Hubungan antara krisis identitas, afek negatif dan perilaku indisiplin pada siswa SMA Kristen 1 Magelang - USD Repository

  

HUBUNGAN ANTARA KRISIS IDENTITAS, AFEK NEGATIF DAN

PERILAKU INDISPLIN PADA SISWA SMA KRISTEN 1 MAGELANG

  Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

  Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

  Oleh:

  

Oktiesa Dinny Dewitya

NIM: 079114104

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

PERSETUJUAN PEMBIMBING

HUBUNGAN ANTARA KRISIS IDENTITAS, AFEK NEGATIF DAN

PERILAKU INDISIPLIN PADA SISWA SMA KRISTEN 1 MAGELANG

Skripsi

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

  Program Studi Psikologi Oleh:

  

Oktiesa Dinny Dewitya

NIM: 079114104

  Telah disetujui oleh: Pembimbing, Yogyakarta, A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA KRISIS IDENTITAS, AFEK NEGATIF DAN

PERILAKU INDISIPLIN PADA SISWA SMA KRISTEN 1 MAGELANG

OLEH

  

Oktiesa Dinny Dewitya

NIM: 079114104

  Telah dipertahankan di depan Panitia penguji

  Pada tanggal 15 Februari 2012 Dan dinyatakan memenuhi syarat

  Susunan panitia

  Nama Lengkap Tanda Tangan Penguji 1 A.Tanti Arini, S.Psi., M.Si ..........................

  Penguji 2 Titik Kristiyani, M.Psi .......................... Penguji 3 MM. Nimas Eki S., S.Psi., Psi., M.Si ..........................

  Yogyakarta, Fakultas Psikologi

  Universitas Sanata Dharma Dekan,

  Dr. Christina Siwi Handayani

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

MOTTO

“AD ASTRA PER ASPERA= To The Star Through Difficulties,

menuju puncak atau sukses melalui begitu banyak kesulitan”

  

(NASA, re- Denny Sumargo.Atlit Basket Nasional)

“Make it or Lose it”

(Denny Sumargo-Atlit Basket Nasional)

“Keberhasilan adalah kemampuan untuk melewati dan mengatasi

dari satu kegagalan ke kegagalan berikutnya tanpa kehilangan

semangat.”

  

(Winston Chuchill)

“Pendidikan mempunyai akar yang pahit, tapi buahnya manis.”

(Aristoteles )

“Keliru itu manusiawi, tetapi bersikeras mempertahankan pendapat

yang keliru adalah suatu kebodohan”

(Dina Setianingsih)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KARYA SEDERHANA INI KU PERSEMBAHKAN UNTUK:

  TUHAN YESUS yang tidak pernah meninggalkanku dalam kesulitan apapun yang tidak pernah bosan mendengar keluh kesahku dan selalu menyertai perjalanan hidupku

  PAPA DAN MAMA yang selalu mendoakanku di segala kondisiku, baik ataupun buruk yang selalu memberiku semangat dalam pengerjaan tugas akhir dan yang mengajariku prihatin dalam segala hal

  ADIKKU yang memberiku penghiburan ketika aku jenuh dalam pengerjaan tugas akhir ini TEMAN-TEMANKU

  VITAMIN, Putri Ringgo, Ocha, Teman-teman satu bimbingan, Cathy, Ikha uyud, Inang Bintang, Teman-teman KKN yang telah banyak membantuku dalam menyelesaikan pengerjaan tugas akhir

  ALM. BONIFASIUS PRASETYA KRISSUTANTRIASA yang telah menjadi semangat dalam pengerjaan tugas akhir walau hanya sebentar dan selalu mengingatkanku untuk tidak lupa berdoa serta tekun dalam mengerjakan tugas akhir ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 02 Mei 2012 Penulis,

  Oktiesa Dinny Dewitya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

HUBUNGAN ANTARA KRISIS IDENTITAS, AFEK NEGATIF DAN

PERILAKU INDISIPLIN PADA SISWA SMA KRISTEN 1 MAGELANG

Oktiesa Dinny Dewitya

  

