PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DAN PENDIDIKAN docx
PENDIDIKAN MULTIKULTUR DAN PENDIDIKAN DEMOKRASI
DI INDONESIA
Johan Setiawan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Email: johansetiawan767@gmail.com
Sachi Sungkono
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Muhammad Soalihin
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Mutiarawati Fajariah
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Kebutuhan akan perkembangan transformasi nilai dan moral etika dalam
lembaga pendidikan formal di Indonesia menjadi sebuah tantangan yang selalu
dihadapkan pada pendidik dan peserta didik di Indonesia. Penanaman nilai dan
transformasi pendidikan karakter menjadi kebutuhan pendidikan di Indonesia
dewasa ini, hal ini dipicu oleh mengikisnya nilai kebhinnekaan dan rasa saling
menghargai diantara siswa baik dalam lingkungan pendidikan maupun lingkungan
sosial. Kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pendidikan di negeri ini adalah
penanaman pendidikan nilai, baik pendidikan berbasis multikultural maupun
pendidikan demokrasi. Arah pendidikan multikultural akan menjadi wadah
pendidikan yang akan selalu mengajarkan wajah pendidikan bagaimana seorang
siswa mempu menghargai kemajemukan sehingga memiliki rasa untuk
menghargai perbedaan dalam keragaman di Indonesia. Pendidikan demokrasi
sebagai wadah membentuk pendidikan yang memiliki nilai kontruksi untuk
membangun kepribadian siswa dalam kebhinekaan dan cinta tanah air. Pendidikan
multikultural dan pendidikan demokrasi merupakan satu kendaraan menuju
pendidikan dan penguatan nilai pendidikan karakter bangsa yang bermartabat dan
berdaya saing dengan mengedepankan moral dan etika untuk saling menghargai
dalam dunia pendidikan sehingga terbentuk nilai pendidikan yang terbuka
terhadap sudut pandang positif secara global.
Kata Kunci: Pendidkan, Multikultural, Demokrasi
1
PENGERTIAN
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
DEMOKRASI
Pendidikan multikultural yaitu
suatu konsep ide atau falsafah
sebagai
suatu
rangkai
dan
kepercayaan set of believ dan
penjelasan yang mengakui dan
menilai
pentingnya
keragaman
budaya dan etnis di dalam bentuk
gaya hidup, pengalaman sosial,
identitas
pribadi,
kesempatankesempatan dari individu kelompok
maupun
negara.
Pendidikan
multikultural
digunakan
dalam
mencapai suatu kehidupan bersama
di era globalisasi yang selalu
perkembangan seiringnya zaman,
pertemuan antara budaya ini
menimbulkan saling salah paham
dalam komunikasi antar budaya,
antar kelompok & etnis. Pendidikan
multikultural
digunakan
dalam
menanggulangi
masalah
antara
masyarakat negara dan kelompok
etnis yang besar masalah budaya
bangsa.
Menurut
pendapat
Tilaar
Tilaar: Pendidikan Multikultural
sebuah pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan dari perubahan sosial dan
kaitannya dengan kebudayaan, dan
mampu mengahadapi suatu realitas
sosial yang akan dihadapi oleh
pendidikan di masa-masa yang akan
datang (Choirul Mahfud, 2013: 325).
Demokrasi adalah upaya untuk
menyampaikan
apresiasi
dalam
pendapat
dan
menghargai
penghargaan dalam suara kebebasan
dalam menyampaikan dan menyikapi
pendapat dalam suatu kelompok.
Demokrasi menjadi suatu wajah atau
bentuk
penghargaan
terhadap
kebebasan dalam berpendapat dan
menyambung
aspirasi
untuk
kepentingan
bersama.
Peran
pendidikan multikutural hanya dapat
dimengerti dalam kaitannya dengan
ilmu-ilmu yang lain politik, filsafat,
khususnya falsafah postmodernisme,
antropologi, sosiologi, falsafah hidup
dan kenyataan sosial.
Dengan demikian pendidikan
multikultural
adalah
sebuah
pendidikan
belaka,
konsep
pemikiran, serta pengembangan yang
meminta partisipasi antar displin.
Dalam rangka mencari konsep
pendidikan
multikultural
untuk
Indonesia, ada baik kita melihat
perkembangan pendidikan indonesia
dan baiknya pendidikan multikultural
sejak 80 an sampai dengan
permulaan abad ke-21 mengenai
penerapannnya di Amerika.
Tipologi
pendidikan
sebagaimana
dikemukan
dalam
Banks & Banks (H.A.R Tilaar, 2012:
21).
Terdapat
lima
tipologi
pendidikan
multikultural
yang
berkembang diantaranya:
1. Mengajar mengenai kelompok
siswa yang memiliki budaya
yang lain, culture diferrent.
Perubahannya terutama pada
siswa dalam transisi dari
berbagai kelompok tertentu
sehingga
masuk
kedalam
mainstream budaya yang ada.
2. Hubungan manusia human
(realition).
Program
ini
membantu siswa membantu
siswa-siswa dari kelompok
tertentu sehingga dia dapat
mengikuti
bersama-sama
dengan siswa dalam kehidupan
sosial.
3. Single Group studies. Program
ini membantu siswa dan
mengajarkan mengenai hal-hal
yang memajukan kelompok-
2
kelompok tertentu sehingga dia
mengkuti
bersama-sama
dengan siswa yang lain dalam
kehidupan sosial.
4. Pendidikan
multikultural
program ini merupakan suatu
reformasi
pendidikan
di
sekolah-sekolah
dengan
menyediakan kurikulum serta
materi-materi pelajaran yang
menekankan kepadanya adanya
perbedaan untuk memajukan
pluralisme kebudayaan dan
ekualitas sosial.
5. Pendidikan multikultural yang
sifatnya rekontruksi sosial,
program ini merupakan suatu
progaram baru yang bertujuan
untuk menyatukan perbedaanperbedaan
kultural
dan
menantang
ketimpanganketimpangan sosial yang ada
dalam masyarakat. Program
yang kelima ini dapat disebut
juga sebagai critical mutlticul
turalisme education (Ahmad
Saeni, 2011: 525).
