dengan pernyataan Benjamin Lawsky bagian pengawas Departemen Keuangan
Negara Bagian New York yang mengatakan bahwa Delloite dengan sengaja menutupi informasi
kritis yang menimpa bank asal Inggris, Standard Chartered Bank (klien), (Kompas, 2012).
Kasus-kasus tersebut merupakan sedikit dari banyaknya kasus yang melibatkan auditor
yang seharusnya menjadi refleksi bagi dunia profesi akuntan publik, bahwa sebenarnya kunci dari
permasalahannya terletak pada independensi. Jika dianalogikan, auditor yang memiliki sikap
mental independen tidak akan mungkin mau melibatkan diri kedalam pusaran masalah kliennya
tersebut, yang bahkan dapat membunuh secara cepat karirnya sebagai seorang akuntan publik.
Seperti yang kita ketahui bahwa tugasnya sebagai pelaksana audit merupakan saringan
terakhir atas segala tindakan yang terjadi bagaimana sebuah objek audit itu sendiri terbentuk.

Objek audit yakni informasi akuntansi merupakan muara konflik kepentingan. Banyaknya pihak
terkait dengan informasi akuntansi seperti pemerintah, investor, kreditor, hingga masyarakat
membuat penerapan independensi sebagai auditor diuji. Hal ini dikarenakan sebagai seorang yang
melaksanakan proses audit secara independen, akuntan publik dan pihak terasosiasi mempunyai
kecenderungan untuk memuaskan kliennya (agen), namun dilain pihak akuntan publik dan pihak
terasosiasi juga merupakan agen bagi pihak prinsipal untuk memastikan kredibilitas dari laporan
keuangan (Aripoerwo et all, 2014). Adanya perspektif dan kepentingan yang berbeda antar pihakpihak terkait inilah yang akhirnya memicu terganggunya independensi auditor yang kini kian
diragukan publik. Padahal sebagai seorang auditor, bagaimana pun sulit posisinya haruslah tetap
independen.
Independensi sikap auditor independen sangat penting bagi perkembangan profesi akuntan
publik (PSA No. 04 SA Seksi 220). Dengan sikap mental independen, auditor bisa dengan bebas
tanpa pengaruh pihak manapun memastikan kewajaran objek auditnya yang menjadi panduan
para pengambil keputusan. Jika panduan tersebut tidak bisa diandalkan, maka keputusan yang
diambil nantinya tidak tepat sasaran dan bisa merugikan banyak pihak. Menurut Langgeng Subur
Ketua PPPK Kementerian keuangan RI, “Akuntan publik itu kan profesi kepercayaan, karena kita
mewakili (perusahaan). Jadi integritas manajemen diuji dengan integritas akuntan publik. Kalau
dua-duanya berintegritas, pasti hasilnya akan bagus, istimewa.” (Majalah Akuntan, 2015).
Menurut Shockly (1981) dalam Hadisantoso (2011), Supriyono dan Mulyadi (1988), Bakar
et all (2005) dalam Hadisantoso (2011), Kasidi (2007), Samsudin dan Jatmiko (2010), dan
Simatupang dan Kurnia (2014), independensi auditor dipengaruhi oleh fee audit, ukuran KAP,

intervensi dari klien, persaingan antar KAP, pemberian jasa konsultasi manajemen kepada klien,
lamanya penugasan audit, dan keberadaan komite audit.
Hasil-hasil penelitian tersebut umumnya mengulas bahwa independensi auditor dipengaruhi
oleh faktor-faktor yang berasal dari dunia audit itu sendiri. Padahal, PSA No. 04 SA Seksi 220

dalam Agoes (2012) menyatakan independensi secara intrinsik merupakan masalah mutu pribadi,
jadi tidak melulu dipengaruhi oleh hal-hal mengenai dunia audit. Hal tersebut dikuatkan oleh Pany
dan Reckers (1980) dalam Agoes (2012: 54), yang menyatakan bahwa karakter personal auditor
berhubungan positif dengan independensi auditor. Selain itu, menurut Ludigo dan Maryani (2001)
dalam Agoes (2012:55), terdapat sembilan faktor yang mempengaruhi sikap dan perilaku akuntan
publik, yaitu: religiusitas, pendidikan, organisasional, emotional quotient, lingkungan keluarga,
pengalaman hidup, imbalan yang diterima, hukum, posisi, atau kedudukan. Dapat dilihat bahwa,
dua faktor diantaranya adalah faktor dasar yang dapat mempengaruhi tindakan seseorang yaitu
religiusitas dan pengalaman.
Religiusitas merupakan hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan-nya. Hubungan pribadi
yang baik dengan pribadi yang ilahi akan memampukan seseorang untuk juga berbuat baik dalam
kesehariannya (Suhardiyanto, 2001 dalam Fauzan, 2013). Selanjutnya, Karakter personal
merupakan karakter yang melekat pada diri seseorang. Menurut Sudrajat (2011) karakter yang
baik berkaitan dengan mengetahui yang baik (knowing the good), mencintai yang baik (loving the
good), dan melakukan yang baik (acting the good). Selain itu, pengalaman seseorang dalam

