PROGRAM STUDI AGRIBISNIS DAN ID
Tugas Laporan
Sosiologi Pertanian
PRAKTEK LAPANG
SOSIOLOGI PERTANIAN
Disusun Oleh :
Alfiandi Nur Ilham
G0211 71 526
Nanas
Asisten Pembibing
Vibriany fitri
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu hasil penerapan metode
ilmu dalam mempelajari masyarakat pedesaan, struktur sosial dan organisasi sosial, dan juga sistem
perubahan dasar masyarakat dan proses perubahan sosial yang terjadi di daerah tersebut. Memahami
suatu masyarakat sangat diperlukan dalam upaya melakukan interaksi dengan masyarakat tersebut.
Salah satu upaya untuk memahami masyarakat dapat dilakukan dengan memahami secara mendalam
bentuk-bentuk proses sosial dalam masyarakat, baik dalam konteks masyarakat luas maupun dalam
konteks suatu keluarga yang memiliki norma tertentu. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang
mendalam mengenai proses-proses sosial dalam masyarakat dan keluarga. (Teguh, 2013)
Pemaknaan struktur sosial akan sangat berkaitan dengan komunitas sebagai satu kesatuan system
social. Komunitas adalah suatu unik atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompokkelompok dan kepentingan bersama, baik bersifat fungsional maupun teritorial. Kelompok memiliki
banyak kegunan.
Struktur sosial menunjukkan pada fakta bahwa tindakan individu-individu yang berinteraksi
dipolakan dalam kaitan dengan posisi masing-masing dalam interaksi tersebut. Konsep struktur sosial
yang di maksud adalah pola-pola dalam pengorganisasian sosial, yaitu berhubungan antar status dan
peranan yang relatif bersifat mantap. Struktur sosial merupakan jaringan dari unsur sosial pokok
dalam masyarakat kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, kekuasaan, dan
wewenang.
Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Bantaeng mencari nafkah dengan mengelola kebun,
dimana kebun yang mereka kelola ditanami dengan lebih dari satu jenis tanaman yang biasanya
mereka kenal dengan istilah kebun campur atau gado-gado. Jenis-jenis tanaman yang mereka
usahakan dalam kebun mereka adalah cengkeh, coklat, padi, jagung, dan kacang. Hal inilah yang
melatar belakangi dilakukannya Praktek Lapang Sosial Pertanian.
I.2. Tujuan Field Trip
Field Trip yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung kompetensi
sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga.Latar belakang mahasiswa yang sebagian besar
bukan berasal dari lingkungan pertanian menjadikan tugas lapang ini manjadi pengalaman baru dan
menarik untuk dikaji secara sosiologi. Mahasiswa dapat memahami kekuatan produksi dan hubungan
produksi seorang petani dalam konteks komunitas tani dimana ia hidup. Menganalisis status sosial
dan peran sosial petani dalam stratifikasi sosial masyarakat tani. Mahasiswa juga dapat menganalisis
keanggotaan petani dalam kelompok tani dan organisasi petani dimana ia bergabung. Dapat
menganalisis proses sosial dan bentuk kerjasama dalam konflik yang dialami petani di daerah yang
dikunjungi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Identitas Responden
Nama petani yang saya wawancarai adalah Sakka. Bapak Sakka lahir di Bantaeng pada tahun
1970. Bapak Sakka memiliki seorang istri yang bernama Ibu Rahu. Bapak Sakka dan Ibu Rahu
memiliki 2 orng anak. Tapi sayangnya kedua anak tersebut tidak tinggal bersama Bapak Sakka dan
Ibu Rahu. Bapak Sakka dan Ibu Rahu tinggal bersama orang tua dari Bapak Sakka. Jadi jumlah yang
di tanggung Bapak Sakka sejumlah 3 orang.
