ANALISIS PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONA. pdf
ANALISIS PENGARUH KEADILAN ORGANISASIONAL TERHADAP
KINERJA MANAJERIAL DENGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Dewi Fitriyani
Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh keadilan
organisasional yaitu keadilan prosedural dan keadilan distributif terhadap kinerja
manajerial dengan partisipasi penganggaran sebagai variabel intervening. Alat analisa
data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) yang diolah dengan software
statistik SPSS 17. Penelitian akan dilakukan pada 14 Dinas yang ada di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun. Data dikumpulkan melalui survei dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden tingkat manajerial yang terlibat dalam
penyusunan anggaran (penganggaran) di Dinas-dinas tersebut. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung keadilan distributif terhadap kinerja
manajerial, namun keadilan prosedur tidak pengaruh langsung terhadap kinerja
manajerial. Keadilan distributif maupun keadilan prosedural memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap kinerja manajerial melalui partisipasi penganggaran. Dengan
demikian partisipasi penganggaran merupakan variabel intervening antara keadilan
distributif maupun keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci: Keadilan Organisasional, Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif,
Partisipasi Penganggaran, Kinerja Manajerial
bersifat jangka pendek yang disusun
PENDAHULUAN
berdasarkan program kegiatan yang telah
Latar Belakang
dalam
ditetapkan dan menjadi dasar bagi sistem
melaksanakan dan mencapai tujuan yang
pengendalian manajemen. Sebagai bagian
telah
dari sistem pengendalian manajemen,
Setiap
organisasi
ditetapkan
memerlukan
suatu
perencanaan. Perencanaan tersebut dapat
pihak
dituangkan
anggaran.
anggaran melakukan taksiran nilai dan
Anggaran merupakan perencanaan yang
alokasi sumber daya yang diperlukan
dibuat manajerial untuk melaksanakan
untuk mencapai terlaksananya program.
tindakan
dalam
yang
suatu
diukur
dengan
Dalam
uang.
Anggaran juga merupakan rencana yang
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
manajemen
proses
yang
dalam
penganggaran,
adil
dalam
menyusun
adanya
prosedur
337
penyusunan anggaran dapat meyakinkan
langsung antara keadilan prosedural dan
bawahan untuk meningkatkan kinerja.
kinerja
Libby (2001) menyatakan adanya target
Terdapatnya ketidak-konsistenan berbagai
anggaran dan proses penganggaran yang
ha s i l
tidak adil mengakibatkan kinerja bawahan
adanya hubungan yang kompleks dan
menjadi rendah dalam situasi dan dalam
tidak langsung antara keadilan prosedural
kondisi keadilan yang tinggi, kinerja
dengan kinerja (Locke, 1976; Lind dan
selama
Tyler, 1988). Libby (1999) menyatakan
proses
diperbaiki.
penganggaran
Persepsi
dapat
keadilan
bagi
seringkali
penelitian
bahwa
tidak
konsisten.
tersebut
terdapatnya
hasil
disebabkan
yang
t i da k
bawahan dalam proses penganggaran
konsisten tersebut karena tidak jelasnya
sangat
menjamin
apakah keadilan prosedural berkorelasi
pelaksanaan anggaran dan pencapaian
positif dengan kinerja secara langsung
tujuan
ataukah
penting
yang
untuk
te la h
ditetapkan
oleh
melalui
beberapa
variabel
intervening. Zulfikar dan Muwanti (2006)
organisasi.
berguna
menemukan bahwa hubungan keadilan
untuk memahami bagaimana seseorang
prosedural terhadap kinerja manajerial
menilai kewajaran atau keadilan dari
dimediasi
penghargaan
characteristic. Dalam penelitian ini tidak
Konsep
organisasional
(achievement)
yang
oleh
budgetary
goal
diterimanya. Pada dasarnya, Greenberg
menggunakan
(1990) mengungkapkan bahwa keadilan
characteristic sebagai variabel intervening
organisasional memiliki dua komponen
namun partisipasi penganggaran.
Menurut
utama, yaitu keadilan distributif dan
budgetary
goal
Mumpuni
(2005)
sebagai
bawahan
keadilan organisasional. Hal ini juga
partisipasi
ditekankan oleh Folger dan Konovsky
dalam proses penganggaran diperlukan
(1989) bahwa keadilan organisasional
untuk menyelaraskan tujuan setiap bagian
memiliki
dua
dalam
keadilan
prosedural
a s pe k
penting,
da n
yaitu
keadilan
manajer
organisasi
sebagai
pusat
pertanggungjawaban
dengan
tujuan
organisasi secara keseluruhan. Hal ini
distributif.
Mulyasari (2004) menunjukkan
dikuatkan
Brownell
(1982)
yang
terdapatnya hubungan keadilan prosedur
menyatakan partisipasi dinilai sebagai
terhadap
suatu pendekatan manajerial yang dapat
338
kinerja.
Namun
hubungan
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
meningkatkan kinerja personel. Greenberg
prosedural menjadi lebih penting ketika
dan Folger (1983) menyatakan bahwa
kurang
partisipasi dapat meningkatkan kinerja
Penelitian mengenai keadilan distributif
dikarenakan partisipasi memungkinkan
menunjukkan bahwa persepsi individual
bawahan
yang
mengenai keadilan terhadap distribusi
mereka butuhkan kepada atasannya dan
yang diperolehnya mempengaruhi sikap
juga
dan perilaku mereka (Schminke et al.,
mengkomunikasikan
memungkinkan
pegawai
untuk
terdapat
memilih untuk membangun komitmen dan
1997).
Mulyasari
dianggap sebagai tanggung jawab atas
bahwa
persepsi
pilihannya.
distributif
Zulfikar dan Murwanti (2006) juga
untuk
keadilan
distributif.
(2004) menyatakan
mengenai
meningkatkan
mendapat
keadilan
kesempatan
peningkatan
alokasi
menyatakan bahwa hubungan keadilan
anggaran yang menguntungkan. Dalam
prosedural
penelitian mengenai keadilan distributif
dan
kinerja
manajerial
dimediasi oleh variabel intervening. Lau
da n
dan Lim (2002) menemukan hubungan
bertentangan. Wentzel (2002) menemukan
tidak langsung antara persepsi mengenai
adanya
keadilan prosedural dan kinerja dengan
distributif
melalui suatu variabel intervening, yaitu
Mulyasari (2004) tidak menunjukkan
penganggaran
bahwa adanya hubungan antara keadilan
Wasisto
partisipatif.
dan
Begitupun
Sholihin
(2004)
menunjukkan terdapat hubungan langsung
da n
t i da k
langsung
antara
keadilan
kinerja
ditemukan
hubungan
dan
ha s i l
antara
kinerja,
yang
keadilan
sementara
distributif dan kinerja.
Oleh karena itu penelitian ini, akan
menguji
kembali
pengaruh
keadilan
prosedural dan kinerja manajerial melalui
organisasional yaitu keadilan prosedural
partisipasi
dan keadilan distributif terhadap kinerja
penganggaran.
Selanjutnya
Latif (2007) juga menemukan adanya
manajerial
melalui
hubungan langsung dan tidak langsung
penganggaran
antara keadilan prosedural dengan kinerja
sebagai variabel intervening.
(penyusunan
partisipasi
anggaran)
melalui partisipasi penganggaran.
Robbins
menyatakan
da n
penelitian
Judge
(2008)
menunjukkan
bahwa pengaruh-pengaruh dari keadilan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
339
tambahan yang penting dalam keadilan
STUDI PUSTAKA
organisasional adalah keadilan prosedural.
Keadilan Organisasional
berguna
Robbins dan Judge (2008) menyatakan
untuk memahami bagaimana seseorang
keadilan yang dirasa dari proses yang
menilai kewajaran atau keadilan dari
digunakan untuk menentukan distribusi
penghargaan
penghargaan. Lind dan Tyler (1998)
Konsep
organisasional
(achievement)
yang
diterimanya. Pada dasarnya, Greenberg
mengemukakan
(1990) mengungkapkan bahwa keadilan
tentang keadilan prosedural sangat penting
organisasional memiliki dua komponen
karena dapat mempengaruhi beragam
utama, yaitu keadilan distributif dan
sikap dan perilaku yang berbeda. Milani
keadilan organisasional. Hal ini juga
(1975) dan Kenis (1979) menemukan
ditekankan oleh Folger dan Konovsky
bahwa persepsi bawahan (subordinat)
(1989) bahwa keadilan organisasional
mengenai keadilan merupakan pemrediksi
memiliki
dua
yang penting atas sikap dan perilaku.
keadilan
prosedural
a s pe k
penting,
da n
yaitu
keadilan
bahwa
pemahaman
Dalam Robbins dan Judge (2008)
distributif.
dikemukakan bahwa berdasarkan teori
Menurut sejarah, teori keadilan berfokus
keadilan, ketika karyawan merasakan
pada keadilan distributif (Robbins dan
ketidakadilan, mereka bisa diperkirakan
Judge, 2008). Tetapi semakin lama,
akan memilih satu dari enam pilihan
keadilan dipikirkan dari sudut keadilan
berikut:
organisasional yang didefinisikan sebagai
1. Mengubah masukan-masukan mereka
persepsi keseluruhan dari apa yang adil di
(misalnya, jangan mengerahkan usaha
tempat kerja. Menurut Robbins dan Judge
sebanyak itu)
(2008)
karyawan
menganggap
adil
2. Mengubah
hasil-hasil
organisasi mereka ketika mereka yakin
(misalnya
bahwa hasil-hasil yang mereka terima,
dibayar berdasarkan tarif per bagian
cara yang diterimanya hasil-hasil tersebut
bisa
adalah
mereka
adil.
Keadilan
organisasional
individu-individu
mereka
meningkatkan
dengan
imbalan
mereka
yang
kerja
dengan
membuktikan bahwa keadilan distributif
memproduksi kuantitas yang lebih
itu penting. Di luar keadilan distributif,
tinggi dari unit kualitas yang lebih
Robbins dan Judge (2008) menjelaskan
rendah)
340
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
3. Mengubah
persepsi-persepsi
diri
karyawan yang bertanggungjawab dan
(misalnya saya biasanya berpikir saya
dialokasikan
bekerja
sedang
melaksanakan kegiatan tersebut. Kenis
tetapi sekarang saya sadar bahwa saya
(1979); Siegel dan Marconi (1989) dalam
bekerja jauh lebih kerasa daripada
Yenti (2003) mendefinisikan partisipasi
siapa pun)
penyusunan anggaran sebagai keterlibatan
dengan
kecepatan
4. Mengubah persepsi-persepsi individu
manajer
sumber
dalam
daya
menyusun
untuk
anggaran
lain (misalnya pekerjaan Mike sudah
tersebut pada pusat pertanggungjawaban
tidak begitu diinginkan seperti yang
manajer
saya kira sebelumnya)
partisipasi penganggaran, bawahan dapat
5. Memilih
(misalnya
rujukan
yang
mungkin
saya
yang
bersangkutan.
Dalam
berbeda
bertukar dan mencari informasi dari
tidak
atasan. Partisipasi penganggaran juga
mendapatkan penghasilan sebanyak
memungkinkan
kakak ipar laki-laki saya, tetapi saya
mengemukakan kritiknya, untuk mencari
bekerja jauh lebih baik daripada ayah
informasi
saya ketika ia seumuran saya)
(Brownell dan Hirst, 1986) dan menjamin
bagi
untuk
penyelesaian
tugas
bidang
tersebut
kecukupan anggaran (Nouri dan Parker,
meninggalkan
pekerjaan
1998) dengan mengikutsertakan input
6. Meninggalkan
(misalnya
bawahan
yang mereka miliki pada jumlah sumber
tersebut).
daya
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas. Semua kelebihan
Partisipasi Penganggaran
anggaran
partisipasi ini sangat mungkin akan
(penganggaran), menurut Mulyadi (2001)
memperluas tingkat persetujuan dengan
pada hakikatnya
merupakan proses
gaya evaluasi yang digunakan, sehingga
penyusunan rencana laba jangka pendek
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
(biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
(Otley, 1979).