menghadapi sesuatu ikut andil dalam menjadikan bagaimana sikap dan perilaku orang tersebut
dalam tindakannya. Pengalaman merupakan hal yang terkait dengan intensitas seseorang
mengalami suatu kejadian. Seperti halnya pengalaman hidup yang menentukan tingkat
kedewasaan seseorang, pengalaman kerja seorang auditor akan menentukan tingkat kedewasaan
dalam bagaimana sikap dan tindakan yang akan ia ambil dalam menghadapi permasalahan yang
terjadi selama proses audit berlangsung. Menurut Desyanti dan Ratnadi (2008), Pengetahuan
auditor tentang audit akan semakin berkembang dengan bertambahnya pengalaman bekerja.
Pengetahuan auditor tentang audit artinya dapat pula menyangkut independensi.
Sementara itu, data Badan Pusat Statistik Indonesia pada 2010 menunjukan bahwa
penganut agama Islam di Indonesia mencapai 87% dari total penduduk Indonesia yang saat itu
berjumlah mencapai 238 juta jiwa (tempo.co). Sejalan dengan data tersebut, dalam catatan The
Pew Forum on Religion & Publice Life 2010 (khazanah.republika.co.id), Indonesia adalah negara di
Asia Tenggara dengan populasi muslim tertinggi dan bahkan menyumbang 12,7% populasi muslim
di dunia. Dari data tersebut dapat terlihat bahwa keberadaan umat muslim di Indonesia dalam
berbagai jenis profesi cukup besar porsinya dibandingkan pemeluk agama lainnya.
Uraian tersebutlah dan bahwa independensi lekat dengan mutu pribadi justru menggelitik
rasa penasaran penulis untuk melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Religiusitas, Karakter
Personal, Dan Pengalaman Auditor Terhadap Independensi Auditor (Studi Kasus Pada Akuntan
Publik Muslim)”.
B. IDENTIFIKASI MASALAH

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, indentifikasi masalahnya adalah:
1. Keterlibatan auditor dalam kasus-kasus yang mencederai dunia profesi akuntan publik.
2. Auditor mudah terlibat, bahkan ikut menjadi pemain utama pada kasus-kasus yang melibatkan
kliennya.
3. Ketidakindependensian auditor akan berdampak pada integritas objek auditnya yang menjadi
dasar pengambilan keputusan banyak pihak, oleh karena itu independensi auditor adalah
penting dan harus diusahakan secara maksimal.
4. Umat muslim di Indonesia adalah mayoritas.
C. PEMBATASAN MASALAH

Pembatasan masalah dilakukan agar pembahasan dalam penelitian ini tidak meluas,
sehingga dapat fokus pada hal yang menjadi rencana penelitian peneliti sejak awal, serta agar
diantara para pembaca tidak terjadi perbedaan pemahaman atas penelitian ini. Dalam hal ini ada
beberapa hal yang perlu dibatasi penulis, yaitu:
1. Religiusitas
Dalam penelitian ini, aspek religiusitas yang menjadi objek penelitian penulis adalah religiusitas
pada akuntan publik muslim.
2. Independensi auditor
Independensi auditor yang dimaksud dalam penelitian ini adalah independensi auditor secara
keseluruhan yaitu tidak memihak atau netral, jadi tidak terfokus pada independence in fact,

independence in appaearance, dan independence in mind.
D. PERUMUSAN MASALAH
Perlunya dilakukan perumusan masalah dalam penelitian adalah agar dapat lebih
mempertegas maksud dari diadakannya penelitian tersebut. Adapun rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah:
1. Apakah religiusitas mempengaruhi independensi auditor?
2. Apakah karakter personal mempengaruhi independensi auditor?
3. Apakah pengalaman auditor mempengaruhi independensi auditor?
4. Apakah religiusitas, karakter personal, dan pengalaman auditor mempengaruhi independensi
auditor secara simultan?
E. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
a. Tujuan penelitian
Secara rinci tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara religiusitas terhadap independensi
auditor.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara karakter personal terhadap
independensi auditor.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara pengalaman kerja terhadap
independensi auditor.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh antara religiusitas, karakter personal, dan

pengalaman kerja terhadap independensi auditor secara simultan.
b. Manfaat penelitian
a. Teoritis
Dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan terutama terkait dengan hal-hal yang mempengaruhi independensi auditor.
Selain itu, penelitian ini diharapkan menjadi acuan baru bahwa ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi independensi auditor diluar faktor-faktor yang selama ini telah dikenal luas
seperti fee audit, ukuran KAP, dan sebagainya.
b. Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dan menjadi
pertimbangan saran atas sebagian solusi dari sebuah permasalahan bagi ikatan profesi
akuntan secara umum, dan akuntan publik secara khusus serta pihak-pihak terkait bahwa
independensi bukan hanya tentang aturan atau dunia kerja auditor itu sendiri tapi juga
pentingnya menekankan kualitas pribadi.

BAB II
LANDASAN TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
TEORI PLANNED BEHAVIOR
Teori ini adalah teori perilaku yang dikemukakan oleh Ajzen tahun 1998. Theory of Planned

Behaviour merupakan teori perilaku secara umum karena teori ini menggambarkan bahwa faktorfaktor utama yang mempengaruhi behaviour seseorang adalah faktor-faktor dasar. Dalam
Ramdhani (2008) Ajzen mengemukakan bahwa Faktor-faktor dasar (background factors) terbagi
kedalam:
1. Personal, yaitu sikap umum seseorang terhadap sesuatu, sifat kepribadian (personality traits),
nilai hidup (values), emosi, dan kecerdasan yang dimilikinya.
2. Sosial, yaitu usia, jenis kelamin (gender), etnis, pendidikan, penghasilan, dan agama.
3. Informasi, yaitu pengalaman, pengetahuan dan ekspose pada media.
Berikut adalah model planned behaviour theory:

Teori planned behaviour dalam penelitian ini digunakan sebagai dasar membentuk atau
membangun keterkaitan (pengaruh) antara variabel independen terhadap variabel dependen.