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara krisis identitas dengan perilaku

indisiplin pada siswa SMA Kristen 1 Magelang. Hipotesis yang diajukan adalah ada hubungan

antara krisis identitas dengan perilaku indisiplin pada siswa SMA Kristen 1 Magelang. Subjek

penelitian ini adalah 74 orang yang terdiri dari 36 siswa berjenis kelamin laki-laki dan 38 siswa

berjenis kelamin perempuan, usia 15-18 tahun serta berada di kelas X, XI dan XII. Pengumpulan

data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala krisis identitas,skala afek negatif dan

skala perilaku indisiplin. Reliabilitas skala krisis identitas dianalisis dengan menggunakan metode

koefisien reliabilitas Alpha Cronbach dan diperoleh hasil 0,909 dari 24 item. Kemudian skala

perilaku indisiplin diuji dengan metode serupa dan diperoleh angka sebesar 0,969. Data dianalisis

dengan menggunakan teknik analisis mediator dengan analisis regresi. Hasil analisis data pada

tahap pertama menghasilkan nilai sebesar 0,005. Artinya terdapat hubungan yang signifikan dalam

hubungan krisis identitas dengan perilaku indisiplin. Akan tetapi, dalam pengujian mediator

diperoleh angka sebesar 0,935. Artinya variabel mediator (afek negatif) dalam penelitian ini tidak

terbukti secara signifikan dapat memediasi hubungan antara krisis identitas dengan perilaku

indisiplin.

  Kata kunci: krisis identitas, perilaku indisiplin, afek negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

RELATIONSHIP BETWEEN IDENTITY CRISIS, NEGATIVE AFFECT

AND INDISIPLIN BEHAVIOR AT MAGELANG CHRISTIAN 1 HIGH

SCHOOL STUDENTS

  

Oktiesa Dinny Dewitya

ABSTRACT

This research aims to look the relationship between identity crisis with indisiplin

behavior at Magelang Christian 1 High school students. The hypothesis is there a relationship

between identity crisis with indisiplin behavior at Magelang Christian 1 High school students. The

sample is 74 people consisting of 36 male students and 38 female students. Those who become

research subjects were students aged 15-18 years old and was in class X, XI and XII. The

collection of data used in this research using the identity crisis scale and indisiplin behavior scale.

Reliability of the scale of identity crisis was tested by using coefficient reliability alpha cronbach

method and the value of 24 items is 0,909. Then indisiplin behavior scale was tested with similar

methods and obtained figures of 0,969. Data were analyzed using analysis techniques mediators.

This technique is done in phases and to obtain a complete mediator must pass through stages after

stages. The result of data analysis in the first stage produces value of 0,005. This means there is a

significant relationship between identity crisis with indisiplin behavior. However, in the next stage

the figure is 0,935. This means that mediator variable in this research did not prove to

significantly mediate the relationship between two variables.

  Key words: identity crisis, indisiplin behavior, negative affect

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Oktiesa Dinny Dewitya NIM : 079114104

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, karya ilmiah saya yang berjudul:

  

“Hubungan antara Krisis Identitas, Afek Negatif dan Perilaku Indisiplin

pada siswa SMA Kristen 1 Magelang”

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta hak untuk menyimpan dan mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa harus meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya Dibuat di : Yogyakarta Pada tanggal : 02 Mei 2012 Yang menyatakan, Oktiesa Dinny Dewitya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan YME yang sudah menyertai sampai pada saat ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Hubungan antara Krisis Identitas, Afek Negatif dan Perilaku Indisiplin pada siswa SMA Kristen 1 Magelang”.

  Penulis juga mengucapkan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis dalam pengerjaan skripsi dan yang telah berperan baik dalam memberikan waktu, tenaga serta pikirannya. Semua tidak akan terselesaikan dengan baik apabila tidak ada bantuan serta kerjasama dari:

  1. Tuhan Yesus yang sudah memberikan akal dan pikiran untuk menyelesaikan skripsi ini

2. Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan fakultas Psikologi Sanata

  Dharma yang telah membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi 3. Sekretariat Psikologi yang juga telah banyak membantu kelancaran dalam penyusunan skripsi

  4. Ibu Aquilina Tanti Arini selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu penulis dalam penulisan skripsi serta telah membimbing penulis dengan penuh kesabaran sehingga skripsi ini terselesaikan 5. Papa P.G Sapto Utomo dan Mama C.M Titik Sri Sayekti yang sudah mendoakan dan memberi semangat untuk penulis dalam mengerjakan skripsi ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  6. Adikku yang cantik Cornelia Seilsa Dewi yang juga selalu menghibur penulis ketika mulai jenuh dan bosan dalam mengerjakan skripsi

  7. Teman-teman penulis yang sudah banyak membantu serta sharing yang berguna untuk menyelesaikan skripsi

  8. Alm. Bonifasius Prasetya Krissutantriasa selaku pacar yang juga banyak memberikan penulis semangat dalam pengerjaan skripsi walaupun hanya sebentar 9. SMA Kristen 1 Magelang selaku responden yang sudah ikut berpartisipasi dalam memberikan data penelitian sehingga terselesaikannya skripsi ini

  10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah membantu banyak penulis dalam penyusunan skripsi Penulis juga menyadari bahwa karya sederhana ini memiliki banyak kekurangan dan jauh dari sempurna sehingga penulis mengharapkan adanya kritik serta saran yang membangun. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembacanya.