II.2. Kekuatan Produksi yang Dimiliki Petani
Produksi adalah proses mencari, mengolakasikan dan mengolah sumber daya menjadi output
dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia. Oleh karena itu, produksi juga mencakup aspek
tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya
(Sari, 2015). Kekuatan produksi yaitu pembagian tipe-tipe kemampuan, peralatan, dan tekhnologi
sebagaimana jenis dan ukuran pasokan buruh yang tersedia di masyarakat. (Wahyuddin, 2015)
Bapak Sakka mengelola lahan yang luasnya 25 are. Lahan tersebut adalah lahan yang bukan
miliknya sendiri. Peraltan yang digunakan oleh bapak Sakka dalam mengerjakan lahan tersebut
dengan menggunakan alat seperti cangkul, sabit, dan lain lain. Hasil produksi yang didapatkan oleh
bapak Sakka pada saat panen ada 10 karung beras yang beratnya 50 kg. Pendapatan usaha tani pak
Sakka dalam kurun waktu setahun itu tidak tetap tergantung berapa upah yang diberikan oleh petani
pemilik.
II.3. Hubungan Produksi
Hubungan produksi yaitu hubungan hak milik dalam masyarakat, hubungan sosial sesuai apa
yang telah diatur masyarakat tentang kondisi dan kekuatan produksi dan dalam menyalurkan hasil
produksi kepada anggota masyarakat. (Wahyuddin, 2015) Hubungan produksi terbagi menjadi
pembagian kerja dalam proses produksi dan hubungan sosial antara pelaku produksi. Adapun
hubungan produksi informan yaitu dalam proses produksi tanaman beras, beliau biasanya dibantu oleh
anak, keponakan, atau tetangganya.
Yang terlibat dalam proses usaha tani Pak Sakka dibantu oleh tenaga kerja keluarga. Tenaga
kerja keluarga yang turut serta dalam kegiatan pertanian adalah anaknya dan Ibu Rahu. Pekerjaan
yang biasanya dilakukan oleh tenaga kerja keluarga ialah menggemburkan lahan untuk ditanami padi,
proses penanaman padi, dan penjagaan lahan pertanian agar tidak diserang oleh hama.
II.4. Status Sosial
Stratifikasi stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan
dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya: dalam
komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah. Pembedaan dan/atau
pengelompokan ini didasarkan pada adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga
atau bernilai — baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum, budaya maupun
dimensi lainnya — dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol tersebut misalnya,
kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan (Singgih, 2014)
Dari data yang saya dapatkan status sosial dari Bapak Sakka adalah sebagai petani tidak
berlahan atau biasa disebut dengan petani pekerja. Bapak Sakka termasuk sebagai petani berlahan
sempit karena rata-rata petani di daerah Tanah Loe memiliki lahan sebesar ±50 are sedangkan Bapak
Sakka hanya mengerjakan lahan sebesar 25 are.
II.5. Keanggotaan Dalam Kelompok
Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani
dewasa (pria/wanita) maupum petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah
kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan
dipimpin oleh seorang kontaktani. Peranan kelompok tani adalah sebagai sarana kelas belajar,
kerjasama dan sebagai unit produksi, peningkatan produksi dan keberhasilan usahatani. (Matanari ,
2017)
Dari data yang saya dapatkan Pak Sakka tidak pernah mengikuti yang namanya Kelompok
Tani. Disebabkan Pak Sakka hanyalah petani penggarap. Tetapi Pak Sakka mustinya ikut di dalam
kelompok tani. Karena kelompok ikut dalam kelompok tani memiliki banyak keuntungan.
