PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON EQU

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

PENGARUH CURRENT RATIO DAN RETURN ON EQUITY TERHADAP
EARNING PRICE RATIO PADA PERUSAHAAN YANG TERDAFTAR
DI BURSA EFEK INDONESIA
Periansya 1, Sopiyan.A.R 2, Zulkifli 3, Tiara Sari3,
Rahmi Anisa4, Ayu Bening5
Accounting Departement, State Polytechnic of Sriwijaya
E-mail: periansya@polsri.ac.id
Abstract

This research is to determine and discuss the influence of current ratio and return on
equity on price earning ratio. The object of this researched is automotive companies listed on
the Indonesia Stock Exchange. By a using purposive sampling technique obtained 13
automotive companies that have met the requirements to be studied. The data to be studied
comes from the financial statements of income statement and the statement of financial position
in 2011 to 2015 obtained on the Indonesia Stock Exchange. Analysis on the data in this study
using multiple regression techniques. The partial current ratio and return on equity have no
effect on earnings per share. However the result of this research shows that the variable of

current ratio and return on equity simultaneously have no effect and significant to earnings per
share.
Keywords : current ratio, return on equity, price earning ratio.

1. PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Pasar modal salah satu instrumen dalam
mendapatkan dana segar dari masyarakat yang
digunakan untuk menambah modal kerja
perusahaan. Pasar modal menjadi bagian
penting dalam menghimpun dana dari
masyarakat untuk berinvestasi. Investor yang
membeli saham perusahaan, pada umumnya
betujuan untuk menerima tingkat keuntungan
berupa dividen dan selisih harga saham. Bagi
emiten, penetapan kebijaksanaan dividen,
secara
teoritis
selalu
bertujuan

memaksimalkan kekayaan pemegang saham
yang tercermin pada harga-harga saham yang
tercatat di Pasar Modal.
Ketika para investor akan membeli
saham biasanya akan merujuk pada faktor
fundamental seperti tingkat margin usaha,
kesehatan usaha dan manajemen perusahaan.
Untuk mengukur dan menganalisa kondisi
fundamental suatu perusahaan, alat ukur yang
utama digunakan adalah laporan keuangan
perusahaan yang terdiri dari laporan laba rugi
komprehensif, laporan posisi keuangan,
laporan perubahan ekuitas dan laporan arus
kas perusahaan.
Dalam analisis fundamental, cukup
banyak analisis rasio-rasio yang digunakan.
Salah satu rasio yang paling sering

dipergunakan adalah rasio harga dengan laba
bersih (price earning ratio), karena cukup

mudah dipahami oleh investor maupun calon
investor. Price Earning Ratio merupakan
bagian dari rasio pasar dimana sudut pandang
rasio pasar ini lebih banyak pada sudut
pandang investor dan juga merupakan ukuran
untuk menentukan bagaimana pasar memberi
nilai/harga pada suatu perusahaan. Price
Earning Ratio (PER) digunakan untuk
memprediksi
kemampuan
perusahaan
menghasilkan laba dimasa depan dari suatu
perusahaan.
Investor
dapat
mempertimbangkan rasio ini untuk memilahmilah saham mana yang nantinya dapat
memberikan keuntungan yang besar di masa
mendatang. Perusahaan dengan kemungkinan
pertumbuhan
yang

tinggu
biasanya
mempunyai PER yang besar, sedangkan
perusahaan dengan pertumbuhan yang rendah
biasanya mempunyai PER yang rendah.
PER kerap dijadikan indikator oleh
investor untuk membuat keputusan investasi
di saham, dan juga merupakan indikator dari
pertumbuhan suatu perusahaan, PER sendiri
dipengaruhi oleh banyak variabel. Untuk
mengetahui hal tersebut sama halnya dengan
agar dapat mengevaluasi keadaan finansial
perusahaan dimasa lalu, sekarang dan masa
yang akan datang dapat dilakukan dengan
1

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018
2. LANDASAN TEORI

2.1 Rasio Keuangan
Rasio menggambarkan suatu hubungan
atau perimbangan (mathematical relationship)
antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah
yang lain (Munawir, 2000:54). Rasio
sebenarnya hanyalah alat yang dinyatakan
dalam aritmathical terms yang dapat
digunakan untuk menjelaskan hubungan
antara dua macam data finansial (Bambang
Riyanto,
2001:329).
Rasio
keuangan
merupakan
suatu
informasi
yang
menggambarkan hubungan antara berbagai
macam akun dari laporan keuangan yang
mencerminkan keadaan keuangan serta hasil

operasional perusahaan. Sedangkan studi yang
berfungsi untuk mempelajari rasio keuangan
tersebut disebut analisa rasio keuangan.

analisis
laporan
keuangan
dengan
menggunakan rasio-rasio keuangan seperti
rasio likuiditas dan rasio profitabilitas. Rasio
likuiditas merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajiban jangka pendeknya.
Semakin besar rasio likuiditas suatu
perusahaan maka semakin besar kemampuan
perusahaan tersebut membayar kewajibannya
dan begitu sebaliknya. Menurut Kasmir
(2012: 204) ROE adalah rasio untuk
mengukur laba bersih sesudah pajak dengan
modal sendiri. Rasio ini menghubungkan laba

bersih yang diperoleh dari operasi perusahaan
dengan jumlah modal sendiri yang dimiliki.
Berdasarkan uraian di atas yang menjelaskan
bahwa Rasio Likuiditas, dan Rasio
Profitabilitas sangat penting untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya dalam memperoleh laba.

