GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BATANGHARI

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

GAMBARAN UMUM WILAYAH
KABUPATEN BATANGHARI
Rencana Program Investasi Infrastruktur
Jangka Memengah (RPI2-JM) Kawasan
Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
4.1.

Geografis, Administratif, dan Kondisi Fisik
Kabupaten Batang Hari terletak di bagian Tengah Propinsi Jambi
dengan luas Wilayah 5.804,83 km2. Kabupaten

Batang Hari

secara geografis terletak pada posisi 1º15’ sampai dengan 2º2’
Lintang Selatan dan diantara 102º30’ Bujur Timur sampai dengan
104º30’ Bujur Timur. Dalam lingkup propinsi letak Kabupaten

Batang Hari berada di wilayah bagian Tengah Propinsi dan
merupakan daerah perbukitan.

Berdasarkan

letak

geografisnya

Kabupaten

Batang

Hari

berbatasan dengan :
Sebelah Utara

: Kabupaten Tanjung Jabung Barat.


Sebelah Selatan

: Kabupaten Musi Banyuasin Provinsi

Sumsel
Sebelah Timur

: Kabupaten Muaro Jambi.

Sebelah Barat

: Kabupaten Tebo.

laporan akhir|4 -1

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Wilayah Kabupaten Batang Hari dilalui oleh dua sungai besar
yaitu Sungai Batang Tembesi dan Sungai Batanghari. Beberapa

sungai lainnya yang relatif besar antara lain adalah Sungai
Dangun Bangko, Sungai Kayu Aro, Sungai Rengas, Sungai
Lingkar, Sungai Kejasung Besar, dan Sungai Jebak. Disamping
sungai besar tadi terdapat pula beberapa sungai Kecil yang
merupakan anak-anak sungai yaitu Sungai Aur, Sungai Bacang
dan lain-lain

Sungai Batang hari yang menjadi sungai utama di wilayah ini
dapat dijadikan sebagai sumber kebutuhan air bersih dan sumber
untuk pertanian sawah, dengan demikian Sungai Batanghari
mempunyai arti yang sangat penting bagi masyarakat. Sungai
Batanghari disamping dapat menghasilkan berupa perikanan dan
pertambangan pasir – batu juga digunakan sebagai prasarana
transportasi, prasarana irigasi, dan

sumber air baku. Kondisi

hidrologi, wilayah Kabupaten Batang Hari dipengaruhi oleh DAS
Batanghari dan DAS Batang Tembesi.


Tabel 4.1.

Daerah Aliran Sungai (DAS) di Wilayah Kabupaten
Batang Hari
NAMA DAS
Panjang (Km)

DAS Batang Hari
DAS Tembesi

176.750
68.250

Sumber : PPSP Kabupaten Batang Hari 2013

Wilayah administrasi Kabupaten

Batang Hari terdiri dari 8

(delapan) Kecamatan yang meliputi 13 (tiga belas) Kelurahan dan

100 (seratus) Desa dengan berbagai perbedaan perkembangan,
baik karena potensi geografis, sumber daya alam, sumber daya
manusia maupun karena pembangunan prasarana pada masingmasing kecamatan dan antar kecamatan. Dilihat dari aspek
geografis, Kabupaten ini mempunyai letak yang strategis karena
merupakan lalu lintas yang menghubungkan kawasan Barat
Sumatera.

laporan akhir|4 -2

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Tabel 4.2.

Nama, Luas Wilayah per-Kecamatan dan Jumlah
Kelurahan
Luas Wilayah
Jumlah
Administrasi

Terbangun
Nama Kecamatan Kelurahan/
(% thd
(% thd
Desa
(Ha)
(Ha)
Total)
Total)
Maro Sebo Ulu
14
906,33
15,61
Mersam
16
801,90
13,82
Batin XXIV
16
904,14

15,58
Muara Tembesi
13
419,77
7,23
Maro Sebo Ilir
7
129,06
2,22
Muara Bulian
20
417,97
7,20
Bajubang
9
1.203,51
20,73
Pemayung
18
1.022,51

17,61
Sumber : Batang Hari Dalam Angka Tahun 2012

4.2.

