Komparasi prestasi belajar dan minat belajar Matematika antara siswa laki laki dan siswa perempuan, dan korelasi antara minat belajar dan prestasi belajar Matematika siswa di SMA Negeri 1 Playen pada materi trigonometri

(1)

KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI

ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Hary Prasetio Utomo NIM : 131414070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(2)

i

N uHALAMAN JUDUL

KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI

ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh :

Hary Prasetio Utomo NIM : 131414070

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA


(3)

$KRIPSI

KOMPARASI PIIESITASI BELAJAR DA}t MINAT BELAJAR

MATEMAflKA

AITMA*A SffiWA LAKI.LAKI. DAN.SISWA pEaEMPtIANn DAt\t

XOnrUSr

AIImARA l!ffNAT BET,AJARDATI

rnnsr,lsl rrlal,m

II{arf,MAlrr(A

srsw;

Dr s!rA-.

xncgxrt

::

::

...:

DosmPembiditrg


(4)

KOMPARASI PRESTASI BEI,AJAR DAI{ MINA'T BELAJAR M.ITEMATIKA

axranl

slswA LAKI-LAKI DAN SISIYA PEREIIIPUT, OOti KIOTE,LASI AI{TARA MINAT BELAJARDAI{ PRESTASI BELAJAR MATfiMATIKA

SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEI{ PAI}A MATERI TRIGONOMETRI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

,,

g51*

Sekretaris AnSgota A"ggea Anggota

Fakultaa Kegqqgqqdryr Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

lll

Z; .; t:;: Ii

..:-€

=i-

,;

pala tan€S*l3 Jdi 20+&

j5 s: lE

= ;r

r=i1,.-"

dlin dinyatakan,@h memenuhi s

?=; a-

-:r=":

E

: ;

Susu**d*irifialeqgx

= i ::; n! 1 ... :l::"

=

1

'F

Nama Eehrgkap, ,i ,,.i," l .,.-,=,i

:Faa E"+

-%6'&*-nffi


(5)

iv

MOTTO HIDUP

MOTTO

ِمْي ِح ّرلا

ِنَمْحّرلا

ِل

ِمــــــــــــــــــْس ِب

ََع ِ ْرَي

َ َ ت َ

َِ َّا

َِلْيِب َس

َ ِ ف

ََنا

ك

َ

َِم

ل ِع

ْ

لا

ْ

َ ِب

ل َط

َ

َ ِ ف

ََجَر َ

َْن َم

Barang siapa yang keluar untuk menuntut ilmu maka ia adalah seperti

berperang di jalan Allah hingga pulang.


(6)

PENTiTTATAAITT KEASIJAN I(ARYA

Saya men5atakan dengur sosmggohnla bahwa slaipsi ),lang sa){e tulis ini

ddam hrtipqn daa daftarpusdr4 sebasaimana lsyakn;n klrye ihniah

Yo,gyakart& 13 Juni

2016

'

@


(7)

PERIYYATAAN PERStrTUJUA}I PI]BLIKASI KARYA ILMIAII t}NTtJK KEPENTINGAI\ AKADEMIS

yang bertanda tangan di bawatr ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama

: Hary Prasetio Utomo

Nomor

Mahasiswa

: 13141'*070

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Univsrsitas Sanata Dharma karyailmiah srrya yang berjudul:

KOMPARASI PRESTASI BELAJAR DAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAIfl-L*KI IIAN SISWA PEREMPUAN; DAI\I I(OREL*SI

ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRDSTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1 PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bennrk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data mendistribusikan secara terbatas, dan memprblikasikannya di intenret atau media lain unhrk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantrmkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pemyataan ini saya buat dengan sebenamya.

Dibuatdi YogTakarta Padatanggal: 13 Juli 2017 Yang menyatakan

46

I{ary Prasetio Utomo


(8)

vii

ABSTRAK

Hary Prasetio Utomo (131414070). “KOMPARASI MINAT BELAJAR DAN

PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN, DAN KORELASI ANTARA MINAT BELAJAR DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA DI SMA NEGERI 1

PLAYEN PADA MATERI TRIGONOMETRI”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk menguji ada tidaknya perbedaan minat belajar dan prestasi belajar matematika siswa laki-laki dan siswa perempuan. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan positif minat belajar dan prestasi belajar siswa.

Populasi pada penelitian ini adalah kelas X IPS 2 dan X IPS 4 SMA Negeri 1 Playen. Sampel terdiri dari 43 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan, sampel pada penelitian ini didapat dengan cara Cluster Random Sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara tes dan pengisian kuesioner. Teknik analisis data untuk mencari perbedaan minat belajar dan prestasi belajar matematika siswa laki-laki dan siswa perempuan dengan menggunakan uji hipotesis beda dua mean data independen. Sedangkan untuk melihat ada tidaknya hubungan minat dan prestasi belajar menggunakan uji korelasi Pearson Product Moment.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tidak ada perbedaan minat belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. (2) Tidak ada perbedaan prestasi belajar antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. (3) Ada hubungan positif minat belajar dan prestasi belajar.

Kata kunci : trigonometri, komparasi, korelasi, siswa laki-laki dan siswa perempuan, minat belajar, prestasi belajar.


(9)

viii

ABSTRACT

Hary Prasetio Utomo (131414070). The Comparison of Learning Interest and Mathematics Learning Achievement Between Male Students and Female

Students; and The Correlation Between Students’ Learning Interest and Students’ Mathematics Learning Achievement on Trigonometry in SMAN 1 Playen. Thesis. Mathematics Education Study Program, Departement of Mathematics and Science Education, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to examine whether or not there are differences between learning interest and mathematics learning achievement of male students and female students. It also addresses to find out if there is a positive correlation

between students’ learning interest and students’ learning achievement.

The research population was students of X IPS 2 and X IPS 4 in SMAN 1 Playen. The samples consisted of 43 (21 males and 22 females) students. Furthermore, the samples of this research used cluster random sampling. The data gathering was conducted using tests and questionnaires. Moreover, the data gathering technique to compare between learning interest and mathematics learning achievement on male students and female students was hypothesis test of two independent means. Meanwhile, to find out whether there is a correlation between interest and attitude, the researcher employed Pearson product-moment correlation.

The results of this research showed that: (1) there were no differences

between male and female students’ learning interest. (2) there were no differences

between male and female students’ learning achievement. (3) there was a positive

correlation between learning interest and learning achievement.

Keywords: Trigonometry, comparison, correlation, male students and female students, learning interest,learning achievement .


(10)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbil’alamin Puji syukur kehadirat Allah S.W.T yang telah

memberikan Rahmatnya sehingga dimudahkanlah penyusunan skripsi ini. Skripsi

yang berjudul “Komparasi Minat Belajar dan Prestasi Belajar Matematika antara Siswa Laki-laki dan Siswa Perempuan, dan Korelasi Minat Belajar dan Prestasi Belajar Matematika di SMA Negeri 1 Playen pada Materi Trigonometri.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu dengan penuh rasa tulus peneliti mengucapkan banyak trimakasih atas segala bantuan, dorongan, dukungan secara moral maupun dukungan secara materi kepada :

1. Prof. Dr. St. Suwarsono, selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh perhatian memberikan dorongan dan bimbingan selama proses penyusunan skripsi.

2. Kepala Sekolah SMA Negeri 1 Playen yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian di SMA Negeri 1 Playen.

3. Kedua orang tua dan adek yang selalu memberikan dukungan secara moral maupun materi.

4. Drs. Riyadi selaku guru mata pelajaran matematika.

5. Orang yang aku kasihi V. Fany Monica Yuniarti yang selalu memberikan dukungan dan teman-teman Pendidikan Matematika 2013 yang telah bersedia mengenal, menerima dan berbagi ilmu bersama.


(11)

6.

Semua pihak yarg

tcrlih

dalam pyusumn

fripi

ini.

Semoga amal baik yeng telah mereka lakulffin senantiasa mendapatkan ridho dari Allah SWT. Pe,nulis berirarap agar skripsi ini dapot bermanfaat bagi pemha.

Yoryakarta, 13 Juni 2017

Penulis


(12)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

MOTTO HIDUP ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiii

DAFTAR GAMBAR ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Identifikasi masalah ... 4

C. Pembatasan masalah ... 5

D. Rumusan masalah ... 5

E. Tujuan penelitian ... 5

F. Definisi istilah ... 6

G. Manfaat penelitian ... 7

H. Sistematika penulisan ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan ... 9

B. Prestasi Belajar ... 12

C. Minat Belajar ... 13

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 17

E. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar ... 21


(13)

xii

G. Kajian Penelitian yang Relevan... 36

H. Kerangka Berfikir ... 37

I. Pengajuan Hipotesis ... 38

BAB III METODE PENELITIAN... 39

A. Jenis Penelitian ... 39

B. Perencanaan Penelitian ... 39

C. Perumusan Variabel ... 41

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data ... 42

E. Instrumen Pengumpulan Data ... 42

F. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data ... 43

G. Teknik Analisis Data... 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 52

A. Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 52

B. Hasil Uji Coba Instrumen Angket ... 53

C. Deskripsi Data Penelitian ... 55

D. Analisis Data ... 62

E. Pembahasan Hasil Penelitian ... 77

F. Keterbatasan Penelitian ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 83

A. Kesimpulan ... 83

B. Saran ... 83


(14)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1 Perincian Populasi Penelitian ... 40

Tabel 3. 2 Perincian Sample Penelitian... 41

Tabel 3. 3 Alat Pengumpul Data ... 42

Tabel 3. 4 Kisis-kisi Angket Minat Belajar ... 43

Tabel 3. 5 Interpretasi Nilai rxy ... 44

Tabel 3. 6 Interpretasi Nilai r11 ... 45

Tabel 3. 7 Interpretasi Nilai rxy ... 50

Tabel 4. 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika ... 56

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Matematika ... 57

Tabel 4. 3 Deskripsi Data Minat Belajar Matematika ... 58

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Matematika ... 59

Tabel 4. 5 Normalitas Data ... 63

Tabel 4. 6 Homogenitas Data ... 63


(15)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Pengukuran Busur ... 23

Gambar 2. 2 Segitiga Siku-siku ABC ... 23

Gambar 2. 3 Perbandingan Trigonometri Sudut 300 dan 600 ... 25

Gambar 2. 4 Segitiga Siku-siku BDC ... 26

Gambar 2. 5 Perbandingan Trigonometri Sudut 450 ... 27

Gambar 2. 6 Perbandingan Sudut 00 dan 900 ... 28

Gambar 2. 7 Perbandingan Sudut di Berbagai Kuadran ... 29

Gambar 2. 8 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran Pertama ... 30

