Usaha meningkatkan mutu renungan harian di program studi Pendidikan Agama katolik untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma Yogyakart

(1)

DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Agama Katolik

Oleh: Antonius Kerung NIM: 121124035

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2017


(2)

(3)

(4)

iv

Skripsi ini kupersembahkan untuk: keluargaku, pemerintah Kabupaten Kutai Barat

dan seluruh warga kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. .


(5)

v

“Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati”.


(6)

(7)

(8)

viii

Judul skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK

PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA

PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Judul ini dipilih karena keprihatinan penulis atas situasi pelaksanaan renungan yang dilaksanakan di kampus prodi PAK. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, renungan harian yang dilaksanakan di kampus PAK terkesan kurang serius dan hanya sebagai rutinitas saja. Hal tersebut dikarenakan para mahasiswa belum mendapat penjelasan yang lengkap tentang maksud dan tujuan dari pelaksanaan renungan harian tersebut dan belum ada pedoman yang jelas mengenai renungan harian tersebut. Padahal renungan harian tersebut dapat menjadi salah satu bentuk pembinaan spiritualitas bagi para mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian, peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis dan menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan mutu renungan harian di kampus PAK.

Bertolak dari alasan dan tujuan penulisan skripsi ini, penulis mendapat data melalui wawancara, kuesioner dan studi pustaka. Dari hasil wawancara dan kuesioner menyatakan bahwa seharusnya renungan harian dipersiapkan beberapa hari sebelum pelaksanaannya. Namun pada pelaksanaannya masih banyak mahasiswa yang tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian karena kurang memperhatikan giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian. Renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari bentuk pembinaan spirtualitas bagi mahasiswa PAK sesuai dengan spiritualitas yang dikembangkan di kampus PAK yaitu spiritualitas Ignatian.

Renungan atau doa renung adalah doa yang dilaksanakan dengan meditasi atau refleksi atas ayat Kitab Suci tertentu atau bacaan-bacaan rohani lain yang sesuai dengan tema yang ingin direnungkan. Spiritualitas katekis adalah panggilan menjadi murid dan tugas perutusan sebagai murid serta keterlibatan membangun kerajaan Allah di dunia ini. Pembinaan spiritualitas katekis dimaksudkan agar katekis mempunyai semangat atau keutamaan dalam dirinya sehingga selalu menyadari jati dirinya sebagai katekis.

Berdasarkan permasalahan yang ada, penulis mengusulkan panduan tema untuk mempersiapkan renungan harian yang disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas agar renungan harian menjadi bagian dari pembinaan spirutalitas katekis bagi mahasiswa PAK. Tema umum yang diusulkan adalah „pengalaman perjumpaan dengan Yesus membawa iman dan harapan membuat katekis mampu menjadi gembala yang baik dalam tugas pewartaan dengan bimbingan Roh Kudus‟. Tema ini bertujuan agar para mahasiswa selalu dapat merefleksikan hidupnya dan selalu bersama bimbingan Roh Kudus dalam menjalankan tugas pewartaan.


(9)

ix

The title of this thesis is "IMPROVING THE QUALITY OF DAILY REFLECTION TO PROMOTIE CATECHISTS SPIRITUALITY FOR CATHOLIC RELIGION EDUCATION FOR STUDENTS, Sanata Dharma University YOGYAKARTA". Titles is chose been because of the authors concern over of the implementation of the daily reflection held in catholic religius education programe. Based on the authors experience, a daily reflection held in the class in a less serious manner and just as a matter of routine. That is because the students does not receive a complete explanation regarding the aim and purpose of the daily reflection and there is no clear guidelines for the reflection. The daily reflection could be one of the methods spiritual formation for students catholic religion education according in compliance with the spirituality of the institution. This thesis aims to come to know the implementation of the daily reflection, the role of daily reflection for the spirituality formation for catechist and fin out the ways to improve the quality of daily reflection.

Based on aforementioned reason and purpose of the thesis essay, the author gathers the through interview, questionnaire and literature. From the interviews and the questionnaire, the author find that prepared several days before the event. But in practice there are still many students who do not prepare well because of lack of attention to daily musings turn to prepare and carry out daily reflection. The daily reflection is the part of spirituality formation for the catholic religion education programe students and the spirituality if the institution is ignatian.

Reflection on devotional prayer in the form of meditation or reflection on certain Scriptures or other spiritual readings that fit the theme that wants to contemplate. Catechist spirituality is a call to be disciples a mission as well as an involvement of the students to build the kingdom of God in this world. The formation of catechist spirituality purports to help the catechists to acquire spirit and virtues so that they are aware of their call as catechist.

Based on the existing problems, the author proposes them guidelines to prepare a daily reflection which is tailored to the theme of form the spirituality formation in the catechist for so that the daily reflection becomes the part of catechist spirituality formation for the students. The general theme propose is 'experience of encounter with Jesus brings faith and hope to make the catechist capable of being a good shepherd in the task of evangelization to the guidance of the Holy Spirit'. This theme is intended that the students are always able to reflect on his life and always perform his duty of announcement with the guidence of holy spirit.


(10)

x

Puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa karena kasih-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Skripsi ini ditulis karena keprihatinan penulis terhadap renungan harian yang dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma. Berdasarkan pengalaman pribadi penulis, pelaksanaan renungan harian yang dilaksanakan terkesan hanya sebagai rutinitas saja dan tidak dengan sungguh-sungguh dipersiapkan dengan baik oleh mahasiswa. Selain itu, tidak adanya panduan serta penjelasan yang lengkap tentang pelaksanaan renungan harian mejadi faktor lain yang membuat mahasiswa tidak menyiapkan renungan ini dengan baik.

Skiripsi ini dapat tersusun tidak terlapas dari dukungan serta kerja sama dari semua pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu dengan tulus hati serta rasa syukur dan hormat, penulis ingin memberikan ucapan terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Drs. M. Sumarno Ds., S.J., M.A., selaku dosen pembimbing utama, yang dengan sabar dan penuh perhatian memberikan waktu serta sumbangan pemikiran kepada penulis selama penyusunan skripsi ini.

2. Yoseph Kristianto, SFK., M.Pd., selaku dosen penguji kedua serta dosen pembimbing akademik, yang telah menguji dan memberi masukan serta motivasi demi penyelesaian penulisan skripsi ini.


(11)

xi

menguji dan memberi masukan demi penyelesaian penulisan skripsi ini.

4. Dr. B.A. Rukiyanto, S.J., selaku kaprodi PAK, yang selalu memberi semangat kepada penulis.

5. Drs. F.X. Heryatno Wono Wulung, S.J., M.Ed., selaku wali mahasiswa beasiswa kerja sama prodi PAK, yang telah membimbing serta selalu memberikan motivasi kepada penulis selama kuliah di PAK.

6. Segenap Staf Dosen Prodi PAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah dengan setia dan sabar membimbing, mendidik serta mendukung penulis selama menempuh kuliah hingga selesai penulisan skripsi ini.

7. Segenap Staf dan karyawan Prodi PAK, yang telah mendukung penulis baik selama kuliah maupun selama penulisan skripsi ini.

8. Pemerintah Kabupaten Kutai Barat khususnya Dinas Pendidikan yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menempuh pendidikan di Prodi PAK Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

9. Wakil Rektor IV bagian Kerja Sama Universitas Sanata Dharma, yang telah membimbing serta memberikan berbagai pelatihan kepada penulis selama menempuh kuliah.

10.Keluargaku, Bapak Florensius Kueng (alm), ibu Marselina Sangnyang, kakak (Agustinus Silem, Sergius Duang) dan adik (Brigita Deu, Natalia Anyaq, Katarina Manin) yang selalu mendoakan serta menjadi penyemangat dan motivasi selama menempuh studi.


(12)

(13)

xiii

HALAMAN JUDUL ……….. i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN………. iv

MOTTO ………. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI ………... vii

ABSTRAK ………. viii

ABSTRACT ………... ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….. xiii

DAFTAR SINGKATAN ………... xvii

DAFTAR TABEL ……….. xix

BAB I. PENDAHULUAN ………... 1

A. Latar Belakang Masalah ……….... B. Rumusan Masalah ……….. C. Tujuan Penulisan ……… D. Manfaat Penulisan ………... E. Metode Penulisan ………... F. Sistematika Penulisan ………... 1 3 3 3 4 4 BAB II. SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA ……… 7

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma …………... 7

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik ………... 8 2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik ………

a. Visi Pendidikan Agama Katolik ……….... b. Misi Pendidikan Agama Katolik ………...

10 10 10


(14)

xiv

3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK ……… a. Spiritualitas Ignatian ……….. b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas ………... c. Materi Pembinaan Spiritualitas ………... 4. Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus PAK ………. a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian ………. b. Model Renungan Harian ……… c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian ………... 5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi

Mahasiswa PAK ………... B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK

Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012 ………

1. Tujuan Penelitian ………... 2. Metode Penelitian ……….. 3. Waktu dan Tempat Penelitian ……… 4. Jenis Penelitian ………...

5. Populasi ………..…

6. Responden Penelitian ………... 7. Instrumen Penelitian ……….. 8. Variabel Penelitian ………... 9. Hasil dan Pembahasan Penelitian ………..

a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ……….... d.Faktor Pendukung ……….. e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 10.Kesimpulan Hasil Penelitian ……….. a. Mempersiapkan Renungan Harian ………... b.Pelaksanaan Renungan Harian ………... c. Faktor Penghambat ………....

11 11 12 12 14 15 15 16 16 17 17 18 18 18 18 19 19 19 20 20 24 28 32 35 40 40 41 41


(15)

xv

e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian ………... 42 BAB III. RENUNGAN HARIAN UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS

KATEKIS ……….. 44 A. Renungan Harian ………

1. Pengertian Doa ………... a. Doa Lisan atau Doa dengan Kata-kata ………... b. Doa Renung atau Meditasi ………... c. Doa Batin atau Kontemplatif ………. 2. Pengertian Renungan ………... 3. Tahapan Renungan ………...

a. Persiapan Renungan ………... b. Pada Waktu Renungan ………... c. Sesudah Selesai Renungan ………... 4. Metode-metode Renungan ………... a. Renungan dengan Kontemplasi ……….. b. Renungan Tertulis tentang Kitab Suci ………... c. Renungan dengan Menggunakan Tiga Daya Jiwa ………. d. Renungan dengan Fantasi ……….. e. Renungan Tertulis tentang Pengalaman Pribadi ……… B. Pembinaan bagi Katekis ………...