Penyusunan
Lebih lanjut, Mulyadi menjelaskan bahwa
Greenberg
dalam penyusunan anggaran dijabarkan
menyatakan
program
meningkatkan
tertentu
ke
dalam
rencana
dan
bahwa
partisipasi
tahun anggaran, ditunjuk manajer dan
mengkomunikasikan
(1983)
partisipasi
kinerja
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
Folger
memungkinkan
yang
dapat
dikarenakan
bawahan
mereka
341
butuhkan kepada atasannya dan juga
penjadwalan kerja, penganggaran,
memungkinkan pegawai untuk memilih
merancang
untuk
pemrograman.
membangun
komitmen
dan
dianggap sebagai tanggung jawab atas
prosedur,
2. Investigasi,
yaitu
da n
kemampuan
pilihannya.
mengumpulkan
KINERJA MANAJERIAL
menyampaikan informasi untuk
Kinerja mengacu pada sesuatu
da n
catatan, laporan, dan rekening,
yang terkait dengan kegiatan melakukan
mengukur
pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil
persediaan, dan analisis pekerjaan.
yang dicapai kerja tesebut (Otley, 1999
hasil,
menentukan
3. Pengkoordinasian,
yaitu
dalam Mahmudi, 2010). Mulyadi (2001)
kemampuan
menjelaskan kinerja manajeral adalah
menukar informasi dengan orang
berkatian
lain di bagian organisasi yang lain
dengan
line-untuk
bottom
melakukan
t uka r
menjadikan organisasi sebagai wealth
untuk
mengkaitkan
da n
creating institution-lembaga yang mampu
menyesuaikan
menghasilkan financial returns memadai
memberitahu bagian
melalui penyediaan produk dan jasa
hubungan dengan manajer lain.
program,
lain,
dan
customer.
4. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk
Menurut Mahoney et al. (1963) kinerja
menilai dan mengukur proposal,
manajerial
merupakan
kinerja
individu
dalam
secara
c os t
effective
bagi
kinerja
para
kegiatan-kegiatan
manajerial,
seperti
perencanaan,
investigasi,
koordinasi,
yang
dilaporkan,
laporan
pengawasan, pengaturan staf, negosiasi
produk.
dan representatif. Mahoney et al. (1963)
5. Pengawasan
kinerja
manajerial
dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Perencanaan,
penilaian
atau
pegawai,
penilaian catatan hasil, penilaian
evaluasi,
mengukur
diamati
keuangan,
pemeriksaan
(supervisi),
yaitu
kemampuan untuk mengarahkan,
memimpin dan mengembangkan
arti
bawahan, membimbing, melatih
menentukan
dan menjelaskan peraturan kerja
dalam
kemampuan
untuk
tujuan,
kebijakan
da n
pada bawahan, memberikan tugas
tindakan/pelaksanaan,
342
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
pekerjaan
dan
menangani
keuangan
daerah
dari
mekanisme
sentralistik ke mekanisme desentralisasi
bawahan.
6. Pengaturan staf (staffing), yaitu
kemampuan
untuk
yang mengakibatkan pertanggungjawaban
keuangan daerah akan ditekankan pada
mempertahankan angkatan kerja di
penganggaran
bagian
merekrut,
berdasarkan
prestasi
memilih
penyusunan
anggaran
a nda ,
mewawancarai
pegawai
da n
baru,
berbasis
kerja.
atau
Proses
(penganggaran)
menempatkan,
berbasis
dan
orientasi output (keluaran) dan outcome
mempromosikan
mutasi
kinerja
kinerja
menekankan
pada
(hasil) yang memiliki konsekuensi pada
pegawai.
kemampuan
mekanisme penyusunan anggaran yang
pembelian,
lebih partisipatif dan dilaksanakan oleh
penjualan atau melakukan kontrak
manajer atau di tingkatan yang paling
untuk
7. Negosiasi,
dalam
yaitu
melakukan
dan
j a sa ,
bawah atau setingkat di atasnya. Pejabat
pe m a s ok,
tawar
pada tingkatan paling bawah dalam
barang
menghubungi
menawar dengan wakil penjual,
tatanan
tawar menawar secara kelompok.
daerah adalah pejabat eselon IV atau
8. Representatif, yaitu kemampuan
manajemen
di
pemerintahan
pejabat setingkat kepala sub bagian,
pertemuan-
kepala sub bidang, dan kepala seksi,
pertemuan dengan perusahaan lain,
sedangkan pejabat setingkat di atasnya
pertemuan
bisnis,
adalah pejabat eselon III atau pejabat
acara-acara
setingkat sekretaris, kepala bagian dan
pendekatan
kepala bidang. Penelitian ini berfokus
kemasyarakatan, mempromosikan
pada keterlibatan pejabat eselon III dalam
tujuan umum perusahaan.
penyusunan anggaran.
Pada
Revieu Penelitian Terdahulu
dalam
pidato
menghadiri
perkumpulan
untuk
kemasyarakatan,
instansi
pemerintahan
59/2007
Milani (1975) dan Kenis (1979)
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
menemukan bahwa persepsi bawahan
Daerah mengisyaratkan adanya proses
(subordinat)
penganggaran
merupakan pemrediksi yang penting atas
terbitnya
Permendagri
da n
No.
penatausahaan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
mengenai
keadilan
343
sikap dan perilaku. Dalam Bawono (2009)
prosedural dan kinerja manajerial melalui
ditemukan
partisipasi penganggaran.
bahwa
organisasi
dalam
menerapkan
kondisi
penganggaran
Tidak
banyak
ditemukan
pengaruh terhadap peningkatan kinerja
keadilan
manajerial. (Locke, 1976; Lind dan Tyler,
manajerial. Penelitian mengenai keadilan
1988). Libby (1999) menyatakan bahwa
distributif menunjukkan bahwa persepsi
terdapatnya hasil yang tidak konsisten
individual mengenai keadilan terhadap
tersebut karena tidak jelasnya apakah
distribusi
keadilan prosedural berkorelasi positif
mempengaruhi sikap dan perilaku mereka
dengan kinerja secara langsung ataukah
(Schminke et al., 1997). Studi Wentzel
melalui beberapa variabel intervening.
(2002) menunjukkan adanya hubungan
Lynd dan Tyler (1988) menyatakan bahwa
partisipasi dalam penyusunan anggaran
hubungan antara kinerja dengan variabel
(penganggaran)
sikap tidak bersifat langsung. Begitupun
prosedural maupun keadilan distributif.
Zulfikar
Wentzel
Murwanti
(2006)
juga
meneliti
yang
partisipatif, keadilan prosedural memiliki
da n
yang
studi
distributif
dengan
yang
juga
hubungan
kinerja
diperolehnya
dengan
menemukan
keadilan
adanya
menyatakan bahwa hubungan keadilan
hubungan antara keadilan distributif dan
prosedural
kinerja. Dengan demikian penelitian ini
dan
kinerja
manajerial
dimediasi oleh variabel intervening.
Lau dan Lim (2002) menemukan
menghipotesiskan:
H1a:
Keadilan prosedural memiliki
hubungan tidak langsung antara persepsi
pengaruh
mengenai keadilan prosedural dan kinerja
kinerja manajerial
dengan melalui suatu variabel intervening,
H1b:Keadilan
langsung
distributif
memiliki
langsung
terhadap
yaitu penganggaran partisipatif. Wasisto
pengaruh
dan Sholihin (2004), menemukan bahwa
kinerja manajerial
terdapat hubungan langsung dan tidak
H2a: Keadilan prosedural memiliki
langsung antara keadilan prosedural dan
pengaruh
terhadap
kinerja
manajerial
dengan
manajerial
melalui
partisipasi
terhadap
kinerja
partisipasi
penganggaran. Begitupun Latif (2007)
penganggaran sebagai variabel
menunjukkan adanya hubungan langsung
intervening
da n
344
t i da k
langsung
antara
keadilan
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
H2b: Keadilan distributif memiliki
pengaruh
terhadap
manajerial
dengan
kinerja
Sarolangun
pengambilan
Provinsi
Jambi.
sampel yang
Metode
digunakan
partisipasi
dalam penelitian ini adalah pemilihan
penganggaran sebagai variabel
sampel bertujuan (purposive sampling
intervening
method) dengan adanya kriteria sampel
yang diambil.
Kriteria
sampel yang
diambil adalah pejabat eselon III dan IV
METODE PENELITIAN
atau pejabat setingkat sekretaris, kepala
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini data
bidang dan kepala sub bagian pada Kantor
primer. Data primer diperoleh melalui
Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah
survei dengan menyebarkan kuesioner
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
kepada responden.
Adapun alasan pemilihan sampel yaitu
rata-rata pejabat terkait adalah pejabat
POPULASI, SAMPEL DAN METODE
level tengah dan bawah yang bertanggung
PENGAMBILAN SAMPEL
jawab pada penyusunan anggaran pada
Populasi
da n
sampel
dari
setiap unit kerjanya sehingga dianggap
penelitian ini adalah pihak yang terlibat
lebih
dalam
penganggaran dibanding pejabat Dinas
penyusunan
anggaran
(penganggaran) pada Kantor Dinas di
mampu
memahami
masalah
lainnya.
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
345
No
Tabel 1
Dinas-dinas di Lingkungan Pemda Kabupaten Sarolangun
SekreKantor Dinas
Kabid Kasubag
taris
Jumlah
1.
Dinas Pendidikan
1
4
3
8
2.
Dinas Kesehatan
1
4
3
8
3.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
1
6
3
10
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
2
7
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
5
3
9
1
4
3
8
1
6
3
10
14
61
41
116
Transmigrasi
4.
Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil
5.
Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
6.
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
7.
Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi
8.
Dinas Pertanian
9.
Dinas Perikanan dan
Peternakan
10. Dinas Perkebunan dan
Kehutanan
11. Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral
12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
13. Dinas Tata Kota, Kebersihan,
dan Pertamanan
14. Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga
Jumlah Sampel
Sumber : Instansi Terkait
346
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Variabel
Penelitian
Dan
Definisi
tingkat keterlibatan dan pengaruh para
Operasional
individu
da l a m
proses
penyusunan
Variabel Independen
anggaran (Brownell, 1982 dalam Yenti,
variabel
2003). Diukur menggunakan instrument
independen, yaitu keadilan prosedural dan
yang dikembangkan Milani (1975), dan
keadilan distributif.
dipergunakan kembali oleh Lau dam Lim
a.Keadilan Prosedural menggambarkan
(2002) dan Wasisto dan Sholihin (2004).
Penelitian
memiliki
dua
persepsi individu terhadap keadilan
Variabel Dependen
dalam prosedur penyusunan anggaran.
Variabel dependen dalam penelitian ini
Pengukuran
adalah
menggunakan
instrumen
kinerja
manajerial.