Gambar 2. 9 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Dua ... 31

Gambar 2. 10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran ke Tiga... 32

Gambar 2. 11 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Empat ... 32

Gambar 2. 12 Segitiga Sembarang ABC... 33

Gambar 2. 13 Segitiga Sembarang ABC... 35

Gambar 4. 1 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Laki-laki ... 57

Gambar 4. 2 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Perempuan ... 58

Gambar 4. 3 Histogram Data Minat Belajar Siswa Laki-laki ... 59

Gambar 4. 4 Histogram Data Minat Belajar Siswa Perempuan ... 60

Gambar 4. 5 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Laki-laki ... 61

Gambar 4. 6 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Perempuan ... 61

Gambar 4. 7 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar Seluruh Siswa 62 Gambar 4. 8 Daerah Wilayah Kritis ... 66

Gambar 4. 9 Daerah Wilayah Kritis ... 67

Gambar 4. 10 Regresi Linear Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Laki-laki ... 70

Gambar 4. 11 Regresi Linear Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Perempuan ... 73


(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bruner dalam Hudoyo (1988:56) menyatakan belajar matematika pada dasarnya adalah belajar tentang konsep-konsep dan struktur-struktur matematika serta mencari hubungan-hubungan antara konsep-konsep dan struktur-struktur matematika. Hal ini seperti yang terkandung dalam hakekat matematika dimana matematika adalah suatu ilmu yang berkenaan dengan ide-ide, struktur-struktur dan hubungan-hubungan yang diatur menurut aturan logis. Belajar matematika sangat penting bagi kehidupan manusia karena matematika merupakan ilmu yang mendasari ilmu-ilmu lain. Namun, pada kenyataannya masih cukup banyak yang berpendapat bahwa matematika merupakan pelajaran yang sangat membosankan dan sangat sulit untuk dipahami, bahkan ada yang mengatakan matematika merupakan pelajaran yang menyeramkan. Hal ini sangat berdampak pada pemahaman dan prestasi belajar matematika siswa.

The Third International Mathematics and Science Study (TIMSS)

dalam Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 356) menyebutkan bahwa prestasi belajar anak Indonesia pada bidang matematika sangat rendah. Disamping itu penilaian yang dilakukan International Association for the Evaluation Center Boston College yang diikuti oleh 600.000 siswa dari 63 negara,


(17)

Indonesia berada pada urutan 38 dari 63 dengan skor 386. Hal ini menggambarkan bahwa kemampuan matematis siswa di Indonesia masih belum bisa dikatakan baik.

Menurut Slameto (2013: 54) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Salah satu faktor internal yang sangat mempengaruhi hasil belajar adalah minat. Siswa yang mempunyai minat kurang terhadap matematika akan berdampak pada prestasi belajar yang kurang. Oleh karena itu untuk meningkatkan minat siswa pada mata pelajaran matematika, guru harus mempunyai inovasi dalam pembelajaran matematika. Inovasi yang digunakan guru bertujuan untuk membuat pembelajaran lebih menyenangkan. Perasaan senang pada anak akan menumbuhkan minat dalam dirinya. Minat yang bertambah pada siswa akan membuat ketertarikan pada objek tersebut dan siswa tersebut akan tertarik untuk mempelajarinya. Hal inilah yang dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

Belakangan ini perbedaan siswa laki-laki dan siswa perempuan di kalangan pendidikan menjadi sorotan yang cukup menarik bagi masyarakat. Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357) menyatakan bahwa dalam melibatkan siswa laki-laki dan perempuan pada pembelajaran matematika, tidak sedikit pendapat yang menyatakan bahwa perempuan tidak cukup berhasil mempelajari matematika dibandingkan dengan laki-laki padahal mereka memiliki kesempatan yang sama untuk memperoleh pembelajaran di kelas. Seperti yang diungkapkan oleh Hutt dalam Heru, Yunita dan


(18)

Saefudin (2014: 357) menyatakan bahwa kemampuan matematika laki-laki lebih unggul dibanding dengan perempuan.

Dilihat dari segi biologis, laki-laki dan perempuan berbeda. Perbedaan cukup jelas terlihat pada reproduksi. Perbedaan dilihat dari segi biologis lainnya adalah adanya hormon yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan hormon yang terkandung pada laki-laki dan perempuan mengakibatkan pada perlakuan yang berbeda terhadap laki-laki dan perempuan.

Bratanata dalam Aminah dan Shinta (2011: 19) mengatakan perempuan pada umumnya lebih baik dalam ingatan dan laki-laki lebih baik dalam berpikir logis. Sama halnya yang diungkapkan oleh Kartono dalam Aminah dan Shinta (2011: 19) bahwa perempuan lebih tertarik pada masalah-masalah kehidupan yang praktis kongkrit, sedangkan laki-laki lebih tertarik pada segi-segi yang abstrak. Terlihat bahwa perempuan dan laki-laki mempunyai kemampuan matematis yang berbeda. Berdasarkan pendapat yang disampaikan oleh beberapa ahli tersebut menimbulkan pendapat bahwa terdapat perbedaan dalam kemampuan matematis antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

SMA Negeri 1 Playen merupakan salah satu sekolah yang mengampu siswa laki-laki dan siswa perempuan. Sekolah ini berada di Kabupaten Gunung Kidul. SMA Negeri 1 Playen merupaka salah satu sekolah yang menerapkan kurikulum 2013. Sebelum melakukan penelitian ditempat ini saya melakukan wawancara terlebih dahulu dengan guru mata


(19)

pelajaran matematika untuk mendapatkan informasi tentang kelas yang akan digunakan sebagi tempat penelitian. Dari hasil wawancara terhadap guru matematika di SMA Negeri 1 Playen, didapat bahwa prestasi belajar disekolah ini masih cukup rendah. Masih banyak siswa yang mendapatkan nilai ulangan harian dibawah KKM terutama pada siswa laki-laki. Di setiap kelas X IPS hanya berjumlah tiga sampai tujuh siswa yang memenuhi nilai KKM dan siswa perempuan yang sering mendapatkan nilai terbaik dalam mata pelajaran matematika.

Sehubungan penjelasan diatas peneliti tertarik untuk meneliti lebih lanjut mengenai komparasi prestasi belajar matematika, minat siswa terhadap matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan dan korelasi antara minat belajar dengan prestasi belaja siswa. Peneliti mengambil lokasi di SMA N 1 Playen sebagai tempat penelitian.

B. Identifikasi masalah

Dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas dapat di lihat identifikasi masalahnya sebagai berikut :

1. Siswa laki-laki dan perempuan mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi tentang pembelajaran dari guru.

2. Ada beberapa pendapat mengenai kemampuan matematis siswa laki-laki dan siswa perempuan berbeda.


(20)

C. Pembatasan masalah

Pembatasan masalah dalam penelitian ini difokuskan pada perbedaan prestasi belajar dan minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika dan hubungan minat belajar dan prestasi belajar siswa di SMA N 1 Playen pada materi trigonometri dikelas X IPS tahun ajaran 2016/2017.

D. Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan ?

2. Apakah ada perbedaan minat belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?

3. Apakah ada hubungan prestasi belajar dengan minat belajar siswa?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, tujuan dalam penelitian ini untuk:

1. Mengetahui apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.

2. Mengetahui apakah ada perbedaan minat belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan.


(21)

3. Mengetahui apakah ada hubungan prestasi belajar dengan minat belajar siswa.

F. Definisi istilah

1. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah ukuran penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dan diperoleh melalui usaha siswa dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan.

2. Minat belajar

Ketertarikan siswa dalam pembelajaran sebagai wujud kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan disertai perasaan senang, perhatian dan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

3. Perbedaan laki-laki dan perempuan

Sifat laki-laki dan perempuan ditentukan oleh khromosom dari ayah dan ibu. Perempuan mempunyai kepribadian yang terintegrasi antara aspek-aspek emosional, rasio dan suasana hati. Pada laki-laki, tindakan yang dilakukan tidak dikuasai oleh emosi, perasaan maupun suasana hati. Tindakannya cenderung lebih mementingkan pada pekerjaan dan kurang memperdulikan hal yang kecil.


(22)

G. Manfaat penelitian

Manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Menambah khasanah ilmu bagi peneliti dan pembaca.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi lembaga pendidikan secara umum dan pada lingkungan sekolah di mana penelitian ini dilakukan untuk dijadikan bahan acuan dalam proses belajar mengajar terutama antara siswa laki-laki dengan siswa perempuan sesuai dengan keahlian dan kemampuannya.

3. Hasil penelitian ini diharapkan membantu para mahasiswa calon-calon guru dan guru matematika dalam memilih dan menggunakan model pembelajaran yang tepat khususnya dalam menghadapi siswa laki-laki dan siswa perempuan guna meningkatkan hasil belajar matematika.

H. Sistematika penulisan

1. Bab I Pendahuluan

Pada bab ini membahas beberapa hal penting yang meliputi: latar belakang, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan pembelajaran, manfaat penelitian dan sistematika penulisan.

2. Bab II Kajian Pustaka

Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: perbedaan laki-laki dan perempuan, prestasi belajar, minat belajar, trigonometri, kerangka berpikir dan hipotesis.


(23)

3. Bab III Metode Penelitian

Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: jenis penelitian, setting penilitian, perumusan variabel-variabel, bentuk data, metode, instrumen pengumpulan data, dan teknik analisis data

4. Bab IV Pelaksanaan

Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: deskripsi lokasi penelitian, hasil ujicoba instrumen, pelaksanaan pengumpulan data atau kegiatan di lapangan, penyajian data penelitian, analisis data dan penyajian hasil analisis, pembahasan hasil analisis, data keterbatasan penelitian.