1. Dasar Pembinaan bagi Katekis ……… 2. Tujuan Pembinaan bagi Katekis ……….. 3. Proses Pembinaan dan Pendidikan Katekis ………... C. Spiritualitas Katekis ………... 1. Pengertian Spiritualitas ………... 2. Pengertian Katekis ……….. 3. Spiritualitas Katekis ……… 4. Pembinaan Spiritualitas bagi Katekis ……….. 5. Syarat dan Tugas Katekis ………

44 44 45 45 46 46 47 47 48 49 49 50 50 50 51 51 51 52 53 55 60 60 62 63 65 69 BAB IV. USULAN PANDUAN UNTUK MEMPERSIAPKAN DAN

MELAKSANAKAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PAK


(16)

xvi

B. Alasan Pemilihan Tema dan Tujuan ……….. C. Remusan Tema dan Tujuan ……… D. Penjabaran Program ………... E. Petunjuk Pelaksanaan Program ………..

75 76 79 85 F. Panduan untuk Persiapan, Cara Membuat dan Pelaksanaan Renungan

Harian ………. 86

G. Contoh Renungan Harian ………... 88

BAB V. PENUTUP ……… 96 A. Kesimpulan ……….... B. Saran ………...

96 98 DAFTAR PUSTAKA ……… 100 LAMPIRAN ………... 101 Lampiran 1: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas I dan II ………... (1) Lampiran 2: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas III dan IV …………... (5) Lampiran 3: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas V dan VI ……… (11) Lampiran 4: Silabus Kuliah Pembinaan Spiritualitas VII dan VIII ……….. (13) Lampiran 5: Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa angkatan 2012 …….. (15) Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara untuk Mahasiswa

angkatan 2012 ……….. (16) Lampiran 7: Surat Izin Penelitian ………. (18) Lampiran 8: Slide Show dan Video untuk Renungan Harian ………... (19)


(17)

xvii A. Singkatan Teks Kitab Suci

Seluruh singkatan dari Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci Perjanjian Lama dan Kitab Suci Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat. (Dipersembahkan kepada Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam Rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 7-8.

B. Singkatan Dokumen Gereja

AG : Ad Gentes, Dekrit Konsili Vatikan II tentang Kegiatan Misioner Gereja, 7 Desember 1965.

CEP : Congregation for Evangelization of People (Kongregasi Evangelisasi Bangsa-bangsa), diterbitkan pada 3 Desember 1993. KGK : Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus Yohanes Paulus

II pada 25 Juni 1992.

KHK : Kitab Hukum Kanonik (Codex Iuris Canonici), diundangkan oleh Paus Yohanes Paulus II pada 25 Januari 1983.

KKGK : Kompendium Katekismus Gereja Katolik, disahkan oleh Paus Benedictus VXI pada 28 Juni 2005.


(18)

xviii Dll : Dan Lain-lain

Hal : Halaman

IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Kan : Kanon

KAS : Keusukupan Agung Semarang KS : Kitab Suci

KWI : Konferensi Waligereja Indonesia PAK : Pendidikan Agama Katolik Prodi : Porgram Studi

SKS : Sistem Kredit Semester USD : Universitas Sanata Dharma


(19)

xix

Tabel 1: Variabel Penelitian ………. 19

Tabel 2: Mempersiapkan Renungan Harian ……… 20

Tabel 3: Pelaksanaan Renungan Harian ……….. 24

Tabel 4: Faktor Penghambat ………. 28

Tabel 5: Faktor Pendukung ……….. 32


(20)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Para katekis atau pewarta yang mempunyai tugas dan tanggung jawab untuk mewartakan Injil perlu memiliki suatu semangat hidup atau spiritualitas untuk dijadikan sebagai pedoman dalam menjalankan tugas dan tanggung jawab. Agar dapat menumbuhkan semangat tersebut maka perlu adanya pembinaan bagi para ketekis sejak menempuh pendidikan seperti yang dilaksanakan di kampus prodi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma. Pembinaan spiritualitas diprogram studi Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama, retret, perayaan ekaristi kampus, bimbingan pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas setiap semester.

Semangat atau spiritualitas yang ingin dikembangakan program studi Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian sama seperti yang dihidupi Universitas Sanata Dharma pada umumnya. Pola pembinaan spiritualitas prodi Pendidikan Agama Katolik mengacu pada dinamika latihan rohani Ignatian yang menekankan berdoa dengan menggunakan imajinasi, ingatan, pemahaman dan kehendak. Cara doa tersebut adalah dengan meditasi atau biasa juga disebut dengan doa renung dan di kampus Pendidikan Agama Katolik biasanya disebut dengan istilah renungan harian.

Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan pertama dimulai. Setiap mahasiswa mendapat


(21)

giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan serta yang menjadi bahan untuk renungan harian adalah bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi. Mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan renungan harian seharusnya beberapa hari sebelumnya sudah dipersiapkan dengan membaca dan merenungkan teks Kitab Suci yang telah ditentukan untuk menemukan pesan dari teks tersebut serta dapat juga pesan dari bacaan Kitab Suci dihubungkan dengan pengalaman pribadi mahasiswa yang mendapat tugas. Hasil dari permenungan tersebut kemudian ditulis atau diingat untuk disampaikan di kelas sesuai dengan hari yang telah ditentukan.

Namun berdasarkan pengalaman dan pengamatan penulis, masih banyak mahasiswa, khususnya mahasiswa Pendidikan Agama Katolik angkatan 2012 yang tidak mempersiapkan dengan baik renungan harian dan tidak melaksanakan renungan sesuai dengan waktu dan giliran mahasiswa yang bersangkutan. Para mahasiswa juga masih kesulitan dalam membuat persiapan dan pelaksanaan renungan harian, hal ini dikarenakan tidak ada petunjuk atau panduan yang jelas mengenai model, tema dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian. Selain itu, mahasiswa belum mengetahui maksud dan tujuan dari renungan harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik karena belum ada penjelasan yang lengkap mengenai hal tersebut dari pihak kampus kepada para mahasiswa.

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan fakta di atas, maka dalam skripsi ini penulis memberi judul “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI


(22)

MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA

DHARMA YOGYAKARTA”.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana situasi pelaksanaan renungan harian di kampus program studi PAK? 2. Bagaimana peranan renungan harian di kampus PAK untuk pembinaan

spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?

3. Usaha apa yang perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK?

C. Tujuan Penulisan

1. Mengetahui situasi pelaksanaan renungan harian di kampus PAK.

2. Mengetahui peranan renungan harian untuk pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK.

3. Menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian agar dapat membantu pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK.

D. Manfaat Penulisan

1. Membantu mahasiswa PAK dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

2. Mengetahui bahwa renungan harian di kampus PAK merupakan bagian dari pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa PAK.


(23)

3. Memberi sumbangan pemikiran bagi koordinator pembinaan spiritualitas PAK dalam mengembangkan pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK.

E. Metode Penulisan

Metode penulisan skripsi ini adalah deskriptif analisis. Penulis mengumpulkan data dengan cara wawancara dan penelitian untuk mengetahui situasi persiapan dan pelaksanaan renungan harian di kampus prodi PAK dengan memberikan quesioner tertutup serta hasil studi pustaka sebagai acuan yang dapat menunjang penulisan skripsi ini. Pada skripsi ini penulis mencoba memaparkan mengenai situasi pelaksanaan renungan harian dan usaha yang dapat dilakukan dalam meningkatkan mutu renungan harian untuk pembinaan bagi mahasiswa PAK.

F. Sistematika Penulisan

Judul dari skripsi ini adalah “USAHA MENINGKATKAN MUTU RENUNGAN HARIAN DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNTUK PEMBINAAN SPIRITUALITAS KATEKIS BAGI MAHASISWA PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK, UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA”. Sistematika penulisan akan diuraikan menjadi 5 (lima) bab sebagai berikut:

Bab I merupakan pendahuluan yang berisi tentang latar belakang penulisan, yang meliputi alasan penulis memilih judul skripsi ini. Dalam rumusan permasalahan penulis mencoba merumuskan beberapa permasalahan yang dianggap merupakan keprihatinan yang ingin dicari solusinya. Pada tujuan penulisan, penulis menyebutkan beberapa tujuan dari penulisan skripsi ini. Manfaat penulisan akan


(24)

dipaparkan beberapa manfaat dari penulisan skripsi ini, serta metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II berisi tentang gambaran umum pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik, sejarah singkat berdirinya kampus Pendidikan Agama Katolik, visi, misi serta motto Pendidikan Agama Katolik, pembinaan spiritualitas di kampus Pendidikan Agama Katolik, pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik, renungan harian untuk pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa PAK serta metodelogi penelitian yang mencakup; tujuan penelitian, metode penelitian, waktu dan tempat penelitian, jenis penelitian, populasi, responden penelitian, instrumen penelitian, variabel penelitian serta hasil dan pembahasan penelitian. Selanjutnya penulis mengkaji hasil penelitian yang meliputi deskripsi, analisis dan reduksi data hasil penelitian. Tahap selanjutnya penulis menarik kesimpulan atas hasil penelitian.

Bab III menguraikan renungan harian, pengertian doa, pengertian renungan harian, tahapan renungan, metode-metode renungan, pembinaan bagi katekis, dasar pembinaan bagi katekis, tujuan pembinaan bagi katekis, proses pembinaan dan pendidikan katekis, spiritualitas katekis, pengertian spiritualitas, pengertian katekis, spiritualitas katekis, pembinaan spiritualitas bagi katekis serta syarat dan tugas katekis.

