Hubungan minat belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa kelas III SMA Negeri 2 Klaten.

(1)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Klaten Cicilia Era Kumala

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) hubungan minat belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 876 siswa, sedangkan sample penelitian adalah siswa kelas XII SMA Negeri 2 Klaten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Kuesioner; (2) Dokumentasi; (3) Wawancara; (4) Observasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung = 2,229 > ttabel = 1,650; (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung = 1,714 > ttabel = 1,650); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung = 1,845 > ttabel = 1,650); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung = 4,123 > ttabel = 1,650); dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar siswa, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa (Fhitung = 7,330 > Ftabel = 2,410).


(2)

vii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S LEARNING INTEREST AND STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT’S

ACHIEVEMENT

A Case Study on the Third Class of Senior High School of II State Senior High School KLATEN

Cicilia Era Kumala Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of this research is to know: (1) the relationship between student’s learning interest and student’s achievement; (2) the relationship between student’s family learning environment and student’s achievement; (3) the relationship between student’s school learning environment and student’s achievement; (4) the relationship between student’s studying environment in society and student’s achievement; (5) the relationship between student’s learning interest, student’s learning environment in family and student’s achievement; the relationship between student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement.

The research was conducted in II State Senior High School Klaten. Population in this research was 876 students. The samples in this research were the third class of senior high school of II State Senior High School Klaten. The techniques of collecting data were: questionnaire, documentation, interview and observation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linear correlation.

The result of the research shows that: (1) the relationship between student’s learning interest and student’s achievement is positive and significant (tcount = 2,229 > ttable = 1,650); (2) the relationship between student’s learning environment in family and student’s achievement is positive and significant (tcount = 1,714 > ttable = 1,650); (3) the relationship between student’s learning environment in school and student’s achievement is positive and significant (tcount = 1,845 > ttable = 1,650); (4) the relationship between student’s learning environment in society and student’s achievement is positive and significant (tcount = 4,123 > ttable = 1,650); (5) the relationship between student’s learning interest, student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement is positive and significant (tcount = 7,330 > ttable = 2,410).


(3)

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Klaten SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Cicilia Era Kumala

NIM : 051334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(4)

i

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Klaten SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Cicilia Era Kumala

NIM : 051334017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2009


(5)

(6)

(7)

S

T

J

B

SEKAL

DENG

TUHA

MEM

JIKA

BAIK

LI MELA

AN MA

AN A

MBERI

A KITA

K PUL

ANGKA

AKSIM

AKAN

IKAN

A BER

LA...

Skri

B

iv

AH SEL

MAL ...

N SELA

N YAN

RUSA

.

ipsi in

Bagi y

LESAIK

...

ALU

NG TE

AHA D

ni kup

yang m

KAN

ERBAI

DENG

persem

memb

IK,

GAN

mbahk

utuhk

kan

kan


(8)

v


(9)

(10)

vi

ABSTRAK

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Klaten Cicilia Era Kumala

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2009

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hubungan minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa; (2) hubungan lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa; (3) hubungan lingkungan belajar siswa di sekolah dengan prestasi belajar siswa; (4) hubungan lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa; (5) hubungan minat belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar siswa di sekolah, lingkungan belajar siswa di masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 2 Klaten. Populasi penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 876 siswa, sedangkan sample penelitian adalah siswa kelas XII SMA Negeri 2 Klaten. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah (1) Kuesioner; (2) Dokumentasi; (3) Wawancara; (4) Observasi. Teknik analisis data menggunakan korelasi product moment dan korelasi linier ganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa (thitung = 2,229 > ttabel = 1,650; (2) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar siswa di keluarga dengan prestasi belajar siswa (thitung = 1,714 > ttabel = 1,650); (3) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa (thitung = 1,845 > ttabel = 1,650); (4) ada hubungan positif dan signifikan antara lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi belajar siswa (thitung = 4,123 > ttabel = 1,650); dan (5) ada hubungan positif dan signifikan antara minat belajar siswa, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat secara bersama-sama dengan prestasi belajar siswa (Fhitung = 7,330 > Ftabel = 2,410).


(11)

vii ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN STUDENT’S LEARNING INTEREST AND STUDENT’S LEARNING ENVIRONMENT AND STUDENT’S

ACHIEVEMENT

A Case Study on the Third Class of Senior High School of II State Senior High School KLATEN

Cicilia Era Kumala Sanata Dharma University

Yogyakarta 2009

The purpose of this research is to know: (1) the relationship between student’s learning interest and student’s achievement; (2) the relationship between student’s family learning environment and student’s achievement; (3) the relationship between student’s school learning environment and student’s achievement; (4) the relationship between student’s studying environment in society and student’s achievement; (5) the relationship between student’s learning interest, student’s learning environment in family and student’s achievement; the relationship between student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement.

The research was conducted in II State Senior High School Klaten. Population in this research was 876 students. The samples in this research were the third class of senior high school of II State Senior High School Klaten. The techniques of collecting data were: questionnaire, documentation, interview and observation. The data analysis techniques were product moment correlation and double linear correlation.

The result of the research shows that: (1) the relationship between student’s learning interest and student’s achievement is positive and significant (tcount = 2,229 > ttable = 1,650); (2) the relationship between student’s learning environment in family and student’s achievement is positive and significant (tcount = 1,714 > ttable = 1,650); (3) the relationship between student’s learning environment in school and student’s achievement is positive and significant (tcount = 1,845 > ttable = 1,650); (4) the relationship between student’s learning environment in society and student’s achievement is positive and significant (tcount = 4,123 > ttable = 1,650); (5) the relationship between student’s learning interest, student’s learning environment in family, school, society and student’s achievement is positive and significant (tcount = 7,330 > ttable = 2,410).


(12)

viii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah Bapa Putera dan Roh Kudus di Surga atas segala berkat-Nya sehinggga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul Hubungan Minat Belajar Siswa dan Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa.

Dalam Penyusunan skripsi ini penulis memperoleh banyak bantuan, semangat, dan doa yang sangat mendukung penulis dalam penyelesaian skripsi ini. Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakartra.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Drs. L. Saptono, S.Pd., M.Si. selaku Dosen Pembimbing yang telah menyediakan waktunya, memberikan saran, masukan, maupun revisi-revisi serta pengarahan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini sampai selesai. 5. Bapak S. Widanarto Prijowuntato, S.Pd., M.Si. dan Ibu B. Indah Nugraheni,

S.Pd., S.I.P., M.Pd. Selaku dosen penguji. Terimakasih atas saran dan kritik yang telah diberikan sehingga penulisan skripsi ini menjadi lebih baik.

6. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Akuntansi serta para staf karyawan USD Yogyakarta yang telah memberikan bimbingan dan pelayanan selama penulis belajar di USD.


(13)

ix

7. Seluruh keluarga besar SMA Negeri 2 Klaten yang telah memberikan kesempatan kepada penulis dalam melaksanakan penelitian. Terima kasih banyak atas ijin dan bantuannya.

8. Kedua oarang tuaku, Bapak Agustinus Hariyanto SIP dan Ibu Fransisca Endang Purwaningsih yang tercinta, yang tidak pernah lelah memberikan doa, kasih sayang, dukungan baik moril maupun material, serta semangat kepada penulis. Berkat Allah Bapa selalu menyertai Bapak dan Ibu tercinta.

9. Adikku Thomas Aga Rusadi terima kasih atas dukungannya, doanya, belajar yang rajin dan Tuhan Memberkati.

10.Mas Gregorius Satya Agung Putra Perdana terima kasih atas doa, dukungan, cinta dan kasih sayang, serta segala bantuan selama kuliah dan penyelesaian skripsi ini, Berkat Allah selalu menyertai.

11.Teman-temanku, Leni, Candra, Selly, Lusi, Vita, Rini, Widi, Feri, Mba Asih dan seluruh teman-temanku Program Studi Pendidikan Akuntansi angkatan 2005 terima kasih atas semangat dan dorongan kalian serta segala informasi, waktu, kebersamaan kalian, perhatian teman-teman yang sangat berarti sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Teman-temanku Niken, Kak Riris, Irna, dan Ria terima kasih atas dukungan dan canda tawa kalian yang membuat penulis dapat menyelesaikan skripsi. 13.Teman-teman kos beo 45 Tatik, Veny, Nita, Mega, Agnes, Prisca dan seluruh

penghuni beo 45 thanx ya….atas canda dan tawa kalian yang menghibur penulis disaat jenuh.


(14)

x

14.Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan kepada penulis yang tidak dapat disebut satu persatu.

Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu berbagai saran, kritik dan masukkan sangat diharapkan demi perbaikan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.

