PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM (1)

JMKSP

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

PERAN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MEMBINA KOMPETENSI
SOSIAL (PELAYANAN PRIMA)
TENAGA ADMINISTRASI SEKOLAH

1

Tri Yuliani dan 2Muhammad Kristiawan
1
Pegawai IAIN Batusangkar
e-mail: ie_tiew@yahoo.com
2
Dosen Program Studi Magister Manajemen Pendidikan
Universitas PGRI Palembang
e-mail: muhammad.kristiawan@yahoo.co.id
Abstract: a quality service is an important point of administration staff in school. A good service

gives more satisfaction to the customers. This study used qualitative approach to explore the
stakeholder s’ competence in school in advising social competence (quality service). This research
focused on administration staff that give quality service to the customers. The data were collected
through observation and interview. The data analyisis of this research used Miles & Huberman’s
model. The results revealed that administration staff needs training and educational program to
improve the competence.
Keyword: Leadership, Headmaster, Training and Education, Administration Staff, Quality
Service.

PENDAHULUAN
Penelitian ini berawal dari wacana

Administrasi

sekolah

kemampuan

atau


harus

memiliki

kompetensi

yaitu

awal bahwa “tenaga administrasi sekolah

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,

(tenaga kependidikan) hendaklah bersikap

kompetensi

teknis,

seperti pegawai swasta (pelayanan pegawai


manajerial

(khusus

bank)”

Administrasi Sekolah).

(Perkuliahan

Kepemimpinan

dan

kompetensi

Kepala

Tenaga


Pendidikan Islam di IAIN Batusangkar

Pelayanan prima di sini adalah salah

dengan Dr. M. Kristiawan, tanggal 9 April

satu bagian dari komptensi sosial yang harus

2016). Penulis mengartikan bersikap seperti

dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah di

pegawai swasta di sini adalah dengan

samping

memberikan pelayanan prima kepada setiap

Kegiatan pelayanan ini identik dengan sikap


costumer yang ada di sekolah. Kemampuan

dan perilaku dari tenaga administrasi sekolah

memberikan pelayanan prima tersebut harus

dalam

dimiliki oleh tenaga administrasi sekolah.

administrasi

Hal ini sesuai dalam Permendiknas No. 24

melayani secara prima membantu pelanggan

tahun

dalam


2008

mengenai

Standar

Tenaga

122

kompetensi-kompetensi

melaksanakan
sekolah

memenuhi

lainnya.

tugasnya.

memiliki

kebutuhannya

Tenaga
tugas

dan

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

dilakukan dengan cara yang terbaik sehingga

bisa dikatakan tergolong masih rendah

pelanggan


puas

terutama dalam bidang pelayanan prima

(2007)

kepada siswa, orang tua dan masyarakat yang

mendefinisikan pelayanan sebagai aktivitas

tampak masih kurang ramah. Hal senada juga

seseorang, sekelompok atau organisasi baik

diungkapkan

langsung maupun tidak langsung untuk

(Baehaki, Zahro, 2013) bahwa “kompetensi


memenuhi kebutuhan.

tenaga administasi sekolah masih rendah,

merasa

(Kemendiknas,

2010).

sangat
Pasolong

oleh

(Joko,

2007)

dalam


Pelayanan yang ditemukan di sekolah

masih banyak tenaga admistrasi yang belum

saat ini cenderung masih lamban, tidak tepat

mempunyai kemampuan dan keterampilan

waktu, kurang ramah, kurang komunikatif,

yang

dan bahkan masih ada juga memakai bahasa

tugasnya. Kinerja, disiplin, loyalitas dan

yang tidak enak didengar. Fenomena senada

tanggung jawab tenaga administrasi sekolah


juga dikemukakan dalam penelitian Rodiyah

masih rendah. Pelayanan prima kepada

(2014) yang mengatakan bahwa ketika

siswa, orang tua dan masyarakat masih

pengguna

belum tampak”.