Bab IV memaparkan usulan panduan tema untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma yang meliputi latar belakang pemilihan panduan tema untuk renungan harian, alasan pemilihan tema dan tujuan, rumusan tema dan tujuan, penjabaran program, petunjuk pelaksanaan program dan contoh renungan harian.


(25)

Bab V berisi tentang penutup, meliputi kesimpulan umum dari keseluruhan isi skripsi ini dan saran bagi dosen pembinaan spiritualitas Pendidikan Agama Katolik, dosen Pendidikan Agama Katolik dan mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.


(26)

BAB II

SITUASI PELAKSANAAN RENUNGAN HARIAN DI KAMPUS PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK UNIVERSITAS SANATA DHARMA

Program Studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) merupakan bagian dari Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Prodi PAK mulai menjadi bagian dari Universitas Sanata Dharma sejak tahun 1995 karena sebelumnya lembaga ini berdiri sendiri dan pada tahun 2015 baru prodi PAK bergabung secara penuh dengan Universitas Sanata Dharma. Kampus Program Studi PAK beralamat di Jl. Ahmad Jazuli No. 2, Yogyakarta. Kampus PAK merupakan kampus V (lima) Universitas Sanata Dharma.

A. Gambaran Umum Pelaksanaan Renungan Harian di Kampus Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma

Sesuai dengan nama program studinya, lembaga ini secara khusus menyiapkan pendidikan bagi para calon katekis, baik katekis paroki maupun katekis sekolah atau guru agama di sekolah dan pengembang katekese. Sebagai calon katekis atau guru agama tentu para mahasiswa harus mempunyai bekal yang cukup tentang ilmu pendidikan pada umumnya dan secara khusus pendidikan agama katolik. Oleh karena itu, para pendidik di Pendidikan Agama Katolik tidak hanya memberikan materi tentang ilmu pendidikan saja melainkan juga memberikan juga pembinaan khusus mengenai keahlian yang mestinya dimiliki oleh para katekis. Salah satu bentuk pembinaan tersebut adalah kegiatan renungan harian yang biasanya dilaksanakan setiap pagi sebelum memulai proses perkuliahan di kampus Pendidikan


(27)

Agama Katolik. Bentuk pembinaan seperti ini membiasakan para mahasiswa dengan kegiatan-kegiatan rohani yang menjadi bagian dari tanggung jawab mereka sebagai calon katekis.

1. Sejarah Singkat Berdirinya Kampus Pendidikan Agama Katolik

Berdasarkan Staf Dosen (2010: 1-3) pada tahun 1959 Majelis Agung Wali Gereja Indonesia (MAWI/sekarang KWI) merencanakan usaha untuk meningkatkan pelayanan di bidang pendalaman hidup beriman dan untuk memperbaharui pelaksanaan katekese di Indonesia. Rencana tersebut diserahkan kepada P.F. Heselaars SJ yang kemudian bekerjasama dengan P.C. Carry SJ, maka pada tahun 1960 P. Heselaars SJ mendirikan Pusat Kateketik. Pada saat itu telah disadari bahwa kurangnya tenaga-tenaga lapangan yang terdidik dapat memperlambat usaha memperbaharui katekese. Maka pada 1 Agustus 1962 didirikan YAYASAN AKADEMIK KATEKETIK KATOLIK INDONESIA (AKKI) yang menyelenggarakan pendidikkan tinggi kateketik dan disahkan dengan Akte Notaris R.M. Soerjanto Partaningrat SH, nomor 3 tanggal 3 April 1964 di Yogyakarta. Pada 11 Mei 1965 AKKI memperoleh status terdaftar dari menteri PTIP dengan SK No. 108/B.Swt/p/65.

Pada 31 Desember 1969 AKKI memperoleh kenaikan status dari terdaftar menjadi diakui dari Menteri P dan K dengan SK No. 0170 Tahun 1969. Pada tahun 1969 dibuka tingkat sarjana lengkap yang mendorong perubahan nama lembaga. Maka pada 31 Maret 1971 dengan Akte Notaris R.M. Soejanto Partaningrat SH, AKKI berubah nama menjadi SEKOLAH TINGGI KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Pada 23 Juni 1971 tingkat sarjana SEKOLAH TINGGI


(28)

KATEKETIK PRADNYAWIDYA memperoleh status terdaftar dari Direktorat Pendidikkan Tinggi Departemen P dan K dengan SK No. 227/DPT/71 (Staf Dosen, 2010: 2).

Berdasarkan proses penataan kembali nama unit jurusan/program studi dengan status diakui di lingkungan Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta Wilayah V DIY, Sekolah Tinggi Kateketik Pradyawidya yang semula terdiri dari dua unit yaitu sarjana muda dan sarjana penuh dipadukan ke dalam bentuk baru berupa program sarjana 1 (S1) dengan nama SEKOLAH TINGGI FILSAFAT KATEKETIK PRADNYAWIDYA. Dengan adanya peraturan dari pemerintah bahwa hanya lulusan dari LPTK (Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan) atau yang memiliki akta mengajar dapat secara sah menjadi guru, maka STFK Pradnyawidya memerlukan perubahan jalur dari non kependidikan menjadi jalur pendidikan. Perubahan tersebut mengantar STFK Pradnyawidya ke dalam proses merger kepada Universitas Sanata Dharma. Pada 14 Februari 1995 STFK Pradnyawidya berubah menjadi Fakultas Ilmu Pendidikan Agama (FIPA), Jurusan Pendidikan Agama Katolik, Program Studi Pendidikan Agama Katolik, Universitas Sanata Dharma dengan status disamakan (Staf Dosen, 2010: 2-3).

Pada tahun 1999, pemerintah mengadakan penataan kembali nama-nama program studi di lingkungan PTS di seluruh Indonesia yang membuat status FIPA USD berubah menjadi program studi dengan nama program studi “Ilmu Pendidikan dengan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik” (IPPAK) menjadi bagian FKIP USD. Berdasarkan SK BAN PT Depdikbud RI nomor 014/BAN-PT/Ak-VII/S1/IV/2014 IPPAK mendapat peringkat A. Pada tahun 2008 IPPAK kembali mengajukan akreditasi dan kembali mendapat peringkat A (Staf Dosen, 2010: 3).


(29)

Pada tahun 2016, berdasarkan keputusan BAN-PT No. 0126/SK/BAN-PT/Akred/III/2016, IPPAK mendapat akreditasi A dan mengganti nama menjadi Pendidikan Agama Katolik (PAK).

2. Visi, Misi dan Motto Pendidikan Agama Katolik

Staf Dosen (2010: 4) menguraikan visi, misi dan motto program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma.

a. Visi Pendidikan Agama Katolik

Visi program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) adalah Terwujudnya Gereja yang memperjuangkan masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat (Staf Dosen, 2010: 4).

b. Misi Pendidikan Agama Katolik

Mendidik kaum muda menjadi katekis dalam konteks Gereja Indonesia yang memasyarakat dan mengembangkan karya katekese dalam Gereja demi masyarakat Indonesia yang semakin bermartabat. Uraian misi tersebut (Staf Dosen, 2010: 4):

1) Menghasilkan katekis yang mempunyai integritas, kritis, dewasa, bisa diandalkan Gereja, mampu mendampingi dalam pencarian makna, dan mempu memberikan jawaban yang tegas dalam soal-soal iman.

2) Menyelenggarakan pendidikan kaum muda untuk menjadi pendidik iman yang akrab, informal, dalam kebebasan, dengan pendekatan cura personalis, dialogal, reflektif dan berpusat pada mahasiswa.

3) Membina katekis yang mampu mendampingi dalam pencarian makna. 4) Mengembangkan ilmu kateketik yang dapat membangun Gereja dan

masyarakat.

5) Membangun jejaring sosial yang sinergis dalam mengembangkan masyarakat.

6) Membangun kerja sama dengan sekolah, stakeholder, prodi sejenis dan alumi.


(30)

7) Membuat buku pegangan pengajaran. 8) Menerbitkan karangan-karangan kateketis. 9) Ikut serta dalam pencaturan kateketik nasional.

10) Menyediakan narasumber bagi keperluan kateketis nasional.

11) Memikirkan dan mengembangkan katekese yang berbasis ICT, kontekstual, dan kontemporer.

c. Motto Pendidikan Agama Katolik

Motto program studi Pendidikan Agama Katolik adalah Mewujudkan kateketis yang “Pradnya-Widya” (Bijaksana dan berilmu). Lulusan prodi PAK tidak hanya memilik ilmu pengetahuan saja tetapi juga bijaksana (Staf Dosen, 2010: 5).

3. Pembinaan Spiritualitas di Kampus PAK

Spiritualitas yang hendak ditumbuhkembangkan di PAK adalah spiritualitas Ignatian seperti semangat yang ditumbuhkan oleh Universitas Sanata Dharma dan Universitas Yesuit lainnya. Pola pembinaan spiritualitas yang diterapkan di kampus Pendidikan Agama Katolik mengacu pada pola latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29).

a. Spiritualitas Ignatian

Spiritualitas Ignatian adalah semangat hidup dan perjuangan yang diwariskan oleh Santo Ignatius Loyola. Spiritualitas Ignatian dapat diartikan juga sebagai latihan rohani St. Ignatius Loyola. Santo Ignatius Loyola memperjuangkan kepekaan atas kehadiran Yesus dalam hidupnya lewat kebiasaan hidup doa yang rutin serta memandang hidup dengan kacamata iman atau kesadaran bahwa Tuhan selalu menyertai dan mengajak manusia untuk senantiasa mencari kehendak-Nya (Staf Dosen, 2010: 29).


