PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

ABSTRAK

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SITI ROHANA

Pada lingkup pendidikan formal, mutu pendidikan tidak terlepas dari prestasi belajar siswa. Kemandirian serta kreativitas belajar merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Kreativitas akan menimbulkan sikap kritis, yang mana sikap kritis ini hanya akan dimiliki oleh individu yang mempunyai kecerdasan tinggi dan kemandirian dalam belajar yang pada akhirnya akan mendorong untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kemandirian belajar melalui kreativitas belajar terhadap prestasi belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi kelas IX SMP N 4 Gedongtataan yang berjumlah 140 siswa, dan sampel dalam penelitian ini adalah 104 siswa. Data yang terkumpul melalui angket, diolah dengan komputer melalui program SPSS versi 16. Untuk menguji hipotesis menggunakan uji regresi linier dengan analisis jalur.

Berdasarkan analisis data diperoleh hasil sebagai berikut.

1. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 4,362 > 1,983 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil angka beta diperoleh 0,396 atau 39,6 % yang berarti kreativitas belajar dipengaruhi oleh kemandirian belajar.

2. Ada pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 5,393 > 1,983 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima.


(2)

siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan thitung > ttabel = 5,872 > 1,983 sehingga H0 ditolak dan H1 diterima. Hasil angka beta diperoleh 0,507 atau 50,7 % yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu dipengaruhi secara langsung oleh kemandirian belajar.

4. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Hal ini ditunjukkan dengan 0,396 x 0,471= 0,187 atau 18,7% yang berarti prestasi belajar IPS Terpadu secara tidak langsung dipengaruhi oleh kemandirian belajar melalui kreativitas belajar.

Kata kunci: Kemandirian Belajar, Kreativitas Belajar, dan Prestasi Belajar IPS Terpadu


(3)

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS IX SMP N

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Oleh SITI ROHANA

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU

4 GEDONGTATAAN

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar


(4)

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU

SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh SITI ROHANA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(5)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL

ABSTRAK

HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN RIWAYAT HIDUP

PERSEMBAHAN MOTTO

SANWACANA DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 10

C. Pembatasan Masalah ... 10

D. Rumusan Masalah ... 11

E. Tujuan Penelitian ... 11

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian ... 12

G. Ruang Lingkup Penelitian ... 13

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka ... 14

1. Kemandirian Belajar ... 14

2. Kreativitas Belajar ... 23

3. Prestasi Belajar ... 55

4. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial ... 62

B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 65

C. Kerangka Pikir.. ... 65


(6)

B. Populasi dan Sampel ... 71

1. Populasi ... 71

2. Sampel... ... 71

3. Teknik Pengambilan Sampel ... 72

C. Variabel Penelitian ... 73

D. Definisi Operasional Variabel ... 74

E. Teknik Pengumpulan Data ... 75

1. Kuesioner (angket)... ... 76

2. Observasi . ... 76

3. Dokumentasi ... 76

4. Interview (Wawancara) ... 77

5. Studi Kepustakaan ... 77

F. UjiPersyaratanInstrumen ... 78

1. Uji Validitas ... 78

2. Uji Reliabilitas ... 81

G. Uji Persyaratan Statistik Parametrik ... 82

1. Uji Normalitas ... 82

2. Uji Homogenitas ... 84

H. Uji Persyaratan Regresi Linear Ganda... 84

1. Uji Keberartian dan Kelinieran Regresi ... 84

I. Teknik Analisis Data / Uji Hipotesis ... 87

1. Persyaratan Analisis Jalur ... 88

2. Langkah-Langkah Melakukan Analisis Jalur... 88

IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 91

1. Sejarah Berdirinya SMP N 4 Gedongtataan ... 91

2. Situasi dan Kondisi Sekolah ... 92

3. Visi, Misi, dan Tujuan SMP N 4 Gedongtataan ... 94

B. Gambaran Umum Responden ... 96

C. Deskripsi Data ... 96

1. Data Kemandirian Belajar (X) ... 97

2. Data Kreativitas Belajar (Z) ... 100

3. Data Prestasi Belajar (Y) ... 103

D. Uji Persyaratan Analisis Data ... 106

1. Uji Normalitas ... 106

2. Uji Homogenitas ... 111

3. Uji Keberartian dan Kelinieran ... 112

E. Pengujian Hipotesis ... 114

1. Pengujian Hipotesis ... 115

2. Perhitungan Pengaruh ... 124

F. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126

1. Pengaruh Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar . 126


(7)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .. ... 133 B. Saran ... ... 134

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Tabel halaman

1. Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4 Gedongtataan

Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2011/2012. ... 4

2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 65

3. Jumlah Seluruh Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012... 71

4. Perhitungan jumlah sampel untuk masing-masing kelas ... ... 73

5. Definisi Operasional Variabel ... ... 74

6. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Kemandirian Belajar (X).... 79

7. Hasil Perhitungan Uji Coba Validitas Variabel Kreativitas Belajar (Z)... 80

8. Analisis Varians ... 85

9. Analisis Varias (ANAVA) untuk Uji Kelinieran Regresi ... 86

10. Data Penerimaan Siswa SMP N 4 Gedongtataan ... 92

11. Daftar Sarana dan Prasarana SMP N 4 Gedongtataan ... 93

12. Distribusi Frekuensi Kemandirian Belajar (X)... ... 97

13. Perhitungan Mean, Median dan Modus Kemandirian Belajar ... 98

14. Katagori Kemandirian Belajar Pada Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 99

15. Distribusi Frekuensi Kreativitas Belajar (Z) ... 101

16. Perhitungan Mean, Median dan Modus Kreativitas Belajar (Z) ... 101

17. Katagori Kreativitas Belajar Pada Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 103

18. Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar (Y) ... 104

19. Perhitungan Mean, Median dan Modus Prestasi Belajar (Y) ... 104

20. Katagori Prestasi Belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun 2011/2012 ... 105

21. Hasil Perhitungan Uji Normalitas X ... 107

22. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Z ... 108

23. Hasil Perhitungan Uji Normalitas Y ... 109

24. Uji Homogenitas ... 112

25. Hasil Uji Kelinieran Variabel X Terhadap Y ... 112

26. Hasil Uji Keberartian Variabel X Terhadap Y ... 112


(9)

30. Korelasi Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar ... 116

31. Koefisien Regresi Kemandirian Belajar Terhadap Kreativitas Belajar ... 116

32. Korelasi Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 118

33. Koefisien Regresi Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar ... 118

34. Korelasi Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar melalui Kreativitas Belajar ... 120

35. Koefisien Kemandirian Belajar Terhadap Prestasi Belajar melalui Kreativitas Belajar ... 120


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar halaman

1. Paradigma Penelitian ... 67

2. Hubungan Struktur X, Z dan Y (Paradigma Jalur) ... 89

3. Histogram Kemandirian Belajar ... 99

4. Histogram Kreativitas Belajar ... 102

5. Histogram Prestasi Belajar ... 105

6. Kurva Normal Q-Q Plot Kemandirian Belajar... 107

7. Kurva Normal Q-Q Plot Kreativitas Belajar ... 109

8. Kurva Normal Q-Q Plot Prestasi Belajar ... 110

9. Analisis Jalur X terhadap Z, Z terhadap Y, X terhadap Y, dan X terhadap Y melalui Z ... 115

10. analisis jalur, pengaruh langsung dan tidak langsung, pengaruh total dan kemandirian belajar (X) berpengaruh secara signifikan terhadap kreativitas belajar (Z) dan prestasi belajar (Y) ... 124


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Kisi-Kisi Angket 2. Soal Angket

3. Data Uji Coba Angket X 4. Data Uji Coba Angket Z

5. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas X 6. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabilitas Z 7. Data Angket X

8. Data Angket Z 9. Data Angket Y

10. Rekap Data keseluruhan 11. Uji Normalitas

12. Uji Homogenitas

13. Uji Linieritas dan Uji Keberartian

14. Regresi Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Kreativitas Belajar

15. Regresi Pengaruh Kreativitas Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu 16. Regresi Pengaruh Kemandirian Belajar terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu 17. Tabel Harga Kritis dari r Product Moment

18. Tabel Harga Kritis Distribusi F 19. Tabel Harga Kritis Distribusi T 20. Perubahan Judul Penelitian 21. Rencana Judul Skripsi

22. Surat Penelitian Pendahuluan 23. Surat Keterangan Penelitian


(12)

MENGESAHKAN

1.

Tim Penguji

Ketua : Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. ...

Sekretaris : Drs. Hi. Yon Rizal, M.Si. ...

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Hi. Nurdin, M.Si. ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si. NIP 19600315 198503 1 003


(13)

Judul Skripsi

Nama

Nomor Pokok Mahasiswa Program Studi

Jurusan Fakultas

Pembimbing I,

Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. NIP. 19600808198603100

Ketua Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Drs. Buchori Asyik, M. NIP. 195601081985031002

: PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP N GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/1012

: Siti Rohana

Nomor Pokok Mahasiswa : 0813031012

: Pendidikan Ekonomi

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing

Pembimbing

Dr. R. Gunawan S, S.Pd, S.E, M.M. Drs. Yon Rizal

6008081986031003 NIP. 19600818196031005

2. Mengetahui

Ketua Program engetahuan Sosial, PendidikanEkonomi,

, M.Si. Drs. H. Nurdin, M.Si. 195601081985031002 NIP. 196008171986031003

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS

TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 ATAAN TAHUN PELAJARAN

: Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Pembimbing II,

Yon Rizal, M.Si. 19600818196031005

Ketua ProgramStudi Ekonomi,

Nurdin, M.Si. NIP. 196008171986031003


(14)

MOTTO

“Dengan ilmu, kehidupan menjadi enak, dengan seni kehidupan

menjadi halus, dan dengan agama kehidupan menjadi terarah

dan bermakna".

(Prof.Dr.HA.Mukri Ali)

“Winners Are Creative; LosersNon Creative”

“Orang-orang yang sukses kaya kreatifitas;

orang-orang yang gagal miskin kreatifitas”

(MEDIKA)

“INGATLAH, bahwa apa yang hari ini tidak mau anda mulai

mengerjakannya, besok pun belum tentu anda mau

mengerjakannya”.

By. Benin

“tidak ada rahasia kesuksesan.

Hanyalah hasil dari persiapan yang matang,

kerja keras, dan belajar dari kegagalan”

by: Colin L. Powell

“Satu hal yang tak dapat ditiru manusia ialah “Rezky”

By. Siti Rohana


(15)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas izin dan

ridha-Nyalah karya kecilku ini kupersembahkan kepada :

Alm. Abah ku tercinta Abah Sam’un dan Alm.Teteh ku tersayang Teh Tini.

Akan kuwujudkan harapan dan cita-cita yang pernah kau titipkan kepada ku.

Emak ku tercinta Emak Nasuha.

Terimakasih telah membesarkan dan mendidikku dengan penuh kasih

sayang, yang telah banyak berjuang tanpa lelah, serta selalu menyebut

namaku disetiap do’a mu.

Keluarga besar ku tercinta,

yang selalu menjadi motivasi dalam hidupku, selalu memberikan do’a,

keceriaan, mendukungku dan menantikan keberhasilanku.

