EVALUASI DALAM PROGRAM DIKLAT. docx

EVALUASI DALAM PROGRAM DIKLAT
Adesetyawan Pratama Putra (150121601837)
Teknologi Pendidikan Fakultas Ilmu Pendidikan
Adesetyawan.as90@gmail.com
Secara harfiah kata evaluasi berasal dari bahasa Inggris evaluation: dalam bahasa
Arab: al-taqdir; dalam bahasa Indonesia berarti: penilaian. Akar katanya adalah value dalam
bahasa Arab: al-qimah: dalam bahasa Indonesia berarti: nilai.
Dalam Wikipedia Evaluasi (bahasa

Inggris:Evaluation)

adalah

proses

penilaian.

Dalam

perusahaan, evaluasi dapat diartikan sebagai proses pengukuran akan efektifitas strategi yang
digunakan dalam upaya mencapai tujuan perusahaan. Data yang diperoleh dari hasil pengukuran

tersebut akan digunakan sebagai analisis situasi program berikutnya.
Secara garis besar, proses evaluasi terbagi menjadi di awal (pretest) dan diakhir (posttest). Pretest
merupakan sebuah evaluasi yang diadakan untuk menguji konsep dan eksekusi yang
direncanakan. Sedangkan, posttestmerupakan evaluasi yang diadakan untuk melihat tercapainya
tujuan dan dijadikan sebagai masukan untuk analisis situasi berikutnya.
Evaluasi dapat dilakukan di dalam atau diluar ruangan. Evaluasi yang diadakan di dalam ruangan
pada umumnya menggunakan metode penelitian laboratorium dan sampel akan dijadikan sebagai
kelompok percobaan. Kelemahannya, realisme dari metode ini kurang dapat diterapkan.
Sementara, evaluasi yang diadakan di luar ruangan akan menggunakan metode penelitian
lapangan dimana kelompok percobaan tetap dibiarkan menikmati kebebasan dari lingkungan
sekitar. Realisme dari metode ini lebih dapat diterapkan dalam kehidupansehari-hari.
Untuk mencapai evaluasi tersebut dengan baik, diperlukan sejumlah tahapan yang harus dilalui
yakni menentukan permasalahan secara jelas, mengembangkan pendekatan permasalahan,
memformulasikan desain penelitian, melakukan penelitian lapangan untuk mengumpulkan data,
menganalisis data yang diperoleh, dan kemampuan menyampaikan hasil penelitian.
Ada banyak model evaluasi yang dikembangkan oleh para ahli yang dapat dipakai dalam
mengevaluasi program pelatihan. Kirkpatrick, salah seorang ahli evaluasi program training

dalam bidang pengembangan SDM selain menawarkan model evaluasi yang diberi
nama Kirkpatrick’s training evaluation model juga menunjuk model-model lain yang dapat

dijadikan sebagai pilihan dalam mengadakan evaluasi terhadap sebuah program training.
Model-model yang ditunjuk tersebut di antaranya adalah :










Five Level ROI Model (Jack PhillPS’)
CIPP Model (Daniel Stufflebeam’s)
Responsive Evaluation Model (Robert Stake’s)
Congruence-Contingency Model (Robert Stake’s)
Five Levels of Evaluation (Kaufman’s)
CIRO (Context, Input, R eaction, Outcome)
PERT (Program Evaluation and Review Technique)
Goal-Free Evaluation Approach (Michael Scriven’s)

Discrepancy Model (Provus’s)

Daftar Pustaka :
Instructional, Design. 2016. ADDIE Model,(Online),
(http://www.instructionaldesign.org/models/addie.html).

Moekijat. (1990). Evaluasi Pelatihan Dalam Rangka Meningkatkan Produktivitas
Perusahaan.Bandung: Penerbit Mandar Maju.
Marzuki, M.S. (1992). Strategi dan Model Pelatihan. Malang : IKIP Malang.
Franco, EA. (1991). Training. Quizon City: kalayan Press Mktg Ent Inc.
Nawawi, H, (1997). Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Gajah Mada Universitas
Press.
Arikunto, Suharsini dan Safruddin, Cepi. (2004). Evaluasi Program Pendidikan Pedoman Teoritis
Praktis Bagi Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.