PERBEDAAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERP doc

PERBEDAAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA
MAHASISWA FISIP UNIVERSITAS BRAWIJAYA DITINJAU DARI
KEAKTIFAN BERORGANISASI
Frisca Mulyanafi
Program Studi Psikologi, Universitas Brawijaya Malang
[email protected]

Abstract
This study aimed to determine differences in interpersonal communication skills
on student FISIP Brawijaya University in terms of liveliness organize. The population
in this study were 5th semester students who organize in FISIP Brawijaya University.
The sampling technique used by researcher was simple random sampling. The subjects
are grouped into groups active in organizations and groups are not active in
organizations. The number of subjects in the active group to organize as many as 108
subjects and subjects in the inactive group to organize as many as 108 subjects, so that
the total number of subjects was 216. Extracting data using the Interpersonal
Communication Skills Scale Likert model developed by the researchers based on the
theory of Joseph DeVito. Data analysis was performed by independent samples t test. T
value is -5439 with p = 0.000, which means there is a significant interpersonal
communication skills on students FISIP Brawijaya University in terms of liveliness
organize.

Keywords : Interpersonal Communication skills, Organizational Liveliness

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan keterampilan komunikasi
interpersonal pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan
berorganisasi. Populasi pada penelitian ini adalah mahasiswa semester 5 yang
berorganisasi di FISIP Universitas Brawijaya. Teknik pengambilan sampel yang
digunakan peneliti adalah simple random sampling. Subyek dikelompokkan menjadi
kelompok aktif berorganisasi dan kelompok tidak aktif berorganisasi. Jumlah subyek
pada kelompok aktif berorganisasi sebanyak 108 subyek dan subyek pada kelompok
tidak aktif berorganisasi sebanyak 108 subyek, sehingga jumlah keseluruhan subyek
adalah 216. Penggalian data menggunakan Skala Keterampilan Komunikasi
Interpersonal dengan model Likert yang disusun oleh peneliti berdasarkan teori dari
Joseph DeVito. Analisis data menggunakan Uji t dua sampel bebas. Nilai t hitung
adalah -5.439 dengan nilai p = 0.000 yang berarti terdapat perbedaan keterampilan
komunikasi interpersonal yang signifikan pada mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya
ditinjau dari keaktifan berorganisasi.
Kata Kunci : Keterampilan Komunikasi Interpersonal, Keaktifan Berorganisasi

1


2

PENDAHULUAN
Mahasiswa merupakan bagian dari civitas akademika yang sedang menempuh
pendidikan di Perguruan Tinggi. Mahasiswa yang berada pada jenjang pendidikan ini
memiliki otoritas diri yang lebih besar karena sebagai seorang mahasiswa, mereka
dianggap

telah mampu mengatur dan melaksanakan tanggung jawabnya sendiri.

Seorang mahasiswa memiliki kesempatan untuk dapat mengasah keterampilannya
dalam berbagai aspek sesuai dengan keinginan dan kemampuan yang dimiliki selama
berada di Perguruan Tinggi. Menurut Irianto (2006) Perguruan Tinggi adalah komunitas
ilmiah. Konsep komunitas ilmiah di sini dianggap identik dengan komunitas pelajar atau
komunitas akademik, oleh karena itu Perguruan Tinggi berisi orang-orang yang
memiliki intelektualitas.
Mahasiswa sebagai elemen penting dalam sebuah institusi pendidikan dapat
memberikan kontribusi besar terhadap kemajuan lembaga yang menaunginya. Auguste
Comte pernah menyatakan bahwa mahasiswa sebagai “agent of change” diharuskan

memiliki kemampuan yang dikelompokkan menjadi kemampuan kognitif (intelektual),
afektif (sikap), dan psikomotorik (keterampilan) (Azis, Sunyoto, & Widodo, 2008).

Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya
diharapkan dapat menjadi bagian dari “agent of change” yang berprestasi secara
akademik

maupun

non-akademik,

sehingga

mahasiswa

tidak

hanya

memiliki


intelektualitas yang tinggi, tetapi juga mampu menerapkan ilmu pengetahuannya di
masyarakat.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya adalah salah
satu

Fakultas

mahasiswanya.

yang

juga telah menetapkan standar kualifikasi tersendiri untuk

Kualifikasi yang perlu dimiliki oleh mahasiswa FISIP Universitas

Brawijaya dalam hal keterampilan yaitu mahasiswa mampu mengembangkan potensi
diri baik secara keilmuan maupun personal dalam bidang minat dan bakat melalui
pengembangan keorganisasian dan kepemimpinan dalam berbagai kegiatan pelatihan
yang terarah guna mempersiapkan diri sebagai pelopor generasi muda di masa depan

(Buku Panduan FISIP UB, 2009). Salah satu keterampilan yang harus dimiliki oleh
mahasiswa di Perguruan Tinggi khususnya mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya
adalah keterampilan dalam komunikasi interpersonal. Smith (Matin, Jandaghi, Karimi,
& Hamidizadeh, 2010) mendefinisikan keterampilan komunikasi interpersonal sebagai

3

kemampuan yang baik dalam bekerja sama, dan melibatkan penerimaan kepada orang
lain tanpa adanya prasangka. Hal ini tidak selalu berarti bahwa seseorang menyukai
orang lain,

tetapi bagaimana mengatasi ketidaksukaan tersebut untuk

mencapai

kesuksesan dalam tugas-tugas yang dimiliki.
Mahasiswa
namun

selain


memang

perlu

memiliki kemampuan intelektual yang memadai,

memiliki

kemampuan

dalam

bidang

akademik,

keterampilan

berkomunikasi juga diperlukan untuk menunjang kemampuan akademiknya. Dalam

bidang pekerjaan, mahasiswa sebagai lulusan dari Perguruan Tinggi juga harus bersaing
dengan mahasiswa lainnya untuk mendapatkan posisi di perusahaan atau instansi
tertentu, sehingga mahasiswa perlu untuk memaksimalkan kemampuannya bukan hanya
secara intelektual,

tetapi juga kemampuan lain seperti keterampilan komunikasi

interpersonal. Hasil survei National Association of Colleges and Employers (NACE)
pada tahun 2002 di Amerika Serikat menyatakan bahwa 5 diantara 20 kualitas lulusan
Perguruan Tinggi yang diharapkan di dunia kerja adalah kemampuan untuk memimpin
(3,97%), kemampuan untuk bekerja sama dengan (4,54%), kemampuan berorganisasi
(4,05%), kemampuan berkomunikasi (4,69%), kemampuan interpersonal (4,50%) (Putri
& Handoyo, 2010).
Menurut Johson keterampilan dalam berkomunikasi bukan merupakan bawaan
sejak lahir dan juga tidak akan muncul secara tiba-tiba saat kita memerlukannya,
keterampilan tersebut harus dipelajari dan dilatih (Supratiknya, 1995). Survei yang
dilakukan oleh Yoshida, Milgrom, & Coldwell (2002) di Washington menyebutkan
bahwa dibutuhkan pembelajaran untuk

dapat


mencapai keterampilan komunikasi

interpersonal yang baik. Proses belajar yang baik terbukti dapat meningkatkan
keterampilan komunikasi interpersonal. Orang-orang yang sering belajar berkomunikasi
memiliki

keterampilan

komunikasi

interpersonal

yang

hanya

mengetahui

cara


berkomunikasi yang baik, tetapi tidak mempraktekkannya.
Mahasiswa yang menempuh pendidikan di FISIP Universitas Brawijaya, selain
mengikuti kegiatan perkuliahan juga dapat mengikuti kegiatan non-akademik seperti
organisasi kemahasiswaan. Keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan kampus dapat
memberi pengalaman dan juga kesempatan untuk menjalin relasi dengan mahasiswa
lainnya, sehingga dari interaksi tersebut mereka dapat menciptakan hubungan yang
saling menguntungkan. Mahasiswa yang terlibat dalam kegiatan kampus, tentunya juga

4

ikut berpartisipasi dalam suatu organisasi. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP)
di Universitas Brawijaya telah memfasilitasi kegiatan kemahasiswaan. Mahasiswa dapat
menggunakan fasilitas tersebut dan memilih sesuai dengan minatnya.
Partisipasi dalam kegiatan
berorganisasi

diharapkan

keterampilan


mahasiswa

organisasi kemahasiswaan dan eksistensi dalam

dapat

mengembangkan

seperti

keterampilan

wawasan,

komunikasi

kepribadian,

dan


interpersonalnya,

serta

mendukung dan melengkapi pencapaian tujuan secara akademik dan non-akademik.
Organisasi menurut Robbins (1994) adalah suatu unit sosial yang dikoordinasikan
secara sengaja, terdiri dari dua orang atau lebih yang berfungsi pada suatu basis yang
relatif kesinambungan untuk mencapai tujuan atau serangkaian tujuan.
Menurut Miftahuddin (2013) pengalaman berorganisasi memberikan bekal kepada
lulusan perguruan tinggi dalam berbagai hal, antara lain: 1) kemampuan berinteraksi,
kemampuan