  Yogyakarta, 19 Januari 2012 Oktiesa Dinny Dewitya

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL .................................................................................................... ..i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ............................................. ii HALAMAN PENGESAHAN ...................................................................................... iii HALAMAN MOTTO .................................................................................................. iv HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................................... v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................. vi ABSTRAK .................................................................................................................. vii ABSTRACT ............................................................................................................... viii HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH .... ix KATA PENGANTAR .................................................................................................. x DAFTAR ISI ............................................................................................................... xii DAFTAR TABEL ....................................................................................................... xv DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xvi DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................. xvii

  BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1 A. Latar Belakang Permasalahan ....................................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan .................................................................................. 7 C. Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7 D. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 8 BAB II. LANDASAN TEORI ...................................................................................... 9 A. Siswa SMA dalam Tahap Perkembangan Remaja .......................................... 9

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  1. Pengertian Siswa SMA ............................................................................... 9

  2. Pengertian Remaja .......................................................................................9

  3. Perkembangan pada Remaja ..................................................................... 10

  B. Perilaku Melanggar Aturan atau Indisiplin ................................................... 13

  1. Definisi Perilaku Melanggar Aturan atau Indisiplin ................................. 13

  2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Melanggar Aturan atau Indisiplin ..... 14

  3. Jenis-jenis Perilaku Melanggar Aturan atau Indisiplin ............................. 17

  C. Krisis Identitas ............................................................................................... 21

  D. Afek Negatif .................................................................................................. 23

  E. Dinamika Hubungan Antar Variabel ............................................................. 25

  F. Hipotesis..........................................................................................................29

  BAB III. METODE PENELITIAN............................................................................. 30 A. Jenis Penelitian ............................................................................................. 30 B. Identifikasi Variabel Penelitian .................................................................... 30 C. Definisi Operasional ..................................................................................... 30 D. Subjek Penelitian .......................................................................................... 31 E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ............................................................ 32 F. Kredibilitas Alat Ukur................................................................................... 38

  1. Validitas ................................................................................................... 38

  2. Seleksi Aitem ........................................................................................... 38

  3. Reliabilitas ............................................................................................... 41

  G. Teknik Analisis Data .................................................................................... 43

  BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................................... 46

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  A. Pelaksanaan Penelitian ................................................................................ 46

  B. Karakteristik Subjek Penelitian ................................................................... 46

  C. Hasil Analisis Data Penelitian ..................................................................... 47

  1. Uji Asumsi ............................................................................................... 47 a . Uji Normalitas ..................................................................................... 47 b. Uji Linearitas ........................................................................................ 49

  2. Uji Hipotesis ............................................................................................. 49

  D. Pembahasan .................................................................................................. 52

  BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 55 A. Kesimpulan .................................................................................................. 55 B. Saran ............................................................................................................. 55 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................. 57 LAMPIRAN ................................................................................................................ 60

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR TABEL Tabel 1. Bentuk dan Jenis Pelanggaran Berdasarkan Observasi dan Wawancara di Beberapa SMA di Magelang ........................................................................... 2 Tabel 2. Spesifikasi Skala Perilaku Indisiplin............................................................. 33 Tabel 3. Spesifikasi Skala Krisis Identitas .................................................................. 35 Tabel 4. Blue Print Skala Krisis Identitas ................................................................... 36 Tabel 5. Spesifikasi Skala Afek Negatif ..................................................................... 36 Tabel 6. Blue Print Skala Afek Negatif ........................................................................37 Tabel 7. Distribusi Aitem Skala Perilaku Indisiplin Setelah Digugurkan .................. 39 Tabel 8. Distribusi Aitem Skala Krisis Identitas Setelah Digugurkan ........................ 40 Tabel 9. Distribusi Aitem Skala Afek Negatif Setelah Digugurkan ........................... 41 Tabel 10. Deskripsi Usia Subjek ................................................................................. 47 Tabel 11. Deskripsi Jenis Kelamin Subjek ................................................................. 47 Tabel 12. Uji Normalitas ............................................................................................. 48 Tabel 13. Uji Linearitas............................................................................................... 49 Tabel 14. Uji Regresi (1) ............................................................................................. 51 Tabel 15. Uji Regresi (2)...............................................................................................51

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Dinamika Hubungan Antara Krisis Identitas dan Perilaku Indisiplin Pada Siswa SMA ....................................................................................... 26 Gambar 2. Dinamika Hubungan Antara Krisis Identitas dan Perilaku Indisiplin dengan Mediator Afek Negatif Pada Siswa SMA...................................... 28

  PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  DAFTAR LAMPIRAN Lampiran I Skala Krisis Identitas dan Skala Perilaku Indisiplin ................................ 60 Lampiran II Reliabilitas Alat Ukur ............................................................................. 71 Lampiran III Hasil Uji Normalitas .............................................................................. 78 Lampiran IV Hasil Uji Linearitas ............................................................................ ..80 Lampiran V Hasil Uji Mediator ...................................................................................84

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Pendidikan merupakan dasar dari kebangkitan suatu bangsa. Pendidikan juga dapat memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan melalui 2 (dua) jalur yaitu jalur

  pendidikan sekolah dan jalur pendidikan luar sekolah (Undang-undang no 2/1989 pasal 10 no 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, sekolah merupakan bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingkatannya).

