Hubungan antara kepribadian ekstrovert dan perilaku konsumtif melalui media daring - USD Repository
i
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN PERILAKU
KONSUMTIF MELALUI MEDIA DARING
S K R I P S I
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)
Program Studi Psikologi
Disusun oleh:
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2012
Vincensia Herta Arbi Herrin
079114053
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN PERILAKU
KONSUMTIF MELALUI MEDIA DARING
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN PERILAKU
KONSUMTIF MELALUI MEDIA DARING
MOTTO
“Karena masa depan sungguh ada dan harapan mu tidak akan pernah hilang” (Amsal 23: 18)
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya Ilmiah ini aku persembahkan tuk” Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan petunjuk dan penyertaan-Nya. ku persembahkan juga tuk “keluargaku” Ayah ku Yuvenalis Ardin dan Ibu ku Frisnaningsih Ruba Adikku tersayang Yosef Balzana Arbi Maurianus Semua keluarga besarku tercinta Terimakasih atas bantuan material dan spiritualnya.
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
HUBUNGAN ANTARA KEPRIBADIAN EKSTROVERT DAN PERILAKU
KONSUMTIF MELALUI MEDIA DARING
Vincensia Herta Arbi Herrin
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya hubungan antara kepribadianekstrovert dan perilaku konsumtif melalui media daring pada mahasiswa. Hipotesis penelitian ini
adalah terdapat hubungan yang positif antara kepribadian ekstrovert dan perilaku konsumtif
melalui media daring pada mahasiswa. Subjek penelitian adalah mahasiswa yang sedang
menempuh perkuliahan di kota Yogyakarta sebanyak 100 orang. Penelitian ini menggunakan skala
model likert yang terdiri dari skala kepribadian ekstrovert dan skala perilaku konsumtif melalui
media daring. Metode analisis data menggunakan teknik analisis korelasi product moment.
Koefisien korelasi yang diperoleh sebesar 0,567 dengan p 0,00 (p< 0,05). Hasil penelitian
menunjukkan ada korelasi positif yang signifikan antara kepribadian ekstrovert dan perilaku
konsumtif melalui media daring pada mahasiswa. Artinya, semakin seseorang berkepribadian
ekstovert maka semakin tinggi perilaku konsumtif melalui media daringnya. Begitu pula
sebaliknya, semakin seseorang berkepribadian introvert maka semakin rendah kecenderungan
orang tersebut melakukan perilaku konsumtif yang melalui media daring.. Berdasarkan hasil
analisis uji tambahan menggunakan uji regresi ganda, terdapat tiga aspek kepribadian ekstrovert
yang secara signifikan memprediksi perilaku konsumtif melalui media daring pada mahasiswa
yaitu impulsif, berani mengambil risiko dan tidak bertanggungjawab.Kata kunci: kepribadian ekstrovert, perilaku konsumtif
THE CORRELATION BETWEEN THE EXTROVERTED PERSONALITY AND CONSUMPTIVE BEHAVIOUR THE ONLINE MEDIA.
Vincensia Herta Arbi Herrin
ABSTRACT
This research aimed to know a correlation between the extroverted personality and
consumptive behaviour the online media. The hypothesis there was a positive correlation between
the extroverted personality and consumptive behaviour the online media. The research subjects
were the students who have taking lectures in the city of Yogyakarta as many as 100 peoples. This
research used Likert scale model that consists of extroverted personality scale and the scale of a
consumptive behaviour through the online media. Methods of data analysis was using product
moment correlation analysis techniques. The coefficient of correlation obtained as big as 0.567
with of p 0.00 (p <0.05). this result was a significant positive correlation between extroverted
personality and consumptive behaviour the online media. When a person becomes extroverted
personality, it will influences consumptive behaviour were being higher. Otherwise if a person
becomes introverted personality, the tendency of that person to becomes consumptive behaviour
through the online media will be lower.Based on the analysis of additional tests by using multiple
regression test, there were three aspects of extroverted personality that predicts consumptive
behaviour on students through the online media that is impulsive, risk-taking, and irresponsible.Keywords : extroverted personality, and consumptive behaviour
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari peran dan bantuan berbagai pihak yang telah banyak membantu penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus yang dengan rahmat dan penyertaan-Nya senantiasa membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Tanpa tangan Tuhan yang menolong, penulis tidak akan mampu melewati tahap yang berat ini.
2. Dr. Christina Siwi Handayani selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Ibu Tanti Arini., S.Psi, M.Psi selaku dosen pembimbing skripsi yang telah sabar serta meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, masukan, petunjuk dan senyumannya yang selalu membuatku merasa tenang sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
4. Semua dosen-dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Terimakasih atas bimbingan dan ilmunya.
5. Ayah dan ibuku buat dukungan dan doa kalian selama penulisan skripsi ini semua itu sangat berharga untukku. Makasih juga sudah bersabar menunggu kelulusanku (adikku tersayang sekolah yang bener ya...hahahaha)
6. Sayangku onyon “Ferdinan Cahyo Wibowo” terimakasih atas dukungan dan pengertian serta bantuannya. Luv u beib...
7. Semua keluarga besarku, tante2ku, om2ku, adik2ku, kakekku, nenekku (alm) makasih untuk semuanya atas dukungan tiada henti dari kalian akhirnya skripsi ini kelar juga.