II.6. Kerjasama dan Konflik
Kerjasama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat
dan lebih baik. (Sari, 2010)
Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic
antara dua atau lebih pihak, konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggotaanggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan, karena mereka
harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja atau karena
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau presepsi. (Ormando, 2013)
Durkheim menjelaskan adanya dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat
pembagian kerja dalam masyarakat. Pada masyarakat dengan sistem pembagian kerja yang rendah,
akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat dengan pembagian kerja
yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organik. Secara singkat, solidaritas mekanik
berbentuk karena adanya saling kesamaan antar anggota masyarakat, yang dimaksud dengan
kesamaan antar anggota masyarakat bisa dilihat dari tujuan masyarakat itu sendiri dan adat yang
mereka biasa lakukan sehingga dapat tercipta solidaritas sedangkan solidaritas organik lebih terbentuk
karena adanya perbedaan antar anggota masyarakat. Perbedaan jenis pekerjaan, pemikiran dan gaya
hidup orang kota menyebabkan terciptanya solidaritas organik sehingga dengan adanya perbedaan
tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling bergantung sama lain. (Silvia, 2016)
Dari hasil observasi yang saya lakukan Bapak Sakka mengatakan bahwa di daerah Tanah Loe
pernah terjadi konflik yang disebabkan karena ada petani yang tidak kebagian pupuk pembagian dari
pemerintah. Selain konflik ada juga kegiatan kerjasama yaitu membuat jalan di areal persawahan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
III.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktek lapang yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Kelurahan Tanah Loe, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng memiliki
permasalahan permasalahan yang sering timbul yaitu organisasi atau lembaga kelompok sosial yang
tidak sesuai dengan fungsinya, kurangnya penyuluhan mengenai masalah pertanian, serta pengenalan
teknologi kepada masyarakat yang kurang memadai. Kasus atau masalah ini timbul karena kurangnya
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, dan interaksi sosial yang kurang terjalin serta tidak
berfungsinya teori stuktural fungsional di dalam masyarakat setempat. Adapun solusi yang dapat
kami usulkan yaitu sebaiknya pemerintah setempat berperan akif dalam dalam menangani masalah
atau kasus sosial yang terjadi serta memberikan fasilitas kepada masyarakat sehingga masyarakat
dapat berorganisasi dalam suatu kelompok sosial.
IV.2. Saran
Saran kami selama praktek lapang sosiologi pertanian yaitu sebaiknya praktek lapang ini
dilaksanakan pada daerah yang memiliki areal pertanian yang lebih luas, sehingga tidak menyulitkan
praktikan dalam merespoden untuk diwawancarai, praktikan dapat mengetahui bagaimana struktur
sosial masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Matanari, Salmiah, Emalisa. 2015. Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi Padi
Sawah (Oriza Sativa) Di Desa Hutagugung Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Sumatera:
Universitas Sumatera Utara
Ormando, Bill. 2013. Studi Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Di Dalam Proyek Konstruksi.
Jogjakarta : Universitas Atmajaya
Sari, R. 2015. repository.uin-suska.ac.id/6740/4/BAB%20III.pdf (11 November 2017)
Silvia, Winda. 2016. Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura di Desa Dalegan
Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampe
Teguh, 2013.
Singgih, DS. 2014. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi . Surabaya :
Universitas Airlangga
Wahyuddin, Imam. 2015. Pemirikiran Karl Marx Tentang Dialektika. Sorong: STAIN
Sosiologi Pertanian
PRAKTEK LAPANG
SOSIOLOGI PERTANIAN
Disusun Oleh :
Alfiandi Nur Ilham
G0211 71 526
Nanas
Asisten Pembibing
Vibriany fitri
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
2017
I. PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang
Sosiologi pertanian adalah suatu pengetahuan sistematis dari suatu hasil penerapan metode
ilmu dalam mempelajari masyarakat pedesaan, struktur sosial dan organisasi sosial, dan juga sistem
perubahan dasar masyarakat dan proses perubahan sosial yang terjadi di daerah tersebut. Memahami
suatu masyarakat sangat diperlukan dalam upaya melakukan interaksi dengan masyarakat tersebut.
Salah satu upaya untuk memahami masyarakat dapat dilakukan dengan memahami secara mendalam
bentuk-bentuk proses sosial dalam masyarakat, baik dalam konteks masyarakat luas maupun dalam
konteks suatu keluarga yang memiliki norma tertentu. Untuk itulah diperlukan pemahaman yang
mendalam mengenai proses-proses sosial dalam masyarakat dan keluarga. (Teguh, 2013)
Pemaknaan struktur sosial akan sangat berkaitan dengan komunitas sebagai satu kesatuan system
social. Komunitas adalah suatu unik atau kesatuan sosial yang terorganisasikan dalam kelompokkelompok dan kepentingan bersama, baik bersifat fungsional maupun teritorial. Kelompok memiliki
banyak kegunan.
