Efektivitas model pembelajaran inquiry pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus ditinjau dari minat dan prestasi belajar siswa kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

(1)

ABSTRAK

Maria Evarista Oktaviane Barut. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Pada Sub Pokok Bahasan Aturan Sinus Dan Kosinus Ditinjau Dari Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry, (2) mengetahui efektivitas model pembelajaran inquiry ditinjau dari minat belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus (3) mengetahui efektivitas model pembelajaran inquiry ditinjau dari prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus..

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deksriptif kualitatif-kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi aktivitas siswa, (2) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran inquiry, (3) pedomaan wawancara tanggapan siswa, (4) angket minat belajar siswa, (5) tes prestasi belajar siswa. Data aktivitas siswa, keterlaksanaan pembelajaran inquiry, dan wawancara tanggapan siswa akan dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data tes prestasi belajar dan minat belajar siswa dianalisis dengan menghitung skor total yang diperoleh dan dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan.

Berdasarkan analisis maka diperoleh hasil sebagai berikut, (1) pembelajaran matematika dengan model inqury pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus telah terlaksana dengan baik (2) Hasil analisis tes prestasi belajar menunjukan 57,69% siswa berada pada kategori prestasi belajar cukup-baik-sangat baik, maka pembelajaran inquiry efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa, (3) Hasil analisis angket minat belajar menunjukan 88,46% siswa berada pada kategori minat belajar tinggi-sangat tinggi, maka pembelajaran inquiry efektif ditinjau dari minat belajar siswa.

Kata Kunci: efektivitas, model, pembelajaran, inquiry, minat, prestasi, belajar, aturan, sinus, kosinus.


(2)

Sine and Cosine Rule Topics Judged by Interest and Learning Achievement for Grade X-B of BOPKRI 2 Yogyakarta Senior High School. Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program, Department Mathematics and Science Education, Faculty of Training and Education, Sanata Dharma University.

The aim of this research is (1) to determine how the mathematic study accomplishment is by using inquiry model (2) to determine the effectiveness of using inquiry model as seen from the students’ interest to study on the subtopic of sinus and cosinus rules and (3) to determine the effectiveness of using inquiry model as seen from the students’ study achievement on the subtopic of sinus and cosinus rules.

This research used the qualitative-quantitative descriptive method. The subject of this research is the 26 students of X-B BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The instruments used in this research are (1) student’s activity observation sheet (2) inquiry model study accomplishment observation sheet (3) the guideline of students’ respond interview (4)questionnaire on the students’ study interest and (5) the students’ study achievement test. The students’ activity data, the inquiry model study accomplishment, and the students’ respond interview will be analyzed qualitatively. The students’ study achievement test data and the the students’ study interest will be analyzed by counting the total score gained and will be compared with the defined category.

Based on the analysis, some results are gotten, (1) the study of mathematics with the inquiry model on the subtopic of sinus and cosinus has been well-conducted , (2) The result of the study achievement test analysis shows that 57,69% students are on the category of enough-good-very good study achievement category, so the the inquiry model is effective as seen from the students study achievement. (3) The questionnaire analysis of the students’ study interest shows that 88,46% students are on the high-very high category, so the inquiry study model is effective as seen from the students’ interest.

Kata Kunci: effectiveness, model, learning, inquiry, interest, achievement, study, r ules, sine, cosine


(3)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SUB POKOK BAHASAN ATURAN SINUS DAN KOSINUS DITINJAU DARI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-B SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Maria Evarista Oktaviane Barut NIM: 121414011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(4)

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SUB POKOK BAHASAN ATURAN SINUS DAN KOSINUS DITINJAU DARI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-B SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika

Oleh

Maria Evarista Oktaviane Barut NIM: 121414011

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA 2016


(5)

(6)

(7)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

It is okay not to be okay

Sometimes it is hard to follow your heart

Tears don’t mean

you’re loosing

Everybody

’s

bruising

Just be true to who you are

-Jessie J-

Dengan rendah hati skripsi ini didedikasikan untuk : Allah yang Maha Kuasa Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria

Bapaaku, Mamaaku dan Adik-adikaku Segenap kenalan, rekan, keluarga dan sahabat dan terkhusus, Almamater tercinta, Universitas Sanata Dharma


(8)

(9)

vi ABSTRAK

Maria Evarista Oktaviane Barut. 2016. Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Pada Sub Pokok Bahasan Aturan Sinus Dan Kosinus Ditinjau Dari Minat Dan Prestasi Belajar Siswa Kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Skripsi. Program Studi Pendidikan Matematika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan model pembelajaran inquiry, (2) mengetahui efektivitas model pembelajaran inquiry ditinjau dari minat belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus (3) mengetahui efektivitas model pembelajaran inquiry ditinjau dari prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus..

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deksriptif kualitatif-kuantitatif. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang berjumlah 26 orang. Adapun instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) lembar observasi aktivitas siswa, (2) lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran inquiry, (3) pedomaan wawancara tanggapan siswa, (4) angket minat belajar siswa, (5) tes prestasi belajar siswa. Data aktivitas siswa, keterlaksanaan pembelajaran inquiry, dan wawancara tanggapan siswa akan dianalisis secara kualitatif. Sedangkan data tes prestasi belajar dan minat belajar siswa dianalisis dengan menghitung skor total yang diperoleh dan dibandingkan dengan kategori yang telah ditetapkan.

Berdasarkan analisis maka diperoleh hasil sebagai berikut, (1) pembelajaran matematika dengan model inqury pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus telah terlaksana dengan baik (2) Hasil analisis tes prestasi belajar menunjukan 57,69% siswa berada pada kategori prestasi belajar cukup-baik-sangat baik, maka pembelajaran inquiry efektif ditinjau dari prestasi belajar siswa, (3) Hasil analisis angket minat belajar menunjukan 88,46% siswa berada pada kategori minat belajar tinggi-sangat tinggi, maka pembelajaran inquiry efektif ditinjau dari minat belajar siswa.

Kata Kunci: efektivitas, model, pembelajaran, inquiry, minat, prestasi, belajar, aturan, sinus, kosinus.


(10)

vii ABSTRACT

Maria Evarista Oktaviane Barut. 2016. The Effectiveness of Inquiry Learning Model on Sine and Cosine Rule Topics Judged by Interest and Learning Achievement for Grade X-B of BOPKRI 2 Yogyakarta Senior High School. Undergraduated Thesis. Mathematics Education Study Program, Department Mathematics and Science Education, Faculty of Training and Education, Sanata Dharma University.

The aim of this research is (1) to determine how the mathematic study accomplishment is by using inquiry model (2) to determine the effectiveness of using inquiry model as seen from the students’ interest to study on the subtopic of sinus and cosinus rules and (3) to determine the effectiveness of using inquiry model as seen from the students’ study achievement on the subtopic of sinus and cosinus rules.

This research used the qualitative-quantitative descriptive method. The subject of this research is the 26 students of X-B BOPKRI 2 Senior High School Yogyakarta. The instruments used in this research are (1) student’s activity observation sheet (2) inquiry model study accomplishment observation sheet (3) the guideline of students’ respond interview (4)questionnaire on the students’ study interest and (5) the students’ study achievement test. The students’ activity data, the inquiry model study accomplishment, and the students’ respond interview will be analyzed qualitatively. The students’ study achievement test data and the the students’ study interest will be analyzed by counting the total score gained and will be compared with the defined category.

Based on the analysis, some results are gotten, (1) the study of mathematics with the inquiry model on the subtopic of sinus and cosinus has been well-conducted , (2) The result of the study achievement test analysis shows that 57,69% students are on the category of enough-good-very good study achievement category, so the the inquiry model is effective as seen from the students study achievement. (3) The questionnaire analysis of the students’ study interest shows that 88,46% students are on the high-very high category, so the inquiry study model is effective as seen from the students’ interest.

Kata Kunci: effectiveness, model, learning, inquiry, interest, achievement, study, r ules, sine, cosine


(11)

(12)

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY PADA SUB POKOK BAHASAN ATURAN SINUS DAN KOSINUS DITINJAU DARI MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X-B SMA BOPKRI 2

YOGYAKARTA”. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan selesai tanpa

bantuan dan dukungan dari berbagai pihak.

Maka dari itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Rohandi, Ph. D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Bapak M. Andy Rudhito, S. Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

3. Bapak Dr. Hongkie Julie, S. Pd., M. Sc., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

4. Bapak Beni Utomo M. Sc., selaku Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Matematika

5. Bapak Prof. Dr. St. Suwarsono selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu untuk memberikan arahan dan masukan dalam pembuatan skripsi ini.

6. Segenap Dosen Pendidikan Matematika, Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan ilmu dan pengalaman bagi penulis serta menginspirasi penulis untuk menjadi guru yang prosfesional.

7. Staf sekretariat JPMIPA Mas Arif, Mbak Tari, Pak Sugeng, dan Mas Made, yang telah membantu penulis selama proses perkuliahan di Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma.

8. Ibu Sri Sulastri, M.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah mengijinkan penulis untuk melakukan penelitian di SMA BOKPRI 2 Yogyakarta.


(13)

x

9. Ibu Dra. Rr. Sri Esti Budi .S, selaku guru matematika Kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah bersedia memberikan jam pelajaran matematika kepada penulis untuk melakukan penelitian ini.

10.Siswa kelas X-A, X-B dan X-D SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang telah membantu dalam rangkaian pengumpulan data dalam penelitian ini.

11.Kedua Orangtua tercinta Agustinus Barut dan Walburga Mimu dan adik-adik tersayang Mathias Dwi Kurnia Barut, Waldetrudius Pedot, Lidwina Huberti Barut yang telah memberikan dukungan semangat dan doa bagi penulis selama menyelesaikan skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat terbaik Melin, Ester, Ica, Yollan, Yoan, Tolin, Melan, Isna yang telah memberikan dukungan dan senantiasa mengingatkan penullis agar tekun mengerjakan skripsi.

13.Sahabat-sahabat Akselerasi 2012 SMA Negeri 1 Langke Rembong yang memberikan semangat dan doa bagi penulis.

