PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL SISWA KELAS X JURUSAN BU2 DI SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN AJARAN 20172018 SKRIPSI

  

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL SISWA

KELAS X JURUSAN BU2 DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Fadilah Nur Khasanah

111-14-011

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL SISWA

KELAS X JURUSAN BU 2 DI SMK NEGERI 1 SALATIGA

TAHUN AJARAN 2017/2018

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat

Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

  

Oleh:

Fadilah Nur Khasanah

111-14-011

  

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

2018

  

MOTTO

اَهُّيَأاي َهيِذَّنا

  اىُىَمآ اىُقَّتا

ََّاللّ ْزُظْىَتْنَو

سْفَو

  اَم ْتَمَّدَق دَغِن اىُقَّتاَو ََّاللّ َّنِإ

  ََّاللّ

زيِبَخ اَمِب َنىُهَمْعَت

( زشحنا : ٨١ )

  

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan

hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya

untuk hari esok. (Q.S. Al-Hasyr (59) : 18)

  

PERSEMBAHAN

  Dengan segala kerendahan hati, skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Orang tuaku tercinta Bapak Slamet Utomo dan Ibu Jariyah, yang senantiasa mecurahkan kasih sayang, dukungan moral maupun materiil dan doa yang tak pernah putus untuk putri-putrinya

  2. Adik-adikku tersayang Zahrotunnisak dan Kuni Farikhah yang selalu mendukungku dan memberikan semangat

  3. Segenap keluargaku yang selalu sabar membimbingku

  4. Bapak Muhammad Mas’ud sekeluarga yang telah banyak membantuku

  5. Bapak Wahyudhiana yang selalu sabar membimbingku dalam penyusunan skripsi ini

  6. Teruntuk seseorang yang terbaik yang kelak menjadi imamku

  7. Kepada sahabat-sahabatku seperjuangan di kamar Maemunah Desi Sarassanti, Suryanti, Liana Nurmawati, yang sangat spesial.

  8. Sahabat-sahabat seperjuangan di Ma’had Al-Jami’ah IAIN Salatiga

  9. Sahabat-sahabat PAI angkatan 2014 yang sama-sama berjuang dan belajar di IAIN Salatiga

  10. Keluarga besar FK WAMA yang banyak membantu dan mengajiriku apa arti paseduluran

  11. Keluarga besar ITTAQO IAIN Salatiga yang banyak membantuku

  12. Teman-teman ppl di SMP N 7 Salatiga yang memotivasiku

  13. Teman-teman KKN di Tampir Wetan, Candimulyo, Magelang yang memotivasiku.

  14. Semua pihak yang selalu memberi semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala puji dan syukur senantiasa penulis haturkan kepada Allah SWT. Atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW, keluarga, sahabat, dan para pengikut setianya.

  Penyusunan skripsi ini merupakan kajian sederhana tentang Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Membina Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas X Jurusan BU 2 di SMK Negeri 1 Salatiga. Penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa adanya do’a, bantuan, bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga 3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).

  4. Bapak Dr. Wahyudhiana, M.M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah ikhlas mencurahkan pikiran, waktu dan tenaganya dalam upaya membimbing penulis untuk menyelesaikan tugas ini.

  5. Bapak Dr. Imam Sutomo, M. Ag. selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Bapak dan Ibu Dosen serta karyawan IAIN Salatiga yang telah banyak membentu dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Bapak dan ibu serta saudara-saudaraku dirumah yang telah mendo’akan dan mendukung penulis dalam menyelesaikan studi di IAIN Salatiga dengan penuh kasih sayang dan kesabaran.

  8. Keluarga besar SMK N 1 Salatiga yang telah memberikan penulis tempat dalam mengadakan penelitian, sehingga terselesainya penulisan skripsi ini.

  9. Seluruh teman-teman dan semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyelesaian skripsi ini.

  10. Semua pihak yang telah berjasa dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu. Semoga Allah senantiasa membalas kebaikan dan bantuan yang telah kalian berikan.

  Semoga amal baik yang telah diberikan dapat diterima Allah SWT, dan mendapat limpahan rahmat dari-Nya. Amin.

  Terakhir, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dai kesempurnaan dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan, seingga dapat dijadikan bahan masukan yang bermanfaat bagi pembaca maupun penulis sendiri dalam mengembangkan penelitian yang berkaitan dengan judul skripsi ini.

  Salatiga, 20 Agustus 2018 Penulis

  Fadilah Nur Khasanah 111-14-011

  ABSTRAK

  Khasanah, Fadilah Nur. 2018. Peran Guru PAI Dalam Membina Kecerdasan Spiritual Siswa Kelas X Jurusan BU 2 di SMK N 1 Salatiga Tahun 2018.

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Bapak Dr. Wahyudiana, M.Pd.

  Kata Kunci: Peran Guru PAI, Kecerdasan Spiritual, SMK N 1 Salatiga.

  Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peran guru PAI di SMK N 1 Salatiga dalam membina kecerdasan spiritual serta faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam membina kecerdasan spiritual siswa kelas X jurusan BU 2 di SMK N 1 Salatiga.

