Perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri pada sub pokok bahasan perpindahan kalor dengan metode eksperimen bagi siswa kelas XA dan XC SMA Negeri 1 Ngemplak - USD Repository
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA PUTRA DAN PUTRI PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR DENGAN METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS XA DAN XC SMA NEGERI 1 NGEMPLAK Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh : Varida Indrastuti NIM 041424008 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan penuh kasih saya persembahkan karya ini untuk : “Let God lead your way”
Kita tidak tahu
sampai di mana tujuan kita,
tapi yang kita lakukan adalah
terus berjuang
untuk mencapai tujuan kita.
ABSTRAK
Varida Indrastuti. Perbedaan Prestasi Belajar antara Siswa Putradan Putri pada Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode
Eksperimen bagi Siswa Kelas XA dan XC SMA Negeri 1 Ngemplak.
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta (2008).Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) apakah pengajaran
dengan metode eksperimen dapat membantu pemahaman siswa, dan (2)
perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan putri dengan pengajaran
eksperimen.Penelitian dilaksanakan pada tanggal 16 Mei – 6 Juni 2008 di SMA Negeri
1 Ngemplak. Sampel penelitian adalah siswa kelas XA dan XC yang berjumlah 36
siswa putri dan 31 siswa putra. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan treatment berupa Lembar Kerja Siswa yang digunakan sebagai panduan
siswa dalam melakukan eksperimen.Instrument yang digunakan yaitu pretest dan posttest. Pretest dan posttest
yang diberikan berupa tes uraian yang terdiri dari 3 soal. Data diananalisis dengan
menggunakan statistik T-Test.Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode eksperimen dapat
membantu meningkatkan pemahaman siswa, dan (2) dengan pengajaran
eksperimen, prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri tidak berbeda.
ABSTRACT
Varida Indrastuti. The difference achievement between male andfemale students on the topic of heat transfer with the experiment method at
class XA and XC SMA Negeri 1 Ngemplak. Physics Education Study Program,
the Department of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher
Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta (2008).The purpose of this research was to prove whether (1) teaching with
experiment method could improve students understanding, and (2) whether there
was difference between male and female students understanding. th thThe research was held within May 16 – June 6 2008 in SMA Negeri 1
Ngemplak. The sample of this research were students from class XA and XC, 36
female and 31 male students. This research used experiment method using student
work sheet as the treatment a guidance in doing the experiment.The instrument of the research were pretest and posttest. Pretest and
posttest given in the from of essay test including three questions. The data were
analyzed using T-Test statistic.From that research we can conclude that: (1) the experiment method can
improve the student’s ability to understand the topic, and (2) teaching with
experiment, the study achievement between male and female students are not
different.LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma : Nama : Varida Indrastuti Nomor Mahasiswa : 041424008 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA PUTRA DAN
PUTRI PADA SUB POKOK BAHASAN PERPINDAHAN KALOR
DENGAN METODE EKSPERIMEN BAGI SISWA KELAS XA DAN XC
SMA NEGERI 1 NGEMPLAK.Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 11 Februari 2009
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan kasih-Nya,
sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Perbedaan
Prestasi Belajar antara Siswa Putra dan Putri pada Sub Pokok Bahasan
Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen bagi Siswa Kelas XA dan XC
SMA Negeri 1 Ngemplak”.Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Fisika di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunan tulisan ini peneliti didukung oleh banyak pihak, oleh karena itu penulis hendak mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan bimbingan dengan baik dan sabar.
2. Bp. Drs. Fr. Y. Kartika Budi, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik,
Bp. Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., Bp. Drs. Domi S, M.Si, Bp. A. Atmadi, M.Si., Ibu Maslichah Asy’ari, M.Pd. dan Bp. Drs. R. Rohandi M.Ed, selaku dosen program studi Pendidikan Fisika USD yang telah membimbing penulis selama melaksanakan pendidikan di Universitas Sanata Dharma ini.
3. Romo C.B Mulyatno Pr. yang selalu memberi dukungan dan telah
membantu hingga saya bisa melanjutkan kuliah terus. Terima kasih Romo…
4. Bp. Drs. Maskur selaku Kepala sekolah SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah
memberikan izin sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
5. Bp. Yasmin, S.Pd selaku guru kelas 1 SMA Negeri 1 Ngemplak yang telah
memberikan bimbingan dan dukungan sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
6. Siswa-siswi kelas XA dan XC SMA Negeri 1 Ngemplak, terima kasih atas
segala dukungan dan bantuannya. Kapan-kapan kita percobaan lagi ya... sendiri dengan begitu gigih untuk anakmu. Adikku tercinta Yudi, terima kasih atas bantuanmu bersedia untuk membantu mengetik.
8. Mbah kakung dan mbah putri, matur nuwun atas segala doanya.
9. Keluarga bulik Narti, terima kasih atas bantuannya sudah dipinjami komputer untuk ngetik setiap hari, dan ngeprint yang banyak.
10. Kekasihku tercinta I Nyoman Sumeharta, makasih atas segala cinta, kasih sayang, pengertian, kelucuan, dan dukungan yang senantiasa diberikan selama ini walaupun kita jauh. Semoga kita bisa melewati masa depan dengan bahagia, amin.