Demografi
Persebaran penduduk di Kabupaten Batang Hari relatif merata,
secara absolut jumlah penduduk pada tiap-tiap daerah atau
kecamatan terlihat relatif berimbang, namun karena luas wilayah
masing masing kecamatan berbeda maka tingkat kepadatan
penduduknya terlihat beda. Pada tahun 2011, Kecamatan Muara
Bulian merupakan wilayah dengan tingkat kepadatan penduduk
yang ter tinggi di wilayah Kabupaten Batang Hari yaitu 136 jiwa
per km2. Kondisi tersebut dikarenakan Muara Bulian merupakan
ibukota

kabupaten

dan


sekaligus

pusat

pemerintahan.

Kecamatan Maro Sebo Ilir mencatat tingkat kepadatan yang
tertinggi kedua setelah Muara Bulian, yaitu mencapai 103 jiwa per
km2.

Sementara

Kecamatan

Batin

XXIV

dan


Kecamatan

Pemayung merupakan tingkat kepadatan penduduk terendah
yaitu dengan tingkat kepadatan 29 jiwa per km2. Selengkapnya
dapat dilihat pada tabel 4.3 berikut.

laporan akhir|4 -3

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Sumber : Bappeda Kab. Batang Hari tahun 2013
Gambar 4.1.Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) Kabupaten Batang Hari

laporan akhir|4 -4

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014


Sumber : Bappeda Kab. Batang Hari tahun 2013

Gambar 4.2.Peta Administrasi Kabupaten Batang Hari

laporan akhir|4 -5

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Tabel 4.3.
Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tahun

Tahun

Nama
Kecamatan
2007

Jumlah penduduk dan kepadatannya

2008
26,81
7
26,91
0
21,97
9
23,93
2

2009

2011

26,39
6
29,30
5
25,42
3
27,23
3

30,14
7
26,89
6
26,04
2
28,04
3

2007

2008

2009

2010

6,481

6,589

6,648

6,422

6,577

6,612

6,691

7,130

5,350

5,400

5,440

6,186

5,760

5,880

5,914

6,626

12,62
8

12,97
2

12,97
4

13,41
4

Mersam

26,377

Maro Sebo Ulu

26,768

Batin XXIV

21,775

Muara Tembesi

23,444

Muara Bulian

51,397

52,79
6

53,325

55,13
2

13,23
3

Bajubang

32,210

32,34
2

32,925

35,24
9

56,74
0

7,914

7,946

8,011

8,576

Maro Sebo Ilir

12,675

13,24
5

13,507

12,94
6

36,43
9

3,114

3,254

3,286

3,150

Pemayung

27,866

JUMLAH

222,51
2

29,65
0
241,3
34

29,84
3
247,3
83

6,847
54,67
1

6,969
55,62
2

7,035
56,00
1

7,214
58,71
9

28,36
2
226,3
83

27,324

2010

27,502
22,359
24,308

28,914
230,16
4

Tingkat
Pertumbuhan (%)

2011

2007

7,335

2.56

6,544

2.65

6,336

0.98

6,823

1.93

3,220

2.97

13,805

3.19

8,866

2.58

7,261
60,191

0.14
2.15

1.94

Tahun
200
9
2,2
9
2,4
1
1,2
9
1,9
5

201
0
1,7
9
2,7
7
2,2
6
2,8
7

2.94

2,6
7
2,8
3
0,1
3
1,8
8
2,1
2

200
8
2.45
2.38
0.98

2.83
2.81
0.10
2.10

Kepadatan pddk
Tahun
200 201
9
0

201
1

200
7

200
8

1,89

33

33

34

33

33

2,87

30

30

30

32

34

2,43

24

24

25

28

29

2,97

56

57

58

65

67

2,7
9

2,92

123

126

128

132

103

3,1
4

3,38

27

27

27

29

136

2,0
1

2,22

98

103

105

100

30

0,65

27

28

28

29

29

2,51

38

39

40

42

43

0,5
3
2,3
3

Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Batang Hari

laporan akhir|4 -6

201
1

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
4.3.