Dengan adanya tipologi kelima
pendidikan
multikultural
ini
diharapkan dapat memacu faktor
dalam
proses
berlangsungnya
pendidikan multikultural di sekolah
dengan baik, dan pelaksanaanya
dibantu dengan bimbingan dari orang
tua, guru dan masyarakat. Karena
pelaksanaan pendidikan multikultural
tidak bisa dilepaskan dari peranannya
di keluarga, lingkungan, dan sekolah.
kultur budaya kemajemukan bangsa
hal
ini
ditunjukkan
pada
penerapannya yang ada di sekolah
dengan budaya yang berbeda tetapi
disamakan dengan kearifan budaya
sekolah jadi bisa menentukan
kestabilan
dalam
penerapan
pendidikan multikultural di sekolah.
Nilai-nilai ini berhubungan
dengan
identitas,
gelombang
globalisasi, serta pengembangan rasa
nasionalisme di dalam NKRI.
Pendidikan
Multikutural
juga
dikaitkan dengan nilai kondisi
wilayah geografi yang terpisah-pisah
dengan mencari format lengkap
dalam
mengawinkan
paham
neobralisme pendidikan dengan
multikultural.
Nilai-nilai
dalam
pendidikan
demokrasi
adalah
menghargai pendapat. Tanggung
jawab dan rasa cinta kepada tanah
air.
Keadaan geografis inilah
yang
memahami
tentang
kepuralismean bangsa serta dapat
mengajarkan
pendidikan
multikulturalisme di suatu daerah
sesuai dengan keadaan dan muatan
lokal dari keadaan georafis daerah
tersebut, dan bisa menjadi tercapai
pendidikan multikultural dengan
baik. Program dilaksana kannya
pendidikan
multikultural
untuk
menghimpun pemikiran pakar, dalam
bidang filsafat, sosiologi, serta para
praktisi
kebudayaan
begitupun
tentang
pendidikan
demokrasi
(Tilaar, 2012: 253).
Nilai-nilai
pembelajaran
multikultural ini juga dihubungkan
dengan membangun konsep-konsep
multikulturalisme untuk Indonesia
beberapa
dimensi
pendidikan
nasional. Pendidikan multikultural
yang sekiranya dapat dikembangkan
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURALISME DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Nilai-nilai
dalam
suatu
pendidikan multikultural diambil dari
sebuah nilai-nilai kultural yang
digunakan dalam suatu prinsip nilai
3
di tanah air kita sesuai dan kondisi
sosial, budaya, dan politik tanah air.
Pendidikan multikultural mempunyai
dimensi sebagai berikut ini :
1. Right to Culture & identitas
budaya
lokal.
Multikulturalisme meskipun di
dorong
oleh
pengakuan
terhadap hak asasi manusia,
namun
akibat
globalisasi
pengakuan terhadap hak asasi
manusia,
namun
akibat
globalisasi pengakuan tersebut
diarah kan juga kepada hakhak yang lain akan kebudayaan
(right culture). Gelombang
global telah membawa suatu
kekuatan yang balik melawan
arus menyamaratakan manusia
dan untuk ditengah-tengah
kebudayaan global masyarakat
Indonesia.
2. Kebudayaan Indonesia yang
menjadi yaitu kebudayaan
indonesia yang menjadi adalah
suatu weltanschaung artinya
merupakan pegangan dari
setiap insan dan setiap insan
dan setiap budaya mikro
indonesia dan sistem yang
disebut dengan value sistem
dari proses pendidikan nasional
dengan
paradigma
shift
pendidikan.
3. Konsep
pendidikan
multikultural normatif yaitu
mengkonsepkan
pendidikan
multikultur yang deskriptif
yang hanya sekedar mengakui
adanya pluralistik dari sukusuku bangsa Indonesia. Untuk
mempunyai tugas cita- cita
tersebut budaya lokal bagi
terwujudnya suatu kebudayaan
yang dimiliki seluruh bangsa
Indonsia.
4. Pendidikan
multikultural
merupakan suatu rekontruksi
sosial. Suatu rekontruksi sosial
artinya melihat kehidupan
sosial dewasa ini masalah yang
terjadi seperti masalah etnis,
bangsa, suku, ras dan agama
yang berbeda-beda hal ini
dipecahkan dengan pendidikan
multikulturalisme dan kearifan
lokal daerah masing- masing
dalam penyelesaian masalah
rekontruksi sosial.
Nilai-nilai
pendidikan
demokrasi
dalam
pendidikan
demokrasi
menekankan
pada
pengembangan
keterampilan
intelektual, keterampilan pribadi dan
sosial. Dalam dunia pendidikan
haruslah ada tuntutan kepada sekolah
untuk mentransfer pengajaran yang
bersifat akademis ke dalam realitas
kehidupan yang luas di masyarakat.
Demokrasi di sekolah dapat diartikan
sebagai pelaksanaan seluruh kegiatan
di sekolah yang sesuai dengan nilainilai demokrasi.
Mekanisme
berdemokrasi
dalam politik tidak sepenuhnya
sesuai dengan mekanisme dalam
kepemimpinan lembaga pendidikan,
namun secara substantif, sekolah
demokratis
adalah
membawa
semangat demokrasi tersebut dalam
perencanaan,
pengelolaan
dan
evaluasi penyelenggaraan pendidikan
di sekolah sesuai dengan nilai-nilai
yang terkadung di dalam Demokrasi
Pancasila.
RELAVANSI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Pendidikan Multikultural dapat
dikatakan secara sederhana atas
pengakuan
pluralisme
budaya,
4
pluralisme budaya bukan suatu yang
given tetapi merupakan proses dalam
nilai- nilai di dalam suatu komunitas.
Proses pendidikan multikulturalisme
di Indonesia telah dihubungkan
dengan pendidikan demokrasi yang
ada pada abad ke-XXI ini terlihat
pada padangan tokoh ahli barat yaitu
John Dewey dengan mengkaitkan
dua hal yang terkait dengan
keduanya.