8. Tuk sahabatku Lina yang selalu bilang “ayo pasti bisa dan semangad rin” disaat aku mulai merasa malas dan tidak mampu lagi mengerjakannya.
(makasih banget temand)
9. Tuk sahabatku sheela dan susan. Makasih banget yang akhir2 ini selalu menemaniku dalam susah dan senangku. Selalu menangis dan tertawa bersama-sama serta selalu memberi motivasi untukku.
10. Buat teman2 seperjuanganku. Putri, Ina, Nenis, Opie, Itha, Cathy, dan semuanya aja deh. Salam super tuk kalian semua.
11. Teman-teman perpustakaanku sesama Mitra Perpustakaan terima kasih tuk persahabatan ini. terima kasih pula tuk dukungan kalian semua.
12. Teman-teman beasiswa Kutai Barat terutama angkatan 2007. Buat Pemerintah Kabupaten KUBAR terima kasih atas beasiswanya. Walaupun aku baru terima diakhir2, tapi duitnya sangat membantu.
13. Teman-temand kostku, terima kasih banget untuk kalian (spesial untuk iyu yang selalu masakin aku makanan yang enag2). Makasih untuk pertemanan yang sangad menyenangkan dan makasih sudah mau mendengarkan keluh- kesahku serta caci-makiku. Maaph klo aku sering menyinggung perasaan kalian, aku sayank kalian semua.
14. Temand2 Fakultas Psiklologi angkatan 2007 yang sudah membantu dalam penyebaran skala dan bebagi info tentang jurnal2. (buad yang masih nyusun: chayoo semangad)
15. Temen2ku selaku anak2 bimbingan Ibu Tanti. Makasih atas dukungan dan kerjasama yang baik sehingga skripsi ini akhinya rampung (mari kita begosip lagi nyambi ngantri bimbingan..wwkwkwkwk).
16. Buat si shogun biru yang selalu menemaniku ke manapun ak pergi. Makacih my motorcycle.
17. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, saya ucapkan terima kasih banyak.
Yogyakarta, Vincensia Herta Arbi Herrin
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING.................................. ii HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ iii HALAMAN MOTTO ........................................................................................ iv HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................................ v HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................... vi ABSTRAK ......................................................................................................... vii ABSTRACT....................................................................................................... viii HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ...................... ix KATA PENGANTAR ....................................................................................... x DAFTAR ISI...................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL.............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................... xviii BAB I. PENDAHULUAN..............................................................................
1 1. Latar Belakang ....................................................................................
1 2. Rumusan masalah................................................................................
7 3. Tujuan penelitian.................................................................................
7 4. Manfaat penelitian...............................................................................
7
BAB II. LANDASAN TEORI ........................................................................
9 A. Perilaku Konsumtif .............................................................................
9 1. Pengertian Perilaku Konsumtif .....................................................
9 2. Pengertian Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring ................
10 3. Aspek-aspek Perilaku Konsumtif..................................................
11 4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif..............
15 B. Kepribadian Ekstrovert .......................................................................
20 1. Pengertian Kepribadian Ekstrovert ...............................................
20 2. Aspek-aspek Kepribadian Ekstrovert............................................
22 C. Dinamika Hubungan antara Kepribadian Ekstrovert dan Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring..............................
23 D. Hipotesis Penelitian.............................................................................
28 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN .....................................................
29 A. Jenis Penelitian....................................................................................
29 B. Identifikasi Variabel Penelitian...........................................................
29 C. Definisi Operasional Variabel Penelitian............................................
29 1. Kepribadian Ektrovert ...................................................................
29 2. Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring ..................................
30 D. Populasi dan Subjek Penelitian ...........................................................
30 E. Metode dan Alat Pengambilan Data ...................................................
31 1. Skala Kepribadian Ekstrovert .......................................................
31 2. Skala Perilaku Konsumtif .............................................................
35
F. Validitas dan Reliabilitas ....................................................................
37 1. Validitas ........................................................................................
37 2. Seleksi Aitem ................................................................................
38 3. Reliabilitas ....................................................................................
40 G. Metode Analisis Data..........................................................................
41 BAB IV. PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................................
42 A. Pelaksanaan Penelitian ........................................................................
42 B. Data Demografi Subjek.......................................................................
42 C. Deskripsi Data Penelitian....................................................................
44 D. Hasil Penelitian ...................................................................................
45 1. Uji Asumsi ....................................................................................
45 2. Uji Hipotesis .................................................................................
46 3. Uji Tambahan................................................................................
47 E. Pembahasan.........................................................................................
48 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ..........................................................