Kinerja
yang digunakan oleh Lau dan Lim
manajerial diukur dengan skala dari
(2002), Sholihin (2002) dan digunakan
Mahoney et al. (1963), yang digunakan
kembali oleh Wasisto dan Sholihin
kembali Lau dan Lim (2002), Wentzel
(2004).
dari
(2002), Wasisto dan Sholihin (2004) dan
delapan item yang menjelaskan prosedur
Mulyasari (2004) yang mengkategorikan
pengalokasian
kinerja dalam delapan dimensi, yaitu
Instrumen
i ni
terdiri
(konsistensi,
akurasi,
koreksi, etika, dan bias) dan keadilan
perencanaan,
prosedural pada informasi.
evaluasi, supervisi, staffing, negosiasi dan
b.Keadilan Distributif, menggambarkan
investigasi,
koordinasi,
peran yang dijalankan.
persepsi individu mengenai keadilan
dalam
distribusi
menggunakan
anggaran.
empat
Diukur
indikator
diadaptasi dari Magner dan Johnson
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
(1995) dalam Mulyasari (2004) dan satu
mengukur
indikator dari Greenberg (1973) dalam
variabel
Mulyasari (2004).
kuesioner. Suatu kuesioner akan dikatakan
Variabel Intervening
handal jika jawaban seseorang terhadap
Variabel intervening dalam penelitian ini
pernyataan adalah konsisten atau stabil
adalah
penganggaran.
dari waktu ke waktu. Pengujian uji
Partisipasi penganggaran merupakan suatu
reliabilitas akan menggunakan cronbach’s
partisipasi
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
keandalan
atau
konstruk
indikator
dari
dalam
suatu
347
alpha. Cronbach’s alpha merupakan salah
ALAT ANALISIS DATA
Pengujian
satu koefisien realibilitas yang paling
hipotesis
dilakukan
sering digunakan. Skala pengukuran yang
dengan analisis jalur (path analysis)
reliabel
nilai
menggunakan software SPSS 17. Analisis
cronbach’s alpha minimal 0.70 (Nunnaly,
jalur untuk menganalisis hipotesis tiga dan
1978; Nunnaly and Bernstein, 1994 dalam
empat. Koefisien analisis jalur dihitung
Uyanto, 2009).
dengan membuat dua persamaan regresi
Uji Validitas
yang
Uji
sebaiknya
validitas
memiliki
dilakukan
untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
menunjukkan
hubungan
yang
dihipotesiskan (Ghozali, 2007). Terdapat
dua persamaan regresi, yaitu:
kuesioner. Suatu kuesioner akan dikatakan
Y1 = X1 + X2 + Ɛ1 ............ (1)
valid jika pertanyaan pada kuesioner
Y2 = X1 + X2 + Ɛ2 ............ (2)
mampu mengungkapkan sesuatu yang
Keterangan:
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
Y1 = Partisipasi Penganggaran
validitas data dilakukan dengan mengukur
Y2 = Kinerja Manajerial
korelasi bivariate skor masing-masing
X1 = Keadilan Distributif
item dengan skor total variabel atau
X2 = Keadilan Prosedural
konstruk.
MODEL PENELITIAN
Berdasarkan uraian teoretis dan revieu
penelitian
terdahulu,
penelitian
ini
memiliki model sebagai berikut.
348
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Gambar 1
Model Penelitian
KEADILAN ORGANISASIONAL
P5
KEADILAN
PROSEDURAL
PARTISIPASI
p
PENGANGGARAN
P3
P2
KEADILAN
DISTRIBUTIF
HASIL
P1
KINERJA
MANAJERIAL
P3
P4
PENELITIAN
DAN
oleh responden yang memiliki usia 41-50
PEMBAHASAN
tahun sekitar 38 orang (51,4%), 64 orang
DESKRIPSI RESPONDEN
responden
Penelitian ini menyebarkan 116
laki-laki
berpendidikan
terakhir
(86,5%),
dan
Sarjana
(S1)
kuesioner kepada responden namun hanya
(83,8%).
81 (69,83%) kuesioner yang kembali. Dari
responden
81 kuesioner tersebut hanya 74 (91,35%)
Bagian/Bidang yaitu 40 orang atau 54,1%,
kuesioner yang dapat diolah. Hal ini
dengan lama bekerja sekitar 11 – 15 tahun
dikarenakan terdapat 7 kuesioner tidak
(41,9 %). Berikut deskripsi lengkap
diisi
secara
mengganggu
lengkap
ha s i l
Selain
itu
memiliki
sebagian
jabatan
besar
Kepala
da n
dapat
responden ditampilkan pada tabel berikut
analisis
data.
ini.
Berdasarkan data kuesioner diperoleh
deskripsi responden penelitian didominasi
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
349
Tabel 2
Deskripsi Responden
Keterangan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
Lama Bekerja
HASIL
UJI
< 30 t a hun
31 - 40 t a hun
41 – 50 t a hun
> 50 t a hun
Pria
Wanita
SMA atau Sederajat
Diploma
Sarjana (S1)
Magister (S2)
Doktor
Sekretaris
Kepala Bagian/Bidang
Kepala Subbagian
< 5 t a hun
6 -10 tahun
11 – 15 t a hun
> 15 t a hun
VALIDITAS
DAN
Jumlah
%
0
17
38
19
64
10
0
2
83,8
13,5
0
4
40
30
1
20
31
22
0
23
51,4
25,7
86,5
13,5
0
2,7
83,8
13,5
0
5,4
54,1
40,5
1,4
27
41,9
29,7
Bernstein, 1994 dalam Uyanto, 2009).
RELIABILITAS
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
Hasil Uji Reliabilitas
masing-masing
variabel
penelitian
Uji reliabilitas dilakukan untuk
memiliki nilai cronbach’s alpha nilai
mengukur kehandalan suatu indikator dari
minimal 0.70 sehingga dapat disimpulkan
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas
bahwa
diukur dengan cronbach’s alpha. Skala
reliabilitas yang baik. Berikut ditampilkan
pengukuran
hasil uji reliabilitas pada tabel ini.
yang
reliabel
sebaiknya
variabel
penelitian
memiliki
memiliki nilai cronbach’s alpha minimal
0.70
350
(Nunnaly,
1978;
Nunnaly
a nd
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Tabel 3
Hasil Uji Validitas
Variabel
Cronbach’s Alpha
Keadilan Distributif
0.756
Keadilan Prosedural
0.700
Kinerja Manajerial
0.779
Partisipasi Penganggaran
0.703
Hasil Uji Validitas
Terdapat dua persamaan regresi
Uji validitas dilakukan dengan
melakukan
korelasi
bivariate
antara
untuk analisis jalur dalam penelitian ini,
yaitu:
masing-masing skor indikator dengan total
Y1 = X1 + X2 + Ɛ1 ............ (1)
skor konstruk. Dari hasil uji validitas
Y2 = X1 + X2 + Y1 + Ɛ2 ............ (2)
diperoleh korelasi antara masing-masing
Keterangan:
item indikator dalam variabel penelitian
Y1 = Partisipasi Penganggaran
terhadap total skor konstruk menunjukkan
Y2 = Kinerja Manajerial
ha s i l
0.000
X1 = Keadilan Distributif
sehingga disimpulkan bahwa masing-
X2 = Keadilan Prosedural
masing
signifikan
indikator
pada
p-value
pernyataan
dalam
kuesioner adalah valid (data terlampir).
Tampilan output SPSS dari uji
analisis
jalur
untuk
persamaan
(1)
diperoleh hasil sebagai berikut.
HASIL UJI ANALISIS JALUR (PATH
ANALYSIS)
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
351
Gambar 2
Hasil Uji Persamaan (1) Analisis Jalur
Model Summary
M ode l
R
R Square
a
1
Adjusted R
Square
.451
.203
Std. Error of
the Estimate
.181
3.565
a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Keadilan
Distributif
ANOVAb
Sum of
Squares
M ode l
1
df
Mean Square
Regression
230.097
2
115.048
Residual
902.349
71
12.709
1132.446
73
Total
F
Sig.
9.052
.000a
a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif
b. Dependent Variable: Partisipasi Penganggaran
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
M ode l
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
15.177
3.991
Keadilan Distributif
.350
.102
Keadilan
Prosedural
.304
.163
Beta
t
Sig.
3.802
.000
.370
3.440
.001
.201
1.867
.066
a. Dependent Variable: Partisipasi Penganggaran
Berdasarkan tampilan output SPSS
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
diatas memberikan nilai standardized beta
antara keadilan distributif dan partisipasi
variabel keadilan distributif sebesar 0.370
penganggaran.
pada nilai signifikan 0.001. Hasil ini
standardized beta 0.370 merupakan nilai
352
Nilai
koefisien
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
path atau jalur p5. Nilai standardized beta
Kemudian dari output SPSS ini
variabel keadilan prosedural sebesar 0.201
dapat diperoleh rumus persamaan (1)
dengan nilai signifikan 0.066. Nilai
sebagai berikut:
signifikan 0.066 ini lebih besar dari α =
PP = 0.370KD + 0.201KP + 0.893 Ɛ1
0.066
............ (1)
yang
menunjukkan
keadilan
prosedural tidak mempengaruhi partisipasi
Keterangan:
penganggaran.
PP = Partisipasi Penganggaran
Koefisien
standardized
beta 0.201 merupakan nilai path atau jalur
KD = Keadilan Distributif
adalah
KP = Keadilan Prosedural
p4.
Besarnya
nilai
Ɛ1
Berikut di bawah ini adalah hasil
��1 � 0.203� � 0.893
tampilan output SPSS dari persamaan (2):
Gambar 3
Hasil Uji Persamaan (2) Analisis Jalur
Model Summary
M ode l
R
R Square
1
.621a
Adjusted R
Square
.386
Std. Error of
the Estimate
.360
4.649
a. Predictors: (Constant), Partisipasi Penganggaran,
Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif
ANOVAb
Sum of
Squares
M ode l
1
Regression
Df
Mean Square
950.454
3
316.818
Residual
1512.681
70
21.610
Total
2463.135
73
F
14.661
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Partisipasi Penganggaran, Keadilan Prosedural,
Keadilan Distributif
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
353
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
M ode l
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
2.068
5.710
Keadilan Distributif
.350
.143
Keadilan Prosedural
.606
Partisipasi
Penganggaran
.489
T
Sig.
.362
.718
.251
2.439
.017
.217
.272
2.792
.007
.155
.332
3.162
.002
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Pada
output
SPSS
persamaan
KP = Keadilan Prosedural
regresi (2) nilai standardized beta untuk
KM = Kinerja Manajerial
keadilan distributif adalah 0.251, keadilan
prosedural
=
0.272,
dan
partisipasi
Hasil analisis jalur menunjukkan
bahwa
keadilan
distributif
dapat
penganggaran = 0.332. Nilai standardized
berpengaruh
beta 0.251 adalah nilai jalur path p1,
langsung ke kinerja manajerial. Keadilan
sedangkan standardized beta 0.272 untuk
distributif berpengaruh tidak langsung ke
nilai jalur path p2, dan standardized beta
kinerja
0.332 merupakan nilai jalur path p3.
intervening
Semua nilai standardized beta memiliki
Besarnya pengaruh langsung keadilan
tingkat signifikansi lebih kecil dari α =
distributif terhadap kinerja manajerial
0.05, sedangkan besarnya nilai Ɛ2 adalah
adalah 0.370 (nilai standardized beta p5),
��1 � 0.386� �
0.784. sehingga dapat
diperoleh persamaan regresi (2) sebagai
berikut.
KM = 0.251KD + 0.272KP +
0.332 KM + 0.784 Ɛ2 ............ (2)
Keterangan:
PP = Partisipasi Penganggaran
KD = Keadilan Distributif
354
langsung
manajerial
sedangkan
m a upun
melalui
partisipasi
besarnya
tidak
variabel
penganggaran.
pengaruh
t i da k
langsung keadilan distributif terhadap
kinerja
manajerial
adalah
nilai
standardized beta p1 x p3, yaitu 0.251 x
0.332
=
0.083332.
Sehingga
total
pengaruh keadilan distributif terhadap
kinerja manajerial adalah sebesar 0.370 +
(0.251 x 0.332) = 0.453332.
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Analisis jalur juga menunjukkan
terhadap kinerja manajerial adalah p4 +
tidak adanya pengaruh langsung keadilan
(p2 x p3) = 0.201 + (0.772 x 0.332) =
prosedural terhadap kinerja manajerial.
0.457304. Berdasarkan hasil analisis jalur
Namun
dapat
tersebut ditunjukkan bahwa partisipasi
langsung
penganggaran dapat menjadi variabel
melalui
intervening bagi keadilan distributif dan
keadilan
berpengaruh
terhadap
secara
kinerja
variabel
prosedural
tidak
manajerial
intervening
penganggaran,
dengan
partisipasi
nilai
keadilan
prosedural
terhadap
kinerja
besarnya
manajerial dengan nilai besar pengaruh
pengaruh adalah p2 x p3 = 0.772 x 0.332
atau jalur path p3 adalah 0.332. Berikut
= 0.256304. Dengan demikian total
ini adalah gambar model penelitian dari
besarnya pengaruh keadilan prosedural
dari hasil analisis jalur.