Sebuah demokrasi bukanlah
hanya masalah prosedural/bentuk
pemerintahan tetapi merupakan suatu
cara mengajar kehidupan berbangsa
dan bernegara hal ini disebut pada
bahasa inggris disebut dengan way of
live and weltanschaung dan hal ini
harus dicapai dan proses pendidikan,
yaitu sebuah proses pendidikan
demokrasi.
Pendidikan
demokrasi
relevansi
terhadap
pendidikan
multikulturalisme yaitu memberikan
pendidikan dengan suatu konsep dan
kearifan lokal tempat sekolah
terhadap siswa-siswa, yang masingmasing mempunyai budaya, suku,
ras, agama, kelas ekonomi yang
berbeda untuk disetarakan & tidak
dibeda-bedakan satu sama lain sesuai
dengan konsep bhanika tunggal ika
sehingga
pendidikan
multikulturalisme
dapat
terlaksanakan dengan baik (Ahmad
Saeni, 2011: 525).
Pendidikan multikulturalisme
terhadap pendidikan demokrasi yaitu
diseimbangkan dengan nilai- nilai
kemajemukan
bangsa
yang
dihubungkan dan era reformasi
sekarang ini dan diatur dengan mutu
standaritasi pendidikan nasional.
Dengan adanya keterkaitan antara
kedua pendidikan tersebut maka
yang harus diimbangi dengan rasa
nasionalisme, identitas bangsa dan
pengaruh globalisasi dunia supaya
ada rasa cinta tanah air dan cinta
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dengan adanya hal tersebut
diharapkan
siswa-siswi
dapat
mempunyai rasa nasionalisme yang
tinggi yang bisa menyaring arus
zaman modern globalisasi dengan
baik yang datangnya dari luar dan
cinta tanah air Indonesia. Siswasiswa bisa menerapkan pendidikan
demokrasi berbasis multikulturalisme
di sekolah dengan cara membagi
tugas dari guru dalam urusan panitia
acara pertunjukan seni, mereka
mengkelompokkan sesuai dengan
golongan perbedaan suku, ras, agama
yang bermacam macam sehingga
tugasnya dapat terlaksana dengan
baik.
Guru-guru
memberikan
toleransi terhadap siswa-siswa dan
perbedaan agamanya masing-masing
dan dapat menyikapi budaya masingmasing siswa berbagai suku dan
kelas ekonomi, disamaratakan tidak
dibeda-bedakan
sesuai
dengan
sekolah dan kearifan lokal masingmasing sekolah, sehingga pendidikan
berbasis
demokrasi
bisa
terlaksanakan dengan baik di sekolah
yang diterapkan oleh para siswasiswa guru-guru yang mengajar di
sekolah (Ahmad Saeni, 2011: 525).
Sekolah-sekolah yang sudah
menerapkan sistem seperti ini yaitu
sekolah stovia medan,
SD
Muhammadiyah Yogyakarta dan
masih banyak yang lain sekolah yang
ada di Indonesia.
Membangun pribadi yang
demokratis merupakan salah satu
fungsi pendidikan nasional seperti
yang tercantum dalam pasal 3 UU
5
Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas.
Selain pengembangan nilai-nilai
demokrasi
dalam
pembentukan
mental peserta didik sesuai nilai-nilai
demokrasi, demokrasi di sekolah
juga mencakup proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar.
Hal ini diantaranya adalah
untuk menyikapi persoalan yang
tentunya terkait dengan nilai-nilai
demokrasi
dalam
hal
ilmu
pengetahuan. Tujuan pelaksanaan
Demokrasi Pancasila di sekolah yaitu
mendidik
anak-anak
dan
mengantarkan mereka menuju fase
kedewasaan, agar mereka mandiri
baik secara psikologis maupun sosial
dengan menitik beratkan pada
pengembangan
keterampilan
intelektual, keterampilan pribadi dan
sosial.
misalnya
dalam
menggunakan
teknologi
internet
yang
mempermudah dalam pembelajaran
di kelas dalam memperoleh ilmu
pengetahuan, serta budaya cara
berpakaian mengenal fashion yang
bagus supaya bisa mengahadiri pesta
keluarga dan lain-lain, makanan alaala barat yang diseimbangkan dengan
ala budaya Indonesia.
Hal ini semua membawa
dampak yang bagus selagi belum
menyimpang dari budaya Indonesia,
dan membawa manfaat bukan hanya
para siswa-siswa di sekolah tetapi
juga masyarakat umum (H.A.R
Tilaar, 2012: 73). Implementasi
pendidikan multikulturalisme ini
diterapkan di jawa dengan Gerakan
nasional
taman
siswa
dalam
pendidikan yang merupakan gerakan
budaya. Hal ini dijadikan gerakan
akar dari kebudayaan yang hidup di
masyarakat dalam hal budaya jawa.
Hal ini dikonsepkan dengan
unsur poskonalisme untuk melihat
budaya sendiri dengan kacamata
budaya timur sendiri bukan budaya
barat dan menerima budaya barat,
dengan cara disaring terhadap
budaya
kemudian
digabungkan
dengan budaya timur dengan yang
baik pula, contoh memakai bahasa
inggris yang sudah diterapkan dari
awal sekolah SD sampai dengan
SMA, dan hal ini untuk dijadikan
toefoel yang menjadi syarat lulus
kuliah dan melamar besiswa dan
pekerjaan dan masih banyak contoh
yang lain.
Industrilisasi
dunia
yang
menjadikan bangsa maju secara ilmu
pengetahuan dan teknologi hal/
maupun masyarakat di dunia.
Sekolah-sekolah ini tidak hanya
sekedar
merevisi
materi
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Implementasi/penerapan
pendidikan multikultural dilakukan
dengan berbagai cara yang harus
dikembangkan oleh fasilitator di
sekolah seperti guru, kepala sekolah,
staf-stafnya
yang
bekerjasama
dengan
orangtua
di
rumah,
masyarakat dalam rangka tercapai
pendidikan multikultural dengan
baik.