53 A. Kesimpulan .........................................................................................
53 B. Saran....................................................................................................
54 DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................
55
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Tabel Spesifikasi Aitem-aitem Skala Kepribadian Ekstrovert ...... 34Tabel 3.2 Skor Jawaban Subjek Pada Skala Kepribadian Ekstrovert..... ......... 35Tabel 3.3 Tabel Spesifikasi Aitem - aitem Perilaku Konsumtif MelaluiMedia Daring ............................... ................................................... 36
Tabel 3.4 Skor Jawaban Subjek Pada Skala Perilaku Konsumtif MelaluiMedia Daring ............................... ................................................... 37 Tabel 3. 5 Tabel Spesifikasi Aitem - aitem Skala Kepribadian Ekstrovert
Setelah Uji Coba .............................................................................. 39
Tabel 3.6 Tabel Spesifikasi Aitem - aitem Skala Perilaku KonsumtifMelalui Media Daring Setelah Uji Coba.......................................... 40
Tabel 4.1 Data Jenis Kelamin ...................... ................................................... 43Tabel 4.2 Data Usia Subjek.......................... ................................................... 43Tabel 4.3 Data Intensitas Belanja Melalui Media Daring................................ 43Tabel 4.4 Data Jumlah Uang Saku Perbulan.................................................... 44Tabel 4.5 Tabel Deskripsi Data Penelitian....................................................... 44Tabel 4.6 Uji Normalitas Variabel Kepribadian Ekstrovert dan PerilakuKonsumtif Melalui Media Daring.................................................... 46
Tabel 4.7 Data Analisis Regresi ................... ................................................... 48
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 . Dinamika Hubungan antara Kepribadian Ekstrovert dan Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring ...................................27
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Skala .................................................................................................58
1.1 Skala Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring Sebelum Try Out ............................................................................ 59
1.2 Skala Kepribadian Ekstrovert Sebelum Try Out ............................67
1.3 Skala Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring Setelah Try Out............................................................................... 73
1.4 Skala Kepribadian Ekstrovert Setelah Try Out .............................78 Lampiran 2. Hasil Analisis Aitem dan Reliabilitas...............................................82
2.1 Reliabilitas Skala Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring .......83
2.2 Reliabilitas Skala Kepribadian Ekstrovert......................................89 Lampiran 3. Uji Uji Asumsi..................................................................................96
3.1 Uji Normalitas ................................................................................97
3.2 Uji Linearitas ..................................................................................98 Lampiran 4. Hasil Uji Hipotesis dan Uji Tambahan............................................99
4.1 Uji Hipotesis ................................................................................. 100
4.2 Uji Regresi Ganda ........................................................................ 101
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Perkembangan teknologi yang semakin canggih memungkinkan para pebisnis untuk melakukan bisnis dengan memanfaatkan teknologi internet.
Melalui jaringan internet, perusahaan kecil maupun besar dapat menyajikan informasi produk, harga, syarat pembelian, cara pemesanan, dan pembayaran serta pengiriman barang kepada pelanggan di seluruh dunia (Sutojo dan Kleinsteurber dalam Semuel 2006). Media internet merupakan salah satu cara menjangkau pelanggan tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu. Dengan memanfaatkan teknologi yang canggih seperti ini, maka perusahaan menciptakan suatu inovasi dan keunggulan yang dapat menarik konsumen untuk dapat berbelanja secara online.
Temuan Nielsen Company (“Mengandalkan Mesin Pencari”, 2010) menyatakan untuk kawasan Asia Pasifik, konsumen dari China dan Korea Selatan adalah yang paling banyak melakukan belanja online dengan sebanyak 95% pengguna internet menyatakan akan belanja online dalam enam bulan mendatang. Sedangkan konsumen online di Norwegia dan Inggris adalah yang paling tinggi jumlahnya di mana hampir 90% responden akan belanja online di masa mendatang.
2 Berdasarkan temuan terbaru Nielsen bertajuk Global Nielsen
Consumer Report 2008, ternyata 47 persen masyarakat di Indonesia pernah
melakukan belanja secara online. Nielsen Company juga menemukan bahwa sebagian besar pengguna internet di kawasan Asia Pasifik gemar melakukan belanja online. Sebagian dari mereka juga bersedia menerima lebih banyak iklan di internet di masa mendatang untuk mendukung belanja online (“Konsumen Asia Pasifik,” 2011). Pada tahun 2009 lalu total belanja online di Indonesia mencapai USD 3,4 miliar atau sekitar Rp. 35 triliun.
Utari (dalam Syopian, 2010) menyatakan bahwa jumlah pengguna internet di Indonesia pada 2008 sebanyak 25 juta orang dan pada 2009 hingga 2010 mengalami kenaikan mencapai 37 persen. Perkembangan internet di Indonesia terbesar ketiga di dunia, sedangkan pengguna facebook mencapai 14,6 juta orang yaitu terbesar keempat di dunia. Melalui facebook orang dapat melakukan tawaran-tawaran penjualan sehingga akan terjadi transaksi jual- beli.
Berbelanja di dunia maya atau lewat jaringan internet secara online (e-
Commerce) sedang menjadi trend di Indonesia seiring dengan semakin
mudahnya akses internet yang dapat diperoleh seseorang. Dalam kamus wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/belanjadaring), belanja online disebut juga dengan belanja daring. Belanja daring adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media internet. Melalui belanja yang dilakukan lewat media internet, seseorang dapat melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak
3 dibelanjakan melalui website yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja daring ini merupakan bentuk komunikasi baru yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah kapan dan dimana saja keseluruh dunia melalui notebook, komputer atau handphone yang tersambung langsung dengan akses internet.