Yogyakarta , 22 Agustus 2009 Penulis


(15)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

ABSTRAK ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR ... viii

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR BAGAN ... xv

DAFTAR LAMPIRAN. ... xvi

BAB I.PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ……….. 1

B. Batasan Masalah ……… 5

C. Rumusan Masalah ………. 5

D. Tujuan Penelitian ………... 6

E. Manfaat Penelitian ………. 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Minat Belajar Siswa .. ... 8

B. Lingkungan Belajar Siswa ………... 10


(16)

xii

2. Lingkungan Sekolah ... 13

3. Lingkungan Masyarakat ... 15

C. Prestasi Belajar Siswa ... 17

1. Belajar ... 17

2. Prestasi Belajar... 18

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 19

D. Kerangka Berfikir ... 20

1. hubungan Minat dengan prestasi belajar………. 20

2. Hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar .. 21

3. Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar .... 22

4. Hubungan lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar 23

5. Hubungan minat belajar dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa……… 24

E. Hipotesis Penelitian ... 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subjek dan Objek Penelitian ... 27

D. Populasi, Sampel, dan Teknik Penarikan Sampel ... 28

E. Variabel Penelitian dan Pengukurannya ... 29

F. Pengumpulan Data ... 33

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur... 34


(17)

xiii BAB IV GAMBARAN UMUM

A. Visi dan Misi ………... 44

B. Sumber Daya Manusia………... 45

C. Siswa SMA Santa Maria I……….. 46

D. Pegawai Tata Usaha, Kesehatan sekolah Dan Perpustakaan…. 46 E. Fasilitas………... 49

F. Sarana dan Prasarana Fasilitas Sekolah……….. 50

G. Usaha-Usaha Penempatan Lulusan……….. 51

H. Kurikulum………. 52

I. Struktur Organisasi……….. 53

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ………. 54

B. Analisis Data ………... 58

D. Pengujian Hipotesis………. 61

D. Pembahasan ……….. 67

BAB VI KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN A. Kesimpulan ……….. 74

B. Keterbatasan ……… 75

C. Saran ……… 75

DAFTAR PUSTAKA ....………... 78 LAMPIRAN


(18)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Operasional Variabel Minat Belajar Siswa ... 29

Tabel 3.2 Skor Item Variabel Minat Belajar Siswa ... 29

Tabel 3.3 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga 30 Tabel 3.4 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga ... 30

Tabel 3.5 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah .. 31

Tabel 3.6 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah ... 31

Tabel 3.7 Operasional Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat 32 Tabel 3.8 Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat ... 32

Tabel 3.9 Rangkuman Uji Validitas Minat Belajar Siswa ... 35

Tabel 3.10 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Keluarga .. 35

Tabel 3.11 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Sekolah ... 36

Tabel 3.12 Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar di Masyarakat 36 Tabel 3.13 Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian ... 38

Tabel 4.1 Daftar Guru dan Karyawan SMA Negeri 2 Klaten ... 45

Tabel 5.1 Minat Belajar Siswa ... 54

Tabel 5.2 Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga ... 55

Tabel 5.3 Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah ... 56

Tabel 5.4 Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat ... 57

Tabel 5.5 Prestasi Belajar Siswa ... 58

Tabel 5.6 Hasil Pengujian Normalitas ... 59


(19)

xv

DAFTAR BAGAN

Bagan 4.1 Struktur Organisasi ... 53


(20)

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Kuesioner ... 80

Lampiran II Data Induk ... 87

Lampiran III Validitas dan Reliabilitas ... 113

Lampiran IV Linieritas dan Normalitas ... 121

Lampiran V Daftar Distribusi Frekuensi dan PAP II ... 129

Lampiran VI Tabel-Tabel ... 149

Lampiran VII Surat Keterangan Penelitian ... 152


(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Sukses dalam hidup merupakan suatu kondisi yang diinginkan oleh

setiap orang. Salah satu cara yang digunakan untuk menuju kondisi tersebut yaitu

melalui pendidikan. Pendidikan menurut Winkel (

1986:19)

merupakan bantuan

yang diberikan oleh orang dewasa kepada orang yang belum dewasa, supaya dia

mencapai kedewasaan. Melalui pendidikan orang akan mengalami suatu

perubahan baik dalam pengetahuan dan kelakuan. Proses perubahan tersebut

dinamakan belajar. Menurut Winkel (1986:38), belajar merupakan suatu proses

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif subjek dengan lingkungan, yang

menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, nilai, dan sikap yang sifatnya tetap.

Proses pendidikan memerlukan waktu yang tidak sedikit dengan

berbagai kendala yang berasal dari kendala eksternal maupun kendala internal.

Kendala eksternal adalah segala hal yang berasal dari luar individu. Contoh

kendala eksternal, yaitu: lingkungan belajar, lingkungan sosial dalam belajar,

lingkungan keluarga, serta pergaulan dengan teman-teman sekitar. Sedangkan,

kendala internal adalah segala hal yang berasal dari dalam diri individu yang

bersangkutan. Contoh kendala internal, yaitu: kondisi fisik, minat belajar siswa,

tingkat intelegensi siswa, motivasi dari siswa sendiri, keahlian yang dimiliki


(22)

2

siswa tersebut, dan kedisiplinan siswa dalam belajar. Mengingat adanya

kendala-kendala tersebut, maka proses pendidikan perlu mendapatkan perhatian

yang khusus dari pihak pendidik maupun pihak orang tua.

Dalam dunia pendidikan peran pendidik dan orang tua sangat penting

untuk kemajuan pencapaian prestasi belajar anak didik lebih optimal. Orang tua

perlu menanamkan nilai-nilai kedisiplinan, pemenuhan gizi yang baik, serta

perhatian orang tua yang baik, sehingga anak tersebut mencapai prestasi yang

diharapkan. Sementara, para pendidik perlu melakukan bimbingan belajar yang

positif untuk anak didiknya, sehingga anak didik memiliki pengetahuan dan

kemampuan yang berkembang. Perkembangan peserta didik dalam belajar pada

umumnya diukur berdasarkan pencapaian prestasi belajar siswa

Dalam

penelitian ini penulis bermaksud menyelidiki faktor-faktor yang

menyebabkan menurunnya prestasi belajar siswa SMA Negeri 2 Klaten. Pada

tahun ajaran 2005/2006 rata-rata nilai rapor siswa adalah 7,01, pada tahun ajaran

2006/2007 rata-rata nilai rapor siswa adalah 6,80 dan pada tahun ajaran

2007/2008 rata-rata nilai rapor siswa adalah 6,67. Berdasarkan hasil observasi,

ada beberapa dugaan yang menyebabkan prestasi belajar menurun, yaitu: (1)

sebagian besar murid tidak antusias dalam mengikuti kegiatan belajar-mengajar

di kelas. Kurangnya antusiasme siswa dalam belajar tampak dari seringnya

anak-anak membolos, membuat kegaduhan dalam belajar, pesimis terhadap hasil yang

diperoleh, dan tidak adanya dorongan untuk belajar lebih baik; (2) lingkungan

belajar juga menyebabkan prestasi belajar siswa menurun, di keluarga sebagian


(23)

3

besar murid kurang mendapat perhatian dari orang tua, lingkungan sekolah yang

letaknya kurang strategis juga dapat menyebabkan terganggunya proses

belajar-mengajar di kelas, dan lingkungan masyarakat siswa juga kebanyakan tidak

bersekolah.

Minat merupakan suatu perasaan, kesadaran seseorang terhadap suatu

objek yang menarik untuk dipelajari atau ketertarikan mendalam yang

menimbulkan suatu keinginan untuk berkecimpung dalam bidang tertentu, dan

minat tumbuh dari kebutuhan anak yang merupakan pendorong bagi anak dalam

melaksanakan usahanya. Minat siswa dalam belajar sangat penting dalam dunia

pendidikan agar anak memperoleh prestasi yang optimal. Semakin rendah minat

siswa dalam melakukan kegiatan belajar, maka prestasi belajarnya akan

menurun. Sementara, semakin tinggi minat siswa dalam melakukan kegiatan

belajar, maka prestasi belajar siswa akan meningkat.

Faktor lingkungan belajar adalah keseluruhan keadaan yang melingkupi

siswa atau keadaan yang dengan kehadirannya memberi pengaruh pada

perkembangan individu. Di keluarga, faktor orang tua merupakan faktor yang

besar pengaruhnya terhadap kemajuan belajar anak. Hubungan orang tua dengan

anak yang baik dan penuh pengertian ditujukan untuk memajukan belajar anak.

Dengan demikian pada lingkungan keluarga yang baik akan membuat siswa

dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar yang dicapai

akan lebih baik dibandingkan dengan siswa yang berasal dari lingkungan

keluarga yang kurang baik.


(24)

4

Lingkungan sekolah meliputi lingkungan sekitar sekolah, keadaan sekolah,

fasilitas-fasilitas yang dapat terlihat dalam proses belajar, peran guru, hubungan

guru dengan siswa, hubungan antar siswa, dan lain-lain. Lingkungan sekolah

yang kondusif dapat mendukung siswa belajar dengan optimal, sehingga prestasi

siswa yang dicapai akan lebih baik

.

Sedangkan lingkungan sekolah yang tidak

kondusif tidak dapat mendukung siswa belajar dengan optimal, sehingga prestasi

belajar siswa yang dicapai tidak baik. Sedangkan lingkungan masyarakat

merupakan lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi

dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat

kurang baik yaitu lingkungan dimana siswa tidak bisa menjalin hubungan atau

tidak bisa berinteraksi dengan anggota masyarakat lain maka dapat

mempengaruhi proses belajar sehingga siswa memperoleh prestasi yang tidak

baik. Lingkungan masyarakat yang baik yaitu dimana lingkungan masyarakat

yang terdapat jam belajar masyarakat, sedangkan lingkungan masyarakat yang

tidak baik yaitu lingkungan masyarakat di mana di dalam masyarakat tidak

terdapat aturan-aturan yang berlaku di masyarakat.

Berdasarkan uaraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk

mengadakan penelitian yang berjudul

“Hubungan Minat Belajar dan

Lingkungan Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”.