Seseorang yang kelak menjadi pendamping hidupku, yang selalu memberikan

semangat kepadaku dan telah setia menemaniku

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi motivasi

Para pendidikku yang ku hormati

Terimakasih atas seluruh ilmu yang diberikan

Almamater tercinta,


(16)

RIWAYAT HIDUP

Penulis bernama Siti Rohana dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 24 Oktober 1990, merupakan anak keenam dari enam bersaudara pasangan Bapak Sam’un (alm) dan Ibu Nasuha.

Pendidikan formal yang pernah diselesaikan oleh penulis adalah :

1. SD Negeri 1 Kebon Jeruk Bandar Lampung selesai pada tahun 2002 2. SMP Kartika II-2 (Persit) Bandar Lampung selesai pada tahun 2005 3. SMA YP. Unila Bandar Lampung selesai pada tahun 2008

Pada tahun 2008, penulis diterima sebagai mahasiswa di Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Program Studi Pendidikan Ekonomi melalui jalur Penelusuran Kemampuan Akademik dan Bakat (PKAB).

Sebagai salah satu mata kuliah wajib, penulis dituntut untuk dapat

mengaplikasikan matakuliah teori yang didapat selama diperkuliahan. Penulis telah mengikuti dan melaksanakan program-program wajib perkuliahan yang antara lain:

1. Kuliah Kerja Lapangan (KKL) dan Studi Banding dengan tujuan Solo – Yogyakarta – Semarang – Bandung – Jakarta yang dilaksanakan pada tanggal 23 Januari 2011 sampai 29 Januari 2011.


(17)

tanggal 30 Juni 2011 sampai 11 Agustus 2011.

3. Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMP Negeri 4 Gedongtataan Pesawaran. Program Pengalaman Lapangan (PPL) ini berintegrasi dengan Kuliah Kerja Nyata (KKN) sehingga waktu pelaksanaan bersamaan selama 3 bulan, terhitung tanggal 11 Juli 2011 sampai 30 September 2011.

Selain dunia akademik kampus, Penulis juga aktif dalam organisasi kampus dan luar kampus. Penulis tercatat aktif dalam Organisasi Tingkat Universitas dan Fakultas yaitu;

1. KOPMA (Koperasi Mahasiswa Unila) UNIVERSITAS LAMPUNG 2. HIMAPIS (Himpunan Mahasiswa Pendidikan Ilmu Sosial) FKIP UNILA

Penulis,


(18)

SANWACANA

Alhamdulilah, puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi dengan judul “Pengaruh Kemandirian Belajar Melalui Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012." adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan, motivasi, saran dan kritik yang telah diberikan oleh semua pihak.Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih seluruhnya kepada :

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Unila;

2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S., selaku pembantu Dekan I FKIP Unila; 3. Bapak Drs. Arwin Achmad, M.Si., selaku pembantu Dekan II FKIP Unila; 4. Bapak Drs. Iskandarsyah, M.H., selaku pembantu Dekan III FKIP Unila; 5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.S.i, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pengetahuan


(19)

telah bersedia menjadi pembahas penulis. Terima kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi.

7. Bapak Dr. R. Gunawan Sudarmanto, S.Pd, S.E, M.M., selaku Pembimbing Akademik (PA) dan Pembimbing I yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;

8. Bapak Drs. Yon Rizal, M.Si., yang telah bersedia menjadi Pembimbing II yang telah banyak meluangkan waktu untuk penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua pengorbanan untuk membantu penulis dalam penyelesaian skripsi;

9. Bapak Dr. H. M. Basrowi, S.Pd, M.Pd., yang telah banyak berjasa dalam penulisan skripsi ini. Terima kasih atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah Bapak berikan kepada penulis;

10. Bapak dan Ibu Dosen FKIP Universitas Lampung khususnya Program Studi Pendidikan Ekonomi terima kasih atas bantuan dan bimbingannya serta tiada henti-hentinya mengingatkan Penulis untuk terus belajar dan belajar;

11. Kepala SMP Negeri 4 Gedongtataan, Bapak Moh. Farham Fahmi, S.Pd dan Seluruh Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 4 Gedongtataan yang telah mengizinkan dan membantu dalam proses penelitian;

12. Abah Sam’un (alm) dan Teteh Tini (alm) yang telah mendoakan ku dari Surganya ALLAH, SWT dan melihat kesuksesaan ku dari kejauahan, Maaf


(20)

13. Emakku Tercinta Nasuha, terima kasih atas do’a tulus mu, motivasi, serta kasih sayang Emak selama ini;

14. Kakak-kakak ku Bang cherry, Kang Wandi, Teh Yati, Kang Pardi, Kang Hendrik, serta semua saudaraku yang mendukung dan menyayangi serta berdoa untuk keberhasilanku;

15. Keponakanku Erik, Indah, Putra, Wawan, Intan, Irfan, Dita, Aisyah yang selalu membuat ku tersenyum.

16. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION) 2008 REGULER (Anggia, Eis, Ewa, Evo, Uwo, Metra, Nesti, Ratih IW, Ria, Sri, Santi, Aulia, Citra, Desi, Devy, Dinar, Dyah, Eka N, Iand (Endryan), Elda, Ellysa, Dila, Ferli, Fiqih, Freddy, Galih, Gika, Kiki, Lisa, Udin, Marsel, Maya, Meyta, Nia, Wulan, Pepi, Puji, Rahma, Fani, Rosi, Rudi, Bay, Windy, Dani, Dini, Yana dan Yuli), terimakasih atas do’a dan dukungannya;

17. Untuk sahabat-sahabat seperjuanganku Economy Education (ECOUTION) 2008 MANDIRI (Andrea, Angga, Ayu, Dede, Desi S, Durotul, Eka R, Ela, Ernia, Iin, Ika P, Joko, Acc, Meli, Ana, Nur KD, Osie, Ratih CN, Mai, Rachma, Suryo, Wina, Andrian, Aris, Chintya, Desi MS, Ucil, Dwinta, Zie, Ika N, Ivan, Kris, Lia, Meri, Mina, Ony, Mitha, Rahmat, Rini, Sigit, Siti Ruhibah, Vita dan Yenni), terimakasih atas do’a dan dukungannya;

18. Teman-teman di BT/BS MEDIKA terimakasih atas do’a dan dukungannya; 19. Seluruh Kakak tingkat serta adik-adik tingkat 2007, 2009, 2010 dan 2011


(21)

Infandiah (si cyng), Ovi Ardila (Ovy), Putri Wulandari, Gestiana P, Fairuz (Pa’i), Lianovayanti serta seluruh mahasiswa yang bertugas di Pesawaran kalian telah menjadi keluarga baru dikehidupanku semoga sukses;

21. Keluarga besar Bapak Hendri Dunan selaku Kepala Desa Taman Sari Gedongtataan dan Seluruh masyarakat Taman Sari Gedongtataan terimakasih atas motivasi dan kerjasamanya selama KKN dan PPL;

22. Seluruh Siswa-siswi SMP N 4 Gedongtataan, yang telah berpartisipasi dalam penyusunan skripsi ini, terima kasih atas do’a dan dukungannya.

23. Kakak Rian Arizona yang telah setia menemaniku dalam suka maupun duka, terima kasih do’a, dukungan serta motivasinya, semoga kelak kita bisa sukses bersama-sama.

24. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan di atas kertas ini namun penulis berterimakasih atas semuanya.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun akan penulis terima dengan tangan terbuka dan ucapan terimakasih. Namun demikian, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.

Bandar Lampung, April 2012 Penulis


(22)

SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Siti Rohana NPM : 0813031012

Jurusan/Program Studi : IPS/Pendidikan Ekonomi

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali disebutkan di dalam daftar pustaka.

Bandar Lampung, April 2012

Siti Rohana 0813031012


(23)

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa. Pendidikan bagi kehidupan umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa membawa manusia dari keterbelakangan menuju kemajuan dengan memiliki berbagai ilmu pengetahuan.

Undang-undang No.20 Tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan diartikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat bangsa dan negara.

Pendidikan nasional bertujuan mengembangkan potensi peserta didik agar

menjadi manusia beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis, serta bertanggungjawab dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. (UU SISDIKNAS)


(24)

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Keberhasilan peserta didik untuk memperoleh pendidikan dituntun oleh banyak faktor. Keberhasilan tersebut tidak hanya ditentukan oleh faktor pengajarnya tetapi tidak terlepas dari faktor yang berasal dari peserta didik, misalnya kreativitas belajar, kemandirian belajar, aktivitas belajar, kemampuan, dan lain-lain.

Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan yang mempunyai tugas untuk membentuk manusia berkualitas dalam pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang pencapaiannya dilakukan dengan terencana, terarah, dan sistematis. Upaya peningkatan mutu pendidikan, khususnya pendidikan di sekolah, tidak terlepas dari masalah prestasi belajar yang dicapai oleh siswa. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik dan maksimal yang diperlukan usaha yang sungguh-sungguh dari peserta didik baik itu berupa kemandiria n dalam belajar dan kreativitas dalam belajar.

Pendidikan dasar (SD dan SLTP) bertujuan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk mengembangkan kehidupan sebagai pribadi, anggota

masyarakat, warga negara dan umat manusia serta mempersiapkan siswa untuk mengikuti pendidikan selanjutnya. Sekolah pada umumnya telah menerapkan KTSP Pendidikan Berkarakter, setiap siswa dituntut untuk mandiri, kreatif, bertanggung jawab, inovatif. Pendidikan dasar di SLTP memberi bekal

kemampuan dasar sebagai upaya perluasan serta peningkatan pengetahuan serta keterampilan yang diperoleh di SD yang bermanfaat bagi siswa untuk


(25)

Permasalahan pendidikan di Indonesia begitu kompleks padahal pendidikan begitu penting dalam menyiapkan manusia untuk mempertahankan dan

meningkatkan kualitas kehidupan sebagai bangsa yang bermartabat. Tantangan yang begitu berat dihadapi pada semua bidang. Terlihat dari berbagai jenis

laporan-laporan dalam pendidikan seperti prestasi belajar atau hasil belajar peserta didik yang relatif masih rendah.

Lingkup pendidikan formal tidak terlepas dari prestasi belajar siswa. Keberhasilan kegiatan dalam pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar siswa sebagai peserta didik. Jika prestasi belajar siswa tinggi, maka kegiatan belajar dan pembelajaran dikatakan berhasil. Sebaliknya, bila prestasi belajar siswa rendah, maka kegiatan belajar dan pembelajaran dikatakan belum berhasil atau belum tercapai. Kegiatan belajar dan pembelajaran merupakan suatu kegiatan yang bernilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan anak didik. Kegiatan tersebut diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah

dirumuskan sebelum proses pembelajaran dilaksanakan. Jika interaksi antara guru dan anak didik berjalan dengan baik, maka prestasi belajar siswa akan baik. Namun, kegiatan belajar dan pembelajaran tersebut di pengaruhi oleh beberapa faktor terutama faktor dari dalam diri peserta didik seperti sikap kemandirian dalam belajar serta kreativitas yang dimiliki, sehingga tidak selalu berlangsung baik. Oleh karena itu, prestasi belajar setiap peserta didik tidak selalu baik dan sama.

