PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN BERPIKI

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN BERPIKIR KRITIS TERHADAP
KEMAMPUAN MENULIS ARGUMENTASI

Dudu Suhandi Saputra
Dosen PGSD Universitas Majalengka
d.suhandi.s@gmail.com
Abstract : The purpose in this study is to learn the influence of learning method and critical
thinking toward ability in writing argumentation. This study was conducted on 4th grade
students of SDN Sukapura 3 Cirebon in 2015 by taking 32 samples. Data is acquired using twoway varian analysis test (ANAVA) utilizing treatment by level 2x2 design. The result study
showed that: (1) the writing argumentation skill student’s problem based learning method is
higher than that of using recitation method, (2) there is no interaction correlation between
students’ learning methods and their critical thinking, proven by their writing argumentation
skill, (3) the writing argumentation skill students with higher critical thinking using problem
based learning method is higher than using recitation method, (4) the writing argumentation
skill students with lower critical thinking using problem based learning is higher than using
recitation method. The results of this study illustrates that using problem based learning
method by considering the their critical thinking can increase toward ability in writing
argumentation.
Keyword: Learning method, think critical, ability writes argument
Abstrak : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran dan
berpikir kritis terhadap kemampuan menulis argumentasi. Penelitian ini dilakukan pada siswa

kelas IV SD Negeri Sukapura 3 Cirebon pada tahun 2015 dengan 32 sampel. Pengambilan data
diperoleh melalui tes analisis Varian (ANAVA) dua jalur dengan desain treatmeant by level 2
x 2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Hasil menulis argumentasi siswa yang
menggunakan metode problem based learning lebih baik dari pada siswa yang menggunakan
metode resitasi. (2) Tidak terdapat pengaruh interaksi anatara metode pembelajaran dengan
kemampuan berpikir kritis terhadap kemampuan menulis argumentasi. (3) Hasil menulis
argumentasi siswa yang berpikir kritis tinggi dan belajar dengan metode problem based
learning lebih baik dari pada metode resitasi, (4) Hasil menulis argumentasi siswa yang
berpikir kritis rendah dan belajar dengan metode problem based learning lebih baik dari pada
metode resitasi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa dengan menggunakan metode problem
based learning dengan mempertimbangkan kemampuan berpikir kritis siswa dapat
meningkatkan kemampuan menulis argumentasi.
Kata kunci: Metode pembelajaran, berpikir kritis, kemampuan menulis argumentasi

Pendidikan

merupakan

suatu


kebutuhan

hidup dan bagaimana cara untuk bertahan

pokok dalam kehidupan manusia, karena

hidup.

dengan pendidikan, manusia bisa mengolah

Pada hakikatnya pendidikan dilakukan

akal pikirannya dengan pola yang terarah.

sepanjang hayat, dalam arti lain bahwa

Melalui berpikir seseorang dapat menjalani

pendidikan dilakukan manusia semenjak
dilahirkan sampai akhir hayat. Selama rentan

1

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

waktu tersebut pula manusia menjalani

terpelajar. Hal ini diperkuat oleh Morsey

proses pembelajaran baik melalu pendidikan

(Tarigan;4) yang mengemukakan bahwa

formal maupun non formal. Salah satu

“menulis dipergunakan, melaporkan atau

bentuk proses pembelajaran manusia yang

memberitahukan, dan mempengaruhi;


pertama kali dialami adalah pemerolehan

maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat

bahasa.

dicapai dengan baik oleh orang-orang yang
dapat

Bahasa merupakan suatu alat untuk

menyusun

pikirannya

dan

dan


melakukan komunikasi, baik secara verbal

mengutamakannya dengan jelas, kejelasan ini

maupun non verbal. Bahasa memilki peranan

bergantung

penting dalam kehidupan sehari-hari guna

pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”

melakukan

kumonikasi

dan

dengan lingkungan sekitar,


Tarigan

berinteraksi

pada

pikiran,

(2008:3)

organisasi,

mengemukakan

bahwa keterampilan menulis merupakan

Bahasa dalam

kehidupan manusia sangat memiliki peranan


suatu

yang sentral. Malalui bahasa, manusia bisa

dipergunakan untuk berkomunikasi secara

melakukan hubungan sosial dengan optimal,

tidak langsung. Sebagaimana dikemukana

bisa mengikuti perkembangan zaman dengan

oleh Tarigan bahwa menulis merupakan

optimal.oleh sebab itu kemampuan dalam

suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif.