TEORI RELIGIUSITAS
Menurut Glock dan stark (1971) dalam Sari et all (2012), religiusitas adalah tingkat
konsepsi seseorang terhadap agama dan tingkat komitmen seseorang terhadap agamanya.
Tingkat konseptualisasi adalah tingkat pengetahuan seseorang terhadap agamanya, sedangkan
yang dimaksud dengan tingkat komitmen adalah sesuatu hal yang perlu dipahami secara
menyeluruh, sehingga terdapat berbagai cara bagi individu untuk menjadi religius. Religiuisitas
dibentuk oleh lima dimensi, yaitu:
1. Dimensi Ideologi atau keyakinan

Adalah dimensi dari keberagamaan yang berkaitan dengan apa yang harus dipercayai,
seperti kepercayaan adanya Tuhan, malaikat, surga, dan sebagainya. Dimensi ini merupakan
dimensi yang paling mendasar.
2. Dimensi Peribadatan

Adalah dimensi keberagamaan yang berkaitan dengan sejumlah perilaku, dimana perilaku
tersebut sudah ditetapkan oleh agama, seperti tata cara ibadah, pembaptisan, pengakuan dosa,
berpuasa, sholat, atau menjalankan ritual-ritual khusus pada hari-hari suci.
3. Dimensi Penghayatan
Adalah dimensi yang berkaitan dengan perasaan keagamaan yang dialami oleh penganut
agama atau seberapa jauh seseorang dapat menghayati pengalaman dalam ritual agama yang
dilakukannya, seperti kekhusyukan ketika melakukan sholat.
4. Dimensi Pengetahuan
Adalah dimensi yang berkaitan dengan pemahaman atau pengetahuan seseorang terhadap
ajaran-ajaran agama yang diautnya.
5. Dimensi Pengalaman
Adalah dimensi yang berkaitan dengan akibat dari ajaran-ajaran agama yang dianutnya
yang diaplikasikan melalui sikap dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.
Berdasarkan pada objek penelitian yaitu, Auditor Muslim, maka lima aspek dimensi
religiusitas (umum) menurut glock dan stark tersebut secara khusus diterjemahkan kedalam lima

aspek dimensi religiusitas yang berlaku dalam agama Islam. Menurut kementerian dan lingkungan
hidup RI 1987 (Caroline, 1999) terdapat lima aspek religiusitas agama islam, yaitu:
1. Aspek iman, yaitu keyakinan dan hubungan manusia dengan Tuhan, malaikat, para nabi dan
sebagainya.
2. Aspek Islam, yaitu freluensi intensitas pelaksanaan ibadah yang telah ditetapkan, misalnya
sholat, puasa dan zakat.
3. Aspek ihsan, yaitu pengalaman dan perasaan tentang kehadiran Tuhan, takut melnggar
larangan dan lain-lain.
4. Aspek ilmu, yaitu pengetahuan seseorang tentang ajaran-ajaran agama.
5. Aspek amal, yaitu tingkah laku dalam kehidupan bermasyarakat, seperti menolong orang lain,
membela orang lemah, bekerja dan sebagainya.
B. KAJIAN PUSTAKA
AUDITING DAN AUDITOR
Menurut Agoes (2012) auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan
sistematis, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta catatancatatan pembukuan dan bukti-bukti pendukungnya, dengan tujuan untuk dapat memberikan
pendapat mengenai kewajaran laporan keuangan tersebut. Berdasarkan definisi tersebut, terdapat
kata kunci penting dari auditing yaitu pemeriksaan, sistematis, bukti-bukti dan informasi, serta
kriteria. Artinya auditing tidak hanya sekedar melakukan pemeriksaan begitu saja tanpa arah yang
jelas, melainkan secara sistematis yaitu kearah apakah informasi yang disajikan manajemen telah
sesuai dengan kriteria-kriteria yang ada, dan tentu didukung oleh bukti-bukti.

Dalam pelaksanaannya, auditing dilakukan oleh auditor. Dalam hal penelitian ini,
penggunaan kata auditor merujuk pada akuntan publik. Auditor Independen atau Akuntan Publik
adalah auditor yang melakukan fungsi pengauditan atas laporan keuangan yang diterbitkan oleh
perusahaan (Rimawati, 2011). Sesuai dengan namanya, pertanggungjawaban atas pelaksanaan
audit seorang akuntan publik adalah kepada publik. Karena pertanggungjawabannya kepada
Publik itulah maka pelaksanaan audit tidak boleh dilakukan secara sembarangan. Oleh karena itu
“Auditing should be done by a competent, independent person” (Alvin A.Arens et all, 2011 dalam
Agoes, 2012).
INDEPENDENSI AUDITOR

