Minat, nilai karakter, dan peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur melalui metode eksperimen terbimbing dalam pokok bahasan pengukuran besaran dan satuan.

(1)

ABSTRAK

Ningsi Renda Milla. 2015. Minat, Nilai Karakter, Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur Melalui Metode Eksperimen Terbimbing Pada Pokok Bahasan Pengukuran Besaran Dan Satuan. Skripsi, Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kunci: Metode Eksperimen Terbimbing, Minat Belajar Pelajaran Fisika, Hasil Belajar, Nilai Karakter.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) minat belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan; (2) peningkatan Hasil Belajar siswa kelas X di SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan; dan (3) nilai karakter siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode eksperimen terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014 sampai dengan 13 Agustus 2014. Subyek Penelitian yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sampel berjumlah 72 siswa. (1) metode Eksperimen membuat siswa kelas X berminat terhadap pembelajaran fisika pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1 Wewewa Timur. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti menggunakan soal pretest dan soal posttest, sedangkan untuk mengetahui minat belajar siswa dan nilai karakter siswa peneliti menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode eksperimen terbimbing meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1 Wewewa Timur; (2) metode eksperimen terbimbing meningkatkan minat belajar siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1 Wewewa Timur; (3) metode eksperimen terbimbing membentuk nilai karakter siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1 Wewewa Timur.


(2)

Ningsi Renda Milla. 2015. Interest,Value of Character and Improving Learning Outcomes Students of X Grade of Senior High School Wewewa Timur eastern direction quided experiment are on the subjects in The Topic Quantities and Units of Measuring. Thesis, Physics Education Study Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta. Supervisior: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J.,M.S.T.

Keywords: Quided Experiment, Learning Interest of Subjects Physics, learning outcomes, Value of character.

The purpose of this study is to determine: (1) learning interest of X grade students in SMA N 1 Wewewa Timur using quided experiment about topic of Quantities and Units of Measuring; (2) the increase of learning outcomes of X grade students in SMA N 1 Wewewa using quided experiment about topic of Quantities and Units of Measuring; and (3) Value of character of X grade students in SMA N 1 Wewewa using quided experiment about topic of Quantities and Units of Measurig.

The research was conducted on July 13-August 13, 2014 in SMA N 1 Wewewa Timur. The subjects of this research are students of class X in SMA N 1 Wewewa Timur, Sumba Barat Daya district, East Nusa Tenggara Province. The research sample was 72 students. To find out the increase of learning outcomes, the researcher used pretest and posttest. Meanwhile, to find out about the students learning interest, Value of character, the researcher used questionnaires.

The results showed that: (1) quided experiment made students interest toward learning about the topic of Quantities and Units of Measuring in SMA N Wewewa Timur; (2) quided experiment can improve the learning outcomes of students class X about the topic of Quantities and Units of Measuring in SMA N 1 Wewewa Timur; (3) the Value of character the quided experiment made students interest toward learning about the topic of Quantities and Units of Measuring in SMA N Wewewa Timur.


(3)

i

MINAT, NILAI KARAKTER, DAN PENINGKATAN HASIL

BELAJAR SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 WEWEWA

TIMUR MELALUI METODE EKSPERIMEN TERBIMBING

DALAM POKOK BAHASAN PENGUKURAN BESARAN DAN

SATUAN

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Ningsi Renda Milla

NIM : 101424009

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

2015


(4)

(5)

iii


(6)

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

UNTUK SEGALA SESUATU ADA WAKTUNYA

‘’ Yakin dan percayalah bahwa dari setiap usaha dan kerja

keras akan membawa kebahagian dan tidak akan ada yang

sia-sia, asalkan kita bersabar dan percaya karena semuanya

akan menjadi indah pada waktunya’’

Skripsi ini saya persembahkan untuk :

Tuhan Yesus Kristus Juru Selamatku

Keluargaku tercinta Bapak Alhm. Malo Delu, Ibu Lali Gole dan kedua kakakku Abesius

Sesi Dappa dan Yuliana Dappa yang selalu setia memberikan semangat dan Doa

Almamaterku Universitas Sanata Dharma

Almamaterku SMA Negeri 1 Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Nusa

Tenggara Timur


(7)

v


(8)

(9)

vii

ABSTRAK

Ningsi Renda Milla. 2015. Minat, Nilai Karakter, Dan Peningkatan Hasil Belajar

Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur Melalui Metode Eksperimen

Terbimbing Pada Pokok Bahasan Pengukuran Besaran Dan Satuan. Skripsi,

Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta. Pembimbing: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T.

Kata Kunci: Metode Eksperimen Terbimbing, Minat Belajar Pelajaran Fisika, Hasil

Belajar, Nilai Karakter.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) minat belajar siswa

kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode eksperimen

terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan; (2) peningkatan Hasil Belajar

siswa kelas X di SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode

eksperimen terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan; dan (3) nilai

karakter siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan menggunakan metode

eksperimen terbimbing pada materi pengukuran besaran dan satuan

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014 sampai dengan 13

Agustus 2014. Subyek Penelitian yaitu siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur,

Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sampel berjumlah 72

siswa. (1) metode Eksperimen membuat siswa kelas X berminat terhadap

pembelajaran fisika pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1

Wewewa Timur. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa peneliti


(10)

viii

menggunakan soal pretest dan soal posttest, sedangkan untuk mengetahui minat

belajar siswa dan nilai karakter siswa peneliti menggunakan kuesioner.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) metode eksperimen terbimbing

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan

di SMA Negeri 1 Wewewa Timur; (2) metode eksperimen terbimbing meningkatkan

minat belajar siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA

Negeri 1 Wewewa Timur; (3) metode eksperimen terbimbing membentuk nilai

karakter siswa kelas X pada materi pengukuran besaran dan satuan di SMA Negeri 1


(11)

ix

ABSTRACT

Ningsi Renda Milla. 2015. Interest,Value of Character and Improving Learning

Outcomes Students of X Grade of Senior High School Wewewa Timur

eastern direction quided experiment are on the subjects in The Topic

Quantities and Units of Measuring. Thesis, Physics Education Study

Program, Department of Mathematics and Natural Sciences, Faculty of

Teacher Training and Education, Sanata Dharma University in Yogyakarta.

Supervisior: Prof. Dr. Paul Suparno, S.J.,M.S.T.

Keywords: Quided Experiment, Learning Interest of Subjects Physics, learning

outcomes, Value of character.

The purpose of this study is to determine: (1) learning interest of X grade

students in SMA N 1 Wewewa Timur using quided experiment about topic of

Quantities and Units of Measuring; (2) the increase of learning outcomes of X

grade students in SMA N 1 Wewewa using quided experiment about topic of

Quantities and Units of Measuring; and (3) Value of character of X grade

students in SMA N 1 Wewewa using quided experiment about topic of Quantities

and Units of Measurig.

The research was conducted on July 13-August 13, 2014 in SMA N 1

Wewewa Timur. The subjects of this research are students of class X in SMA N 1

Wewewa Timur, Sumba Barat Daya district, East Nusa Tenggara Province. The

research sample was 72 students. To find out the increase of learning outcomes,


(12)

x

the researcher used pretest and posttest. Mean while, to find out about the students

learning interest, Value of character, the researcher used questionnaires.

The results showed that: (1) quided experiment made students interest

toward learning about the topic of Quantities and Units of Measuring in SMA N

Wewewa Timur; (2) quided experiment can improve the learning outcomes of

students class X about the topic of Quantities and Units of Measuring in SMA N 1

Wewewa Timur; (3) the Value of character the quided experiment made students

interest toward learning about the topic of Quantities and Units of Measuring in


(13)

xi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa untuk segala kasih, berkat,

rahmat penyertaanNya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan

penulisan skripsi dengan judul “Minat, Nilai Karakter, Dan Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas X Pada Materi Pengukuran Besaran Dan Satuan Di SMA

Negeri 1 Wewewa Timur”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan, Program Studi Pendidikan Fisika.

Penulis menyadari bahwa penelitian dan penulisan skripsi ini dapat

diselesaikan dengan baik karena bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Romo Prof. Dr. Paul Suparno, S.J., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang

telah setia dan sabar memberikan bimbingan, pengarahan, dan masukan kepada

penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

yang telah memberikan dukungan kepada penulis.

3. Rohandi, Ph.D., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan

semangat dan motivasi.

4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan bekal ilmu

pengetahuan kepada penulis.

5. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam

memperlancar perijinan surat ke sekolah.


(14)

xii

6. Marthinus Talu Daga, S.Pd.M.M, selaku kepala sekolah SMA Negeri 1

Wewewa Timur yang telah berkenan memberikan ijin dan kesempatan kepada

penulis untuk melakukan penelitian.

7. Nikolaus Hadun, S.Pd; selaku guru mata pelajaran fisika SMA Negeri 1

Wewewa Timur atas segala bantuan, kerja sama dan dukungan selama penulis

melakukan penelitian.

8. Siswa-siswi kelas X IPA 3 dan kelas X IPA 5 yang menjadi partisipan dalam

penelitian, terima kasih atas kerjasamanya.

9. Kedua orangtuaku tersayang, Bapak Alhm. Malo Delu dan Ibu Lali Gole atas

kerja kerasnya, dukungan materi dan dukungan doanya

10. Kakakku Abesius Dappa dan Yuliana Dappa yang selalu memberi semangat

untuk selalu berjuang sehingga dapat menyelesaikan studiku dengan baik.

11. Teman-teman pendidikan fisika angkatan 2010 yang merupakan keluarga baru

bagi penulis selama kurang lebih 5 tahun bersama. Terima kasih

kebersamaannya.

12. Semua teman-teman yang saya tidak bisa sebutkan satu persatu yang sudah membantu penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam skripsi ini, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.

