KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA DINI PENGARUH

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 1

KEMANDIRIAN PADA ANAK USIA DINI

PENGARUH METODE TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
PRILAKU “SUKA DITUNGGU” PADA ANAK USIA DINI (2-3 Tahun) Di POS PAUD
MUTIARA BUNDA KOTA MALANG

Azizah Arum Sari
130811606759/A 2013

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 2

ABSTRAK
Anak usia dini adalah anak yang berusia 2-6 tahun dalam tahap ini merupakan proses perkembangan
kemandirian awal yang di pelajari dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah, pengasuhan orang
tua dan pengasuhan guru, faktor-faktor tersebutlah yang mampu mendukung perembangan
kemandirian anak. Tujuan utama dalam penelitian ini memfokuskan pada penelitian eksperimen guna
mengukur tingkat kemandirian ana usia dini pada prilaku “ Suka ditunggu” pada umur( 2-3 tahun) di
sekolah Pos PAUD Mutiara Bunda, untuk mengetahui pengaruh tingkat perkembangan kemandirian
anak dengan menggunakan metode token ekonomi dalam bentuk stiker bergambar kartun yang di

gemari oleh sebagian besar anak pada umur 2-3

tahun sehingga akan mempengaruhi tingkat

kemandirian dalam proses belajar. Teknik Token ekonomi adalah salah satu metode pada modifikasi
prilaku. Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan metode kuantitatif. Metode pengumpulan data
menggunakan observasi dan Children Checklist behavior, dengan analisis data menggunakan
Nonparametric dan menggunakan aplikasi SPSS. Dalam penelitian ini menggunakan dua kelompok
eksperimen yakni kelompok eksperimen dan kelompok kontrol jumlah subjek dalam kelompok
eksperimen ada 8 subjek dan kelompok kontrol ada 8 subjek. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
ditemukannya peningkatan kemandirian yang baik pada kelompok eksperimen dan
Untuk kelompok kontrol memiliki peran penting dalam penelitian ini.

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 3

PENGARUH METODE TOKEN EKONOMI UNTUK MENINGKATKAN KEMANDIRIAN
PRILAKU “SUKA DITUNGGU” PADA ANAK USIA DINI (2-3 Tahun) di POS PAUD
MUTIARA BUNDA KOTA MALANG :
Kemandirian merupakan suatu prilaku yang akan banyak memberikan dampak positif bagi
perkembangan individu, maka sebaiknya kemandirian diajarkan pada anak sedini mungkin sesuai

kemampuannya. Anak usia dini menurut undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, ialah anak sejak lahir sampai usia enam tahun sedangkan anak usia TK adalah usia 4-6
tahun. Pendidikan anak usia dini mengacu pada pendidikan yang diberikan kepada anak usia 0 – 6
tahun atau sampai dengan usia 8 tahun.
Menurut Erikson (dalam Desmita, 2011) menyatakan kemandirian adalah usaha untuk
melepaskan diri dari orang tua dengan maksud untuk menemukan dirinya melalui proses mencari
identitas ego, yaitu merupakan perkembangan kearah individualitas yang mantap dan berdiri sendiri.
Kemandirian biasanya ditandai dengan kemampuan menentukan nasib sendiri, kreatif dan inisiatif,
mengatur tingkah laku, bertanggung jawab, mampu menahan diri, membuat keputusan keputusan
sendiri, serta mampu mengatasi masalah tanpa ada pengaruh dari orang lain. Kemandirian merupakan
suatu sikap otonomi dimana peserta didik secara relative bebas dari pengaruh penilaian, pendapat dan
keyakinan orang lain. Berdasarkan otonomi tersebut peserta didik diharapkan akan lebih bertanggung
jawab terhadap dirinya sendiri.
Menurut erikson dalam (Sobur: 133; 2003) bahwa fase dan tugas perkembangan