berkomunikasi,

menyampaikan
manajemen,

gagasan
seperti

di

kemampuan
muka

perencanaan,

umum,

perpikir
2)

logis-sistematis,

kemampuan

pengorganisasian,

kemampuan

melaksanakan

pelaksanaan,

dan

fungsi

evaluasi,

kemampuan memimpin, serta kemampuan memecahkan permasalahan. Seorang aktifis
saat memasuki dunia kerja akan lebih tanggap, terampil, cekatan, dan mampu
menyesuaikan keadaan. Ia akan lebih mampu mengurai permasalahan yang dihadapi
dalam setiap penugasan. Mahasiswa yang semasa kuliah tidak aktif berorganisasi, maka
ketika memasuki dunia kerja ia baru mulai belajar keterampilan-keterampilan di atas.
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat diketahui mengenai pentingnya
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal bagi mahasiswa, maka penulis tertarik
untuk

melakukan

penelitian

tentang

“Perbedaan

Keterampilan

Komunikasi

Interpersonal pada Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya Ditinjau dari Keaktifan
Berorganisasi”.
HIPOTESIS PENELITIAN
Ha

:

Terdapat

mahasiswa

perbedaan
FISIP

keterampilan

Universitas

komunikasi

Brawijaya

interpersonal

ditinjau

dari

pada

keaktifan

berorganisasi.
Ho

: Tidak terdapat perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada
mahasiswa
berorganisasi.

FISIP

Universitas

Brawijaya

ditinjau

dari

keaktifan

5

TINJAUAN PUSTAKA
Keterampilan Komunikasi Interpersonal
Menurut Wiryanto (2004) komunikasi interpersonal merupakan komunikasi yang
berlangsung dalam situasi tatap muka antara dua orang atau lebih, baik secara
terorganisasi maupun pada kerumunan orang. Komunikasi ini paling efektif mengubah
sikap, pendapat, atau perilaku seseorang.
DeVito (2007) mendefinisikan keterampilan komunikasi interpersonal sebagai
kemampuan

untuk

melakukan

komunikasi

secara

efektif

dengan

orang

lain.

Kemampuan ini merupakan ukuran dari kualitas seseorang dalam berkomunikasi
interpersonal yang meliputi pengetahuan tentang aturan-aturan dalam komunikasi nonverbal, seperti sentuhan dan kedekatan fisik, juga pengetahuan tentang bagaimana
berinteraksi sesuai dengan konteks, memperhatikan orang yang diajak berinteraksi,
memperhatikan volume suara.
Keaktifan Berorganisasi
Keaktifan menurut Suharsono dan Retnoningsih (2005) berasal dari kata aktif,
yang memiliki arti giat, gigih, dinamis, dan bertenaga atau lawan statis atau lamban dan
mempunyai kecenderungan menyebar atau berkembang. Keaktifan merupakan suatu
perilaku yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan seseorang untuk aktif dalam
kegiatan. Keaktifan mahasiswa dalam berorganisasi merupakan suatu perilaku atau
tindakan nyata yang bisa dilihat dari keteraturan dan keterlibatan mahasiswa dalam
kegiatan organisasi tersebut.
Organisasi menurut Robbins (1994) adalah kesatuan (entity) sosial yang
dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi,
yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama
atau

sekelompok

tujuan.

Perkataan

dikoordinasikan

dengan

sadar

mengandung

pengertian manajemen. Kesatuan sosial berarti bahwa unit itu terdiri dari orang atau
kelompok orang yang berinteraksi satu sama lain. Pola interaksi yang diikuti orang di
dalam sebuah organisasi tidak begitu saja timbul, melainkan telah dipikirkan terlebih
dahulu.