jasa

membutuhkan

pelayanan

memadai

dalam

melaksanakan

dengan cepat dari petugas namun petugas

Hal-hal seperti ini menjadi salah satu

justru kurang tanggap dan birokrasi yang

faktor yang menyebabkan setiap orang yang

rumit dan tidak semuanya dimengerti oleh

ingin berinteraksi dengan tanaga administrasi

semua pengguna jasa. Umumnya pengguna

sekolah menjadi tidak puas dan memberikan

jasa baru mengetahui syarat-syarat yang

kesan jengkel pada pelanggan. Pelayanan

harus dipenuhi dan apa yang harus dilakukan

yang sering menunda-nunda kepentingan

setelah mendatangi instansi dan biasanya

pelanggan juga sering kita temui pada

waktu penyelesaiannya tidak jelas tergantung

sekolah-sekolah saat ini. Hal ini jauh sekali

pada pelayanan yang dituju, walaupun UPTD

dari gambaran konsep pelayanan prima

Dinas Pendidikan Kecamatan Porong telah

berdasarkan A5 yang dikemukakan oleh

membuat kebijakan waktu pelayanan prima

Barata

sesuai dengan Standar Pelayanan Publik

(attitude), pendekatan perhatian (Attention),

(SPP).

dan pendekatan tindakan (Attention). Untuk
Fenomena

lain

yang

terlihat

di

(2004)

melaksankan

yaitu

konsep

pendekatan

pelayanan

sikap

prima

lapangan adalah kurangnya kemampuan atau

tersebut juga tidak terlepas dari pembinaan

kompetensi yang dimiliki petugas tenaga

kepala sekolah yang selalu memberikan

administrasi dalam melaksanakan tugasnya

perhatian

123

kepada

bawahannya.

Kepala

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

berperan

Dari definisi kepemimpinan tersebut

memberikan pembinaan tidak hanya kepada

di atas dapat diartikan bahwa kepemimpinan

tugas guru dalam melaksanakan tugasnya

menyangkut sebuah proses pengaruh sosial

tapi juga pembinaan kompetensi kepada

yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja

tenaga

(tenaga

dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain

kependidikan) dalam melaksankan tugasnya.

untuk menstruktur aktivitas serta hubungan-

Menurut kartono (2006), kepemimpinan

hubungan di dalam sebuah kelompok atau

adalah

didasari

organisasi. Pemimpin memiliki pengaruh dan

sanggup

memberikan

sekolah

sebagai

pemimpin

administrasi

bentuk

kemampuan

sekolah

dominasi
pribadi,

yang
yang

pembinaan

kepada

tenaga

mendorong atau mengajak orang lain untuk

administrasi sekolah. Dari data tersebut,

berbuat

berdasarkan

dapat ditarik permasalahan yang dihadapi

akseptasi/penerimaan oleh kelompoknya, dan

pada penelitian ini yaitu bagaimana peran

memiliki kelahlian khusus yang tepat bagi

Kepala Sekolah dalam membina kemampuan

situasi khusus.

sosial

suatu

(pelayanan

prima)

Tenaga

Administrasi Sekolah.

Sementara itu Terry dalam (Kartono,
2006) mendefinisikan kepemimpinan adalah
aktivitas mempengaruhi orang-orang untuk

METODE PENELITIAN
Penelitian

mencapai tujuan kelompok. Dalam usaha

ini

menggunakan

mencapai tujuan tersebut perlu seorang

pendekatan kualitatif studi kasus (case

pemimpin untuk melakukan supervisi untuk

study). Case Study didefinisikan sebagai

menjaga apakah langkah- langkah yang

suatu metode untuk memahami individu yang

diambil telah sesuai dengan peraturan yang

dilakukan secara integratif dan komprehensif

telah

Terry

agar diperoleh pemahaman yang mendalam

mengungkapkan bahwa supervisi adalah

tentang individu tersebut beserta masalah

usaha

yang dihadapinya dengan tujuan masalahnya

ditetapkan.

mencapai

Di

hasil

mana

yang

diinginkan

dengan cara mendayagunakan bakat atau

dapat

terselesaikan

dan

memperoleh

kemampuan alami manusia dan sumber-

perkembangan diri yang baik (Raharjo &

sumber yang memfasilitasi, yang ditekankan

Gudnanto, 2011). Case Study menyiratkan

pada pemberian tantangan dan perhatian

peneliti melakukan analisis secara intensif

yang sebesar-besarnya terhadap bakat atau

pada satu unit analisis yang diteliti ( Case).

kemampuan alami manusia.