11. Sahabat-sahabatku, Ochi (chi..semangat!!), mb’Echa (wah..akhirnya kamu lulus duluan mbak..), Endang, kak Martin, dan semua teman-teman Komunitas Saint Egidio yang sudah banyak membantuku, kalian hebat!!
12. Teman-teman P. Fis 04: Aris, Wulan, Teguh, Paulinus, Made, Tia, mba Heti, Ita, Uwil, Meta, Dwi wahyu, Dwi astuti, Dina, Sil, dan semua teman- teman P.Fis 04, makasih atas segala kerjasama yang diberikan selama kuliah. Untuk kâk Jose yang sudah banyak membantu adék, mas Dias, mb’Icha, mas Eko’02, dan semua kakak angkatku, terima kasih sekali.
13. Untuk Cie Lan, Cie Wena dan Bu Endang, terima kasih setiap kamis sudah mengijinkan saya untuk bimbingan. Teman-teman kerja SD Putra Bangsa Klaten, terima kasih atas dukungan dan sharingnya…
14. Semua pihak yang tidak bisa disebutkan, terima kasih atas segala bantuan doa dan dukungannya.
Demikianlah tulisan ini dapat diselesaikan. Peneliti mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penyusunan tulisan ini. Tulisan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu peneliti juga mengharapkan kritik dan saran demi pengembangan tulisan ini. Atas perhatiannya diucapkan terima kasih.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................... iv PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ....................................................... v ABSTRAK .................................................................................................... vi ABSTRACT.................................................................................................. vii KATA PENGANTAR .................................................................................. viii DAFTAR ISI................................................................................................. x DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xiii DAFTAR TABEL......................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR .................................................................................... xv
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ..................................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 4 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4 D. Hipotesis............................................................................................... 5 E. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5 BAB II. LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar ................................................................................ 7 B. Prestasi Belajar
1. Pengertian.................................................................................... 8
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar..................... 10
C. Perbedaan Gender ................................................................................ 18
2. Konveksi ..................................................................................... 24
a. Pengertian........................................................................... 24
b. Jenis-jenis konveksi ........................................................... 24
3. Radiasi......................................................................................... 26
a. Pengertian........................................................................... 26
b. Hukum Stefan Boltzmann .................................................. 26
E. Metode Eksperimen
1. Pengertian................................................................................... 27
2. Jenis-jenis metode eksperimen................................................... 28
3. Langkah-langkah kegiatan metode eksperimen ......................... 29
4. Keuntungan dan kelemahan metode eksperimen ....................... 30
F. Kaitan Teori dengan Metode Penelitian .............................................. 32
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian..................................................................................... 34 B. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 34 C. Populasi dan Sampel ............................................................................ 35 D. Treatment ............................................................................................. 35 E. Instrument Pretest dan Posttest .............................................................................. 37 F. Validitas ............................................................................................... 42 G. Analisis Data Pretest dan Posttest
1. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa ................................ 43
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri .............................................................................. 44 BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri .............................................................................. 58 a. Data hasil analisis pretest siswa putri dan siswa putra ............. 58
b. Data hasil analisis posttest siswa putri dan siswa putra............ 60
D. Rangkuman .......................................................................................... 64
E. Kesimpulan Umum .............................................................................. 65
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan .......................................................................................... 66 B. Saran..................................................................................................... 66 C. Keterbatasan Penelitian........................................................................ 67 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 68 LAMPIRAN.................................................................................................. 70
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat ijin dari Kampus ......................................................
70 Lampiran 2 Surat ijin dari BAPPEDA .................................................
71 Lampiran 3 Soal pretest ........................................................................
72 Lampiran 4 Lembar Kerja Siswa..........................................................
73 Lampiran 5 Soal Posttest ......................................................................
85 Lampiran 6 Soal Pretest yang dikerjakan siswa ...................................
86 Lampiran 7 Soal Posttest yang dikerjakan siswa..................................
87 Lampiran 8 Jawaban dari soal pretest dan posttest...............................
88 Lampiran 9 Jadwal penelitian di SMA Negeri 1 Ngemplak ...............
93 Lampiran 10 Lembar Kerja Siswa yang dikerjakan siswa dalam kelompok...........................................................................
94 Lampiran 11 Tabel T-Test ......................................................................
95
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Distribusi soal-soal menurut sub pokok bahasan perpindahan kalor dan aspek yang ingin diukur untuk soal pretest ..................................................................................... 38
Tabel 2 Distribusi soal-soal menurut sub pokok bahasan perpindahan kalor dan aspek yang ingin diukur untuk soal posttest ................................................................................... 39 Tabel 3 Kriteria penskoran..................................................................
40 Tabel 4 Distribusi skor soal pretest dan posttest .................................
40 Tabel 5 Hasil analisis data skor pretest dan posttest ...........................
43 Tabel 6 Hasil analisis skor pretest dan posttest dengan Uji Test-T dependen ................................................................................