berbahasa


untuk

Selain itu menurut Tarigan mengemukakan

untuk

bahwa keterampilan menulis merupakan

kelancaran berkomunikasi dan berinteraksi

suatu ciri orang terpelajar atau bangsa yang

dengan lingkungan sekitar. Pembelajaran

terpelajar. Hal ini diperkuat leh Morsey

bahasa terdiri atas empat aspek keterampilan

(Tarigan, 2008: 4) yang mengemukakan


bebahasa

bahwa “menulis dipergunakan, melaporkan /

sangat

dikembangkan

yaitu

dengan

penting
tujuan

menyimak,

berbicara,

keterampilan


berbahasa

yang

memberitahukan, dan mempengaruhi; dan

membaca, dan menulis.
Keterampilan menulis merupakan suatu

maksud serta tujuan seperti itu hanya dapat

keterampilan berbahasa yang dipergunakan

dicapai dengan baik oleh orang-orang yang

untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

dapat


Sebagaimana dikemukakan oleh Tarigan

mengutamakannya

(2008;3) bahwa “menulis merupakan suatu

ini bergantung pada pikiran, organisasi,

kegiatan yang produktif dan ekspresif.”

pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.”

menyusun

Keterampilan

Selain itu menurut Tarigan mengemukakan

pikirannya

dan

dengan jelas, kejelasan

menulis

tidak

dapat

bahwa keterampilan menulis merupakan

diperoleh secara alamiah, tetapi harus dengan

suatu ciri orang terpelajar atau bangsa yang

cara proses belajar mengajar. Kegiatan
2

Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi
Dudu Suhandi Saputra
menulis merupakan salah satu
yang

sifatnya

kegiatan

berkelanjutan

sebaga

tidak dibaca, kegiatan menulis itu sia-sia.
Mengajar

menulis

antara

lain

adalah

pembelajaran pun perlu dilakukan secara

membangun kesadaran bahwa menulis itu

berkesinambungan sejak sekolah dasar. Fakta

bergantung pada pembaca (reader dependent)

tersebut

dan kualitas respon pembaca menentukan

merupakan

pandangan

bahwa

dasar

mengenai

menulis

merupakan

keberhasilan

komunikasi

tulis.

Belajar

kemampuan dasar sebagai bekal menulis

menulis ibarat seperti belajar keterampilan

dijenjang berikutnya. Jika dilihat dari dasar

lain yang berubah dari mudah ke sulit, dari

pandangan

akan

sini ke sana, dari sekarang ke nanti. Karena

penguasaan keterampilan menulis tersebut,

itu apa yang pertama ditulis adalah diri

maka dalam proses pembelajaran menulis

sendiri, rumah sendiri, keluarga sendiri dan

perlu mendapatkan perhatian yang serius dari

seterusnya.

mengenai

pentingnya

guru itu sendiri khususnya di jenjang sekolah

Menulis

dasar dengan tujuan supaya siswa dapat

menggunakan

menguasai keterampilan menulis sejak dini,

adalah langkah yang baik untuk menulis

mereka mampu menghasilkan karya tulisan

karangan argumentasi. Dasar sebuah tulisan

yang

datang.

yang bersifat argumentatif adalah berpikir

Keterampilan berbahasa bertujuan untuk

kritis dan logis. Untuk itu ia harus bertumpu

menunjang komunikasi dan sosialisasi antar

pada bukti-bukti atau evidensi yang dapat

individu, betapa pentingnya kemampuan

dijalin dalam metode-metode sebagaimana

menulis oleh sebab itu seyogyanya perlu

dipergunakan juga oleh eksposisi. Tetapi

dikuasai oleh setiap individu semenjak

dalam ber-argumentasi terdapat motivasi

sekolah dasar.

yang

produktif

Menulis
berbahasa

dimasa

merupakan

yang

berkomunikasi

akan

keterampilan

dipergunakan

secara

tidak

untuk

langsung.

lebih

hasil

penelitian

sistematika

kuat.