Pendidikan multikulturalisme
digunakan untuk menyaring arus
globalisasi bangsa barat antara segi
positif dan negatif terutama tentang
budaya barat yang masuk ke
indonesia
dan
mempengaruhi
kehidupan masyarakat indonesia,
dengan ini siswa dapat memilah
budaya barat yang baik untuk
kegiatan pembelajaran di kelas
6
pembelajaran, tetapi juga melakukan
reformasi dalam sistem pembelajaran
itu sendiri, dan sekolah ini yang
memfasilitasi interaksi siswa dari
berbagai latar belakang budaya dan
menyusun program lintas anak asuh
dari kelompok. Untuk mewujudkan
model-model
tersebut
pendidik
multikulturalisme dapat mencakup
tiga kombinasi tranformasi diri,
tranformasi sekolah dan proses
belajar mengajar dan tranformasi
masyrakat (H.A.R Tilaar, 2012: 214).
Pendidikan multikulturalisme
ini dikaitkan dan implementasikan
dengan globalisasi yang memang
pendidikan multikultural sangat
berkembang
seiring
dengan
berkembangnya secara internasional
dan dikaitkan dengan sebuah
presepktif global yang dikaitkan
dengan kebudayaan lokal dan global.
Dengan
istilah
ethic
clarification yaitu pribadi yang
menerima kebudayaan dari luar dan
bangsa lain, dan globalisme pribadi
yang menerima dapat menerima di
berbagai jenis budaya dan bangsa
lain. Pribadi ini bergaul secara
internasional,
mengembangkan
keseimbangan keterkaitan terhadap
budaya bangsa dan budaya global.
Hal
tersebut
membawa
implementasi
pendidikan
multikultural tercapai dengan baik
karena faktor-faktor dari globalisasi,
industrilisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan iptek dan lain-lain
pendidikan multikultur tercapai di
sekolah dengan baik tidak hanya
siswa-siswa tapi masyarakat umum
juga (Ahmad Saeni, 2011: 815).
Implementasikan pendidikan
multikultural
yang
berisikan
pendidikan multikultural yang dapat
menumbuhkan sikap toleran dari
warga masyarakat supaya mengakui
adanya pluralisme yang digunakan
untuk mengurangi gesekan gesekan
ketegangan di dalam masyarakat,
sehingga diterapkan peran guru yang
mengaplikasikan
kurikulum
pendidikan multikultural terhadap
siswa-siswanya.
Tahap-tahap
menyusun
kurikulum
Pendidikan
multikulturalisme yaitu program
pendidikan, penepatan guru di
Indonesia akan sangat untuk
keberhasilan multikultural. Bab ke-II
akhirnya akan membahas, mengenai
program-program prioritas tersebut
antara lain sebagai pusat demokrasi
pendidikan yang dikaitkan dengan
pelajaran Sejarah maupun PKN,
dengan semua tingkat pendidikan
baik SD maupun SMA, kebijakankebijakan mengenai pendidikan oleh
guru tersebut.
Multikultural dan transformasi
pendidikan nasional tahapnya yaitu
sebagai berikut: Era global tantangan
masa depan, mewujudkan visi
indonesia masa depan masyarakat
demokratis dan bersatu, potensi dan
kendala letak geografis kepulauan
yang luas 600 suku bangsa yang
multikultural, nasionalisme indonesia
baru, manusia indonesia yang cerdas
(H.A.R Tilaar, 2012: 775).
Multikultural
ini
juga
digabungkan pendidikan demokrasi
yang
bersifat
multikultural
nasionalisme, intinya mengakui akan
rasa kebangsaan yang kuat serta
keadilan bagi semua bangsa yang
mengakui banyak keragaman suku
bangsa dan bersifat mational state
cinta tanah air indonesia, dengan ini
di harapkan dapat menjadi bangsa
yang baik dan mengerti tentang
multikultural itu sendiri dengan baik.
7
Multikultural juga dikaitkan
dengan sebuah normatif atau yang
disebut juga dasar-dasar moral apa
yang dilakukan tindakan dengan
pemikiran tindakan moral dan etika
kesopanan dengan tingkah laku yang
baik. Hal ini mewujudkan dengan
kedemokratisan suatu warga negara
dengan adanya budaya yang sangat
beragam dan mengerti dasar bhineka
tunggal Ika sebagai acuan sebuah
integrasi kesatuan Negara Republik
Indonesia (Choirul Mahfud, 2013:
221).
Pengkajian
multikultural
dengan nilai normatif ini adalah
upaya indonesia dalam untuk
membangun bangsa yang utuh yang
terpisahkan oleh geografis yang
begitu luas di masa yang akan datang
yang dinginkan oleh nilai- nilai
pancasila dan azaz demokrsi. Dengan
adanya
implementasi
antara
pendidikan
demokrasi
dan
pendidikan multikultural dengan
dikaitkan dengan mata pelajaran
Sejarah dan PKN dari tingkat SD
sampai
dengan
SMA,
maka
diharapkan kepada siswa- siswa bisa
mengerti tentang toleransi berbudaya
dari berbagai suku bangsa yang
dikaitkan dengan nilai-nilai moral
pancasila dengan kerarifan lokal
sekolah masing-masing. Diterapkan
adanya struktur pemimpinan kelas
yang terdiri ketua kelas, sekretaris &
bendahara lewat perundingan yang
diplih teman-teman sekelas.
Choirul Mahfud. 2013. Pendidikan
Multikultural.
Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
H.A.R Tilaar. 2012. Multikultural
Pendidikan Nasional. Jakarta:
PT. Grasindo.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saeni. 2011. Pendidikan
Multikultural: Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: PT.Grafindo
Jaya.