Belanja daring memiliki banyak kelebihan dan kemudahan. Kemudahan belanja melalui media daring ini antara lain tersedianya jenis barang yang beragam, dapat membandingkan produk yang akan dibeli antara toko daring yang satu dan yang lainnya, hemat waktu dan biaya, pembeli dapat saling berinteraksi melalui testimoni pelanggan lain, proses pembelian yang mudah, terdapat komunitas belanja memiliki layanan antar barang ke tempat tujuan, serta dapat tetap berbelanja hanya dengan duduk di depan komputer (“Kelebihan belanja, 2011, Inilah Keunggulan, 2011). Delafroz (2010) menyatakan terdapat faktor-faktor yang mempengaruhi seseorang dalam melakukan belanja daring yaitu adanya kemudahan (penghematan waktu dan uang), harga yang murah, pilihan produk yang beragam dan ketersediaan barang-barang.
Kemudahan-kemudahan yang ditawarkan toko daring dapat menarik minat konsumen untuk membeli. Hal ini terungkap dalam penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Nuraliah (2002). Subjek pertama mengungkapkan bahwa belanja merupakan kesenangan baginya sehingga sangat sering melakukan belanja melalui media daring. Subjek kedua dalam penelitian tersebut
4 mengungkapkan bahwa ia sangat sering mengorder barang melalui online
shop dan biasanya menyediakan uang maksimal 400 hinngga 500 ribu
perbulan hanya untuk berbelanja melalui media daring. Selanjutnya subjek lain mengatakan bahwa ia sangat senang berbelanja melalui media daring karena dapat dilakukan hanya dengan memilih-milih barang, pesan dan transfer uang saja maka barang dapat langsung datang ke rumah.
Penelitian yang dilakukan Forsythe (2005) menunjukkan adanya hubungan yang sangat signifiikan antara kemudahan dalam berbelanja daring dan frekuensi berbelanja serta jumlah yang dihabiskan pada toko daring. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun barang-barang pada media daring cukup murah namun berdasarkan kemudahan yang dirasakan dapat menyebabkan seseorang sering melakukan belanja melalui media daring sehingga dapat mengakibatkan terjadinya perilaku konsumtif,
Perilaku konsumtif merupakan kecendrungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas, dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan (Mahdalela, 1998). Seseorang akan dikatakan memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif ketika orang tersebut membeli suatu barang maupun jasa diluar kebutuhannya yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan semata, melainkan sudah pada taraf keinginan yang berlebihan (Lina dan Rosyid, 1997). Selain itu, Zebua dan Nurjdayadi (2001) mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku membeli yang berlebihan yang tidak lagi mencerminkan usaha
5 manusia untuk memanfaatkan uang secara ekonomis namun suatu perilaku yang dijadikan sebagai suatu sarana untuk menghadirkan diri dalam cara yang kurang tepat.
Perilaku konsumsif memiliki dampak-dampak negatif. Dampak negatif perilaku konsumtif tersebut di antaranya akan membiasakan seseorang untuk memiliki pola hidup boros, menjadikan seseorang tidak mampu membedakan kebutuhan atau sekedar keinginan, mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kurang terpuji seperti mencuri, menodong, menjadi pemeras atau bahkan membunuh dan melacur dan bila perilaku ini berkelanjutan maka dapat menjadi pemicu salah satu terjadinya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) (Tambunan dalam http://www.e-psikologi.com, 19 November 2002; Kompas 2 Juni 2002; www.pacific.net.id, 19 November 2002).
Menurut pendapat Lina dan Rosyid (1997), terdapat faktor eksternal dan faktor internal yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Faktor eksternal yaitu kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga. Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu yaitu motivasi, harga diri, pengamatan dan proses belajar, kepribadian dan konsep diri. Kepribadian seseorang dapat mempengaruhi jenis-jenis motivasi yang dimiliki oleh seseorang. Kepribadian dapat juga membentuk konsep diri yang akan mempengaruhi harga diri yang dimiliki individu tersebut. Dengan mengamati perilaku orang lain dan lingkungan sekitarnya, individu akan belajar dan berproses yang akan dapat membentuk kepribadiannya. Semua
6 faktor-faktor internal tersebut memiliki keterkaitan dengan kepribadian termasuk dalam perilaku membeli. Oleh karena itu, penelitian ini akan difokuskan pada kepribadian dan kaitannya dengan perilaku konsumtif melalui media daring.
Kepribadian seseorang dapat berpengaruh pada perilaku membelinya. Menurut Jung (dalam Sujanto, Lubis dan Hadi, 2006) berdasarkan sikap jiwanya manusia digolongkan menjadi dua tipe yaitu ekstrovert dan introvert.