dengan

argumentasi

Eksposisi

hanya

memerlukan kejelasan, sebab itu fakta-fakta
dipakai

hanya

argumentasi,

di

seperlunya.
samping

Namun

memerlukan

Menulis merupakan kegiatan yang produktif

kejelasan, keyakinan dengan perantara fakta

dan ekspresif, sehingga penulis mampu

– fakta / bukti-bukti itu, untuk itu kelompok

memanfaatkan

kami

kemampuan

dalam

akan

menggunakan tata bahasa, struktur bahasa

argumentasi

dan

menulis

kosa kata. Tujuan menulis adalah

menyampaikan pesan kepada pembaca. Bila

menjelaskan
sebagai

karangan

penyelesaian

tugas

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

oleh

Keraf (2007:3) mengemukakan bahwa
argumentasi
retorika

merupakan

dengan

suatu

tujuan

pada

saat

pembelajaran

berlangsung masih konvensional.

bentuk

untuk

guru

Yaumi

dapat

(2012:67)

mengemukakan

mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain

“berpikir kritis atau critical thinking adalah

(pembaca) dengan tujuan supaya si pembaca

kemampuan

percaya dan pada akhirnya dapat bertindak

sesuatu dengan penuh keyakinan karena

sesuai dengan apa yang diinginkan oleh si

bersandar pada alasan yang logis dan bukti

penulis itu sendiri.

empiris yang kuat.” Kemampuan berpikir

kognitif

untuk

mengatakan

kritis dalam menulis argumentasi merupakan

Sinduwiryo dan A Rahman (Dhiksy,
menulis

aspek yang sangat penting, hal ini didasarkan

argumentasi adalah menyampaikan pendirian

pada tujuan paragraf argumentasi itu sendiri

melalui tulisan dengan berusaha meyakinkan

yaitu untuk meyakinkan pembaca.

2010;20)

pembaca

mengatakan

akan

bahwa

kebenaran

Yaumi

pendapatnya

(2012:294)

mengemukakan

bukti

bahwa “metode problem based learning

sehingga pembaca terpengaruh, menerima

(pembelajaran berbasis masalah) merupakan

sikap dan berbuat sesuai dengan kehendak

metode pembelajaran dengan pendekatan

penulis.

pembelajaran siswa pada masalah autentik

dengan

mengajukan

Jadi

alasan

dan

kemampuan

menulis

argumentasi adalah kemampuan merangkai

sehingga

kata-kata menjadi kalimat yang baik, dalam

pengetahuannya

hal ini dapat dipahami pembaca, menyusun

kembangkan keterampilan yang lebih tinggi

kalimat

dan

secara

mengungkapkan
berdasarkan

jelas

inquiry,

dapat

menyusun

sendiri,

menumbuh

memandirikan

siswa

dan

dan

logis,

serta

alasan

meningkatkan kepercayaan diri sendiri.”

sehingga

dapat

Metode problem based learning dalam

pendapat
fakta,

siswa

pembelajaran menulis argumentasi memiliki

meyakinkan pembaca.
Salah satu permasalahan yang dihadapi

ciri-ciri; siswa diorientasikan pada masalah

pada saat pembelejaran menulis, Siswa

serta diberi bimbingan dalam proses belajar.

mengalami hambatan berargumentasi dalam

Bimbingan diberikan langkah demi langkah

bentuk tulisan. Kemampuan berargumentasi

yang

merupakan bagian dari kemampuan berpikir

(mengorientasikan siswa terhadap masalah,

kritis dan komunikasi dengan tujuan untuk

mengorganisasi peserta didik untuk belajar,

meyakinkan

membimbing

atau

membujuk

pembaca.

terdiri

mengembangkan

Permasalahan yang timbul ini disebabkan
oleh metode pembelajaran yang digunakan
4

atas

lima

penyelidikan
dan

tahap

individual,

menyajikan

hasil

Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi
Dudu Suhandi Saputra
menulis

argumentasi,

menganalisis

dan

mengevaluasi proses pemecahan masalah).
Mulyasa

(2011:113)

menyatakan

Mereka akan lebih mempelajari secara
mendalam
tersebut,

tentang
dan

kebenaran

bisasnya

sesuatu

seseorang

yang

bahwa metode resitasi atau disebut dengan

memiliki kemampuan untuk berpikir kritis

penugasan merupakan cara penyajian bahan

akan memiliki tingkat kecerdasan yang baik.