Berdasarkan hasil penelitian pendahuluan yang dilakukan pada siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan tahun pelajaran 2011/2012, diketahui bahwa prestasi


(26)

belajar siswa dalam pelajaran IPS siswa belum sepenuhnya memuaskan, seperti terlihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 1.Perolehan Prestasi Belajar Siswa Kelas IX di SMP Negeri 4

Gedongtataan Mata Pelajaran IPS Tahun Pelajaran 2011/2012.

No. Kelas Nilai Jumlah

Siswa Keterangan 0,0 – 6,4 > 6,5

1. 2. 3. 4. IX A IX B IX C IX D 17 20 19 20 19 14 16 15 36 34 35 35 Kriteria ketuntasan minimum (KKM) Yang ditetapkan sekolah adalah 65 Jumlah Siswa 76 64 140

% 54,29 45,71 100

Sumber : Guru Mata Pelajaran IPS Terpadu Kelas IX SMP N 4 Gedongtataan Bila ketuntasan hasil belajar di SMP Negeri 4 Gedongtataan adalah 45,71%, maka pada tabel 1 di atas terlihat bahwa persentase siswa yang menguasai bahan

pelajaran yaitu terdiri dari 64 orang atau sebanyak 45,71%, sedangkan siswa yang memiliki nilai kurang dari 6,5 yaitu terdiri dari 76 orang atau sebanyak 54,29%. Hal ini berarti menunjukkan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas VIII tergolong rendah.

Menurut Djamarah dan Zain (2006:107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang 65% dikuasai siswa, persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah dan sebaliknya.

Data di atas dapat dikatakan bahwa hasil belajar IPS Terpadu siswa kelas IX tergolong rendah. Selain itu, berdasarkan hasil wawancara dengan guru bidang studi IPS Terpadu diketahui IPS Terpadu merupakan salah satu mata pelajaran


(27)

yang masih dianggap sulit oleh siswa sehingga sebagian besar siswa kurang antusias untuk belajar IPS Terpadu, siswa cenderung segan dan kurang serius dalam mengikuti pembelajaran. Siswa masih cenderung menerima apa yang disampaikan oleh guru. Sehingga siswa tidak pernah berfikir secara mandiri untuk menemukan masalah dan menyelesaikannya. Dari seluruh jumlah siswa kurang dari 50% siswa dapat mandiri dalam mengikuti pembelajaran.

Usaha pendidikan yang diharapkan adalah kualitas generasi muda yang cerdas, kreatif, dan mandiri dapat terwujud. Kenyataannya siswa sekarang ini kurang kreatif dan mandiri dalam belajar. Hal ini dikarenakan sistem pendidikan yang senantiasa bergantung pada pendidik. Akibatnya, siswa kurang bersemangat untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi. Siswa kurang memiliki tingkah laku yang kritis bahkan cara berfikir untuk mengeluarkan ide-ide yang sifatnya inovatif pun terkesan lambat.

Pembelajaran yang terjadi di kelas, guru dituntut untuk menciptakan kondisi belajar yang dapat membangkitkan semangat belajar siswa sehingga siswa memiliki keterampilan, keberanian, serta mempunyai kemampuan IPS Terpadu. Namun, guru dalam mengajar IPS Terpadu selama ini di sekolah, guru memegang peranan utama dalam penyampaian materi di kelas. Guru cenderung mendominasi proses pembelajaran yang terjadi. Guru masih menggunakan metode

konvensional: ceramah, tanya jawab, dan pemberian tugas. Siswa hanya menerima, mendengar dan mencatat penjelasan yang disampaikan oleh guru. Namun, siswa merasa kesulitan jika guru memberikan soal yang berbeda dengan contoh yang telah diajarkan guru sebelumnya. Selain itu bila guru mengulas


(28)

kembali materi yang disampaikan siswa cenderung memilih diam. Dengan demikian tidak ada timbal balik antara guru dan siswa dalam pembelajaran yang terjadi.

Pembelajaran yang terjadi di kelas seharusnya mengarahkan siswa untuk bersikap mandiri. Kemandirian belajar adalah hasil suatu proses dan pengalaman belajar yang dialami siswa sendiri, sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Siswa yang kemudian dapat menyelesaikan permasalahan belajar dengan sendirinya. Hal tersebut disebabkan karena sasaran utama dalam proses pembelajaran adalah individu sebagai subyek belajar.

Kegiatan belajar siswa dituntut untuk memiliki sikap mandiri. Artinya, siswa perlu memiliki kesadaran, kemauan dan motivasi dari dalam diri siswa untuk melakukan usaha belajar. Belajar merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan diri siswa dan bukan semata-mata tekanan guru maupun pihak lain. Sikap mandiri dalam diri siswa akan berhasil dicapai sebagaimana yang diharapkan.

Kemandirian merupakan salah satu unsur yang penting dimiliki siswa dalam belajar mengajar, dan jelas akan memperbaiki mutunya karena menyangkut inisiatif siswa.

Kemandirian belajar yang dimiliki siswa diharapkan dapat memanfaatkan waktu di sekolah maupun di rumah, buku-buku pegangan yang ditetapkan oleh guru, perpustakaan sekolah dan lain sebagainya. Kemandirian ini menekankan pada aktivitas, siswa dalam belajar yang penuh tanggung jawab atas keberhasilannya dalam belajar. Dengan demikian, kemandirian belajar mengembangkan kognitif yang tinggi. Hal ini disebabkan karena terbiasa menghadapi tugas dan sumber


(29)

belajar yang ada, serta mengadakan diskusi dengan teman bila menghadapi kesulitan.

Siswa yang diajar adalah siswa-siswa yang masih perlu mendapat bimbingan, baik perkembangan jiwa maupun perkembangan ilmu pengetahuan. Bimbingan

merupakan upaya agar siswa memiliki kemandirian dalam belajar dan bertanggung jawab atas pekerjaannya sendiri. Kemandirian yang didorong kepercayaan diri dan kemampuan yang sungguh-sungguh, merupakan

kemandirian dalam proses pembelajaran yang mampu memaksimalkan prestasi belajar.

Kita dilahirkan dengan potensi kreatif. Salah satu ciri yang membedakan manusia dengan ciptaan Tuhan yang maha esa adalah kreativitas kita atau kemampuan mencipta. Tentunya hal ini merupakan sifat hakiki kita sebagai manusia dan merupakan bagian dari siapa kita.

Manusia yang menjadi lebih kreatif akan menjadi lebih terbuka fikirannya terhadap gagasannya sendiri maupun gagasan orang lain. Manusia berkreasi adalah karena adanya kebutuhan dasar, seperti: keamanan, cinta, dan

penghargaan. Mereka juga termotivasi untuk berkreasi oleh lingkungannya dan manfaat dari berkreasi seperti hidup yang lebih menyenangkan, kepercayaan diri yang lebih besar, kegembiraan hidup, dan kemungkinan untuk menunjukkan kemampuan terbaik mereka.

Meningkatkan kreativitas lebih mudah dengan mengubah kondisi lingkungan dari pada mencoba membuat orang berpikir secara lebih kreatif. Dengan demikian,


(30)

sesuatu pekerjaan yang dilakukan dari hasil kreativitas bukan timbul secara tiba-tiba dalam pikiran seseorang laksana bola lampu yang dinyalakan ditengah-tengah kegelapan, melainkan diperoleh dari hasil pemikiran mendalam dan kerja keras. Cara belajar secara kreatif adalah dengan menghubungkan isi pengajaran dengan konteks kehidupan nyata. Pengajar atau guru yang mampu memberikan pelajaran sesuai dengan konteks nyata kehidupan berarti telah membagikan pengalamannya kepada para siswa. Hal ini akan menjadi pemicu bagi para siswa untuk

memberikan respon, berdiskusi, dan berfikir dalam tingkat tinggi. selain itu, pengajar atau guru dapat memberikan pertanyaan-pertanyaan terbuka akan menggerakkan para siswa untuk berfikir kreatif.

Pengembangan kreativitas di sekolah dalam proses belajar dan pembelajaran benar-benar dapat memiliki relevansi yang tinggi dan menghasilkan para lulusan yang memiliki kreativitas tinggi. Sekolah seyogyanya dapat menyediakan

kurikulum yang memungkinkan para siswa dapat berfikir kritis dan kreatif, serta memiliki keterampilan pemecahan masalah, sehingga ada gilirannya mereka dapat merespons secara positif setiap kesempatan dan tantangan yang ada serta mampu mengelola risiko untuk kepentingan kehidupan pada masa sekarang maupun mendatang. Dalam proses pembelajaran, faktor penentu keberhasilan belajar adalah individu tersebut sebagai pelaku dalam kegiatan belajar. Tanpa kesadaran, kemauan dan keterlibatan siswa, maka proses belajar tidak akan berhasil.

Menurut Muhibbin Syah (2008:117) mengatakan bahwa:

“Setiap siswa yang telah mengalami proses belajar,

kebiasaan-kebiasaannya akan tampak berubah. Kebiasaan itu timbul karena proses penyusutan kecenderungan respons dengan menggunakan stimulasi yang


(31)

berulang-ulang. Dalam proses belajar, pembiasaan juga meliputi

pengurangan perilaku yang tidak diperlakukan. Karena proses penyusutan dan pengurangan ini, muncul suatu pola tingkah laku baru yang relatif menetap dan otomatis.”

Individu yang kurang mempunyai keinginan untuk mengembangkan potensi kreatif yang ada dalam dirinya. Hal ini tampak terjadi pada saat proses belajar mengajar berlangsung. Siswa kurang efektif dan responsif terhadap materi yang disampaikan. Kondisi semacam ini menjadikan siswa lebih banyak tergantung pada pendidik. Tetapi dalam kenyataannya, individu yang demikian justru bisa mencapai prestasi belajar yang cukup baik, bahkan ada beberapa individu yang terbilang tinggi prestasi belajarnya. Hal ini menunjukkan bahwasanya semakin tinggi kemandirian belajar dan kreativitas belajar tentu prestasi belajar yang dicapai juga tinggi, begitu pula sebaliknya. Padahal kecenderungan kemandirian merupakan salah satu unsur masukan yang pokok dalam proses kreativitas dan memberikan sikap bertahan dan maju terus dalam mewujudkan ide atau gagasan-gagasan yang kreatif.

Kemandirian serta kreativitas belajar merupakan suatu hal yang penting dalam meningkatkan prestasi belajar siswa, khususnya dalam mata pelajaran IPS Terpadu. Dalam proses belajar mengajar, tanpa adanya keaktifan anak belajar tidak akan mencapai hasil yang maksimal. Kreativitas akan menimbulkan sikap kritis, yang mana sikap kritis ini hanya akan dimiliki oleh individu yang

mempunyai kecerdasan tinggi dan kemandirian dalam belajar yang pada akhirnya akan mendorong untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi.


(32)

Berdasarkan latar belakang masalah di atas penulis ingin melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012” .

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut.