Keuangan dan Perekonomian Daerah
Keuangan kabupaten/kota dalam penyusunan Buku Putih
Sanitasi

bersumber dana

yang

tersedia untuk memenuhi

kebutuhan investasi program Bidang PenyehatanLingkungan
Kabupaten Batang Hari meliputi:
1. Struktur anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD),
mencakup (i) Struktur Penerimaan; (ii) Struktur Belanja;
2. Trend perkembangan penerimaan dari: (i) Dana Perimbangan;
(ii) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (iii) Penerimaan Daerah
Yang Sah;
3. Trend besaran penerimaan dana pembantuan dari pemerintah
atasan (Pusat atau Propinsi);
4. Profil dan perkembangan APBD
-

Perkembangan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Pajak
Bumi dan Bangunan (PBB) dalam APBD Kabupaten/Kota

-

Perkembangan bantuan Pemerintah Pusat (GOI)

-

Perkembangan kontribusi dan masyarakat

-

Perkembangan dana pinjaman

-

Perkembangan dan public saving

Realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
Kabupaten Batang Hari terbagi atas anggaran pendapatan dan
anggaran belanja. Untuk masing-masing anggaran dapat dilihat
pada tabel dibawa ini .

Tabel 4.4.

Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Batang
Hari Tahun 2008– 2012
Tahun (kali sejuta)

No

A

a.1
a.1.1

Realisasi Anggaran

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)
Pendapatan
(PAD)
Pajak daerah

Asli

Daerah

Rata2

2008

2009

2010

2011

429.327

482.833

547.502

649.928

20.666

18.328

22.251

35.729

37.229

2.947

3.344

4.305

7.700

7.852

pertumbu

2012
803.79

han
582,676

1
26,841

5,230

laporan akhir|4 -7

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Tahun (kali sejuta)
No

a.1.2
a.1.3

a.1.4

a.2

Realisasi Anggaran

2008

Retribusi daerah
Hasil pengolahan kekayaan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain

pendapatan

daerah yang sah
Dana

Perimbangan

(Transfer)

2009

2010

2011

Rata2

6.029

6.423

10.234

14.235

14.653

1.033

3.096

3.325

5.445

3.653

10.655

5.463

4.386

8.347

10.069

391.438

437.144

477.443

530.944

739.57

279.66

Dana bagi hasil

90.860

119.355

154.001

154.720

a.2.2

Dana alokasi umum

260.698

277.639

283.646

344.797

a.2.3

Dana alokasi khusus

39.879

40.149

39.795

31.426

32.010

17.223

27.360

47.807

83.254

26.989

Lain-lain Pendapatan yang
Sah

a.3.1

Hibah

a.3.2

Dana darurat

a.3.3

a.3.4

provinsi kepada kab./kota
Dana penyesuaian dan dana
otonomi khusus
Bantuan

a.3.5

17.223

keuangan

10,315
3,310

7,784

515,308

115,516

7
427.89

318,935

3

6.917

Dana bagi hasil pajak dari

han

2

a.2.1

a.3

pertumbu

2012

30,890
35,602

6,917

15.006

19.667

25.547

6.771

21.222

57.707

25.211

20,531

28,567

dari

3,680

provinsi/pemerintah daerah

5.582

1.778

lainnya
769.06

589,820

B

Belanja (b1 + b.2)

530.763

514.608

514.796

619.870

b.1

Belanja Tidak Langsung

259.093

79.368

74.319

68.790

b.1.1

Belanja pegawai

192.896

b.1.2

Bunga

b.1.3

Subsidi

920

2.718

1.090

1.200

900

1,366

b.1.4

Hibah

23.156

26.538

22.202

12.060

11.503

19,092

b.1.5

Bantuan sosial

20.925

27.115

27.493

32.274

21.977

25,957

b.1.6

Belanja bagi hasil

b.1.7

Bantuan keuangan

20.847

22.446

22.442

22.468

22.147

22,070

b.1.8

Belanja tidak terduga

320.000

551

1.092

788

1.731

896

4
58.258

107,966
192,896

laporan akhir|4 -8

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Tahun (kali sejuta)
No

Realisasi Anggaran

Rata2

2008

2009

2010

2011

b.2

Belanja Langsung

271.669

435.237

440.473

551.076

b.2.1

Belanja pegawai

26.288

268.130

311.185

353.290

b.2.2

Belanja barang dan jasa

87.674

74.694

65.832

91.633

b.2.3

Belanja modal

157.706

92.413

63.456

106.153

C

Pembiayaan
(101.43

Surplus/Defisit Anggaran

6)