53 Tabel 7 Hasil analisis hasil pretest siswa putri dan siswa putra..........
58 Tabel 8 Hasil analisis hasil posttest siswa putri dan siswa putra ........
61 Tabel 9 Kesimpulan Umum Hasil penelitian .....................................
65 Tabel 10 Distribusi Skor Pretest dan Posttest Siswa.............................
90
DAFTAR GAMBAR Gambar 1 Partikel-partikel pada ujung yang dipanasi bergetar lebih cepat.
21 Gambar 2 Kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ..........................
21 Gambar 3 Laju kalor konduksi.....................................................................
23 Gambar 4 Konveksi alami dalam zat cair ....................................................
24 Gambar 5 Siswa mengerjakan pretest ..........................................................
47 Gambar 6 Peneliti menjelaskan langkah-langkah percobaan.......................
48 Gambar 7 Siswa melakukan percobaan konduksi........................................
48 Gambar 8 Siswa melakukan percobaan konveksi ........................................
48 Gambar 9 Siswa melakukan percobaan radiasi............................................
49 Gambar 10 Siswa berdiskusi dalam kelompok ..............................................
49 Gambar 11 Peneliti mengamati kegiatan siswa dan ikut berdiskusi dalam kelompok .....................................................................................
50 Gambar 12 Salah satu kelompok mempresentasikan hasil percobaan dalam diskusi kelompok.............................................................
50 Gambar 13 Siswa mengerjakan posttest ........................................................
51
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan merupakan konstruksi sosial yang diperuntukkan bagi siapa
saja tanpa memandang jenis kelamin. Secara psikologis, siswa laki-laki dan siswa perempuan mempunyai perbedaan dalam hal proses berfikir dan cara memandang sesuatu.
Perbedaan gender dapat dilihat dari motivasi belajar sains. Greenblatt (Mecce & Jones, 1996:394) mengemukakan bahwa perempuan kurang termotivasi untuk belajar sains daripada laki-laki. Selanjutnya seorang ahli bernama Kahle (394-395) melaporkan bahwa anak perempuan menggambarkan sains sebagai sesuatu yang membosankan dan sulit untuk dihafalkan. Sesuai dengan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh Anderman & Young, Licht, Strader & Swenson, Simpson & Oliver, Steinkamp & Maehr, hasilnya mengidentifikasikan bahwa perempuan kurang percaya diri pada kemampuan mereka dalam mengerjakan tugas-tugas sains
Kegiatan belajar-mengajar yang masih terjadi saat ini mulai dari SD sampai SMA adalah guru berada di depan kelas berceramah untuk mengajarkan materi tertentu. Kondisi belajar yang demikian, membuka kemungkinan anak hanya sebagai wadah kosong yang setiap kali mendapat transfer pengetahuan dari guru. Seharusnya kegiatan belajar-mengajar merupakan aktivitas yang melibatkan dua pihak, yaitu guru sebagai pendidik dan siswa sebagai terdidik.
Selama kegiatan belajar-mengajar berlangsung, siswa harus aktif untuk mengkonstruksi pengetahuan bagi dirinya sendiri. Jadi, bukan guru yang aktif mentransfer pengetahuan kepada siswa. Guru seharusnya sebagai fasilitator dan moderator untuk membantu anak agar proses belajar dapat berjalan dengan lancar (Suparno, 1997:66). Pengetahuan dan pemahaman setiap anak tentunya berbeda-beda sesuai dengan apa yang mereka tangkap. Hal ini akan terlihat dari prestasi belajar mereka melalui ujian.
Prestasi belajar di sekolah sangat dipengaruhi oleh kemampuan umum kita yang diukur oleh IQ (Intelligence Quotient). IQ yang tinggi meramalkan sukses terhadap prestasi belajar. Namun IQ yang tinggi ternyata tidak menjamin kesuksesan dalam prestasi belajar siswa di sekolah. Prestasi belajar
Berdasarkan pengalaman peneliti selama PPL, beberapa siswa beranggapan bahwa fisika itu merupakan mata pelajaran yang sulit, membosankan, dan membingungkan. Di sekolah tersebut sangat jarang melakukan eksperimen dikarenakan faktor keterbatasan alat. Dari anggapan itu, peneliti memikirkan suatu metode yang dapat digunakan untuk mengajar fisika supaya menarik bagi siswa dan memudahkan siswa untuk “menangkap” pelajaran dengan mudah.
Agar tujuan yang dinginkan bisa tercapai, maka guru harus cermat dan tepat dalam menggunakan metode pengajaran yang akan digunakan. Salah satu contoh metode pengajaran yang digunakan untuk dapat melibatkan siswa secara aktif di dalamnya adalah dengan metode eksperimen.
Dengan metode eksperimen, diharapkan anak didik dapat aktif dalam mengkonstruksi pengetahuannya. Siswa dapat mempunyai pengalaman sendiri untuk merumuskan hipotesis, mengamati peristiwa, mengumpulkan data, dan mengambil kesimpulan. Dengan demikian, siswa menjadi lebih mandiri dalam hal perkembangan pengetahuannya, siswa dapat terlibat langsung dalam memecahkan masalah, dan menguji bermacam-macam hipotesis (Sumaji, 1998:215). Di sini siswa berusaha membangun sendiri konsep yang mereka dan lebih paham dengan apa yang dipelajari. Dengan demikian, siswa menjadi lebih tertarik dengan pelajaran fisika.
Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin meneliti “Perbedaan
Prestasi Belajar Antara Siswa Putra dan Siswa Putri pada Sub Pokok Bahasan Perpindahan Kalor dengan Metode Eksperimen bagi Siswa Kelas
XA dan XC SMA Negeri I Ngemplak” .
B. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti merumuskan masalah sebagai berikut :
1. Apakah pengajaran fisika dengan metode eksperimen dapat membantu pemahaman siswa?
2. Benarkah hipotesis bahwa prestasi belajar siswa putra dan siswa putri berbeda?
C. TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
2. Mengetahui perbedaan prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri dengan pengajaran eksperimen.
D. HIPOTESIS 1. Metode eksperimen dapat membantu pemahaman siswa.
2. Prestasi belajar siswa putra dan siswa putri berbeda.
E. MANFAAT
Manfaat dari penelitian ini adalah :
1. Bagi siswa Dapat meningkatkan pemahaman dan meningkatkan gairah belajar a. agar lebih termotivasi dalam mempelajari suatu materi fisika.
b. Dapat memberikan informasi mengenai prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen.
Bagi guru dan calon guru 2.
a. Dapat mengetahui keefektifan metode eksperimen. b. Dapat mengetahui pamahaman dan prestasi belajar antara siswa putra dan siswa putri setelah mengikuti pembelajaran dengan metode eksperimen.
3. Bagi peneliti a. Dapat digunakan sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
b.
Dengan metode eksperimen akan terlihat apakah metode yang digunakan dapat meningkatkan pemahaman siswa atau tidak.
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Belajar Belajar dirumuskan sebagai suatu aktivitas mental atau psikis, yang
berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, keterampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara relatif, konstan, dan berbekas (Winkel, 1996:59).
Belajar adalah suatu proses perubahan sikap dan tingkah laku setelah terjadi interaksi dengan sumber belajar. Sumber belajar dapat berupa buku, lingkungan, guru atau sesama teman. Belajar dalam arti sempit adalah belajar yang hanya menekankan perolehan informasi baru dan pertambahan (Suparno, 2001:140).
Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan tergantung pada proses belajar yang dialami oleh siswa, baik mereka yang berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau keluarga sendiri (Wens Tanlain, dalam
Dalam belajar diperlukan suatu proses, dimana proses belajar yang baik akan menghasilkan peningkatan kemampuan diri. Proses belajar yang baik bagi seseorang belum tentu baik bagi orang lain. Pada dasarnya, proses belajar yang baik adalah yang berpedoman pada prinsip-prinsip belajar.
Beberapa prinsip belajar antara lain (1) belajar harus berorientasi pada tujuan, (2) belajar akan terjadi bila seseorang dihadapkan pada permasalahan, (3) belajar memerlukan kemauan yang kuat, (4) keberhasilan belajar ditentukan banyak faktor, (5) belajar secara keseluruhan akan lebih berhasil daripada belajar secara terbagi-bagi, (6) belajar memerlukan adanya kesesuaian antara guru dan murid, (7) belajar memerlukan kemampuan dalam menangkap inti sari pelajaran itu sendiri (Hanes Tri Kuncoro, 2001:14).
Belajar akan berjalan dengan baik dan efektif bila selama proses belajar ada bimbingan, sehingga tujuan belajar akan lebih terarah. Salah satu proses belajar dengan bimbingan adalah kegiatan belajar di sekolah. Selama belajar di sekolah, siswa di arahkan dan dibimbing untuk memperoleh ilmu sebagai suatu hasil belajarnya.
B. Prestasi Belajar
langsung tanpa orang itu melakukan sesuatu yang menampakkan kemampuan yang telah diperoleh melalui belajar (Winkel, 1996:52).
Berdasarkan pengertian tersebut, siswa dikatakan mempunyai prestasi belajar yang tinggi bila banyak tujuan yang bisa dicapai. Indikator-indikator yang menunjukkan siswa mempunyai prestasi belajar tinggi dapat diketahui dari aspek ingatan, pemahaman, penerapan, dan analisis sintesis. Aspek ingatan ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu mengingat kembali materi pembelajaran, mampu menyebutkan, mampu mendefinisikan dan mengungkapkan kembali suatu pernyataan, konsep, atau hukum yang telah dipelajari. Aspek pemahaman ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu memahami materi dengan membedakan pernyataan, mampu mengklasifikasikan materi pembelajaran. Aspek penerapan ditunjukan dengan seberapa jauh siswa mampu menerapkan hukum dalam soal. Aspek analisis sintesis ditunjukkan dengan seberapa jauh siswa mampu menggunakan hukum dengan tepat, mendatanya dan menentukan langkah-langkah penyelesaian suatu soal (Winkel, 1996:188).