1. Pendidikan berkarakter yang diterapkan sekolah belum berjalan secara maksimal.

2. Rendahnya prestasi belajar peserta didik. 3. Kurangnya kemandirian siswa dalam belajar.

4. Siswa masih belum berani mengembangkan kreativitasnya dalam belajar

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, maka batasan masalah pada penelitian ini adalah mengkaji tentang “Pengaruh Kemandirian Belajar Melalui Kreativitas Belajar Terhadap Prestasi Belajar IPS Terpadu Siswa SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012” sehingga permasalahan dalam penelitian akan difokuskan pada variabel-variabel yang berkaitan dengan kemandirian belajar, kreativitas belajar dan prestasi belajar.


(33)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012? 2. Apakah ada pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS

Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012?

3. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012?

4. Apakah ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012?

E. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan latar belakang masalah dan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012;


(34)

2. untuk mengetahui pengaruh kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012;

3. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012;

4. untuk mengetahui pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP Negeri 4 Gedongtataan Tahun Pelajaran 2011/2012;

F. Manfaat dan Kegunaan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian di atas, maka kegunaan penelitian ada dua hal, yaitu:

1. kegunaan teoritis, untuk mengembangkan lebih luas lagi ilmu pengetahuan tentang kemandirian belajar, kreativitas belajar, dan prestasi belajar

khususnya bagi peneliti, para siswa, para pendidik dan masyarakat umumnya;

2. kegunaan praktis, maka penelitian ini berguna untuk:

a. bahan informasi bagi para pengajar baik guru untuk meningkatkan mutu pengajaran, melatih kemandirian belajar dan mengembangkan kreativitas bagi anak didiknya;

b. mengarahkan dan memberi bimbingan kepada para siswa bahwa sangat diperlukan sekali kemandirian dalam belajar dan penting sekali adanya kreativitas pada diri siswa dalam pembelajaran di sekolah;


(35)

c. bahan referensi dan informasi bagi para peneliti yang ada kaitannya dengan penelitian ini.

G. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini sebagai berikut.

1. Ruang Lingkup Objek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup objek penelitian adalah deskripsi tentang kemandirian belajar, kreativitas belajar, serta prestasi belajar.

2. Ruang Lingkup Subjek Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup subjek penelitian adalah siswa kelas IX (A, B, C, dan D) yang terdiri dari 140 siswa.

3. Ruang Lingkup Tempat Penelitian

Pada penelitian ini yang menjadi ruang lingkup tempat penelitian adalah sekolah SMP Negeri 4 Gedongtataan kab. Pesawaran.

4. Ruang Lingkup Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan sesuai dengan surat izin penelitian yang dikeluarkan oleh Fakultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan sampai dengan selesai.

5. Ruang Lingkup Ilmu Penelitian

Ruang lingkup ilmu penelitian yang berhubungan dengan penelitian ini adalah aspek-aspek belajar dalam pendidikan yang menyangkut masalah kemandirian belajar, kreativitas belajar, serta prestasi belajar siswa.


(36)

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

A. Tinjauan Pustaka

1. Kemandirian Belajar

Bertanggung jawab terhadap diri sendiri adalah cermin kemandirian secara fisik, mental, emosional, dan moral. Dengan demikian akhirnya seseorang mampu mengarahkan dan mengurus diri sendiri. Seseorang dikatakan mandiri jika secara fisik dapat bekerja sendiri, mampu menggunakan fisiknya untuk melakukan segala aktifitas hidupnya; secara mental dapat berfikir sendiri, menggunakan kreativitasnya, mampu mengekspresikan gagasannya kepada orang lain; secara emosional mampu mengelola perasaannya; dan secara moral memiliki nilai-nilai yang mampu mengarahkan perilakunya.

Kemandirian dapat diartikan sebagai suatu kemampuan untuk memikirkan, merasakan, serta melakukan sesuatu sendiri atau tidak tergantung pada orang lain. (Familia, 2006:32).

Kemandirian menurut Havighurst (Familia, 2006:32) memiliki empat aspek, yakni aspek intelektual (kemauan untuk berfikir dan menyelesaikan masalah sendiri), aspek sosial (kemampuan untuk membina relasi secara aktif), aspek emosi (kemauan untuk mengelola emosinya sendiri), aspek ekonomi ( kemauan untuk mengatur ekonomi sendiri).


(37)

Kemandirian akan timbul ketika seorang anak “merasa puas” dan “percaya bahwa dirinya mampu” melakukan sesuatu. Kemandirian meliputi kemandirian dalam melakukan interaksi sosial, kemampuan dalam menolong dirinya sendiri dalam kegiatan rutin sehari-hari, dan kemandirian dalam menyelesaikan masalah. Kemandirian pada seorang anak berkembang melalui sebuah proses, ketika anak mempunyai banyak kesempatan untuk melakukan sesuatu dan merasa berhasil maka kepercayaan diri akan bertambah, ada kepuasan diri dan kemandirian lebih berkembang. Sikap tidak mandiri dipicu oleh adanya rasa kurang percaya diri untuk berperan secara aktif dalam interaksi sosial.

Menurut Familia (2006:45) mengatakan bahwa anak mandiri pada dasarnya adalah anak yang mampu berfikir dan berbuat untuk dirinya sendiri. Seseorang anak yang mandiri biasanya aktif, kreatif, kompeten, tidak tergantung pada orang lain, dan tampak spontan.

Ciri khas anak mandiri antara lain mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat kekhawatiran bila terlibat masalah, tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik buruknya, percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-dikit bertanya dan meminta bantuan, dan mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya. Kemandirian pada anak sangat penting karena merupakan salah satu life skill yang perlu

dimiliki.

Hermann Holstein (1987:4) berpendapat:

”pendidikan untuk kemandirian mempunyai situasi belajar mandiri sebagai tujuan. Belajar mandiri mempersyaratkan sebelumnya suatu sikap mandiri dan dengan demikian suatu kemandirian. Belajar mandiri hanya


(38)

mungkin dapat dicapai dalam batas-batas kemandirian yang telah dikembangkan. Dalam situasi balajar mandiri, kemandirian tidak dipersyaratkan untuk kemandirian itu sendiri, melainkan hubungannya dengan belajar, maksud dan tujuannya, serta cara-caranya.”

Dapat disimpulkan bahwa kemandirian dalam belajar itu dikaitkan dengan situasi atau proses dari pembelajaran itu sendiri. Dari cara belajar yang membuat siswa aktif dalam pembelajaran meskipun dalam situasi sendiri.

Lima kelompok situasi yang rumit dalam belajar mandiri menurut Herman Holstein (1987:6-7) adalah sebagai berikut.

1. Situasi dalam pelajaran kelas yang langsung terpimpin oleh pengajar. Situasi belajar mandiri yang dalam pelajaran kelas ditanamkan oleh pengajar, memungkinkan pelajar untuk berkerja sendiri (berswakarya) dalam melaksanakan pekerjaan yang diberikan. Dengan penyediaan ini pelajar dapat bekerja sendiri sehingga tiap anak bertolak dari kegiatan sendiri secara kolektif, dapat mengembangkan serta membuktikan kemandiriannya.

2. Situasi belajar ikut direncanakan dan/atau dibentuk oleh pengajar. Kelompok situasi belajar ini menempatkan pelajar yang ikut

merencanakan dan ikut membentuk situasi belajar dalam keadaan untuk dengan tidak langsung dan secara mandiri mengikutsertakan kawan pelajarnya dalam proses belajar.

3. Situasi belajar dengan media sebagi bidang-keliling/lingkungan belajar. Pergaulan dalam kegiatan sendiri dengan media, dapat membuka kesempatan untuk belajar bekerja mandiri dengan media.

4. Situasi belajar terjadi dari organisasi sekolah dan pengajar.

Penataan organisasi dalam pelajaran sekolah merupakan kemungkinan yang mendasar untuk menimbulkan situasi belajar.

5. Situasi belajar dalam kehidupan sekolah.

Sejauh pelajar ikut serta dalam persiapan dan penyelenggaraan kegiatan-kegiatan sekolah akan terjadi stimulasi dari inisiatif pelajar, yang dalam pelaksanaannya secara mandiri juga akan tercapai belajar mandiri.

Proses pembelajaran setiap siswa atau peserta didik selalu diarahkan agar menjadi peserta didik yang mandiri, dan untuk menjadi mandiri seseorang individu harus belajar, sehingga dapat dicapai suatu kemandirian belajar. Didalam


(39)

pengalaman itu sendiri dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya lingkungan keluarga, dan lingkungan sekolah.

Menurut A. Suhaena Suparno (dalam siti, 2010:30-34), ada beberapa

keterampilan-keterampilan belajar yang harus dimiliki oleh siswa agar dapat meningkatkan kemandirian dalam proses belajarnya.

Berikut ini adalah perincian keterampilan-keterampilan belajar tersebut. 1. Mengenali diri sendiri

Memahami diri sendiri menjadi sangat penting karena banyak orang yang keliru menafsirkan kemampuan-kemampuan dirinya baik karena menilai terlalu optimis maupun sebaliknya karena terlalu pesimis dan menilai rendah kemampuan-kemampuannya dan akan sangat penting untuk memahami apa yang sebenarnya ingin dicapai atau dicita-citakan, yang merupakan visi terhadap kehidupan yang akan datang.

2. Memotivasi diri sendiri. Motivasi ada yang bersifat instrinsik yaitu yang memang tumbuh di dalam orang itu sejak awal, tetapi ada juga motivasi yang sifatnya ekstrinsik yaitu yang berasal dari luar dirinya, apakah itu dari orang tua, guru, teman, maupun tuntutan pekerjaan. Menumbuhkan motivasi ini sebenarnya bisa dipelajari yaitu dengan cara membuat daftar keuntungan-keuntungan yang akan diperoleh tatkala memutuskan untuk mempelajari sesuatu.

3. Mempelajari cara-cara belajar efektif

Tipe atau gaya orang untuk belajar merupakan hal yang unik untuk dirinya dan mungkin sangat berbeda dengan gaya belajar orang lain. Namun ada beberapa tips yang dapat dicatat tentang tindakan-tindakan yang dapat membantu mengefektifkan seseorang dalam belajar, diantaranya : a. Memberi rangkuman

Rangkuman adalah ikhtisar tentang hal-hal esensial yang terkandung dalam bahan bacaan atau pemaparan lisan yang kita simak tersebut yang lebih ramping/ringkas. Rangkuman membantu seseorang ketika mengulang pekerjaan atau ketika mencoba mengingat kembali apa yang telah dibacanya. Setelah selesai membaca dan membuat rangkuman dapat membuat pertanyaan-pertanyaan untuk dijawab sendiri. b. Membuat pemetaan konsep-konsep penting

Pemetaan merupakan gambaran konsep-konsep yang berhubungan, dalam hal pemetaan konsep-konsep penting maka ada konsep utama dan ada perlengkapan dan konsep asosiasi ini dapat diperoleh dari bahan bacaan itu sendiri.


(40)

c. Mencatat hal-hal yang esensial dan membuat komentar

Cara mencatat semacam ini dapat dilakukan pada kertas yang terpisah, yang dibagi menjadi dua bagian, disebelah kiri dibuat catatan-catatan penting yang sifatnya deskripsi sesuai dengan apa yang dibaca atau yang didengar. Di sebelah kanan dibuat catatan-catatan yang sifatnya lebih personal, dapat berupa kesan atau perintah-perintah kepada diri sendiri untuk mengasosiasikan atau menghubungkan pengalaman sebelumnya.

d. Membaca secara efektif 1) Skimming

Skimming berarti membaca selintas dan cepat untuk melihat gambaran sangat umum dengan membaca judul-judul bab dan bagian lainnya secara garis besar.