5. Bab V Penutup

Pada bab ini dibahas beberapa hal penting yang meliputi: kesimpulan dan saran.


(24)

9

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Perbedaan Laki-laki dan Perempuan

Terlihat dengan jelas bahwa laki-laki dan perempuan sangat berbeda. Pernyataan ini dapat dikatakan sebagai pernyataan universal. Arif Budiman (1981:4) menyatakan, teori nature dan teori nurture merupakan dua teori yang menjadi perdebatan tentang perbedaan laki-laki dan perempuan. Teori nature dan nurture merupakan teori yang mengkaji kepribadian dan biologis yang berkembang secara alami. Nature adalah suatu kepribadian tentang kekuatan biologis yang mengatur perkembangan manusia. Teori nature beranggapan bahwa perbedaan kepribadian antara laki-laki dan perempuan yang berkembang secara alami dipengaruhi oleh faktor-faktor biologis. Teori nurture adalah teori yang mengatakan adanya perbedaan laki-laki dan perempuan merupakan hasil dari konstruksi sosial budaya yang menimbulkan kepribadian yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan itu membuat perempuan menjadi terabaikan konstribusinya daripada laki-laki dalam kehidupan berkeluarga. Konstruksi sosial menempatkan laki-laki dan perempuan berada dalam tingkatan yang berbeda.


(25)

Singgih dan Singgih dalam bukunya Psikologi Untuk Muda-mudi (1991: 30) menyatakan bahwa ada dua segi dalam melihat perbedaan laki-laki dan perempuan, yaitu :

1. Segi psikis

Pada segi psikis tidak bisa langsung dilihat sekali saja dan baru akan tampak jika dilakukan pengamatan secara mendalam dan dilakukan dengan waktu yang cukup lama. Segi psikis ini dapat disimpulkan dari perilaku, tidak-tanduk, perkataan dan sikap dalam cakupan kepribadian.

Banyak anggapan yang menyatakan wanita lebih menggunakan perasaan dalam bertindak sedangkan laki-laki lebih menggunakan logika dalam bertindak. Dari buku yang dijelaskan oleh Singgih dan Singgih (1991:31) menyatakan perempuan mempunyai kepribadian yang terintegrasi antara aspek-aspek emosional, rasio dan suasana hati. Segala sesuatu yang dilakukan oleh perempuan akan dikuasai oleh kepribadiannya. Dengan demikian segala sesuatu yang dilakukan oleh perempuan seolah-olah berdasarkan perasaan dan dengan suasani hati. Sedangkan laki-laki mempunyai kepribadian dengan menunjukkan pembagian dan pembatasan yang jelas antara pikiran, rasio dan emosionalitas. Pada laki-laki, tindakan yang dilakukan tidak dikuasai oleh emosi, perasaan maupun suasana hati. Tindakannya cenderung


(26)

lebih mementingkan pada pekerjaan dan kurang mempedulikan hal yang kecil. Laki-laki cenderung lebih berinisiatif, keras dan tegas. Laki-laki lebih tertarik dengan segala hal yang masuk akal daripada yang tidak nyata.

2. Segi biologis

Laki-laki dan perempuan mempunyai bentuk tubuh yang berbeda. Sangat jarang kita menemukan laki-laki dengan bentuk tubuh seperti perempuan dan sebaliknya sangat jarang juga kita menemukan perempuan dengan bentuk tubuh laki-laki.

Perbedaan biologis yang sangat jelas terlihat pada alat reproduksinya. Perbedaan lain yang juga terlihat sangat jelas yaitu perempuan mempunyai dada yang lebih besar, perempuan bisa melahirkan dan sebagainya. Sifat masing masing individu ini ditentukan oleh khromosom dari ayah dan ibu.

Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357) menyatakan berkaitan dengan pembelajaran matematika di sekolah banyak anggapan yang menyatakan bahwa perempuan tidak cukup berhasil mempelajari matematika dibanding dengan laki-laki. Salah satu pendapat yang menyatakan perempuan tidak cukup berhasil dari laki-laki adalah pernyataan dari Fennema,dkk dalam Heru, Yunita dan Saefudin (2014: 357) yang menyatakan bahwa inteligensi matematika laki-laki lebih maju dibanding perempuan terlebih dalam pemecahan masalah.


(27)

B. Prestasi Belajar

Prestasi belajar merupakan tujuan utama pengajaran siswa. Untuk mempermudah tercapainya tujuan pengajaran tersebut perlu adanya kegiatan belajar mengajar yang melibatkan siswa, guru, materi pelajaran, kurikulum dan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran serta didukungnya oleh lingkungan yang kondusif untuk belajar.

W.S. Winkel (2004:59) merumuskan belajar sebagai berikut: “Suatu

aktivitas mental/psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan sejumlah perubahan dalam pengetahuan-pemahaman, ketrampilan dan nilai-sikap. Perubahan itu bersifat secara

konstan dan berbekas”. Sedangkan Howard L. Kingsley dalam Abu Ahmadi dan Widodo Supriyono (1991: 120) menyatakan “learning the process by which behavior (in the broarder sense) is originate or changed through

practice or training”.(Belajar adalah proses dimana tingkah laku (dalam arti luas) ditimbulkan atau diubah melalui praktek atau latihan). Secara psikologi belajar merupakan proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungan.

Ahmadi dalam Roida (2015: 125) menyatakan prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri maupun dari luar diri. Sedangkan Kadir dalam Erlando (2016: 37) berpendapat bahwa prestasi belajar


(28)

merupakan salah satu ukuran tingkat keberhasilan siswa setelah menjalani proses belajar. Dari semua penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar adalah ukuran penguasaan pengetahuan dan ketrampilan yang dikembangkan dan diperoleh melalui usaha siswa dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan.

Fatimah dalam Roida (2015: 124) menyatakan dalam konteks pembelajaran ada beberapa tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa. Salah satu tolak ukur yang digunakan adalah prestasi belajar. Diharapkan dari hasil proses belajar siswa dapat mengembangkan prestasi belajar, karena prestasi merupakan tolak ukur pencapaian keberhasilan proses belajar.

C. Minat Belajar

Menurut Slameto (2013: 180) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar pula minat.

Minat dapat diekspresikan dengan pernyataan yang menunjukan perasaan lebih suka pada suatu hal daripada hal lainnya, minat juga dapat dimanifestasikan melalui keikutsertaan dalam suatu aktivitas. Siswa yang


(29)

memiliki minat terhadap subjek tertentu cenderung memberi perhatian lebih pada subjek tersebut.

Minat merupakan hal yang tidak dibawa sejak lahir, melainkan didapat kemudian. Minat terhadap suatu hal dapat mempengaruhi perlakuan selanjutnya serta dapat mempengaruhi minat-minat baru. Dapat disimpulkan minat adalah suatu hasil belajar dan menyongkong belajar selanjutnya. Meskipun minat merupakan hal yang bukan hakiki dalam belajar, tetapi asumsi umum menyatakan bahwa minat akan cukup membantu seseorang dalam mempelajari sesuatu.

Kegiatan yang diminati seseorang biasanya cenderung diperhatikan terus-menerus dengan rasa senang. Namun, minat berbeda dengan perhatian. Perhatian mempunyai sifat sementara (tidak dalam waktu yang lama) dan belum tentu perhatian diikuti dengan perasaan senang, sedangkan minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari perasaan senang tersebut diperoleh kepuasan.

Berdasarkan pengertian dari beberapa ahli, minat belajar dapat didefinisikan sebagai ketertarikan siswa dalam pembelajaran sebagai wujud kemauan untuk melaksanakan suatu kegiatan belajar dengan disertai perasaan senang, perhatian dan aktivitas dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran.

Menurut Abu Ahmadi dan Supriyono (1991:79) tidak adanya minat seseorang terhadap suatu pelajaran akan menimbulkan kesulitan belajar.


(30)

Hasil belajar sangat dipengaruhi dengan minat. Jika siswa tidak mempunyai perasaan minat terhadap pelajaran yang dipelajari, siswa tersebut tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Siswa tersebut tidak mempelajari dengan baik disebabkan oleh tidak ada daya tarik baginya untuk mempelajari. Siswa tersebut tidak mendapatkan kepuasan dari apa yang dipelajarinya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, dapat lebih mudah dipelajari dan disimpan oleh siswa tersebut karena minat dapat menambah kegiatan belajar.

Jika terdapat siswa mempunyai minat yang kurang, dapat diupayakan untuk meningkatkan minat tersebut dengan cara membuat hal yang dipelajarinya menjadi semakin menyenangkan. Hal itu dapat diwujudkan dengan cara salah satunya membuat modul atau ringkasan seperti memo harian sebagai bahan belajar. Selain itu, metode mengajar guru tidak hanya menggunakan metode konvensional saja melainkan menggunakan beberapa model pembelajaran yang inovatif sehingga membuat minat siswa menjadi meningkat.

Mengembangkan minat pada dasarnya adalah membantu siswa dalam melihat bagaimana hubungan antar materi yang diharapkan untuk dipelajari dengan dirinya sendiri sebagai individu. Proses ini menunjukan kepada siswa bagaimana pengetahuan atau kecakapan tertentu sangat mempengaruhi dirinya. Bila siswa merasa bahwa kegiatan belajar merupakan suatu alat yang dapat digunakan untuk mecapai beberapa tujuan yang sangat penting, dan bila siswa merasa dari hasil pengalaman belajarnya


(31)

siswa tersebut mengalami kemajuan pada dirinya, kemungkinan besar siswa tersebut akan timbul rasa minat untuk mempelajarinya.

Dari penjabaran diatas, dapat dilihat bahwa minat merupakan faktor yang sangat penting dalam pembelajaran. Belajar berlandaskan minat akan memberikan motivasi tersendiri bagi siswa untuk lebih giat dan tekun dalam pembelajaran sehingga materi yang dipelajari lebih mudah untuk dipahami dan diserap.