(31)

b. Pelaksanaan Pembinaan Spiritualitas

Pembinaan spiritualitas yang diprogramkan di Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan dalam bentuk rekoleksi angkatan, camping rohani, rekoleksi bersama (mahasiswa, dosen dan karyawan), retret, perayaan ekaristi kampus, bimbingan pribadi, re-entry dan pertemuan perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas. Perkuliahan pembinaan spiritualitas di kelas ini dilaksanakan mulai dari semester I (satu) sampai dengan semester VIII delapan. Pertemuan ini dijadwalkan dalam bentuk perkuliahan setara dengan 2 JP/semester namun tanpa sistem kredit semester atau nol SKS (Staf Dosen, 2010: 30-31). Kuliah pembinaan spiritualitas ini dihitung sebagai kurikulum plus prodi PAK (Staf Dosen, 2010: 73).

Maksud pembinaan spiritualitas ini adalah membantu mahasiswa agar dapat memperkembangkan baik kedewasaan manusiawi, kedewasaan iman kristiani, kedewasaan religius dan kedewasaan spiritualitas katekis. Selain hal tersebut pembinaan ini juga diharapkan mambantu para mahasiswa sebagai calon katekis mampu profesional dalam menjalankan tugasnya, memiliki sikap yang jelas dan tekun menghayati spiritualitasnya sebagai para pewarta kabar gembira (Staf Dosen, 2010: 73-74).

c. Materi Pembinaan Spiritualitas

Materi pembinaan spiritualitas dalam pertemuan di kelas diberikan selama empat tahun atau selama delapan semester kepada para mahasiswa dan diuraikan dengan tema-tema yang telah disiapkan oleh para dosen pengampu masing-masing setiap semesternya. Pada tahun pertama atau semester I dan semester II, materi pembinaan spiritualitas adalah perjumpaan antar pribadi, pengolahan dan refleksi,


(32)

generatif themes, pemutaran film 3 Idiots, pemutaran dan refleksi film Dead Poet Society, kisah angsa liar, apa yang kau cari?, dan jati diri. Tujuan dari materi-materi tersebut agar mahasiswa lebih mengenal teman-teman angkatannya, merasa krasan dengan lingkungannya, semakin mantap dengan pilihan program studinya, semakin mampu menumbuhkan nilai-nilai kemanusiaan serta religiositasnya, dan semakin menyadari kerinduan hatinya yang terdalam sehingga jati dirinya yang terarah pada Tuhan dan sesamanya juga semakin berkembang [Lampiran 1: (1) - (4)].

Pada tahun kedua yaitu semester III dan IV, materi yang diberikan mengenai kedewasaan kristiani, yaitu pengenalan budaya dan tradisi rekan se-angkatan, pengalaman akan Allah sebagai Bapa, panggilan rasuli, hidup secara Kristiani, konsekuensi hidup Kristiani, pengabdian Kristiani yang sejati, Kerajaan Allah dan konsekuensinya bagi rasul Yesus Kristus, misteri salib sebagai jalan kebangkitan, kebangkitan, menemukan Allah dalam segala, askesis hidup Kristiani, Roh Kudus Roh Kristus dan pengabdian murid Kristus. Tujuan dari materi-materi tersebut agar mahasiswa semakin mengenal Allah secara pribadi (secara existensial), mendalami pribadi Yesus Kristus dan karya-karya-Nya, serta mengenal fase-fase panggilan kristiani seperti halnya yang dialami para murid Yesus termasuk di dalamnya krisis yang terjadi dalam “fase Yerusalem” untuk bisa sampai ke “fase kebangkitan” sehingga mahasiswa semakin tertarik pula untuk mengikuti Yesus Kristus [Lampiran 2: (5) - (10)].

Pada tahun ketiga atau pada semester V dan VI materi yang diberikan adalah materi tentang doa pribadi dan ibadat bersama yakni latihan doa dengan kesadaran tubuh, latihan kesadaran pernafasan, latihan kesadaran suara, fantasi, ibadat harian, ibadat Sabda, ibadat pemberkatan rumah, ibadat tobat, ibadat ulang tahun, dan ibadat


(33)

taize. Tujuan dari materi-materi ini ialah agar mahasiswa memiliki tertib doa, baik dalam eajegan (rutin dilakukan setiap hari), frekuensi maupun kualitasnya, memiliki kebiasaan dan kebutuhan untuk berdoa pribadi, mampu menemukan Tuhan dalam hidup dan kegiatan sehari-hari, mengetahui sejarah ibadat-ibadat bersama, dan mampu memimpin ibadat-ibadat bersama [Lampiran 3: (11) - (12)].

Pada semester VII dan VIII atau pada tahun yang keempat materi yang diberikan adalah tentang arti kedewasaan rohani, kebebasan anak-anak Allah, pembedaan roh, arti mengabdi dalam KS, askese hidup melayani, macam-macam bentuk pengabdian, dasar panggilan kristiani, awah hirarki dalam Gereja, bentuk-bentuk panggilan hidup dalam Gereja, spiritualitas kemuridan, spiritualitas umat kristiani perdana, dasar-dasar spiritualitas kristiani, figure rasul awam dalam KS, arti spiritualitas rasul awam, macam-macam bentuk rasul awam, Yesus sebagai pewarta Injil, dasar-dasar spiritualitas katekis, ciri khas spiritualitas katekis, pengabdian katekis masa kini. Dengan materi tersebut mahasiswa diharapkan semakin mengenal sosok seorang katekis dan mencintai panggilanya sebagai katekis sehingga semakin siap untuk terjun ke dalam dunia kerja baik sebagai katekis paroki maupun sebagai guru agama di sekolah [Lampiran 4: (13) - (14)].

4. Pelaksanaan renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik

Renungan harian di kampus Pendidikan Agama Katolik dilaksanakan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan dimulai. Biasanya renungan harian dilaksanakan sesuai dengan giliran mahasiswa yang mendapat tugas berdasarkan jadwal yang telah disusun. Bacaan Kitab Suci yang direnungkan dalam renungan harian adalah bacaan


(34)

harian yang bertepatan dengan hari yang bersangkutan yang diambil dari kalender liturgi.

a. Proses Mempersiapkan Renungan Harian

Sebaiknya proses persiapan renungan harian dilakukan beberapa hari sebelum melaksanakan renungan di kelas. Teks Kitab Suci yang akan direnungkan dibaca untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci tersebut. Selain membaca secara berulang-ulang, biasanya juga mahasiswa menafsirkan terlebih dahulu teks Kitab Suci untuk menemukan pesan dari teks tersebut. Setelah menemukan pesan dari teks Kitab Suci, selanjutnya pesan teks Kitab Suci dikaitkan dengan pengalaman hidup sehari-hari dan kemudian membuat pertanyaan refleksi untuk membantu mahasiswa untuk mendalami pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan [Lampiran 6:(16-17)]. Pada kenyataannya, tidak semua mahasiswa melakukan proses persiapan renungan harian dengan baik. Terkadang karena mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan renungan tidak mempersiapkan, maka digantikan secara mendadak oleh mahasiswa yang lain untuk membawakan renungan atau terkadang hanya melaksanakan doa pagi tanpa renungan harian [Lampiran 6: (16)-(17)].

b. Model Renungan Harian

Renungan harian yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik biasanya diawali dengan doa pembukaan dan isi dari doa pembukaan ini juga harus dikaitkan dengan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Setelah doa kemudian dilanjutkan dengan membacakan salah satu teks Kitab Suci sesuai dengan yang telah disiapkan oleh mahasiswa yang mendapat tugas pada hari tersebut. Selanjutnya


(35)

mahasiswa tersebut akan menyampaikan renungan sesuai dengan teks Kitab Suci yang telah dibaca dan dihubungkan dengan pengalaman hidup pribadi mahasiswa yang bersangkutan. Kemudian renungan harian ditutup lagi dengan doa penutup [Lampiran 6: (16)-(17)].

Berdasarkan pengalaman pribadi, selain merenungkan teks Kitab Suci dan pengalaman hidup pribadi, terkadang juga pada saat renungan harian, mahasiswa merenungkan kisah hidup Santo/a atau orang Kudus yang pestanya dirayakan pada hari tersebut. Biasanya kisah atau teladan dari para orang Kudus yang dirayakan pada hari tersebut dihubungkan dengan bacaan dari teks Kitab Suci serta pengalaman pribadi dari para mahasiswa. Maksud dari merenungkan kisah orang-orang Kudus ini ialah agar para mahasiswa yang para calon katekis mampu meneladani kisah hidup para orang Kudus sehingga iman mahasiswa semakin bertumbuh.

c. Waktu Pelaksanaan Renungan Harian

Renungan harian dilaksankan setiap hari kuliah sebelum perkuliahan pertama berlangsung. Waktu untuk pelaksanaan renungan biasanya sekitar sepuluh (10) menit setelah bel tanda perkuliahan dibunyikan. Sebelum renungan dibacakan, terlebih dahulu dibuka dengan doa oleh salah satu mahasiswa yang mendapat tugas untuk memimpin doa pada hari tersebut dan setelah membacakan atau menyampaikan renungan maka akan ditutup dengan doa [Lampiran 6: (16)-(17)].

5. Renungan Harian untuk Pembinaan Spiritualitas bagi Mahasiswa PAK Spiritualitas yang dihidupkan atau dihayati di program studi Pendidikan Agama Katolik atau secara umum di Universitas Sanata Dharma adalah spiritualitas


(36)

Ignatian, sehingga spiritualitas yang ingin ditumbuhkembangkan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik adalah spiritualitas Ignatian. Pola pembinaan spiritualitas yang dilaksanakan bagi para mahasiswa Pendidikan Agama Katolik mengacu dinamika latihan rohani (Staf Dosen, 2010: 29- 33).

Latihan rohani Ignatian menekankan cara berdoa dengan menggunakan imajinasi, ingatan, pemahaman dan kehendak. Cara doa tersebut dengan meditasi atau biasa disebut juga dengan doa renung. Meditasi atau doa renung dilaksanakan dengan menghadirkan suatu misteri yang ingin direnungkan, misalnya teks Kitab Suci atau bacaan-bacaan rohani yang sesuai (Staf Dosen, 2010: 29- 33).