Case Study dalam hal ini bertujuan untuk

mengetahui peran kepemimpinan kepala

124

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

sekolah dalam membina kompetensi sosial

(2000) purposive sampling berarti peneliti

(pelayanan

administrasi

memilih sampel berdasarkan pengalamannya

sekolah. Pengambilan data dilakukan dengan

atau pengetahuan dari kelompok untuk

kepala

tenaga

menjadi sampel. Ukuran sampel purposive

administrasi sekolah dalam melaksanakan

sampling yang diperlukan sangat bergantung

tugasnya saat memberikan pelayanan.

pada sumber, waktu yang tersedia, dan tujuan

prima)

sekolah

tenaga

dan

beberapa

Instrumen penelitian yang digunakan

penelitian (Arifin, 2011).

wawancara dan observasi. Menurut Djamaan

Teknik

pengambilan

data

pada

dan Aan (2011) wawancara merupakan

penelitian ini dengan menggunakan metode

“teknik pengumpulan data yang sering

observasi

digunakan

kualitatif”.

menggunakan telepon genggam dan tape

Melaksanakan teknik wawancara berarti

recorder untuk mendapatkan reaksi atau

melakukan

atau

jawaban dari pertanyaan yang diberikan

pewawancara

peneliti kepada informan dan sekaligus

(interviewer ) dan terwawancara (interviewee)

menjadi bahan atau alat pendukung dalam

dengan maksud menghimpun informasi dari

melakukan penelitian ini. Analisis data yang

interviewee. Interviewee

pada penelitian

digunakan dalam penelitian ini adalah Miles

kualitatif adalah informan yang daripadanya

& Huberman (1994) yaitu (1) reduksi data;

pengetahuan dan pemahaman diperoleh.

(2) penyajian data; dan (3) penarikan

Metode

kesimpulan/verifikasi (Emzir, 2011).

percakapan

dalam

penelitian

interaksi

komunikasi

antara

observasi

didefinisikan

sebagai

dan

wawancara.

Peneliti

pengamatan akan manusia pada “habitatnya”
(Sarosa, 2012). Observasi bertujuan untuk

HASIL PENELITIAN DAN

melihat keadaan pelayanan yang diberikan

PEMBAHASAN
Pada bagian ini menggambarkan hasil

oleh tenaga administrasi sekolah yang sedang

tentang peran kepemimpinan kepala sekolah

berjalan.
Berdasarkan

dari

teori

di

dalam

atas,

membina
prima)

kompetensi
tenaga

sosial

informan dalam penelitian ini adalah tenaga

(pelayanan

administrasi

administrasi sekolah. Peneliti memilih sendiri

sekolah. Pengambilan data dilakukan dengan

informan dalam wawancara ini dengan cara

melakukan wawancara kepada

purposive sampling. Purposive sampling

orang informan yang berprofesi sebagai

adalah salah satu jenis pengambilan sampel

tenaga administrasi sekolah yang melakukan

dalam penelitian kualitatif. Menurut Gay

pelayanan kepada pelanggan. Wawancara

beberapa

dilakukan mulai hari minggu 6 Maret 2016.

125

JMKSP

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Pada saat melakukan wawancara, peneliti

dihubungi.

menggunakan wawancara tidak terstruktrur

sekaligus

dan bebas, namun memiliki poin penting

administrasi

yang akan ditanyakan.