Dari semua penjelasan diatas dapat diidentifikasikan beberapa indikator minat belajar yang digunakan untuk pengukuran minat belajar siswa. Indikator tersebut adalah perasaan senang, keterlibatan, ketertarikan dan perhatian. Berikut penjelasan dari setiap indikator minat belajar : 1. Perasaan senang

Perasaan senang yang dimiliki siswa terhadap pembelajaran tidak akan membuat siswa tersebut merasa terpaksa, bosan dalam mengiuti pemebelajaran

2. Keterlibatan

Keikutsertaan siswa untuk melakukan kegiatan terhadap suatu objek tertentu yang diakibatkan oleh ketertarikan siswa tersebut oleh objek tersebut.

3. Ketertarikan

Berhubungan dengan ketertarikan seseorang terhadap suatu objek akan menumbuhkan perhatian yang lebih terhadap objek tersebut.


(32)

4. Perhatian

Perhatian adalah kosentrasi terhadap pengamatan suatu objek, dengan mengsampingkan objek lain yang dianggapnya kurang diminati.

D. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar

Banyak faktor yang dapat mempengaruhi belajar. Slameto (2013: 54) menggolongkan faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua golongan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam individu itu sendiri sedangkan faktor eksternal berasal dari luar individu tersebut.

1. Faktor internal

a. Faktor jasmaniah 1) Faktor kesehatan

Sehat berarti dalam keadaan baik. Kesehatan merupakan keadaan baik dari hal badan, jiwa dan sosial. Kesehatan pada tubuh akan sangat mempengaruhi proses belajar. Jika kesehatan seseorang terganggu, proses belajar tentunya juga akan terganggu.

2) Cacat tubuh

Cacat merupakan gangguan dari anggota tubuh baik dalam struktur maupun fungsinya. Keadaan cacat tubuh juga akan menghambat proses belajar dengan baik. Hal ini


(33)

disebabkan karena anggota tubuh yang mengalami gangguan tidak bisa bekerja secara maksimal saat proses belajar.

b. Faktor psikologis 1) Inteligensi

Inteligensi mempunyai peran yang sangat besar dalam proses belajar. Siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi akan cenderung lebih berhasil daripada siswa yang memiliki inteligensi rendah. Walaupun inteligensi mempunyai pengaruh yang sangat besar, belum tentu siswa yang mempunyai inteligensi yang tinggi lebih berhasil. Hal ini disebabkan karena belajar dipengruhi oleh banyak faktor.

2) Perhatian

Hasil belajar juga dapat dipengaruhi oleh perhatian. Siswa yang mempunyai hasil belajar baik cenderung mempunyai perhatian yang besar terhadap hal yang dipelajarinya, jika bahan pelajaran kurang menarik maka siswa tersebut akan mengalami kebosanan dalam melakukan proses belajar. Oleh karena itu bahan pelajaran harus selalu menarik agar dapat meningkatkan hasil belajar yang baik terhadap siswa. 3) Minat

Minat adalah kecenderungan seseorang dalam memperhatikan suatu objek tertentu secara terus-menerus dan


(34)

disertai perasaan senang. Dalam belajar, siswa yang belajar disertai minat yang besar akan sangat senang melakukan proses belajar. Hal ini kemudian akan meningkatkan hasil belajar siswa. 4) Bakat

Bakat merupakan kemampuan belajar. Jika bahan yang dipelajari siswa sesuai dengan bakatnya, maka hasil belajar akan lebih maksimal.

5) Motif

Motif erat hubungannya dengan tujuan. Motif sangat diperlukan dalam belajar, dalam membentuk motif dapat dilakukan dengan cara latihan-latihan.

6) Kematangan

Kematangan merupakan suatu tingkat dalam pertumbuhan seseorang. Belajar akan lebih berhasil jika siswa tersebut sudah dikatakan siap (matang).

7) Kesiapan

Kesiapan adalah kesediaan untuk memberi respon. Jika siswa melakukan proses belajar dan sudah mempunyai kesiapan yang cukup maka hasil belajar yang diperoleh akan lebih baik.


(35)

c. Faktor kelelahan

Kelelahan dapat dibedakan menjadi dua yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani. Kelelahan jasmani terlihat apabila tubuh terasa lemas dan lunglai. Kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kelesuan dan kebosanan, hal ini akan menghilangkan minat dan dorongan untuk melakukan sesuatu. Kelelahan sangat berpengaruh untuk proses belajar.

2. Faktor eksternal

a. Faktor keluarga

Keluarga merupakan hal yang sangat berpengaruh bagi kondisi siswa. Keluarga adalah lingkungan pertama. Hal yang sangat mempengaruhi belajar dari keluarga adalah cara orang tua mendidik, relasi antar keluarga, suasana rumah tanggga, keadaan ekonomi, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan. b. Faktor sekolah

Sekolah merupakan lingkungan kedua bagi siswa. Sekolah merupakan tempat belajar bagi siswa. Beberapa hal yang mempengaruhi belajar di lingkungan sekolah adalah metode mengajar, kurikulum, relasi guru dengan siswa, relasi siswa dengan siswa, disiplin sekolah, alat peraga,waktu sekolah, standar pelajaran diatas ukuran, keadaan gedung, metode belajar dan tugas rumah.


(36)

c. Faktor masyarakat

Lingkungan masyarakat juga mempengaruhi belajar siswa. Hal-hal yang mempengaruhi belajar siswa di lingkungan masyarakat adalah kegiatan siswa dalam masyarakat, mass media, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.

E. Hubungan Minat Belajar dengan Prestasi Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar. Slameto membagi faktor-faktor yang mempengaruhi belajar menjadi dua, yaitu faktor intern, dan faktor ekstern. Minat merupakan salah satu faktor intern yang mempengaruhi prestasi belajar. Minat dapat diungkapkan dengan cara perhatian yang cukup besar dan sama sekali tidak menghiraukan sesuatu yang lain.

Menurut Dalyono (2010: 57), minat belajar yang cukup besar cenderung menghasilkan prestasi belajar yang tinggi, dan sebaliknya jika minat belajar kurang maka akan menghasilkan prestasi yang rendah. Sama halnya yang diungkapkan oleh Dalyono, Slameto (2013: 57) berpendapat bahwa minat belajar memiliki pengaruh yang besar terhadap prestasi belajar, karena jika bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan baik. Jika siswa tidak mempunyai minat siswa akan bermalas-malasan saat proses pembelajaran.


(37)

F. Trigonometri

Nama Trigonometri diturunkan dari dua kata Yunani trigon yang berarti tiga-sudut atau “segitiga” dan metros atau “mengukur”. Disebut

dimikian sebab pada awal mulanya Trigonometri utamanya terkait erat dengan pengukuran segitiga. Trigonometri merupakan bagian dari matematika yang mempelajari hubungan antara sisi-sisi dan sudut-sudut suatu segitiga.

1. Sudut

Sudut adalah dua sinar garis yang berpangkal pada satu titik, titik tersebut dinamakan titik sudut.

a. Pengukuran sudut

1) Pengukuran seksagesimal

Pada pengukuran seksagesimal sudut yang dibentuk satu putaran penuh dibagi dalam 360 bagian yang sama besar. Hasil pembagian tersebut akan terbentuk 360 bagian sudut yang sama besar. Masing-masing sudut kecil-kecil tersebut dinamakan satu derajat yang dilambangkan dengan 10.Sudut-sudut kecil tersebut dibagi lagi menjadi 60 bagian yang sama besar yang setiap bagiannya dinamakan satu menit yang dilambangkan dengan 1’, dan setiap menit dibagi lagi menjadi 60 bagian yang sama besar yang setiap bagiannya dinamakan satu detik yang diberi lambang


(38)

1o= 60’

1’ = 60”

1o= 3600”.

2) Pengukuran sentisimal

Pengukuran dengan cara ini membagi lingkaran dalam 400 bagian yang sama, sehingga dalam satu kuadran mempunyai 100 bagian yang sama. Dari hasil pengukuran dengan cara dapat dikatakan setiap sudut siku-siku dibagi menjadi 100 bagian yang sama besar dan karena itu dalam satu lingkaran dibagi kedalam 400 bagian yang sama besar untuk mendapatkan derajat.

1 sudut siku-siku =100 derajat 1 derajat = 100 menit

1 menit = 100 detik 3) Pengukuran busur atau sirkular

Gambar 2. 1 Pengukuran Busur

Metode pengukuran sudut yang terakhir adalah metode pengukuran busur atau sirkular. Dari gambar 2.1 jari-jari dilukiskan oleh garis OB dan garis OA. Dari kedua jari-jari OB dan OA membentuk sudut AOB yang jarak AB sedemikan sehingga sama dengan panjang jari-jari lingkaran tersebut. Maka


(39)

AOB yang terbentuk adalah satu satuan pengukuran. Satuan ini disebut satu radian. Ukuran sudut ini akan sama besarnya berapapun panjang jari-jari lingkaran. Ukuran ini adalah mutlak dalam besarnya.

1 radian = 570 17 44,8 (pendekatan).

2. Perbandingan Trigonometri pada Segitiga Siku-Siku

Gambar 2. 2 Segitiga siku-siku ABC Dari gambar 2.2 dapat didefinisikan :

a. Sinus C didefinsikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi miring segitiga, ditulis

sin C =

segitiga miring

sisi panjang

sudut depan sisi

panjang

b. Cosinus C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi disamping sudut dengan sisi miring segitiga,

cos C =

segitiga miring

sisi panjang

sudut samping di

sisi panjang

c. Tangen C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi depan sudut dengan sisi di samping sudut, ditulis

tan C =

sudut samping di

sisi panjang

sudut depan di sisi panjang

A


(40)

d. Cosecan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring segitiga dengan sisi di depan sudut, ditulis

csc C =

sudut depan di sisi panjang segitiga miring sisi panjang

e. Secan C didefinisikan sebagai perbandingan panjang sisi miring segitiga dengan sisi di samping sudut, ditulis

sec C =

sudut samping di sisi panjang segitiga miring sisi panjang

f. Cotangen C didefinisikan sebagai perbandingan sisi disamping sudut dengan sisi di depan sudut, ditulis

cotan C =

sudut depan di sisi panjang sudut samping di sisi panjang

atau cot =

C tan

1

Jika diperhatikan aturan perbandingan di atas, prinsip matematika lain yang perlu diingat kembali adalah Teorema Pythagoras.