Individu yang memiliki kepribadian ekstrovert bersikap positif terhadap masyarakatnya, lebih terbuka, mudah bergaul, dan hubungan dengan orang lain lancar (Suryabrata, 1998). Hal ini didukung dengan pendapat Jung (dalam Sujanto et al. 2006) yang menegaskan bahwa orang ekstovert terutama dipengaruhi oleh dunia obyektif, yaitu dunia di luar dirinya.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Maisaroh (2009) terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan perilaku konsumtif pada remaja. Di sisi lain, penelitian yang dilakukan Harbaugh (2010) menyatakan bahwa individu yang memiliki kepribadian ekstrovert lebih sering menggunakan media facebook atau daring, sedangkan individu yang berkepribadian introvert akan lebih jarang menggunakan media facebook atau daring ini. Penelitian yang dilakukan Tsao dan Chang (2010) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi pembelian hedonis adalah kepribadian ekstraversion. Pembelian hedonis merupakan aktivitas pembelian yang dilakukan untuk bersenang-senang. Berdasarkan penelitian-
7 penelitian tersebut maka pertanyaan yang muncul dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan antara kepribadian ektrovert dan perilaku konsumtif melalui media daring.
2. Rumusan masalah
Apakah ada hubungan antara kepribadian ekstrovert dan perilaku konsumtif melalui media daring?
3. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kepribadian ekstrovert dan perilaku konsumtif melalui media daring.
4. Manfaat penelitian
a. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat terhadap disiplin ilmu pengetahuan, khususnya bidang psikologi industri dan organisasi terutama dalam bidang perilaku konsumen (consumer behavior) mengenai hubungan antara tipe kepribadian ekstrovert dengan perilaku konsumtif melalui media daring sehingga memberikan bukti empiris mengenai kedua hubungan tersebut. Selain itu, penelitian ini juga memberikan manfaat pada bidang psikologi sosial mengenai fenomena perilaku konsumtif melalui media daring.
8
b. Manfaat praktis Memberikan gambaran mengenai peran kepribadian dalam perilaku konsumtif melaui media daring sebagai bahan evaluasi untuk mengurangi kecenderungan terjadinya perilaku konsumtif.
BAB II LANDASAN TEORI A. Perilaku Konsumtif
1. Pengertian Perilaku Konsumtif
Lina dan Rosyid (1997) berpendapat bahwa seseorang dikatakan memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif bila orang tersebut membeli suatu barang maupun jasa di luar kebutuhannya yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan semata, melainkan sudah pada taraf keinginan yang berlebihan. Hal ini didukung pendapat Zebua dan Nurdjayadi (2001) yang mengatakan bahwa perilaku konsumtif adalah perilaku membeli yang berlebihan yang tidak lagi mencerminkan usaha manusia untuk memanfaatkan uang secara ekonomis namun suatu perilaku membeli yang dijadikan sebagai suatu sarana untuk menghadirkan diri dalam cara yang kurang tepat.
Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) memberikan batasan tentang perilaku konsumtif sebagai kecenderungan manusia untuk menggunakan konsumsi tanpa batas, dan manusia lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan (Mahdalela,1998). Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumtif merupakan perilaku yang irasional karena ingin membeli suatu barang
10 atau jasa di luar kebutuhannya dan lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan.
2. Pengertian Perilaku Konsumtif Melalui Media Daring
Majunya perkembangan teknologi di Indonesia menyebabkan kebiasaan dan gaya hidup berubah. Masyarakat yang dulunya tradisional berubah menjadi masyarakat modern yang sering menggunakan teknologi canggih seperti internet (Semuel,2006). Fenomena yang terjadi saat ini, banyaknya toko-toko online menyediakan berbagai macam barang-barang mulai dari accessories, barang elektronik hingga pakaian. Kecanggihan ini tentunya dapat berdampak negatif bagi individu yang tidak mampu mengendalikan keinginnya untuk melakukan pembelian melalui media daring tersebut. Jika hal ini terjadi terus-menerus maka akan dapat menyebabkan perilaku konsumtif. Perilaku konsumtif merupakan perilaku yang irasional karena ingin membeli suatu barang atau jasa diluar kebutuhannya dan lebih mementingkan keinginan daripada kebutuhan.
Menurut kamus Wikipedia (http://id.wikipedia.org/wiki/belanjadaring) belanja online disebut juga dengan belanja daring. Belanja daring adalah kegiatan pembelian barang dan jasa melalui media internet. Melalui belanja yang dilakukan lewat media internet, seseorang dapat melihat terlebih dahulu barang dan jasa yang hendak dibelanjakan melalui website yang dipromosikan oleh penjual. Kegiatan belanja daring ini merupakan bentuk komunikasi baru
11 yang tidak memerlukan komunikasi tatap muka secara langsung, melainkan dapat dilakukan secara terpisah kapan dan di mana saja ke seluruh dunia melalui notebook, komputer atau handphone yang tersambung langsung dengan akses internet. Dari pengertian-pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumif belanja daring adalah suatu pembelian barang-barang melalui media internet tanpa mempertimbangkan unsur kebutuhan sehingga merupakan perilaku irasional karena hanya mementingkan keinginan untuk tetap membeli barang tersebut.