pelajaran, dengan cara guru memberikan
seperangkat tugas yang harus dikerjakan
peserta didik, baik secara individual maupun
secara kelompok. Dasar pemikiran dari
metode resitasi ini yaitu dengan memandang
serta merasakan bahwa bahan pelajaran
terlalu banyak, sementara waktu sedikit.
Metode resitasi dalam pembelajaran menulis
argumentasi

merupakan

metode

yang

berorientasi pada tujuan yang akan dicapai

Banyak manfaatnya jika seseorang mampu
memiliki kemampuan untuk berpikir kritis,
karena apabila seseorang yang memiliki
kemampuan untuk berpikir kritis, akan
menjalani setiap apa yang dia lakukan
dengan penuh ketelitian, dan disinilah yang
akan menjadikan seseorang yang berpikir
kritis itu memiliki kelebihan dari orang lain.
METODE

tanpa memberikan bimbingan secara cermat.

Penelitian ini merupakan penelitian

Siswa menulis sesuai dengan instruksi dan

dengan menggunakan eksperimen dengan

petunjuk yang diberikan guru secara lisan

desain

dan tertulis selama waktu yang ditetapkan.

eksperimen ini peneliti menggunakan dua

Siswa

dalam

metode pembelajaran yaitu metode problem

mengemukakan pendapat serta memberikan

based learning dan metode resitasi. Subjek

alasan sendiri sesuai dengan topik yang

penelitian dibagi kedalam dua kelas yaitu

dipilihnya tanpa bantuan media dan hanya

kelas ekperimen satu dengan pembelajaran

berorientasi pada petunjuk.

menggunakan

diberi

kebebasan

treatment

by

metode

level

2x2.

problem

Pada

based

merupakan

learning dan kelas eksperimen dua dengan

kemampuan seseorang untuk berpikir secara

pembelajaran menggunakan metode resitasi,

beralasan dan reflektif dengan menekankan

sedangkan variabel atribut diklasifikasin

pembuatan keputusan tentang apa yang harus

kedalam kategori berpikiri kritis tinggi dan

dipercayai atau dilakukan. Orang yang

rendah.

Berpikir

kristis

memiliki kemampuan untuk berpikir secara

Jumlah

keseluruhan

siswa

yang

kritis biasanya tidak langsung menerima

menjadi subjek penelitian adalah 60 orang

sesuatu yang dianggap baru bagi dirinya.

siswa yang dibagi kedalam dua kelas

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

diantaranya kelas A sebanyak 30 0rang dan

dan

kelas B sebanyak 30 orang. Selanjutnya

digolongkan sebagai kelompok siswa yang

siswa

memiliki kemampuan bepikir kritis rendah.

diberikan tes kemampuan berpikir

kritis, skor dari hasil tes kemampuan berpikir
kritis

tersebut

salanjutnya

27%

dari

Dari

rangking

tiap-tiap

terbawah

kelas

diperoleh

disusun

sebanyak 27% dari 30 orang yaitu 8 orang

berdasarkan urutan dari skor tertinggi ke skor

yang memiliki kemampuan berpikir kritis

yang terendah.

tinggi

Selanjutnya,
ditetapkan

27%

pada
dari

setiap

rangking

kelas

dan

8

orang

yang

memiliki

kemampuan berpikir kritis rendah. Dengan

teratas

demikian,

maka

distribusi

siswa

pada

digolongkan sebagai kelompok siswa yang

masing-masing taraf variabel bebas dapat

memiliki kemampuan berpikir kritis tinggi

dilihat pada table berikut ini:

Tabel 3.2 Distribusi Siswa Pada Masing-masing Variabel
Metode
Pembelajaran

Kemampuan
berpikir kritis

PBL
8
8
16

Tinggi
Rendah

Hasil kemampuan menulis argumentasi

Jumlah

Resitasi
8
8
16

16
16
32

pembelajaran,

serta

guna

mengetahui

diperoleh setelah tes keterampilan menulis

mengenai

argumentasi

pembelajaran dan berpikir kritis terhadap

pada

akhir

pelaksanaan

penelitian. Penilaian dalam keterampilan

Hasil analisis dan deskripsi, peneliti

Teknik analisis data yang digunakan

melihat adanya perbedaan hasil kemampuan

dalam penelitian ini adalah teknik analisis

menulis argumentasi antara siswa yang

varian (ANAVA) dua jalur. Teknik ini

pembelajarannya

dipilih atas dasar tujuan peneliti untuk

pembelajarannya

menulis argumentasi berdasarkan pada kelas

hasil

(tinggi

dan

rendah)