Mereka

ada

Memberikan
memberikan
sekolah

(informan)

arti

kemudahan
jika

mudah

tenaga

dihubungi.

mengatakan

bahwa

Berdasarkan dari deskripsi data, maka

kemampuan yang mereka miliki dalam

beberapa

Kepemimpinan
membina

komponen
Kepala

kompetensi

dari

Peran

pelayanan memberikan kemudahan adalah

Sekolah

dalam

dengan sikap yang tanggap atau sigap. Hal

(pelayanan

ini dapat dilihat dari jawaban informan 1

sosial

prima) Tenaga Administrasi Sekolah dan

(Adi)

kepemimpinan kepala sekolah berhubungan

memberikan pelayanan kepada pelanggan

dengan bagaimana strategi pembinaan yang

yang memberikan kemudahan ini? Beliau

dilakukan oleh kepala sekolah kepada tenaga

menyatakan “dia tidak membedakan siapa

administrasi

yang

dalam

melaksanakan

tugas

tentang

bagaimana

membutuhkan

cara

pelayanan

anda

tersebut,

tersebut. Disi lain juga dilihat pelaksanaan

setiap orang yang baru datang tidak dilihat

dari kemampuan sosial (pelayanan prima)

latar belakangnya dan langsung menghampiri

yang dimiliki

atau menyapa pelanggan dan menyuruhnya

oleh tenaga

administrasi

langsung masuk”. Ia juga tidak segan

sekolah tersebut.
Sebelum dilakukan pembinaan oleh

memberikan

nomor

kontak

yang

bisa

kepala sekolah maka dilihat dulu dari

dihubungi jika terjadi kendala atau satu hal

komponen kemampuan sosial (pelayanan

yang belum bisa dimengerti saat pertemuan

prima) yang dimiliki oleh tenaga administrasi

berlangsung.

sekolah

berdasarkan

kualitas

Kemudian untuk melihat keyakinan

pelayanan prima yang baik meliputi: (1)

atau kejujuran informan dalam menjawab,

memberikan kemudahan; (2) menetapkan

peneliti memberikan pertanyaan kedua yang

layanan sesuai standar; (3) berempati kepada

berhubungan

pelanggan; (4) berpenampilan prima; (5)

prima yang menetapkan layanan sesuai

menempati janji; (6) bersikap ramah dan

dengan

sopan; (7) mudah dihubungi; (8) komunikatif

masyarakat yang datang yaitu apakah yang

(Permendiknas, No. 24 Tahun 2008)

anda lakukan sesuai dengan sistem pelayanan

Pelayanan

indikator

dan

pelayanan

berempati

kepada

tenaga administrasi yang benar? Menurut

memberikan

informan 1 (Adi) “ia benar sesuai dengan

kemudahan kepada pelanggan dan mudah

standar yang telah diatur dalam permen

sekolah

adalah

dari

standar

kualitas

tenaga

adminstrasi

pertama

dengan

126

JMKSP

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

tersebut”. Di sisi lain pertanyaan yang sama

melaksanakan sesuai dengan standar. Hal ini

diajukan kepada informan 2 (Ari) “ia

dikarenakan

melayani setiap yang datang sesuai dengan

pelayanan yang memberikan kemudahan

etika sopan santun dan ramah seperti sikap

kepada

pelanggan

baik kepada semua orang”.

sesuai

dengan

mereka

menjalankan

dan

tugas

mengerjakannya

standar

kerja

tenaga

Peneliti mengartikan hasil wawancara

administasi dan sistem yang ada yang dilihat

pada informan pertama, ia telah menyadari

dari hasil jawaban aspek 2. Hal ini sesuai

permen yang mengatur sikap kerja, sehingga

dengan

ia dapat bekerja sesuai dengan aturan yang

menyatakan

berlaku. Namun pada informan kedua, ia

Excellent” didefenisikan sebagai kepedulian

kurang mengetahui adanya permen yang

kepada

pelanggan

mengatur tentang tata cara memberikan

layanan

terbaik

pelayanan prima tetapi ia tetap melaksanakan

kemudahan

dengan sebaik mungkin dan memberikan

mewujudkan kepuasan, agar mereka selalu

sikap yang tidak menyinggung orang lain.

loyal kepada organisasi.