Penelitian ini

merupakan studi kasus di SMA Negeri 2 Klaten.


(25)

5

B.

Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penelitian ini memusatkan

perhatian pada faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa SMA

NEGERI 2 KLATEN. Faktor tersebut antara lain minat siswa dalam belajar, dan

lingkungan belajar yang meliputi: lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan

lingkungan masyarakat.

C.

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah

sebagai berikut :

1.

Apakah ada hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar

siswa?

2.

Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi

belajar siswa?

3.

Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi

belajar siswa kelas?

4.

Apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di masyarakat dengan

prestasi belajar siswa?

5.

Apakah ada hubungan positif minat belajar siswa, lingkungan belajar di

keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat,

dengan prestasi belajar siswa?


(26)

6

D.

Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:

1.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif minat belajar dengan

prestasi belajar siswa.

2.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di

keluarga dengan prestasi belajar siswa.

3.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di

sekolah dengan prestasi belajar siswa.

4.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif lingkungan belajar di

masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

5.

Untuk mengetahui apakah ada hubungan positif minat belajar siswa,

lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan

belajar di masyarakat, dengan prestasi belajar siswa

E.

Manfaat penelitian

1.

Bagi Sekolah

Memberikan masukan kepada pihak sekolah untuk menentukan kebijakan

dalam memberi bimbingan pada siswa yang mengalami persoalan dalam

belajar dan meningkatkan fasilitas-fasilitas sekolah untuk kemajuan proses

belajar.


(27)

7

2.

Bagi Universitas Sanata Dharma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah referensi penelitian

berikutnya yang berhubungan dengan minat belajar, lingkungan belajar

siswa, dan prestasi belajar siswa.

3. Bagi Guru

Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat memberikan masukan kepada guru

untuk lebih menyempurnakan kegiatan belajar mengajar dengan mengingat

pentingnya lingkungan belajar siswa dalam pencapaian prestasi belajar yang

optimal.


(28)

8

BAB II

TINJAUAN TEORETIK

A.

Minat Belajar Siswa

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,

perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut, dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada

suatu pilihan tertentu (Dewa Ketut Sukardi, 1988:62). Seseorang yang

mengerjakan suatu pekerjaan dengan disertai minat sebelumnya, pada umumnya

akan memperoleh hasil yang lebih baik dari pada mereka yang tidak berminat

sebelumnya. Minat sangat berpengaruh dalam pencapaian prestasi belajar siswa.

Maka, siswa harus memahami minat-minatnya sendiri agar mereka dapat

membuat perencanaan dan keputusan dengan tepat.

Minat menurut Witherington (1963:90) adalah kesadaran seseorang, bahwa

suatu objek, seseorang, suatu soal atau suatu situasi mengandung sangkut paut

dengan dirinya. Pendapat lain dikemukakan oleh Winkel (1991:30), minat

adalah kecenderungan yang agak menetap dalam subyek untuk merasa tertarik

pada bidang atau hal tertentu dan merasa senang berkecimpung dalam bidang itu.

Minat tidak terbentuk secara tiba-tiba, melainkan terbentuk dan berkembang

melalui proses pendidikan, proses sosialisasi, dan proses interaksi di sekolah, di

masyarakat, dan di dalam keluarga.


(29)

Minat menurut The Liang Gie (1994:28) adalah sibuk, tertarik, atau terlibat

sepenuhnya dengan sesuatu kegiatan karena menyadari pentingnya kegiatan itu.

Minat memudahkan terciptanya konsentrasi dalam pikiran seseorang. Perhatian

yang diperoleh dengan kemauan seseorang akan memudahkan berkembangnya

konsentrasi, yaitu pemusatan pikiran terhadap suatu mata pelajaran. Sedangkan,

Bimo Walgito (1982:133) mengatakan bahwa keinginan merupakan usaha aktif

menuju pelaksanaan suatu tujuan. Minat juga mengandung unsur rasa suka atau

rasa senang terhadap suatu objek.

Minat adalah suatu perasaan atau sikap. Ada tiga cara untuk menentukan

minat (Dewa Ketut Sukardi, 1988:63) yaitu:

1.

Minat yang diekspresikan

Seseorang dapat mengungkapkan minat dengan kata tertentu. Misalnya,

seseorang mengatakan bahwa ia tertarik dalam menciptakan suatu model

pesawat udara.

2.

Minat yang diwujudkan

Seseorang dapat mengekspresikan minat bukan melalui kata-kata, tetapi

melalui tindakan atau perbuatan, ikut serta berperan aktif dalam suatu

aktivitas tertentu. Misalnya, siswa ikut aktif dalam organisasi OSIS.

3.

Minat yang diinventarisasikan

Seseorang menilai minatnya dapat diukur dengan menjawab terhadap

sejumlah pertanyaan tertentu. Rangkaian pertanyaan semacam ini disebut

inventori minat.

Faktor-faktor yang mempengaruhi minat dapat digolongkan menjadi 2

(Giartama, 1990:6):

a.

Minat secara intrinsik

Minat secara intrinsik merupakan minat yang timbul dari dalam individu

sendiri tanpa pengaruh dari luar. Minat intrinsik dapat timbul karena

pengaruh sikap, persepsi, prestasi belajar, bakat, jenis kelamin dan

intelegensi.


(30)

b.

Minat secara ekstrinsik

Minat secara ekstrinsik merupakan minat yang timbul akibat pengaruh dari

luar individu. Minat secara ekstrinsik timbul antara lain karena latar

belakang ekonomi, minat orang tua dan teman sebaya.

Faktor-faktor pendorong minat (Soewardi, 1987:183) yaitu:

a.

Drive determinant

, dorongan untuk mempertahankan diri

b.

Dorongan keadaan, yang mana keadaan itu ditimbulkan oleh dorongan

determinan

c.

Kegiatan mencapai tujuan, komponen ini dilandasi dorongan determinan dan

dorongan keadaan

d.

Mengendurkan dorongan karena tujuan telah tercapai serta keinginan dan

kebutuhan telah tercapai

e.

Efek mengendurnya dorongan semula karena munculnya dorongan lain yang

baru

Minat sangat bermanfaat bagi peserta didik karena, dapat menambah semangat

untuk menjadi lebih disiplin serta dapat memperoleh prestasi yang baik. Maka

dapat disimpulkan minat merupakan suatu perasaan, kesadaran seseorang

terhadap suatu objek yang menarik untuk dipelajari atau ketertarikan mendalam

yang menimbulkan suatu keinginan untuk berkecimpung dalam bidang tertentu,

dan minat tumbuh dari kebutuhan anak yang merupakan pendorong bagi anak

dalam melaksanakan usahanya. Sehingga, minat sangat penting dalam dunia

pendidikan agar anak memperoleh prestasi yang optimal.

B.

Lingkungan Belajar Siswa

1.

Lingkungan keluarga

Menurut Bimo Walgito (1982:25), pendidikan dalam keluarga adalah


(31)

(1995:138) mengatakan bahwa lingkungan sosial lebih banyak mempengaruhi

kegiatan belajar siswa ialah orang tua dan keluarga itu sendiri. Orang tua harus

memperhatikan sekolah anaknya yaitu dengan memperhatikan

pengalaman-pengalamannya dan menghargai usaha-usahanya, serta orang tua harus

menunjukkan kerjasamanya dalam cara mendidik anak belajar di rumah,

hubungan yang harmonis antara orang tua dan anak. Sifar-sifat orang tua,

suasana keluarga, kedewasaan orang tua dalam mendidik anak, letak rumah,

semuanya dapat memberi dampak yang lebih baik atau buruk terhadap

kegiatan belajar dan keberhasilan yang diperoleh anak. Contoh pengelolaan

keluarga yang keliru yang diterapkan oleh orang tua yaitu kelalaian orang tua

dalam memonitor kegiatan anak dapat menimbulkan akibat buruk. Hal

demikian dapat menimbulkan akibat anak tidak mau belajar dan dapat

mengakibatkan anak berperilaku menyimpang.

Keluarga merupakan faktor lingkungan sosial yamg pertama kali

diperkenalkan oleh anak, sehingga perkembangan anak di dalam keluarga

ditentukan oleh kondisi keluarga serta pengalaman yang dimiliki oleh orang

tuanya. Maka, dalam faktor lingkungan keluarga ini anak dapat memperoleh

prestasi yang maksimal. Adapun faktor-faktor yang sangat mempengaruhi

perkembangan anak dalam belajar dalam lingkungan keluarga menurut

(Ahmadi, 1982:86-87) sebagai berikut :

a.

Status sosial ekonomi keluarga

Keadaan sosial ekonomi keluarga mempunyai peranan terhadap

perkembangan anak-anak. Misalnya keluarga yang cukup akan sangat


(32)

mudah dalam menunjang proses belajar karena anak tidak mengalami

kesulitan dalam keperluan sekolah dan anak tidak akan mengalami

gangguan dalam mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga anak akan

mendapat perhatian yang lebih dalam belajar.

b.

Faktor keutuhan keluarga

Dalam keluarga yang utuh terdiri dari ayah, ibu dan anak yang lengkap,

harmonis maka, interaksi dalam keluarga akan mudah antara orang tua

dan anak. Sehingga dalam belajar anak tidak mengalami gangguan yang

berarti dan orang tua akan mendukung anaknya dalam belajar.

c.