Berdasarkan hal tersebut maka dapat disimpulkan bahwa renungan harian atau doa renung menjadi salah satu bagian dari spiritualitas Ignatian. Sehingga renungan harian atau doa renung yang dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik merupakan salah satu bentuk usaha yang dilakukan oleh pihak kampus Pendidikan Agama Katolik untuk pembinaan spiritualitas bagi mahasiswa-mahasiswa Pendidikan Agama Katolik.

B. Penelitian tentang Peranan Renungan Harian di Kampus PAK Terhadap Pembinaan Spiritualitas Katekis bagi Mahasiswa PAK angkatan 2012

1. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penelitan ini adalah menemukan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di kampus program studi PAK agar dapat menjadi bagian dari pembinaan spiritualitas katekis bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Katolik.


(37)

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Penulis akan mendeskripsikan pelaksanaan renungan yang telah dilaksanakan di kampus Pendidikan Agama Katolik dan usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian tersebut.

3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kampus program studi Pendidikan Agama Katolik (PAK) Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang beralamat di Jl. Ahmad Jazuli 2, Kotabaru Yogyakarta 55002. Penelitian ini dilaksanakan selama satu minggu yaitu pada 26-30 Oktober 2016.

4. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai penulis adalah penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif/kualitatif dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2014:9).

5. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa-mahasiswi program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma khususnya mahasiswa-mahasiswi angkatan 2012. Jumlah keseluruhan mahasiswa PAK angkatan 2012 adalah 63 orang.


(38)

6. Responden Penelitian

Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa PAK angkatan 2012. Penulis mengambil 36 orang untuk menjadi responden penelitian dari jumlah keseluruhan yaitu 63 orang. Jumlah ini diambil dari kuesioner yang disebarkan sebanyak 45 dan yang kembali berjumlah 36 kuesioner.

7. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan penulis pada penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan kepada responden untuk dijawab (Sugioyo, 2014: 142). Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup adalah kuesioner yang jawabannya sudah disediakan oleh peneliti dan responden hanya memilih dari jawaban tersebut.

8. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 38). Variabel yang ingin diungkapkan dalam penelitian ini adalah:

Tabel 1 Variabel Penelitian

No Variabel Nomer Item Jumlah

(1) (2) (3) (4)

1. Mempersiapkan renungan harian 1,2,3,4,5,6,7,8,9 9 2. Pelaksanaan renungan harian 10,11,12,13,14,15,16,17 8 3. Faktor penghambat 18,19,20,21,22,23 6


(39)

(1) (2) (3) (4) 4. Faktor pendukung 24,25,26,27,28 5 5. Usaha untuk meningkatkan mutu

renungan harian

29,30,31,32,33,34, 35,36,37,38,39,40

12

JUMLAH 40

9. Hasil dan Pembahasan Penelitian a. Mempersiapkan Renungan Harian 1) Hasil Penelitian

Tabel 2

Mempersiapkan Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

1. Saya mempersiapkan renungan dengan baik sebelum pelaksanaannya.

a. Selalu a. Sering

b. Kadang-kadang c. Tidak pernah

10 17 9 0 27,78 47,22 25,00 0,00 2. Saya mempersiapkan renungan harian sesuai

dengan giliran saya. a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

13 20 1 2 36,11 55,56 2,77 5,56 3. Saya selalu meluangkan waktu untuk

mempersiapkan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

11 6 18 1 30,56 16,67 50,00 2,77 4. Bacaan KS yang saya siapkan selalu sesuai

dengan kalender liturgi. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

29 5 2 0 80,56 13,89 5,55 0,00


(40)

(1) (2) (3) (4) 5. Saya membaca dengan baik teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

19 9 8 0 52,78 25,00 22,22 0,00 6. Saya menafsirkan teks Kitab Suci yang akan

direnungkan. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

13 16 7 0 36,11 44,45 19,44 0,00 7. Saya mendalami dengan baik teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 10 16 0 27,78 27,78 44,44 0,00 8. Saya menemukan pesan dari teks Kitab Suci

yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

10 14 12 0 27,78 38.89 33,33 0,00 9. Saya menghubungkan pesan teks Kitab Suci

dengan pengalaman pribadi dan keadaan sekitar.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

14 11 11 0 38,88 30,56 30,56 0,00

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan tabel 1, mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan dengan baik sebelum pelaksanaan renungan sebanyak 10 orang (27,77%). Sedangkan yang sering mempersiapkan renungan dengan baik sebanyak 17 orang (47,22%). Yang kadang-kadang mempersiapkan renungan dengan baik sebanyak 9 orang


(41)

(25,00%). Berarti hampir semua mahasiswa sudah mempersiapkan renungan dengan baik sebelum pelaksanaannya.

Mahasiswa yang selalu mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya sebanyak 13 orang (36,11%). Yang sering mempersiapkan renungan sesuai gilirannya sebanyak 20 orang (55,55%). Sedangkan yang kadang-kadang mempersiapkan renungan harian sesuai dengan gilirannya sebanyak 1 orang (2,77%). Dan yang tidak pernah mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya sebanyak 2 orang (5,55%). Berdasarkan data tersebut maka mahasiswa pada umumnya mempersiapkan renungan sesuai dengan gilirannya.

Dalam meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan ada sebanyak 11 orang (30,55%) selalu meluangkan waktunya. 6 orang (16,66%) sering meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan, 18 orang (50,00%) kadang-kadang meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan dan 1 orang (2,77%) tidak pernah meluangkan waktu untuk mempersiapkan renungan. Hal ini berarti masih banyak mahasiswa yang hanya kadang-kadang meluangkan waktunya untuk mempersiapkan renungan dari pada yang sering dan selalu meluangkan waktu.

Sebanyak 29 orang (80,55%) selalu mempersiapkan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi untuk renungan, 5 orang (13,88%) sering mempersiapan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi. Sedangkan 2 orang (5,55%) kadang-kadang mempersiapkan bacaan Kitab Suci untuk renungan sesuai dengan kalender liturgi. Berdasarkan data tersebut maka hampir semua mahasiswa menggunakan bacaan Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi untuk persiapan renungan harian.


(42)

Mahasiswa yang selalu membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan sebanyak 19 orang (52,77%). Yang sering mambaca dengan baik sebanyak 9 orang (25,00%) dan yang kadang-kadang membaca teks Kitab Suci dengan baik sebelum merenungkan teks tersebut sebanyak 8 orang (22,22%). Berarti sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Dalam mempersiapkan renungan, sebanyak 13 orang (36,44%) selalu menafsirkan teks Kitab Suci, 16 orang (44,44%) sering menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan dan 7 orang (19,44%) kadang-kadang menafsirkan teks yang akan direnungkan. Maka sudah hampir semua mahasiswa yang menjadi responden menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Sebanyak 10 orang (27,77%) mahasiswa yang menjadi responden selalu mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 10 orang (27,77%) sering mendalami dengan baik teks yang akan direnungkan. Sedangkan 16 orang (44,44%) responden kadang-kadang mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Dengan demikian maka lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Mahasiswa yang menjadi responden sebanyak 10 orang (27,77%) selalu menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 14 orang (38,88%) sering menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan dan sebanyak 12 orang (33,33%) kadang-kadang menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Maka sudah cukup banyak responden yang bisa menemukan pesan dari


(43)

teks Kitab Suci yang akan direnungkan, namun masih ada juga yang hanya kadang-kadang bisa menemukan pesan dari teks yang akan direnungkan.

Sebanyak 14 orang (38,88%) responden selalu menghubungkan pesan Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya. 11 orang (30,55%) sering menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidup dan sebanyak 11 orang (30,55%) kadang-kadang menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya. Bararti sudah lebih dari separuh mahasiswa yang menjadi responden sudah menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman hidupnya dalam mempersiapkan renungan di kampus program studi Pendidikan Agama Katolik.

b. Pelaksanaan Renungan Harian 1) Hasil Penelitian

Tabel 3

Pelaksanaan Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

10. Saya melaksanakan renungan harian sesuai dengan giliran saya.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

22 12 2 0 61,11 33,33 5,56 0,00 11. Saya mempersiapkan dan melaksanakan

renungan harian dengan penuh penghayatan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6 17 13 0 16,67 47,22 36,11 0,00 12. Saya memperhatikan dengan baik pada saat

renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

3 14 18 1 8,33 38,89 50,00 2,78


(44)

(1) (2) (3) (4) 13. Saya memahami pesan renungan yang saya

sampaikan. a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

9 19 7 1 25,00 52,78 19,44 2,78 14. Saya memahami pesan renungan yang

disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

2 15 19 0 5,55 41,67 52,78 0,00 15. Saya merefleksikan renungan harian yang

telah saya sampaikan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

6 12 17 1 16,67 33,33 47,22 2,78 16. Saya merefleksikan renungan harian yang

disampaikan oleh teman yang lain. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 16 16 3 2,77 44,45 44,45 8,33 17. Saya dapat menghubungkan pesan renungan

yang disampaikan dengan pengalaman pribadi saya.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

8 16 12 0 22,22 44,45 33,33 0,00

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam tabel 2 di atas dapat dilihat bagaimana pelaksanaan renungan yang dilaksanakan di kampus PAK. Berdasarkan tabel tersebut, sebanyak 22 orang (61,11%) responden selalu melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya. Sebanyak 12 orang (33,33%) responden sering melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya. Sedangkan sebanyak 2 orang (5,55%) kadang-kadang


(45)

melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya. Dengan demikian maka sudah hampir semua mahasiswa yang menjadi responden sudah melaksanakan renungan sesuai dengan gilirannya masing-masing.

Dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan perlu juga penghayatan. Sebanyak 6 orang (16,66%) responden selalu mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Ada sebanyak 17 orang (47,22%) sering mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Dan sebanyak 13 orang (36,11%) responden kadang-kadang mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Berdasarkan data tersebut maka sudah lebih dari separuh responden sudah mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Namun masih cukup banyak (36,11%) yang hanya kadang-kadang mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan.