14.Teman-teman seperjuangan mahasiswa Pendidikan Matematika angkatan 2012 yang telah memberikan semangat bagi penulis.

15.Teman-teman mahasiswa Pendidikan Matematika Universitas Sanata Dharma yang telah menjadi keluarga dan berbagi pengalaman selama penulis menjalani perkuliahan

16.Segenap Pengurus HMPS Pendidikan Matematika, Co-Fasilitator 2013, Co- Fasilitator 2014, Keluarga Kos Majus, ISC APTIK 2015, Tim PKM-M Wayang Jari PKM-Mbak Apri, Venta, Restu, Fila, Civitas Akademika SPKM-MA N 7 Yogyakarta, Keluarga besar SD Kanisius Kanutan yang telah berdinamika bersama penulis dan memberikan pengalaman berharga sehingga penulis bisa berkembang menjadi pribadi yang lebih baik. 17.Luki, Moli, dan Toshi yang telah setia menemani penulis menjalani hari. 18.Pihak-pihak lain yang dengan caranya masing-masing telah mendukung

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karena itu segala kritik dan saran membangun sangat diharapkan demi perbaikan


(14)

(15)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vii

ABSTRAK ... viii

ABSRACT ... ix

KATA PENGANTAR ... x

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan ... 5

D. Pembatasan Masalah ... 6

E. Pembatasan Istilah ... 6

F. Manfaat ... 7

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA ... 9

A. Landasan Teori ... 9

1. Pembelajaran Matematika ... 9

2. Pembelajaran Efektif ... 11

3. Model Pembelajaran Inquiry ... 12

4. Prestasi Belajar ... 17


(16)

xiii

6. Aturan Sinus dan Aturan Kosinus ... 22

B. Kerangka Berpikir ... 45

BAB 3 METODE PENELITIAN ... 30

A. Jenis Penelitian ... 30

B. Subyek Penelitian ... 30

C. Objek Penelitian ... 31

D. Variabel Penelitian ... 31

E. Bentuk Data ... 31

F. Metode Pengumpulan Data ... 33

G. Instrumen Penelitian ... 34

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitan ... 39

I. Teknik Analisis Data ... 43

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 47

K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian ... 49

BAB 4 HASIL PENELITIAN ... 50

A. Deskripsi Tempat Penelitian ... 50

B. Pelaksanaan Penelitian ... 51

1. Uji Coba Instrumen ... 51

2. Pelaksanaan Penelitian ... 61

C. Tabulasi Data ... 70

1. Data Minat Belajar Siswa ... 70

2. Data Prestasi Belajar Siswa ... 72

3. Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 73

4. Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 75

5. Data Wawancara Siswa ... 77

D. Analisis Data ... 83

1. Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 83

2. Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 85

3. Analisis Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 87

4. Analisis Data Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 90


(17)

xiv

5. Analisis Data Wawancara Siswa ... 91

E. Pembahasan ... 95

1. Keterlaksanaan Pembelajaran Matematika Dengan Model Pembelajaran Inquiry ... 95

2. Prestasi Belajar Siswa ... 100

3. Minat Belajar Siswa ... 101

F. Keterbatasan Penelitian ... 103

BAB 5 PENUTUP ... 104

A. Kesimpulan ... 104

B. Saran ... 107

DAFTAR PUSTAKA ... 109


(18)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Segitiga Sembarang ABC ... 22

Gambar 2.2 Segitiga Sembarang ABC ... 25

Gambar 4.1 Grafik Persentase Prestasi Belajar Siswa ... 100


(19)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inquiry ... 14

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi Belajar ... 35

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa ... 37

Tabel 3.3 Pedomaan Wawancara Siswa... 38

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai R ... 41

Tabel 3.5 Kualifikasi Reliabilitas ... 42

Tabel 3.6 Kategori Indeks Kesukara Butir Soal ... 43

Tabel 3.7 Kategori Prestasi Belajar Siswa ... 44

Tabel 3.8 Konversi Skor Kategori Minat Siswa ... 45

Tabel 3.9 Kategori Minat Belajar Siswa ... 45

Tabel 4.1 Data Uji Coba Angket Minat Belajar Siswa ... 52

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Product-Moment Angket Minat Belajar ... 54

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Angket Minat Belajar .. 56

Tabel 4.4 Data Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa ... 58

Tabel 4.5 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Product-Moment Tes Prestasi Belajar ... 59

Tabel 4.6 Hasil PerhitunganIndeks Kesukaran Soal Tes Prestasi Belajar ... 60

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ... 61

Tabel 4.8 Pelaksanaan Penelitian ... 62

Tabel 4.9 Data Minat Belajar Siswa ... 70

Tabel 4.10 Data Tes Prestasi Belajar Siswa ... 72

Tabel 4.11 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Hari Pertama ... 73

Tabel 4.12 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Hari Kedua ... 74

Tabel 4.13 Hasil Pengamatan Aktivitas Siswa Hari Ketiga ... 75

Tabel 4.14 Hasil Pengamatan Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 76

Tabel 4.15 Hasil Wawancara Siswa ... 77

Tabel 4.16 Analisis Data Minat Belajar Siswa ... 83


(20)

xvii

Tabel 4.18 Analisis Data Prestasi Belajar Siswa ... 85

Tabel 4.19 Persentase Minat Belajar Siswa ... 87

Tabel 4.20 Analisis Aktivitas Siswa Hari Pertama ... 87

Tabel 4.21 Analisis Aktivitas Siswa Hari Kedua ... 88

Tabel 4.22 Analisis Aktivitas Siswa Hari Ketiga... 89

Tabel 4.23 Persentase Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 90


(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 INSTRUMEN PENELITIAN ... 112

Lampiran 1.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 113

Lampiran 1.2 Lembar Kuesioner Minat Belajar Untuk Uji Coba ... 133

Lampiran 1.3 Angket Minat Belajar Hasil Revisi ... 137

Lampiran 1.4 Tes Prestasi Belajar Untuk Uji Coba ... 142

Lampiran 1.5 Tes Prestasi Belajar Hasil Revisi ... 144

Lampiran 1.6 Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 146

Lampiran 1.7 Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 148

Lampiran 1.8 Panduan Skor Tes Pretasi Belajar ... 151

LAMPIRAN 2 PERHITUNGAN VALIDITAS DAN RELIABILITAS ... 155

Lampiran 2.1 Perhitungan Uji Validitas Butir Item Angket Minat Belajar ... 156

Lampiran 2.2 Perhitungan Uji Reliabilitas Angket Minat Belajar ... 176

Lampiran 2.3 Perhitungan Uji Validitas Butir Item Tes Prestasi Belajar 179 Lampiran 2.4 Perhitungan Uji Reliabilitas Tes Prestasi Belajar ... 186

Lampiran 2.5 Perhitungan Taraf Kesukaran Butir Soal Tes Prestasi Belajar ... 188

LAMPIRAN 3 HASIL PENELITIAN ... 190

Lampiran 3.1 Hasil Uji Coba Angket Minat Belajar ... 191

Lampiran 3.2 Hasil Uji Coba Tes Prestasi Belajar ... 203

Lampiran 3.3 Hasil Pengisian Angket Minat Belajar Siswa X-B ... 212

Lampiran 3.4 Hasil Pengerjaan Tes Prestasi Belajar ... 221

Lampiran 3.5 Hasil Pengisian Lembar Observasi Aktivitas Siswa ... 235

Lampiran 3.6 Hasil Pengisian Lembar Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry ... 246

Lampiran 3.7 Rekapitulasi Data Pengamatan Aktivitas Siswa ... 252

Lampiran 3.8 Rekapitulasi Data Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry 258 LAMPIRAN 4 SURAT IJIN PENELITIAN ... 260


(22)

xix


(23)

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dampak arus globalisasi semakin terasa di berbagai bidang kehidupan. Hal ini ditandai dengan munculnya perkembangan-perkembangan di berbagai aspek kehidupan. Perkembangan sebagai dampak dari arus globalisasi, entah disadari atau tidak telah melahirkan berbagai tantangan baru yang semakin kompleks dalam kehidupan bermasyarakat saat ini.

Di dalam negeri sendiri masih banyak persoalan yang belum terselesaikan, baik dalam kehidupan bermasyarakat maupun bernegara. Soalah satu upaya untuk menghadapi tantangan dan masalah ini adalah dengan menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki daya saing tinggi. Tidak dapat dipungkiri bahwa kesejahteraan masyarakat dan negara bergantung pada sumbangan dari masyarakat.

Pendidikan beserta segala proses didalamnya memiliki kedudukan yang strategis karena bersentuhan langsung dengan manusia. Melalui pendidikan peserta didik dibekali dengan pengetahuan dan keterampilan yang berguna untuk memajukan bangsa. Hal ini sejalan dengan amanat Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab


(24)

Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut secara kongkrit dapat tercapai melalui pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang efektif. Seperti yang telah diketahui pendidikan dan pembelajaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Keberhasilan pembelajaran secara tidak langsung mencerminkan keberhasilan pendidikan itu sendiri. Maka proses pembelajaran di kelas dirancang sehingga memungkinkan berkembangnya potensi-potensi siswa secara optimal (Aunurrahman : 2011). Keterlibatan guru ataupun siswa dalam pembelajaran harus seimbang dan tidak adanya dominasi dari salah satu pihak saja.

Namun pada kenyataannya tidak sedikit siswa masih enggan untuk belajar. Para siswa ini memiliki minat belajar yang rendah, salah satunya sering ditemukan dalam proses pembelajaran matematika. Permasalahan mengenai minat belajar yang rendah dalam pembelajaran matematika bukanlah hal yang baru. Anggapan siswa bahwa materi matematika sulit untuk dipelajari, menjadi alasan bagi siswa tidak menyenangi pelajaran matematika. Pandangan negatif ini berujung pada rendahnya minat belajar siswa terhadap pembelajaran matematika. Apalagi jika proses pembelajaran di kelas masih didominasi guru (teacher-centered) dan tidak memberikan kesempatan bagi siswa untuk terlibat secara aktif. Dikhawatirkan jika kondisi ini dibiarkan siswa semakin tidak memiliki minat belajar yang berdampak pada ketercapaian prestasi belajar yang rendah. Di sisi lain siswa tidak memiliki kemandirian dan malah


(25)

membatasi siswa untuk menjadi pribadi berkualitas seperti yang diharapkan.

Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan mengembangkan kreativitas guru dalam melaksanakan proses pembelajaran, salah satunya cara yaitu dengan penggunaan model-model pembelajaran variatif dan inovatif yang dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk berperan aktif mengembangkan dirinya melalui pembelajaran khususnya untuk mengkonstruksikan pengetahuannya sendiri tanpa harus selalu bergantung pada guru. Sehingga pembelajaran bukan hanya sebagai suatu formalitas yang harus dilaksanakan siswa, tapi hendaknya dapat berupa aktivitas bermakna yang membantu siswa meningkatkan kualitas dirinya.

Banyak model-model pembelajaran yang berkembang saat ini, salah satunya adalah model pembelajaran inquiry. Model pembelajaran inquiry adalah salah satu model pembelajaran yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Sebagai model pembelajaran yang berorientasi pada proses mencari dan menemukan, siswa tidak hanya sebagai “penerima pasif” namun bertugas untuk membangun sendiri pengetahuannya terhadap konsep yang diajarkan. Titik tekan utama pada pembelajaran inquiry tidak lagi berpusat pada guru tetapi pada pengembangan nalar ktitis siswa, dimana siswa tidak diminta hanya menerima melainkan juga menelaah, memilah dan memberi respon atas materi yang diberikan (Anam : 2015).


(26)

Penggunaan model pembelajaran inquiry sangat dianjurkan dalam pembelajaran dewasa ini termasuk dalam pembelajaran matematika. Seperti yang diketahui belajar matematika adalah suatu pembelajaran akan objek-objek abstrak yang membutuhkan penalaran dan pemecahan masalah dalam penyelesaiannya. Model pembelajaran inquiry menekankan pada aktivitas siswa secara mandiri untuk menemukan dan membangun sendiri pengetahuannya yang dapat sehingga membiasakan siswa untuk kreatif serta berpikir kritis, logis, sistematis. Dengan adanya pembiasaan ini siswa dapat semakin meningkatkan potensi dan kualitas dirinya, sehingga dapat memberikan sumbangsih untuk menghadapi masalah dan tantangan dalam kehidupan bermasyarakat.

Maka berdasarkan uraian di atas maka peneliti bermaksud untuk mengadakan penelitian dengan judul “Efektivitas Model Pembelajaran Inquiry Pada Sub Pokok Bahasan Aturan Sinus dan Kosinus Ditinjau Dari Minat dan Prestasi Belajar Siswa”. Pembelajaran inquiry ini ditekankan pada penemuan konsep-konsep yang dilakukan sendiri oleh siswa. Maka materi aturan sinus dan kosinus dirasa cocok sebagai salah satu materi yang karena mengandung konsep-konsep atau ide-ide yang dapat diexplore dalam proses menemukan dalam pembelajaran inquiry Penelitian ini dilaksanakan di kelas X-B SMA BOPKRI II Yogyakarta. Beberapa pertimbangan di antaranya berdasarkan pencapaian prestasi belajar siswa yang siswa cukup rendah pada tes prestasi belajar terakhir yang diikuti. Selain itu berdasarkan penuturan mahasiswa PPL dan


(27)

observasi singkat dilakukan oleh peneliti, siswa juga menunjukan perhatian dan ketertarikan yang rendah pada pembelajaran matematika.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, adapun rumusan masalah untuk penelitian ini adalah :

1. Bagaimana keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran inquiry?

2. Bagaimana efektivitas pembelajaran inquiry jika ditinjau dari minat belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus?

3. Bagaimana efektivitas pembelajaran inquiry jika ditinjau dari prestasi belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui keterlaksanaan pembelajaran matematika dengan menggunakan model inquiry.

2. Untuk mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Inquiry ditinjau dari minat belajar siswa pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus. 3. Untuk mengetahui efektivitas Model Pembelajaran Inquiry ditinjau dari


(28)

D. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pertimbangan waktu dan kemampuan peneliti, adapun batasan masalah untuk penelitian ini adalah :

1. Subyek penelitian dibatasi hanya siswa kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

2. Materi yang digunakan dalam penelitian ini adalah aturan sinus dan kosinus.

3. Efektivitas penggunaan metode inqury pada sub pokok bahasan Aturan Sinus dan Kosinus akan ditinjau berdasarkan minat dan prestasi belajar siswa.

E. Pembatasan Istilah 1. Efektivitas

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan ketercapaian atas suatu target yang telah ditetapkan.

2. Model Pembelajaran Inquiry

Gulo (dikutip Trianto) mendefinisikan pembelajaran inquiry sebagai suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siwa untuk menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri.


(29)

3. Aturan Sinus

Aturan sinus adalah aturan yang menyatakan perbandingan panjang sisi segitiga dengan sinus sudut yang berhadapan dengan sisi tersebut yang nilainya sama pada segitiga.

4. Aturan Kosinus

Aturan kosinus adalah aturan pada segitiga yang menghubungkan panjang sisi-sisi segitiga dan salah kosinus satu sudut pada segitiga tersebut.

5. Minat Belajar

Minat belajar adalah kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar untuk mempelajari suatu hal tertentu.

6. Prestasi Belajar

Prestasi belajar adalah hasil usaha diperoleh akibat adanya proses belajar siswa.

F. Manfaat Penelitian 1. Bagi Siswa

Siswa dapat merasakan pengalaman belajar baru di mana siswa tidak hanya berperan sebagai “penerima pasif”, namun dapat terlibat aktif dalam pembelajaran guna mengembangkan potensi dirinya secara maksimal. Siswa juga dapat terbantu untuk menemukan ketertarikan terhadap matematika sehingga akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar.


(30)

2. Bagi Guru

Hasil penelitian ini dapat digunakan guru sebagai referensi model pembelajaran untuk mengefektifkan proses belajar mengajar di kelas sehingga dapat meningkatkan minat belajar dan prestasi belajar siswa. 3. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman sebagai calon guru yang nantinya dapat berguna di masa yang akan datang untuk menjadi seorang guru yang profesional.


(31)

9 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pembelajaran Matematika

Matematika merupakan ilmu yang mendasari setiap bidang kehidupan. Matematika memegang peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Banyak konsep-konsep dalam matematika dapat digunakan untuk mengatasi masalah dalam kehidupan sehari-hari. Matematika juga merupakan suatu bidang studi yang diajarkan pada semua jenjang pendidikan mulai dari tingkat sekolah dasar hingga perguruan tinggi.

Matematika dipahami bukan sekedar pembahasan yang berhubungan dengan bilangan serta operasinya. Secara umum matematika merupakan suatu ilmu tentang struktur dan aturan-aturan yang tersusun secara logis dan sistematis. Hudojo (1988) mendefinisikan matematika sebagai ide-ide atau konsep-konsep abstrak yang tersusun secara hirarkis dan penalarannya deduktif.

Adapun tujuan umum diberikannya matematika di jenjang pendidikan dasar dan pendidikan umum adalah sebagai berikut:

a. Mempersiapkan siswa agar sanggup menghadapi perubahan keadaan di dalam kehidupan dan dunia yang selalu berkembang melalui Latihan bertinfak atas dasar pemikiran secara logis, rasional, kritis, cermat, jujur, efektif, dan efisien.


(32)

b. Mempersiapkan siswa agar dapat menggunakan matematika dan pola pikir matematika dalam kehidupan sehari-hari dan dalam mempelajari berbagai ilmu pengetahuan.

Melalui pembelajaran matematika siswa akan terlatih untuk aktif, kreatif dan berpikir logis dan sistematis melalui penalaran dan pemecahan masalah. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pembelajaran diartikan sebagai proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (dalam Susanto : 2013). Maka dari itu pembelajaran matematika di dalam kelas hendaknya berupa interaksi timbal balik, baik antara guru dan siswa, siswa dan guru, dan siswa dengan siswa lainnya.

Interaksi ini diperlukan mengingat bahwa matematika adalah mengandung konsep-konsep yang membutuhkan pemahaman mendalam. Pembelajaran pun bukan hanya berupa transfer ilmu belaka, namun diharapkan dapat berupa pembelajaran bermakna yang mengembangkan kreativitas berpikir siswa yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan kemampuan mengkonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan yang baik terhadap materi matematika.

Jadi praktik pembelajaran matematika yang diharapkan dalam di kelas adalah pembelajaran berpusat pada aktivitas siswa, siswa diberi kebebasan berpikir memahami masalah, membangun strategi penyelesaian


(33)

masalah, mengajukan ide-ide secara bebas dan terbuka, guru melatih dan membimbing siswa berpikir kritis dan kreatif dalam menyelesaikan masalah, upaya guru mengorganisasikan bekerjasama dalam kelompok belajar, melatih siswa berkomunikasi menggunakan grafik, diagram, skema, dan variabel, seluruh hasil kerja selalu dipresentasikan di depan kelas untuk menemukan berbagai konsep, hasil penyelesaian masalah, aturan matematika yang ditemukan melalui proses pembelajaran. Sehingga pembelajaran matematika tidak hanya sebagai transfer of knowledge, namun menjadikan siswa pelaku aktif dalam pembelajaran.

2. Pembelajaran Efektif

Efektivitas adalah suatu ukuran yang menyatakan ketercapaian atas suatu target yang telah ditetapkan. Maka efektivitas pembelajaran didefinisikan sebagai suatu ukuran yang menyatakan ketercapaian atas suatu target dalam pembelajaran. Pembelajaran efektif merupakan tolak ukur keberhasilan guru dalam mengelola kelas. Proses pembelajaran dikatakan efektif apabila seluruh peserta didik dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari segi proses dan segi hasil. Dari segi proses, pembelajaran dikatakan berhasil dan berkualitas, apabila seluruh atau sebagian besar peserta didik dapat terlibat secara aktif baik mental, fisik maupun sosialnya.