  Sekolah memiliki aturan serta tata tertib untuk dilaksanakan oleh warga sekolah (guru, siswa maupun staf dan karyawan). Peraturan sekolah merupakan satu persetujuan yang telah disetujui bersama dan bertujuan untuk mendisiplinkan warga sekolah. Setelah peraturan dibuat ternyata tidak ada jaminan bahwa peraturan tersebut akan dipatuhi. Pemahaman yang kurang terhadap peraturan sekolah serta kurang tegasnya hukuman yang diberikan akan membuat siswa sering melanggar aturan tersebut. Pelanggaran aturan dapat terjadi di sekolah mana saja. Hal tersebut dapat dilihat dari survey awal yang dilakukan oleh peneliti.

  Survey dilakukan di Magelang pada siswa SMA dengan teknik accidental

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  wawancara 76 siswa oleh peneliti di sekolah menengah atas yang berbeda di Magelang.

  Tabel 1 Bentuk dan Jenis Pelanggaran Berdasarkan Observasi dan

  Wawancara di Beberapa SMA di Magelang No Bentuk dan Jenis Pelanggaran Jumlah

  1 Pelanggaran kerapihan diri

  9

  • 5

  4 Gondrong (siswa laki-laki)

  • 2 Pelanggaran Disiplin Pakaian

  Rambut diwarna selain warna hitam

  26

  • 7

  5 Baju seragam ketat

  • 6

  Baju seragam sengaja dikeluarkan

  • menggunakan kaos kaki dibawah mata kaki

  Tidak menggunakan kaos kaki/sengaja

  • 3

  5 Rok/celana dimodifikasi

  • ditetapkan

  Tidak mengenakan warna sepatu yang telah

  3 Pelanggaran Disiplin Belajar dan Kelalaian Belajar

  24

  • 5

  3 Bolos mata pelajaran

  • mengajar

  Merokok di kantin saat kegiatan belajar

  2

  • 2

  6 Tidak mengikuti upacara

  • mengajar

  Mengaktifkan handphone saat kegiatan belajar

  2

  • jadwal

  4 Tidak membawa buku pelajaran sesuai dengan

  Terlambat sekolah

  • Tidak mengerjakan pekerjaan rumah
  • 4 Mencontek

  5

  5 Merokok di lingkup sekolah

  4

  6 Berkelahi

  8 Total

  76 Berdasarkan pengamatan dan pengetahuan peneliti, terlihat bahwa

  beberapa siswa dari sejumlah SMA di Magelang melakukan pelanggaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  terhadap aturan atau disiplin di sekolahnya masing-masing yang cenderung memiliki aturan sekolah yang serupa. Berdasarkan tabel di atas, bentuk pelanggaran yang paling banyak dilakukan oleh mereka adalah pelanggaran terhadap disiplin pakaian (26 siswa). Kemudian pelanggaran terbanyak kedua adalah pelanggaran disiplin belajar dan kelalaian belajar siswa (24 siswa). Selanjutnya pelanggaran kerapihan diri siswa terdapat 9 siswa, berkelahi dan berbicara dengan bahasa yang tidak sopan terdapat 8 siswa, lalu 5 siswa melakukan pelanggaran mencontek dan yang terakhir sebanyak 4 siswa melanggar aturan sekolah dengan merokok dalam lingkup sekolah.

  Perilaku melanggar aturan dapat juga disebut sebagai perilaku indisiplin. Hal ini dikarenakan perilaku melanggar aturan artinya sama dengan tidak disiplin terhadap peraturan yang telah ditentukan sebelumnya. Beberapa hasil penelitian sebelumnya dan pemberitaan di media massa menunjukkan pula perilaku indisiplin siswa. Artikel dalam Kompasiana yang berjudul „Anak “Bolos” Sekolah, Ayo Salah Siapa?‟ menunjukkan bahwa fenomena perilaku indisiplin pada siswa yaitu membolos adalah hal yang biasa terjadi di lingkungan sekolah (Wibowo, 2009). Kemudian berdasarkan penelitian sebelumnya, penelitian yang dilakukan di SMA Laboratorium (Percontohan) UPI terungkap masih ada siswa yang melakukan pelanggaran disiplin seperti terlambat datang ke sekolah, membolos, tidak memperhatikan pelajaran, keluar pada saat jam pelajaran, dan mengenakan seragam yang tidak sesuai dengan peraturan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  sekolah (Meitavani, 2008). Perilaku-perilaku siswa tersebut cenderung pada perilaku yang tidak sesuai dan menyimpang dari peraturan yang telah dibuat oleh sekolah.