6

METODE PENELITIAN
Variabel Penelitian
Variabel bebas pada penelitian ini adalah keaktifan berorganisasi, sedangkan
variabel terikatnya adalah keterampilan komunikasi interpersonal.
Subyek Penelitian
Subyek penelitian berjumlah 216 mahasiswa semester 5 di FISIP Universitas
Brawijaya yang dibedakan menjadi kelompok aktif berorganisasi dan kelompok tidak
aktif berorganisasi. Kelompok subyek yang aktif berorganisasi sebanyak 108 mahasiswa
dan kelompok subyek yang tidak aktif berorganisasi juga sebanyak 108 mahasiswa.
Alat Ukur
Keterampilan komunikasi interpersonal dalam penelitian ini diukur menggunakan
skala yang disusun berdasarkan aspek keterampilan komunikasi interpersonal dari teori
yang dikemukakan oleh Joseph DeVito, yaitu keterbukaan (Openness), perilaku suportif
(Supportiveness), perilaku positif (Positiveness), empati (Empathy), dan kesamaan
(Equality) (Fajar, 2009). Skala keterampilan komunikasi interpersonal merupakan skala
dengan model Likert yang memiliki empat alternatif pilihan jawaban, yaitu ). Skala ini
terdiri dari 32 aitem yang berisi pernyataan favourable dan unfavourable. Uji validitas
dan reliabilitas pada saat uji coba menghasilkan koefisien Cronbach Alpha sebesar
0,890 dengan 32 aitem diterima (standar rix > 0,30). Hal tersebut menunjukkan bahwa
skala keterampilan komunikasi interpersonal adalah reliabel (standar reliabilitas > 0,60).
METODE ANALISIS
Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji t dua sampel bebas
dengan bantuan program SPSS 17.0 for Windows.
HASIL
Hasil perhitungan uji beda dengan menggunakan uji t dua sampel bebas, didapat
nilai t hitung sebesar -5,439 dengan signifikansi 0,000, sementara nilai t tabel sebesar
1,971. Menurut Riduwan (2009) hipotesis diterima apabila t hitung > t tabel. Nilai t
hitung (-5,439) > t tabel (1,971), sehingga dapat dikatakan bahwa hipotesis alternatif
diterima. Nilai t hitung yang negatif menunjukkan bahwa nilai t hitung berada pada
luasan daerah penolakan Ho, sehingga Ho ditolak dan Ha diterima. Hasil uji hipotesis

7

menunjukkan
mahasiswa

terdapat
FISIP

perbedaan

Universitas

keterampilan

Brawijaya

ditinjau

komunikasi
dari

interpersonal

keaktifan

pada

berorganisasi.

Perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal di antara dua kelompok ini, yaitu
subyek yang aktif berorganisasi dan subyek yang tidak aktif berorganisasi adalah
signifikan karena nilai signifikansi (p) 0,000 < 0,05.
PEMBAHASAN
Hasil pengujian

statistik

pada penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa FISIP Universitas
Brawijaya Malang ditinjau dari keaktifan berorganisasi, karena hasil uji hipotesis
menunjukkan nilai t hitung lebih besar dari t tabel (-5,439 > 1,971) dan signifikansi
perbedaan ditunjukkan oleh nilai (p) yang lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05).
Perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal tersebut dapat diketahui juga dari
nilai rata-rata kedua kelompok yang berbeda, yaitu rata-rata keterampilan komunikasi
interpersonal subyek tidak aktif berorganisasi sebesar 89,56 dan subyek yang aktif
berorganisasi memiliki rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar 95,88.
Subyek dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang menempuh pendidikan di
FISIP Universitas Brawijaya. Pengembangan kemampuan intelektual pada mahasiswa
khususnya mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya yang mempelajari ilmu-ilmu sosial
secara bersamaan juga harus memiliki kemampuan interpersonal yang baik, sehingga
dapat menyesuaikan diri dan memberikan manfaat secara praktis kepada masyarakat.
Keterampilan komunikasi interpersonal menurut DeVito (2007) adalah kemampuan
untuk melakukan komunikasi secara efektif dengan orang lain. Kemampuan ini perlu
dimiliki oleh mahasiswa bukan hanya pada saat berhubungan dengan masyarakat, akan
tetapi juga saat proses perkuliahan. Proses perkuliahan khususnya di FISIP Universitas
Brawijaya yang mempelajari ilmu-ilmu sosial, mahasiswa selalu dituntut untuk dapat
memahami kehidupan sosial yang ada di masyarakat daalam bidang sistem politiknya,
pemerintahan, psikologis, sosiologis, hubungan internasional, dan komunikasi di dalam
kehidupan sosial.
Mahasiswa yang mempelajari ilmu sosial tentunya akan sangat erat hubungannya
dengan masyarakat, pada saat perkuliahan mahasiswa seringkali diberikan tugas untuk
mempelajari kehidupan di masyarakat secara lebih dekat dibanding dengan keilmuan di
luar ilmu sosial. Adanya kemampuan berkomunikasi interpersonal yang memadai dapat