dalam

bukunya Childhood and Society, (1963) membagi fase dan tugas perkembangan menjadi 8 tahap masa
bayi, masa toddler, awal masa kanak-kanak, akhir masa kanak-kanak, Awal masa remaja,masa remaja
yang sejati, awal masa dewasa, kedewasaan dan masa tua, pada penelitian kali ini pembahasan di

fokuskan pada perkembangan paa masa toddler (1 1/2 – 3 tahun) diman pada tahap perkembangan ini
anak mulai memisahkan diri dan bergerak secara bebas. Dalam kaitan ini, orang tua hars memberikan
banyak kebebasan kepada anak,namun sekaligus mulai meletakkan batas-batas ketika anak tidak bisa
berbuat sesukannyasendiri. Pada masa ini, anak menggunakan kemampuan bergerak sendiri untuk

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 4

melaksanakan dua tugas penting, pertama memisahkan diri dari ibu dan lain-lainnya, kedua mulai
menguasai diri, lingkungan dan ketrampilan dasar utuk hidup. Dalam tahap perkembangan pada umur
2-3 tahun kemandirian inilah adalah hal penting berperan penting dalam pembentukan sebuah prilaku,
seingga mulai sejak dini kemandirian pada anak harus mulai di tumbuhkan.
Menurut Steinberg (dalam Desmita, 2011) kata mandiri dari dua istilah yang pengertiannya sering
disejajarkan silih berganti, yaitu “autonomy” dan ”independence”, karena perbedaan sangat tipis dari
kedua istilah tersebut. Independence dalam arti kebebasan, secara umum menunjuk pada kemampuan
individu melakukan sendiri aktivitas hidup, tanpa menggantungkan orang lain.untuk meningkatkan
kemandirian pada anak usia dini. Steinberg (dalam Desmita, 2011) membedakan kemandirian atas tiga
bentuk, yaitu :
A. Kemandirian emosi, yakni aspek kemandirian yang berhubungan perubahan kedekatan atau
keterikatan hubungan emosional individu, terutama sekali dengan orang tua atau orang dewasa
lainnya yang banyak melakukan interaksi dengannya. Contoh kemandirian emosi diantaranya

yaitu hubungan antara anak dengan orangtua berubah dengan sangat cepat, lebih-lebih setelah
anak memasuki masa remaja seiring dengan semakin mandirinya anak dalam mengurus diri
sendiri pada pertengahan masa kanak – kanak, maka perhatian orangtua dan orang dewasa
lainnya terhadap anak semakin berkurang
B. Kemandirian kognitif, yakni suatu kemampuan untuk membuat keputusan-keputusan secara
bebas dan menindaklanjutinya. Kemandirian kognitif yaitu mandiri dalam bertindak dan bebas
untuk bertindak sendiri tanpa terlalu bergantung pada bimbingan orang lain. Kemandirian
bertindak dimulai sejak usia anak dan berkembang dengan sangat tajam sepanjang usianya.
C. Kemandirian nilai, yakni kebebasan untuk memaknai seperangkat benar – salah, baik – buruk
apa yang berguna dan sia-sia bagi dirinya sendiri. Diantara ketiga komponen kemandirian,
kemandirian nilai merupakan proses yang paling kompleks, tidak jelas bagaimana proses
berlangsung dan pencapaiannya terjadi melalui proses internalisasi yang pada lazimnya tidak
disadari, dan umumnya berkembang paling akhir dan paling sulit dicapai secara sempurna