Usaha mengevaluasi hasil belajar biasanya dilakukan dengan mengadakan pengukuran dalam bentuk ujian tertulis, lisan, maupun praktik suatu percobaan yang diadakan untuk mengetahui ada atau tidaknya hasil belajar seseorang atau sekelompok siswa pada pelajaran tertentu (Arikunto, 1984).
Agar skor sungguh-sungguh menunjukkan pemahaman atau penguasaan materi yang dipelajari maka kualitas alat evaluasi yaitu soal-soal ujian mewakili setiap unsur terpenting dalam pokok bahasan (Kartika Budi, dalam kuliah Evaluasi Proses dan Pembelajaran Fisika).
Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan menjadi dua kelompok (Slameto, 1988:56-73) yaitu: Faktor Internal terdiri dari dua faktor, yaitu: 1.
a. Faktor fisiologis (yang bersifat jasmaniah) yang mempengaruhi prestasi belajar antara lain: 1) Kondisi kesehatan tubuh
Sehat berarti dalam keadaan baik segenap badan beserta bagian- bagiannya. Proses belajar seseorang akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, misalnya mudah pusing, kurang darah ataupun ada gangguan-gangguan fungsi alat inderanya.
Agar seseorang dapat belajar dengan baik haruslah mengusahakan kesehatan badannya tetap terjamin, misalnya makan, olah raga, tidur, dan rekreasi. 2) Cacat tubuh
Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat tubuh dapat berupa buta, tuli, patah kaki, patah tangan, dan lumpuh. Siswa yang cacat tubuh belajarnya juga terganggu.
Faktor psikologis (yang bersifat mental) antara lain: b.
1) Tingkat kecerdasan siswa (inteligensi) Menurut David Wechsler, inteligensi adalah suatu kemampuan mental yang melibatkan proses berfikir secara rasional. Banyak penelitian menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan siswa mempengaruhi tinggi-rendahnya prestasi belajar. Menurut HTU
( http://info.balitacerdas.com/mod.php?mod=publisher&op=viewa UTH rticle&artid=13 ) .
Inteligensi (istilah baku dari KBBI) adalah daya untuk
2) Sikap siswa Sikap siswa terhadap pelajaran adalah kecenderungan untuk menerima atau menolak berbagai kegiatan. Sikap terhadap suatu objek berkaitan juga dengan gambaran diri seseorang sebagai akibat dari interaksinya dengan objek yang bersangkutan.
Misalnya seseorang yang mendapat nilai buruk dalam pelajaran fisika maka dalam dirinya timbul sikap negatif terhadap pelajaran itu. Minat siswa
3) Minat adalah kecenderungan yang menetap dalam subyek untuk merasa tertarik pada bidang tertentu dan merasa senang dalam bidang tersebut. Jika bahan pelajaran yang dipelajari sesuai dengan minat siswa, siswa akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena ada daya tarik baginya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dihafalkan dan disimpan, karena minat menambah kegiatan belajar. Motivasi siswa
4) mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam proses belajar haruslah diperhatikan apa yang dapat mendorong siswa agar dapat belajar dengan baik, misalnya memberikan latihan-latihan. 5) Kebiasaan siswa dalam belajar
Seluruh perilaku yang ditunjukkan secara ajeg dari waktu ke waktu dalam mempelajari suatu pelajaran, baik itu sebelum mengikuti pelajaran, selama mengikuti pelajaran, setelah mengikuti pelajaran dan dalam menghadapi ulangan atau tes.
Faktor Eksternal terdiri dari tiga faktor, yaitu: 2.
a. Faktor keluarga, antara lain: 1) Cara orang tua mendidik
Keluarga adalah pendidikan yang pertama dan utama. Disinilah
bimbingan dan penyuluhan memegang peranan penting. Pola
kehidupan di dalam keluarga memberi corak pola kehidupan anak yang hidup di dalam keluarga tersebut. Dalam hal ini, orang tua sangat berperan untuk anak dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Lingkungan keluarga, terutama orang tua yang pendidikan anaknya, misalnya tidak memperhatikan kepentingan dan kebutuhan anaknya dalam belajar, dapat menyebabkan anak kurang berhasil dalam belajarnya. 2) Suasana rumah
Suasana rumah yang dimaksud adalah situasi yang sering terjadi di dalam keluarga dimana anak berada dan belajar. Suasana rumah yang tenang dan tenteram selain anak kerasan di rumah, anak juga dapat belajar dengan baik. Suasana rumah yang ramai, sering terjadi pertengkaran antar anggota keluarga tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar dan menyebabkan anak menjadi bosan di rumah. Keadaan ekonomi keluarga
3) Suatu keadaan yang menunjuk pada kemampuan financial orang tua siswa dan perlengkapan material yang tersedia bagi kebutuhan hidup yang dimiliki oleh orang tua siswa. Jika anak hidup dalam keluarga miskin, kebutuhan pokok dan fasilitas belajar anak kurang terpenuhi, akibatnya anak merasa minder dan akan mangganggu belajarnya. Sebaliknya keluarga yang kaya, orang
4) Pengertian orang tua Anak belajar perlu dorongan dan pengertian orang tua. Jika anak mengalami lemah semangat, orang tua memberi pengertian dan mendorongnya, membantu sedapat mungkin kesulitan yang dialami anak di sekolah, bila perlu menghubungi gurunya untuk mengetahui perkembangan anaknya. Faktor masyarakat, antara lain: b.