Gambar 4
Model Analisis Jalur
KEADILAN ORGANISASIONAL
P5 = 0.370
KEADILAN
PROSEDURAL
KEADILAN
DISTRIBUTIF
Ɛ2 = 0.784
P1 = 0.251
P2 = 0.272
PARTISIPASI
PENGANGGARAN
Ɛ1 = 0.893
P4 = 0.201
terhadap kinerja manajerial dengan tingkat
PEMBAHASAN
Penelitian
KINERJA
P3 = 0.332MANAJERIAL
ini
dalam
hipotesis
signifikansi 0.066 pada α = 0.05. Hasil ini
pertamanya memprediksi baik keadilan
t i da k
prosedural maupun keadilan distributif
Wasisto dan Sholihin (2004), dan Latif
memiliki pengaruh langsung terhadap
(2007) yang menyatakan adanya pengaruh
kinerja manajerial. Hasil uji statistik
langsung
menemukan bahwa keadilan prosedural
terhadap kinerja manajerial. Hasil ini juga
t i da k
menunjukkan bahwa tingkat keadilan
memiliki
pengaruh
langsung
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
m e ndukung
antara
Bawono
keadilan
(2009),
prosedural
355
prosedural
yang
tinggi
mempengaruhi
t i da k
manajer
meningkatkan
kinerjanya.
Hasil
dapat
memiliki
untuk
terhadap
i ni
pengaruh
kinerja
partisipasi
t i da k
langsung
manajerial
melalui
penganggaran.
Keadilan
terdapat
distributif juga memiliki pengaruh tidak
pengaruh langsung keadilan distributif
langsung terhadap kinerja manajerial yang
terhadap kinerja manajerial dengan tingkat
ditunjukan dengan tingkat signifikansi
signifikansi 0.01 (lebih kecil dari tingkat α
0.007 pada α = 0.05. Temuan ini
= 0.05). Hasil ini mendukung Wentzel
mendukung
(2002) yang menemukan adanya pengaruh
menyatakan persepsi individual mengenai
keadilan
penelitian
ini
menunjukkan
distributif
manajerial.
Wentzel
terhadap
kinerja
keadilan
al.
(1997)
penganggaran
Schminke
et
distribusi
(2002)
dalam
akan
yang
partisipasi
mempengaruhi
menyatakan persepsi individual mengenai
kinerjanya.
keadilan
yang
persepsi mengenai keadilan distributif
diperolehnya akan mempengaruhi sikap
dapat meningkatkan kesempatan untuk
dan perilaku mereka. Dalam penelitian ini
mendapat peningkatan alokasi anggaran
mengindikasikan bahwa persepsi keadilan
yang
distributif yang tinggi dapat meningkatkan
alokasi anggaran tersebut pada akhirnya
kinerja seorang manajer.
dapat meningkatkan kinerja manajer.
terhadap
Hipotesis
distribusi
kedua
penelitian
Menurut Mulyasari (2004),
menguntungkan.
ini
menyatakan bahwa keadilan prosedural
da n
keadilan
distributif
Peningkatan
dapat
PENUTUP
SIMPULAN
Penelitian
mempengaruhi kinerja manajerial dengan
ini
menyimpulkan
partisipasi penganggaran sebagai variabel
sebagai berikut:
intervening. Hasil analisis jalur diperoleh
1. Keadilan prosedural tidak memiliki
keadilan prosedural berpengaruh secara
pengaruh secara langsung terhadap
tidak langsung terhadap kinerja manajerial
kinerja
manajerial,
dengan tingkat signifikansi 0.007 (lebih
keadilan
distributif
kecil dari α = 0.05). Hasil ini sesuai
langsung terhadap kinerja manajerial.
dengan Lau dan Lim (2002), Wasisto dan
2.
sedangkan
berpengaruh
Keadilan prosedural maupun keadilan
Sholihin (2004) dan Latif (2004) yang
distributif dapat berpengaruh secara
menunjukkan bahwa keadilan prosedural
tidak
356
langsung
terhadap
kinerja
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
manajerial
melalui
partisipasi
penganggaran. Hal ini menunjukkan
bahwa
partisipasi
merupakan
antara
penganggaran
variabel
keadilan
intervening
prosedural
dan
keadian distributif terhadap kinerja
manajerial.
KETERBATASAN DAN SARAN
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan
diantaranya
r e s pon
rate
responden yang cukup rendah hanya
69,83%,. Oleh karena itu disarankan pada
penelitian
selanjutnya
meningkatkan
respon
pengembalian
kuesioner.
untuk
dapat
tingkat
rate
Selain
itu
penelitian ini berfokus pada satu wilayah
saja,
sehingga
hasilnya
t i da k
dapat
digeneralisasikan dengan wilayah lain.
Penelitian ini juga hanya mengukur
kinerja manajerial, penelitian berikutnya
dapat menggantinya dengan variabel lain
untuk
melihat
pengaruh
keadilan
organisasional.
DAFTAR PUSTAKA
Bawono, Andy Dwi Bayu, 2009, Peran
Budgetary
Goal
Characteristics
sebagai Variabel Intervening dalam
Hubungan antara Keadilan Prosedural
dan Kinerja Manajerial (Studi pada
Pejabat Eselon III dan Eselon IV
pada Pemerintah Daerah se-Eks
Karesidenan
Surakarta),
Tesis,
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Brownell, P., 1982, The Role of
Accounting Data in Performance
Evaluation, Budgetary Participation
and Organizational Effectiveness.
Journal of Accounting Research,
Vol.20 (1), 13-27.
Brownelll, P and Hirst, M, 1986, Reliance
on
Accounting
Information
Budgetary Participation, and Task
Uncertainty: Test of a Three Way
Interaction, Journal of Accounting
Research, 24 (2), 241-249.
Carrel, MR and Dittrich, H, 1978, Equity
Theory: The Recent Literature,
Methodological Consideration and
New
Direction,
Academy
of
Management Review.
Greenberg, J. and Folger, R., 1983,
Procedural Justice, Participation and
the Fair Process Effect in Groups
and Organisations, dalam P. Paulus
(ed.), Basic Group Process, SpringerVerlag, New York.
Greenberg, J. 1990. Employee Theft as a
Reaction to Underpayment Inequity:
The Hidden Cost of Paycuts. Journal
of Applied Psychology, Vol. 75 No.5,
561-568.
Folger, R., and Mary A. Konovsky. 1989.
Effects of Procedural and Distributive
Justice on Reaction to Pay Raise
Decisions. Academy of Management
Journal. Vol. 32, No. 1, 115-130.
Kenis, Izzetin, 1979, Effects of Budgetary
Goal Characteristics on Managerial
Attitudes and Performance, The
357
Accounting Review, Vol.LIV, No.4,
October, 707-721.
Latif, Acmad Badarudin, 2007, Hubungan
antar Keadilan Prosedural dan
Kinerja Manajerial dengan Partisipasi
Anggaran
sebagai
Variabel
Intervening (Penelitian terhadap
Manajer Perusahaan Manufaktur di
Jawa Tengah), Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Lau, CM and Lim, EW, 2002, The
Intervening Effects of Participation
on
t he
Relationship
between
Procedural Justice and Managerial
Performance, British Accounting
Review, 34.
Leventhal, G.S., 1980, What Should be
Done with Equity Theory? New
Approachs to the Study of Fairness in
Social Relationship. In K. J. Gergen,
M.S. Greenberg and R.H. Willis
(Eds), Social Exchange: Advances in
Theory and Research, New York:
Plenum.
Libby, Y, 1999, The Influence of Voice
and Explanation on Performance in a
Participative Budgetting Setting,
Accounting,
Organization
an d
Society, 24 (2), 125-137.
Lind, EA and Tyler, TR, 1988, The Social
Psychology of Procedural Justice,
New York: Plenum Press.
Locke, EA, 1976, The Nature and Causes
of Job Satisfaction, dalam MD
Dunnette (ed.), Handbook of
Industrial
a nd
Organizational
Psychology, John Wiley & Sons,
New York.
358
Mahmudi, 2010, Manajemen Kinerja
Sektor Publik, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Mahoney, TA, Jerdee, TH, and Carroll,
SJ, 1963, Development of Managerial
Performance: A Research Approach,
Cincinnati:
South
Western
Publishing.
Milani, KW, 1975, The Relationship of
Participation in Budget-setting to
Industrial Supervisor Performance
and Attitudes: A Field Study, The
Accounting Review, 50(2), 274-284.
Mulyasari, Windu, 2004, Pengaruh
Keadilan Persepsian, Komitmen pada
Tujuan, dan Job Relevant Information
terhadap
Hubungan
antara
Penganggaran Partisipatif dan Kinerja
Manajerial,
Tesis,
Program
Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Mumpuni, Mila. 2005. Pengaruh Struktur
Organisasional dan Locus of Control
terhadap
Hubungan
antara
Penganggaran Partisipatif dengan
Kinerja Manajerial pada Organisasi
Sektor Publik (Studi Kasus pada
Rumah Sakit Umum Daerah). Tesis.
Program
Magister
Akuntansi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Nouri, H, and Parker, RJ, 1998, The
Relationship between Participation
and Job Performance: the Roles of
Budget Adequacy and Organizational
Commitment,
Accounting,
Organisations, and Society, 23 (5-6),
467-483.
Otley, DT, 1978, Budget Use and
Managerial Performance, Journal of
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Accounting Research, 16 (1), 122148.
Schminke, M., Ambrose, M.L. and Noel,
T.W. (1997). The effect of ethical
frameworks on perceptions of
organizational justice. Academy of
Management Journal, 40(5):11901207.
Siregar, Arifin, 2005, Analisis Pengaruh
Keadilan Prosedural terhadap Kinerja
Manajerial di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kota Binjai, Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Tjahjono, Heru Kurnianto, 2007, Validasi
Item-item Keadilan Distributif dan
Keadilan
Prosedural:
Aplikasi
Structural
Equaation
Modelling
dengan Confirmatory Factor Analysis
(CFA) (Studi pada PTS di
Yogyakarta), Jurnal Akuntansi &
Manajemen Vol.18 No.2, STIE
YKPN, Yogyakarta.
Prosedural dengan Kinerja Manajerial
dan Kepuasan Kerja, Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi 7,
Denpasar.
Wentzel, Kristin, 2002, The Influence of
Fairness Perceptions and Goal
Commitment
on
Managers
Performance in a Budget Setting,
Behavioral Research in Accounting,
14, 247-271.
Yenti, Riza Yeni, 2003, Pengaruh
Keadilan
Distributif,
Keadilan
Prosedur,
Komitmen
terhadap
Tujuan, dan Motivasi terhadap
Kinerja
Manajerial
dalam
Penyusunan Anggaran, Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi VI,
Surabaya.
Zulfikar dan Sri Murwanti. 2006. Peran
Budgetary Goal Characteristics
dalam Hubungan antara Keadilan
Prosedural dan Kinerja Manajerial.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.
5 No. 1.
Wasisto, Arief dan Mahfud Sholihin,
2004, Peran Partisipasi Penganggaran
dalam Hubungan antara Keadilan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
359
KINERJA MANAJERIAL DENGAN PARTISIPASI PENGANGGARAN
SEBAGAI VARIABEL INTERVENING
Dewi Fitriyani
Universitas Jambi
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh keadilan
organisasional yaitu keadilan prosedural dan keadilan distributif terhadap kinerja
manajerial dengan partisipasi penganggaran sebagai variabel intervening. Alat analisa
data yang digunakan adalah analisis jalur (path analysis) yang diolah dengan software
statistik SPSS 17. Penelitian akan dilakukan pada 14 Dinas yang ada di lingkungan
Pemerintah Daerah Kabupaten Sarolangun. Data dikumpulkan melalui survei dengan
menyebarkan kuesioner kepada responden tingkat manajerial yang terlibat dalam
penyusunan anggaran (penganggaran) di Dinas-dinas tersebut. Hasil penelitian
menyimpulkan bahwa terdapat pengaruh langsung keadilan distributif terhadap kinerja
manajerial, namun keadilan prosedur tidak pengaruh langsung terhadap kinerja
manajerial. Keadilan distributif maupun keadilan prosedural memiliki pengaruh tidak
langsung terhadap kinerja manajerial melalui partisipasi penganggaran. Dengan
demikian partisipasi penganggaran merupakan variabel intervening antara keadilan
distributif maupun keadilan prosedural terhadap kinerja manajerial.