Struktur sosial menunjukkan pada fakta bahwa tindakan individu-individu yang berinteraksi
dipolakan dalam kaitan dengan posisi masing-masing dalam interaksi tersebut. Konsep struktur sosial
yang di maksud adalah pola-pola dalam pengorganisasian sosial, yaitu berhubungan antar status dan
peranan yang relatif bersifat mantap. Struktur sosial merupakan jaringan dari unsur sosial pokok
dalam masyarakat kelompok sosial, kebudayaan, lembaga sosial, stratifikasi, kekuasaan, dan
wewenang.
Pada umumnya masyarakat di Kabupaten Bantaeng mencari nafkah dengan mengelola kebun,
dimana kebun yang mereka kelola ditanami dengan lebih dari satu jenis tanaman yang biasanya
mereka kenal dengan istilah kebun campur atau gado-gado. Jenis-jenis tanaman yang mereka
usahakan dalam kebun mereka adalah cengkeh, coklat, padi, jagung, dan kacang. Hal inilah yang
melatar belakangi dilakukannya Praktek Lapang Sosial Pertanian.
I.2. Tujuan Field Trip
Field Trip yang dilakukan merupakan salah satu pengalaman untuk mendukung kompetensi
sebagai mahasiswa pertanian yang sangat berharga.Latar belakang mahasiswa yang sebagian besar
bukan berasal dari lingkungan pertanian menjadikan tugas lapang ini manjadi pengalaman baru dan
menarik untuk dikaji secara sosiologi. Mahasiswa dapat memahami kekuatan produksi dan hubungan
produksi seorang petani dalam konteks komunitas tani dimana ia hidup. Menganalisis status sosial
dan peran sosial petani dalam stratifikasi sosial masyarakat tani. Mahasiswa juga dapat menganalisis
keanggotaan petani dalam kelompok tani dan organisasi petani dimana ia bergabung. Dapat
menganalisis proses sosial dan bentuk kerjasama dalam konflik yang dialami petani di daerah yang
dikunjungi.
II. HASIL DAN PEMBAHASAN
II.1. Identitas Responden
Nama petani yang saya wawancarai adalah Sakka. Bapak Sakka lahir di Bantaeng pada tahun
1970. Bapak Sakka memiliki seorang istri yang bernama Ibu Rahu. Bapak Sakka dan Ibu Rahu
memiliki 2 orng anak. Tapi sayangnya kedua anak tersebut tidak tinggal bersama Bapak Sakka dan
Ibu Rahu. Bapak Sakka dan Ibu Rahu tinggal bersama orang tua dari Bapak Sakka. Jadi jumlah yang
di tanggung Bapak Sakka sejumlah 3 orang.
II.2. Kekuatan Produksi yang Dimiliki Petani
Produksi adalah proses mencari, mengolakasikan dan mengolah sumber daya menjadi output
dalam rangka meningkatkan mashlahah bagi manusia. Oleh karena itu, produksi juga mencakup aspek
tujuan kegiatan menghasilkan output serta karakter-karakter yang melekat pada proses dan hasilnya
(Sari, 2015). Kekuatan produksi yaitu pembagian tipe-tipe kemampuan, peralatan, dan tekhnologi
sebagaimana jenis dan ukuran pasokan buruh yang tersedia di masyarakat. (Wahyuddin, 2015)
Bapak Sakka mengelola lahan yang luasnya 25 are. Lahan tersebut adalah lahan yang bukan
miliknya sendiri. Peraltan yang digunakan oleh bapak Sakka dalam mengerjakan lahan tersebut
dengan menggunakan alat seperti cangkul, sabit, dan lain lain. Hasil produksi yang didapatkan oleh
bapak Sakka pada saat panen ada 10 karung beras yang beratnya 50 kg. Pendapatan usaha tani pak
Sakka dalam kurun waktu setahun itu tidak tetap tergantung berapa upah yang diberikan oleh petani
pemilik.