2) Scanning

Scanning adalah cara membaca dengan melihat judul bab

kemudian judul-judul sub bab atau pasal-pasal di dalam suatu bab serta dengan membaca kalimat-kalimat awal pada tiap-tiap

paragraf yang sering disebut topic sentence. 3) Membaca kesimpulan

Setiap kesimpulan berisi ide-ide pokok tanpa yang telah dipaparkan sebelumnya dan berfungsi untuk mengingatkan kembali kepada pembacanya bahwa inilah ide-ide pokok dari penulis.

4) Membaca untuk pendalaman

Dalam membaca untuk mandalami sesuatu, orang melakukan secara cermat dan penuh kesadaran, artinya tidak sambil melamun, memahami isi bacaan kalimat per kalimat. Dalam kegiatan ini seseorang harus dapat menangkap ide yang tersirat (reading between the lines).

5) Memaparkan indeks

Indeks menolong pembaca untuk mengetahui ada tidaknya atau dimana suatu informasi yang diperlukannya dipaparkan dalam buku.

5. Membuat situasi yang kondusif

Belajar adalah pekerjaan yang memerlukan pengarahan penglihatan, pendengaran, latihan, dan fikiran. Oleh karena itu diperlukan suasana yang menunjang seperti tempat yang relatif tenang dan fikiran yang konsentrasi. Cara belajar yang sehat adalah cara yang rileks tidak menggangu postur tubuh dan tidak menggangu postur tubuh dan tidak menggangu

konsentrasi.

a. Mengenali lingkungan yang disebut dengan lingkungan adalah lingkungan belajar atau sumber-sumber belajar yang tidak terhitung jumlahnya. Sumber-sumber belajar berupa orang, bahan bacaan, lembaga atau institusi, maupun setting yang sengaja maupun yang semua tidak disengaja untuk dijadikan sumber belajar tetapi dapat berfungsi sebagai sumber belajar.


(41)

b. Mengarahkan diri sendiri dalam belajar

Yang dimaksud dengan mengarahkan diri sendiri dalam belajar adalah memulai kegiatan belajar karena lingkungan yang mendorongnya melakukan sesuatu. Adapun orang yang mengarahkan diri sendiri di dalam belajar karena memang sistem dalam lingkungannya

memberikan peluang, selain itu ada juga orang yang melaksanakan kegiatan pengarahan diri dalam belajar itu karena faktor kebetulan ketika ia sudah mempunyai waktu luang untuk mempelajari sesuatu yang menjadi minatnya.

c. Catatan harian

Catatan harian bertujuan untuk mencatat apa yang harus dilakukan, apa yang telah dicapai, serta apa yang harus dicapai, masalah-masalah yang harus diselesikan, dengan catatan harian ini membantu ingatan seseorang.

Berdasarkan uraian di atas setiap siswa jika ingin membentuk jiwa

kemandiriannya harus mengenali diri sendiri terlebih dahulu, karena setiap individu tentunya mempunyai motivasi yang berbeda antar individu yang satu dengan yang lain. Sehingga setiap individu lebih mengetahui bagaimana cara mereka untuk membentuk kemandirianya dalam belajar.

Menurut Benson mendefinisikan kemandirian siswa sebagai kemampuan untuk mengawasi pembelajarannya sendiri.

Dengan demikian kemandirian siswa mencerminkan kesadaran siswa dalam memenuhi kebutuhan belajarnya sendiri untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan tertentu.

Durkheim berpendapat bahwa kemandirian tumbuh dan berkembang karena dua faktor, yaitu:

1. disiplin yaitu adanya aturan bertindak dan otoritas; 2. komitmen terhadap kelompok.


(42)

Pendapat tersebut menyatakan bahwa kemandirian itu berkembang melalui proses keragaman manusia dalam kesamaan dan kebersamaan, bukan dalam kevakuman. Keadaan mandiri akan muncul bila seseorang belajar, dan sebaliknya kemandirian tidak akan muncul dengan sendirinya bila seseorang tidak mau belajar. Terlebih lagi kemandirian dalam belajar tidak akan muncul apabila siswa tidak dibekali dengan ilmu yang cukup.

(http://www.smadwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian-.htm).

Menurut Mujiman (2008) mendefinisikan:

“Belajar mandiri adalah kegiatan belajar aktif, yang didorong oleh niat atau motif untuk menguasai suatu kompetensi guna mengatasi suatu masalah, dan dibangun dengan bekal pengetahuan atau kompetensi yang dimiliki.”

Sehingga seorang anak dikatakan mandiri apabila anak itu memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

1. Dapat menemukan identitas dirinya,

2. Memiliki inisiatif dalam setiap langkahnya,

3. Membuat pertimbangan-pertimbangan dalam tindakannya, 4. Bertanggung jawab atas tindakannya

5. Dapat mencukupi kebutuhan-kebutuhanya sendiri.

(http://banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa).

Dapat disimpulkan bahwa siswa seharusnya aktif dalam proses pembelajaran, sehingga, dalam pembelajaran guru hanya berfungsi sebagai fasilitator, yaitu guru hanya sebagai pembimbing, misalnya membantu siswa untuk memecahkan sesuatu masalah bila siswa tersebut menemui kesulitan dalam belajar.


(43)

Sesuai dengan pendapat Benson (http://colaborative-learning.wordpress-.com/2008/09/10/ babii), bahwa kemandirian siswa dapat ditingkatkan dalam beberapa prinsip yang mencakup beberapa hal berikut ini.

1. Melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran 2. Memberikan pilihan sumber pembelajaran

3. Memberikan kesempatan untuk memilih dan memutuskan 4. Memberikan semangat kepada siswa

5. Mendorong siswa melakukan refleksi.

Burt Sisco ada 6 langkah kegiatan untuk membantu individu menjadi lebih mandiri dalam belajar, yaitu:

1. pre-planning (aktivitas sebelum proses pembelajaran); 2. menciptakan lingkungan belajar yang positif;

3. mengembangkan rencana pembelajaran;

4. mengidentifikasi aktivitas pembelajaran yang sesuai; 5. melaksanakan kegiatan pembelajaran dan monitoring; 6. mengevaluasi hasil pembelajaran individu.

(http://banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa).

Jadi kemandirian belajar (self-direction in learning) dapat diartikan sebagai sifat dan sikap serta kemampuan yang dimiliki siswa untuk melakukan kegiatan belajar secara sendirian maupun dengan bantuan orang lain berdasarkan

motivasinya sendiri untuk menguasai suatu kompetensi tertentu sehingga dapat digunakannya untuk memecahkan masalah yang dijumpainya di dunia nyata. Belajar mandiri memposisikan pelajar sebagai subjek, pemegang kendali,

pengambil keputusan atau pengambil inisiatif atas belajarnya sendiri kemampuan dalam mengendalikan atau mengarahkan pembelajaran sendiri seseorang pada dasarnya merupakan suatu kontinum.


(44)

Grow (dalam Ismi, 2010:7-8) mengklasifikasikan kontinum tersebut ke dalam empat tahap, yaitu:

1. pelajar yang tergantung (dependent learner); 2. pelajar yang tertarik (interested learner); 3. pelajar yang terlibat (involved learner); 4. pelajar mandiri (self-directed learner).

Pelajar yang mempunyai karakteristik tahap (dependent learner) dan 2 (interested learner) akan sangat sulit mengikuti pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Pelajar dengan karakteristik tahap 3 (involved learner) telah mempunyai

keterampilan dan pengetahuan serta memandang dirinya sebagai partisipan dalam belajarnya sendiri. Dalam hal ini, tutor berperan sebagai fasilitator yang

berkonsentrasi pada upaya memfasilitasi, mengomunikasikan dan mendukung pelajar tersebut dalam menggunakan keterampilan yang telah mereka miliki. Pelajar dengan karakteristik tahap 4 (self-directed learners) sudah mampu menyusun tujuan dan standar belajarnya sendiri, baik dengan atau tanpa bantuan ahli. Ia telah mampu memanfaatkan ahli, lembaga dan sumber-sumber lain untuk mencapai tujuan belajarnya. Pelajar mandiri bukan berarti penyendiri, tapi ia telah mampu berkolaborasi dengan orang lain baik dalam klub atau kelompok belajar informal. Dalam hal ini, tutor berperan sebagai konsultan untuk terus memberikan delegasi memberdayakan kemampuan belajarnya.

Dengan demikian, kecakapan dan kesiapan dalam belajar secara mandiri adalah syarat utama dalam pendidikan dengan sistem belajar mandiri. Berdasarkan tahapan belajar mandiri model Grow, pelajar yang masih memungkinkan untuk


(45)

dapat mengikuti sistem belajar mandiri adalah pelajar pada tahap 3 (involved learners) dan 4 (self-directed learners).

2. Kreativitas Belajar

Fokus penelitian ke dua yang diteliti adalah krestivitas belajar. Kreativitas

merupakan kekuatan atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu, yang terwujud melalui pola fikir yang spontan dan imajinatif. Dalam proses belajar kreativitas terus dikembangkan agar dapat membantu siswa dalam memahami pelajaran tersebut.

Pengertian Kreativitas

Kreativitas bukan saja mengaju pada kemampuan yang menandai ciri-ciri seorang kreatif yang lebih banyak memiliki cara-cara berfikir divergen daripada

konvergen. Kreativitas (berfikir kreatif) atau berfikir divergen adalah kemampuan berdasarkan data atau informasi yang tersedia menemukan jawaban terhadap suatu masalah, lebih ditekankan kepada kuantitas, ketepatgunaan dan keragaman

jawaban. (Guilford dalam utami munandar,1995:65). Selanjutnya (utami munandar, 1992:47) mendefinisikan kreativitas sebagai kemampuan yang mencerminkan kelancaran, keluwesan (fleksibilitas) dan orisinalitas dalam berfikir, serta kemampuan untuk mengembangkan atau merinci suatu gagasan. Kreativitas bukan saja terbatas pada penerimaan atau penciptaan yang benar-benar baru dialami. Sesuatu yang baru bukan berarti harus sama sekali baru tetapi dapat merupakan kombinasi dari unsur-unsur yang telah ada sebelumnya, tetapi dapat


(46)

juga baru bagi individu itu sendiri walaupun orang lain telah menciptakannya. (Barron dalam Utami Munandar,1992:47)

Berdasarkan uraian di atas kreativitas merupakan kekuatan atau kemampuan untuk menciptakan sesuatu, yang terwujud melalui pola fikir secara spontan dan imajinatif. Dengan demikian siswa yang kreatif sudah tentu akan lebih produktif dalam segala gerak usaha yang dilakukannya.

Kreativitas merupakan istilah yang banyak digunakan baik di lingkungan sekolah maupun di luar sekolah. Pada umumnya orang menghubungkan kreativitas dengan produk-produk kraesi; dengan perkataan lain, produk-produk kreasi itu merupakan hal yang penting untuk menilai kreativitas, tipe-tipe produk kreasi yang memenuhi standar kreativitas.