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 5

disbanding kedua tipe kamandirian lainnya. Kemandirian nilai semakin berkembang setelah
sebagian besar cita – cita pendidikan, rencana pekerjaan, pernikahan dan identitas diri tercapai.
Beberapa ahli mengakui keluarga dan lingkungan sekolah sebagai sumber utama bagi
perkembangan kemandirian nilai. Ciri kepribadian mandiri dalam Faktor-faktor yang

mempengaruhi perkembangan kemandirian anak usia dini terbagi menjadi 2 yaitu sebagai
berikut : (Soetjiningsih, 1995 & Mu’tadin 2002)
A. Faktor Internal adalah faktor yang ada dari diri anak itu sendiri yang meliputi:
1) Emosi Faktor ini ditunjukan dengan kemampuan mengontrol emosi dan tidak tergantungnya
kebutuhan emosi dari orang tua.
2) Intelektual Faktor ini ditunjukan dengan kemampuan untuk mengatasi berbagai masalah yang
dihadapi.
B. Faktor Eksternal adalah hal–hal yang datang atau ada dari luar diri anak itu sendiri meliputi :
Lingkungan, Karekteristik sosial, Stimulus, Pola Asuh, Cinta Dan Kasih Sayang, Kualitas Interaksi
Anak dan Orang Tua dan Pendidikan Orang Tua.
Selanjutnya, Tim Pustaka Familia (2006: 45) memberikan beberapa ciri khas anak mandiri,
yaitu:
1. Mempunyai kecenderungan memecahkan masalah dari pada berkutat dalam kekhawatiran bila
terlibat masalah;
2. Tidak takut mengambil resiko karena sudah mempertimbangkan baik-buruknya;
3. Percaya terhadap penilaian sendiri sehingga tidak sedikit-sedikit bertanya atau minta bantuan, dan
4. Mempunyai kontrol yang lebih baik terhadap hidupnya.
Dari pengertian diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa ciri-ciri kemandirian anak, termasuk juga pada
anak usia dini, adalah sebagai berikut:


Kemandirian Pada Anak Usia Dini 6

1.

Kepercayaan pada diri sendiri. Rasa percaya diri, atau dalam kalangan anak muda biasa disebut

dengan istilah ‘PD’ini sengaja ditempatkan sebagai ciri pertama dari sifat kemandirian anak, karena
memang rasa percaya diri ini memegang peran penting bagi seseorang, termasuk anak usia dini, dalam
bersikap dan bertingkah laku atau dalam beraktivitas sehari-hari. Anak yang memiliki kepercayaan diri
lebih berani untuk melakukan sesuatu, menentukan pilian sesuai dengan kehendaknya sendiri dan
bertanggung jawab terhadap konsekwensi yang ditimbulkan karena pilihannya. Kepercayaan diri
sangat terkait dengan kemandirian anak. Dalam kasus tertentu, anak yang memiliki percaya diri yang
tinggi dapat menutupi kekurangan dan kebodohan yang melekat pada dirinya. Oleh karena itu, dalam
berbagai kesempatan, sikap percaya diri perlu ditanamkan dan dipupuk sejak awal pada anak usia dini
ini.
2.

Motivasi instrinsik yang tinggi. Motivasi instrinsik adalah dorongan yang tumbuh dalam diri untuk

melakukan sesuatu. Motivasi instrinsik biasanya lebih kuat dan abadi dibandingkan dengan motivasi

ekstrinsik walupun kedua motivasi ini kadang berkurnag, tapi kadang juga bertambah. Kekuatan yang
datang dari dalam akan mampu menggerakkan untuk melakukan sesuatu yang diinginkan.
Keingintahuan seseorang yang murni adalah merupakan salah satu contoh motivsasi instrinsik. Dengan
adanya keingintahuan yang mendalam ini dapat mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu yang
memungkinkan ia memperoleh apa yang dicita-citakannya. Dengan keinginan dan tekad yang kuat,
orang biasanya menjadi lupa waktu, keadaan, dan bahkan lupa diri sendiri.
3.

Mampu dan berani menentukan pilihan sendiri. Anak mandiri memiliki kemampuan dan

keberanian dalam menentukan pilihan sendiri. Misalnya dalam memilih alat bermain atau alat belajar
yang akan digunakannya.
4.