8
DI INDONESIA
Johan Setiawan
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Email: johansetiawan767@gmail.com
Sachi Sungkono
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Muhammad Soalihin
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
Mutiarawati Fajariah
Program Pascasarjana Universitas Negeri Yogyakarta
ABSTRAK
Kebutuhan akan perkembangan transformasi nilai dan moral etika dalam
lembaga pendidikan formal di Indonesia menjadi sebuah tantangan yang selalu
dihadapkan pada pendidik dan peserta didik di Indonesia. Penanaman nilai dan
transformasi pendidikan karakter menjadi kebutuhan pendidikan di Indonesia
dewasa ini, hal ini dipicu oleh mengikisnya nilai kebhinnekaan dan rasa saling
menghargai diantara siswa baik dalam lingkungan pendidikan maupun lingkungan
sosial. Kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh pendidikan di negeri ini adalah
penanaman pendidikan nilai, baik pendidikan berbasis multikultural maupun
pendidikan demokrasi. Arah pendidikan multikultural akan menjadi wadah
pendidikan yang akan selalu mengajarkan wajah pendidikan bagaimana seorang
siswa mempu menghargai kemajemukan sehingga memiliki rasa untuk
menghargai perbedaan dalam keragaman di Indonesia. Pendidikan demokrasi
sebagai wadah membentuk pendidikan yang memiliki nilai kontruksi untuk
membangun kepribadian siswa dalam kebhinekaan dan cinta tanah air. Pendidikan
multikultural dan pendidikan demokrasi merupakan satu kendaraan menuju
pendidikan dan penguatan nilai pendidikan karakter bangsa yang bermartabat dan
berdaya saing dengan mengedepankan moral dan etika untuk saling menghargai
dalam dunia pendidikan sehingga terbentuk nilai pendidikan yang terbuka
terhadap sudut pandang positif secara global.
Kata Kunci: Pendidkan, Multikultural, Demokrasi
1
PENGERTIAN
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
DEMOKRASI
Pendidikan multikultural yaitu
suatu konsep ide atau falsafah
sebagai
suatu
rangkai
dan
kepercayaan set of believ dan
penjelasan yang mengakui dan
menilai
pentingnya
keragaman
budaya dan etnis di dalam bentuk
gaya hidup, pengalaman sosial,
identitas
pribadi,
kesempatankesempatan dari individu kelompok
maupun
negara.
Pendidikan
multikultural
digunakan
dalam
mencapai suatu kehidupan bersama
di era globalisasi yang selalu
perkembangan seiringnya zaman,
pertemuan antara budaya ini
menimbulkan saling salah paham
dalam komunikasi antar budaya,
antar kelompok & etnis. Pendidikan
multikultural
digunakan
dalam
menanggulangi
masalah
antara
masyarakat negara dan kelompok
etnis yang besar masalah budaya
bangsa.
Menurut
pendapat
Tilaar
Tilaar: Pendidikan Multikultural
sebuah pendidikan yang tidak dapat
dipisahkan dari perubahan sosial dan
kaitannya dengan kebudayaan, dan
mampu mengahadapi suatu realitas
sosial yang akan dihadapi oleh
pendidikan di masa-masa yang akan
datang (Choirul Mahfud, 2013: 325).
Demokrasi adalah upaya untuk
menyampaikan
apresiasi
dalam
pendapat
dan
menghargai
penghargaan dalam suara kebebasan
dalam menyampaikan dan menyikapi
pendapat dalam suatu kelompok.
Demokrasi menjadi suatu wajah atau
bentuk
penghargaan
terhadap
kebebasan dalam berpendapat dan
menyambung
aspirasi
untuk
kepentingan
bersama.
Peran
pendidikan multikutural hanya dapat
dimengerti dalam kaitannya dengan
ilmu-ilmu yang lain politik, filsafat,
khususnya falsafah postmodernisme,
antropologi, sosiologi, falsafah hidup
dan kenyataan sosial.
Dengan demikian pendidikan
multikultural
adalah
sebuah
pendidikan
belaka,
konsep
pemikiran, serta pengembangan yang
meminta partisipasi antar displin.
Dalam rangka mencari konsep
pendidikan
multikultural
untuk
Indonesia, ada baik kita melihat
perkembangan pendidikan indonesia
dan baiknya pendidikan multikultural
sejak 80 an sampai dengan
permulaan abad ke-21 mengenai
penerapannnya di Amerika.
Tipologi
pendidikan
sebagaimana
dikemukan
dalam
Banks & Banks (H.A.R Tilaar, 2012:
21).
Terdapat
lima
tipologi
pendidikan
multikultural
yang
berkembang diantaranya:
1. Mengajar mengenai kelompok
siswa yang memiliki budaya
yang lain, culture diferrent.
Perubahannya terutama pada
siswa dalam transisi dari
berbagai kelompok tertentu
sehingga
masuk
kedalam
mainstream budaya yang ada.
2. Hubungan manusia human
(realition).
Program
ini
membantu siswa membantu
siswa-siswa dari kelompok
tertentu sehingga dia dapat
mengikuti
bersama-sama
dengan siswa dalam kehidupan
sosial.
3. Single Group studies. Program
ini membantu siswa dan
mengajarkan mengenai hal-hal
yang memajukan kelompok-
2
kelompok tertentu sehingga dia
mengkuti
bersama-sama
dengan siswa yang lain dalam
kehidupan sosial.
4. Pendidikan
multikultural
program ini merupakan suatu
reformasi
pendidikan
di
sekolah-sekolah
dengan
menyediakan kurikulum serta
materi-materi pelajaran yang
menekankan kepadanya adanya
perbedaan untuk memajukan
pluralisme kebudayaan dan
ekualitas sosial.
5. Pendidikan multikultural yang
sifatnya rekontruksi sosial,
program ini merupakan suatu
progaram baru yang bertujuan
untuk menyatukan perbedaanperbedaan
kultural
dan
menantang
ketimpanganketimpangan sosial yang ada
dalam masyarakat. Program
yang kelima ini dapat disebut
juga sebagai critical mutlticul
turalisme education (Ahmad
Saeni, 2011: 525).