3. Aspek-Aspek Perilaku Konsumtif
Lina dan Rosyid (1997), berpendapat bahwa seseorang dikatakan memiliki kecenderungan berperilaku konsumtif bila orang tersebut membeli suatu barang maupun jasa di luar kebutuhannya yang rasional, sebab pembelian tidak lagi didasarkan pada faktor kebutuhan semata melainkan sudah pada taraf keinginan yang berlebihan. Berdasarkan kajian pustaka yang diacu Lina dan Rosyid (1997) menyatakan terdapat tiga aspek perilaku konsumtif yaitu pembelian impulsif, pembelian pemborosan dan pembelian tidak irasional. Berdasarkan kajian pustaka yang dilakukan oleh Lina dan Rosyid (1997), maka peneliti merumuskan definisi dari aspek-aspek tersebut yaitu sebagai berikut :
12
a. Impulsive buying ( pembelian impulsif) Aspek ini menunjukkan seseorang berperilaku membeli tanpa terlebih dahulu melakukan pertimbangan, dan lebih mementingkan faktor keinginan daripada kebutuhan.
b. Wasteful buying ( pembelian pemborosan) Perilaku yang menonjol dari aspek ini adalah berlebih- lebihan dan menghambur-hamburkan banyak dana tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas.
c. Non rational buying (pembelian tidak rasional) Perilaku pembelian barang atau jasa yang lebih didasarkan pada pencarian kepuasan dan kesenangan secara emosional.
Sejalan dengan Lina dan Rosyid (1997), maka Wulan (2005) mengemukakan perilaku konsumtif adalah suatu perilaku membeli dan memanfaatkan produk yang dilakukan secara tidak rasional, yang hanya didasari oleh keinginan mengesampingkan kebutuhan, sifatnya mejadi berlebihan dan impulsif dilakukan untuk mengejar kepuasan dan status serta mengejar kesenangan semata.
Berdasarkan definisi di atas Wulan (2005) membagi aspek- aspek perilaku konsumtif menjadi empat yaitu:
13
a. Impulsif Aspek ini menunjukkan bahwa remaja berperilaku membeli semata-mata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba, atau keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan pertimbangan, tidak memikirkan apa yang terjadi kemudian dan biasanya bersifat emosional.
b. Pemborosan Pada aspek ini perilaku yang meonjol adalah berlebih- lebihan dan menghambur-hamburkan banyak uang tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas.
c. Mencari kesenangan Perilaku membeli dilakukan semata-mata dilakukan untuk mencari kesenangan, membeli yang bukan merupakan kebutuhan serta dilakukan untuk menyenangkan perasaan pribadi saat membeli. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik.
d. Pencarian kepuasan Perilaku membeli remaja cenderung didasari keinginan untuk menunjukkan status yang lebih tinggi dari kelompok teman sebayanya. Remaja akan merasa puas dan bangga ketika membeli dan memakai produk yang memberi kesan mewah, paling mahal, paling modern, atau paling baru dan berbeda dari yang lain. Hal ini seringkali disertai dengan adanya ketidakpuasan dan usaha untuk
14 memperoleh penghargaan dan pengakuan dari teman sebayanya ditunjukkan dengan membeli dan menggunakan produk yang lebih unggul dari teman sebayanya.
Adapun aspek-aspek perilaku konsumtif yang dikemukakan oleh Lina dan Rosyid (1997) berbeda dengan yang disampaikan oleh Wulan (2005). Wulan (2005) menamakan aspek nomor tiga dan empat dengan nama aspek mencari kesenangan dan aspek pencarian kepuasan sedangkan pada Lina dan Rosyid (1997) menggabungkan aspek nomor tiga dan nomor empat pada Wulan (2005) dengan nama aspek pembelian tidak rasional yaitu merupakan perilaku pembelian barang atau jasa yang lebih didasarkan pada pencarian kepuasan dan kesenangan secara emosional.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan penggolongan aspek-aspek seperti yang dikemukakan oleh Lina dan Rosyid (1997) yaitu aspek pembelian impulsif, pembelian pemborosan dan pembelian tidak rasional. Peneliti menggabungkan definisi aspek dalam Wulan (2005) dan Lina dan Rosyid (1997) yaitu sebagai berikut: a. Impulsive buying (pembelian impulsif)
Aspek ini menunjukkan seseorang berperilaku membeli semata-semata karena didasari oleh hasrat yang tiba-tiba atau
15 keinginan sesaat, dilakukan tanpa terlebih dahulu melakukan pertimbangan, tidak memikirkan apa yang akan terjadi kemudian dan biasnya bersifat emosional.
b. Wasteful buying (pembelian pemborosan) Perilaku yang menonjol dari aspek ini adalah berlebih- lebihan dan menghambur-hamburkan banyak dana tanpa didasari adanya kebutuhan yang jelas.
c. Non rational buying (pembelian tidak rasional) Perilaku pembelian barang atau jasa yang lebih didasarkan pada pencarian kepuasan dan kesenangan secara emosional.
4. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif
Untuk membahas faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif melalui media daring, maka peneliti mengemukakan landasan teori tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif dan faktor- faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif belanja daring. Faktor- faktor yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif yaitu :
a. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif Menurut Lina dan Rosyid (1997) terdapat faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perilaku konsumtif menurut yaitu:
16
1. Faktor internal
1.1 Harga diri Harga diri memiliki pengaruh pada perilaku membeli, orang yang harga dirinya rendah akan cenderung lebih mudah dipengaruhi daripada orang-orang yang harga dirinya tinggi (Sears, Freedman, dan Peplau dalam Lina dan Rosyid, 1997). Hal ini menyebabkan individu yang memiliki harga diri yang rendah akan semakin mudah untuk menjadi konsumtif. Hal tersebut sesuai pula dengan penelitian yang dilakukan oleh Satriya (2008) bahwa semakin tinggi harga diri, maka semakin rendah perilaku konsumtif dan semakin rendah harga diri, maka semakin tinggi perilaku konsumtif.
1.2 Kepribadian dan konsep diri Kepribadian sangat berpengaruh pada perilaku pengambilan keputusan untuk pembelian suatu produk.
Kotler (1989) menyatakan setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi perilaku membeli. Kepribadian seseorang digambarkan dalam istilah seperti rasa percaya diri, gampang mempengaruhi, dan berisfat sosial. Kepribadian bermanfaat
17 untuk menganalisis perilaku membeli dan berdasarkan hal itu kepribadian dapat diklasifikasikan, dianalisis kuat lemahnya hubungan antara tipe kepribadian tertentu dengan pilihan produk atau merek tertentu. Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan Maisaroh (2009) yang menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara tipe kepribadian dengan perilaku konsumtif pada remaja.
2. Faktor eksternal
2.1 Kelas sosial Kelas sosial menunjukkan preferensi produk dan merek dalam bidang-bidang tertentu seperti pakaian, perabotan tumah, kegiatan pada waktu luang dan kendaraan. Menurut Kotler (2008) kelas sosial atas merupakan golongan elite yang tinggal dalam warisan kemakmuran dan kelas sosial menengah yang cenderung membeli produk-produk populer untuk mengikuti mode. Kelas sosial ditunjukkan melalui indikasi kondisi ekonomi individu yang diketahui dari penghasilan dan gaya hidup serta tingkat pendidikan. Dalam hal ini adalah mahasiswa yang diketahui mendapatkan penghasilan dari uang saku
18 yang diberikan oleh orang tua. Barclay (dalam Lina dan Rosyid, 1997) menyatakan bahwa individu yang mempunyai konsumsi besar biasanya berasal dari keluarga dimana pendapatan dapat diperoleh dengan mudah atau dari kelas atas. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap perilaku konsumtif mereka.
2.2 Kelompok referensi Kelompok referensi berfungsi sebagai titik banding baik langsung maupun tidak langsung yang dapat membentuk perilaku konsumtif seseorang. Mahasiswa sebagai konsumen yang masih berada dalam masa transisi mempunyai karakteristik mudah dipengaruhi oleh kelompok sebaya dan kelompok referensinya (Loudon dan Bitta, dalam Lina Rosyid, 1997). Termasuk kelompok referensi antara lain, teman, keluarga, lingkungan tetangga, artis dan sebagainya.
Hal ini didukung penelitian Glock (Loudon dan Bitta, dalam Lina dan Rosyid, 1997) yang menemukan bahwa perilaku konsumtif sangat ditentukan oleh sifat mudah terpengaruh oleh kelompok referensi. Dari perspektif pemasaran, kelompok referensi adalah kelompok yang
19 bertindak sebagai kerangka referensi atas individu di dalam pembelian atau keputusan konsumsi mereka (Amirullah, 2002).
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif media daring Media daring memiliki banyak kemudahan di antaranya terdapat banyak pilihan. Berdasarkan penelitian yang dilakukan
Forsythe (2005) menunjukkan bahwa adanya hubungan yang sangat signifiikan antara kemudahan dalam berbelanja daring dan frekuensi berbelanja serta jumlah yang dihabiskan pada toko daring, maka kemudahan tersebut dapat mengakibatkan terjadinya perilaku konsumtif.
Kelebihan lain dalam berbelanja daring adalah terdapat komunitas dalam berbelanja daring. Komunitas ini merupakan kelompok referensi individu dalam bertindak untuk melakukan pembelian yang cenderung menjadi konsumtif. Menurut penelitian Glock (dalam Lina dan Rosyid, 1997) perilaku konsumtif sangat dipengaruhi oleh kelompok referensi. Selain itu, harga diri juga dapat berpengaruh pada perilaku membeli, individu dengan harga diri rendah mudah dipengaruhi daripada orang-orang yang harga dirinya tinggi sehingga individu dengan harga diri rendah semakin
20 mudah menjadi konsumtif (Sears, Freedman, dan Peplau, dalam Lina dan Rosyid, 1997). Perilaku konsumtif lebih mungkin terjadi bila individu berasal dari keluarga dengan pendapatan yang diperoleh secara mudah yang akan mempengaruhi besar konsumsinya (Barclay, dalam Lina dan Rosyid, 1997).