Pada saat pelaksanaan renungan harian sebanyak 3 orang (8,33%) selalu memperhatikan dengan baik pada saat pelaksanaan renungan. Ada 14 orang (38,88%) responden sering memperhatikan dengan baik pada saat renungan harian. Sebanyak 18 orang (50,00%) responden kadang-kadang memperhatikan dengan baik pada renungan. Sedangkan 1 orang (2,77%) tidak pernah memperhatikan dengan baik pada saat renungan harian. Berdasarkan data tersebut maka masih banyak responden yang belum memperhatikan dengan baik pada saat dilaksanakannya renungan harian.

Dalam pelaksanaan renungan harian, 9 orang (25,00%) responden selalu memahami pesan renungan yang ia sampaikan. Sebanyak 19 orang (52,77%) responden sering memahami pesan renungan yang ia sampaikan. Sebanyak 7 orang


(46)

(19,44%) kadang-kadang memahami pesan renungan yang ia sampaikan dan 1 orang (2,77%) responden tidak pernah memahami pesan renungan yang ia sampaikan. Maka dari data tersebut sudah mayoritas responden memahami pesan renungan yang ia sampaikan.

Ada sebanyak 2 orang (5,55%) responden selalu memahami pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat renungan. 15 orang (41,66%) responden sering memahami pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Sedangkan sebanyak 19 orang (52,77%) responden kadang-kadang memahami pesan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan renungan. Maka masih banyak (52,77) responden yang hanya kadang-kadang memahami pesan dari renungan yang disampaikan oleh orang lain.

Pada saat pelaksanaan renungan, sebanyak 6 orang (16,66) responden selalu merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Ada 12 orang (33,33%) yang sering merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Sedangkan sebanyak 17 orang (47,22%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan dan 1 orang (2,77%) responden tidak pernah merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak responden yang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan, namun cukup banyak juga yang masih hanya kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan.

Sebanyak 1 orang (2,77%) responden selalu merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Ada sebanyak 16 orang (44,44%) responden sering merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Sedangkan 16 orang (44,44%) responden kadang-kadang merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain sedangkan sebanyak 3 orang (8,33%) responden


(47)

tidak pernah merefleksikan renungan yang disampaikan oleh teman yang lain. Berdasarkan data tersebut maka sudah cukup banyak responden yang merefleksikan renungan yang telah disampaikan oleh teman yang lain pada saat pelaksanaan renungan harian.

Dalam pelaksanaan renungan juga diharapkan mahasiswa dapat menghubungkan pesan renungan dengan pengalaman pribadi. Ada sebanyak 8 orang (22,22%) responden selalu dapat menghubungkan pesan renungan yang disampaikan dengan pengalaman pribadi. Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sering dapat menghubungkan pesan renungan yang disampaikan dengan pengalaman pribadi. Dan sebanyak 12 orang (33,33%) responden kadang-kadang dapat menghubungkan pesan renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadinya. Berdasarkan data tersebut maka sebagian besar responden sudah dapat menghubungkan pesan renungan yang telah disampaikan dengan pengalaman pribadi mereka.

c. Faktor Penghambat 1) Hasil Penelitian

Tabel 4

Faktor Penghambat (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

18. Kesibukkan kuliah membuat saya tidak mempersiapkan renungan harian.

a. Selalu b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 11 18 6

2,77 30,56 50,00 16,67 19. Saya tidak percaya diri pada saat

melaksanakan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

0 6

0,00 16,67


(48)

(1) (2) c. Kadang-kadang

d. Tidak pernah

(3) 22 8 (4) 61,11 22,22 20. Saya tidak memperhatikan giliran saya untuk

melaksanakan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 4 17 14 2,78 11,11 47,22 38,89 21. Saya tidak memiliki waktu yang cukup untuk

mempersiapkan renungan harian. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 7 21 7 2,77 19,45 58,33 19,45 22. Saya kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab

Suci yang akan direnungkan. a. Selalu

b. Sering

c. Kadang-kadang d. Tidak pernah

1 15 18 2 2,77 41,67 50,00 5,56 23. Waktu yang disiapkan untuk melaksanakan

renungan harian terlalu singkat. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

0 15 13 8 0,00 41,67 36,11 22,22

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Dari tabel 3 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menghambat persiapan dan pelaksanaan renungan. Ada 1 orang (2,77%) responden selalu tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Sebanyak 11 orang (30,55%) sering tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Ada sebanyak 18 orang (50,00%) kadang-kadang tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah. Sedang 6 orang (16,66%) tidak pernah terhambat mempersiapkan renungan


(49)

karena kesibukan kuliah. Maka kesibukan kuliah cukup menghambat responden dalam mempersiapkan renungan. Namun masih banyak juga responden yang hanya kadang-kadang terhambat atau tidak mempersiapkan renungan karena kesibukan kuliah.

Selain itu kepercayaan diri juga menjadi penghambat dari pelaksanaan renungan. Sebanyak 6 orang (16,66%) responden sering tidak percaya diri dalam melaksanakan renungan. Sebanyak 22 orang (61,11%) responden kadang-kadang merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan. Sedangkan 8 orang (22,22%) tidak pernah merasa tidak percaya diri pada saat melaksanakan renungan. Maka faktor kepercayaan diri juga cukup banyak mempengaruhi pelaksanaan renungan. Karena masih ada yang sering tidak percaya diri (16,66%) dan kadang-kadang tidak percaya diri (61,11%) dalam melaksanakan renungan harian, sehingga faktor kepercayaan diri juga perlu menjadi perhatian yang penting.

Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memperhatikan gilirannya untuk melaksanakan renungan. Ada 4 orang (11,11%) sering tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan renungan dan 17 orang (47,22%) responden kadang-kadang tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan renungan. Sedangkan sebanyak 14 orang (38,88%) tidak pernah tidak memperhatikan giliran untuk melaksanakan renungan. Berdasarkan data tersebut maka masih cukup banyak responden yang belum memperhatikan gilirannya untuk melaksanakan renungan harian.

Faktor lain yang menjadi penghambat persiapan renungan adalah waktu. Ada sebanyak 1 orang (2,77%) selalu tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan renungan. 7 orang (19,44%) responden sering tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan renungan. Sebanyak 21 orang (58,33%) responden


(50)

kadang-kadang tidak memiliki waktu yang cukup untuk melaksanakan renungan. Sementara orang 7 (19,44%) responden tidak pernah tidak memiliki waktu untuk mempersiapkan renungan. Maka faktor waktu untuk mempersiapkan renungan ini juga banyak menjadi penghambat bagi para mahasiswa yang menjadi respoden dalam mempersiapkan renungan.

Menafsirkan teks Kitab Suci juga menjadi salah satu faktor menghambat dalam mempersiapkan renungan. Sebanyak 1 orang (2,77%) selalu kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sebanyak 15 orang (41,66%) responden sering kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sementara 18 orang (50,00%) kadang-kadang kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sedangkan 2 orang (5,55%) responden tidak pernah kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Maka cukup banyak juga responden yang terhambat dalam mempersiapkan renungan karena kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

Faktor penghambat berikutnya adalah waktu yang disiapkan untuk melaksanakan renungan. Ada 15 orang (41,66%) responden setuju kalau kalau waktu yang disiapkan untuk melaksanakan renungan terlalu singkat. Sebanyak 13 orang (36,11%) responden kurang setuju kalau waktu untuk renungan terlalu singkat sedangkan 8 orang (22,22%) responden tidak setuju kalau waktu yang disiapkan untuk renungan terlalu singkat. Berdasarkan data tersebut maka lebih dari seperuh responden kurang setuju dan tidak setuju kalau waktu yang dipersiapkan untuk renungan terlalu singkat.


(51)

d. Faktor Pendukung 1) Hasil Penelitian

Tabel 5

Faktor Pendukung (N=36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

24. Jadwal yang telah disusun membantu saya dalam mempersiapkan renungan harian. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

17 18 1 0 47,22 50,00 2,78 0,00 25. Saya melaksanakan renungan harian karena

saya senang merenungkan teks Kitab Suci. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

3 15 16 2 8,33 41,67 44,44 5,56 26. Saya melaksanakan renungan harian karena

saya senang tampil di depan dan dilihat oleh teman-teman yang lain.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

0 7 11 18 0,00 19,44 30,56 50,00 27. Mata kuliah tentang Kitab Suci membantu

saya dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

16 18 2 0 44.44 50,00 5,56 0,00 28. Perlombaan renungan harian membuat saya

bersemangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

7 14 11 4 19,44 38,89 30,56 11,11


(52)

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Pada tabel 4 di atas dapat dilihat faktor-faktor yang menjadi pendukung dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian di kampus. Ada sebanyak 17 orang (47,22%) sangat setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam mempersiapkan renungan. Sebanyak 18 orang (50,00%) setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam mempersiapkan renungan. Dan 1 orang (2,77%) kurang setuju kalau jadwal yang telah disusun membantu dalam mempersiapkan renungan. Maka jadwal yang telah disusun sangat mendukung responden dalam mempersiapkan renungan.

Faktor berikutnya adalah sebanyak 4 orang (11,11%) responden sangat setuju kalau ia melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci. Sebanyak 15 orang (41,66%) responen setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci. Sedangkan 16 orang (44,44%) kurang setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci dan 2 orang (5,55%) tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci. Berdasarkan data tersebut maka cukup banyak responden yang sangat setuju dan setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci. Namun cukup banyak juga yang kurang setuju dan tidak setuju kalau melaksanakan renungan karena senang merenungkan teks Kitab Suci.

Sebanyak 7 orang (19,44%) responden setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena senang di depan dan dilihat oleh teman yang lain. Sebanyak 11 orang (30,55%) kurang setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka sedang tampil di depan dan dilihat. Sedangkan 18 orang (50,00%) responden tidak


(53)

setuju kalau mereka melaksanakan renungan karena mereka senang tampil di depan dan dilihat oleh teman yang lain. Berdasarkan data tersebut maka hal ini bukan menjadi faktor pendukung bagi mahasiswa dalam melaksanakan renungan karena mayoritas tidak setuju dengan pernyataan tersebut.