dan

menggunakan

metode

menulis argumentasi untuk kelas problem

menulis

based learning yaitu 17.6833 dengan standar

berdasarkan tingkatan kemampuan berpikir
kritis

metode

resitasi. skor rata-rata hasil kemampuan

pembelajaran),

kemampuan

menggunakan

problem based learning dengan siswa yang

mengetahui perbedaan hasil kemampuan

perbedaan

metode

HASIL

keterampilan menulis argumentasi

(metode

antara

kemampuan menulis argumentasi.

menulis argumentasi didasarkan pada rubrik

pembelajaran

interaksi

deviasi 4,36973, skor maksimum untuk kelas

kelas
6

Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi
Dudu Suhandi Saputra
problem based learning yaitu 25,00 dan skor

menggunakan

minimum 9,00 dengan median 18,5000.

learning yaitu 25,00 dan skor minimum

Skor

tinggi

20,50,00 dengan median 21,7500. Skor rata-

dibandingkan dengan kelompok siswa yang

rata tersebut lebih tinggi dibandingkan

pembelajarannya

menggunakan

dengan kelompok siswa yang memiliki

metode resitasi yaitu skor rata-rata 9,8833

kemampuan berpikir kritis tinggi dan belajar

dan

Nilai

dengan menggunakan metode resitasi yaitu

maksimum untuk kelas resitasi yaitu 23,50

skor rata-rata 11,5625 dan standar deviasi

dan nilai minimum 5,00 dengan median

6,60323. Nilai maksimum untuk kelas

7,7500.

resitasi yaitu 23,50 dan nilai minimum 6,00

rata-rata

standar

tersebut

lebih

dengan

deviasi

4,39569.

Selain melihat kemampuan menulis
argumentasi berdasarkan kelas pembelajaran,

metode

problem

based

dengan median 9,0000.
Skor

rata-rata

hasil

kemampuan

selanjutnya peneliti melihat kemampuan

menulis argumentasi kelompok siswa yang

menulis

argumentasi

berdasarkan

memiliki kemampuan berpikir kritis rendah

kemampuan

berpikir

dan

dan belajar dengan menggunakan metode

kritis

kelas

pembelajaran.

problem based learning yaitu 14,0625 dan

Hal ini bertujuan guna melihat sejauh

standar deviasi 4,04826. Nilai maksimum

mana pengaruh antara kelas pembelajaran

kelompok siswa yang memiliki kemampuan

dan kemampuan berpikir kritis terhadap

berpikir kritis rendah dan belajar dengan

kemampuan menulis argumentasi. rata-rata

menggunakan

hasil

learning yaitu 19,00 dan nilai minimum 9,00

kemampuan

berdasarkan
kemampuan

menulis

kelas

argumentasi

pembelajaran

based

Skor rata-rata

tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan

dideskripsikan bahwa skor rata-rata hasil

kelompok siswa yang memiliki kemampuan

kemampuan menulis

untuk

berpikir kritis rendah dan belajar dengan

siswa yang memiliki kemampuan berpikir

menggunakan metode resitasi yaitu skor rata-

kritis

dengan

rata 6,6250 dan standar deviasi 1,32961.

based

Nilai maksimum untuk kelompok siswa yang

learning yaitu 22,1875 dengan standar

memiliki kemampuan berpikir kritis rendah

deviasi 1,66771, skor maksimum untuk

dan belajar dengan menggunakan metode

siswa yang memiliki kemampuan berpikir

resitasi yaitu 9,00 dan nilai minimum 5,00

kritis

dengan median 6,7500.

menggunakan

tinggi

dan
metode

dan

kritis

dengan median 16,388.

problem

dapat

tinggi

berpikir

dan

metode

argumentasi

belajar
problem

belajar

dengan

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

Hipotesis pertama yang diajukan dalam

pembelajaran, dapat disimpulkan bahwa

peneltian ini menunjukan bahwa H0 ditolak

hasil

karena berdasarkan hasil uji non parametrik

kelompok siswa yang memiliki kemampuan

dengan menggunakan

berpikir kritis tinggi maupun rendah dan

uji

mann-whitney

kemampuan

menulis

argumentasi

menunjukan bahwa nilai hasil uji Z yaitu -

pembelajarannya

5,205 yaitu < 0,05. Nilai uji asym. Sig. (2-

problem based learning lebih baik dari pada

tailed) 0,000 < 0,05 dengan demikian H0

metode resitasi.