Yogyakarta, 28 Agustus 2015

Penulis,


(15)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ... vi

ASBTRAK... vii

ABSTRACT... ix

KATA PENGANTAR ... xii

DAFTAR ISI... xiii

DAFTAR TABEL... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xviii

DAFTAR LAMPIRAN... xix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian………... 4

D. Manfaat Penelitian…... 5


(16)

xiv BAB II LANDASAN TEORI

A. Minat... 6

1. Pengertian Minat ………... 6

2. Macam-macam dan Ciri-ciri Minat... 8

B. Belajar dan Hasil Belajar... 9

1. Pengertian Belajar... 9

2. Hasil Belajar ………. 11

C. Nilai Karakter Metode Eksperimen ………... 13

1. Pengertian Nilai Karakter ………. 13

2. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen ……….. 14

D. Metode Eksperimen Terbimbing ... 15

1. Pengertian Metode Eksperimen ……….. 15

2. Macam-macam Metode Eksperimen ………... 16

E. Pengukuran Besaran dan Satuan ……….... 17

F. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian ……….. 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 29

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 30

1. Waktu Penelitian... 30

2. Tempat Penelitian ... 30

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 30

1. Populasi Penelitian ... 30


(17)

xv

D. Treatment ... 30

E. Instrumentasi ... 31

1. Instrumen Pembelajaran ... .31

2. Instrumen Pengambilan Data... 32

F. Validitas Instrument……….… 47

G. Metode Analisis Data... 47

1. Analisis Minta Belajar Siswa... 47

2. Analisis Kuantitatif Hasil Belajar Awal dan Akhir Siswa ... 50

3. Analisis Nilai Karakter Belajar Siswa ... 52

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA A. Pelaksanaan Penelitian ... 54

1. Sebelum Penelitian ... 55

2. Selama Melaksanakan Penelitian ... 57

B. Data dan Analisis Data ... 69

1. Analisis Minat Belajar Siswa ... 69

2. Analisis Kuantitatif Hasil Belajar Siswa... 75

3. Analisis Nilai Karakter Belajar Siswa... 87

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan... 94

B. Saran... 95

DAFTAR PUSTAKA ... 96

LAMPIRAN... 98


(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Besaran-Besaran Pokok ……… 25

Tabel 2. Besaran-Besaran Turunan ………. 26

Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest ... 32

Tabel 4. Kisi-Kisi Kuesioner Minat Belajar Fisika ... 36

Tabel 5. Kisi-Kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen ………... 39

Tabel 6. Kisi-Kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol ………...………... 39

Tabel 7. Kategori Minat Belajar Siswa ……… 44

Tabel 8. Skor Tiap Aspek...………... 45

Tabel 9. Kriteria Nilai Karakter Siswa ………. 49

Tabel10. Proses Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen (X IPA 5)... 53

Tabel 11. Proses Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol (X IPA 3)... 54

Tabel 12. Hasil Skor Minat Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol ... 66

Tabel 13. Analisis SPSS Minat Belajar Kelas Eksperimen Dan Kelas Kontrol... 68

Tabel 14. Prosentase Tiap Kategori Minat Siswa terhadap Pembelajaran Kelas Kontrol... 69

Tabel 15. Prosentase Tiap Kategori Minat Siswa terhadap Pembelajaran Kelas Eksperimen... 70

Tabel 16. Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen………... 72

Tabel 17. Data Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 74


(19)

xvii

Tabel 19. Analisis SPSS Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen... 77

Tabel 20. Analisis SPSS Pretest dan Posttest Kelas Kontrol... 78

Tabel 21. Analisis SPSS Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 79

Tabel 22. Data Hasil Analisis Perbedaan Belajar Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol…... 80 Tabel 23. Analisis SPSS Perbedaan Belajar Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol………..….. 83 Tabel 24. Hasil Skor Nilai Karakter Belajar Kelas Eksperimen

Dan Kelas Kontrol………..….. 84 Tabel 25. Analisis SPSS Nilai Karakter Belajar Kelas Eksperimen

dan Kelas Kontrol ………..….. 86

Tabel 26. Prosentase Tiap Kategori Nilai Karakter Siswa terhadap

Pembelajaran Kelas Kontrol... 87

Tabel 27. Prosentase Tiap Kategori Nilai Karakter Siswa terhadap

Pembelajaran Kelas Eksperimen... 88


(20)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Mistar ... 17

Gambar 2. Balok ... 18

Gambar 3. Jangka Sorong Dan Bagian-Bagiannya…………... 18

Gambar 4. Mikrometer Sekrup Dan Bagian-Bagiannya ……….. 21

Gambar 5. Neraca O’Haus ………... 24

Gambar 6. Stopwatch ……….. 24

Gambar 7. Siswa Melakukan Praktikum Pengukuran Besaran dan Satuan... 60

Gambar 8. Siswa Mengerjakan Soal Posttest…………... 61

Gambar 9. Suasana Pretest Kelas X IPA 5 ……….. 62


(21)

xix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Ijin Penelitian Sekolah……... 95

Lampiran 2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 96

Lampiran 3. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Eksperimen)... 97

Lampiran 4. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelas Kontrol) ... 106

Lampiran 5. LKS (Lembar Kerja Siswa)... 125

Lampiran 6. Soal Pretest………...... 136

Lampiran 7. Jawaban Soal Pretest………... 138

Lampiran 8. Soal Posttest………... 141

Lampiran 9. Jawaban Soal Posttest ... 143

Lampiran 10. Kuesioner Minat Belajar.. ... 146

Lampiran 11. Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksperimen.. ... 148

Lampiran 12. Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol.. ... 150

Lampiran 13. Daftar Distribusi Skor Pretest Kelas Eksperimen ... 152

Lampiran 14. Daftar Distribusi Skor Pretest Kelas Kontrol... 154

Lampiran 15. Daftar Distribusi Skor Posttest Kelas Eksperimen …... 156

Lampiran 16. Daftar Distribusi Skor Posttest Kelas Kontrol ... 158

Lampiran17.Kategorisasi Minat Siswa Terhadap Pembelajaran Kelas Eksperimen………...…………. 160

Lampiran 18. Daftar Distribusi Skor Kuesioner Minat Belajar Kelas Eksperimen……….………… 162

Lampiran 19. Kategorisasi minat siswa terhadap kelas kontrol ……….164


(22)

xx

Lampiran 20. Daftar Distribusi Skor Kuesioner Minat Belajar

Kelas Kontrol……….. 166

Lampiran 21. Kategorisasi Nilai Karakter Siswa Terhadap

Kelas Eksperimen………..…… 168 Lampiran 22. Frekuensi setiap nilai karakter kelas eksperimen………. 170 Lampiran 23. Daftar distribusi skor kuesioner nilai karakter

kelas eksperimen………..……… 171

Lampiran 24. Kategorisasi nilai karakter siswa terhadap kelas kontrol ………. 173

Lampiran 25. Frekuensi setiap nilai kelas kontrol……….. 175 Lampiran 26. Daftar distribusi skor kuesioner nilai karakter kelas control….... 176 Lampiran 27. Contoh Hasil Lembar Kerja Siswa………... 178 Lampiran 28. Contoh hasil penelitian pretest kelas eksperimen………. 185 Lampiran 29. Contoh hasil penelitian pretest kelas kontrol……….. 187 Lampiran 30. Contoh hasil penelitian posttest kelas eksperimen………... 189 Lampiran 31. Contoh hasil penelitian posttest kelas kontrol……….. 191 Lampiran 32. Contoh hasil penelitian kuesioner minat belajar

kelas eksperimen... 193

Lampiran 33. Contoh hasil penelitian kuesioner minat belajar

kelas kontrol... 194

Lampiran 34. Contoh hasil penelitian kuesioner nilai karakter belajar

kelas eksperimen... 195

Lampiran 35. Contoh hasil penelitian kuesioner nilai karakter belajar


(23)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pencapaian tujuan pendidikan sebagian besar ditentukan oleh

keberhasilan proses belajar mengajar (PBM) di kelas. Siswa sebagai subyek

dalam pendidikan mesti diperhatikan dalam proses pemilihan dan pendekatan

dalam proses belajar mengajar (PBM). Namun terlepas dari itu, peranan

seorang guru dalam PBM juga tak kalah penting karena guru merupakan

salah satu faktor penentu kualitas hasil pendidikan. Guru yang tidak

profesional dianggap sulit bisa melahirkan lulusan yang hebat. Apalagi

keberadaan guru tidak bisa digantikan oleh faktor lain.

Bagaimanakah ciri guru yang profesional? Menurut Paul Suparno

(2007:2-4) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dan dilatih oleh guru

agar menjadi guru yang profesional, antara lain: (1) penguasaan bahan fisika,

(2) mengerti tujuan pengajaran fisika, (3) guru dapat mengorganisasi

pengajaran fisika, (4) mengerti situasi siswa, (5) guru dapat berkomunikasi

dengan siswa dan (6) guru menguasai berbagai metode. Dari keenam aspek

ini, peneliti hanya memilih satu aspek saja yakni guru menguasai berbagai

metode.


(24)

Metode yang ingin peneliti terapkan dalam penelitian ini yaitu

metode eksperimen terbimbing. Peneliti lebih tertarik dengan memilih

metode ini karena peneliti ingin mengetahui apakah ada minat, nilai karakter,

dan peningkatan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur dengan

menerapkan metode eksperimen terbimbing.

Metode eksperimen merupakan salah satu pendekatan

pembelajaran kontruktivisme. Menurut filsafat kontruktivisme, pengetahuan

itu adalah bentukan (kontruksi) kita sendiri yang menekuninya (Suparno,

2007). Hal ini berarti bahwa metode eksperimen mengutamakan bentukan

pengetahuan dari siswa sendiri.

Metode eksperimen lebih menekankan keaktifan siswa dalam

mengumpulkan fakta, informasi atau data melalui percobaan yang dilakukan.

Metode eksperimen memperkaya ilmu pengetahuan serta membentuk nilai

karakter yang dibangun siswa sendiri melalui sikap, proses dalam mengambil

kesimpulan dalam melakukan percobaan, selain itu metode eksperimen

mengasah keterampilan dalam kerja ilmiah.