Arumsari (2014) menyatakan bahwa Independensi merupakan suatu tindakan baik sikap
perbuatan atau mental auditor dalam sepanjang pelaksanaan audit dimana auditor dapat
memposisiskan dirinya dengan auditee nya secara tidak memihak dan dipandang tidak memihak
oleh pihak-pihak yang berkepentingan terhadap hasil auditnya. Maka, disimpulkan bahwa
independensi auditor adalah kebebasan auditor itu sendiri atas pengaruh berbagai pihak, dimana
auditor tidak diperbolehkan dan tidak dibenarkan berpihak sepanjang pelaksanaan audit dengan
melibatkan dirinya kedalam klien.
Dalam PSA No. 04 SA Seksi 220 dinyatakan bahwa auditor diharuskan bersikap
independen, artinya tidak mudah dipengaruhi, karena seorang auditor melaksanakan pekerjaannya
untuk kepentingan umum. Selanjutnya aturan etika profesi akuntan publik (IAI, 20000.1-20000-6)
Seksi 101 tentang Independesi menyebutkan, sikap mental independen dibagi ke dalam 2 jenis,
yaitu Independent in fact, dan Independent in appearance.
Dan dalam Agoes (2012) pengertian independensi bagi akuntan publik (eksternal auditor)
terbagi kedalam 3 jenis, yaitu:
1. Independent in appearance adalah independensi yang dilihat dari penampilannya di struktur
organisasi perusahaan.
2. Independent in fact adalah independensi dalam kenyataannya atau dalam menjalankan
tugasnya.
3. Independent in mind adalah independensi dalam pikiran. Seorang auditor akan kehilangan
independensinya jika (misalnya) ia berpikir untuk memeras auditee dengan audit findings
yang telah ia temukan.
Dalam mengelola praktiknya, auditor harus dalam semangat persepsi independensi dan
aturan yang ditetapkan untuk mencapai derajat independensi dalam melaksanakan pekerjaannya,
(Agoes, 2012). Seorang auditor, tidak diperbolehkan kehilangan sikap independensinya, karena itu
yang membuat auditor bisa dipercaya profesinya oleh publik.
RELIGIUSITAS
Religiusitas berasal dari kata religiosity (inggris) yang berarti keshalihan, pengabdian yang
besar pada agama (Rasmaah, 2003 dalam thontowi, sumsel.kemenag.go.id). Mangunwija (1986)
menyatakan bahwa religiusitas merupakan aspek yang telah dihayati oleh individu di dalam hati,
getaran hati nurai pribadi dan sikap personal. Oleh karena itu, dapat diartikan bahwa religiusitas
bukan hanya tentang apakah seseorang tersebut beragama, tapi juga tentang bagaimana
penghayatannya hingga tercermin pada tindakan dalam kesehariannya.
Dalam agama islam, maka religiusitas bukan sekedar apakah orang tersebut beragama
islam melaksanakan sholat, puasa, zakat, dan sebagainya, tetapi juga apakah orang tersebut
dapat memaknai maknanya (khusyu’) dalam setiap apapun yang ia lakukan. Religiusitas yang
terkait dengan agama, merupakan dasar-dasar kehidupan yang membuat hidup individu menjadi
teratur (Zohar dan Marshal, 2002 dalam Wiyastuti dan Ludigdo, 2010).
KARAKTER PERSONAL
Karakter menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2008) adalah tabiat; sifat-sifat kejiwaan,
akhlak, atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain. Menurut Simon Philips
dalam Mu’min (2011) dalam Yusti (2015), karakter adalah kumpulan tata nilai yang menuju pada
suatu sistem, yang melandasi pemikiran, sikap, dan perilaku yang ditampilkan. Definisi-definisi
tersebut menjelaskan, bahwa karakter merupakan sesuatu yang berbeda atas diri seseorang
dengan orang lain yang kemudian menjadi dasar bagi setiap orang dalam menampilkan setiap
sikap, pemikiran, dan perilakunya. Karakter dalam diri setiap orang (personal) merupakan hal yang

penting bagi seseorang dalam bagaimana ia di lingkungannya, salah satunya adalah di dunia
profesinya.
Dalam Yusti (2015), Fatchul Mu’in (2011) mengungkapkan bahwa unsur-unsur yang
menunjukan bagaimana karakter seseorang adalah sikap; emosi; kepercayaan; kebiasaan dan
kemauan; dan, konsepsi diri. Unsur-unsur tersebut nantinya akan membentuk karakter yang
dimiliki seseorang yang tercermin dalam nilai-nilai karakter. Mustari (2011) dalam Yusti (2015)
mengatakan bahwa ada beberapa nilai-nilai karakter yang terkandung dalam diri setiap orang,
salah satunya adalah nilai karakter dalam hubungannya dengan diri sendiri (personal), yaitu jujur;
bertanggung jawab; bergaya hidup sehat; disiplin; kerja keras; berjiwa wirausaha; percaya diri;
berfikir logis, kritis, dan inovatif; mandiri; ingin tahu; cinta ilmu; berani mengambil resiko; dan,
berorientasi tindakan. Dari ke-14 nilai karakter tersebut, empat diantaranya sangat terkait dengan
independensi auditor yakni jujur, bertanggung jawab, disiplin, dan tangguh.
PENGALAMAN AUDITOR
Menurut Knoers dan Haditono (1999) dalam Novarianto (2010), pengalaman merupakan
suatu proses pembelajaran dan pertambahan perkembangan potensi bertingkah laku baik dari
pendidikan formal maupun non formal, atau bisa diartikan sebagai suatu proses yang membawa
seseorang kepada suatu pola tingkah laku yang lebih tinggi. Selanjutnya Novarianto (2010)
menyatakan bahwa, pengalaman audit merupakan pengalaman auditor dalam melakukan audit
laporan keuangan baik dari segi lamanya waktu maupun banyaknya penugasan yang pernah
ditangani. Seorang auditor yang memiliki jam terbang yang tinggi atas penugasan auditnya dapat
memiliki pemikiran dan tingkah laku yang matang selama dalam proses audit yang dijalaninya.
Oleh karena itu, auditor berpengalaman diharapkan lebih bisa menempatkan independensinya
dalam menghadapi gejolak hal-hal yang bisa saja merusak keindependensiannya.
C. PENELITIAN TERDAHULU
Kasidi (2007) melakukan penelitian “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi”
dengan variabel independen adalah ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit,
besarnya audit fee, pelayanan konsultasi manajemen dan keberadaan komite audit. Hasil
penelitian menunjukan bahwa (1) terdapat pengaruh positif (pengaruh bersama) antara ukuran
kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit, besarnya audit fee, pelayanan konsultasi
manajemen dan keberadaan komite audit pada perusahaan klien terhadap independensi auditor;
dan, (2) secara individual ukuran kantor akuntan publik, lamanya hubungan audit, besarnya audit
fee, pelayanan konsultasi manajemen tidak berpengaruh terhadap independensi auditor,
sedangkan keberadaan komite audit pada perusahaan klien berpengaruh positif terhadap
independensi auditor.
Selanjutnya Tiara Margaretha Simatupang Dan Kurnia (2014) dalam penelitiannya yang
berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi Akuntan Publik” yang menggunakan
ikatan keuangan dan hubungan usaha pada klien, pemberian jasa lain selain jasa auditor terhadap
klien, lamanya penugasan audit terhadap klien, ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee,
persaingan antar akuntan publik sebagai variabel dependen menemukan bahwa (1) ikatan
keuangan dan hubungan usaha, pemberian jasa lain selain jasa auditor, lamanya penugasan audit
terhadap klien tidak berpengaruh signifikan terhadap independensi akuntan publik; dan, (2)
ukuran Kantor Akuntan Publik, audit fee, persaingan antar akuntan publik berpengaruh secara
signifikan terhadap independensi akuntan publik.
Dan Tri Jatmiko dan Deni Samsudin (2010) menemukan bahwa (1) Intervensi manajemen
klien, High fee audit, dan sanksi atas audit over time berpengaruh positif dan signifikan terhadap