Dari segi hasil, pembelajaran dikatakan efektif apabila siswa menunjukan perubahan tingkah laku yang positif, serta tercapainya tujuan pembelajaran yang diharapkan. Ketercapaian tujuan pembelajaraan salah


(34)

satunya dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan misalnya Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah. Hosnan (2014) menyatakan setidaknya terdapat dua hal utama yang diperlukan untuk mencapai proses belajar mengajar yang efektif. Pertama, harus ada kegiatan analisis kebutuhan belajar siswa, kedua harus ada gambaran seperti apa sistem ujian yang dipakai. Dengan demikian pembelajaran yang efektif harus mempunyai syarat kesesuaian antara kebutuhan belajar siswa dan sistem ujian.

Dalam penelitian ini, efektivitas pembelajaran inquiry pada materi rumus aturan sinus dan kosinus diukur berdasarkan prestasi dan minat belajar siswa.

3. Model Pembelajaran Inquiry a. Pengertian Pembelajaran Inquiry

Inquiry berarti pertanyaan atau pemeriksaan, penyelidikan. Inquiry dikembangkan oleh Richarrd Suchman (Hosnan : 2014). Suchman berkeinginan agar pembelajar secara mandiri, membantunya dalam membangun pengetahuan dan keterampilan bertanya dan mencari jawaban berdasarkan rasa ketertarikan dan ingin tahunya. Hosnan (2014) mendefinisikan pembelajaran inquiry sebagai rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.


(35)

Sedangkan Gulo (dikutip dari Trianto : 2011) menyatakan strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan penemuannya dengan penuh percaya diri. Maka dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran inquiry adalah suatu model pembelajaran yang berisi rangkaian belajar yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif untuk mengkonstruksikan pengetahuannya melalui penemuan-penemuan yang dilakukan siswa secara mandiri.

Adapun ciri-ciri pembelajaran inquiry adalah sebagai berikut : 1. Pembelajaran inquiry menekankan pada aktivitas peserta didik

secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan inti dari materi itu sendiri.

2. Seluruh aktivitas peserta didik diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self-belief).

3. Tujuan dari penggunaan pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis dan


(36)

kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses mental.

b. Tahap Pembelajaran Inquiry

Langkah-langkah pembelajaran inquiry dijabarkan melalui tabel berikut ini.

Tabel 2.1 Tahap Pembelajaran Inquiry

Fase Perilaku Guru

1. Menyajikan pertanyaan atau masalah

Guru membimbing siswa

mengidentifikasi masalah dan masalah dituliskan di papan tulis

2. Membuat hipotesis Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk curah pendapat dalam membentuk hipotesis. Guru membimbing siswa dalam

menentukan hipotesis yang relevan dengan permasalahan dan

memprioritaskan hipotesis mana yang menjadi prioritas penyelidikan

3. Melakukan kegiatan mengumpulkan dan menganalisis informasi

Guru memberikan kesempatan pada siswa untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan untuk

memverifikasi atau menguji hipotesis tersebut. Siswa berdiskusi untuk mendapatkan informasi yang relevan


(37)

4. Membuat Kesimpulan

Guru membimbing siswa dalam membuat kesimpulan

(dimodifikasi dari Triantoro: 2007) Model pembelajaran inquiry pada awalnya lebih banyak digunakan dalam pembelajaran sains. Pembelajaran sains sendiri berkaitan erat dengan alam, isinya, dan juga fenomena yang terjadi didalamnya. Sehingga untuk menjawab suatu permasalahan dapat dengan mudah diprediksi melalui fenomena-fenomena alam yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.

Sedangkan dalam matematika masalah bisa juga berasal dari obyek-obyek abstrak di dalam matematika itu sendiri. Untuk membuat prediksi akan solusi dari permasalahan sejenis ini tentunya membutuhkan keterampilan penalaran logis yang mendalam. Ide-ide matematika yang dihasilkan pun belum tentu dapat dengan mudah ditangkap oleh indera. Maka penentuan hipotesis tidak mutlak ada dalam pembelajaran matematika. Untuk menyelesaikan masalah, siswa didorong untuk langsung mencari informasi, ide dan konsep yang relevan.

c. Keunggulan dan Kelemahan Pembelajaran Inquiry

Pembelajaran dengan menggunakan dengan menggunakan model pembelajaran inquiry memiliki beberapa keunggulan di antaranya :


(38)

1. Pembelajaran inquiry menekankan pada pengembangan aspek kognitif, afektif, dan psikomotor secara seimbang sehingga pembelajaran inquiry dianggap lebih bermakna.

2. Pembelajaran inquiry dapat memberikan ruang kepada peserta didik untuk belajar sesuai dengan gaya belajar mereka.

3. Inquiry merupakan strategi yang dianggap sesuai dengan perkembangan psikologi belajar modern yang menganggap belajar adalah proses perubahan tingkah laku berkat adanya pengalaman. 4. Pembelajaran ini dapat melayani kebutuhan peserta didik yang

memiliki kemampuan di atas rata-rata. Artinya peserta didik yang memiliki kemampuan belajar bagus tidak akan akan terhambat dengan peserta didik yang lemah dalam belajar. Walaupun demikian bukan berarti siswa dengan kemampuan dibawah rata-rata tidak dapat belajar dengan model pembelajaran ini. Menurut Suryosubroto (1997) kegiatan menemukan pada pembelajaran inquiry memberikan kesempatan pada siswa untuk bergerak maju sesuai dengan kemampuannya sendiri.

Disamping memiliki keunggulan, pembelajaran inquiry juga memiliki kelemahan sebagai berikut:

1. Jika digunakan dalam pembelajaran, maka akan sulit mengontrol kegiatan dan keberhasilan peserta didik

2. Pembelajaran inquiry sulit dalam merencanakan pembelajaran karena terbentur dengan kebiasaan peserta didik dalam belajar.


(39)

3. Kadang-kadang dalam mengimplementasikannya memerlukan waktu yang panjang sehingga sering peserta didik dan guru sulit menyesuaikan dengan waktu yang telah ditentukan.

4. Selama kriteria keberhasilan ditentukan oleh kemampuan peserta didik menguasai materi pelajaran, maka pembelajaran inquiry akan sulit diimplementasikan oleh setiap pendidik bagi setiap peserta didik.

Walaupun memiliki beberapa kelemahan namun model pembelajaran inquiry sangat dianjurkan untuk digunakan dalam pembelajaran khususnya dalam pembelajaran matematika. Eruce & Weil (dalam Hosnan: 2014) menyebut bahwa latihan inquiry dapat menambah pengetahuan sains, menghasilkan kemampuan berpikir kreatif, keterampilan dalam memperoleh dan menganalisis data. Dalam pembelajaran matematika, pengetahuan, kemampuan dan keterampilan ini dapat berguna bagi siswa dalam proses penalaran dan pemecahan masalah konsep-konsep abstrak yang ada dalam matematika.

4. Prestasi Belajar

a. Pengertian Prestasi Belajar

Dalam Bahasa Indonesia prestasi berarti “hasil usaha”. Maka secara sederhana prestasi belajar dapat diartikan sebagai sebuah hasil usaha sebagai akibat dari adanya proses belajar. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prestasi belajar berarti penguasaan pengetahuan atau


(40)

keterampilan yang dikembangkan melalui mata pelajaran, lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru. Sedangkan Sutratinah Tirtonegoro (1984) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah penilaian usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap siswa dalam periode tertentu. Maka dapat disimpulkan prestasi belajar adalah hasil usaha diperoleh akibat adanya proses belajar siswa yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang menyatakan pencapaian siswa.

Seiring dengan perkembangan pendidikan, prestasi belajar memiliki kedudukan yang penting dalam pembelajaran. Selain sebagai tolak ukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi, prestasi belajar juga digunakan guru sebagai evaluasi tingkat keberhasilan metode pembelajaran yang digunakan.

b. Aspek Prestasi Belajar

Istilah prestasi belajar berbeda dengan hasil belajar. Prestasi belajar pada umumnya berkenaan dengan dengan aspek pengetahuan sedangkan hasil belajar meliputi aspek pembentukan watak peserta didik. Maka dari itu adapun aspek-aspek prestasi belajar menurut Lorin W. Anderson dan David R. Krathwohl, dkk (2001)meliputi:


(41)

1. Mengingat : mengambil pengetahuan tertentu dari memori jangka panjang

2. Memahami : mengkonstruk makna dari materi pembelajaran, termasuk apa yang diucapkan, ditulis, dan digambar oleh guru. 3. Mengaplikasikan : menerapkan atau menggunakan suatu prosedur

dalam keadaan tertentu

4. Menganalisis : memecah-mecah materi menjadi bagian penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antar bagian tersebut dan keseluruhan struktur atau tujuan.

5. Mengevaluasi : mengambil atau membuat keputusan berdasarkan kriteria dan atau standar.

6. Mencipta : memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang orisinil

5. Minat Belajar

a. Pengertian Minat Belajar

Menurut Syah (2003), minat secara sederhana berarti kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Djamarah (2011:166) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas tanpa ada yang menyuruh. Sedangkan dalam hubungannya dengan pembelajaran Winkel (1987) mendefinisikan minat sebagai


(42)

kecenderungan subyek yang menetap untuk merasa tertarik pada bidang studi atau pokok bahasan tertentu dan merasa senang mempelajari itu.

Minat memiliki pengaruh yang besar baik itu pada aktivitas belajar maupun pencapaian belajar siswa. Minat merupakan satu kekuatan motivasi yang menyebabkan akan siswa belajar dengan sungguh-sungguh dan cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar terhadap suatu mata pelajaran sama sekali tak menghiraukan sesuatu yang lain. Kemudian karena pemusatan perhatian yang intensif terhadap materi itulah yang memungkinkan siswa untuk belajar giat, dan akhirnya mencapai prestasi yang diinginkan. Menurut Hartono, (dalam Susanto: 2013) minat memberikan sumbangan besar terhadap keberhasilan belajar peserta didik. Bahan pelajaran, pendekatan ataupun metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan minat peserta didik dapat menyebabkan hasil belajar tidak optimal.

b. Aspek Minat belajar

Terdapat tiga batasan minat, yakni (1)suatu sikap yang dapat mengikat perhatian seseorang ke arah objek tertentu secara selektif (2) suatu perasaan bahwa aktivitas dan kegemaran terhadap objek tertentu sangat berharga bagi individu, dan (3) bagian dari motivasi.