Penggunaan metode eksperimen memberikan kesempatan bagi

siswa untuk membentuk nilai karakter pada diri siswa. Bentuk nilai karakter

yang disumbangkan melalui metode eksperimen banyak dari proses

pembelajarannya. Nilai karakter dalam metode eksperimen yang sesuai

dengan nilai karakter yang dirumuskan oleh Kementrian Pendidikan dan

Kebudayaan mencakup beberapa nilai karakter yaitu antara lain


(25)

3

demokratis, dan rasa ingin tahu. Saat melakukan percobaan, siswa diharapkan

dapat menerapkan sikap bertanggungjawab atas percobaan yang dilakukan,

disiplin diri saat melakukan percobaan, memiliki rasa keingintahuan akan

adanya percobaan, mampu bekerjasama dengan teman satu kelompok,

bersikap jujur saat pengambilan data percobaan, menghargai pendapat teman,

dan menyelesaikan percobaan dengan sunguh-sunguh.

Menurut Suparno, lewat pengetahuan fisika, proses pembelajaran

atau sikap belajarnya anak didik akan dibantu berpikir nalar, mengerti

dasar-dasar teknologi dengan baik, dan dapat mengembangkan sikap komunikasi,

kerja disiplin, tanggungjawab, kreatif (Suparno, 2012: 19).

SMA Negeri 1 Wewewa Timur merupakan sekolah menengah

yang terletak di Kecamatan Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya,

Provinsi Nusa Tenggara Timur. Sekolah ini memiliki fasilitas, sarana dan

prasarana sekolah yang memadai sebagai penunjang dalam kegiatan belajar

mengajar. Secara khusus dalam bidang fisika, sekolah memiliki laboratorium

fisika yang cukup lengkap, akan tetapi adanya laboratorium fisika belum

digunakan secara maksimal dalam pembelajaran fisika.

Berdasar latar belakang permasalahan tersebut diatas, peneliti

tertarik untuk meneliti Peningkatan Minat, Hasil Belajar dan Nilai Karakter

siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur Melalui Metode Eksperimen

Terbimbing pada Pokok Bahasan Pengukuran Besaran dan Satuan.


(26)

B. Masalah penelitian

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka rumusan

masalah penelitian ini adalah:

1. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing dapat

membantu siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur berminat pada

fisika dalam topik pengukuran besaran dan satuan?

2. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing dapat

meningkatkan hasil belajar siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur

pada topik pengukuran besaran dan satuan?

3. Apakah pembelajaran dengan metode eksperimen terbimbing dapat

membentuk nilai karakter siswa kelas X SMA Negeri 1 Wewewa Timur

pada topik pengukuran besaran dan satuan?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah metode eksperimen

dapat:

1. Membantu siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur berminat pada fisika

dalam topik pengukuran besaran dan satuan

2. Meningkatkan hasil belajar siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur

terhadap fisika dalam topik pengukuran besaran dan satuan

3. Membentuk nilai karakter siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur dalam


(27)

5

D. Manfaat Penelitian

Penelitian skripsi ini dapat memberikan manfaat diantaranya:

1. Bagi sekolah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai salah satu

pertimbangan dalam upaya peningkatan minat, hasil belajar dan nilai

karakter siswa SMA Negeri 1 Wewewa Timur terhadap mata pelajaran

fisika melalui metode eksperimen terbimbing.

2. Bagi Guru dan Calon Guru

Penelitian ini bermanfaat bagi guru dan calon guru sebagai inspirasi

untuk mengembangkan proses pembelajaran agar tidak monoton.

3. Bagi Pengembangan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kekayaan penelitian

pendidikan di Indonesia berkaitan dengan peningkatan minat, hasil belajar

dan nilai karakter siswa pada mata pelajaran fisika.


(28)

6 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Minat

1. Pengertian Minat

Menurut Slameto (2010: 58) minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa

ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada

dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan

sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar

minat. Suatu minat dapat dideskripsikan melalui pernyataan yang menunjukkan

bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula

dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki

suatu minat terhadap subjek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang

lebih besar terhadap subjek tersebut. Minat tidak dibawa sejak lahir, melainkan

diperoleh kemudian. Minat terhadap sesuatu dipelajari dan mempengaruhi belajar

selanjutnya serta mempengaruhi penerimaan minat-minat baru. Jadi minat


(29)

7

Menurut Sukardi (1988: 61), minat dapat diartikan sebagai suatu

kesukaan, kegemaran atau kesenangan akan sesuatu. Adapun menurut Sardiman

(2007: 77), minat adalah suatu kondisi yang terjadi apabila seseorang melihat

ciri-ciri atau arti sementara situasi yang dihubungkan dengan keinginan-keinginan

atau kebutuhan-kebutuhan sendiri. Oleh karena itu, apa saja yang dilihat itu

mempunyai hubungan dengan kepentingannya sendiri.

Hal ini menunjukkan bahwa minat merupakan kecenderungan jiwa seseorang

terhadap sesuatu objek, biasanya disertai dengan perasaan senang, karena itu

merasa ada kepentingan dengan sesuatu itu.

Bernard dan Sardiman (2007: 76) menyatakan bahwa minat timbul tidak

secara tiba-tiba atau spontan, melainkan timbul akibat dari partisipasi,

pengalaman, kebiasaan pada waktu belajar atau bekerja. Jadi, jelas bahwa, minat

akan selalu terkait dengan persoalan kebutuhan dan keinginan. Dalam kaitan

dengan belajar, Hansen (1995: 1) menyebutkan bahwa minat belajar siswa erat

hubungannya dengan kepribadian, motivasi, ekspresi dan konsep diri atau

identifikasi, faktor keturunan dan pengaruh eksternal atau lingkungan.

Berdasarkan uraian di atas, maka dapat ditegaskan bahwa minat adalah

suatu rasa lebih suka atau rasa ketertarikan kepada suatu hal atau suatu kegiatan,

tanpa ada yang menyuruh. Minat timbul tidak secara spontan melainkan timbul

akibat dari partisipasi, pengalaman, dan kebiasaan pada waktu belajar. Oleh

karena itu, minat mengandung unsur-unsur bahwa minat merupakan suatu gejala

psikologis yang menunjukkan adanya perasaan puas dan senang terhadap suatu


(30)

hal atau suatu kegiatan yang menjadi sasaran, adanya pemusatan perhatian,

perasaan dan pikiran dari seseorang karena ketertarikan terhadap suatu hal, serta

kemauan dan kecenderungan pada diri seseorang untuk melakukan kegiatan guna

mencapai tujuan.

2. Macam-macam dan Ciri-ciri Minat

Menurut Rosyidah (1988: 1), timbulnya minat pada diri seseorang pada

prinsipnya dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu: minat yang berasal dari

pembawaan dan minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar. Pertama,

minat yang berasal dari pembawaan, timbul dengan sendirinya dari setiap

individu, hal ini biasanya dipengaruhi oleh faktor keturunan atau bakat alamiah.

Kedua, minat yang timbul karena adanya pengaruh dari luar diri individu, timbul

seiring dengan proses perkembangan individu bersangkutan. Minat ini sangat

dipengaruhi oleh lingkungan, dorongan orang tua, dan kebiasaan atau adat.

Gagne juga membedakan sebab timbulnya minat pada diri seseorang

kepada dua macam, yaitu minat spontan dan minat terpola. Minat spontan, yaitu

minat yang timbul secara spontan dari dalam diri seseorang tanpa dipengaruhi

oleh pihak luar. Adapun minat terpola adalah minat yang timbul sebagai akibat

adanya pengaruh dari kegiatan-kegiatan yang terencana dan terpola, misalnya

dalam kegiatan belajar mengajar, baik di lembaga sekolah maupun di luar


(31)

9

B. Belajar dan Hasil Belajar 1. Pengertian Belajar

Pengertian belajar banyak didefinisikan oleh para ahli. Mereka

mengemukakan rumusan menurut pandangannya masing-masing. Namun

tentunya dari setiap rumusan tersebut terdapat persamaannya.

Menurut R. Gagne (1989), belajar dapat didefenisikan sebagai suatu

proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan satu

sama lain. Dua konsep ini menjadi terpadu dalam satu kegiatan di mana terjadi

interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa pada saat

pembelajaran berlangsung. Bagi Gagne, belajar dimaknai sebagai suatu proses

untuk memperoleh motivasi dalam pengetahuan, ketrampilan, kebiasaan, dan

tingkah laku. Selain itu, Gagne juga menekankan bahwa belajar sebagai suatu

upaya memperoleh pengetahuan atau ketrampilan melalui instruksi. Instruksi

yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik

atau guru. Adapun menurut Burton dalam Usman dan Setiawati (1993: 4), belajar

dapat diartikan sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya

interaksi antara individu dengan individu lain dan individu dengan lingkungannya

sehingga mereka lebih mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Sementara

menurut E. R. Hilgard (1962), belajar adalah suatu perubahan kegiatan reaksi

terhadap lingkungan. Perubahan kegiatan yang dimaksud mencakup pengetahuan,

kecakapan, tingkah laku, dan ini diperolah melalui latihan (pengalaman). Hilgard


(32)

menegaskan bahwa belajar merupakan proses mencari ilmu yang terjadi dalam

diri seseorang melalui latihan, pembiasaan, pengalaman dan sebagainya.

Pandangan belajar yang dikemukakan oleh Moh. Uzer Usman (1997:5)

mengemukakan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku pada diri

individu berkat adanya interaksi antara individu dan individu dengan

lingkungannya. Menurut Uzer Usman yang mengutip dari Burton, menyatakan

learning is a change in the individual due to instruction of that individual and his environment, wich fells a need and makes him more capable of dealing

adequately with his environment,” (W.H. Burton, The Guidance of Learning Activities, 1944).

Dalam pengertian ini terdapat kata change atau “perubahan” yang berarti bahwa seseorang setelah mengalami proses belajar, akan mengalami perubahan

tingkah laku baik aspek pengetahuannya, keterampilannya, maupun aspek

sikapnya. Misalnya dari tidak bisa menjadi bisa, dari tidak mengerti menjadi

mengerti, dari ragu-ragu menjadi yakin, dari tidak sopan menjadi sopan. Kriteria

keberhasilan dalam belajar diantaranya ditandai dengan terjadinya perubahan

tingkah laku pada diri individu yang belajar.