independensi auditor; dan, (2) tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pemutusan
hubungan kerja dan penggantian auditor serta tight audit time budget terhadap independensi
auditor. Hal tersebut didapatkan setelah melakukan penelitian berjudul “Pengaruh Tekanan
Manajemen Klien Dan Audit Time Budget Pressure Terhadap Independensi Auditor” dengan
Intervensi manajemen klien, pemutusan hubungan kerja dan penggantian auditor, high fee audit,
tight audit time budget, sanksi atas audit over time budget sebagai variabel independen.
Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, dapat dilihat bahwa variabel independen yang
dideteksi mempengaruhi independensi auditor adalah variabel-variabel yang berasal dari ranah
audit itu sendiri. Sedangkan dalam penelitian ini, variabel-variabel independen yang digunakan
oleh peneliti adalah Religiusitas, Karakter Personal, dan Pengalaman Auditor. Ketiganya adalah
variabel “diluar” ranah audit, dan variabel tersebut peneliti bangun berdasarkan theory of planned
behaviour, dimana teori itu menunjukan bahwa behaviour dipengaruhi oleh 3 faktor dasar yaitu
personal, sosial, dan informasi.
D. KERANGKA BERPIKIR
Berdasarkan kerangka teori yang telah dijelaskan, pembahasan dalam penelitian ini dapat
disederhanakan dalam model:

= mempengaruhi secara parsial
= mempengaruhi secara simultan
E. HIPOTESIS
Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini, maka dapat ditentukan hipotesis-hipotesis
sebagai berikut:
H1
: Ada pengaruh antara religiusitas terhadap independensi auditor
H2
: Ada pengaruh antara karakter personal terhadap independensi auditor
H3
: Ada pengaruh antara pengalaman auditor terhadap independensi auditor
H4
: Ada pengaruh antara religiusitas, karakter personal, dan pengalaman auditor terhadap
independensi auditor secara simultan.

BAB III
METODE PENELITIAN
A. TEMPAT DAN WAKTU PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan terhadap auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP)
berada di DKI Jakarta dan terdaftar di Direktori Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI)
tahun 2016. Dalam penelitian ini, dimensi waktu yang digunakan adalah cross-sectional,
penelitian dilakukan pada satu jangka waktu tertentu dan hanya dilakukan satu kali yakni
bulan Mei s/d Juni 2017.

yang
pada
yaitu
pada

B. JENIS DAN SIFAT PENELITIAN
Sifat penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif
merupakan metode-metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan
antarvariabel. Variabel-variabel diukur biasanya dengan instrumen-instrumen penelitian sehinggga
data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis berdasarkan prosedur-prosedur statistik
(Cresswell, 2014).
C. SUMBER DATA
Terdapat dua sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Data primer, adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data pertama di lokasi atau
objek penelitian (Bungin, 2005). Pada penelitian ini, data primer didapat menggunakan
kuesioner.
2. Data Sekunder, adalah data yang diperoleh dari sumber kedua atau sumber sekunder dari
data yang kita butuhkan (Bungin, 2005). Seperti, e-book, jurnal, tesis, disertasi, website, dan
lain-lain.
D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan adalah survey. Data
diperoleh dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada auditor yang
bekerja pada KAP di DKI Jakarta.
E. TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Penentuan Populasi
Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah auditor yang bekerja di KAP di DKI Jakarta,
yang beragama Islam. DKI Jakarta dipilih karena merupakan ibu kota yang menjadi pusat
perekonomian, dan auditor muslim dipilih karena hal itulah yang menjadi objek utama penelitian
ini. Menurut data Akuntan Publik Indonesia (IAPI) 2016, jumlah auditor di DKI Jakarta yang
beragama Islam adalah 100 auditor.
2. Sampel
Dalam penelitian ini, teknik sampling yang digunakan adalah nonprobability sampling
dengan metode judgement sampling. Berdasarkan hal tersebut, maka terdapat beberapa
pertimbangan untuk anggota populasi yang akan dijadikan sampel, yaitu:
1) Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di Institut Akuntan Publik Indonesia pada tahun
2016.
2) Kantor Akuntan Publik tersebut berlokasi di wilayah DKI Jakarta.
3) Auditor yang menjadi anggota populasi adalah auditor yang beragama Islam.

Selain itu, responden dibatasi oleh jabatan auditor pada KAP sehingga tidak semua auditor
dapat menjadi responden, hanya partner, manajer, auditor senior, auditor junior yang dapat
diikutsertakan sebagai responden. Untuk menghitung besaran sampling menggunakan rumus
slovin (Bungin, 2011):

Keterangan:
n = Ukuran sampel
N = Ukuran populasi
e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat
ditolerir atau diinginkan dalam penelitian ini (e = 5%, 10%, 15%).
Berdasarkan data yang telah diperoleh, maka dapat ditentukan jumlah sampel yang
digunakan untuk penelitian ini adalah:

Setelah dilakukan perhitungan, maka ukuran sampel minimal yang digunakan dalam
penelitian ini adalah sebesar 80 responden.
Untuk menilai tanggapan responden, penulis menggunakan skala likert dengan merekayasa
pilihan jawaban/opsi yang lain. Bobot jawaban responden diberi nilai, 4 untuk SS – Sangat Setuju;
3 untuk S – Setuju; 2 untuk TS – Tidak Setuju; 1 untuk STS – Sangat Tidak Setuju. Selanjutnya,
untuk meningkatkan kejujuran dan kesesuaian jawaban dari responden atas kuesioner yang
disebarkan, dalam penelitian ini digunakan pernyataan positif dan negatif. Pernyataan tersebut
diterapkan untuk menghindari dan meminimalisir pengisian jawaban secara asal oleh responden,
jika seluruh pernyataan yang diajukan dalam kuesioner hanya diterapkan dalam satu jenis
pernyataan (positif saja atau negatif saja).
F. DEFINISI OPERASIONAL DAN PENGUKURAN VARIABEL
1. Definisi Operasional
Variabel terikat (variabel dependen)
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah independensi auditor (Y). Dimensi
independensi yang digunakan adalah independent in fact dan independent in appearance.
Variabel bebas (variabel independen)
Variabel independen adalah variabel yang keberadaannya tidak dipengaruhi oleh
variabel lain, sebaliknya variabel ini akan mempengaruhi variabel lainnya (Larasati, 2016).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah religiusitas (X1), karakter personal (X2), dan
pengalaman auditor (X3).
1) Religiusitas
Dimensi religiusitas yang digunakan sebagai penilaian dalam penelitian ini menggunakan
dimensi religiusitas glock dan stark yang disesuaikan dengan dimensi religiusitas agama Islam,
yaitu aspek iman, aspek islam, aspek ihsan, aspek ilmu, dan aspek amal.
2) Karakter Personal
Indikator-indikator karakter personal yang digunakan dalam penelitian ini adalah memiliki
karakter yang baik, diantaranya jujur, disiplin, tanggung jawab, dan tangguh.
3) Pengalaman auditor
Indikator-indikator pengalaman auditor adalah jabatan dan jam terbang dalam bekerja.

2. Pengukuran Variabel
Variabel diukur menggunakan instrumen-instrumen kuesioner untuk masing-masing
variabel yang dikonversi kedalam skala likert 1 s/d 4, dengan rincian sebagai berikut:
a) Independensi Auditor (Y), dalam 22 instrumen.
b) Religiusitas (X1), dalam 7 instrumen.
c) Karakter Personal (X2), dalam 7 instrumen.

G. TEKNIK ANALISIS DATA
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis statistik dimna
metode tersebut digunakan untuk menguji hipotesis, dan analisis statistik dilakukan dengan
dengan menggunakan Statistical Product and Service Solution (SPSS) Versi 20.0.
1. Uji Kualitas Data
Data dalam suatu penelitian, akan menjadi tidak berguna jika instrumen yang digunakan
dalam penelitian untuk mengumpulkan data penelitian tidak memiliki reliability (tingkat keandalan)
dan validity (tingkat keabsahan) yang tinggi.
2. Validitas
Validitas adalah ketepatan antara data yang dilaporkan peneliti dengan data yang
sesungguhnya pada objek penelitian. Menurut Sugiyono (2009) dalam Larasati (2016) suatu
instrument atau kuesioner dapat dinyatakan valid apabila:
1) Koefisien korelasi melebihi 0,30
2) Nilai signifikan < 0,05
3) Koefisien korelasi > r tabel (alpha ; df = n-2)
3. Realibilitas
Kueisioner dikatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011 dalam Larasati, 2016). Suatu
instrument atau kuesioner dapat dinyatakan reliabel apabila:
1) Taraf nyata 5% > r kritis product moment
2) Koefisien korelasi melebihi 0,60
4. Uji Asumsi Klasik
1) Uji Normalitas Data, dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel
pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
2) Uji Heteroskedastisitas, dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain.
3) Uji Multikolinearitas, dilakukan untuk menguji apakah di dalam model regresi linear ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas.
4) Uji Autokorelasi, dilakukan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan aumsi klasik
autokorelasi, yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada suatu pengamatan dengan
pengamatan lain pada model regresi.
5) Uji Hipotesis
Selanjutnya dilakukan analisis secara statistik menggunakan analisis regresi linear
berganda dengan uji asumsi klasik untuk menguji apakah hipotesis yang ada telah valid dan
reliable. Dan persamaan yang dikembangkan adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2+ b3X3+e
Keterangan :

Y: Independensi Auditor
a: Konstanta
b1: Koefisien regresi untuk variabel X1
b2: Koefisien regresi untuk variabel X2
b3: Koefisien regresi untuk variable X3

X1: Variabel faktor Religiusitas
X2: Variabel faktor Karakter Personal
X3: Variabel faktor Pengalaman Auditor
e : standard error (tingkat kesalahan)

6) Uji Adjusted R2 (Koefisien Determinasi), mengukur seberapa jauh kemampuan model
menerangkan variasi variabel dependen.
7) Uji Signifikansi Parameter Individual (Uji t), menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu
variabel penjelas atau independen secara individual dalam menerangkan variasi
variabel dependen.
8) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F), menunjukkan apakah semua variable
independen atau bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara
bersama-sama terhadap variabel dependen atau terikat. (Ghozali, 2011 dalam Larasati,
2016).