(43)

Berdasarkan ulasan definisi minat belajar serta batasan minat, maka dapat disimpulkan terdapat tiga aspek minat belajar:

1. Perhatian

Perhatian adalah banyak sedikitnya kesadaran yang menyertai suatu aktivitas yang dilakukan. Siswa dengan minat belajar yang tinggi sungguh-sungguh akan memusatkan perhatiannya secara maksimal dalam pembelajaran dan tidak akan tergoda melakukan sesuatu yang tidak berhubungan dengan pembelajaran. Perhatian juga merupakan salah satu aspek penting yang mendukung keberhasilan belajar siswa. perhatian merupakan langkah awal siswa untuk memahami materi dengan baik. Jika materi bisa dipahami maka diharapkan siswa mendapatkan hasil belajar yang baik pula.

2. Perasaan

Perasaan didefinisikan sebagai gejala psikis yang bersifat subjektif yang umumnya berhubungan dengan gejala-gejala mengenal dan dialami dalam kualitas senang atau tidak. Perasaan digolongkan dalam “perasaan senang” dan “perasaan tidak senang”. Minat belajar salah satunya ditandai dengan adanya perasaan senang dan ketertarikan untuk mengikuti pembelajaran. Perhatian dan perasaan saling berhubungan satu dengan lainya. perasaan senang menjadi energi bagi siswa untuk sungguh memperhatikan pembelajaran.


(44)

3. Motivasi

Tampubolon menyatakan minat adalah perpaduan antara keinginan dan kemauan yang dapat berkembang jika ada motivasi. Motivasi adalah perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan. Dalam pembelajaran motivasi berperan sebagai penggerak yang mendasari setiap aktivitas siswa. Siswa yang termotivasi memiliki minat yang tinggi terhadap belajar karena terdorong untuk mencapai suatu hasil yang diinginkan dalam belajarnya. Misalnya siswa dengan belajar dengan rajin karena ingin mendapatkan nilai yang bagus.

6. Aturan Sinus Dan Aturan Kosinus a. Aturan Sinus

Perhatikan segitiga berikut :

,

Gambar 2.1 Segitiga Sembarang ABC

, , dan adalah garis tinggi. Maka dengan menggunakan konsep sinus pada segitiga siku-siku, akan dicari rumus untuk


(45)

menentukan panjang sisi pada segitiga sebarang. Perhatikan didapat

atau . . . 1)

atau . . . .2) Maka dari 1) dan 2) diperoleh

Sehingga dapat dituliskan

. . . . a)

Perhatikan didapat

atau . . . 3)

atau . . . 4) Maka dari 3) dan 4) diperoleh


(46)

. . . b)

Perhatikan didapatkan

atau . . . 5)

atau . . . 6) Maka dari 5) dan 6) didapatkan

Sehingga dapat dituliskan

. . . c)

Maka dari a), b), dan c) dapat dituliskan

Perbandingan panjang sisi dengan sinus sudut yang berhadapan dengan sisi yang nilainya sama seperti yang ditunjukan di atas disebut sebagai aturan sinus.

b. Aturan Kosinus


(47)

Gambar 2.2 Segitiga Sembarang ABC 1. Perhatikan yang tersusun atas dan

a. Perhatikan , berlaku

atau . . . 1) b. Perhatikan , berlaku

atau . . . . 2)

atau . . . .3)

c. Perhatikan garis BC, maka

. . . . 4) d. Substitusikan 2) dan 4) pada langkah 1


(48)

2. Perhatikan yang tersusun atas dan a. Perhatikan , berlaku

atau . . . 1) b. Perhatikan , berlaku

atau . . . . 2)

atau . . . .3)

c. Perhatikan garis CR, maka

. . . . 4) d. Substitusikan 2) dan 4) pada langkah 1)

3. Perhatikan yang tersusun atas dan a. Perhatikan , berlaku

atau . . . 1) b. Perhatikan , berlaku


(49)

atau . . . . 2)

atau . . . .3)

c. Perhatikan garis AB, maka

. . . . 4) d. Substitusikan 2) dan 4) pada langkah 1)

Maka berdasarkan 1), 2), dan 3), didapatkan :

Aturan pada segitiga yang menghubungkan panjang sisi-sisi segitiga dan salah satu kosinus sudut pada segitiga tersebut disebut sebagai aturan kosinus.

B. Kerangka Berpikir

Belajar matematika pada hakikatnya berupa penalaran dan pemecahan masalah konsep-konsep abstrak. Siswa pun memandang matematika sebagai salah satu bidang studi yang sulit, dikarenakan pada proses belajarnya selalu


(50)

bersentuhan dengan konsep-konsep abstrak, salah satunya pada materi rumus perbandingan trigonometri sudut berelasi. Salah faktor yang mungkin mempengaruhi kurangnya pemahaman siswa akan konsep-konsep matematika adalah pembelajaran yang terlalu terpusat kepada guru (teacher-centered) dan siswa hanya pasif menerima apa yang disampaikan guru tanpa adanya pemahaman secara mendalam terhadap materi yang diajarkan.

Beberapa tahun belakangan terjadi preubahan pola pikir menyangkut pembelajaran. Hal ini didasarkan adanya kesadaran bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik namun peserta didik dipercaya memiliki kemampuan secara aktif mencari, mengolah, mengkonstruksi, dan menggunakan pengetahuan. Siswa tidak hanya sebagai penerima pembelajaran yang pasif tetapi turut berperan aktif sebagai subyek belajar.

Kondisi pembelajaran seperti yang telah diuraikan di atas sejalan dengan prinsip-prinsip pada model pembelajaran inquiry. Pembelajaran inquiry menekankan pada proses mencari dan menemukan. Model pembelajaran ini berisi rangkaian belajar yang menekankan keterlibatan siswa secara aktif untuk mengkonstruksikan pengetahuannya melalui penemuan-penemuan yang dilakukan siswa secara mandiri. Dengan adanya keterlibatan ini diharapkan ketertarikan siswa terhadap pembelajaran matematika semakin meningkat.

Selain itu adanya kemandirian siswa dalam proses pembelajaran inquiry secara tidak langsung mendorong siswa mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis logis dan kritis serta keterampilan


(51)

memperoleh dan menganalisis data. Pola pikir serta keterampilan ini, dapat memudahkan siswa dalam memahami konsep-konsep matematika. Maka dapat dipastikan siswa mendapatkan prestasi belajar yang memuaskan.


(52)

30 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif-kualitatif. Penelitian kuantitatif adalah cara menguji suatu teori dengan meneliti hubungan antar variabel. Sedangkan penelitian kualitatif adalah cara untuk memamparkan dan memahami maksud yang berasal dari individu dan kelompok mengenai masalah sosial atau masalah individu (Creswell : 2010)

Dalam hal ini akan diteliti keterkaitan (hubungan) antara model pembelajaran dengam minat dan prestasi belajar siswa. Data minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa akan dianalisis secara kuantitatif yakni dengan menghitung skor total. Sedangkan untuk data keterlaksanaan pembelajaran inquiry akan dianalisis secara kualitatif yakni dengan mendeskripsi keterlaksanaan pembelajaran inquiry melalui data observasi dan wawancara yang diperoleh.

B. Subyek Penelitian

Subyek dari penelitian ini adalah siswa kelas X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.


(53)

C. Objek Penelitian

Objek penelitian berkenaan dengan apa yang ingin diteliti. Maka adapun objek pada penelitian ini adalah efektivitas model pembelajaran inquiry pada sub pokok bahasan rumus aturan sinus dan kosinus.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah ciri atau karakteristik dari individu, objek, peristiwa yang nilainya bisa berubah-ubah. Terdapat dua jenis variabel yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Adapun variabel bebas pada penelitian ini adalah model pembelajaran inquiry sedangkan variabel terikatnya adalah minat dan prestasi belajar siswa X-B SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

E. Bentuk Data

Penelitian ini akan menghasilkan data berupa : 1. Data Prestasi Belajar Siswa

Data prestasi belajar siswa didapat melalui jawaban atau respon siswa terhadap pertanyaan yang diberikan pada tes prestasi belajar setelah siswa mengikuti pembelajaran inquiry. Jawaban siswa kemudian diberikan skor yang sesuai berdasarkan panduan skor yang telah dibuat peneliti. Skor dari tiap item pertanyaan kemudian diakumulasi untuk melihat skor total tes prestasi belajar. Kemudian skor total tes digunakan sebagai acuan untuk menentukan ketercapaian prestasi belajar siswa


(54)

2. Data Minat Belajar Siswa

Data minat belajar siswa diperoleh dengan mengisi kuesioner/angket yang berisi pernyataan-pernyataan mengenai minat siswa terhadap pembelajaran inquiry. Siswa memilih sebuah kriteria yang dirasa mewakili minat belajar (kecenderungan dari sangat postif sampai sangat negatif) terhadap suatu pernyataan tertentu.

Setiap kriteria yang dipilih siswa berpadanan dengan suatu skor tertentu, sehingga pada tiap item pernyataan untuk setiap kriteria yang dipilih siswa akan dikonversikan skornya lalu diakumulasikan untuk mendapatkan skor total. Kemudian skor total digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat minat belajar siswa.

Untuk memperkuat data minat belajar siswa yang didapatkan melalui angket, akan dilakukan wawancara terhadap siswa. Wawancara dimaksudkan untuk mengetahui respon yang menyatakan kecenderungan minat belajar siswa.