ditolak

dan

dapat

disimpulkan

bahwa

Hasil penelitian menunjukan bahwa

siswa yang belajar dengan menggunakan

tidak

metode problem based learning lebih tinggi

metode

kemampuan

resitasi.

kemampuan

menulis

menulis

kelompok

kemampuan

menulis

dalam

dan

masalah,

penilaian

dan menyimpulkan dengan penalaran logis.
Pembelajaran

menulis

khususnya

menulis karangan argumentasi bertujuan agar
siswa terampil dalam menuliskan gagasan,

argumentasi berdasarkan kelompok (grup)
dan

pengenalan

berdasarkan informasi dari berbagai sumber,

argumentasi

adanya perbedaan hasil kemampuan menulis

kritis

kemampuan

kelas IV sekolah dasar adalah kemampuan

hipotesis ketiga dan keempat menunjukan

berpikir

merupakan

kuat.” Kemampuan berpikir kritis pada siswa

menggunakan uji tuckey untuk menjawab

kemampuan

kritis

alasan yang logis dan bukti empiris yang

perbedaan kemampuan menulis argumentasi

kemampuan

kemudian

penuh keyakinan karena bersandar pada

merupakan deskripsi uji tuckey mengenai

pembelajaran

siswa,

kognitif untuk mengatakan sesuatu dengan

menulis

dan kemampuan berpikir kritis berikut

kelas

argumentasi

“berpikir

argumentasi berdasarkan kelas pembelajaran

berdasarkan

Ini

Yaumi (2012;67) mengemukakan bahwa

menggunakan uji kruskall wallis, guna
perbedaan

argumentasi.

siswa. Hal ini didukung oleh pendapat

kemampuan berpikir kritis. Selain dengn

melihat

menulis

terhadap kemampuan menulis argumentasi

yang sangat signifikan kemampuan menulis
berdasarkan

metode

berpikir kritis juga memiliki kontribusi

argumentasi. Menunjukan adanya perbedaan

argumentasi

antara

memiliki kontribusi terhadap kemampuan

antara metode pembelajaran dan berpikir
terhadap

interaksi

menunjukan bahwa metode pembelajaran

Hipotesis kedua yaitu melihat interaksi

kritis

terdapat

pembelajaran dan berpikir kritis terhadap

dari pada kelompok siswa yang belajar
menggunakan

metode

PEMBAHASAN

kemampuan menulis argumentasi kelompok

dengan

menggunakan

ide, pikiran, dan pendapatnya disertai dengan

kelas

fakta-fakta
8

sebagai

bukti

pendukung

Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi
Dudu Suhandi Saputra
sehingga gagasan atau pendapatnya dapat

ingin

diterima

serta

pembaca.

pembelajaran

serta

latihan

yang

Untuk

terampil

karangan

teratur. Adanya

harapan-harapan

tersebut

mempengaruhi
menulis

terampil

menulis

memerlukan

argumentasi, sebaiknya siswa memahami

mendorong penulis untuk melihat langsung

terlebih dahulu hakikat sebuah karangan

kenyataan yang ada di sekolah dan untuk

argumentasi itu sendiri, sehingga siswa dapat

mengetahui bagaimana tingkat keterampilan

menulis karangan argumentasi yang sesuai

siswa dalam menulis karangan argumentasi,

dengan

serta

kriteria

penulisan

karangan

argumentasi.
Pembelajaran

menulis

perilaku

siswa

saat

mengikuti

pembelajaran. Kenyataan

di

lapangan

karangan

menunjukkan bahwa keterampilan siswa

argumentasi bertujuan agar siswa memahami

dalam menulis karangan, terutama karangan

karakteristik dan cara penulisan karangan

argumentasi masih banyak hal yang perlu

argumentasi.

ditingkatkan.