Sikap dan kebiasaan-kebiasaan orang tua

Sikap orang tua yang mau memperhatikan anaknya dan membiasakan

sikap-sikap yang dapat membantu anak dalam proses belajar seperti

tidak bersikap otoriter dan tidak memaksa anaknya untuk mengikuti

perintah-perintah orang tuanya, melakukan pengawasan terhadap anak

dalam segala tindakan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar yang berpengaruh

terhadap prestasi belajar dalam lingkungan keluarga menurut (Roestiyah,

1982:159) adalah sebagai berikut:

a.

Cara mendidik

Orang tua yang memanjakan anaknya, maka setelah anak sekolah akan

menjadi siswa yang kurang bertanggung jawab dan takut menghadapi

tantangan kesulitan. Juga orang tua yang mendidik anaknya secara

keras, anak akan mengalami ketakutan.

b.

Suasana keluarga

Hubungan antara keluarga yang kurang intim menimbulkan suasana

yang kaku, tegang, kurang komunikatif di dalam keluarga. Hal ini

menyebabkan anak kurang semangat dalam belajar. Untuk itu dalam

keluarga yang menyenangkan, akrab, dan penuh kasih sayang, anak

akan termotivasi yang mendalam pada anak dalam hal belajar.

c.

Pengertian orang tua

Anak belajar perlu dorongan dan pengertian dari orang tua. Bila anak

sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di rumah.

Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib memberi

pengertian dan dorongannya, membantu sedapat mungkin kesulitan

yang dialami anak di sekolah. Kalau perlu menghubungi gurunya untuk

mengetahui perkembangan anak.

d.

Keadaaan sosial ekonomi keluarga

Anak belajar memerlukan sarana-sarana dalam menunjang belajar yang

kadang-kadang harganya mahal. Bila keadaan ekonomi keluarga yang


(33)

tidak memungkinkan hal ini menjadi penghambat anak dalam belajar.

Namun, bila keadaan sosial ekonomi keluarga tercukupi, hal ini anak

tidak akan mengalami kendala-kendala dalam belajar sehingga anak

akan dapat belajar dengan senang.

e.

Latar belakang kebudayaan

Hal ini dimaksudkan adalah tingkat pendidikan dan kebiasaan di dalam

keluarga akan mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Oleh karena itu

anak perlu ditanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik supaya dapat

mendorong semangat anak dalam belajar.

Dalam keluarga yang kondisi lingkungannya baik akan mempengaruhi

siswa belajar dengan giat. Sedangkan jika siswa yang berada dalam

lingkungan keluarga buruk, dan tidak mendapat perhatian dari orang tua maka

siswa tersebut malas untuk belajar. Maka dapat ditarik kesimpulan lingkungan

keluarga tergantung dari tindakan orang tua kepada anaknya. Jika orang tua

memiliki hubungan yang baik dengan anaknya, memberikan perhatian , maka

anak tersebut akan berusaha belajar dengan baik dan memperoleh prestasi

belajar yang baik pula.

2.

Lingkungan Sekolah

Sekolah tidak hanya terdiri dari gedung saja melainkan juga sarana

dan prasarana lain yang menunjang pendidikan. Sekolah merupakan tempat

anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu

harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung

anak untuk belajar.

Menurut Roestiyah (1982:159-161), faktor-faktor yang

mempengaruhi belajar siswa yang datang dari sekolah yaitu :


(34)

a.

Interaksi guru dan murid.

Guru yang kurang berinteraksi dengan murid secara intim,

menyebabkan proses belajar-mengajar itu kurang lancar. Jika siswa

merasa jauh dari guru, maka segan berpartisipasi secara aktif dalam

belajar.

b.

Cara penyajian.

Guru yang senior biasa mengajar dengan metode ceramah saja. Siswa

menjadi bosan, mengantuk, pasif, dan hanya mencatat saja. Guru yang

progresif berani mencoba metode-metode yang baru, yang dapat

membantu meningkatkan kegiatan belajar mengajar, dan meningkatkan

motivasi siswa untuk belajar.

c.

Hubungan antara murid.

Guru yang kurang mendekati siswa dan kurang bijaksana, maka tidak

akan melihat bahwa di dalam kelas ada group yang saling bersaing

secara tidak sehat. Jiwa kelas tidak terbina, bahkan hubungan

masing-masing individu tidak tampak.

d.

Standar pelajaran di atas ukuran.

Guru berpendidikan untuk mempertahankan wibawanya, perlu memberi

pelajaran di atas ukuran standar. Akibatnya anak merasa kurang mampu

dan takut kepada guru. Bila banyak siswa yang tidak berhasil dalam

mempelajari mata pelajarannya, guru semacam itu merasa senang.

Tetapi berdasarkan teori belajar, yang mengingat perkembangan psikis

dan kepribadian anak yang berbeda-beda, hal tersebut tidak boleh

terjadi. Guru dalam menuntut penguasaan materi harus sesuai dengan

kemampuan siswa masing-masing. Yang penting tujuan yang telah

dirumuskan dapat tercapai.

e.

Media pendidikan.

Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah,

maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belajar anak

dalam jumlah yang besar pula, seperti buku-buku di perpustakaan,

laboratorium atau media-media lain. Kebanyakan sekolah masih kurang

dalam memiliki media jumlah maupun kualitetnya.

f.

Kurikulum.

Sistem instruksional sekarang menghendaki proses belajar-mengajar

yang mementingkan kebutuhan anak. Guru perlu mendalami siswa

dengan baik, harus mempunyai perencanaan yang mendetail, agar dapat

melayani anak belajar secara individual. Kurikulum sekarang belum

dapat memberikan pedoman perencanaan yang demikian.

g.

Keadaan Gedung.

Dengan jumlah siswa yang luar biasa jumlahnya, keadaan gedung

dewasa ini terpaksa kurang, mereka duduk berjejal-jejal di dalam setiap

kelas.


(35)

Akibat meledaknya jumlah anak yang masuk sekolah, dan penambahan

gedung sekolah belum seimbang dengan jumlah siswa. Akibat

selanjutnya banyak siswa yang terpaksa masuk sekolah di sore hari. Hal

mana sebenarnya kurang dapat dipertanggungjawabkan. Dimana anak

harus beristirahat, tetapi terpaksa masuk sekolah. Mereka mendengarkan

pelajaran sambil mengantuk dan sebagainya. Sebaiknya anak belajar di

pagi hari, di mana pikiran masih segar, jasmani dalam kondisi yang

baik.

i.

Pelaksanaan disiplin.

Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang, sehingga

mempengaruhi sikap anak dalam belajar. Kurang bertanggung jawab,

karena bila tidak melaksanakan tugas, toh tidak ada sangsi. Hal mana

dalam proses belajar siswa perlu disiplin, untuk mengembangkan

motivasi yang kuat.

j.

Metode belajar.

Banyak siswa melaksanakan cara belajar yang salah. Dalam hal ini perlu

pembinaan dari guru. Dengan cara belajar yang tepat akan efektif pula

hasil belajar siswa itu. Juga dalam pembagian waktu untuk belajar.

Kadang-kadang siswa belajar tidak teratur, atau terus-menerus, karena

besok akan ujian. Dengan belajar demikian siswa akan kurang

beristirahat, bahkan mungkin dapat jatuh sakit. Maka perlu belajar

secara teratur setiap hari, dengan pembagian waktu yang baik, memilih

cara belajar yang tepat dan cukup istirahat akan meningkatkan hasil

belajar.

k.

Tugas rumah.

Waktu belajar adalah di sekolah, waktu di rumah biarlah digunakan

untuk kegiatan-kegiatan lain. Maka diharapkan guru jangan terlalu

banyak memberikan tugas yang harus dikerjakan di rumah, sehingga

anak tidak mempunyai waktu lagi untuk kegiatan yang lain.

3.

Lingkungan Masyarakat

Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan dalam

lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, dan lingkungan masyarakat. Siswa

merupakan bagian dari warga masyarakat sekitar tempat tinggal. Oleh

karena itu siswa dapat menjalin hubungan dengan anggota masyarakat

lainnya. Hubungan tersebut terjalin dengan teman sebaya, dengan orang


(36)

lainnya, tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapat teman bergaul yang

buruk atau menyimpang. Perbuatan yang kurang baik mudah menular pada

orang lain, sehingga perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Faktor-faktor yang mempengaruhi proses belajar siswa berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa menurut (Roestiyah, 1982:159-162) adalah

sebagai berikut:

a.

Mass media

Keberadaan mass media dan televisi serta banyak bacaan berupa

buku-buku, novel, majalah yang kurang dipertanggungjawabkan secara

pendidikan. Kadang-kadang anak asyik membaca buku yang bukan

buku pelajaran, sehingga anak lupa akan tugas belajarnya. Maka, bacaan

perlu diawasi dan diseleksi.

Televisi yang banyak menyajikan hiburan

yang berupa film-film akan dapat mengakibatkan anak untuk malas

belajar dan moral anak akan rusak misalnya adanya adegan kekerasan

dan pemerkosaan hal ini yang tidak dapat dipertanggung jawabkan

dalam pendidikan.

b.

Teman bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak yang lain di lingkungan masyarakat

sekitar untuk mengembangkan sosialisasinya. Dalam pergaulan anak

perlu dijaga dan dikontrol dengan siapa mereka bergaul sehingga tidak

mengganggu kegiatan belajar.

c.