  Norma/aturan yang berlaku di sekolah memiliki fungsi untuk mewujudkan ketertiban di sekolah. Suasana tertib di sekolah diperlukan agar proses pendidikan berjalan dengan baik. Perilaku melanggar aturan/norma yang ada di masyarakat atau perbuatan yang melanggar aturan/norma yang seharusnya ditaati merupakan bentuk perilaku indisiplin. Oleh karena itu, perilaku indisiplin pada siswa dapat dipandang sebagai perbuatan yang menganggu ketertiban dan menghambat pencapaian tujuan sekolah.

  Perilaku melanggar aturan juga memiliki beberapa akibat, diantaranya para siswa tidak memiliki sikap disiplin, siswa mendapat hukuman dari sekolah, dan pencemaran nama baik sekolah. Hukuman dari sekolah biasanya diberikan oleh guru, misalnya guru yang memergoki para siswanya secara langsung melakukan pelanggaran aturan atau tata tertib sekolah. Perlakuan guru terkadang ada yang dinilai keras dan tidak keras, dilihat dari sudut pandang siswa itu sendiri.

  Penegakan disiplin oleh para guru terkadang ada yang melampaui batas kewajaran, yakni melakukan tindak kekerasan terhadap siswa dengan alasan menegakkan disiplin pada siswa tersebut. Beberapa contoh kasus kekerasan guru terhadap murid dapat kita lihat di media massa seperti koran, televisi dan internet. Kasus kekerasan yang baru-baru terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  di tahun 2011 adalah kasus tanggal 17 Februari 2011 seorang siswi SMP yang terlambat datang ke sekolah juga mengalami penganiayaan oleh gurunya dengan bentuk tamparan, tendangan, dan pukulan menggunakan benda tumpul hasil kerajinan murid yang terbuat dari tanah liat.

  Contoh kasus kekerasan di atas memperlihatkan bahwa guru belum memberi perlakuan yang tepat ketika para siswanya melanggar peraturan sekolah. Guru yang merusak hasil kerajinan siswa juga merupakan suatu bentuk ketidakpahaman guru pada sebuah karya milik siswa yang mungkin dapat membuat siswa menjadi sakit hati atau rendah diri. Selain itu, sebagian guru dinilai kurang bisa memahami kondisi psikologis para siswanya ketika siswa melakukan pelanggaran aturan dalam sekolah. Hal tersebut terjadi ketika guru hanya menghukum dan tidak mau tahu apa yang melatarbelakangi seorang siswa melanggar aturan yang ada di sekolah. Oleh karena itu, penting untuk memahami kondisi psikologis siswa yang melakukan tindakan indisiplin dan sedang berada pada tahap usia remaja.

  Secara psikologis, masa remaja seseorang dimulai pada usia 12 sampai 21 tahun. Remaja dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu remaja awal batasan usia 12-15 tahun, remaja tengah dengan batasan usia 15-18 tahun dan remaja akhir dari usia 18-21 tahun (Monks, 2002). Masa remaja merupakan suatu masa dimana ketakutan dan emosionalitas yang tidak stabil. Masa remaja juga merupakan masa pembentukan identitas diri (Erikson dalam Gunarsa, 2003). Usia siswa sekolah menengah atas, masih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  menginjak usia remaja tentunya juga berada di tahap pencarian identitas diri.

  Keraguan remaja akan identitas diri dan kebingungan remaja dalam menjalankan peran dalam suatu masyarakat membawa mereka ke suatu keadaan yang disebut krisis identitas. Krisis identitas selalu dikaitkan dengan usia remaja. Siswa di sekolah menengah atas yang tergolong remaja tengah juga mengalami krisis identitas dalam diri mereka. Tahap khas dari krisis identitas adalah remaja mencoba-coba segala identitas (dari identitas positif dan negatif) untuk akhirnya menetapkan yang cocok bagi dirinya (Erikson, 1989).

  Penelitian mengenai krisis identitas dengan perilaku indisiplin belum pernah ditemukan oleh peneliti. Akan tetapi, terdapat penelitian yang mengkaitkan krisis identitas dengan kecenderungan berperilaku agresif pada remaja SMA Pangudi Luhur Yogyakarta (Siallagan, 2003).