1) Teman bergaul Agar siswa dapat belajar dengan baik, perlulah diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik dan pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua harus cukup bijaksana. Teman bergaul yang tidak baik akan berpengaruh terhadap diri siswa, misalnya belajarnya menjadi berantakan. Perilaku yang tidak baik misalnya suka begadang, pecandu rokok, film, ngluyur. 2) Media masa
Media masa memberi pengaruh yang baik dan buruk terhadap belajar anak. Sebagai contoh, siswa yang suka nonton film, itu. Sebaliknya, jika siswa suka nonton film, membaca buku-buku cerita detektip, pergaulan bebas, akan berkecenderungan untuk berbuat seperti tokoh dalam cerita itu. Dengan demikian, siswa perlu mendapat bimbingan yang cukup bijaksana dari pihak orang tua, sekolah dan masyarakat.
c. Faktor sekolah, antara lain: Metode mengajar
1) Metode mengajar adalah menyajikan bahan pelajaran untuk orang lain agar orang lain itu dapat menerima, menguasai, dan mengembangkannya. Pemberian metode mengajar yang variatif dapat meningkatkan semangat dalam belajar siswa. Agar siswa dapat belajar dengan baik, maka metode mengajar diusahakan yang tepat, efisien, dan efektif mungkin.
Kurikulum 2)
Kurikulum yang cenderung padat materi, dengan tingkat kesulitan yang cukup tinggi untuk ukuran siswa dan sistematika yang tidak terlalu tepat, dikaitkan dengan waktu yang terbatas menyebabkan
3) Relasi guru dengan siswa Proses belajar mengajar terjadi antara guru dengan siswa. Relasi yang baik antara guru dengan siswa dapat berupa hubungan pribadi yang baik, misalnya siswa akan menyukai gurunya dan menyukai mata pelajaran yang diberikan sehingga siswa berusaha mempelajari dengan sebaik-baiknya. Sebaliknya, jika siswa membenci gurunya, ia segan mempelajari mata pelajaran yang diberikan guru. Relasi siswa dengan siswa
4) Menciptakan relasi yang baik antar siswa adalah perlu, supaya dapat memberikan pengaruh yang positif terhadap belajar siswa.
Siswa yang mempunyai tingkah laku yang kurang menyenangkan teman lain, mempunyai rasa rendah diri, akan diasingkan dari kelompok. Akibatnya ia akan malas untuk masuk sekolah, dan mengganggu belajarnya. Sebaliknya, jika siswa yang mempunyai tingkah laku yang menyenangkan teman lain, ia akan disukai. Disiplin sekolah
5) belajar. Misalnya, siswa yang tidak mengerjakan tugas tidak diberi hukuman, akibatnya ia akan mengulang perbuatan tersebut.
6) Alat pengajaran Alat pangajaran yang dipakai oleh guru pada waktu mengajar dipakai pula oleh siswa untuk menerima bahan yang diajarkan.
Alat pengajaran yang lengkap dan tepat akan memperlancar penerimaan bahan pelajaran yang diberikan kepada siswa.
Misalnya buku-buku perpustakaan, laboratorium, alat-alat praktikum, papan tulis, kapur.
Guru perlu mengusahakan alat pelajaran yang baik dan lengkap agar siswa dapat menerima pelajaran dengan baik dan dapat belajar dengan baik pula.
C. Perbedaan Gender
Dalam Lost Talent: The Underparticipation of Women, Minorities, and
Disabled Persons in Science (1990), Jennie Oakes membahas tentang isu
gender dalam kelas science, yang mendasarkan studinya pada pemeriksaan kembali penemuan utama pada subjek. Menurut studi Oakes, wanita muda meluas, siswa menengah wanita lebih sedikit yang mengambil kursus matematika dan science daripada siswa laki-laki. Selebihnya, siswa wanita mendapatkan nilai yang lebih rendah daripada siswa laki-laki pada mata pelajaran matematika dan science (Science Teacher Vol.70, 2003:30-32).
Secara psikologis, siswa laki-laki dan siswa perempuan mempunyai perbedaan dalam hal proses berfikir dan cara memandang sesuatu. Pada umumnya laki-laki lebih tertarik dalam bidang matematik dan teknik, sedangkan perempuan lebih tertarik dalam bidang bahasa. Siswa laki-laki pada umumnya cenderung lebih mudah tertarik pada ilmu alam, ilmu matematika, dan hal-hal yang bersifat abstrak, dibandingkan dengan siswa perempuan (Masrul dan Sri Mulyani Martinah, 1977:82, dalam Hanes Tri Kuncoro, 2001:2).