Slameto (2003:145-146) berasumsi bahwa.

“Pada hakikatnya, pengertian kreatif berhubungan dengan penemuan sesuatu, mengenai hal yang menghasilkan sesuatu yang baru dengan menggunakan sesuatu yang telah ada. Ini sesuai dengan perumusan krativitas secara tradisional. Secara tradisional kreativitas dibatasi sebagai mewujudkan sesuatu yang baru dalam kenyataan. Sesuatu yang baru itu mungkin berupa perbuatan atau tingkah laku; suatu bangunan misalnya sebuah gedung, hasil-hasil kesusasteraan, dan lain-lain.Bagi siswa, penggunaan produk-produk kreasi untuk menilai kreativitas siswa itu sukar dilaksanakan. Bagi mereka penilaian kreativitas itu didasarkan pada keaslian tingkah laku yang mereka laksanakan dalam banyak cara dan kesempatan dalam menghadapi berbagai situasi belajar. Di samping itu dapat juga didasarkan pada kepekaan mereka terhadap pengertian-pengertian tertentu serta penggunaan dalam hidupnya.” Menurut Moreno dalam slameto:

“yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui oleh orang sebelumnya, melainkan bahwa produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus merupakan sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada


(47)

umumnya, misalnya seorang siswa menciptakan untuk dirinya sendiri suatu hubungan baru dengan siswa/orang lain.”

Getzels & Jackson dalam Slameto (2003) :

“Pembahasan tentang kreativitas sering dihubungkan dengan kecerdasan. Ada pendapat yang mengatakan bahwa siswa yang tingkat kecerdasannya (IQ) tinggi berbeda-beda kreativitasnya dengan siswa yang kreativitasnya tinggi berbeda-beda kecerdasannya. Dengan perkataan lain, siswa yang tinggi tingkat kecerdasannya tidak selalu menunjukkan tingkat kreativitas yang tinggi, dan banyak siswa yang tinggi tingkat kreativitasnya tidak selalu tinggi tingkat kecerdasannya.

Keterangan yang terakhir ini sesuai dengan pendapat Moreno dalam slameto yang menyatakan bahwa tidak benar kalau kita beranggapan bahwa hanyalah siswa-siswa (atau orang-orang) yang sangat cerdas saja yang dapat menjadi kreatif. Dalam kenyataan, akan menjadi sukarlah untuk hidup secara normal tanpa adanya kreativitas, karena kreativitas itu perlu untuk menghadapi perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan manusia.

Menurut Primadi (2004:43) mendefinisikan:

”Kreativitas adalah salah satu kemampuan manusia yang dapat membantu kemampuannya yang lain, hingga sebagai keseluruhan dapat

mengintegrasikan stimuli-luar (yang melandanya dari luar sekarang) dengan stimuli-dalam (yang telah dimiliki sebelumnya-memori) hingga tercipta suatu kebulatan baru.

Menurut Taylor dan Holland (dalam Slameto, 2003) menerangkan bahwa: “kecerdasan hanya memengang peranan yang kecil saja di dalam tingkah laku kreatif, dan dengan demikian tidak memadai untuk dipakai sebagai ukuran kreativitas. Dalam hubungan ini Klausmeier & Ripple dalam slameto (2003) menjelaskan bahwa janganlah kita lalu berkesimpulan dan beranggapan bahwa siswa yang kecerdasannya (IQ-nya) rendah atau normal akan dapat menjadi sama kreatifnya dengan siswa yang kecerdasannya tinggi. Di kalangan siswa yang tingkat kecerdasannya sama, terdapat perbedaan kreativitas.”


(48)

Menurut Nunnally dalam Slameto (2003) berasumsi:

“Pada umumnya orang-orang yang kreatif berada pada 10 atau 15 persen tingkat atas dari tes kecerdasan. Selanjutnya dikatakannya, bahwa kita jarang menemukan orang yang hasilnya dalam tes kecerdasan normal (termasuk golongan rata-rata) atau dibawah normal mempunyai produk-produk kreasi yang menunjukkan potensi kreativitas.”

Dari penjelasan di atas bahwa siswa yang kreatif selalu mempunyai keingintahuan yang besar, mencoba hal-hal yang baru, tidak tergantung pada orang lain,

menerapkan dan menemukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang lain dan selalu mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Siswa kreatif biasanya tidak akan merasa puas jika tujuannya telah tercapai tetapi siswa tersebut akan terus menerus dan mencoba, mencari dan menciptakan sesuatu yang baru.

Al-Mausu’ah al-Falsafiyyah al-arabiyyah (Ensiklopedi filsafat arab dalam Yusuf Abu al-Hijaj, 2010) mendefinisikan:

“Kreativitas sebagai membuat sesuatu yang baru atau menyusun unsur-unsur baru dalam bentuk yang baru di dalam salah satu bidang, seperti ilmu pengetahuan, seni, sastra, dan lain sebagainya.”

Ensiklopedi inggris modern dalam (Yusuf Abu al-Hijaj, 2010) mendefinisikan: “Kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, seperti solusi untuk suatu masalah atau penampilan baru, nilai seni, atau metode baru. Berbagai referensi manunjukan bahwa kreativitas adalah konsep yang terdiri atas konsep-konsep ilmu psikologi kognitif.” Menurut Yusuf Abu al-Hijaj (2010) definisi-definisi kreativitas dapat dikategorikan ke dalam 4 orientasi pokok, yaitu sebagai berikut.

1.definisi didasarkan pada mahasiswa kreatif dengan berbagai karakter pribadinya sebagai titik tolak. Pendapat ini didukung oleh para ilmuan kejiwaan personal


(49)

2. definisi yang didasarkan pada proses kreativitas, termasuk fase. Hal ini berkaitan dengan solusi berbagai permasalahan, pola pemikiran, dan pengumpulan data sebagai titik tolaknya. Pendapat ini diusung oleh para ahli psikologi.

3.definisi yang didasarkan pada hasil kreativitas sebagai titik tolak originalitas dan kesesuaian. Aspek-aspek tersebut aspek yang paling umum, karena mencerminkan aspek materi yang nyata pada proses kreativitas. Inilah inti konsep kreativitas klasik.

Simson dalam Yusuf Abu al-Hijaj mendefinisikan:

“Kreativitas sebagai inisiatif yang diperhatikan oleh seseorang dalam bentuk kemampuan seseorang untuk keluar dari sistem yang normal, yaitu melalui kontemplasi dengan menikuti satu model pemikiran baru. Ia mengatakan bahwa kita harus memperhatikan otak yang selalu mencari, membentuk , menyusun dan lain sebagainya.”

Duilford dalam Yusuf Abu al-Hijaj (2003) mendefinisikan:

“ Kreativitas sebagai kontemplasi dalam bingkai yang lebih terbuka, yang hasilnya memiliki keistimewaan yang tidak ada duanya. Yaitu, berupa berbagai macam jawaban yang tidak ditentukan oleh data-data yang diberikan.”

Berikut ini adalah definisi kreativitas dengan konsep klasik.

a. kreativitas adalah salah satu konsep ilmu psikologi kognitif yang menggabungkan berbagai ciri kesiapan kognitif dan karakteristik yang bisa menyesuaikan perubahan lingkungan untuk menghasilkan produk yang istimewa dan bisa diterima oleh kelompok tertentu, pada masa tertentu, karena kemanfaatan produk tersebut atau untuk memenuhi kebutuhan hidup.

b. kreativitas adalah gabungan antara kemampuan, kesiapan mental, dan karakteristik personal, yang jika terdapat pada lingkungan yang sesuai, bisa meningkatkan prosesselanjutnya untuk menghasilkan hasil-hasil original dan baru, baik yang disebabkan oleh pengalaman-pengalaman masa lalu seseorang atau pengalaman lembaga, masyarakat atau dunia, jika produk-produk kreativitas berasal dari standar inivasi kreatif di salah satu bidang kehidupan manusia.


(50)

Dari pendapat kreativitas diatas dapat disimpulkan bahwa kreativitas adalah kemampuan untuk memikirkan sesuatu dengan cara yang baru dan tidak lazim dan kemampuan untuk menemukan cara pemecahan unik dalam menghadapi masalah. Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta atau berkreasi

Ciri-ciri Individu Kreatif

Sund (Slameto, 2003:147-148) menyatakan bahwa individu dengan potensi kreatif dapat dikenal melalui pengamatan ciri-ciri sebagai berikut.

1. Hasrat keingintahuan yang cukup besar; 2. Berikap terbuka terhadap pengalaman baru; 3. Panjang akal;

4. Keinginan untuk menemukan dan meneliti;

5. Cenderungan lebih menyukai tugas yang berat dan sulit; 6. Cenderung mencari jawaban yang luas dan memuaskan;

7. Memiliki dedikasi bergairah serta aktif dalam melaksanakan tugas; 8. Berfikir fleksibel;

9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban lebih banyak;

10. Kemampuan membuat analisis dan sitesis; 11. Memiliki semangat bertanya serta meneliti; 12. Memiliki daya abstraksi yang cukup baik;

13. Memiliki latar belakang membaca yang cukup luas.

Setiap individu yang satu dengan yang lain memiliki kreativitas yang berbeda-beda, setiap siswa yang kreatif dalam belajar memiliki ciri-ciri yang berbeda dengan siswa yang kurang kreatif dalam belajar.

Menurut S.C. Utami Munandar (1999:34) untuk mengenali siswa yang kreatif dapat dilihat ciri-ciri diantaranya adalah sebagai berikut:

“dorongan ingin tahu yang besar, sering mengajukan pertanyaan yang baik, memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah, bebas dalam menyatakan pendapat, mempunyai rasa keindahan, menonjol dalam salah satu bidang seni, mempunyai pendapat sendiri dan dapat mengungkapkannya serta tak mudah terpengaruh oleh orang lain, rasa humor tinggi, daya imajinasi kuat, keaslian (orisinalitas)


(51)

tinggi tampak dalam ungkapan gagasan, karangan dan sebagainya. Dalam memecahkan masalah menggunakan cara-cara orisinal yang jarang diperlihatkan anak-anak lain, dapat bekerja sendiri, senang mencoba hal-hal baru. Kemampuan mengembangkan atau memerinci suatu gagasan (kemampuan elaborasi)”.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa jika pendidik menghargai ciri-ciri kreatif pada pribadi anak serta memberi kesempatan dan pendorong untuk bersibuk diri secara kreatif (proses), maka kreativitas yang konstruktif akan muncul.

Menurut Seto Mulyadi (1996:23) ciri afektif dari kreativitas yaitu rasa ingin tahu yang besar, keberanian untuk bertanya dan kemampuan untuk mengajukan pertanyaan yang berkualitas.

Pedoman Pengajaran untuk Mengembangkan Kreativitas

Mengingat hierarki hasil belajar di bidang kognitif kreativitas itu berada pada tingkat akhir, maka untuk mencapainya harus dimulai dari pengajaran pada tingkat-tingkat sebelumnya, dengan perkataan lain pengajaran harus menyeluruh untuk semua tingkat.