DAFTAR PUSTAKA

_______. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Diakses pada kbbi.web.id)
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Aripoerwo, Rizal., Unti Ludigo., M. Achsin. 2014. Independensi Akuntan Publik dan Pihak
Terasosiasi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014,
Hlm. 314-344 (Diakses pada jamal.ub.ac.id)
Arumsari, Adelia Luktya. 2014. Tesis: Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi
Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. Denpasar: Universitas Udayana (Diakses
pps.unud.ac.id)
Ayuningtyas, Harvita Yulian. 2012. Skripsi: Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus
Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Semarang: Universitas
Diponegoro
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Cresswell, John W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Dahlan, Ahmad., Gagaring Pagalung., Tawakkal. _______. Faktor-faktor
Mempengaruhi Independensi Auditor (Diakses pada pasca.unhas.ac.id)

Yang

Desyanti, Ni Putu Eka., NI MADE DWI RATNADI. 2008. Pengaruh Independensi, Keahlian
Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan
Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung.
Bali: Universitas Udayana (Diakses pada ojs.unud.ac.id)
Dewi, Listya Kanda. _____. Akuntan Publik Dalam Penegakan Kode Etik Profesi (Diakses
pada jim.feb.ub.ac.id)
Fauzan. 2013. Pengaruh Religiuisitas Terhadap Etika Berbisnis (Studi pada RM. Padang di
Kota Malang). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, VOL.15, NO. 1, MARET 2013:
53-64
Hadisantoso, Antonius Bernardus. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala (Diakses pada
repository.wima.ac.id)
Hanjani, Andreani. 2014. Skripsi: Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee Audit,
dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor KAP Di Semarang).
Semarang: Universitas Diponegoro (Diakses pada: eprints.undip.ac.id)
http://internasional.kompas.com/read/2012/08/07/13185973/Kasus.Standard.Chartered.Men
yeret.Deloitte, tanggal 25 Maret 2016

http://khazanah.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-nusantara/15/05/27/noywh5-inilah10-negara-dengan-populasi-muslim-terbesar-di-dunia
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3732/font-size1-colorff0000bskandalpenyuapan-pajakbfontbr-kantor-akuntan-kpmg-indonesia-digugat-di-as, tanggal 25
Maret 2016
https://m.tempo.co/read/news/2015/04/05/116655435/india-akan-kalahkan-indonesia-soalpemeluk-islam
Kasidi. 2007. Tesis: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor (Persepsi
Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah). Semarang: Universitas
Diponegoro (Diakses Pada eprints.undip.ac.id)
Larasati, Citra Nadia. 2016. Pengaruh Independensi, Etika Profesi, dan Profesionalisme
Terhadap Kinerja Auditor (studi empiris: Pada KAP di Jakarta Pusat). Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta
Majalah Akuntan: Akuntan Penyebab Krisis? Agustus-September 2015: 8
Majalah Akuntan: Akuntan Solusi Krisis!, Oktober-November 2015: 18
Maryati. 2015. Skripsi: Pemahaman Dan Persepsi Etis Akuntan Pajak Tentang Tax Avoidance
Dan Tax Evasion: Sebuah Studi Fenomenologi. Jakarta: Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Novarianto, Rizal. 2010. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Keahlian Auditor Dalam
Mengaudit Perusahaan (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta).
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Diakses Pada
repository.uinjkt.ac.id)
Prakoso, Rinaldi Suryo. 2012. Skripsi: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi
Auditor (Persepsi Manajer Keuangan Perusahaan Perbankan di Semarang).
Semarang: Universitas Diponegoro
Ramdhani, Neila. _______. Model Perilaku Penggunaan IT “NR-2007” Pengembangan Dari
Technology Acceptance Model (TAM) (Diakses Pada neila.staff.ugm.ac.id)
Rimawati, Nike. 2011. Skripsi: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor.
Semarang: Universitas Diponegoro (Diakses pada eprints.undip.ac.id)
Santoso, Arif Lukman., Luthfi Aditya Mas’ud. 2016. Etika Islam Dalam Earnings
Management. Konferensi Ilmiah Akuntansi III 2016
Sari, Yunita., Akbar Fajri S., Tanfidz Syuriansyah. 2012. Religiusitas Pada Hijabers
Community Bandung. Prosiding SnaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
(Diakses pada prosiding.lppm.unisba.ac.id)
Simatupang, Tiara Margaretha., Kurnia. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akuntan
Publik. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 2014 (Diakses Pada
ejournal.stiesia.ac.id)
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter?. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.

Sukriah, Ika., Akram., Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA
12 Palembang (Diakses pada multiparadigma.lecture.ub.ac.id)
Thontowi, Ahmad. _____. Hakekat Religiusitas (Diakses pada sumsel.kemenag.go.id)
Widyastuti, Wiwied., Unti Ludigdo. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual dan Budaya Organisasi Terhadap Perilaku Etis Auditor Pada KAP. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, Vol.1 No. 1 April 2010 (Diakses pada jamal.ub.ac.id)
Yasmin. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Kinerja Audit Akuntan
Publik Ditinjau Dari Standar Profesional PSA SA No. 04: Independensi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Yusti, Esa. 2012. Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Penyelenggaraan Kantin
Kejujuran Di Sd Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (Diakses pada eprints.uny.ac.id)

DAFTAR PUSTAKA
_______. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Diakses pada kbbi.web.id)
Agoes, Sukrisno. 2012. Auditing. Jakarta: Salemba Empat.
Aripoerwo, Rizal., Unti Ludigo., M. Achsin. 2014. Independensi Akuntan Publik dan Pihak
Terasosiasi. Jurnal Akuntansi Multiparadigma, Volume 5, Nomor 2, Agustus 2014,
Hlm. 314-344 (Diakses pada jamal.ub.ac.id)
Ayuningtyas, Harvita Yulian. 2012. Skripsi: Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas, dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Audit (Studi Kasus
Pada Auditor Inspektorat Kota/Kabupaten di Jawa Tengah). Semarang: Universitas
Diponegoro
Bungin, Burhan. 2005. Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana
Dahlan, Ahmad., Gagaring Pagalung., Tawakkal. _______. Faktor-faktor
Mempengaruhi Independensi Auditor (Diakses pada pasca.unhas.ac.id)