Sardiman (2007:21) mendefinisikan “belajar adalah berubah”. Dalam hal

ini yang dimaksudkan belajar berarti usaha mengubah tingkah laku. Jadi belajar

akan membawa suatu perubahan pada individu-individu yang belajar. Perubahan

tidak hanya berkaitan dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga


(33)

11

penyesuaian diri. Jelasnya menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku

pribadi seseorang.

Dari berbagai pengertian belajar yang telah disebutkan di atas dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang ada dalam

diri individu atau siswa atas dasar pengalaman dan latihan yang berupa perubahan

pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotorik), ataupun sikap (afektif).

Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan

lingkungannya. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja dan dimana saja.

2. Hasil Belajar Siswa

Berdasarkan uraian tentang konsep belajar di atas, dapat dipahami tentang

makna hasil belajar, yaitu perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik

yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor sebagai hasil dari

kegiatan belajar. Pengertian hasil belajar sebagaimana diuraikan di atas dipertegas

lagi oleh Nawawi dalam K. Brahim (200: 39) yang menyatakan bahwa hasil

belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari

materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil

tes mengenal sejumlah materi pelajaran tertentu. Secara sederhana, yang

dimaksud dengan hasil belajar siswa adalah kemampuan yang diperoleh anak

setelah melalui proses belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses

dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku

yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan instruksional,


(34)

biasanya guru menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar

adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan

instruksional.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan

tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana

dikemukkan oleh Sunal (199: 94), bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan

informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu program telah

memenuhi kebutuhan siswa. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau

penilaian ini dapat dijadikan feedback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk

mengukur tingkat pengusaan siswa. Kemajuan prestasi belajar siswa tidak saja

diukur dari tingkat pengusaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan

ketrampilan. Dengan demikian, penilaian hasil belajar siswa mencakup segala hal

yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap, dan

ketrampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada siswa.

Kingsley membagi hasil belajar menjadi tiga macam, yaitu: (1) keterampilan dan

kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; dan (3) sikap dan cita-cita. Sedangkan

Djamarah dan Zain ( 2002: 120) menetapkan bahwa hasil belajar telah tercapai

apabila telah terpenuhi dua indikator berikut, yaitu:

1. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai


(35)

13

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional

khusus telah dicapai oleh siswa baik secara individu maupun

kelompok.

C. Nilai Karakter Metode Experimen 1. Pengertian Nilai Karakter

Pencetus pendidikan karakter yaitu pedagog Jerman yang bernama F.

W Foerster. Karakter menurut Foerster, adalah sesuatu yang mengualifikasi

seorang pribadi. Karakter menjadi identitas, menjadi ciri, menjadi sifat yang

tetap, yang mengatasi pengalaman kontingen yang selalu berubah, sehingga

karakter adalah seperangkat nilai yang telah menjadi kebiasaan hidup

sehingga menjadi sifat tetap dalam diri seseorang (Adisusilo, 2012: 77).

Karakter terdiri dari nilai operatif, yaitu nilai dalam tindakan. Karakter

memiliki tiga bagian yang saling berhubungan: pengetahuan moral, perasaan

moral, dan perilaku moral. Karakter yang baik terdiri dari mengetahui hal

yang baik, menginginkan hal yang baik, dan melakukan hal yang baik,

kebiasaan dalam cara berpikir, kebiasaan dalam hati, dan kebiasaan dalam

tindakan ( Lickona: 2012 ).

Pendidikan karakter menurut Ratna Megawangi dalam (Kesuma:

2011), yaitu sebuah usaha untuk mendidik anak-anak agar dapat mengambil

keputusan dengan bijak dan memperhatikannya dalam kehidupan sehari-hari,

sehingga mereka dapat memberikan konstribusi yang positif kepada


(36)

lingkungannya. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, dalam beberapa

Workshop kepala sekolah, telah merumuskan 18 nilai yang dianggap karakter

bangsa yang perlu ditanamkan pada anak didik di sekolah. Nilai tersebut

antara lain: religious, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat atau komunikasi, cinta damai, gemar membaca, peduli

sosial, peduli lingkungan, dan tanggung jawab (Suparno, 2012).

2. Sumbangan Nilai Karakter Metode Eksperimen

Menurut Suparno, dari beberapa topik, hukum, dan teori fisika ada

banyak yang dapat digunakan oleh guru untuk menanamkan nilai karakter

bangsa dan anak didik. Suparno menekankan nilai karakter fisika dari tiga

aspek yaitu pengetahuan fisika, proses fisika, dan sikap belajar fisika

(Suparno, 2012).

Beberapa nilai karakter yang disumbangkan saat praktikum dan

proyek antara lain: semangat multikultural, penghargaan pada diri, keadilan,

kejujuran, daya tahan, dan ketaatan pada hukum (Suparno, 2012).

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh Miftakhul, Sugianto

dan Sarwi, nilai karakter yang dapat diamati pada saat eksperimen adalah

kerja sama, disiplin, mandiri, ingin tahu, kerja keras, jujur dan santun


(37)

15

Nilai-nilai interpersonal dan intrapersonal dapat difasilitasi melalui

pembelajaran atau kerja laboratorium. Melalui eksperimen dilaboratorium,

siswa berlatih bekerja secara cermat, teliti, bekerjasama, siswa belajar

mendengar dan menghargai pandangan orang lain, dan belajar berkomunikasi

secara efektif (Sutopo, 2011).

Berdasarkan pendapat para ahli tersebut di atas, dapat disimpulkan

bahwa metode eksperimen sangat bermanfaat dalam membentuk nilai

karakter siswa. Nilai karakter yang bisa diamati saat siswa melakukan

eksperimen di laboratorium antara lain kerjasama, tanggungjawab, disiplin,

jujur, dan rasa ingin tahu. Selain nilai-nilai tersebut dapat diamati oleh

peneliti, nilai tersebut dapat bermanfaat bagi siswa untuk melanjutkan ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi dan sangat bermanfaat bagi masa depan

siswa, bangsa, dan Negara.

D. Metode Eksperimen Terbimbing 1. Pengertian metode eksperimen

Menurut Suparno, secara umum metode eksperimen adalah metode

mengajar yang mengajak siswa untuk melakukan percobaan sebagai

pembuktian, pengecekan bahwa teori yang sudah dibicarakan itu memang

benar. Jadi metode ini lebih untuk mengecek supaya siswa makin yakin dan

jelas akan teorinya. Metode ini juga sering disebut metode laboratorium

karena percobaan biasanya dilakukan di laboratorium. Metode eksperimen ini


(38)

biasanya bukan untuk menemukan teori, tetapi lebih untuk menguji teori atau

hukum yang sudah ditemukan para ahli (2006: 77).

2. Macam-macam Metode Eksperimen

Hamid membedakan bentuk eksperimen menjadi dua, yaitu

eksperimen verifikasi dan eksperimen menemukan. Eksperimen verifikasi

yaitu eksperimen yang digunakan untuk membuktikan konsep, prinsip, teori,

azas, atau hukum-hukum fisika. Sedangkan eksperimen menemukan

(discovery inquiry experiment) digunakan untuk menemukan konsep, prinsip,

teori, azas, atau hukum-hukum fisika ( Hamid, 2011).

Menurut Druxes (dalam Fitri: 2008) kegiatan eksperimen dapat

digolongkan menurut bentuk dan menurut tempat. Eksperimen menurut

bentuk dibedakan menjadi: eksperimen gagasan, eksperimen komputer, dan

eksperimen nyata. Sedangkan eksperimen menurut tempat dibedakan menjadi:

eksperimen murid dan eksperimen guru.

Suparno membedakan metode eksperimen menjadi dua jenis, yaitu

eksperimen terbimbing dan eksperimen bebas. Eksperimen terbimbing adalah

seluruh jalannya percobaan sudah dirancang oleh guru sebelum percobaan

dilakukan oleh siswa. Langkah-langkah yang harus dibuat siswa, peralatan

yang harus digunakan, apa yang harus diamati dan diukur semuanya sudah

ditentukan sejak awal. Maka siswa tidak akan bingung tentang


(39)

17

mana yang akan ditujuh mereka cukup jelas. Biasanya ada petunjuk

langkah-langkah yang harus dilaksanakan oleh siswa, ada lembar kerja (LKS).

Sedangkan eksperimen bebas yaitu eksperimen dimana guru tidak

memberikan petunjuk pelaksanaan secara rinci. Dengan kata lain siswa lebih

banyak berpikir sendiri bagaimana merangkai alat, apa yang harus diamati,

diukur, dan dianalisis serta disimpulkan (Suparno, 2007).

E. Materi Pembelajaran 1. Pengukuran

a. Alat ukur panjang dan ketelitiannya 1) Mistar

Gambar 2.1 mistar

Mistar yang biasa digunakan oleh siswa-siswa adalah mistar yang

panjang skalanya 30 cm. jika diperhatikan pada goresan garis-garis

hitamnya, jarak antara dua goresan berdekatan adalah 1 mm atau 0,1

cm. nilai tersebut menyatakan skala terkecil mistar. Ketelitian mistar

adalah setengah dari skala terkecilnya sehingga ketelitian mistar

adalah


(40)

½ x 1 mm = 0,5 mm

Dalam mengukur panjang suatu benda posisi mata harus tegak lurus

dengan benda yang diamati. lakukan pengukuran dengan posisi mata

sebagai berikut.

Gambar 2.2 Balok

2) Jangka sorong

Gambar 2.3 jangka sorong dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian jangka sorong dan fungsinya sebagai berikut:

a) Rahang luar

Rahang luar digunakan untuk mengukur diameter luar suatu benda. Rahang

luar terdiri atas rahang tetap dan rahang geser.

b) Rahang dalam

Rahang dalam digunakan untuk mengukur diameter dalam dari suatu benda.