3. Perbandingan Sudut-Sudut Istimewa

a. Perbandingan trigonometri sudut 300 dan 600

Diketahui segitiga sama sisi ABC.

Gambar 2. 3 Perbandingan Trigonometri Sudut 300 dan 600 Dari gambar 2.3 diperoleh gambar sebagai berikut :

D A 300 B 2 2

600 600

1 1


(41)

Gambar 2. 4 Segitiga Siku-siku BDC

Dengan menggunakan teorema Pythagoras diperoleh panjang CD sebagai berikut :

2 2

BD BC

CD 

3 1 4 1

22  2   

CD

Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 300 dan 600 :

1) Sin 300 =

2 1

BC BD

9) Sin 600 =

3 2 1 2 3   BC CD

2) Cos 300 = 3

2 1 2 3   BC CD

10) Cos 600 =

2 1

BC BD

3) Tan 300 = 3

3 1 3 1   CD BD

11) Tan 600 = 3

1 3   DB CD

4) Sec 300 = 3 3 2

CD BD

12) Sec 600 = 2 1 2

BD BC

5) Cosec 300 = 2 1 2

BD BC

13) Csc 600 = 3 3 2 3 2   CD BC B D C 300 600 2 1


(42)

6) Cotan 300 = 3 1 3   BD CD

14) Ctg 600 = 3 3 1 3 1   CD BD

b. Perbandingan trigonometri sudut 450

Gambar 2. 5 Perbandingan Trigonometri Sudut 450

Dari gambar 2.5 panjang AC dapat ditentukan dengan teorema Phytagoras sebagai berikut:

2 2

BC AB

AC  

2 2 1 1   AC 2 1 1 

AC

Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 450:

1) Sin 450 = 2

2 1 2 1

 6) Ctg 450 = 1

1 1

2) Cos 450 = 2

2 1 2 1

3) Tan 450 = 1 1 1

4) Sec 450 = 2

1 2

B 1 C

A

1 450


(43)

5) Csc 450 = 2 1

2

c. Perbandingan trigonometri sudut 00 dan 900

Gambar 2. 6 Perbandingan Sudut 00 dan 900

Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 00 digunakan titik A(1,0). Dari titik A(1,0) didapat x =1 dan y = 0.

1 0 12  2 

r

Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 00:

1) Sin 00 = 0 1 0

4) Sec 00 = 1 1 1

2) Cos 00 = 1 1 1

 5) Csc 00 =

0 1

= tidak terdefinisi

3) Tan 00 = 0

1 0

 6) Ctg 00 =

0 1

= tidak terdefinisi

Untuk menentukan nilai perbandingan sudut 900 digunakan titik B(0,1). Dari titik B(0,1) diperoleh x = 0 dan y = 1.

Y

X A (1,0) B (0,1)

o (0,0) C (-1,0)


(44)

1 1 02  2 

r

Berikut merupakan hasil yang diperoleh menggunakan konsep perbandingan trigonometri dengan sudut 900 :

1) sin 900 = 1 1 1

4) sec 900 =

0 1

= tak terdefinisi

2) cos 900 = 0

1 0

 5) cosec 900 = 1

1 1

3) tan 900 =

0 1

= tak terdefinisi 6) tan 900 = 0 1 0

4. Perbandingan Trigonometri Sudut di Berbagai Kuadran

Gambar 2. 7 Perbandingan Sudut di Berbagai Kuadran

Seperti gambar 2.7 dalam satu putaran yaitu 3600, sudut dibagi menjadi empat kuadran sebagai berikut :

Kuadran I : 00 θ900

Kuadran II : 900 θ1800 Kuadran III : 1800 θ2700

Y

X Kuadran I

Kuadran II


(45)

Kuadran IV : 2700 θ`3600

a. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran pertama

Gambar 2. 8 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran Pertama Pada gambar 2.8 didapat :

1) Sinα =

r y

4) Secα = y r

2) Cosα =

r x

5) Cscα =

x r

3) Tanα =

x y

6) Ctgα = y x

Pada Gambar 2.8 besar AOB =α, dan A1OB =(900-α).

Koordinat titik A1(y,x) merupakan hasil pencerminan y = x dari titik

P(x,y), maka diperoleh sudut α dan (900-α) : 1) Sin (900-α) =

r x

= Cosα 4) Sec (900-α) = y r

= Cscα

2) Cos (900-α) =

r y

= Sinα 5) Csc (900-α) =

x r

= Secα

3) Tan (900-α) =

y x

= Ctgα 6) Ctg (900-α) =

x y


(46)

b. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke dua

Gambar 2. 9 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Dua Titik A1(-x,y) adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0

terhadap titik A(x,y). Dari hasil pencerminan diperoleh AOB =α dan A1OB =(1800-α)

Dengan demikian, 1) Sin (1800-α)=

r y

= Sinα 4) Sec (1800-α) =

-x r

= -Secα 2) Cos (1800-α)=

r x

-= -Cosα 5) Csc (1800-α) = y r

= Cscα 3) Tan (1800-α) =

x

-y

= -Tanα 6) Ctg (1800-α) = y

x

-= -Ctgα


(47)

Gambar 2. 10 Perbandingan Trigonometri di Kuadran ke Tiga

Titik A1(-x,-y) adalah bayangan dari hasil pencerminan x = 0 yang

dicerminkan kembali terhadap y = 0 terhadap titik A(x,y), sehingga diperoleh AOB =α dan A1OB = (1800+α). Dengan demikian:

1) Sin (1800+α) =

r y

-= -Sinα 4) Sec (1800+α) =

x

-r

= -Secα

2) Cos (1800+α) =

r x

-= -Cosα 5) Csc (1800+α) = y

-r

= -Cscα

3) Tan (1800+α) =

x

-y

-= Tanα 6) Ctg (1800+α) =

x

-y

-= Ctgα

d. Perbandingan trigonometri sudut di kuadran ke empat

Gambar 2. 11 Perbandingan Trigonometri Sudut di Kuadran ke Empat Dari gambaar 2.11 titik A1(x,-y) adalah hasil dari

pencerminan titik A(x,y) terhadap sumbu x, sehingga diperoleh AOB =α dan A1OB = (3800-α). Dengan demikian :

1) Sin (3600-α) =

r y

-= -Sinα 4) Sec (3600-α) =

x r

= Secα

2) Cos (3600-α) =

r x

= Cosα 5) Csc (3600-α) = y

-r

= -Cscα

3) Tan (3600-α) =

x y

-= -Tanα 6) Ctg (3600-α) = y

-x


(48)

5. Penyelesaian Segitiga

Menetukan unsur-unsur dalam segitiga sembarang yang belum diketahui dapat menggunakan aturan sinus dan cosinus.

b. Aturan sinus

Secara konsep, aturan sinus adalah perbandingan setiap panjang sisi dengan sinus sudut di depan sisi itu mempunyai nilai yang sama. Materi ini akan menunjukkan sebuah perbandingan trigonometri yang diaplikasikan pada segitiga sembarang.

Gambar 2. 12Segitiga Sembarang ABC

Dari gambar 2.12 didapat ∆ACR, ∆BCR, ∆BAP dan ∆CAP dengan demikian:

i. Pada ∆ACR didapat: sin A =

b CR

CR = b sin A …(1)

ii. Pada ∆BCR didapat sin B =

a CR

CR = a sin B … (2)

A B

C

a

R p


(49)

Persamaan (1) = (2), maka diperoleh : b sin A = a sin B

sinB b sinA

a

iii. Pada ∆BAP didapat: sin B =

c AP

AP = c sin B … (3)

iv. Pada ∆CAP didapat: sin C =

b AP

AP = b sin C … (4)

Persamaan (3) = (4), maka diperoleh : c sin B = b sin C

sinC c sinB

b

Dapat disimpulkan bahwa :

sinC c sinB

b sinA

a

c. Aturan cosinus

Secara garis besar, aturan cosinus didefinisikan sebagai aturan yang memberikan hubungan yang berlaku dalam suatu


(50)

segitiga dimana antara panjang sisi-sisi segitiga dan cosinus dari salah satu sudut dalam segitiga yang dihitung.

Gambar 2. 13 Segitiga Sembarang ABC Dari gambar diatas diperoleh :

a2 = h2 + (BD)2…(1) pada ∆ACD, diperoleh : h = b sin A ...(2)

dan AD = b cos A, sehingga BD = AB – AD

BD = c – b cos A ...(3)

Subtitusi persamaan (2) dan persamaan (3) ke persamaan (1), diperoleh:

a = (b sin A)2 + (c – b cos A)2

a2 = b2 sin2A + c2– 2bc cosA + b2 cos2A

a2 = b2 (sin2A + cos2A) + c2– 2bc cosA

a2 = b2 + c2– 2bc cosA

a

A B

C

D h


(51)

Dengan menggunakan perhitungan yang sama didapat : a2 = b2 + c2– 2bc cosA

b2 = a2 + c2– 2ac cosB c2 = a2 + b2– 2ab cosC

G. Kajian Penelitian yang Relevan

1. Perbedaan Jenis Kelamin terhadap Kemampuan Siswa dalam Mata Pelajaran Matematika (Studi Kasus Sekolah Dasar) oleh Aminah Ekawati dan Shinta Wulandari. Hasil penelitian menunjukan nilai tes siswa laki-laki 7,70 dan siswa perempuan 7,50. Dari hasil perhitungan dapat disimpulkan tidak ada perbedaan kemampuan dalam mata pelajaran matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. 2. Pengaruh Minat Belajar terhadap Prestasi Belajar Matematika oleh

Erlando Doni Sirait. Hasil penelitian menunjukan koefisien korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika 0,706. Angka ini menunjukan adanya hubungan positif yang lemah antara minat belajar dengan prestasi belajar matematika, degan koefisien determinasi sebesar 0,498 yang artinya minat memberikan kontribusi sebesar 49,8% terhadap prestasi belajar siswa.


