Evaluasi perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 : kajian terhadap penggunaan obat antihipertensi - USD Reposito

  

EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN

RS PANTI RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI

  

INFORMASI VS INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA

DAMPAK TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009

(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Dewi Pristiana Anggraini NIM : 068114007

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

EVALUASI PERBEDAAN KETAATAN PASIEN RAWAT JALAN RS PANTI

RINI YOGYAKARTA ANTARA PASIEN YANG DIBERI INFORMASI VS

  

INFORMASI plus ALAT BANTU KETAATAN SERTA DAMPAK

TERAPINYA PERIODE JUNI-JULI 2009

(Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Dewi Pristiana Anggraini NIM : 068114007

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  LiFE is Too ShOrt To WaKe Up WitH rEgRetS.

  LoVE tHe pEoPLe wHo treat you right & ForGet the Ones who don’t! BelieVe that everything happens for reason. If you get a Chance – Take it iF it cHanges your life –let it Nobody said life would be easy They just promised It Would be WortH it kUPersEmbahKan untuk Bapak Ibu TercinTA aDek tia dan Yang uTi terSayang kELuargAku aLmaMaterku

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan pada Allah SWT, karena dengan rahmat serta hidayahnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Evaluasi

  

Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara

Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan serta

Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat

Hipertensi)” dengan baik.

  Penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan baik karena adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Direktur Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang telah memberikan ijin bagi penulis untuk melakukan penelitian di Rumah Sakit Panti Rini.

  2. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, dan waktu selama proses penelitian dan penyusunan skripsi. 3. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, dukungan, waktu, kritik, dan saran selama proses penelitian dan dalam penyusunan skripsi ini.

  4. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.

  5. Maria Wisnu Donowati, M.Si., Apt. selaku dosen penguji yang telah menguji sekaligus memberikan masukan dan saran yang membangun bagi penulis.

  6. Mbak Betty Husadani, S.Si, Apt. selaku apoteker Rumah Sakit Panti Rini dan pembimbing lapangan yang banyak membantu penulis, memberikan pengarahan dan bimbingan selama penelitian berlangsung di Rumah Sakit Panti Rini.

  7. Bapak Hari Budiarto selaku Kepala Instalasi Rekam Medik Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta atas bantuan yang diberikan selama proses pengambilan data di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta.

  8. Bapak dan Ibu tercinta yang selama ini selalu memberikan kasih sayang, cinta, doa, dan dukungan moril maupun materiil.

  9. Adekku tersayang, Janestia Putri Maharani yang selalu memberikan doa, cinta, kasih sayang, keceriaan dan membuat hidupku menjadi lebih indah dan berwarna.

  10. Nenekku tersayang, yang senantiasa memberikan doa, wejangan, dukungan, perhatian, kasih sayang, pengetahuan, dan pengalaman yang sangat berarti.

  11. Kakekku, Om Anto, Tante Lita, Adek Aisyah yang senantiasa memberikan dukungan dan keceriaannya padaku.

  12. Widya Kristiyanto, yang selama ini selalu menemani, membantu, memberikan cinta, dukungan, kasih sayang dan perhatiannya kepadaku.

  13. Sahabat-sahabat mungilku, Uut, Yola, Shinta yang telah memberikan keceriaan dalam hidupku, kebersamaan, kekompakkan, dukungan, doa dan persahabatan yang indah padaku.

  

INTISARI

Ketaatan terhadap penggunaan golongan obat antihipertensi sangat penting.

  Penggunaan obat antihipertensi yang tidak taat dapat berdampak negatif yaitu mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain. Peran farmasis dalam pemberian informasi sangat menentukan ketaatan penggunaan obat pasien. Pemberian informasi belum cukup membantu pasien, perlu adanya inovasi alat bantu untuk meningkatkan pemahaman dan akhirnya meningkatkan ketaatan penggunaan obat.

  Tujuan utama penelitian ini adalah mengetahui perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi). Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental semu dengan rancangan analitik. Data dianalisis dengan statistik parametrik menggunakan uji T-test dan bila non parametrik menggunakan

  Mann Whitney dengan taraf kepercayaan 90%.

  Seluruh pasien yang menerima golongan obat antihipertensi adalah 59 pasien, 29 pasien perlakuan dan 30 pasien kontrol. Perbedaan ketaatan antara kelompok perlakuan dan kontrol berdasarkan jumlah obat antihipertensi yang diminum diperoleh nilai p=0,02. Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik dan diastolik pada awal dan akhir terapi pada kelompok perlakuan masing-masing ditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,43 dan 0,46; sedangkan pada kelompok kontrol ditunjukkan dengan nilai p sebesar 0,08 dan 0,25. Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa adanya pemberian informasi plus alat bantu ketaatan dapat meningkatkan ketaatan pasien dalam minum obat antihipertensi.

  Kata kunci (keyword) : ketaatan, alat bantu, obat antihipertensi

  

ABSTRACT

  The compliance on using sort of antihypertensive medicine is crucial. The disobedient use of antihypertensive medicine can cause negative effects such as causing uncontrolled blood pressure, as well both raising mortality and the risk of other cardiovascular disease. The role of pharmacist in delivering information is mostly determining the compliance of patient’s medicines usage. Giving information is not sufficient yet to help patients. There is needs of tool assistance innovation to raise understanding and at the end the compliance of medicines usage, as well.

  The main goal of this research is to know Outpatient’s Compliance Difference At Panti Rini Hospital Yogyakarta Among Outpatient Given Information vs Information plus Compliance Tool Asistance And Its Outcome Within Juny-July 2009 Period (Study of Antihypertensive Medicine Usage). This is a false experimental sort of research with analytic design. Data is analyzed by parametric statistic using T test and, if it is non-parametric, Mann Whitney with 90% of confidence interval.

  The whole patients who receive medicine from antihypertensives are 59 patients. It consists of 29 patients of treatment and 30 patients of control. The compliance difference between treatment group and control, based on the number of antihypertensive medicine consumed, obtains score P=0,02. The outcome based on the gap between systolic and diastolic blood pressure on the beginning and ending of therapy on treatment group is shown by mark p as 0,43 and 0,46; while control group is shown by mark p as 0,08 and 0,25. From this research, it can be concluded that the existence of delivering information plus compliance tool assistance can raise patients’ compliance in taking antihypertensive medicine.

  Keyword: compliance, asistance tool, antyhipertensive medicine

  DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN SAMPUL ..................................................................... i

HALAMAN JUDUL ......................................................................... ii

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ iii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ v

PERNYATAAN PUBLIKASI .......................................................... vi

PRAKATA ........................................................................................ vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ x

  

INTISARI .......................................................................................... xi

ABSTRACT ........................................................................................ xii

DAFTAR ISI ..................................................................................... xiii

DAFTAR TABEL ............................................................................. xvii

DAFTAR GAMBAR ......................................................................... xx

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................... xxi

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................

  1 A. Latar Belakang ...........................................................................

  1 1. Permasalahan ..........................................................................

  3 2. Keaslian penelitian ..................................................................

  4 3. Manfaat penelitian ..................................................................

  4 B. Tujuan Penelitian .......................................................................

  5

  2. Tujuan khusus .........................................................................

  5 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA ....................................................... 6 A. Drug Therapy Problems ................................................................

  6 B. Ketaatan Penggunaan Obat ...........................................................

  8 1. Definisi ....................................................................................

  8 2. Alasan Ketidaktaatan Penggunaan Obat .................................

  9 3. Akibat Ketidaktaatan ...............................................................

  11 4. Upaya Meningkatkan Kepatuhan Penggunaan Obat ...............

  11 C. Hipertensi ......................................................................................

  12 1. Definisi ....................................................................................

  12 2. Epidemiologi ...........................................................................

  15 3. Patofisiologi ............................................................................

  16 4. Manifestasi Klinik ...................................................................

  18 5. Penatalaksanaan Terapi............................................................

  18 6. Kegagalan Terapi .....................................................................

  22 D. Obat Antihipertensi .......................................................................

  23 E. Landasan Teori ..............................................................................

  28 F. Hipotesis .......................................................................................

  29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...........................................

  30 A. Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................

  30 B. Definisi Operasional .....................................................................

  31 C. Subjek Penelitian ..........................................................................

  33

  E. Instrumen Penelitian .....................................................................

  34 F. Lokasi Penelitian ...........................................................................

  34 G. Tata Cara Penelitian ......................................................................

  35 1. Analisis situasi ........................................................................

  35 2. Pembuatan alat bantu ketaatan ................................................

  35 3. Pembuatan wawancara terstruktur ..........................................

  35 4. Pengumpulan data ...................................................................

  36 5. Wawancara ..............................................................................

  37 6. Tahap penyelesaian data .........................................................

  37 H. Tahap Cara Analisis Hasil ............................................................

  37 I. Kesulitan Penelitian .......................................................................

  41 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...........................................

  43 A. Profil Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang Menerima Golongan Obat Antihipertensi ...........................

  43 B. Profil Obat Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta yang Menggunakan Golongan Obat Antihipertensi.. .. 45

  

1. Profil obat secara umum .......................................................

  45

2. Profil obat antihipertensi.......................................................

  52 C. Evaluasi Drug Related Problem ...................................................

  53 D. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien dan Dampak Terapi Pasien Antara Kelompok Perlakuan dan Kontrol Serta Pengaruh Alat Bantu Ketaatan pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini periode

  

1. Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Berdasarkan Jumlah

Obat Antihipertensi yang Diminum dan Aturan Pakai ............

  60

  

2. Evaluasi Perbedaan Dampak Terapi Pasien Antara Kelompok

Perlakuan dan Kontrol .............................................................

  65 E. Rangkuman Pembahasan ...............................................................

  67 BAB V KESIMPULAN .....................................................................

  72 A. Kesimpulan ...................................................................................

  72 B. Saran .............................................................................................

  74 DAFTAR PUSTAKA .........................................................................

  75 LAMPIRAN ........................................................................................

  77

  DAFTAR TABEL Halaman Tabel I. Penyebab-Penyebab drug therapy problems (DTP S ) ..................

  6 Tabel II. Klasifikasi Tekanan Darah menurut JNC 7 ................................

  15 Tabel III. Klasifikasi Tekanan Darah menurut WHO.................................

  15 Tabel IV. Terapi hipertensi berdasarkan JNC VII ......................................

  21 Tabel V. Terapi hipertensi pada keadaan khusus berdasarkan JNC VII....

  22 Tabel VI. Baseline Profil Pasien Rawat Jalan pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol yang Menerima Obat Antihipertensi di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 .....................................

  44 Tabel VII. Baseline Profil Obat Pasien Rawat Jalan di RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 yang Menerima Obat Antihipertensi..............................................................................

  45 Tabel VIII.Profil Jumlah Obat yang Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ......

  45 Tabel IX. Golongan dan Jenis Obat Selain Obat Antihipertensi yang Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 .............................................

  46 Tabel X. Distribusi Jenis Obat Antihipertensi Yang Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Kelas Terapinya..............................

  50 Tabel XI. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang

  Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Perlakuan Berdasarkan Kelas Terapinya .....................................................

  51 Tabel XII. Distribusi Golongan dan Jenis Obat Antihipertensi Yang Diterima Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 Pada Kelompok Kontrol Berdasarkan Kelas Terapinya .....................................................

  51 Tabel XIII. Profil Jumlah Obat Antihipertensi Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 ......

  52 Tabel XIV. Pengelompokan Kejadian DTP Obat Antihipertensi pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009.................................................................

  53 Tabel XV. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Efek Obat Yang Merugikan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009............................

  54 Tabel

  XVI. Kelompok Kasus DTP Obat Antihipertensi dengan Ketidaktaatan pada Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta Periode Juni-Juli 2009 .....................................

  55 Tabel XVII. Persentase Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum ...............................

  61 Tabel XVIII. Hasil Uji Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti

  Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Jumlah Obat Antihipertensi yang Diminum ..........

  62 Tabel XIX. Persentase Ketaatan antara Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 Berdasarkan Aturan Pakai Obat.......................................................................

  63 Tabel XX. Perbandingan Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Akhir Terapi pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009....................................... 65

  Tabel XXI. Selisih Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik pada Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta pada Masing-Masing Kelompok Yang Diberi Informasi dan Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Periode Juni-Juli 2009 ...................................... 66

  DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik .......................................

  14 Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkan tekanan darah ...........................................................................

  17 Gambar 3. Algoritma Terapi Hipertensi berdasarkan JNC VII .................

  19 Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan ................................................................

  34

  DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Informed-consent ..................................................................

  77 Lampiran 2. Panduan wawancara..............................................................

  79 Lampiran 3. Kuisioner...............................................................................

  81 Lampiran 4. Data Pasien Kelompok Perlakuan.........................................

  82 Lampiran 5. Data Pasien Kelompok Kontrol ............................................

  93 Lampiran 6. Output Uji Jenis Kelamin...................................................... 106

Lampiran 7. Output Uji Umur .................................................................. 107

Lampiran 8. Output Uji Tingkat Pendidikan ............................................ 110

Lampiran 9. Output Uji Sistolik awal....................................................... 111

Lampiran10. Output Uji Diastolik awal........................................................ 114

Lampiran 11. Output Uji Jumlah Obat ........................................................ 117

Lampiran 12. Output Uji Jumlah Obat Antihipertensi ............................... 120

Lampiran 13. Output Uji Ketaatan berdasarkan obat antihipertensi yang digunakan .............................................................................. 123 Lampiran14. Output Uji Ketaatan berdasarkan aturan pakai obat antihipertensi......................................................................... 126 Lampiran15. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah sistolik ................................................................................... 129 Lampiran 16. Output Uji Dampak terapi berdasarkan selisih tekanan darah diastolik................................................................................. 134

  1 BAB I

  PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

  Hipertensi merupakan salah satu faktor risiko penyakit kardiovaskular yang sangat penting. Hal tersebut terlihat, baik di negara-negara yang telah maju maupun negara yang sedang berkembang. Data dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan sekitar 16,2 juta kematian, terutama di negara berkembang disebabkan oleh penyakit kardiovaskular dengan salah satu faktor resikonya adalah hipertensi (Anonim, 2008). Hipertensi umumnya bersifat asimtomatik, segera dapat dideteksi dan dapat diatasi sebelum mengakibatkan komplikasi pada organ tubuh. Orang yang menderita penyakit tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan secara terus menerus seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas sebelum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat memicu berbagai penyakit lain yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan jantung koroner (Graham-Clarke, 1999).

  Data Global Burden of Hypertension pada tahun 2000 menunjukkan bahwa lebih dari setengah populasi orang dewasa di dunia (sekitar 1 milyar orang) yang mengalami hipertensi dan kemungkinan akan bertambah sekitar 60% (1,56% milyar) pada 2025, terutama pada negara yang berkembang (Ahmed, Khaliq, Shah, Anwar, 2008). Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2007 oleh Departemen

  2 Kesehatan Republik Indonesia, prevalensi hipertensi di Indonesia mencapai 31,7% (Anonim, 2009a).

  Pengobatan hipertensi sering menjadi masalah, tidak saja dalam hal pemilihan obat, penentuan dosis dan lamanya pemberian, tetapi juga menyangkut keterlibatan pasien secara berkelanjutan dalam proses terapi. Hal ini karena pengobatannya umumnya jangka panjang, sehingga ketaatan dalam minum obat sangat menentukan keberhasilan suatu terapi (Anonim,2008).

  Ketidaktaatan terhadap obat antihipertensi pada pasien yang menderita hipertensi dapat mengakibatkan tekanan darah menjadi tidak terkontrol, serta meningkatkan angka mortalitas dan resiko penyakit kardiovaskular lain (Albert dan Thomas, 2006).

  Untuk mengatasi masalah tersebut, tugas seorang Farmasis yang menjalankan

  Pharmaceutical Care

  yaitu dengan cara memberikan pelayanan informasi dan edukasi mengenai penggunaan obat yang tepat, sehingga dapat mencegah dan meminimalkan terjadinya Drug Related Problems. Pemberian informasi tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain dengan mendemonstrasikan menggunakan alat visual, multimedia,verbal dan form kepatuhan.

  Dari uraian di atas muncul pertanyaan bagaimana ketaatan pasien dalam minum obat jika pasien diberi informasi vs informasi plus alat bantu sehingga dilakukan penelitian tentang “Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien Yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat

  3 Bantu Kataatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni-Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat Antihipertensi)”. Penelitian ini merupakan kerjasama antara Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dan pihak Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta. Rumah Sakit Panti Rini merupakan Rumah Sakit tipe D. Lokasi Rumah Sakit Panti Rini yang terletak di daerah Kalasan diharapkan mempermudah penelitian ini, pasien yang berobat ke Rumah Sakit tersebut sebagian besar bertempat tinggal di daerah setempat sehingga mempermudah peneliti dalam melakukan home visit terhadap pasien. Berdasarkan data dari Rumah Sakit Panti Rini, selama 5 tahun terakhir penyakit hipertensi termasuk dalam sepuluh penyakit terbesar di Rumah Sakit Panti Rini.

1. Permasalahan

  a. Seperti apakah profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan antara kelompok kontrol dan perlakuan?

  b. Seperti apakah profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan, dan jenis obat antara kelompok kontrol dan perlakuan?

  c. Apakah terjadi Drug Therapy Problems pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok kontrol maupun perlakuan?

  4

  d. Apakah terdapat perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli yang menerima obat antihipertensi antara kelompok kontrol dan perlakuan?

2. Keaslian Penelitian

  Penelitian mengenai Evaluasi Perbedaan Ketaatan Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Antara Pasien yang Diberi Informasi vs Informasi plus Alat Bantu Ketaatan Serta Dampak Terapinya Periode Juni – Juli 2009 (Kajian terhadap Penggunaan Obat antihipertensi) belum pernah dilakukan. Penelitian yang terkait dengan masalah ketaatan pasien terhadap penggunaan obat antihipertensi telah diteliti oleh beberapa peneliti lain dengan judul sebagai berikut ini:

  a. The Association between compliance with antihypertensive drugs and modification of antihypertensive drug regimen (Wijk, 2004).

  b. High Adherence To Antihypertensive Therapy Lowers Cardiovascular Risk (Lowry, 2009).

3. Manfaat

  Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan untuk pengambilan keputusan oleh farmasis dalam mempraktekkan pharmaceutical care, secara khusus di RS Panti Rini Yogyakarta dan secara umum di RS di Indonesia. Pada akhirnya akan meningkatkan kualitas pelayanan terapi obat.

  5 B. Tujuan

  1. Tujuan umum

  Penelitian ini bertujuan mengamati perbedaan ketaatan penggunaan obat antihipertensi pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu.

  2. Tujuan khusus

  Penelitian ini bertujuan untuk :

  a. mengetahui profil pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 pada kelompok kontrol dan perlakuan yang menerima obat antihipertensi meliputi umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.

  b. mengetahui profil obat pasien rawat jalan RS Panti Rini Periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi meliputi jumlah obat, golongan, dan jenis obat pada kelompok kontrol dan perlakuan.

  Therapy

  c. mengevaluasi kerasionalan pengobatan yang terkait dengan Drug

  Problems

  pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni- Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi, baik kelompok kontrol maupun perlakuan.

  d. mengetahui perbedaan ketaatan dan dampak terapi pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 yang menerima obat antihipertensi antara kelompok kontrol dan perlakuan.

  6 BAB II

PENELAAHAN PUSTAKA

A. Drug Therapy Problems

  Drug therapy problems

  adalah setiap kejadian yang tidak diinginkan, yang dialami oleh pasien yang terlibat atau dicurigai terlibat dalam terapi obat, yang akan mengganggu pencapaian tujuan terapi yang diinginkan. Drug therapy problems termasuk dalam ruang lingkup praktek asuhan kefarmasian (pharmaceutical care).

  Tujuan mengidentifikasi drug therapy problems adalah untuk membantu pasien mendapatkan outcome dan tujuan terapi yang diinginkan ( Strand, Morley, Cipolle, 2004 ).

  Seperti permasalahan klinik pada umumnya, drug therapy problems tidak dapat dipecahkan ataupun dicegah kecuali penyebab dari masalah tersebut telah diketahui secara jelas. Tidak hanya perlu untuk mengenal dan mengorganisir drug therapy

  problems , namun juga penyebab utamanya ( Strand, Morley, Cipolle, 2004 ).

  

Tabel I. Penyebab-penyebab drug therapy problems (DTPs) (Strand, L.M.,

Morley, P.C., Cipolle, R.J., 2004)

No Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

1 Ada obat tanpa

   Tidak ada indikasi obat yang tepat untuk terapi obat saat itu indikasi  Polifarmasi yang seharusnya cukup terapi tunggal

  ( unnecessary  Kondisi medis lebih baik jika diterapi tanpa obat (non drug therapy ) farmakologi)

   Terapi efek samping akibat suatu obat yang sebenarnya dapat digantikan obat lain yang lebih aman  Penyalahgunaan obat, penggunaan alkohol, atau merokok menimbulkan masalah

  7 Lanjutan tabel I

  reaction

  7 Ketidaktaatan (noncompliance)

  )  Dosis terlalu tinggi  Frekuensi obat terlalu cepat  Durasi obat terlalu panjang  Interaksi obat menyebabkan reaksi toksik pada produk obat  Obat diberikan terlalu cepat

  high

  6 Dosis terlalu tinggi (dose too

   Interaksi obat menyebabkan reaksi yang tidak diinginkan  Obat diberikan atau diubah terlalu cepat  Obat menimbulkan alergi  Obat kontraindikasi

  )  Obat menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan yang tidak berhubungan dengan obat yang diberikan  Pelindung produk obat dibutuhkan untuk mencegah faktor resiko.

  5 Efek obat merugikan (adverse drug

  No Jenis DTP Contoh Penyebab DTP

   Dosis terlalu rendah untuk menghasilkan efek yang diharapkan  Interval dosis terlalu panjang untuk menghasilkan efek  Interaksi obat mengurangi jumlah zat aktif obat  Durasi terapi obat terlalu pendek untuk menghasilkan efek yang diharapkan

  4 Dosis terlalu rendah (dosage too low)

  )  Obat bukan yang paling efektif  Kondisi medis sukar disembuhkan dengan obat tersebut  Bentuk sediaan obat tidak tepat  Obat tidak efektif untuk indikasi yang sedang ditangani

  drug

  3 Obat tidak efektif (ineffective

   Kondisi medis yang memerlukan obat tertentu  Terapi pencegahan dengan obat diperlukan untuk mengurangi resiko timbul kondisi medis baru  Perlu tambahan obat untuk mencapai efek sinergis atau tambahan

  2 Ada indikasi tanpa obat ( need for additional therapy )

   Pasien tidak mengerti instruksi yang diberikan  Pasien memilih tidak mengkonsumsi obat  Pasien lupa minum obat  Harga obat terlalu mahal  Pasien tidak dapat menelan atau meminum obat sendiri dengan benar  Obat yang diresepkan tidak tersedia

  8 B. Ketaatan penggunaan obat ( Patient Compliance )

1. Definisi

  Ketaatan terhadap aturan pengobatan dinamakan "Patient Compliance" (PC), merupakan suatu kemampuan pasien dalam meminum obat sesuai dengan dosis yang sudah diresepkan dokter yang sesuai dengan indikasi, efikasi yang cukup, dan dapat menghasilkan outcome yang diinginkan tanpa memberikan efek yang merugikan.

  Kepatuhan yang dimaksud, digunakan untuk kepatuhan terhadap obat yang diresepkan, bukan kepatuhan terhadap perintah yang mengharuskan atau yang bersifat otoriter ( Strand, Morley, Cipolle, 2004 ).

  Ketaatan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasihat medis atau kesehatan. Istilah “ketidaktaatan pasien” memberi kesan bahwa pasien bersalah karena penggunaan obat yang tidak tepat. Walaupun hal ini merupakan kasus yang sering dalam banyak situasi, dokter dan apoteker tidak melengkapi pasien dengan instruksi yang memadai atau memberikan instruksi dengan cara yang tidak dimengerti pasien (Siregar, 2006).

  Ketaatan tersebut tidak hanya terbatas mengenai jenis obat yang dikonsumsi saja, namun termasuk diantaranya: perlakuan khusus, misalnya harus istirahat, diet; berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi; bagaimana cara menggunakannya; kapan waktu penggunaan yang tepat; kapan obat harus dihentikan; kapan harus mengunjungi dokter lagi dan lain-lain. Ketidaktaatan dikhawatirkan akan menimbulkan hal yang tidak diinginkan, merugikan, bahkan fatal (Anonim,1999).

  9 2.

  Alasan ketidaktaatan penggunaan obat

a. Regimen terapi

  Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) terapi multi obat, pada umumnya makin banyak jenis obat yang digunakan pasien, semakin tinggi resiko ketidaktaatan, 2) frekuensi pemberian, pemberian obat pada jangka waktu yang sering, meningkatkan ketidaktaatan sebab pasien merasa kegiatan normal pasien terganggu, pasien lupa dan tidak mau susah, 3) durasi dari terapi, berbagai studi menunjukkan bahwa tingkat ketidakpuasan menjadi lebih besar apabila periode pengobatan lama, 4) efek merugikan, perkembangan dari efek suatu obat tidak menyenangkan, memungkinkan menghindari dari ketaatan, 5) pasien asimtomatik yaitu tidak ada gejala atau gejala sudah reda. Pada kondisi tertentu, pasien dapat merasa lebih baik setelah menggunakan obat dan merasa bahwa ia tidak perlu lagi menggunakan obat lebih lama, 6) harga obat, pasien cenderung tidak taat dalam menggunakan obat yang harganya mahal, 7) pemberian atau konsumsi obat, meskipun pasien sudah berusaha patuh terhadap instruksi, mungkin pasien menerima kuantitas obat yang salah disebabkan pengukuran obat yang tidak benar atau penggunaan alat ukur yang tidak tepat, 8) rasa obat, masalah rasa obat-obatan adalah yang paling umum dihadapi dengan penggunaan cairan oral oleh anak-anak (Siregar, 2006).

  10

b. Pasien

  Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien tidak memahami instruksi yang diberikan , 2) pasien lebih memilih untuk tidak mengkonsumsi obat, 3) pasien lupa minum obat, 4) pasien tidak dapat menelan atau meminum sendiri obat yang diresepkan dengan tepat ( Strand, Morley, Cipolle, 2004 ).

  c. Penyakit

  Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) pasien merasa kondisnya lebih baik sehingga menghentikan pengobatan, 2) pasien merasa tidak ada perkembangan yang lebih baik pada kondisi kesehatannya sehingga pengobatan dihentikan, 3) pasien dengan penyakit kronis biasanya mendapatkan pengobatan dalam waktu yang cukup lama, sehingga pasien menjadi bosan dan menghentikan pengobatan (Siregar, 2006).

  d. Interaksi pasien dengan profesional kesehatan

  Faktor yang berkaitan dengan ketidaktaatan meliputi: 1) Menunggu dokter atau apoteker, jika pasien menunggu terlalu lama, pasien menjadi jengkel, hal ini berkontribusi terhadap ketidaktaatan, 2) sikap dan ketrampilan komunikasi professional kesehatan, sikap yang dingin, tidak tertarik, tidak sopan, agresif, kasar dan otoriter dapat meningkatkan ketidaktaatan pasien, 3) gagal mengerti pentingnya terapi, alasan utama untuk tidak taat adalah bahwa pasien tidak mengerti pentingnya terapi obat dan akibat yang mungkin terjadi jika obat tidak digunakan sesuai dengan instruksi, 4) pengertian yang buruk pada instruksi, akibat yang mungkin dari salah

  11 pengertian dapat serius, 5) pasien takut bertanya, pasien sering ragu bertanya kepada pelaku pelayan kesehatan untuk menjelaskan kondisi kesehatan mereka atau pengobatan yang diajukan, 6) kurangnya waktu konsultasi, professional pelayan kesehatan kebanyakan bersifat kurang berinteraksi dengan pasien karena tekanan pekerjaan, 7) ketersediaan informasi tercetak, ketaatan pada pengobatan mungkin meningkat, dengan tersedianya informasi tercetak dalam bahasa yang sederhana (Siregar, 2006).

  3. Akibat ketidaktaatan

  Ketidaktaatan akan mengakibatkan kegagalan terapi, mengalami efek toksis (keracunan) obat, penyakit menjadi kambuhan (sering kambuh), biaya / pengeluaran menjadi besar untuk obat, dokter, transportasi, lebih-lebih bila harus dirawat di rumah sakit (Albert dan Thomas, 2006).

  4. Upaya meningkatkan kepatuhan penggunaan obat

  Upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan ketaatan pasien minum obat, misalnya: memberikan informasi yang jelas kepada pasien, berbagai pengalaman menunjukkan bahwa pasien akan lebih taat apabila pasien merasa ikut terlibat dalam proses penyembuhan. Hal ini dapat diupayakan dengan komunikasi yang baik antara dokter dan pasien, membuat petunjuk pemakaian obat yang sesederhana mungkin, mengatur waktu minum obat yang paling enak dan sesuai dengan aktivitas pasien, terangkan kemungkinan efek samping yang bisa terjadi, dan selalu tanyakan apakah ada keluhan/gejala yang mengarah ke efek samping pada saat

  12 pasien kontrol, pada pasien bayi/anak, pasien lanjut usia, pasien yang sulit bergerak karena penyakitnya atau pasien-pasien yang tidak kooperatif, pastikan bahwa ada anggota keluarga/orang lain yang akan selalu menjaga agar pasien taat minum obat, memonitoring keadaan pasien secara teratur, dan meminta pasien untuk membeli atau menggunakan kontainer obat (Albert dan Thomas, 2006).

C. Hipertensi

1. Definisi

  Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana terjadi peningkatan tekanan darah arterial yang persisten (DiPiro, 2005). Hipertensi merupakan faktor resiko utama untuk kematian maupun kesakitan dari penyakit kardiovaskular. Hipertensi yang tidak ditanggulangi merupakan faktor resiko untuk penyakit jantung koroner, stroke dan gagal ginjal (Massie, 2002).

  Hipertensi bukanlah suatu penyakit, biasanya tidak memiliki simptom (tanda) dan pasien tidak dapat langsung mati karenanya. Orang yang menderita penyakit tersebut biasanya tidak menyadarinya karena hipertensi berjalan secara terus menerus seumur hidup dan sering tanpa disertai keluhan yang khas sebelum terjadi komplikasi pada organ tubuh. Selain itu, hipertensi juga dapat memicu berbagai penyakit lain yang mematikan, seperti stroke, gagal-ginjal, dan jantung koroner (Graham-Clarke, 1999).

  Lebih dari 95% kasus hipertensi tidak diketahui penyebabnya. Apabila tidak diketahui penyebabnya, maka disebut sebagai hipertensi esensial. Hipertensi esensial

  13 dapat dikaitkan dengan berbagai faktor, seperti usia, genetik, lingkungan, berat badan ataupun ras. Hipertensi ini tidak dapat disembuhkan, namun dapat dikontrol. Apabila penyebab langsung hipertensi dapat diidentifikasi, maka kondisi ini dinyatakan sebagai hipertensi sekunder. Hipertensi sekunder ditemukan pada sekitar 5% dari populasi hipertensi. Penyebab hipertensi sekunder adalah kelainan ginjal, endokrin, dan abnormalitas vaskuler (Walker,1999).

  Secara umum bila dalam satu keluarga ada yang menderita hipertensi, maka kemungkinan terjadinya kejadian hipertensi pada anggota keluarga yang lain akan meningkat. Biasanya laki-laki akan lebih dulu mendapatkan hipertensi daripada wanita. Faktor-faktor metabolisme seperti obesitas, resistensi insulin dan intoleransi glukosa dapat menyebabkan regulasi yang abnormal, baik terhadap volume vaskuler maupun resistensi perifer yang akhirnya juga dapat meningkatkan tekanan darah (Walker,1999).

  Tekanan darah arterial merupakan ukuran tekanan pada dinding arteri dalam mmHg. Dua nilai tekanan darah arterial yang diukur adalah tekanan darah sistolik dan tekanan darah diastolik. Sistolik terjadi saat kontraksi ventrikel kiri yang akan mendorong darah ke dalam pembuluh darah dan menyebabkan kenaikan tekanan darah yang menggambarkan titik tertinggi. Diastolik terjadi setelah kontraksi, saat ventrikel kiri berelaksasi sehingga terjadi penurunan tekanan darah dan menggambarkan titik terendah. Perbedaan antara sistolik dan diastolik disebut tekanan nadi dan menyatakan tekanan dinding arteri.

  14 Gambar 1. Mekanisme Kerja Sistolik, Diastolik (Anonim,2008) Tekanan darah dapat memperkirakan irama diurnal yang berfluktuasi sepanjang hari. Tekanan darah mencapai nilai terendah selama malam hari, mulai meningkat pada pagi hari dan mencapai puncak pada siang hari. Mean tekanan darah arterial (MAP) kadang-kadang digunakan untuk merepresentasikan tekanan darah.

  Secara matematis, MAP berkaitan dengan tekanan darah sistolik (SBP) dan tekanan darah diastolik (DBP) (Kimble,2005).

  MAP = (SBP - DBP)/3 + DBP Tekanan darah arterial dihasilkan dari pengaruh aliran darah dan resistensi aliran darah. Secara matematis sebagai produk dari cardiac output (CO) dan total perifer resistance (TPR) (Kimble, 2005).

  BP = CO x TPR

  15 Tabel II. klasifikasi tekanan darah menurut JNC 7 (Chobanian, et al., 2003)

  Klasifikasi Sistolik (mmHg) Diastolik (mmHg)

Normal < 120 < 80

Prehipertensi 120 – 139 80-89

Stage 1 140 – 159 90-99

Stage 2 >160 >100

  

Tabel III. klasifikasi tekanan darah menurut WHO (Khatib, 2005)

Tekanan Darah Grade 1 Grade 2 Grade 3 Sistolik (mmHg) 140-159 160-179 >180 Diastolik (mmHg) 90-99 100-109 >110

2. Epidemiologi

  Faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian penyakit hipertensi antara lain:

  a. umur : penyakit hipertensi umumnya bermula pada usia muda, sekitar 5-10% pada umur 20-30 tahun. Bagi pasien yang berusia 40-70 tahun, setiap peningkatan tekanan sistolik sebesar 20 mmHg atau tekanan diastolik sebesar 10 mmHg akan meningkatkan resiko penyakit kardiovaskular. Seiring dengan bertambahnya usia, maka cenderung akan meningkatkan tekanan darah. Prevalensi penyakit hipertensi paling dominan terjadi pada kelompok umur 31-55tahun (Anonim,2009b) b. jenis kelamin : kejadian hipertensi pada wanita cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki. Pertambahan usia pada wanita akan menurunkan produksi hormonnya, karena wanita akan memasuki masa menopause. Saat wanita berada pada masa premenopause maka tekanan darahnya cenderung lebih tinggi daripada laki-laki, karena dengan adanya hormon estrogen dapat melindungi wanita dari penyakit kardiovaskular. Namun saat wanita berada pada masa menopause akan

  16 pada wanita dari penyakit kardiovaskular sehingga tekanan darah wanita lebih tinggi daripada laki-laki (Anonim,2009b).

3. Patofisiologi

  Berbagai faktor humoral dan neural diketahui dapat mempengaruhi tekanan darah. Faktor-faktor tersebut, antara lain : sistem saraf adrenergik yang berperan  dan , sistem renin-angiotensin-aldosteron (RAA) yang dalam mengontrol reseptor bertugas dalam pengaturan sistemik dan aliran darah ke ginjal, fungsi ginjal dan aliran darah ke ginjal yang dapat mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit, beberapa faktor hormonal (insulin, hormon tiroid, vasopressin, hormon adrenal korteks), dan endotelium vaskular yang memiliki peranan dalam mengatur pelepasan bradikinin, nitrit oksida, prostasiklin, endotelial (Kimble,2005).

  Ginjal memiliki peranan yang penting dalam pengaturan tekanan darah arterial, khususnya melalui system renin-angiotensin-aldosteron (RAA). Penurunan tekanan darah dan aliran darah ke ginjal, penurunan volume konsentrasi sodium dan aktivasi sistem saraf simpatetik dapat memicu bertambahnya sekresi enzim renin dari sel juxtaglomerular di ginjal. Renin merupakan suatu enzim proteolitik yang berperan dalam sejumlah stimuli, seperti pengurangan tekanan perfusi ginjal, pengurangan volume intravascular, sirkulasi katekolamin, peningkatan kekuatan arteriolar, dan hipokalemia (Massie, 2002).

  Renin mengkatalisasi konversi angiotensinogen menjadi angiotensin I di darah. Angiotensin I kemudian diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin

  17

  converting enzym

  (ACE). Setelah berikatan dengan reseptor yang spesifik (AT1 dan AT2), angiotensin II menghasilkan efek biologis terhadap berbagai jaringan. Sirkulasi dari angiotensin II dapat meningkatkan tekanan darah, termasuk vasokonstriksi secara langsung. Angiotensin II juga menstimulasi sintesis aldosteron dari korteks adrenal, menyebabkan terjadinya reabsorbsi sodium dan air yang akan meningkatkan volume plasma dan tekanan darah. Beberapa faktor dapat mempengaruhi pelepasan renin, khususnya perubahan perfusi ginjal. Kenaikan tekanan darah merupakan suatu feedback negatif dari adanya pelepasan renin (Massie, 2002).

  

Gambar 2. Aktivitas angiotensinogen dalam hubungannya meningkatkan

Dokumen yang terkait

Gambaran penggunaan obat untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode 2007 berdasarkan indikator peresepan WHO [1993].

0 0 2

Gambaran penggunaan obat untuk pasien rawat jalan di Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode 2007 berdasarkan indikator peresepan WHO [1993] - USD Repository

0 0 128

Evaluasi ketaatan antara pasien yang diberii informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 (kajian penggunaan obat saluran cerna) - USD Repository

0 0 133

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan antiinfeksi) - USD Repository

0 1 131

Pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository

0 0 126

Pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository

0 0 159

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan neuromuskular) - USD Repository

0 0 128

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 : kajian terhadap pengguna obat antidiabetes - USD Repository

0 0 138

Evaluasi ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakartra antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan saluran pernafasan) - USD Repo

0 0 124

Pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi saat home visit pada perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 : kajian terhadap antibiotik - USD Repository

0 0 123