Kreatif dan inovatif. Kreatif dan inovatif pada anak usia dini merupakan ciri anak yang memiliki

kemandirian, seperti dalam melakukan sesuatu atas kehendak sendiri tanpa disuruh oleh orang lain,
tidak ketergantungan kepada orang lain dalam melakukan sesuatu, meyukai pada hal-hal baru yang
semula dia belum tahu, dan selalu ingin mencoba hal-hal yang baru.


Kemandirian Pada Anak Usia Dini 7

5.

Bertanggung jawab menerima konsekwensi yang menyertai pilihannya. Di dalam mengambil

keputuan atau pilihan tentu ada konsekwensi yang melekat pada pilihannya. Anak yang mandiri dia
bertanggung jawab atas keputusan yang diambilnya apapun yang terjadi tentu saja bagi anak Taman
Kanak-kanak tanggung jawab pada taraf yang wajar. Misalnya tidak menangis ketika ia salah
mengambil alat mainan, dengan senang hati mengganti dengan alat mainan yang lain yang
diinginkannya.
6.

Menyesuiaiakan diri dengan lingkungannya. Lingkungan sekolah (Taman Kanak-kanak)

merupakan lingkungan baru bagi anak-anak. Sering dijumpai anak menangis ketika pertama masuk
sekolah karena mereka merasa asing dengan lingkungan di Taman Kanak-kanak bahkan tidak sedikit
yang ingin ditunggui oleh orang tuanya ketika anak sedang belajar. Namun, bagi anak yang memiliki
kemandirian, dia akan cepat menyesuaiakan diri degan lingkungan yang baru.
7.


Tidak ketergantungan kepada orang lain. Anak mandiri selalu ingin mencoba sendiri-sendiri dalam

melakukan sesuatu tidak bergantung pada orang lain dan anak tahu kapan waktunya meminta bantuan
orang lain, setelah anak berusaha melakukannya sendiri tetapi tidak mampu untuk mendapatkannya,
baru anak meminta bantuan orang lain. Seperti mengambil alat mainan yang berada di tempat yang
tidak terjangkau oleh anak.
Token ekonomi adalah suatu teknik pendekatan behavior berdasarkan atas asas kondisioning
operan Skinner. Token

ekonomi bertujuan untuk mengembangkan tingkahlaku yang dapat

menyesuaikan dengan memberikan penguatan dengan kupon; pada saat tingkahlaku yang tidak
diinginkan dihilagkan dengan cara tidak memberi kupon (MAKALAH KONSELING)
Sebagai pembanding peneliti menggunakan peneltian sebelumnya yang memiliki kemiripan
pada salah satu variabel yaitu :
1. Pada penelitian pertama di lakukan oleh peneliti untuk mengukur variabel kemandirian
dengan menggunak token ekonomi, memberikan dampak peningkatan terhadap
kemandirian pada peserta didik.


Kemandirian Pada Anak Usia Dini 8

Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan di atas, terlihat pentingnya untuk mengetahui apakah
metode token ekonomi merupakan salah satu metode modifikasi prilaku yang merupakan
pengembangan dari metode reinsforcment dan dikaitkan dengan peningkatan kemandirian pada anak
usia dini pada prilaku Suka di tunggu pada saat sekolah, apakah memiliki pengaruh pada perubahan
prilaku para peserta didik, peserta didik disini merupakan anak PAUD pada rentangan usia 2 hingga 3
tahun.
H1: adanya pengaruh antara metode token ekonomi terhadap peningkatan kemandirian prilaku suka di
tunggu pada anak usia dini.
METODE
Subjek :
Pada penelitian ini pengambilan data dilakukan di sekolah Pos Paud Mutiara Bunda di jalan
Simpang raya langsep no.2 kota malang, peneliti menggunakan subjek 16 anak di kelas Paud, dalam
pengambilan data peneliti membagi subjek menjadi dua kelompok kecil yakni 8 subjek menjadi
kelompok kontrol dan 8 subjek menjadi kelompok eksperimen, criteria subjek dalam penelitian ini
yang menjadi kelompok eksperimen adalah sujek yang masih suka di tunggu oleh orang tuanya,
sedangkan kelompok kontrol adalah subjek yang sudahtidak di tunggu oleh orang tuannya.