II.3. Hubungan Produksi
Hubungan produksi yaitu hubungan hak milik dalam masyarakat, hubungan sosial sesuai apa
yang telah diatur masyarakat tentang kondisi dan kekuatan produksi dan dalam menyalurkan hasil
produksi kepada anggota masyarakat. (Wahyuddin, 2015) Hubungan produksi terbagi menjadi
pembagian kerja dalam proses produksi dan hubungan sosial antara pelaku produksi. Adapun
hubungan produksi informan yaitu dalam proses produksi tanaman beras, beliau biasanya dibantu oleh
anak, keponakan, atau tetangganya.
Yang terlibat dalam proses usaha tani Pak Sakka dibantu oleh tenaga kerja keluarga. Tenaga
kerja keluarga yang turut serta dalam kegiatan pertanian adalah anaknya dan Ibu Rahu. Pekerjaan
yang biasanya dilakukan oleh tenaga kerja keluarga ialah menggemburkan lahan untuk ditanami padi,
proses penanaman padi, dan penjagaan lahan pertanian agar tidak diserang oleh hama.
II.4. Status Sosial
Stratifikasi stratifikasi sosial adalah sebuah konsep yang menunjukkan adanya pembedaan
dan/atau pengelompokan suatu kelompok sosial (komunitas) secara bertingkat. Misalnya: dalam
komunitas tersebut ada strata tinggi, strata sedang dan strata rendah. Pembedaan dan/atau
pengelompokan ini didasarkan pada adanya suatu simbol -simbol tertentu yang dianggap berharga
atau bernilai — baik berharga atau bernilai secara sosial , ekonomi, politik, hukum, budaya maupun
dimensi lainnya — dalam suatu kelompok sosial (komunitas). Simbol -simbol tersebut misalnya,
kekayaan, pendidikan, jabatan, kesalehan dalam beragama, dan pekerjaan (Singgih, 2014)
Dari data yang saya dapatkan status sosial dari Bapak Sakka adalah sebagai petani tidak
berlahan atau biasa disebut dengan petani pekerja. Bapak Sakka termasuk sebagai petani berlahan
sempit karena rata-rata petani di daerah Tanah Loe memiliki lahan sebesar ±50 are sedangkan Bapak
Sakka hanya mengerjakan lahan sebesar 25 are.
II.5. Keanggotaan Dalam Kelompok
Kelompok tani adalah sekumpulan orang-orang tani atau petani yang terdiri dari petani
dewasa (pria/wanita) maupum petani-taruna yang terikat secara informal dalam suatu wilayah
kelompok atas dasar keserasian dan kebutuhan bersama serta berada di lingkungan pengaruh dan
dipimpin oleh seorang kontaktani. Peranan kelompok tani adalah sebagai sarana kelas belajar,
kerjasama dan sebagai unit produksi, peningkatan produksi dan keberhasilan usahatani. (Matanari ,
2017)
Dari data yang saya dapatkan Pak Sakka tidak pernah mengikuti yang namanya Kelompok
Tani. Disebabkan Pak Sakka hanyalah petani penggarap. Tetapi Pak Sakka mustinya ikut di dalam
kelompok tani. Karena kelompok ikut dalam kelompok tani memiliki banyak keuntungan.