8

membuat mahasiswa menunjang kemampuan secara akademik dalam perkuliahan.
Menurut Johnson (Supratiknya, 1995) terdapat beberapa peran penting komunikasi
interpersonal,

seperti membantu perkembangan intelektual dan sosial, membentuk

identitas atau jati diri, membantu dalam pembandingan sosial (social comparison ), dan
menentukan kesehatan mental seseorang.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Brawijaya telah
memfasilitasi mahasiswanya untuk mengembangkan kemampuan intelektualnya melalui
berbagai kegiatan dalam organisasi seperti BEM, DPM, Himpunan Mahasiswa, dan
Lembaga Semi Otonom. Mahasiswa yang aktif berorganisasi seringkali bekerja sama
untuk mencapai suatu tujuan, seperti mengadakan suatu kegiatan, merekrut dan
membina anggota baru, selain itu mereka juga memiliki jabatan dan wewenang masingmasing yang harus dipertanggung-jawabkan. Pencapaian suatu tujuan bersama yang
dilakukan bersama-sama ini juga membutuhkan adanya kemampuan berkomunikasi
yang baik. Individu yang bekerja sama dengan orang lain dalam organisasi untuk
mencapai suatu tujuan bersama akan menghadapi berbagai konflik karena mereka
menyatukan beberapa pemikiran dari anggota-anggotanya, mulai dari ide yang berbeda,
cara penyelesaian masalah yang berbeda, sudut pandang yang berbeda mengenai suatu
konsep, dan hal-hal lainnya.
Yoshida, Milgrom, & Coldwell (2002) mangatakan bahwa proses belajar yang
baik terbukti dapat meningkatkan keterampilan komunikasi interpersonal. Orang-orang
yang sering belajar berkomunikasi memiliki keterampilan komunikasi interpersonal
yang hanya mengetahui cara berkomunikasi yang baik, tetapi tidak mempraktekkannya.
Mahasiswa

yang

tidak

aktif

berorganisasi

dapat

mengetahui

bagaimana

cara

berkomunikasi secara efektif dengan orang lain, akan tetapi mereka tidak benar-benar
menghadapi berbagai situasi yang dapat menguji kemampuan tersebut, sehingga apabila
mereka

mengetahui cara

berkomunikasi mereka

kurang

efektif,

mereka dapat

memperbaiki atau meningkatkannya.
Menurut Syofyan (2013) partisipasi secara aktif dalam organisasi kemahasiswaan
akan membuat mahasiswa terlatih dalam berbicara di depan umum, mengeluarkan
pendapat serta akan melatih mahasiswa untuk bekerja sama dengan orang-orang yang
mempunyai karakter yang berbeda dengan dirinya, belajar untuk menghargai dan
menghormati

orang.

Secara

terpisah

nilai

rata-rata

keterampilan

komunikasi

9

interpersonal yang dimiliki oleh mahasiswa Ilmu Komunikasi sebesar 94,80, Ilmu
Pemerintahan 93,08, Hubungan Internasional 90,22, Psikologi 91,69, Ilmu Politik 94,
dan Sosiologi memiliki nilai rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar
92,5. Hal tersebut menujukkan bahwa mahasiswa di FISIP Universitas Brawijaya
memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang cukup baik karena nilai rata-rata
dari semua jurusan sebesar 92,73 yang berarti nilai tersebut berada dalam kategori
sedang (84 ≤ x ≤ 102). Keterampilan komunikasi interpersonal yang dimiliki oleh
mahasiswa di FISIP Universitas Brawijaya dapat ditingkatkan melalui keterlibatan
dalam berorganisasi.
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengujian statistik maka dapat diambil kesimpulan penelitian,
sabagai berikut:
1.

Terdapat perbedaan keterampilan komunikasi interpersonal pada mahasiswa FISIP
Universitas Brawijaya ditinjau dari keaktifan berorganisasi. Hal ini dibuktikan
oleh nilai uji t sebesar -5,439 dan signifikansi 0,000 yang berarti keterampilan
komunikasi interpersonal berbeda secara signifikan, sehingga hipotesis alternatif
sebagai hipotesis penelitian diterima. Mahasiswa FISIP Universitas Brawijaya
yang

aktif

berorganisasi

memiliki

nilai

rata-rata

keterampilan

komunikasi

interpersonal sebesar 95,88 yang lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa yang
tidak

aktif

berorganisasi

dengan

nilai

rata-rata

keterampilan

komunikasi

interpersonal sebesar 89,56.
2.