Siswa

terampil

dalam

menuangkan ide, gagasan, serta pendapatnya
secara

logis,

siswa

terampil

menghadirkan,

menyeleksi,

mengemukakan

fakta-fakta

Rendahnya

keterampilan

siswa

dalam

tersebut dapat diketahui antara lain siswa

dan

belum memahami benar hakikat karangan

untuk

argumentasi, bagaimana karakteristik isi

membuktikan kebenaran argumennya, siswa

karangan

terampil menyampaikan pemecahan masalah

langkah-langkah

dan simpulan

juga

argumentasi. Siswa belum terampil dalam

diharapkan terampil menggunakan bahasa

menghadirkan latar belakang masalah dalam

yang

karangan,

baik

Diharapkan

yang

dan

logis,

benar

karangan

siswa

saat

menulis.

argumentasi

argumentasi,

serta

bagaimana

menulis

siswa

karangan

belum

terampil

yang

menyampaikan fakta untuk membuktikan

dihasilkan adalah karangan argumentasi yang

pendapatnya, belum terampil menyimpulkan

benar sesuai dengan kriteria penulisan

karangan

karangan argumentasi.

argumentasi. Selain itu, siswa juga belum

pada

bagian

akhir

tulisan

Seseorang perlu mendapat perhatian

terampil dalam menggunakan ejaan bahasa

sejak tingkat pendidikan yang paling dasar

Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut

agar dapat mengembangkan keterampilan

membuat minat siswa dalam menulis sangat

menulis

rendah karena merasa menulis itu sulit. Guru

khususnya

menulis

karangan

argumentasi. Keterampilan menulis tidak

mengaku

terbentuk secara otomatis, seseorang yang

berperilaku

masih

banyak

negatif

saat

siswa

yang

mengikuti

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

pembelajaran.

Mereka

lebih

pembelajaran

senang

biasanya

hanya

tertulis

bergurau, mengantuk, dan tidak serius dalam

informasi secara sempit dan cenderung

mengerjakan

Adanya

berupa poin-poin materi yang tertulis saja.

kesenjangan antara harapan dan kenyataan

Cara ini jelas tidak memicu siswa untuk

tersebut menjadi permasalahan serius dalam

menemukan sendiri pemahaman yang lebih

pembelajaran menulis karangan argumentasi.

mendalam tentang karangan argumentasi,

Permasalahan tersebut diakibatkan karena

akibatnya siswa kebingungan saat akan

pembelajaran yang dilakukan selama ini

mulai menulis, siswa tidak tahu harus mulai

masih bersifat konvensional. Pembelajaran

dari mana menulisnnya, siswa kebingungan

konvensional adalah pembelajaran yang

saat menentukan topik dan latar belakang

masih menggunakan cara-cara pembelajaran

masalah, siswa ragu-ragu saat berargumen,

lama dan cenderung kurang inovatif. Hal ini

siswa

dapat diamati dari pengakuan siswa setelah

konklusi, siswa kesulitan dalam pemilihan

mengikuti pembelajaran menulis karangan

bahasa

argumentasi di kelas. Pembelajaran yang

membuat siswa juga tidak memiliki motivasi

dilakukan masih berpedoman pada cara

untuk menulis.

tugas-tugas.

tidak

dan

tahu

tanda

Sesungguhnya

lama, yaitu siswa hanya mendapat penjelasan

cara

menghadirkan

baca. Hal

ini

banyak upaya

dapat

modul mata pelajaran bahasa Indonesia.

permasalahan

Teknik yang digunakan dalam pembelajaran

pembelajaran menulis karangan argumentasi.

adalah menggunakan metode konvensional

Di sini

yaitu ceramah.

pembelajaran menulis karangan argumentasi
yang

untuk

yang

dan contoh dari sumber pembelajaran berupa

Dengan tidak adanya teknik dan media

dilakukan

akan

yang

penulis ingin

masih

terjadi

mengatasi
dalam

mengubah cara

konvensional

menjadi

lain yang dapat menarik dan memotivasi

pembelajaran yang inovatif dengan tujuan

siswa

terasa

agar siswa dapat meningkatkan keterampilan

menjenuhkan. Siswa menjadi objek monoton

menulis argumentasi. Alternatif cara untuk

yang harus diam dan mendengarkan ceramah

mengatasinya adalah dengan menggunakan

guru.

yang

teknik dan media pembelajaran. Di antara

konvensional ini mengakibatkan pemahaman

sekian banyak model dan media yang dapat

siswa terhadap karangan argumentasi sangat

dicobakan adalah teknik rekonstruksi dan

terbatas, sebab siswa hanya memperhatikan

media majalah dinding, model belajar thing

contoh

pair share, dan model pembelajaran Berpikir,

membuat pembelajaran

Teknik

dalam

penjelasannya

pembelajaran

modul
sangat

pelajaran
terbatas.

yang

Barbicara, dan Menulis.