(41)

19

c) Batang ukur (depth probe)

Depth probe digunakan untuk mengukur kedalaman suatu benda

d) Pengunci

Digunakan untuk menahan bagian-bagian yang bergerak ketika pengukuran

seperti rahang.

Penggunaan jangka sorong adalah sebagai berikut:

a) Untuk mengukur sisi luar dari suatu benda, misalkan untuk diameter batang

besi.

Cara pengukuran :

 Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam.

 Geser rahang kanan

 Masukkan benda yang akan diukur ke antara kedua rahang bawah jangka sorong

 Geser rahang sampai tepat pada tepi benda

 Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser

 Baca skala utama dan skala noniusnya b). Untuk mengukur sisi dalam suatu benda

Cara pengukuran:

 Putar pengunci berlawanan arah dengan arah jarum jam

 Masukkan rahang bagian atas kedalam benda yang akan diukur


(42)

 Geser rahang tepat pada benda dan putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser

 Bacalah skala utama dan skala noniusnya. c). Untuk mengukur kedalaman suatu benda

Cara pengukuran:

 Putar pengunci berlawanaan arah dengan arah jarum jam

 Buka rahang jangka sorong hingga ujung lancip menyentuh dasar benda

 Putar pengunci searah jarum jam agar rahang tidak bergeser

 Bacalah skala utama dan skala noniusnya

Jangka sorong umumnya digunakan untuk mengukur diameter dalam dan luar

benda. Misalnya diameter cincin, kelereng. Jangka sorong terdiri atas dua bagian:

rahang tetap dan rahang geser. Jangka sorong juga terdiri atas dua skala: skala

utama dan skala nonius. Sepuluh skala utama panjangnya 1 cm dan sepuluh skala

nonius panjangnya 0,9 cm. jadi, beda satu skala utama dan skala nonius:

0,1 cm – 0,09 cm = 0.01 cm atau 0,1 mm

Nilai ini merupakan skala terkecil jangka sorong sehingga ketelitian dari jangka

sorong:


(43)

21

3) Mikrometer sekrup

gambar 2. 4 mikrometer sekrup dan bagian-bagiannya

Bagian-bagian mikrometer sekrup dan fungsinya adalah sebagai berikut:

a) Rangka (Frame)

Bingkai ini berbentuk huruf C, terbuat dari logam tahan panas, tebal dan kuat

dengan tujuan untuk meminimalkan pemuaian dan pengerutan yang bisa

menggangu pengukuran. Rangkai juga dilapisi plastik untuk meminimalkan

transfer panas dari tangan ketika pengukuran (ketika tangan memegang

rangka agak lama, rangka bisa memanas sampai 10 derajat celsius sehingga

bisa menyebabkan pemuaian).

b) Landasan (Anvil)

Berfungsi sebagai penahan ketika benda diletakkan diantara landasan dan

batang ulir)


(44)

c) Batang ulir (spindle)

Spindle merupakan silinder yang dapat digerakkan menuju landasan.

d) Pengunci (lock)

Berfungsi menahan spindle agar tidak bergerak ketika mengukur benda

e) Selubung (sleeve)

Tempat terteranya skala utama

f) Selongsong (thimble)

Tempat terteranya skala nonius

g) Roda gigi (rachet knob)

Untuk memajukkan atau memundurkan spindle agar sisi benda yang akan di

ukur tepat berada di antara spindle dan avril.

Pada micrometer sekrup, skala utama terletak pada selubung dalam dan skala

nonius tertera pada selubung luar.jika selubung luar diputar lengkap 1 kali

maka rahang geser dan juga selubung luar maju atau mundur 0,5 mm. karena

selubung luar memiliki 50 skala, maka 1 skala pada selubung luar sama

dengan jarak maju atau mundur rahang geser sejauh 0,5 mm/50 = 0,01 mm.

sehingga, skala terkecil micrometer sekrup adalah 0,01 mm.

Ketelitian mikrometer sekrup adalah setengah dari skala terkecilnya. Jadi,


(45)

23

Cara menggunakan mikrometer sekrup:

a) Membaca pengunci mikrometer sekrup kemudian membuka celah

antara spindle dan avril sedikit lebih besar dari ada benda yang akan

diukur dengan cara memutar Ratchet Knob

b) Masukkan benda yang akan diukur diantara spindle dan avril.

c) Geserkan spindle kearah benda dengan cara dengan cara memutar

rachet knob sampai terdengar terdengar bunyi klik. Jangan sampai

terlalu kuat, cukup sampai benda tidak jatuh saja.

d) Kunci mikrometer sekrup agar spindle tidak bergerak

e) Baca skalanya

b. Pengukuran Besaran Massa

Ada berbagai macam alat ukur timbangan seperti dacing, timbangan

pasar, timbangan emas, timbangan atau neraca digital. Timbangan

tersebut digunakan untuk mengukur massa benda. Prinsip kerjanya

adalah keseimbangan kedua lengan, yaitu keseimbangan antara massa

benda yang diukur dengan anak timbangan yang diukur. Dalam dunia

pendidikan sering digunakan neraca O’Hauss tiga lengan atau dua

lengan.


(46)

Menggunakan Neraca O’Hauss

Neraca tiga lengan yaitu neraca yang biasanya terdapat di

laboratorium. Neraca tiga lengan mempunyai 3 lengan skala, yaitu lengan

pertama dengan garis tebal yang berdekatan bernilai 100 gram, lengan kedua

dengan garis tebal yang terdekatan bernilai 10 gram, dan lengan ketiga dengan

garis tebal yang berdekatan bernilai 1 gram. Cara penggunaan neraca tiga

lengan, sebelum dilakukan penimbangan, jarum penunjuk harus diletakkan

papa posisi nol di sebelah kiri. Setelah benda diletakkan, ketiga jarum

penunjuk digerakkan sampai posisi setimbang.

Pembacaan skala neraca 3 lengan dapat dilihat pada gambar 2.5

dibawah ini.

Gambar 2.5 neraca O’Haus Dari gambar dapat diketahui:

 Posisi anting depan 5,5 gram

 Posisi anting tengah 70 gram

 Posisi anting belakang 300 gram Jadi massa terigu adalah 375,5 gram


(47)

25

c. Pengukuran Besaran Waktu

Pengukur waktu adalah alat yang dapat menunjukkan waktu pada

saat itu dan alat yang menunjukkan lamanya sebuah proses berlangsung.

Defenisi yang digunakan untuk membuat alat pengukur waktu adalah

defenisi yang digunakan dalam SI.

 Stopwatch

Alat ini berfungsi untuk mengukur lamanya waktu suatu kejadian.

Cara memakainya, apabila suatu proses dimulai, kita akan menekan

tombol start dan apabila proses selesai, kita tekan tombol stop.

Waktu yang tercatat menunjukkan lama suatu proses berlangsung.

Gambar 2.6 Stopwatch analog


(48)

2. Besaran Pokok dan Besaran Turunan

Pengukuran didefinisikan sebagai suatu proses

membandingkan suatu besaran dengan besaran lain (sejenis) yang dipakai

sebagai satuan.

Besaran adalah sesuatu yang dapat diukur dan dinyatakan dengan angka

atau nilai dan memiliki satuan. Satuan adalah pembanding di dalam

pengukuran. Dalam fisika, besaran dikelompokkan atas besaran pokok dan

besaran turunan.

a. Besaran Pokok

Besaran pokok adalah besaran yang satuannya didefinisikan

terlebih dahulu dan tidak dapat dijabarkan dari besaran lain. Terdapat

tujuh besaran pokok seperti yang terlihat pada tabel 1.1

Tabel 1.1 Besaran-besaran Pokok

No. Nama besaran Lambang besaran Satuan Lambang satuan

1 Panjang L Meter M

2 Massa M Kilogram Kg

3 Waktu T sekon (detik) s (det)

4 Suhu K Kelvin K

5 Kuat arus I Ampere A

6 Intensitas cahaya I Candela Cd


(49)

27

b. Besaran Turunan

Besaran turunan adalah besaran yang satuannya diturunkan dari

satuan-satuan besaran pokok. Beberapa contoh besaran turunan diantaranya

luas, volume, kecepatan, gaya, massa jenis seperti yang terlihat pada tabel 1.2.

contoh besaran turunan yang satuannya diturunkan dari besaran pokok

panjang:

Luas = panjang x lebar

= besaran panjang x besaran lebar

= m x m

= m2

Tabel 1.2 Beberapa Contoh Besaran Turunan

No. Nama besaran Lambang besaran Satuan Lambang satuan

1 Luas L Meter persegi m2 2 Volume V Meter kubik m3 3 Kecepetan V Meter per sekon m/s

4 Gaya F Newton N

5 Massa jenis � Kilogram per meter kubik Kg/ m3

6 Daya P Watt W

7 Usaha W Joule J


(50)

F. Hubungan Dasar Teori dengan Penelitian

Dalam penelitian ini, teori digunakan sebagai dasar untuk:

1) Membuat treatment penelitian yaitu model pembelajaran fisika dengan

metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan pengukuran.

2) Membuat instrument penelitian untuk mengetahui minat siswa, hasil belajar

dan nilai karakter siswa melalui pembelajaran fisika dengan metode

eksperimen terbimbing.

3) Menganalisis data yang diperoleh kemudian memperoleh bukti apakah model

pembelajaran fisika dengan metode eksperimen terbimbing dapat


(51)

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen kuantitatif design

pretest-posttest Kontrol Group. Menurut Paul Suparno (2007: 135), secara umum

riset kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa skor atau

angka, lalu menggunakan analisis statistik. Design pretest-posttest Kontrol Group

adalah penelitian yang terdiri dari dua group. Satu kelompok diberi treatment dan

yang lain tidak. Lalu keduanya diukur dengan diberi pre-test dan post-test untuk

kedua group (Suparno, 2010: 142). Skemanya adalah sebagai berikut:

Treatment Group O X1 O

Kontrol Group O X2 O

Dimana:

O adalah observasi

X1 adalah treatment dengan menggunakan metode eksperimen

X2 adalah treatment dengan menggunakan metode ceramah

Pada penelitian ini, data berupa skor minat belajar, nilai hasil belajar,

dan skor nilai karakter siswa setelah menggunakan metode eksperimen

terbimbing dan metode ceramah. Uji statistika yang digunakan untuk

menganalisis nilai minat, hasil belajar dan nilai karakter siswa adalah uji test-T.