(31.775)

32.706

pertumbu

2012
710.80

han
481,852

3
396.02

159,129

8
99.128

83,792

215.64

127,075

7

50.675

78.234

30.058

34.727

Sumber : Bappeda Kabupaten Batang Hari Tahun 2012

Dari tabel 4.4 terlihat bahwa pendapatan pada tiap tahunnya
cendrung adanya peningkatan hal ini disebabkan karena adanya
kemampuan pengelolaan keuangan daerah. Proyeksi kemampuan
keuangan Kabupaten/Kota yang disesuaikan dengan kondisi
keuangannya: Dihitung untuk kurun waktu 5 tahun
Gunakan asumsi dasar sebagai berikut:
-

Melihat kecenderungan trend historis pertumbuhan rata-rata
per tahun

-

Estimasi pertumbuhan akibat adanya action plan

-

Adanya kebijaksanaan khusus pemerintahan kabupaten/kota

-

Proyeksi ketersediaan dana untuk pelaksanaan RPIJM

-

Perhitungan

kemampuan

meminjam

Pemerintahan

Kabupaten/Kota (ambang batas DCR adalah 1,5)

Perekonomian

umum

daerah

Kabupaten

Batang

Hari

dideskripsikan dari Pendapatan Daerah Regional Bruto (PDRB)
harga

konstan,

Pendapatan

perkapita

Kabupaten

dan

pertumbuhan ekonomi. Untuk lebih jelasnya mengenai data
perekonomian umum daerah Kabupaten Batang Hari untuk 5
tahun terakhir dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

laporan akhir|4 -9

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Tabel 4.5.

No

1

2
3

Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Batang Hari
Tahun 2007 - 2011
Tahun

Deskripsi

PDRB
harga
konstan (struktur
perekonomian)
Pendapatan
Perkapita
Kabupaten
Pertumbuhan
Ekonomi (%)

2007

2008

2009

2010

2011

1,006,614
,590,000

1,069,406
,740,000

1,124,399
,430,000

1,192,419
,690,000

1,286,562
,190,000

4,069,053

4,242,482

4,398,887

3,385,008

3,060,642

5.60

6.24

5.14

6.05

7.90

Sumber : PPSP Kabupaten Batang Hari 2013

4.4.

Tata Ruang Wilayah
Penataan Ruang pada dasarnya adalah proses, yang meliputi
proses

perencanaan,

proses

pemanfaatan

dan

proses

pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan sebagai suatu sistem. Salah
satu bagian penting dari proses menerus tersebut adalah
perencanaan tata ruang yang dituangkan dalam Rencana Tata
Ruang Wilayah, mulai dari proses penyusunan sampai penetapan
dalam bentuk peraturan daerah. Tata Ruang Wilayah akan
menjadi

alat

penyusunan

program

dan

pengendalian

pemanfaatan ruang serta menjadi perangkat untuk meningkatkan
partisipasi masyarakat dalam pembangunan berwawasan tata
ruang. Tata Ruang Wilayah Kabupaten ini dapat menjadi
pedoman bagi perencanaan yang lebih rinci yakni penyusunan
Rencana Detail Tata Ruang Kawasan Perkotaan, Rencana Detail
Tata Ruang Kawasan Perdesaan, dan Rencana Kawasan Strategis
Kabupaten. Setiap wilayah yang ada di Kabupaten Batang Hari
memiliki potensi sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan
kegiatan sosial ekonomi yang beragam. Dalam rangka mengurangi
kesenjangan perkembangan tiap wilayah, maka diperlukan
adanya intervensi yang dapat memberikan fungsi dan peran yang
jelas untuk setiap wilayah sesuai dengan potensi, hambatan, dan

laporan akhir|4 -10

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
tantangannya dalam bentuk suatu rencana struktur yang
mempunyai

hirarki

keruangan.