-Mengajarkan Informasi/Pengetahuan

1. Rumuskanlah tujuan dalam bentuk informasi fakta yang seharusnya diketahui oleh siswa sesudah pengajaran selesai. Dalam hal ini penting untuk diputuskan apakah tujuan pokok itu memperoleh informasi fakta atau apakah informasi fakta itu akan diperoleh pertama-tama dalam hubungan dengan memperoleh hasil-hasil belajar lain. Dalam bidang kecakapan kognitif, psikomotor dan afektif harus diputuskan apakah dalam periode pengajaran itu direncanakan supaya semua siswa mencapai hasil belajar yang sama tingkatnya ataukah mereka didorong untuk memperoleh hasil belajar yang berbeda-beda. Tiap-tiap


(52)

2. Nilailah kesiapan siswa untuk mempelajari informasi fakta. Dari hasil-hasil pretes akan diketahui tingkat pengetahuan siswa sekarang. Hal ini akan merupakan petunjuk tentang kesiapannya untuk mengikuti

program sekarang.

3. Tentukanlah mata pelajaran tertentu yang harus dipelajari siswa serta bahan-bahan pengajaran yang berhubungan. Dalam beberapa situasi guru akan mengambil inisiatif untuk menentukan bahan pengajaran. Dalam situais-situasi lain siswa akan mengambil tanggung jawab banyak dalam hal itu.

4. Aturlah (organisasikanlah) kegiatan guru dan siswa untuk meningkatkan belajar. Hal ini akan diuraikan lebih lanjut dalam pedoman instruksional berikut nanti.

5. Aturlah penggunaan waktu, ruang dan kelengkapan. Hal ini khususnya penting bila ruang dan perlengkapan seperti labolatorium bahasa asing dan pusat sumber pengajaran (Instructional Resources Centers),

digunakan oleh banyak siswa untuk memperoleh informasi selama dan di luar jam pelajaran biasa.

6. Nilailah achievement siswa sepanjang jam pengajaran dan sesudah selesai pengajaran. Banyaknya informasi fakta yang dipelajari sejak permulaan sampai akhir pengajaran dapat diketahui dengan

menggunakan pretest dan posttest .

7. Berilah feed back kepada siswa-siswa supaya mereka dapat mengetahui kemajuan mereka dan dapat mengatasi kesukaran-kesukaran yang dialaminya. Pada umumnya siswa-siswa harus ambil bagian secara langsung dalam hal ini.

Pedoman-pedoman instruksionalnya adalah sebagai berikut.

(a) Tolonglah siswa untuk mengenal unit-unit belajar yang tepat. Prinsip: mengenal unit belajar yang tepat memudahkan dalam hal memperoleh pengetahuan verbal. Andaikan ada seorang siswa ingin mempelajari daftar 25 item yang tidak berhubungan, bagaimanakah ia melakukannya? Menurut para ahli (Miller, Golanter dan Pribram), orang-orang pada umumnya akan dapat mengingat (recall)± 4 atau 5 buah perkataan, unsur-unsur, item-item atau pemikiran-pemikiran yang tidak berhubungan sesudah sekali mempelajarinya (one encounter). Atas dasar ini bagaimana kah siswa tersebut akan mempelajari 25 item itu?


(53)

(b) Tolonglah siswa untuk mengenal hubungan-hubungan yang

bermakna. Prinsip: mengenal hubungan-hubungan antara informasi baru dengan apa yang telah diketahui dan antara

komponen-komponen dengan keseluruhan, memudahkan hal ini dalam mempelajari informasi baru.

(c) Susunlah bahan pelajaran menurut urutan yang tepat. Prinsip: mengenal dan mengatur komponen-komponen dalam urutan yang tepat penting sekali dalam penguasaan bahan yang kompleks. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam menyusun urutan bahan, yaitu:

(1) keteraturan struktur bahan,

(2) kesiapan siswa untuk menerima bahan,

(3) tingkat kesamaan dan ketidaksamaan antara bahan lama dengan bahan baru.

(d) Aturlah dan berilah kesempatan kepada siswa-siswa untuk

mempraktekkan pengetahuan yang telah dimilikinya. Prinsip: menilai diri sendiri apakah penguasaan pengetahuannya

sudah memadai ataukah belum adalah penting untuk mencapai keberdirisendirian dalam belajar. Guru mempunyai peranan yang penting dalam menolong siswa-siswa mengembangjan cara-cara menilai diri sendiri supaya siswa-siswa itu dapat berdiri sendiri dalam belajar.

-Mengajarkan konsep

Prinsip-prinsip untuk mempelajari konsep, seperti halnya mempelajari informasi fakta, dinyatakan sebagai kondisi-kondisi atau pengerjaaan

(operations) yang dapat dilaksanakan oleh seseorang siswa untuk memudahkannya dalam mempelajari konsep-konsep. Pararel dengan itu dikemukakan petunjuk-petunjuk untuk membantu guru mengorganisasikan kegiatan belajar-mengajar.

Sebagimana telah disebutkan di muka, penguasaan informasi adalah penting untuk mempelajari konsep dan informasi tentang konsep dan penerapannya dapat diperoleh melalui membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis. Para mahasiswa memperluas penguasaan konsep-konsep dengan jalan membaca. Mereka dapat melakukan hal itu dengan mudah, karena dapat menerapkan banyak pengalaman tentang contoh-contoh konsep yang telah mereka kuasai pada bacaannya dan studinya sekarang. Tetapi siswa-siswa di jenjang sekolah sebelum perguruan tinggi, apabila mempelajari bahan pelajaran baru atau unit baru, umumnya belum


(54)

mempunyai cukup pengalaman yang diperlukan; mereka juga belum mempunyai perbendaharaan terminologi dan konsep dasar yang cukup diperlukan untuk memperoleh konsep-konsep baru hanya dengan membaca dan mempelajari bahan-bahan tertulis. Lagi pula beberapa di antara mereka belum mempunyai keterampilan dasar untuk membaca dengan baik. Berhubungan dengan itu maka petunjuk-petunjuk dan prinsip-prinsip yang dikemukakan di bawah ini relevan bagi para siswa yang mulai mempelajari konsep dasar dalam suatu mata pelajaran. Petunjuk-petunjuk dan prinsip-prinsip itu adalah sebagai berikut:

(1) Berilah tekanan pada sifat-sifat konsep.

Prinsip: memperhatikan persamaan dan perbedaan antara benda-benda, sifat-sifat dan pristiwa-pristiwa adalah penting untuk mengadakan klasifikasi.

(2) Kembangkanlah terminologi yang tepat untuk konsep-konsep, sifat-sifat dan contoh-contoh.

Prinsip: memperoleh nama-nama konsep, sifat-sifat dan contoh-contoh akan memudahkan dalam mulai mempelajari konsep-konsep.

(3) Tunjukkanlah hakikat konsep dengan menggunakan macam-macam cara untuk menerangkan konsep tersebut.

Prinsip: mengenal dasar-dasar pengertian dan struktur konsep yang harus dipelajari memudahkan mempelajari konsep tersebut.

(4) Susunlah dengan sebaik-baiknya urutan contoh-contoh konsep. Prinsip: pengenalan sifat-sifat dan aturan-aturan yang membatasi konsep dimudahkan oleh adanya contoh-contoh konsep yang positif dan yang negatif.

(5) Berilah dorongan dan bimbinglah siswa-siswa untuk melakukan penemuan sendiri.

Prinsip: menyimpulkan sendiri suatu konsep secara induktif atau deduktif memerlukan pembatasan sifat-sifat dan aturan-aturan, ingatan akan informasi, dan penilaian informasi.

(6) Berilah kesempatan kepada para siswa untuk menerapkan konsep-konsep.


(55)

Prinsip: mengenal contoh-contoh lain dari konsep; mengenal konsep-konsep lain dalam hierarki subordinat, koordinat, superordinat; dan menggunakan konsep-konsep itu untuk membentuk prinsip-prinsip dan memecahkan masalah-masalah akan memperluas konsep seseorang.

(7) Berilah dorongan kepada para siswa untuk menilai sendiri konsep yang telah diperolehnya.

Prinsip: penilaian sendiri itu penting untuk keberdirisendirian dalam mempelajari konsep.

-Mengajarkan kreativitas

Di atas dikemukakan hubungan antara kecerdasan dan kreativitas. Di samping apa yang telah dikemukakan itu masih ada sifat-sifat kepribadian yang lain yang berhubungan dengan kreativitas yang akan , terutama dalam hubungannya dengan usaha-usaha pembentukan kreativitas. Menurut Klausmeir dalam slameto, langkah-langkah yang diperlukan dalam pembentukan keterampilan memecahkan masalah berlaku pula untuk pembentukan kreativitas. Sekolah dapat menolong masalah sekaligus mengembangkan kreativitas melalui langkah-langkah sebagai berikut:

(1)Menolong siswa mengenal malasah-masalah untuk dipecahkan; (2)Menolong siswa menemukan informasi, pengertian-pengertian,

asas-asas, dan metode-metode yang perlu untuk memecahkan masalah;

(3)Menolong siswa merumuskan dan membatasi masalah-masalah; (4)Menolong siswa mengolah dan kemudian menerapkan

informasi, pengertian, asas-asas, dan metode-metode itu pada masalah tersebut untuk memperoleh

kemungkinan-kemungkinan pemecahan (hipotesis);

(5)Mendorong siswa merumuskan dan menguji hipotesis-hipotesis itu untuk memperoleh pemecahan masalah;

(6)Mendorong siswa mengadakan penemuan dan penelitian sendiri secara bebas.


(56)

Hasil-hasil penelitian tentang kreativitas dapat dikemukakan asas-asas dalam pengembangan kreativitas(Klausmeier & Ripple dalam Slameto, 1971) sebagai berikut:

(1)Berekspresi, misalnya dengan alat bahasa, dengan alat bahasa, dengan alat angka-angka, dengan anggota-anggota badan, dan lain-lain,

merupakan hal yang penting untuk menghasilkan sesuatu atau gagasan-gagasan baru, dengan perkataan lain: penting untuk perkembangan kreativitas. Supaya hal ini dapat terlaksana, siswa perlu diberi

kesempatan untuk melakukannya. Kurikulum sekolah biasanya tidak sesuai untuk maksud-maksud seperti itu, karena biasanya kurikulum itu pertama-tama berisi tugas-tugas dan kegiatan-kegiatan itu, siswa belajar dan mereproduksi apa yang telah diketahui oleh manusia. Hal ini

menyebabkan siswa menggunakan lebih banyak waktunya untuk mempelajari bahan-bahan yang bagi dirinya mungkin bukan bahan baru. Keadaan seperti itu, tentu saja tidak mendorong ekspresi yang asli, ekspresi yang kreatif.

(2)Keberhasilan yang dialami dalam usaha-usaha kreatif mendorong ekspresi kreatif yang tinggi tingkatnya. Sebagai contoh dari sejarah olahraga diketahui bahwa prestasi dalam cabang-cabang tertentu selama berpuluh-puluh tahun relatif tetap. Hal ini disebabkan oleh karena pelatih pelatih berpendapat bahwa hanya ada satu cara yang cocok dan tepat misalnya untuk “shooting” dalam bola basket, untuk lari 1.500 meter. Segera setelah ada penemuan cara-cara baru yang lebih tepat ternyata prestasi dalam cabang-cabang itu mengalami kemajuan yang nyata.