Material:

Lembar observasi berupa behavior Check list, stiker bergambar kartun frozen, mickey mouse,
mini mouse, upin dan ipin, Thomas, Barbie, Doraemon, Hello Kitty, Princces Sophia, Patrick dan juga
Spongebob, dan buku cerita.
Prosedur :
Perlakuan di berikan dengan cara mengumpulkan seluruh subujek yang memenuhi kriteria dalam
penelitian yakni peserta didik yang masih suka di tunggu orang tua saat proses pembelajaran

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 9

berlangsung , dan menjadikan peserta didik yang masih di tunggu sebagai kelompok eksperimen yang
nantinya akan diberikan perlakuan dan kelompok kontrol pada subjek yang tidak di tunggu dalam
proses pembelajaran.
Pertam subjek dikumpulkan dan diberikan perlakuan berupa pemahaman kemandirian prilaku
disekolah, dimana seusia mereka hendaknya sudah di tinggal orang tua saat proses belajar dan
dijemput pada saat perpulangan, kemudian subjek di berikan perlakuan berupa pemberian instruksi,
jika nanti tidak di antar maka nanti akan diberikan stiker bergambar kartun di kartu token yang telah
diberikan peneliti, peneliti akan memberikan satu setiker jika subjek disekolah tidak di tunggu orang
tua dan jika nanti dalam satu minggu subjek bisa mendapatkan 2 stiker maka subjek akan
mendapatkan hadiah berupa buku mewarnai, tahap selanjutnya pneliti juga akan melakukan kerjasama
dengan guru berupa pemberian stiker token kepada peserta didik yang tidak di tunggu orang tuanya,
kemudian peneliti akan menggunakan children checklist behavior untuk melihat apakah ada perubahan
prilaku yang terjadi pada peserta didik yang diberikan perlakuan, dan tahap terakhir peneliti akan
melihat Apakah ada perubahan prilaku yang sigifikan terhadap peserta didik setelah diberikan
perlakuan berupa pemberian token Ekonomi terhadap prilaku mandiri pada anak yang suka di tunggu.
HASIL PENELITIAN
Hasil penelitian menggunakan metode token ekonomi untuk meningkatkan kemandirian anak
usia dini pada prilaku suka di tunggu di PAUD POS Mutiara Bunda kota malang mendapatkan
penghitunggan menggunakan Aplikasi SPSS didapatkan hasil sebagai berikut:
Tabel. 1
Descriptive Statistics

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 10

Descriptive Statistics
N
kelompok

16

Valid N (listwise)

16

Minimum Maximum
1

2

Mean

Std. Deviation

1.50

.516

Dari tabel descriptive diatas di menunjukkan hasil mean kelompok dengan
jumlah 1,50 dengan jumlah jumlah keseluruhan subjek 16

Tabel. 2
Rata-rata
Mann-Whitney Test
Ranks
kelompok
t_skor eksperimen

N

Mean Rank Sum of Ranks

8

11.06

88.50

kontrol

8

5.94

47.50

Total

16

Pada tabel diatas adalah tabel rata-rata pada kelompok eksperimen mendapatkan rata-rata sebesar
11.06 sedangkan rata-rata pada kelompok kontrol sebesar 5,94
Tabel. 3
Grafik

Dari grafik di atas dapat di jelaskan bahwa pada kelompok eksperimen subjek 1 mendapatkan
t-skor sebanyak 58, subjek 2 mendapatkan t-skor sebanyak 57, subjek 3 mendapatkan t-skor sebanyak