Dengan adanya tipologi kelima
pendidikan
multikultural
ini
diharapkan dapat memacu faktor
dalam
proses
berlangsungnya
pendidikan multikultural di sekolah
dengan baik, dan pelaksanaanya
dibantu dengan bimbingan dari orang
tua, guru dan masyarakat. Karena
pelaksanaan pendidikan multikultural
tidak bisa dilepaskan dari peranannya
di keluarga, lingkungan, dan sekolah.
kultur budaya kemajemukan bangsa
hal
ini
ditunjukkan
pada
penerapannya yang ada di sekolah
dengan budaya yang berbeda tetapi
disamakan dengan kearifan budaya
sekolah jadi bisa menentukan
kestabilan
dalam
penerapan
pendidikan multikultural di sekolah.
Nilai-nilai ini berhubungan
dengan
identitas,
gelombang
globalisasi, serta pengembangan rasa
nasionalisme di dalam NKRI.
Pendidikan
Multikutural
juga
dikaitkan dengan nilai kondisi
wilayah geografi yang terpisah-pisah
dengan mencari format lengkap
dalam
mengawinkan
paham
neobralisme pendidikan dengan
multikultural.
Nilai-nilai
dalam
pendidikan
demokrasi
adalah
menghargai pendapat. Tanggung
jawab dan rasa cinta kepada tanah
air.
Keadaan geografis inilah
yang
memahami
tentang
kepuralismean bangsa serta dapat
mengajarkan
pendidikan
multikulturalisme di suatu daerah
sesuai dengan keadaan dan muatan
lokal dari keadaan georafis daerah
tersebut, dan bisa menjadi tercapai
pendidikan multikultural dengan
baik. Program dilaksana kannya
pendidikan
multikultural
untuk
menghimpun pemikiran pakar, dalam
bidang filsafat, sosiologi, serta para
praktisi
kebudayaan
begitupun
tentang
pendidikan
demokrasi
(Tilaar, 2012: 253).
Nilai-nilai
pembelajaran
multikultural ini juga dihubungkan
dengan membangun konsep-konsep
multikulturalisme untuk Indonesia
beberapa
dimensi
pendidikan
nasional. Pendidikan multikultural
yang sekiranya dapat dikembangkan
NILAI-NILAI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURALISME DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Nilai-nilai
dalam
suatu
pendidikan multikultural diambil dari
sebuah nilai-nilai kultural yang
digunakan dalam suatu prinsip nilai
3
di tanah air kita sesuai dan kondisi
sosial, budaya, dan politik tanah air.
Pendidikan multikultural mempunyai
dimensi sebagai berikut ini :
1. Right to Culture & identitas
budaya
lokal.
Multikulturalisme meskipun di
dorong
oleh
pengakuan
terhadap hak asasi manusia,
namun
akibat
globalisasi
pengakuan terhadap hak asasi
manusia,
namun
akibat
globalisasi pengakuan tersebut
diarah kan juga kepada hakhak yang lain akan kebudayaan
(right culture). Gelombang
global telah membawa suatu
kekuatan yang balik melawan
arus menyamaratakan manusia
dan untuk ditengah-tengah
kebudayaan global masyarakat
Indonesia.
2. Kebudayaan Indonesia yang
menjadi yaitu kebudayaan
indonesia yang menjadi adalah
suatu weltanschaung artinya
merupakan pegangan dari
setiap insan dan setiap insan
dan setiap budaya mikro
indonesia dan sistem yang
disebut dengan value sistem
dari proses pendidikan nasional
dengan
paradigma
shift
pendidikan.
3. Konsep
pendidikan
multikultural normatif yaitu
mengkonsepkan
pendidikan
multikultur yang deskriptif
yang hanya sekedar mengakui
adanya pluralistik dari sukusuku bangsa Indonesia. Untuk
mempunyai tugas cita- cita
tersebut budaya lokal bagi
terwujudnya suatu kebudayaan
yang dimiliki seluruh bangsa
Indonsia.
4. Pendidikan
multikultural
merupakan suatu rekontruksi
sosial. Suatu rekontruksi sosial
artinya melihat kehidupan
sosial dewasa ini masalah yang
terjadi seperti masalah etnis,
bangsa, suku, ras dan agama
yang berbeda-beda hal ini
dipecahkan dengan pendidikan
multikulturalisme dan kearifan
lokal daerah masing- masing
dalam penyelesaian masalah
rekontruksi sosial.
Nilai-nilai
pendidikan
demokrasi
dalam
pendidikan
demokrasi
menekankan
pada
pengembangan
keterampilan
intelektual, keterampilan pribadi dan
sosial. Dalam dunia pendidikan
haruslah ada tuntutan kepada sekolah
untuk mentransfer pengajaran yang
bersifat akademis ke dalam realitas
kehidupan yang luas di masyarakat.
Demokrasi di sekolah dapat diartikan
sebagai pelaksanaan seluruh kegiatan
di sekolah yang sesuai dengan nilainilai demokrasi.
Mekanisme
berdemokrasi
dalam politik tidak sepenuhnya
sesuai dengan mekanisme dalam
kepemimpinan lembaga pendidikan,
namun secara substantif, sekolah
demokratis
adalah
membawa
semangat demokrasi tersebut dalam
perencanaan,
pengelolaan
dan
evaluasi penyelenggaraan pendidikan
di sekolah sesuai dengan nilai-nilai
yang terkadung di dalam Demokrasi
Pancasila.
RELAVANSI
PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Pendidikan Multikultural dapat
dikatakan secara sederhana atas
pengakuan
pluralisme
budaya,
4
pluralisme budaya bukan suatu yang
given tetapi merupakan proses dalam
nilai- nilai di dalam suatu komunitas.
Proses pendidikan multikulturalisme
di Indonesia telah dihubungkan
dengan pendidikan demokrasi yang
ada pada abad ke-XXI ini terlihat
pada padangan tokoh ahli barat yaitu
John Dewey dengan mengkaitkan
dua hal yang terkait dengan
keduanya.