Kemudian pada pertanyaan tentang

pendapat

Barata

layanan

istimewa
dengan

untuk

pemenuhan

Sesuai

(2003)

yang

“Service

memberikan
memfasilitasi

kebutuhan

dengan

dan

penelitian

bagaimana sistem pelayanan administrasi?

Abdussamad

Informan 2 menjawab “belum ada aturan

perlunya

yang mengikat dari tugasnya sebagai tenaga

meliputi prosedur, jangka waktu, dan kalau

administrasi

dari

perlu biaya yang jelas guna mendorong

informan 3 (Amri) menyatakan bahwa

terciptanya lembaga pelayanan yang teratur

dengan

dengan

sekolah

sistem

yang

ini.

ada

Namun

memberikan

(2000)

standar

yang

pelayanan

membangun

sistem

menyatakan
yang

jelas

standarisasi

kemudahan kepadanya dalam menjalankan

pelayanan mulai dari input, sampai dengan

tugas karena ada SOP (Standar Operasional

output pelayanan. Instalasi pelayanan harus

Pekerjaannya).

mempunyai

Dari

beberapa

jawaban

di

atas

wawancara,

yang

dalam hal penyelenggaraan pelayanan.

peneliti

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian

menyimpulkan bahwa tenaga administrasi

Rodiyah & Kholipatun (2014) pegawai

telah memenuhi aspek 1 dan 2 dalam

mengerjakan

pelayanan

kehandalan (reliability), yakni kemampuan

kemudahan

objek

pelayanan

dipergunakan sebagai tolok ukur/pedoman

memperlihatkan bahwa dari 3 informan yang
menjadi

standar

prima
kepada

yaitu

memberikan

pelanggan

dan

memberikan

127

tugasnya

jasa

dengan

dengan

akurat

penuh

dan

JMKSP

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

profesional. Menurut hasil wawancara dan

adalah senyum, sapa, salam”. Sedangkan

pengamatan peneliti, kehandalan petugas

informan 2 (ari) menyatakan “saya malas

pelayanan pembuatan izin pendirian lembaga

melayani

baru, pembuatan rekomendasi, pengajuan

berurusan ke sekolah masih menggunakan

NISN/NPSN, pembuatan surat keterangan,

baju tidur”

legalisir ijasah dan lain-lain, ternyata belum
dijumpai

keluhan

mengenai

orang tua

wali

murid

yang

Dapat disimpulkan bahwa tenaga

ketelitian

administrasi

belum

dapat

sepenuhnya

petugas dalam melayani pengguna jasa. Hal

memenuhi kriteria 3 dan 6 yaitu bersikap

ini sesuai dengan penuturan As selaku

empati, ramah dan sopan. terbukti adanya

pimpinan “Kepala UPTD Cabang Dinas

rasa empati, ramah dan sopan dari tenaga

Pendidikan Kecamatan Porong menjamin

administrasi

bahwa petugas dalam menjalankan tugasnya

memberikan pelayanan prima. Namun di sisi

dilakukan

saksama

lain meskipun malas melayani orang tua

sebagaimana tenaga yang terlatih, sehingga

yang sedikit kurang etika namun ia masih

terjamin keandalan para petugas pada bagian

melayani dengan rasa empati. Menurut Zoll

pelayanan” (Hasil wawancara, 15 Mei 2014).

dan Enz (2012) empati dapat diartikan

Ini menunjukkan bahwa tenaga administrasi

sebagai kemampuan dan kecenderungan

dalam melaksanakan tugas dengan penuh

seseorang (observer ) untuk memahami apa

keandalan agar dapat memberikan pelayanan

yang orang lain (target) pikirkan dan rasakan

yang

pada

secara

beriorientasi

teliti

dan

pada

pemberian

situasi

dalam

melaksanakan

tertentu.