Yang menjadi pendukung berikutnya adalah mata kuliah tentang Kitab Suci. Sebanyak 16 orang (44,44%) responden sangat setuju kalau mata kuliah tentang Kitab Suci membantu mereka dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Sedangkan 18 orang (50,00%) setuju kalau mata kuliah tentang Kitab Suci membantu mereka menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Dan 2 orang kurang setuju dengan hal tersebut. Maka dari data tersebut dapat dilihat kalau mata kuliah tentang Kitab Suci menjadi pendukung bagi responden dalam menafsirkan teks Kitab Suci atau mempersiapkan renungan karena lebih dari separuh responden setuju dengan pernyataan tersebut.

Selanjutnya sebanyak 7 orang (19,44%) responden sangat setuju kalau perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. 14 orang (38,88%) setuju kalau perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Sedangkan 11 orang (30,55%) kurang setuju kalau perlombaan renungan membuat semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Dan sebanyak 4 orang (11,11%) tidak setuju kalau perlombaan renungan membuat mereka semangat untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Berdasarkan data tersebut maka perlombaan renungan juga dapat menjadi salah satu faktor yang mendukung responden dalam mempersiapkan dan melakasanakan renungan.


(54)

e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian 1) Hasil Penelitian

Tabel 6

Usaha Untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian (N= 36)

No Aspek yang ingin diungkap Frekuensi Prosentasi (%)

(1) (2) (3) (4)

29. Sebaiknya dibuat pedoman yang jelas untuk bacaan KS yang dipilih dalam membuat persiapan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

11 22 2 1 30,56 61,11 5,56 2,77 30. Renungan harian tidak harus merenungkan

teks Kitab Suci. a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

5 18 7 6 13,89 50,00 19,44 16,67 31. Bacaan Kitab Suci dipilih sesuai dengan

keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

1 4 20 11 2,77 11,11 55,56 30,56 32. Sebaiknya dibuatkan pedoman yang jelas

untuk tema renungan harian. a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

9 23 3 1 25,00 63,89 8,33 2,78 33. Sebaiknya dibuat jadwal yang jelas untuk

giliran mahasiswa yang mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

20 14 2 0 55,56 38,89 5,55 0,00 34. Tema renungan harian disesuaikan dengan

tema pembinaan spiritualitas setiap semester.


(55)

(1) (2) b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

(3) 14 14 1 (4) 38,89 38,89 2,78 35. Sebelum melaksanakan renungan harian

sebaiknya diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

13 19 3 1 36,11 52,78 8,33 2,78 36. Sesudah melaksanakan renungan harian

sebaiknya diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

14 20 2 0 38,88 55,56 5,55 0,00 37. Sebaiknya dilakukan evaluasi untuk renungan

harian dalam bentuk rekoleksi bersama dengan penutupan kuliah pembinaan spiritualitas.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

14 17 4 1 38,88 47,22 11,11 2,78 38. Bacaan renungan harian selalu sesuai dengan

kalender liturgi. a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

22 13 1 0 61,11 36,11 2,78 0,00 39. Perlombaan renungan harian selalu diadakan

agar mahasiswa mempersiapkan renungan harian dengan baik.

a. Sangat setuju b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

19 15 2 0 52,78 41,67 5,55 0,00 40. Agar waktu renungan lebih lama dan tidak

mengurangi waktu kuliah, sebaiknya renungan dilaksanakan 10 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai.


(56)

(1) (2) a. Sangat setuju

b. Setuju

c. Kurang setuju d. Tidak setuju

(3) 20 9 4 3

(4) 55,56 25,00 11,11 8,33

2) Pembahasan Hasil Penelitian

Dalam tabel 5 di atas dapat dilihat beberapa usaha yang ingin dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian di kampus prodi PAK. Sebanyak 11 orang (30,55%) sangat setuju kalau dibuat pedoman yang jelas untuk bacaan Kitab Suci yang dipilih dalam membuat persiapan renungan. Sebanyak 22 orang (61,11%) setuju, sedangkan 2 orang (5,55%) kurang setuju dan 1 orang (2,77%) tidak setuju. Maka mayoritas responden setuju kalau perlu dibuat pedoman yang jelas untuk bacaan KS yang dipilih dalam membuat persiapan renungan.

Kemudian ada sebanyak 5 orang (13,88%) sangat setuju kalau renungan harian tidak harus merenungkan teks Kitab Suci. Sebanyak 18 orang (50,00%) setuju kalau renungan harian tidak harus merenungkan teks Kitab Suci, sedangkan 7 orang (19,44%) kurang setuju kalau renungan harian tidak harus merenungkan teks Kitab Suci dan 6 orang (16,66%) tidak setuju kalau renungan harian tidak harus merenungkan teks Kitab Suci. Maka lebih dari separuh responden setuju kalau renungan tidak harus merenungkan teks Kitab Suci.

Selanjutnya 1 orang (2,77%) sangat setuju kalau bacaan Kitab Suci dipilih sesuai dengan keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Sebanyak 4 orang (11,11%) setuju, 20 orang (55,55%) kurang setuju dan 11 orang (30,55%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut maka mayoritas responden kurang setuju dan tidak setuju kalau bacaan KS dipilih sesuai


(57)

dengan keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan dan melaksanakan renungan.

Sebanyak 9 orang (25,00%) responden sangat setuju kalau dibuatkan pedoman yang jelas untuk tema renungan harian. Sebanyak 23 orang (63,88%) setuju, sedangkan 3 orang (8,33%) kurang setuju dan 1 orang (2,77%) tidak setuju. Sehingga hampir semua responden setuju untuk dibuatkan pedoman yang jelas untuk tema renungan harian. Kemudian sebanyak 20 orang (55,55%) sangat setuju dibuat jadwal yang jelas untuk giliran mahasiswa yang mempersiapkan dan melaksanakan renungan. Sebanyak 14 orang (38,88%) setuju dan 2 orang (5,55%) kurang setuju. Maka dapat disimpulkan mayoritas responden setuju untuk dibuatkan jadwal yang jelas untuk giliran mahasiswa yang mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

Selanjutnya sebanyak 7 orang (19,44%) sangat setuju kalau tema renungan harian disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas setiap semester. Sebanyak 14 orang (38,88%) setuju, sebanyak 14 orang (38,88%) kurang setuju dan 1 orang (2,77%) tidak setuju. Maka lebih dari separuh responden setuju kalau tema renungan disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas. Tetapi cukup banyak juga responden yang kurang setuju (38,88%) dan tidak setuju (2,77%).

Sebanyak 13 orang (36,11%) sangat setuju untuk diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi sebelum melaksanakan renungan. Sebanyak 19 orang (52,77%) setuju, 3 orang (8,33%) kurang setuju dan 1 orang (2,77%) tidak setuju. Kemudian sebanyak 14 orang (38,88%) sangat setuju kalau diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi sesudah melaksanakan renungan. Sebanyak 20 orang (55,55%) setuju dan 2 orang (5,55%) kurang setuju. Sehingga


(58)

hampir semua mahasiswa yang menjadi responden setuju kalau diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi sebelum dan sesudah melaksanakan renungan.

Berikutya sebanyak 14 orang (38,88%) sangat setuju dilakukan evaluasi untuk renungan harian dalam bentuk rekoleksi bersama dengan penutupan kuliah pembinaan spiritualitas. Sebanyak 17 orang (47,22%) setuju dilakukan evaluasi dalam bentuk rekoleksi bersama dengan penutupan kuliah pembinaan spiritualitas. Sementara 4 orang (11,11%) kurang setuju dan 1 orang (2,77%) tidak setuju. Berdasarkan data tersebut maka hampir semua responden sangat setuju (38,88%) dan setuju (47,22) untuk dilaksanakan evaluasi renungan harian dalam bentuk rekoleksi bersama dengan penutupan kuliah pembinaan spiritualitas.

Kemudian sebanyak 22 orang (61,11%) responden sangat setuju kalau bacaan renungan harian selalu sesuai dengan kalender liturgi. Sebanyak 13 orang (36,33%) setuju dan 1 orang (2,77%) kurang setuju. Maka hampir seluruh responden menyetujui kalau bacaan untuk renungan harian selalu sesuai dengan kalender liturgi. Selanjutnya sebanyak 19 orang (52,77%) sangat setuju kalau perlombaan renungan selalu diadakan agar mahasiswa mempersiapkan renungan harian dengan baik. Sebanyak 15 orang (41,66%) setuju kalau perlombaan renungan selalu diadakan dan 2 orang (5,55%) kurang setuju. Sehingga mayoritas responden setuju kalau perlomabaan selalu dilaksanakan agar mahasiswa mempersiapkan renungan dengan baik.

Berikutnya sebanyak 20 orang (55,55%) mahasiswa yang menjadi responden sangat setuju agar pelaksanaan renungan harian dilaksanakan 10 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai agar tidak mengurangi waktu kuliah. Sebanyak 9 orang


(59)

(25,00%) setuju agar renungan harian dilaksanakan 10 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai, sedangkan sebanyak 4 orang (11,11%) kurang setuju dan sebanyak 3 orang (8,33%) tidak setuju kalau renungan dilaksanakan 10 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai. Berdasarkan data tersebut maka dapat disimpulkan kalau kebanyak mahasiswa yang menjadi responden pada penelitian ini setuju agar waktu pelaksanaan renungan harian dilaksanakan 10 menit sebelum waktu perkuliahan dimulai agar tidak mengurangi waktu kuliah.