  Jenis penelitian ini termasuk jenis penelitian lapangan (field research) dan bersifat deskriptif kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini meliputi sumber data primer yakni wawancara dengan guru PAI, guru lain, dan sumber data sekunder yang berupa foto hasil observasi. Pengumpulan data ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) cara guru PAI berperan dalam membina kecerdasan spiritual kelas X jurusan BU 2 yaitu melalui keteladan, pendekatan, dan pembiasaan yang dapat diterapkan di sekolah maupun di rumah. (2) faktor pendukung dalam membina kecerdasan spiritual siswa yaitu dukungan orang tua, sarana dan prasarana yang memadai dan tingkat kreativitas siswa. Sedangkan faktor penghambatnya adalah siswa yang mudah bosan saat pembelajaran dan siswa yang membuat gaduh.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LUAR LEMBAR BERLOGO IAIN..................................................................... i HALAMAN SAMPUL DALAM.............................................................. ii HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................ iii HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN........................................... iv HALAMANPERNYATAAN KEASLIAN TULISAN............................. v HALAMAN MOTTO................................................................................ vi HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................. vii KATA PENGANTAR............................................................................... ix ABSTRAK................................................................................................. xi DAFTAR ISI.............................................................................................. xii DAFTAR TABEL...................................................................................... xvi DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. xvii BAB I PENDAHULUAN.........................................................................

  1 A.

  1 Latar Belakang Masalah........................................................

  B.

  8 Fokus Penelitian....................................................................

  C.

  8 Tujuan Penelitian...................................................................

  D.

  9 Manfaat Penelitian.................................................................

  E.

  10 Definisi Operasional..............................................................

  F.

  13 Sistematika Penulisan............................................................

  BAB II LANDASAN TEORI.................................................................

  16 A. Landasan Teori 1.

  Guru PAI............................................................................ 16 a.

  Pengertian Guru PAI...................................................... 16 b. Syarat Guru dalam Islam...............................................

  18 c. Peran Guru PAI ............................................................. 22 d.

  Kompetensi Guru PAI...................................................

  28 2. Kecerdasan Spiritual........................................................... 30 a.

  Pengertian Kecerdasan Spiritual.................................... 30 b. Ciri-Ciri Kecerdasan Spiritual.......................................

  32 c. Cara Mengembangkan Kecerdasan Spiritual................. 35 d.

  Faktor Penghambat Kecerdasan Spiritual...................... 42 B. Kajian Penelitian Terdahulu.................................................... 46 BAB III METODOLOGI PENELITIAN..............................................

  49 A. Jenis Penelitian........................................................................ 49 B.

  Lokasi Penelitian..................................................................... 49 C. Sumber Data dan Sampling..................................................... 50 D.

  Prosedur Pengumpulan Data................................................... 51 E. Analisis Data ..........................................................................

  53 F. Pengecekkan Keabsahan Data................................................. 54 G.

  Tahap-tahap Penelitian............................................................

  55

  BAB IV PAPARAN DAN ANALISIS DATA........................................

  57 a. Fakta Temua Penelitian........................................................... 57 1.

  Sejarah SMKN 1 Salatiga................................................

  57 2. Letak Geografis SMK N 1 Salatiga.................................. 60 3. Identitas Sekolah.............................................................. 60 4.

  Visi dan Misi ................................................................... 62 5. Keadaan Guru di SMK N 1 Salatiga................................ 63 6. Keadaan Peserta Didik di SMK N 1 Salatiga................... 64 7. Sarana dan Prasarana di SMK N 1 Salatiga..................... 65 8. Kegiatan Sekolah.............................................................. 67 9. Gambaran Informan.........................................................

  68 10. Hasil Wawancara dengan Guru PAI dan Siswa Kelas X Jurusan BU 2......................................................................

  71 b. Analisis Hasil Penelitian.........................................................

  79 1. Kecerdasan Spiritual kelas jurusan X BU 2 di SMK N 1 Salatiga...............................................................................

  80 2. Cara Guru Berperan dalam membina Kecerdasan SpiritualSiswa.....................................................................

  82 3. Faktor-Faktor Pendukung dan Penghambat Kecerdasan

  Spiritual Siswa kelas X Jurusan BU 2 di SMK N 1 Salatiga...............................................................................

  84

  BAB V PENUTUP...............................................................................

  87 A. Kesimpulan.......................................................................... 87 B.

  Saran.................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR TABEL 1.

Tabel 4.7 Gedung Kantor SMK N 1 Salatiga..............Tabel 4.12 Informan kelas X BU 2..............................

  67 12.

Tabel 4.11 Ekstrakurikuler di SMK N 1 Salatiga........

  67 11.

Tabel 4.10 Prasarana Sekolah......................................

  66 10.

Tabel 4.9 Gedung Bengkel ..........................................

  66 9.

Tabel 4.8 Gedung Diklat..............................................

  65 8.

  64 7.

Tabel 4.1 Periode Tugas Kepala Sekolah.....................Tabel 4.6 Peserta Didik di SMK N 1 Salatiga..............

  64 6.

Tabel 4.5 Tenaga Administrasi dan Tata Laksana Rumah Tangga.............................................................

  63 5.

Tabel 4.4 Jenis Karyawan............................................

  63 4.

Tabel 4.3 Jenis Guru.....................................................

  63 3.

Tabel 4.2 Guru di SMK N 1 Salatiga...........................

  60 2.

  69

DAFTAR LAMPIRAN 1.