(52)

H. Kerangka Berfikir

Tidak sedikit yang mengungkapkan bahwa prestasi dari hasil belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan tidak sama. Padahal mereka mempunyai kesempatan yang sama dalam memperoleh informasi dalam pembelajaran. Perbedaan ini salah satunya disebabkan oleh faktor minat belajar terhadap matematika.

Dari pernyataan diatas, peneliti mencoba untuk mencari apakah ada perbedaan prestasi belajar matematika, minat belajar antara siswa laki-laki dan perempuan. Oleh sebab itu, peneliti mengangkat penelitian yang berjudul Komparasi Prestasi Belajar Matematika, Minat Belajar antara Siswa laki-laki dan Siswa Perempuan.

Untuk melihat apakah ada perbedaan prestai belajar matematika antara siswa laki-laki dan perempuan, akan dilakukan pengujian tes matematika dengan materi trigonometri dan dilakukan pengisian kuesioner untuk melihat minat belajar siswa.

Sebelum instrumen digunakan untuk penelitian, instrumen tersebut diuji cobakan di kelas yang tidak digunakan untuk penelitian guna untuk melihat apakah instrumen tersebut sudah baik digunakan sebagai alat ukur atau belum. Setelah instrumen tersebut sudah dikatakan baik sebagai alat ukur, instrumen tersebut dapat digunakan untuk penelitian.


(53)

I. Pengajuan Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Ada perbedaan yang signifikan prestasi belajar matematika antara siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen. 2. Ada perbedaan yang signifikan minat antara siswa laki-laki dan siswa

perempuan kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen.

3. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa laki-laki kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen.

4. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa perempuan kelas X IPS SMA Negeri 1 Playen.

5. Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa kelas X IPS di SMA Negeri 1 Playen.


(54)

39

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunkan metode kuantitatif. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian komparatif, karena penelitian ini dimaksudkan untuk melihat perbedaan prestasi belajar antara siswa perempuan dan siswa laki-laki, penelitian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana hubungan minat siswa mempengaruhi prestasi belajar siswa.

B. Perencanaan Penelitian

1. Tempat dan waktu penelitian

Tempat yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA Negeri 1 Playen yang beralamatkan di Jl. Playen Paliyan, Plembutan, Playen, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55861. Penelitian dilaksanakan di kelas X IPS. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2017.

2. Subjek penelitian

Subjek penelitian ini adalah sekelompok siswa laki-laki kelas X IPS dan sekelompok siswa perempuan kelas X IPS, dimana subjek


(55)

tersebut ditentukan dari pengambilan sampel dengan tehnik cluster random sampling.

a. Populasi

Populasi adalah himpunan semua individu yang diteliti. Dalam penelitian ini populasi yang dalam penelitian ini adalah himpunan semua siswa kelas X IPS dari SMA Negeri 1 PLAYEN. Populasi pada penelitian ini bersifat homogen. Homogenitas populasi dapat terlihat dari keanggotaan populasi tersebut, dimana anggota dalam populasi ini mempunyai karakteristik yang sama seperti umur sebaya, pengetahuan yang hampir sama dan sudah menempuh pembelajaran dengan materi yang sama. Berikut adalah perincian populasi dalam penelitian ini

Tabel 3. 1 Perincian Populasi Penelitian

Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah

X IPS 1 12 10 22

X IPS 2 9 13 22

X IPS 3 9 12 21

X IPS 4 12 9 21

Jumlah 42 44 86

b. Sampel

Pada penelitian ini pengambilan sampel dilakukan dengan tehnik cluster random sampling karena populasi terbagi dalam beberapa kelas. Sampel yang didapat dalam penelitian ini adalah X IPS 2 dan X IPS 4.


(56)

Tabel 3. 2 Perincian Sample Penelitian

Kelas Siswa laki-laki Siswa perempuan Jumlah

X IPS 2 9 13 22

X IPS 4 12 9 21

Jumlah 21 22 43

3. Objek penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah prestasi belajar dan minat belajar siswa terhadap matematika antara kelompok siswa laki-laki dan kelompok siswa perempuan.

C. Perumusan Variabel

Berdasarkan latar belakang dan penegasan hipotesis diatas, terdapat dua variabel dalam peneliatian ini yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas merupakan variabel yang dapat mempengaruhi variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah minat belajar siswa terhadap matematika.

2. Variabel terikat

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa pada matapelajaran matematika.


(57)

D. Bentuk Data dan Metode Pengumpulan Data

1. Bentuk data

Bentuk data dalam penelitian ini adalah skor tes dari hasil tes matematika. Selain skor dari hasil tes matematika, bentuk data yang diperoleh adalah transkrip nilai dari hasil kuesioner tertutup.

2. Metode pengumpulan data

Seluruh data yang diperoleh dalam penelitian ini berasal dari pengambilan data yang dilakukan dengan cara tes matematika dan kuesioner tertutup kepada subjek yang telah menjadi sampel penelitian

E. Instrumen Pengumpulan Data

Alat pengumpul data dibedakan menjadi dua, yaitu tes dan non tes ungkap Suharsimi Arikunto (1991;122).

Tabel 3. 3 Alat Pengumpul Data

No Variabel Data Pengumpulan Instrumen

1 Prestasi belajar

matematika

Nilai siswa yang

mengikuti tes Tes tertulis

Soal tes pilihan ganda

2 Minat terhadap

matematika

Skor siswa yang mengisi kuesioner

Pengisian

kuesioner/ angket

Kuesioner/ angket

a. Instrumen tes prestasi belajar matematika

Tes prestasi belajar matematika ditujukan untuk mengukur pencapaian siswa setelah mempelajari matematika. Soal terdiri dari 30 butir soal pilihan ganda. Tiap soal diberi skor 1 jika menjawab benar dan skor 0 jika menjawab salah.


(58)

b. Angket penelitian

Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden, dalam arti laporan tentang responden atau hal-hal yang diketahuinya.

Berikut kisi-kisi angket :

Tabel 3. 4 Kisi-kisi Angket Minat Belajar

Variabel Indikator No pernyataan Jumlah

Minat

Ketertarikan untuk belajar

(+) 5, 16, 19, 20, 22, 29, 31, 35 (-) 3, 8, 11, 17, 25, 26, 28

15 Perasaan suka dan

senang

(+) 1, 4, 7, 12

(-) 2, 18 6

Perhatian (+) 13, 23,24, 34

(-) 6, 9, 21,,32 8

Partisipasi pada pelajaran matematika

(+) 10, 27, 30, 33

(-) 14,15, 6

F. Uji Coba Instrumen Pengumpulan Data

Untuk melihat bahwa instrumen tes prestasi belajar matematika sudah layak digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa, instrumen tersebut diuji terlebih dulu dan di analisis dengan menggunakan rumus validitas dan reliabilitas untuk melihat kelayakan instrumen tersebut jika digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa.

Agar data penelitian yang diperoleh mempunyai kualitas yang cukup tinggi, maka instrumen penelitian harus memenuhi syarat sebagai alat pengukur yang baik, yaitu dengan uji validitas dan uji reliabilitas.


(59)

a. Validitas isi

Validitas yang diperoleh dari pertimbangan pakar b. Validitas butir soal

Dalam instrumen penelitian ini digunakan rumus korelasi product moment, yaitu:

 

2 2

2

 

2

     Y Y N X X N Y X XY N rxy Keterangan

rxy : Koefisien korelasi item dengan skor total X : Skor item

Y : Skor total

N : Jumlah subjek

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan

pada tebel berikut (Jihad & Haris, 2013):

Tabel 3. 5 Interpretasi Nilai rxy

c. Uji reliabilitas 1) Instrumen tes

Pada uji reliabilitas instrumen tes menggunakan KR-21

                  2 11 1

1 kst

M k M k k r

Nilai r Interprestasi

0,80 ˂ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 ˂ rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 ˂ rxy≤ 0,60 Sedang

0,20 ˂ rxy≤ 0,40 Rendah


(60)

Keterangan

k = jumlah item dalam instrumen 2

t

s = varians skor total

M = rata-rata skor total 2) Instrumen kuesioner

Pada uji reliabilitas kuesioner menggunakan Alpha Cronbach

                 2 2 1 1 t i i s s k k r Keterangan

k = jumlah item dalam instrumen 2

i

s = jumlah varian skor tiap item 2

t

s = varians skor total

Dari hasil perhitungan, r11 diinterpretasikan pada tebel berikut

(Jihad & Haris, 2013):

Tabel 3. 6 Tabel Interpretasi Nilai r11

Nilai r Interprestasi

r11≤ 0,20 Sangat rendah

0,20 ˂ r11≤ 0,40 Rendah

0,40 ˂ r11≤ 0,70 Sedang

0,70 ˂ r11≤ 0,90 Tinggi


(61)

G. Teknik Analisis Data

1. Persyaratan analisis

a. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk melihat data yang diperoleh berdistribusi normal atau tidak.

Berikut langkah-langkah uji normalitas : 1) H0 : F(x) = F0 (x) (normal)

H0 : F(x) ≠ F0 (x) (tidak normal)

2) Wilayah kritis :

D > D∝ (Kolmogorof Smirnov) 3) Statistik uji

a) Urutkan pengamatan (Xi) mulai dari yang sangat kecil

sampai terbesar

b) Hitunglah frekuensi kumulatif relative (Sn ( Xi )) untuk tiap

pengamatan c) Hitunglah

s x X Zi i

 , untuk tiap pengamatan d) Tentukan F0 (Xi) = P (Z < Zi), untuk tiap pengamatan

e) Hitunglah SN

 

xiF0

 

xi dan SN

xi1

F0

 

xi

f) Tentukan

 

 

 

SN xi F xi SN xi F xi

Dmax max  0 ,max 10


(62)

• Jika nilai statistik uji masuk dalam wilayah kritis maka tolak H0

• Jika nilai statistik uji tidak masuk dalam wilayah kritis maka tidak cukup bukti menolak H0yang artinya H0diterima

b. Uji homogenitas variansi

Uji homogenitas dilakukan untuk melihat variansi data tersebut homogen atau tidak.