3. Data Keterlaksanaan Proses Belajar Mengajar

Keterlaksanaan proses belajar mengajar akan diukur berdasarkan 2 aspek yaitu aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran inquiry. Data keterlaksanaan proses belajar mengajar untuk aspek aktivitas siswa dan keterlaksanaan pembelajaran inquiry didapat melalui pengisian lembar observasi kegiatan proses belajar mengajar oleh Pengamat.

Pada lembar observasi, pengamat akan memilih kriteria “Ya” atau “Tidak” yang menyatakan terlaksana atau tidaknya suatu aktivitas tertentu


(55)

dalam pembelajaran. Selanjutnya setiap kriteria yang dipilih akan dikonversikan ke dalam skor yang telah ditetapkan sebelumnya untuk dilakukan analisis terkait penentuan keterlaksanaan proses belajar mengajar.

F. Metode Pengumpulan Data 1. Tes Tertulis

Tes tertulis merupakan salah satu teknik pengumpulan data dengan cara memberikan sejumlah pertanyaan secara tertulis untuk selanjutnya direspon oleh subyek dalam bentuk tulisan juga. Tes prestasi belajar ini akan berupa tes akhir yang berguna mengetahui kemampuan dan penguasaan siswa terhadap materi aturan sinus dan kosinus.

2. Angket / Kuesioner

Angket adalah seperangkat pertanyaan tertulis yang dikirimkan responden untuk mengungkapkan pendapat, keadaan, kesan yang ada pada diri responden sendiri maupun luar dirinya (Suharsimi Arikunto: 1988). Penggunaan angket berguna untuk mengumpulkan data berupa respon siswa yang menunjukan kecenderungan minat siswa setelah mengikuti pembelajaran inquiry pada materi aturan sinus dan kosinus.

Selain untuk mengukur minat belajar siswa, pada penelitian ini angket juga digunakan untuk mengukur keterlaksanaan proses pembelajaran inquiry untuk aspek tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry yang telah diikuti..


(56)

3. Observasi

Suharsimi Arikunto mendefinisikan observasi sebagai suatu kegiatan pemusatan perhatian terhadap sesuatu objek dengan menggunakan seluruh alat indra. Dalam penelitian ini observasi merupakan cara mengumpulkan data dengan mengamati kegiatan pembelajaran inquiry pada sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus. Pengamatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data berupa keterlaksanaan proses belajar mengajar yang ditinjau berdasarkan aspek aktivitas siswa dan keterlaksanaan model pembelajaran inquiry.

4. Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan melakukan interaksi komunikasi atau percakapan antara pewawancara dan terwawancara dengan maksud menghimpun informasi (dalam Dja’am Satori dan Aan Komariah : 2009). Pada penelitian ini wawancara dilakukan untuk mendapatkan respon yang menyatakan kecenderungan minat belajar siswa.

G. Instrumen Penelitian 1. Instrumen Pembelajaran

Instrumen pembelajaran yang dipakai adalah Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP yang disusun adalah RPP kurikulum KTSP dengan mempertimbangkan standar kompetensi, kompetensi dasar,


(57)

indikator pencapaian kompetensi yang telah ditetapkan, serta prinsip-prinsip yang berlaku pada model pembelajaran inquiry.

2. Instrumen Pengumpulan Data a. Soal Tes

Soal tes dalam penelitian digunakan untuk mengukur prestasi belajar siswa setelah mengikuti pembelajaradn pada sub pokok bahasan rumus aturan sinus dan aturan kosinus dengan model inqury. Soal tes Dalam hal penelitian ini akan digunakan tes tertulis berbentuk uraian. Adapun kisi-kisi tes prestasi belajar ditunjukan melalui tabel berikut.

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Soal Tes Prestasi Belajar Sub Pokok

Bahasan

Indikator

Nomor butir instrumen Aturan Sinus dan

Aturan Kosinus

1. Menuliskan aturan sinus aturan kosinus yang berlaku pada segitiga

1,2

2. Menghitung panjang sisi segitiga dengan

menggunakan aturan sinus atau aturan kosinus

3a, 3b

3. Menghitung besar sudut pada segitiga menggunakan


(58)

aturan sinus atau kosinus 4. Menggunakan aturan sinus

atau kosinus untuk memecahkan masalah nyata

5a, 5b

TOTAL 8 soal

b. Lembar Kuesioner Minat Belajar Siswa

Lembar kuesioner digunakan untuk mengukur aspek minat belajar siswa. Penentuan kriteria dalam kuesioner dibantu dengan menggunakan skala Likert. Dalam skala Likert pertanyaan minat belajar yang diajukan baik positif (mendukung) maupun negatif (menolak), dinilai oleh subyek dengan sangat setuju, setuju, tidak punya pilihan (netral), tidak setuju, sangat tidak setuju. Dengan skala ini responden diminta untuk membubuhkan tanda cek pada salah satu dari lima kategori yang tersedia. Masing-masing kategori ini selanjutnya diberi skor tertentu. Untuk memudahkan melakukan analisa terhadap aspek minat siswa, berikut adalah kisi-kisi kuesioner minat belajar siswa.


(59)

Tabel 3.2 Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Siswa

No Aspek Minat Indikator

1. Perhatian

- Siswa memperhatikan saat guru menjelaskan

- Siswa berkonsentrasi saat pembelajaran berlangsung - Siswa fokus saat

berlangsungnya diskusi kelompok

2. Perasaan

- Siswa bersemangat dan senang mengikuti

pembelajaran matematika - Siswa menunjukan

keberanian dalam

pembelajaran matematika - Siswa menunjukan

keingintahuan dalam pembelajaran matematika

3. Motivasi

- Siswa tekun dalam belajar - Siswa meluangkan waktu

untuk belajar

- Siswa berkomitmen dalam memenuhi tugas-tugas sekolah

c. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk mengukur keterlaksanaan pembelajaran inquiry dan aktivitas siswa . Pada lembar observasi akan


(60)

terdapat pernyataan yang menyatakan ragam kegiatan yang terjadi saat pembelajaran berlangsung. Lalu untuk mengukur keterlaksanaan dan aktivitas tersebut, Pengamat akan memilih di antara kriteria “Ya” atau “Tidak” yang menyatakan terlaksana atau tidaknya suatu aktivitas tertentu dalam pembelajaran.

d. Pedomaan Wawancara Siswa

Pedomaan wawancarara merupakan instrumen yang digunakan untuk mendapatkan data berupa informasi mengenai kecenderungan minat belajar siswa. Berikut adalah pedomaan wawancara tanggapan siswa yang akan dipakai dalam penelitian.

Tabel 3.3 Pedomaan Wawancara Siswa

No Pertanyaan

1. Apakah Anda senang mengikuti pembelajaran matematika dengan menggunakan model pembelajaran inquiry?

2. Menurut Anda, apakah menggunakan model pembelajaran inquiry memudahkan dalam memahami pembelajaran matematika?

3. Apakah dengan penerapan model pembelajaran inquiry mendorong Anda untuk menemukan pengetahuan baru? 4. Apakah belajar matematika menggunakan model


(61)

H. Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Sebelum diimplementasikan langsung pada subyek penelitian instrumen harus memenuhi syarat valid dan reliabel. Berikut akan jenis validitas dan reliabiltas yang akan digunakan dalam penelitian ini.

1. Validitas

Instrumen yang digunakan akan divalidasi dengan menggunakan dua jenis validitas yaitu:

belajar matematika?

5. Apakah belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran inquiry melatih Anda untuk bisa mengemukakan pendapat?

6. Apakah belajar matematika menggunakan model pembelajaran inquiry membuat Anda lebih aktif dalam belajar?

7. Menurut Anda, apakah belajar dengan model pembelajaran inquiry dapat menumbuhkan rasa saling menghargai pendapat orang lain?

8. Apakah belajar dengan model pembelajaran inquiry dapat memotivasi Anda untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan guru?

9. Dengan model pembelajaran inquiry, apakah Anda mudah mengingat materi pelajaran matematika

10. Belajar matematika menggunakan model pembelajaran inquiry apakah melatih Anda untuk bisa berpikir kritis?


(62)

i. Validitas isi

Validitas isi berkenaan dengan kesanggupan alat penilaian dalam mengukur isi yang seharusnya diukur dalam penelitian. Peneliti meminta pertimbangan ahli (dosen pengampu matakuliah trigonometri dan guru mata pelajaran) untuk menguji kesesuaian isi dari tes prestasi belajar, kuesioner minat belajar siswa, lembar observasi, serta RPP. ii. Validitas butir item

Validitas butir item dilakukan untuk melihat validitas dari masing-masing butir item yang ada pada instrumen tersebut yang ditentukan dengan mencari korelasi antara skor pada masing-masing butir item dengan skor total pada instrumen. Validitas butir item ini akan digunakan untuk memvalidasi tes prestasi belajar dan lembar kuesioner minat belajar siswa

Rumus korelasi yang bisa digunakan adalah rumus korelasi product-moment Pearson :

Keterangan:

:koefien korelasi variable dan : banyaknya individu

: skor yang diperoleh pada butir item ke- : total skor maksimal yang diperoleh


(63)

Tabel 3.4 Interpretasi Nilai r Interval Nilai r Tingkat Hubungan

Sangat rendah Rendah Sedang Kuat Sangat kuat

(dikutip dari Arikunto :1986) Item dikatakan valid nilai jika nilai memenuhi kriteria tingkat hubungan sedang, kuat, atau sangat kuat

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah ketetapan atau keajegan dalam menilai apa yang harus dinilai. Artinya kapanpun instrumen digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama sejauh keadaan variabel masih tetap sama. Reliabilitas instrumen tes hasil belajar dan angket minat belajar akan dihiitung menggunakan rumus Alpha-Cronbach :

Keterangan :

: koefisien reliabilitas : banyak soal


(64)

: variansi total

dimana variansi setiap soal dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut :

Keterangan :

: variansi tiap-tiap item soal : skor pada soal ke-

: banyaknya siswa

Tabel 3.5 Kualifikasi Reliabilitas Koefisien korelasi Kualifikasi

Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

(dikutip dari Arikunto :1986) Instrumen dikatakan reliabel jika nilai memenuhi kualifikasi sangat tinggi atau tinggi.