B. Kepribadian Ekstrovert
1. Pengertian Kepribadian Ekstrovert
Menurut Feist dan Feist (2008) kepribadian / personality merupakan suatu pola atau watak yang relatif permanen, dan sebuah karakter unik yang memberikan konsistensi sekaligus individualitas bagi perilaku seseorang. Berdasarkan atas sikap jiwanya, Jung ( dalam Sujanto et al.) membedakan manusia dalam dua tipe kepribadian, yaitu manusia yang bertipe ekstrovert dan manusia yang bertipe introvert. Orang yang ekstrovert terutama dipengaruhi oleh dunia objektif, yaitu dunia luar dirinya. Orientasinya terutama tertuju keluar, pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh lingkungannya, baik lingkungan sosial maupun lingkungan non sosial. Individu tersebut cenderung bersikap positif terhadap masyarakat, hatinya terbuka, mudah bergaul dan hubungan dengan orang lain lancar. Kepribadian ekstrovert ini juga sering dikenal sebagai berkepribadian terbuka, sehingga dalam berelasi dengan orang lain mereka akan menampilkan diri apa adanya (Muis, 2009).
21 Orang yang introvert terutama dipengaruhi oleh dunia subjektif, yaitu dunia di dalam dirinya sendiri. Orientasinya terutama tertuju ke dalam pikiran, perasaan serta tindakan-tindakannya terutama ditentukan oleh faktor-faktor subjektif. Penyesuaiannya dengan dunia luar kurang baik, jiwa tertutup, sukar bergaul, sukar berhubungan dengan orang lain dan kurang dapat menarik hati orang lain namun penyesuaian dengan hatinya sendiri tetap baik (Sujanto et al.). Jung (dalam Muis, 2009) juga menambahkan bahwa pada awalya, tipe kepribadian ini sering menyembunyikan kualitas penting pada dirinya, ia baru mau mengungkapkan kualitasnya setelah berhubungan cukup dalam.
Eysenck dan Wilson (1980) berpendapat bahwa tipe kepribadian ekstrovert adalah individu dengan ciri-ciri meliputi pandai bergaul, periang, mempunyai banyak teman, menyukai humor, dan umumnya menyukai kegiatan-kegiatan sosial. Di sisi lain, seseorang yang berkepribadian ekstrovert biasanya tidak dapat dipercaya, mudah bosan dan sangat susah bekerja untuk pekerjaan-pekerjaan yang tidak menarik atau pekerjaan yang membutuhkan waktu yang banyak.
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kepribadian ekstrovert adalah individu yang memiliki orientasi tertuju keluar, mudah bergaul, mempunyai banyak teman dan menyukai kegiatan-kegiatan sosial.
22
2. Aspek-aspek Kepribadian Ekstrovert
Berdasarkan penelitian Eysenck dan Wilson (1980) didapatkan sejumlah karakteristik komponen kepribadian ektrovert, antara lain: a. Aktivitas (Activity)
Orang yang memiliki skor tinggi pada aspek ini umumnya aktif, enerjik, suka semua jenis aktivitas fisik, suka bangun pagi, bergerak dengan cepat dari suatu aktivitas ke aktivitas lainnya dan mengejar berbagai macam kepentingan serta minat yang berbeda-beda.
b. Kesukaan bergaul (Sociability) Orang yang memiliki kecenderungan sociability biasanya suka mencari teman, menyukai kegiatan sosial, pesta-pesta, mudah menjumpai orang-orang dan merasa senang dengan situasi.
c. Keberanian mengambil resiko (Risk-taking) Orang yang memiliki skor tinggi pada aspek ini senang hidup di dalam bahaya dan mencari pekerjaan yang memberikan imbalan yang baik dengan hanya sedikit menghiraukan konsekuensi yang merugikan keselamatan dan keamananya.
d. Penurutan dorongan hati (Impulsiveness) Orang yang memiliki kecenderungan tinggi pada aspek ini, cenderung bertindak secara mendadak tanpa berpikir lebih dahulu, suka membuat keputusan yang terburu-buru dan kadang-kadang gegabah.
23
e. Pernyataan perasaan (Expressiveness) Orang yang memiliki skor tinggi pada aspek ini, mudah mengekspresikan perasaan dengan baik dan jujur. Pada umumnya juga cenderung memperlihatkan emosi kearah keluar dan terbuka dengan baik bila sedang sedih, marah, takut, cinta maupun benci.
f. Kepraktisan (Practically) Orang yang memiliki skor yang tinggi pada aspek ini mempengaruhi kegemaran pada hal- hal yang sifatnya praktis dan lebih tertarik melakukan hal-hal yang praktis, tidak sabar dengan kegiatan abstrak atau khayal.
g. Ketidak bertanggungjawaban (Irresponsibility) Orang yang memiliki skor tinggi pada aspek ini umumnya tidak terlalu menyukai hal- hal yang terlalu resmi, sering berubah-ubah pendirian, kurang bisa menepati janji dan kurang bertanggungjawab secara sosial.