tugas

Wawancara

ini

kemudahan kepada pelanggan karena bekerja

memperlihatkan rasa empati yang diberikan

sesuai

pada saat melakukan pelayanan sudah terlihat

dengan

standar

dengan

penuh

ketelitian dan terlatih.

dengan baik. Berkaitan dengan simpati

Pertanyaan selanjutnya untuk melihat

merupakan cara untuk mengungkapkan rasa

rasa empati, ramah dan sopan pada tenaga

iba atau prihatin terhadap suatu musibah atau

administrasi dalam melaksanakan tugas,

peristiwa buruk yang menimpa orang lain.

peneliti memberikan pertanyaan apakah anda

Empati merupakan salah satu bentuk

melayani setiap orang yang datang berurusan

emosi kesadaran diri, selain rasa malu, rasa

tanpa melihat asal usul

cemburu, rasa bangga dan rasa bersalah.

belakangnya?

Informan

ataupun latar
3

(Amri)

Menurut

Darwin,

emosi-emosi

tersebut

menyatakan “saya berusaha terbuka dan

berawal dari perkembangan kesadaran diri

melayani dengan slogan 3S dalam bekerja itu

dan melibatkan penguasaan peraturan dan

128

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

standar (LaFreniere, 2000). Senada dengan

Dari jawaban tersebut, peneliti dapat

hasil penelitian Rodiyah & Kholipatun

menyimpulkan bahwa tenaga administrasi

(2014),

yakni

telah memenuhi kriteria permen pada aspek

memberikan perhatian kepada konsumen

4, 5, 7, dan 8 yang mengatur tentang

secara personal dan istimewa serta selalu

berpenampilan

berusaha memahami keluhan dan keinginan

mudah dihubungi dan komunikatif seperti

mereka. Pelayanan di UPTD Cabang Dinas

memiliki komitmen dalam bekerja seperti

Pendidikan Kecamatan Porong dalam hal

yang dikatakan informan 1 dan didukung

pembuatan perizinan dan rekomendasi telah

oleh jawaban informan 2 yang menyatakan ia

ditangani dengan sebaik mungkin.

berusaha komunikatif dan menggunakan

perhatian

(emphaty)

prima,

menempati

menempati

janji,

bahasa yang mudah dimengerti. Senada

Pada pertanyaan berikutnya mengenai
berpenampilan

prima,

dengan

janji,

hasil

penelitian

Rodiyah

&

mudah dihubungi dan komunikatif, peneliti

Kholipatun (2014) Wujud fisik (tangibility),

memberikan

yakni menampilkan kemampuan sarana dan

pertanyaan

bagaimana

komitmen kerja, penampilan dan bahasa

prasarana

yang bapak

kenyataannya

gunakan

saat

memberikan

yang
di

bersifat
UPTD

fisik.

Pada

Cabang Dinas

pelayanan? Informan 1 (Adi) menyatakan

Pendidikan Kecamatan Porong tidak ada

bahwa “saya bekerja dengan komitmen yang

petugas yang tidak menggunakan seragam

telah melekat seperti aturan berpakaian dari

yang

dinas yang terkait, dan bahasa yang mudah

menunjukkan secara keseluruhan bahwa

dimengerti

oleh

datang

petugas telah bersikap disiplin dan ditunutut

berurusan”.

Meyakinkan

dari

untuk berpenampilan rapi ketika memberikan

informan 1 peneliti mengajukan pertanyaan

pelayanan. Selain itu kebersihan toilet masih

yang sama pada informan 2 (Ari) ia

perlu diperhatikan, karena terdapat dinding

menyatakan “saya berusaha memberikan

toilet yang sudah rapuh. Fakta di atas,

contoh berpenampilan dan bahasa yang

menunjukkan terdapat faktor yang sudah

bagus mudah dimengerti seperti bahasa

sesuai dan tidak sesuai dengan teori yang

Indonesia lah kepada murid atau siswa yang

telah dikemukakan oleh Lovelock, sehingga

datang, supayo lamak mangecek dan tau

perlu diadakan pembenahan lebih lanjut. Hal

orang tu apo maksud awak kalo manjalehan

tersebut dibenarkan Su, Kasubag Tata Usaha

ka urang tuo murid”.

bahwa “pihak pimpinan tidak henti-hentinya

orang

yang
jawaban

telah

ditetapkan.