Modul
10

Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Menulis
Argumentasi
Dudu Suhandi Saputra
pendekatan-pendekatan

SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisa yang telah
dilakukan, diperoleh bahwa: pertama, hasil
menulis

argumentasi

menggunakan

metode

siswa

yang

problem

based

learning lebih tinggidari pada siswa yang
menggunakan metode resitasi. Kedua, tidak
terdapat pengaruh interaksi antara metode
pembelajaran dengan kemampuan berpikir
kritis

terhadap

argumentasi.

kemampuan

Ketiga,

hasil

menulis
menulis

argumentasi kelompok siswa yang berpikir
kritis tinggi dan belajar dengan metode
problem based learning lebih tinggi dari pada

pembelajaran

yang mampu meningkatkan aktivitas
siswa.
3. Melalui penelitian ini, metode problem
based learning dapat dijadikan sebagai
alternatif dalam pembelajaran di sekolah
dasar khususnya mengenai keterampilan
menulis argumentasi.
4. Pada peneliti selanjutnya diharapkan
meneliti pada aspek keterampilan bahasa
yang

lainnya

di

luar

keterampilan

menulis argumentasi.
DAFTAR RUJUKAN
Bonef, Marcel, Komik Indonesia. Jakarta :

kelompok siswa yang berpikir tinggi yang

Gramedia,

belajar dengan metode resitasi. Keempat,

http://books.google.co.id/books?id=

hasil menulis argumentasi kelompok siswa

IJ7NbNW0HEC&pg=PT47&num=

yang berpikir kritis rendah dan belajar

10&source=gbs_selected_pages&ca

dengan metode problem based learning lebih

d=2#v=onepage&q&f=false

tinggi dari pada kelompok siswa yang

06 Februari 2015

berpikir kritis rendah yang belajar dengan
metode resitasi.

2010.

pembelajaran

Adapun saran dari hasil penelitian ini
sebagai berikut:

dengan

menggunakan

dalam

Pengaruh
dan

pada

strategi
kemampuan

berpikir logis terhadap keterampilan
menulis

1. Bagi sekolah, hendaknya memfasilitasi
pembelajaran

Dhiksy.

1998

argumentasi.

tesis,

tidak

terbitkan. Jakarta; pasca sarjana UNJ
Hosnan. 2014. Pendekatan saintifik dan

metode problem based learning. Hal ini

kontekstual

dikarenakan

metode

abada 21. Bogor: ghalia Indonesia

learning

dapat

problem

based

meningkatkan

keterampilan menulis argumentasi siswa.
2. Guru hendaknya mampu meningkatkan
kemampuan berpikir kritis siswa melalui

Keraf.

2007.

dalam

Argumentasi

pembelajaran

dan

narasi.

Jakarta; PT. Gramedia pustaka utama

JURNAL PENDIDIKAN DASAR
Volume 7 Edisi 1 Mei 2016

McCloud, Scout, Understanding Comic,
Jakarta:

Kepustakaan

Populer

Gramedia, 2001
Mulyasa. 2011. Menjadi guru professional
menciptakan pembelajaran kreatif dan
menyenangkan. Bandung; PT. Remaja
rosda karya
Puspitorini, Retno , A.K. Prodjosantoso,
Bambang Subali, dan Juma, Jurnal
: “Penggunaan Media Komik Dalam
Pembelajaran

IPA

untuk

Meningkatkan Motivasi dan Hasil
Belajar

Kognitif

dan

Afektif”.

Yogyakarta : UNY. 2012
Samani, Muchlas
Konsep

dan Hariyanto. 2011.
dan

Karakter,

Model

Pendidikan

Bandung : PT.Remaja

Rosdakarya,
Tarigan.

2014.

Menulis

keterampilan

sebagai

berbahasa.

suatu

Bandung:

Angkasa.
Yaumi, Muhamad.

2012. Pembelajaran

berbasis multiple intelegences. Jakarta:
Dian Rakya.

12