Sebuah demokrasi bukanlah
hanya masalah prosedural/bentuk
pemerintahan tetapi merupakan suatu
cara mengajar kehidupan berbangsa
dan bernegara hal ini disebut pada
bahasa inggris disebut dengan way of
live and weltanschaung dan hal ini
harus dicapai dan proses pendidikan,
yaitu sebuah proses pendidikan
demokrasi.
Pendidikan
demokrasi
relevansi
terhadap
pendidikan
multikulturalisme yaitu memberikan
pendidikan dengan suatu konsep dan
kearifan lokal tempat sekolah
terhadap siswa-siswa, yang masingmasing mempunyai budaya, suku,
ras, agama, kelas ekonomi yang
berbeda untuk disetarakan & tidak
dibeda-bedakan satu sama lain sesuai
dengan konsep bhanika tunggal ika
sehingga
pendidikan
multikulturalisme
dapat
terlaksanakan dengan baik (Ahmad
Saeni, 2011: 525).
Pendidikan multikulturalisme
terhadap pendidikan demokrasi yaitu
diseimbangkan dengan nilai- nilai
kemajemukan
bangsa
yang
dihubungkan dan era reformasi
sekarang ini dan diatur dengan mutu
standaritasi pendidikan nasional.
Dengan adanya keterkaitan antara
kedua pendidikan tersebut maka
yang harus diimbangi dengan rasa
nasionalisme, identitas bangsa dan
pengaruh globalisasi dunia supaya
ada rasa cinta tanah air dan cinta
Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI).
Dengan adanya hal tersebut
diharapkan
siswa-siswi
dapat
mempunyai rasa nasionalisme yang
tinggi yang bisa menyaring arus
zaman modern globalisasi dengan
baik yang datangnya dari luar dan
cinta tanah air Indonesia. Siswasiswa bisa menerapkan pendidikan
demokrasi berbasis multikulturalisme
di sekolah dengan cara membagi
tugas dari guru dalam urusan panitia
acara pertunjukan seni, mereka
mengkelompokkan sesuai dengan
golongan perbedaan suku, ras, agama
yang bermacam macam sehingga
tugasnya dapat terlaksana dengan
baik.
Guru-guru
memberikan
toleransi terhadap siswa-siswa dan
perbedaan agamanya masing-masing
dan dapat menyikapi budaya masingmasing siswa berbagai suku dan
kelas ekonomi, disamaratakan tidak
dibeda-bedakan
sesuai
dengan
sekolah dan kearifan lokal masingmasing sekolah, sehingga pendidikan
berbasis
demokrasi
bisa
terlaksanakan dengan baik di sekolah
yang diterapkan oleh para siswasiswa guru-guru yang mengajar di
sekolah (Ahmad Saeni, 2011: 525).
Sekolah-sekolah yang sudah
menerapkan sistem seperti ini yaitu
sekolah stovia medan,
SD
Muhammadiyah Yogyakarta dan
masih banyak yang lain sekolah yang
ada di Indonesia.
Membangun pribadi yang
demokratis merupakan salah satu
fungsi pendidikan nasional seperti
yang tercantum dalam pasal 3 UU
5
Nomor 20/2003 tentang Sisdiknas.
Selain pengembangan nilai-nilai
demokrasi
dalam
pembentukan
mental peserta didik sesuai nilai-nilai
demokrasi, demokrasi di sekolah
juga mencakup proses pembelajaran
untuk meningkatkan kualitas hasil
belajar.
Hal ini diantaranya adalah
untuk menyikapi persoalan yang
tentunya terkait dengan nilai-nilai
demokrasi
dalam
hal
ilmu
pengetahuan. Tujuan pelaksanaan
Demokrasi Pancasila di sekolah yaitu
mendidik
anak-anak
dan
mengantarkan mereka menuju fase
kedewasaan, agar mereka mandiri
baik secara psikologis maupun sosial
dengan menitik beratkan pada
pengembangan
keterampilan
intelektual, keterampilan pribadi dan
sosial.
misalnya
dalam
menggunakan
teknologi
internet
yang
mempermudah dalam pembelajaran
di kelas dalam memperoleh ilmu
pengetahuan, serta budaya cara
berpakaian mengenal fashion yang
bagus supaya bisa mengahadiri pesta
keluarga dan lain-lain, makanan alaala barat yang diseimbangkan dengan
ala budaya Indonesia.
Hal ini semua membawa
dampak yang bagus selagi belum
menyimpang dari budaya Indonesia,
dan membawa manfaat bukan hanya
para siswa-siswa di sekolah tetapi
juga masyarakat umum (H.A.R
Tilaar, 2012: 73). Implementasi
pendidikan multikulturalisme ini
diterapkan di jawa dengan Gerakan
nasional
taman
siswa
dalam
pendidikan yang merupakan gerakan
budaya. Hal ini dijadikan gerakan
akar dari kebudayaan yang hidup di
masyarakat dalam hal budaya jawa.
Hal ini dikonsepkan dengan
unsur poskonalisme untuk melihat
budaya sendiri dengan kacamata
budaya timur sendiri bukan budaya
barat dan menerima budaya barat,
dengan cara disaring terhadap
budaya
kemudian
digabungkan
dengan budaya timur dengan yang
baik pula, contoh memakai bahasa
inggris yang sudah diterapkan dari
awal sekolah SD sampai dengan
SMA, dan hal ini untuk dijadikan
toefoel yang menjadi syarat lulus
kuliah dan melamar besiswa dan
pekerjaan dan masih banyak contoh
yang lain.
Industrilisasi
dunia
yang
menjadikan bangsa maju secara ilmu
pengetahuan dan teknologi hal/
maupun masyarakat di dunia.
Sekolah-sekolah ini tidak hanya
sekedar
merevisi
materi
IMPLEMENTASI PENDIDIKAN
MULTIKULTURAL
DAN
PENDIDIKAN DEMOKRASI
Implementasi/penerapan
pendidikan multikultural dilakukan
dengan berbagai cara yang harus
dikembangkan oleh fasilitator di
sekolah seperti guru, kepala sekolah,
staf-stafnya
yang
bekerjasama
dengan
orangtua
di
rumah,
masyarakat dalam rangka tercapai
pendidikan multikultural dengan
baik.