(52)

B. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada semester 1 Tahun Ajaran 2014/2015

pada tanggal 13 Juli 2014 sampai dengan 13 Agustus 2014.

2. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri 1 Wewewa Timur,

Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi Penelitian

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa-siswi SMA

Negeri 1 Wewewa Timur.

2. Sampel Penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah siswa-siswi SMA Negeri 1

Wewewa Timur kelas X IPA 5 sebagai kelompok eksperimen dan kelas X

IPA 3 sebagai kelas kontrol.

D. Treatment

Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subjek yang mau

diteliti agar nantinya mendapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010: 51).

Treatment yang digunakan dalam penelitian ini adalah penerapan metode

eksperimen terbimbing pada materi pokok pengukuran besaran dan satuan.

Eksperimen yang digunakan adalah eksperimen terbimbing dalam penelitian


(53)

31

1. Eksperimen 1: alat ukur panjang dan ketelitian dengan jangka sorong

2. Eksperimen 2: alat ukur panjang dan ketelitian dengan mikrometer sekrup

3. Eksperimen 3: alat ukur massa dan ketelitian dengan neraca O’Hauss.

Pengajaran dengan metode eksperimen dapat dilihat di RPP dan LKS.

Rpp terlampir pada lampiran 3, LKS terlampir pada lampiran 4.

Pada kelas kontrol tidak ada perlakuan khusus yang diberikan.

Penjelasan materi dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan metode

ceramah. Peneliti menjelaskan konsep pengukuran besaran dan satuan dan

siswa diberi soal untuk di diskusikan dalam kelompok sesuai dengan topik

yang diajarkan.

E. Instrumentasi

1. Instrumen Pembelajaran

Instrumentasi pembelajaran ini terdiri dari 2 instrumen yaitu

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Lembar Kerja Siswa (LKS).

a. Rencana Pelaksanaa Pembelajaran

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dibuat untuk

menentukan garis besar kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan

selama pengambilan data penelitian. Bagian dari rencana pelaksanaan

pembelajaran adalah (1) Identitas meliputi: Satuan Pendidikan, Mata

Pelajaran,Kelas/Semester, dan Alokasi Waktu, (2) Standar

Kompetensi, (3) Kompetensi Dasar, (4) Indikator, (5) Tujuan


(54)

Pembelajaran, (6) Metode Pembelajaran, (7) Kegiatan Pembelajaran,

(8) Materi Pelajaran, (9) Sumber Pembelajaran. RPP terlampir pada

lampiran 3.

b. Lembar Kerja Siswa

Lembar Kerja Siswa (LKS) dibuat dan akan digunakan dalam

kegiatan eksperimen. LKS terlampir pada lampiran 4.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian

ini meliputi: (1) test tertulis yang terdiri dari pre-test dan post-test,(2)

kuesioner minat belajar siswa, dan (3) kuesioner nilai karakter siswa.

a. Pre-test

Pre-test diberikan sebelum pembelajaran menggunakan metode

eksperimen. Pre-test bertujuan untuk mengetahui sejauh mana

pengetahuan awal siswa mengenai konsep pengukuran besaran dan satuan.

Soal pre-test 8 soal yang terdiri dari aspek pengetahuan (ingatan),

pemahaman, dan penerapan (aplikasi).

Pembuatan soal pre-test memerlukan kisi-kisi. Kisi-kisi soal


(55)

33

Kisi-kisi soal pre-test dan post-test seperti pada tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Indikator soal pre-test No. Kompetensi

Dasar

Indikator Pertanyaan Aspek Kognitif

1 Mendeskripsikan

besaran pokok dan

besaran turunan beserta satuannya  Mendefenisikan besaran pokok dan besaran turunan

1. Jelaskan yang

dimaksud dengan

pengukuran!

2. Jelaskan yang

dimaksud dengan

besaran pokok dan

besaran turunan! Ingatan/Pengetahuan Ingatan/Pengetahuan  Menggunakan satuan Internasional dalam pengukuran

3. Sebutkan

besaran-besaran pokok

beserta satuan yang

anda ketahui! (minimal 4) Pemahaman  Mengkonversi satuan panjang, massa dan waktu secara sederhana

4. Sebutkan nama

alat-alat serta

kegunaannya yang

sering kita gunakan

untuk mengukur

Pemahaman


(56)

panjang! (minimal 4)  Memberikan contoh besaran turunan dalam kehidupan sehari-hari

5. Sebutkan beberapa

besaran turunan

beserta satuan yang

anda ketahui!

(minimal 5)

Pemahaman

2 Melakukan

pengukuran dasar

secara teliti dengan

menggunakan alat

ukur yang sesuai

dan sering

digunakan dalam

kehidupan

sehari-hari

 Jelaskan cara membaca hasil

pengukuran

dengan

menggunakan

alat ukur massa!

6. gambar berikut

menampilkan hasil pengukuran besaranmassa, Berapakah hasil pengukuran yang terbaca! Penerapan  Membaca dengan baik dalam pengukuran

7. Gambar berikut

menampilkan hasil

pengukuran

micrometer sekrup


(57)

35

terhadap diameter

bola kecil, maka nilai

yang ditunjukkan

adalah:

8. Sebuah balok diukur

ketebalannya dengan

jangka sorong. Skala

yang ditunjukkan

dari hasil

pengukuran tampak

pada gambar

dibawah ini.

Besarnya hasil

pengukuran adalah:

Penerapan


(58)

b. Post-test

Post-test diberikan setelah pembelajaran menggunakan

metode eksperimen. Soal post-test ini bertujuan untuk mengetahui

sejauh mana pemahaman siswa mengenai konsep pengukuran

besaran dan satuan setelah mengikuti pembelajaran dengan

menggunakan metode eksperimen. Jumlah pertanyaan soal

post-test sama dengan soal pre-test. Soal pre-test dan post-test

terlampir pada lampiran 5.

c. Kuesioner Minat Belajar

Kuesioner minat dalam penelitian bersifat tertutup atau

telah disediakan alternatif jawaban. Kuesioner ini diberikan

sesudah kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode

eksperimen yang bertujuan untuk mengetahui minat belajar siswa.

Pembuatan kuesioner minat memerlukan kisi-kisi

kuesioner minat belajar. Berdasarkan pendapat para ahli yang telah

dipaparkan pada bab landasan teori, aspek yang dinyatakan dalam

kuesioner minat belajar meliputi minat belajar siswa terhadap

fisika yang berkaitan dengan perasaan puas atau senang, perhatian,


(59)

37

Kisi-kisi kuesioner minat belajar ditunjukkan seperti tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Minat Belajar Fisika

Aspek Indikator Pernyataan Jumlah

Butir soal

No Item

Minat belajar Perasaan puas dan

senang

1. Saya menyukai

pelajaran fisika

2. Saya senang

mengikuti

pelajaran fisika

3. Saya akan

mempelajari

kembali pelajaran

fisika yang telah

dipelajari di

sekolah setelah

sampai di rumah

4. Jika saya

mengalami

ketidakjelasan

materi yang

diajarkan, saya

4 1, 2,7,8


(60)

akan bertanya

Memperhatikan 1. Dalam

pembelajaran

fisika, saya serius

memperhatikan

2. Saya akan

mengerjakan

soal-soal fisika yang

diberikan dengan

senang hati

3. Pada saat pelajaran

fisika berlangsung

saya terlibat aktif

3 3,4,5

Keinginan/ketertari

kan untuk belajar

1. Apabila esok hari

ada pelajaran fisika,

malam sebelumnya

saya akan belajar

untuk

mempersiapkannya

2. Saya menyukai

pelajaran fisika


(61)

39

berupa kegiatan

percobaan di

laboratorium

3. Saya menyukai

pelajaran fisika

yang menggunakan

metode yang

berbeda-beda dan

tidak hanya

ceramah

d. Kuesioner Nilai Karakter Siswa

Kuesioner nilai karakter dalam penelitian ini bersifat

tertutup atau telah disediakan alternative jawaban. Kuesioner ini

diberikan setelah kegiatan pembelajaran menggunakan metode

eksperimen, untuk mengetahui nilai karakter siswa terhadap

metode eksperimen.

Pembuatan kuesioner nilai karakter diperlukan kisi-kisi

kuesioner nilai karakter. Dari pendapat ahli yang telah dipaparkan

pada bab landasan teori, nilai karakter saat siswa melakukan


(62)

eksperimen antara nilai kerjasama, tanggungjawab, disiplin, jujur,

dan rasa ingin tahu.

Kisi-kisi kuesioner nilai karakter kelas eksperimen seperti tabel 3.3

berikut.