Hal

ini

telah

menginstruksikan kepada bawahan tentang

129

JMKSP

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

perlunya tampil rapi dan enerjik serta petugas

sehingga saya disuruh mengikuti pelatihan

kebersihan

atau diklat untuk menambah wawasan saya”.

selalu

diperingatkan

untuk

merawat/memelihara kebersihan gedung dan
sarana

prasarananya

untuk

peneliti bahwasanya adanya perhatian dari

gedung, perlengkapan kantor

Kepala Sekolah selaku pimpinan dalam

bahkan sampai toilet” (Hasil Wawancara, 15

melaksanakan tugas dengan memberikan

Mei 2014).

pelatihan kepada tenaga administrasi yang

konstruksi

Dari

misalnya

Hal ini memberikan data kepada

berbagai

yang

dimilikinya. Perhatian yang diberikan Kepala

diungkapkan informan tidak terlepas juga

Sekolah dapat dilihat dengan memberikan

dari peran pemimpin dalam membina dan

fasilitas sarana dan prasana yang dapat

mengupayakan

menunjang

agar

pernyataan

pelayanan

tenaga

administrasi yang dimiliki oleh instansi yang

kerja

optimal

dari

tenaga

administrasi.

ia pimpin menjadi lebih baik dan optimal

Sejalan dengan penelitian (Rinala,

sesuai dengan peraturan atau permen yang

Yudana,

berlaku.

juga

menyatakan untuk optimalisasi kegiatan

menanyakan kepada pimpinan sekolah terkait

pelayanan diperlukan dimensi assurance

bagaimana peran kepala sekolah dalam

(pengetahuan

melakukan

memberikan jaminan dan kepercayaan) juga

Di

sisi

lain,

pembinaan

peneliti

kepada

tenaga

administrasi?

dan

dan

menunjukkan

Informan 4 (Joni) menyatakan “saya

Natajaya,

2013)

kemampuan

pengaruh

yang

yang

untuk

signifikan

terhadap kepuasan mahasiswa. Hal

ini

memiliki buku kontrol kerja yang saya tulis

mendukung hasil penelitian dari Arief dan

sebagai pedoman dan pantauan terhadap

Suryadinata

kerja dan kinerja setiap tenaga administrasi

jaminan

yang ada di sekolah. Buku ini saya isi untuk

pelayanan yang kurang signifikan dalam

melihat tindakan apa yang akan saya

mengukur

kepuasan

lakukan,

pelayanan

di

selanjutnya

kepada

tenaga

(2010)

merupakan

yang

menyatakan

dimensi

kualitas

pelanggan

universitas

atas

Trunojoyo.

administrasi yang saya miliki jika kurang

Penelitian lain Aryani dan Rosita (2010),

apakah dengan memberikan pelatihan atau

Skogland and Siguaw (2004), menyatakan

pembinaan kepadanya”. Saat saya konfirmasi

assurance

kepada salah satu informan 3 (Amri) ia

pelayanan pada bidang jasa pendidikan

menyatakan “Kepala Sekolah saya yang dulu

(Rinala, Yudana, dan Natajaya, 2013). Pihak

ada memberikan perhatian kepada saya

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah

130

merupakan

faktor

kualitas

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Dasar

Universitas

Ahmad

Dahlan
Abdussamad, Yuriko. (2000). Sistem
Pelayanan Administrasi:
Fakultas
Ekonomi dan Bisnis.