Kegiatan lain

Anak mempunyai kegiatan-kegiatan lain di luar sekolah seperti olah

raga, bermain drama. Hal tersebut perlu diawasi sehingga anak tidak

lupa untuk belajar.

d.

Cara hidup lingkungan

Cara hidup bertetangga di sekitar rumah dimana anak itu tinggal, besar

pengaruhnya pada pertumbuhan anak, misalnya di lingkungan

masyarakat memiliki jam belajar secara otomatis anak tersebut akan

belajar sesuai dengan jam belajar masyarakat.

Siswa banyak menghabiskan waktunya di lingkungan keluarga.

Lingkungan keluarga itu sendiri merupakan bagian dari masyarakat. Dalam

anggota masyarakat komunikasi dapat memberi pengaruh yang baik atau


(37)

yang buruk bagi siswa. Menurut Syah (1995:138) mengatakan bahwa

kondisi masyarakat yang berada di lingkungan yang kumuh, serba

kekurangan dan terdapat anak-anak yang pengangguran dapat

mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Dalam kondisi masyarakat yang

demikian jika anak tidak berhati-hati dalam pergaulannya anak dapat

melupakan tugas sebagai pelajar.

Di lingkungan masyarakat yang anak-anaknya rajin belajar, dapat

menjadi daya dorong terhadap siswa lain untuk rajin belajar. Hal demikian

ditegaskan oleh Roestiyah (1982:163) yang mengatakan bahwa di

lingkungan yang anak-anaknya rajin belajar, kemungkinan besar anak akan

terpengaruh untuk rajin belajar tanpa disuruh. Anak akan malu jika

mendapat prestasi rendah, jika teman-temannya mendapat prestasi yang

tinggi. Oleh karena itu anak akan berusaha untuk bersaing dengan belajar

yang rajin agar tidak ketinggalan dengan teman-temannya. Dalam

lingkungan masyarakat yang aman, nyaman serta tidak terdapat gangguan

yang mempengaruhi proses belajar siswa. Maka, siswa akan dapat belajar

dengan optimal. Sehingga prestasi yang diraih oleh siswa dapat meningkat.

C.

Prestasi Belajar siswa

1.

Belajar

Menurut pendapat tradisional, belajar dianggap sebagai pengumpulan

sejumlah ilmu saja (Nasution, 1984:10) Sedangkan menurut Roestiyah


(38)

(1982:149), belajar itu adalah suatu proses di mana guru terutama melihat apa

yang terjadi selama siswa menjalani pengalaman edukatif, utnuk mencapai

sesuatu tujuan.

Menurut Winkel (1991:16), belajar merupakan aktifitas mental atau

psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan yang

menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan

sikap. Hal ini sejalan dengan pengertian dari (Suryabrata, 1984:253) yang

menjelaskan bahwa belajar itu membawa perubahan yang pada dasarnya akan

memiliki kecakapan atau keterampilan yang baru yang disebabkan oleh usaha

disengaja

.

Dengan demikian unsur-unsur dari belajar tersebut ada hubungan

dengan orang lain yaitu pendidik dan juga dari peserta didik untuk saling

berhubungan. Seorang anak yang belajar di lingkungan belajar seperti di

lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat akan memperoleh sesuatu

dari hasil belajar yaitu kecakapan atau keterampilan yang baru. Misalnya anak

akan dapat berbicara karena adanya bimbingan maupun didikan dari orang tua

di dalam lingkungan keluarga.

2.

Prestasi Belajar

Seseorang di dunia pada dasarnya mempunyai tujuan yang jelas di

dalam menjalankan kehidupannya, di antara tujuan yang dicapai tersebut

antara lain adalah keinginan untuk berprestasi. Prestasi dalam hal belajar


(39)

adalah penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya hal ini ditunjukkan dengan nilai tes atau angka yang diberikan oleh

guru. Sedangkan menurut Winkel (1989:100), prestasi belajar sebagai tingkat

keberhasilan siswa dalam mempelajari mata pelajaran di sekolah yang

dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari hasil tes, mengenai

sejumlah materi pelajaran tertentu.

Prestasi belajar menyatakan seberapa jauh hasil yang telah dicapai atau

dibuktikan oleh seseorang. Belajar sendiri merupakan suatu aktivitas yang

menghasilkan perubahan dengan didapatkannya kemampuan baru yang

disebabkan usaha (Suryobroto, 1984:324). Sehubungan dengan prestasi

belajar, maka ia mengemukakan bahwa nilai rapor merupakan perumusan

terakhir yang diberikan guru mengenai kemajuan siswa atau prestasi siswa

selama masa tertentu.

Dari beberapa pendapat tersebut maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

prestasi belajar merupakan perubahan kemampuan atau hasil belajar siswa

yang dinyatakan dalam rapor, setelah siswa tersebut mengikuti proses belajar

selama jangka waktu tertentu.

3.

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar terdiri dari faktor

intern dan faktor ektern (Roestiyah, 1982:159) yaitu:


(40)

Faktor yang timbul dari dalam anak itu sendiri. Seperti kesehatan, rasa

aman, kemampuan, minat,dll. Faktor ini berwujud juga sebagai kebutuhan

dari anak. Menurut (Dimyati dan Mujiono,1999: 235-253), faktor intern

meliputi a). faktor psikologis yaitu fakor-faktor yang berhubungan

dengan kejiwaan mental dan berpikir; b). faktor biologis yaitu faktor yang

berhubungan dengan keadaan fisik seperti penglihatan dan pendengaran.

2.

Faktor eksternal

Faktor yang datang dari luar diri si anak, misalnya: kebersihan rumah

dan lingkungan belajar seperti lingkungan sekolah, lingkungan keluarga,

dan lingkungan masyarakat.

D.

Kerangka Berpikir

1.

Hubungan Minat dengan prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor mata

pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapor. Faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah minat siswa dalam

belajar. Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari

kombinasi, perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut,

dan kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu

kepada suatu pilihan tertentu. Pendidik dalam mengajar siswa harus optimal

sehingga siswa dapat senang belajar dan mempunyai dorongan untuk

memiliki prestasi yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Dewa Ketut

Sukardi (1988:82).

Hasil penelitian yang dilakukan Maria Ewaldina (2000) yang berjudul

“Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan


(41)

Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menemukan bahwa ada

hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Hasil

penelitian tersebut sejalan dengan penelitian Christina Yayuk Purwandari

(2000) yang berjudul “Hubungan antara Perhatian Orang Tua, Minat

Belajar, Motivas Belajar dengan Prestasi Belajar Siswa”. Yang menemukan

bahwa ada hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar

siswa. Indikator minat belajar siswa yang mendukung prestasi belajar yaitu

ketertarikan dengan mata pelajaran, sikap yang baik dalam mengikuti

pelajaran, mempunyai rasa suka terhadap suatu hal, memilki perhatian yang

khusus, dan keinginan untuk memiliki sesuatu.

2.

Hubungan lingkungan keluarga dengan prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau hasil

mata pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapor. Faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah lingkungan

keluarga. Lingkungan keluarga yang baik akan sangat membantu siswa

dalam belajar sehingga siswa dapat memperoleh prestasi belajar yang

optimal. Keadaan lingkungan keluarga seperti perhatian orang tua dan

bimbingan orang tua selama kegiatan belajar akan mendorong siswa untuk

belajar dengan giat. Hal ini sejalan dengan pendapat Roestiyah (1982:159)

yang mengatakan bahwa lingkungan keluarga akan mempengaruhi prestasi

belajar.


(42)

Hasil penelitian yang dilakukan Maria Ewaldina (2000) yang berjudul

“Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan

Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menemukan bahwa

lingkungan belajar di keluarga dapat memberikan sumbangan positif

terhadap prestasi belajar siswa. Menurut Alfonsa Mintarti (1998),

pengalaman pribadi orang tua dalam melayani anak yang membutuhkan

bantuan dalam belajar, memperhatikan serta mengontrol dalam pergaulan

anak akan berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Faktor

lingkungan keluarga yang mendukung prestasi belajar siswa yaitu dukungan,

perhatian orang tua, pengawasan, pengalaman orangtua, dan penyediaan

fasilitas belajar.

3.

Hubungan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau hasil nilai

mata pelajaran yang tercermin dalam rata-rata nilai rapor. Faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah lingkungan

keluarga. Adanya hubungan baik dalam lingkungan

sekolah antara guru

dengan para siswa sangat mempengaruhi proses belajar sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian dengan lingkungan

di sekolah akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

(Winkel,1986:ix).


(43)

Hasil penelitian yang dilakukan Maria Ewaldina (2000) dalam

penelitiannya yang berjudul “ Hubungan Antara Lingkungan Belajar Siswa,

Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar Siswa dengan Prestasi Belajar

Siswa” menunjukkan bahwa lingkungan belajar di sekolah berpengaruh

terhadap prestasi belajar siswa. Penelitian Indrawati (1999) yang mengambil

judul “Hubungan antara Motivasi Belajar, Disiplin, dan Lingkungan Belajar

dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menemukan bahwa hubungan yang baik

antara guru dengan siswa, dan siswa dengan teman-temannya dapat

mempengaruhi semangat belajar dan hasil belajar yang dicapai anak. Faktor

lain yang cukup menentukan adalah keadaan sekolah seperti gedung,

fasilitas-fasilitas sekolah, dan letak sekolah dapat menentukan tingkat

keberhasilan siswa.