Tabel 3.3 Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Eksprimen

No. Nilai Karakter Indikator Pernyataan No. soal

1. Kerjasama a. Siswa terlibat

dalam merangkai

alat eksperimen

b. Siswa saling

berdiskusi atau

berkomunikasi

dengan teman

dalam satu

kelompok saat

melakukan

eksperimen

c. Siswa andil

dalam

menyimpulkan

hasil percobaan

1.Saya merangkai alat

eksperimen dengan

teman satu kelompok

2.Saya senang berdiskusi

dengan teman tentang

materi yang diajarkan

3.Saya ikut andil dalam

menyimpulkan hasil

eksperimen


(63)

41

2. Tanggung

jawab a. Siswa melaksanakan dan menyelesaikan eksperimen b. Siswa menyumbang gagasan tentang eksperimen yang dilakukan

c. Siswa mampu

menyelesaikan

eksperimen

dengan baik

dalam kelompok

1. Saya ikut menyumbang

gagasan saat

pelaksanaan

eksperimen

2. Saya menyampaikan

pendapat tentang hasil

eksperimen dalam

kelompok

3. Saya mampu

menyelesaikan

eksperimen dengan

baik dalam kelompok

4,5,6

3. Disiplin a. Siswa datang ke

laboratorium

tepat waktu

b. Siswa memulai

eksperimen tepat

waktu

1. Saya datang ke

laboratorium tepat

waktu

2. Saya memulai

eksperimen tepat

waktu

7,8,9


(64)

c. Siswa membaca

petunjuk

penggunaan alat

eksperimen

3. Saya membaca

petunjuk penggunaan

alat praktikum

4. Kejujuran a. Siswa mencatat

data sesuai yang

dilihat b. Siswa menyimpulkan hasil eksperimen sesuai berdasarkan data

c. Siswa sungguh

terlibat

mengerjakan

eksperimen

dalam kelompok

1. Saya mencatat data

sesuai dengan yang

saya lihat

2. Saya menyimpulkan

hasil eksperimen

berdasarkan hasil

pengamatan

3. Saya sungguh terlibat

mengerjakan

eksperimen dalam

kelompok

10,11,12

5. Rasa ingin tahu a. Siswa bertanya

pada teman atau

guru

1. Saya bertanya kepada

guru atau teman


(65)

43

b. Siswa mencari

sumber lain

selain apa yang

dipelajari

c. Siswa

mencoba-coba lebih dari

yang diharuskan

atau berkali-kali

melakukan

pengukuran

2. Saya mencari sumber

lain selain apa yang

saya pelajari

3. Saya mencoba-coba

atau berkali-kali

melakukan

pengukuran saat

melakukan eksperimen

Kisi-kisi kuesioner nilai karakter kelas kontrol seperti tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4 Kisi-kisi Kuesioner Nilai Karakter Kelas Kontrol

No. Nilai Karakter Indikator Pernyataan No. soal

1. Kerjasama a. Siswa terlibat dalam

membaca hasil

pengukuran dari soal

diskusi yang disediakan

guru

1 Saya terlibat dalam

membaca hasil

pengukuran dari

soal diskusi yang

disediakan guru

1,2,3


(66)

b. Siswa saling berdiskusi

dengan teman tentang

materi yang diajarkan

c. Siswa andil dalam

menyimpulkan hasil

diskusi

2. Saya berdiskusi

dengan teman

tentang materi

yang diajarkan

3.Saya ikut andil

dalam

menyimpulkan hasil

diskusi

4. Tanggung

jawab

a. Siswa menyumbang

gagasan tentang diskusi

yang dilakukan

b. Siswa menyampaikan

pendapat tentang hasil

diskusi dalam kelompok

c. Mampu menyelesaikan

diskusi dengan baik

dalam kelompok

1. Saya ikut

menyumbang

gagasan saat diskusi

2. Saya menyampaikan

pendapat tentang

hasil diskusi dalam

kelompok

3. Saya mampu

menyelesaikan

eksperimen dengan

baik dalam

kelompok


(67)

45

5. Disiplin a. Siswa datang kelas

tepat waktu

b. Siswa memulai diskusi

tepat waktu

c. Siswa membaca cara

penggunaan alat ukur

sebelum mengerjakan

soal diskusi

1. Saya datang kelas

tepat waktu

2. Saya memulai

diskusi tepat waktu

3. Saya membaca

cara penggunaan

alat ukur sebelum

mengerjakan soal

diskusi

7,8,9

4. Kejujuran a. Siswa mencatat hasil

diskusi mengenai

pengukuran dalam

kelompok

b. Siswa menyimpulkan

hasil diskusi

c. Siswa sungguh terlibat

mengerjakan soal

diskusi dalam kelompok

1. Saya mencatat hasil

diskusi mengenai pengukuran dalam kelompok 2. Saya menyimpulkan hasil diskusi

3. Saya sungguh

terlibat

mengerjakan soal

diskusi dalam

kelompok

10,11,12


(68)

5. Rasa ingin tahu a. Siswa bertanya pada

teman atau guru

b. Siswa mencari sumber

lain selain apa yang

dipelajari

c. Siswa mencoba

berkali-kali mengerjakan soal

lain yang berkaitan

dengan soal diskusi

tentang pengukuran

1. Saya bertanya

kepada guru atau

teman

2. Saya mencari

sumber lain selain

apa yang saya

pelajari

3. Siswa mencoba

berkali-kali

mengerjakan soal

lain yang berkaitan

dengan soal diskusi

tentang pengukuran


(69)

47

E. Validitas Instrumen

Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi.

Validitas isi dari suatu tes hasil belajar adalah validitas yang diperoleh setelah

dilakukan penganalisian, penelusuran, atau pengujian terhadap isi yang

terkandung dalam tes hasil belajar tersebut.

Validitas isi berpedoman pada kisi-kisi tes dan non tes yang diukur

sesuai dengan indikator. Kisi-kisi tes dapat dilihat pada lampiran 6. Kisi-kisi

non tes yaitu kuesioner minat dan kuesioner nilai karakter belajar siswa dapat

dilihat pada lampiran 10.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Minat Belajar Siswa

Untuk mengetahui minat belajar siswa, maka peneliti perlu tahu

minat akhir siswa setelah diberi metode eksperimen melalui kuesioner

minat belajar siswa.

Mengukur minat belajar siswa, menggunakan penilaian dengan

model skala Likert yaitu dengan kriteria sebagai berikut:

Sangat setuju – Setuju – Tidak setuju – Sangat tidak setuju

(4) (3) (2) (1)

Kuesioner berisi 10 butir pernyataan dengan 4 (empat) pilihan jawaban

untuk mengukur minat belajar peserta didik. Hasil pengukuran berupa

skor atau angka.


(70)

Skor butir pernyataan bersifat positif:

a. Skor untuk siswa

Skor minimal = 1 x 10 =10

Skor maksimal = 4 x 10 = 40

Range = 40-10 = 30

b. Pembagian Interval

Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 30:40 = 7,5

Dibulatkan menjadi 8.

Skor ini dikualifikasi menjadi empat kategori, yaitu sangat

tinggi (sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat

rendah (sangat kurang).Berdasarkan kategori ini dapat

ditentukan minat belajar siswa.

Penentuan kategori hasil pengukuran minat dapat dilihat pada

tabel 3.4 berikut ini.

Tabel 3.4 Kategorisasi minat belajar siswa

No. Skor peserta didik Kategori minat

1 34-40 Sangat tinggi/sangat baik

2 26-33 Tinggi/ baik

3 18-25 Rendah/kurang


(71)

49

Untuk mengetahui minat belajar siswa peneliti

membandingkan hasil kuesioner minat belajar kelas

eksperimen sesudah treatmen metode eksperimen dan minat

belajar kelas kontrol sesudah treatmen metode ceramah,

peneliti menggunakan uji test-T. test-T ini digunakan untuk

mengetes dua kelompok yang dependen, atau kelompok yang

di-test dengan metode eksperimen dan kelompok lain dengan

metode ceramah.

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

���

=

� −�1 2

�2( �)2

� �(�−1)

,

Pencarian dihitung dengan SPSS

Dimana: X1: skor minat belajar sesudah metode eksperimen

X2: skor minat belajar sesudah metode ceramah

D : perbedaan antara skor tiap subyek (X2-X1)

N: jumlah pasangan skor

Df: N-1


(72)

2. Analisis Hasil Belajar Awal dan Akhir Siswa

Soal pre-test dan post-test terdiri masing-masing dari 8 soal. Skor

masing-masing benar disesuaikan dengan bobot soal. Kriteria

pemberian skor ditetapkan seperti tabel 3.5 berikut.

Tabel 3.5 Skor Tiap Aspek

No. Aspek Jumlah soal Skor maksimum Skor minimum Skor total

1. Ingatan/pengetahuan 2 5 0 10

2. Pemahaman 3 8 0 24

3. Penerapan 3 12 0 36

Total 8 - - 70

Penskoran untuk masing-masing kriteria diuraikan dibawah ini:

a. Aspek Ingatan/pengetahuan (soal no 1 dan 2)

1. Siswa memberi jawaban benar: skor 5

2. Siswa memberi jawaban mendekati benar atau hampir

benar: skor 3

3. Siswa memberi jawaban salah: skor 1

4. Siswa tidak memberi jawaban sama sekali: skor 0

b. Aspek Pemahaman (soal no 3,4 dan 5)


(73)

51

2. Siswa memberi jawaban setengah lebih benar: skor antara

6 samapai 7

3. Siswa memberi jawaban setengah benar: skor 4

4. Siswa memberi jawaban kurang dari setengah benar: skor

antara 2 sampai 3

5. Siswa memberi jawaban salah: skor 1

6. Siswa tidak menjawab sama sekali: skor 0

c. Aspek Penerapan (soal no 6,7 dan 8)

1. Siswa memberi jawaban benar semua: skor 12

2. Siswa memberi jawaban setengah lebih benar: skor antara

8 samapai 11

3. Siswa memberi jawaban setengah benar: skor 7

4. Siswa memberi jawaban kurang dari setengah benar: skor

antara 2 sampai 6

5. Siswa tidak menjawab sama sekali: skor 0

Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa maka

peneliti membandingkan hasil pre-test dan post-test,

peneliti menggunakan uji test-t. Test-t ini digunakan untuk

untuk mengetes dua kelompok yang dependen, atau satu

kelompok yang di test dua kali, yaitu pada pre-test dan

post-test (Suparno, 2007: 97).