Yogyakarta perlu memperbaiki peralatan dan
perlengkapan layanan, peningkatan kondisi
penampilan

fisik

ruangan

pelayanan

Djama’an, Satori & Aan, Komariah. 2011.
Metodologi
Penelitian
Kualitatif
Bandung: Alfabeta.

administrasi akademik, penampilan dosen
dan

karyawan

yang

rapi,

memberikan

Emzir. (2011). Metodologi Penelitian
Pendidikan Kuantitatif & Kualitatif.
Jakarta: PT RajaGrafindo Persada.

pelatihan soft skill agar dosen dan karyawan
dapat memberikan pelayanan yang lebih
baik,

selalu

siap

dalam

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

membantu

mahasiswa, bersikap ramah dan sopan dalam
memberikan
mampu

pelayanan

akademik,

berkomunikasi

baik

Gay, L. R. and Peter Airaisan. (2000).
Educational Research. Competencies
and for Analysis and Application . New
Jersey: Prentice Hall. Inc.

serta
dengan

mahasiswa.

Kartini, Kartono. (2006). Pemimpin dan
Kepemimpinan. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.

KESIMPULAN
Kesimpulan

dalam

penelitian

ini

Kemendiknas. (2010). Tugas
Administrasi
Sekolah .
Kemendiknas.

adalah tenaga administrasi sekolah pada
umumnya telah melaksanakan tugas sesuai

Tenaga
Jakarta:

dengan standar yang mengatur pelaksanaan
LaFreniere. (2000). Emotional Development
(A Biosocial Perspective) : USA.
Wadsworth.

tugas mereka dalam Permen no 24 tahun
2008. Dapat dikatakan sebagian besar tenaga
administrasi
sebaik

melaksanakan

mungkin

dan

poin

Kepala

dengan

Pasolong,
Harbani.
(2007).
Teori
Administrasi Publik. Alfabeta: Bandung.

Sekolah

memiliki peranan penting dalam membina

Permendiknas No. 24 Tahun 2008

tenaga administrasi dengan cara memberikan
Rahardjo, Susilo & Gudnanto. (2011).
Pembahasan Individu Teknik Non Tes.
Kudus: Nora Media Enterprise.

perhatian, bimbingan dan pelatihan dalam
rangka

meningkatkan

wawasan

tenaga

admnistrasi tersebut.

Rinala, I Nyoman. Yudana, I Made. dan
Natajaya,
I
Nyoman.
(2013).
“Pengaruh
Kualitas
Pelayanan
Akademik terhadap Kepuasan dan
Loyalitas Mahasiswa Pada Sekolah
Tinggi Pariwisata Nusa Dua Bali”. eJournal
Program
Pascasarjana

DAFTAR PUSTAKA
Arifin,
Zainal.
(2011).
Penelitian
Pendidikan: Metode dan Paradigma
Baru.
Bandung:
PT.
Remaja
Rosdakarya.

131

JMKSP
Jurnal Manajemen, Kepemimpinan, dan Supervisi Pendidikan

Universitas
Pendidikan
Ganesha
Program
Studi
Administrasi
Pendidikan, Volume 4 Tahun 2013.

Sarosa, Samiaji. (2012).
Penelitian Kualitatif.
Index.

Volume 1, No. 2, Juli-Desember 2016

Zoll dan Enz. (2012). “Efektivitas Cognitive
Behavior Therapy Dan Rational
Emotive Behavior Therapy terhadap
Gejala Dan Kemampuan Mengontrol
Emosi
Pada
Klien
Perilaku
Kekerasan”.
Jurnal
Penelitian.
Keilmuan Keperawatan Jiwa Fakultas
Ilmu
Keperawatan
Universitas
Indonesia, Kampus UI Depok, Jakarta
10430, Indonesia.

Dasar-Dasar
Jakarta: PT.

Surya, Priadi. (2012). Peran Penting Tenaga
Administrasi Sekolah dalam Penguatan
Budaya Sekolah Untuk Implementasi
Pendidikan Karakter. Yogyakarta:
Universitas Negeri Yogyakarta.

132