  Hasil dari penelitian tersebut adalah ada hubungan antara krisis identitas dengan kecenderungan berperilaku agresif. Perilaku agresif yang dimaksudkan dalam penelitian tersebut adalah perilaku yang mengarah pada tindakan kekerasan dan menyerang serta menyakiti/melukai orang lain. Penelitian ini menggunakan subjek laki-laki. Berdasarkan sudut pandang peneliti, perilaku agresif merupakan salah satu dari beberapa perilaku indisiplin. Hal tersebut dikarenakan perilaku agresif merupakan suatu perilaku yang lebih khusus dibandingkan dengan perilaku indisiplin, yang di dalamnya terdapat beberapa perilaku. Contoh perilaku agresif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  yang terdapat di dalam perilaku indisiplin adalah berkelahi. Apabila perilaku yang khusus seperti perilaku agresif terdapat hubungan dengan krisis identitas, maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah ada hubungan antara krisis identitas dengan perilaku indisiplin, yang cakupan perilakunya lebih luas atau umum. Penelitian lainnya mengenai perilaku

  misbehavior terdapat pernyataan yang mengatakan bahwa salah satu

  penyebab perilaku indisiplin adalah jenis kelamin. Sutherland dan Cressey dalam Abubakar dan Anwar (2011) membandingkan bahwa pelaku indisiplin antara pria dan wanita dengan angka 15:1. Angka tersebut menandakan bahwa dari 15 kasus indisiplin yang ditemukan, hanya satu terjadi pada pelaku wanita. Hal ini menandakan bahwa wanita juga dapat melakukan perilaku indisiplin, tidak hanya pria seperti pada subjek penelitian krisis identitas diatas. Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti perilaku indisiplin yang dilakukan baik oleh laki-laki maupun oleh perempuan.

B. Rumusan Permasalahan

  Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan bahwa masalah yang terdapat dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara krisis identitas dengan perilaku indisiplin pada siswa SMA?” C.

   Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada atau tidaknya hubungan antara krisis identitas dengan perilaku indisiplin pada siswa SMA.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmiah yang berarti terhadap bidang ilmu psikologi, khususnya psikologi perkembangan dan psikologi pendidikan. Hal ini terkait dengan krisis identitas serta perilaku indisiplin pada siswa di sekolah menengah atas.

2. Manfaat Praktis a.

  Bagi pendamping remaja (orang tua, sekolah dan guru), dapat memberi saran agar lebih mengenali remaja terkait dengan pembentukan identitas diri dan dapat memberi perlakuan yang tepat pada pelaku indisiplin, khususnya remaja yang sedang berada pada masa krisis identitas.

  b.

  Bagi remaja, diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi mengenai krisis identitas yang mungkin dialaminya serta hubungannya dengan perilaku indisiplin sehingga dapat menjadi sarana untuk mengevaluasi diri.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB II LANDASAN TEORI A. Siswa SMA dalam Tahap Perkembangan Remaja 1. Pengertian Siswa SMA Menurut Kamus Besar Indonesia Kontemporer, siswa adalah orang

  yang menuntut ilmu di sekolah dasar sampai sekolah menengah. Siswa yang bersekolah di sekolah dasar hingga sekolah menengah memiliki rentang usia antara enam sampai delapan belas tahun. Siswa sekolah menengah atas berada pada rentang usia lima belas sampai delapan belas tahun sehingga siswa pada sekolah menengah termasuk dalam tahap remaja.

2. Pengertian Remaja

  Masa remaja adalah periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif dan sosio-emosional (Santrock, 2007). Senada dengan pengertian diatas, Papalia (2005) juga mendefinisikan masa remaja sebagai masa transisi antara anak-anak dan dewasa yang meliputi perubahan fisik, kognitif dan psikososial.

  Menurut Erikson (1989), masa remaja adalah suatu periode lingkaran hidup yang dilalui setiap orang yang beranjak dari masa kanak- kanak dan menuju masa dewasa. Masa remaja mengharuskan setiap remaja untuk menemukan suatu kesamaan yang berarti antara apa yang dapat dia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  lihat dalam dirinya sendiri dan bagaimana menurut penilaian serta pengharapan dari orang lain.

  Batasan usia masa remaja adalah masa diantara 12-21 tahun. Perinciannya yaitu 12-15 tahun masa remaja awal, 15-18 tahun masa remaja pertengahan, dan 18-21 tahun masa remaja akhir (Monks, 2002). Senada dengan pendapat diatas, Erikson dalam Gunarsa (2003) membagi masa remaja menjadi tiga, masa remaja awal 12-15 tahun, masa remaja pertengahan 15-18 tahun dan masa remaja akhir 18-21 tahun.

3. Perkembangan pada Remaja

  Remaja memiliki tiga aspek dalam tahap perkembangannya, yaitu perkembangan fisik, kognitif dan sosial-emosional dengan rincian sebagai berikut: a.