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 11

45, subjek 4 mendapatkan t-skor sebanyak 65, subjek 5 mendapatkan t-skor sebanyak 43, subjek 6
mendapatkan t-skor sebanyak 45, subjek 7 mendapatkan t-skor sebanyak 65, dan subjek 8
mendapatkan t-skor sebanyak 45. Sedangkan dari kelompok kontrol subjek 1 mendapatkan nilai t-skor
sebanyak 62, subjek 2 mendapat t-skor sebanyak 43, subjek 4 mendapat t-skor sebanyak 38, subjek 5
dan 6 mendapatkan t-skor sebanyak 43, subjek 7 mendapatkan t-skor sebanyak 40 dan subjek 8
mendapatkan skor t-tes sebanyak 42, jadi dapat di simpulkan bahwa tinggi t-skor masing-masing
subjek bervariasi dan cenderung lebih tinggi pada kelompok eksperimen, sehingga penelitian ini ada
pengaruh metode token ekonomi terhadap kemandirian pada prilaku suka di tunggu disekolah Pos
PAUD Mutiara Bunda di kota Malang.
Tabel.4
Data signifikansi
Test Statisticsb
t_skor
Mann-Whitney U

11.500

Wilcoxon W

47.500

Z

-2.172

Asymp. Sig. (2-tailed)

.030

Exact Sig. [2*(1-tailed
Sig.)]

.028a

a. Not corrected for ties.
b. Grouping Variable: kelompok

Pada tabel diataas terdapat data signifikansi yang didapat dari penelitian ini adalah 0,030 dan kurang
dari 0,05 yang artinya ada pengaruh terhadap peelitian.
DISKUSI
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan di Pos PAUD Mutiara Bunda di kota malang yang
mengambil subjek berusia 2-3 tahun yag berada di kelas PAUD yang memiliki kriteria sebagai subjk
peneitian adalah peserta didik yang masih di tunggu saat proses pembelajaran, pengukuran subjek
berdasarkan berapa kali sering prilaku yang di harapkan peneliti setelah memberikan perlakuan
terhadap subjek,menurut (Liche,2015) pengukuran data seperti ini dinamakan dengan cara frekuensi,

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 12

frekuensi merupakan cara untuk mengukur prilaku sehari-hari degan menghitung jumlah respon yang
muncul, seperti seberapap sering subjek memberikan respon prilaku yang di harapakan leh peneliti,
sehingga nantinya akan di dapatkan hasil prilaku yang diartikan sebagai adanya pengaruh metode yang
dilakukan dengan mengukur variabel terikatnya.
Setelah pengambilan data dan menganalisis menggunakan aplikasi SPSS dengan menggunakan
analisis non parametric, dalam penelitian ini menggunakan desain penelitian within-subject, dalam
(Liche,2015: 107) menjelaskan bahwa desai within-subject yang awal mula di perkenalkan oleh B.F
Skinner pada tahun 1938, yang biasa juga diseburt dengan mengguakan pendekaten N-kecil (Small-N),
pada penelitian ini menggunakan desain ini karena hanya menggunakan sekelompok subjek dan setiap
subjek diberikan beberapa perlakuan VB yang berbeda.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan pada awal penelitian masih banyak peserta didik
yang masih di tunggu oleh orang tua maupun pengasuh, mereka masih menunggu anak anaknya di luar
kelas, pada penelitian ini di harapkan nantianya setelah mendapatkan peralkuan pada peserta didiknya
maka akan ada pengaruh perubahan prilaku pada peserta didiknya.
Untuk dapat meningkatkan kemandirian pada prilaku suka di tunggu pada peserta didik di POS
Paud Mutiara Bunda peneliti memberikana metode token ekonomi untuk meningkatkan prilaku peserta
didik yang masih di tunggu oleh pengasuh atau orang tua mereka, perlakuan ini di berikan pada
kelompok eksperimen sedangkan pada kelompok konrol hanya sebagai pembanding, pada kelompok
kontrol subjeknya adalah peserta didik yang sudah tidak di tunggu oleh orang tua atau pengasuh.
Sebelum pengambilan data peneliti melakukan pilot, yang artinya melkukan uji coba terhadap
metode yang ingin diterapkan kepada 2 anak yang memiliki rantangan umur 2-3 tahun satu sebagai
kelompok eksperimen dan satu sebagai kelompok kontrol, yang didapatkan hasil yang harus di
perbaiki dalam tahap uji coba adalah kurangnya mampu peneliti mengontrol subjek tanpa pantauan
dari guru kelas, sehinggaa dalam tahap pengambilan data sesungguhnya peneliti meminta bantuan
kepada guru kelas untuk mendapingi peneliti.