Untuk mendorong penemuan-penemuan atau tingkah laku kreatif seperti itu Torrance dalam slameto (1965) mengemukakan saran-saran tentang apa yang dapat dilakukan oleh guru terhadap siswa-siswanya sebagai berikut:

(a) Hargailah pertanyaan-pertanyaan, termasuk yang kelihatannya aneh dan luar biasa;

(b) Hargailah gagasan-gagasan yang imaginatif dan kreatif; (c) Tunjukkan kepada siswa, bahwa gagasan-gagasan mereka itu

bernilai;

(d) Kadang-kadang berikanlah kesempatan kepada siswa untuk melakukan sesuatu tanpa ancaman bahwa pekerjaannya itu akan dinilai;

(e) Masukkanlah faktor hubungan sebab-akibat di dalam penilaian. (3) Di samping menerima dan menyesuaikan diri dengan standar yang ada,

berfikir dan bertingkah laku secara bebas dan meluas merupakan hal yang penting untuk perkembangan kreativitas. Sifat-sifat kepribadian


(1)

134

prestasi belajar siswa tersebut juga baik. Sebaliknya jika kemandirian belajar siswa rendah, maka prestasi belajarnya akan rendah.

4. Ada pengaruh kemandirian belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu melalui kreativitas belajar siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012. Dengan kata lain apabila semakin baik kemandirian belajar siswa maka semakin baik pula kreativitas belajar siswa tersebut, dan kreativitas belajar yang dimiliki siswa pada akhirnya akan meningkatkan prestasi belajar IPS Terpadu.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh kemandirian belajar melalui kreativitas belajar terhadap prestasi belajar IPS Terpadu siswa kelas IX SMP N 4 Gedongtataan tahun 2011/2012, maka penulis menyarankan hal-hal sebagai berikut.

1. Kepada Siswa

1.1. Lebih sering melakukan kegiatan belajar dengan membuat jadwal belajar, memenuhi perlengkapan belajar dengan membeli buku atau meminjam dari perpustakaan, memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku atau mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru, bertanya kepada guru jika ada yang tidak dimengerti, mengerjakan tugas dengan kemampuan sendiri

(kemandirian belajar), berani mengemukakan pendapat atau ide-ide pada saat belajar atau diluar waktu belajar dan tidak tergantung pada guru pelajaran di kelas, jika tidak ada guru saat jam pelajaran, diharapkan siswa mampu


(2)

135

melakukan kegiatan belajar di kelas secara mandiri baik itu mengerjakan soal-soal atau membaca dan memahami pelajaran sendiri di dalam kelas.

1.2. cara berfikir siswa dalam proses belajar dan pembelajaran harus

mencerminkan kelancaran, keluwesan, keorisinilitas serta kemampuan untuk mengelaborasi suatu gagasan. Pembelajaran yang kreatif tentunya tidak bersifat kaku, siswa harus dilatih dan diarahkan untuk berfikir divergen bukan

konvergen. Di sekolah, proses belajar dan pembelajaran masih mengajarkan siswa untuk menghafal fakta-fakta daripada menjadikan siswa-siswinya pribadi yang seutuhnya.

2. Kepada Kepala Sekolah, Guru, dan Karyawan

2.1. Kepala sekolah dan guru harus selalu mengasah, melatih, dan

mengembangkan kemandirian dan kreativitas belajar siswa serta faktor-faktor lain yang mendukung tercapainya prestasi belajar, bukan sistem pembelajaran yang membosankan. Carilah celah yang menjadikan susana gaduh di kelas sebagai daya kreativitas siswa dalam belajar dan tentunya akan mendorong kemandirian yang positif dalam pembelajaran dan membuat siswa agar mau bertindak, guru hendaaknya dapat mengarahkan siswa agar dapat belajar secara mandiri artinya tidak terpaku pada guru di kelas dan mengerjakan latihan dan tugas-tugas secara sendiri sesuai dengan kemampuan pada diri siswa.

2.2. Kepala sekolah dan guru bukan hanya menjadi seorang guru di sekolah yang mampu mentransfer ilmu kepada siswanya, tetapi meraka juga harus bisa menjadi orang tua yang mampu mengayomi siswa-siswinya dan sahabat yang


(3)

136

bisa menjadi tempat yang nyaman dalam pemecahan masalah-masalah siswa dan hal ini tentunya dapat berdampak pada prestasi belajar siswa dan reputasi sekolah.

2.3 Melaksanakan bimbingan belajar dengan cara memberi informasi dan pengenalan teori tentang cara belajar yang efektif dan efisien, strategi belajar efektif dan efisien, dan kebiasaan belajar dan memanfaatkan waktu luang, menghargai apa yang dilakukannya dan apa yang dihasilkannya, pemberian hadiah yang berkaitan dengan kegiatan yang dilakukan kegiatan yang dilakukan terhadap siswa tersebut. Selain itu kerja sama yang baik antara siswa, orang tua, guru, sangatlah mendukung dalam peningkatan kemandirian belajar dan kreartivitas siswa agar prestasi belajar akan meningkat lebih baik.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2001. Pendidikan Bagi Anak Berkesulitan Belajar. Rineka Cipta: Jakarta.

Al-Hajjaj, Yusuf Abu. 2010. 30 Giat Meledakan Kreativitas Anda, KREATIF atau MATI. AL-JADID: Solo.

Agung, Iskandar. 2010. Meningkatkan Kreativitas Pembelajaran bagi Guru. Bestari Buana Murni: Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. PT. RINEKA CIPTA: Jakarta. Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian . PT. RINEKA CIPTA: Jakarta. Banjarnegarams.2008.Kemandirian

belajar.(http://-banjarnegarambs.word-press.com/2008/09/10/kemandirian-belajar-siswa/.htm.. diambil tanggal 9 Oktober 2011.

Basir, La Ode. 2008. Kemandirian Belajar atau Belajar Mandiri.(http://www.sma-dwiwarna.net/website/data/artikel/kemandirian-.htm). Diambil tanggal 11 oktober 2011.

Basrowi & Koestoro, Budi. 2006. STRATEGI PENELITIAN SOSIAL DAN PENDIDIKAN. Yayasan Kampusina: Surabaya.

Dahlan (1984). Model-Model Mengajar. Bandung : Diponogoro.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta: Jakarta. Fajar, Arnie. 2009. PORTOFOLIO dalam Pelajaran IPS. PT. REMAJA

ROSDAKARYA: Bandung.

Familia, Pustaka. 2006. Membuat Prioritas, Melatih Anak Mandiri. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.

Fathonah, Siti. 2010. Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kemandirian Remaja dalam Proses Pembelajaran Siswa SMP Negeri 5 Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2009/2010. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung.


(5)

Freeman, Joan & Utami Munandar. 2001. CERDAS dan CEMERLANG. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

Hamalik, Oemar. 1999. Kurikulum dan Pembelajaran. Bumi Aksara: Jakarta. Holstein, Hermann. 1987. Murid Belajar Mandiri. Ramadja Karya. Bandung. Kuncoro, Engkos Achmad dan Riduwan. 2011. Cara Mudah Menggunakan dan

Memaknai Path Analysis (Analisis Jalur). Bandung: Alfa Beta.

Latif , Syaifuddin. 2005. Perkembangan dan Belajar Peserta Didik. Bahan ajar: Bandar Lampung UNILA

Moh ALI & Moh Asrori. 2006. PSIKOLOGI REMAJA. PT. Bumi Aksara: Jakarta.

Mudjiono, Dimyati. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Rineka Cipta: Jakarta. Mulyadi, Seto. 1996. MEMACU BAKAT DAN KREATIVITAS. PT. Gramedia.

Jakarta.

Munadar, Utami. S.C 1988. Kreativitas Sepanjang Masa. Pustaka Sinar Harapan: Jakarta.

Munadar, Utami. S.C 1992. Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak Sekolah, Petunjuk Bagi Guru dan Orang Tua. PT Gramedia: Jakarta. Munadar, Utami. S.C 1995. Mengembangkan Kreativitas Anak Berbakat. Rineka

Cipta: Jakarta.

Nazir. 2003. METODE PENELITIAN. Ghalia Indonesia: Jakarta.

Primadi, Tabrani. 2000. Proses Kreasi, Apresiasi, Belajar. ITB: Bandung. Rakhmawati, Ismi. 2010. Pengembangan Multimedia Interaktif Sebagai Sarana

Belajar Mandiri Bagi Siswa SMA yang Belum Mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal Biologi. Skripsi. UNILA: Bandar Lampung. Rahardi, Aristo.2008. kemandirian belajar pada siswa SMP Terbuka.

http://aristorahardi.blogspot.com/2008/03/3/kemandirianbelajarpada -siswa-smp-terbuka/. diambil tanggal 1 November 2011.

Riduwan. 2003. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Alfa Beta: Bandung. Sardiman A.M. 2005. Interaksi dan motivasi belajar mengajar. PT.RajaGrafindo


(6)

Sardiman, A.M. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT Raja Grafindo Persada: Jakarta.

Sarwono, Jonathan. 2007. Analisis Jalur untuk Riset Bisnis dengan SPSS. ANDI: Yogyakarta

Semiawan, Conny. A.S Munandar. Dan S.C. Utami Munandar. 1987. Memupuk Bakat dan Kreativitas Siswa Sekolah Menengah. PT. Gramedia: Jakarta. Slameto. 2003. BELAJAR dan Faktor-Faktor yang mempengaruhinya. PT.

RINEKA CIPTA: Jakarta.

Sudarmanto, R.Gunawan. 2005. Analis Regresi Linear Ganda dengan SPSS. Graha Ilmu: Bandar Lampung.

Sudjana. 2005. METODA STATISTIKA.TARSITO: Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Alfa Beta: Bandung.

Suwadji, L. 1996. Panduan Belajar Ke Perguruan Tinggi. Balai Pustaka: Jakarta. Syah, Muhibbin. 2003. Psikologi Belajar. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Trianto.2009.mendesain model pembelajaran inovatif dan progresi.Prenada Media: Jakarta.

Tu’u Tulus. 2004. Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi siswa. Grasindo: jakarta.


Dokumen yang terkait

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 8 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 75

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SEMESTER GANJIL SMP SWASTA NUSANTARA BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 107

PENGARUH KEMANDIRIAN BELAJAR MELALUI KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS IX SMP NEGERI 4 GEDONGTATAAN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 25 119

PENGARUH KUALITAS PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN PEMANFAATAN SARANA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SMP NEGERI 10 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 15 76

PENGARUH CARA BELAJAR DAN PEMANFAATAN SUMBER BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 5 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 9 69

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 1 WAY LIMA TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 14 80

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR MELALUI MOTIVASI BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 23 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 15 106

PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PEDAGOGIS GURU DAN SIKAP SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS TERPADU MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SEMESTER GANJIL SMP NEGERI 4 LIWA LAMPUNG BARAT TAHUN PELAJARAN 2013/20

0 3 1

PENGARUH KEMANDIRIAN DAN SIKAP BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 PUNGGUR TAHUN PELAJARAN 2012/2013

6 71 68

PENGARUH KONSEP DIRI MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 89