2.2 Penggolongan Rasio
Menurut Robert Ang (1997:18) rasio
keuangan dapat dikelompokkan menjasi lima
jenis berdasarkan ruang lingkup atau tujuan
yang ingin dicapai, yaitu: Ratio likuditas,
Ratio Aktivitas, Ratio Profitabilitas ,Ratio
Solvabilitas dan Ratio Pasar. Sedangkan ratioratio yang berkaitan langsung dengan
kepentingan analisis kinerja perusahaan dalam
penelitian ini meliputi Current Ratio, Return
on
Equity.
Sedangkan

menurut
Subramanyam.K,R (2010:43) Beberapa ratio
memiliki aplikasi umum dalam analisis
keuangan, sementara yang lain bersifat unik
untuk situasi atau industry yang spesifik
Adapun analisa ratio dapat diterapkan pada
tiga area penting analisis laporan keuangan :
1). Analisa kredit (resiko) a. Likuiditas, b.
Struktur modal dan solvabilitas. 2). Analisis
Profitabilitas, a). Tingkat pengembalian atas
investasi (return on investment –ROI), b).
Kinerja Operasi. c). Pemanfaatan aset . 3).
Valuasi, a). Untuk mengestimasi nilai
instrinsik perusahaan (saham).

1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang
diuraikan dimana diatas Price Earning Ratio
(PER)
digunakan

untuk memprediksi
kemampuan perusahaan menghasilkan laba
dimasa depan dari suatu perusahaan sehingga
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Apakah Current Ratio secara parsial
berpengaruh terhadapPrice Earning Ratio
pada perusahaan manufaktur sub sektor
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
2. Apakah Return On Equity secara parsial
berpengaruh terhadap Price Earning Ratio
pada perusahaan manufaktur sub sektor
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia ?
3. Apakah Current Ratio dan Return On
Equity secara simultan berpengaruh
terhadap Price Earning Ratio pada
perusahaan manufaktur sub sektor otomotif
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia ?


2.3 Price Earning Ratio (PER) Saham
Harga Saham
Harga saham merupakan nilai sekarang
dari arus kas yang akan diterima oleh pemilik
saham dikemudian hari. Menurut Anoraga
(2001:100) harga saham adalah uang yang
dikeluarkan
untuk
memperoleh
bukti
penyertaan atau pemilikan suatu perusahaa.
Harga saham juga dapat diartikan sebagai
harta yang dibentuk dari interaksi para penjual
dan pembeli saham yang dilatar belakangi

1.3 Manfaat Penelitian
Berdasarkan uraian dari rumusan
masalah, maka manfaat dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh Current

Ratio dan Return On Equity terhadap
Price Earning Ratio pada perusahaan

manufaktur sub sektor otomotif yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
2

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

oleh harapan
perusahaan.

mereka

terhadap

2.5 Price Earning Ratio (PER)
Menurut Jones (1991: 89) menyatakan
analisis fundamental yang dapat digunakan
untuk penilaian saham adalah dengan
menggunakan pendekatan Price Earning
Ratio. Pendekatan ini digunakan untuk
memperkirakan nilai saham dengan cara
membagi harga saham pada saat ini dengan
earning per share. Pendekatan ini tidak
memperhatikan nilai waktu dari uang.
Investor dapat mempertimbangkan rasio ini
untuk memilah-milah saham mana yang
nantinya dapat memberikan keuntungan yang
besar dimasa mendatang. Perusahaan dengan
kemungkinan pertumbuhan yang tinggi
biasanya mempunyai Price Earning Ratio
yang besar, sedangkan perusahaan yang
rendah biasanya mempunyai Price Earning
Ratio yang rendah.

profit

2.4 Penilaian Harga Saham
Harga saham di bursa ditentukan oleh
kekuatan pasar, yang berarti harga saham
tergantung dari kekuatan permintaan dan
penawaran. Pada kondisi dimana permintaan
saham lebih besar, maka harga saham akan
cenderung naik, sedangkan pasa kondisi
dimana penawaran saham lebih banyak maka
harga saham akan menurun. Faktor-faktor
yang mempengaruhi harga saham di pasar
adalah: a).Taksiran penghasilan yang akan
diterima, b). Besarnya tingkat keuntungan
yang disyaratkan oleh investor, yang mana di
pengaruhi oleh keuntungan yang beresiko
serta resiko yang ditanggung investor. Cara
penilaian harga saham perusahaan nilai saham
terdiri dari empat jenis yang mempengaruhi
penetapan suatu harga saham menurut
Tandelilin dalam suselo,(2001:183), antara
lain: Nilai Nominal, Nilai Buku, Nilai
Instrinsik dan Nilai Pasar .