4.

Hubungan lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar

Prestasi belajar adalah tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

mata pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor atau hasil nilai

mata pelajaran yang tercermin dalam rata-rata niali rapor. Faktor yang

mempengaruhi prestasi belajar siswa salah satunya adalah lingkungan

masyarakat. Lingkungan masyarakat merupakan lingkungan yang dapat

mempengaruhi siswa untuk belajar di lingkungan masyarakat sekitar.

Pergaulan di masyarakat khususnya dengan teman-teman akan sangat

mempengaruhi belajar siswa. Apabila dalam lingkungan masyarakat

tersebut baik, aman dan mau memperhatikan kewajiban siswa akan


(44)

membantu dalam proses belajar. Dengan demikian lingkungan masyarakat

akan mempengaruhi prestasi belajar siswa (Roestiyah,1982;162).

Maria Ewaldina (2000) dalam penelitiannya yang berjudul “ Hubungan

Antara Lingkungan Belajar Siswa, Dorongan Orang Tua dan Minat Belajar

Siswa dengan Prestasi Belajar Siswa”. Menemukan bahwa lingkungan

belajar di masyarakat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.

Sementara hasil penelitian Alfonsa Mintarti (1998) yang berjudul

“Hubungan antara Motivasi Belajar, dan Lingkungan Belajar Siswa dengan

Prestasi Belajar Siswa”. Menyatakan bahwa siswa harus dapat menjalin

hubungan yang baik dengan anggota masyarakat lain, dan memperoleh

teman bergaul yang baik agar dapat menjadi daya dorong terhadap siswa

untuk belajar dengan giat. Faktor lingkungan masyarakat yang mendukung

prestasi belajar siswa yaitu berinteraksi dengan anggota masyarakat,

pergaulan anak yang dikontrol orang tua sehingga tidak mengganggu belajar,

mengikuti kegiatan di masyarakat, dan cara hidup lingkungan masyarakat

sekitar, dan adanya jam belajar masyarakat.

5.

Hubungan antara minat belajar, dan lingkungan belajar siswa dengan

prestasi belajar siswa.

Minat merupakan suatu perangkat mental yang terdiri dari kombinasi,

perpaduan, dan campuran dari perasaan, prasangka, cemas, takut, dan

kecenderungan-kecenderungan lain yang bisa mengarahkan individu kepada

suatu pilihan tertentu. Pendidik dalam mengajar siswa harus optimal


(45)

sehingga siswa dapat senang belajar dan mempunyai dorongan untuk

memiliki prestasi yang baik. Hal ini sejalan dengan pendapat Dewa Ketut

Sukardi (1988:82). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ewaldina

(2000) dan Christina Yayuk Purwandari (2000) menemukan bahwa ada

hubungan positif minat belajar siswa dengan prestasi belajar.

Keadaan lingkungan keluarga seperti perhatian orang tua dan

bimbingan orang tua selama kegiatan belajar akan mendorong siswa untuk

belajar dengan giat. Hal ini sejalan dengan pendapat Roestiyah (1982:159)

yang mengatakan bahwa lingkungan keluarga akan mempengaruhi prestasi

belajar. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ewaldina (2000) dan

Alfonsa Mintarti (1998) yang menemukan bahwa ada hubungan positif

lingkungan belajar dengan prestasi belajar.

Adanya hubungan baik dalam lingkungan

sekolah antara guru dengan

para siswa sangat mempengaruhi proses belajar sehingga dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Dengan demikian dengan lingkungan

di sekolah akan dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa

(Winkel,1986:ix). Hasil penelitian yang dilakukan oleh Maria Ewaldina

(2000) dan Indrawati (1999) yang menemukan bahwa ada hubungan positif

lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar siswa.

Apabila dalam lingkungan masyarakat tersebut baik, aman dan mau

memperhatikan kewajiban siswa akan membantu dalam proses belajar.

Dengan demikian lingkungan masyarakat akan mempengaruhi prestasi


(46)

belajar siswa (Roestiyah,1982;162). Penelitian yang dilakukan oleh Maria

Ewaldina (2000) dan Alfonsa Mintarti (1998), yang menyatakan bahwa ada

hubungan positif lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa.

Maka dapat disimpulkan minat belajar siswa, dan lingkungan belajar

mempunyai hubungan positif dengan prestasi belajar siswa.

E.

Hipotesis Penelitian

1.

Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa.

2.

Ada hubungan positif lingkungan belajar di keluarga dengan prestasi belajar

siswa

3.

Ada hubungan positif lingkungan belajar di sekolah dengan prestasi belajar

siswa

4.

Ada hubungan positif lingkungan belajar di masyarakat dengan prestasi

belajar siswa

5.

Ada hubungan positif minat belajar dan lingkungan belajar di keluarga, di


(47)

27 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian menggunakan metode studi kasus (case study) di SMA Negeri 2 Klaten. Studi kasus yaitu penelitian dengan karakteristik masalah yang berkaitan dengan latar belakang dan kondisi saat ini dari subjek yang diteliti, serta interaksinya dengan lingkungan. kesimpulan yang ditarik dari penelitian tidak bisa digeneralisasikan di tempat lain.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini penulis mengambil lokasi penelitian di SMA Negeri 2 Klaten, JL. Angsana, Trunuh, Klaten Selatan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Februari-Maret 2009

C. Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SMA Negeri 2 Klaten 2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah: minat belajar siswa, lingkungan belajar siswa di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat, dan prestasi belajar siswa.


(48)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekumpulan objek penelitian yang dapat terdiri dari manusia, benda, hewan, gejala, nilai tes atau peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa SMA Negeri 2 Klaten berjumlah 876 siswa.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari populasi. Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas III SMA Negeri 2 Klaten yang berjumlah 278 siswa. Rinciannya sebagai berikut: kelas III IPS I sebanyak 40 siswa, kelas III IPS II sebanyak 40 siswa, kelas III IPS III sebanyak 40 siswa, kelas III IPA I sebanyak 40 siswa, kelas III IPA II sebanyak 40 siswa, kelas III IPA III sebanyak 39 siswa, dan kelas III IPA IV sebanyak 39 siswa.

3. Teknik Penarikan Sampel

Teknik penarikan sampel penelitian ini adalah purposive sampling dimana dalam teknik ini anggota populasi yang diambil sebagai sampel sudah ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian dan mengabaikan peluang anggota lain dari populasi yang tidak dipilih. Pertimbangannya siswa kelas III sudah beradaptasi dengan lingkungan sekolahnya dalam waktu yang cukup lama dan mereka sudah dapat menyesuaikan kondisi di lingkungan belajar tersebut dalam cara dan strategi belajarnya.


(49)

E. Variabel Penelitian dan Pengukuran Variabel 1. Variabel Minat Belajar Siswa

Minat belajar siswa adalah suatu perasaan, kesadaran siswa terhadap suatu objek yang menarik untuk dipelajari atau ketertarikan mendalam yang menimbulkan suatu keinginan untuk berkecimpung dalam bidang tertentu, dan minat tumbuh dari kebutuhan siswa yang merupakan pendorong baginya dalam melaksanakan usahanya. Berikut ini disajikan tabel operasionalisasi variabel minat belajar siswa:

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel Minat Belajar Siswa

Variabel Indikator No butir

+ - Minat

belajar siswa

1. Sikap dalam mengikuti pelajaran 2. Ketertarikan terhadap sesuatu 3. Perhatian terhadap pelajaran 4. Suasana pelajaran

5. Rasa suka/ senang terhadap suatu objek 6. Keinginan yang besar terhadap suatu hal

8 1,4 9 6,7 2,11 5,3 10 12

Berdasarkan indikator, variabel selanjutnya disusun butir-butir pernyataan. Masing-masing item pernyataan diukur dalam 4 skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Skor Item Variabel Minat Belajar Siswa

Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3


(50)

2. Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

Lingkungan belajar di keluarga yaitu lingkungan di mana siswa dapat belajar dengan kondusif di rumah sehingga prestasi belajar akan tercapai. Indikator lingkungan belajar di keluarga terdiri dari suasana kondusif keluarga, perhatian orang tua terhadap anak, dan keadaan sosial ekonomi orang tua. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel lingkungan belajar siswa di keluarga:

Tabel 3.3

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Nomor item

+ - Lingkungan belajar di keluarga 1. Fisik 2. Non fisik

1. Letak rumah

2. Sikap dan kebiasaan orang tua 1. Cara mendidik

2. Suasana keluarga 3. Pengertian orang tua 4. Keadaan sosial ekonomi 5. Latar belakang kebudayaan 6. Faktor keutuhan keluarga

15 3 11,12 14 6,7 2,8 10 14 13 1 4 5 9

Berdasarkan indikator, variabel selanjutnya disusun butir-butir pernyataan. Masing-masing item pernyataan diukur dalam 4 skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.4

Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Keluarga

Jawaban Skor Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4


(51)

Sekolah merupakan tempat anak didik belajar, mempelajari sejumlah materi pelajaran. Oleh karena itu harus diciptakan lingkungan sekolah yang benar-benar dapat mendukung anak untuk belajar. Indikator lingkungan belajar di sekolah yang terdiri dari keadaan fisik bangunan, sarana prasarana penunjang kelancaran kegiatan belajar dan lingkungan yang kondusif untuk belajar. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel lingkungan belajar siswa di Sekolah:

Tabel 3.5

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah

Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Nomor item

+ -

Lingkung an belajar disekolah

1. Fisik 1. Media pendidikan 2. Keadaan gedung

4 8,9,15 2. Non

fisik

1. Interaksi guru 2. Cara penyajian 3. Hubungan antar murid 4. Pelajaran diatas ukuran 5. Kurikulum

6. Waktu sekolah 7. Pelaksanaan disiplin 8. Metode belajar 9. Tugas rumah

1,10 2 16 5 13 11 12,14 17 3 6 7

Berdasarkan indikator variabel selanjutnya disusun butir-butir pernyataan. Masing-masing item pernyataan diukur dalam 4 skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.6

Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Sekolah

Jawaban Skor Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3


(52)

4. Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat

Lingkungan dimana siswa menjalin hubungan atau berinteraksi dengan anggota masyarakat lain. Siswa yang berasal dari lingkungan masyarakat yang baik diduga kuat juga akan mempengaruhi prestasi belajar yang baik pula. Berikut ini tabel operasionalisasi variabel lingkungan belajar siswa di masyarakat:

Tabel 3.7

Operasionalisasi Variabel Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat

Variabel Penelitian

Dimensi Indikator Nomor item

+ -

Lingkungan belajar di masyarakat

1. Fisik 1. Mass media

2. Teman bergaul 3,4,5

1,2

2. Non fisik

1. Kegiatan di masyarakat

2. Cara hidup lingkungan di masyarakat

11 8,9,10

6,7

Berdasarkan indikator, variabel selanjutnya disusun butir-butir pernyataan. Masing-masing iten pernyataan diukur dalam 4 skala likert. Pemberian skor adalah sebagai berikut:

Tabel 3.8

Skor Item Variabel Lingkungan Belajar di Masyarakat Jawaban Skor

Positif Negatif

Sangat Setuju 4 1

Setuju 3 2

Tidak Setuju 2 3

Sangat Tidak Setuju 1 4

5. Variabel Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar adalah hasil usaha yang dicapai siswa setelah melakukan proses belajar dalam mempelajari materi pelajaran yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes. Prestasi belajar diukur berdasarkan nilai


(53)

rata-rata rapor semester I kelas I sampai dengan semester I kelas III SMA Negeri 2 Klaten.

F. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :

1. Kuesioner

Kuesioner dalam penelitian ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang minat belajar, lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, dan lingkungan belajar di masyarakat.

2. Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa benda-benda tertulis seperti buku-buku, dokumen, catatan harian, dan sebagainya. Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengumpulkan data prestasi belajar.

3. Wawancara

Pengumpulan data yang dilakukan dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada pihak yang bersangkutan untuk memperoleh data yang diperlukan secara lisan. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang gambaran umum sekolah dan data lain yang dapat dipakai sebagai pelengkap.


(54)

4. Observasi

Metode pengumpulan data melalui pengamatan langsung terhadap subjek yang diteliti. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang kegiatan yang dilakukan serta keadaan sekolah.

G. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur 1. Validitas

Yang dimaksud dengan validitas adalah taraf sampai di mana suatu kuesioner mampu mengukur apa yang seharusnya diukur. Perhitungan validitas butir kuesioner menggunakan rumus korelasi product moment (Arikunto, 2002:171):

rxy =

Keterangan:

xy

r = Koefisien korelasi product moment

X = Jumlah skor butir

Y = Jumlah skor total

XY = Jumlah perkalian skor butir dengan skor total N = Jumlah responden

X2 = Jumlah kuadrat skor butir

Y2 = Jumlah kuadrat skor total

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (rhit) bernilai positif dan lebih besar atau sama dengan rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (rhit) lebih kecil dari rtabel dengan taraf signifikansi 5%. Uji validitas menggunakan sampel berukuran N = 30 sehingga didapatkan r tabel =

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − −


(55)

0,361. Rangkuman dari hasil pengujian validitas tampak dalam tabel berikut ini:

Tabel 3.9

Rangkuman Uji Validitas Minat Belajar Siswa No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,464 0,361 Valid

2 0,397 0,361 Valid

3 0,418 0,361 Valid

4 0,399 0,361 Valid

5 0,414 0,361 Valid

6 0,468 0,361 Valid

7 0,446 0,361 Valid

8 0,382 0,361 Valid

9 0,483 0,361 Valid

10 0,472 0,361 Valid

11 0,627 0,361 Valid

12 0,475 0,361 Valid

Tabel 3.10

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga No.

Item rhitung rtabel Keterangan 1 0,482 0,361 Valid

2 0,443 0,361 Valid

3 0,489 0,361 Valid

4 0,382 0,361 Valid

5 0,430 0,361 Valid

6 0,408 0,361 Valid

7 0,603 0,361 Valid

8 0,415 0,361 Valid

9 0,518 0,361 Valid

10 0,437 0,361 Valid

11 0,497 0,361 Valid

12 0,405 0,361 Valid

13 0,397 0,361 Valid

14 0,588 0,361 Valid


(56)

Tabel 3.11

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,528 0,361 Valid

2 0,412 0,361 Valid

3 0,430 0,361 Valid

4 0,417 0,361 Valid

5 0,407 0,361 Valid

6 0,418 0,361 Valid

7 0,495 0,361 Valid

8 0,385 0,361 Valid

9 0,395 0,361 Valid

10 0,504 0,361 Valid

11 0,582 0,361 Valid

12 0,645 0,361 Valid

13 0,688 0,361 Valid

14 0,395 0,361 Valid

15 0,547 0,361 Valid

16 0,561 0,361 Valid

17 0,387 0,361 Valid

Tabel 3.12

Rangkuman Uji Validitas Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat No.

Item rhitung rtabel Keterangan

1 0,458 0,361 Valid

2 0,414 0,361 Valid

3 0,479 0,361 Valid

4 0,380 0,361 Valid

5 0,414 0,361 Valid

6 0,399 0,361 Valid

7 0,460 0,361 Valid

8 0,451 0,361 Valid

9 0,395 0,361 Valid

10 0,418 0,361 Valid


(57)

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel/handal bila jawaban atas pernyataan adalah konsisten/stabil dari waktu ke waktu. Untuk mengetahui koefisien reliabilitas digunakan rumus koefisien Alpha Cronbach dengan taraf signifikansi 5% (Arikunto, 2002:171).

Keterangan :

rtt = reliabel instrumen yang dicari

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal = jumlah varians butir

= varians total

Jika nilai koefisien Alpha Cronbach lebih besar dari pada 0,60 maka kuesioner dapat dikatakan reliabel, begitu sebaliknya jika nilai Alpha Cronbach lebih kecil dari 0,60 maka kuesioner adalah tidak reliabel (Nunnaly, 1967 dalam Imam Ghozali, 2001:42).

⎥⎦

⎢⎣

=

σ

σ

2 2

1

1

t b tt

k

k

r

σ

2

b

σ

2


(58)

Tabel 3.13

Rangkuman Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Variabel Nilai r hitung Nilai r tabel Status

Minat Belajar siswa 0,806 0,60 Andal

Lingkungan Belajar Siswa di Keluarga

0,830 0,60 Andal

Lingkungan Belajar Siswa di Sekolah

0,858 0,60 Andal

Lingkungan Belajar Siswa di Masyarakat

0,772 0,60 Andal

H. Teknik Analisis Data 1. Deskripsi Data

Analisis ini dilakukan untuk mendiskripsikan data hasil observasi yang sudah didapat dan penelitian di lapangan yang meliputi responden, variabel lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa. Untuk keperluan deskripsi data digunakan tabel distribusi frekuensi untuk setiap variabel.

2. Uji Prasyarat a. Uji Normalitas

Uji normalitas dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui apakah data yang terjaring berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan (Sudjana, 1996:291). Uji normalitas dalam


(59)

penelitian ini digunakan rumus One-Sample Kolmogorov-Smirnov (Sugiyono, 1999:255):

Keterangan :

= Deviasi maksimum

= Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang ditentukan = Fungsi distribusi frekuensi kumulatif yang diobservasi Jika nilai Fhitung > nilai Ftabel pada taraf signifikansi 5 %, maka distribusi data dikatakan tidak normal. Sebaliknya, jika nilai Fhitung < nilai Ftabel, maka distribusi data dikatakan normal.

b. Uji Linieritas

Uji linieritas dilakukan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel bebas mempunyai hubungan linier atau tidak dengan variabel terikatnya. Untuk uji linieritas ini digunakan rumus persamaan regresi dengan menguji signifikansi nilai F. Adapun rumus yang digunakan untuk mencari nilai F adalah sebagai berikut (Sudjana, 1996:332):

Dimana :

F = harga bilangan F untuk garis regresi S2TC = varian tuna cocok

S2e = varian kekeliruan

Kriteria yang digunakan yaitu jika nilai F hitung < nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat bersifat linier.

( )

( )

[

F X1 S X1

]

Max

D= on D

( )

X1

Fo

( )

X1

So

e S

TC S F 2

2


(60)

Dan sebaliknya jika nilai F hitung > nilai F tabel maka hubungan antar variabel bebas dengan variabel terikat tidak linier.