II.6. Kerjasama dan Konflik
Kerjasama (Cooperation) adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau kelompok
diantara kedua belah pihak manusia untuk tujuan bersama dan mendapatkan hasil yang lebih cepat
dan lebih baik. (Sari, 2010)
Konflik dapat didefinisikan sebagai segala macam interaksi pertentangan atau antagonistic
antara dua atau lebih pihak, konflik organisasi adalah ketidak sesuaian antara dua atau lebih anggotaanggota atau kelompok-kelompok organisasi yang timbul karena adanya kenyataan, karena mereka
harus membagi sumber daya-sumber daya yang terbatas atau kegiatan-kegiatan kerja atau karena
kenyataan bahwa mereka mempunyai perbedaan status, tujuan, nilai, atau presepsi. (Ormando, 2013)
Durkheim menjelaskan adanya dua tipe solidaritas sosial yang dikaitkan dengan tingkat
pembagian kerja dalam masyarakat. Pada masyarakat dengan sistem pembagian kerja yang rendah,
akan menghasilkan tipe solidaritas mekanik, sedangkan pada masyarakat dengan pembagian kerja
yang kompleks akan menghasilkan tipe solidaritas organik. Secara singkat, solidaritas mekanik
berbentuk karena adanya saling kesamaan antar anggota masyarakat, yang dimaksud dengan
kesamaan antar anggota masyarakat bisa dilihat dari tujuan masyarakat itu sendiri dan adat yang
mereka biasa lakukan sehingga dapat tercipta solidaritas sedangkan solidaritas organik lebih terbentuk
karena adanya perbedaan antar anggota masyarakat. Perbedaan jenis pekerjaan, pemikiran dan gaya
hidup orang kota menyebabkan terciptanya solidaritas organik sehingga dengan adanya perbedaan
tersebut menyebabkan setiap anggota masyarakat saling bergantung sama lain. (Silvia, 2016)
Dari hasil observasi yang saya lakukan Bapak Sakka mengatakan bahwa di daerah Tanah Loe
pernah terjadi konflik yang disebabkan karena ada petani yang tidak kebagian pupuk pembagian dari
pemerintah. Selain konflik ada juga kegiatan kerjasama yaitu membuat jalan di areal persawahan.
III. KESIMPULAN DAN SARAN
III.1. Kesimpulan
Berdasarkan praktek lapang yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa
masyarakat Kelurahan Tanah Loe, Kecamatan Gantarang Keke, Kabupaten Bantaeng memiliki
permasalahan permasalahan yang sering timbul yaitu organisasi atau lembaga kelompok sosial yang
tidak sesuai dengan fungsinya, kurangnya penyuluhan mengenai masalah pertanian, serta pengenalan
teknologi kepada masyarakat yang kurang memadai. Kasus atau masalah ini timbul karena kurangnya
sosialisasi atau penyuluhan kepada masyarakat, dan interaksi sosial yang kurang terjalin serta tidak
berfungsinya teori stuktural fungsional di dalam masyarakat setempat. Adapun solusi yang dapat
kami usulkan yaitu sebaiknya pemerintah setempat berperan akif dalam dalam menangani masalah
atau kasus sosial yang terjadi serta memberikan fasilitas kepada masyarakat sehingga masyarakat
dapat berorganisasi dalam suatu kelompok sosial.
IV.2. Saran
Saran kami selama praktek lapang sosiologi pertanian yaitu sebaiknya praktek lapang ini
dilaksanakan pada daerah yang memiliki areal pertanian yang lebih luas, sehingga tidak menyulitkan
praktikan dalam merespoden untuk diwawancarai, praktikan dapat mengetahui bagaimana struktur
sosial masyarakat yang berprofesi sebagai petani.
IV. DAFTAR PUSTAKA
Matanari, Salmiah, Emalisa. 2015. Peranan Kelompok Tani Terhadap Peningkatan Produksi Padi
Sawah (Oriza Sativa) Di Desa Hutagugung Kecamatan Sumbul Kabupaten Dairi. Sumatera:
Universitas Sumatera Utara
Ormando, Bill. 2013. Studi Faktor-Faktor Penyebab Terjadinya Konflik Di Dalam Proyek Konstruksi.
Jogjakarta : Universitas Atmajaya
Sari, R. 2015. repository.uin-suska.ac.id/6740/4/BAB%20III.pdf (11 November 2017)
Silvia, Winda. 2016. Solidaritas dan Fanatisme Komunitas Reggae Pantura di Desa Dalegan
Kecamatan Panceng Kabupaten Gresik. Surabaya: Universitas Islam Negeri Sunan Ampe
Teguh, 2013.
Singgih, DS. 2014. Prosedur Analisis Stratifikasi Sosial dalam Perspektif Sosiologi . Surabaya :
Universitas Airlangga
Wahyuddin, Imam. 2015. Pemirikiran Karl Marx Tentang Dialektika. Sorong: STAIN