3. Taraf Kesukaran

Untuk tes prestasi belajar juga dihitung tingkat kesukaran dari butir soal yang digunakan.Tingkat kesukaran adalah peluang menjawab


(65)

benar pada tingkat kemampuan tertentu yang biasanya dinyatakan dengan Indeks Kesukaran ( . Untuk mencari indeks kesukaran dapat menggunakan rumus berikut :

dimana dapat dicari dengan menggunakan rumus,

Tabel 3.6 Kategori Indeks Kesukaran Butir Soal

Indeks Kesukaran Kategori

Mudah Sedang Susah

Soal layak untuk digunakan jika berada pada kategori sedang.

I. Teknik Analisis Data

Data-data yang didapatkan dari peneliitian ini akan dianalisis dengan beberapa cara/ metode.

1. Analisis Data Tes Prestasi Belajar

Data tes prestasi belajar siswa akan dianalisis dengan melakukan penskoran setiap item pada lembar jawaban siswa. Untuk setiap siswa, jawaban pada setiap item soal akan dibandingkan dengan pedomaan penskoran yang telah disusun sebelumnya. Setelah dibandingkan berdasarkan kelengkapan dan ketepatan, jawaban pada item soal tersebut


(66)

diberikan skor yang sesuai. Langkah – langkah tersebut diulangi untuk setiap jawaban pada soal-soal berikutnya hingga seluruh item diberikan skor. Analisis untuk siswa-siswa berikutnya dilakukan dengan cara yang sama.

Setelah dilakukan penskoran, skor-skor dari setiap soal dijumlahkan. Jumlahan skor secara keseluruhan disebut sebagai total skor perolehan siswa. Skor total perolehan siswa akan dibandingkan dengan skor total maksimum untuk mendapatkan nilai akhir, seperti yang dirumuskan berikut

Nilai akhir ( yang diperoleh akan dipadankan dengan kategori tertentu seperti tabel berikut :

Tabel 3.7 Kategori Prestasi Belajar Siswa Nilai Kategori Hasil Tes

Sangat Baik Baik

Cukup Kurang

Sangat Kurang


(67)

2. Analisis Data Minat Belajar Siswa

Analisis data minat belajar siswa dilihat berdasarkan kategori minat yang dipilih siswa pada angket pada setiap butir item pernyataan yang dikonversi dalam bentuk skor sesuai dengan kriteria seperti yang tertera pada tabel dibawah ini.

Tabel 3.8 Konversi Skor Kategori Minat Siswa

Kategori

Minat Sangat

setuju Setuju

Ragu-Ragu Tidak Setuju Sangat Tidak setuju Pernyataan Minat

Pernyataan positif 5 4 3 2 1

Pernyataan negative 1 2 3 4 5

(dikutip dari Sudjana :1990) Pada setiap pernyataan, kategori yang dipilih dikonversi dalam bentuk skor atau nilai sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan di atas. Selanjutnya dicari skor total dengan menjumlahkan skor dari setiap item pernyataan. Kemudian skor total akan dipandankan dengan kategori seperti yang tertera pada tabel di bawah ini.

Tabel 3.9 Kategori Minat Belajar Siswa

Skor Total Kategori


(68)

Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah

3. Analisis Data Keterlaksanaan Proses Belajar-Mengajar a. Analisis Data Keterlaksanaan Pembelajaran Inquiry

Pada lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran inquiry apabila diberikan tanda cek diberikan skor 1, sebaliknya diberikan tanda strip akan diberikan skor 0. Lalu selanjutnya akan dicari presentase keterlaksanaan pada setiap pertemuan dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

: Persentase keterlaksanaan pembelajaran tiap pertemuan : Banyak indikator yang terlaksana

: Jumlah keseluruhan indikator yang diamati

Persentase yang didapatkan akan digunakan untuk menentukan keberhasilan keterlaksanan pembelajaran inquiry pada tiap pertemuannya, dimana jika persentase yang didapatkan lebih dari 50% maka pembelajaran inquiry telah terlaksana dengan baik.


(69)

b. Analisis Data Aktivitas Siswa

Data aktivitas siswa akan dianalisis dengan mencari persentase per indikator menggunakan rumus :

Keterangan:

: Persentase aktivitas siswa per indikator : Banyak siswa yang melaksanakan indikator : Jumlah keseluruhan siswa yang diamati

Persentase dari setiap indikator kemudian digolongkan dalam kategori tinggi dan rendah. Persentase indikator termasuk dalam kategori tinggi jika persentase indikator yang tercapai . Jika sebagian besar indikator pada tiap pertemuan berada pada kategori tinggi maka aktivitas siswa selama pembelajaran inquiry telah berjalan dengan baik

c. Analisis Data Tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry Hasil wawancara untuk tanggapan siswa terhadap pembelajaran inquiry dianalisis secara deskriptif yakni dengan menyimpulkan jawaban siswa dari hasil wawancara.

J. Prosedur Pelaksanaan Penelitian 1. Penyusunan Proposal

2. Persiapan penelitian


(70)

Peneliti mengurus ijin ke sekolah tempat dilaksanakannya penelitian disertai dengan surat permohonan penelitian dari kampus.

b. Observasi

Observasi dilaksanankan untuk mempelajari situasi dan kondisi subyek penelitian yang berguna dalam pemantapan pelaksanaan pembelajaran dengan pembelajaran inquiry

c. Penyusunan Instrumen dan validasi 3. Pelaksanaan

Pelaksanaan penelitian mencakup pelaksanaan pembelajaran mengggunakan pembelajaran inquiry dan implementasi instrumen untuk mengetahui efektivitas pembelajaran inquiry pada pembelajaran sub pokok bahasan aturan sinus dan kosinus.

4. Analisis Data

Setelah penelitian dilaksanakan, maka selanjutnya akan dilakukan analisis terhadap data yang didapatkan selama penelitian baik itu data hasil belajar siswa, hasil pengamatan aktivitas siswa maupun data sikap siswa. Data-data ini dianalisis berdasarkan teknik-teknik analisis yang telah ditetapkan.

5. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dilakukan setelah semua data-data penelitian telah dianalisis. Dari data-data yang dianalisis akan disimpulkan mengenai efektivitas model pembelajaran inquiry inquiry pada pembelajaran sub pokok aturan sinus dan kosinus.


(71)

K. Penjadwalan Waktu Pelaksanaan Penelitian 1. Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret-April 2016 untuk tahun ajaran 2015/2016

2. Tempat


(72)

50 BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA BOPKRI 2 Yogyakarta yang beralamat di Jln. Jendral Sudirman 87 Yogyakarta. SMA BOPKRI 2 berdiri sejak tahun 1949 dengan status terakreditasi A Kurikulum yang digunakan pada tahun ajaran 2015/2016 adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang sudah diterapkan sejak tahun 2006/2007 menggantikan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK).

Untuk tahun ajaran 2016/2017 terdapat 16 kelas dengan jumlah siswa 414 orang. Kelas X terdapat 6 kelas dengan jumlah siswa 167 orang. Kelas XI terdiri atas 1 kelas Jurusan Bahasa, 2 kelas Jurusan IPA dan 2 kelas Jurusan IPS. Jumlah keseluruhan siswa kelas XI adalah 135 orang. Untuk kelas XII juga terdapat 1 kelas Jurusan Bahasa, 2 kelas Jurusan IPA, dan 2 kelas Jurusan IPS, dengan jumlah keseluruhan siswa sebanyak 112 orang.

SMA BOPKRI 2 berada di bawah naungan Yayasan BOPKRI yang membawahi Kepala Sekolah beserta jajarannya yakni Wakil Kepala Sekolah urusan Kurikulum, Wakil Kepala Sekolah urusan Kesiswaan, Wakil Kepala


(73)

Sekolah urusan hubungan kerjasama masyarakat, dan Wakil Kepala Sekolah hubungan sarana prasarana.

Pada tahun ajaran 2015/2016 memiliki sumber daya manusia unggul yakni 36 orang guru dan 23 orang karyawan. Penelitian ini dilakukan di kelas X-A yang terdiri atas 27 orang siswa, 10 orang siswa dan 17 orang siswi.

B. Pelaksanaan Penelitian 1. Uji Coba Instrumen

Uji coba dilakukan pada instrumen untuk mengetahui validitas dan reliabilitas dari angket minat belajar siswa dan tes hasil belajar siswa. Sebelum diujicobakan kedua instrumen ini telah mendapatkan validasi dari ahli yang dalam hal ini adalah dosen pendidikan matematika. a. Uji Coba Angket Minat Belajar Siswa

Angket minat belajar siswa diujikan pada 23 orang siswa di kelas X-A SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Berikut adalah hasil pengisian angket minat belajar siswa.