3. Pengujian Hipotesis Penelitian a. Rumusan Hipotesis I

Ho : Tidak ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa

Ha : Ada hubungan positif minat belajar dengan prestasi belajar siswa

b. Rumusan Hipotesis II

Ho : Tidak ada hubungan positif lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa

Ha : Ada hubungan positif lingkungan keluarga dengan prestasi belajar siswa

c. Rumusan Hipotesis III

Ho : Tidak ada hubungan positif lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa

Ha : Ada hubungan positif lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa

d. Rumusan Hipotesis IV

Ho : Tidak ada hubungan positif lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa

Ha : Ada hubungan positif lingkungan masyarakat dengan prestasi belajar siswa


(61)

Teknik analisa korelasi product moment ini digunakan untuk mencari hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat dalam permasalahan 1, 2, 3. Rumus yang digunakan dalam analisis korelasi product moment yaitu angka kasar (Arikunto, 1984:58):

rxy =

Dimana

X = Variabel lingkungan belajar di keluarga, lingkungan belajar di sekolah, lingkungan belajar di masyarakat. Y = Variabel prestasi belajar

N = Jumlah sampel

rxy = Koefisien korelasi antara variabel minat belajar siswa, dan lingkungan belajar siswa dan prestasi belajar siswa

Koefisien korelasi yang diperoleh diintepretasikan sebagai berikut (Sugiyono, 1999:216) :

r = 0,8 – 1,0 : berarti korelasi sangat kuat r = 0,6 – 0,799 : berarti korelasi kuat r = 0,4 – 0,599 : berarti korelasi sedang r = 0,2 – 0,399 : berarti korelasi rendah r = 0,0 – 0,199 : berarti korelasi sangat rendah

Untuk menguji signifikasi nilai koefisien korelasi digunakan rumus uji t sebagai berikut (Sudjana, 1996:380):

t =

Dimana:

r = koefisien korelasi sederhana n = jumlah sampel

(

)(

)

(

)

{

2 2

}

{

2

(

)

2

}

Y Y N X X N Y X XY N

− − − 2 r 1 2 n r − −


(62)

Ho diterima jika thitung < ttabel artinya tidak terdapat hubungan yang signifikan. Sedangkan Ho ditolak jika thitung > ttabel artinya terdapat hubungan yang signifikan

Teknik analisis korelasi ganda digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel minat belajar, dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa. Maka, digunakan rumus (Suharsimi Arikunto, 1984:58): ( )

+

+

+

= 2 4 3 3 2 2 1 1 123 4 y y x a y x a y x a y x a Rxy Dimana:

Ry123 : koefisien korelasi antara prestasi belajar siswa, dengan minat belajar, dan lingkungan belajar siswa

a1 : koefisien variabel minat belajar siswa a2 : koefisien variabel lingkungan keluarga a3 : koefisien variabel lingkungan sekolah a4 : koefisien variabel lingkungan masyarakat

: jumlah produk antara minat belajar siswa dan prestasi belajar siswa

: jumlah hasil kali antara lingkungan keluarga dan prestasi belajar siswa

: jumlah hasil kali antara lingkungan sekolah dan prestasi belajar siswa

X4 Y : jumlah hasil kali antara lingkungan masyarakat dan

prestasi belajar siswa

: jumlah kuadrat kriterium prestasi belajar siswa Untuk menguji signifikan atau tidak koefisien korelasi berganda digunakan uji F dengan derajat kebebasan (df) n-k-1.

F =

X1Y

X2Y

X3Y

2 Y

(

)

1 k n R 1 k R 2 2 − − −


(63)

Dimana:

R = koefisien korelasi ganda k = banyaknya variabel bebas n = jumlah sampel

Jika nilai Fhitung < Ftabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, berarti variabel-variabel dalam regresi tidak bisa dipakai sebagai informasi terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan jika nilai Fhitung > Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, berarti variabel-variabel dalam regresi bisa dipakai sebagai informasi terhadap prestasi belajar siswa.


(64)

44 BAB IV

GAMBARAN UMUM SEKOLAH

A. Visi dan Misi 1. Visi

Mengantar tamatan/alumni SMU 2 Klaten yang menguasai dasar-dasar Iptek berbasis pada iman dan taqwa yang tinggi.

Indikator :

a. Unggul dalam UNAS

b. Unggul dalam persaingan masuk PT c. Unggul lomba KIR, OR dan Seni d. Disiplin tinggi

e. Kepedulian sosial tinggi f. Aktivitas keagamaan menonjol g. Menguasai Ketrampilan hidup 2. Misi

a. Melaksanakan/menyempurnakan kurikulum sekolah b. Meningkatkan mutu SDM yang ada

c. Menambah dan mengoptimalkan sarana dan prasarana d. Meningkatkan KBM secara efektif dan intensif

Sekolah juga mempunyai tujuan sekolah yaitu seperti Menyiapkan peserta didik untuk melanjutkan dan meluaskan pendidikan yang lebih tinggi. Menyiapkan peserta didik menjadi


(1)

149

TABEL F

df 2 f_df15_5 f_df16_5 f_df12_5 f_df27_5 f_df19_5

50 2,03 1,85 1,77 1,71 1,8 60 1,99 1,82 1,73 1,67 1,76 70 1,97 1,79 1,71 1,65 1,74 80 1,95 1,77 1,69 1,63 1,72 90 1,94 1,76 1,67 1,61 1,7 100 1,93 1,75 1,66 1,6 1,69 110 1,92 1,74 1,65 1,59 1,68 120 1,91 1,73 1,64 1,58 1,67 130 1,9 1,72 1,64 1,57 1,67 140 1,9 1,72 1,63 1,57 1,66 150 1,89 1,71 1,63 1,56 1,66 160 1,89 1,71 1,62 1,56 1,65 170 1,89 1,7 1,62 1,55 1,65 180 1,88 1,7 1,61 1,55 1,64 190 1,88 1,7 1,61 1,54 1,64 200 1,88 1,69 1,61 1,54 1,64 210 1,88 1,69 1,61 1,54 1,64 220 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 221 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 222 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 223 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 224 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 225 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 226 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 227 1,87 1,69 1,6 1,54 1,63 228 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 229 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 230 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 231 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 232 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 233 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 234 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 235 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 236 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 237 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 238 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 239 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 240 1,87 1,69 1,6 1,53 1,63 250 1,87 1,68 1,6 1,53 1,63


(2)

142 1,66 184 1,65 224 1,65 143 1,66 185 1,65 225 1,65 144 1,66 186 1,65 226 1,65 145 1,66 187 1,65 227 1,65 146 1,66 188 1,65 228 1,65 147 1,66 189 1,65 229 1,65 148 1,66 190 1,65 230 1,65 149 1,66 191 1,65 231 1,65 150 1,66 192 1,65 232 1,65 151 1,66 193 1,65 233 1,65 152 1,65 194 1,65 234 1,65 153 1,65 195 1,65 235 1,65 154 1,65 196 1,65 236 1,65 155 1,65 197 1,65 237 1,65 156 1,65 198 1,65 238 1,65 157 1,65 199 1,65 239 1,65 158 1,65 200 1,65 240 1,65 159 1,65 201 1,65 241 1,65 160 1,65 202 1,65 242 1,65 161 1,65 203 1,65 243 1,65 162 1,65 204 1,65 244 1,65 163 1,65 205 1,65 245 1,65 164 1,65 206 1,65 246 1,65 165 1,65 207 1,65 247 1,65 166 1,65 208 1,65 248 1,65 167 1,65 209 1,65 249 1,65 168 1,65 210 1,65 250 1,65 169 1,65 211 1,65 251 1,65 170 1,65 212 1,65 252 1,65 171 1,65 213 1,65

172 1,65 214 1,65 173 1,65 215 1,65 174 1,65 216 1,65 175 1,65 217 1,65 176 1,65 218 1,65 177 1,65 219 1,65 178 1,65 220 1,65 179 1,65 221 1,65


(3)

LAMPIRAN VII


(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

Media Belajar dan Prestasi Belajar (Pengaruh Media Belajar Terhadap Prestasi Belajar Siswa Kelas III-IPA SMA NEGERI 2 MEDAN)”

0 49 123

Komunikasi Antarpribadi Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa (Studi Kasus tentang Komunikasi Antarpribadi Guru – Siswa terhadap Peningkatan Motivasi Belajar Siswa SMK Negeri 8 Medan)

8 70 93

Persepsi siswa tehadap kepribadian guru hubungannya dengan minat belajar siswa pada mata pelajaran PAI : ( studi kasus di kelas VIII SMPN 3 Bogor )

0 58 118

Hubungan pergaulan lingkungan sekolah dengan prestasi belajar siswa pada pelajaran IPS (studi penelitian di SMP Negeri 6 kota Tangerang Selatan)

0 9 131

Hubungan antara komunikasi orang tua dan siswa dengan prestasi belajar siswa : studi penelitian pada siswa kelas VIII SMP Negeri 3 Pamulang

0 5 94

Korelasi antara minat belajar dengan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran al-qur’an hadits di Madrasah Tsanawiyah Ta’lim Al-Mubtadi Cipondoh

2 7 91

Hubungan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar siswa : studi kasus pada siswa Kelas III Santa Maria I, Cirebon.

0 1 155

Hubungan antara motivasi belajar siswa dan lingkungan belajar siswa dengan prestasi belajar akuntansi : studi kasus SMK Kristen 2 Klaten.

0 0 2

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA

0 0 153

HUBUNGAN MINAT BELAJAR SISWA DAN LINGKUNGAN BELAJAR SISWA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA Studi Kasus Pada Siswa Kelas III SMA Negeri 2 Klaten SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Aku

0 0 177