2.6 Kerangka Pemikiran Teoritis
Berdasarkan
latar
belakang
permasalahan, perumusan masalah, tujuan
penelitian, dan landasan teori yang telah
dikemukakan diatas maka kerangka pemikiran
teoritis yang diajukan adalah sebagai berikut:

Current Ratio
(X1)
Price earning Ratio
(Y)

Return on Equity
(X2)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran Teoritis
2.7 Hipo
Dari kerangka pemikiran dan rumusan
masalah maka hipo yang ditetapkan dalam
penelitian ini adalah:

On Equity secara simultan terhadap
price earning ratio saham.
3.METODE PENELITIAN
3.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah
semua perusahaan manufaktur sub sektor
otomotif yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia periode 2011-2015. Jumlah
perusahaan otomotif yang terdapat di Bursa
Efek Indonesia sampai dengan tahun 20112015.

1. Diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Current Ratio
terhadap price earning ratio saham
2. Diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan antara Return On Equity
terhadap price earning ratio saham
3. Diduga terdapat pengaruh positif dan
signifikan Current Ratio dan Return
3

ISSN 2407 - 1072

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

3.2 Operasional Variabel
1. Variabel Independen
a. Current Ratio

b. Return On Equity

2.Variabel Dependen

3.3 Teknik Analisis data
Untuk menguji hipo tentang kekuatan
variabel penentu (Independent Variabel)
terhadap price earning ratio dalam penelitian
ini digunakan analisis regresi berganda
dengan persamaan kuadrat terkecil dengan
model dasar sebagai berikut :

4. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Uji Normalitas Data
Uji normalitas bertujuan untuk menguji
dalam model regresi , variabel independen
(Current Ratio, Return On Equity) dan
variabel dependen (Price Earning Ratio)
memiliki distribusi normal atau tidak. Data
yang baik adalah data yang memiliki pola
distribusi normal. Uji normalitas yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan
uji One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.

PER= a + b1 CR + b2 ROE + e
Dimana:
PER : Price Earning Ratio,
CR : average Current Ratio,
ROE : average Return on Equity,
A
: Konstanta,
b
: Coefisien Regresi,
e
: residual Variabel.
Selain itu dilakukan:
1. Uji Asumsi Klasik,
2. Uji Heteroskedastisitas,
3. Uji Autokorelasi dan
4. Uji Hipo.

4

Jurnal Akuntanika, Vol. 4, No. 1 , Januari – Juni 2018

ISSN 2407 - 1072

Tabel 1 Hasil Uji Normalitas Kolmogorov-Smirnov Setelah Data Ditransform
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
CR

Mean
Std. Deviation
Absolute
Most Extreme
Positive
Differences
Negative
Kolmogorov-Smirnov Z

Sqrt_PER

30

30

30

1,79097260

,16932023

14,8820

,671648964
,212

,101919009
,141

5,13785
,144

,212
-,134
1,160

,141
-,089
,770

,144
-,119
,787

,135

,594

,565

N
Normal Parametersa,b

ROE

Asymp. Sig. (2-tailed)
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Output SPSS 21.

Dari hasil uji normalitas yang telah ditrettment dengan menggunakan akar kuadrat
(SQRT), terlihat bahwa angka profitabilitas
(Asym. Sig) untuk variabel X1 (CR) adalah
sebesar 0,135, untuk variabel X2 (ROE)
adalah sebesar 0.594. Untuk variabel Y
(PER) Adalah sebesar 0,565. Artinya masingmasing variabel tersebut memiliki distribusi

normal dengan angka profitabilitas (Asym.
Sig) lebih besar dari 0,05.
Uji Asumsi Klasik
1. Uji Multikolinearitas
Uji Multikolinearitas dapat dilihat dari
nilai toleransi dan variance inflation factor
(VIF). Apabila nilai toleransi > 0,10 dan VIF
< 10, maka tidak ada multikolinearitas.

Tabel 2 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model
Colinearity Statistics
Tolerance
VIF
(Constant)
1 CR
,972
ROE
,972

a.

1,029
1,029

Dependent Variable: PER

Sumber: Output SPSS 21 .

Berdasarkan
tabel
2
di
atas
menunjukkan bahwa variabel independen
tidak terjadi multikolinearitas karena nilai
tolerance > 0,10 dan VIF