Kata Kunci: Keadilan Organisasional, Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif,
Partisipasi Penganggaran, Kinerja Manajerial
bersifat jangka pendek yang disusun
PENDAHULUAN
berdasarkan program kegiatan yang telah
Latar Belakang
dalam
ditetapkan dan menjadi dasar bagi sistem
melaksanakan dan mencapai tujuan yang
pengendalian manajemen. Sebagai bagian
telah
dari sistem pengendalian manajemen,
Setiap
organisasi
ditetapkan
memerlukan
suatu
perencanaan. Perencanaan tersebut dapat
pihak
dituangkan
anggaran.
anggaran melakukan taksiran nilai dan
Anggaran merupakan perencanaan yang
alokasi sumber daya yang diperlukan
dibuat manajerial untuk melaksanakan
untuk mencapai terlaksananya program.
tindakan
dalam
yang
suatu
diukur
dengan
Dalam
uang.
Anggaran juga merupakan rencana yang
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
manajemen
proses
yang
dalam
penganggaran,
adil
dalam
menyusun
adanya
prosedur
337
penyusunan anggaran dapat meyakinkan
langsung antara keadilan prosedural dan
bawahan untuk meningkatkan kinerja.
kinerja
Libby (2001) menyatakan adanya target
Terdapatnya ketidak-konsistenan berbagai
anggaran dan proses penganggaran yang
ha s i l
tidak adil mengakibatkan kinerja bawahan
adanya hubungan yang kompleks dan
menjadi rendah dalam situasi dan dalam
tidak langsung antara keadilan prosedural
kondisi keadilan yang tinggi, kinerja
dengan kinerja (Locke, 1976; Lind dan
selama
Tyler, 1988). Libby (1999) menyatakan
proses
diperbaiki.
penganggaran
Persepsi
dapat
keadilan
bagi
seringkali
penelitian
bahwa
tidak
konsisten.
tersebut
terdapatnya
hasil
disebabkan
yang
t i da k
bawahan dalam proses penganggaran
konsisten tersebut karena tidak jelasnya
sangat
menjamin
apakah keadilan prosedural berkorelasi
pelaksanaan anggaran dan pencapaian
positif dengan kinerja secara langsung
tujuan
ataukah
penting
yang
untuk
te la h
ditetapkan
oleh
melalui
beberapa
variabel
intervening. Zulfikar dan Muwanti (2006)
organisasi.
berguna
menemukan bahwa hubungan keadilan
untuk memahami bagaimana seseorang
prosedural terhadap kinerja manajerial
menilai kewajaran atau keadilan dari
dimediasi
penghargaan
characteristic. Dalam penelitian ini tidak
Konsep
organisasional
(achievement)
yang
oleh
budgetary
goal
diterimanya. Pada dasarnya, Greenberg
menggunakan
(1990) mengungkapkan bahwa keadilan
characteristic sebagai variabel intervening
organisasional memiliki dua komponen
namun partisipasi penganggaran.
Menurut
utama, yaitu keadilan distributif dan
budgetary
goal
Mumpuni
(2005)
sebagai
bawahan
keadilan organisasional. Hal ini juga
partisipasi
ditekankan oleh Folger dan Konovsky
dalam proses penganggaran diperlukan
(1989) bahwa keadilan organisasional
untuk menyelaraskan tujuan setiap bagian
memiliki
dua
dalam
keadilan
prosedural
a s pe k
penting,
da n
yaitu
keadilan
manajer
organisasi
sebagai
pusat
pertanggungjawaban
dengan
tujuan
organisasi secara keseluruhan. Hal ini
distributif.
Mulyasari (2004) menunjukkan
dikuatkan
Brownell
(1982)
yang
terdapatnya hubungan keadilan prosedur
menyatakan partisipasi dinilai sebagai
terhadap
suatu pendekatan manajerial yang dapat
338
kinerja.
Namun
hubungan
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
meningkatkan kinerja personel. Greenberg
prosedural menjadi lebih penting ketika
dan Folger (1983) menyatakan bahwa
kurang
partisipasi dapat meningkatkan kinerja
Penelitian mengenai keadilan distributif
dikarenakan partisipasi memungkinkan
menunjukkan bahwa persepsi individual
bawahan
yang
mengenai keadilan terhadap distribusi
mereka butuhkan kepada atasannya dan
yang diperolehnya mempengaruhi sikap
juga
dan perilaku mereka (Schminke et al.,
mengkomunikasikan
memungkinkan
pegawai
untuk
terdapat
memilih untuk membangun komitmen dan
1997).
Mulyasari
dianggap sebagai tanggung jawab atas
bahwa
persepsi
pilihannya.
distributif
Zulfikar dan Murwanti (2006) juga
untuk
keadilan
distributif.
(2004) menyatakan
mengenai
meningkatkan
mendapat
keadilan
kesempatan
peningkatan
alokasi
menyatakan bahwa hubungan keadilan
anggaran yang menguntungkan. Dalam
prosedural
penelitian mengenai keadilan distributif
dan
kinerja
manajerial
dimediasi oleh variabel intervening. Lau
da n
dan Lim (2002) menemukan hubungan
bertentangan. Wentzel (2002) menemukan
tidak langsung antara persepsi mengenai
adanya
keadilan prosedural dan kinerja dengan
distributif
melalui suatu variabel intervening, yaitu
Mulyasari (2004) tidak menunjukkan
penganggaran
bahwa adanya hubungan antara keadilan
Wasisto
partisipatif.
dan
Begitupun
Sholihin
(2004)
menunjukkan terdapat hubungan langsung
da n
t i da k
langsung
antara
keadilan
kinerja
ditemukan
hubungan
dan
ha s i l
antara
kinerja,
yang
keadilan
sementara
distributif dan kinerja.
Oleh karena itu penelitian ini, akan
menguji
kembali
pengaruh
keadilan
prosedural dan kinerja manajerial melalui
organisasional yaitu keadilan prosedural
partisipasi
dan keadilan distributif terhadap kinerja
penganggaran.
Selanjutnya
Latif (2007) juga menemukan adanya
manajerial
melalui
hubungan langsung dan tidak langsung
penganggaran
antara keadilan prosedural dengan kinerja
sebagai variabel intervening.
(penyusunan
partisipasi
anggaran)
melalui partisipasi penganggaran.
Robbins
menyatakan
da n
penelitian
Judge
(2008)
menunjukkan
bahwa pengaruh-pengaruh dari keadilan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
339
tambahan yang penting dalam keadilan
STUDI PUSTAKA
organisasional adalah keadilan prosedural.
Keadilan Organisasional
berguna
Robbins dan Judge (2008) menyatakan
untuk memahami bagaimana seseorang
keadilan yang dirasa dari proses yang
menilai kewajaran atau keadilan dari
digunakan untuk menentukan distribusi
penghargaan
penghargaan. Lind dan Tyler (1998)
Konsep
organisasional
(achievement)
yang
diterimanya. Pada dasarnya, Greenberg
mengemukakan
(1990) mengungkapkan bahwa keadilan
tentang keadilan prosedural sangat penting
organisasional memiliki dua komponen
karena dapat mempengaruhi beragam
utama, yaitu keadilan distributif dan
sikap dan perilaku yang berbeda. Milani
keadilan organisasional. Hal ini juga
(1975) dan Kenis (1979) menemukan
ditekankan oleh Folger dan Konovsky
bahwa persepsi bawahan (subordinat)
(1989) bahwa keadilan organisasional
mengenai keadilan merupakan pemrediksi
memiliki
dua
yang penting atas sikap dan perilaku.
keadilan
prosedural
a s pe k
penting,
da n
yaitu
keadilan
bahwa
pemahaman
Dalam Robbins dan Judge (2008)
distributif.
dikemukakan bahwa berdasarkan teori
Menurut sejarah, teori keadilan berfokus
keadilan, ketika karyawan merasakan
pada keadilan distributif (Robbins dan
ketidakadilan, mereka bisa diperkirakan
Judge, 2008). Tetapi semakin lama,
akan memilih satu dari enam pilihan
keadilan dipikirkan dari sudut keadilan
berikut:
organisasional yang didefinisikan sebagai
1. Mengubah masukan-masukan mereka
persepsi keseluruhan dari apa yang adil di
(misalnya, jangan mengerahkan usaha
tempat kerja. Menurut Robbins dan Judge
sebanyak itu)
(2008)
karyawan
menganggap
adil
2. Mengubah
hasil-hasil
organisasi mereka ketika mereka yakin
(misalnya
bahwa hasil-hasil yang mereka terima,
dibayar berdasarkan tarif per bagian
cara yang diterimanya hasil-hasil tersebut
bisa
adalah
mereka
adil.
Keadilan
organisasional
individu-individu
mereka
meningkatkan
dengan
imbalan
mereka
yang
kerja
dengan
membuktikan bahwa keadilan distributif
memproduksi kuantitas yang lebih
itu penting. Di luar keadilan distributif,
tinggi dari unit kualitas yang lebih
Robbins dan Judge (2008) menjelaskan
rendah)
340
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
3. Mengubah
persepsi-persepsi
diri
karyawan yang bertanggungjawab dan
(misalnya saya biasanya berpikir saya
dialokasikan
bekerja
sedang
melaksanakan kegiatan tersebut. Kenis
tetapi sekarang saya sadar bahwa saya
(1979); Siegel dan Marconi (1989) dalam
bekerja jauh lebih kerasa daripada
Yenti (2003) mendefinisikan partisipasi
siapa pun)
penyusunan anggaran sebagai keterlibatan
dengan
kecepatan
4. Mengubah persepsi-persepsi individu
manajer
sumber
dalam
daya
menyusun
untuk
anggaran
lain (misalnya pekerjaan Mike sudah
tersebut pada pusat pertanggungjawaban
tidak begitu diinginkan seperti yang
manajer
saya kira sebelumnya)
partisipasi penganggaran, bawahan dapat
5. Memilih
(misalnya
rujukan
yang
mungkin
saya
yang
bersangkutan.
Dalam
berbeda
bertukar dan mencari informasi dari
tidak
atasan. Partisipasi penganggaran juga
mendapatkan penghasilan sebanyak
memungkinkan
kakak ipar laki-laki saya, tetapi saya
mengemukakan kritiknya, untuk mencari
bekerja jauh lebih baik daripada ayah
informasi
saya ketika ia seumuran saya)
(Brownell dan Hirst, 1986) dan menjamin
bagi
untuk
penyelesaian
tugas
bidang
tersebut
kecukupan anggaran (Nouri dan Parker,
meninggalkan
pekerjaan
1998) dengan mengikutsertakan input
6. Meninggalkan
(misalnya
bawahan
yang mereka miliki pada jumlah sumber
tersebut).
daya
yang
diperlukan
untuk
menyelesaikan tugas. Semua kelebihan
Partisipasi Penganggaran
anggaran
partisipasi ini sangat mungkin akan
(penganggaran), menurut Mulyadi (2001)
memperluas tingkat persetujuan dengan
pada hakikatnya
merupakan proses
gaya evaluasi yang digunakan, sehingga
penyusunan rencana laba jangka pendek
pada akhirnya akan meningkatkan kinerja
(biasanya untuk jangka waktu satu tahun.
(Otley, 1979).