  Perkembangan Fisik, faktor-faktor hormonal dianggap dapat menjelaskan minimal sebagian dari meningkatnya emosi-emosi negatif yang berubah-ubah yang merupakan karakteristik dari remaja (Santrock, 2002).

  b.

  Perkembangan kognitif, memiliki ciri utama yaitu pemikiran operasional formal. Tahap ini remaja mulai berpikir abstrak dan secara hipotesis, mengembangkan berbagai solusi dalam memecahkan sebuah masalah, dan dalam tahap ini pemikiran remaja juga sudah mulai sistematik.

  Pengambilan keputusan yang terjadi selama perkembangan kognitif remaja tidak hanya berdasarkan berpikir rasional dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  logika tetapi juga dipengaruhi oleh pendapat dan opini berdasar fakta-fakta yang gamblang atau dengan kata lain kepercayaan pribadi/masyarakat (Bukatko, 2008).

  c.

  Perkembangan sosial dan emosional memiliki ciri khusus, yaitu pengalaman remaja lebih negatif dan memiliki interaksi yang negatif dengan orang tua daripada dengan anak dari usia lain. Remaja yang berada dalam tahap perkembangan ini menggunakan strategi regulasi emosi seperti melakukan pemecahan masalah daripada penolakan atau merenung, lebih sedikit menggunakan kategori internalizing dan externalizing

  problems. Internalizing problems adalah gangguan afek seperti

  perasaan bersalah dan kesedihan dan dalam beberapa kasus, kecemasan dan depresi. Externalizing problems adalah manifestasi dari perilaku yang langsung keluar, biasanya agresi atau perilaku tantrum yang dikendalikan oleh kemarahan.

  Remaja yang memiliki kasih sayang yang terjamin menunjukkan banyak kualitas positif, termasuk harga diri yang tinggi, perasaan kuat terhadap identitas dirinya, sedikit gejala depresi dan kompetensi sosial. Kasih sayang yang terjamin juga membantu remaja untuk mengembangkan internal

  working relationships, yaitu melayani dijadikan sebagai dasar

  pada kualitas hubungan mereka dengan teman-temannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  pasangannya dan pada akhirnya dengan anak-anak mereka (Bukatko, 2008).

  Senada dengan pernyataan Bukatko (2008) dan Santrock (2002) di atas mengenai perkembangan sosial dan emosional remaja yang cenderung negatif, tingkah laku-tingkah laku yang selalu terdapat pada remaja (Sarwono, 2007): 1.

  Pemalu dan perasa, tetapi sekaligus juga cepat marah dan agresif sehubungan belum jelasnya batas-batas antara berbagai sektor di lapangan psikologik remaja.

  2. Ketidakjelasan batas-batas ini menyebabkan pula remaja terus menerus merasakan pertentangan antarsikap, nilai, ideologi dan gaya hidup. Konflik ini dipertajam dengan keadaan diri remaja yang berada di ambang peralihan antara masa anak-anak dan dewasa, sehingga ia dapat disebut manusia “marginal” (dalam arti: anak bukan, dewasa pun bukan). Ia jadi tidak punya tempat berpijak yang bisa memberinya rasa aman, kecuali dalam hubungannya dengan teman-teman sebayanya.

3. Konflik sikap, nilai dan ideologi tersebut diatas muncul dalam bentuk ketegangan emosi yang meningkat.

  4. Ada kecenderungan pada remaja untuk mengambil posisi yang sangat ekstrim dan mengubah kelakuannya secara drastis, akibatnya sering muncul tingkah laku radikal dan memberontak di kalangan remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  5. Bentuk-bentuk khusus dari tingkah laku remaja pada berbagai individu yang berbeda akan sangat ditentukan oleh sifat dan kekuatan dorongan-dorongan yang saling berkonflik tersebut diatas.

B. Perilaku Melanggar Aturan atau Indisplin 1. Definisi Perilaku Melanggar Aturan atau Indisplin

  Perilaku dalam penelitian ini adalah perilaku melanggar aturan atau dengan kata lain perilaku indisiplin. Definisi perilaku indisiplin akan diuraikan oleh peneliti diawal dengan menggunakan definisi-definisi dari kata dasarnya yaitu disiplin. Berikut merupakan uraian beberapa definisi disiplin dimulai terlebih dahulu oleh definisi dari perilaku.

  Definisi perilaku menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah tanggapan atau reaksi individu terhadap rangsangan atau lingkungan.

  Selanjutnya definisi disiplin memiliki pengertian sebagai (1) tata tertib (di sekolah, kemiliteran dll); (2) ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dsb); (3) bidang studi yang memiliki objek, sistem dan metode tertentu. Pengertian berdisiplin adalah menaati atau mematuhi tata tertib.