Secara keseluruhan mahasiswa yang menempuh pendidikan di FISIP Universitas
Brawijaya memiliki keterampilan komunikasi interpersonal yang cukup baik
karena memiliki nilai rata-rata keterampilan komunikasi interpersonal sebesar
92,73 dan berada dalam kategori sedang (84 ≤ x ≤ 102).

SARAN
Berdasarkan hasil penelitian maka diharapkan bagi mahasiswa agar tidak hanya
mengikuti kegiatan perkuliahan, tetapi juga aktif berorganisasi untuk meningkatkan
kemampuan intelektual secara teoritis maupun praktis dan memilih kegiatan yang
benar-benar sesuai dengan kepribadian dan minatnya. Diharapkan bagi penelitian
selanjutnya agar dapat memperluas subyek penelitian dan melakukan penelitian lanjutan

10

dengan

menghubungkan

atau

membandingkan

variabel

keterampilan

komunikasi

interpersonal atau keaktifan berorganisasi dengan variabel lain, seperti kecerdasan
emosi.
DAFTAR PUSTAKA
Azis, A., Sunyoto, & Widodo, R.S. (2008). Korelasi antara Keaktifan dalam Organisasi
Kemahasiswaan dengan Prestasi Belajar Mahasiswa. Jurnal Pendidikan Teknik
Mesin. 8 (1): 1-2. Diunduh dari http://journal.unnes.ac.id pada 22 Juni 2013.
Buku Panduan FISIP UB. (2009). Buku Panduan. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik Universitas Brawijaya Universitas Brawijaya.
DeVito, J.A. (2007). The Interpersonal Communication Book. USA: Pearson Education.
Fajar, M. (2009). Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktik . Yogyakarta: Graha Ilmu.
Irianto, I.D. (2006). Gaya Hidup Mahasiswa UPN “Veteran” Jawa Timur. Jurnal IlmuIlmu Sosial. 6 (2): 122-123. Diunduh dari http://eprints.upnjatim.ac.id pada 26
Juni 2013.
Matin, Z.H., Jandaghi, G., Karimi, F.H., & Hamidizadeh, A. (2010). Relationship
between Interpersonal Communication Skills and Organizational Commitment
(Case Study: Jahad Keshavarzi and University of Qom, Iran). European Journal
of Social Science. 13 (3): 388-394. Diunduh dari http://ejournal.narotama.ac.id
pada 5 Mei 2013.
Miftahuddin. (2013). Mahasiswa Ideal : Berprestasi, Berorganisasi, dan Berbudi Pekerti.
Artikel. Diunduh dari http://stainsalatiga.ac.id pada 25 Juni 2013.
Putri, H.E., & Handoyo, S. (2010). Hubungan antara Self Esteem terhadap Leadership
Identity pada Mahasiswa Universitas Airlangga Surabaya. Jurnal INSAN. 12 (3):
168-170. Diunduh dari http://210.57.222.46 pada 26 Juni 2013.
Riduwan. (2009). Pengantar Statistika Sosial. Bandung: Alfabeta.
Robbins, S.P. (1994). Teori Organisasi: Struktur, Desain, dan Aplikasi. Jakarta: Arcan.
Suharsono & Retnoningsih, A. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia . Semarang:
Widya Karya.
Supratiknya, A. (1995). Tinjauan Psikologis Komunikasi Antarpribadi. Yogyakarta:
Kanisius.
Syofyan, R. (2013). Pengaruh Ekonomi Keluarga, Partisipasi dalam Organisasi
Kemahasiswaan dan Komunikasi Interpersonal dengan Dosen terhadap Prestasi
Belajar Mahasiswa PSPE. Jurnal Pendidikan Ekonomi. 2 (4): 5-6 Diunduh dari
http://ejournal.unp.ac.id pada 22 Juni 2013.
Wiryanto. (2004). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: Grasindo.

11

Yoshida, T., Milgrom, P., & Coldwell, S . (2002). How Do U.S. and Canadian Dental
Schools Teach Interpersonal Communication Skills. Journal of Dental
Education. 66 (11): 1281-1287. Diunduh dari http://jdentaled.org pada 22 Juli
2013.