  Daftar Pustaka 2. Pedoman Wawancara 3. Daftar Guru SMK N 1 Salatiga 4. Surat Pembimbing 5. Surat Izin Penelitian 6. Surat Keterangan Penelitian 7. Lembar Konsultasi Skripsi 8. Daftar Nilai SKK 9. Daftar Riwayat Hidup 10.

  Foto-Foto

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam

  kelangsungan hidup manusia. Pendidikan bersifat mendasar, artinya manusia tanpa pendidikan mungkin saja tidak akan bisa melangsungkan hidupnya dengan baik. Kedewasaan seseorang akan terukur melalui sebuah proses pendidikan. Artinya, seseorang yang telah menerima pendidikan, maka akan merubah pola pikirnya, keterampilannya, dan sikapnya dalam menghadapi berbagai persoalan hidup. Tujuan pendidikan telah tertuang dalam UU No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan:

  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional. Oleh karena itu, upaya peningkatan mutu pendidikan di sekolah merupakan suatu langkah mendalam meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas serta produktif bagi bangsa ini (Sudjana, 1994:2).

  Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, serta berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab, (Mulyasa, 2008:4).

  Watak suatu bangsa merupakan cermin dari pendidikan nasional. Terkait dengan hal itu, guru memiliki peran dan posisi yang amat strategis dalam upaya membentuk watak bangsa. Terutama sebagai guru Pendidikan Agama Islam, mereka harus mampu mengantarkan peserta didik menuju nilai-nilai yang islami. Dalam hal ini, guru pendidikan agama Islam sangat berperan dalam mewujudkannya.

  Sudah menjadi gejala umum, bahwa bidang studi agama Islam dianggap kurang menarik bahkan kurang diminati. Padahal Pendidikan Agama yang semestinya dapat diandalkan dan diharapkan mampu memberi solusi bagi permasalahan hidup saat ini, ternyata lebih diarti- pahami sebagai ajaran, tidak dipahami dan dimaknai secara lebih dalam. Agama hanya merupakan pendekatan ritual, simbol-simbol serta pemisah antara kehidupan dunia dengan akhirat. Materi pelajaran berupa Rukun Islam dan Rukun Iman diajarkan dengan cara yang sangat sederhana, hanya sebentuk hapalan di otak kiri yang tanpa dimaknai (Ginanjar, 2001:40).

  Menurut Kurikulum PAI tahun 2002 dalam Abdul Majid (16:2012), mengungkapkan bahwa, Pendidikan Agama Islam di sekolah/madrasah bertujuan untuk mennumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

  ىَهَع ُدِنَىُي دْىُنْىَم ُّمُك :َمَّهَسَو ًِْيَهَع ُاللّ ى َّهَص ِاللّ ُلْىُسَر َلاَق :َلاَق عْيِزَس ِهْب ِدَىْسَلاا ِهَع

)ىقهيبناو ىوازبطنا ياور هسح ثيدح( ًِِواَسِجَمُي ْوَأ ًِِواَزِصَىُيْوَأ ًِِواَدِىَهُي ياَىَبَاَف ِةَزْطِفْنا

  Setiap yang terlahir dilahirkan dalam keadaan suci (memiliki kecenderungan beragama tauhid), maka kedua orang tuanya lah yang menjadikannya Yahudi, Majusi atau Nashrani, (Juwariyah,

  2010:4) Setiap anak yang lahir terlahir dalam kondisi yang fithri, dan kedua orang tuanya lah yang akan mengarahkan kefithrahan anak tersebut.

  Pendidikanla yang akan menentukan masa depan anak menjadi baik atau jahat. Ketika anak dididik dengan pendidikan yang baik, akan mengembangkan potensi yang baik pula, demikian juga jika anak dididik dengan potensi yang jahat, maka dia akan menjadi orang yang jahat.

  Keluarga merupakan sumber yang utama bagi anak untuk mengakses pendidikan spiritual. Selain itu, pendidikan spiritual anak dapat dipengaruhi oleh lingkungan tempat tinggal serta teman-teman dalam pergaulannya. Setelah cukup umur, biasanya orang tua memasukkan anak- anaknya dalam suatu lembaga pendidikan, untuk memperoleh transformasi ilmu dari seorang guru.

  Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan, dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu, guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri, dan disiplin (Mulyasa, 2010:37).

  Seorang guru yang dicintai oleh anak didiknya adalah guru yang mempunyai kepribadian layak ditiru. Inilah kepribadian utama yang harus dimiliki oleh seorang guru. Menurut falsafah Jawa, kata guru berasal dari kalimat “bisa digugu (dipercaya) dan ditiru (dicontoh)”. Jadi orang yang menjadi guru adalah seseorang yang bisa dipercaya dan ditiru tingkah lakunya oleh anak didiknya (Azzet, 2011:55).

  Guru tidak cukup jika hanya memberikan kepada peserta didiknya tentang pengetahuan saja. Seorang guru harus dapat membina kecerdasan spiritual siswa dengan baik, agar siswanya dapat belajar dengan baik dan dapat memenuhi tujuan pendidikan yang diinginkan.

  Menjadi guru bukan sekedar bertanggung jawab memberikan materi mata pelajaran, tetapi harus mampu mendidik moral, etika, integritas, dan karakter. Akhir-akhir ini, sungguh sangat mencengangkan melihat budaya santun yang sulit dujumpai. Begitu mudahnya seorang siswa mencemooh gurunya di media sosial. Ada anak yang sudah berani mengancam orang tuanya sendiri hanya gara-gara hal sepele atau sudah banyak anak didik yang tidak tahu malu memamerkan naluri birahi di dunia maya. Bahkan yang lebih parah dan membuat publik jenuh, hal-hal yang menabrak budaya adalah arah pembangun peradaban itu sendiri, yakni guru. Tidak sedikit dibuat cengang oleh sebagian perilaku guru yang tak pantas digugu dan ditiru. Ada guru yang tega berbuat asusila terhadap anak didiknya (Fauzi, Republika, 27 November 2017:6).

  Peserta didik dalam pendidikan Islam adalah individu yang sedang tumbuh dan berkembang, baik secara fisik, psikologis, sosial, dan religius dalam mengarungi kehidupan di dunia dan di akhirat kelak. Disebut peserta didik karena mereka masih memerlukan bimbingan untuk mengerti dan memahami suatu hal (Nata, 2010:173).

  Peserta didik merupakan generasi penerus bangsa. Peserta didik di samping sebagai subjek yaitu individu yang nantinya akan membangun negeri ini, ia juga sebagai objek, yaitu individu yang perlu dibimbing dan dikembangkan seluruh potensi yang terdapat dalam diri mereka. Sebagai peserta didik generasi masa depan maka perlu kecerdasan spiritual dalam menyikapi norma-norma yang mengatur agama mereka sebagai landasan dalam menyikapi segala persoalan.

  Kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku, dan kegiatan, serta mampu menyinergikan IQ, EQ, dan SQ secara komprehensif (Agustian, 2001:47).

  Kecerdasan spiritual adalah kecerdasan yang mengangkat fungsi jiwa sebagai perangkat internal diri sehingga seseorang memiliki kemampuan dan kepekaan dalam melihat makna yang ada dibalik sebuah kenyataan atau kejadian tertentu (Azzet, 2011:20).

  Kecerdasan spiritual membantu seseorang untuk menemukan makna hidup dan kebahagiaan. Inilah sebabnya, kecerdasan spiritual dinilai sebagai kecerdasan yang paling penting dalam kehidupan karena seseorang dapat menemukan makna dari kehidupan dan kebahagiaan adalah tujuan dari setiap orang dalam hidupnya. Untuk apa mempunyai kecerdasan intelektual yang tinggi bila hidupnya tidak berbahagia? Untuk apa dapat meraih kesuksesan, baik itu dalam karier, kekayaan maupun dalam kehidupan sosial, bila tidak bisa merasakan sebuah kebahagiaan? Itulah sebabnya, kecerdasan spiritual dikatakan sebagai kecerdasan yang paling penting dan tinggi (Azzet, 2004:10).

  Kecerdasan spiritual dapat diimplementasikan sebagai cara yang baik untuk menata moral bangsa ini. Dengan bekal kecerdasan spiritual, maka seseorang akan mampu mengenali dirinya, mengenali Tuhannya, dan mengenali lingkungannya.

  Kecerdasan spiritual niscaya akan menjadikan jiwa yang murni. Manusia yang memiliki jiwa spiritual senantiasa akan tenang, tentram dan damai dalam menyikapi segala persoalan dalam kehidupan. Seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual, akan mengenal siapa dirinya sesungguhnya, dan ia mengisi hidupnya dengan nilai-nilai suara hati yang merupakan dorongan dari sifat-sifat kebaikan dalam jiwanya.

  Peningkatan kecerdasan spiritual di sekolah merupakan sarana yang efektif untuk wahana penanaman pribadi ke arah yang positif.

  Penanaman nilai-nilai spiritual yang dapat memperkokoh tujuan pendidikan sekaligus menunjang pencapaian hasil yang maksimal melalui proses belajar di sekolah, di rumah maupun dalam masyarakat.

  Peranan guru di sekolah dalam rangka pengembangan kecerdasan spiritual salah satunya adalah peran guru PAI. Guru PAI dapat memberikan tauladan yang baik kepada siswa untuk berbuat sesuai dengan nilai dan norma agama.

  Anak-anak zaman sekarang mengalami tantangan, berkaitan dengan pelajaran sekolah yang makin membebani. Mereka juga menghadapi longsoran wibawa nilai-nilai dan runtuhnya norma-norma sosial dalam pergaulan yang membingungkan. Orang tua mengalami tantangan mendidik anak di tengah kecanduan gadget yang meracuni. Tugas guru yang hebat dapat membuat anak didik menjadi cerdas. Sebagai guru yang cerdas harus bisa mengatasi persoalan di tengah “mabuk internet” dan kepungan tayangan televisi yang tidak mendidik. Inti kecerdasan adalah kemampuan memecahkan masalah, karena guru itu berperan sebagai penghilang kegelapan (Sumardianta, 2013:XII).

  Penelitian ini dilakukan di kelas X, karena untuk kelas XII difokuskan untuk persiapkan menghadapi ujian akhir sekolah. Diharapkan melalui SQ (kecerdasan spiritual) yang ditanamkan guru PAI dapat membentuk pribadi dengan akhlak yang terpuji serta meningkatkan prestasi belajar siswa. Prestasi merupakan salah satu alat ukur bagi siswa yang telah belajar secara efektif dan efisien. Perpaduan antara intelektual dan kecerdasan spiritual, maka siswa akan lebih memaknai kehidupan sesuai dengan nilai ajaran agama. Selain itu diharapkan SMK N 1 Salatiga mampu menjalankan tugas pokoknya dalam mengajarkan ajaran agama Islam secara benar, dengan demikian Insya Allah akan lahir generasi Islam yang berpengetahuan luas, terampil dan berkepribadian yanng sesuai dengan ajaran Islam. Amin.

  Berdasarkan pada latar belakang di atas, peneliti tertarik dengan judul “Peran Guru Pendidikan Agama Islam Dalam Membina Kecerdasan Siswa Kelas X Jurusan BU 2 di SMK Negeri 1 Salatiga Tahun Ajaran 2017/2018”.

B. Fokus Penelitian

  Berdasarkan dari latar belakang diatas, maka dapat ditarik beberapa pokok permasalahan yang perlu dikaji pada peran guru Pendidikan Agama Islam (PAI) dalam membina kecerdasan spiritual siswa kelas X BU 2, antara lain:

  1. Bagaimana peran guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual siswa kelas X BU 2 di SMK N I Salatiga?

  2. Apa faktor pendukung dan penghambat guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual siswa kelas X B U2 di SMK N I Salatiga?

C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka dapat diketahui bahwa tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui bagaimana peran guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual pada siswa kelas X jurusan BU 2 di SMK Negeri 1 Salatiga.

  2. Mengatahui faktor pendukung dan penghambat guru PAI pada siswa kelas X Jurusan BU 2 di SMK Negeri 1 Salatiga dalam membina kecerdasan spiritual.

D. Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari hasil penelitian ini sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis a.

  Memberikan sumbangsih dan kontribusi pada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) khususnya pada jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) di bidang psikologi pendidikan agama. b.

  Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan dalam menerapkan konsep-konsep dan mengembangkan pemikiran tentang kecerdasan spiritual.

  c.

  Menambah wawasan khasanah keilmuan sekaligus bisa dijadikan bahan acuan dalam penulisan lebih lanjut yang kritis dan representatif.

  d.

  Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu sumber bahan referensi bagi para peneliti di bidang psikologi pendidikan, dan pendidikan keagamaan.

2. Manfaat Praktis a.

  Mengetahui konsep kecerdasan spiritual pada siswa kelas X BU 2 melalui peran guru PAI di SMK Negeri 1 Salatiga.

  b.

  Penelitian ini memberikan kontribusi kajian dan pengetahuan tentang pengembangan kecerdasan spiritual.

  c.

  Mengetahui peran guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual pada siswa kelas X BU2 di SMK Negeri 1 Salatiga.

  d.

  Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pertimbangan untuk memberikan pendidikan psikologi bagi lembaga dan mahasiswa

  IAIN Salatiga. e.

  Bagi peneliti, untuk memotivasi diri dan menjadikan bekal hidup dalam bermasyarakat, beribadah kepada Allah SWT dan berharap menjadi hamba yang beruntung di dunia dan di akhirat.

E. Definisi Operasional

  Untuk menghindari kesalahpahaman dan penafsiran makna pada skripsi ini, maka penulis menjelaskan terlebih dahulu maksud dari istilah- istilah yang ada dalam judul skripsi. Dalam memberikan beberapa pengertian dan gambaran judul skripsi ini yang nantinya mudah dipahami secara konkrit dan lebih operasional. Penegasan istilah yang penulis ingin jelaskan yaitu:

1. Peran

  Menurut Poerwadarminta (2006:870) peran merupakan sesuatu yang menjadi bagian atau yang memegang pempinan utama. Sedangkan Guru Menurut UU No. 14 tahun 2005 adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Peran guru dalam penelitian ini yaitu peran guru dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi penanaman nilai- nilai agama atau spiritual pada anak didik, di SMK N 1 Salatiga.

2. Guru Pendidikan Agama Islam (PAI)

  Menurut Muhamad Nurdin (2008:128), guru dalam Islam adalah orang yang bertanggung jawab terhadap perkembangan anak didik dengan mengupayakan seluruh potensinya, baik potensi afektif, potensi kognitif, maupun potensi psikomotorik. Guru juga berarti orang dewasa yang bertanggung jawab memberikan pertolongan pada anak didik dalam perkembangan jasmani dan rohaninya agar mencapai tingkat kedewasaan, serta mampu berdiri sendiri dalam memenuhi tugasnya sebagai hamba Allah. Disamping itu ia mampu sebagai makhluk sosial dan individu yang mandiri.

  Pendidikan adalah segala kegiatan pembelajaran yang berlangsung sepanjang zaman dalam segala situasi kegiatan kehidupan. Pendidikan berlangsung di segala jenis, bentuk dan tingkat lingkungan hidup, yang kemudian mendorong pertumbuhan segala potensi yang ada di dalam diri individu (Suparlan, 2008:79).

  Agama adalah seperangkat dari kepercayaan, sistem budaya, dan pandangan dunia yang menghubungkan manusia dengan tatanan atau perintah dari kehidupan yang mengatur tingkah laku manusia.

  Menurut KBBI, Islam adalah agama yang diajarkan oleh Nabi Muhammad dan berpedoman kepada kitab suci Al-

  Qur’an yang diturunkan kepada malaikat Jibril sebagai wahyu Allah SWT (Depdiknas, 2007:444). Peran guru PAI yang dimaksud di sini adalah suatu bentuk tindakan guru yang membimbing, mendampingi, meneladani siswa untuk lebih dapat mendekatkan diri kepada Allah SWT melalui proses kegiatan pembelajaran di sekolah maupun proses pembiasaan perilaku sehari-hari.

3. Kecerdasan Spiritual (Spiritual Qoutient/SQ)

  Kecerdasan Spiritual (SQ) merupakan pengetahuan akan kesadaran diri, makna hidup, tujuan hidup atau nilai-nilai tertinggi yang mana berupa kemampuan mengelola “suara hati” sehingga terekspresikan secara tepat dan efektif, yang memungkinkan kita bekerja sama dengan lancar menuju sasaran yang lebih luas dan bermakna (Nasution 2009:4).

  Kecerdasan spiritual yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kecerdasan yang dimiliki manusia, sehingga membuat manusia sadar akan kedudukannya itu sebagai hamba Allah yang disebut khalifah fil

  (pemimpin di bumi). Mengingat hal tersebut, maka sebagai

  ardh

  manusia yang dikaruniai akal dan fikiran, maka harus selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. Aplikasi dari mendekatkan kepada Allah yaitu dapat menyikapi segala persoalan kehidupan dengan baik.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang skripsi ini, maka dibuat sistematika penelitian skripsi. Adapun wujud dari sistematika yang dimasud adalah: 1.

  Bagian Awal Bagian awal ini, meliputi: sampul, lembar berlogo, judul (sama dengan sampul), persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, moto dan persembahan, kata pengantar, abstrak, dan daftar isi.

2. Bagian Inti

  Pada bagian inti dalam skripsi hasil penelitian ini, memuat:

  a)

  Bab I : Pendahuluan Pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, kajian pustaka terdahulu, serta sistematika penulisan.

  b)

  Bab II : Landasan Teori Landasan teori, merupakan bagian yang menjelaskan landasan teori yang berhubungan dengan peran guru PAI dalam membina kecerdasan spiritual siswa, menjelaskan tentang peran guru PAI dan menjelaskan tentang ruang lingkup kecerdasan spiritual. c)

  Bab III : Metodologi Penelitian Metode penelitian, memuat jenis penelitian, lokasi dan waktu penelitian, sumber data, prosedur pengumpulan data, analisis data, serta pengecekkan keabsahan temuan.

  d)

  Bab IV : Hasil Penelitian dan Pembahasan Pada bab ini peneliti akan menyampaikan hasil dari penelitian mulai dari tahap awal hingga tahap akhir penelitian serta menguraikannya.

  e)

Bab V : Penutup (kesimpulan dan saran) Penutup, memuat kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian, saran dari peneliti, serta daftar pustaka.

3. Bagian Akhir

  Pada bagian akhir skripsi ini, memuat: daftar pustaka, lampiran- lampiran dan daftar riwayat hidup penulis.

BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Guru PAI a. Pengertian Guru PAI Pada dasarnya, Islam mengajarkan untuk saling menyebarkan

  ilmu pengetahuan dan menjadi guru agama dituntut untuk mendidik dan membentuk akhlak sesuai dengan Islam serta membentuk manusia menjadi insan yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT seperti yang disyari’atkan dalam Al-Qur’an dan Hadits sehingga diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Allah berfirman dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 129 yang berbunyi:

  ِهيِّكَزُيَو َتَمْكِحْناَو َباَتِكْنا ُمُهُمِّهَعُيَو َكِتاَيآ ْمِهْيَهَع ىُهْتَي ْمُهْىِم الاىُسَر ْمِهيِف ْثَعْباَو اَىَّبَر ْم ُميِكَحْنا ُزيِزَعْنا َتْوَأ َكَّوِإ

  “Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat- ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka Al Kitab (Al Qur'an) dan Al-Hikmah (As-Sunnah) serta menyucikan mereka.

  Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana” (Al-Qur’an, 2010:20).

  Ayat di atas dipahami bahwa sebagai umat Islam dianjurkan untuk mengajarkan ilmu pengetahuan untuk mensucikan mereka yaitu dengan mendidik sesuai dengan akhlak Islam serta membentuk manusia yang beriman dan bertakwa kepada Allah SWT.

  Zakiyah Darajad (2011:39) mengungkapkan bahwa guru adalah pendidik profesional karena guru telah menerima dan memikul beban dari orang tua untuk ikut mendidik anak-anak. Meskipun begitu, orang tua sebagai pendidik yang pertama bagi anaknya, sedangkan guru adalah tenaga profesional yang membantu orang tua untuk mendidik anak-anak pada jenjang pendidikkan sekolah.

  Guru Pendidikan Agama Islam bisa dikatakan merupakan jabatan atau profesi yang memiliki kemampuan khusus mendidik secara prosional dalam proses interaksi dengan peserta didik dalam membentuk kepribadian utama berdasarkan ajaran Islam (Khoriyah, 2012:140).

  Menurut Zakiyah Daradjat dalam dalam Muhammad Nurdin (2010:127) mengungkapkan:

  Guru adalah pendidik profesional, karena secara implisit ia telah merelakan dirinya menerima dan memikul sebagian tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak para orang tua. Para orang tua tatkala menyerahkan anaknya ke sekolah, berarti telah melimpahkan pendidikan anaknya kepada guru. Hal ini mengisyaratkan bahwa mereka tidak mungkin menyerahkan anaknya kepada sembarang guru, karena tidak sembarang orang bisa menjadi guru.

  Sedangkan pendidik atau guru menurut Abuddin Nata (2010:165) mengungkapkan bahwa:

  Pendidik atau guru adalah adalah tenaga profesional yang diserahi tugas dan tanggung jawab untuk menumbuhkan membina, mengembangkan minat, bakat, kecerdasan, akhlak, moral, pengalaman, wawasan, dan keterampilan peserta didik. Seorang pendidik adalah orang yang berilmu pengetahuan dan berwawasan luas, memiliki keterampilan, pengalaman, berkepribadian mulia, memahami yang tersurat dan tersirat, menjadi contoh dan model bagi muridnya, senantiasa membaca dan meneliti, memiliki keahlian yang dapat diandalkan, serta menjadi penasihat.

  Berdasarkan uraian pengertian guru atau pendidik diatas, maka penulis menyimpulkan bahwa seorang guru PAI adalah orang dewasa yang bertugas mendidik muridnya agar menuju kedewasaan dalam perkembangan jasmani dan rohaninya sehingga terbentuklah dalam tingkah laku sehari-harinya.

b. Syarat Guru Pendidikan Islam

  Menurut Syaikh Ahmad al- Rifa’i dalam Ali Mufron (2015:32) mengungkapkan, bahwa seseorang bisa dianggap sah untuk dijadikan sebagai penddik dalam pendidikan Islam apabila memenuhi dua kriteria berikut: 1)

  Alim, yaitu mengetahui betul tentang segala ajaran dan syariahnya Nabi Muhammad SAW, sehingga ia akan mampu mentransformasikan ilmu yang komprehensif tidak setengah-setengah.

  2) Adil riwayat, yaitu tidak pernah menegerjakan sedikitpun dosa besar dan mengekalkan dosa kecil, seorang pendidik tidak boleh fasik sebab pendidik tidak hanya bertugas mentransformasikan ilmu kepada anak didiknya namun juga pendidik juga harus mampu menjadi contoh dan suri tauladan bagi seluruh peserta didiknya. Dikhawatirkan ketika seorang pendidik adalah orang fasik atau orang bodoh, maka bukan hidayah yang diterima anak didik namun justru pemahaman- pemahaman yang keliru yang berujung pada kesesatan.

  Menjadi seorang guru tidaklah mudah seperti yang dibayangkan selama ini. Mereka menganggap hanya dengan pegang spidol dan membaca buku pelajaran, maka sudah cukup bagi mereka untuk berprofesi sebagai guru. Ternyata untuk menjadi guru yang profesional tidak mudah, harus memiliki syarat-syarat khusus dan harus mengetahui seluk-beluk teori pendidikan.

  Supaya tercapai tujuan pendidikan, maka seorang guru harus memiliki syarat-syarat pokok. Syarat pokok yang dimaksud Sulani (dalam Muhammad Nurdin, 2010:129) adalah: 1) Syarat syakhsiyah (memiliki kepribadian yang dapat diandalkan). 2) Syarat ilmiah (memiliki ilmu pengetahuan yang mumpuni). 3)

  Syarat idhafiyah (mengetahui, menghayati dan menyelami manusia yang dihadapinya, sehingga dapat menyatukan dirinya untuk membawa anak didik menuju tujuan yang ditetapkan).

  Menurut Al-Ghazali, (dalam Abudin Nata, 1997: 163-165) ciri-ciri pendidik yang ideal adalah: 1)

  Guru harus mencintai muridnya seperti mencintai anak kandungnya sendiri.

  2) Guru jangan mengharapkan materi sebagai tujuan utama dari pekerjaannya (mengajar), karena mengajar adalah tugas yang diwariskan oleh Nabi Muhammad SAW. sedangkan upahnya adalah terletak pada terbentuknya anak didik yang mengamalkan ilmu yang diajarkannya.

  3) Guru harus mengingatkan muridnya agar mencari ilmu yang bermanfaat, yaitu ilmu yang membawa pada kebahagiaan dunia dan akhirat.

  4) Di hadapan muridnya, guru harus memberikan contoh yang baik, seperti berjiwa halus, sopan, lapang dada, murah hati, dan akhlak terpuji lainnya.

  5) Guru harus mengajarkan pelajaran yang sesuai dengan tingkat intelektual dan daya tangkap anak didiknya.

  6) Guru harus mengamalkan yang diajarkannya, karena ia menjadi idola di mata anak muridnya.

  7) Guru harus memahami minat, bakat, dan jiwa anak didiknya, sehingga disamping tidak akan salah dalam mendidik, juga akan terjalin hubungan yanga akrab dan baik antara guru dengan anak didiknya.

  8) Guru harus dapat menanamkan keimanan ke dalam pribadi anak didiknya, sehingga akal pikiran anak didik tersebut akan dijiwai oleh keimanan itu (Natta, 1997:163).

  Menurut Muhammad Athiyah al-Abrasyi dalam Abuddin Nata (2010:169), bahwa seorang pendidik harus a)mempunyai watak kebapakan sebelum menjadi seorang pendidik, sehingga menyayangi peserta didik seperti anaknya sendiri; b)adanya komunikasi yang aktif antara pendidik dan peserta didik; c)memerhatikan kemampuan dan kondisi peserta didiknya; d)mengetahui kepentingan bersama, tidak terfokus pada sebagian peserta didik saja; e)mempunyai sifat-sifat keadilan, kesucian, dan kesempurnaan; f)ikhlas dalam menjalankan aktivitasnya, tidak hanya menuntut hal-hal yang diluar kewajibannya; g)dalam mengajar selalu mengaitkan materi yang diajarkan dengan materi lainnya; h)memberi bekal kepada peserta didik dengan bekal ilmu yang dibutuhkan masa depan, dan i)sehat jasmani dan rohani serta mempunyai kepribadian yang kuat, tanggung jawab, dan mampu mengatasi problem peserta didik, serta mempunyai rencana yang matang untuk menatap masa depan yang dilakukan dengan sungguh- sungguh.

  Dari sejumlah literatur tokoh-tokoh, secara umum syarat profesionalisme guru sebagai pendidik dalam Islam adalah: 1)

  Sehat jasmani dan ruhani 2)

  Bertakwa 3)

  Berilmu pengetauan yang luas 4)

  Berlaku adil 5)

  Berwibawa 6)

  Ikhlas 7)

  Mempunyai tujuan yang Rabbani 8)

  Mampu Merencanakan dan Melaksanakan Evaluasi Pendidikan 9)

  Menguasai bidang yang ditekuni

  Dari berbagai pendapat diatas mengenai syarat menjadi guru agama, maka penulis menyimpulkan bahwa untuk menjadi guru agama harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu memiliki kepribadian yang baik, memiliki ilmu pengetahuan yang luas dan menghayati dalam mendidik murid, agar sesuai dengan tujuan pendidikan Islam yang diinginkan.

c. Peran Guru Pendidikan Agama Islam

  Mengutip pendapat Gross, Mason dan Mc Eachern mendefinisikan peranan sebagai seperangkat harapan-harapan yang dikenakan pada individu yang mempunyai kedudukan sosial tertentu (Khoiriyah, 2012:137).

  Sebagai guru, kedudukan dan peranan guru mempunyai lingkup yang beragam. Guru PAI mempunyai peranan yang lebih di berbagai lingkungan baik keluarga, masyarakat maupun sekolah karena guru PAI dianggap orang yang mempunyai pengetahuan agama lebih dibandingkan dengan yang lain. Sehingga peranannya haruslah mencerminkan nilai-nilai ajaran Islam yang diemban dan diajarkannya (Khoiriyah, 2012:138). Peran guru artinya semua tingkah laku yang harus dilakukan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai guru (Thohirin, 2005:165). Peran guru sangatlah penting dalam interaksi antara guru dan peserta didik, maka pengaarannya tidak boleh dilakukan secara seenaknya saja. Apabila demikian, maka akan fatal akibatnya sehingga jauh dari mutu pendidikan. Sebagai seorang guru harus mengetahui perannya sebagai guru, sehingga mampu memainkan peran pentingnya bagi keberhasilan mutu pendidikan.

  Menurut Damar, dalam Khoiriyah (2012:139), bahwa Guru Agama Islam tidak terlepas dari dua fungsi yaitu fungsi laten dan fungsi manifes.

  1) Laten

  Fungsi laten adalah fungsi yang diharapkan, disengaja, dan disadari guru oleh masyarakat pada suatu ruang. Fungsi ini terdiri dari:

  a) Guru sebagai pengajar

  b) Guru sebagai pendidik

  c) Guru sebagai teladan

  d) Guru sebagai motivator

  2) Fungsi Manifes

  Fungsi ini merupakan fungsi yang tidak diharapkan, disengaja, dan disadari guru terhadap masyarakat, antara lain: a)

  Guru sebagai “penyambung lidah kelas menengah atas”

  b) Guru sebagai pegekal status quo

Dokumen yang terkait

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN SPIRITUAL SISWA DI SMP MUHAMMADIYAH 06 DAU MALANG

10 54 25

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENINGKATKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK ISLAM 2 DURENAN TRENGGALEK - Institutional Repository of IAIN Tulungagung

0 1 41

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM BERIBADAH SISWA TAHUN PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PERILAKU SISWADI SD NEGERI KALIBENING SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 PERILAKU KALIBENING SALATIGA - Test Repository

0 2 118

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENUMBUHKAN KARAKTER ANTI KORUPSI PESERTA DIDIK SMK NEGERI 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2014/2015 - Test Repository

0 2 145

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM PEMBINAAN AKHLAK SISWA DI SMP ISLAM NGADIREJO TAHUN PELAJARAN 20142015 SKRIPSI

0 0 116

UPAYA GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DALAM MENGAKTUALISASIKAN NILAI-NILAI PLURALISME AGAMA DI SMK NEGERI 03 SALATIGA SKRIPSI

1 2 122

PERAN GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DALAM MEMBINA KECERDASAN SPIRITUAL PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 BRINGIN TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI DiajukanUntukMemperolehGelar SarjanaPendidikan (S.Pd.)

0 1 95

PERAN GURU AGAMA ISLAM DALAM MENGEMBANGKAN KECERDASAN EMOSIONAL DAN SPIRITUAL SISWA DI SMK NEGERI 1 JAMBU KEC JAMBU KAB SEMARANG TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 133

IMPLEMENTASI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK NEGERI 2 MAGELANGTAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

0 5 172

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SMK SARASWATI SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

1 1 149