Penyusunan
Lebih lanjut, Mulyadi menjelaskan bahwa
Greenberg
dalam penyusunan anggaran dijabarkan
menyatakan
program
meningkatkan
tertentu
ke
dalam
rencana
dan
bahwa
partisipasi
tahun anggaran, ditunjuk manajer dan
mengkomunikasikan
(1983)
partisipasi
kinerja
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
Folger
memungkinkan
yang
dapat
dikarenakan
bawahan
mereka
341
butuhkan kepada atasannya dan juga
penjadwalan kerja, penganggaran,
memungkinkan pegawai untuk memilih
merancang
untuk
pemrograman.
membangun
komitmen
dan
dianggap sebagai tanggung jawab atas
prosedur,
2. Investigasi,
yaitu
da n
kemampuan
pilihannya.
mengumpulkan
KINERJA MANAJERIAL
menyampaikan informasi untuk
Kinerja mengacu pada sesuatu
da n
catatan, laporan, dan rekening,
yang terkait dengan kegiatan melakukan
mengukur
pekerjaan, dalam hal ini meliputi hasil
persediaan, dan analisis pekerjaan.
yang dicapai kerja tesebut (Otley, 1999
hasil,
menentukan
3. Pengkoordinasian,
yaitu
dalam Mahmudi, 2010). Mulyadi (2001)
kemampuan
menjelaskan kinerja manajeral adalah
menukar informasi dengan orang
berkatian
lain di bagian organisasi yang lain
dengan
line-untuk
bottom
melakukan
t uka r
menjadikan organisasi sebagai wealth
untuk
mengkaitkan
da n
creating institution-lembaga yang mampu
menyesuaikan
menghasilkan financial returns memadai
memberitahu bagian
melalui penyediaan produk dan jasa
hubungan dengan manajer lain.
program,
lain,
dan
customer.
4. Evaluasi, yaitu kemampuan untuk
Menurut Mahoney et al. (1963) kinerja
menilai dan mengukur proposal,
manajerial
merupakan
kinerja
individu
dalam
secara
c os t
effective
bagi
kinerja
para
kegiatan-kegiatan
manajerial,
seperti
perencanaan,
investigasi,
koordinasi,
yang
dilaporkan,
laporan
pengawasan, pengaturan staf, negosiasi
produk.
dan representatif. Mahoney et al. (1963)
5. Pengawasan
kinerja
manajerial
dengan
menggunakan indikator sebagai berikut:
1. Perencanaan,
penilaian
atau
pegawai,
penilaian catatan hasil, penilaian
evaluasi,
mengukur
diamati
keuangan,
pemeriksaan
(supervisi),
yaitu
kemampuan untuk mengarahkan,
memimpin dan mengembangkan
arti
bawahan, membimbing, melatih
menentukan
dan menjelaskan peraturan kerja
dalam
kemampuan
untuk
tujuan,
kebijakan
da n
pada bawahan, memberikan tugas
tindakan/pelaksanaan,
342
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
pekerjaan
dan
menangani
keuangan
daerah
dari
mekanisme
sentralistik ke mekanisme desentralisasi
bawahan.
6. Pengaturan staf (staffing), yaitu
kemampuan
untuk
yang mengakibatkan pertanggungjawaban
keuangan daerah akan ditekankan pada
mempertahankan angkatan kerja di
penganggaran
bagian
merekrut,
berdasarkan
prestasi
memilih
penyusunan
anggaran
a nda ,
mewawancarai
pegawai
da n
baru,
berbasis
kerja.
atau
Proses
(penganggaran)
menempatkan,
berbasis
dan
orientasi output (keluaran) dan outcome
mempromosikan
mutasi
kinerja
kinerja
menekankan
pada
(hasil) yang memiliki konsekuensi pada
pegawai.
kemampuan
mekanisme penyusunan anggaran yang
pembelian,
lebih partisipatif dan dilaksanakan oleh
penjualan atau melakukan kontrak
manajer atau di tingkatan yang paling
untuk
7. Negosiasi,
dalam
yaitu
melakukan
dan
j a sa ,
bawah atau setingkat di atasnya. Pejabat
pe m a s ok,
tawar
pada tingkatan paling bawah dalam
barang
menghubungi
menawar dengan wakil penjual,
tatanan
tawar menawar secara kelompok.
daerah adalah pejabat eselon IV atau
8. Representatif, yaitu kemampuan
manajemen
di
pemerintahan
pejabat setingkat kepala sub bagian,
pertemuan-
kepala sub bidang, dan kepala seksi,
pertemuan dengan perusahaan lain,
sedangkan pejabat setingkat di atasnya
pertemuan
bisnis,
adalah pejabat eselon III atau pejabat
acara-acara
setingkat sekretaris, kepala bagian dan
pendekatan
kepala bidang. Penelitian ini berfokus
kemasyarakatan, mempromosikan
pada keterlibatan pejabat eselon III dalam
tujuan umum perusahaan.
penyusunan anggaran.
Pada
Revieu Penelitian Terdahulu
dalam
pidato
menghadiri
perkumpulan
untuk
kemasyarakatan,
instansi
pemerintahan
59/2007
Milani (1975) dan Kenis (1979)
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
menemukan bahwa persepsi bawahan
Daerah mengisyaratkan adanya proses
(subordinat)
penganggaran
merupakan pemrediksi yang penting atas
terbitnya
Permendagri
da n
No.
penatausahaan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
mengenai
keadilan
343
sikap dan perilaku. Dalam Bawono (2009)
prosedural dan kinerja manajerial melalui
ditemukan
partisipasi penganggaran.
bahwa
organisasi
dalam
menerapkan
kondisi
penganggaran
Tidak
banyak
ditemukan
pengaruh terhadap peningkatan kinerja
keadilan
manajerial. (Locke, 1976; Lind dan Tyler,
manajerial. Penelitian mengenai keadilan
1988). Libby (1999) menyatakan bahwa
distributif menunjukkan bahwa persepsi
terdapatnya hasil yang tidak konsisten
individual mengenai keadilan terhadap
tersebut karena tidak jelasnya apakah
distribusi
keadilan prosedural berkorelasi positif
mempengaruhi sikap dan perilaku mereka
dengan kinerja secara langsung ataukah
(Schminke et al., 1997). Studi Wentzel
melalui beberapa variabel intervening.
(2002) menunjukkan adanya hubungan
Lynd dan Tyler (1988) menyatakan bahwa
partisipasi dalam penyusunan anggaran
hubungan antara kinerja dengan variabel
(penganggaran)
sikap tidak bersifat langsung. Begitupun
prosedural maupun keadilan distributif.
Zulfikar
Wentzel
Murwanti
(2006)
juga
meneliti
yang
partisipatif, keadilan prosedural memiliki
da n
yang
studi
distributif
dengan
yang
juga
hubungan
kinerja
diperolehnya
dengan
menemukan
keadilan
adanya
menyatakan bahwa hubungan keadilan
hubungan antara keadilan distributif dan
prosedural
kinerja. Dengan demikian penelitian ini
dan
kinerja
manajerial
dimediasi oleh variabel intervening.
Lau dan Lim (2002) menemukan
menghipotesiskan:
H1a:
Keadilan prosedural memiliki
hubungan tidak langsung antara persepsi
pengaruh
mengenai keadilan prosedural dan kinerja
kinerja manajerial
dengan melalui suatu variabel intervening,
H1b:Keadilan
langsung
distributif
memiliki
langsung
terhadap
yaitu penganggaran partisipatif. Wasisto
pengaruh
dan Sholihin (2004), menemukan bahwa
kinerja manajerial
terdapat hubungan langsung dan tidak
H2a: Keadilan prosedural memiliki
langsung antara keadilan prosedural dan
pengaruh
terhadap
kinerja
manajerial
dengan
manajerial
melalui
partisipasi
terhadap
kinerja
partisipasi
penganggaran. Begitupun Latif (2007)
penganggaran sebagai variabel
menunjukkan adanya hubungan langsung
intervening
da n
344
t i da k
langsung
antara
keadilan
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
H2b: Keadilan distributif memiliki
pengaruh
terhadap
manajerial
dengan
kinerja
Sarolangun
pengambilan
Provinsi
Jambi.
sampel yang
Metode
digunakan
partisipasi
dalam penelitian ini adalah pemilihan
penganggaran sebagai variabel
sampel bertujuan (purposive sampling
intervening
method) dengan adanya kriteria sampel
yang diambil.
Kriteria
sampel yang
diambil adalah pejabat eselon III dan IV
METODE PENELITIAN
atau pejabat setingkat sekretaris, kepala
Jenis Dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini data
bidang dan kepala sub bagian pada Kantor
primer. Data primer diperoleh melalui
Dinas di lingkungan Pemerintah Daerah
survei dengan menyebarkan kuesioner
Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi.
kepada responden.
Adapun alasan pemilihan sampel yaitu
rata-rata pejabat terkait adalah pejabat
POPULASI, SAMPEL DAN METODE
level tengah dan bawah yang bertanggung
PENGAMBILAN SAMPEL
jawab pada penyusunan anggaran pada
Populasi
da n
sampel
dari
setiap unit kerjanya sehingga dianggap
penelitian ini adalah pihak yang terlibat
lebih
dalam
penganggaran dibanding pejabat Dinas
penyusunan
anggaran
(penganggaran) pada Kantor Dinas di
mampu
memahami
masalah
lainnya.
lingkungan Pemerintah Daerah Kabupaten
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
345
No
Tabel 1
Dinas-dinas di Lingkungan Pemda Kabupaten Sarolangun
SekreKantor Dinas
Kabid Kasubag
taris
Jumlah
1.
Dinas Pendidikan
1
4
3
8
2.
Dinas Kesehatan
1
4
3
8
3.
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan
1
6
3
10
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
2
7
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
4
3
8
1
5
3
9
1
4
3
8
1
6
3
10
14
61
41
116
Transmigrasi
4.
Dinas Kependudukan dan
Catatan Sipil
5.
Dinas Pekerjaan Umum dan
Perumahan Rakyat
6.
Dinas Perhubungan,
Komunikasi dan Informatika
7.
Dinas Perindustrian,
Perdagangan dan Koperasi
8.
Dinas Pertanian
9.
Dinas Perikanan dan
Peternakan
10. Dinas Perkebunan dan
Kehutanan
11. Dinas Energi dan Sumber Daya
Mineral
12. Dinas Pendapatan, Pengelolaan
Keuangan dan Aset Daerah
13. Dinas Tata Kota, Kebersihan,
dan Pertamanan
14. Dinas Kebudayaan, Pariwisata,
Pemuda dan Olahraga
Jumlah Sampel
Sumber : Instansi Terkait
346
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Variabel
Penelitian
Dan
Definisi
tingkat keterlibatan dan pengaruh para
Operasional
individu
da l a m
proses
penyusunan
Variabel Independen
anggaran (Brownell, 1982 dalam Yenti,
variabel
2003). Diukur menggunakan instrument
independen, yaitu keadilan prosedural dan
yang dikembangkan Milani (1975), dan
keadilan distributif.
dipergunakan kembali oleh Lau dam Lim
a.Keadilan Prosedural menggambarkan
(2002) dan Wasisto dan Sholihin (2004).
Penelitian
memiliki
dua
persepsi individu terhadap keadilan
Variabel Dependen
dalam prosedur penyusunan anggaran.
Variabel dependen dalam penelitian ini
Pengukuran
adalah
menggunakan
instrumen
kinerja
manajerial.