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 13

Faktor-faktor yang mendorong hasil penelitian sehingga mendapatkan hasil yang signifikan
sebesar 0,030 adalah:
1. Adanya kerja sama yang bagus antara pihak sekolah, orangtua dan peneliti, sehingga
memberikan kelancaran dalam memberikan perlakuan
2. Kecocokan metode token ekonomi dengan usia anak 2-3 tahun, karena pada tahap
perkmbangan ini pemberian reward masih sangat kuat, metode token yang di berikan adalah
berupa stiker bergambar kartuan yang disukai karena telah disesuaikan oleh peneliti pada uji
percobaan sebelum pengambilan data
3. Keberhasilan orang tua karena telah memberikan pengertian terhadap anaknya bahwa kalo
sekolah tidak perlu di tunggu.
Ada juga faktor eksternal yang menyebabkan beberapa kendala dalam penelitian diantaranya:
1. Awal kali pertemuan peneliti dengan peserta didik , peserta didik kurang mampu beradaptasi
dengan peneliti, akhirnya mereka menangis.
2. Adanya rasa iri yang timbul pada subjek pada kelompok kontrol yang menginginkan setiker
token yang sama
Namun semua faktor-faktor yang mempengaruhi dalam penelitian ini mampu teratasi oleh peneliti
karena adanya kerjasama yang baik antara semua pihak.
Pengambilan data awal atau observasi awal di lakukan pada tanggal 13 April kemudian mulai
pemberian perlakuan atau melakukan eksperimen pada tanggal 14-15 April 2016 di mulai pada jam
07.00 sampai jam 10.30 WIB di sekolah Pos PAUD Mutiara Bunda.
Hasil penelitian ini menghasilkan gambaran bahwa penerapan metode token ekonomi mampu
meningkatkan kemandirian pada prilaku suka di tunggu pada anak usia dini agar proses pembelajaran
mampu berjalan dengan lebih baik, dalam hal ini peneliti menyarankan hendaknya guru
mempertimbangkan penerapan token ekonomi ini dalam meningkatan kemandirian anak, kemudian
untuk peneliti selanjutnya sebaiknnnya menerapkan metode token ini untuk peserta didik di kelas TK

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 14

pada rentangan umur 4-6 tahun namun dengan menggunakan pengukuran terhadap variabel yang
berbeda.

DAFTAR RUJUKAN
Tedjasaputra.S.Mayke. (2001). Jakarta:Bermain Mainan dan Permainan. PT Gramedia Widiasarana.
Indonesia
Marliani,Rosleni.(2013). PsikologiEksperimen. Bandung :CV.PustakaSetia
Alwisol.(2009). Psikologi Kepribadian. Malang :UMM Press
Jannah Miftakhul. Putra, Dwi, Kusuma. 2013, Perkembangan Kemandirian Anak Usia Dini (Usia 4-6
Tahun) Di

Taman Kanakkanak Assalam Surabaya. Surabaya, Program Studi Psikologi

Universitas Negeri Surabaya.
Hurlock.B.Elizabeeth. (1996). jakarta: Psikologi Perkembangan. PT Gelora Aksara Pratama
Noorlaila, Iva.(2010). Panduan Lengkap mengajar Paud .Pinusbook Publisher