Semua anak perempuan rata-rata sedikit lebih unggul dalam bidang bahasa, ingatan, dan apresiasi keindahan dibanding anak laki-laki. Sedangkan anak laki-laki biasanya lebih mampu untuk meneliti kesamaan atau perbedaan, mempunyai kemampuan abstraksi yang lebih tinggi, dan berpikir rasional dibanding dengan rata-rata anak perempuan. Heyster dalam penelitiannya berpendapat bahwa pada umumnya anak perempuan lebih besar minatnya suka berfikir dan perbuatannya berdasarkan pada akal (Heyster, 1977:104, dalam Hanes Tri Kuncoro, 2001:3).
Peneliti-peneliti juga mengidentifikasikan sejumlah kemungkinan yang menyebabkan perbedaan gender dalam tingkat pencapaian. Beberapa perbedaan itu adalah kemampuan kognitif, karakteristik personal, umur, kemampuan matematika, sikap, dan pengalaman di dalam dan di luar sekolah.
Perempuan biasanya memiliki lebih sedikit aktifitas daripada laki-laki, hal ini merupakan salah satu faktor yang menyebabkan perempuan lebih rendah tingkat pencapaiannya dalam sains (Selen Sencar, Ali Eryilmaz, 2003:605).
D. Perpindahan Kalor
Kalor dapat berpindah dari benda yang suhunya tinggi ke benda yang suhunya rendah. Ada tiga cara perpindahan kalor (Kanginan, 2004 :66-83, Endang dan Ani, 2002:127-129), yaitu: 1.
Konduksi
Jika kita panaskan sepotong logam sambil memegang ujungnya yang lain, beberapa waktu kemudian ujung yang lain itu menjadi panas juga (gambar 1). Kalor dapat merambat melalui batang logam tanpa ada bagian-
Gambar 1. Partikel-partikel pada ujung yang dipanasi bergetar lebih cepat daripada pada ujung yang tidak dipanasi.
Kalor mengalir dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu Gambar 2. rendah.
Satu syarat terjadinya konduksi kalor pada satu zat ialah adanya perbedaan suhu antara dua tempat di dalam zat itu. Kalor berpindah dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat yang suhunya rendah (gambar 2). Jika suhu kedua tempat itu sama, energi kinetik rata-ratanya sama sehingga tidak dapat terjadi penambahan atau pengurangan energi oleh tetangganya. a. Pemanasan pada satu ujung zat yang menyebabkan partikel-partikel pada ujung itu bergetar lebih cepat dan suhunya naik (gambar 1).
Partikel-partikel yang energi kinetiknya lebih besar ini memberikan sebagian energi kinetiknya pada partikel-partikel tetangganya melalui tumbukan sehingga partikel-partikel ini memiliki energi kinetik lebih besar. Proses perpindahan kalor seperti ini berlangsung
lambat karena untuk memindahkan lebih banyak kalor diperlukan beda suhu yang tinggi di antara kedua ujung.
b. Kalor dipindahkan melalui elektron-elektron bebas. Pada bagian yang dipanaskan, energi elektron-elektron bertambah besar. Oleh karena elektron-elektron bergerak bebas, energi itu dapat dipindahkan secara cepat melalui tumbukan dengan elektron- elektron di sekitarnya.
Laju konduksi kalor dijelaskan melalui sebuah dinding (gambar 3) bergantung pada empat besaran: B B B B
1. Beda suhu di antara kedua permukaan ∆T = T
1 - T 2 ; makin besar beda suhu, makin cepat perpindahan kalor.
3. Luas permukaan A ; makin besar luas permukaan, makin cepat perpindahan kalor.
4. Konduktivitas termal zat k , merupakan ukuran kemampuan zat menghantarkan kalor; makin besar nilai k, makin cepat perpindahan kalor.
T B T B 2 B Reservoir Reservoir Q suhu suhu tinggi rendah
Konduktivitas termal = k d Gambar 3. Laju konduksi kalor Q/t yang melalui dinding = kA .
∆T/d
Berdasarkan penjelasan di atas, banyaknya kalor Q yang melalui dinding selama selang waktu t, dinyatakan oleh :
Q/t = kA . ∆T/d
Keterangan:
2 P
P
A : luas permukaan (m ) P P : gradien suhu ( C/m)
∆T/d 2.
Konveksi
Konveksi adalah proses perpindahan kalor yang disertai perpindahan partikel-partikel zat. Ada dua jenis konveksi, yaitu konveksi alamiah dan konveksi paksa:
a. Konveksi alamiah
Gambar 4. Konveksi alami dalam zat cair
Gambar 4 menjelaskan konveksi alami dalam air. Ketika air yang B B B B diberi zat warna (butir Kristal KM n O
4 ) dipanasi, massa jenis air
pada bagian itu menjadi lebih kecil, sehingga air bergerak naik ke atas. Tempatnya digantikan oleh air dingin yang massa jenisnya b. Konveksi paksa Dalam konveksi paksa, fluida yang telah dipanasi langsung diarahkan ke tujuannya oleh peniup atau pompa. Contoh konveksi paksa adalah pada sistem pendingin mobil, di mana air diedarkan di dalam pipa-pipa oleh bantuan sebuah pompa air (water pump).