Berikut langkah-langkah uji homogenitas : Uji kesamaan dua variansi

1) H0:12 22 (homogen) 2

2 2 1 0:

H   (tidak homogen) 2) Statistik uji

2 2

2 1 S S f

1 1 1 nv

1 2 2 nv

3) Wilayah kritis

2 1

f

f atau

2

f f


(63)

4) Kesimpulan

• Jika nilai statistik uji masuk dalam wilayah kritis maka tolak H0

• Jika nilai statistik uji tidak masuk dalam wilayah kritis maka tidak cukup bukti menolak H0yang artinya H0

diterima

2. Uji hipotesis

Tujuan dari menggunakan uji hipotesis adalah untuk mengetahui hipotesis kita diterima atau ditolak. Dalam penelitian ada dua jenis pengujian yaitu pengujian komparasi dan korelasi. Pengujian komparasi ditujukan untuk mencari apakah ada perbedaan sedangakan pengujian korelasi ditujukan untuk mencari apakah ada hubungan.

Pengujian komparasi pada penelitian ini menggunakan uji hipotesis mean dua populasi sebagai berikut :

1) H0 :1  2 (tidak ada perbedaan)

2 1 1:

H   (ada perbedaan) 2) Statistik uji

n1, n2 < 30 2 2 2

1 

  (homogen tidak diketahui)

Menggunakan :

              2 1 2 1 2 2 2 2 1 1 2 1 1 1 2 1 1 n n n n s n s n x x thit


(64)

3) Wilayah kritis

Untuk yang menggunakan thit

2

t

thit  atau

2

t thit

4) Kesimpulan

H0 ditolak jika thit memenuhi wilayah kritiks.

3. Uji korelasi

Tujuan dari menggunakan uji korelasi adalah untuk mengukur kekuatan hubungan antar variabel. Uji korelasi pada penelitian ini menggunakan uji korelasi product moment. Uji korelasi ini digunakan untuk membuktikan hipotesis hubungan dua variabel bila data kedua variabel berbentuk interval atau rasio.

Berikut rumus uji korelasi mengguakan uji korelasi product moment:

 

2 2

2

 

2

 

  

Y Y

N X

X N

Y X XY

N rxy

Keterangan

rxy : Koefisien korelasi item dengan skor total X : Skor item

Y : Skor total


(65)

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi (rxy) diinterpretasikan

pada tebel berikut:

Tabel 3. 7 Tabel Interpretasi Nilai rxy

4. Analisis regresi linear

Analisis regresi linear digunakan untuk mengetahui grafik dari hubungan antar dua variabel yaitu minat belajar dan prestasi belajar siswa.

X b Y N

X b -Y

a 

 

 

2 2

Y X

N

Y X XY

N b

Keterangan : Y = variabel terikat X = variabel bebas a = penduga intersap (α)

b = penduga koefisien regresi (β)

α dan β adalah parameter yang tidak diketahu.

Nilai r Interprestasi

0,80 ˂ rxy≤ 1,00 Sangat tinggi

0,60 ˂ rxy≤ 0,80 Tinggi

0,40 ˂ rxy≤ 0,60 Sedang

0,20 ˂ rxy≤ 0,40 Rendah


(66)

Dari hasil perhitungan analisis regresi linear, kemudian dapat digambar pada bidang koordinat untuk melihat apakah ada hubungan yang linear atau tidak.


(67)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Uji Coba Instrumen Tes

Sebelum instrumen tes digunakan untuk pengambilan data, peneliti melakukan uji validasi isi instrumen tes oleh pakar, dan selanjutnya di uji cobakan kepada 21 siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Playen karena salah satu siswa tidak berangkat yang selanjutnya dilakukan analisis butir soal. 1. Uji Validitas Isi oleh Pakar

Dari hasil validitas isi berdasarkan penilaian dari dosen pembimbing skripsi yaitu Prof. Dr. St. Suwarsono diperoleh hasil dari instrumen tersebut beberapa butir soal harus dilakukan perbaikan sebelum dilakukan uji validitas isi oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan di SMA Negeri 1 Playen. Prof. Dr. St. Suwarsono memberi pentujuk perbaikan terhadap butir soal yang selanjutnya instrumen tes tersebut diperbaiki oleh peneliti. Setelah instrumen tes diperbaiki, dilakukan uji validasi isi kembali oleh pakar guru matapelajaran matematika SMA Negeri 1 Playen yaitu Drs. Riyadi. Drs. Riyadi menyatakan validitas isi dari instrumen penelitian yang berupa tes berbentuk pilihan ganda sejumlah 30 butir soal telah dipenuhi.


(68)

2. Analisis butir soal

Setelah melalui uji validitas isi oleh pakar, instrumen tersebut diuji cobakan kepada responden. Uji coba instrumen ini berguna untuk analisis butir instrumen tes untuk melihat apakah suatu instrumen yang dibuat memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik, sehingga diperoleh data penelitian yang berkualitas cukup tinggi.

Dari hasil uji coba tes terhadap 21 responden siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Playen diperoleh validitas butir soal dilihat dari

Pearson Correlation diperoleh berkisar antara -0,205 sampai dengan 0,812. Dari 30 butir soal, terdapat 9 butir soal yang belum layak digunakan untuk penelitian. Dari uji coba ini juga diperoleh tingkat reliabilitas menggunakan rumus KR 21 didapat angka sebesar 0,83229 yang artinya instrumen ini sudah cukup reliabel untuk digunakan.

Setelah dilakuka perhitungan validitas dan reliabilitas, peneliti melakukan perbaikan terhadap 9 butir soal yaitu soal nomor 2, 4, 13, 15, 18, 19, 20, 21 dan 24. Selengkapnya bisa dilihat di lampiran 03 A.

B. Hasil Uji Coba Instrumen Angket

Sebelum digunakan untuk pengambilan data, instrumen angket minat terlebih dahulu dilakukan validitas isi oleh pakar. Pakar yang dipilih peneliti sebagai validator pada penelitian ini adalah dosen pembimbing skripsi Prof. Dr. St. Suwarsono dan guru matapelajaran matematika SMA


(69)

Negeri 1 Playen Drs. Riyadi yang selanjutnya di uji cobakan kepada 22 siswa X IPS 1 SMA Negeri 1 Playen untuk selanjutnya dilakukan analisis terhadap angket minat.

1. Validitas Isi oleh Pakar

Dari hasil validitas isi berdasarkan penilaian dari dosen pembimbing skripsi yaitu Prof. Dr. St. Suwarsono diperoleh hasil dari instrumen angket tersebut telah dipenuhi validitas isi instrumen angket, karena adanya kesesuaian antara kisi-kisi yang dibuat dan pernyataan yang digunakan. Namun, masih ada beberapa pernyataan instrumen yang harus diperbaiki pola kalimatnya sebelum dilakukan uji validitas isi oleh pakar guru mata pelajaran matematika. Prof. Dr. St. Suwarsono memberi pentujuk perbaikan terhadap butir soal yang selanjutnya instrumen angket tersebut diperbaiki oleh peneliti. Setelah instrumen angket diperbaiki, dilakukan uji validasi isi kembali oleh pakar guru matapelajaran matematika SMA Negeri 1 Playen yaitu Drs. Riyadi. Drs. Riyadi menyatakan validitas isi dari instrumen penelitian yang berupa tes berbentuk kuesioner dengan pernyataan sejumlah 35 telah dipenuhi.

2. Analisis Instrumen Angket Minat

Setelah melalui uji validitas isi oleh pakar, instrumen angket tersebut diuji cobakan kepada responden. Uji coba instrumen ini berguna untuk analisis butir instrumen angket untuk melihat apakah


(70)

suatu instrumen yang dibuat memenuhi syarat sebagai alat ukur yang baik, sehingga diperoleh data penelitian yang berkualitas cukup tinggi. Dari hasil uji coba tes terhadap 21 responden siswa kelas X IPS 1 SMA Negeri 1 Playen diperoleh validitas butir soal dilihat dari

Pearson Correlation diperoleh berkisar antara 0,269 sampai dengan 0,72. Dari 35 butir soal, terdapat 5 butir soal yang belum layak digunakan untuk penelitian. Dari uji coba ini juga diperoleh tingkat reliabilitas dilihat dari Cronbach’s Alpha sebesar 0,9337 yang artinya instrumen ini sudah cukup reliable untuk digunakan.

Setelah dilakuka perhitungan validitas dan reliabilitas, peneliti tidak menggunakan 5 butir pernyataan yaitu nomor 9, 15, 17, 19, 20 dengan alasan pernyataan tersebut tidak valid. Selengkapnya bisa dilihat di lampiran 03 B.

C. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh selama pelaksanaan penelitian yang meliputi data minat belajar dan prestasi belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 4. Untuk kelas X IPS 1 digunakan peneliti sebagai uji instrumen penelitian sebelum digunakan untuk pengambilan data di kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 3


(71)

Deskripsi data dari masing-masing variabel dalam hal ini antara lain adalah mean, median, modus, standar deviasi, distribusi frekuensi, histogram dan diagram pencar.

1. Prestasi Belajar Matematika

Setelah dilakukan pengambilan data hasil tes prestasi belajar matematika dari 43 siwa kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 4 SMA Negeri 1 Playen yang menjadi sampel dalam penelitian, berikut adalah tabel deskripsi data prestasi belajar siswa dari hasil pengambilan data.