10. Kesimpulan Hasil Penelitian a. Mempersiapkan Renungan Harian

Berdasarkan hasil penelitan tersebut maka dapat ditarik beberapa kesimpulan. Dari tabel 1, dalam mempersiapkan renungan harian, hampir semua mahasiswa yang menjadi responden sudah mempersiapkan renungan dengan baik. Responden juga pada umumnya mempersiapkan renungan sesuai dengan giliran yang telah ditentukan. Tetapi masih banyak responden yang hanya kadang-kadang meluangkan waktunya untuk mempersiapkan renungan. Bacaan Kitab Suci yang dipilih responden untuk renungan hampir semua sesuai dengan kalender liturgi. Responden juga pada umumnya sudah membaca dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Dalam mempersiapkan renungan sudah hampir semua responden menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Lebih dari seperuh responden sudah mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan, namum masih banyak juga yang hanya kadang-kadang mendalami dengan baik teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Para mahasiswa yang menjadi responden pada umumnya sudah dapat menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan, walaupun


(60)

masih ada beberapa responden yang hanya kadang-kadang menemukan pesan dari teks Kitab Suci yang direnungkan. Responden juga menghubungkan pesan dari teks Kitab Suci dengan pengalaman hidup mereka.

b. Pelaksanaan Renungan Harian

Berdasarkan tabel 2, pelaksanaan renungan pada umumnya responden sudah melaksanakan renungan sesuai dengan giliran mereka. Dalam mempersiapkan dan melaksanakan renungan para responden sudah cukup banyak yang mempersiapkan dan melaksanakan renungan dengan penuh penghayatan. Pada saat pelaksanaan renungan lebih dari separuh responden tidak memperhatikan dengan baik. Responden pada umumnya sudah dapat memahami pesan renungan yang mereka sampaikan sendiri. Namun, masih banyak responden yang hanya kadang-kadang memahami pesan renungan yang disampaikan oleh responden yang lainnya. Hampir separuh responden merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan dan disampaikan oleh responden lainnya. Walaupun masih ada juga responden yang hanya kadang-kadang merefleksikan renungan yang telah ia sampaikan dan yang disampaikan oleh responden lainnya. Kebanyakan responden menghubungkan pesan teks Kitab Suci dengan pengalaman pribadi mereka.

c. Faktor Penghambat

Menurut tabel 3, beberapa faktor yang menjadi penghambat bagi responden dalam mempersiapkan dan melaksana renungan, misalnya kesibukan kuliah membuat cukup banyak responden tidak mempersiapkan renungan. Kepercayaan diri juga menjadi faktor penghambat bagi responden dalam pelaksanaan renungan.


(61)

Kemudian faktor berikutnya kebanyakan para responden tidak memperhatikan giliran mereka untuk melaksanakan renungan sehingga tidak membuat persiapan renungan. Waktu juga menjadi penghambat bagi para respoden, masih banyak para responden yang tidak memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan renungan. Menafsirkan teks Kitab Suci juga banyak menjadi penghambat bagi para responden karena masih banyak responden yang kesulitan dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan direnungkan. Waktu yang disediakan untuk pelaksanaan renungan tidak menjadi penghambat bagi para responden.

d. Faktor Pendukung

Dalam tabel 4, faktor-faktor yang menjadi pendukung bagi para responden dalam memepersiapkan dan melaksanakan renungan diantaranya adalah jadwal yang telah disusun membantu responden untuk mempersiapkan renungan. Selanjutnya yang menjadi faktor pendukung adalah separuh responden senang merenungkan teks Kitab Suci, namun separuh responden kurang dan tidak senang merenungkan teks Kitab Suci. Mata kuliah tentang Kitab Suci juga mendukung responden dalam menafsirkan teks Kitab Suci yang akan mereka renungkan. Kemudian perlombaan renungan juga membuat para responden semangat mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian.

e. Usaha untuk Meningkatkan Mutu Renungan Harian

Berdasarkan tabel 5, usaha-usaha yang ingin dilakukan untuk meningkatkan mutu renungan harian. Hampir semua responden menyetujui agar dibuatkan pedoman yang jelas untuk bacaan Kitab Suci yang dipilih dalam membuat persiapan


(62)

renungan harian. Lebih dari separuh responden juga setuju kalau renungan harian tidak harus merenungkan teks Kitab Suci. Tetapi para responden mayoritas tidak setuju jika bacaan Kitab Suci yang akan direnungkan dipilih sesuai dengan keinginan mahasiswa yang mendapat giliran untuk mempersiapkan renungan. Hampir semua responden juga setuju agar dibuatkan pedoman yang jelas untuk tema-tema renungan harian dan jadwal yang jelas untuk giliran mahasiswa yang mempersiapkan dan melaksanakan renungan harian. Lebih dari separuh responden menyetujui kalau tema renungan harian disesuaikan dengan tema pembinaan spiritualitas setiap semesternya, namun masih banyak juga kurang setuju.

Selanjutnya hampir semua responden juga setuju untuk diberikan waktu bagi mahasiswa untuk refleksi secara pribadi pada saat sebelum dan sesudah renungan harian. Mayoritas responden juga menyetujui diadakan evaluasi untuk renungan harian dalam bentuk rekoleksi bersama dengan penutupan kuliah pembinaan spiritualitas. Responden juga setuju kalau bacaan untuk renungan harian selalu sesuai dengan kalender liturgi. Kemudian hampir semua responden juga setuju kalau perlombaan renungan harian terus dilaksanakan agar mahasiswa mempersiapkan renungan dengan baik. Dan yang terakhir mayoritas responden menyetujui renungan dilaksanakan sebelum waktu perkuliahan dimulai agar tidak mengurangi waktu kuliah.


(1)

(13)


(2)

(3)

(15)

Lampiran 5: Pedoman Wawancara untuk Mahasiswa angkatan 2012

1. Bagaimana proses mempersiapkan renungan harian?

2. Bagaimana model renungan harian yang dilaksanakan di kampus PAK? 3. Kapan waktu pelaksanaan renungan harian?


(4)

(16)

Lampiran 6: Rangkuman Hasil Wawancara untuk Mahasiswa angkatan 2012

1. Responden : Mahasiswa PAK angkatan 2012 2. Jumlah responden : 5 orang

3. Tanggal : 2015

4. Tempat : Kampus PAK

Pokok-pokok Pertanyaan dan Rangkuman Hasil Wawancara

1. Bagaimana proses mempersiapkan renungan harian?

Jawaban:

Seharusnya persiapan renungan harian dilakukan paling tidak satu minggu atau beberapa hari sebelum pelaksanaan renungan di kelas. Teks Kitab Suci dipilih sesuai dengan kalender liturgi, teks tersebut dibaca dan direnungkan untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci tersebut. Untuk menemukan pesan dari teks Kitab Suci dapat dilakukan dengan membaca teks teks tersebut secara berulang-ulang atau dengan menafsirkannya dengan bantuan buku tafsir. Setelah menemukan pesan dari teks Kitab Suci maka selanjutnya pesan dari teks tersebut dapat dikaitkan dengan pengalaman pribadi dan dapat juga dibuat suatu pertanyaan refleksi untuk dapat mendalami pesan dari teks Kitab Suci. Namun masih ada juga mahasiswa yang tidak melakukan persiapan renungan dengan baik. Terkadang karena ada mahasiswa yang tidak mempersiapkan renungan dan digantikan secara mendadak oleh mahasiswa yang lain untuk membawa renungan atau terkadang hanya diganti dengan doa pagi.

2. Bagaimana mana model renungan harian yang dilaksanakan di kampus PAK?

Jawaban:

Renungan harian biasanya diawali dengan doa pembukaan dan isi doa pembukaan dapat disesuaikan dengan teks Kitab Suci atau tema renungan harian. Setelah doa pembukaan dilanjutkan dengan membaca teks Kitab Suci sesuai dengan kalender liturgi dan yang telah disiapkan oleh mahasiswa yang bertugas. Selanjutnya mahasiswa yang bertugas menyampaikan renungan sesuai dengan pesan teks Kitab Suci yang telah ia renungkan sebelumnya dan dapat dihubungkan dengan pengalaman pribadi mahasiswa. Renungan harian kemudian ditutup dengan doa penutup oleh mahasiswa yang bertugas untuk memimpin doa pada hari yang bersangkutan.

3. Kapan waktu pelaksanaan renungan harian?

Jawaban:

Renungan harian dilaksanakan setiap hari kuliah sebelum kuliah pertama dimulai. Biasanya waktu yang disiapkan untuk renungan harian sekitar sepuluh (10) menit setelah bel tanda perkuliahan dibunyikan. Renungan dibuka dan ditutup dengan doa oleh mahasiswa yang mendapat tugas untuk memimpin doa. Pada pelaksanaannya, renungan harian terkadang tidak berjalan sesuai dengan giliran mahasiswa yang mendapat tugas seperti yang telah dijadwalkan sebelumnya.


(5)

(17)

Hal ini dikarenakan mahasiswa yang mendapat giliran untuk untuk melaksanakan renungan tidak memperhatikan jadwal yang ada sehingga tidak mempersiapkan renungan harian.


(6)

(18)


Dokumen yang terkait

Deskripsi perkembangan iman mahasiswa-mahasiswi kabupaten Kutai Barat program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma.

3 69 162

Doa Rosario sebagai sarana penghayatan iman Bunda Maria bagi mahasiswa program studi Pendidikan Agama Katolik angkatan 2013 Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 15 132

Pengaruh mata kuliah program pengalaman lapangan pendidikan Agama Katolik paroki terhadap panggilan mahasiswa menjadi seorang Katekis di program studi Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3 45 136

Pengaruh Ekaristi terhadap perkembangan hidup rohani mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan KeKhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma sebagai calon katekis.

2 20 241

Peranan doa meditasi bagi peningkatan penghayatan hidup rohani para mahasiswa Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

0 5 168

Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

0 2 109

Pembinaan Guru Pendidikan Agama Katolik

0 1 5

Upaya pengembangan pendampingan spiritualitas mahasiswa-mahasiswi calon katekis di Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma - USD Repository

0 1 230

Peranan perencanaan pengajaran bagi pelaksanaan mengajar mahasiswa Program Pengalaman Lapangan (PPL) Pendidikan Agama Katolik (PAK) pendidikan menengah Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik (IPPAK) Sanata Dharma tahun ajaran 20

0 1 107

Pembinaan spiritualitas di program studi IImu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta sebagai upaya membantu mahasiswa dalam menanggapi panggilannya sebagai katekis - USD Repository

0 2 167