Yang

Desyanti, Ni Putu Eka., NI MADE DWI RATNADI. 2008. Pengaruh Independensi, Keahlian
Profesional, dan Pengalaman Kerja Pengawas Intern Terhadap Efektivitas Penerapan
Struktur Pengendalian Intern Pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Badung.
Bali: Universitas Udayana (Diakses pada ojs.unud.ac.id)
Dewi, Listya Kanda. _____. Akuntan Publik Dalam Penegakan Kode Etik Profesi (Diakses
pada jim.feb.ub.ac.id)
Fauzan. 2013. Pengaruh Religiuisitas Terhadap Etika Berbisnis (Studi pada RM. Padang di
Kota Malang). Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, VOL.15, NO. 1, MARET 2013:
53-64
Hadisantoso, Antonius Bernardus. 2011. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi
Akuntan Publik. Surabaya: Universitas Katolik Widya Mandala (Diakses pada
repository.wima.ac.id)
Hanjani, Andreani. 2014. Skripsi: Pengaruh Etika Auditor, Pengalaman Auditor, Fee Audit,
dan Motivasi Auditor Terhadap Kualitas Audit (Studi pada Auditor KAP Di Semarang).
Semarang: Universitas Diponegoro (Diakses pada: eprints.undip.ac.id)
http://internasional.kompas.com/read/2012/08/07/13185973/Kasus.Standard.Chartered.Men
yeret.Deloitte, tanggal 25 Maret 2016
http://www.hukumonline.com/berita/baca/hol3732/font-size1-colorff0000bskandalpenyuapan-pajakbfontbr-kantor-akuntan-kpmg-indonesia-digugat-di-as, tanggal 25
Maret 2016
Kasidi. 2007. Tesis: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor (Persepsi
Manajer Keuangan Perusahaan Manufaktur di Jawa Tengah). Semarang: Universitas
Diponegoro (Diakses Pada eprints.undip.ac.id)
Larasati, Citra Nadia. 2016. Pengaruh Independensi, Etika Profesi, dan Profesionalisme
Terhadap Kinerja Auditor (studi empiris: Pada KAP di Jakarta Pusat). Jakarta:
Universitas Muhammadiyah Jakarta

Majalah Akuntan: Akuntan Penyebab Krisis? Agustus-September 2015: 8
Majalah Akuntan: Akuntan Solusi Krisis!, Oktober-November 2015: 18
Maryati. 2015. Skripsi: Pemahaman Dan Persepsi Etis Akuntan Pajak Tentang Tax Avoidance
Dan Tax Evasion: Sebuah Studi Fenomenologi. Jakarta: Universitas Muhammadiyah
Jakarta
Novarianto, Rizal. 2010. Pengaruh Pengalaman Auditor Terhadap Keahlian Auditor Dalam
Mengaudit Perusahaan (Studi Empiris Pada Kantor Akuntan Publik Di Jakarta).
Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah (Diakses Pada
repository.uinjkt.ac.id)
Prakoso, Rinaldi Suryo. 2012. Skripsi: Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Independensi
Auditor (Persepsi Manajer Keuangan Perusahaan Perbankan di Semarang).
Semarang: Universitas Diponegoro
Ramdhani, Neila. _______. Model Perilaku Penggunaan IT “NR-2007” Pengembangan Dari
Technology Acceptance Model (TAM) (Diakses Pada neila.staff.ugm.ac.id)
Rimawati, Nike. 2011. Skripsi: Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Independensi Auditor.
Semarang: Universitas Diponegoro (Diakses pada eprints.undip.ac.id)
Santoso, Arif Lukman., Luthfi Aditya Mas’ud. 2016. Etika Islam Dalam Earnings
Management. Konferensi Ilmiah Akuntansi III 2016
Sari, Yunita., Akbar Fajri S., Tanfidz Syuriansyah. 2012. Religiusitas Pada Hijabers
Community Bandung. Prosiding SnaPP2012: Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
(Diakses pada prosiding.lppm.unisba.ac.id)
Simatupang, Tiara Margaretha., Kurnia. 2014. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Akuntan
Publik. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 4 2014 (Diakses Pada
ejournal.stiesia.ac.id)
Sudrajat, Ajat. 2011. Mengapa Pendidikan Karakter?. Yogyakarta: Universitas Negeri
Yogyakarta.
Sukriah, Ika., Akram., Biana Adha Inapty. 2009. Pengaruh Pengalaman Kerja, Independensi,
Obyektifitas, Integritas dan Kompetensi Terhadap Kualitas Hasil Pemeriksaan. SNA
12 Palembang (Diakses pada multiparadigma.lecture.ub.ac.id)
Thontowi, Ahmad. _____. Hakekat Religiusitas (Diakses pada sumsel.kemenag.go.id)
Widyastuti, Wiwied., Unti Ludigdo. 2010. Pengaruh Kecerdasan Emosional, Kecerdasan
Spiritual dan Budaya Organisasi Terhadap Perilaku Etis Auditor Pada KAP. Jurnal
Akuntansi Multiparadigma, Vol.1 No. 1 April 2010 (Diakses pada jamal.ub.ac.id)
Yasmin. 2008. Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kualitas Kinerja Audit Akuntan
Publik Ditinjau Dari Standar Profesional PSA SA No. 04: Independensi. Jakarta:
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Yusti, Esa. 2012. Pembentukan Karakter Peserta Didik Melalui Penyelenggaraan Kantin
Kejujuran Di Sd Negeri 3 Purwodadi Kecamatan Tambak Kabupaten Banyumas.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta (Diakses pada eprints.uny.ac.id)

Arumsari, Adelia Luktya. 2014. Tesis: Pengaruh Profesionalisme Auditor, Independensi
Auditor, Etika Profesi, Budaya Organisasi, Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja
Auditor Pada Kantor Akuntan Publik Di Bali. Denpasar: Universitas Udayana (Diakses
xxx)
Cresswell, John W. 2014. Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed Edisi
Ketiga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar