Pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi saat home visit pada perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 : kajian terhadap antibiotik - USD Repository

  PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010 (Kajian terhadap Antibiotik) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Oleh:

  Maria Yesia Dianing Winasthi NIM : 078114079

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

  

SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm)

  Program Studi Ilmu Farmasi Diajukan oleh:

  Maria Yesia Dianing Winasthi NIM : 078114079

  

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  Persetujuan

  Untuk Skripsi

  

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

  Yang diajukan oleh : Maria Yesia Dianing Winasthi

  NIM : 078114079 telah disetujui oleh Pembimbing Utama (dr. Luciana Kuswibawati, M. Kes.) tanggal ……………… Pengesahan

  Skripsi Berjudul

  

PENGARUH PEMBERIAN ALAT BANTU KETAATAN DAN INFORMASI

SAAT HOME VISIT PADA PERILAKU PASIEN ISPA PUSKESMAS

KALIBAWANG PERIODE JUNI – JULI 2010

(Kajian terhadap Antibiotik)

  oleh : Maria Yesia Dianing Winasthi

  NIM : 078114079 Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Skripsi

  Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma pada tanggal: ……………….

  Mengetahui Fakultas Farmasi

  Universitas Sanata Dharma Dekan Ipang Djunarko,M.Sc., Apt.

  Pembimbing Utama (dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes.) Panitia penguji:

  Tanda tangan 1. dr. Luciana Kuswibawati, M.Kes. …………….

  2. Ipang Djunarko,M.Sc., Apt. …………….

  3. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. …………….

  

K u p e r s e m b a h k a n s k r i p s i i n i u n t u k :

that gave me every amazing things in the world

  Lord Jesus for love, care, pray, and sacrifices

  , & Dheo Sabeh Mami

  ♥ ♥ ♥ ^^ for luv n happiness

  Insan

Almamater

  vi

  

PRAKATA

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada TuhanYang Maha Esa atas berkat, rahmat dan bimbingan yang telah Ia berikan sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Dan Informasi

  

Saat Home Visit Pada Perilaku Pasien Ispa Puskesmas Kalibawang Periode Juni

  • – Juli 2010 (Kajian Terhadap Antibiotik)” ini dengan baik sebagai salah satu

  syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada Fakultas Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  Penulis menyadari bahwa keberhasilan penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak baik secara langsung maupun tidak langsung yang berupa materil, moral, maupun spiritual. Oleh karena itu, penulis menghaturkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

  1. Kepala Puskesmas Kalibawang yang telah memberikan ijin menggunakan Puskesmas Kalibawang sebagai tempat untuk menjalankan penelitian.

  2. Ipang Djunarko, M,Sc., Apt. Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma serta pejabatnya.

  3. dr. Luciana Kuswibawati, MKes. sebagai dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, saran, serta dukungan yang telah diberikan selama penyusunan skripsi ini.

  4. Maria Wisnu Donowati, M.Si.,Apt. yang telah bersedia menjadi dosen penguji serta yang telah memberikan saran dan masukan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

  5. Ipang Djunarko, M,Sc., Apt. Yang selaku dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan serta arahan yang berharga dalam proses penyusunan skripsi ini.

  6. Mbak Nana selaku asisten apoteker di Puskesmas Kalibawang yang telah bersedia untuk diwawancarai dan banyak membantu peneliti selama penelitian.

  7. Pak Kukuh dan seluruh petugas khususnya di Instalasi Farmasi Puskesmas Kalibawang yang tak dapat disebutkan satu persatu yang telah membantu dan memberikan saran serta arahan kepada peneliti.

  8. Seluruh responden yang mengerti pentingnya arti jawaban kuisioner yang diberikan yang telah mengijinkan dan membantu peneliti dalam pengambilan data.

  9. Bapak FX. Supardi dan Ibu FR. Sri Kuntari selaku orangtua penulis yang tak pernah lelah untuk mendukung penulis melalui kasih sayang, doa-doa tulus, dan pengorbanan kepada penulis.

  10. Fabianus Dewanto Winantyo yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada penulis.

  11. Semua keluarga besar dari Semarang dan Kalibawang atas doa dan segala bentuk dukungan kepada penulis.

  12. Insan Darmawan yang bersedia memberikan dukungan dan perhatian dalam menyusun skripsi ini.

  13. Sisca, Mbak Del, Lina, Angel dan teman-teman semuanya di wisma Rosari yang telah membantu dan menyemangati penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  14. Teman-teman 12 Dewi (Yossy, Sano, Gendut, si Cantik, Baim, Mami Dewi, Ciscus, Cilik, Paul Long, Inong, Tante Sasa) yang telah membantu peneliti dalam penelitian serta bersama-sama dalam suka dan duka bersama-sama dalam skripsi.

  15. Teman-teman angkatan 2007 baik FKK maupun FST yang telah memberikan semangat kepada peneliti dalam penyusunan skripsi ini.

  16. Pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu penulis dalam menyusun skripsi ini.

  Penulis menyadari bahwa tidak ada yang sempurna dalam kehidupan ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran agar skripsi ini dapat menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat unuk menambah pengetahuan.

  Penulis Maria Yesia Dianing Winasthi

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL.................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................ii HALAMAN PENGESAHAN........................................................................iii HALAMAN PERSEMBAHAN ....................................................................iv PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ..........................................v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................vi PRAKATA .....................................................................................................vii DAFTAR ISI..................................................................................................x DAFTAR TABEL..........................................................................................xii DAFTAR GAMBAR .....................................................................................xiii DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................xiv

  INTISARI.......................................................................................................xviii ABSTRACT...................................................................................................xix

  BAB I PENGANTAR ....................................................................................1 A. Latar Belakang………………………………………………………1

  1. Permasalahan………………………………………………...2

  2. Keaslian penelitian…………………………………………..3

  3. Manfaat penelitian……………………………………...…...4

  B. Tujuan Penelitian…………………………………………………….4

  BAB II PENELAAHAN PUSTAKA..............................................................6 A. Medication Error ……………………………………………………6 B. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)…………………………… 7 C. Pharmaceutical Care………………………………………...............11 D. Ketaatan Pasien (Patient Compliance).................................................12 E. Informasi……………………………………………………………..18 F. Edukasi……………………………………………………................ 19 G. Perilaku…………………………………………………….................19 H. Kuisioner……………………………………………………………..24 I. Landasan Teori……………………………………………………… 24 J. Hipotesis…………………………………………………………….. 26 BAB III METODE PENELITIAN.................................................................27 A. Jenis dan rancangan penelitian………………………………………27 B. Variabel Penelitian…………………………………………………..27 C. Definisi Operasional………………………………………………....28 D. Subjek Penelitian…………………………………………………….30 E. Bahan Penelitian……………………………………………………..32 F. Tempat dan Waktu Penelitian ……………………………………….33 G. Instrumen Penelitian…………………………………………………33 H. Tata Cara Pelaksanaan Penelitian…………………………………….34

  1. Tahap persiapan……………………………………………... 34

  3. Tahap pengolahan data……………………………………... 38

  I. Analisis Data………………………………………………………… 39 J. Kesulitan Penelitian…………………………………………………. 40

  BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………… . 43 A. Profil Pasien ISPA Rawat Jalan di Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010........................................................................................ 43 B. Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang.................................................................... 46

  1. Pengaruh Pemberian Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang........................................................ 46

  2. Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan Terhadap Profil Ketaatan Minum Obat (antibiotik) Pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang…………………………………………………....64

  C. Rangkuman Pembahasan..................................................................... 68

  BAB V PENUTUP……………....................................................................... 72 A. Kesimpulan……………………………………………………………72 B. Saran…………………………………………………………………..73 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 74

  

DAFTAR TABEL

  Tabel I. Fase-Fase Kejadian Medication Error (National Coordinating

  Council for Medication Error Reporting and Prevention

  , 1998)…...... 5 Tabel II. Tingkat pengetahuan yang tercakup di dalam domain kognitif

  (Notoatmodjo, 2003)……………………………………………… ..... 21 Tabel III. Bentuk Rancangan Non-Equivalent Control Group ................... …….27 Tabel IV. Tabel Pembagian Jenis Pertanyaan (Favorable atau

  Unfavorable

  ) Pada Setiap Bagian Pertanyaan Perilaku Pasien (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) ..................................................... 35

  Tabel V. Tabel Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Terhadap Data Kuisioner Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.............................................. …….48

  Tabel VI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 49

  Tabel VII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 49

  Tabel VIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku (Pengetahuan) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 52

  (Pengetahuan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 .................................... 53

  Tabel X. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku (Sikap) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 55

  Tabel XI. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku (Sikap) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 56

  Tabel XII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku (Tindakan) Kelompok Kontrol Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 58

  Tabel XIII. Tabel Hasil Uji Paired sampel T-Test Terhadap Perbedaan Perilaku (Tindakan) Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010....................................................... 59

  Tabel XIV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test Terhadap Perbedaan Nilai

  Pretest

  Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 62

  Tabel XV. Tabel Hasil Uji Independent Samples Test Terhadap Perbedaan Nilai

  Posttest

  Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Rawat Jalan Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 63

  DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Sistem Respirasi Pada Manusia (kiri) dan Struktur Alveolus (kanan)………………………………………………………….9

  Gambar 2. Hubungan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan Sebelum dan Setelah Diberikan Informasi Disertai Pemberian Alat Bantu Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan............................................................................... 25

  Gambar 3. Skema Pembagian Kelompok Kontrol Dan Perlakuan Untuk Melihat Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku Pasien Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ............................................ 32

  Gambar 4. Alat Bantu Ketaatan Kelompok Perlakuan Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010 ........................... 33

  Gambar 5. Perbandingan Jumlah Responden Pria dan Wanita..................... 43 Gambar 6. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Pendidikan

  Terakhir ....................................................................................... 44 Gambar 7. Perbandingan Jumlah Responden Berdasarkan Pekerjaan.......... 44 Gambar 8. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan Posttest

  Kelompok Kontrol ...................................................................... 51 Gambar 9. Perbandingan Nilai Perilaku Antara Pretest Dan Posttest

  Kelompok Perlakuan................................................................... 51

  Gambar 10. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Kontrol................................................... 54

  Gambar 11. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Pengetahuan Antara Pretest Dan Posttest Kelompok Perlakuan ............................................... 55

  Gambar 12. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara Pretest Dan

  Posttest

  Kelompok Kontrol .......................................................... 57 Gambar 13. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Sikap Antara Pretest Dan

  Posttest

  Kelompok Perlakuan....................................................... 58 Gambar 14. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan Antara Pretest

  Posttest

  Kelompok Kontrol .......................................................... 60 Gambar 15. Perbandingan Nilai Perilaku Bagian Tindakan Antara Pretest

  Dan Posttest Kelompok Perlakuan ............................................... 61 Gambar 16. Grafik Hasil Uji Z-Test Two Sample Pengaruh Pemberian

  Alat Bantu Ketaatan Terhadap Profil Ketaatan Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni-Juli 2010.......................... 64

  Gambar 17. Perbandingan Pendapat Bermanfaat Atau Tidaknya Alat Bantu Ketaatan Terhadap Responden Pada Kelompok Perlakuan ......... 66

  DAFTAR LAMPIRAN

  Lampiran 1. Informed Consent ........................................................................ 77 Lampiran 2. Surat Pernyataan Kesediaan Menjadi Pengawas Responden

  Penelitian ...................................................................................... 80 Lampiran 3. Panduan Wawancara.................................................................... 81 Lampiran 4. Kuisioner ..................................................................................... 83 Lampiran 5. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Validitas dan

  Realibilitas Kuisioner ................................................................. 84 Lampiran 6. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Normalitas

  Kormogorov-Smirnov

  ................................................................. 87 Lampiran 7. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Perilaku Kelompok Kontrol ....................................................... 90 Lampiran 8. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Perilaku Kelompok Perlakuan .................................................... 90 Lampiran 9. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Kelompok Kontrol Bagian Sikap................................................ 91 Lampiran 10. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Kelompok Perlakuan Bagian Sikap ............................................ 91 Lampiran 11. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Kelompok Kontrol Bagian Tindakan.......................................... 93 Lampiran 12. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test

  Lampiran 13. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test Kelompok Kontrol Bagian Pengetahuan .................................... 95

  Lampiran 14. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Paired T-Test Kelompok Perlakuan Bagian Pengetahuan................................. 96

  Lampiran 15. Uji Z-Test ................................................................................... 97 Lampiran 16. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples

  Test

  Terhadap Pretest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan ................................................................................... 98

  Lampiran 17. Output SPSS versi 16 for Windows Uji Independent Samples

  Test

  Terhadap Posttest Kelompok Kontrol vs Kelompok Perlakuan ................................................................................... 99

  INTISARI Berdasarkan data di USA, medication error (kesalahan dalam pengobatan) di

  RS terjadi pada satu dari 200 pasien. Sementara di Indonesia sendiri medication

  error

  di ICU mencapai 96% sedangkan di Puskesmas sebesar 80% (Rosyidah, 2009). Tingginya tingkat medication error ini menuntut seorang farmasis untuk memberikan pelayanan kefarmasian yang lebih baik sehingga diharapkan dapat menurunkan kejadian medication error selama pengobatan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat terhadap perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 (kajian terhadap antibiotik).

  Penelitian ini termasuk eksperimental semu dengan rancangan non-equivalent

  control group . Analisis hasil untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan perilaku

akibat pemberian informasi antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan

dilakukan dengan uji Paired T-test. Analisis hasil untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan nilai pretest dan posttest antara kelompok kontrol vs kelompok perlakuan

digunakan uji Independent Salmples Test sedangkan uji statistik yang dilakukan

untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan ketaatan antara kelompok kontrol dan

perlakuan dilakukan dengan menggunakan Z-test.

  Dari hasil uji Paired T-test diketahui adanya perbedaan perilaku baik pengetahuan, sikap maupun tindakan antara pasien ISPA yang diberi informasi dan

  Independent Samples

  pasien ISPA yang tidak diberi informasi. Berdasar hasil uji

  Test diketahui adanya perbedaan pada nilai posttest dan tidak terdapat perbedaan pada

nilai pretest antara kelompok kontrol dan kelompok perlakuan sedangkan dari uji Z-

test didapatkan Zhit sebesar -1,845 yang berada di critical area. Hal ini

  menunjukkan ketaatan pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien ISPA yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat berbeda dengan profil ketaatan pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

  Kata kunci : informasi, alat bantu ketaatan, perilaku pasien

  ABSTRACT Based on the data in USA, medication error happened in hospital was occurred to 1 of 200 patients. However, in Indonesia, medication error that happens in ICU reaches 96% in percentage and about 80% in the public health center/local government clinic (Rosyidah, 2009). The high percentages of medication error insist pharmacists to give better pharmaceutical service so that the medical error percentage happening in medical treatment can be reduced. The study aims to examine the effects of obedience aid procurement and knowledge related to medicine to develop Acute Respiratory Infections (ARI) patient attitude of Kalibawang public health center in June-July 2010 period.

  This research is including to a semi experimental research with non-equivalent

  control group

  design. The data analysis used to examine whether the patient attitude sustain developed progress due to information given to both control group and experimental group. The data is gathered using Paired T-test. Analysis to determine whether there are differences in values between the pretest and posttest control group vs. experimental group is used to Independent Samples Test the whereas, Z- test is employed to examine whether the obedience of control group and experimental group experiences progress after obedience aid procurement or not.

  From the Paired T-test result, the researcher can identify that there are differences between control and experimental group attitude (behaviour, knowledge and action). Based on test results of independent testing sample test showed the difference in value between posttest and pretest there was no difference in values between control and experiment group. While, from the Z-test result the researcher obtains the number of Z hit as big as -1,845 in critical area. It means there are differences between control and experimental group in their attitude in consuming the medicine especially antibiotic.

  Keywords : information, obedience aid, patient attitude

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Berdasarkan hasil cohort study oleh Kozer, et al (2005) yang melibatkan 1532

  peresepan pasien anak-anak di Intensive Care Unit (ICU) 12 Rumah Sakit di Amerika yang disampling secara random, diketahui sekitar 14% di antaranya mengalami

  Medication Error

  (ME) yang terinci menjadi prescribing error (10.1%) dan drug

  administration error

  (3,9%). Atas dasar ini farmasis dituntut untuk memberikan pelayanan yang lebih baik guna mengurangi angka kejadian ME. Perubahan orientasi obat menjadi orientasi pada pasien (pharmaceutical care) menuntut seorang farmasis untuk memiliki bekal pengetahuan dan ketrampilan yang lebih baik.

  Ada beberapa sebab terjadinya Medication Error yaitu kesalahan dalam komunikasi, kurangnya distribusi obat, kesalahan dosis, adanya masalah terkait obat dan penyampaian obat, ketidaktepatan dalam administrasi obat, serta kurangnya pengetahuan pasien (Cohen, 1991).

  Pengatasan terhadap kejadian ME dapat dilakukan dengan pelayanan kefarmasian yang berorientasi pada pasien. Pelayanan yang berorientasi pada pasien ini menuntut seorang farmasis untuk dapat melakukan pelayanan kefarmasian terhadap pasien secara lebih baik sehingga diharapkan mampu meminimalkan terjadinya ME. Pelayanan kepada pasien ini meliputi komunikasi dengan pasien, pemberian informasi obat pada pasien serta monitoring penggunaan obat kepada

  Medication Error

  yang sering terjadi dalam instansi kesehatan, dengan kata lain meminimalkan kejadian ME yang erat hubungannya dengan DRP (Drug Related

  Problems

  ). Menurut Buck (1999), ME yang terjadi pada fase apapun tentu akan merugikan pasien dan dapat menyebabkan kegagalan terapi, bahkan kejadian ME ini dapat menimbulkan efek obat yang tidak diharapkan bagi pasien.

  Karena kejadian ME yang cukup tinggi seperti uraian di atas, maka perlu adanya penelitian mengenai pengaruh pemberian informasi dan alat bantu ketaatan terhadap perilaku pasien yang pada akhirnya diusulkan menjadi suatu judul Pengaruh Pemberian Informasi dan Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010 (Kajian terhadap Antibiotik).

  Penelitian dengan judul Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu Ketaatan terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010 (Kajian terhadap Antibiotik) ini dilakukan di Puskesmas dengan alasan tingginya angka kejadian medication error di Puskesmas di Indonesia, yaitu sebesar 80% (Rosyidah, 2009). Penelitian dilakukan di daerah Kalibawang dengan penyakit

  ISPA karena data tertinggi kunjungan pasien di Puskesmas Kalibawang adalah pasien

  ISPA. Pemilihan ISPA dipilih karena penghentian pemberian obat sebelum waktunya, pada umumnya terjadi pada penggunaan antibiotik (Siregar, 2006).

1. Permasalahan

  Masalah yang ada dalam penelitian ini adalah : a. bagaimana profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010? b. adakah perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan ketaatan minum obat (antibiotik) pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang pada pasien ISPA yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat dan yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat? c. Apakah pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit menyebabkan perbedaan perilaku terhadap pasien ISPA Puskesmas

  Kalibawang periode Juni-Juli 2010 yang menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat dan yang tidak menerima alat bantu ketaatan dan informasi obat?

2. Keaslian penelitian

  Penelitian dengan tema ” Pengaruh Pemberian Informasi Dan Alat Bantu Ketaatan Terhadap Perilaku Pasien ISPA Puskesmas Kalibawang Periode Juni – Juli 2010 kajian terhadap antibiotik)” belum ditemukan penelitian terkait ketaatan pasien yang diberi informasi versus informasi plus alat bantu oleh peneliti lain di wilayah yang sama. Penelitian sejenis berjudul ”Pengaruh Pemberian Alat Bantu Ketaatan dan Informasi Terhadap Perilaku (Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Pasien Rawat Jalan RS Panti Rini Yogyakarta Periode Juni – Juli 2009 Serta Kepuasan Pasien” telah dilakukan oleh Dewi cara analisis data yang berbeda yaitu penyakit ISPA di Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 dengan kajian terhadap antibiotik dan cara analisis

  Paired T-test, T-test, serta Z-test.

3. Manfaat penelitian

  Manfaat praktis Penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh pemberian alat bantu ketaatan terhadap perubahan perilaku pasien ISPA

  Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 terhadap alat bantu dan informasi yang diberikan serta untuk mengetahui profil ketaatan pasien ISPA masyarakat Kalibawang, Kulon Progo, DIY serta dapat mendukung peningkatan kualitas kesehatan masyarakat dengan meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan obat dalam masyarakat khususnya di Puskesmas Kalibawang.

B. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk: 1. mengetahui profil pasien ISPA rawat jalan di Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010.

  2. mengetahui perbedaan perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) dan ketaatan minum obat (antibiotik) pasien ISPA di Puskesmas Kalibawang antara pasien

  ISPA baik yang mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat maupun pasien ISPA yang tidak mendapatkan alat bantu ketaatan dan informasi obat.

  3. mengetahui ada tidaknya perbedaan perbedaan perilaku pasien ISPA Puskesmas Kalibawang periode Juni-Juli 2010 akibat pemberian alat bantu ketaatan dan informasi obat saat home visit.

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Medication Error Berdasar Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

  1027/MENKES/SK/IX/2004 Medication Error adalah kejadian yang merugikan pasien, yang diakibatkan karena pemakaian obat selama dalam penanganan tenaga kesehatan, yang sebetulnya dapat dicegah. Kejadian ME dibagi dalam 4 fase, yaitu fase prescribing, fase transcribing, fase dispensing dan fase

  administration oleh pasien.

  Tabel I. Fase-Fase Kejadian Medication Error (National Coordinating Council for Medication Error Reporting and Prevention, 1998)

FASE DEFINISI KETERANGAN

  Prescribing Error yang terjadi pada fase penulisan resep

  Obat yang diresepkan tidak tepat indikasi, tidak tepat pasien atau kontraindikasi, tidak tepat obat atau ada obat yang tidak ada indikasinya, tidak tepat dosis dan aturan pakai

  Transcribing Error yang terjadi saat pembacaan resep untuk proses dispensing

  Salah membaca resep karena tulisan yang tidak jelas, misalnya Losec ® (omeprazole) dibaca Lasix

®

(furosemide), aturan pakai 2 kali sehari 1 tablet terbaca 3 kali sehari 1 tablet. Salah dalam menterjemahkan order pembuatan resep dan signature juga dapat terjadi pada fase ini Dispensing Error yang terjadi pada saat penyiapan hingga penyerahan resep oleh petugas apotek

  Salah dalam mengambil obat dari rak penyimpanan karena kemasan atau nama obat yang mirip atau dapat pula terjadi karena berdekatan letaknya. Selain itu, salah dalam menghitung jumlah tablet yang akan diracik, ataupun salah dalam pemberian informasi

  Administration Error yang terjadi pada proses penggunaan obat.

  Fase ini dapat melibatkan petugas apotek dan pasien atau keluarganya pasien. Misalnya salah menggunakan supositoria yang seharusnya melalui dubur tapi dimakan dengan bubur, salah waktu minum obatnya seharusnya 1 jam sebelum makan tetapi diminum bersama makan. Seorang pasien dapat melakukan beberapa cara untuk mengurangi kemungkinan terjadinya Medication Error selama pengobatan. Pemberian informasi pada pasien adalah hal yang dapat membantu meningkatkan keamanan dalam minum obat serta mencegah terjadinya Medication Error pada fase administration (Cohen, 1999).

  Dari fase-fase Medication Error tersebut, dapat dikemukakan bahwa faktor penyebabnya dapat berupa : 1) komunikasi yang buruk baik secara tertulis dalam bentuk kertas resep maupun secara lisan (antara pasien, dokter dan apoteker), 2) sistem distribusi obat yang kurang mendukung (sistem komputerisasi, sistem penyimpanan obat, dan lain sebagainya), 3) sumber daya manusia (kurang pengetahuan, pekerjaan yang berlebihan, dan lain-lain), 4) edukasi kepada pasien kurang, 5) peran pasien dan keluarganya kurang (Cohen, 1991).

  B. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)

  1. Definisi Menurut DepKes RI (2005) istilah Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) mengandung 3 unsur, yaitu infeksi; saluran pernapasan; dan akut.

  Pengertian atau batasan masing-masing unsur adalah sebagai berikut ini. a. Yang dimaskud dengan infeksi adalah masuknya kuman atau mikroorganisme ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit (DepKes.RI, 2005).

  b. Yang dimaksud dengan saluran pernafasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli beserta organ adneksanya seperti sinus-sinus, rongga telinga tengah dan pleura. Dengan demikian ISPA secara anatomis mencakup saluran pernafasan bagian atas, bawah (termasuk jaringan paru-paru) dan organ adneksa saluran pernapasan (DepKes.RI, 2005).

  c. Yang dimaksud dengan infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari. Batas 14 hari ini diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14 hari (DepKes.RI, 2005).

  Saluran pernapasan pada manusia adalah alat-alat tubuh yang digunakan untuk bernapas, yaitu mulai dari hidung, hulu kerongkongan, tenggorokan, batang tenggorokan sampai paru-paru (DepKes.RI, 2005).

  

Gambar 1. Sistem Respirasi Pada Manusia (kiri) dan Struktur

Alveolus (kanan)

  Berdasarkan data di USA, medication error (kesalahan dalam pengobatan) di RS terjadi satu di antara 200 pasien. Sementara di Indonesia sendiri medication error di ICU mencapai 96% dan puskesmas 80% (Rosyidah, 2009).

  Di pelayanan kesehatan primer (Puskesmas), studi tentang medication

  error

  sangat jarang dilakukan, padahal jika diamati secara lebih mendalam di arean inilah biasanya medication error berpotensi untuk terjadi karena pelayanan kesehatan primer umumnya tidak hanya melibatkan dokter tetapi juga perawat, bidan, dan petugas obat yang sebagian besar tidak memiliki kompetensi memadai dalam penatalaksanaan pasien, khususnya dalam hal peresepan obat (Dwiprahasto, 2006).

  Berdasarkan data penggunaan obat ISPA yang dikumpulkan secara retrospektif dari 20 Puskesmas yang terdapat di 5 kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Timur diketahui bahwa 2.585 resep menunjukkan 90% diantaranya tidak lengkap atau mengalami medication error. Bentuk

  medication error

  yang paling sering dijumpai adalah pemilihan obat keliru, cara pemberian obat yang keliru, frekuensi pemberian keliru, dan sediaan keliru (Dwiprahasto, 2006).

  Secara umum terdapat 3 faktor resiko terjadinya ISPA yaitu faktor lingkungan, faktor individu, serta faktor perilaku. Yang dimaksud dengan faktor lingkungan meliputi pencemaran udara dalam rumah, ventilasi rumah, serta kepadatan hunian rumah. Faktor individu meliputi umur dan BBLR (Berat Badan Lahir Rendah) artinya bayi yang lahir dengan berat badan kurang dari 2500 gram sedangkan yang dimaksud dengan faktor perilaku adalah peran aktif keluarga atau masyarakat dalam menangani ISPA (Darmawan, 2008).

  2. Klasifikasi Secara umum, Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dibagi ke dalam 2 kelompok yakni Infeksi Saluran Pernapasan Atas dan Infeksi

  Saluran Pernapasan Bawah. Infeksi Saluran Pernapasan Atas meliputi

  Rinitis Akut; Faringitis Akut; Tonsilitis Akut; Epiglotitis Akut; Laringotrakeo-Bronkitis Akut; Otitis Media Akut; Sinusitis Akut; serta Rinitis, Tonsilitis, Faringitis, Laringitis Difteri sedangkan Infeksi Saluran Pernapasan Bawah meliputi Bronkitis Akut dan Pneumonia (Darmawan, 2008).

C. Pharmaceutical Care

  Pharmaceutical care

  atau asuhan kefarmasian adalah suatu bentuk pelayanan dan tanggung jawab langsung profesi apoteker yang berpusat/berorientasi kepada pasien. Salah satu bentuk Pharmaceutical Care adalah pelayanan residensial (Home visit) dalam hal ini Apoteker sebagai

  care giver

  diharapkan juga dapat melakukan pelayanan kefarmasian yang bersifat kunjungan rumah, khususnya untuk kelompok lansia dan pasien dengan pengobatan penyakit kronis lainnya. Untuk aktivitas ini apoteker harus membuat catatan berupa catatan pengobatan (medication record) (Anonim, 2004).

  Pharmaceutical care

  dilakukan dengan memikul tanggung jawab atas kebutuhan obat individu pasien dan diselenggarakan berdasarkan komitmen tanggung jawab tersebut. Tanggung jawab tersebut dapat dikelompokkan menjadi 2 bagian, yaitu: 1. menjamin semua terapi yang diterima oleh individu pasien sesuai

  safest available

  ), dan praktis (convenient enough to be taken as indicated) (Cipolle, Morley, and Strand, 2004).

  2. mengidentifikasi, memecahkan, dan mencegah permasalahan yang berhubungan dengan terapi obat yang menghambat pelaksanaan tanggung yang pertama (Cipolle, et al, 2004).

  Selama proses Pharmaceutical care, Farmasis dapat melakukan pengambilan keputusan secara rasional yang disebut Pharmacotherapy

  Workup

  dengan tujuan untuk membuat suatu penilaian tentang kebutuhan obat pasien, mengidentifikasi Drug Therapy Problem (DTP), membuat perencanaan pengobatan, dan mengadakan evaluasi untuk memastikan bahwa semua obat yang digunakan efektif dan aman untuk terapi (Cipolle, et al, 2004).

  Dengan adanya Pharmaceutical care, diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pasien akan efek samping yang merugikan dari obat serta dapat mencegah timbulnya Drug Therapy Problem (DTP).

D. Ketaatan pasien ( Patient Compliance)

  Ketaatan terhadap aturan pengobatan dapat didefinisikan sebagai tingkat ketepatan perilaku seorang individu dengan nasihat medis atau kesehatan.

  Ketaatan ini mencakup beberapa perlakuan khusus, seperti: istirahat; diet; berapa lama obat tersebut harus dikonsumsi; bagaimana cara menggunakannya; mengunjungi dokter lagi dan lain-lain. Pengertian lain menyatakan bahwa ketaaan adalah istilah medis yang digunakan untuk menyatakan derajat tertentu, yang menggambarkan seberapa besar pasien mematuhi nasihat medis atau

  medical advice secara benar (Anonim, 1999).

  Ketidaktaatan dapat didefinisikan sebagai ketidakmampuan pasien atau keengganan pasien untuk mengkonsumsi obat yang diresepkan sesuai petunjuk petugas klinis agar mematuhi indikasi, kemanjuran atau efikasi dan mampu mencapai outcomes tanpa efek yang merugikan. Ketidaktaatan bukan semata-mata karena kesalahan pasien, namun dapat pula berasal dari dokter, apoteker, perawat maupun tenaga medis yang lain (Siregar, 2006).

  Ketidaktaatan pasien dapat terjadi karena pasien tidak mengerti instruksi, pasien lebih senang tidak menerima obat, pasien lupa minum obat, pasien tidak dapat menggunakan obat dengan benar, obat tidak tersedia untuk pasien (Cipolle, et al, 2004).

  Ketaatan (compliance; adherence) merupakan suatu kondisi tingkat kepatuhan pasien dalam melaksanakan segala instruksi pengobatannya.

  Ketidaktaatan dapat mengakibatkan kesalahan medikasi. Empat jenis ketidaktaatan mencakup beberapa situasi antara lain: a. pasien gagal mendapatkan medikasi. Beberapa pasien tidak menebus resep obat karena tidak merasa memerlukan obat atau tidak menghendaki mengambilnya. Beberapa pasien tidak menebus obat karena tidak mampu b. pasien gagal melakukan medikasi sesuai dengan yang diresepkan. Hal ini meliputi dosis yang salah, pengaturan waktu atau urutan pemberian yang tidak tepat, frekuensi pemberian yang keliru, cara atau teknik pemberian yang salah, dan penggunaan medikasi untuk tujuan yang keliru.

  c. pasien menghentikan medikasi secara dini. Pasien menganggap bahwa pengobatan tidak lagi diperlukan karena obat sudah habis atau karena telah terjadi kemajuan pada gejala.

  d. pasien atau orang lain menggunakan medikasi secara tidak tepat. Sebagai contoh, pasien berbagi medikasi dengan orang lain karena satu atau berbagai alasan (Katzung, 2004).

  Situasi yang paling umum berkaitan dengan ketidaktaatan pada terapi obat meliputi: a. kegagalan menebus resep, penjelasan yang paling umum untuk tidak menebus resep obatnya ialah karena pasien tidak merasa memerlukan obat atau tidak menghendaki mengambilnya. Ada pula pasien tidak menebus resepnya karena tidak mampu membelinya, b. melalaikan dosis,

  c. kesalahan dosis,

  d. kesalahan dalam waktu pemberian atau konsumsi obat, dapat mencakup situasi yang obatnya dikonsumsi tidak tepat dikaitkan dengan waktu makan, e. penghentian pemberian obat sebelum waktunya, pada umumnya terjadi pada penggunaan antibiotik (Siregar, 2006).

  Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap ketaatan pasien antara lain:

  a. karakteristik pasien Karakteristik pasien yang berpengaruh terhadap ketaatan pengobatan antara lain adalah umur, jenis kelamin, ras, kepribadian (seperti ketidakpercayaan), respon terhadap penyakit atau pengobatan atau pemberi resep, status sosioekonomi, ada tidaknya pengawas minum obat, dan tipe penyakit (Anonim, 2007).

Dokumen yang terkait

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat di dusun Krodan, Maguwoharjo-Sleman Yogyakarta : kajian kadar kolesterol total - USD Repository

0 0 151

Pengaruh pemberian edukasi tentang sindrom metabolik terhadap perilaku masyarakat Dusun Krodan, Maguwoharjo, Sleman Yogyakarta : kajian tekanan darah - USD Repository

0 0 170

Evaluasi ketaatan antara pasien yang diberii informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya pada pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 (kajian penggunaan obat saluran cerna) - USD Repository

0 0 133

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan antiinfeksi) - USD Repository

0 1 131

Pengaruh pemberian alat bantu ketaatan dan informasi terhadap perilaku (pengetahuan, sikap, dan tindakan) pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository

0 0 126

Pengaruh perbedaan karakteristik pasien dan karakteristik obat terhadap ketaatan penggunaan obat pada pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta periode Juni-Juli 2009 - USD Repository

0 0 159

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan neuromuskular) - USD Repository

0 0 128

Perbedaan ketaatan pasien rawat jalan Rumah Sakit Panti Rini Yogyakarta antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan periode Juni-Juli 2009 : kajian terhadap pengguna obat antidiabetes - USD Repository

0 0 138

Evaluasi ketaatan pasien rawat jalan RS Panti Rini Yogyakartra antara pasien yang diberi informasi vs informasi plus alat bantu ketaatan serta dampak terapinya periode Juni-Juli 2009 (kajian terhadap penggunaan obat golongan saluran pernafasan) - USD Repo

0 0 124

Pengaruh faktor-faktor risiko terhadap ketaatan pengobatan pada pasien tuberkulosis rawat jalan di Balai Pengobatan Penyakit Paru-paru Kebumen periode Oktober 2008-Maret 2009 - USD Repository

0 0 127