Penerapan Kebijakan Kepala Kantor BPN Aceh Besar Dalam Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris Berdasarkan Penetapan Mahkamah Syar’iyah

ABSTRAK

Pembuatan surat keterangan ahli waris khususnya kepala kantor Badan
Pertanahan Nasional Aceh Besar menerapkan kebijakan dalam pembuatan surat
keterangan ahli waris harus dengan putusan Mahkamah Syar’iyah di Aceh. Penerapan
Kebijakan Kepala Kantor BPN Aceh Besar dalam pembuatan Surat Keterangan Ahli
Waris Berdasarkan Putusan Mahkamah Syar’iyah. sangatlah menarik untuk
dicermati dan diteliti. Pertayaannya apakah proses pembuatan keterangan ahli waris
bagi umat Islam di Indonesia memerlukan dasar hukum secara yuridis, mengapa
Kepala BPN Aceh menerapkan kebijakan pembuatan keterangan ahli waris
berdasarkan Mahkamah Sya’iyah serta kendala hukum apa yang muncul dalam
pembuatan surat keterangan ahli waris di Aceh Besar. Penelitian diharapkan dapat
menemukan hukum yang berkaitan dengan pembuatan surat keterangan ahli waris
baik dari segi normatif, filosofis keadilan maupun sosiologisnya, untuk khazanah
pengetahuan hukum pada umumnya khususnya di Aceh Besar.
Penelitian ini penelitian ini bersifat deskriptif analitis, berarti menggambarkan
serta menjelaskan Penerapan Kebijakan Kepala Kantor BPN Aceh Besar dalam
Pembuatan Surat Keterangan Ahli Waris Berdasarkan Penetapan Mahkamah Syariah
pada masyarakat khususnya di Kebupaten Aceh Besar.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembuktian yang diperoleh
berdasarkan penetapan Mahkamah Syar’iyah bahwa kepastian hukum bahwa suatu

peristiwa/fakta yang diajukan itu benar-benar terjadi, guna mendapat putusan hakim
yang benar dan adil. Terhadap seorang istri yang ditinggal mati oleh suaminya ingin
membuat surat keterangan balik nama berdasarkan ahli waris, tetapi Kepala Kantor
Pertanahan Aceh Besar menolak karena penetapan ahli waris harus dari pengadilan
karena suami telah meninggal dunia dan hanya meninggalkan seorang istri saja dan
tidak memiliki anak. Sehingga Surat Keterangan Ahli Waris yang memakai
penetapan Mahkamah Syar’iyah berlaku terhadap kewarisan yang tidak ada lagi ahli
waris satu derajat langsung (anak dan orang tua), penetapan Mahkamah Syar’iyah
untuk penetapan ahli waris selain anak kandung dan orang tua kandung dengan tujuan
agar setiap yang mengakui sebagai ahli waris baik kandung atau wali telah melalui
proses penetapan oleh Mahkamah Syar’iyah dan diketahui oleh saksi. Kebijakan ini
sesuai dengan Peraturan Pemerintah No. 24 tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah.

Kata Kunci : Surat Keterangan Ahli Waris, Kantor BPN Aceh Besar

i

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT


In making Inheritance Certificate, the Head of BPN (National Land Agency)
of Aceh Besar applies the policy on it by the Sharia Court’s Ruling in Aceh.
Therefore, it is very interesting to be observed and analyzed. The questions are
whether the process of making Inheritance Certificate for Moslems in Indonesia
needs legal basis judicially, why the Head of BPN of Aceh Besar who applies the
policy on making Inheritance Certificate is based on the Sharia Court’s Ruling, and
what inhibiting factor in the Sharia Court in making Inheritance Certificate in Aceh
Besar.This research was expected to be able to find any law on the making of
Inheritance Certificate from normative, philosophical, and sociological aspects for
the knowledge of law in Aceh Besar in particular.
The research used descriptive analytic method which described and explained
the application of the Policy of the Head of BPN Aceh Besar based on the Sharia
Court’s Ruling for the people in Aceh Besar.
The result of the research showed that the evidence based on the Sharia
Court’s Ruling which stated that an event/fact had be real in order to get corect and
righteous judge’s decision. A widow of a late husband who wanted to get transfer
title certificate based on heir was rejected by the Head of BPN Aceh Besar because it
had to come from the Court since her husband had died and she did not have any
children. Inheritance Certificate by Sharia Court is in effect for those who have no

heirs in level one (children and parents), The Sharia Court’s Ruling for heirs, besides
biological children and biological parents, is aimed to make every person who claims
himself as heir, either biological or guardian, has undergone the process of the
Sharia Court’s Ruling and has been witnessed by witnesses. This policy is
accordance with the Government Regulation No. 24/1997 on Land Regulation.
Keywords: Inheritance Certificate, Land Office of Aceh Besar

ii

Universitas Sumatera Utara