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 15

AUTHORE NOTE
Ucapan terima kasih pertama kepada tuhan yang maha Esa Allah SWT, yag telah memberikan
kesehatan fisik dan psikis sehingga saya mampu mengerjakan penelitian ini dengan baik, kedua ucapan
terima kasih saya tujukan kepada dosen pembimbing mata kuliah ini Bu Farah Farida Tantiani,S.Psi,
M. Psi.yang telah memberikan bimbingan dan ilmu baru untuk saya, terima kasih juga untuk subjek
penelitian adeik-adik Pos Paud Mutiara Bunda di kota malang, tak lupa ucapan terima kasih kepada
kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moral serta material kepada saya mulai dari awal
sampai berakhirnya penelitian ini, terima kasih kepada teman teman ku Ulul puji Astutik, Baits Yuni
Soraya, Danies Ruliyana dan teman teman OFF A 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terima kasih telah memberikan motivasi dan dukungan kepada saya dalam penyelesaian tugas Penelitia
Eksperimen ini, terima kasih juga kepada pihak-pihak lain yang tak bisa saya sebutkan satu persatu.

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 16

LAMPIRAN
Dokumentasi penelitian “ kondisi setelah di berikan perlakuan”

“ proses pemberian perlakuan”

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 17

“keadaan saat masih belum di berikan perlakuan”

Kemandirian Pada Anak Usia Dini 18

“kondisi saat pemberian perlakuan”

Dokumen yang terkait

FREKUENSI KEMUNCULAN TOKOH KARAKTER ANTAGONIS DAN PROTAGONIS PADA SINETRON (Analisis Isi Pada Sinetron Munajah Cinta di RCTI dan Sinetron Cinta Fitri di SCTV)

27 310 2

MANAJEMEN PEMROGRAMAN PADA STASIUN RADIO SWASTA (Studi Deskriptif Program Acara Garus di Radio VIS FM Banyuwangi)

29 282 2

PENYESUAIAN SOSIAL SISWA REGULER DENGAN ADANYA ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SD INKLUSI GUGUS 4 SUMBERSARI MALANG

64 523 26

STRATEGI PEMERINTAH DAERAH DALAM MEWUJUDKAN MALANG KOTA LAYAK ANAK (MAKOLA) MELALUI PENYEDIAAN FASILITAS PENDIDIKAN

73 431 39

ANALISIS PROSPEKTIF SEBAGAI ALAT PERENCANAAN LABA PADA PT MUSTIKA RATU Tbk

273 1263 22

PENERIMAAN ATLET SILAT TENTANG ADEGAN PENCAK SILAT INDONESIA PADA FILM THE RAID REDEMPTION (STUDI RESEPSI PADA IKATAN PENCAK SILAT INDONESIA MALANG)

43 322 21

KONSTRUKSI MEDIA TENTANG KETERLIBATAN POLITISI PARTAI DEMOKRAT ANAS URBANINGRUM PADA KASUS KORUPSI PROYEK PEMBANGUNAN KOMPLEK OLAHRAGA DI BUKIT HAMBALANG (Analisis Wacana Koran Harian Pagi Surya edisi 9-12, 16, 18 dan 23 Februari 2013 )

64 565 20

PENGARUH PENGGUNAAN BLACKBERRY MESSENGER TERHADAP PERUBAHAN PERILAKU MAHASISWA DALAM INTERAKSI SOSIAL (Studi Pada Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Angkatan 2008 Universitas Muhammadiyah Malang)

127 505 26

PEMAKNAAN BERITA PERKEMBANGAN KOMODITI BERJANGKA PADA PROGRAM ACARA KABAR PASAR DI TV ONE (Analisis Resepsi Pada Karyawan PT Victory International Futures Malang)

18 209 45

STRATEGI KOMUNIKASI POLITIK PARTAI POLITIK PADA PEMILIHAN KEPALA DAERAH TAHUN 2012 DI KOTA BATU (Studi Kasus Tim Pemenangan Pemilu Eddy Rumpoko-Punjul Santoso)

119 459 25