(74)

Rumus untuk menghitungnya adalah sebagai berikut:

���

=

� −�1 2

�2( �)2

� �(�−1)

, Pencarian dihitung dengan SPSS

Dimana: X1: skor pre-test

X2: skor post-test

D : perbedaan antara skor tiap subyek (X2-X1)

N: jumlah pasangan skor

Df: N-1

3. Analisis nilai karakter siswa

Untuk mengetahui nilai karakter siswa, peneliti

menggunakan kuesioner nilai karakter. Mengukur nilai karakter siswa,

peneliti menggunakan alat penilaian skala Likert yaitu dengan kriteria

sebagai berikut:

Sangat setuju - setuju- tidak setuju – sanagt tidak setujuh

(4) (3) (2) (1)

Kuesioner berisi 15 butir pernyataan dengan 4 (empat) pilihan

jawaban untuk mengukur nilai karakter peserta didik. Hasil

pengukuran berupa skor atau angka. Skor butir pernyataan bersifat

positif:

a. Skor untuk setiap siswa


(75)

53

Skor maksimal 4 x 15 = 60

Range = 60-15 =45

b. Pembagian Interval

Range dibagi dalam 4 interval, maka lebar interval 45:4 = 12,2

Dibulatkan menjadi 12.

Skor ini dikualifikasi menjadi empat kategori, yaitu sangat tinggi

(sangat baik), tinggi (baik), rendah (kurang), dan sangat rendah

(sangat kurang). Berdasarkan kategori ini dapat ditentukan nilai

karakter siswa.

Penentuan kategori hasil pengukuran dapat dilihat pada tabel 3.6

berikut ini:

Tabel 3.6 Kriteria Nilai Karakter Siswa No Skor peserta didik Kategori

1 51-62 Sangat tinggi/sangat baik

2 39-50 Tinggi/baik

3 27-38 Rendah/kurang

4 15-26 Sangat rendah/sangat kurang


(76)

54

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilakukan pada siswa kelas X IPA 3 dan siswa kelas X IPA 5

SMA Negeri 1 Wewewa Timur, Kabupaten Sumba Barat Daya, Provinsi Nusa

Tenggara Timur, dan dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2014 sampai dengan

tanggal 13 Agustus 2014. Penelitian dilakukan pada saat jam pelajaran fisika

berlangsung.

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti meminta izin kepada pihak

sekolah, yaitu kepala sekolah untuk diberi izin secara informal melakukan

penelitian di SMA Negeri 1 Wewewa Timur. Setelah mendapat izin dari kepala

sekolah, peneliti diminta untuk menyiapkan surat dan proposal penelitian. Pada

tanggal 14 Juli 2014, peneliti bertemu kepala sekolah untuk memberikan surat

dan proposal penelitian. Pada hari tersebut peneliti dipertemukan dengan wakil

kepala sekolah bagian kurikulum untuk melihat jadwal pelajaran fisika kelas X

IPA. Peneliti langsung dipertemukan dengan guru fisika kelas X IPA untuk


(77)

55

Kelas X IPA terdiri dari lima kelas, yaitu X IPA 1, X IPA 2, X IPA 3, X

IPA 4 dan X IPA 5. Karena kelas yang digunakan penelitian adalah 2 kelas, maka

peneliti memilih dua kelas berdasarkan hari yang memungkinkan peneliti bisa

melaksanakan penelitian karena ada beberapa hari libur Idul Fitri, dimana hari

tersebut terdapat jadwal pelajaran fisika. Kelas yang digunakan untuk penelitian

adalah kelas X IPA 3 dan X IPA 5. Sedangkan kelas X IPA 1, X IPA 2 dan X

IPA 4 jadwal pelajaran fisika termasuk hari libur Idul Fitri.

Pelajaran fisika untuk kelas X IPA 3 dan X IPA 5 dilaksanakan satu kali

pertemuan dalam satu minggu yaitu untuk kelas kontrol pada hari Selasa dan

untuk kelas eksperimen pada hari Kamis. Alokasi waktu untuk kelas kontrol pada

pelajaran fisika untuk hari Selasa 3 x 45 menit dan alokasi waktu untuk kelas

eksperimen pada pelajaran fisika untuk hari Kamis 3 x 45 menit.

Pada penelitian ini, peneliti berperan sebagai guru dan fasilitator dalam

pelaksanaan proses pembelajaran. Peneliti dibantu oleh salah satu teman guru,

yang berperan sebagai dokumentator selama proses pembelajaran berlangsung.

Proses pengambilan data dijelaskan sebagai berikut:

1. Sebelum Penelitian

Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti mempersiapkan

instrumen-instrumen yang digunakan untuk melaksanakan penelitian. Instrumen penelitian

yang digunakan ada dua jenis yaitu instrumen pembelajaran dan instrumen


(78)

pengambilan data. Instrumen pembelajaran terdiri dari: RPP, LKS, alat-alat ukur

seperti mikrometer sekrup, jangka sorong, neraca tiga lengan/O’hauss, dan stopwatch. Sedangkan instrumen pengambilan data antara lain soal pre-test dan

soal post-test, kuesioner minat belajar siswa, kuesioner nilai karakter siswa, serta

alat dokumentasi berupa kamera digital.

Selain mempersiapkan instrumen penelitian, peneliti melakukan observasi

laboratorium fisika. Observasi ini bertujuan untuk mengetahui keadaan,

kelengkapan, dan kesiapan laboratorium fisika. Observasi laboratorium fisika

dilakukan oleh peneliti sebanyak 3 kali. Pertama pada hari senin tanggal 14 Juli

2014, tanggal 15 Juli 2014, dan pada tanggal 16 Juli 2014.

Hasil observasi laboratorium fisika SMA Negeri 1 Wewewa Timur yaitu

bahwa alat untuk eksperimen laboratorium fisika cukup lengkap. Alat untuk

eksperimen antara lain: konstanta pegas, multimeter, ayunan matematis, alat-alat

ukur (mikrometer sekrup, jangka sorong, neraca, stopwatch, thermometer), dan

masih ada beberapa alat lainnya yang masih di kardus karena jarang digunakan.

Selain terdapat alat eksperimen, di dalam laboratorium terdapat meja dan

kursi untuk guru, papan tulis (white boord), gambar pahlawan-pahlawan, korden,

tempat cuci tangan, meja dan kursi eksperimen siswa. Tetapi pada saat peneliti

mulai melaksanakan penelitian laboratorium ini tidak bisa digunakan peneliti


(79)

57

ini digunakan sebagai ruang kelas untuk sementara siswa kelas X IPA 4, sehingga

pada saat pelaksaan penelitian peneliti menggunakan ruang kelas bukan

laboratorium.

2. Pelaksanaan Penelitian

Berikut adalah jadwal dan proses pengambilan data yang dilakukan

dikelas X IPA 5:

Tabel 1. Proses Pelaksanaan Penelitian Kelas Eksperimen ( Kelas X IPA 5)

No. Hari/tanggal Pukul Kegiatan peneliti

1. Kamis, 17 Juli 2014 07.15 – 10.00 Perkenalan, menyampaikan KD dan memberikan pre-test

2. Kamis, 24 Juli 2014 07.15 – 10.00 a. Mendampingi siswa melakukan eksperimen 1 yaitu mengukur

dengan menggunakan mikrometer

sekrup.

b. Mendampingi siswa melakukan

eksperimen 2 yaitu mengukur

dengan menggunakan jangka

sorong.

3. Kamis, 7 Agustus

2014

07.15 – 10.00  Mendampingi siswa melakukan eksperimn 3 yaitu mengukur massa


(80)

dengan menggunakan neraca

O’hauss

 Peneliti membagikan lembar kuesioner nilai karakter siswa

4. Kamis, 14 Agustus

2014

07.15 – 10.00 Memberikan post-test, kuesioner minat belajar kepada siswa.

Tabel 2. Proses Pelaksanaan Penelitian Kelas Kontrol ( Kelas X IPA 3)

No. Hari/tanggal Pukul Kegiatan penliti

1. Selasa, 15 Juli 2014 11.00 – 12.00  Perkenalan

 Menyampaikan secara garis besar penelitian yang akan dilakukan

 Memberikan pre-test kepada siswa

2. Selasa, 21 Juli 2014 11.00 – 13.00 Melaksanakan metode ceramah yaitu:

 Menyampaikan bahan yang akan dipelajari hari ini yaitu materi

tentang pengukuran besaran dan

satuan


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

Dokumen yang terkait

ANALISIS PENGUASAAN KONSEP FISIKA PADA POKOK BAHASAN BESARAN DAN SATUAN KELAS X SMA NEGERI 1 SALE REMBANG

6 75 202

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN SATUAN DAN PENGUKURAN DI KELAS X SMA NEGERI 1 PANYABUNGAN T.P. 2013/2014.

0 2 20

PENINGKATAN KEMANDIRIAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI STRATEGI INKUIRI TERBIMBING DALAM Peningkatan Kemandirian dan Hasil Belajar Matematika Melalui Strategi Inkuiri Terbimbing dalam Pokok Bahasan Teorema Pythagoras (PTK Bagi Siswa Kelas VIII SMP

0 2 16

Pengaruh metode eksperimen terbimbing terhadap peningkatan hasil belajar dan keterampilan proses sains pada pokok bahasan perubahan wujud kelas X SMA Stella Duce Bantul.

0 0 153

Efektivitas pemberian latihan soal untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan besaran dan satuan untuk siswa kelas X SMAN 1 Kalasan.

0 0 84

Pengaruh penerapan metode eksperimen terhadap pemahaman konsep, minat belajar dan nilai karakter siswa SMA Negeri Jumampolo kelas X.1 pada materi pokok alat ukur listrik.

0 5 136

Besaran Pokok dan Turunan, Satuan dan Pengukuran

0 16 20

Peningkatan Hasil Belajar IPA Pada Pokok Bahasan Cahaya Dan Sifat-Sifatnya Melalui Metode Eksperimen

1 1 16

PENGARUH PENERAPAN METODE EKSPERIMEN TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP, MINAT BELAJAR, DAN NILAI KARAKTER SISWA SMA NEGERI JUMAPOLO KELAS X.1 PADA MATERI POKOK ALAT UKUR LISTRIK SKRIPSI

0 7 134

Peningkatan hasil belajar dan minat belajar siswa dalam pembelajaran fisika menggunakan model pembelajaran inkuiri dengan metode eksperimen terbimbing pada pokok bahasan hukum newton kelas X SMA Santa Maria Yogyakarta - USD Repository

0 1 203