Tabel 4. 1 Deskripsi Data Prestasi Belajar Matematika

Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil pengambilan data prestasi belajar matematika adalah sebagai berikut

No Deskripsi laki_laki

(n=21)

Perempuan (n=22)

Seluruh Siswa (n=43) 1 Mean 52,0635 56,6667 54,4186 2 Median 50,0000 56,6667 53,3333 3 Mode 46,67 63,33 56,67 4 Std. Deviation 11,56989 13,05260 12,42376 5 Variance 133,862 170,370 150,350 6 Minimum 30,00 33,33 30,00 7 Maximum 76,67 80,00 80,00


(72)

Tabel 4. 2 Distribusi Frekuensi Data Prestasi Belajar Matematika

Dari distribusi frekuensi data prestasi belajar matematika diatas dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :

Gambar 4. 1 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Laki-laki

No Interval Nilai

tengah

laki_laki (n=21)

Perempuan (n=22)

Seluruh Siswa (n=43)

1 30,00 – 38,32 34.16 2 1 3

2 38,33 – 46,65 42.49 3 4 7

3 46.66 – 54,98 50.82 8 4 12

4 54,99 – 63,31 59.15 5 5 10

5 63,32 – 71,64 67.48 1 4 5

6 71,65 – 79,97 75.81 2 3 5

7 79,98 – 88,30 84.14 0 1 1


(73)

Gambar 4. 2 Histogram Data Prestasi Belajar Siswa Perempuan

2. Minat Belajar Matematika

Setelah dilakukan pengambilan data hasil tes prestasi belajar matematika dari 43 siwa kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 4 SMA Negeri 1 Playen yang menjadi sampel dalam penelitian, berikut adalah tabel deskripsi data prestasi belajar siswa dari hasil pengambilan data.

Tabel 4. 3 Deskripsi Data Minat Belajar Matematika

Sedangkan distribusi frekuensi dari hasil pengambilan data minat belajar matematika adalah sebagai berikut

No Deskripsi laki_laki

(n=21)

Perempuan (n=22)

Seluruh Siswa (n=43) 1 Mean 85.5238 90.3636 88,00 2 Median 87.0000 89.0000 88,00 3 Mode 78.00 84 84,00 4 Std. Deviation 10.87023 8.94185 10,11129 5 Variance 118.162 79.957 102,238 6 Minimum 63.00 74.00 63,00 7 Maximum 111.00 107.00 111,00


(74)

Tabel 4. 4 Distribusi Frekuensi Data Minat Belajar Matematika

Dari distribusi frekuensi data prestasi belajar matematika diatas dapat dibuat grafik histogram sebagai berikut :

Gambar 4. 3 Histogram Data Minat Belajar Siswa Laki-laki

No Interval Nilai

tengah

laki_laki (n=21)

Perempuan (n=22)

Seluruh Siswa (n=43)

1 63 – 69,85 66.425 2 0 2

2 69,86 – 76,71 73.285 1 1 2

3 76,72 – 83,57 80.145 5 3 8

4 83,58 – 90,43 87.005 8 8 16

5 90,44 – 97,29 93.865 3 5 8

6 97,3 – 104,15 100.725 1 3 4

7 104,16 – 111,01 107.585 1 2 3


(75)

Gambar 4. 4 Histogram Data Minat Belajar Siswa Perempuan

3. Digram pencar prestasi belajar dan minat belajar

Variabel minat dan variabel prestasi merupakan dua variabel yang ditinjau dalam penelitian ini. Diagram pencar dibawah ini dapat memperlihatkan lokasi titik-titik kedua variabel tersebut didalam system koordinat. Jika diagram pencar nampak terletak di dekat sebuah garis lurus, maka korelasi antara kedua variabel tersebut bersifat linear.

Dari data prestasi belajar dan minat belajar siswa dapat dibuat diagram pencar sebagai berikut :


(76)

Gambar 4. 5 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Laki-laki

Gambar 4. 6 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar pada Siswa Perempuan

y = 0.4784x + 11.15 R² = 0.202

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 20 40 60 80 100 120

P res ta si b el aja r si swa lak i-lak i

Minat belajar siswa laki-laki

y = 0.7129x - 7.7498 R² = 0.2385

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 20 40 60 80 100 120

Pres ta si b e laj ar s is w a p e re m p u an


(77)

Gambar 4. 7 Diagram Pencar Minat Belajar dan Prestasi Belajar Seluruh Siswa

Dari gambar 4.5, gambar 4.6, gambar 4.7 dapat dilihat bahwa diagram pencar dapat ditarik dengan garis lurus, artinya ada hubungan linear antara minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa.

D. Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak. Dari data yang diambil saat penelitian baik data minat dan prestasi belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan di kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 4.

y = 0.5977x + 1.8181 R² = 0.2367

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

0 20 40 60 80 100 120

Pre

stas

i

b

e

lajar

se

lu

ru

h

s

is

w

a


(78)

Tabel 4. 5 Normalitas Data

Dari tabel diatas data dikatakan berdistribusi normal jika Dhitung tidak lebih besar dari Dα(Kolmogorv-Smirnov).

Berdasarkan hasil uji normalitas data diatas dapat disimpulkan bahwa hasil uji normalitas data prestasi belajar dan minat belajar siswa laki-laki, siswa perempuan dan seluruh siswa berdistribusi normal karena Dhitung tidak melebihi dari Dα.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah sampel yang diambil mempunyai variansi yang sama atau tidak. Dari data yang diambil saat penelitian baik data minat dan prestasi belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan di kelas X IPS 2 dan kelas X IPS 4, dilakukan uji homogenitas variansi.

Tabel 4. 6 Homogenitas Data Dhitung

(Kolmogorv-Smirnov)

Keterangan

Prestasi belajar siswa laki-laki 0,1440 0,287 Normal

Prestasi belajar siswa perempuan 0,1267 0,281 Normal

Minat belajar siswa laki-laki 0,1271 0,287 Normal

Minat belajar siswa perempuan 0,1247 0,281 Normal

Prestasi belajar seluruh siswa 0,0963 0,2028 Normal

Minat belajar seluruh siswa 0,0719 0,2028 Normal

fhitung Wilayah kritis Keterangan

Prestasi belajar

siswa laki-laki dan siswa perempuan

0,7857 f < 0,4084 atau

f > 2,4247 homogen

Minat belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan

1,4778 f < 0,4084 atau


(1)

87 98 1 36 0.84 0.99 0.8393 0.0021 0.0253 87 99 1 37 0.86 1.09 0.8621 0.0016 0.0249 88 101 3 40 0.93 1.29 0.9015 0.0287 0.0410 88 105 1 41 0.95 1.68 0.9535 0.0000 0.0233 88 107 1 42 0.98 1.88 0.9699 0.0068 0.0164 88 111 1 43 1.00 2.27 0.9884 0.0116 0.0117 89

90 90 90 91 93 94 94 94 95 95 98 99 101 101 101 105 107 111

 

 

 

 

SN xi F xi SN xi F xi

D max max  0 ,max 1  0

0,0719;0,06655

max  D

0719 , 0

D

• Kesimpulan D > D∝

0,0719> 0,2028 (tidak memenuhi)

Tidak cukup bukti untuk menolak H0, data tersebut berdistribusi normal.

B. Uji homogenitas

1. Uji homogenitas prestasi belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan


(2)

2 2 2 1 0:

H  

(tidak homogen)

2) Statistik uji

2 2 2 1 S S f  38 , 170 87 , 133  f 7857 , 0 

f (f hitung) 1

1 1 n

v

1 21

1  

v 20 1  v 1 2 2 n

v

1 22

2  

v

21

2 

v

3) Wilayah kritis

2 1  f

f atau

2  f f  4084 , 0 ) 975 , 0 ; 21 ; 20 ( ) 2 1 , , (1 2

 

f

f v

v  (batas kiri)

4247 , 2 ) 025 , 0 ; 21 ; 20 ( ) 2 ; ; (1 2

  f

f v

v  (batas kanan)

4) Kesimpulan

F hitung tidak berada dalam wilayah kritis.


(3)

2. Uji homogenitas minat belajar siswa laki-laki dan siswa perempuan

1) H0:12 22 (homogen)

2 2 2 1 0:

H  

(tidak homogen)

2) Statistik uji

2 2 2 1 S S f  957 , 79 16 , 118  f 4778 , 1 

f (f hitung) 1

1 1 n

v

1 21

1  

v 20 1  v 1 2 2 n

v

1 22

2  

v

21

2 

v

3) Wilayah kritis

2 1  f

f atau

2  f f  4084 , 0 ) 975 , 0 ; 21 ; 20 ( ) 2 1 , , (1 2

 

f

f v

v  (batas kiri)

4247 , 2 ) 025 , 0 ; 21 ; 20 ( ) 2 ; ; (1 2

  f

f v

v  (batas kanan)

4) Kesimpulan

F hitung tidak berada dalam wilayah kritis.


(4)

Lampiran 05

A. Hasil kerja siswa


(5)

(6)

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR DENGAN PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN DI SMP A. WAHID HASYIM TEBUIRENG JOMBANG

1 6 1

PERBEDAAN KEBIASAAN BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN

1 8 2

Hubungan Antara Kemampuan Belajar Bahasa Arab Siswa terhadap Minat Belajar Bahasa Arab di Madrasah Tsanawiyyah As-Salafiyyah Sawangan

0 4 68

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR DAN KEMANDIRIAN BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA Hubungan Antara Minat Belajar Dan Kemandirian Belajar Dengan Prestasi Belajar Bahasa Inggris Siswa SMA Muhammadiyah 1 Surakarta.

0 6 18

STUDI KORELASI ANTARA VOCABULARY MASTERY, GRAMMAR MASTERY DAN MINAT BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA Studi Korelasi Antara Vocabulary Mastery, Grammar Mastery Dan Minat Belajar Dengan Prestasi Belajar Matematika Pada Siswa Kelas Internasional

0 2 21

STUDI KOMPARASI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR ANTARA SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN DI SMP NEGERI 6 YOGYAKARTA.

0 2 126

STUDI KOMPARASI DALAM MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SENI TARI ANTARA SISWA LAKI-LAKI DENGAN PEREMPUAN PENYANDANG CEREBRAL PALSY DI PUSAT REHABILITASI YAKKUM SLEMAN YOGYAKARTA.

0 0 124

PERBEDAAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA LAKI-LAKI DAN SISWA PEREMPUAN PADA MATA PELAJARAN SENI TARI DI SMPN 1 YOGYAKARTA.

0 0 102

PENGARUH GAYA BELAJAR DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

0 0 8