Rencana

struktur

yang

dikembangkan tersebut akan mengoptimalkan masing-masing
wilayah sehingga tercipta pemenuhan kebutuhan antara wilayah
satu terhadap wilayah yang lainnya. Apabila sistem pemenuhan
kebutuhan

terjadi

dalam

jangka

panjang

berarti

sistem

perekonomian wilayah dapat berjalan sesuai dengan harapan dan
perkembangan ekonomi dapat terwujud.

Berdasarkan

Peraturan

Menteri

Pekerjaan

Umum

Nomor

16/PRT/M/2009 tentang Pedoman Penyusunan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten, pengertian dari Rencana
Struktur Tata Ruang adalah rencana yang menggambarkan
susunan unsur - unsur pembentuk rona lingkungan alam,
lingkungan sosial dan lingkungan buatan yang digambarkan
secara hirarkis dan berhubungan satu sama lain. Rencana
struktur tata ruang mewujudkan hirarki pusat pelayanan wilayah
meliputi sistem pusat-pusat perkotaan dan perdesaan, pusatpusat permukiman, hirarki sarana dan prasarana, serta sistem
jaringan jalan.

Rencana struktur tata ruang yang ditetapkan adalah struktur
ruang yang mampu mencapai tujuan sebagai berikut:


Mewujudkan Visi dan Misi Pembangunan Kabupaten Batang
Hari;



Menyelaraskan

antara

perkembangan

penduduk

dan

kebutuhan kelengkapan sarana dan prasarana pada setiap
wilayah;


Mengoptimalkan keterbatasan ketersediaan sumberdaya yang
ada, baik sumberdaya manusia, alam, sumberdaya binaan, dan
sumberdaya pembiayaan;



Pemecahan persoalan pengembangan wilayah;



Mewujudkan aspirasi masyarakat

laporan akhir|4 -11

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
Arahan

pengembangan

pusat

kegiatan

dilakukan

melalui

pengembangan pusat-pusat permukiman baik pusat permukiman
perkotaan maupun perdesaan untuk melayani kegiatan ekonomi,
pelayanan pemerintahan dan pelayanan jasa, bagi kawasan
permukiman maupun daerah sekitarnya. Pusat-pusat kegiatan
ditujukan untuk melayani perkembangan berbagai usaha atau
kegiatan dan permukiman masyarakat dalam wilayahnya dan
wilayah

sekitarnya.Pengembangan

pusat-pusat

kegiatan

dilakukan secara selaras, saling memperkuat dan serasi dalam
ruang wilayah. Pengembangan pusat - pusat kegiatan diserasikan
dengan sistem permukiman, jaringan prasarana dan sarana, serta
peruntukan ruang lain yang berada di dalarn kawasan budidaya
wilayah sekitarnya, yang ada maupun yang direncanakan,
sehingga

pengembangannya

dapat

meningkatkan

mutu

pemanfaatan ruang yang ada.

Sistem pusat-pusat kegiatan atau sistem permukiman tidak bisa
dilepaskan dari tata ruang yang ada, karena permukiman
merupakan salah satu unsur penting dalam membentuk struktur
tata ruang. Sementara itu penataan ruang sendiri pada dasarnya
mengarahkan sistem permukiman.

Selain sistem perkotaan, Kabupaten Batang Hari juga memiliki
sistem perdesaan. Sistem perdesaan di Kabupaten Batang Hari
memberikan dukungan terhadap kegiatan perkotaan yang ada di
Kabupaten Batang Hari. Kawasan Perdesaan berfungsi sebagai
Pusat Pelayanan Lokal (PPL). Perdesaan di wilayah Batang Hari
lebih kepada penyediaan bahan pangan dan pusat pengolahan
pertanian maupun pertambangan yang dimanfaatkan ataupun
dipasarkan

pada

wilayah

perkotaan

Kabupaten

Batang

Hari.Wilayah perdesaan dilayani oleh masing-masing pusat
kecamatan.Untuk kebutuhan yang lebih besar, wilayah perdesaan
dilayani oleh adanya PPK di Kabupaten Batang Hari.Adapun
hirarki fungsi perkotaan dan pedesaan di Kabupaten Batang Hari
adalah sebagai berikut.

laporan akhir|4 -12

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Tabel 4.6.