Pendidikan multikulturalisme
digunakan untuk menyaring arus
globalisasi bangsa barat antara segi
positif dan negatif terutama tentang
budaya barat yang masuk ke
indonesia
dan
mempengaruhi
kehidupan masyarakat indonesia,
dengan ini siswa dapat memilah
budaya barat yang baik untuk
kegiatan pembelajaran di kelas
6
pembelajaran, tetapi juga melakukan
reformasi dalam sistem pembelajaran
itu sendiri, dan sekolah ini yang
memfasilitasi interaksi siswa dari
berbagai latar belakang budaya dan
menyusun program lintas anak asuh
dari kelompok. Untuk mewujudkan
model-model
tersebut
pendidik
multikulturalisme dapat mencakup
tiga kombinasi tranformasi diri,
tranformasi sekolah dan proses
belajar mengajar dan tranformasi
masyrakat (H.A.R Tilaar, 2012: 214).
Pendidikan multikulturalisme
ini dikaitkan dan implementasikan
dengan globalisasi yang memang
pendidikan multikultural sangat
berkembang
seiring
dengan
berkembangnya secara internasional
dan dikaitkan dengan sebuah
presepktif global yang dikaitkan
dengan kebudayaan lokal dan global.
Dengan
istilah
ethic
clarification yaitu pribadi yang
menerima kebudayaan dari luar dan
bangsa lain, dan globalisme pribadi
yang menerima dapat menerima di
berbagai jenis budaya dan bangsa
lain. Pribadi ini bergaul secara
internasional,
mengembangkan
keseimbangan keterkaitan terhadap
budaya bangsa dan budaya global.
Hal
tersebut
membawa
implementasi
pendidikan
multikultural tercapai dengan baik
karena faktor-faktor dari globalisasi,
industrilisasi, perkembangan ilmu
pengetahuan dan iptek dan lain-lain
pendidikan multikultur tercapai di
sekolah dengan baik tidak hanya
siswa-siswa tapi masyarakat umum
juga (Ahmad Saeni, 2011: 815).
Implementasikan pendidikan
multikultural
yang
berisikan
pendidikan multikultural yang dapat
menumbuhkan sikap toleran dari
warga masyarakat supaya mengakui
adanya pluralisme yang digunakan
untuk mengurangi gesekan gesekan
ketegangan di dalam masyarakat,
sehingga diterapkan peran guru yang
mengaplikasikan
kurikulum
pendidikan multikultural terhadap
siswa-siswanya.
Tahap-tahap
menyusun
kurikulum
Pendidikan
multikulturalisme yaitu program
pendidikan, penepatan guru di
Indonesia akan sangat untuk
keberhasilan multikultural. Bab ke-II
akhirnya akan membahas, mengenai
program-program prioritas tersebut
antara lain sebagai pusat demokrasi
pendidikan yang dikaitkan dengan
pelajaran Sejarah maupun PKN,
dengan semua tingkat pendidikan
baik SD maupun SMA, kebijakankebijakan mengenai pendidikan oleh
guru tersebut.
Multikultural dan transformasi
pendidikan nasional tahapnya yaitu
sebagai berikut: Era global tantangan
masa depan, mewujudkan visi
indonesia masa depan masyarakat
demokratis dan bersatu, potensi dan
kendala letak geografis kepulauan
yang luas 600 suku bangsa yang
multikultural, nasionalisme indonesia
baru, manusia indonesia yang cerdas
(H.A.R Tilaar, 2012: 775).
Multikultural
ini
juga
digabungkan pendidikan demokrasi
yang
bersifat
multikultural
nasionalisme, intinya mengakui akan
rasa kebangsaan yang kuat serta
keadilan bagi semua bangsa yang
mengakui banyak keragaman suku
bangsa dan bersifat mational state
cinta tanah air indonesia, dengan ini
di harapkan dapat menjadi bangsa
yang baik dan mengerti tentang
multikultural itu sendiri dengan baik.
7
Multikultural juga dikaitkan
dengan sebuah normatif atau yang
disebut juga dasar-dasar moral apa
yang dilakukan tindakan dengan
pemikiran tindakan moral dan etika
kesopanan dengan tingkah laku yang
baik. Hal ini mewujudkan dengan
kedemokratisan suatu warga negara
dengan adanya budaya yang sangat
beragam dan mengerti dasar bhineka
tunggal Ika sebagai acuan sebuah
integrasi kesatuan Negara Republik
Indonesia (Choirul Mahfud, 2013:
221).
Pengkajian
multikultural
dengan nilai normatif ini adalah
upaya indonesia dalam untuk
membangun bangsa yang utuh yang
terpisahkan oleh geografis yang
begitu luas di masa yang akan datang
yang dinginkan oleh nilai- nilai
pancasila dan azaz demokrsi. Dengan
adanya
implementasi
antara
pendidikan
demokrasi
dan
pendidikan multikultural dengan
dikaitkan dengan mata pelajaran
Sejarah dan PKN dari tingkat SD
sampai
dengan
SMA,
maka
diharapkan kepada siswa- siswa bisa
mengerti tentang toleransi berbudaya
dari berbagai suku bangsa yang
dikaitkan dengan nilai-nilai moral
pancasila dengan kerarifan lokal
sekolah masing-masing. Diterapkan
adanya struktur pemimpinan kelas
yang terdiri ketua kelas, sekretaris &
bendahara lewat perundingan yang
diplih teman-teman sekelas.
Choirul Mahfud. 2013. Pendidikan
Multikultural.
Yogyakarta:
Pustaka Belajar.
H.A.R Tilaar. 2012. Multikultural
Pendidikan Nasional. Jakarta:
PT. Grasindo.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Saeni. 2011. Pendidikan
Multikultural: Konsep dan
Aplikasi. Jakarta: PT.Grafindo
Jaya.
8