  Disiplin berasal dari kata “disciple” yakni seseorang yang belajar secara suka rela mengikuti seorang pemimpin. Orang tua dan guru merupakan pemimpin dan anak merupakan murid yang belajar dari mereka, cara hidup yang menuju ke hidup yang berguna dan bahagia. Jadi, disiplin merupakan cara masyarakat mengajar anak perilaku moral yang disetujui kelompok (Hurlock, 1978).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  Disiplin berasal dari bahasa latin Discere yang berarti belajar. Dari kata ini timbul kata Disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan. Dan sekarang kata disiplin mengalami perkembangan makna dalam beberapa pengertian. Pertama, disiplin diartikan sebagai kepatuhan terhadap peraturan atau tunduk pada pengawasan, dan pengendalian. Kedua, disiplin sebagai latihan yang bertujuan mengembangkan diri, agar dapat berperilaku tertib (Natalia, 2010).

  Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku disiplin adalah tanggapan atau reaksi seseorang yang menunjukkan ketaatan atau kepatuhan kepada praturan (tata tertib dsb) secara suka rela. Perilaku indisiplin adalah tanggapan atau reaksi seseorang yang tidak taat atau patuh kepada peraturan (tata tertib dsb).

2. Faktor – faktor yang Mempengaruhi Perilaku Melanggar Aturan atau Indisiplin

  Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku indisiplin berdasar definisi disiplin di atas (Hurlock, 1978) yaitu: a.

  Orang tua, sebagai teladan di rumah dalam berperilaku disiplin.

  Apabila orang tua tidak dapat memberikan teladan yang baik maka anak dapat berperilaku indisiplin.

  b.

  Guru, sebagai panutan dan pendamping dalam meningkatkan kedisiplinan di sekolah. Kurangnya kepedulian guru dapat menimbulkan perilaku indisiplin pada siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  c.

  Masyarakat, sebagai contoh dan pendukung bagi remaja untuk berperilaku tertib. Kurangnya dukungan dari masyarakat atau salahnya remaja dalam memilih model identifikasi juga dapat menyebabkan anak berperilaku indisiplin.

  d.

  Teman sebaya, terkadang teman sebaya juga dapat menjadi panutan karena adanya konformitas pada remaja. Apabila remaja salah dalam memilih teman dapat menyebabkan perilaku indisiplin juga pada remaja.

  Penelitian indisiplin merupakan salah satu dari delinkuensi atau yang biasa disebut kenakalan remaja. Oleh karena itu, peneliti juga menggunakan beberapa faktor yang mempengaruhi delinkuensi pada remaja menurut Erikson dalam Santrock (2003).

  Faktor-faktor tersebut adalah: a.

  Identitas negatif, Erikson yakin bahwa perilaku delinkuensi muncul karena remaja gagal menemukan suatu identitas peran.

  b.

  Kontrol diri rendah, beberapa anak dan remaja gagal memperoleh kontrol yang esensial yang sudah dimiliki orang lain selama proses pertumbuhan.

  c.

  Usia, munculnya tingkah laku antisosial di usia dini (anak-anak) berhubungan dengan perilaku delinkuensi yang lebih serius nantinya di masa remaja. Namun demikian, tidak semua anak bertingkah laku seperti ini nantinya akan menjadi pelaku delinkuensi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  d.

  Jenis kelamin (laki-laki), anak laki-laki lebih banyak melakukan tingkah laku antisosial daripada anak perempuan.

  e.

  Pengaruh orang tua dan keluarga. Seseorang berperilaku nakal seringkali berasal dari keluarga, di mana orang tua menerapkan pola disiplin secara tidak efektif, memberikan mereka sedikit dukungan, dan jarang mengawasi anak-anaknya sehingga terjadi hubungan yang kurang harmonis antar anggota keluarga, antara lain hubungan dengan saudara kandung dan sanak saudara.

  Hubungan yang buruk dengan saudara kandung di rumah akan cenderung menjadi pola dasar dalam menjalin hubungan sosial ketika berada di luar rumah.

  f.

  Pengaruh teman sebaya. Memiliki teman-teman sebaya yang melakukan kenakalan meningkatkan resiko untuk menjadi pelaku kenakalan.

  g.

  Kualitas lingkungan sekitar tempat tinggal. Tempat dimana individu tinggal dapat membentuk perilaku individu tersebut, masyarakat dan lingkungan yang membentuk kecenderungan kita untuk berperilaku ”baik” atau ”jahat”.

  Berdasarkan uraian faktor-faktor di atas, dapat ditarik kesimpulan tentang beberapa faktor yang mempengaruhi perilaku melanggar aturan atau indisiplin, yaitu: a.

  Faktor Intern: i)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  ii) Kontrol Diri rendah iii)

  Usia iv) Jenis Kelamin b. Faktor Ekstern i)