Kinerja
yang digunakan oleh Lau dan Lim
manajerial diukur dengan skala dari
(2002), Sholihin (2002) dan digunakan
Mahoney et al. (1963), yang digunakan
kembali oleh Wasisto dan Sholihin
kembali Lau dan Lim (2002), Wentzel
(2004).
dari
(2002), Wasisto dan Sholihin (2004) dan
delapan item yang menjelaskan prosedur
Mulyasari (2004) yang mengkategorikan
pengalokasian
kinerja dalam delapan dimensi, yaitu
Instrumen
i ni
terdiri
(konsistensi,
akurasi,
koreksi, etika, dan bias) dan keadilan
perencanaan,
prosedural pada informasi.
evaluasi, supervisi, staffing, negosiasi dan
b.Keadilan Distributif, menggambarkan
investigasi,
koordinasi,
peran yang dijalankan.
persepsi individu mengenai keadilan
dalam
distribusi
menggunakan
anggaran.
empat
Diukur
indikator
diadaptasi dari Magner dan Johnson
UJI RELIABILITAS DAN VALIDITAS
Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk
(1995) dalam Mulyasari (2004) dan satu
mengukur
indikator dari Greenberg (1973) dalam
variabel
Mulyasari (2004).
kuesioner. Suatu kuesioner akan dikatakan
Variabel Intervening
handal jika jawaban seseorang terhadap
Variabel intervening dalam penelitian ini
pernyataan adalah konsisten atau stabil
adalah
penganggaran.
dari waktu ke waktu. Pengujian uji
Partisipasi penganggaran merupakan suatu
reliabilitas akan menggunakan cronbach’s
partisipasi
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
keandalan
atau
konstruk
indikator
dari
dalam
suatu
347
alpha. Cronbach’s alpha merupakan salah
ALAT ANALISIS DATA
Pengujian
satu koefisien realibilitas yang paling
hipotesis
dilakukan
sering digunakan. Skala pengukuran yang
dengan analisis jalur (path analysis)
reliabel
nilai
menggunakan software SPSS 17. Analisis
cronbach’s alpha minimal 0.70 (Nunnaly,
jalur untuk menganalisis hipotesis tiga dan
1978; Nunnaly and Bernstein, 1994 dalam
empat. Koefisien analisis jalur dihitung
Uyanto, 2009).
dengan membuat dua persamaan regresi
Uji Validitas
yang
Uji
sebaiknya
validitas
memiliki
dilakukan
untuk
mengukur sah atau valid tidaknya suatu
menunjukkan
hubungan
yang
dihipotesiskan (Ghozali, 2007). Terdapat
dua persamaan regresi, yaitu:
kuesioner. Suatu kuesioner akan dikatakan
Y1 = X1 + X2 + Ɛ1 ............ (1)
valid jika pertanyaan pada kuesioner
Y2 = X1 + X2 + Ɛ2 ............ (2)
mampu mengungkapkan sesuatu yang
Keterangan:
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Uji
Y1 = Partisipasi Penganggaran
validitas data dilakukan dengan mengukur
Y2 = Kinerja Manajerial
korelasi bivariate skor masing-masing
X1 = Keadilan Distributif
item dengan skor total variabel atau
X2 = Keadilan Prosedural
konstruk.
MODEL PENELITIAN
Berdasarkan uraian teoretis dan revieu
penelitian
terdahulu,
penelitian
ini
memiliki model sebagai berikut.
348
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Gambar 1
Model Penelitian
KEADILAN ORGANISASIONAL
P5
KEADILAN
PROSEDURAL
PARTISIPASI
p
PENGANGGARAN
P3
P2
KEADILAN
DISTRIBUTIF
HASIL
P1
KINERJA
MANAJERIAL
P3
P4
PENELITIAN
DAN
oleh responden yang memiliki usia 41-50
PEMBAHASAN
tahun sekitar 38 orang (51,4%), 64 orang
DESKRIPSI RESPONDEN
responden
Penelitian ini menyebarkan 116
laki-laki
berpendidikan
terakhir
(86,5%),
dan
Sarjana
(S1)
kuesioner kepada responden namun hanya
(83,8%).
81 (69,83%) kuesioner yang kembali. Dari
responden
81 kuesioner tersebut hanya 74 (91,35%)
Bagian/Bidang yaitu 40 orang atau 54,1%,
kuesioner yang dapat diolah. Hal ini
dengan lama bekerja sekitar 11 – 15 tahun
dikarenakan terdapat 7 kuesioner tidak
(41,9 %). Berikut deskripsi lengkap
diisi
secara
mengganggu
lengkap
ha s i l
Selain
itu
memiliki
sebagian
jabatan
besar
Kepala
da n
dapat
responden ditampilkan pada tabel berikut
analisis
data.
ini.
Berdasarkan data kuesioner diperoleh
deskripsi responden penelitian didominasi
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
349
Tabel 2
Deskripsi Responden
Keterangan
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Terakhir
Jabatan
Lama Bekerja
HASIL
UJI
< 30 t a hun
31 - 40 t a hun
41 – 50 t a hun
> 50 t a hun
Pria
Wanita
SMA atau Sederajat
Diploma
Sarjana (S1)
Magister (S2)
Doktor
Sekretaris
Kepala Bagian/Bidang
Kepala Subbagian
< 5 t a hun
6 -10 tahun
11 – 15 t a hun
> 15 t a hun
VALIDITAS
DAN
Jumlah
%
0
17
38
19
64
10
0
2
83,8
13,5
0
4
40
30
1
20
31
22
0
23
51,4
25,7
86,5
13,5
0
2,7
83,8
13,5
0
5,4
54,1
40,5
1,4
27
41,9
29,7
Bernstein, 1994 dalam Uyanto, 2009).
RELIABILITAS
Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa
Hasil Uji Reliabilitas
masing-masing
variabel
penelitian
Uji reliabilitas dilakukan untuk
memiliki nilai cronbach’s alpha nilai
mengukur kehandalan suatu indikator dari
minimal 0.70 sehingga dapat disimpulkan
variabel atau konstruk. Uji reliabilitas
bahwa
diukur dengan cronbach’s alpha. Skala
reliabilitas yang baik. Berikut ditampilkan
pengukuran
hasil uji reliabilitas pada tabel ini.
yang
reliabel
sebaiknya
variabel
penelitian
memiliki
memiliki nilai cronbach’s alpha minimal
0.70
350
(Nunnaly,
1978;
Nunnaly
a nd
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Tabel 3
Hasil Uji Validitas
Variabel
Cronbach’s Alpha
Keadilan Distributif
0.756
Keadilan Prosedural
0.700
Kinerja Manajerial
0.779
Partisipasi Penganggaran
0.703
Hasil Uji Validitas
Terdapat dua persamaan regresi
Uji validitas dilakukan dengan
melakukan
korelasi
bivariate
antara
untuk analisis jalur dalam penelitian ini,
yaitu:
masing-masing skor indikator dengan total
Y1 = X1 + X2 + Ɛ1 ............ (1)
skor konstruk. Dari hasil uji validitas
Y2 = X1 + X2 + Y1 + Ɛ2 ............ (2)
diperoleh korelasi antara masing-masing
Keterangan:
item indikator dalam variabel penelitian
Y1 = Partisipasi Penganggaran
terhadap total skor konstruk menunjukkan
Y2 = Kinerja Manajerial
ha s i l
0.000
X1 = Keadilan Distributif
sehingga disimpulkan bahwa masing-
X2 = Keadilan Prosedural
masing
signifikan
indikator
pada
p-value
pernyataan
dalam
kuesioner adalah valid (data terlampir).
Tampilan output SPSS dari uji
analisis
jalur
untuk
persamaan
(1)
diperoleh hasil sebagai berikut.
HASIL UJI ANALISIS JALUR (PATH
ANALYSIS)
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
351
Gambar 2
Hasil Uji Persamaan (1) Analisis Jalur
Model Summary
M ode l
R
R Square
a
1
Adjusted R
Square
.451
.203
Std. Error of
the Estimate
.181
3.565
a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Keadilan
Distributif
ANOVAb
Sum of
Squares
M ode l
1
df
Mean Square
Regression
230.097
2
115.048
Residual
902.349
71
12.709
1132.446
73
Total
F
Sig.
9.052
.000a
a. Predictors: (Constant), Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif
b. Dependent Variable: Partisipasi Penganggaran
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
M ode l
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
15.177
3.991
Keadilan Distributif
.350
.102
Keadilan
Prosedural
.304
.163
Beta
t
Sig.
3.802
.000
.370
3.440
.001
.201
1.867
.066
a. Dependent Variable: Partisipasi Penganggaran
Berdasarkan tampilan output SPSS
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
diatas memberikan nilai standardized beta
antara keadilan distributif dan partisipasi
variabel keadilan distributif sebesar 0.370
penganggaran.
pada nilai signifikan 0.001. Hasil ini
standardized beta 0.370 merupakan nilai
352
Nilai
koefisien
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
path atau jalur p5. Nilai standardized beta
Kemudian dari output SPSS ini
variabel keadilan prosedural sebesar 0.201
dapat diperoleh rumus persamaan (1)
dengan nilai signifikan 0.066. Nilai
sebagai berikut:
signifikan 0.066 ini lebih besar dari α =
PP = 0.370KD + 0.201KP + 0.893 Ɛ1
0.066
............ (1)
yang
menunjukkan
keadilan
prosedural tidak mempengaruhi partisipasi
Keterangan:
penganggaran.
PP = Partisipasi Penganggaran
Koefisien
standardized
beta 0.201 merupakan nilai path atau jalur
KD = Keadilan Distributif
adalah
KP = Keadilan Prosedural
p4.
Besarnya
nilai
Ɛ1
Berikut di bawah ini adalah hasil
��1 � 0.203� � 0.893
tampilan output SPSS dari persamaan (2):
Gambar 3
Hasil Uji Persamaan (2) Analisis Jalur
Model Summary
M ode l
R
R Square
1
.621a
Adjusted R
Square
.386
Std. Error of
the Estimate
.360
4.649
a. Predictors: (Constant), Partisipasi Penganggaran,
Keadilan Prosedural, Keadilan Distributif
ANOVAb
Sum of
Squares
M ode l
1
Regression
Df
Mean Square
950.454
3
316.818
Residual
1512.681
70
21.610
Total
2463.135
73
F
14.661
Sig.
.000a
a. Predictors: (Constant), Partisipasi Penganggaran, Keadilan Prosedural,
Keadilan Distributif
b. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
353
Coefficientsa
Unstandardized
Coefficients
M ode l
1
B
(Constant)
Standardized
Coefficients
Std. Error
Beta
2.068
5.710
Keadilan Distributif
.350
.143
Keadilan Prosedural
.606
Partisipasi
Penganggaran
.489
T
Sig.
.362
.718
.251
2.439
.017
.217
.272
2.792
.007
.155
.332
3.162
.002
a. Dependent Variable: Kinerja Manajerial
Pada
output
SPSS
persamaan
KP = Keadilan Prosedural
regresi (2) nilai standardized beta untuk
KM = Kinerja Manajerial
keadilan distributif adalah 0.251, keadilan
prosedural
=
0.272,
dan
partisipasi
Hasil analisis jalur menunjukkan
bahwa
keadilan
distributif
dapat
penganggaran = 0.332. Nilai standardized
berpengaruh
beta 0.251 adalah nilai jalur path p1,
langsung ke kinerja manajerial. Keadilan
sedangkan standardized beta 0.272 untuk
distributif berpengaruh tidak langsung ke
nilai jalur path p2, dan standardized beta
kinerja
0.332 merupakan nilai jalur path p3.
intervening
Semua nilai standardized beta memiliki
Besarnya pengaruh langsung keadilan
tingkat signifikansi lebih kecil dari α =
distributif terhadap kinerja manajerial
0.05, sedangkan besarnya nilai Ɛ2 adalah
adalah 0.370 (nilai standardized beta p5),
��1 � 0.386� �
0.784. sehingga dapat
diperoleh persamaan regresi (2) sebagai
berikut.
KM = 0.251KD + 0.272KP +
0.332 KM + 0.784 Ɛ2 ............ (2)
Keterangan:
PP = Partisipasi Penganggaran
KD = Keadilan Distributif
354
langsung
manajerial
sedangkan
m a upun
melalui
partisipasi
besarnya
tidak
variabel
penganggaran.
pengaruh
t i da k
langsung keadilan distributif terhadap
kinerja
manajerial
adalah
nilai
standardized beta p1 x p3, yaitu 0.251 x
0.332
=
0.083332.
Sehingga
total
pengaruh keadilan distributif terhadap
kinerja manajerial adalah sebesar 0.370 +
(0.251 x 0.332) = 0.453332.
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Analisis jalur juga menunjukkan
terhadap kinerja manajerial adalah p4 +
tidak adanya pengaruh langsung keadilan
(p2 x p3) = 0.201 + (0.772 x 0.332) =
prosedural terhadap kinerja manajerial.