No

Kecamatan

Rencana Sistem Perkotaan dan Perdesaan
Kabupaten Batang Hari 2011-2031
Hierarki
Fungsi

1.

Muara Bulian

PKW

2.

Muara Tembesi

PKL

3.

Bathin XXIV

PKL

4.

Maro Sebo Ulu

PKL

5.

Mersam

PPK

6.

Bajubang

PPK

7.

Maro Sebo Ilir

PPK

8.

Pemayung

PPK

Fungsi Utama
Pusat pemerintahan Kabupaten,
Perdagangan dan jasa skala regional,
Pelayanan
transportasi,
industri
pengolahan,
Pusat kesehatan,
Pusat pendidikan,
Pusat peribadatan
pusat pemerintahan kecamatan,
pusat kesehatan,
pusat pendidikan,
pusat perdagangan dan jasa regional,
pusat peribadatan
pelayanan transportasi
Pusat pemerintahan kecamatan,
Pusat kesehatan,
Pusat pendidikan,
Pusat peribadatan
Simpul transportasi
Pusat pemerintahan kecamatan,
Pusat perdagangan dan jasa sub regional,
Pusat kesehatan,
Pusat pendidikan,
Pusat peribadatan,
Simpul transportasi
Pusat
pelayanan
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan dan jasa,
pusat kesehatan,
pusat rekreasi, olahraga dan wisata
Pusat
pelayanan
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan dan jasa,
pusat kesehatan,
pusat rekreasi, olahraga dan wisata
Pusat
pelayanan
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan dan jasa,
pusat kesehatan,
pusat rekreasi, olahraga dan wisata
Pusat
pelayanan
pemerintahan
kecamatan,
perdagangan dan jasa
pusat kesehatan,
pusat rekreasi, olahraga dan wisata.

laporan akhir|4 -13

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

No

Kecamatan

Hierarki
Fungsi

daerah pendukung kawasan perkebunan,
pusat perdagangan dan jasa
sub-Pusat pelayanan pemerintah skala
kecamatan
daerah pendukung kawasan perkebunan,
pusat perdagangan dan jasa
PPL
sub-pusat pelayanan pemerintah skala
kecamatan;
daerah pendukung kawasan perkebunan,
pusat perdagangan dan jasa
PPL
sub-pusat pelayanan pemerintah skala
kecamatan;
daerah pendukung kawasan perkebunan
pusat perdagangan dan jasa
PPL
sub-pusat pelayanan pemerintah skala
kecamatan
daerah pendukung kawasan perkebunan
pusat perdagangan dan jasa
PPL
sub-pusat pelayanan pemerintah skala
kecamatan
RTRW Kab. Batang Hari 2011

9.

Maro Sebo Ilir (Desa
PPL
Tidar Kuraji)

10.

Kecamatan Mersam
(Desa Tapak Sari)

11.

Kecamatan
Sebo
Ulu
Tebing Tinggi)

12.

Kecamatan
Bathin
XXIV (Desa Jangga
Baru)

13.

Kecamatan Bajubang
(Desa Bungku)

Maro
(Desa

Sumber : Hasil Analisa

Fungsi Utama

Untuk lebih jelasnya sistem perkotaan dan Perdesaan Kabupaten
Batang Hari dapat dilihat pada peta 4.3

laporan akhir|4 -14

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Gambar 4.3.Peta Rencana Struktur Ruang Kabupaten Batang Hari

laporan akhir|4 -15

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014

Gambar 4.4.Peta Rencana Pola Ruang

laporan akhir|4 -16

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
4.5.

Sosial dan Budaya

Tabel 4.7.

Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten
Batang Hari Tahun 2011
Jumlah Sarana Pendidikan
Umum

Nama Kecamatan
SD

SLT

Agama

SMA
P

SMK

MI

MT

MA
s

Mersam

23

4

1

-

2

4

1

Maro Sebo Ulu

23

6

1

-

1

3

1

Batin XXIV

30

8

2

-

-

3

4

Muara Tembesi

25

4

1

-

-

4

3

Muara Bulian

38

8

4

5

6

8

6

Bajubang

31

7

1

-

1

3

-

Maro Sebo Ilir

10

5

1

-

-

1

1

Pemayung

27

6

1

1

-

4

2

JUMLAH

207

48

12

6

10

30

18

Sumber : Batang Hari Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 4.8.
Jumlah penduduk miskin per kecamatan
Nama Kecamatan
Jumlah keluarga miskin (KK)
Mersam

2,077

Maro Sebo Ulu

4,494

Batin XXIV

1,629

Muara Tembesi

3,304

Muara Bulian

4,008

Bajubang

2,232

Maro Sebo Ilir

848

Pemayung
JUMLAH

2,810
21,402

Sumber : TNP2K Batang Hari Tahun 2012

laporan akhir|4 -17

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
4.6.

Kelembagaan Pemerintah Daerah
Kepemerintahan

dimaknai

sebagai

suatu

kesepakatan

menyangkut pengaturan daerah yang diciptakan bersama oleh
pemerintah, masyarakat

madani dan sektor swasta. Untuk

mewujudkan tata pemerintahan yang baik perlu dibangun dialog
antara pelaku-pelaku penting dalam daerah, agar semua pihak
merasa memiliki tata pengaturan tersebut. Tanpa kesepakatan
yang dilahirkan dari dialog ini, kesejahteraan tidak akan tercapai
karena aspirasi politik maupun ekonomi tersumbat.

Kepemerintahan adalah penggunaan wewenang ekonomi, politik
dan administrasi guna mengelola urusan-urusan daerah pada
semua tingkat. Kepemerintahan mencakup seluruh mekanisme,
proses dan lembaga-lembaga dimana warga dan kelompokkelompok

masyarakat

menggunakan

hak

mengutarakan
hukum,

kepentingan

memenuhi

mereka,

kewajiban

dan

menjembatani perbedaan-perbedaan diantara mereka.

Kepemerintahan dimaknai sebagai penyelengaraan pemerintahan
menyangkut 3 dimensi. Pertama Dimensi Struktural meliputi tata
hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah,
Struktur hubungan antara eksekutif dengan legislatif ataupun
sturktur hubungan antara pemerintahan dengan masyarakat.
Kedua adalah Dimensi Fungsional yang menyangkut perubahan
fungsi yang dijalankan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah
maupun masyarakat. Ketiga, Perubahan Kultural menyangkut
perubahan pada tata nilai dan budaya yang melandasi hubungan
kerja intra organisasi, antar organisasi maupun ekstra organisasi,
untuk

mengendalikan

perubahan

kultural

diperlukan

kepemimpinan yang kuat, amanah dan memiliki visi.

Pemerintah lebih banyak memainkan peranan sebagai pembuat
kebijakan, pengendalian dan melakukan pengawasan. Sektor
swasta lebih banyak berkecimpung dan menjadi penggerak
aktivitas di bidang ekonomi, sedangkan sektor masyarakat

laporan akhir|4 -18

Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Memengah (RPI2-JM)
Kawasan Strategis Nasional Kluster A
Kabupaten Batang Hari 2014
merupakan objek sekaligus subyek dari sektor pemerintah
maupun swasta. Karena di dalam masyarakat terjadi interaksi di
bidang

politik,

ekonomi,

maupun

sosial

budaya

melalui

partisipasi yang juga diamanatkan kepada masyarakat.

Penyelenggaraan

pembangunan

melalui

penyelenggaraan

pemerintah harus mampu mewujudkan kepemerintahan yang
baik (Good Governance) dan Pemerintahan yang bersih ( Clean
Governance), anti korupsi dan bebas KKN, serta menjunjung
tinggi prinsip partisipasi, rule of low, transparansi, daya tanggap,
berorientasi

pada

konsesus,

keadilan,

efektif

dan

efisien,

akuntabilitas, visi strategis.

laporan akhir|4 -19