Laju perpindahan kalor secara konveksi bergantung pada luas permukaan benda (A) yang bersentuhan dan beda suhu ( ∆T) antara benda dengan fluida. Banyaknya kalor yang dihantarkan secara konveksi dapat dihitung dengan persamaan berikut: H = Q/t = h . A .
∆T
Keterangan: H = Q/t : kalor yang merambat tiap detik (J/s) P P
2
h : koefisien konveksi (J/s . m . K) P P
2 A : luas permukaan (m ) P P
: beda suhu ( K) ∆T
3. Radiasi
4 P
W = Q/t = σ
Hukum Stefan Boltzmann yang berbunyi: Energi yang dipancarkan
oleh suatu permukaan hitam dalam bentuk radiasi kalor tiap satuan waktu (Q/t) sebanding dengan luas permukaan (A) dan sebanding dengan pangkat 4 suhu mutlak permukaan itu (T P
4 P ) .
Secara matematis, energi yang dipancarkan tiap satuan waktu ditulis dengan persamaan: Keterangan: W = Q/t : energi yang dipancarkan tiap satuan waktu (W)
A T P
Radiasi merupakan suatu peristiwa dimana benda memancarkan panas dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Gelombang elektromagnetik adalah gelombang yang merambat tanpa memerlukan zat perantara.
- 8 P
2 P
) T : suhu mutlak benda ( P P K)
) A : luas permukaan (m P
2 P .K P
W/m P
σ : tetapan Stefan (5,7x10
P
4 P Tidak semua benda dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna. Oleh karena itu agar persamaan diatas dapat digunakan pada setiap benda, persamaan Stefan Boltzmann untuk setiap benda dapat ditulis: P P
4 W = Q/t = e σ A T
Dengan e adalah koefisien yang disebut emisivitas, yaitu ukuran seberapa besar pemancaran radiasi kalor benda dibandingkan dengan benda hitam sempurna. Emisivitas tidak memiliki satuan, nilainya terletak di antara 0 dan 1 (0
≤ e ≤ 1) dan bergantung pada jenis zat dan keadaan permukaan benda. Pemantul sempurna (penyerap paling jelek) memiliki e = 0, sedangkan penyerap sempurna memiliki e = 1.
E. Metode Eksperimen 1. Pengertian
Secara umum metode eksperimen adalah metode mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang benar. Metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa semakin yakin dan jelas akan teorinya (Suparno, 2007:77). tidaknya bagi orang itu sendiri meskipun tidak baru bagi orang lain) atau untuk mengetahui apa yang terjadi jika diadakan suatu proses tertentu (Sujanti, 1999:15, dalam Kartini, 2006:23).
2. Jenis-jenis eksperimen
Metode eksperimen dibedakan menjadi dua (Suparno, 2007:78-81), yaitu:
a. Eksperimen Terbimbing Dengan eksperimen terbimbing seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan dilakukan oleh siswa.
Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur ditentukan sejak awal.
Data yang harus dikumpulkan dan kesimpulan mana yang akan dituju cukup jelas. Biasanya ada petunjuk langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa. Eksperimen bebas.
b.
Dalam eksperimen bebas, guru tidak memberikan petunjuk pelaksanaan percobaan secara rinci. Siswa harus lebih banyak berfikir sendiri, bagaimana merangkai alatnya, apa yang harus diamati, dan siswa ditantang untuk merencanakan percobaan sendiri tanpa banyak dipengaruhi arahan dari guru.
Dalam penelitian ini, peneliti memilih eksperimen terbimbing dengan alasan kegiatannya lebih teratur dan terarah, serta hasilnya akan lebih cepat selesai.
3. Langkah-langkah kegiatan
Metode eksperimen memiliki 3 kegiatan (Suparno, 2007:79), yaitu:
a. Kegiatan Persiapan Persiapan guru merancang langkah-langkah eksperimen yang akan dilakukan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai dan media sebagai pendukung agar siswa sungguh terlibat aktif dalam kegiatan ini. Dalam penelitian ini siswa melakukan eksperimen dengan cara mengikuti langkah-langkah eksperimen dalam Lembar Kegiatan Siswa (LKS) yang sudah dirancang oleh peneliti agar siswa mencapai kompetensi yang diharapkan sebagai hasil dari proses pembelajaran.
b. Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan pembelajaran, guru perlu menginformasikan apa saja hanya sebagai fasilitator, sebagian besar kegiatan siswa yang melakukan.
c. Kegiatan Evaluasi Setelah pembelajaran berlangsung, guru perlu mengadakan evaluasi untuk mengetahui sejauh mana siswa mampu mengumpulkan dan mengkonstruksi pengetahuannya selama melakukan eksperimen serta pengalaman apa saja yang mereka dapatkan.
4. Keuntungan dan kelemahan
Dalam proses pembelajaran di sekolah metode eksperimen memberikan beberapa keuntungan dan kelemahan (Dedy Kurniawan, 2001:13, dalam Kartini, 2006:25-26).
Keuntungan metode eksperimen, antara lain: a.
1) Siswa terlibat aktif dalam melakukan percobaan karena siswa melakukan sendiri.
2) Semua siswa mendapat kesempatan untuk melakukan pembuktian terhadap suatu teori maupun konsep.