0.457304. Berdasarkan hasil analisis jalur
Namun
dapat
tersebut ditunjukkan bahwa partisipasi
langsung
penganggaran dapat menjadi variabel
melalui
intervening bagi keadilan distributif dan
keadilan
berpengaruh
terhadap
secara
kinerja
variabel
prosedural
tidak
manajerial
intervening
penganggaran,
dengan
partisipasi
nilai
keadilan
prosedural
terhadap
kinerja
besarnya
manajerial dengan nilai besar pengaruh
pengaruh adalah p2 x p3 = 0.772 x 0.332
atau jalur path p3 adalah 0.332. Berikut
= 0.256304. Dengan demikian total
ini adalah gambar model penelitian dari
besarnya pengaruh keadilan prosedural
dari hasil analisis jalur.
Gambar 4
Model Analisis Jalur
KEADILAN ORGANISASIONAL
P5 = 0.370
KEADILAN
PROSEDURAL
KEADILAN
DISTRIBUTIF
Ɛ2 = 0.784
P1 = 0.251
P2 = 0.272
PARTISIPASI
PENGANGGARAN
Ɛ1 = 0.893
P4 = 0.201
terhadap kinerja manajerial dengan tingkat
PEMBAHASAN
Penelitian
KINERJA
P3 = 0.332MANAJERIAL
ini
dalam
hipotesis
signifikansi 0.066 pada α = 0.05. Hasil ini
pertamanya memprediksi baik keadilan
t i da k
prosedural maupun keadilan distributif
Wasisto dan Sholihin (2004), dan Latif
memiliki pengaruh langsung terhadap
(2007) yang menyatakan adanya pengaruh
kinerja manajerial. Hasil uji statistik
langsung
menemukan bahwa keadilan prosedural
terhadap kinerja manajerial. Hasil ini juga
t i da k
menunjukkan bahwa tingkat keadilan
memiliki
pengaruh
langsung
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
m e ndukung
antara
Bawono
keadilan
(2009),
prosedural
355
prosedural
yang
tinggi
mempengaruhi
t i da k
manajer
meningkatkan
kinerjanya.
Hasil
dapat
memiliki
untuk
terhadap
i ni
pengaruh
kinerja
partisipasi
t i da k
langsung
manajerial
melalui
penganggaran.
Keadilan
terdapat
distributif juga memiliki pengaruh tidak
pengaruh langsung keadilan distributif
langsung terhadap kinerja manajerial yang
terhadap kinerja manajerial dengan tingkat
ditunjukan dengan tingkat signifikansi
signifikansi 0.01 (lebih kecil dari tingkat α
0.007 pada α = 0.05. Temuan ini
= 0.05). Hasil ini mendukung Wentzel
mendukung
(2002) yang menemukan adanya pengaruh
menyatakan persepsi individual mengenai
keadilan
penelitian
ini
menunjukkan
distributif
manajerial.
Wentzel
terhadap
kinerja
keadilan
al.
(1997)
penganggaran
Schminke
et
distribusi
(2002)
dalam
akan
yang
partisipasi
mempengaruhi
menyatakan persepsi individual mengenai
kinerjanya.
keadilan
yang
persepsi mengenai keadilan distributif
diperolehnya akan mempengaruhi sikap
dapat meningkatkan kesempatan untuk
dan perilaku mereka. Dalam penelitian ini
mendapat peningkatan alokasi anggaran
mengindikasikan bahwa persepsi keadilan
yang
distributif yang tinggi dapat meningkatkan
alokasi anggaran tersebut pada akhirnya
kinerja seorang manajer.
dapat meningkatkan kinerja manajer.
terhadap
Hipotesis
distribusi
kedua
penelitian
Menurut Mulyasari (2004),
menguntungkan.
ini
menyatakan bahwa keadilan prosedural
da n
keadilan
distributif
Peningkatan
dapat
PENUTUP
SIMPULAN
Penelitian
mempengaruhi kinerja manajerial dengan
ini
menyimpulkan
partisipasi penganggaran sebagai variabel
sebagai berikut:
intervening. Hasil analisis jalur diperoleh
1. Keadilan prosedural tidak memiliki
keadilan prosedural berpengaruh secara
pengaruh secara langsung terhadap
tidak langsung terhadap kinerja manajerial
kinerja
manajerial,
dengan tingkat signifikansi 0.007 (lebih
keadilan
distributif
kecil dari α = 0.05). Hasil ini sesuai
langsung terhadap kinerja manajerial.
dengan Lau dan Lim (2002), Wasisto dan
2.
sedangkan
berpengaruh
Keadilan prosedural maupun keadilan
Sholihin (2004) dan Latif (2004) yang
distributif dapat berpengaruh secara
menunjukkan bahwa keadilan prosedural
tidak
356
langsung
terhadap
kinerja
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
manajerial
melalui
partisipasi
penganggaran. Hal ini menunjukkan
bahwa
partisipasi
merupakan
antara
penganggaran
variabel
keadilan
intervening
prosedural
dan
keadian distributif terhadap kinerja
manajerial.
KETERBATASAN DAN SARAN
Penelitian ini memiliki beberapa
keterbatasan
diantaranya
r e s pon
rate
responden yang cukup rendah hanya
69,83%,. Oleh karena itu disarankan pada
penelitian
selanjutnya
meningkatkan
respon
pengembalian
kuesioner.
untuk
dapat
tingkat
rate
Selain
itu
penelitian ini berfokus pada satu wilayah
saja,
sehingga
hasilnya
t i da k
dapat
digeneralisasikan dengan wilayah lain.
Penelitian ini juga hanya mengukur
kinerja manajerial, penelitian berikutnya
dapat menggantinya dengan variabel lain
untuk
melihat
pengaruh
keadilan
organisasional.
DAFTAR PUSTAKA
Bawono, Andy Dwi Bayu, 2009, Peran
Budgetary
Goal
Characteristics
sebagai Variabel Intervening dalam
Hubungan antara Keadilan Prosedural
dan Kinerja Manajerial (Studi pada
Pejabat Eselon III dan Eselon IV
pada Pemerintah Daerah se-Eks
Karesidenan
Surakarta),
Tesis,
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Brownell, P., 1982, The Role of
Accounting Data in Performance
Evaluation, Budgetary Participation
and Organizational Effectiveness.
Journal of Accounting Research,
Vol.20 (1), 13-27.
Brownelll, P and Hirst, M, 1986, Reliance
on
Accounting
Information
Budgetary Participation, and Task
Uncertainty: Test of a Three Way
Interaction, Journal of Accounting
Research, 24 (2), 241-249.
Carrel, MR and Dittrich, H, 1978, Equity
Theory: The Recent Literature,
Methodological Consideration and
New
Direction,
Academy
of
Management Review.
Greenberg, J. and Folger, R., 1983,
Procedural Justice, Participation and
the Fair Process Effect in Groups
and Organisations, dalam P. Paulus
(ed.), Basic Group Process, SpringerVerlag, New York.
Greenberg, J. 1990. Employee Theft as a
Reaction to Underpayment Inequity:
The Hidden Cost of Paycuts. Journal
of Applied Psychology, Vol. 75 No.5,
561-568.
Folger, R., and Mary A. Konovsky. 1989.
Effects of Procedural and Distributive
Justice on Reaction to Pay Raise
Decisions. Academy of Management
Journal. Vol. 32, No. 1, 115-130.
Kenis, Izzetin, 1979, Effects of Budgetary
Goal Characteristics on Managerial
Attitudes and Performance, The
357
Accounting Review, Vol.LIV, No.4,
October, 707-721.
Latif, Acmad Badarudin, 2007, Hubungan
antar Keadilan Prosedural dan
Kinerja Manajerial dengan Partisipasi
Anggaran
sebagai
Variabel
Intervening (Penelitian terhadap
Manajer Perusahaan Manufaktur di
Jawa Tengah), Tesis, Program
Pascasarjana Universitas Diponegoro,
Semarang.
Lau, CM and Lim, EW, 2002, The
Intervening Effects of Participation
on
t he
Relationship
between
Procedural Justice and Managerial
Performance, British Accounting
Review, 34.
Leventhal, G.S., 1980, What Should be
Done with Equity Theory? New
Approachs to the Study of Fairness in
Social Relationship. In K. J. Gergen,
M.S. Greenberg and R.H. Willis
(Eds), Social Exchange: Advances in
Theory and Research, New York:
Plenum.
Libby, Y, 1999, The Influence of Voice
and Explanation on Performance in a
Participative Budgetting Setting,
Accounting,
Organization
an d
Society, 24 (2), 125-137.
Lind, EA and Tyler, TR, 1988, The Social
Psychology of Procedural Justice,
New York: Plenum Press.
Locke, EA, 1976, The Nature and Causes
of Job Satisfaction, dalam MD
Dunnette (ed.), Handbook of
Industrial
a nd
Organizational
Psychology, John Wiley & Sons,
New York.
358
Mahmudi, 2010, Manajemen Kinerja
Sektor Publik, Yogyakarta: UPP
STIM YKPN.
Mahoney, TA, Jerdee, TH, and Carroll,
SJ, 1963, Development of Managerial
Performance: A Research Approach,
Cincinnati:
South
Western
Publishing.
Milani, KW, 1975, The Relationship of
Participation in Budget-setting to
Industrial Supervisor Performance
and Attitudes: A Field Study, The
Accounting Review, 50(2), 274-284.
Mulyasari, Windu, 2004, Pengaruh
Keadilan Persepsian, Komitmen pada
Tujuan, dan Job Relevant Information
terhadap
Hubungan
antara
Penganggaran Partisipatif dan Kinerja
Manajerial,
Tesis,
Program
Pascasarjana Universitas Gadjah
Mada, Yogyakarta.
Mumpuni, Mila. 2005. Pengaruh Struktur
Organisasional dan Locus of Control
terhadap
Hubungan
antara
Penganggaran Partisipatif dengan
Kinerja Manajerial pada Organisasi
Sektor Publik (Studi Kasus pada
Rumah Sakit Umum Daerah). Tesis.
Program
Magister
Akuntansi
Universitas Diponegoro. Semarang.
Nouri, H, and Parker, RJ, 1998, The
Relationship between Participation
and Job Performance: the Roles of
Budget Adequacy and Organizational
Commitment,
Accounting,
Organisations, and Society, 23 (5-6),
467-483.
Otley, DT, 1978, Budget Use and
Managerial Performance, Journal of
Mankeu, Vol. 2 No.3, 2013:253-373
Accounting Research, 16 (1), 122148.
Schminke, M., Ambrose, M.L. and Noel,
T.W. (1997). The effect of ethical
frameworks on perceptions of
organizational justice. Academy of
Management Journal, 40(5):11901207.
Siregar, Arifin, 2005, Analisis Pengaruh
Keadilan Prosedural terhadap Kinerja
Manajerial di Lingkungan Pemerintah
Daerah Kota Binjai, Tesis, Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara, Medan.
Tjahjono, Heru Kurnianto, 2007, Validasi
Item-item Keadilan Distributif dan
Keadilan
Prosedural:
Aplikasi
Structural
Equaation
Modelling
dengan Confirmatory Factor Analysis
(CFA) (Studi pada PTS di
Yogyakarta), Jurnal Akuntansi &
Manajemen Vol.18 No.2, STIE
YKPN, Yogyakarta.
Prosedural dengan Kinerja Manajerial
dan Kepuasan Kerja, Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi 7,
Denpasar.
Wentzel, Kristin, 2002, The Influence of
Fairness Perceptions and Goal
Commitment
on
Managers
Performance in a Budget Setting,
Behavioral Research in Accounting,
14, 247-271.
Yenti, Riza Yeni, 2003, Pengaruh
Keadilan
Distributif,
Keadilan
Prosedur,
Komitmen
terhadap
Tujuan, dan Motivasi terhadap
Kinerja
Manajerial
dalam
Penyusunan Anggaran, Prosiding
Simposium Nasional Akuntansi VI,
Surabaya.
Zulfikar dan Sri Murwanti. 2006. Peran
Budgetary Goal Characteristics
dalam Hubungan antara Keadilan
Prosedural dan Kinerja Manajerial.
Jurnal Akuntansi dan Keuangan, Vol.
5 No. 1.
Wasisto, Arief dan Mahfud Sholihin,
2004, Peran Partisipasi Penganggaran
dalam Hubungan antara Keadilan
Analisis Pengaruh..... (Dewi Fitriyani)
359