(74)

Tabel 4.1 Data Uji Coba Angket Minat Belajar Siswa No KODE

SISWA

Item Nomor

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 1 M.1 5 5 5 4 5 2 5 4 5 5 4 5 5 3 4 5 5 5 5 4 4 4 3 5 5 5 2 M.2 2 3 4 3 5 1 4 3 4 3 4 3 4 5 5 4 3 5 1 4 3 3 5 1 1 5 3 M.3 3 3 3 4 3 3 4 2 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 5 2 3 4 3 3 3 3 4 M.4 3 3 4 1 3 1 5 3 3 3 5 5 3 5 5 3 5 5 4 5 4 4 4 2 3 3 5 M.5 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 4 3 3 5 4 3 3 2 4 4 3 4 4 4 2 2 6 M.6 2 2 1 1 1 1 2 2 1 1 5 5 3 5 4 1 5 2 2 2 2 2 4 4 1 2 7 M.7 4 4 3 3 3 2 3 1 3 2 4 3 4 4 4 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 3 8 M.8 3 3 1 2 3 2 3 3 2 1 3 4 4 5 5 2 1 3 2 5 1 4 4 3 1 2 9 M.9 4 3 4 2 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 5 4 2 4 4 10 M.10 4 3 3 5 3 1 3 3 3 1 5 4 4 4 4 3 2 3 1 3 1 4 5 3 1 4 11 M.11 3 3 4 4 4 3 4 3 4 3 4 3 5 4 5 5 3 4 3 3 3 4 4 3 2 4 12 M.12 4 2 4 4 4 4 5 4 4 4 5 5 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 4 2 4 13 M.13 4 3 2 3 3 2 4 1 3 1 4 3 3 3 5 3 2 4 2 2 4 4 4 3 2 3 14 M.14 3 4 4 5 3 2 4 3 5 4 3 4 5 4 5 4 5 4 5 5 3 5 5 3 4 5 15 M.15 3 3 2 3 3 1 3 3 3 1 3 3 4 4 5 3 3 4 4 3 1 3 3 3 1 5


(75)

16 M.16 4 3 4 4 4 2 4 3 4 5 5 3 3 2 4 4 4 4 4 3 5 4 2 3 3 3 17 M.17 5 5 2 2 5 2 3 3 2 3 2 4 3 4 4 2 2 5 2 4 3 2 3 4 3 2 18 M.18 3 3 4 4 3 2 5 3 4 2 3 3 4 4 4 2 3 3 4 4 3 4 4 3 2 3 19 M.19 4 4 2 3 4 3 4 3 3 3 5 5 5 4 4 4 3 4 3 4 5 3 4 3 2 3 20 M.20 4 3 4 1 4 2 4 3 4 3 4 5 4 4 4 4 3 3 4 4 5 5 3 3 1 4 21 M.21 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 3 2 4 3 3 2 4 22 M.22 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 5 1 3 4 3 3 3 4 4 4 2 3 23 M.23 4 2 2 5 5 4 4 3 4 4 3 3 5 5 5 3 4 5 2 4 3 4 4 4 2 4


(76)

1.1Analisis Validasi Angket Minat Belajar Hasil Uji Coba Untuk mengetahui validitas angket minat belajar siswa, maka akan digunakan validitas butir item menggunakan rumus korelasi Product-Moment. Setiap item pernyataan yang terdapat pada angket minat belajar siswa akan dihitung koefisien korelasinya dengan menggunakan bantuan ms.excel. Item dikatakan valid jika memenuhi kualifikasi sedang, kuat, atau sangat kuat. Sedangkan koefisien korelasi yang memenuhi kualifikasi rendah, sangat rendah, atau hubungan berkebalikan (jika koefisien korelasi bernilai negatif) maka item dinyatakan tidak valid. Perhitungan lengkap dapat dilihat pada lampiran. Adapun hasil perhitungan terangkum dalam tabel berikut :

Tabel 4.2 Hasil Perhitungan Koefisien Korelasi Product-Moment Angket Minat Belajar

Pernyataan

ke-n Kualifikasi Keterangan

1 0.4055 Sedang Valid

2 0.2592 Rendah Tidak Valid

3 0.7482 Kuat Valid

4 0.3988 Rendah Valid

5 0.6202 Kaut Valid

6 0.4883 Sedang Valid

7 0.7651 Kuat Valid

8 0.6384 Kuat Valid

9 0.8286 Sangat Kuat Valid


(77)

11 0.1155 Sangat Rendah Tidak Valid

12 0.3016 Rendah Tidak Valid

13 0.6368 Kuat Valid

14 -0.3117 Hubungan Berkebalikan Tidak Valid

15 0.1028 Sangat Rendah Tidak Valid

16 0.7101 Kuat Valid

17 0.5345 Sedang Valid

18 0.5777 Sedang Valid

19 0.6034 Kuat Valid

20 0.4597 Kuat Valid

21 0.6133 Kuat Valid

22 0.6041 Kuat Valid

23 -0.0480 Hubungan Berkebalikan Tidak Valid

24 0.1122 Sangat Rendah Tidak Valid

25 0.6685 Kuat Valid

26 0.4533 Sedang Valid

Pada tabel di atas terdapat 19 pernyataan yang valid dan 7 pernyataan yang tidak valid. Pernyataan yang valid dapat digunakan tanpa revisi. Pernyataan yang tidak valid yakni pernyataan nomor 2, 7, 11, 12, 14, 15, 23, 24. Untuk pernyataan ke-2 dan ke-11 direvisi dari segi konstruksi kalimat.

Untuk pernyataan 12, 14, dan 23 dimaksudkan untuk mengukur minat belajar siswa atas kegiatan diskusi kelompok pada pembelajaran inquiry. Namun sebelumnya siswa yang terlibat dalam uji coba jarang melakukan diskusi kelompok pada pelajaran matematika. Sehingga banyak siswa yang memilih kategori ragu-ragu pada pernyataan ini.. Maka peneliti


(78)

memutuskan untuk tidak merevisi ketiga pernyataan ini karena diyakini dapat mengukur minat belajar matematika subyek penelitian terhadap pembelajaran inquiry.

Untuk pernyataan nomor 15 juga tidak mendapatkan revisi, karena dari segi konstruksi kalimat pernyataan ini sudah layak digunakan. Peneliti juga memutuskan untuk tetap menggunakan pernyataan ini karena aktivitas bertanya yang ditekankan pada pernyataan menjadi tolak ukur penting akan perhatian siswa dalam pembelajaran. Sedangkan pernyataan yang tidak valid nomor 24 peneliti memutuskan untuk tidak menggunakan pernyataan ini karena tidak ada cukup alasan untuk digunakan kembali

1.2Analisis Reliabilitas Angket Minat Belajar Siswa

Selain diuji validitasnya, data hasil uji coba angket minat belajar siswa juga digunakan untuk menguji reliabilitas. Untuk menguji reliabilitas angket minat belajar digunakan rumus Alpha-Cronbach. Perhitungan menggunakan bantuan ms.excel (lampiran) sehingga didapat hasil sebagai berikut:

Tabel 4.3 Hasil Perhitungan Koefisien Reliabilitas Angket Minat Belajar

No No


(79)

2 0.6352 15 0.2457

3 1.2439 16 1.1002

4 1.4480 17 1.0813

5 0.8469 18 0.7788

6 0.8885 19 1.6900

7 0.5482 20 0.7675

8 0.5784 21 1.6219

9 0.8544 22 0.6654

10 1.5047 23 0.5180

11 0.6881 24 0.6654

12 0.6654 25 1.1267

13 0.5633 26 0.9452

22.8771 143.5161

Dari tabel di atas didapat nilai koefiesien reabilitas kuesioner minat belajar secara keseluruhan . Maka angket minat belajar dinyatakan reliabel karena termasuk dalam kategori sangat tinggi.

b. Uji Coba Instrumen Test Prestasi Belajar

Uji coba tes prestasi belajar dilaksanakan di kelas X-D SMA BOPKRI 2 Yogyakarta. Uji coba diikuti oleh 25 orang


(80)

siswa. Berikut adalah perolehan skor siswa pada tiap soal yang diujicobakan.

Tabel 4.4 Data Uji Coba Tes Prestasi Belajar Siswa

No Kode

Siswa

Nomor Soal

Skor Total

1 2 3a 3b 4a 4b 5

Skor Maks 3 Skor Maks 3 Skor Maks 15 Skor Maks 17 Skor Maks 17 Skor Maks 17 Skor Maks 28

1 K.1 3 3 10 14 15 5 1 51

2 K.2 3 3 11 3 15 12 10 57

3 K.3 2 3 13 11 11 0 0 40

4 K.4 1 1 2 2 0 0 0 6

5 K.5 3 3 15 14 15 15 25 90

6 K.6 3 3 15 15 15 15 23 89

7 K.7 2 2 4 0 0 0 0 8

8 K.8 1 1 9 7 7 6 6 37

9 K.9 3 2 0 8 0 0 0 13

10 K.10 3 3 5 3 0 0 0 14

11 K.11 2 2 11 9 4 4 0 32

12 K.12 3 3 13 12 15 12 25 83

13 K.13 3 3 8 10 11 1 0 36

14 K.14 2 2 7 2 8 0 0 21

15 K.15 3 3 13 14 13 11 11 68

16 K.16 3 1 1 10 13 10 0 38

17 K.17 2 3 13 6 15 11 7 57

18 K.18 3 3 11 14 15 11 7 64

19 K.19 3 2 10 9 0 0 0 24

20 K.20 3 3 9 14 15 11 2 57

21 K.21 3 3 13 12 15 12 25 83

22 K.22 3 1 2 10 13 9 0 34

23 K.23 2 3 10 1 4 5 0 25

24 K.24 2 2 11 3 10 0 0 28


(1)

260

LAMPIRAN 4

SURAT IJIN PENELITIAN


(2)

(3)

262

LAMPIRAN 5

FOTO-FOTO PENELITIAN


(4)

(5)

264 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


(6)

Dokumen yang terkait

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X-6 SMA Kolese de Britto Yogyakarta.

2 7 392

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta.

0 2 232

Hubungan motivasi, minat dan sikap belajar terhadap hasil belajar matematika pada pokok bahasan aturan sinus dan aturan kosinus di kelas X 2 SMA Kolese De Britto Yogyakarta tahun ajaran 2016 2017

0 22 336

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Team Assisted Individualization (TAI) ditinjau dari prestasi dan minat belajar matematika pada pokok bahasan perbandingan trigonometri siswa kelas X 6

0 16 390

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 2 8

Peningkatan prestasi belajar fisika siswa pada pokok bahasan pemantulan cahaya dan pembiasan cahaya melalui animasi gambar Powerpoint pada kelas X SMA BOPKRI 2 Yogyakarta

0 5 230

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

RPP 10 Aturan Sinus dan Kosinus

0 0 8

Tingkat keaktifan dan hasil belajar pada pokok bahasan aturan sinus dan kosinus menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT (Numbered Heads Together) siswa kelas XI TKJ SMKN 2 Depok tahun ajaran 2011/2012 - USD Repository

0 0 235

DIAGNOSIS KESULITAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL-SOAL ATURAN SINUS KOSINUS DAN LUAS SEGITIGA SERTA UPAYA REMEDIALNYA KELAS X SMA SANG TIMUR YOGYAKARTA

0 5 212